print final spm borobudur jan-mar 2011

Upload: andikaramadhani

Post on 12-Jul-2015

200 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG Salah satu bagian dari pembangunan nasional adalah pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan menjadi penting karena dengan adanya pembangunan kesehatan yang baik akan menunjang pembangunan nasional pada umumnya. Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kehidupan sehat bagi tiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional. (1) Sehat adalah suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial. Yang memungkinkan seseorang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. (UU 23 tahun 1992 tentang kesehatan). (2) Paradigma sehat adalah salah satu cara pandang dan atau suatu konsep dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan yang dalam

pelaksanaannya sepenuhnya menerapkan pengertian dan atau prinsip-prinsip pokok kesehatan.(1) Keberhasilan pembangunan kesehatan dengan paradigma sehat sangat ditentukan oleh keberhasilan menumbuhkan wawasan kesehatan pada setiap pelaku pembangunan (masyarakat maupun sektor lain diluar kesehatan). Konsep paradigma sehat berarti mencegah lebih baik daripada mengobati dan pemberdayaan pada masyarakat agar dapat berperilaku sehat,

1

hidup dalam lingkungan yang sehat. Paradigma sehat berisi tentang upayaupaya pemerintah dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat Indonesia, yang meliputi jaminan Penerapan pembangunan pemeliharaan paradigma berwawasan kesehatan, dan

profesionalisme, desentralisasi.

kesehatan sebagai

masyarakat suatu

sehat

kebijakan

pembangunan kesehatan telah dijabarkan secara lengkap ke dalam empat hal yang bersifat pokok, (1) yaitu : 1. Visi pembangunan kesehatan di Indonesia adalah Indonesia Sehat Adalah suatu proyeksi tentang keadaan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh mayoritas penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memiliki kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta berada dalam derajat kesehatan yang optimal di seluruh pelosok tanah air. 2. Misi pembangunan kesehatan di Indonesia : a. b. c. Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat serta lingkungannya 3. Strategi pembangunan kesehatan di Indonesia : a. Pembangunan nasional berwawasan kesehatan b. Profesionalisme

2

c. Jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat d. Desentralisasi 4. Pokok-pokok program pembangunan kesehatan : a. Pokok program pemberdayaan masyarakat. b. Pokok program upaya kesehatan. c. Pokok program lingkungan sehat. d. Pokok program pengembangan sumber daya kesehatan. e. Pokok program pengembangan kebijakan dan manajemen. f. Pokok program pengembangan dan penelitian kesehatan.

Perubahan pemahaman tentang pengertian sehat dan kesadaran yang semakin meningkat mengenai berbagai faktor yang mempengaruhi kesehatan telah membawa kesimpulan bahwa pemberian pelayanan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif tidak akan mampu menciptakan masyarakat sehat seperti yang diharapkan. Upaya mencapai kesehatan masyarakat memerlukan pendekatan yang bersifat pembinaan yang dalam jangka panjang akan mampu mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dalam pemeliharaan kesehatan melalui peningkatan kesadaran mengenai pentingnya menjaga kesehatan. Upaya kesehatan yang semula lebih terfokus pada kuratif dan rehabilitatif, secara berangsur berkembang ke arah promotif dan preventif, sehingga puskesmas merupakan ujung tombak untuk mencapai Indonesia Sehat. Di dalam Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat (RPKMIS) masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui

3

pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan prilaku hidup sehat, memiliki kemampuan yang menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggitingginya. Adapun fungsi Puskesmas adalah (3): 1. Sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan 2. Sebagai pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat 3. Sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Agar tercapainya tujuan tersebut, puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua(3), yakni : 1. Upaya kesehatan wajib Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah : a. Upaya promosi kesehatan b. Upaya kesehatan lingkungan c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana d. Upaya perbaikan gizi masyarakat

4

e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular f. Upaya pengobatan 2. Upaya kesehatan pengembangan Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang diterapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan yang ada di puskesmas adalah : a. Upaya perawatan masyarakat b. Upaya kesehatan jiwa c. Upaya kesehatan sekolah d. Upaya kesehatan usia lanjut

Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas dengan penyelenggaraan puskesmas perlu ditunjang oleh manajemen puskesmas yang baik. Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematis untuk menghasilkan keluaran puskesmas yang efektif dan efisien. Visi Puskesmas Borobudur adalah menjadi pusat pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau dan dipercaya sehingga terwujud masyarakat Borobudur Sehat. Adapun misinya adalah: 1. Meningkatkan mutu pelayanan 2. Menjalin kemitraan pelanggan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan

5

3. Meningkatkan mutu dan profesionalisme SDM 4. Meningkatkan kesejahteraan karyawan 5. Meningkatkan kebersihan dan keindahan lingkungan Puskesmas 6. Memelihara agar orang tetap sehat dengan membentuk lingkungan yang sehat, mengikutkan peran serta masyarakat dan mendorong kemandirian hidup sehat

Sedangkan filosofi yang dianut oleh Puskesmas Borobudur adalah: 1. Memperlakukan pelanggan sebagaimana diri kita ingin diperlakukan 2. Mencegah lebih baik dari pada mengobati 3. Kepuasan pelanggan adalah hal utama

Pelayanan upaya kesehatan di Puskesmas dilaksanakan melalui 6 kegiatan pokok secara terpadu dan menyeluruh, meliputi KIA/KB, Usaha Peningkatan Gizi, Kesehatan Lingkungan, Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), Pengobatan dan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM) serta ditambah lagi dengan program kesehatan pengembangan yaitu : Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Perkesmas, sehingga dapat mewujudkan misi puskesmas. Secara operasional, Puskesmas berarti harus ada upaya yang berkelanjutan, menyeluruh, terpadu, sistematis dan objektif yang bertujuan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Untuk mengembangkan reformasi Puskesmas, ada 3 pendekatan yang dapat diterapkan yakni :

6

1. Penentuan prioritas program puskesmas 2. Pengembangan program menjaga mutu 3. Pengembangan swadana

Ketiga

pendekatan

itu

sebaiknya

dilaksanakan

bertahap

dan

berkelanjutan karena saling terkait satu sama lain. Dengan melakukan reformasi Puskesmas, diharapkan dapat mengatasi berbagai masalah kesehatan terutama yang potensial berkembang di wilayah kerja Puskesmas. Untuk mengetahui apakah manajemen dari suatu kegiatan berhasil atau tidak maka diperlukan adanya suatu evaluasi. Evaluasi adalah

membandingkan antara hasil yang telah dicapai dengan tujuan yang direncanakan. Evaluasi merupakan bagian yang penting dari proses manajemen, karena dengan evaluasi akan diperoleh umpan balik terhadap program atau pelaksanaan kegiatan. Tanpa adanya evaluasi, sulit rasanya untuk mengetahui sejauh mana tujuan-tujuan yang direncanakan itu telah mencapai tujuan atau belum. Dilihat dari implikasi hasil evaluasi bagi suatu program, dibedakan adanya jenis evaluasi, yakni jenis evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif dilakukan untuk mendiagnosis suatu program yang hasilnya digunakan untuk pengembangan atau perbaikan program. Biasanya evaluasi sumatif adalah suatu evaluasi yang dilakukan untuk menilai hasil akhir dari suatu program. Meskipun demikian pada praktek evaluasi program sekaligus mencakup kedua tujuan tersebut.

