prediksi soal ujian akhir semester ii tahun … · bagi logemann, jabatan merupakan pengertian...
TRANSCRIPT
Prediksi Soal Ujian Akhir Semester II Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Hukum Tata Negara
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 1
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
PREDIKSI SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER II
TAHUN 2015/2016
MATA KULIAH HUKUM TATA NEGARA
Disusun oleh
MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN
NPM. 151000126
KELAS D
UNIVERSITY
Muh_Nur_Jamal
7D744149
089670585040
16jamal
muh.jamal08
KADER HmI KOMHUK
UNPAS-BANDUNG
KETUPLAK LK I/2016-II
muh.nurjamaluddin
Prediksi Soal Ujian Akhir Semester II Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Hukum Tata Negara
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 2
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
Silakan follow ya
muhnurjamaluddin.blogspot.co.id
mnurjamaluddin.blogspot.co.id
creativityjamal.blogspot.co.id
SAAT INI
Jalan PH. Hasan Mustapa Nomor 23, Gang Senang Raharja,
RT 02, RW 15, Kelurahan Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul,
Kode POS 40124, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia
ASAL
Kampung Pasir Galuma, RT 02, RW 06, Desa Neglasari,
Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut,
Provinsi Jawa Barat, Indonesia
Muhammad Nur Jamaluddin
Prediksi Soal Ujian Akhir Semester II Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Hukum Tata Negara
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 3
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
Renungan
Ya Tuhan, saya lupa
Saya benar-benat lupa, padahal sudah belajar dan menghafalnya
Ingat:
Ingatlah Aku, maka akan Ku ingatkan pula semua yang kamu lupa?
Ya Tuhan, karena saya lupa
Izinkan saya untuk melihat pekerjaan temanku
Izinkan pula saya untuk menyontek melalui Hand Phone
Atau melalui buku yang sudah saya bawa ini
Atau melalui catatan kecil yang sudah saya siapkan ini
Ingat:
Bukankah Aku lebih mengetahui apa yang kamu tidak ketahui?
Bukankah Aku lebih dapat melihat apa yang kamu sembunyikan itu?
Ya Tuhan, karena saya ingin mendapat nilai terbaik
Supaya dapat membanggakan diriku, kelurgaku dan juga yang
lainnya
Izinkan saya mengahalalkan semua cara ini
Ingat:
Bukankah yang memberikan nilai terbaik itu Aku?
Dosen hanyalah sebagai perantara saja dariku?
Jikalau kamu ingin mendapatkan kebahagian di dunia
Dan juga kebahagiaan di akhirat
Jangan pernah menghalalkan semua yang telah Aku haramkan
Ingat:
Kebahagian di dunia itu hanya bersifat sementara bagimu
Aku akan siapkan 99% lagi kebahagiaan untukmu kelak di akhirat
Prediksi Soal Ujian Akhir Semester II Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Hukum Tata Negara
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 4
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG
FAKULTAS HUKUM
Jalan Lengkong Besar Nomor 68 Bandung 40261
UJIAN AKHIR SEMESTER II TAHUN AKADEMIK 2015/2016
MATA KULIAH : HUKUM TATA NEGARA
HARI, TANGGAL : JUMAT, 03 JUNI 2016
KELAS/SEMESTER : A-B-C-D-E-F-G-H/II
WAKTU : 90 MENIT
DOSEN : TIM DOSEN
SIFAT UJIAN : CLOSE BOOK
SOAL
1. Menurut Logeman, dalam salah satu definisinya mengatakan bahwa Hukum Tata Negara
(“staatrecht” dalam arti sempit), adalah hukum yang menyelidiki/mempelajari antara lain:
“Jabatan-jabatan apa yang terdapat dalam susunan kenegaraan tertentu.” Sehubungan pernyataan
tersebut:
a. Sebutkan definisi hukum tata negara secara lengkap sebagaimana pendapat Logeman tersebut
dan terangkan pula apa yang dimaksud organisasi negara!
Jawaban:
Menurut J.H.A Logemann Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi
negara. Bagi Logemann, jabatan merupakan pengertian yuridis dari fungsi, sedangkan fungsi
merupakan pengertian yang bersifat sosiologis. Oleh karena itu organisasi negara merupakan
organisasi yang terdiri atas fungsi-fungsi dalam hubungan satu dengan yang lain maupun
dalam keseluruhannya, maka dalam pengertian yuridis negara merupakan organisasi jabatan
atau yang disebutnya ambtenorganisatie yang terdiri atas kedudukan, hubungan hak dan
kewajiban dalam organisasi negara tersebut.
Prediksi Soal Ujian Akhir Semester II Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Hukum Tata Negara
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 5
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan “jabatan-jabatan” dalam Undang-Undang Dasar 1945,
serta sebutkan macam-macamnya baik sebelum maupun sesudah perubahan!
Jawaban:
Jabatan-jabatan yang dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945 merupakan sistem
ketatanegaraan Republik Indonesia yang membagi tiga kekuasaan, yaitu:
1) lembaga legislatif memiliki fungsi membuat undang-undang;
2) lembaga eksekutif memiliki fungsi pelaksana undang-undang dalam menjalankan negara;
3) lembaga yudikatif memiliki fungsi mempertahankan dan mengawasi pelaksanaan undang-
undang.
Kemudian macam-macam jabatan dalam Undang-Undang Dasar 1945 sebelum Amandemen:
1) Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang diatur dalam Pasal 2 dan Pasal 3 Undang-
Undang Dasar 1945 sebelum Amandemen merupakan lembaga tertinggi yang berfungsi
memilih Presiden dan Wakil Presiden serta menetapkan Garis Besar Haluan-Haluan
Negara (GBHN).
2) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang diatur Pasal 19 s.d. Pasal 22 Undang-Undang
Dasar 1945 sebelum Amandemen merupakan lembaga negara yang berfungsi sebagai
lembaga perwakilan rakyat yang susunannya ditetapkan dengan Undang-Undang Dasar
1945 Pasal 19 ayat (1) dan keanggotaan tidak disebutkan secara jelas.
3) Presiden dan Wakil Presiden yang diatur dalam Pasal 4 s.d. Pasal 15 Undang-Undang
Dasar 1945 sebelum Amandemen merupakan kepala negara sekaligus kepala
pemerintahan yang memegang kekuasaan eksekutif dan menjalankan roda pemerintahan.
4) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merupakan lembaga yang bebas dan mandiri untuk
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara dan hasil
pemeriksaan tersebut diserahkan kepada DPRD, DPD, dan DPR.
5) Dewan Pertimbangan Agung (DPA) yang diatur dalam Pasal 16 Undang-Undang Dasar
1945 sebelum Amandemen merupakan lembaga tinggi negara Indonesia yang fungsinya
memberi masukan atau pertimbangan kepada Presiden.
