presentasi anak bblr

71
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kongres Kedokteran Perinatologi Eropa Ke-2, 1970, mendefinisikan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir 2500 gr dan mengalami masa gestasi yang diperpendek maupun pertumbuhan intra uterus kurang dari yang diharapkan (Rosa M. Sacharin, 1996). Berat Badan Lahir Rendah tergolong bayi yang mempunyai resiko tinggi untuk kesakitan dan kematian karena BBLR mempunyai masalah terjadi gangguan pertumbuhan dan pematangan (maturitas) organ yang dapat menimbulkan kematian. Angka kejadian (insidens) BBLR di negara berkembang seperti di Inggris dikatakan sekitar 7 % dari seluruh kelahiran. Terdapat variasi yang bermakna dalam insidens diseluruh negeri dan pada distrik yang berbeda, angka lebih tinggi di kota industri besar (Rosa M. Sacharin, 1996). Sedangkan di Indonesia masih merupakan masalah yang perlu diperhatikan, karena di Indonesia angka kejadiannya masih tinggi. Di RSUD Dr. Soetomo Surabaya dari tahun ke tahun tidak banyak berubah sekitar 22 % - 26,4 %. Berkenaan dengan itu upaya pemerintah menurunkan IMR tersebut maka pencegahan dan pengelolaan BBLR 7

Upload: putrinurraindahrahmawati

Post on 14-Apr-2016

21 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bblr

TRANSCRIPT

Page 1: Presentasi Anak BBLR

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kongres Kedokteran Perinatologi Eropa Ke-2, 1970, mendefinisikan Berat

Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang dilahirkan dengan berat badan

lahir 2500 gr dan mengalami masa gestasi yang diperpendek maupun

pertumbuhan intra uterus kurang dari yang diharapkan (Rosa M. Sacharin, 1996).

Berat Badan Lahir Rendah tergolong bayi yang mempunyai resiko tinggi

untuk kesakitan dan kematian karena BBLR mempunyai masalah terjadi

gangguan pertumbuhan dan pematangan (maturitas) organ yang dapat

menimbulkan kematian.

Angka kejadian (insidens) BBLR di negara berkembang seperti di Inggris

dikatakan sekitar 7 % dari seluruh kelahiran. Terdapat variasi yang bermakna

dalam insidens diseluruh negeri dan pada distrik yang berbeda, angka lebih tinggi

di kota industri besar (Rosa M. Sacharin, 1996). Sedangkan di Indonesia masih

merupakan masalah yang perlu diperhatikan, karena di Indonesia angka

kejadiannya masih tinggi. Di RSUD Dr. Soetomo Surabaya dari tahun ke tahun

tidak banyak berubah sekitar 22 % - 26,4 %.

Berkenaan dengan itu upaya pemerintah menurunkan IMR tersebut maka

pencegahan dan pengelolaan BBLR sangat penting. Dengan penanganan yang

lebih baik dan pengetahuan yang memadai tentang pengelolaan BBLR,

diharapkan angka kematian dan kesakitan dapat ditekan.

Peran serta perawat dalam pencegahan BBLR dengan meningkatkan

kesejahteraan ibu dan janin yang dikandung, maka perlu dilakukan deteksi dini

melalui pemantauan Ante Natal Care dan pengelolaan BBLR dengan penanganan

dan pengetahuan yang memadai dengan menggunakan pendekatan asuhan

keperawatan.

Berdasarkan fenomena diatas kelompok tertarik untuk mengangkat

masalah asuhan keperawatan pada neonatus dengan BBLR di Ruang Neonatus

RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

7

Page 2: Presentasi Anak BBLR

1.2 Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk mengetahui asuhan

keperawatan pada neonatus dengan BBLR.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengertian BBLR

b. Mengetahui etiologi/penyebab bayi BBLR

c. Mengetahui patofisiologi bayi BBLR

d. Dapat melakukan pengkajian dan pengumpulan data pada bayi

BBLR

e. Dapat mengidentifikasi dan merumuskan diagnosa keperawatan bayi

dengan BBLR berdasarkan prioritas masalah

f. Dapat menentukan intervensi, melakukan tindakan dan evaluasi pada

bayi dengan BBLR

g. Mengetahui kesenjangan antara konsep dasar teori dengan penerapan

nyata di lapangan.

1.3 Batasan Masalah

Pada makalah ini masalah kami batasi pada asuhan keperawatan pada

neonatus dengan BBLR.

Page 3: Presentasi Anak BBLR

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. PENGERTIAN

BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2500

gram, terjadi gangguan pertumbuhan dan pematangan (maturitas) organ yang

dapat menimbulkan kematian.

2. ETIOLOGI

a. Berkaitan dengan bayi baru lahir kurang bulan

- Toxemia Gravidarum.

- Penyakit sistemik akut pada ibu (pneumonia, pyelonefritis, typus,

appendiksi-

tis akut).

- Kehamilan kembar

- Tidak diketahui penyebabnya (50 %)

b. Berkaitan dengan bayi KMK (Kecil Masa Kehamilan), ibu dengan :

- Diabetes Melitus

- Hipertensi

- Pre Eklamsia

- Infeksi

- Malnutrisi

- Obat-obatan

3. PEMBAGIAN BBLR

a. Bayi kurang bulan murni (Prematur)

Page 4: Presentasi Anak BBLR

- Lahir masa gestasi kurang dari 37 minggu

- Berat bdan sesuai dengan berat badan masa gestasi

- Imaturitas sistem organ

b. Bayi Kecil Masa Kehamilan (KMK)

- Berat badan tidak sesuai masa gestasi

4. PENYAKIT PENYERTA PADA BBLR

a. Bayi kurang bulan murni (Prematur)

- Aspirasi pneumonia

- Perdarahan Intra Ventrikuler

- Hiperbilirubinemia

- Gangguan pernafasan idiopatik

b. Bayi Kecil Masa Kehamilan (KMK)

- Aspirasi mekonium diikuti dengan Pneumotorak

- Hb meningkat akibat hipoksia kronis

- Hipoglikemi

- Asfiksia, perdarahan paru masif, hipotermi, infeksi

5. MANIFESTASI KLINIK

a. Bayi kurang bulan murni (Prematur)

- BB < 2500 gr, PB < 45 cm, LD < 30 cm, LK < 33 cm, kepala

> badan

- Kulit tipis, transparan, lanugo banyak, ubun-ubun dan sutura

lebar

Page 5: Presentasi Anak BBLR

- Genetalia imatur, rambut tipis halus teranyam, elastisitas

daun telinga kurang

- Tangis lemah, tonus otot leher lemah.

- Reflek moro (+), reflek menghisap, menelan, batuk, belum

sempurna.

- Bila lapar menangis, gelisah, aktifitas bertambah, bila dalam

3 hari hal ini

- Tidak tampak bayi menderita infeksi/perdarahan intrakranial

- Nafas belum teratur

- Pembuluh darah kulit diperut terlihat banyak

- Jaringan mamae belum sempurna, putting susu

belumterbentuk dengan baik

b. Bayi Kecil Masa Kehamilan (KMK)

Dibagi dalam 3 stadium :

1. Kurus relatif lebih panjang, kulit tipis dan kering.

2.

Page 6: Presentasi Anak BBLR

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI

Bayi berat lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir

kurang dari 2500 gram ( WHO, 1961 ). Berat badan pada kehamilan khusus

apapun sangat berfariasi dan harus digambarkan pada grafik presentil. Bayi yang

berat badannya diatas presentil 90 dinamakan besar untuk umur kehamilan dan

yang di bawa presentil 10 dinamakan ringan untuk umur krhamilan. Berdasarkan

itu bahwa 10 % semua bayi ringan untuk umur kehamilan. Bayi yang berat

badannya kurang dari 2500 gr pada saat lahir di namakan berat badan lahir rendah

Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat badan lahir

rendah di bedakan:

Bayi berat lahir rendah , berat lahir 1500 – 2500 gram

Bayi berat lahir sangat rendah, berat lahir kurang dari 1500 gram

Bayi berat lahir eksterem, Berat lahir kurang dari 1000 gram

2.2 ETIOLOGI

Bayi berat lahir rendah mungkin prematur ( kurang bulan ) mungkin juga cukup

bulan ( dismatur ).

2.2.1 PREMATUR MURNI

Prematur murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37

minggu dan mempunyai berat badan yang sesuai dengan masa kehamillan atau

disebut juga neonatus preterm / BBLR / SMK.

