preposisi hatta dalam terjemahan surah ali...

84
PREPOSISI HATTA حتى) ) DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI-IMRAN DAN SURAH AN-NISA: STUDI KOMPARASI TERJEMAHAN AL-QUR’ AN VERSI MAHMUD YUNUS DAN H. B. JASSIN Oleh: ABDUL ROZAK NIM: 107024001163 JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

Upload: phamtram

Post on 27-Feb-2018

245 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

PREPOSISI HATTA حتى) ) DALAM TERJEMAHAN SURAH

ALI-IMRAN DAN SURAH AN-NISA: STUDI KOMPARASI

TERJEMAHAN AL-QUR’ AN

VERSI MAHMUD YUNUS DAN H. B. JASSIN

Oleh:

ABDUL ROZAK

NIM: 107024001163

JURUSAN TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

Page 2: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

PREPOSISI HATTA حتى) ) DALAM TERJEMAHAN SURAH

ALI-IMRAN DAN SURAH AN-NISA: STUDI KOMPARASI

TERJEMAHAN AL-QUR’ AN

VERSI MAHMUD YUNUS DAN H. B. JASSIN

Oleh:

ABDUL ROZAK

NIM: 107024001163

JURUSAN TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

i

Page 3: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berupa pencabutan

gelar.

Jakarta, 09 Juni 2011

Abdul Rozak

NIM: 107024001163

ii

Page 4: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

PREPOSISI HATTA حتى) ) DALAM TERJEMAHAN SURAH

ALI-IMRAN DAN SURAH AN-NISA:

STUDI KOMPARASI TERJEMAHAN AL-QUR’ AN

VERSI MAHMUD YUNUS DAN H. B. JASSIN

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk Memenuhi Syarat-syarat

Mencapai Gelar Sarjana Sastra

Oleh:

ABDUL ROZAK

NIM: 107024001163

Di bawah bimbingan:

Drs. HD Sirojuddin AR, M. Ag

NIP: 19570715 198803 1001

JURUSAN TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

iii

Page 5: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul “.Preposisi Hatta Dalam Terjemahan Surah Ali- -Imran ( (حتى

Dan Surah An-Nisa: Studi Komparatif Terjemahan Al-qur’an Versi Mahmud

Yunus Dan H. B. Jassin. Telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Adab

dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Kamis, 09 Juni 2011.

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Sastra (S.S.) pada Program Studi Tarjamah.

Jakarta, Kamis, 09 Juni 2011

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Penguji,

Dr. H. Ahmad Syaekhuddin, M.Ag. Moch. Syarif Hidayatullah, M.Hum

NIP: 1970 0505 200003 1001 NIP: 1979 1229 2005011004

Pembimbing, Penguji,

Drs. HD Sirojuddin AR, M. Ag Drs. Ahmad Syatibi, M.Ag

NIP: 19570715 198803 1001 NIP: 1957 0816 199403 1001

iV

Page 6: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Berkat

rahmatNya, Penulis dapat menyelesaikan skipsi ini. Skripsi ini ditulis sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra pada Jurusan Tarjamah

Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah.

Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit

bagi Penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, Penulis

mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Drs. HD

Sirojuddin AR,M. Ag atas segala bantuan, koreksian, masukan-masukan,

bimbingan, serta waktu luang yang diberikan sehingga skripsi ini dapat selesai

pada waktunya. Penghargaan serupa kepada Karlina Helmanita, M.Ag sebagai

dosen yang pertama kali mengajarkan tentang penelitian.

Selanjutnya, ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada Ketua Jurusan Tarjamah, Dr. Ahmad Syaekhuddin, M.Ag., yang telah

banyak memberikan bantuan dan motivasi selama studi saya di jurusan Tarjamah.

Begitu juga kepada Drs. Ikhwan Azizi, M.Ag, mantan Ketua Jurusan Tarjamah,

yang telah memberikan arahan dan ilmu yang sangat berharga bagi Penulis.

Terima kasih juga saya sampaikan kepada para dosen Jurusan Tarjamah

yang selalu sabar mengajarkan dan mendidik saya selama perkuliahan atau pun di

V

Page 7: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

luar perkuliahan. Semoga ilmu dan kesabaran mereka mengalir dan menjadi amal

kebaikan yang tak pernah putus.

Keluarga tercinta, terutama kedua orang tua Penulis, Ayahanda Mardani

dan Ibunda tercinta Fatimah terima kasih atas segala doa, dukungan dan semangat

yang selalu diberikan tiada henti yang selalu memotivasi Penulis. Adik-adik dan

kakak-kakak saya terima kasih atas segala bantuan dan semangatnya.

Teman seperjuangan dan satu bimbingan, Hilman Ridha, yang selalu

memberikan semangat dan berbagi di kala suka dan duka selama pengerjaan

skripsi ini. Untuk teman-teman terhebat Penulis, Rahma, Diah Restu Fani, Aisyah,

Ismy, Sifa, Nur Ahdiani, Reza, Anas, Syukran, dan Umar, atas segala kerjasama,

pengertian dan semangatnya.

Teman-teman angkatan 2007 yang tidak dapat disebutkan satu persatu,

yang telah sama-sama berjuang dan saling memberikan motivasi dan juga adik-

adik jurusan Tarjamah. Dan kepada pihak-pihak lain yang terkait dalam Penulisan

skripsi ini yang belum disebutkan namanya. Hanya Allah sang pembalas

keikhlasan dan ketulusan.

Akhir kata, Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat baik bagi Penulis

maupun pembaca. Penulis juga menyadari akan banyaknya kekurangan pada

penyusunan skripsi ini, karena itu saran dan kritik yang membangun sangat

Penulis harapkan

Jakarta, 20 Juni 2011

Penulis

Page 8: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL....................................................................................................i

LEMBAR PERNYATAAN.....................................................................................ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................iii

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iv

KATA PENGANTAR.............................................................................................v

DAFTAR ISI...........................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah............................................... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian......................................................... 9

D. Metodologi Penelitian..................................................................... 10

E. Sistematika Penulis......................................................................... 11

BAB II KAJIAN TEORI

A. Penerjemahan................................................................................12

1. Pengertian Penerjemahan...........................................................12

2. Metode Penerjemahan Al-Qur’an..............................................13

3. Cara menerjemahkan Al-Qur’an.................................................14

B. Sintaksis……..................................................................................18

1. Pengertian...................................................................................18

2. Penggunaan kata………………………………………………..19

a. Adverbia ……………………………………………………19

b. Konjungsi……………………………………………………22

c. Preposisi……………………………………………………..23

C. Pembagian kelas kata dari morfologi…………………………..24

1. Fonem…………………………………………………………24

2. Leksem………………………………………………………...24

3. Kata……………………………………………………………25

4. Frase…………………………………………………………...25

5. Klausa……………………………………………...………….26

Page 9: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

viii

6. Kalimat………………………………………………………..27

D. Makna Konjungsi dalam Bahasa Indonesia.................................24

1. Sehingga................................................................................24

2. Sampai...................................................................................24

3. Bahkan...................................................................................26

4. Supaya...................................................................................26

5. Agar/supaya..........................................................................26

6. Kecuali..................................................................................26

7. Sebelum.................................................................................28

BAB III GAMBARAN SINGKAT TENTANG PENERJEMAHAN AL-QUR’

AN MAHMUD YUNUS DAN H. B. JASSIN

A. Penerjemahan Al-Qur’ an Mahmud Yunus............................30

1. Riwayat Hidup Mahmud Yunus.............................................30

2. Karya Tulis Mahmud Yunus .................................................31

3. Metode Tafsir Mahmud Yunus..............................................34

4. Corak Tafsir Mahmud Yunus.................................................35

B. Penerjemahan Al-Qur’an H.B.Jassin.......................................37

1. Riwayat Hidup H.B.Jassin.......................................................37

2. Karya Tulis H.B.Jassin.............................................................38

3. Cara kerja H.B.Jassin dalam menerjemahkan Al-Quran..........40

4. Hambatan-hambatan dan Tanggapan Tokoh Penerjemah

Al-Quran Terhadap Terjemahan Al-Quran............................ 40

BAB IV ANALISIS PREPOSISI MENURUT MAHMUD YUNUS DAN H.B.

JASSIN DALAM SURAH ALI-IMRAN DAN AN-NISA..43

Ayat yang mengandung preposisi حتى dalam Al-Qur’an terjemahan

Mahmud Yunus dan H.B Jassin...........................................................43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................63

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................67

LAMPIRAN

Page 10: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dan

berinteraksi dengan manusia lainnya. Di dalam bermasyarakat kita sering

mengucapkan perkatan yang belum sesuai dengan kaidah bahasa itu sendiri. Karena

tidak semua masyarakat mengenal kaidah berbahasa yang baik, hal ini menyebabkan

terjadinya fenomena ketimpangan dalam berkomunikasi antara kelas atas dengan

kelas bawah.

Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar

tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan dan pola-

pola yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Agar

komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim

bahasa harus menguasai bahasanya.

Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh

alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan

identifikasi diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan

adalah bahasa sekunder. Arbitrer yaitu tidak adanya hubungan antara lambang bunyi

Page 11: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

2

dengan bendanya. Seiring dengan berkembangnya waktu sehingga bahasa itu dapat

berubah dengan sendirinya.

Bahasa menjadi suatu kajian tersendiri yang disebut ilmu linguistik, dibidang

ilmu linguistik terdiri ilmu penunjang lainnya antara lain morfologi, fonologi,

sintaksis, semantik, dan pragmatik.

Sintaksis menurut Chaer adalah studi mengenai hubungan kata dengan kata

dalam membentuk satuan yang lebih besar, yaitu frase, klausa, dan kalimat.1

Sintaksis menurut Verhaar adalah cabang tata bahasa yang membahas

hubungan antar kata dalam ucapan.2

Dari beberapa pendapat ahli dapat kita simpulkan bahwa bahasa bertujuan

mengkaji hubungan antar kata dalam suatu kontruksi. Sintaksis mengkaji hubungan

kata yang satu dengan kata yang lainnya pada suatu kontruksi. Baik kontruksi yang

dimaksud berbentuk kalimat, klausa, atau hanya sekedar frasa. Kajian tentang

hubungan antar kata di dalamnya disebut sintaksis.

Subsistem sintaksis membicarakan penataan dan pengaturan kata-kata itu

kedalam satuan-satuan yang lebih besar, yang disebut satuan-satuan sintaksis, yakni

kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana.

1 Abdul Chaer, Sintaksis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka cipta, 2009) hal. 8

2 Imam Asrori, Sintaksis Bahasa Arab, (Malang: Miskat, 2004), hal.38

Page 12: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

3

Sistem gramatikal biasanya dibagi atas subsistem gramatikal biasanya dibagi

atas subsistem morfologi dan subsisten sintaksis. Subsistem morfologi membicarakan

pembentukan kata dari satu-satuan yang lebih terkecil, yang lazim disebut morfem

menjadi satuan yang satuannya lebih tinggi yang siap digunakan dalam subsistem

sintaksis. Subsistem sintaksis membicarakan penataan dan pengaturan kata-kata itu

kedalam satuan-satuan yang lebih besar, yang disebut satuan-satuan sintaksis, yakni

kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana.3

Sintaksis merupakan cabang ilmu yang mengkaji hubungan antar kata

(kalimah), frasa(tarkib), dan kalimat (jumlah). Namun, setidaknya sintaksis dalam

bahasa Arab yaitu ilmu nahu yaitu menentukan hubungan antar kata (kalimah) dalam

suatu kontruksi (kalam dan jumlah).

Dengan adanya acuan tentang sintaksis seorang pembaca menjadi tertarik

untuk mengerti betapa pentingnya artian sebuah kata, yang kemudian berubah

menjadi sebuah kata yang kaya dalam artian sebuah bahasa.

Preposisi dalam bahasa Arab itu berupa jar pada asalnya ditandai dengan

kasrah. Tapi diganti oleh ya pada isim musanna, jama mudzakkar salim dan asma‟

khamsah. Dan diganti dengan fathah pada isim-isim yang tidak menerima tanwin jika

tidak dimasuki „al‟ ال dan tidak idhafat.

3 Abdul Chaer , Sintaksis Bahasa Indonesia, hal. 3

Page 13: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

4

Jar dan majrurnya itu berhubungan dengan muta‟ aliq (kata atau keterangan

sebelumnya). Muta‟ liq zharaf atau jar majrur adalah fi‟il atau yang berarti fi‟ il

seperti masdar, isim fai‟ il, isim maf‟ ul, sifat musyabbahat dan isim tafdhil.

Muta‟aliq tersebut harus dibuang apabila merupakan sifat yang umum, yaitu yang

dapat dipahami tanpa menyebutkannya.4

Merupakan salah satu unsur bahasa yang dapat dijumpai pada hampir setiap

bahasa. Preposisi digolongkan ke dalam kelompok partikel karena memiliki ciri-ciri

yang sama dengan partikel, yaitu unsur yang relatif, tidak mengalami perubahan dan

tidak menerima unsur lain dalam bentuknya. Selain itu, preposisi juga tidak pernah

berfungsi sebagai subjek, partikel, objek atau keterangan dalam kalimat.

Preposisi tersebut dapat dibentuk frase preposisional. Unsur yang mengikuti

preposisi akan menduduki fungsi tertentu dalam kalimat setelah bergabung dengan

kata lain atau kelompok kata membentuk frase eksosentris. Frasa eksosentris adalah

frasa yang tidak mempunyai persamaan distribusi dengan salah satu unsurnya.5

Frasa eksosentris biasanya dibedakan atas frasa eksosentris yang direktif dan

frasa eksosentris yang non-direktif. Frasa eksosentris yang direktif komponen

pertamanya berupa preposisi, seperti sehingga, bahkan, dan akibatnya, berupa kata

atau kelompok kata, yang biasanya berkatagori nomina. Karena komponen

pertamanya berupa preposisi, maka frasa eksosentrik yang direktif ini lazim juga

disebut frase preposisional.

4 Mustofa Tomum Mahmud Afandi Umar Sulthon Bek Muhammad, Terj. Kaidah Tata

Bahasa Arab, (Jakarta: Daruul Ulum Press). Hal 288 5 Imam Asrori, Sintaksis Bahasa Arab, hal.38

Page 14: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

5

Frasa eksosentrik yang non-direktif komponen pertamanya berupa artikulus,

seperti si dan sang atau kata lain seperti yang, para, dan kum sedangkan komponen

keduanya berupa kata atau kelompok kata berkategori nomina, ajektifa, atau verba.6

Preposisi merupakan unsur bahasa yang tidak memiliki makna leksikal, tetapi

memiliki makna gramatikal. Preposisi adalah frase yang penghubungnya menduduki

posisi di bagian depan.7

Antara preposisi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab tidak ada

perbedaan dalam menyusun sebuah kalimat tetapi, kalau preposisi bahasa Arab

meliputi pada kata sebelumnya dan kata yang sesudahnya. Pembahasan yang akan

dibahas apakah preposisi hatta حتى) ) dalam bahasa Arab selalu diartikan sehingga,

dan apakah hatta حتى) ) juga bisa diartikan sampai.