6) Mahkamah Agung (MA) yang diatur dalam Pasal 24 dan Pasal 25 Undang-Undang Dasar
1945 sebelum Amandemen merupakan pemegang kekuasaan kehakiman dan peradilan
tertinggi di Indonesia.
Prediksi Soal Ujian Akhir Semester II Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Hukum Tata Negara
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 6
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
Selanjutnya macam-macam jabatan dalam Undang-Undang Dasar 1945 setelah Amandemen:
1) Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang diatur dalam Pasal 2 dan Pasal 3 Undang-
Undang Dasar 1945 setelah Amandemen merupakan lembaga negara bukan lagi lembaga
tertinggi yang beranggotakan semua anggota DPR dan anggota DPD yang terpilih dalam
pemilu legislatif.
2) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang diatur dalam Pasal 19 s.d. Pasal 22B Undang-
Undang Dasar 1945 setelah Amandemen merupakan lembaga negara yang berfungsi
sebagai lembaga perwakilan rakyat yang dipilih melalui pemilihan umum legislatif yang
diikuti partai politik pengusung calon anggota legislatif.
3) Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang diatur dalam Pasal 22C dan Pasal 22D Undang-
Undang Dasar 1945 setelah Amandemen merupakan lembaga negara yang terdiri atas
perwakilan dari tiap provinsi maksimal 4 orang yang dipilih melalui pemilihan umum.
4) Presiden dan Wakil Presiden yang diatur dalam Pasal 4 s.d. Pasal 17 Undang-Undang
Dasar 1945 setelah Amandemen merupakan kepala negara sekaligus kepala pemerintahan
yang memegang kekuasaan eksekutif menjalankan roda pemerintahan.
5) Mahkamah Agung (MA) yang diatur dalam Pasal 24A Undang-Undang Dasar 1945
setelah Amandemen merupakan pemegang kekuasaan kehakiman dan peradilan tertinggi
di Indonesia.
6) Mahkamah Konstitusi (MK) yang diatur dalam Pasal 24C ayat (1) dan (2) Undang-
Undang Dasar 1945 setelah Amandemen memiliki kewenangan untuk mengadili pada
tingkat pertama dan terakhir, untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang
Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan
Undang-Undang Dasar, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan
tentang hasil pemilihan umum.
7) Komisi Yudisial (KY) yang diatur dalam Pasal 24A ayat (3) dan Pasal 24B ayat (1)
Undang-Undang Dasar 1945 setelah Amandemen menegaskan bahwa calon hakim agung
diusulkan Komisi Yudisial kepada DPR untuk mendapat persetujuan. Keberadaan Komisi
Yudisial tidak bisa dipisahkan dari kekuasaan kehakiman.
8) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Pasal 23E s.d. Pasal 23G Undang-Undang Dasar 1945
setelah Amandemen merupakan lembaga yang bebas dan mandiri untuk memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara dan hasil pemeriksaan tersebut
diserahkan kepada DPRD, DPD, dan DPR.
Prediksi Soal Ujian Akhir Semester II Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Hukum Tata Negara
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 7
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
c. Mengapa Prof. Bagir Manan memilih menggunakan penyebutan “Lembaga Kepresidenan”
daripada lembaga “Presiden”?
Jawaban:
Karena Menurut Prof. Bagir Manan Presiden mempunyai dua macam kedudukan yakni
Presiden sebagai Kepala Negara dan Presiden sebagai Kepala Pemerintahan. Dengan adanya
macam-macam kedudukan Presiden, maka kewenangan dari Presiden pun berbeda ditiap
kedudukannya. Presiden sebagai Kepala Negara, mempunyai kewenangan yakni memegang
kekuasaan tertinggi atas angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara, dapat menyatakan
perang, membuat perjanjian dan perdamaian dengan negara lain, dapat menyatakan negara
dalam keadaan berbahaya, mengangkat duta dan konsul, memberi grasi, amnesti, dan
rehabilitasi, serta memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lainnya. Kemudian,
Presiden sebagai Kepala Pemerintahan mempunyai kewenangan yakni memegang kekuasaan
pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar, mengajukan Rancangan Undang-Undang
kepada DPR, menetapkan Peraturan Pemerintah untuk menjalankan undang-undang, dan
mengangkat serta memberhentikan menteri. Atas hal tersebut Prof. Bagir Manan memilih
menggunakan penyebutan Lembaga Kepresidenan daripada lembaga Presiden.
2. Logemann dalam salah satu definisinya mengatakan bahwa Hukum Tata Negara adalah hukum
yang menyelidiki antara lain: “Jabatan-jabatan apa yang terdapat dalam susunan kenegaraan
tertentu.” Sehubungan dengan hal tersebut:
a. Jelaskan apa yang dimaksud “jabatan-jabatan” dan “susunan kenegaraan tertentu”?
Jawaban:
Menurut Logeman jabatan merupakan pengertian yuridis dan fungsi sedangkan susunan dan
ketatanegaraan tertentu (fungsi jabatan) adalah pengertian bersifat sosiologis. Maksudnya
bahwa negara merupakan organisasi yang teridiri atas fungsi-fungsi dalam hubungan satu
dengan yang lainnya serta keseluruhannya, maka dalam arti yuridis negara merupakan
organisasi dari jabatan-jabatan. Kemudian fungsi dari jabatan-jabatan itu akan
terimplementasikan dalam susunan ketatanegaraan tertentu.
Prediksi Soal Ujian Akhir Semester II Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Hukum Tata Negara
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 8
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
b. Bagaimana ruang lingkup HTN jika dikaitkan dengan pendapat Logemann tersebut?
Jawaban:
Mengenai ruang lingkup hukum tata negara jika dikaitkan dengan pendapat Logemann, ada
beberapa hal yang meliputinya seperti betuk pemeritahan, bentuk negara, sistem
pemerintahan, sistem pendelegasian kekuasaan negara, corak pemerintahan, wilayah negara,
garis besar organisasi pelaksana, hubungan rakyat dengan negara, cara rakyat dalam hak
ketatanegaraan, ciri-ciri kepribadian negara serta dasar negara. Kemudian untuk ruang
lingkup tata negara yang ada kaitannya dengan badan ketatanegaraan yang mempunyai
kedudukan sebagai organisasi di negara yakni Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR),
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Presiden dan Wakil
Presiden, Mahkamah Agung (MA), Mahkamah Konstitusi (MK), Komisi Yudisial (KY), dan
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Para badan pelaksana ketatanegaraan tersebut meliputi cara pembentukannya, tugas dan
wewenang pada masing-masing badan, susunan badan tersebut, cara kerja badan
ketatanegaraan, masa jabatan, perhubungan kekuasaan antar badan ketatanegaraan, dan
sebagainya.
