presentasi bpn tentang penyelesaian penguasaan hak masyarakat di kawasan hutan
TRANSCRIPT
USULAN MEKANISME PERATURAN BERSAMANomor 79 Tahun 2014, PB.3/ MENHUT-II/2014, 17.PRT/M/2014, 8/SKB/X/2014
TENTANG
TATA CARA PENYELESAIAN PENGUASAAN TANAH YANG BERADA DI
DALAM KAWASAN HUTAN
Jakarta, 4 Nopember 2014
DEPUTI BIDANG PENGATURAN DAN PENGENDALIAN PERTANAHAN
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ BPN
LATAR BELAKANG
Pemohon
PemerintahKabupaten/ Kota
BPN+KEHUTANAN
Kementerian Kehutanan
Penegasan/ Pengakuan Hak dari
BPN
Penerbitan Tanda Bukti Hak
Penelitian Data Fisik dan Data Yuridis
Kawasan HutanPerubahan Batas Kawasan Hutan
Sumber:SKB 3 Menteri dengan Ka. BPN
MODEL REKONSTRUKSI
Surat dari Kemenhut kepada BPN akan disampaikan dalam bentuk peta kerja yang diberi baju SK
YaTidak
Pembuktian Klaim
Pihak Ketiga- Peta Kawasan Hutan- Peta penggunaan tanah saat ini- Surat Keterangan yg dimiliki
IP4T� + 20 th, diberikan
SP2BFT
� - 20 Th, masukkegatan RA
PENGOLAHAN DATA DENGAN
SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
LAPORAN
Spatial/TekstualPerubahan Batas
Kawasan Hutan/RTRW
Pengambilan batas pengunaanTanah , Penguasaan Tanahdengan GPS
KEMENHUT
1.1. Pembentukan Tim
TIM
Pemerintah Provinsi
(Penguasaan Tanah yang
berada di dalam Kawasan
Hutan Lintas Kabupaten/
Kota)
Pemerintah Kabupaten/ Kota
(Untuk Penguasaan Tanah di
dalam Kawasan Hutan di dalam
Kabupaten/ Kota)
Ketua
Kepala Kantor Pertanahan
Wilayah Propinsi (merangkap
Anggota)
Kepala Kantor Pertanahan
(merangkap Anggota)
Sekretaris
Dinas urusan Kehutanan
Pemerintah Provinsi
(merangkap Anggota)
Dinas urusan Kehutanan
(merangkap Anggota)
Anggota
Balai Pemantapan Kawasan
Hutan
Balai Pemantapan Kawasan Hutan
Dinas urusan Tata Ruang Dinas urusan Tata Ruang
Kantor Pertanahan
Kabupaten/ Kota
Camat / pejabat yang ditunjuk
Camat / pejabat yang
ditunjuk
Kepala Desa/ Lurah
Kepala Desa/ Lurah
I. PERSIAPAN
Tim Provinsi Tim Kabupaten/ Kota
Tugas Tim
1) Sosialisasi Peraturan Bersama dengan Kecamatan danKelurahan/ Desa,;
2) Menerima pendaftaran permohonan IP4T;3) Melakukan verifikasi permohonan;4) Melaksanakan pendataan lapangan;5) Melakukan analisa data yuridis dan data fisik bidang-bidang
tanah yang berada di dalam Kawasan Hutan;6) Menerbitkan hasil analisa berupa rekomendasi dengan
melampirkan Peta IP4T Non Kadastral dan Surat PernyatanPenguasaan Fisik Bidang Tanah (SP2FBT) yang ditandatanganioleh masing-masing pemohon serta salinan bukti-buktipenguasaan tanah lainnya;
7) Memberikan hasil analisa yang penguasaan yang belum 20tahun dimasukan dalam kegiatan Reforma Agraria.
8) Menyerahkan hasil analisa huruf e dan f kepada KantorWilayah Badan Pertanahan Nasional/ Kepala KantorPertanahan kabupaten/ Kota.
1. Pemohon (orang-perorang, Instansi pemerintah, Badan Sosialkeagamaan) mengajukan permohonan kepada Lurah/ KepalaDesa.
2. Kepala desa melakukan inventarisasi penguasaan danpemanfaatan bidang tanah (sesuai form lampiran 4 pada Juknis);
1.2. Inventarisasi di Desa/Kelurahan
Desa/ Kelurahan membuat sketsa bidang tanah2
No Nomor Urut BidangJenis Penggunaan
TanahRiwayat Penguasaan Tanah Nama Subyek Keterangan
1 420 Sawah Tahun 1980 dibuka oleh H.Manan
Tahun 2000 dijual ke Maman
Maman 1) Luas + 2 Ha
2) Ada Surat Keterangan
Tanah (SKT) No.40
Tahun 1980
Pemohon memasang tanda batas/ patok di setiap bidangtanah;
3
Desa/ Kelurahan mengajukan permohonan Pengeluaran penguasaan tanahdi dalam Kawasan Hutan kepada Pemerintah Kabupaten/ Kota (setelahditandatangi oleh lurah).