7

Evaluasi suatu program masyarakat dilakukan terhadap 3 hal, yakni evaluasi terhadap proses pelaksanaan program, evaluasi terhadap hasil program dan evaluasi terhadap dampak program: 1. Evaluasi proses ditujukan terhadap pelaksanaan program, yang

menyangkut penggunaan sumber daya seperti tenaga, dana dan fasilitas yang lain. 2. Evaluasi hasil program ditujukan untuk menilai sejauh mana program tersebut berhasil, yakni sejauh mana tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Misalnya: meningkatnya cakupan imunisasi, meningkatnya ibuibu hamil yang memeriksakan kehamilannya, dan sebagainya. 3. Evaluasi dampak program ditujukan untuk menilai sejauh mana program tersebut berdampak terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Dampak program kesehatan tercermin dari membaiknya atau meningkatnya indikator-indikator kesehatan masyarakat. Misalnya: menurunnya angka kematian bayi, balita dan Ibu, meningkatnya jumlah bayi lahir hidup, meningkatnya status gizi anak balita, meningkatnya angka harapan hidup, menurunnya angka kesakitan dan sebagainya.

Pada laporan ini akan dibahas tentang pelaksanaan manajemen pelayanan Puskesmas Borobudur dan permasalahannya. Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan yang ada yaitu bagaimana hasil pencapaian upaya kegiatan pokok di Puskesmas Borobudur

8

dibandingkan dengan target dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang berlaku.

I.2 TUJUAN Penulisan laporan kegiatan yang berjudul Evaluasi Manajemen Pelayanan Puskesmas Borobudur ini memiliki tujuan umum dan tujuan khusus.

I.2.1 TUJUAN UMUM Mengetahui dan mengevaluasi manajemen pelayanan Puskesmas Borobudur periode Januari Desember 2010

I.2.2 TUJUAN KHUSUS 1. Mendeskripsikan data umum (geografi, demografi, lingkungan, perilaku kesehatan) diwilayah kerja Puskesmas Borobudur. 2. Mengetahui hasil pencapaian upaya-upaya kesehatan KIA, KB, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2PM), Promosi Kesehatan, dan Pengobatan di Puskesmas Borobudur periode Januari-Desember 2010. 3. Mengetahui proses P1, P2, P3 di Puskesmas Borobudur 4. Mampu mengidentifikasi masalah manajemen program Puskesmas Borobudur periode Januari Desember 2010.

9

5. Mengetahui cara memprioritaskan masalah pencapaian upaya kegiatan Puskesmas Borobudur dengan metode Hanlon kuantitatif. 6. Mampu menganalisa penyelesaian masalah upaya-upaya kegiatan Puskesmas Borobudur dengan menggunakan fish bone dan dilihat dari manajemen Puskesmas. 7. Mampu membuat suatu kesimpulan dan memberikan saran-saran dari hasil analisa yang didapat.

I.3 METODOLOGI Laporan ini disusun berdasarkan data primer dan data sekunder yang didapatkan selama empat hari dari tanggal 17 Januari 2011 21 Januari 2011 di Puskesmas Borobudur. Data primer berupa pelaksanaan proses manajemen yang diperoleh dari wawancara dengan kepala puskesmas, dokter dan staf puskesmas, untuk memperoleh informasi program pelayanan di puskesmas. Data sekunder diperoleh dari data tertulis yang ada di Puskesmas dan juga di Kantor Kecamatan Borobudur, serta kantor Badan Pelayanan Statistik (BPS) kab. Magelang. Hasil data yang diperoleh dianalisa secara deskriptif. Kemudian dilakukan identifikasi masalah menggunakan SPM (Standar Pelayanan Minimal), dimana jika didapatkan hasil kegiatan yang kurang dari target lah yang menjadi masalah dan ditentukan prioritasnya menggunakan metode Hanlon Kuantitatif. Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah analisa penyebab masalah menggunakan metode fishbone. Serta menentukan

10

alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan kriteria matriks yang untuk selanjutnya dibuat rencana kegiatan (Planning of Action). Kegiatan yang telah dilakukan akan dipantau dan dievaluasi.

11

BAB II ANALISIS SITUASI

II.1 LINGKUNGAN(4) II.1.1 KEADAAN GEOGRAFIS Wilayah kecamatan Borobudur terdiri dari 20 desa 1. Batas batas wilayah Kecamatan Borobudur Utara Selatan Barat Timur : Kecamatan Mertoyudan : Kecamatan Kali Bawang, Propinsi DIY : Kecamatan Salaman dan Kecamatan Tempuran : Kecamatan Ngluwar

2. Luas wilayah Kecamatan Borobudur Wilayah kerja Puskesmas Borobudur adalah seluas 54,55 Km2 dengan ketinggian 235 m. Jumlah desa/kelurahan Jumlah desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Borobudur adalah 20 (dua puluh) desa. Peta wilayah Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang terbagi satu wilayah kerja Puskesmas, yaitu wilayah kerja Puskesmas Borobudur.

12

Gambar 1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Borobudur

-

Transportasi Adapun untuk transportasi di wilayah kerja Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Borobudur yang sesuai dengan kondisi desa dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Jumlah desa yang dapat dicapai dengan roda 4 ( empat ) : * * Pada musim kemarau Pada musim hujan : 20 desa : 20 desa

b. Jumlah desa yang dapat dicapai dengan roda 2 ( dua ) : * Pada musim kemarau * Pada musim hujan c. Kendaraan umum yang ada : * Untuk mencapai kota kabupaten adalah bus dan angkutan desa 13 : 20 desa : 20 desa

* Untuk mencapai ke desa - desa adalah ojek d. Jarak Puskesmas : * Ke Dinas Kesehatan Kabupaten * Ke Kota Kabupaten 3. Jumlah desa Kecamatan Borobudur Jumlah desa wilayah kerja Puskesmas Borbudur sebanyak 20 desa, yang terdiri dari 92 dusun, dengan 7 desa tertinggal pada tahun 2009 (Giripurno, Kenalan, Sambeng, Ngargogondo, Karangrejo, Ngadiharjo, Bumiharjo). Desa di wilayah kerja Puskesmas Borobudur antara lain : 1) Giripurno 2) Giritengah 3) Tuksongo 4) Majaksingi 5) Kenalan 6) Bigaran 7) Sambeng 8) Candirejo 9) Ngargogondo 10) Wanurejo 11) 12) 13) 14) 15) 16) 17) 18) 19) 20) Tanjungsari Karanganyar Tegalarum Kembanglimus Wringinputih Bumiharjo Borobudur Karangrejo Ngadiharjo Kebonsari : 15 Km : 10 Km