Selain tentang pemerintahan dan badan-badan ketatanegaraan, ada pula konsep pengaturan
tentang kehidupan politik rakyat yang meliputi penggolongan, jenis, serta jumlah partai
politik (parpol) dalam sebuah negara dan ketentuan-ketentuan lain yang mengatur negara
tersebut, kekutaan politik dan pemilihan umum (pemilu), hubungan antara badan
ketatanegaraan dan partai politik, kedudukan penting dalam sebuah golongan, arti kedudukan
serta peranan golongan penekan, langkah kerjasama antar kekuatan politik, pencerminan
pejabat, dan lain sebagainya.
Prediksi Soal Ujian Akhir Semester II Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Hukum Tata Negara
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 9
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
c. Jelaskan dan berikan contoh bahasan HTN yang meliputi ketiga lingkup tersebut!
Jawaban:
Hukum Tata Negara dalam lingkup hukum (teori) merupakan ilmu pengetahuan yang
mempunyai nilai teoritis yang mengandung arti bahwa hukum tata negara dipelajari
berdasarkan teori-teori yang berlaku, contohnya teori demokrasi yang digunakan di Indonesia
diserap dari teori barat. Kemudian setiap peraturan hukum yang berlaku pada hakikatnya
mengandung asas-asas tertentu. Asas-asas itu berakar di dalam masyarakat selama masyarakat
masih menerimanya, maka peraturan tersebut masih dipertahankan. Demikian halnya dengan
Hukum Tata Negara dalam lingkup asas-asas hukum bahwa hukum tata negara dipelajari
berdasarkan asas-asas yang berlaku di dalam masyarakat, contohnya asas Pancasila, asas
negara hukum dan asas demokrasi. Selanjutnya Hukum Tata Negara dalam lingkup hukum
positif langsung membicarakan masalah-masalah hukum tata negara yang berlaku pada saat
sekarang di Indonesia, contohnya pembentukan perundang-undangan berdasarkan pada
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011.
d. Kemukakan perbedaan pengertian hukum dan asas-asas hukum serta berikan contohnya!
Jawaban:
Menurut Prof. Kusumaatmadja, S. H., hukum merupakan keseluruhan asas-asas dan kaidah-
kaidah yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat, dan juga mencakupi lembaga-
lembaga (institutions) dan proses-proses (processes) yang mewujudkan berlakunya kaidah-
kaidah itu dalam kenyataan. Contohnya hukum Islam, hukum pidana, hukum tata negara,
hukum perdata, hukum internasional dan lain-lain.
Kemudian asas-asas hukum adalah sebuah aturan dasar atau merupakan prinsip hukum yang
masih bersifat abstrak. Dapat pula dikatakan bahwa asas dalam hukum merupakan dasar yang
melatarbelakangi suatu peraturan yang bersifat kongkret dan proses hukum itu dapat
dilaksanakan. Contohnya, yaitu:
1) Asas legalitas yaitu adanya persamaan kedudukan, perlindungan, dan keadilan di hadapan
hukum.
2) Asas keseimbangan yaitu proses hukum yang ada haruslah menegakkan hak asasi manusia
dan melindungi ketertiban umum.
3) Asas unifikasi yaitu penyamaan keberlakuan hukum di seluruh wilayah Indonesia.
Prediksi Soal Ujian Akhir Semester II Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Hukum Tata Negara
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 10
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
3. Bila mempelajari Hukum Tata Negara sudah barang tentu akan menyangkut ilmu hukum dan
politik. Untuk itu terangkan oleh saudara bagaimana seharusnya keberadaan antara hukum dan
politik tersebut dalam suatu negara!
Jawaban:
Diakui memang bahwa hukum tidak bisa bebas dari pengaruh politik, tetapi itu seharusnya hanya
sampai sebatas pada saat pembentukannya karena hukum itu sendiri dibentuk melalui proses
politik. Tetapi titik temu sebagaimana bahwa seharusnya tidak mendominasi setelah hukum
dirumuskan itu ditetapkan sebagai peraturan perundang-undangan. Seharusnya politik tunduk
pada hukum, termasuk kedalamnya perilaku politik. Oleh karena itu tidak selayaknya di dalam
proses pelaksanaan hukum pihak-pihak yang berkepentingan berusaha memengaruhi pelaksanaan
yang sudah berbentuk hukum. Perilaku politik serupa itu jelas memiliki kecenderungan pada
perorangan terhadap eksistensi hukum, yang pada gilirannya berdampak terhadap penegakan
hukum. Untuk tegaknya hukum, maka hukum dalam pelaksanaanya harus bebas dari pengaruh
politik apalagi dipengaruhi. Apabila pelaksanaan hukum dipengaruhi, maka hukum jelas
bertentangan dengan prinsip negara hukum dan prinsip-prinsip demokrasi yang salah satu
prinsipnya adanya peradilan yang bebas ataupun perlindungan terhadap hak asasi manusia.
Dengan demikian keberadaan hukum dalam pelaksanaannya harus bebas dari pengaruh politik,
supaya hukum tidak cenderung hanya sebagi legitimasi kekuasaan dan sebagai alat untuk
kepentingan penguasa.
4. Di negara Repbulik Indonesia bahwa Undang-Undang Dasar 1945 menempatkan kebiasaan
ketatanegaraan/konvensi ketatanegaraan sebagai sub sistem Hukum Tata Negara, sehingga
diterima sebagai salah satu sumber HTN dalam arti formal.
a. Jelaskan perbedaan konvensi dengan kebiasaan ketatanegaraan, serta apa ciri-ciri dari
konvensi!
Jawaban:
Konvensi adalah ketentuan-ketentuan yang mempunyai kekuatan mengikat dan diterima
sebagai kewajiban dalam menjalankan Undang-Undang Dasar, sedangkan kebiasaan
ketatanegaraan ialah perbuatan dalam kehidupan ketatanegaraan yang dilakukan berulang kali
sehingga dapat diterima dan ditaati dalam praktik ketatanegaaran, walaupun bukan hukum.
Prediksi Soal Ujian Akhir Semester II Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Hukum Tata Negara
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 11
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
Konvensi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1) Merupakan kebiasaan yang berulang kali dan terpelihara dalam praktik
penyelenggarannya.
2) Tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar dan berjalan sejajar.
3) Diterima oleh seluruh rakyat.
4) Bersifat sebagai pelengkap, sehingga memungkinkan sebagai aturan-aturan dasar yang
tidak terdapat dalam Undang-Undang Dasar.
b. Mengapa konvensi selalu ditaati!
Jawaban:
Alasan konvensi selalu ditaati:
1) Konvensi ditaati dalam rangka memelihara dan mewujudkan kedaulatan raktyat, karena
konvensi merupakan salah satu upaya mewujudkan dan memelihara demokrasi.
2) Konvensi ditaati, karena hasrat atau keinginan untuk memelihara tradisi pemerintahan
konstitusional (constitutional government).
3) Konvensi ditaati, karena setiap pelanggaran akan membawa atau berakibat pelanggaran
terhadap kaidah hukum.