Preposisi dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah harf al-jarr. Preposisi

bahasa Arab sangat menarik untuk dianalisis, karena memiliki keunikan-keunikan.

Preposisi yang hanya terdiri dari satu huruf, yaitu ka „seperti‟, li „untuk‟, ta „demi‟,

„hatta‟ „sehingga‟ dan bi „dengan‟,. Selain itu preposisi bahasa Arab menyebabkan

kata yang mengikutinya berkasus majrur dan genetif.

Sepanjang sejarah, terjemahan telah membuat komunikasi, seseorang dapat

mempertimbangkan terjemahan ilmu; praktis, tampaknya rasional untuk menganggap

seni. Namun, terlepas dari apakah orang menganggap terjemahan sebagai seni, ilmu

6 Abdul Chaer, Linguistik Umum (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1994), h.226.

7 Henry Guntur Tariga, Pengajaran Sintaksis (Bandung:Angkasa, tt), h. 94.

Page 15: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

6

pengetahuan, atau kerajinan, orang harus ingat bahwa terjemahan yang baik harus

memenuhi fungsi yang sama.

Penerjemahan adalah suatu proses transfer, yang bertujuan pada transformasi

teks ditulis ke dalam sebuah teks optimal setara, dan yang memerlukan sintaksis,

semantik dan pemahaman pragmatis dan pengolahan analitis.

Dengan adanya berbagai macam terjemahan pada ayat Al-Qur‟ an sehingga

ada pula perbedaan kosakata pada ayat tersebut sehingga muncullah perbedaan arti

kata dalam ayat Al-Qur‟ an, dengan meningkatnya ilmu kajian bahasa seseorang

dapat mengartikan suatu bahasa pada landasan ilmu tentang tata bahasa.

Al-Qur‟an diturunkan dengan bahasa Arab, untuk itu setiap muslim

mempunyai keinginan untuk dapat membaca dan memahami Al-Qur‟ an dalam

bahasanya yang asli. Tetapi, Karena tiap orang itu tidak mempunyai kemampuan atau

kesempatan yang sama, maka diperlukan terjemahan Al-Qur‟ an dari bahasa Arab ke

bahasa Indonesia. Terjemahan ini merupakan salah satu cara untuk masyarakat

muslim non Arab yang belum memahami Al-Qur‟ an, disebabkan kesulitan bahasa.

Masyarakat muslim non Arab dapat memahami Al-Qur‟ an dengan baik

apabila dapat memahami partikel dalam kaidah bahasa. Partikel hatta memiliki tiga

perbedaan, yaitu hatta dapat menjelaskan isim zhair, menjelaskan masdar mua‟ wal

dan harfu athaf.8

8 Muhammad Ali-Sultan, Al-Adawat An-Nahwiyah, (Suria: Dasar Ash-Shamani, 2000), h. 42

Page 16: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

7

معنى وعمال (الى)هي بمنزلت : الجا رة لالسم الظا هر

„‟Mengjarkan ismi zhahir yaitu posisi makna dan kerjaannya sama seperti ila.9

Contoh:

Artinya:‟‟ sampai kamu masuk ke dalam kubur.‟‟

Contoh preposisi hatta حتى) ) menurut Al-Imam Yahya Al-Imrani seperti

dalam buku “Deskripsi Salat dan Qada” disebutkan :

رج وقتها وجب عليه قضاءهاخومن وجبت عليه الصالة فلم يصلها حتى

Artinya: Barangsiapa yang diwajibkan shalat, maka ia tidak melakukan sampai

keluar (habis) waktunya, maka wajib atasnya mengqada salatnya.10

Contoh preposisi hatta حتى) ) lainnya yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar

seperti yang dikutip dalam buku “Deskripsi Salat dan Qada” yaitu:

سىرة فيها سجدة فيسجد ونسجد معه حتى ما أ القران فيقرأان النبي صلى اهلل عليه وسلم كان يقر

يجد بعضنا مىضعا لمكان جبهته

Artinya: „‟Sesungguhnya Nabi SAW, sedang membaca Al-Qur‟an, maka beliau

membacakan surat yang di dalamnya terdapat ayat sajadah, beliau dan kami

bersujud bersama beliau, sehingga tidak mendapatkan sebagian dari kami suatu

tempat untuk dahinya,‟‟ 11

Jadi, partikel hatta juga berfungsi sebagai harfu nasb, yaitu menasabkan fi‟ il

mudari dengan an yang di simpan, dengan syarat fi‟ il mudari tersebut menunjukkan

9 Muhammad Ali-Sultan, Al-Adawat An-Nahwiyah, hal. 42

10 Syarif Mursal Al-Batawi, Deskripsi Salat dan Qada, Bogor: Persilaan Assafinah, 2010,

Cet-1, h. 128 11

Syarif Mursal Al-Batawi, Deskripsi Salat dan Qada, .h. 105

Page 17: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

8

zaman istiqbal (masa yang akan datang). Disamping itu pula partikel hatta dapat

berfungsi sebagai harfu jar dan harfu nasab, hatta juga berfungsi sebagai huruf athaf,

yang mana posisi ma, tuf harus mengikuti ma‟ tuf ilaih. Baik dalam bentuk

merafakan, menasabkan.

Dari ketiga fungsi di atas kita dapat melihat adanya perbedaan makna partikel

hatta dalam padanan bahasa Indonesia. Hal ini menandakan banyaknya makna dalam

mengartikan partikel hatta, sesuai dengan maksud kalimat itu sendiri. Partikel hatta

mempunyai banyak makna yang mana hal ini juga sangat berpengaruh dalam

penerjemahan bahasa Indonesia.

Dari contoh-contoh dan uraian di atas jelas bahwa harfu hatta berfungsi dapat

menjarkan isim, dapat menashabkan fi‟il mudhari dan dapat sebagai harfu ‟athaf.

Dilatar belakangi uraian di atas, maka Penulis ingin mengangkatnya dalam

sebuah judul:

PREPOSISI HATTA حتى) ) DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI-

IMRAN DAN SURAH AN-NISA: STUDI KOMPARASI TERJEMAHAN AL-

QUR’AN VERSI MAHMUD YUNUS DAN H. B. JASSIN

Page 18: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

9

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, maka Penulis membatasi masalah pada

penerjemahan kata hatta حتى) ) versi Mahmud Yunus dan penerjemahan kata

hatta حتى) ) versi H.B. Jassin pada surah Ali-Imran dan Surah An-Nisa.

2. Perumusan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah yang akan

dikaji adalah sebagai berikut:

a. Ada berapakah jumlah kata preposisi حتى ) ) dalam surah Ali Imran dan surah

An-Nisa?

b. Ada berapa bentuk atau arti penerjemahan hatta حتى) ) dalam Al-Qur‟an

terjemahan Mahmud Yunus dan H. B. Jassin?

c. Dari kedua terjemahan dua surah tersebut, mana yang penerjemahan hatta

?paling tepat dengan sesuai tuturan Bsa ( (حتى

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penulis skripsi ini adalah:

1. Mengetahui tentang penerjemahan padanan preposisi hatta حتى) ) dalam

penerjemahan Al-Qur‟an surah Ali Imran dan An-Nisa versi Mahmud Yunus

dan H. B. Jassin.

2. Sebagai usaha menjaga dan memelihara penerjemahan dalam Al-Qur‟an.

Page 19: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

10

Sedangkan manfaat dari penelitian ini terbagi menjadi:

1. Manfaat Bagi Akademisi

Skripsi ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran, ide atau

gagasan untuk menambah literatur atau bahan, referensi pada perpustakaan

fakultas adab dan humaniora

2. Bagi Penulis

Dengan kajian ini Penulis dapat menambah wawasan keilmuan dan

memperkaya khazanah mengenai padanan preposisi hatta حتى) ) dalam bahasa

Indonesia

3. Bagi Praktisi

Kajian ini diharapkan dapat menjadi saran dalam mengembangkan tentang

kaidah dalam berbahasa agar mudah dipahami oleh masyarakat umum.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Pengumpulan Data

Pada penulisan skripsi ini, Penulis memilih metode kualitatif dan metode

deskripsi analisis, yakni dengan menggunakan dan menjelaskan permasalahan

yang didasari oleh sumber-sumber yang terkumpul. Adapun pengumpulan data

dilakukan dengan cara studi pustaka. Dalam metodologi ini akan mempermudah

penulis dalam mengkaji sebuah bahasa dan akan timbul pengalaman yang sangat

luas dalam bidang penerjemahan.

Page 20: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

11

2. Metode Pembahasan

Penulis melakukan analisa data-data tersebut, selanjutnya mengadakan

perbandingan atas penerjemahan yang satu dengan yang lain, lalu Penulis

menentukan sikap atau pendapat sebagai kesimpulan.

Sementara teknik penulisan skripsi ini merujuk pada buku Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi). Yang diterbitkan oleh

CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

F. Sistematika Penulisan

Merunjuk pada semua yang dituliskan di atas dan metode yang digunakan,

serta untuk mempermudah Penulisa skripsi, agar memudahkan pembahasan penulis

skripsi ini. Dibagi menjadi lima bab yang di susun sebagai berikut:

Bab I. Berisi latar belakang masalah permasalahn, tujuan dan kegunaan

penelitian, sumber dan data prosedur kerja.

Bab II. Berisi tinjauan pustaka yang berkaitan dengan preposisi hatta حتى) )

Bab III. Berisi kerangka teori yang terdiri dari wawasan sintaksis preposisi

dalam bahasa Indonesia-Arab dan pembagian kelas kata dalam

morfologi

Bab IV. Berisi tentang analisis data-data padanan preposisi hatta حتى dalam

bahasa Indonesia.

Bab V. Berisi kesimpulan dan saran-saran dari Penulis.

Terakhir sekali Penulis akan mencantumkan daftar pustaka yang digunakan

sebagai bahan rujukan dari penulisan skripsi ini.

Page 21: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

12

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Penerjemahan

1. Pengertian Terjemahan

Kata terjemahan berasal dari kata „‟terjemah‟‟ dapat diartikan sebagai

kegiatan manusia dalam mengalihkan seperangkat informasi atau pesan. Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata terjemah berarti alih bahasa dari satu bahasa ke

bahasa yang lain.12

Secarah harfiah, terjemah berarti menyalin atau memindahkan sesuatu

pembicaraan dari suatu bahasa ke bahasa yang lain.13

Menurut Muhammad Husain al-Dzahabi, kata terjemah digunakan untuk dua

macam pengertian, yaitu:

1. Mengalih atau memindahkan suatu pembicaraan dari satu bahasa ke bahasa

lain, tanpa menerangkan makna asal yang diterjemahkan.

2. Menafsirkan suatu pembicaraan dengan menerangkan maksud yang

terkandung dalamnya, dengan menggunakan bahasa lain.14

Secara etimologis, istilah terjemah menurut Az-Zarqani memiliki empat

makna, yakni:

a. Menyampaikan tuturan kepada orang yang tidak menerima tuturan itu.

12

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 2001), h. 1492 13

Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pusat Pembinaan

Bahasa Indonesia departemen pendidikan dan kebudayaan, 1989), h. 938 14

Muhammad Husayn al-Dzahabi, Al-Tafsir Wa Al-Mufassirun, (t, k; t, p, 1976), h. 23

Page 22: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

13

b. Menjelaskan tuturan dengan bahasa yang sama misalnya bahasa Arab

dijelaskan dengan bahasa Arab atau bahasa Indonesia dijelaskan dengan

bahasa Indonesia pula.

c. Menafsirkan tuturan dengan bahasa yang berbeda, misalnya bahasa Arab

dijelaskan dengan bahasa Indonesia atau sebaliknya.

d. Memindahkan tuturan dari suatu bahasa ke bahasa lain seperti mengalihkan

bahasa Arab ke bahasa Indonesia. Karena itu, penerjemah disebut pula

pengalih bahasa.

Adapun secara terminologis, menerjemah didefinisikan sebagai

mengungkapkan makna tuturan suatu bahasa di dalam bahasa lain dengan memenuhi

seluruh makna dan maksud tuturan itu.15

Jadi, dapat disimpulkan bahwa terjemah adalah memindahkan Bahasa Sumber

ke Bahasa Sasaran dengan memperhatikan maksud yang terkandung di dalam Bahasa

Sumber atau dengan kata lain mengalih suatu serangkaian pembicaraan dari bahasa

satu ke bahasa lain, dengan tujuan memahami maksud yang terkandung di dalam

bahasa asal. Terjemahan dapat diartikan sebagai mengganti teks dari suatu bahasa ke

bahasa lain dengan tetap menjaga keutuhan makna.

2. Metode Penerjemahan Al-Quran

Metode penerjemahan berarti cara penerjemahan yang digunakan oleh

penerjemah dalam mengungkapkan makna nas sumber secara keseluruhan di dalam

15

Syihabuddin, Penerjemahan Arab- Indonesia (Teori dan praktek), (Bandung: Humaniora,

2005), h. 8

Page 23: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

14

bahasa penerima.16

Sehingga merupakan usaha untuk mengganti suatu pesan atau

pernyataan yang tertulis dalam satu bahasa dengan berupa pesan atau pernyataan

yang sama dengan bahasa lain".

Metode penerjemahan bisa diartikan cara melakukan penerjemahan dan

rencana dalam pelaksanaan penerjemahan.17

Metode penerjemahan adalah cara melakukan penerjemahan dan rencana

dalam pelaksanaan penerjemahan.18

Oleh karena itu, dalam melakukan suatu kegiatan

menerjemahkan diperlukan kehati-hatian, karena kesalahan dalam satu tahap akan

menimbulkan kesalahan dalam tahap lainnya. Apabila hal ini terjadi, maka

terjemahan yang dihasilkan akan mengandung kesalahan-kesalahan.

3. Cara penerjemahan Al-Quran

Cara menerjemahkan Al-Qur‟an ke dalam bahasa Indonesia yang baik yaitu

dengan melalui beberapa tahapan.19

Terjemahan terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu (1) terjemahan harfiah,

ialah terjemahan yang dilakukan kata demi kata dengan tujuan tidak menyimpang

sedikit pun dari bentuk lahiriah Bahasa Sumber, (2) terjemahan bahasa, yaitu

terjemahan yang bentuk bahasanya tidak terikat pada naskah sumbernya, tetapi

tujuannya adalah mengungkapkan sari ide atau maksud yang terkandung dalam

16

Syihabuddin, Penerjemahan Arab-Indonesia (teori dan Praktek), h. 68 17

Frans Sayogi, Teori dan Praktek Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia,

(Tanggerang: Pustaka Anak Negri, 2009), h. 89 18

Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008), h. 83 19

Alam Datuk Tombak, Metode Menerjemahkan Al-quran karim 100 kali pandai, (Jakarta:

Rineka cipta, 1992), h. 5

Page 24: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

15

naskah asli, dan (3) terjemahan idiomatik, yaitu terjemahan yang mengarah pada

kesepadanan anatara Bahasa Sumber dan Bahasa Sasaran.