Page 7: Presentasi Anak BBLR

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Persalinan Prematur atau

BBLR adalah

1. Faktor Ibu

Riwayat kelahiran prematur sebelumnya

Gizi saat hamil kurang

Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun

Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat

Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah

(perokok)

Perdarahan antepartum, kelainan uterus, Hidramnion

Faktor pekerja terlalu berat

Primigravida

Ibu muda (<20 tahun)

2. Faktor kehamilan

Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum,

komplikasi hamil seprti preeklamsia, eklamsi, ketuban pecah dini

3. Faktor janin

Cacat bawaan, infeksi dalam rahim dan kehamilan ganda., anomali kongenital

4. Faktor kebiasaan : Pekerjaan yang melelahkan, merokok

5. Faktor yang masih belum diketahui.

Karakteristik yang dapat ditemukan pada prematur murni adalah :

1. Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm,

lingkar

kepala kurang dari 33 cm lingkar dada kurang dari 30 cm

2. Gerakan kurang aktif otot masih hipotonis

3. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu

4. Kepala lebih besar dari badan rambut tipis dan halus

5. Tulang tulang tengkorak lunak, fontanela besar dan sutura besar

6. Telinga sedikit tulang rawannya dan berbentuk sederhana

7. Jaringan payudara tidak ada dan puting susu kecil

8. Pernapasan belum teratur dan sering mengalami serangan apnu

Page 8: Presentasi Anak BBLR

9. Kulit tipis dan transparan, lanugo (bulu halus) banyak terutama pada dahi

dan pelipis dahi dan lengan

10. Lemak subkutan kurang

11. Genetalia belum sempurna , pada wanita labia minora belum tertutup oleh

labia mayora

12. Reflek menghisap dan menelan serta reflek batuk masih lemah

Bayi prematur mudah sekali mengalami infeksi karena daya tahan tubuh

masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan antibodi

belum sempurna . Oleh karena itu tindakan prefentif sudah dilakukan sejak

antenatal sehingga tidak terjadi persalinan dengan prematuritas (BBLR)

2.2.2 DISMATUR

Dismatur (IUGR) adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat

badan seharusnya untuk masa kehamilan dikarenakan mengalami gangguan

pertumbuhan dalam kandungan .

Menurut Renfield (1975) IUGR dibedakan menjadi dua yaitu

1. Proportionate IUGR

Janin yang menderita distres yang lama dimana gangguan pertumbuhan terjadi

berminggu-minggu sampai berbulan bulan sebelum bayi lahir sehingga

berat,panjang dada lingkaran kepala dalam proporsi yang seimbang akan tetapi

keseluruhannya masih dibawah masa gestasi yang sebenarnya. Bayi ini tidak

menunjukkan adanya Wasted oleh karena retardasi pada janin terjadi sebelum

terbentuknya adipose tissue

2. Disporpotionate IUGR

Trejadi karena distres subakut gangguan terjadi beberapa minggu sampai

beberapa hari sampai janin lahir. Pada keadaan ini panjang dan lingkar kepala

normal akan tetapi berat tidak sesuai dengan masa gestasi. Bayi tampak Wasted

dengan tanda tanda sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit , kulit kering

keriput dan mudah diangkat bayi kelihatan kurus dan lebih panjang

Faktor Faktor yang mempengaruhi BBLR pada Dismatur

1. Faktor ibu : Hipertensi dan penyakit ginjal kronik, perokok, pendrita penyakit

diabetes militus yang berat, toksemia, hipoksia ibu, (tinggal didaerah

Page 9: Presentasi Anak BBLR

pegunungan , hemoglobinopati, penyakit paru kronik ) gizi buruk, Drug

abbuse, peminum alkohol

1. Faktor utery dan plasenta : Kelainan pembuluh darah, (hemangioma)

insersi tali pusat yang tidak normal, uterus bicornis, infak plasenta, tranfusi dari

kembar yang satu kekembar yang lain, sebagian plasenta lepas

3. Faktor janin : Gemelli, kelainan kromosom, cacat bawaan, infeksi dalam

kandungan, (toxoplasmosis, rubella, sitomegalo virus, herpez, sifillis)

4. Penyebab lain :Keadaan sosial ekonomi yang rendah, tidak diketahui

2.4 PENATALAKSANAN

Dengan memperhatikan gambaran klinik dan berbagai kemungkinanan

yang dapat terjadi pada bayi prematuritas maka perawatan dan pengawasan

ditujukan pada pengaturan suhu , pemebrian makanan bayi, Ikterus , pernapasan,

hipoglikemi dan menghindari infeksi

1. Pengaturan suhu badan bayi prematuritas /BBLR.

Bayi prematur dengan cepat akan kehilangan panas badan dan menjadi

hipotermi karena pusat pengaturasn panas belum berfungsi dengan baik

metabolisme rendah dan permukaan badan relatif luas oleh karena itu bayi

prematuritas harus dirawat dalam inkubator sehingga panas badannya mendekati

dalam rahim , apabila tidak ada inkubator bayi dapat dibungkus dengan kain dan

disampingnya ditaruh botol berisi air panas sehingga panas badannya dapat

dipertahhankan.

2. Makanan bayi premtur.

Alat pencernaan bayi belum sempurna lambung kecil enzim pencrnaan

belum matang sedangkan kebutuhan protein 3-5 gr/kg BB dan kalori 110

kal;/kgBB sehingga pertumbuhan dapat meningkat. Pemberian minumbayi sekitar

3 jam setelahn lahir dan didahului derngan menghisap cairan lambung , reflek

masih lemah sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sesikit dengan

frekwensi yang lebih sering. Asi merupakan makanan yasng paling utama

sehingga ASI lah ynag paling dahulu diberikan, bila faktor menghisapnya kurang

maka ASI dapat diperas dan diberikan dengan sendok perlahan lahan atau dengan

memasang sonde. Permulaan cairan yang diberikan 50- 60 cc/kgBB/hari terus

dinaikan sampai mencapai sekitar 200 cc/kfBB/hari

Page 10: Presentasi Anak BBLR

3. Ikterus

Semua bayi prematur menjadi ikterus karena sistem enzim hatinya

belum matur dan bilirubin tak berkonjugasi tidak dikonjugasikan secara efisien

sampai 4-5 hari berlalu . Ikterus dapat diperberat oleh polisetemia, memar

hemolisias dan infeksi karena hperbiliirubinemia dapat menyebabkan kernikterus

maka warna bayi harus sering dicatat dan bilirubin diperiksa bila ikterus muncul

dini atau lebih cepat bertambah coklat

4. pernapasan

Bayi prematur mungkin menderita penyakit membran hialin. Pada

penyakit ini tanda- tanda gawat pernaasan sealu ada dalam 4 jam bayi harus

dirawat terlentang atau tengkurap dalam inkubator dada abdomen harus

dipaparkan untuk mengobserfasi usaha pernapasan

5. Hipoglikemi

Mungkin paling timbul pada bayi prematur yang sakit bayi berberat

badan lahir rendah, harus diantisipasi sebelum gejala timbul dengan pemeriksaan

gula darah secara teratur

6. Menghindari Infeksi

Bayi prematuritas mudah sekali mengalami infeksi karena daya tahan

tubuh masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan antibodi

belum sempurna . Oleh karena itu tindakan prefentif sudah dilakukan sejak

antenatal sehingga tidak terjadi persalinan dengan prematuritas (BBLR)

2.5 PROGNOSA

Prognosis bayi berat lahir rendah ini tergantung dari berat ringannya masalah

perinatal misalnya masa gestasi ( makin muda masa gestasi / makin rendah berat

bayi , makin tinggi angka kematian ) , asfiksia/iskemia otak , sindroma gangguan

pernapasan , perdarahan interafentrikuler , displasia bronkopulmonal, retrolental

fibroplasia, infeksi, gangguan metabolik (asidosis, hipoglikemi,

hiperbilirubinemia). Prognosis ini juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi,

pendidikan orang tua dan perawatan pada saat kehamilan persalinan dan pos natal

(pengaturan suhun lingkungan, resusitasi, nutrisi, mencegah infeksi, mengatasi

gangguan pernapasan, asfiksia hiperbilirubinemia, hipoglikemia dan lain – lain )

Page 11: Presentasi Anak BBLR

Pengamatan Lebih Lanjut

Bila bayi berat lahir rendah dapat mengatasi problematik yang dideritanya

perlu diamati selanjutnya oleh karena kemungkinan bayi ini akan mengalami

gangguan pendengaran, penglihatan, kognitif, fungsi motor susunan saraf pusat

dan penyakit penyakit seperti Hidrosefalus, Cerebral palsy dan sebagainya

2.6 Asuhan Keperawatan Pada Neonatus dengan BBLR

2.6.1 Pengkajian

1. Data Subyektif

Data subyektif adalah persepsi dan sensasi klien tentang masalah kesehatan

(Allen Carol V. 1993 : 28).