4) Konvensi ditaati, karena didorong oleh hasrat atau keinginan agar roda pemerintahan
negara yang kompleks tetap dapat berjalan secara tertib.
5) Konvensi ditaati, karena takut atau khawatir menghadapi ancaman hukuman tertentu,
seperti impeachment atau takut terkena sanksi politik tertentu, seperti kehilangan jabatan.
6) Konvensi ditaati, karena pengaruh pendapat umum (public opinion). Pelanggaran
terhadap konvensi akan menimbulkan reaksi umum, misalnya kehilangan dukungan
masyarakat.
c. Mengapa konvensi dapat mengesampingkan kaidah hukum tertulis? Berikan contohnya!
Jawaban:
Karena konvensi mempunyai kekuatan mengikat secara politik sebagai suatu etika atau moral
(political binding), sehingga dalam kenyataannya kekuatan mengikat secara politis
mendorong ketaatan dan kekuatan mengikat secara hukum. Misalnya, pidato Presiden setiap
tanggal 16 Agustus, Pengesahan Rancangan Undang-undang yang telah disetujui DPR,
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, Agama yang dianut Presiden dan Wakil Presiden,
dan konvensi dalam pembuatan perjanjian internasional.
Prediksi Soal Ujian Akhir Semester II Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Hukum Tata Negara
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 12
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
5. Berbicara sistem pemerintahan, dikenal adanya sistem pemerintahan parlementer dan presidensil.
Sehubungan pernyataan tersebut:
a. Bagaimana kedudukan kepala negara dan kepala pemerintahan di kedua sistem tersebut?
Jawaban:
Dalam sistem pemerintahan parlementer Presiden sebagai kepala negara dan Perdana Menteri
sebagai kepala pemerintahan, kekuasaan eksekutif memiliki dan bertanggung jawab kepada
kekuasaan parlementer, dalam kekuasaan eksekutif oleh Presiden ditunjuk oleh
legislatif/parlemen, sedangkan raja diseleksi menurut undang-undang, legislatif memiliki
kekuasaan dalam menjatuhkan kekuasaan eksekutif, dan Perdana menteri mempunyai hak
perogratif (hak istimewa) dalam mengangkat dan memberhentikan para menteri-menteri yang
baik itu memimpin suatu departemen dan non departemen. Kemudian dalam sistem
pemerintahan presidensial Presiden memangku jabatan sebagai kepala pemerintahan dan
kepala negara, Presiden diangkat melalui pemilu yang dipilih langsung oleh rakyat, anggota
legislatif dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum (pemilu), Presiden
mempunyai hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan memberhentikan menteri-
menterinya baik yang memimpin departemen dan non departemen, kekuasaan eksekutif tidak
bertanggung jawab oleh kekuasaan legislatif, dan kekuasaan eksekutif tidak dapat dijatuhkan
oleh legislatif dan sebaliknya.
b. Bagaimana kedudukan menteri dari kedua sistem pemerintahan tersebut?
Jawaban:
Dalam sistem pemerintahan parlementer kabinet/menteri-menteri bertanggung jawab kepada
kekuasaan legislatif. Kemudian dalam sistem pemerintahan presidensial menteri/kabinet
sebagai pembantu presiden bertanggung jawab terhadap presiden dan tidak boleh kepada
legislatif karena menteri merupakan pembantu presiden.
c. Jelaskan sistem pemerintahan yang dianut di Indonesia setelah perubahan Undang-undang
Dasar 1945!
Jawaban:
Berdasarkan Pasal 4 dan Pasal 17 Undang-undang Dasar 1945 Indonesia adalah negara yang
menerapkan sistem pemerintahan presidensial, yakni sistem pemerintahan yang dikepalai oleh
seorang Presiden dan menteri-menteri bertanggung jawab kepada Presiden serta Presiden
berfungsi juga sebagai kepala negara.
Prediksi Soal Ujian Akhir Semester II Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Hukum Tata Negara
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 13
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
6. Soalnya, yaitu:
a. Jelaskan apa yang Saudara ketahui dengan perubahan sistem ketatanegaraan!
Jawaban:
Perubahan sistem ketatangeraan merupakan upaya perwujudan perubahan atau amandemen
dari Undang-Undang Dasar 1945. Dengan berubahnya Undang-Undang Dasar 1945, maka
sistem ketatanegaraan pun akan berubah. Seperti halnya sistem ketatanegaraan Republik
Indonesia yang sebelum amandemen terdiri atas 6 lembaga negara meliputi Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Presiden dan Wakil
Presiden, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Dewan Pertimbangan Agung (DPA), dan
Mahkamah Agung (MA), setelah amandemen menjadi 8 lembaga negara meliputi Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan
Daerah (DPD), Presiden dan Wakil Presiden, Mahkamah Agung (MA), Mahkamah Konstitusi
(MK), Komisi Yudisial (KY), dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
b. Jelaskan apa yang membedakan diantara 8 Lembaga Negara tersebut!
Jawaban:
Secara umum yang membedakan diantara 8 lembaga negara tersebut terdapat dalam tugas dan
kewenanganya yang dapat diklasifikasikan sebagai lembaga legislatif (membuat undang-
undang), lembaga eksekutif (pelaksana undang-undang), lembaga yudikatif (mengawasi
jalannya undang-undang) serta lembaga independen atau bebas dan tidak terikat.
c. Badan mana saja yang tergolong lembaga negara utama dan lembaga penunjang?
Jawaban:
Lembaga negara utama adalah institusi-institusi negara yang secara langsung diatur atau
memiliki kewenangan yang diberikan oleh Undang-Undang Dasar 1945. Adapun yang
tergolong lembaga negara utama di Republik Indonesia yaitu Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD),
Presiden dan Wakil Presiden, Mahkamah Agung (MA), Mahkamah Konstitusi (MK), Komisi
Yudisial (KY), dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Kemudian lembaga penunjang adalah
institusi penunjang yang turut serta mendukung penyelanggaran negara. Adapun yang
tergolong lembaga penunjang yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi, Komisi Nasional Hak
Asasi Manusia, dan lain-lain.
Prediksi Soal Ujian Akhir Semester II Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Hukum Tata Negara
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 14
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
d. Bagaimana hubungan kekuasaan legislatif dan eksekutif sesudah perubahan Undang-undang
Dasar 1945?
Jawaban:
Berdasarkan fungsi dan wewenangnya hubungan kekuasaan legislatif dan eksekutif sesudah
perubahan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu:
1) Sebelum amandemen ke 4, Pasal 6 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945 menetapkan bahwa
Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan suara
terbanyak. Sekarang diubah menjadi Presiden dan Wakil Presiden di pilih langsung oleh
rakyat. Fungsi MPR disini hanya melantik Presiden yang dipilih oleh rakyat tersebut.