Kata “terjemah” dapat dipergunakan pada dua arti kata: (1) Terjemah Harfiah,

yaitu mengalihkan lafaz-lafaz dari satu bahasa ke dalam lafaz-lafaz yang serupa dari

bahasa lain sedemikian rupa sehingga susunan dan tertib bahasa kedua sesuai dengan

susunan dan tertib bahasa pertama, (2) Terjemahan Tafsiriyah atau Terjemahan

Maknawiyah, yaitu menjelaskan makna pembicaraan dengan bahasa lain tanpa terikat

dengan tertib kata-kata bahasa asal atau memperhatikan susunan kalimatnya.20

Jadi, metode penerjemahan adalah cara memindahkan makna dari satu unit

bahasa ke bahasa yang lain.

Ada beberapa metode dan jenis terjemahan yang diterapkan dalam praktik

menerjemahkan. Hal ini disebabkan adannya beberapa faktor:

1. Adanya perbedaan beberapa sistem antara Bahasa Sumber dengan Bahasa

Sasaran.

2. Adanya perbedaan jenis materi teks yang diterjemahkan.

3. Adanya anggapan bahwa terjemahan adalah alat komunikasi.

4. Adanya perbedaan tujuan dalam menerjemahkan suatu teks.

Dalam proses menerjemahkan yang sesungguhnya, keempat faktor tersebut

tidak selalu berdiri sendiri, dalam artian bahwa ada kemungkinan seorang penerjemah

20

Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu al-Qur‟an, (Bogor: Pustaka Litera AntarNusa,

2001), h. 443

Page 25: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

16

menetapkan dua atau tiga jenis penerjemahan sekaligus dalam proses penerjemahan

sebuah teks.21

Adapun beberapa metode atau cara penerjemahan itu yakni:

a. Penejemahan Kata Demi Kata

Dalam penerjemahan kata per kata, sering disebut Interlinear Translation,

yaitu susunan kata Bahasa Sumber (BSu) dipertahankan dan kata-kata

diterjemahkan satu per satu dengan makna yang paling umum, di luar konteks.

Kata-kata kultural diterjemahkan secara harfiah.

b. Penerjemahan Harfiah

Dengan menggunakan metode harfiah ini, kontruksi gramatikal Bahasa

Sumber dikonversikan ke padanan bahasa sasaran yang paling dekat tetapi

kata-kata leksikal masih diterjemahkan kata perkata, di luar konteks

c. Penerjemahan Setia

Penerjemahan setia ini berupaya menghasilkan kembali makna kontekstual

Bahasa Sumber yang tepat dalam melaksanakan hal itu, penerjemahan akan

berhadapan dengan kendala struktur gramatikal Bahasa Sasaran. Dengan

menggunakan metode ini penerjemah mentransfer kata-kata kultural dan

mempertahankan tingkat ketidakwajaran gramatikal dan leksikal

(penyimpangan dari norma-norma Bahasa Sumber) dalam penerjemahan.

21

M. Rudolf, Teori Menerjemahkan Bahasa Inggris ,(Yoyakarta: Pustaka Pelajar, 1994), cet

ke 1, h. 29

Page 26: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

17

d. Penerjemahan Semantik

Berbeda antara penerjemahan setia dan penerjemahan semantik adalah bahwa

metode setia lebih kaku dan tidak berkompromi dengan kaidah, sedangkan

metode semantik lebih luas.

e. Saduran

Metode ini merupakan bentuk penerjemahan “paling bebas”. Pada umumnya

jenis ini dipakai dalam penerjemahan drama atau puisi yang dimana tema,

karakter, dan alur dipertahankan.

f. Penerjemahan Bebas

Metode ini merupakan penerjemahan yang mengutamakan isi dan

mengorbankan bentuk teks Bahasa Sumber. Biasanya metode ini berbentuk

paraphrase yang dapat lebih pendek atau lebih panjang dari teks aslinya dan

biasa dipakai di kalangan media massa.

g. Penerjemahan Idiomatik

Metode ini bertujuan memproduksi pesan dalam teks Bahasa Sumber, tetapi

sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang

tidak didapati pada versi aslinya.

Page 27: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

18

h. Penerjemahan Komunikasi

Berupaya memberikan makna kontekstual Bahasa Sumber yang tepat

sedemikian rupa sehingga isinya dan bahasanya dapat diterima dan dimengerti

oleh pembaca.22

Jadi, penerjemahan adalah merupakan usaha untuk menyatakan kembali ide

dari satu bahasa ke bahasa lain. Penerjemahan mengimplikasikan adanya dua bahasa,

yakni Bahasa Sumber dan Bahasa Sasaran. Bahasa Sumber adalah bahasa teks yang

diterjemahkan dan Bahasa Sasaran adalah bahasa teks hasil terjemahan. Jadi, kita

menerjemahkan teks Arab ke dalam bahasa Indonesia, maka bahasa Arab adalah

Bahasa Sumber dan bahasa Indonesia merupakan Bahasa Sasarannya.

B. Sintaksis

1. Pengertian Sintaksis

Sintaksis dalam bahasa Yunani: Sun + Tattern = mengatur bersama-sama

adalah bagian dari tatabahasa yang mempelajari dasar-dasar dan proses-proses

pembentukan kalimat dalam suatu bahasa.23

Istilah sintaksis secara langsung terambil dari bahasa Belanda syntaxis. Dalam

bahasa Inggris digunakan istilah syntax. Sintaksis adalah bagian atau cabang dari

ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase.24

22

Moch. Syarif Hidayatullah, Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemah, (Jakarta: UIN

Syarif Hidayatullah, 2007), h.14-17

23 Gorys keraf, Tata Bahasa Indonesia. (Jakarta: PT. Nusa Indah, 1969), h. 137

Page 28: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

19

Sintaksis adalah kata sifat yang berasal dari kata benda.25

Sintaksis

membicarakan seluk-beluk frase dan kalimat.26

Sintaksis bisa diartikan ilmu tata

kalimat. Dalam sintaksis dibahas hubungan antara kata, frase, dan klausa.27

Sintaksis

menelaah struktur satuan bahasa yang lebih besar dari kata, mulai dari frasa hingga

kalimat.28

Jadi sintaksis itu ilmu yang membicarakan penataan dan pengaturan kata-kata

dalam satuan-satuan yang lebih besar, yang disebut satuan-satuan sintaksis, yakni

kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana. Sintaksis adalah bagian dari tata bahasa yang

mempelajari proses pembentukan kalimat, atau yang menganalisis kalimat atas

bagian-bagiannya.

2. Penggunaan Kata

a. Adverbia

Adverbia adalah unsur bahasa yang menerangkan verba pada umumya,

sebagai adjektiva, dan adverbia itu sendiri.29

Kata keterangan adalah kategori yang

24

M.Ramlan, Ilmu bahasa Indonesia “Sintaksis”, (Yogyakarta: CV.Karyono,) Cet. Ke-3,

h.17 25

J, W. M. Verhaar, Pengantar Lingustik, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,

1995), h. 9 26

Ruswan Suwani M. S. Dkk, Struk Bahasa Bonai,. (Jakarta: Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ,1985), h. 49 27

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia , h. 131 28

Kushartanti, dkk, Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Lingustik, (Jakarta: Gramedia,

2007), h. 123 29

Fatimah Djajasudarma, Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian dan Kajian,

(Bandung: PT Refika Aditama:, 2006), cet ke-2, h.45

Page 29: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

20

dapat mendamping adjektifa, numeralia, atau proposisi dalam kontruksi sintaksis,

adverbia adalah kata yang memberi keterangan pada verba, adjektiva, atau kalimat.30

Adverbia dapat diartikan juga sebagai kata yang secara sintaksis berfungsi

memberikan penjelasan kepada verba, atau adjektifa31

Adverbia dapat terdiri atas suatu morfem dan dapat terdiri atas dua morfem

atau lebih.32

Berdasarkan perilaku semantisnya, adverbia dapat dibedakan atas delapan

bagian, yaitu sebagai berikut:

1. Adverbia kualitatif adalah adverbial yang menggambarkan makna yang

berhubungan dengan tingkat, derajat, atau mutu. Yang termasuk adverbia ini

adalah kata-kata, seperti paling, sangat, lebih dan kurang.

2. Adverbia kuantitatif adalah adverbia yang menggambarkan makna yang

berhubungan dengan jumlah. Yang termasuk adverbia ini antara lain, kata

banyak, sedikit, kira-kira dan cukup.

3. Adverbia limitative adalah adverbia yang menggambarkan makna yang

berhubungan dengan pembatasan. Kata-kata, seperti hanya, saja dan sekadar

termasuk contoh adverbia ini.

30

Abdul Muthalib,dkk, Tata Bahasa Mandar, (Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan

Bahasa, 1992), cet. ke-1, h. 148 31

Tarno Wakidi S.J, dkk, Tata Bahasa Dawan, (Jakarta: Pusat Pembinaaan dan

Pengembangan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992, h.. 62

32 Anton M. Moeliono, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pusat, 1988), h. 223

Page 30: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

21

4. Adverbia frekuentatif adalah adverbia yang menggambarkan makna yang

berhubungan dengan tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan

adverbia itu. Kata-kata yang tergolong dalam adverbia ini adalah selalu,

sering, jarang dan kadang-kadang.

5. Adverbia kewaktuan adalah adverbia yang menggambarkan makna yang

berhubungan dengan saat terjadinya peristiwa yang diterangkan oleh adverbia

itu. Yang termasuk adverbia ini ialah bentu, seperti baru dan segera

6. Adverbia kecaraan adalah adverbia yang menggambarkan makna yang

berhubungan dengan bagaimana peristiwa yang diterangkan oleh adverbia itu

berlangsung atau terjadi. Yang termasuk adverbia kecaraan ini adalah bentuk-

bentuk, seperti diam-diam, secepatnya, dan pelan-pelan.

7. Adverbia konstraktif adalah adverbia yang menggambarkan pertentangan

dengan makna kata atau hal yang dinyatakan sebelumnya. Yang termasuk

adverbia konstraktif adalah bahkan, malahan dan justru.

8. Adverbia keniscayaan adalah adverbia yang menggambarkan makna yang

berhubungan dengan kepastian tentang keberlangsungan atau terjadinya

hal/peristiwa yang dijelaskan adverbia keniscayaan adalah niscaya, pasti dan

tentu.

Ada 4 macam posisi adverbia yaitu :

a. Yang mendahului kata yang diterangkan.

b. Yang mengikuti kata yang diterangkan.

Page 31: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

22

c. Yang mendahului atau mengikuti kata yang diterangkan.

d. Yang mendahului dan mengikuti kata yang diterangkan.

Dari segi bentuknya, adverbia dapat dibedakan atas adverbia tunggal dan

adverbia gabungan, yaitu:

a. Adverbia tunggal dapat dirinci menjadi adverbia yang berupa

(1) Kata dasar, seperti baru, hanya, lebih, hampir, saja, sangat, segera,

selalu, senantia

(2) Kata berafiks, seperti sebaiknya, sebenarnya, sesungguhnya, agaknya,

biasanya, rupanya, dan

(3) Kata ulang, seperti diam-diam, lekas-lekas, pelan-pelan, tinggi-tinggi

b. Adverbia gabungan terdiri atas dua adverbia yang berupa kata dasar. Kedua

kata dasar yang merupakan adverbia gabungan ada yang berdampingan dan

ada pula yang tidak berdampingan.33

Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa

adverbia adalah unsur bahasa yang memberikan keterangan pada verba adjektiva atau

kalimat.

b. Konjungsi

Konjungsi adalah kata tugas yang berfungsi sebagai pemarkah hubungan

antara kata, frasa, klausa, atau kalimat34

33 Ida Bagus Putrayasa, Analilis Kalimat (Fungsi, Kategori dan Peran), PT. Refika Aditama,:

Bandung, 2007, h.83-85

Page 32: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

23

Konjungsi dapat diartikan pula sebagai kategori yang menghubungkan kata

dengan kata, klausa, atau kalimat dengan kalimat; bisa juga antara paragraf dengan

paragraf.35

Menurut Fatimah Djajasudarma, Konjungsi adalah kata sambung yang

berfungsi menghubungkan dua unsur atau lebih pada tataran sintaksis (frase, klausa,

dan kalimat).36

Dalam buku lain, kojungsi atau kata sambung adalah kata tugas yang

menghubungkan dua klausa atau lebih.37

Jadi dapat disimpulkan, konjungsi adalah kata atau ungkapan yang

menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan

frasa, klausa dengan klausa, serta kalimat dengan kalimat.

c. Preposisi

Preposisi atau kata depan adalah kata tugas yang berfungsi sebagai unsur

pembentuk frasa preposisional. Preposisi terletak dibagian awal frasa dan unsur yang

mengikutinya dapat berupa nomina, adjektiva, atau verba.38

Preposisi atau kata depan adalah kata tugas yang bertugas sebagai unsur

pembentuk frasa preposisional.39

34

Tarno Wakidi S.J, dkk, Tata Bahasa Dawan, h.66 35

Abdul Chaer, Sintaksis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka cipta, 2009) hal. 81 36

Fatimah Djajasudarma, Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian dan Kajian, h.51 37

Abdul Mutholib, Tata Bahasa Mandar, h. 235 38

Abdul Mutholib, Tata Bahasa Mandar, h.154 39 Anton M. Moeliono, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, hal.223

Page 33: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

24

Preposisi adalah kategori yang terletak di depan kategori lainnya, terutama

nomina sehingga berbentuk frase eksosentris direktif.40

Preposisi dapat diartikan sebagai kategori yang terletak di sebelah kiri nomina

sehingga terbentuk sebuah frase eksosentrik untuk mengisi fungsi keterangan dalam

sebuah klausa atau kaliamat.41

Preposisi atau kata depan adalah kata tugas yang berfungsi sebagai unsur

pembentuk frasa preposisional. Preposisi terletak dibagian awal frasa dan unsur yang

mengikutinya dapat berupa nomina, adjektiva, atau verba.42

Preposisi atau kata depan adalah kata tugas yang bertugas sebagai unsur

pembentuk frasa preposisional.43

Jadi, preposisi adalah kata yang merangkaikan kata-kata atau bagian kalimat

dan biasanya diikuti oleh kata kerja. Preposisi bisa berbentuk kata, misalnya di dan

untuk, atau gabungan kata, misalnya bersama atau sampai dengan.