14

4. Kondisi geografis Kecamatan Borobudur - Datar sampai bergelombang - Bergelombang sampai berbukit - Berbukit sampai bergunung 5. Komunikasi Sarana komunikasi dari puskesmas ke luar : telepon, radio, surat kabar. 6. Data kesehatan lingkungan a. Sarana pelayanan air bersih Tabel 1. Sarana Pelayanan Air Bersih No. Sarana Pelayanan Air Bersih 1. 2. 3. 4. 5. Sumur gali Perlindungan mata air Non PDAM PDAM Sumur pompa tangan TOTAL Sarana 5.472 36 1903 731 67 8209 Pemakai 31.652 5.028 544 1.034 979 39.237 31,92% 9,16% 0,99% 5,56% 0,91% 48,54% Persentase : 29% (198.593,74 Ha) : 35% (239.682,1 Ha) : 36% (246.530,16 Ha)

Sumber : Data Kesehatan Lingkungan Puskesmas Borobudur tahun 2010

Dari data di atas terlihat sebagian besar penduduk (31,92%) di wilayah kerja Pusekesmas Borobudur memakai sumur gali

15

sebagai sumber air bersih. Hal ini lebih rendah dibandingkan dengan profil Jawa Tengah (36,27%) b. Sarana Jamban Tabel 2. Sarana Jamban No. Sarana Jamban Persentase

Sarana Pemakai 1. 2. 3. 4. Cemplung leher angsa Cemplung non leher angsa Septic tank non leher angsa Jamban umum (MCK) TOTAL 5053 1818 1165 40 8076 24183 9725 6344 0 40225 42,64 % 17,15 % 14,43 % 0% 70,97 %

Sumber : Data Kesehatan Lingkungan Puskesmas Borobudur tahun 2009

Dari data di atas terlihat bahwa penggunaan jamban cemplung leher angsa (42,64%) dalam masyarakat yang berada di wilayah kerja Puskesmas Borobudur lebih rendah dari profil Jawa Tengah (64,24%). c. Sarana pembuangan air limbah Dari 8.108 rumah terdapat 7.352 rumah (91%) yang memiliki saluran pembuangan air limbah. Dan 967 telah diperiksa dengan 452 telah memenuhi syarat.

16

7. Situasi Puskesmas Puskesmas Borobudur merupakan puskesmas rawat inap yang terdiri atas 1 puskesmas induk dan mempunyai 4 puskesmas pembantu (Kenalan, Karang anyar, Tegalarum, Borobudur).-

Luas tanah Luas gedung Jumlah tempat tidur Ruang pelayanan yang tersedia a. Ruang rawat inap b. BP umum c. BP gigi d. Ruang KIA-KB e. Ruang laboratorium

: 527 m2 : 365 m2 : 9 buah tempat tidur :

-

: 3 ruang : 2 ruang : 1 ruang : 2 ruang : 1 ruang

f. Ruang pelayanan obat : 1 ruang g. Gudang obat h. Dapur 8. Sarana Kesehatan Puskesmas induk Puskesmas pembantu Tegalarum, Borobudur) Polindes : 1 buah (Bumiharjo) : 1 buah : 4 buah (Kenalan, Karanganyar, : 1 ruang : 1 ruang

17

-

PKD : 12 buah (Giripurno, Giritengah, Majaksingi, Sambeng, Candirejo, Ngadiharjo, Kebonsari, Tuksongo, Ngargogondo, Karangrejo, Bigaran, Wanurejo)

-

Bidan desa : 21 orang di 20 desa (Giripurno, Wanurejo, Giritengah, Tuksongo, Majaksingi, Sambeng, Candirejo, Ngadiharjo,

Karangrejo, Bumiharjo, Wringinputih, Kenalan,

Bigaran, Ngargogondo, Borobudur, Tanjungsari, Karanganyar, Kebonsari, Tegalarum, Kembanglimus) Posyandu Posyandu Lansia : 118 tempat : 66 tempat

Dukun bayi terlatih : 29 orang UKS : 67 unit

Pelembagaan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

Keluarga yang telah menganut pola hidup bersih dan sehat sesuai dengan urutan tingkat status kesehatan adalah sebagai berikut : Strata Pratama Strata Madya Strata Utama Strata Paripurna :2% : 30,75 % : 54,61 % : 12,57 %

18

II.1.2 KEADAAN PENDUDUK 1. Jumlah penduduk 2. Jumlah laki-laki 3. Perempuan 4. Jumlah KK 5. Kepadatan penduduk 6. Jumlah pasangan usia subur : 56.928 jiwa : 28.644 jiwa : 28.284 jiwa : 14.237 KK : 18,93 jiwa/km2 : 10.546 pasangan

Data penduduk berdasarkan umur tampak pada tabel sebagai berikut : Tabel 3. Jumlah Penduduk Kecamatan Borobudur Menurut Golongan Umur pada Tahun 2009 NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. UMUR (TAHUN) 04 59 10 14 15 19 20 24 25 29 30 39 40 49 50 59 > 60 JUMLAH 4930 5860 5578 4451 3547 5857 9858 7434 4421 4392

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab.Magelang 2009

19

Tabel 4. Komposisi Penduduk Per Desa di Wilayah Puskesmas Borobudur Tahun 2009 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. Nama Desa Giripurno Giritengah Tuksongo Majaksingi Kenalan Bigaran Sambeng Candirejo Ngargogondo Wanurejo Borobudur Tanjungsari Karanganyar Karangrejo Ngadiharjo Kebonsari Tegalarum Kembanglimus Wringinputih Laki-laki 1209 1680 1573 1344 695 649 699 2081 839 1905 4157 596 855 1298 2221 964 1060 968 2557 Perempuan 1132 1627 1603 1409 685 674 721 2085 812 1869 4042 591 790 1290 2289 908 1111 913 2485 Jumlah Penduduk 2341 3307 3176 2753 1380 1323 1420 4166 1651 3774 8199 1187 1645 2588 4510 1872 2171 1881 5042

20

20.

Bumiharjo Total

983 28333

960 27996

1943 56329

Sumber : Badan Pusat Statistik tahun 2009

II.1.3 KEADAAN SOSIAL BUDAYA 1. Agama Data pemeluk agama dapat dilihat dari tabel berikut : Tabel 5. Data Pemeluk Agama di Kecamatan Borubudur tahun 2009 Agama Islam Kristen Katolik Budha Hindu Total Jumlah 54.709 114 1.489 13 4 56.329 Persentase 97,1% 0,20% 2,66% 0,02% 0,007% 100%

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang tahun 2009

Sarana Peribadatan 2010 (data Kesehatan Lingkungan 2010) - Masjid - Gereja - Musholla : 106 buah : 3 buah : 47 buah

21

2. Pendidikan Tabel 6. Tingkat Pendidikan Usia 5 tahun keatas di Wilayah Puskesmas Borobudur Tahun 2009 Tingkat Pendidikan Belum pernah sekolah Tidak tamat SD Tamat SD/MI Tamat SLTP Tamat SLTA/MA Tamat AK/PT Total Jumlah 3304 10.760 21.150 7874 5761 757 51399

Sumber : Data Badan Pusat Statistik kab.Magelang tahun 2009

Sarana Pendidikan (data Badan Pusat Statistik kab.Magelang tahun 2009) : TK SD/MI SLTP/MTS SLTA/MA : 30 buah : 45 buah : 10 buah : 5 buah

3. Perilaku Masyarakat a. Perilaku positif (mendorong pembangunan kesehatan) Kegotongroyongan Kegiatan jumat bersih di beberapa desa

22

b.