2) Pada Pasal 11 Undang-Undang Dasar 1945, Presiden dalam kekuasaan eksekutif meminta
persetujuan DPR untuk menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan
negara lain.
3) Presiden dalam kekuasan eksekutifnya meminta pertimbangan DPR sebagai kekuasan
legislatif dalam mengangkat duta dan menempatkan duta dari negara lain.
4) Pada Pasal 5 UUD 1945 Presiden pula mempunyai kekuasaan membentuk undang-undang
dengan persetujuan DPR.
5) Sebaliknya DPR dalam kerangka badan legislatif memunyai kontrol terhadap jalanya
pemerintahan yang mempunyai hak bertanya, hak interplasi, dan hak angket.
6) Legislatif khususnya MPR mempunyai hak impeachment atau memberhentikan Presiden
dalam masa jabatanya, manakala terbukti melanggar hukum.
e. Apa perbedaan kewenangan MA dengan kewenangan MK?
Jawaban:
1) Kewenangan Mahkamah Agung menurut Pasal 24A ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945,
yaitu:
a) mengadili pada tingkat kasasi;
b) menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-
undang;
c) mempunyai kewenangan lain yang diberikan undang-undang.
Prediksi Soal Ujian Akhir Semester II Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Hukum Tata Negara
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 15
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
2) Kewenangan Mahkamah Konstusi menurut Pasal 24C ayat (1) Undang-Undang Dasar
1945, yaitu:
a) mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk
menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar;
b) memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh
Undang-Undang Dasar;
c) memutus pembubaran partai politik;
d) memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
3) Tugas dan wewenang Mahkamah Agung menurut undang-undang yang mengaturnya
[Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Mahkamah Agung], yaitu:
a) Permohonan kasasi, menurut Henry P. Panggabean dalam bukunya yang berjudul
Fungsi Mahkamah Agung dalam Praktik Sehari-hari halaman 82 menjelaskan bahwa
peradilan kasasi dapat diartikan memecahkan atau membatalkan putusan atau
penetapan pengadilan-pengadilan karena dianggap mengandung kesalahan dalam
penerapan hukum. Fungsi dari kasasi itu sendiri adalah membina keseragaman dalam
penerapan hukum dan menjaga agar semua hukum dan undang-undang di seluruh
wilayah negara diterapkan secara tepat dan adil.
b) Sengketa tentang kewenangan mengadili, Mahkamah Agung memutus pada tingkat
pertama dan terakhir semua sengketa kewenangan mengadili:
antara pengadilan di lingkungan peradilan yang satu dengan pengadilan di
lingkungan peradilan yang lain;
antara dua pengadilan yang ada dalam daerah hukum pengadilan tingkat banding
yang berlainan dalam lingkungan peradilan yang sama;
antara dua pengadilan tingkat banding di lingkungan peradilan yang sama atau
antar lingkungan peradilan yang berlainan.
c) Permohonan peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap, permohonan peninjauan kembali merupakan upaya hukum luar biasa.
Dalam hal ini Mahkamah Agung mengadakan koreksi terakhir terhadap putusan
pengadilan yang mengandung ketidakadilan karena kesalahan dan kekhilafan hakim.
d) Pengujian peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-
undang.
Prediksi Soal Ujian Akhir Semester II Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Hukum Tata Negara
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 16
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
4) Tugas dan wewenang Mahkamah Konstitusi menurut undang-undang yang mengaturnya
[Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Mahkamah Konstitusi], yaitu:
a) menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
b) memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
c) memutus pembubaran partai politik;
d) memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
f. Dalam pemilihan Legislatif rakyat diberikan hak untuk memilih wakilnya yang duduk di
Lembaga DPR dan Lembaga DPD. Untuk itu terangkan oleh saudara perbedaan kedua
lembaga perwakilan tersebut!
Jawaban:
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) merupakan wakil independen yang mewakili daerahnya
yang senantiasa mewujudkan sebagai lembaga legislatif yang kuat, setara dan efektif dalam
memperjuangkan aspirasi rakyat dan daerah menuju masyarakat Indonesia yang bermartabat,
sejahtera dan berkeadilan dalam wadah Negara Kesatua Republik Indonesia, sedangkan
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) merupkan wakil partai yang tidak mewakili daerah
walaupun memang berasal dari daerah pemilihan tertentu dan DPR berperan sebagai lembaga
legislative dimana berfungsi membuat undang-undang dan mengawasi jalannya pelaksanaan
undang-undang yang dilakukan pemerintah sebagai lembaga eksekutif.
Prediksi Soal Ujian Akhir Semester II Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Hukum Tata Negara
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 17
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
7. Tidak ada suatu negara pun di dunia dewasa ini yang tidak memiliki konstitusi atau Undang-
Undang Dasar.
a. Jelaskan apakah Undang-Undang Dasar sama dengan konstitusi!
Jawaban:
Tidak. Karena Undang-Undang Dasar merupakan ketentuan atau undang-undang yang tertulis
yang berlaku bagi suatu negara seperti Undang-Undang Dasar 1945 bagi negara Republik
Indonesia. Kemudian konstitusi adalah ketentuan atau undang-undang dasar tertulis dan tidak
tertulis yang berlaku bagi suatu negara.
b. Jelaskan bagaimana pentingnya konstitusi atau Undang-Undang Dasar bagi suatu negara!
Jawaban:
Menurut Prof. Dr. Djokosutono terdapat dua pentingnya konstitusi atau Undang-Undang
Dasar bagi suatu negara. Pertama dari segi sisi (naar de inhoud) karena konstitusi memuat
dasar dari struktur dan memuat fungsi negara. Kedua, dari segi bentuk (naar de maker), yang
membuat konstutusi atau Undang-Undang Dasar bukan sembarangan orang atau hanya bisa
dilakukan oleh lembaga yang berwenang.
c. Jelaskan materi muatan konstitusi!
Jawaban:
Secara garis besar, konstitusi memuat tiga hal, yaitu pengakuan hak asasi manusia, struktur
ketatanegaraan yang mendasar dan pembagian atau pembatasan kekuasaan. Selain itu dalam
konstitusi juga harus terdapat pasal mengenai perubahan konstitusi. Henc van Maarseveen
dalam bukunya yang berjudul Written Constitution, mengatakan bahwa materi muatan
konstitusi terdiri atas:
1) Konstitusi merupakan hukum dasar suatu negara.
2) Konstitusi merupakan sekumpulan aturan dasar yang menetapkan lembaga-lembaga
penting dalam negara.
3) Konstitusi melakukan pengaturan kekuasaan dan hubungan keterkaitannya.
4) Konstitusi mengatur hak-hak dasar dan kewajiban warga negara dan pemerintah.
5) Konstitusi harus dapat membatasi dan mengatur kekuasaan negara dan lembaga-
lembaganya.
6) Konstitusi merupakan ideologi elit penguas.