C. Pembagian kelas kata dari morfologi

1. Fonem

Fonem adalah suatu bunyi terkecil yang mampu menunjukkan kontras

makna.44

Fonem merupakan satuan hasil penyarian atau abstraksi dari bunyi-

bunyi ujaran yang diucapkan oleh para penutur.45

40

Fatimah Djajasudarma, Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian dan Kajian, h. 49 41

Abdul Chaer, Sintaksis Bahasa Indonesia, h. 108 42

Abdul Mutholib, dkk, Tata Bahasa Mandar, h. 154 43 Anton M. Moeliono, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, hal.223 44

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h.205

Page 34: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

25

Jadi, fonem dapat diartikan sebagai bunyi makna yang bermakna satuan.

2. Leksem

Leksem adalah morfem yang mempunyai makna dasar. Leksem merupakan

satuan terkecil dari leksikon. Leksem adalah unsur terkecil yang memiliki

makna leksikal. Leksem secara gramatikal adalah penyesuaian jenis pada

kasusnya.

Leksem adalah satuan leksikal dasar yang abstrak yang mendasari pelbagai

bentuk inflektif suatu kata atau satuan bermakna yang membentuk kata dan

satuan terkecil dari leksikon. Leksem dapat diartikan sebagai suatu kata yang

terkecil dalam kamus yang berbentuk abstrak. Jadi, leksem adalah satuan dasar

dari leksikon dan dibedakan dari kata sebagai satuan gramatikal. Leksem ini

merupakan bahasa dasar yang setelah mengalami proses gramatikal.

3. Kata

Kata secara gramatikal kata mempunyai dua status. Sebagai satuan terbesar

dalam tataran morfologi, dan sebagai satuan terkecil dalam tataran sintaksis.

Kata adalah unsur terkecil yang memiliki makna yang utuh dan memiliki kelas

dan fungsi.46

Sebagai satuan terbesar dalam tataran morfologi, kata dibentuk dari bentuk

dasar (yang dapat berupa morfem dasar terikat maupun bebas, atau gabungan

morfem) melalui proses morfologi afiksasi, reduplikasi atau komposisi.

45

Kushartanti Untung Yuwono Multamia, Pesona Bahasa Langkah awal Memahami

linguistic, Jakarta: PT. Gramedia pustaka utama, 2007, h. 161 46

Abdul Chaer, Sintaksis Bahasa Indonesia, h. 38

Page 35: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

26

Kata adalah kata dapat digolongkan atas dua jenis besar, yaitu partikel dan kata

penuh. Partikel adalah kata yang jumlahnya terbatas, biasanya tidak mengalami

proses morfologi. Kata penuh adalah kata yang mempunyai ciri yang

berlawanan dengan partikel, yang terutama adalah maknanya bersifat

leksikal.47

Jadi, kata adalah unsur terkecil yang masih berdiri sendiri. Satuan kata yang

terbesar dalam morfologi dan satuan kata yang terkecil dalam sintaksis.

4. Frase

Frase adalah satuan lingustik yang secara potensial merupakan gabungan dua

kata atau lebih yang tidak mempunyai ciri-ciri klausa (cook, 1971:91; elson

dan pickett, 1969:73). Ramlan (1996:151) mengatakan, bahwa frase adalah

satuan gramatikal yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melampui

batas fungsi unsur klausa.48

Frasa dapat digolongkan berdasarkan macam strukturnya, yaitu frasa

eksosentris yaitu frasa yang salah satu pembentuknya berbentuk preposisi dan

frasa endosentris yaitu frasa yang mempunyai induk.49

Jadi, frasa adalah rangkaian kata yang tidak mengandung unsur predifikasi.

Frasa juga sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang mengisi

salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat atau bersifat non-predikatif.

47

Kushartanti Untung Yuwono Multamia, Pesona Bahasa Langkah awal Memahami

linguistic, h. 130 48

Ida Bagus Putrayasa, Analilis Kalimat (Fungsi, Kategori dan Peran), h. 2 49

Kushartanti Untung Yuwono Multamia, Pesona Bahasa Langkah awal Memahami

linguistic, h. 131

Page 36: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

27

5. Klausa

Klausa adalah kelompok kata yang hanya mengandung satu predikat Cook,

1971:65; Elson dan pickett, 1969:162). Ramlan (1996:89) dan Kridalaksana

(1985:151) mengemukakan, bahwa klausa adalah satuan gramatikal berupa

gabungan kata, sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat, dapat pula

dikatakan, bahwa klausa adalah kalimat atau kalimat-kalimat yang menjadi

bagian dari kaliamt majemuk.50

Klausa merupakan satuan sintaksis yang berada di atas satuan frase dan di

bawah satuan kalimat, berupa runtunan kata-kata berkontruksi predikat.51

Klausa dapat digolongkan berdasarkan distribusi satuannya yaitu klausa bebas

adalah kalusa yang dapat berdiri sendiri menjadi kalimat. Dan klausa terikat

yakni klausa yang tidak dapat bersendiri sebagai kalimat.52

Jadi, klausa adalah rangkaian dua kata atau lebih yang menganndung

predifikasi.

6. Kalimat

Kalimat adalah bagian terkecil ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan

pikiran yang utuh secara ketatabahasaan.53

Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif dapat berdiri sendiri,

mempunyai pola intonasi akhir dan terdiri atas klausa (Cook, 1971:39-40;

50

Ida Bagus Putrayasa, Analilis Kalimat (Fungsi, Kategori dan Peran), h. 2 51

Abdul Chaer, Sintaksis Bahasa Indonesia, h. 41 52

Kushartanti Untung Yuwono Multamia, Pesona Bahasa Langkah awal Memahami

linguistic, h. 131 53

Anton M. Moeliono dan Soenjono Dardjowidjojo Tata bahasa baku bahasa Indonesia

Jakarta: Balai Pustaka dan Yogyakarta: Gajah mada, 1988) h. 254, cet.1

Page 37: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

28

Elson dan Pickett 1969:82) Ramlan (1996:27) mengatakan bahwa, kalimat

adalah satuan gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai

nada turun atau naik.54

Kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar yang

biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta

disertai dengan intonasi final.55

Jadi, kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konsituen dasar yang

biasanya berupa klausa, dilengkapi konjungsi bila diperlukan serta disertai

dengan intonasi final karena kalimat merupakan satuan bahasa yang langsung

digunakan sebagai satuan ujaran di dalam komunikasi verbal yang hanya

dilakukan oleh manusia.

D. Makna Konjungsi dalam Bahasa Indonesia

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ada beberapa konjungsi, yaitu:56

1. Sehingga

Sehingga artinya kata penghubung untuk menandai akibat.

2. Sampai

1) Sampai artinya mencapai; datang; tiba.

Contoh: Akhirnya perahu kami sampai di pantai dengan selamat

Kami sampai di Bandung malam hari

54

Ida Bagus Putrayasa, Analilis Kalimat (Fungsi, Kategori dan Peran), h. 2 55

Abdul Chaer, Sintaksis Bahasa Indonesia, h.44 56

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 2001), h. 890

Page 38: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

29

2) Sampai artinya mencapai; terlaksana.

Contoh: Mudah-mudahan cita-citamu sampai

3) Sampai artinya cukup

Contoh: Gaji kami tidak sampai untuk hidup satu bulan57

3. Bahkan

Bahkan artinya kata penghubung kalimat dengan kalimat untuk menyatakan

penguatan.

Contoh: Serangannya bukan bekurang bahkan lebih genjar58

4. Supaya

Supaya artinya kata penghubung untuk menandai tujuan atau harapan.

Contoh: Ia minum obat supaya lekas sembuh59

5. Agar/supaya

Agar

Agar artinya kata pnghubung untuk menandai harapan, supaya.

Contoh: Kita sebaiknya banyak makan sayuran agar selalu sehat60

Supaya

Supaya artinya kata penghubung untuk menandai tujuan atau harapan ,

maksudnya, hendaknya.

Contoh: Ia minum obat supaya lekas sembuh61

57

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 871-

872 58

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 78 59

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 977 60

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 10

Page 39: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

30

6. Kecuali

a. Kecuali artinya tidak termasuk (di golongan, aturan, dsb yang umum)

yang selain dari yang lain dari pada tidak ada yang menghiraukannya.

Contoh: kecuali keluarganya sendiri

b. Kecuali artinya hanya melainkan (hanya) yang lain tidak perlu di garap

sekarang.

Contoh: kecuali yang perlu-perlu saja62

7. Sebelum

Sebelum artinya ketika belum terjadi; lebih dahulu dari (suatu pekerjaan,

keadaan) semasih belum.

Contoh: Sebelum tidur periksalah pintu dan jendela63

61

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 977 62

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. h. 460 63

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 113

Page 40: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

31

BAB III

GAMBARAN SINGKAT TENTANG PENERJEMAHAN AL-QUR’ AN

MAHMUD YUNUS DAN H. B. JASSIN

A. Penerjemahan Al-Qur’an Mahmud Yunus

1. Riwayat Hidup Mahmud Yunus

Mahmud Yunus lahir pada hari Sabtu 10 Febuari 1899 M di desa

Surigayang, Batusangkar, dan Sumatra Barat. Pendidikan Mahmud Yunus

dimulai sejak kecil ketika berumur 7 tahun. Beliau mulai belajar membaca Al

Qur‟an di bawah bimbingan kakeknya M. Thahir (Engku Gandang). Kemudian

setelah menamatkan Al-Qur‟an ia menggantikan kakeknya sebagai guru. Dua

tahun berikutnya ia melanjutkan studi ke Sekolah Desa dan kemudian

meneruskan ke madras school dan mulai memperbaharui sistem kegiatan belajar

mengajar dengan menambah sistem halaqoh.

Di samping sebagi guru, Mamud Yunus juga melakukan kegiatan-kegiatan

penting lainnya seperti mewakili Syekh HM. Thalib (pemimpin madrasah)

menghadiri rapat akbar alim ulama seluruh Minagkabau (tahun 1919). Selain itu

beliau juga mendirikan Perkumpulan Pelajar-pelajar Islam Batu Sangkat dengan

nama „‟Sumatra Thawalib‟‟, dan pada tahun 1920 perkumpulan ini telah

menerbitkan Majalah Islam al-Basyir di bawah asuhan Mamud Yunus. Dari

semua kegiatan tersebut timbul semangat untuk belajar ke Mesir, namun gagal

Page 41: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

32

karena tidak memperoleh visa dari konsul Inggris, tetapi pada bulan Maret 1923

Mahmud Yunus menunaikan ibadah haji lewat Penang, Malaysia.

Ketika berusia 25 tahun beliau melanjutkan studinya ke Universitas Kairo

dan berhasil memperoleh Syahadah Alamiyah. Kemudian pada tahun 1926

sampai 1930 belajar di madrasah Darul Ulum Ulya. Sebagia orang Indonesia yang

pertama kali memasuki Madrasah ini beliau harus bersusah payah untuk dapat

bersekolah di Madrasah ini. Beliau mengambil takhashush (spesialis) tadris

sampai memperoleh ijasah tadris.64

Setelah di Mesir dan Kairo beliau kembali ke Indonesia untuk

memperbarui madrasah yang pernah dipimpinnya di Sungayang dengan nama al-

Jam‟iyah al-Islamiyah, kemudian beliau mendirikan sebuah sekolah yang

mendahulukan ilmu pengetahuan agama dan umum yakni Normal Islam.

Madrasah inilah yang pertama kali memiliki laboratorium untuk fisika dan kimia

di Sumatera Barat. Selain itu, Mahmud juga berkecimpung di bidang jurnalistik,

yakni mempelopori berdirinya berbagai majalah di Sumatra Barat, seperti al-

Basyir.

2. Karya Tulis Mahmud Yunus

Selain sebagai seorang mufassir, Mahmud Yunus juga banyak menulis

buku, terutama buku pelajaran agama Islam untuk anak-anak, termasuk pula tafsir

dan terjemah Al-Qur‟an, di antaranya yaitu:

64

Dipoloma guru atau pada masa sekarang dikenal dengan istilah akta 4

Page 42: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

33

1. Tafsir Al-Qur‟an tamat 30 juzz, tahun 1938.

2. Terjemahan Al-Qur‟an Tanpa Tafsir, untuk memudahkan membaca Al-

Qur‟an.

3. Marilah Sembahyang, pelajaran solat untuk anak-anak SD, 4 jilid.

4. Puasa dan Zakat untuk anak-anak SD.

5. Haji ke Mekkah, cara mengerjakan haji untuk anak-anak SD.

6. Keimanan dan Akhlak, untuk anak-anak SD 4 jilid.

7. Beberapa Kisah Pendek, untuk anak SD.

8. Riwayat Rasul Dua Puluh Lima, bersama Rasyidin dan Zubair Usman.

9. Lagu-lagu Baru/Not Angka-angka, bersama Kasim st M.Syah

10. Beriman dan Berbudi Pekerti, untuk anak SD.

11. Pemimpin Pelajaran Agama, 3 jilid, untuk murid-murid SMP.

12. Hukum Warisan dalam Islam, untuk tingkat Aliyah.

13. Perbandingan Agama, untuk tingkat Aliyah.

14. Kumpulan Doa, untuk tingkat Aliyah

15. Doa-doa Rasulullah, untuk tingkat Aliyah.

16. Marilah ke Al-Qur‟an, untuk tingkat Tsanawiyah, bersama H. Ilyas M. Ali

17. Moral pembangunan dalam Islam, untuk tingkat Aliyah.

18. Akhlak (Bahasa Indonesia), untuk tingkat Aliyah.

19. Pelajaran Sembahyang (Sholat), untuk Aliyah, Mahasiswa dan Umum.

20. Hukum Perkawinan dalam Islam, 4 mazhab.

21. Soal jawab dalam hukum Islam, 4 mazhab.

Page 43: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

34

22. Ilmu Mustholah Hadits, bersama H. Mahmud Aziz.

23. Sejarah Islam di Minangkabau, dalam penyelidikan baru.

24. Kesimpulan isi Al-Qur‟an, untuk mubaligh dan umum.

25. Allah dan Makhluk-Nya, Ilmu Tauhid, menurut Al-Qur‟an.

26. Pengetahuan Umum Ilmu Mendidik, bersama st.M.Said.

27. Pokok-pokok Pendidikan atau Pengajaran Fakultas Tarbiyah.

28. Metodik Khusus Pendidikan Agama, Fakultas Tarbiyah.

29. Metodik Khusus Bahasa Arab (bahasa Al-Qur‟an), Fakultas Tarbiyah.

30. Sejarah Pendidikan Islam Indonesia.

31. Sejarah Pendidikan Islam (umum).

32. Pendidikan Modern di Negara-negara Islam atau Pendidikan Barat.

33. Ilmu Jiwa Kanak-kanak, kuliah untuk kursus-kursus.

34. Pedoman Dakwah Islamiyah, kuliah untuk dakwah.

35. Dasar-dasar Negara Islam.

36. Juz‟Amma dan Terjemahannya.

37. Pokok-pokok Pemikiran dan Pengajaran.

38. Pelajaran Bahasa Arab (Durusa al-Lughotil „arabiyah)

39. Tafsir Ayati Al-Akhlak

40. Metodik Khusus Pendidikan, Metode Mengajarkan Agama SD.

41. Kitab Pemimpin Pengajaran Agama di SD.

42. Perbandingan Pendidikan Modern di Negara Islam dan Intisari

Pendidikan Barat.

