presentasi propeller shaft
DESCRIPTION
Sistem propeller shaft meruakan bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk memindahkan tenaga dari transmisi ke differential dengan demikian, tenaga dari mesin bisa diteruskan ke peggerak roda menggerakkan kendaraanTRANSCRIPT
Perawatan & Pembongkaran Sistem Propeller Shaft
Ahmad Faozi
16617/2010
Pend. Teknik Otomotif
Tujuan Belajar:
a. Melepas poros propeler
b. Menyangga poros propeller
c. Memeriksa center support bearing
d. Melindungi permukaan slip yoke
e. Memeriksa dan membersihkan universal joint
f. Memperbaiki cross and roller universasl joint
Tujuan Lanjutan
g. Merakit cross and roller universal joint
h. Memperbaiki universal joint jenis constant velocity
i. Memperbaiki universal joint jenis ball and trunnion
j. Mengukur dan menyetel sudut putar poros propeler
a. Palu tembagab. Seal tape / isolasic. Ragumd. Pelapis ragume. External / internal circlip plierf. Punch / penitikg. Socket wrench seth. Combination wrench seti. Grease gun adaptor low
pressre
j. Obeng +/-k. Roller removerl. Penyangga / Jack standm. Crocodile jack / dongkrak
buayan. Drive angle gauge / alat
ukur sudut poros propellero. Kabel bajap. Dial tester indicator
BAHAN YANG DI PERLUKAN
a. Poros propeller jenis Hotchkiss drive
b. Poros propeller jenis Two piece propeller shaft
c. Universal joint jenis cross and roller
d. Universal joint jenis ball and trunnion
e. Universal joint jenis constant velocity
f. Baji tirus / penyetel sudut poros propeller
1. Kegiatan praktek harus dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip dan kaidah K3 (keselamatan dan kesehatan kerja)
2. Kegiatan praktek harus dilaksanakan berdasarkan SOP (standard operation procedure)
3. Kondisi bahan dan peralatan harus dalam kondisi laik pakai
4. Pakaian kerja, kaca-mata pelindung (safety glass), sarung
tangan dan sepatu kerja digunakan sesuai kondisi dan
prosedur
Apa itu Propeller Shaft???
1.1. Pengertian Propeller Pengertian Propeller ShaftShaft
yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga
yang berfungsi untuk meneruskan putaran dan daya
mesin dari transmisi ke differensial dengan variasi
perubahan sudut yang selalu terjadi pada poros
tersebut saat memindahkan putaran dan daya
2.2. Fungsi Propeller FhaftFungsi Propeller Fhaft
1. Untuk memindahkan atau meneruskan tenaga dari
transmisi kedifrensial.
2. Untuk meredam perubahan sudut dan untuk
melembutkan perpindahan tenaga.
3. Untuk menyediakan penyesuaian pada gerakan
melentur karenaperubahan panjang poros
penggerak
a. Hook joint (Hotchkiss Drive)
b. Flexible Joint
c. Trunion Joint
d. Slip Joint
1. Kendaraan Dengan Mesin Depan, Penggerak Roda
Depan.
2. Kendaraan Dengan Mesin Didepan, Penggerak
Roda Belakang
3. Kendaraan Dengan Penggerak Empat Roda
1. Membongkar/melepas Propeller
2. Menangani Cross and Roller Universal Joint
3. Memeriksa dan Membersihkan
4. Merakit Cross and Roller Universal Joint.
a. Apabila poros propeller menggunakan ball and trunnion
universal joint, lepaskan trunnion body dan pengikat
transmisi (drive flange).
b. Bongkar universal belakang dan lepaskan poros propeller.
Bila cross and roller joint yang digunakan, pelajari
susunannya untuk melihat joint mana yang harus
dibongkar.
c. Setelah melepas universal joint, turunkan poros dengan
hati-hati. Jangan biarkan poros terjatuh dan tergantung
hanya dengan sebuah universal joint.
d. Jangan memutar poros untuk meluruskan universal joint
(yang melengkung) melebuhi kapasitas memutarnya.
Melepas Propeller Lanjutan
e. Apabila poros terlalu panjang dan cukup janggal/sulit
menanganinya, mintalah bantuan mekanik/teman lain
untuk melepas dan memasang poros.
f. Apabila poros depan slip yoke berkaitan dengan poros
out put transmisi, tutup slip yoke dengan kertas karton
atau potongan-potongan kain lap.