Pertemuan dasa wisma (PKK rutin di desa-desa)

Perilaku negatif (menghambat pembangunan kesehatan) - BAB tidak pada tempatnya (disungai, kolam, kebun, selokan) - Kebiasaan membuang sampah tidak pada tempatnya

4. Sosial Ekonomi a. Mata Pencaharian Tabel 7. Banyaknya Penduduk Berumur 10 tahun ke atas menurut Mata Pencaharian pada akhir tahun 2009 Mata Pencaharian Buruh tani Petani Nelayan Buruh Industri Buruh bangunan PNS/ABRI Sopir angkutan Pedagang Pensiunan PNS/ABRI Pengusaha Lain-lain TOTAL Jumlah 6.571 11.215 0 1.604 1.351 1.128 474 1.702 383 1.107 18.940 44.475 Persentase 14,77 % 25,22% 0% 3,61 % 3,04 % 2,54 % 1,06 % 3,83 % 0,86 % 2,49 % 42,58 % 100 %

Sumber : Data BPS Kabupaten Magelang tahun 2009

23

b. Sarana perekonomian (data kesling 2010) Industri rumah tangga : 23 buah Pasar umum Bank Warung makan Rumah makan KUD Terminal Salon Hotel : 5 buah : 3 buah : 44 buah : 9 buah : 2 buah : 1 buah : 12 buah : 15 buah

II.2 KOMPONEN MASUKAN (INPUT) 1. Ketenagakerjaan Tabel 8. Tenaga Kerja di Wilayah Kerja Puskesmas Borobudur Tahun 2010 Tenaga Kerja Dokter umum Dokter gigi Bidan puskesmas Bidan desa Perawat kesehatan Perawat gigi Jumlah Kebutuhan 3 1 3 20 12 2 Jumlah Yang Ada 3 2 3 21 12 2

24

Petugas gizi Tenaga laboratorium Pengelola obat Tenaga administrasi kesehatan Petugas loket Pengemudi

2 2 2 2 2 2

1 1 1 2 1 0

Sumber : Profil Tenaga Kerja Puskesmas Borobudur tahun 2010

2. Sarana a. Sarana fisik Gedung puskesmas meliputi ; loket pendaftaran, laboratorium, apotek, ruang KIA/KB, BP umum, BP gigi, kantor administrasi, tata usaha, ruang kepala puskesmas, ruang imunisasi, ruang rawat inap, kamar mandi, tempat parkir, mushola, ruang tunggu. b. Sarana penunjang medis - Dental unit dan dental chair : dalam keadaan lengkap (satu unit) - Perlengkapan medik umum : KIA set dan KB set, poliklinik set terbatas, peralatan operasi, obstetry dan neonatal kid,perlengkapan laboratorium, EKG dan alat periksa. c. Sarana obat Jumlah obat cukup, jenis terbatas, dalam keadaan baik. Obat-obat berasal dari obat Instalansi Farmasi Kabupaten Magelang tiga bulan.

25

d. Sarana penunjang mobil puskesling sepeda motor komputer lemari es alat komunikasi viewer : 2 buah : 5 buah : 8 buah : 1 buah : radio, telepon, dan alat-alat penyuluhan : 1 buah

3. Sumber dan penggunaan dana Dana puskesmas diperoleh dari APBD tingkat II (pengembalian rutin, BBM), ASKES, dan JAMKESMAS. Hasil yang diperoleh puskesmas dari biaya pengobatan disetorkan ke pemerintah daerah setiap sebulan sekali. Pengembalian retribusi sebesar 85% dari yang disetorkan, berlaku mulai Mei 2007.

II.3 PROSES Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan pemerintah. Puskesmas memiliki wilayah kerja dan berhubungan langsung dengan dengan keluarga di rumah-rumah mereka. Dalam mencapai tujuan puskesmas yang berdaya guna dibutuhkan suatu proses (manajemen) yang baik dari puskesmas tersebut. Manajemen adalah ketrampilan untuk memperoleh hasil dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dengan menggerakkan orang lain dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia.(1)

26

Sejalan dengan pengertian manajemen yang dirumuskan, maka akan dilakukan kegiatan pokok puskesmas hingga didapatkan fungsi manajemen yang lebih mengandung pengertian tentang perencanaan (P1), pergerakan pelaksanaan (P2), pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3).

II.3.1 Perencanaan (P1) Didalam perencanaan, langkah-langkah yang harus ditempuh dan dipahami oleh Pemimpin Puskesmas ialah sebagai berikut : 1. Mengetahui kebijaksanaan Pusat meliputi SKN, dll. 2. Mengetahui kebijaksanaan Din Kes Propinsi setempat 3. Mengetahui kebijaksanaan Din.Kes Kabupaten 4. Menentukan tujuan dan sasaran 5. Melakukan analisa situasi 6. Menemukan masalah dan menentukan prioritas masalah 7. Menyusun rencana operasional 8. Pengaturan sumber daya Hasil dari perencanaan (P1) ini adalah rencana kerja tahunan dan di Puskesmas Borobudur telah dilakukan pembuatan rencana kegiatan tahun 2011.

27

II.3.2 Pergerakan Pelaksanaan (P2) Kegiatan yang telah disusun menjadi rencana kerja perlu digerak laksanakan agar dapat mencapai tujuan/sasaran yang telah ditetapkan dnegan cara terarah, berhasil guna, dan berdaya guna. Kegiatan dalam fase ini adalah : 1. Pengorganisasian Surat keputusan MenDagri No.23 tahun 1994 tentang pedoman organisasi dan tata kerja Puskesmas menetapkan susunan organisasi nya sebagai berikut : a) Kepala Puskesmas b) Urusan Tata Usaha c) Unit-unit d) Puskesmas Pembantu / Bidan di Desa 2. Pengurusan staf Menentukan dengan jelas wewenang, tugas pokok dan kegiatan tertentu bagi petugas kesehatan yang telah menduduki suatu posisi di Puskesmas. Pembinaan motivasi dan karier petugas kesehatan agar selalu timbul gairah kerja dalam kegiatan sehari-hari di Puskesmas. 3. Kerja sama lintas program dan lintas sektoral Dalam menciptakan suatu kerja sama yang baik perlu dipahami beberapa hal sebagai berikut :

28

a. Kemampuan membina kerja sama yang intim dan harmonis dalam melaksanakan tugas adalah menjadi tanggung jawab masing-masing. b. Kesediaan untuk membawakan kepentingan pribadi dan

kelompok kepada kepentingan yang lebih luas. c. Kesediaan untuk menyerahkan kepada organisasi yang dibarengi oleh kesediaan untuk menerima kewajiban yang lebih besar. d. Adanya kepercayaan dan saling menghormati dan kesetiaan demi untuk mengadakan perubahan dan pengembangan organisasi. e. Adanya kemauan dan kemampuan serta menyempatkan diri untuk saling bekerjasama dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan bersama. 4. Bina peran serta masyarakat Peran serta masyarakat didapat melalui pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD).