Page 44: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

35

Dan 27 judul buku lainnya dalam Bahasa Arab, di antaranya, yaitu:

1. Kitabu al-Tarbiyah wa al-Ta‟lim

2. Fiqhu al-Wadih, dan lain sebagainya.65

3. Metode yang digunakan oleh Mahmud Yunus

Metode pemikiran penafsiran Mahmud Yunus cenderung ke arah

penafsiran model bil riwayah, yakni metode penafsiran yang menggunakan

riwayah-riwayah para sahabat dan para tabi‟in sebagai dasar pijakan. Metode ini

kurang memberikan porsi yang besar terhadap akal dan lebih banyak berpegang

pada artian harfiah.

Metode penulisan Mahmud Yunus ditinjau dari segi cara penafsiran, ayat

demi ayat surat demi surat, sesuai dengan urutan dalam mushaf, dan dilakukan

secara singkat dan global, tanpa urutan yang panjang lebar. Maka penafsiran yang

dilakukan Mahmud Yunus adalah tergolong ijmali. Yang dimaksud dengan tafsir

ijmali adalah penafsiran Al-Qur‟an berdasarkan urutan-urutan ayat dengan suatu

uraian yang di ringkas tapi jelas dan dengan bahasa yang sederhana sehingga

dapat dikonsumsi baik oleh masyarakat awam maupun intelektual.

Teknik penafsiaran yang digunakan Mahmud Yunus sebagian besar masih

bersifat sederhana. Hal ini terlihat pada penyajian tafsirnya. Penafsiran dilakukan

pertama kali dengan memberi arti dari ayat-ayat Al-Qur‟an, kemudian langsung

memberi penafsiran global, tanpa mengawali dengan penjelasan arti kata. Padahal

65

Mahmud Yunus, Tafsir Qur‟an Karim, (Jakarta: Hida Karya Agung), cet.ke-72, h.1-8

Page 45: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

36

memberi penjelasan terlebih dahulu tentang arti kata amat bermanfaat bagi

pemahaman Al-Qur‟an sebab satu kata pada suatu ayat, seiring pula di jumpai al-

Munir, al-Manar di Padang Panjang, al-Bayan di Bukit Tinggi, dan al-Itqan di

Maninjau.

4. Corak Tafsir Mahmud Yunus

Berdasarkan pernyataan Mahmud Yunus dalam muqadimah tafsir

Qur‟annya, yang menyatakan bahwa: “………tafsir serta kesimpulan isi Qur‟an

bukan terjemahan dari kitab bahasa Arab, tapi hasil penyelidikan pengarang lebih

kurang selama 20 tahun sampai berusia 73 tahun…….”, maka Penulis

mengkategorikan tafsir tersebut menggunakan tafsir ra‟yi, yaitu penafsiran Al-

Qur‟an dimana seorang mufassir menafsirkan Al-Qur‟an dengan kekuatan

penalaran dan unsur-unsur keilmuan yang berkembang di dunia Islam yang

berkaitan dengan Al-Qur‟an. Dikatakan tafsir ra‟yi karena yang lebih dominan

adalah penalaran atau ijtihad mufassir itu sendiri.66

Tafsir ra‟yi muncul di kalangan ulama-ulama muta‟akhirin sekitar abad

ke-3 H, sehingga di abad modern akhir lahir lagi tafsir menurut tinjauan sosiologi

dan sastra arab tafsir Al-Manar; dan dalam bidang sains muncul pula karya

Jawahir Tanthawi dengan judul Tafsir Al-Jawahir. Melihat perkembangan tafsir

bi al-Ra‟yi yang demikian pesat, maka tepatlah apa yang dikatakan Manna al-

66

Kajian deskriptif tafsir Ibnu Katsir, h.28.

Page 46: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

37

Qathan bahwa tafsir bi al-Ra‟yi mengalahkan perkembangan tafsir bi al-

Ma‟tsur.67

Meskipun tafsir bi al-Ra‟yi berkembang dengan pesat, namun dalam

menerimanya para ulama terbagi dua dan ada pula yang melarangnya. Tapi

setelah diteliti, ternyata kedua pendapat yang bertentangan itu hanya bersifat

lafzhi, maksudnya kedua belah pihak sama-sama mencela penafsiran yang

berdasarkan pemikiran (ra‟yi) semata tanpa memindahkan kaidah-kaidah yang

mu‟tabarat (diakui sah secara bersama-sama).68

Begitu pula yang dialami oleh Mahmud Yunus, beliau pernah beberapa

kali mendapat kecaman dari beberapa ulama, seperti ulama dari Yogyakarta dan

Ulama dari Jatinegara yang menyatakan bahwa tafsir Qur‟annya dinyatakan

haram untuk dicetak dan disebarluaskan kepada masyarakat. Namun dengan gigih

beliau menentang keras pendapat para Ulama‟ tersebut dan tetap terus berkiprah

meneruskan usaha penerjemahan Al-Qur‟an sampai selesai.

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan, meskipun tafsir Qur‟ an

Mahmud Yunus termasuk dalam kategori tafsir bi al-Ra‟yi, namun beliau tetap

memindahkan kaidah-kaidah dan kriteria yang berlaku sebagimana yang

dikatakan dalam Mukadimah Tafsirnya yaitu, berdasarkan Al-Qur‟ an dan Hadits.

Dua penekanan dalam pembaruan Mahmud Yunus di lembaga

pendidikannya yakni pengenalan pengetahuan umum dan pengajaran umum di

67

Manna al-Qathan, Mabahis fii Ulumil Quran Masyurat Al-Asr, (Al-Hadits, 1973), h. 342 68

Nasrudin Baidan, Metode Penafsiran Al-Quran, (Jakarta: Pustaka Pelajar), cet. ke-1, h.202

Page 47: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

38

sekolahnya sebenarnyah tidaklah baru. Tahun 1909, Abdullah Ahmad sudah

mengajarkan berhitung dan bahasa Eropa di Adabiyah School. Sementara

Mahmud Yunus menambah beberapa pelajaran umum semisal, ilmu alam, hitung

dagang, dan tata buku.

B. Penerjemahan Al-Qur’an H.B. Jassin

1. Riwayat Hidup H.B. Jassin

Jassin memulai dan meneruskan karirnya dari banyak membaca. Lahir 31

Juli 1917 di Gorontalo, Sulawesi Utara, anak kedua dari enam bersaudara ini

berayahkan seorang bekas kerani BPM yang “kutu buku”. Jassin mulai gemar

membaca tidak lama setelah duduk di bangku HIS (SD). ''Waktu itu, cara

membangkitkan minat baca murid sangat bagus,'' tuturnya tentang sekolah yang

mengajarkannya teknik mengarang dan memahami puisi. Teknik mengarang dan

memahami posisi sudah dipelajarinya sejak masih duduk di HIS (SD). Di HBS

Medan -- saat ikut ayahnya yang pindah ke BPM Pangkalanbrandan, Sumatera

Utara -- ia mulai menulis kritik sastra, dan dimuat di beberapa majalah.

Bekerja di kantor Asisten Residen Gorontalo seusai HBS -- tanpa gaji-

memberinya kesempatan mempelajari dokumentasi secara baik. Tetapi,

belakangan Jassin menerima tawaran Sutan Takdir Alisjahbana, waktu itu

redaktur Balai Poestaka, bekerja di badan penerbitan Belanda itu, 1940. Di sana ia

juga berkarya sebagai penulis cerpen dan sajak.

Tak lama kemudian ia beralih ke bidang kritik serta dokumentasi sastra.

Adalah Armijn Pane yang mengajarinya membuat timbangan buku dengan lebih

Page 48: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

39

baik. Inilah awal jabatannya sebagai redaktur berbagai majalah sastra dan budaya,

seperti Pandji Poestaka dan Pantja Raja, lalu setelah Indonesia merdeka, di

Mimbar Indonesia, Zenith, Kisah, Sastra, Bahasa dan Budaya, Buku Kita, Medan

Ilmu Pengetahuan, dan Horison.

Bekas Lektor Sastra Indonesia Modern Fakultas Sastra UI ini tetap belajar

sambil mengajar. Gelar sarjana sastra diraihnya pada 1957, dan doktor honoris

causa, delapan belas tahun kemudian -- keduanya di FS UI. Ia juga sempat

mendalami ilmu perbandingan sastra di Universitas Yale, AS. Ia menguasai

bahasa Inggris, Belanda, Prancis, dan Jerman.

Nama lengkap Jassin adalah Hans Bague Jassin, lahir 31 juli 1917 di

Gorontalo (Sulawesi Utara), dan wafat pada tanggal 11 Maret tahun 2000.

Berpendidikan Guovernements. H.I.S. Gorontalo (tamat 1932), H.B.S-B 5 tahun

di Medan (tamat 1939), Fakultas Sastra Universitas Indonesia (tamat 1957),

kemudian memperdalam pengetahuaan dalam bidang Ilmu perbandingan

Kesusataraan di Universitas Yale, Amerika Serikat (1953-1959), dan terkhir

menerima gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Indonesia (1957).69

2. Karya Tulis H.B. Jassin

Dalam opini umum yang berkembang saat ini, salah satu unsur penting

yang dapat dijadikan tolak ukur dalam menilai kualitas keilmuan seorang tokoh

69

Pamusuk Eneste, Leksikon Kesusastaraan Indonesia Modern, (Jakarta: PT. Jambatan,

1990), edisi baru, h. 73-75

Page 49: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

40

adalah berupa banyaknya jumlah dan sejauh mana bobot karya tulis yang

dihasilkannya.

Di antara berbagai karya hasil terjemahannya antara lain saat ini telah

terkumpul di Pusat Dokumentasi Sastra H.B. jassin adalah: Chushingura karya

Sakat Syioya, Renungan Indonesia karya Syahrasad (1947), Terbang Malam

Karya A. De St Exupery, Kisah-kisah dari Rumania, Api Islam karya Syed Ameer

Ali, Cerita Panji dalam Perbandingan, bersama Zuber Usman karya

R.M.Ng.Poerbatjaraka, Max Havelar karya Multatuli (1972), Kian Kemari

Indonesia dan Belanda dalam Sastra, The Complette Poems of Chairil Anwar

dikerjakan bersama Liau Yoek fang, Al-Qur‟an Bacaan Mulia yang telah di

terbitkan beberapa kali (1978, 1982, dan 1990).

Dan beberapa karya di mana ia betindak sebagian editor karya-karya

tersebut di antaranya, adalah: Pancaran Cita (1946), Kesusastraan Indonesia di

Masa Jepang (1948), Amir Hamzah Raja Penyair Pujangga Baru (1962),

Pujangga Baru: Prosa dan Puisi (1963), Angkatan 66; Prosa dan puisi (1968),

Kontroversi Al-Qur‟an Berwajah puisi (1995).

Di tengah berbagai kesibukan dan aktifitasnya sebagai seorang penulis

akademis dan lain sebagainya, ternyata Jassin memiliki beberapa catatan menarik,

selain untuk kegiatan dalam dunia pendidikan seperti pada tahun 1939 ia bekerja

di Kantor Asisten Gorontalo, kemudian di Balai Pustaka ia bergelut cukup lama,

Page 50: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

41

sekitar tujuh tahun (1940-1947), dan terakhir pada Lenbaga Bahasa dan Budaya

pada tahun 1953-1975.70

3. Cara kerja H.B. Jassin dalam menerjemahkan Al-Qur’an

a. Dengan cara mempelajari berbagi terjemahan dalam Bahasa Indonesia dan

Bahasa Asing.

b. Cara menyusun baris-baris sajak dipertimbangkan. Dari sudut irama yang

bertalian dengan pengaturan nafas, dari sudut keteraturan bunyi demi

kenikmatan pendengaran dan juga dari sudut kesatuan isi kalimat atau

bagian-bagian kalimat.

c. Adakalanya demi irama persajakan ia menerjemahkan menurut akibat dari

apa yang diterbitkan oleh kata.

d. Dengan mempergunakan berbagai kamus Arab dengan keterangan dalam

Bahasa Asing, daftar kata, dan buku-buku ilmu bantu untuk menyokong

pengertian, sebagimana dinyatakan sendiri oleh HB. Jasiin.71

4. Hambatan-hambatan dan Tanggapan Tokoh Penerjemah Al-Qur’an

Terhadap Terjemahan Al-Qur’an HB. Jassin

Usaha-usaha menerjemahkan Al-Qur‟an ke dalam Bahasa Indonesia

bukanlah tugas mudah dan tanpa hambatan. Berbagai tanggapan dan respon

70

Kusman K dan Mahmud SU, Sastra Indonesia dan Daerah (Sejumlah masalah), (Bandung :

CV. Angkasa, 1997), h.17 71

Ismail Lubis, Falsifkasi tejemahan (Al-Qur‟ an Depag 1990). h. 121

Page 51: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

42

datang dari berbagi pihak yang disampaikan melalui berbagi media dan instansi

pada waktu itu.

Apa yang menjadi kekhawatiran H.B. Jassin mengenai isi terjemahannya

benar-benar menjadi kenyataan, meski H.A. Mukti Ali dan Hamka, masing-

masing sebagai Menteri Agama dan ketua Majelis Ulama Indonesia, telah

memberikan sambutan atas terbitnya terjemahan Al-Qur‟an tersebut.

Di antara hambatan yang paling bermasalah menurut H.B. Jassin adalah:

1) Kekakuan terjemahan

Kekakuan dalam terjemahan mungkin timbul karena terlalu dipengaruhi oleh

susunan kalimat dalam Bahasa Arab dengan tidak memperhatikan susunan

menurut rasa Bahasa Indonesia atau pengambilan suatu ungkapan dalam

kontruksi kalimat Bahasa Arab tanpa menggantinya dengan ungkapan Bahasa

Indonesia.

