preparat pollen.docx

9
LATIHAN III PREPARAT POLLEN Tujuan : Membuat preparat pollen Hibiscus rosa-sinensis dan Lilium sp. Bahan : Antera Hibiscus rosa-sinensis dan Lilium sp. Preparat : Preparat tumbuhan Dicotyledonae dan Monocotyledonae Metode : Asetolisis Cara Kerja : Hari ke I : Fiksasi : Pollen-pollen yang diambil dari antera dikumpulkan dalam botol flakon yang sudah diisi dengan asam asetat glasial. Hari ke II : Bahan dipindah dalam tabung sentrifuge dan disentrifuge selama ± 5 menit. Setelah itu, cairan dituang dan diganti dengan campuran asam asetat glasial dengan asam sulfat pekan dengan perbandingan 9:1 (ingat dalam membuat cairan ini, asam sulfat pekat harus ditambahkan setetes demi setetes kedalam asam asetat glasial.) dan dipanaskan dalam waterbath selama ± 3 menit. Setelah itu, pemanasan dihentikan dan tabung diambil dan didiamkan selama ± 15 menit. Setelah dingin, disentrifuge dan cairan dituang diganti dengan akuades dan diforteks dan 1 BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07- 13 Berlaku sejak 03 Maret 2008 LAPORAN MIKROTEKNIK TUMBUHAN Revisi 00 LABORATORIUM MIKROTEKNIK DAN EMBRIOLOGI TUMBUHAN Halaman 0 dari 00

Upload: ardihani

Post on 28-Nov-2015

309 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: preparat pollen.docx

LATIHAN III

PREPARAT POLLEN

Tujuan : Membuat preparat pollen Hibiscus rosa-sinensis dan Lilium sp.

Bahan : Antera Hibiscus rosa-sinensis dan Lilium sp.

Preparat : Preparat tumbuhan Dicotyledonae dan Monocotyledonae

Metode : Asetolisis

Cara Kerja :

Hari ke I : Fiksasi :

Pollen-pollen yang diambil dari antera dikumpulkan dalam botol flakon yang

sudah diisi dengan asam asetat glasial.

Hari ke II : Bahan dipindah dalam tabung sentrifuge dan disentrifuge selama ± 5 menit.

Setelah itu, cairan dituang dan diganti dengan campuran asam asetat glasial

dengan asam sulfat pekan dengan perbandingan 9:1 (ingat dalam membuat

cairan ini, asam sulfat pekat harus ditambahkan setetes demi setetes kedalam

asam asetat glasial.) dan dipanaskan dalam waterbath selama ± 3 menit.

Setelah itu, pemanasan dihentikan dan tabung diambil dan didiamkan selama

± 15 menit.

Setelah dingin, disentrifuge dan cairan dituang diganti dengan akuades dan

diforteks dan disentrifuge lagi.Ulangi 2-3 kali dimana setiap pencucian harus

disentrifuge lagi.

Pewarnaan: dengan safranin 1% dalam akuades ± 2 tetes dan ditambah

dengan sedikit akuades diforteks dan disentrifuge lagi. Safranin dituang dan

diganti dengan gliserin jeli dengan menggunakan batang gelas sambil

dipanaskan, tetapi dijaga jangan sampai mendidih.

Ambil bahan menggunakan batang gelas, taruh diatas gelas benda kemudian

ditutup dengan gelas penutup yang disudut-sudutnya diberi potongan parafin

dan dipanaskan lagi hingga parafin meleleh.

Pemberian label : disebelah kiri gelas penutup dilekatkan etiket dan diberi

keterangan : nama spesies, organ bersangkutan, dsb.

1

BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13

Berlaku sejak 03 Maret 2008

LAPORAN MIKROTEKNIK TUMBUHAN Revisi 00

LABORATORIUM MIKROTEKNIK DAN EMBRIOLOGI TUMBUHAN Halaman 0 dari 00

Page 2: preparat pollen.docx

HASIL DAN PEMBAHASAN

a.) Hasil

A BGambar . Preparat pollen Lillium sp. (A) dan Hibiscus rosa-sinensis perbesaran

400 x

Berdasarkan hasil pengamatan terlihat bahwa preparat pollen Lillium sp.

berbentuk bulat telur dan tepian pollen halus atau rata, sedangkan pada pollen

Hibiscus rosa-sinensis berbentuk bulat dengan tepian pollen membentuk tonjolan-

tonjolan spina

b.) Pembahasan

Benang sari (stamen) memiliki bagian-bagian antara lain kepala sari (anthera)

yang terletak di ujung tangkai sari (filamen). Tangkai sari merupakan suatu badan yang

berbentuk jorong , bulat atau dapat juga bulat telur. Serbuk sari merupakan bahan yang

sangat lembut dan mudah beterbangan jika tertiup angin. Dinding pollen terdiri dari dua

bagian atau lapisan, yaitu:

Intin Lapisan dalam dinding pollen yang mengandung selulose, pektin, kalose,

polisakarida lain dan protein.