II.3.3 Pengawasan , Pengendalian, dan Penilaian (P3) 1. Pengawasan : Dilakukan dengan mengamati seluruh proses upaya

kesehatan untuk menjamin agar semua kegiatan yang sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bila terjadi penyimpangan dapat memberi saran tindakan koreksi yang dilakukan.

29

2. Pengendalian : Sebagai tindakan pengaturan dan pengarahan pelaksanaan agar tujuan dapat dicapai secara berhasil guna dan berdaya guna. Ada kewenangan melakukan tindakan koreksi. 3. Penilaian : Meningkatkan hasil guna serta daya guna perencanaan dan pelaksanaan program dan memberikan petunjuk dalam pengelolaan tenaga, dana, dan fasilitas untuk program yang ada sekarang dan yang akan datang. Proses ini pada dasarnya terdiri dari : a. Menetapkan standar performance / indikator b. Mengukur performance yang sesungguhnya c. Membandingkan performance standar yang diharapkan d. Mancari alasan-alasan terjadinya penyimpangan e. Menetapkan tersebut f. Melaksanakan cara-cara perbaikan tersebut cara-cara untuk memperbaiki penyimpangan yang sesungguhnya dengan

Manajemen Puskesmas yang terdiri dari P1, P2, dan P3 tersebut, dalam pelaksanannya secara berturut-turut adalah : 1. Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) (3)

30

Adalah suatu proses kegiatan yang sistematis untuk menyusun atau mempersiapkan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Puskesmas pada tahun berikutnya untuk meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam upaya mengatasi masalah masalah kesehatan setempat. 2. Lokakarya Mini Puskesmas (5) Adalah suatu pertemuan antar petugas Puskesmas dengan sektor terkait (lintas sektoral) untuk meningkatkan kerjasama tim, memantau cakupan pelayanan Puskesmas serta membina peran serta masyarakat secara terpadu agar dapat meningkatkan fungsi Puskesmas. Di Puskesmas Borobudur, lokakarya mini puskesmas dilakukan setiap Bulan dengan mengadakan rapat bulanan lintas Program yang dihadiri oleh Kepala Puskesmas dengan Koordinator program. Selain itu, juga terdapat rapat bulanan yang dihadiri oleh seluruh dokter dan perawat di Puskesmas Borobudur. Untuk lokakarya mini puskesmas linytas sektor, umumnya Puskesmas Borobudur mengikuti rapat di kantor Kecamatan Borobudur. 3. Penilaian Kinerja Puskesmas (6) Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam

pembangunan kesehatan, mempunyai peran cukup besar dalam upaya mencapai tujuan pembangungan kesehatan, maka pedoman stratifikasi Puskesmas yang selama ini dipergunakan telah disempurnakan dan selanjutnya digunakan istilah penilaian kinerja Puskesmas. Penilaian

31

kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil kerja/prestasi Puskesmas. Pelaksanaan penilaian dimulai dari tingkat Puskesmas sebagai instrument mawas diri karena setiap puskesmas melakukan penilaian kerjanya secara mandiri, kemudian dinas kesehatan kabupaten/kota melakukan verifikasi hasilnya. Adapun aspek penilaian meliputi hasil pencapaian cakupan dan manajemen kegiatan termasuk mutu pelayanan. Berdasarkan hasil verifikasi, dinas kesehatan

kabupaten/kota bersama Puskesmas dapat menetapkan Puskesmas kedalam kelompok (I, II, III) sesuai dengan pencapaian kerjanya. Di seluruh Puskesmas di Indonesia untuk penilaian kinerja Puskesmas diberlakukan penilaian Standar Pelayanan Minimal (SPM). Dan untuk SPM Puskesmas Borobudur telah kami lakukan pengevaluasian yang kami tuangkan dalam bentuk laporan ini.

II.4 DESKRIPSI KERJA II.4.1 Dokter / Kepala Puskesmas Tugas Pokok : Mengusahakan agar fungsi Puskesmas terselenggara dengan baik. Fungsi : 1. Sebagai Manager : a. Melaksanakan fungsi fungsi manajemen di Puskesmas b. Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral secara vertikal dan horizontal

32

c. Menerima konsultasi dari semua kegiatan di Puskesmas. 2. Sebagai seorang Dokter : a. Melakukan pemeriksaan dan pengobatan penderita b. Merujuk kasus yang tidak bisa diatasi c. Melakukan masyarakat penyuluhan kesehatan kepada penderita dan

II.4.2 Dokter Umum Tugas Pokok : Mengusahakan agar pelayanan pengobatan di wilayah kerja Puskesmas dapat berjalan dengan baik. Fungsi : a. Mengawasi pelaksanaan pelayanan obat di Puskesmas b. Memberikan pelayanan pengobatan di wilayah kerja Puskesmas baik di Puskesmas, Pustu atau Pusling c. Memberikan bimbingan dan supervise teknis kepada penderita dan masyarakat d. Membantu membina kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan peran masyarakat e. Melakukan pencatatan dan pelaporan

33

II.4.3 Dokter Gigi Tugas Pokok : Mengusahakan agar pelayanan kesehatan gigi dan mulut di wilayah kerja Puskesmas agar dapat berjalan dengan baik. Fungsi : a. Mengawasi pelaksanaan kesehatan gigi di Puskesmas b. Memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di dalam wilayah kerja Puskesmas c. Supervisi dan bimbingan teknis pada program gigi di Puskesmas d. Memberikan masyarakat e. Membantu membina kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan peran serta masyarakat f. Memberikan penyuluhan kesehatan g. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan penyuluhan kesehatan gigi pada penderita dan

II.4.4 Perawat Gigi Tugas Pokok : Melaksanakan pelayanan kesehatan gigi di puskesmas. Fungsi : a. Membantu dokter gigi dalam pelayanan kesehatan di puskesmas b. Memeriksa, menambal, membersihkan karang gigi dan mengobati gigi yang sakit c. Merujuk kasus yang perlu ditindak lanjuti dari seorang dokter gigi

34

d. Melaksanakan UKS dan UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) e. Melaksanakan kunjungan kesehatan gigi

II.4.5 Tata Usaha Tugas Pokok : a. Menghimpun dan menyusun semua laporan kegiatan Puskesmas b. Menghimpun, mengatur dan menyimpan semua surat masuk Fungsi : a. Mengumpulkan, membuat surat yang masuk / keluar yang didisposisi b. Mengumpulkan laporan berkala setiap tugas Puskesmas c. Penyiapan dan pengaturan tata usaha kepegawaian Puskesmas d. Melakukan laporan berkala ketatausahaan

II.4.6 Petugas Puskesmas Tugas Pokok : Melaksanakan dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas agar berjalan dengan baik. Fungsi : a. Melaksanakan kegiatan Perkesmas baik di dalam maupun luar gedung b. Menyiapkan blanko-blanko dan pencatatan untuk kegiatan Perkesmas c. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan d. Memantau masyarakat/kasus-kasus rawan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas

