prinsip geologi sebagai kerangka pemikiran manajemen strategi

11
Convention Bandung 2004 (CB2004) The 33 rd Annual Convention & Exhibition 2004 Indonesian Association of Geologist Horizon Hotel, 29-30 Nov, 1 Oct 2004, Bandung Geo-Economic & Management 52 PRINSIP GEOLOGI SEBAGAI KERANGKA PEMIKIRAN MANAJEMEN STRATEGI Djoko Sunarjanto dan M.Husen PPPTMGB ”LEMIGAS” Abstract Many geological aspects can be used as idea to solve the problems. Using the basic principle of geology is able support the development of strategic management which need an adjustment and new cases in order to achieve required goal. Priciples of stratigraphy has relevance with body or structure of organizations which able to handle situation and conditions, objectives and multi goal. As an analogy, stratigraphy of SouthEast Wyoming can accommodate restructurization organizations as a agency of research and development or agency of education and training is multi functions. So approach of an analytical processes value change has relevance with rock sedimentary pattern. For discussion, the study of geological principle as strategic management framework idea related to the activity and trends to fluctuate can be analogue with natural cycle. The specific case with strategic characteristics that need alternative solving was selected such as financial share balancing to mineral and oil and gas solution can be discovered using geological approach as present technical parameters and also can be applied to new scenario in order to optimize the implementation of policy and management between central and region government. Abstrak Banyak aspek geologi dapat dijadikan sebagai ide yang digunakan untuk membantu pemecahan masalah. Menggunakan prinsip dasar geologi mampu mendukung pengembangan manajemen strategi yang memerlukan penyempurnaan dan hal-hal baru guna mencapai tujuan (goal) yang diinginkan. Prinsip dalam stratigrafi terdapat relevansi yang berkaitan dengan bentuk susunan atau struktur organisasi yang mampu menampung situasi kondisi, kepentingan dan banyak tujuan. Suatu analogi, stratigrafi South East Wyoming mampu mengakomodasi restrukturisasi organisasi Badan/Pusat Penelitian dan Pengembangan (Research & Development) ataupun Pendidikan dan Latihan (Education and Training) yang kaya fungsi. Demikian juga suatu pendekatan analisis proses perubahan nilai strategis terdapat relevansinya dengan pola sedimentasi batuan.

Upload: edwinyudhanugraha

Post on 14-Apr-2015

22 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Banyak aspek geologi dapat dijadikan sebagai ide yang digunakan untukmembantu pemecahan masalah. Menggunakan prinsip dasar geologi mampumendukung pengembangan manajemen strategi yang memerlukanpenyempurnaan dan hal-hal baru guna mencapai tujuan (goal) yang diinginkan.Prinsip dalam stratigrafi terdapat relevansi yang berkaitan dengan bentuksusunan atau struktur organisasi yang mampu menampung situasi kondisi,kepentingan dan banyak tujuan. Suatu analogi, stratigrafi South East Wyomingmampu mengakomodasi restrukturisasi organisasi Badan/Pusat Penelitian danPengembangan (Research & Development) ataupun Pendidikan dan Latihan(Education and Training) yang kaya fungsi. Demikian juga suatu pendekatananalisis proses perubahan nilai strategis terdapat relevansinya dengan polasedimentasi batuan.

TRANSCRIPT

Page 1: PRINSIP GEOLOGI SEBAGAI KERANGKA  PEMIKIRAN MANAJEMEN STRATEGI

Convention Bandung 2004 (CB2004) The 33rd Annual Convention & Exhibition 2004

Indonesian Association of Geologist Horizon Hotel, 29-30 Nov, 1 Oct 2004, Bandung

Geo-Economic & Management 52

PRINSIP GEOLOGI SEBAGAI KERANGKA PEMIKIRAN MANAJEMEN STRATEGI

Djoko Sunarjanto dan M.Husen

PPPTMGB ”LEMIGAS”