Data subyektif terdiri dari

Biodata atau identitas pasien :

Bayi meliputi nama tempat tanggal lahir jenis kelamin

Orangtua meliputi : nama (ayah dan ibu, umur, agama, suku atau kebangsaan,

pendidikan, penghasilan pekerjaan, dan alamat (Talbott Laura A, 1997 : 6).

Riwayat kesehatan

Riwayat antenatal yang perlu dikaji atau diketahui dari riwayat antenatal pada

kasus BBLR yaitu:

Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, gizi buruk, merokok

ketergantungan obat-obatan atau dengan penyakit seperti diabetes mellitus,

kardiovaskuler dan paru.

Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya kelahiran multiple,

kelainan kongenital, riwayat persalinan preterm.

Pemeriksaan kehamilan yang tidak kontinyuitas atau periksa tetapi tidak

teratur dan periksa kehamilan tidak pada petugas kesehatan.

Hari pertama hari terakhir tidak sesuai dengan usia kehamilan (kehamilan

postdate atau preterm).

Riwayat natal komplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang sangat erat

dengan permasalahan pada bayi baru lahir. Yang perlu dikaji :

Page 12: Presentasi Anak BBLR

Kala I : perdarahan antepartum baik solusio plasenta maupun plasenta previa.

Kala II : Persalinan dengan tindakan bedah caesar, karena pemakaian obat

penenang (narkose) yang dapat menekan sistem pusat pernafasan.

Riwayat post natal

Yang perlu dikaji antara lain :

Agar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua AS (0-3)

asfiksia berat, AS (4-6) asfiksia sedang, AS (7-10) asfiksia ringan.

Berat badan lahir : Preterm/BBLR < 2500 gram, untu aterm 2500 gram

lingkar kepala kurang atau lebih dari normal (34-36 cm).

Adanya kelainan kongenital : Anencephal, hirocephalus anetrecial aesofagal.

Pola nutrisi

Yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan absorbsi

gastrointentinal, muntah aspirasi, kelemahan menghisap sehingga perlu

diberikan cairan parentral atau personde sesuai dengan kondisi bayi untuk

mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan, kalori dan juga untuk mengkoreksi

dehidrasi, asidosis metabolik, hipoglikemi disamping untuk pemberian obat

intravena.

Kebutuhan parenteral

Bayi BBLR < 1500 gram menggunakan D5%

Bayi BBLR > 1500 gram menggunakan D10%

Kebutuhan nutrisi enteral

BB < 1250 gram = 24 kali per 24 jam

BB 1250-< 2000 gram = 12 kali per 24 jam

BB > 2000 gram = 8 kali per 24 jam

Kebutuhan minum pada neonatus :

Hari ke 1 = 50-60 cc/kg BB/hari

Hari ke 2 = 90 cc/kg BB/hari

Hari ke 3 = 120 cc/kg BB/hari

Hari ke 4 = 150 cc/kg BB/hari

Dan untuk tiap harinya sampai mencapai 180 – 200 cc/kg BB/hari

(Iskandar Wahidiyat, 1991 :1)

Page 13: Presentasi Anak BBLR

Pola eliminasi

Yang perlu dikaji pada neonatus adalah

BAB : frekwensi, jumlah, konsistensi.

BAK : frekwensi, jumlah

Latar belakang sosial budaya

Kebudayaan yang berpengaruh terhadap BBLR kebiasaan ibu merokok,

ketergantungan obat-obatan tertentu terutama jenis psikotropika

Kebiasaan ibu mengkonsumsi minuman beralkohol, kebiasaan ibu melakukan

diet ketat atau pantang makanan tertentu.

Hubungan psikologis

Sebaiknya segera setelah bayi baru lahir dilakukan rawat gabung dengan ibu

jika kondisi bayi memungkinkan. Hal ini berguna sekali dimana bayi akan

mendapatkan kasih sayang dan perhatian serta dapat mempererat hubungan

psikologis antara ibu dan bayi. Lain halnya dengan BBLR karena

memerlukan perawatan yang intensif

2. Data Obyektif

Data obyektif adalah data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan

pemeriksaan dengan menggunakan standart yang diakui atau berlaku (Effendi

Nasrul, 1995)

Keadaan umum

Pada neonatus dengan BBLR, keadaannya lemah dan hanya merintih.

Keadaan akan membaik bila menunjukkan gerakan yang aktif dan menangis

keras. Kesadaran neonatus dapat dilihat dari responnya terhadap rangsangan.

Adanya BB yang stabil, panjang badan sesuai dengan usianya tidak ada

pembesaran lingkar kepala dapat menunjukkan kondisi neonatus yang baik.

Tanda-tanda Vital

Neonatus post asfiksia berat kondisi akan baik apabila penanganan asfiksia

benar, tepat dan cepat. Untuk bayi preterm beresiko terjadinya hipothermi

bila suhu tubuh < 36 C dan beresiko terjadi hipertermi bila suhu tubuh < 37

C. Sedangkan suhu normal tubuh antara 36,5C – 37,5C, nadi normal antara

120-140 kali per menit respirasi normal antara 40-60 kali permenit, sering

Page 14: Presentasi Anak BBLR

pada bayi post asfiksia berat pernafasan belum teratur (Potter Patricia A,

1996 : 87).

Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik pasien untuk

menentukan kesehatan pasien (Effendi Nasrul, 1995).

Kulit

Warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstrimitas berwarna biru, pada bayi

preterm terdapat lanugo dan verniks.

Kepala

Kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal haematom, ubun-

ubun besar cekung atau cembung kemungkinan adanya peningkatan tekanan

intrakranial.

Mata

Warna conjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding conjunctiva,

warna sklera tidak kuning, pupil menunjukkan refleksi terhadap cahaya.

Hidung

terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan lendir.

Mulut

Bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.

Telinga

Perhatikan kebersihannya dan adanya kelainan

Leher

Perhatikan kebersihannya karena leher nenoatus pendek

Thorax

Bentuk simetris, terdapat tarikan intercostal, perhatikan suara wheezing dan

ronchi, frekwensi bunyi jantung lebih dari 100 kali per menit.

Abdomen

Bentuk silindris, hepar bayi terletak 1 – 2 cm dibawah arcus costaae pada

garis papila mamae, lien tidak teraba, perut buncit berarti adanya asites atau

tumor, perut cekung adanya hernia diafragma, bising usus timbul 1 sampai 2

jam setelah masa kelahiran bayi, sering terdapat retensi karena GI Tract

belum sempurna.

Page 15: Presentasi Anak BBLR

Umbilikus

Tali pusat layu, perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanya tanda – tanda

infeksi pada tali pusat.

Genitalia

Pada neonatus aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan letak muara

uretra pada neonatus laki – laki, neonatus perempuan lihat labia mayor dan

labia minor, adanya sekresi mucus keputihan, kadang perdarahan.

Anus

Perhatiakan adanya darah dalam tinja, frekuensi buang air besar serta warna

dari faeses.

Ekstremitas

Warna biru, gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya patah tulang atau

adanya kelumpuhan syaraf atau keadaan jari-jari tangan serta jumlahnya.

Refleks

Pada neonatus preterm post asfiksia berat reflek moro dan sucking lemah.

Reflek moro dapat memberi keterangan mengenai keadaan susunan syaraf

pusat atau adanya patah tulang (Iskandar Wahidiyat, 1991 : 155 dan Potter

Patricia A, 1996 : 109-356).

3. Data Penunjang

Data penunjang pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam menegakkan

diagnosa atau kausal yang tepat sehingga kita dapat memberikan obat yang

tepat pula.

Pemeriksaan yang diperlukan adalah :

Darah : GDA > 20 mg/dl, test kematangan paru, CRP, Hb dan Bilirubin : > 10

mg/dl

Page 16: Presentasi Anak BBLR

2.6.2 Analisa Data dan Perumusan Masalah

Sign / SymptornKemungkinan

PenyebabMasalah

1. Pernafasan tidak teratur,

pernafasan cuping hidung,

cyanosis, ada lendir pada

hidung dan mulut, tarikan

inter-costal, abnormalitas

gas darah arteri.

Produksi surfactan yang

belum optimal

Gangguan pertukaran gas

2.Akral dingin, cyanosis pada

ekstremmitas, keadaan umum

lemah, suhu tubuh dibawah

normal

- lapisan lemak dalam kulit

tipis

Resiko terjadinya hipotermia

3.Keadaan umum lemah, reflek

menghisap lemah, masih

terdapat retensi pada sonde

- Reflek menghisap lemah Resiko gangguan pemenuhan

kebutuhan nutrisi.