2. Menangani Cross and Roller Universal Joint
a. Apabila tepi luar roller ditahan dengan snap ring, ketok
roller kedalam perlahan-lahan untuk membebaskan snap
ring.
b. Bila roller terpisah dengan snap ring, tetapi ditahan pada
bagian dalam, ketok sedikit roller kedalam dan lepas
snap ring menggunakan pencongkel/punch tipis.
c. Tempatkan yoke diantara penjepit ragum. Stel penjepit
sehingga yoke dapat bergerak bebas. Letakkan cross
trunnion pada bagian atas penjepit. Gunakan tutup/alas
penjepit ragum untuk melindungi cross trunnion.
d. Pukul yoke menggunakan palu tembaga atau palu plastik
dengan tangan.Hal ini akan menyebabkan yoke turun dan
kelengkapan yoke terdorong keatas, keluar dari yoke.
e. Ragum dapat juga digunakan sebagai penekan dengan
cara menempatkan sebuah kunci soket kecil berlawanan
dengan roller dan sebuah soket besar berlawanan dengan
yoke pada sisi yang berlawanan.
f. Pada saat ragum ditutup, soket kecil akan menekan roller
sehingga roller pada sisi yang lain terdorong keluar dan
masuk kedalam soket yang besar.
Ketika roller terdorong keluar, pegang roller dan pukul yoke
untuk melengkapi cara pelepasan. Hati-hati jangan sampai
needle bearing/bantalan jarum tertumpah.
3. Memeriksa dan Membersihkan
a. Bersihkan cross and trunnion. Apabila kelengkapan
cross, roller dan snap ring telah aus, diperlukan
universal joint repair kit yang baru.
b. Bila trunnion kelihatan masih baik, bersihkan cross,
tiup lintasan gemuk/grease menggunakan tekanan
udara kompresor, kemudian periksa kondisi lubang-
lubang.
c. Cuci roller dan needles, lalu keringkan (dengan udara
kompresor).
d. Bila bagian dalam roller dan permukaan trunnion bearing
bebas dari korosi, goresan dan lain sebagainya, komponen
dapat dipakai kembali.
e. Periksa seluruh bantalan jarum terhadap tanda-tanda
sumbing atau kerusakan lain.
f. Uji roller pada trunnion terhadap tanda-tanda keausan.
Ingat universal joint repair kit harganya relatif murah,
gantilah komponen bila menunjukkan tanda-tanda rusak
atau aus.
4. Merakit Cross and Roller Universal
Joint.
a. Apabila seal retainer/penahan baru diperbaiki,
masukkanlah pada tempatnya dengan menggunakan
punch/ penekan yang dirancang khusus untuk keperluan
tersebut.
b. Retainer/penahan ha-rus masuk pada cross dengan
sisi terbuka dari retainer menuju keujung trunnion.
c. Perhatikan bahwa retainer sesuai atau cocok lebarnya.
d. Padati roller bearing dengan pelumas yang
direkomendasikan (multy purpose universal joint
grease, semi fluid/ SAE 140, dan seterusnya).
e. Bila bearingnya jenis tertutup (tidak tersedia
lubang untuk pelumasan), padati dengan
grease reservoir pada ujung trunnion.
f. Hati-hati mengisi grease jangan sampai ada
udara yang terjebak. Kemudian pasang seal.
g. Mulailah dengan satu roller pada yoke.
h. Sisipkan dari dasar dengan posisi roller terlentang untuk
mencegah lepasnya needle.
i. Pastikan bahwa masing-masing roller berisi needle sesuai
spesifikasi.
j. Sisipkan/masukkan cross trunnion terhadap roller.
k. Mulailah memasukkan roller yang lain dan pastikan bah-
wa ia dapat masuk/meluncur pada trunnion
l. Apabila mereka telah duduk/terpasang, tempatkan kedua
roller diantara penjepit ragum, jepit sampai rata dengan
yoke.
m. Berhenti-hatilah bila permukaan telah rata, jangan sampai
terjadi penekanan yang belebihan.
n. Setelah alur snap ring terlewati dan memungkinkan snap
ring duduk didalamnya, masukkan snap ring.
o. Gunakan snap ring yang baru. Perhatikan bahwa snap
ring telah masuk seluruh lingkarannya dengan benar.
p. Tahan cross dan pukul yoke untuk menekan roller kontak
dengan benar terhadap snap ring.
q. Selalu rakit roller dengan cara ini untuk mencegah tidak
terpusatnya cross joint. Pasang snap ring lainnya
atau ring-ring dan dudukan roller melawan ring.
r. Apabila grease fitting/lubang pengisi gemuk dipakai, tekan
grease universal joint terhadap joint perlahan-lahan,
sampai tampak muncul pada seal.
s. Gunakan low pressure hand grease gun (pistol penekan
gemuk tekanan rendah).
t. Jangan sekali-kali menggunakan presure gun dengan
tekanan tinggi, karena hal ini dapat meniup roller
terlempar dari yoke dengan tekanan hebat, juga dapat
merusak seal.
u. Tes aksi kelengkapan joint. Ia harus sungguh-sungguh
bergerak tanpa kebengkokkan/kemiringan.
v. Apabila terdapat sedikit kemiringan, ketok yoke dengan
palu lembut. Hal ini biasanya dapat membebaskan joint.
w. Apabila tidak mau bongkar kembali dan periksa sumber
kemiringan.