Eksin Lapisan terluar dinding pollen yang mengandung sporopolenin dan

glikokaliks. Sporopolenin merupakan polimer kompleks antara karotenoid dan

ester karotenoid dengan oksigen.

2

BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13

Berlaku sejak 03 Maret 2008

LAPORAN MIKROTEKNIK TUMBUHAN Revisi 00

LABORATORIUM MIKROTEKNIK DAN EMBRIOLOGI TUMBUHAN Halaman 0 dari 00

Page 3: preparat pollen.docx

Sporopolenin menyebabkan dinding pollen menjadi tebal yang tahan terhadap

asam atau basa kuat. Dengan adanya sporopolenin tersebut maka dalam pembuatan

preparat pollen digunakan metode acetolysis, yaitu melarutkan didnding sel anthera

dengan asam sulfat sehingga akan tampak transparan dan diawetkan oleh asam asetat.

Pollen yang digunakan dalam praktikum ini adalah pollen Hibiscus rosa-sinensis dan

Lilium sp.

Fiksasi

Fiksasi merupakan suatu proses preparasi yang mengkondisikan bahan

mendekati kondisi yang sama seperti waktu masih hidup dan perubahan post-mortem ,

sehingga ketika sel diamati keadaannya masih sama seperti kondisi saat masih hidup

dengan struktur yang tampak jelas pula. Fiksasi jugabertujuan untuk mematikan

aktivitas seluler dan menguatkan bahan. Fiksasi juga dapat menyebabkan pigmen

khlorofil ilang. Fiksatif yang digunakan pada acara ini adalah Asam asetat glasial.

Pollen-pollen yang diperoleh dari Hibiscus rosa-sinensis dan Lillium sp. dikumpulkan

dan dimasukkan kedalam botol flakon yang berisi asam asetat glasial yang berfungsi

untuk penyesuaian pada proses selanjutnya, untuk pembengkakan pollen dan untuk

mengawetkan pollen. Dinding pollen mengandung karotenoid sehingga membutuhkan

fiksatif yang kuat seperti asam asaetat glasial. Karotenoid juga sebagai antioksidan

yang dapat mengikat oksigen. Fiksatif akan masuk kedalam sel dan bereaksi dengan

protein atau enzim yang berada didalamnya. Reaksi ini menyebabkan adanya

perubahan struktur atau komposisi meliputi perubahan sifat fisika, kimia dan biologis.

Protein atau enzim tersebut akan terdenaturasi sehingga sel menjadi mati dan

mengalami koagulasi. Koagulan yang mengendap tersebut akan menguatkan sel

sehingga sel tidak mudah larut dan molekul tetap pada posisinya.

Sentrifugasi

Setelah difiksasi, bahan dipindahkan dalam tabung sentrifus dan selanjutnya

disentrifugasi. Sentrifugasi merupakan metode pemisahan zat berdasarkan ukuran

partikel. Sentrifugasi bertujuan untuk mengendapkan pollen, sehingga pada akhir

proses sentrifugasi pollen akan berada di dasar tabung karena memiliki berat molekul

yang lebih tinggi. Selanjutnya cairan yang ada ditabung bersama pollen dituang,dan

penuangan dilakukan langsung sekali waktu agar pollen tidak ikut keluar.

3

BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13

Berlaku sejak 03 Maret 2008

LAPORAN MIKROTEKNIK TUMBUHAN Revisi 00

LABORATORIUM MIKROTEKNIK DAN EMBRIOLOGI TUMBUHAN Halaman 0 dari 00

Page 4: preparat pollen.docx

Kemudian ditambahkan campuran AAG (Asam asetat glasial) dengan asam sulfat

pekat dengan perbandingan 9:1. Saat pembuatan larutan campuran, penambahan asam

sulfat pekat harus secara perlahan agar tidak terjadi reaksi secara spontan.

Pencampuran larutan sebaiknya dilakukan di lemari asam karena larutan yang

digunakan bersifat asam kuat (Asm sulfat).

Asam asetat glasial berfungsi sebagai fiksatif yang akan mengawetkan pollen,

sedangkan asam sulfat pekat berfungsi untuk melisiskan dinding sel pollen.

Penambahan AAG dengan asam sulfat pekat merupakan proses asetolisis yang

berfungsi menjernihkan pollen dengan melarutkan dinding sel karena awalnya pollen

berupa bahan yang tidak transparan.