4.Suhu tubuh diatas normal, tali

pusat layu, ada tanda-tanda

infeksi, abnormal kadar

leukosit, kulit kuning, riwayat

persalinan dengan ketuban

mekoncal

- Sistem

Imunitas yang belum

sempurna

- Ketuban mekonial

- Adanya tali pusat yang

belum kering

Resiko terjadinya infeksi

5.Akral dingin

Ekstremitas pucat, cyanosis,

hipotermi, distrostik rendah

atau dibawah harga normal.

- Metabolisme meningkat

- Intake yang kurang.

Resiko terjadinya

hipoglikemia

6.Bayi dirawat di dalam inkubator

di ruang intensif, belum ada

Perawatan intensif Gangguan hubungan

interpersonal antara ibu dan

Page 17: Presentasi Anak BBLR

kontak antara ibu dan bayi bayi.

2.6.3 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada neonatus dengan BBLR

antara lain:

1. Gangguan pertukaran gas sehubungan dengan produksi surfactan yang

belum optimal.

2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan reflek

menghisap lemah.

3. Resiko terjadinya hipoglikemia b/d meningkatnya metabolisme tubuh

neonatus

4. Resiko terjadinya hipotermia b/d lapisan lemak kulit yang tipis

5. Resiko terjadinya infeksi b/d tali pusat yang belum kering, imunitasyang

belum sempurna, ketuban meconial

6. Gangguan hubungan interpersonal antara ibu dan bayi sehubungan dengan

rawat terpisah.

Page 18: Presentasi Anak BBLR
Page 19: Presentasi Anak BBLR

2.6.4 Asuhan Keperawatan pada Neonatus dengan BBLR

No Diagnosa Perawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional

1 Gangguan pertukaran gasb/d

produksi surfactan yang

belum optimal

Tujuan:

Kebutuhan O2 bayi terpenuhi

Kriteria:

- Pernafasan normal 40-60 kali

permenit.

- Pernafasan teratur.

- Tidak cyanosis.

- Wajah dan seluruh

tubuh

1. Letakkan bayi terlentang dengan

alas yang data, kepala lurus, dan leher sedikit

tengadah/ekstensi dengan meletakkan bantal

atau selimut diatas bahu bayi sehingga bahu

terangkat 2-3 cm

1. Memberi rasa nyaman dan

mengantisipasi flexi leher yang dapat

mengurangi kelancaran jalan nafas.

Berwarna kemerahan (pink

variable).

- Gas darah normal

PH = 7,35 – 7,45

PCO2 = 35 mm Hg

PO2 = 50 – 90 mmHg

2. Bersihkan jalan nafas, mulut, hidung bila perlu. 2. Jalan nafas harus tetap dipertahankan

bebas dari lendir untuk menjamin

pertukaran gas yang sempurna.

3. Observasi gejala kardinal dan tanda-tanda

cyanosis tiap 4 jam

3. Deteksi dini adanya kelainan.

3. Kolaborasi dengan team medis

dalam pemberian O2 dan pemeriksaan kadar

4. Mencegah terjadinya hipoglikemia

Page 20: Presentasi Anak BBLR

gas darah arteri

2. Resiko terjadinya hipotermi

b/d lapisan lemak pada kulit

yang masih tipis

Tujuan

Tidak terjadi hipotermia

Kriteria

Suhu tubuh 36,5 – 37,5°C

Akral hangat

Warna seluruh tubuh kemerahan

. Letakkan bayi terlentang diatas pemancar panas

(infant warmer

1. Mengurangi kehilangan panas pada

suhu lingkungan sehingga

meletakkan bayi menjadi hangat

2. Singkirkan kain yang sudah dipakai untuk

mengeringkan tubuh, letakkan bayi diatas

tubuh, letakkan bayi diatas handuk / kain yang

kering dan hangat.

. Mencegah kehilangan tubuh melalui

konduksi.

3.Observasi suhu bayi tiap 6 jam. 3. Perubahan suhu tubuh bayi dapat

menentukan tingkat hipotermia

4. Kolaborasi dengan team medis untuk

pemberian Infus Glukosa 5% bila ASI tidak

mungkin diberikan.

4. Mencegah terjadinya hipoglikemia

3. Resiko gangguan penemuan

kebutuhan nutrisi

sehubungan dengan reflek

menghisap lemah.

Tujuan:Kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria

- Bayi dapat minum pespeen /

personde dengan baik.

1. Lakukan observasi BAB dan BAK jumlah dan

frekuensi serta konsistensi.

1. Deteksi adanya kelainan pada

eliminasi bayi dan segera mendapat

tindakan / perawatan yang tepat.

Page 21: Presentasi Anak BBLR

- Berat badan tidak turun lebih dari

10%.

- Retensi tidak ada.

2. Monitor turgor dan mukosa mulut. 2. Menentukan derajat dehidrasi dari

turgor dan mukosa mulut.

3. Monitor intake dan out put. 3. Mengetahui keseimbangan cairan

tubuh (balance)

4. Beri ASI/PASI sesuai kebutuhan. 4. Kebutuhan nutrisi terpenuhi secara

adekuat.

5. Lakukan control berat badan setiap hari. 5. Penambahan dan penurunan berat

badan dapat di monito

5. Lakukan control berat badan setiap hari. 5. Penambahan dan penurunan berat

badan dapat di monito

4. Resiko terjadinya infeksi Tujuan:

Selama perawatan tidak terjadi

komplikasi (infeksi)

Kriteria

1. Lakukan teknik aseptik dan antiseptik dalam

memberikan asuhan keperawatan

1. Pada bayi baru lahir daya tahan

tubuhnya kurang / rendah.

- Tidak ada tanda-tanda infeksi.

- Tidak ada gangguan fungsi

tubuh.

2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan

tindakan.

2. Mencegah penyebaran infeksi

nosokomial.

3. Pakai baju khusus/ short waktu

masuk ruang isolasi (kamar bayi)

3. Mencegah masuknya bakteri dari

baju petugas ke bayi

4. Lakukan perawatan tali pusat

dengan triple dye 2 kali sehari.

4. Mencegah terjadinya infeksi dan

memper-cepat pengeringan tali pusat

karena mengan-dung anti biotik, anti

Page 22: Presentasi Anak BBLR

jamur, desinfektan.

5. Jaga kebersihan (badan, pakaian) dan

lingkungan bayi.

5. Mengurangi media untuk

pertumbuhan kuman.

6. Observasi tanda-tanda infeksi dan gejala

kardinal

6. Deteksi dini adanya kelainan

7. Hindarkan bayi kontak dengan

sakit.

7. Mencegah terjadinya penularan

infeksi.

8. Kolaborasi dengan team medis

untuk pemberian antibiotik.

8. Mencegah infeksi dari pneumonia

9. Siapkan pemeriksaan laboratorat

sesuai advis dokter yaitu pemeriksaan DL,

CRP.

9. Sebagai pemeriksaan penunjang

5. Resiko terjadinya

hipoglikemia sehubungan

dengan metabolisme yang

meningkat

Tujuan:

Tidak terjadi hipoglikemia selama

masa perawatan.

Kriteria

- Akral hangat

- Tidak cyanosis

- Tidak apnea

- Suhu normal (36,5°C -37,5°C)

1. Berikan nutrisi secara adekuat dan catat serta

monitor setiap pemberian nutrisi.

1. Mencega pembakaran glikogen

dalam tubuh dan untuk pemantauan

intake dan out put.

- Distrostik normal

(> 40 mg)

2. beri selimut dan bungkus bayi serta perhatikan

suhu lingkungan

2. Menjaga kehangatan agar tidak

terjadi proses pengeluaran suhu yang

berlebihan sedangkan suhu

Page 23: Presentasi Anak BBLR

lingkungan berpengaruh pada suhu

bayi.

3. Observasi gejala kardinal (suhu, nadi, respirasi) 3. Deteksi dini adanya kelainan.

4. Kolaborasi dengan team medis untuk

pemeriksaan laborat yaitu distrostik.

4. Untuk mencegah terjadinya

hipoglikemia lebih lanjut dan

kompli-kasi yang ditimbulkan pada

organ - organ tubuh yang lain.

6. Gangguan hubungan

interpersonal antara bayi dan

ibu sehubungan dengan

perawatan intensif.

Tujuan :

Terjadinya hubungan batin antara

bayi dan ibu.

1. Jelaskan para ibu / keluarga tentang keadaan

bayinya sekarang.

1. Ibu mengerti keadaan bayinya dan

mengura-ngi kecemasan serta untuk

kooperatifan ibu/keluarga.

Kriteria:

- Ibu dapat segera menggendong

dan meneteki bayi.

2. Bantu orang tua / ibu mengungkapkan

perasaannya.

