presentasi jurnal kulit

22
Risk factors for bacterial vaginosis among Indonesian women

Upload: feeboo

Post on 27-Dec-2015

28 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Risk factors for bacterial vaginosis among Indonesian women

Latar Belakang Bakterial vaginosis adalah salah satu masalah

ginekologi yang paling sering ditemukan BV disebabkan oleh ketidakseimbangan flora

normal vagina sehingga meningkatkan kerentanan terhadap infeksi bakteri pada daerah vagina

BV dihubungan dengan beberapa penyakit yang dapat menyerang wanita

Usaha pencegahan yang paling utama yaitu dengan mengidentifikasi faktor resiko terjadinya BV

Di Indonesia, tidak ada data mengenai studi faktor resiko BV

Tujuan Untuk mengetahui faktor-faktor resiko

bakterial vaginosis (BV) pada perempuan Indonesia.

Metode penelitian Studi deskriptif

Tempat penelitian Puskesmas Karawang Pedes Cikampek Tempurang (kab. Karawang), klinik Batalyon 201 Cijantung dan Laboratorium mikrobiologi, FKUI

Waktu penelitian Mei 2008 - Februari 2009

Teknik pengambilan sampel

Konsekutif

Jumlah sampel 429 orang

METODE

Wawancara dan kuesioner

Data demografi Data karakteristik medis

1. Umur

2. Pendidikan

3. Pekerjaan

4. Status

perkawinan

1. Paritas2. Riwayat gangguan

ginekologi3. Riwayat PMS4. Riwayat DM5. Penggunaan antibiotik6. Penggunaan

kontrasepsi7. Status sirkumsisi

pasangan8. Penggunaan pantyliner9. Penggunaan sabun

pembersih vagina.

Mekanisme Pengumpulan Data

Whiff test Nugent scoring system

Whiff test dikatakan positif apabila tercium bau amis (fishy-like odor)

Positif skor ≥ 7 Negatif normal

(skor 0-3 ) atau indeterminate (skor 4-6)

Analisis data Analisis data menggunakan SPSS 16 Analisis bivariat : uji chi square dan uji

fischer Analisis multivariat : uji regresi logistik

Hasil Analisis Bivariat

Hasil Analisis Multivariat

Diskusi Berdasarkan hasil analisis multivariat, faktor

risiko determinan untuk BV adalah usia diatas 40 tahun dan pasangan yang tidak disirkumsisi.

Sirkumsisi sangat berkaitan dengan kebersihan penis yang dikaitkan dengan transmisi infeksi

Membran mukosa pada preputium penis memiliki lapisan keratin yang lebih tipis dibandingkan dengan kulit pada bagian tubuh lain

Ruang antara preputium dan glans penis memiliki suasana lembab dan hangat yang sangat kondusif untuk deposit berbagai mikroorganisme patogen

Gary, dkk melaporkan bahwa pasangan yang telah disirkumsisi dapat mengurangi risiko ulkus kelamin, Trichomonas, dan bakterial vaginosis pada pasangannya

Yang, dkk juga menyatakan bahwa sirkumsisi mengurangi risiko infeksi menular seksual (IMS) seperti HIV, HPV, HSV tipe II dan sifilis.

Pada usia > 40 tahun premenopausal hypoestrogenic kadar estrogen menurun pH vagina meningkat

Kondisi ini tidak optimal untuk pertumbuhan Lactobacillus sp sebagai flora normal vagina namun sangat kondusif untuk pertumbuhan mikroorganisme penyebab bakterial vaginosis

Cauci, dkk : Wanita premenopause memiliki prevalensi lebih tinggi untuk terkena BV dibandingkan dengan wanita usia produktif dan wanita post-menopause, dan bahwa jumlah Lactobacillus sp semakin berkurang seiring bertambahnya usia.

Meskipun bermakna signifikan secara statistik, wanita yang sedang menggunakan kontrasepsi memiliki risiko lebih rendah untuk terkena BV dibandingkan dengan wanita yang tidak menggunakan kontrasepsi atau steril

Kesimpulan Prevalensi bakterial vaginosis adalah 30.7

% Faktor yang berhubungan dengan

insidensi BV adalah usia, pendidikan, pekerjaan, paritas, pasangan yang tidak disirkumsisi, dan penggunaan panty liner

Faktor risiko determinan untuk terjadinya bakterial vaginosis adalah faktor usia dan pasangan yang tidak disirkumsisi

…Wassalam….

Terima kasih