2) Tidak adanya tanda-tanda baca yang jelas, sehingga masing-masing orang

dapat menggunakan tanda baca yang beda, akibatnya akan menimbulkan

pengertian yang berbeda pula.

3) Jenis kata sambung yang terbatas dan masing-masing mempunyai fungsi

yang dapat berbeda-beda.

Apabila diperhatikan reaksi masyarakat atas terjemahan H.B. Jassin yang

pada umumnya disampaikan melalui surat kepada Menteri Agama, Ketua Majelis

Ulama Indonesia, Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, atau ditulis dalam

berbagai media cetak seperti surat kabar, sudah selayaknya penerbitan karya

Page 52: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

43

tersebut ditangguhkan. Kenyataannya tetap diterbitkan sebagaimana diharapkan

oleh H.B. Jassin dan sebagian masyarakat yang cara pandangnya terhadap karya

tersebut berbeda dengan mereka yang bereaksi.

Ketika hal izin penerbitan ini ditanyakan ke Departemen Agama, secara

tegas dijawab bahwa selain naskah itu sudah dikoreksi oleh tim, tetap saja

penyempurnaan-penyempurnaan di kemudian hari seperti yang dialami oleh

terjemahan-terjemahan Al-Qur‟an lainnya. Jadi, dapat dikatakan selalu ada

permasalahan-permasalahan yang akan muncul sesuai dengan perkembangan

pemikiran para pembaca dan perkembangan bahasa penerima sebagai

konsekuensi dari karya terjemahan yang mengandung nilai subyektif.

Page 53: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

44

BAB IV

ANALISIS PREPOSISI حتى MENURUT MAHMUD YUNUS DAN H.B.

JASSIN DALAM SURAH ALI-IMRAN DAN AN-NISA

Ayat yang mengandung preposisi حتى dalam Al-Qur’an terjemahan Mahmud

Yunus dan H.B Jassin

Dalam penelitian ini penulis menemukan 11 ayat yang mengandung

preposisi hatta, yaitu:

1. Q.S. Ali-Imran 92

Terjemahan M.Yunus:

“Kamu tiada akan mendapatkan kebajikan, kecuali kalau kamu nafkahkan

sebagian barang yang kamu kasihi. Barang sesuatu yang kamu nafkahkan,

sungguh Allah maha mengetahui”.

Terjemahan HB Jassin:

“Tiadalah kamu menyampaikan kebaktian (yang sempurna), sebelum

menafkahkan sebagian yang kamu cintai . dan apapu yang kamu nafkahkan

sungguh Allah mengetahui”.

Dalam dua terjemahan yang Penulis temukan di atas terdapat perbedaan

dalam menerjemahkan hatta. M. Yunus menggunakan konjungsi kecuali, sedangkan

Page 54: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

45

H.B. Jassin menggunakan konjungsi sebelum,. Menurut Abdul Chaer yang Penulis

kutip dari bukunya “Sintaksis Bahasa Indonesia” dua konjungsi ini memiliki

perbedaan yang signifikan dalam penggunaannya.

Kecuali merupakan konjungsi pembatasan, konjungsi pembatasan adalah

konjungsi yang menghubungkan membatasi. Selain itu juga konjungsi kecuali juga

berlaku sebagai adverbia pembatasan.

Sebelum, merupakan konjungsi pengurutan yaitu, konjungsi yang digunakan

untuk menghubungkan klausa dengan klausa dalam urutan beberapa kejadian atau

peristiwa secara kronologis. Yang termasuk konjungsi pengurutan ini, adalah kata-

kata sesudah, sebelum, lalu, mula-mula, kemudian, selanjutnya, dan setelah itu.

Contohnya:

Sebelum makan, dia mencuci tangan dulu,

Sesudah sarapan, kami berangkat ke sekolah.

Konjungsi sebelum juga bisa digunakan sebagai konjungsi antarkalimat.

Konjungsi antarkalimat anatara lain adalah konjungsi sebelum itu, setelah itu,

selanjutnya, seterusnya, kemudian dari itu, dan sesaat kemudian.

Contohnya:

Mula-mula dai mengambil selembar kertas dan sebuah pensil lalu

ditulisnya beberapa catatan. Setelah itu disimaknya kembali catatan itu.

Page 55: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

46

Setelah makan, kami mencuci piring dan gelas-gelas kotor. Sesaat

kemudian kami mendengar suara ketukan di pintu depan. 72

Dari penjelasan di atas terlihat jelas bahwa dua konjungsi ini tidak dapat

saling menggantikan dalam sebuah kalimat. Sebelum bukanlah, sinonim dari kecuali.

Penerjemahan hanya dapat dilakukan dengan kata yang saling sepadan dengan kata

asalnya. Jadi, dalam hal ini si penerjemah harus menentukan terjemahan dari hatta

tersebut dengan mengetahui tipe hatta حتى tersebut terlebih dahulu dan حتى

menetukan diksi yang tepat yang akan digunakannya.

Dalam kamus Al-Munawir, hatta حتى dapat diterjemahkan sebagai berikut:

hatta

diartikan hingga atau sampai الى ان =حتى

الى متى = حتا م diartikan sampai kapan

diartikan bahkan juga ايضا =حتى

diartikan agar, supaya = حتى كي يكي

Dalam kamus Al-Munawwir ternyata tidak ditemukan penerjemahan hatta

dengan sebelum ataupun kecuali. Menimbang hal tersebut kita perlu menganalisa

jenis kalimat yang terdapat dalam ayat di atas. Dan menentukan konjungsi yang tepat.

73

Ayat di atas berbentuk kalimat pembatasan, konjungsi yang tepat digunakan

adalah: kecuali. Tidak dapat digunakan sebelum karena merupakan konjungsi

72

Abdul Chaer, Sintaksis Bahasa Indonesia, h. 92 73

Ahmad Warson Munawir, Al-Munawir Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka

Progressif, 1997) h. 236

Page 56: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

47

kesewaktuan. Tidak dapat digunakan dalam kalimat pembatasan sebagimana ayat di

atas.

Jika dievaluasi secara sintaksis maka diksi yang tepat yang seharusnya

digunakan adalah kecuali, yaitu terjemahan dari Mahmud Yunus.

.

2. Q.S. Ali-Imran 152

Terjemahan M. Yunus:

“Sesungguhnya Allah telah menepati janjiNya kepadamu, ketika kamu

membunuh oarng-orang kafir (dipertempuran Uhud) dengan izinNya,

sehingga apabila kamu gagal (kalah) dan mendurhakai perintah (Rasul)

sesudah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai.”

Terjemahan HB. Jassin:

“Dan sungguh Allah memenuhi janji-Nya kepadamu , ketika kamu membunuh

(musuh-musuhmu) dengan seizing-Nya sampai kamu menjadi lemah dan

mendurhakai perintah (Rasul) sesudah Allah memperlihatkan kepadamu apa

yang kamu sukai.”

Page 57: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

48

Dalam dua tejemahan yang penulis temukan di atas terdapat perbedaan

dalam menerjemahkan حتى HB. Jassin menggunakan konjungsi sampai, sedangkan

M. Yunus menggunakan konjungsi sehingga. Menurut Abdul Chaer yang dikutip dari

bukunya “Sintaksis Bahasa Indonesia” dua konjungsi ini memiliki perbedaan yang

signifikan dalam penggunaannya.

Sampai merupakan konjungsi pengakibatan, konjungsi pengakibatan adalah

konjungsi untuk menghubungkan menyatakan akibat atas terjadinya, peristiwa, atau

keadaan yang terjadi pada klausa bawahan.

Contohnya:

Pencuri naas itu dipukulin orang banyak sampai, mukanya babak belur.

Selain sampai, kojungsi jenis yang lain adalah akibatnya. Perbedaan

antara keduanya. Bedanya akibatnya untuk menghubungkan dua buah kalimat yang

berturutan.

Sedangkan konjungsi sehingga, sama dengan konjungsi sampai.

Dalam dua tejemahan yang penulis temukan di atas terdapat perbedaan

dalam menerjemahkan حتى HB. Jassin menggunakan konjungsi sampai, sedangkan

M. Yunus menggunakan konjungsi sehingga. Menurut Abdul Chaer yang dikutip dari

bukunya “Sintaksis Bahasa Indonesia” dua konjungsi ini memiliki perbedaan yang

signifika dalam penggunaannya.

Sampai merupakan konjungsi pengakibatan, konjungsi pengakibatan adalah

konjungsi untuk menghubungkan menyatakan akibat atas terjadinya, peristiwa, atau

keadaan yang terjadi pada klausa bawahan.

Page 58: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

49

Contohnya:

Pencuri naas itu dipukulin orang banyak sampai, mukanya babak belur.

Selain sampai, kojungsi jenis yang lain adalah akibatnya. Perbedaan

antara keduanya. Bedanya akibatnya untuk menghubungkan dua buah kalimat yang

berturutan.

Sedangkan konjungsi sehingga, sama dengan konjungsi sampai.

Contohnya:

Saya banyak mengeluarkan uang untuk keperluan ini itu sehingga,

tabungan saya ludes.74

Dari penjelasan di atas terlihat jelas bahwa dua konjungsi ini (sehingga dan

sampai) dapat saling menggantikan dalam sebuah kalimat. Sehingga, sinonim dari

sampai. Sedangkan penerjemahan hanya dapat dilakukan dengan kata yang saling

sepada dengan kata asalnya. Jadi, dalam hal ini si penerjemah harus menentukan

terjemahan dari hatta حتى tersebut dengan mengetahui tipe hatta حتى tersebut terlebih

dahulu dan menetukan diksi yang tepat yang akan digunakannya.

Ayat di atas berbentuk kalimat pengakibatan karena konjungsi ini

menghubungkan menyatakan akibat atas terjadinya kejadian, peristiwa atau tindakan

yang terjadi pada klausa utama terhadap kejadian peristiwa. Sehingga konjungsi yang

digunakan adalah: sampai, maupun sehingga, sehingga dapat digunakan, karena

74

Abdul Chaer, Sintaksis Bahasa Indonesia, h. 107

Page 59: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

50

merupakan konjungsi yang sama. Jika dievaluasi secara sintaksis maka diksi yang

seharusnya digunakan adalah sampai maupun sehingga, yaitu terjemahan dari

Mahmud Yunus dan H. B. Jassin.

Demikian juga pada Q.S. An-Nissa ayat 6 dan surat Ali Imran ayat 179

3. Q.S. An-Nissa 6

Terjemahan M. Yunus:

“Ujilah olehmu anak-anak yatim itu, sehingga sampai umurnya (baliq)”.

Terjemahan H.B. Jassin:

“Dan ujilah anak yatim sampai mereka mencapai (usia) untuk kawin”

4. Q.S. Ali-Imran 179

Terjemahan M. Yunus:

“Allah tiada membiarkan orang-orang yang beriman menurut keadaan kamu

(sekarang), sehingga ia membedakan orang yang jahat dari orang yang

baik”

Terjemahan HB. Jassin:

Page 60: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

51

“Allah tiada hendak membiarkan orang-orang mukmin dalam keadaan kamu

sekarang. Sampai ia memisahkan yang jahat dari yang baik”.

Pada kasus ayat yang ketiga pada surah Ali-Imran mempunyai kasus yang

sama dengan Q.S. An-Nissa ayat 6 ayat yang diatas. Antara kata sampai dan

sehingga, Ayat di atas berbentuk kalimat pengakibatan karena konjungsi ini

menghubungkan menyatakan akibat atas terjadinya kejadian, peristiwa atau tindakan

yang terjadi pada klausa utama terhadap kejadian peristiwa. jadi tidak ada perbedaan

kata hatta حتى dalam terjemahan versi H.B. Jassin dan M. Yunus.

5. Q.S. Ali-Imran 183

Terjemahan M. Yunus:

“(Yaitu) orang-orang yang berkata: Sesungguhnya Allah telah menjanjikan

kepada kami, bahwa kami tiada akan beriman kepada Rasul, kecuali jika

Rasul itu mendatngkan kepada kami kurban yang dimakan api‟.

Terjemahan HB Jassin:

“Dan terhadap mereka yang berkata, Allah telah memerintahkan kepada

kami, jangan beriman kepada seorang Rasul sebelum ia membawa kami

korban yang dimakan api”

Page 61: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

52

Dalam dua tejemahan yang penulis temukan di atas terdapat perbedaan

dalam menerjemahkan hatta. M. Yunus menggunakan konjungsi kecuali. H.B. Jassin

menggunakan konjungsi sebelum. Menurut Abdul Chaer yang penulis kutip dari

bukunya “Sintaksis Bahasa Indonesia” dua konjungsi ini memiliki perbedaan yang

signifikan dalam penggunaannya. 75

Kecuali merupakan konjungsi pembatasan, konjungsi pembatasan adalah

konjungsi yang menghubungkan membatasi. Selain itu juga konjungsi kecuali juga

berlaku sebagai adverbia pembatasan.

Contohnya:

Semua pertanyaan dapat kujawab; kecuali pertanyaan mengenai jumlah

penduduk miskin itu.

Semua bangunan hancur dilanda gempa, kecuali rumah beliau

Selain kecuali, konjungsi jenis yang lain adalah hanya. Perbedaan antara

keduanya. Bedanya hanya untuk mnghubungkan „membatasi‟ pada dasarnya sama

dengan adverbia pembatasan hanya.

Sedangkan konjungsi sebelum, merupaka konjungsi pengurutan yaitu,

konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan kluasa dengan klausa dalam urutan

beberapa kejadian atau peristiwa secara kronologis. Yang termasuk konjungsi

pengurutan ini, adalah kata-kata sesudah, sebelum, lalu, mula-mula, kemudian,

selanjutnya, dan setelah itu.

75

Abdul Chaer, Sintaksis Bahasa Indonesia, h. 92

Page 62: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

53

Contohnya:

Sebelum makan, dia mencuci tangan dulu,

Sesudah sarapan, kami berangkat ke sekolah.

Konjungsi sebelum juga bisa digunakan sebagai konjungsi antarkalimat. Konjungsi

antarkalimat anatara lain adalah konjungsi sebelum itu, setelah itu, selanjutnya,

seterusnya, kemudian dari itu, dan sesaat kemudian.

Contohnya:

Mula-mula dai mengambil selembar kertas dan sebuah pensil lalu

ditulisnya beberapa catatan. Setelah itu disimaknya kembali catatan itu.

Setelah makan, kami mencuci piring dan gelas-gelas kotor. Sesaat

kemudian kami mendengar suara ketukan di pintu depan.

Dari penjelasan di atas terlihat jelas bahwa dua konjungi ini (kecuali dan

sebelum) tidak dapat saling menggantikan dalam sebuah kalimat. Sebelum bukanlah,

sinonim dari kecuali. Sedangkan penerjemahan hanya dapat dilakukan dengan kata

yang saling sepada dengan kata asalnya. Jadi, dalam hal ini si penerjemah harus

menentukan terjemahan dari hatta حتى tersebut dengan mengetahui tipe hatta حتى

tersebut terlebih dahulu dan menetukan diksi yang tepat yang akan digunakannya.