Abstract Many geological aspects can be used as idea to solve the problems. Using the basic principle of geology is able support the development of strategic management which need an adjustment and new cases in order to achieve required goal. Priciples of stratigraphy has relevance with body or structure of organizations which able to handle situation and conditions, objectives and multi goal. As an analogy, stratigraphy of SouthEast Wyoming can accommodate restructurization organizations as a agency of research and development or agency of education and training is multi functions. So approach of an analytical processes value change has relevance with rock sedimentary pattern. For discussion, the study of geological principle as strategic management framework idea related to the activity and trends to fluctuate can be analogue with natural cycle. The specific case with strategic characteristics that need alternative solving was selected such as financial share balancing to mineral and oil and gas solution can be discovered using geological approach as present technical parameters and also can be applied to new scenario in order to optimize the implementation of policy and management between central and region government. Abstrak Banyak aspek geologi dapat dijadikan sebagai ide yang digunakan untuk membantu pemecahan masalah. Menggunakan prinsip dasar geologi mampu mendukung pengembangan manajemen strategi yang memerlukan penyempurnaan dan hal-hal baru guna mencapai tujuan (goal) yang diinginkan. Prinsip dalam stratigrafi terdapat relevansi yang berkaitan dengan bentuk susunan atau struktur organisasi yang mampu menampung situasi kondisi, kepentingan dan banyak tujuan. Suatu analogi, stratigrafi South East Wyoming mampu mengakomodasi restrukturisasi organisasi Badan/Pusat Penelitian dan Pengembangan (Research & Development) ataupun Pendidikan dan Latihan (Education and Training) yang kaya fungsi. Demikian juga suatu pendekatan analisis proses perubahan nilai strategis terdapat relevansinya dengan pola sedimentasi batuan.

Page 2: PRINSIP GEOLOGI SEBAGAI KERANGKA  PEMIKIRAN MANAJEMEN STRATEGI

Convention Bandung 2004 (CB2004) The 33rd Annual Convention & Exhibition 2004

Indonesian Association of Geologist Horizon Hotel, 29-30 Nov, 1 Oct 2004, Bandung

Geo-Economic & Management 53

Diskusi tentang prinsip geologi sebagai kerangka pemikiran dalam manajemen strategi terkait dengan aktivitas yang cenderung selalu berubah mampu dianalogikan dengan siklus di alam. Hal khusus bersifat strategis yang memerlukan alternatif keputusan seperti opsi perimbangan keuangan hasil bagi pendapatan dari mineral dan migas, dapat dikaji kembali dengan pendekatan geologi sebagai parameter teknis yang baru sekaligus diaplikasikan untuk lebih mengoptimalkan pelaksanaan kebijakan dan manajemen bagi hasil antara pemerintah pusat dan daerah.

Page 3: PRINSIP GEOLOGI SEBAGAI KERANGKA  PEMIKIRAN MANAJEMEN STRATEGI

Convention Bandung 2004 (CB2004) The 33rd Annual Convention & Exhibition 2004

Indonesian Association of Geologist Horizon Hotel, 29-30 Nov, 1 Oct 2004, Bandung