2. Membantu memecah-kan

permasalahan yang dihadapi.

- Bayi segera pulang dan ibu dapat

merawat bayinya sendiri.

3. Orientasi ibu pada lingkungan rumah sakit. 3. Ketidaktahuan memperbesar stressor.

4. Tunjukkan bayi pada saat ibu berkunjung

(batasi oleh kaca pembatas).

4. Menjalin kontak batin antara ibu dan

bayi walaupun hanya melalui kaca

pembatas.

5. Lakukan rawat gabung jika keadaan ibu dan

bayi jika keadaan bayi memungkinkan.

5. Rawat gabung merupakan upaya

mempererat hubungan ibu dan

bayi/setelah bayi diperbolehkan

Page 24: Presentasi Anak BBLR

pulang.

Page 25: Presentasi Anak BBLR

2.6.5 Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tindakan keperawatan adalah pelaksanaan asuhan

keperawatan yang merupakan realisasi rencana tindakan yang telah ditentukan dalam

tahap perencanaan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal

(Santosa NI, 1995).

2.6.6 Tahap Evaluasi

Evaluasi adalah merupakan langkah akhir dari proses

keperawatan yaitu proses penilaian pencapaian tujuan dalam rencana perawatan,

tercapai atau tidak serta untuk pengkajian ulang rencana keperawatan (Santosa NI,

1995). Evaluasi dilakukan secara terus menerus dengan melibatkan pasien, perawat

dan petugas kesehatan yang lain. Dalam menentukan tercapainya suatu tujuan asuhan

keperawatan pada bayi dengan post Asfiksia sedang, disesuaikan dengan kriteria

evaluasi yang telah ditentukan. Tujuan asuhan keperawatan dikatakan berhasil bila

diagnosa keperawatan didapatkan hasil yang sesuai dengan kriteria evaluasi.

BAB 4

Page 26: Presentasi Anak BBLR

PEMBAHASAN

Bab ini akan disajikan tentang kesenjangan antara bab 2 dan bab 3, dengan prinsip

pendekatan proses perawatan antara lain:

Pengkajian

Pada bab tinjauan teori penkajian ditekankan pada adanya perubahan suhu,

nutrisi, interitas kulit, dan resiko infeksi. Sedangkan pada tinjauan kasus

pengkajian yang didapat adalah adanya perubahan resiko perubahan suhu,

kurangnya kebutuhan nutrisi, infeksi dan keadaan integritas kulit.

Diagnosa Keperawatan

Pada tinjauan teori di dapatkan enam diagnosa keperawatan yakni :gangguan

pertukaran gas, gangguan pemenuhan nutrisi, resiko terjadi hipoglikemia, resiko

terjadi hipotermia, resiko terjadi infeksi dan gangguan hubungan interpersonal

antara ibu dan bayi. Sedangkan pada kasus nyata penyusun hanya mendapatkan

4 diagnosa dari klien yakni : gangguan nutrisi, gangguan integritas kulit, resiko

hipotermia, dan resiko terjadi infeksi.

Rencana Keperawatan

Pada tinjauan teori rencana keperawatan ditekankan pada nutrisi ,

termoregulator / lingkungan yang nyaman, dan pelasanaan tindakan septik dan

aseptik. Pada tinjauan kasus rencana keperawatan juga ditekankan pada hal

tersebut di atas.

Tindakan Keperawatan

Seperti halnya dengan intervensi yang direncanakan pada tinjauan teori,

tindakan keperawatan yang dilakukan baik dalan tinjauan teori dan tinjauan

kasus adalah nutrisi , termoregulator / lingkungan yang nyaman, dan pelasanaan

tindakan septik dan aseptik.

Evaluasi Keperawatan

Page 27: Presentasi Anak BBLR

Evaluasi pada tinjauan kasus ditekankan pada tiap – tiap diagnosa sehingga

dapat mencapai tujuan yang diharapkan yangtercantum pada tujuan rencana

keperawatan. Memang pencapaian tujuan pada bayi dengan BBLR ini harus

benar- benar prosedural .

BAB 5

PENUTUP

Page 28: Presentasi Anak BBLR

5.1 Kesimpulan

Setelah membahas mengenai uraian asuhan keperawatan pada neonatus dengan

BBLR, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam melakukan pengkajian pada neonatus dengan BBLR ditekankan pada

ditekankan pada adanya perubahan suhu, nutrisi, interitas kulit, dan resiko

infeksi

2. Dalam perencanaan perlu dituliskan target waktu target waktu yang

digunakan dalam pelaksanan intervensi disesuaikan dengan keadaan tempat

praktek yakni di ruang neonatus sehingga kurang maksimal.

3. Dalam melakukan pengkajian dan implementasi keperawatan, perawat harus

benar-benar prosedural dan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman

bagi neonatus mengingat bayi BBLR terjadi imaturitas organ.

4. Dalam memberikan asuhan keperawatan pada adanya perubahan suhu,

nutrisi, interitas kulit, dan resiko infeksi

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas kami memberanikan diri untuk memberikan saran

sebagai berikut:

1. Dalam memberikan pelayanan keperawatan tidak boleh membeda-bedakan

status klien.

2. Dalam melakukan asuhan keperawatan dengan menggunakan proses

keperawatan perlu adanya pendekatan dengan klien yaitu; menjalin hubungan

saling percaya sehingga klien mau mengungkapkan apa yang dirasakan dan

masalah keperawatan yang dihadapi dapat teratasi.

3. Untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan khususnya pada kasus

Bronchitis alergia diruang neonatus hendaknya perawat meningkatkan

pengetahuan tentang masalah BBLR

4. Dalam melakukan pengkajian pada klien dengan neonatus dengan BBLR

perawat diharuskan memiliki sikap sabar, sopan, teliti, cermat, mempunyai

pengetahuan, wawasan yang luas dan ketrampilan yang memadai.

Page 29: Presentasi Anak BBLR

4.

Page 30: Presentasi Anak BBLR

BAB 3 TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian

Ruangan : Neonatus No. Register : 10270712

Pengkajian pada tgl. : 09 Juni 2003 Jam : 10.00 wib

I. IDENTITAS KLIEN:

Nama : By. P.y

Jenis Kelamin : laki - laki

Tempat Tgl. Lahir : Surabaya, 17-05-2003

Umur : 23 hari

Anak Ke : I (pertama)

Nama Ayah : Tn. S

Nama Ibu : Ny. Py

Pendidikan Ayah : SLTA

Pendidikan Ibu : SLTA

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Alamat : Tanjung kedamaian gresik.

Tanggal MRS : 20 Mei 2003 (di Ruang Neonatus)

Diagnosa Medis : NP/BBLR/SMK

Sumber Informasi : Status klien dan orang tua (ibu)

II. RIWAYAT KEPERAWATAN

1. Riwayat Keperawatan Sekarang

a. Keluhan utama :

Page 31: Presentasi Anak BBLR

bayi lemah, malas minum, kulit disekitar bokong, anus dan kulit terkelupas

basah dan kemerahan, kebiruan pada kepala, lengan dan kaki bekas tusukan

infus dan ambil darah.

b. Riwayat penyakit sekarang

kiriman dari RS. Anwar Medika karena prematuritas (BB masuk 1500 gr),

dengan diagnosa resiko infeksi, oksigen 2lt/mnt, infus D5% 90 cc/24 jam, inj.

Vit K 1mg, Drip Ca. glukonas 3 cc, cefotaxim 2x 75 cc masuk NICU

c. Faktor yang memperberat : Saat bayi tidur telentang luka tambah parah

d. Upaya mengatasi : dinkubator, rawat luka, lingkungan dan personal hygiene

ber-sih/nyaman.