Jika dievaluasi secara sintaksis maka diksi yang tepat yang seharusnya

digunakan adalah sebelum, yaitu terjemahan dari H. B. Jassin.

.

Page 63: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

54

6. Demikian juga dalam Q.S, An-Nissa 18

Terjemahan M. Yunus:

“Tiadalah (diterima) taubat mereka yang mengerjakan kejahatan, sehingga

apabila seorang di antara mereka hampir mati”

Terjemahan H.B. Jassin:

“Tapi tiada taubat bagi orang yang (terus) melakukan kejahatan, sampai,

bila maut datang kepada salah seorang dari mereka”.

7. Q.S. An-Nissa 15

Terjemahan M. Yunus:

“Kalau mereka itu mempersaksikan, penjarakanlah perempuan itu dalam

rumahmu, sampai mereka mati atau Allah mengadakan jalan yang lain bagi

meraka (ganti hukuman itu)”

Terjemahan H.B. Jassin:

“Dan jika mereka ini memberikan kesaksiaan kurunglah (istri-istrimu itu)

dalam rumah, sampai maut menagambil nyawanya, atau Allah menentukan

jalan baginya”

Page 64: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

55

Dalam dua tejemahan yang penulis temukan di atas tidak ada perbedaan

dalam menerjemahkan hatta. M. Yunus menggunakan konjungsi sampai, sedangkan

H.B. Jassin menggunakan konjungsi sampai,. Menurut Abdul Chaer yang Penulis

kutip dari bukunya “Sintaksis Bahasa Indonesia” dua konjungsi ini tidak memiliki

perbedaan yang signifika dalam penggunaannya.

Jika dievaluasi secara sintaksis maka diksi yang tepat yang seharusnya

digunakan adalah sampai, yaitu terjemahan dari H. B. Jassin dan Mahmud Yunus

8. Q.S An-Nissa 43

Terjemahan M. Yunus:

“Hai orang-orang yang beriaman, janganlah kamu kerjakan sembayang,

ketika kamu sedang mabuk, kecuali jika kamu telah mengetahui apa-apa

yang kamu katakana dan jangan pula sedang junub (sudah campur dengan

isterimu), sehingga kamu mandi lebih dahulu”

Terjemahan H.B. Jassin:

“Hai orang yang beriman, jangan kamu lakukan salat, sedang kamu dalam

keadaan mabuk, sampai kamu mengerti apa yang kamu katakan. (jangan

pula hampiri tempat salat dalam keadaan junub kecuali jika kamu (hanya)

lewat di jalan sampai kamu bersuci diri”.

Page 65: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

56

Dalam dua tejemahan yang Penulis temukan di atas terdapat perbedaan dalam

menerjemahkan hatta. M. Yunus menggunakan konjungsi kecuali, dan sehingga

sedangkan H.B. Jassin menggunakan konjungsi sampai,. Menurut Abdul Chaer yang

Penulis kutip dari bukunya “Sintaksis Bahasa Indonesia” dua konjungsi ini memiliki

perbedaan yang signifika dalam penggunaannya.

Kecuali merupakan konjungsi pembatasan, konjungsi pembatasan adalah

konjungsi yang menghubungkan membatasi. Selain itu juga konjungsi kecuali juga

berlaku sebagai adverbia pembatasan.

Contohnya:

Semua pertanyaan dapat kujawab; kecuali pertanyaan mengenai jumlah

penduduk miskin itu.

Semua bangunan hancur dilanda gempa, kecuali rumah beliau

Selain kecuali, konjungsi jenis yang lain adalah hanya. Perbedaan antara keduanya.

Bedanya hanya untuk mnghubungkan „membatasi‟ pada dasarnya sama dengan

adverbia pembatasan hanya.

Sampai merupakan konjungsi pengakibatan, konjungsi pengakibatan adalah

konjungsi untuk menghubungkan menyatakan akibat atas terjadinya, peristiwa, atau

keadaan yang terjadi pada klausa bawahan.

Contohnya:

Pencuri naas itu dipukulin orang banyak sampai, mukanya babak belur.

Page 66: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

57

Selain sampai, kojungsi jenis yang lain adalah akibatnya. Perbedaan

antara keduanya. Bedanya akibatnya untuk menghubungkan dua buah kalimat yang

berturutan.

Sedangkan konjunngsi sehingga, sama dengan konjungsi sampai.

Contohnya:

Saya banyak mengeluarkan uang untuk keperluan ini itu sehingga,

tabungan saya ludes.76

Jika dievaluasi secara sintaksis maka diksi yang tepat yang seharusnya

digunakan adalah kecuali, dan sehingga yaitu terjemahan dari Mahmud Yunus,

padahal antara Mahmud Yunus dan H. B. Jasin mempunyai persamaan arti yang

sama, tapi pada ayat yang sebelumnya memiliki artian hatta yang berbeda. Mahmud

Yunus memakai konjungsi kecuali sedangkan H.B. Jassin menggunakan konjungsi

sampai.

9. Q.S. An-Nissa 65

Terjemahan M. Yunus:

“Tidak, demi Tuhanmu, mereka tiada juga beriman (kepada engkau),

sehingga mereka mengatakan engkau menjadi hakim, untuk mengurus

perselisihan antara mereka”

76

Abdul Chaer, Sintaksis Bahasa Indonesia, h. 92

Page 67: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

58

Terjemahan H.B. Jassin:

“Tapi tidak, demi Tuhanmu, mereka tiada beriman, kecuali jika mereka

(rela) menjadikan kau hakim dalam segala perselisihan di antara mereka”

Dalam dua tejemahan yang penulis temukan di atas terdapat perbedaan dalam

menerjemahkan hatta حتى. M. Yunus menggunakan konjungsi sehingga. Sedangkan

H.B. Jassin menggunakan konjungsi kecuali, sedangkan Menurut Abdul Chaer yang

penulis kutip dari bukunya “Sintaksis Bahasa Indonesia” dua konjungsi ini memiliki

perbedaan yang signifikan dalam penggunaannya.

Dalam dua tejemahan yang penulis temukan di atas terdapat perbedaan dalam

menerjemahkan hatta. H.B. Jassin menggunakan konjungsi kacuali, sedangkan M.

Yunus menggunakan konjungsi sehingga. Menurut Abdul Chaer yang penulis kutip

dari bukunya “Sintaksis Bahasa Indonesia” dua konjungsi ini memiliki perbedaan

yang signifikan dalam penggunaannya.

Sehingga merupakan konjungsi pengakibatan, konjungsi pengakibatan

adalah konjungsi untuk menghubungkan menyatakan akibat atas terjadinya,

peristiwa, atau keadaan yang terjadi pada klausa bawahan.

Contohnya:

Pencuri naas itu dipukulin orang banyak sampai, mukanya babak belur.

Kecuali merupakan konjungsi pembatasan, konjungsi pembatasan adalah

konjungsi yang menghubungkan membatasi. Selain itu juga konjungsi kecuali juga

berlaku sebagai adverbia pembatasan.

Page 68: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

59

Contohnya:

Semua pertanyaan dapat kujawab; kecuali pertanyaan mengenai jumlah

penduduk miskin itu.

Semua bangunan hancur dilanda gempa, kecuali rumah beliau

Selain kecuali, konjungsi jenis yang lain adalah hanya. Perbedaan antara

keduanya. Bedanya hanya untuk mnghubungkan „membatasi‟ pada dasarnya sama

dengan adverbia pembatasan hanya.77

Dari penjelasan di atas terlihat jelas bahwa dua konjungsi ini (kecuali dan

sehingga) tidak dapat saling menggantikan dalam sebuah kalimat. kecuali bukanlah,

sinonim dari sehingga. Sedangkan penerjemahan hanya dapat dilakukan dengan kata

yang saling sepada dengan kata asalnya. Jadi, dalam hal ini si penerjemah harus

menentukan terjemahan dari hatta حتى tersebut dengan mengetahui tipe hatta حتى

tersebut terlebih dahulu dan menetukan diksi yang tepat yang akan digunakannya.

Ayat di atas berbentuk kalimat pengurutan. Sehingga konjungsi yang tepat

digunakan adalah: sehinngga. Tidak dapat digunakan kecuali karena merupakan

konjungsi pengurutan. Tidak dapat digunakan dalam kalimat pembatasan sebagimana

ayat di atas.

Jika dievaluasi secara sintaksis maka diksi yang tepat yang seharusnya

digunakan adalah sehingga, yaitu terjemahan dari Mahmud Yunus.

77

Abdul Chaer, Sintaksis Bahasa Indonesia, h. 92

Page 69: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

60

10. Q.S An-Nissa 89

Terjemahan M. Yunus:

“Sebab itu janganlah kamu angkat mereka jadi wali, kecuali jika mereka

telah berhijrah pada jalan Allah”

Terjemahan H.B. Jassin:

“Maka janganlah ambil mereka sebagai sahabat, sampai mereka hijrah di

jalan Allah”

Dalam dua tejemahan yang Penulis temukan di atas terdapat perbedaan dalam

menerjemahkan حتى M. Yunus menggunakan konjungsi kecuali sedangkan H.B.

Jassin menggunakan konjungsi sampai. Menurut Abdul Chaer yang dikutip dari

bukunya “Sintaksis Bahasa Indonesia” dua konjungsi ini memiliki perbedaan yang

signifikan dalam penggunaannya.

Sampai merupakan konjungsi pengakibatan, konjungsi pengakibatan adalah

konjungsi untuk menghubungkan menyatakan akibat atas terjadinya, peristiwa, atau

keadaan yang terjadi pada klausa bawahan.

Contohnya:

Pencuri naas itu dipukuli orang banyak sampai mukanya babak belur.

Page 70: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

61

Kecuali merupakan konjungsi pembatasan, konjungsi pembatasan adalah

konjungsi yang menghubungkan membatasi. Selain itu juga konjungsi kecuali juga

berlaku sebagai adverbia pembatasan.

Contohnya:

Semua pertanyaan dapat kujawab; kecuali pertanyaan mengenai jumlah

penduduk miskin itu.

Semua bangunan hancur dilanda gempa, kecuali rumah beliau

Selain kecuali, konjungsi jenis yang lain adalah hanya. Perbedaan antara

keduanya. Bedanya hanya untuk mnghubungkan „membatasi‟ pada dasarnya sama

dengan adverbia pembatasan hanya.78

Dari penjelasan di atas terlihat jelas bahwa dua konjungsi ini (sampai dan

kecuali) tidak dapat saling menggantikan dalam sebuah kalimat. sampai bukanlah,

sinonim dari kecuali. Sedangkan penerjemahan hanya dapat dilakukan dengan kata

yang saling sepada dengan kata asalnya. Jadi, dalam hal ini si penerjemah harus

menentukan terjemahan dari hatta حتى tersebut dengan mengetahui tipe hatta حتى

tersebut terlebih dahulu dan menetukan diksi yang tepat yang akan digunakannya.

Ayat di atas berbentuk kalimat pembatasan yang menghubungkan membatasi.

Sehingga konjungsi yang tepat digunakan adalah: kecuali. Sampai Tidak dapat

digunakan, karena merupakan konjungsi pengakibatan.

78

Abdul Chaer, Sintaksis Bahasa Indonesia, h. 92

Page 71: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

62

Jika dievaluasi secara sintaksis maka diksi yang tepat yang seharusnya

digunakan adalah kecuali, karena kecuali merupakan kalimat pembatas yang

menghubungkan membatasi, walaupun di dalam kamus al munawir tidak ada

penerjemahan kecuali, maka penulis penulis mengambil sebuah kesimpulan pada ayat

di atas, jadi dalam penerjemah sebuah teks itu berkaitan pada penerjemahan yang

sesudahnya dan yang sebelumnya karena keduanya mempunyai kaitan yang sama

dalam alurnya. yaitu terjemahan dari Mahmud Yunus

11. Q.S. An-Nissa 140

Terjemahan M. Yunus:

“Sehingga mereka masuk dalam perkataan yang lain (jika kamu duduk

bersama mereka), niscaya kamu seumpama mereka”

Terjemahan H.B. Jassin:

“Sebelum mereka beralih kepada pembicara yang lain (jika kamu tetap

duduk bersama mereka).

. Dalam dua tejemahan yang penulis temukan di atas terdapat perbedaan dalam

menerjemahkan hatta حتى. M. Yunus menggunakan konjungsi sehingga, sehingga

H.B. Jassin menggunakan konjungsi sebelum. Menurut Abdul Chaer yang penulis

kutip dari bukunya “Sintaksis Bahasa Indonesia” dua konjungsi ini memiliki

perbedaan yang signifikan dalam penggunaannya.

Page 72: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

63

Sebelum, merupakan konjungsi kesewaktuan yang merupakan konjungsi

yang menghubungkan menyatakan waktu antara dua buah peristiwa, atau tindakan

antara dua buah klausa pada sebuah kalimat majemuk atau antara dua kalimat dalam

sebuah paragraf.

Konjungsi sebelum juga menyatakan waktu kejadian, peristiwa, atau tidakan

pada klausa utama terjadi „sebelum‟ terjadinya kejadian, pristiwa, atau tindakan pada

klausa bawahan.

Contoh:

Dia mandi dulu sebelum makan pagi

Beliau sudah hadir sebelum kami tiba

Sehingga merupakan konjungsi pengakibatan, konjungsi pengakibatan adalah

konjungsi untuk menghubungkan menyatakan akibat atas terjadinya, peristiwa, atau

keadaan yang terjadi pada klausa bawahan.

Contohnya:

Pencuri naas itu dipukulin orang banyak sampai, mukanya babak belur.79

Dari penjelasan di atas terlihat jelas bahwa dua konjungi ini (sebelum dan

sehingga) tidak dapat saling menggantikan dalam sebuah kalimat. sebelum bukanlah,

sinonim dari sehingga. Sedangkan penerjemahan hanya dapat dilakukan dengan kata

yang saling sepada dengan kata asalnya. Jadi, dalam hal ini si penerjemah harus

79

Abdul Chaer, Sintaksis Bahasa Indonesia, h. 92

Page 73: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

64

menentukan terjemahan dari hatta حتى tersebut dengan mengetahui tipe hatta حتى

tersebut terlebih dahulu dan menetukan diksi yang tepat yang akan digunakannya.

Ayat di atas berbentuk kalimat kesewaktuan yang merupaka konjungsi

menyatkan kejadian, peristiwa, terjadi sebelum kejadian. Sehingga konjungsi yang

tepat digunakan adalah: sebelum. sehingga Tidak dapat digunakan, karena merupakan

konjungsi pengakibatan.