Geo-Economic & Management 54

KAJIAN PENGEMBANGAN BAHAN GALIAN INDUSTRI DI INDONESIA

Edwin A. Daranin, M. Arifin dan Darsa Permana

tekMIRA

Abstrak Wilayah Indonesia mengandung banyak deposit bahan galian industri, sebagian di antaranya mempunyai potensi cadangan yang sangat besar seperti felspar, batugamping, bentonit, kaolin, dolomit, pasir kuarsa, zeolit, marmer, dan tras, di samping jenis-jenis bahan galian industri lainnya untuk konstruksi. Namun selama ini kebutuhan bahan galian industri untuk industri manufaktur di Indonesia belum sepenuhnya dapat dipasok dari sumber di dalam negeri. Impor bahan galian industri secara umum terus meningkat (kecuali masa krisis moneter tahun 1998 s/d 2000) dan nilainya selama dekade 1994 s/d 2001 mencapai US $ 1,537,371,204 atau Rp. 12.913.918.113.600,-. Tingkat investasi di subsektor bahan galian industri relatif rendah, tidak sebanding dengan sisi permintaan yang cukup tinggi yang tercermin dari jumlah konsumsinya di dalam negeri mencapai 77.338.378 ton selama tahun 1994 s/d 2000. Neraca perdagangan bahan galian industri selama ini selalu bernilai negatif, rata-rata sekitar US $ 150 juta per tahun. Terms of trade bahan galian industri secara umum lebih kecil dari satu (< 1). Kontribusi bahan galian industri bagi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) cukup rendah, yakni hanya sebesar 1,036% pada tahun 2002. Untuk mengembangkan potensi bahan galian industri perlu dilakukan beberapa upaya dan menyusun/mengatur kebijakan pengelolaan bahan galian industri, antara lain dengan meningkatkan teknologi pengolahan/rekayasa untuk memperoleh nilai tambah dan menciptakan iklim usaha dan investasi yang kondusif. Apabila kedua aspek tersebut dapat dipenuhi, maka pengembangan dan pemanfaatan bahan galian industri di Indonesia dapat menghasilkan pemasukan dalam negeri dengan jumlah total per tahun Rp. 896.128.677.980,-. Hal ini memiliki nilai penting dalam menghidupkan sektor pertambangan yang sedang terpuruk dan secara umum dapat membantu meningkatkan perekonomian nasional.

Page 4: PRINSIP GEOLOGI SEBAGAI KERANGKA  PEMIKIRAN MANAJEMEN STRATEGI

Convention Bandung 2004 (CB2004) The 33rd Annual Convention & Exhibition 2004

Indonesian Association of Geologist Horizon Hotel, 29-30 Nov, 1 Oct 2004, Bandung

Geo-Economic & Management 55

MINERAL CONSERVATION AND ITS PROBLEMS

R. Hutamadi, Bambang Tjahjono S. dan Rudy Gunradi

Subdit Konservasi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral

Abstract Mineral conservation as part of the management of national mineral policy focuses on optimization benefits of mineral resources and reduction of environmental impacts resulted from mining operations. The implementation of conservation policies that involves various institutions has met a number of difficulties. The problems of mineral conservation include unavailability of laws and regulations related to conservation policies, utilization of by-product materials, and management of remaining reserves after mine closure. In addition, the existence of illegal mining practice has failed to optimize the benefits of mineral resources and affected environmental damages Recently in mining practises show that aspects of mineral conservation have not been fully applied in either small-scale or large-scale mining industries. For examples, fine coal as part of tailings disposal has not been utilized; and small-size materials are not treated appropriately. Therefore, it needs urgently the availability of the conservation regulations and law enforcement as a guide for the mining companies and government institutions for implementing mineral conversation. Abstrak Konservasi bahan galian merupakan bagian kebijakan pengelolaan bahan galian yang memfokuskan pada optimalisasi manfaat dan meminimalisasi dampak negatif usaha pertambangan dengan menjaga kelestarian fungsi lingkungan. Konservasi merupakan tugas yang melibatkan banyak pihak dalam penerapannya sampai saat ini masih menemukan banyak kendala. Permasalahan konservasi bahan galian yang dihadapi antara lain belum adanya payung regulasi yang jelas, penanganan bahan galian lain / marginal , mineral ikutan dan sisa sumberdaya dan cadangan yang selama ini kurang mendapat perhatian. Disamping itu dengan makin meluasnya keberadaan PETI mengakibatkan pemanfaatan bahan galian tidak optimal dan merusak lingkungan.