2. Riwayat Keperawatan Sebelumnya

a. (1) Prenatal :

Informasi dari ibu kehamilannya merupakan, anak pertama, Ibu usia 21

tahun, dengan umur kehamilan berdasarkan perhitungan HPHT saat itu

adalah 8 bulan (data dari rekam medik), saat hamil ibu tidak minum

jamu, merokok, minuman keras lainnya. Penyakit yang perdah diderita:

tidak ada. Waktu kehamilan ANCnya ± 10 kali dan dilakukan imunisasi

TT 2X di RS Anwar Medika (G1P00000)

(2) Natal:

Bayi lahir usia kehamilan 35/36 minggu di RS. Anwar Medika Jam

13.00 WIB dengan spontan belakag kepala, indikasi KPP Apgar score 8-

9, BBL= 1700 gr, PB= 42 cm, LK=30 cm, LD= 30 cm, LLA= 8cm, jam

13.00 WIB (data dari dokumen Bayi), menurut perhitungan Rumus

Dobowitz score 30-31 minggu

(3) Post Natal :

K/U baik, caput (-), cepal hematom (-), Ubun-ubun besar belum

menutup.

b. Luka/operasi : -

c. Alergi : -

d. Pola kebiasaan : -

e. Tumbuh Kembang : belum bisa terpantau hanya BBL 1700 gr dan BBS =

1400 gr (saat dilakukan pengkajian) BBM = 1500 gr

Page 32: Presentasi Anak BBLR

f. Imunisasi : belum

g. Status gizi : BB = 1400 gr, PB = 42 cm, LK = 30 cm diit Pasi 12 x 25 cc

h. Psikososial : -

i. Psikoseksual : -

j. interaksi : -

3. Riwayat Kesehatan Keluarga

a. Komposisi Keluarga : Keluarga terdiri dari ayah dan ibu

b. Lingkungan rumah dan keluarga : kelurga tinggal di lingkungan yang padat

pen-duduknya.

c. Pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga :ayah tamatan SLTA & bekerja

swasta dengan dibantu oleh ibu

.d. Kultur dan kepercayaan : selama hamil ibu tidak minum jamu

e. Fungsi dan hubungan keluarga : baik

f. Prilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan : ibu belum dapat menyusui

klien karena putting tidak menonjol.

g. Persepsi keluarga tentang penyakit klien : menyerahkan kepada Tuhan dan

anak segera normal/bisa dibawa pulang.

III. PEMERIKSAAN FISIK

1. Khusus Neonatus

a. Reflek moro : baik

b. Reflek menggegam : baik

c. Reflek menghisap : kurang

d. Tonus otot/aktivitas : menggerakkan tangan dan kaki ( lemah)

e. Kekuatan menangis : jarang

2. Anak dan neonatus

a. Keadaan umum

Lemah, aktivitas kurang, lebih banyak tidur, tangis cukup, BB = 1400 gr, PB

= 42

cm, LK = 30 cm, suhu; 36.8 C, Nadi:148 x/menit, RR : 42 x/mt.

b. Kepala

Page 33: Presentasi Anak BBLR

Bentuk bulat, rambut lanugo (+) dipelipis dan telinga, kepala simetris (+),

ubun-

ubun besar (fontanela mayor) belum menutup, cembung (-), cekung (-),

sutura ; melebar (-), tampak kebiruan pembuluh darah akibat tusukan infus.

c. Mata

Mata lebih banyak terpejam, reflek membuka (-), sclera mata ; ikterik (-),

hiperemi

(-), konjuctiva anemi (+), udem palpebra (-), pergerakan bola mata bisa

kesegala arah

d. Telinga

Terdapat rambut lanugo pada daun telinga, simetris (+), bila dipegang

lembut dan keduanya bersih, serumen (-)

e. Hidung

Atresia koani (-), septum tidak ada deviasi (normal), kedua bersih dan

terpasang sonde pada lubang sebelah kanan.

f. Mulut

Reflek menelan dan menghisap lemah, labioskhisis (-), palatoskisis (-),

cyanosis (-)

g. Tenggorokan

tidak ada kelainan

h. Leher

Reflek tonik neck lemah, kaku kuduk (-)

i. Dada

Bentuk simetris (+), retraksi interkostae jelas, kulit tipis.

j. Paru-paru

Pernafasan kadang tidak teratur, gerakan dada simetris (+), bunyi sonor (+)

k. Jantung

S1, S2 tunggal, murmur (+)

l. Abdomen

Terlihat banyak pembuluh darah, distensi (-), bising usus (+)

m. Ginjal

BAK lancar dan frekwensi berkemih 6-7 x/hari

Page 34: Presentasi Anak BBLR

n. Genetalia

Kedua testis belum turun, hipospadia (-), terdapat luka kemerahan dan basah

disekitar scrotum

o. Rektum

Anus (+), diare (-), BAB 1x/hr, dekubitus disekitar kulit bokong (+),

terkelupas, basah dan kemerahan.

p. Ekstremitas

Pergerakan masih lemah dan kurang, tonus otot sangat lemah.bayi lebih

banyak tidur terlentang, tampak kebiruan pada kaki dan tangan akibat tusukan

infus dan ambil darah. Kulittipis , lemak bawah kulit (-)

q. Punggung

Lecet (-),Lordosis (-), scoliosis (-), kiposis (-)

r. Neurologi

Reflek baik

s. Endokrin

Tidak ada kelainan

IV. POLA FUNGSI KESEHATAN

1. Nutrisi dan metabolisme : PASI 12x25 cc. Dicoba melalui speen

dan sisanya melalui sonde

2. Eliminasi : BAB 1 kali/ hari konsistensi lembek

warna kuning /BAK 6-7 X/m warna jenih

3. Istirahat dan tidur : bayi aktivitasnya lebih banyak tidur

4. Aktifitas dan latihan : dalam kondisi lemah, bayi masih malas

bergerak.

5. Lainnya : (-)

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG (DIAGNOSTIK TEST)

1.Laboratorium :

- Tanggal 9/6 ; Hb 7,4 gr/dl, GDA 180, Na; 131, K: 146, Ca :10,8,leuko 13000,

Bili-

Page 35: Presentasi Anak BBLR

rubin Total 26

2. Thorax:: -

3. EKG ; -

IV. PROGRAM TERAPI

1. PASI : 12 x 25 cc

2. Salep : Myco-Z Oitment, Micostatin oles mulut

3. D 10 0,185 180cc/24 jam

4. Multivitamin 1x0,3cc

5. Meronem 3x 17mg (IV), Amikin 2x13,5 mg (IM)

6. Vit e 1x0,3 %, KCl syr 3% 2x1/2 cth

7. Tranfusi SWB 15cc (3x berturut-turut)

8. Head Up posisi

Page 36: Presentasi Anak BBLR

3.2 ANALISA DATA

No/ DATA ETIOLOGI MASALAH

1. DS= -

DO:

- daya isap lemah

(letargi)

- BBL =1700 gr (17/5)

- BBM =1500 gr (18/5)

- BBS =1400 gr (9/6)

-BBLR hari perawatan

ke 23

- K

eadaan umum lemah

- B

ayi terpasang sonde

Refleks mengisap lemah

Volume lambung

berkurang

Waktu pengosongan

lambung meningkat

Daya absorpsi lemak, vit,

dan mineral menurun

Kebutuhan nutrisi bayi

meningkat

Gangguan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh

Ganguan nutrisi

kurang dari kebutuhan

tubuh

2.

DS=-

DO:

-Kulit disekitar bokong,

anus dan kulit terkelupas

basah dan kemerahan

- - bayi tidur terlentang

- Kebiruan pada kepala,

le-ngan dan kaki bekas

tusukan infus.

-BBLR hari perawatan

Kelemahan tonus otot dan

jaringan kulit tipis

Kelemahan fisik

Penenkanan yang lama

pada satu posisi bagian

tubuh

angkutan O2 dan Nutrisi

terganggu

Gangguan integritas

kulit

Page 37: Presentasi Anak BBLR

ke 23

- Keadaan umum lemah Nekrosis jaringan

Kerusakakn integritas

kulit.

3.

S: -

O:

-S= 36,6C.

- RR= 42x/mnt,

-HR=148x/ mnt.

-Kulit tipis, lemak

bawah kulit (-).

- Bayi dalam inkubator

- BBS= 1400 gr

- Dx medis ; BBLR

- Keadaan umum lemah

Jaringan kulit tipis, lemak

Kurang (Termoregulator)

Permukaan tubuh relatif

lebih luas

Pusat pengatur tubuh

belum sempurnah

Produksi panas berkurang

Pengguapan meningkat

Keseimbangan suhu

terganggu

Resiko terjadi

hypotermi/hypertermi

Resiko terjadi

gangguan

keseimbangan suhu

tubuh

Page 38: Presentasi Anak BBLR

4 S: -

O:

-S= 36,6C.

- RR= 42x/mnt,

- HR=148x/ mnt.

- Kulit tipis, lemak

bawah kulit (-).

- By dalam inkubator

- BBL= 1700 gr

- BBS= 1400 gr

- Dx medis ; BBLR

- Dekubitus (+)

dibokong & sekitar

scrotum

- Keadaan umum lemah

- Leukosit 13.000 mg/dl

- Dekubitus (+),

sekitarbokong

terkelupas, kemerahan

Terbuka IgG menurun

jaringan

kulit

Anti body belum terbentuk

Daya fagositosis belum

sempurna

Reaksi terhadap

peradangan menurun

Tindakan yang kurang

aseptic dan antiseptik

Resiko terjaadi infeksi

infeksi

3.3 RUMUSAN PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN 1. Gangguan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh b.d input yang kurang akibat daya isap yang masih lemah.