7) Konstitusi menentukan hubungan materiil antara negara dengan masyarakat.
Prediksi Soal Ujian Akhir Semester II Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Hukum Tata Negara
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 18
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
d. Jelaskan periodisasi keberlakuan Undang-Undang Dasar atau konstitusi di Indonesia!
Jawaban:
1) 18 Agustus 1945 s.d. 27 Desember 1949 (Undang-Undang Dasar 1945)
Pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia belum memiliki Undang-Undang Dasar. Lalu
pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
mengadakan sidang pertama yang salah satu keputusannya adalah mengesahkan Undang-
Undang Dasar 1945. Lembaga tertinggi dan lembaga-lembaga tinggi negara menurut
Undang-Undang Dasar 1945 (sebelum amandemen) adalah:
a) Majelis Permusyawaratan Rakyat
b) Presiden
c) Dewan Pertimbangan Agung
d) Dewan Perwakilan Rakyat
e) Badan Pemeriksa Keuangan
f) Mahkamah Agung
2) 27 Desember 1949 s.d. 17 Agustus 1950 (Konstitusi RIS 1949)
Untuk menyelesaikan pertikaian Belanda dengan Indonesia, PBB mengadakan Konferensi
Meja Bundar (KMB) di Den Haag tanggal 23 Agustus s.d. 2 November 1949. KMB
dihadiri wakil-wakil dari Indonesia, BFO (Bijeenkomst voor Federal Overleg), Belanda,
dan komisi PBB untuk Indonesia. KMB menghasilkan 3 persetujuan pokok, yaitu:
a) Didirikannya Rebublik Indonesia Serikat (RIS).
b) Penyerahan kedaulatan kepada RIS.
c) Didirikan uni antara RIS dengan Kerajaan Belanda.
Perubahan bentuk negara membuat Undang-Undang Dasar harus diganti, dan disusunlah
naskah Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Serikat yang dibuat oleh delegasi RI
dan delegasi BFO pada KMB. Sistem pemerintahan pada masa Konstitusi RIS adalah
sistem parlementer dan kepala pemerintahan dijabat oleh Perdana Menteri. Lembaga
negara menurut Konstitusi RIS adalah:
a) Presiden
b) Menteri-Menteri
c) Senat
d) Dewan Perwakilan Rakyat
e) Mahkamah Agung
f) Dewan Pengawas Keuangan
Prediksi Soal Ujian Akhir Semester II Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Hukum Tata Negara
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 19
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
3) 17 Agustus 1950 s.d. 5 Juli 1959 (Undang-Undang Dasar Sementara 1950)
Pada tanggal 19 Mei 1950, RIS akhirnya kembali ke bentuk negara kesatuan. Kemudian
tanggal 17 Agustus 1950 Konstitusi RIS 1949 diganti dengan UUDS 1950 dan
terbentuknya kembali NKRI.
Sistem pemerintahan pada masa UUDS 1950 adalah parlementer. Lembaga-lembaga
negara menurut UUDS 1950 adalah:
a) Presiden dan Wakil Presiden
b) Menteri-Menteri
c) Dewan Perwakilan Rakyat
d) Mahkamah Agung
e) Dewan Pengawas Keuangan
4) 5 Juli 1959 s.d. 19 Oktober 1999 (Undang-Undang Dasar 1945)
Pada tanggal 22 April 1959 Presiden Soekarno menyampaikan amanat yang berisi anjuran
untuk kembali ke Undang-Undang Dasar 1945. Kemudian pada tanggal 5 Juli 1959
Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang isinya adalah:
a) Menetapkan pembubaran Konsituante.
b) Menetapkan berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950.
c) Pembentukan MPRS dan DPAS.
d) Pelaksanaan UUD 1945 tersebut dibagi menjadi dua periode karena adanya berbagai
pergeseran dan penyimpangan. Dua periode tersebut adalah:
Orde Lama (5 Juli 1959 s.d. 22 Februari 1966)
Kehidupan politik dan pemerintahan sering terjadi penyimpangan yang
bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. Akhirnya, Ir. Soekarno
memberikan perintah kepada Letjen Soeharto melalui Supersemar untuk
mengambil segala tindakan yang diperlukan bagi terjaminnya keamanan,
ketertiban, dan ketenangan serta kestabilan jalannya pemerintah.
Orde Baru (22 Februari 1966 s.d. 21 Mei 1998)
Semboyan Orde Baru pada masa itu adalah melaksanakan Pancasila dan UUD
1945 secara murni dan konsekuen. Namun nyatanya, masih banyak hal yang jauh
dari target karena sangat dominannya kekuasaan Presiden. Selain itu, kelemahan
tersebut terletak pada UUD 1945 yang bersifat fleksibel sehingga memungkinkan
munculnya berbagai penyimpangan. Bahkan pemerintahan Orde Baru bertekad
untuk mempertahankan dan tidak merubah UUD 1945.
Prediksi Soal Ujian Akhir Semester II Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Hukum Tata Negara
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 20
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
5) 19 Oktober 1999 s.d. sekarang (Undang-Undang Dasar 1945 hasil perubahan)
Seiring dengan tuntutan reformasi dan setelah lengsernya Presiden Soeharto, maka sejak
tahun 1999 dilakukan perubahan (amandemen) terhadap UUD 1945. Sampai saat ini,
UUD 1945 sudah mengalami empat amandemen (1999, 2000, 2001, 2002). Lembaga-
lembaga negara menurut UUD 1945 sesudah amandemen adalah:
a) Presiden
b) Majelis Permusyawaratan Rakyat
c) Dewan Perwakilan Rakyat
d) Dewan Perwakilan Daerah
e) Badan Pemeriksa Keuangan
f) Mahkamah Agung
g) Mahkamah Konstitusi
h) Komisi Yudisial
8. Baik C. F. Strong maupun K.C Wheare mengemukakan cara-cara perubahan konstitusi atau
Undang-Undang Dasar.
a. Memakai cara yang bagaimana untuk mengubah Undang-Undang Dasar 1945?
Jawaban:
Cara mengubah UUD/konstitusi menurut C.F. Strong dalam bukunya “Modern Political
Constitution”, yaitu:
1) Perubahan konstitusi yang dilakukan oleh pemegang kekuasaan legislatif tetapi menurut
pembatasan-pembatasan tertentu (by ordinary legislative but under certain restriction).
2) Perubahan konstitusi yang dilakukan oleh rakyat melalui suatu referendum (by the people
through of referendum).
3) Perubahan konstitusi yang dilakukan oleh sejumlah negara bagian (by a major of all units
of federal state).
4) Perubahan konstitusi dilakukan dengan konvensi ketatanegaraan (by special convention).
Prediksi Soal Ujian Akhir Semester II Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Hukum Tata Negara
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 21
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
b. Bagaimana pula bila menggunakan pendapat K. C. Wheare?