Page 5: PRINSIP GEOLOGI SEBAGAI KERANGKA  PEMIKIRAN MANAJEMEN STRATEGI

Convention Bandung 2004 (CB2004) The 33rd Annual Convention & Exhibition 2004

Indonesian Association of Geologist Horizon Hotel, 29-30 Nov, 1 Oct 2004, Bandung

Geo-Economic & Management 56

Saat ini kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa belum diterapkan sepenuhnya aspek konservasi pada penambangan sekala besar maupun kecil. Sebagai contoh ; antara lain tidak dimanfaatkannya sisa hasil pengolahan (fine coal), bahkan bahan galian yang tertinggal dalam jumlah besar yang masih mempunyai potensi ekonomi , tidak dimanfaatkannya bahan galian berupa bongkah berukuran kecil . Oleh karena itu perlu segera adanya regulasi dan penegakan hukum sebagai acuan untuk pelaku usaha pertambangan maupun pemerintah dalam mewujudkan penerapan konservasi

Page 6: PRINSIP GEOLOGI SEBAGAI KERANGKA  PEMIKIRAN MANAJEMEN STRATEGI

Convention Bandung 2004 (CB2004) The 33rd Annual Convention & Exhibition 2004

Indonesian Association of Geologist Horizon Hotel, 29-30 Nov, 1 Oct 2004, Bandung

Geo-Economic & Management 57

INDONESIAN COAL RESOURCES PROBLEMS IN CALCULATION

F a t i m a h

Directorate of Mineral Resources Inventory

Abstract Indonesia coal resources have been updated annually. The most recent data (2003 publication) shows that the total Indonesian coal resource is 57,847.74 million ton. This number can be classified as 12,466.42 million ton measured resources, 20,533.56 million ton indicated resources, 24,314.96 million ton inferred resources, and 532.80 million ton hypothetical resources. Data for coal resources calculation derived from government inventory reports as well as private company reports. The main problem appear in coal resources compilation is there is no standard format in reporting Reserves and Resources of coal in their concession area. Although the government has already published the National Standard (SNI) for Coal Resources and Reserves Classification, most of private companies have not applied the standard yet. Therefore, there is no certainty for classified coal resources. Moreover, most of the coal companies (both private and BUMN) never reported the total reserve of their exploration areas. This would affect the compilation on Indonesia coal resources. It is suggested that the government should make guidance for reporting the coal Resources and Reserves. The government also should insist coal companies to follow this guidance. Regarding resources and reserves classification, the government should strongly socialize the standard for coal resources and reserves to coal business sector (private companies, institution, as well as universities).

Page 7: PRINSIP GEOLOGI SEBAGAI KERANGKA  PEMIKIRAN MANAJEMEN STRATEGI

Convention Bandung 2004 (CB2004) The 33rd Annual Convention & Exhibition 2004

Indonesian Association of Geologist Horizon Hotel, 29-30 Nov, 1 Oct 2004, Bandung

Geo-Economic & Management 58

PERAN GEOLOGI DALAM OPTIMASI PENGUASAAN PASAR KALSIUM

KARBONAT(CACO3) MELALUI PENGENDALIAN MUTU PRODUK

Handoko Teguh Wibowo*& Agus Hendratno** *Departemen Litbang PT. Supersonic Chemical Industry

**Jurusan Teknik Geologi. Fakultas Teknik UGM

Abstract The increasing of calcium carbonate quality standarization required by all consumer, calcium carbonat producer out for fulfill the specification of market request. The existance of carbonate (CaCO3) represent the substance of mineral industry which is a lot of ussed by various industry especially for the substance of filler, paint industry, paper, glass, tire factory and pharmacy. Geology role in collecting primary data such as intake samples, geologic investigation therewith environmental support to plan the mining, processing and its development is very required for choosing row materials. The yielded calcium carbonate (CaCO3) product specification is very depended from specification of row material used. Calcium carbonate qualitystandard have been determined by Department of Industry and Commerce through National Standard of Indonesia (SNI), added with the specialspecification from consumer. Data processing with the descriptive method, tabulation and laboratory test such as determination of CaCO3 rate, Granulometry analysis, whiteness is first step for classifying of product quality. Quality control start from choosing raw material, the correct processing untill final product and competititf price representbthe effort of optimation market domination an accomplishment of quality standarization to take care of the product quality. Abstrak Semakin meningkatnya standarisasi mutu kalsium karbonat yang dibutuhkan para konsumen, produsen kalsium karbonat berusaha untuk memenuhi spesifikasi permintaan pasar. Keterdapatan batugamping sebagai sumber kalsium karbonat, secara geologi di Indonesia sangat melimpah. Klasium karbonat (CaCO3) merupakan bahan galian industri yang banyak digunakan