Pollen yang telah disentrifus kemudian dipanaskan. Pemanasan dilakukan untuk

mempercepat reaksi asetolisis dan untuk membuka pori-pori pollen. Pada awalnya,

pollen akan menjadi transparan setelah di fiksasi karena khlorofil telah larut oleh

fiksatif. Namun, pollen akan dapat menjadi gelap kembali jika proses asetolisis

terlalu singkat karena zat kimia akan menempel pada pollen. Setelah itu pemanasan

dihentikan dan dilakukan pendinginan selama agar pollen tidak pecah saat di

sentrifugasi kembali. Apabila telah dingin tabung disentrifus dan cairan dituang dan

diganti dengan aquades sebagai pelarut dan untuk menghilangkan kotoran yang

mungkin timbul selama proses asetolisis. Selanjutnya dilakukan homogenasi larutan

dengan cara diforteks dan disentrifugasu lagi. Dilakukan pengulangan sebanyak 2-3

kali dan setiap pencucian harus disentrifus lagi.

Pewarnaan

Pewarnaan pollen dilakukan dengan menggunakan safranin 1% dalam aquades

±2 tetes dan ditambahkan sedikit aquades agar warna yang didapat tidak terlalu

pekat.Safranin dipilih karena apabila menggunakan pewarna yang memiliki

konsentrasi tinggi,pollen transparan akan menjadi gelap.Dilakukan forteks dan

sentrifus lagi.Forteks bertujuan untuk meratakan proses pewarnaan pollen.

Penutupan

Tahap selanjutnya safranin dibuang dan digantikan dengan gliserin jelly dengan

menggunakan batang gelas sambil dipanaskan tetapi dijaga usahakan jangan sampai

mendidih karena suhu tinggi dapat merusak polen dan timbul gelembung

udara.Gelembung udara akan menyebabkan preparat menjadi kurang bagus karena

4

BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13

Berlaku sejak 03 Maret 2008

LAPORAN MIKROTEKNIK TUMBUHAN Revisi 00

LABORATORIUM MIKROTEKNIK DAN EMBRIOLOGI TUMBUHAN Halaman 0 dari 00

Page 5: preparat pollen.docx

pada saat diamati akan terlihat gelap dan mengganggu pengamatan. Komposisi

gliserin jeli adalah Gelatin 150 gram (sebagai perekat), Gliserin 150 cc (penutupan),

phenol 7 gram (anti mikroorganisme) dan akuades 175 cc (pelarut gelatin). Fungsi

pemberian gliserin jelly adalah untuk menjaga kesegeran dan

kelembaban,meningkatkan indeks bias,dan mencegah preparat agar tidak bergeser-

geser karena gliserin jelly (gelatin) berbentuk padat pada suhu ruang.

Bahan diambil dengan batang gelas lalu ditaruh gelas benda kemudian ditutup

dengan gelas penutup yang zat-zatnya diberi potongan parafin.Dipanaskan kembali

agar potongan parafin meleleh.Parafin yang telah leleh digunakan sebagai perekat atau

penyegel agar preparat tidak bergeser-geser.. Fungsi pemberian gliserin jelly adalah

untuk menjaga kesegeran dan kelembaban,meningkatkan indeks bias,dan mencegah

preparat agar tidak bergeser-geser karena gliserin jelly (gelatin) berbentuk padat pada

suhu ruang.

Pemberian nama

Dilakukan disebelah kiri gelas penutup diletakkan etiket dan diberikan

keterangan nama spesies,organ yang bersangkutan dan sebagainya.

Berdasarkan hasil percobaan dapat dilihat bahwa pollen H. rosa-sinensis berukuran

lebih besar dari pollen Lilium sp.Pada pollen H. rosa-sinensis terlihat bagian tepinya

tidak rata dan tampak struktur yang menonjol keluar. Sedangkan, pada pollen Lilium

sp. bagian tepinya rata dan halus, tidak ada tonjolan-tonjolan.Pollen/spora memiliki

sifat tahan terhadap degradasi, asam/basa kuat, asetolisis.Sehingga, sebenarnya pollen

tidak memerlukan fiksasi.

Kesimpulan

Adanya sporopolenin tersebut maka dalam pembuatan preparat pollen

digunakan metode acetolysis,Dalam pembuatan preparat pollen memiliki beberapa

tahap yaitu : fiksasi,sentrifugasi,pewarnaan,penutupan dan pemberian nama.

5

BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13

Berlaku sejak 03 Maret 2008

LAPORAN MIKROTEKNIK TUMBUHAN Revisi 00

LABORATORIUM MIKROTEKNIK DAN EMBRIOLOGI TUMBUHAN Halaman 0 dari 00