35

e. Melakukan pendataan sasaran secara periodik

II.4.7 Petugas Pengobatan Tugas Pokok : a. Melaksanakan pengobatan rawat jalan di wilayah Puskesmas. b. Memeriksa dan mengobati penyakit menular secara pasif atas delegasi dari dokter c. Melaksanakan penyuluhan kesehatan d. Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi e. Melakukan pencatatan dan pelaporan f. Melakukan kegiatan Puskesmas g. Ikut dalam kegiatan Puskesling dan Pustu

II.4.8 Petugas P2PM Tugas Pokok : Melaksanakan dan mengkoordinir kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular di wilayah kerja Puskesmas. Fungsi : a. Melaksanakan pengamatan penyakit di wilayah kerja Puskesmas b. Melaksanakan tindakan pemberantasan penyakit menular c. Melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang penyakit menular d. Melakukan penyuluhan, pencatatan dan pelaporan

36

e. Melakukan pengobatan terhadap penderita penyakit menular atas delegasi dari dokter f. Melakukan kunjungan rumah g. Ikut dalam kegiatan Puskesling dan kegiatan terpadu lain yang terkait P2PM h. Memberikan penyuluhan kesehatan i. Melakukan pencatatan dan pelaporan

II.4.9 Petugas KIA Tugas Pokok : Melaksanakan kegiatan pelayanan KIA di wilayah kerja Puskesmas agar dapat berjalan dengan baik. Fungsi : a. Melaksanakan pemeriksaan secara berkala ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan anak b. Mengatur dan menjaga tempat kerja dengan rapi c. Memberikan jelang imunisasi pada bayi dan ibu hamil d. Melakukan pembinaan dukun bayi e. Melakukan pembinaan kepada bidan desa f. Melaksanakan kegiatan Posyandu dan kegiatan terpadu lain yang terkait dengan KIA g. Melakukan penyuluhan kesehatan h. Melakukan pencatatan dan pelaporan i. Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi

37

II.4.10 Petugas Gizi Tugas Pokok : melaksanakan kegiatan dan mengkoordinir perbaikan gizi di wilayah kerja Puskesmas. Fungsi : a. Melaksanakan pemberian makanan tambahan b. Memantau keadaan gizi di masyarakat khususnya kasus-kasus kurang gizi c. Membantu meningkatkan kerja sama lintas sektoral terkait dengan gizi d. Memberikan penyuluhan gizi, melatih kader gizi e. Melakukan pencatatan dan pelaporan - Melakukan pembagian vitamin A secara periodik - Melakukan monitoring garam beryodium secara periodik - Melakukan pembinaan Posyandu - Melakukan rujukan kasus gizi

II.4.11 Petugas Sanitarian Tugas Pokok : Merubah, mengendalikan atau menghilangkan unsur fisik dan lingkungan yang memberikan pengaruh buruk terhadap kesehatan masyarakat. Fungsi :

a. Penyuluhan terhadap masyarakat tentang penggunaan air bersih, jamban keluarga, rumah sehat, kebersihan lingkungan dan pekarangan

38

b. Membantu masyarakat dalam pembuatan sumur, perlindungan mata air, penampungan air hujan dan sarana air bersih lainnya c. Pengawasan higiene, perusahaan dan tempat tempat umum d. Melakukan pencatatan dan pelaporan e. Aktif memperkuat kerjasama lintas sektoral f. Ikut serta dalam Puskesling dan kegiatan terpadu yang terkait dengan H.S. g. Memberikan penyuluhan kesehatan h. Pengawasan, penyehatan perumahan i. Pengawasan pembuangan sampah j. Pengawasan makanan dan minuman k. Pembuatan SPAL (Sistem Pembuangan Air Limbah)

II.4.12 Petugas Imunisasi Tugas Pokok : Melaksanakan dan mengkoordinir imunisasi di kerja Puskesmas. Fungsi : a. Melaksanakan kegiatan imunisasi di lapangan dan Puskesmas b. Melakukan penyuluhan kepada pasien tentang imunisasi c. Melakukan pencatatan dan pelaporan d. Menyelenggarakan dan memonitor Cold Chain dari imunisasi e. Menyediakan persediaan vaksin secara teratur f. Melakukan sweeping untuk daerah - daerah yang cakupannya kurang wilayah

39

g. Memberikan penyuluhan kesehatan

II.4.13 Petugas Apotek Tugas Pokok : Memeriksa, meracik dan membungkus obat. Fungsi : a. Membantu pelaksanaan kegiatan petugas gudang obat b. Membantu dalam penyimpanan obat dan administrasi dari obat di apotik c. Membantu distribusi obat ke Puskesling, Pustu, dan PKD d. Melakukan pencatatan dan pelaporan obat e. Mengatur kebersihan dan kerapihan kamar obat

II.4.14 Petugas Laboratorium Tugas Pokok : Melakukan pemeriksaan laboratorium di wilayah kerja Puskesmas. Fungsi :

a. Membantu menegakkan diagnosa penyakit b. Melaksanakan pemeriksaan spesimen c. Membantu rujukan spesimen d. Ikut membantu kegiatan lain yang berhubungan dengan kegiatan laboratorium e. Memberikan penyuluhan kesehatan f. Melakukan pencatatan dan pelaporan

40

II.4.15 Petugas Pendaftaran Tugas Pokok : Melakukan proses pelayanan di pendaftaran pada semua pengunjung Puskesmas. Fungsi : a. Melakukan pelayanan pendaftaran secara berurutan b. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang proses pendaftaran c. Memberikan gambar status/catatan medis untuk setiap pasien d. Mencatat semua kunjungan pasien pada buku e. Menata kembali dengan rapi status yang sudah dipergunakan hari tersebut f. Melakukan pencatatan dan pelaporan

II.4.16 Petugas Gudang Obat Tugas Pokok : Mengelola obat-obat yang ada di puskesmas Fungsi : a. Membantu dokter atau Kepala Puskesmas dalam pengelolaan obat di Puskesmas b. Mempersiapkan pengadaan obat di Puskesmas c. Mengatur penyimpanan obat d. Mengatur administrasi obat dan mengatur distribusi obat e. Menyediakan obat untuk Puskesling, Pustu, dan Poliklinik Kesehatan Desa (PKD)

41

f. Mengatur dan menjaga kerapihan, kebersihan dan pencahayaan dalam obat.

Tabel 9. Spesifikasi Kepegawaian Puskesmas Borobudur No 1. 1 Jenis Tenaga Dokter Umum Jumlah 3 Nama Dr.Farida Pujiastuti Dr.Yuniar Dr.Siswanto 2. 2 Dokter Gigi 2 Drg.Lus Udiarti Drg.Sadewa 3. 3 Perawat 12 Wiwik Widayati A.Md.Keb Mujiati Solimah A.Md.Keb Enik Kuswati A.Semi Rahayu S.Klp.Ns Istiqomah A.Md.Keb Nurmawati A.Md.Kep Sumaryani Wisnu Raharja A.Md.Kep Sayeti Puji Lestari, A.Md.Kep Fitri Sulistyowati, A.Md.Kep Ervin Noviana, A.Md. Kep

42

4. 4

Perawat Gigi

2

Efi Kirnawati Walyana

5. 5

Koordinator Bidan

3

Endang Pujiati Esti Murdiwati Royani

6. 6

Bidan

21

Dhanti Wardani Suprihastuti Nurhidayah Tri Sulistyowati Solikhatun Asmawati Puspitawati Ika Alvi Susana Rochyani Lestari Ari Sulistiyani Daroyah Ajeng Anita Nursayidah Lina Rahmawati Eni P Mikie Susanti Heny Kristanti

43

7.