Page 8: PRINSIP GEOLOGI SEBAGAI KERANGKA  PEMIKIRAN MANAJEMEN STRATEGI

Convention Bandung 2004 (CB2004) The 33rd Annual Convention & Exhibition 2004

Indonesian Association of Geologist Horizon Hotel, 29-30 Nov, 1 Oct 2004, Bandung

Geo-Economic & Management 59

oleh berbagai industri, terutama untuk bahan pengisi (filler), industri cat, kertas, kaca, pabrik ban dan farmasi. Peranan Geologi dalam pengumpulan data primer seperti pengambilan conto/sampel, penyelidikan geologi beserta daya dukung lingkungannya untuk rencana penambangan, pengolahan dan pengembangannya sangat dibutuh untuk pemilihan bahan baku (raw material). Spesifikasi produk kalsium karbonat (CaCO3) yang dihasilkan sangat tergantung dari spesifikasi bahan baku yang dipakai. Standar mutu kalsium karbonat telah ditentukan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan melalui standar Nasional Indonesia (SNI), ditambah dengan spesifikasi khusus konsumen. Pengolahan data dengan metoda deskriptif, tabulasi dan uji laboratorium seperti penentuan kadar CaCO3, analisis Granulometri, tingkat kecerahan (whiteness) adalah langkah awal untuk mengklasifikasikan mutu produk. Pengendalian mutu mulai dari pemilihan bahan baku (raw material), proses pengolahan yang baik dan benar hingga produk akhir dan harga yang kompetitif merupakan upaya optimasi penguasaan pasar dan pemenuhan standarisasi mutu guna menjaga kualitas produk. Kata kunci : kalsium karbonat, mutu produk, dan pasar

Page 9: PRINSIP GEOLOGI SEBAGAI KERANGKA  PEMIKIRAN MANAJEMEN STRATEGI

Convention Bandung 2004 (CB2004) The 33rd Annual Convention & Exhibition 2004

Indonesian Association of Geologist Horizon Hotel, 29-30 Nov, 1 Oct 2004, Bandung

Geo-Economic & Management 60

POTENCY OF AGROMINERALS IN INDONESIA, AN ALTERNATIVE TO

SUBSTITUTE FERTILIZER

Umi Kuntjara

Abstract Rocks and minerals can have a potential role in agriculture, because of their nutrient content those are essential in sustaining soil productivity and crop production. These rocks and minerals are named as agrogeology and agrominerals. Soil which was undergone a long cultivation periods will decrease their fertility, and lead to reduce crop production. Crops need essential nutrients to grow, including nitrogen, phosphorus, potassium, calcium, magnesium, sulphur, and other microelements; those are not yield by agrogeology and agrominerals fertility-depleted soil. Therefore the effective way to sustain their fertility is to supply imported nutrient inputs, such as manure or concentrated fertilizers. As Indonesia has not fully recovered from the economic crisis, fertilizer are sometimes lost from the market that cause their high price, and especially rural farmers do not afford to provide fabricated fertilizer. With the exception of nitrogen, other critical nutrient for plant is supplied by geological resources – rocks and their forming minerals. Naturally both, biological, chemical and physical weathering processes will break up the rocks and disintegrate minerals to extract these essential nutrients. Geologically, Indonesia is built up by volcanic arc system, that stretched from Aceh down along the bone of Sumatra, southern Java, Small Sunda Islands, turn around to Banda Islands, eastern Sulawesi up to northern arm. These areas have excellent agricultural production, therefore the rocks are potential as resources of agrominerals. By this condition, rural farmers are expected to replenish soils without depending to the fabrication fertilizer. Both agrogeology and agrominerals have not studied much in Indonesia, however, from the investigations, inventories and evaluation of industrial minerals have done by Directorate of Mineral Resources Inventory since several periods, various agrominerals occur in Indonesia, such as guano phosphate in limestone (karst) caves as resource of phosphorus (P), volcanic rocks containing K-feldspars and feldspathoids as resources of potassium (K), sulphur, limestone as resource of calcium, dolomite and serpentinite as magnesium resources, scoriae and pumice to conserve nutrients and moisture, and some others.