Jawaban:
Menurut K.C. Wheare ada empat macam cara perubahan, yaitu :
1) Beberapa kekuatan yang bersifat primer (some primary forces).
2) Perubahan yang diatur dalam konstitusi (formal amandemeent).
3) Penafsiran secara hukum ( judical interpretation).
4) Kebiasaan dan konvensi yang terdapat dalam bidang ketatanegaraan (usage and
convetion).
9. Keluarnya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004, mengubah tata urutan peraturan perundangan
di Indonesia.
a. Sebutkan dan bandingkan tata urutan peraturan perundang-undangan sebelum dan sesudah
keluar Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004!
Jawaban:
Hierarki Perundang-Undangan
No. Tap MPR No. XX
Tahun 1996
Tap MPR No. III
Tahun 2000
UU No. 10
Tahun 2004
UU No. 12
Tahun 2011
1 UUD 1945 UUD 1945 UUD 1945 UUD 1945
2 TAP MPR/MPRS TAP MPR//MPRS UU/PERPU TAP MPR
3 UU/PERPU UU PP UU/PERPU
4 PP PERPU Perpres PP
5 Kepres PP Peraturan Daerah Perpres
6 Peraturan Pelaksana
Lainnya Kepres Perda Provinsi
7 Peraturan Daerah Perda Kab/Kota
Prediksi Soal Ujian Akhir Semester II Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Hukum Tata Negara
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 22
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
b. Uraikan perbedaan undang-undang dalam arti materiil dengan undang-undang dalam arti
formil!
Jawaban:
Undang-undang dalam arti materiil ialah setiap peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah
yang dilihat dari isinya disebut undang-undang dan mengikat setiap warga negara secara
umum. Contohnya Undang-Undang Dasar 1945, ketetapan MPR, undang-undang, peraturan
perundang-undangan, peraturan pemerintah, keputusan presiden, dan peraturan daerah.
Kemudian undang-undang dalam arti formil ialah setiap keputusan penguasa yang dilihat dari
bentuknya dan cara terjadinya dapat disebut undang-undang. Jadi, undang-undang dalam arti
formil merupakan ketetapan penguasa yang memperoleh sebutan undang-undang karena cara
pembentukannya. Misalnya, ketentuan Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945
(amendemen) yang berbunyi: “Presiden memegang kekuasaan membentuk undang-undang
dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat”. Jadi, undang-undang yang dibentuk oleh
presiden bersama DPR tersebut dapat diakui sebagai sumber hukum formal karena dibentuk
oleh yang berwenang sehingga derajat peraturan itu sah sebagai undang-undang.
10. Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia pada prinsipnya dilaksanakan penyelenggaraan
pemerintah daerah melalui sistem desentralisasi. Sehubungan dengan hal tersebut terangkan
maksud:
a. Asas dekosentrasi
Jawaban:
Asas dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah
atau kepala wilayah atau kepala instansi vertikal tingkat atasnya kepada pejabat-pejabat di
daerah. Hal ini tercantum didalam pasal satu huruf f Undang-undang No. 5 Tahun 1974. Ciri-
ciri dari asas ini adalah sebgai berikut:
1) Bentuk pemencaran adalah pelimpahan.
2) Pemencaran terjadi kepada pejabat sendiri (perseorangan).
3) Yang dipencar (bukan urusan pemerintah) tetapi wewenang untuk melaksanakan sesuatu.
4) Yang dilimpahkan tidak menjadi urusan rumah tangga sendiri.
Oleh karena itu tidak semua urusan pemerintahan dapat diserahkan kepada kepala daerah
otonom menurut asas desentralisasi ini merupakan salah satu yang membedakan antara asas
desentralisasi dengan asas dekonsentrasi.
Prediksi Soal Ujian Akhir Semester II Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Hukum Tata Negara
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 23
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
Menurut asas dekonsentrasi maka segala urusan yang dilimpahkan oleh pemerintah pusat
kepada pejabatnya di daerah tetap menjadi tanggung jawab daeri pemerintah pusat yang
meliputi:
1) kebijaksanaan;
2) perencanaan;
3) pelaksanaan;
4) pembiayaan;
5) perangkat pelaksanaan.
b. Asas desentralisasi
Jawaban:
Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 bahwa asas desentralisasi adalah penyerahan
urusan pemerintah dari pusat kepada daerah. Penyerahan urusan pemerintah kepada
pemerintahan daerah, semata- mata untuk mencapai suatu pemerintahan yang efisien.
Penyerahan urusan pemerintah tersebut menghasilkan otonomi. Otonomi itu sendiri adalah
kebebasan masyarakat yang tinggal di daerahnya itu sendiri untuk mengatur dan mengurus
kepentingannya sendiri.
c. Asas tugas pembantuan (medebewind)
Jawaban:
Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah bahwa
asas tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah dan/atau desa
dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa serta dari pemerintah
kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.
Prediksi Soal Ujian Akhir Semester II Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Hukum Tata Negara
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 24
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
11. Sebagai negara yang menganut prinsip demokrasi, negara Republik Indonesia telah
mewujudkannya dalam penyelangaran Pemilihan Umum. Sehubungan hal tersebut:
a. Jelaskan macam-macam sistem Pelimu dengan ciri-cirinya!
Jawaban:
1) Sistem Organis
Pada sistem ini, rakyat dianggap sebagai sekelompok individu yang hidup bersama-sama
dalam beraneka ragam persekutuan hidup. Jadi persekuuan-persekutuan inilah yang
diutamakan menjadi pengendali hak pilih. Adapun ciri-cirinya:
a) Rakyat dipandang sebagi sejumlah individu yang hidup bersama dalam berbagai
persekutuan hidup (genealogi, teritorial, fungsional, lapisan sosial dan lembaga
sosial).
b) Persekutuan hidup inilah yang mengendalikan hak pilih (hak untuk mengutus wakil)
ke lembaga perwakilan rakyat.
c) Undang-undang yang dibuat lembaga perwakilan baru berlaku jika rakyat setuju lewat
referendum.
2) Sistem Mekanis
Pada sistem ini, rakyat dianggap sebagai suatu massa individu-individu yang sama.
Individu-individu inilah sebagai pengendali hak pilih masing-masing dalam
mengeluarkan satu suara di tiap pemilihan umum untuk satu lembaga perwakilan. Adapun
ciri-cirinya:
a) Rakyat sebagai masa individu yang sama, mereka inilah sebagai pengendali hak pilih
aktif, setiap individu memiliki satu suara dalam setiap pemilihan untuk satu lembaga
perwakilan.
b) Partai politik/organisasi politik mengorganisir pemilih, lembaga perwakilan yang
terbentuk merupakan lembaga perwakilan rakyat (kepentingan rakyat seluruhnya).