Imayasari Diani Wulandari Marsanti Dwi Indarwati

8. 7

Pranata Laboratorium Pelaksana

1

F.X. Listanto, A.Md.AK

9. 8 10. 9 11. 1 0 12. 1 1 13. 1 2 14. 1 3 15.

Pelaksana Promkes Tata Usaha Farmasi

1 1 1

Haryanto, SKM Achmad d Listantono Susi Emawati

Pelaksana Gizi

1

Indah Kusniyati

Administrasi Keuangan

1

M. Kusen. A. Md. Sekrt

Petugas Loket dan Rekam Medis Pengemudi

1

Shinta Devianti, A. Md Nurmawati

0

44

45

II.5 SARANA PELAYANAN KESEHATAN 6 (Enam) Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas Borobudur, yaitu : 1. Promosi Kesehatan 2. Kesehatan Lingkungan 3. KIA dan KB 4. Gizi 5. P2PM 6. Pengobatan

Ada beberapa Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas Borobudur, yaitu: 1. Upaya perawatan kesehatan masyarakat 2. Upaya kesehatan sekolah 3. Upaya kesehatan jiwa 4. USILA

Tabel 10. Pola Sepuluh Besar Penyakit Pasien Rawat Jalan Puskesmas Borobudur Semua Kelompok Umur Periode Januari - Desember Tahun 2010 (Semua Kunjungan Baru) No. Nama penyakit Jumlah penderita 1. 2. 3. Infeksi Saluran Pernapasan Akut Demam (Febris) KIR melamar pekerjaan 2838 1325 1090 29,99 % 14,00 % 11,52 % Persentase

46

4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Myalgia Vulnus Hipertensi primer KB suntik Gastritis Diare dan gastroenteritis non spesifik Penyakit Pulpa dan jaringan periapikal Jumlah

946 942 813 809 639 625 521

9,99 % 9,95 % 8,59 % 8,55 % 6,75 % 6,60 % 5,50 %

9461

100 %

Sumber : Data Profil Kesehatan Puskesmas Borobudur berdasarkan SIMPUS tahun 2010

Derajat Kesehatan Derajat kesehatan jika dilihat dari angka kematian bayi (6/1000), balita (1/1000) dan kematian maternal 1/1000) maka Puskesmas Borobudur tahun 2010 sudah sehat. Hal ini karena semua angka kematian (bayi, balita dan ibu maternal) di bawah target.

47

BAB III DATA KHUSUS UPAYA PUSKESMAS / PROGRAM PUSKESMAS

III.1 PROGRAM-PROGRAM POKOK PUSKESMAS 1. Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah: a. Promosi Kesehatan b. Kesehatan Lingkungan c. KIA dan KB d. Perbaikan Gizi Masyarakat e. P2PM (Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular) f. Pengobatan 2. Upaya kesehatan pengembangan: a. Upaya perawatan masyarakat b. Upaya kesehatan jiwa c. Upaya kesehatan sekolah d. Upaya kesehatan usia lanjut

III.2 UPAYA KESEHATAN WAJIB PUSKESMAS III.2.1 PROMOSI KESEHATAN Berupa: 1. Pelayanan dikelola oleh 1 orang tenaga kesehatan.

48

2. Pembinaan dan pengembangan peran serta aktif masyarakat. Dalam pembinaan dan pengembangan peran serta aktif masyarakat, yang dinilai adalah : a. Jumlah posyandu yang dinilai seluruhnya. Jumlah seluruhnya ada 118 posyandu, kegiatan posyandu terdiri dari 5 program yaitu KIA/KB, gizi, imunisasi, penyuluhan dan penanggulangan diare. b. Jumlah PKD (Poliklinik Kesehatan Desa). Jumlah seluruhnya 12 PKD (Giripurno, Giritengah, Majaksingi, Sambeng, Candirejo, Ngadiharjo, Kebonsari, Tuksongo,

Ngargogondo, Karangrejo, Nigaran, Wanurejo). c. Pembinaan dan penyelenggaraan penyuluhan kesehatan

Berdasarkan target Dinkes Kabupaten Magelang tahun 2010.

Indikator kinerja pada program ini adalah penyuluhan kelompok dan umum yang dibagi menjadi 2 jenis kegiatan, yaitu: a. Penyuluhan kelompok dan umum dan luar gedung puskesmas. Indikatornya: Rumah tangga sehat Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif Desa dengan garam beryodium Keluarga sadar gizi (Kadarzi) Posyandu purnama (indikator 2008)

49

-

Posyandu mandiri (indikator 2008) Jumlah kunjungan ke posyandu seluruhnya (y) Frekuensi pembinaan (y/x) Jumlah kader terlatih Jumlah kader aktif dan pencegahan dan penanggulangan

b. Penyuluhan

penyalahgunaan narkoba, psikotropika dan zat adiktif (P3 NAPZA). Indikatornya: Penyuluhan P3 NAPZA di sekolah Penyuluhan HIV/AIDS di sekolah Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS oleh petugas Klien yang mendapatkan penanganan HIV/AIDS Kasus infeksi menular seksual yang diobati

Tabel 11. Tabel Hasil Kegiatan Upaya Promosi Kesehatan Puskesmas Borobudur Januari Desember 2010 Indikator Target Cakupan Kegiatan Rumah tangga sehat Bayi yang dapat ASI ekslusif Desa dengan garam beryodium 90% 20 85% 94% 80% 571 57% 71% 65% 15887 Persen(%) 33% Pencapaian (%) 51%

50

Keluarga sadar gizi (Kadarzi) Posyandu purnama Posyandu mandiri Jumlah kunjungan posyandu seluruhnya Frekuensi pembinaan Jumlah kader terlatih Jumlah kader aktif Penyuluhan P3 NAPZA di sekolah Penyuluhan HIV/AIDS di sekolah Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS oleh petugas Klien yang mendapatkan penanganan HIV/AIDS Kasus infeksi menular seksual yang diobati 24% 6 6% 25% 100% 8 50% 50% 100% 8 50% 50% 80% 511 90% 113% 100% 590 87% 87% 100% 1180 120% 120% 100% 1416 100% 100% 6% 118 18% 297% 80% 40% 118 35% 87%

51

III.2.2 UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN 1. Klinik higiene dan sanitasi: Pelayanan di puskesmas buka setiap hari senin, dan pelayanan di luar puskesmas setiap hari selasa-sabtu, dikelola oleh 1 orang tenaga sanitarian yang juga bertugas dalam program lapangan. 2. Upaya kesehatan lingkungan Upaya kesehatan lingkungan ini bertujuan agar berubahnya, terkendalinya atau hilangnya semua unsur fisik dan lingkungan yang terdapat di masyarakat dimana dapat memberikan pengaruh jelek terhadap kesehatan. Jenis kegiatan: a. Pelayanan kesehatan lingkungan. Indikatornya: Institusi yang dibina Rumah sehat Penduduk yang memanfaatkan jamban Rumah yang mempunyai SPAL

b. Pelayanan pengendalian vektor. Indikatornya: Rumah atau bangunan bebas jentik nyamuk

c. Pelayanan higienis dan sanitasi di tempat umum. Indikatornya: TTU yang diperiksa TTU yang memenuhi syarat sanitasi