4
1. Pemerintah Kab/ Kota Menerima hasil inventarisasi 3kegiatan yang telah dilakukan oleh Kantor Desa/Kelurahan;
1.3. Kompilasi Data oleh Pemerintah Kabupaten/ Kota
2. Pemerintah Kab/ Kota menyiapkan peta penggunaan tanahsaat ini skala besar (apabila memungkinkan menggunakan alatDrone), atau Citra Satellite Resolusi Tinggi;
3. Pemerintah Kab/ Kota menyiapkan Peta kawasan hutan;4. Pemerintah Kab/ Kota menyerahkan alas Hak atas Tanah. 5. Pemerintah Kab/ Kota menyampaikan dokumen ke TIM IP4T
a) Tim IP4T menerima permohonan pengeluaran penguasaantanah yang berada di dalam Kawasan Hutan dari PemerintahKabupaten/ Kota;
b) Melakukan verifikasi : � Identitas Pemohon;� Kelengkapan Dokumen;� Peta penggunaan tanah di lokasi Pengeluaran Penguasaan
tanah yang berada di dalam Kawasan Hutan dariPemerintah Kabupaten/ Kota;
� Menyiapkan peta kerja, untuk daerah perkotaan dalamskala paling besar 1:1.000, dan daerah pedesaan dalamskala paling besar 1 : 10.000 untuk pedesaan;
c) Menyiapkan Surat tugas dan SPD;d) Berkoordinasi dengan Kepala Desa tentang kegiatan IP4T.
II. Pelaksanaan2.1. Persiapan Lapang
a) Membawa peta kerjab) Melakukan pemetaan bidang-bidang tanah
menggunakan GNSS (Global Navigation Satellite
System);
2.2. Pengumpulan Data
GNSS
Peta Kerja
c) Mengisi daftar isian Surat penguasaan penguasaan fisikbidang tanah (terlampir) bagi yang penguasaan tanahnyalebih dari 20 tahun oleh yang bersangkutan dan disaksikanoleh 2 (dua) orang saksi, Pemilik/Penggarap bidang tanahyang berbatasan serta diketahui oleh Kepala Desa / Lurah;
d) Mengisi daftar isian Reforma Agraria (terlampir) bagi yangpenguasaan tanahnya kurang dari 20 tahun.
e) Mengisi daftar isian untuk hutan kemasyarakatan, bagi yangtidak memenuhi daftar isian poin c) dan d).
2.2. Pengumpulan Data
2.3. Pengolahan dan Analisa1.Input data fisik dan yuridis ke Arc GIS;2.Pengisian atribut bidang-bidang tanah;
Kawasan Hutan
3. Melakukan analisa data berupa Rekomendasi terhadap:a) Penguasaan fisik tanah > 20 tahun;b) Penguasaan fisik tanah <20 tahun;c) Yang tidak termasuk dalam kategori a dan b dikelola
melalui pola Hutan kerayakatan di dalam atau di sekitar Kawasan Hutan.
3.1. Perubahan Batas Kawasan Hutan;a) TIM IP4T menyerahkan hasil IP4T kepada Kepala Kantor
Pertanahan Kab/Kota sesuai lampiran;b) Kantor Pertanahan Kab/ Kota Menandatangani surat hasil IP4T
menyerahkan ke Kantor Pertanahan Wilayah, lalu diserahkankepada Kementrian Kehutanan (cq. Ditjen Planologi)
III. Pelaporan
3. Kementerian Kehutanan (Ditjen Planologi Kehutanan) Melakukankajian laporan hasil IP4T
a) Melaksanakan tata batas kawasan hutanb) Menerbitkan SK Perubahan Batas Kawasan Hutan dan diserahkan
kepada Kantor Pertanahan Wilayah.
PERUBAHAN BATAS KAWASAN
1. Perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan serta penggunaan kawasan hutan yangditetapkan oleh Menteri Kehutanan Republik Indonesia dan dapat dilaksanakan sebelumditetapkannya revisi rencana tata ruang wilayah.
2. Revisi terhadap rencana tata ruangwilayah provinsi dan kabupaten/kota dilakukan setelahproses peninjauan kembali yang menghasilkan rekomendasi perlunya dilakukan revisi.
3. Revisi sebagaimana dimaksud pada point (a) dilakukan 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahunterhitung sejak ditetapkannya rencana tata ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.
4. Selama proses intregrasi tata ruang pemberian tanda bukti hak dapat dilaksanakan.
5. Pengintegrasian Keputusan Perubahan Kawasan Hutan ke dalam rencana tata ruangwilayah provinsi dan kabupaten/kota, dilaksanakan paling lama 2 (dua) bulan sejakterbitnya surat keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia.
6. Pengintegrasian Keputusan Perubahan Kawasan dilakukan dengan menerbitkan KeputusanKepala Daerah
7. Prosedur revisi terhadap rencana tata ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota dilakukansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3.2. Integrasi Perubahan Kawasan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
3.3. Permohonan Hak
Kanator Pertanahan dapat menerbitkan sertipikat melalui proses Penegasan/Pengakuan dan Pemberian hak yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku
Pemberian Hak melalui Reistribusi Tanah dilanjutkan
dengan Akses Reformnya (Reforma Agraria)
LEGALISASI
AKSES
ASET
ORGANISASI
GAPOKTAN/GEMARA
INFRASTRUKTUR
PEMKAB SMRNG
PENYULUHAN/PENDIDIKAN
DISTAN/PERINDAGKOP
PENYEDIAAN MODAL
BPN/BRI/BANK JATENG
PEMASARAN/TATA NIAGA
PT. SIDOMUNCUL/PT. SARI
HUSADA
PRONA/PRODA/
REDIS
BPN
BPN dan
K/L
Lainnya
Tugas dan Wewenang BPN dan K/L Lain dalam Reforma Agraria
TERIMAKASIH