Jika dievaluasi secara sintaksis maka diksi yang tepat yang seharusnya

digunakan adalah sampai, yaitu terjemahan dari H. B. Jassin

Page 74: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dalam bab 1 telah disebutkan bahawa analisis kasus yang diteliti adalah Al-

Qur‟an surah Ali-Imran dan An-Nisa.

Pemilihan analisis ini dimaksudkan untuk membatasi ruang lingkup penilitian

mengenai preposisi. Secara khusus, pemilihan kasus ini dimaksudkan untuk lebih

mengenal sifat dan bentuk terjemahan Al-Qur‟an dilihat dari sudut preposisi.

Setelah Penulis melakukan analisis terhadap ayat-ayat pada surah An- Nisa

dan Ali-Imran, maka dari kerangka teori dan analisa yang telah Penulis uraikan, dapat

diambil kesimpulan bahwa preposisi حتى merupakan salah satu partikel huruf yang

berfungsi menghubungkan kata-kata atau bagian-bagian kalimat yang satu dengan

kata atau kalimat yang lain.

Preposisi (kata depan) di dalam bahasa Arab disebut juga dengan harfu jarr,

karena harfu jarr dapat berfungsi sebagi kata depan atau kata sambung disamping

fungsi-fungsi lainya, dan tentu saja hal ini dilihat dari segi makna, dan terlepas dari

segi analisis peran gramatika arab.

Ketika preposisi hatta berfungsi sebagai harfu jarr, harfu nashab dan harfu

athaf, terdapat adanya perbedaan dalam mengartikan ke dalam bahasa Indonesia.

Jadi, makna dalam ketiga fungsi dalam preposisi hatta sangat berpengaruh dalam

Page 75: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

66

penerjemahan bahasa Indonesia, yang dalam hal ini makna ketiga contoh fungsi

tersebut berbeda-beda.

Dari penelitian yang Penulis lakukan, hatta dapat diterjemahkan dengan

beberapa kata: sehingga, sampai, bahkan, supaya, agar supaya, kecuali, sebelum.

Pada beberapa kasus hatta dapat diterjemahkan dengan sehingga dan sampai.

Artinya, keduanya dapat saling menggantikan. Namun, pada kasus berbeda hatta

dapat diterjemahkan dengan sebelum tetapi tidak bisa digunakan terjemahan sesudah.

Karena perbedaan penggunaan secara sintaksis dan kolokasi.

Jika dianalisis dari 11 data pada surat Ali-Imran dan An-Nisa, pada terjemahan M.

Yunus, ditemukan ada 7 ayat yang berisi tentang hatta yang di terjemahkan dengan

tepat yaitu pada surah Ali-Imran ayat 92, 152 dan 179.

Penulis menemukan kesalahan preposisi hatta, dalam penerjemahan Mahmud

Yunus. Terdapat dua kesalahan yaitu, pada surah An-Nisa ayat 140 dan Ali-Imran

ayat 183. Mahmud Yunus menerjemahkan hatta pada surah An-nisa: 140 yang berarti

sehingga tetapi yang paling tepat adalah sebelum, dan pada surah Ali-Imran ayat 183

prepesisi hatta diartikan kecuali tetapi yang paling tepat adalah sebelum.

Jika dianalisas dari 11 data pada surat Ali-Imran dan An-Nissa, pada

terjemahan H.B. Jassin, ditemukan ada 5 ayat yang berisi tentang hatta, yang

diterjemahkan dengan baik sesuai kaidah yaitu pada surah Ali-Imran 183, 179 dan

surah An-Nisa 15,18, 152, 140. Penulis menemukan kesalahan hatta, dalam

penerjemahan H.B. Jassin terdapat empat kesalahn yaitu , pada surah An-Nisa ayat

43, 65, 89, dan 92. Kesalahan dalam menerjemahkan hatta, H.B. Jassin

Page 76: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

67

menerjemahkan hatta, sampai, dan sampai, tapi yang benar adalah kecuali, dan

sehingga pada surah An-Nissa 43, kecuali tapi yang benar adalah sehingga, surah An-

Nissa ayat 65, sampai, tapi yang benar adalah kecuali, pada surah An-Nissa 89,

sebelum tapi yang benar adalah kecuali pada surah An-Nissa 92.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka Penulis memberikan saran-saran,

kepada para mahasiswa agar senantiasa meningkatkan pengetahuan dan pemahaman

mengenai penerjemahan Al-Qur‟an.

Melihat argumen tentang persamaan dan perbedaan diatas, agaknya

merupakan tantangan besar bagi para penerjemah Indonesia untuk menciptakan suatu

terjemahan Indonesia dalam menerjemahkan Al-Qur‟an dalam arti yang sesunguhnya,

sehingga tidak lagi menelan bulat-bulat gagasan-gagasan dan pemikiran-pemikiran

penerjemahan timur tengah melainkan harus disesuaikan dengan budaya bangsa kita

yang amat majemuk. Hal ini sangat diperlukan karena budaya dan adat istiadat

bangsa Indonesia jauh sekali bedanya dengan budaya dan tradisi Timur Tengah.

Ayat-ayat Al-Qur‟an berlaku secara universal, di semua tempat di seluruh

dunia. Dengan demikian, diperlukan hal-hal yang bersifat teknis dan sesuai dengan

kebutuhan dan kondisi zamannya, selama ini tidak menyimpang dari garis norma, dan

kaidah ketatabahasaan yang berlaku.

Penulis menghimbau agar penterjemah dalam menerjemahkan sebuah teks

Arab atau ayat-ayat Al-Qur‟an hendaknya menguasai dan memahami kaidah-kaidah

ketatabahasaan dan selain itu dibutuhkan pula rujukan mufassirin.

Page 77: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

DAFTAR PUSTAKA

Alam datuk tombak sei. H, Metode Menerjemahkan Al-Quran Karim 100 kali

Pandai, Jakarta: Rineka cipta, 1992

Al-Batawi, Syarif Mursal, Deskripsi Salat dan Qada, Bogor: Persilaan Assafinah,

2010, Cet-1

Al-Dzahabi, Muhammad Husayn, Al-Tafsir Wa Al-Mufassirun, t, k; t, p, 1976

Ali-Sultan, Muhammad, Al-Adawat An-Nahwiyah, Suria: Dasar Ash-Shamani, 2000

Al-Munawar, Kamus Al-Munawir

Al-Qathan, Manna Mabahis fii Ulumil Quran Masyurat Al-Asr, al-Hadits, 1973

Al-Qattan, Manna Khalil, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Bogor: Pustaka Litera Antar

Nusa, 2001

Asrori, Imam, Sintaksis Bahasa Arab, Malang: Miskat, 2004

Baidan, Nasrudin, Metode Penafsiran Al-Quran, (Jakarta:Pustaka Pelajar),cet.ke-1

Bek Muhammad, Mustofa Tomum Mahmud Afandi Umar Sulthon, Kaidah Tata

Bahasa Arab, Jakarta: Daruul Ulum Press

Chaer, Abdul, Linguistik Umum, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1994

Chaer, Abdul, Sintaksis Bahasa Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, 2009

Djajasudarma, T. Fatimah, Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian dan

Kajian, Bandung: PT Refika Aditama:, 2006, cet ke-2

Hidayatullah, Moch. Syarif, Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemah, Jakarta:

UIN Syarif Hidayatullah, 2007

Keraf, Gorys, Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Nusa Indah, 1969

Kushartanti, dkk, Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Lingustik, Jakarta:

Gramedia, 2007

Page 78: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

Lubis, Ismail, Falsifkasi tejemahan, Jakarta: Al-Qur’ an Depag 1990

Mahmud SU, dan Kusman K, Sastra Indonesia dan Daerah (Sejumlah masalah),

Bandung : PT. Angkasa Bandung, 1997

Moeliono, Anton M, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia., Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pusat, 1988

Munawir, Ahmad Warson. Al-Munawir Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka

Progressif, 1997

Muthalib, Abdul dkk, Tata Bahasa Mandar, Jakarta: Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa, 1992, cet. ke-1

Pamusuk, Eneste, Leksikon kesusastaraan Indonesia Modern, Jakarta: PT. Jambatan,

1990, edisi baru

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka, 2001

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka, 2001

Putrayasa,Ida Bagus, Analilis Kalimat (Fungsi, Kategori dan Peran), Bandung: PT.

Refika Aditama, 2007

Ramlan, M, Ilmu bahasa Indonesia “Sintaksis”, Yogyakarta: CV.Karyono, Cet. Ke-

3

Rudolf, M, Teori Menerjemahkan Bahasa Inggris, Yoyakarta: Pustaka Pelajar, 1994, cet

ke 1

Sayogie, Frans, Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia, Jakarta:

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008.

Sayogie, Frans, Teori dan Praktek Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa

Indonesia, Tanggerang: Pustaka Anak Negri, 2009

Soenjono Dardjowidjojo, Anton M. Moeliono, Tata bahasa baku bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka dan Yogyakarta: Gajah mada, 1988

Suwani M. S, Ruswan, Dkk Struk Bahasa Bonai,. Jakarta: Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ,1985

Page 79: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

Syihabuddin, Penerjemahan Arab- Indonesia (Teori dan praktek), Bandung:

Humaniora, 2005

Tariga, Henry Guntur, Pengajaran Sintaksis Bandung: Angkasa, tt

Tarno Wakidi S.J, dkk, Tata Bahasa Dawan, (Jakarta: Pusat Pembinaaan dan

Pengembangan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992

Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pusat

Pembinaan Bahasa Indonesia departemen pendidikan dan kebudayaan, 1989

Verhaar, J, W. M. Pengantar Lingustik, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,

1995

Yunus, Mahmud, Tafsir Quran Karim, (Jakarta: Hida Karya Agung), cet.ke-72

Yuwono, Kushartanti Untung, Langkah awal Memahami linguistic penerbit pt

gramedia pustaka utama Jakarta, 2007

Page 80: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

Lampiran

Perbandingan Terjemahan حتى dalam Al-Qur’an Surah Ali Imran dan An-Nisa

Terjemahan H.B Jassin dan Mahmud Yunus

No. Surat Ayat

Terjemahan

H.B. Jassin Mahmud Yunus

1 Ali-

Imran

Tiadalah kamu

menyampaikan kebaktian

(yang sempurna), sebelum

menafkahkan sebagian yang

kamu cintai . dan apapun

yang kamu nafkahkan

sungguh Allah mengetahui.

Kamu tiada akan

mendapatkan kebajikan,

kecuali kalau kamu

nafkahkan sebagian

barang yang kamu kasihi.

Barang sesuatu yang kamu

nafkahkan, sungguh Allah

maha mengetahui.

2 Ali-

Imran

Dan sungguh Allah

memenuhi janji-Nya

kepadamu , ketika kamu

membunuh (musuh-

musuhmu) dengan

seizing-Nya sampai kamu

Sesungguhnya Allah telah

menepati janjiNya

kepadamu, ketika kamu

membunuh oarng-orang

kafir (dipertempuran

Uhud) dengan iziNya,

Page 81: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

menjadi lemah.

sehingga apabila kamu

gagal (kalah).

3 Ali-

Imran

Allah tiada hendak

membiarkan orang-orang

mukmin dalam keadaan

kamu sekarang. Sampai ia

memisahkan yang jahat

dari yang baik

Allah tiada membiarkan

orang-orang yang beriman

menurut keadaan kamu

(sekarang), sehingga ia

membedakan orang yang

jahat dari orang yang baik.

4 Ali-

Imran

Dan terhadap mereka yang

berkata, Allah telah

memerintahkan kepada

kami, jangan beriman

kepada seorang Rasul

sebelum ia membawa

kami korban yang

dimakan api

(Yaitu) orang-orang

yang berkata:

Sesungguhnya Allah

telah menjanjikan

kepada kami, bahwa

kami tiada akan beriman

kepada Rasul, kecuali

jika Rasul itu

mendatngkan kepada

kami kurban yang

Page 82: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

dimakan api

5 An-

Nissa

Dan ujilah anak yatim

sampai mereka mencapai

(usia) untuk kawin

Ujilah olehmu anak-anak

yatim itu, sehingga

sampai umurnya (baliq)

6 An-

Nissa

Dan jika mereka ini

memberikan kesaksiaan

kurunglah (istri-istrimu

itu) dalam rumah, sampai

maut menagambil

nyawanya, atau Allah

menentukan jalan baginya.

Kalau mereka itu

mempersaksikan ,

penjarakanlah perempuan

itu dalam rumahmu,

sampai mereka mati atau

Allah mengadakan jalan

yang lain bagi meraka

(ganti hukuman itu)

7 An-

Nissa

Tapi tiada taubat bagi

orang yang (terus)

melakukan kejahatan,

sampai, bila maut datang

kepada salah seorang dari

mereka

Tiadalah (diterima) taubat

mereka yang mengerjakan

kejahatan, sehingga

apabila seorang diantara

mereka hampir mati.

Page 83: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

8 An-

Nissa

Hai orang yang beriman,

jangan kamu lakukan

salat, sedang kamu dalam

keadaan mabuk, sampai

kamu mengerti apa yang

kamu katakan. (jangan

pula hampiri tempat salat

dalam keadaan junub

kecuali jika kamu (hanya)

lewat di jalan sampai

kamu bersuci diri.

Hai orang-orang yang

beriaman, janganlah kamu

kerjakan sembayang,

ketika kamu sedang

mabuk, kecuali jika kamu

telah mengetahui apa-apa

yang kamu katakana dan

jangan pula sedang junud

(sudah campur dengan

isterimu), sehingga kamu

mandi lebih dahulu.

9 An-

Nissa

Tapi tidak, demi

Tuhanmu, mereka tiada

beriman, kecuali jika

mereka (rela) menjadikan

Tidak, demi Tuhanmu,

mereka tiada juga beriman

(kepada engkau),

sehingga mereka

Page 84: PREPOSISI HATTA DALAM TERJEMAHAN SURAH ALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5306/1/ABDUL... · preposisi hatta) ىتح) dalam . terjemahan surah . ali-imran

kau hakim dalam segala

perselisihan di antara

mereka.

mengatakan engkau

menjadi hakim, untuk

mengurus perselisihan

antara mereka

10 An-

Nissa

Maka janganlah ambil

mereka sebagai sahabat,

sampai mereka hijrah di

jalan Allah.

Sebab itu janganlah kamu

anggkat mereka jadi wali,

kecuali jika mereka telah

berhijrah pada jalan Allah.

11 An-

Nissa

Sebelum mereka beralih

kepada pembicara yang

lain (jika kamu tetap

duduk bersama mereka)

Sehingga mereka masuk

dalam perkataan yang lain

(jika kamu duduk bersama

mereka), niscaya kamu

seumpama mereka.