2. Ganguan integritas kulit b.d kelemehan tonus otot / penekaknan

yang lama pada satu posisi.

3. Resiko hypotermy b.d belum maturnya organ termoregulator/

jaringan lemak dibawah kulit yang masih kurang.

Page 39: Presentasi Anak BBLR

4. Resiko terjadi infeksi b.d belum maturnya sistem imun bayi/

terbukanya jaringan kulit akibat tindakan invasive, luka dekubitus

3.4 RENCANA KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : BY. PY NO REG : 10270712 HARI

RAWAT KE:

N

O

DIX KEP TUJUAN RENCANA

INTERVENSI

RASIONAL

1 2 3 4 5

ASUPAN

NUTRISI

TERPENUHI

SETELAH

DILAKUKAN

TINDAKAN

KEPERAWAT

AN SELAMA

3 X24 JAM

DENGAN

KRITERIA :

REFLEK

HISAP BAIK,

BAYI ,BERA

T BADAN

NAIK,

GANGGUAN

INTEGRITAS

KULIT

TERATASI

SELAMA 3X

1. BERIKAN

BAYI MI-NUM

ASI/PASI SESUAI

JADWAL 12X25

CC

2. BANGUNKAN

BAYI UNTUK

PEMBERIAN

MINUM TIAP 2

JAM

3. CATAT SETIAP

SUSU YANG

MASUK.

4. TIMBANG

BB/HR

1. MENGKAJI

DERAJAT LUKA

1.

MEMENUHI1NUTRISI

BAYI SESUAI

KEBUTUHAN

2. BAYI TETAP

MAKAN SESUAI

JADWAL,

MENGGANTI

CAIRAN YANG

KELUAR.

3. MENGETAHUI

JUMLAH ASUPAN

NUTRISI

4. PENINGKATAN BB

INDIKASI NUTRISI

TERPENUHI

1. SEBAGAI DATA

DASAR DALAM

MERENCANAKAN

Page 40: Presentasi Anak BBLR

24 JAM,

DENGAN

KRITERIA:

- KULIT

BOKONG

KERING

-

PERGERAK

AN BAYI

AKTIF

-

BEK

2. ATUR POSISI

TIDUR BAYI

3. UKUR TANDA-

TANDA VITAL.

4. GANTI

POPOK YANG

BASAH

5. RAWAT

LUKA LECET

SECARA

ASEPTIC DAN

ANTISEPTIK.

6. KOLABOR

ASI

PEMBERIAN

SALEP

MICRO Z

OITMENT

PADA KULIT

YANG

MENGELUPAS

TINDAKAN

KEPERAWATAN

LUKA.

2. POSI TIDUR YANG

TERLALU LAMA

PADA SATU BAGIAN

DAPAT

MEMPERMDAH

LUKA LECET,

AKIBATNYA

JARINGAN

SEKITARNYA

KURANG

MENDAPAT O2 DAN

NUTRISI.

3. PERUBAHAN

TANDA VITAL

DAPAT BERINDIKASI

ADANYA

GANGGUAN PADA

ORGAN TERTENTU

4. SEBAGAI MEDIA

PERTUMBUHAN

KUMAN.

5. MEMINIMALKAN

RESIKO

KONTAMINASI

KUMAN.

6. DAPAT

MERNGOBATI

DAN

MEMPERCEPAT

Page 41: Presentasi Anak BBLR

PERTUMBUHAN

JARINGAN.

N

O

DIX KEP TUJUAN RENCANA

INTERVENSI

RASIONAL

1 2 3 4 5

3 GANGGUAN

NUTRISI

KURANG

DARI

KEBUTUHAN

TUBUH B.D

INPUT YANG

KURANG

AKIBAT

DAYA ISAP

YANG LEMAH

TIDAK

TERJADI

GANGGUAN

SUHU

TUBUH

SELAMA

PERAWATA

N DENGAN

KRITERIA:

- SUHU

TUBUH

BATAS

1. UKUR TANDA-

TANDA VITAL.

S,N,

PERNAFASAN

2. GANTI

PAKAIAN BAYI

SEGERA BILA

BASAH

1. SEBAGAI DATA

DASAR DALAM

MERENCANAKAN

TINDAKAN

KEPERAWATAN

LUKA.

2. PAKAIN BASAH

DAPAT TERJADI

KONVEKSI

PANAS DARI

TUBUH BAYI

MEMINIMALKAN

Page 42: Presentasi Anak BBLR

4

GANGUAN

INTEGRITAS

KULIT B.D

KELEMEHAN

TONUS

OTOT /

PENEKAKNA

N YANG

LAMA PADA

SATU POSISI

RESIKO

TERJADI

INFEKSI B.D

ADANYA

LUKA

TINDAKAN

INVASIVE

NORMAL

(36,5- 37,5)

- BAYI

SUDAH BISA

BERADAPTA

SI DENGAN

SUHU

LINGKUNGA

N.

TIDAK

TERJADI

INFEKSI

DENGAN

KRITERIA :

- LUKA

LECET PADA

BOKONG

KERING/

SEMBAH.

- BEKAS

INFUS

SUDAH

TIDAK ADA

3. AWASI SUHU

INKUBATOR

RAWAT LUKA

LECET

SECARA

ASEPTIC DAN

ANTISEPTIK.

4. GANTI POPOK

YANG BASAH

1. KAJI TANDA –

TANDA VITAL

2. CUCI TANGAN

SEBELUM DAN

SESUDAH

MELAKSANAK

AN PRASAT

3. MENJAGA

KEBERSIHAN

KULIT BAYI

4. MENJAGA

KESTERILAN

ALAT

RESIKO

KONTAMINASI

KUMAN.

3. PERUBAHAN

SUHU

INCUBATOR,

DAPAT

MEMPENGARUHI

SUHU TUBUH

ANAK.

4. SEBAGAI MEDIA

PERTUMBUHAN

KUMAN.

1.PENINGKATAN

TANDA VITAL

MEMBERI SINYAL

KEPADA PETUGAS

DALAM

MERENCARAKAN

TINDAKAN

KEPERAWATAN

2. MENCEGAH

/MEMINIMALISIR

TERJADI

Page 43: Presentasi Anak BBLR

LAGI /

SEMBUH.

-SONDE

LAMBUNG

SUDAH DI

AFF.

5.RAWAT LUKA

LEACET

DENGAN

ASEPTIC DAN

ANTISEPTIK.

6. GANTI POPOK

SEGERA

SETELAH

BASAH

7. KOLABORASI

DALAM

PEMBERIAN

TERAPI

ANTIBIOTIK

NASOKOMIAL

3. MENGURANGI

ATAU MENEKAN

PERTUMBUHAN

KUMAN

4. MENGHINDARI

TERJADINYA

KONTAMINASI

KUMAN

5. PERAWATAN

YANG SELALU

MENGUTAMAKAN

ASEPTIC DAN

ANTISEPTIK DAPAT

MENGURANGGI/

MENGHINDARI

TERJADINYA

KONTAMINASI

KUMAN/

MIKROORGANISME.

6. MENEKAN MEDIA

PERTUMBUHAN

KUMAN

7. ANTI BIOTIK

BERGUNA UNTUK

MEMBUNUH KUMAN

Page 44: Presentasi Anak BBLR

3.5 TINDAKAN KEPERAWATAN

Page 45: Presentasi Anak BBLR

NAMA PASIEN : BY PY

HARI/ TGL NO DIX

KEP

TINDAKAN KEPERAWATAN T.T

SELASA,

10-6-2003

SELASA,10-

6

DX.II

1.MEMANTAU DERAJAT LUKA

DENGAN HASIL LUKA LECET

PADA BOKONG.

2. MENGATUR POSISI TIDUR BAYI

YAITU DARI TERLENTANG

MENJADI TERTELUNGKUP

3. MENGUKUR TANDA- TANDA

VITAL DENGAN HASIL SUHU: 36,8

C NADI 140X/MNT, RR = 42X/MNT

5. MERAWAT LUKA LECET YAITU

MEMBERSIHKAN

6. MENGANTI ALAT-ALAT TENUN

YANG BASAH YAITU BAJU DAN

POPOKNYA.

1. MENGUKUR TANDA – TANDA

VITAL, DENGAN HASIL

S= 36,8 C RR :44X/ MNT HR=

140X/MNT

2. MENJAGA AGAR LINGKUNGAN

SEKITAR BAYI TETAP HANGAT

2. BERI MINUM PASI SETIAP 2

JAM YAITU TIAP KALI PEMBERIAN

25 CC.

3. MENGANTI ALAT TENUN

YANG BASAH YAITU SETELAH

KITA ALAMI

Page 46: Presentasi Anak BBLR

4. MENGHINDAARI TERJADINYA

KONVERENSI DENGAN CARA

MEMATIKAN, FAN YANG ADA BOX

INCUBATOR SELALLLLU DITUTUP

SETELAH TINDAKAN TELAH

SELASA.