Catatan:
Jangan melukai poros propeller atau yoke ketika menjepitnya
pada ragum, jepit bagian yang solid/pejal. Gunakan pelapis
jepitan ragum. Hindari penjepitan pada pipa poros propeller,
karena itu cukup tipis dan dapat mudah penyok. Apabila perlu
untuk memukul, pukul atau ketoklah pada yoke. Sanggah
ujung bebas yoke untuk menghindarkan tegangan akibat
jepitan pada ujung yang lain
a. Hook Joint (Hotchkiss Drive)
Hotchkiss drive dari sebuah poros propeller yang
terbuka, terpisah dengan output shaft transmisi dan
pinion gear shaft. Ia menggunakan dua buah
universal joint pada bagian depan atau belakang.
Hook Joint Lanjutan
Tugas utama Hotchkiss drive adalah memindahkan
torsi output shaft pada diferensial, tolakian turun naik
roda terhadap frame tidak melalui poros propeller.
Jenis Hotchkiss drive dewasa ini banyak digunakan.
1. Kendaraan Dengan Mesin Depan, Penggerak Roda Depan.
Kendaraan dengan penggerak roda depan tidak
memiliki batang penggerak (propeller). Melainkan
kendaraan ini memiliki sebuah transaxle. Transaxle
dibautkan pada mesin, batang half mengirimkan gaya
putar dari mesin dantransmisi ke roda. Sambungan
universal kecepatan konstan dipasangkan pada ujung
bagian dalan masing-masing poros.
Sambungan kecepatan konstan (KK) memungkinkan
batang penggerak melakukan putaran dengan sudut
yang kecil dan perubahan panjang sesuai gerakan roda
mengikuti permukaan jalan. Sambungan kecepatan
konstan berikutnya pada transmisi pada sambungan
inboard (sambungan plunge) sambungan ini
menggunakan bantalan roll pada ujung batang.
Sambungan kecepatan konstan;
1. Membawa gaya putar dari mesin dan transmisi ke
roda yang bersentuhan dengan jalan
2. Meneruskan gerakan kemudi sebaik mungkin pada
gerakan kendaraan naik atau turun.
2. Kendaraan Dengan Mesin Didepan,
Penggerak Roda Belakang
Gaya putar atau gerakan dari batang output transmisi
kesumbu belakang dilakukan pada batang penggerak
(batang propeller atau batang tail)
Sumbu batang kendaraan bergerak naik atau tutun,
relatif terhadap transmisi dan batang penggerak harus
memeindahkan gaya putar melalui berbagai perubahan
sudut dan panjang.
Sebagai contoh; bila kendaraan menumbuk
gundukan/benjolan dijalan, sudut belakangditekan
keatas dan relatif terhadap bodi mobil. Sambungan
universal memungkinkan jalur penggerak tetap pada
posisi melentur tanpa menyebabkan kerusakan pada
batang penggerak.
3. Kendaraan Dengan Penggerak Empat Roda
Kendaraan dengan penggerak empat roda memiliki
jalur penggerak pada kedua sumbukendaraan depan
dan belakang. Serupa dengan rangkaian sumbu
belakang kendaraan yangkonvensional. Pada sumbu
belakang dan sedikit berbeda unit sumbu pada bagian
depan.Sumbu penggerak depan harus meemiliki
fasilitas untuk mengemudikan kendaraan.
Sumber:http://daysco.blogspot.com/2011/03/propeller-
shaft.html#ixzz2LgFmhsI6
http://knowledgemention.blogspot.com/2012/09/propeller-shaft-belajar-otomotif-iii.html
http://www.toyota-4runner.org/problems-warranty-issues/975-drive-shaft-noise-u-joint-noise-lexus-4-06-tsb-page-18-aka-driveshaft-thump-bump-8.html
http://egavebriasandi.files.wordpress.com/2010/02/praktek-sistem-poros-propeler.pdf
http://m-edukasi.net/online/index.php?idkarla=74
SumberMARTIN W. Stockel, Auto Mechanics Fundamental,
The Goodheart – Wilcox Company, Inc. Illinois, 1985.
MARTIN W. Stockel, Auto Service and Repair, The
Goodheart – Wilcox Company, Inc., South Holland
Illinois, 1978.
Toyota Chassis Group, Step I, New Step I dan Step II,
PT Toyota Astra Motor, Jakarta.
VEDC, Servis Mobil, Malang