Page 10: PRINSIP GEOLOGI SEBAGAI KERANGKA  PEMIKIRAN MANAJEMEN STRATEGI

Convention Bandung 2004 (CB2004) The 33rd Annual Convention & Exhibition 2004

Indonesian Association of Geologist Horizon Hotel, 29-30 Nov, 1 Oct 2004, Bandung

Geo-Economic & Management 61

TINJAUAN ASPEK GEOLOGI PADA PENGELOLAAN STRUKTUR TUA

BERBASIS MANAJEMEN KERAKYATAN DI BLOK CEPU

Sigit Rahardjo & Totok Parafianto

Pertamina (Doh) Jawa Bagian Timur, Cepu

Abstrak Secara geografi Blok Cepu terletak di jawa Timur Bagian Utara, dan terletak diantara 2 Propinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah. Fisiografi Jawa Timur bagian utara terbagai menjadi 3 unit Fisiografi yaitu unit Rembang. Unit Depresi Randu Blatung dan Unit Kendeng. Secara Tektonik Blok Cepu termasuk dalam Retro Arcbasin (Rembang) serta Foreland – Thrust (Kendeng) yang terbentuk dari sistem subduction Miosen Awal sampai sekarang. Blok ini mempunyai potensi sebagai penghasil minyak dan gas bumi (MIGAS) yang menarik, dan telah lebih dari 50 tahun sebagai penghasil MIGAS. Struktur penghasil MIGAS ini telah mengalami penurunan alamiah (Depleted) namun demikian masih dapat dihasilkan pada beberapa struktur. Dalam mengelola maupun dalam memproduksikan diperlukan inovasi baik teknologi, keekonomian maupun konsep pengelolaannya agar ekonomis, Untuk itu digunakan Konsep Manajemen Pengelolaan Berbasis Kerakyatan. Konsep ini berbasis pada kemampuan rakyat baik teknologi maupun manajemen sehingga dalam pengelolaannya masuk pada Economic Scale.

Page 11: PRINSIP GEOLOGI SEBAGAI KERANGKA  PEMIKIRAN MANAJEMEN STRATEGI

Convention Bandung 2004 (CB2004) The 33rd Annual Convention & Exhibition 2004

Indonesian Association of Geologist Horizon Hotel, 29-30 Nov, 1 Oct 2004, Bandung

Geo-Economic & Management 62

PENEGASAN DAN PENATAAN BATAS PENGELOLAAN PANTAI SEBAGAI OPTIMALISASI PERAN PROPINSI

Syaefudin

Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Inventarisasi Sumberdaya Alam

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Abstrak Pemberlakuan UU Nomor 22 tahun 1999 tentang Pmerintahan daerah sebagai pengganti UU nomor 5 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintah daerah belum sepenuhnya berjalan sesuai dengan rencana. Hal ini disebabkan karena belum adanya Paraturan Pemerintah sebagai pendukung dalam pelaksanaannya, akibatnya banyak bermunculan implikasi negatif. Implikasi yang kerap muncul dipermukaan adalah masalah perbatasan dan kecilnya peran Propinsi sebagai mediator antar Kabupaten/Kota Oleh karena itu sejalan dengan dibuatkannya peraturan pemerintah, diperlukan terobosan baru dalam upaya peningkatan peran Propinsi sebagai media tengah di dalam era otonomi daerah. Salah satu terobosan guna peningkatan peran propinsi adalah masalah penataan batas pengelolaan pantai dengan pendekatan Coastal Cell. Pendekatan ini didasarkan atas konsep kekontinyuitas angkutan sedimen, sehingga tidak tergantung dari batas wilayah suatu Kabupaten/Kota.