3.5 TINDAKAN KEPERAWATAN

HARI & TGL, JAM

DIAGNOSA KEPERAWATAN

TINDAKAN KEPERAWATAN PARAF

Senin, 9-6-2003 jam 10.30 WIB

Senin, 9-6-’03 jam 11.00 WIB

1

2

1. MEMBERIKAN BAYI MINUM

PASI SESUAI JADWAL 25 CC PER

SONDE

2. MEMBANGUNKAN BAYI UNTUK

PEMBERIAN MINUM TIAP 2 JAM

3. MENCATAT REAKSI BAYI

SETELAH DIBERIKAN MINUM.

4. Menimbang BB bayi ( 1400 gr)

5. Mencatat kemampuan bayi untuk

menghabiskan susu yang diberikan

dari 25 cc/jamnya.

1.MEMANTAU DERAJAT LUKA

DENGAN HASIL LUKA LECET

PADA BOKONG.

2. MENGATUR POSISI TIDUR BAYI

YAITU DARI TERLENTANG

MENJADI TERTELUNGKUP

3. MENGUKUR TANDA- TANDA

VITAL DENGAN HASIL SUHU:

36,8 C NADI 140X/MNT, RR =

42X/MNT

Page 47: Presentasi Anak BBLR

Senin, 9-5-’03 jam 11.00 WIB

Senin, 9-5-’03 jam 11.00 WIB

3

4

1

7. MERAWAT LUKA LECET YAITU

MEMBERSIHKAN

8. MENGANTI ALAT-ALAT TENUN

YANG BASAH YAITU BAJU DAN

POPOKNYA.

1. MENGUKUR TANDA – TANDA

VITAL, DENGAN HASIL

S= 36,8 C RR :44X/ MNT HR=

140X/MNT

2. MENJAGA AGAR LINGKUNGAN

SEKITAR BAYI TETAP HANGAT

5. BERI MINUM PASI SETIAP 2

JAM YAITU TIAP KALI

PEMBERIAN 25 CC.

6. MENGANTI ALAT TENUN

YANG BASAH YAITU SETELAH

KITA ALAMI

menghindaari terjadinya konverensi

dengan cara mematikan, FAN yang

ada box incubator selalu ditutup

setelah tindakan telah selasai.

1. MENGKAJI TANDA –TANDA

VITAL (SUHU 36,80C, RR= 42 KALI

PERMENIT, NADI = 140X/MNT)

2. MENUCI TANGAN SEBELUM

DAN SESUDAH MELAKSANAKAN

TINDAKAN KEPERAWATAN

3. MENJAGA KEBERSIHAN KULIT

BAYI

4. MENJAGA KESTERILAN ALAT

5.MERAWAT LUKA LEACET

DENGAN ASEPTIC DAN

Page 48: Presentasi Anak BBLR

Selasa, 10/5/03

Selasa, 10/5/03

Selasa, 10/5/03

2

3

ANTISEPTIK.

6. MENGGANTI POPOK SEGERA

SETELAH BASAH

7. Mengkolaborasi dalam pemberian

terapi antibiotik

1. MEMBERIKAN BAYI MINUM

PASI SESUAI JADWAL 25 CC PER

SONDE

2. MEMBANGUNKAN BAYI UNTUK

PEMBERIAN MINUM TIAP 2 JAM

3. MENCATAT REAKSI BAYI

SETELAH DIBERIKAN MINUM.

4. Menimbang BB bayi ( 1410 gr)

5. Mencatat kemampuan bayi untuk

menghabiskan susu yang diberikan

dari 25 cc/jamnya.

1.MEMANTAU DERAJAT LUKA

DENGAN HASIL LUKA LECET

PADA BOKONG.

2. MENGATUR POSISI TIDUR BAYI

YAITU DARI TERLENTANG

MENJADI TERTELUNGKUP

3. MENGUKUR TANDA- TANDA

VITAL DENGAN HASIL SUHU:

36,9 C NADI 145X/MNT, RR =

42X/MNT

4. MERAWAT LUKA LECET

YAITU MEMBERSIHKAN

5. MENGANTI ALAT-ALAT

TENUN YANG BASAH YAITU

BAJU DAN POPOKNYA.

Page 49: Presentasi Anak BBLR

Selasa, 10/5/03

Rabu, 11/6/03

4

1

2

1. MENGUKUR TANDA – TANDA

VITAL, DENGAN HASIL

S= 36,9 C RR :42X/ MNT HR=

145X/MNT

2. MENJAGA AGAR LINGKUNGAN

SEKITAR BAYI TETAP HANGAT

6. BERI MINUM PASI SETIAP 2

JAM YAITU TIAP KALI

PEMBERIAN 25 CC.

7. MENGANTI ALAT TENUN

YANG BASAH YAITU SETELAH

KITA ALAMI

menghindaari terjadinya konverensi

dengan cara mematikan, FAN yang

ada box incubator selalu ditutup

setelah tindakan telah selasai.

1. MENGKAJI TANDA –TANDA

VITAL (SUHU 36,90C, RR= 42 KALI

PERMENIT, NADI = 145X/MNT)

2. MENUCI TANGAN SEBELUM

DAN SESUDAH MELAKSANAKAN

TINDAKAN KEPERAWATAN

3. MENJAGA KEBERSIHAN KULIT

BAYI

4. MENJAGA KESTERILAN ALAT

5.MERAWAT LUKA LEACET

DENGAN ASEPTIC DAN

ANTISEPTIK.

6. MENGGANTI POPOK SEGERA

SETELAH BASAH

Page 50: Presentasi Anak BBLR

Rabu, 11/6/03

Rabu, 11/6/03

Rabu, 11/6/03

3

4

7. Mengkolaborasi dalam pemberian

terapi antibiotik

1. MEMBERIKAN BAYI MINUM

PASI SESUAI JADWAL 25 CC PER

SONDE

2. MEMBANGUNKAN BAYI UNTUK

PEMBERIAN MINUM TIAP 2 JAM

3. MENCATAT REAKSI BAYI

SETELAH DIBERIKAN MINUM.

4. Menimbang BB bayi ( 1420 gr)

5. Mencatat kemampuan bayi untuk

menghabiskan susu yang diberikan

dari 25 cc/jamnya.

1.MEMANTAU DERAJAT LUKA

DENGAN HASIL LUKA LECET

PADA BOKONG.

2. MENGATUR POSISI TIDUR BAYI

YAITU DARI TERLENTANG

MENJADI TERTELUNGKUP

3. MENGUKUR TANDA- TANDA

VITAL DENGAN HASIL SUHU: 370

C NADI 140X/MNT, RR = 42X/MNT

4. MERAWAT LUKA LECET YAITU

MEMBERSIHKAN

5. MENGANTI ALAT-

ALAT TENUN YANG BASAH

YAITU BAJU DAN POPOKNYA.

1. MENGUKUR TANDA – TANDA

VITAL, DENGAN HASIL

S= 370 C RR :44X/ MNT HR=

140X/MNT

2. MENJAGA AGAR LINGKUNGAN

Page 51: Presentasi Anak BBLR

SEKITAR BAYI TETAP HANGAT

3. BERI MINUM PASI SETIAP 2 JAM

YAITU TIAP KALI PEMBERIAN 25

CC.

4. MENGANTI ALAT TENUN YANG

BASAH YAITU SETELAH KITA

ALAMI

menghindaari terjadinya konverensi

dengan cara mematikan, FAN yang

ada box incubator selalu ditutup

setelah tindakan telah selasai.

1. MENGKAJI TANDA –TANDA

VITAL (SUHU 370C, RR= 42 KALI

PERMENIT, NADI = 140X/MNT)

2. MENUCI TANGAN SEBELUM

DAN SESUDAH MELAKSANAKAN

TINDAKAN KEPERAWATAN

3. MENJAGA KEBERSIHAN KULIT

BAYI

4. MENJAGA KESTERILAN ALAT

5.MERAWAT LUKA LEACET

DENGAN ASEPTIC DAN

ANTISEPTIK.

6. MENGGANTI POPOK SEGERA

SETELAH BASAH

7. Mengkolaborasi dalam pemberian

terapi antibiotik

HARI,TGL DAN JAM

DIAGNOSA KEPERAWATAN

EVALUASI PARAF

Page 52: Presentasi Anak BBLR
Page 53: Presentasi Anak BBLR