52

-

T2PM yang diperiksa T2PM yang memenuhi syarat sanitasi

Tabel 12. Tabel Hasil kegiatan Program Kesehatan Lingkungan Cakupan Indikator Institusi yang dibina Jml TTU yg diperiksa* TTU yg memenuhi syarat sanitasi Tempat Pengolahan Makanan & Penjualan (TP2M) diperiksa* T2PM yg memenuhi syarat sanitasi* Rumah sehat Penduduk yg memanfaatkan jamban Rumah yg mempunyai SPAL Rumah/bangunan jentikSumber : Puskesmas Borobudur Januari - Desember 2010

Target 70% 100%

Kegiatan Tidak ada data 48

Persen (%) Tidak ada data 19%

Pencapaian Tidak ada data 19%

80%

46

96%

120%

90%

39

12%

13%

75% 70%

24 49

62% 12%

82% 18%

75%

1189

77%

102%

65% bebas 100%

452

47%

73%

53

III.2.3 KESEHATAN IBU DAN ANAK SERTA KB 1. Pelayanan KIA buka setiap hari, dikelola oleh dua orang bidan Puskesmas, Pelayanan KIA dilakukan setiap hari Senin-Sabtu. 2. Pelayanan KB buka setiap hari, khusus pelayanan KB IUD setiap hari Kamis. 3. Pelayanan Imunisasi untuk bayi dilakukan setiap hari Selasa, selain itu juga diadakan imunisasi posyandu.

III.2.3.1 KIA Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak pra sekolah. Tujuan dari program KIA adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya menuju NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.

54

III.2.3.2 KB Upaya Keluarga Berencana (KB) adalah perencanaan kehamilan, jarak antara kehamilan diperpanjang dan kelahiran selanjutnya dapat dicegah apabila jumlah anak telah mencapai yang dikehendaki. Tujuan KB dapat dibagi 2, yaitu: 1. Tujuan umum Yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera (NKBS). 2. Tujuan khusus Yaitu meningkatkan kesadaran keluarga/masyarakat untuk menggunakan alat kontrasepsi, menurunnya jumlah angka kelahiran bayi, meningkatnya kesehatan keluarga masyarakat dengan cara penjarangan kelahiran.

Tabel 13. Hasil Kegiatan Program KIA Puskesmas Borobudur Januari Desember 2010 Cakupan Indikator Cakupan Kunjungan bumil K1* Cakupan Kunjungan bumil K4 Deteksi kasus resiko tinggi Ibu hamil* Target 100% 95% 100% Kegiatan 1245 1172 527 Persen (%) 95% 90% 201% Pencapaian (%) 95% 94% 205%

55

Ibu hamil resiko tinggi yang ditangani (PONED) Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Cakupan Kn1*) Cakupan kunjungan neonatus (Kn2) Cakupan kunjungan Bayi BBLR yg ditangani Neonatal resti yg ada / ditemukan* Jumlah dukun bayi yg terlatih Frekuensi pembinaan dukun Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD & setingkat Jumlah TK yang dibina Jumlah seluruh peserta KB aktif Jumlah posyandu pra Usila dan Usila Cakupan pelayanan pra Usila dan Usila 100% 100% 80% 100% 70% 1741 36 8243 103 2025 75% 97% 78% 515% 44% 75% 97% 98% 515% 63% 95% 7265 117% 123% 95% 100% 95% 90% 100% 100% 100% 100% 1188 1181 1179 1806 59 67 29 10 95% 99% 99% 152% 100% 100% 100% 100% 100% 99% 104% 169% 100% 100% 100% 100% 100% 499 95% 95%

56

Tabel 14. Tabel Kesehatan Anak Sekolah dan Usia Pra-Sekolah Puskesmas Borobudur Januari - Desember 2010 Indikator Target Cakupan Kegiatan Deteksi dini tumbuh balita 95% 7265 Persen (%) 117% 123% Pencapaian

kembang anak dan pra sekolah Cakupan kesehatan dan tenkes, terlatih/ dokter

Pemeriksaan Siswa SD oleh tenaga UKS/ kecil

100%

1741

75%

75%

setingkat atau guru

(penjaringan kelas 1) Cakupan kesehatan pemeriksaan siswa TK, 80% 5325 98% 122%

kelas I SLTP, SLTA dan setingkat Cakupan kesehatan (penjaringan pelayanan remaja kelas 1 80% 1987 103% 129%

SLTP,SLTA/ setingkat) Jumlah TK yang dibina 100% 36 97% 97%

III.2.4 PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 1. Pelayanan dikelola nutritionis di bagian gizi yang dibuka setiap hari senin-sabtu.

57

2. Pelayanan gizi. Tujuan dari program ini adalah untuk menurunkan angka penyakit gizi kurang yang umumnya banyak diderita oleh masyarakat yang berpenghasilan rendah, terutama pada anak balita dan wanita. Upaya yang dilakukan pada pelayanan gizi terutama diarahkan untuk menanggulangi 4 masalah gizi utama yaitu kurang kalori protein, kurang vitamin A, gangguan akibat kekurangan yodium, dan anemia gizi. Jenis kegiatan: 1. Pemantauan dan pertumbuhan balita Indikatornya : Balita yang datang dan ditimbang(D/S) Balita yang naik berat badannya(N/D) Balita BGM

2. Pelayanan gizi Indikatornya : Cakupan bayi (6-11 bulan) diberi kapsul vitamin A dosis tinggi 1x/tahun. Cakupan anak balita (12-59 bulan) yang diberi kapsul vitamin A 2x/thn. Cakupan bumil yang diberi 90 tablet Fe. Cakupan pemmberiaan pmt MP ASI pada bayi. Balita gizi buruk yang mendapat perawatan. Desa dengan cakupan keluarga bergaram.

58

-

Cakupan kapsul yodium untuk WUS di daerah endemik. Kecamatan bebas rawan gizi. Cakupan bufas mendapat kapsul vitamin A.

Tabel 15. Tabel hasil kegiatan Gizi Puskesmas Borobudur Januari Desember 2010 Cakupan Indikator Balita yg datang dan ditimbang (D/S) Balita yg naik berat badannya (N/D) Cakupan bayi (6-11 bln) yg diberi kaps vit A dosis tinggi Cakupan anak balita ( 12 - 59 bln) yg diberi kapsul vit A 2x/ thn Cakupan ibu hamil yg diberi 90 tablet Fe Balita BGM Cakupan pemberiaan pmt MP ASI pada ibu hamil Balita gizi buruk mendapat perawatan Desa dengan cakupan keluarga bergaram yodium Cakupan kapsul yodium untuk WUS di daerah endemik 90% 90% 98% 100% 6 102,78% 103% 95% 90%