Prediksi Soal Ujian Akhir Semester II Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Hukum Tata Negara
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 25
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
Sistem mekanis terdiri atas:
Sistem Distrik
Sistem pemilihan dimana wilayah negara dibagi atas distrik-distrik pemilihan yang
jumlahnya sama dengan jumlah kursi yang tersedia di parlemen, setiap distrik
pemilihan hanya memilih satu orang wakil yakni yang memperoleh suara terbanyak.
Sistem Proporsional
Sistem pemilu dimana kursi yang tersedia di parlemen diperebutkan oleh partai
politik peserta pemilu sesuai perimbangan perolehan suara dalam pemilu yang
bersangkutan
Untuk itu ditentukan suatu bilangan pertimbangan, misalnya 1 : 400.000, artinya
400.000 pemilih diwakili satu orang wakil di parlemen.
Negara dianggap sebagai satu daerah pemilihan, setiap suara dihitung artinya suara
yang diperoleh dari daerah suatu daerah dapat digabung dengan daerah lain,
demikian pula untuk sisa suara.
Lazimnya karena luasnya wilayah negara dan banyaknya penduduk, maka dalam
sistem proporsional sering dibentuk daerah pemilihan dengan mempertimbangkan
jumlah penduduk dan faktor lainnya.
Prediksi Soal Ujian Akhir Semester II Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Hukum Tata Negara
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 26
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
b. Sebutkan dan jelaskan pula macam-macam sistem kepartaian dengan ciri-cirinya!
Jawaban:
1) Sistem Satu Partai (One Party Sistem)
Suatu negara yang menerapkan sistem ini hanya terdapat satu partai saja yang berkuasa
dalam negara itu bersifat diktator. Fungsi partai dalam sistem kepartaian ini sebagai
pembimbing dan penggerak masyarakat serta menekan perpaduan antara kepentingan
partai dengan kepentingan rakyat. Negara yang menerapkan sistem ini adalah negara
Afrika, Erofa Timur, RRC serta Korea Utara atau di negara-negara komunis.
2) Sistem Dua Partai (Two Party Sistem)
Suatu negara yang menerapkan sistem ini terdapat dua partai atau beberapa partai tetapi
peranan dominan tetap pada dua partai yaitu partai yang berkuasa (karena menang dalam
pemilu) dan partai oposisi (karena kalah dalam pemilu). Dalam sistem ini partai yang
kalah dalam pemilu berperan sebagai pengecam utama terhadap kebijakan partai yang
duduk dalam pemerintahan, sedangkan partai yang menang dalam pemilu duduk dalam
pemerintahan. Kedudukan partai yang berkuasa sewaktu-waktu dapat berpindah tangan,
didasarkan pada hasil pemilu. Sistem ini sangat cocok diterapkan di masyarakat yang
sifatnya homogen. Negara yang menerapkan sistem ini adalah Amerika Serikat, Inggris,
terutama negara-negara liberal.
3) Sistem Multi Partai (Multy Party Sistem)
Suatu negara yang menerapkan sistem ini terdapat banyak partai politik yang
diperbolehkan hidup dan berkembang. Masing-masing partai politik mempunyai asas
yang berbeda-beda. Biasanya di dalam sistem ini susah di temukan adanya suatu partai
yang memperoleh suara terbanyak, oleh karena itu dilakukan kualisi diantara beberapa
partai agar suara yang diperoleh dapat menjadi suara terbanyak. Demikian juga dengan
sistem pemerintahan yang dibentuknya juga pemerintahan kualisi. Sistem ini biasanya
diterapkan dalam masyarakat yang bersifat majemuk (heterogen). Negara yang
menerapkan sistem ini antara lain Perancis, Belgia, Nederland, Filipina, dan Indonesia.
Prediksi Soal Ujian Akhir Semester II Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Hukum Tata Negara
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 27
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
c. Jelaskan bagaimana penerapan sistem Pemilu dan sistem kepartaian di negara Republik
Indonesia!
Jawaban:
Sistem Pemilu yang diterapkan di Indonesia yaitu sistem organis. Pada sistem ini, rakyat
dianggap sebagai sekelompok individu yang hidup bersama-sama dalam beraneka ragam
persekutuan hidup. Jadi persekuuan-persekutuan inilah yang diutamakan menjadi pengendali
hak pilih. Kemudian sistem kepartaian yang diterapkan di Indonesia sebagaimana Pasal 6A
ayat (2) UUD 1945 mengisyaratkan bahwa bangsa Indonesia menerapkan sistem multi partai.
Pasal tersebut menyatakan bahwa “Pasangan Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh
partai politik atau gabungan partai politik”. Dari pasal tersebut tersirat bahwa Indonesia
menganut sistem multi partai karena yang berhak mencalonkan pasangan calon Presiden dan
Wakil Presiden adalah partai politik atau gabungan partai politik. Kata gabungan partai
poltitik artinya paling sedikit dua partai politik yang menggabungkan diri untuk mencalonkan
Presiden untuk bersaing dengan calon lainnya yang diusung oleh partai politik lain. Dengan
demikian dari pasal tersebut di dalam pemilu Presiden dan Wakil Presiden paling sedikit
terdapat tiga partai politik. Jelaslah bahwa Indonesia termasuk sistem multi partai.
12. Pada dasarnya negara-negara di dunia sekarang ini menganut paham demokrasi. Sehubungan
pernyataan tersebut:
a. Jelaskan mengapa pelaksanaan demokrasi di berbagai negara berbeda dengan di Indonesia!
Jawaban:
Karena setiap negara berbeda dengan negara Indonesia, meliputi perbedaan latar belakang
budaya suatu negara, ideologi dan sudut pandang suatu negara, selain itu disesuaikan dengan
situasi dan kondisi negara yang bersangkutan sehingga pelaksanaan demokrasi di berbagai
negara berbeda dengan di Indonesia.
Prediksi Soal Ujian Akhir Semester II Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Hukum Tata Negara
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 28
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
b. Jelaskan demokrasi liberal yang dianut di negara-negara barat tidak cocok diterapkan di
Indonesia!
Jawaban:
Karena demokrasi liberal bertentangan dengan Undang-Undang Dasar negara Republik
Indonesia yang menyatakan bahwa kekayaan alam yang menyangkut hajat hidup orang
banyak di kuasai negara. Dalam hal lain bisa di jelaskan bahwa, kebebasan individu untuk
menguasai secara tanpa batas berbagai sumber daya alam vital atau bisnis vital akan di batasi
oleh negara. Kemudian negara Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi nilai
kemanusiaan dan jiwa Pancasila. Kepentingan bersama di atas kepentingan golongan atau
pribadi. Jadi, sangat tidak cocok jika individu dapat secara bebas menguasai sesuatu tanpa ada
batasannya (demokrasi liberal) diterapkan di Indonesia.
c. Jelaskan apa yang dimaksud demokrasi langsung dan demokrasi tidak langsung dan
bagaimana bentuknya!
Jawaban:
Demokrasi Langsung adalah sistem pemerintahan yang mewujudkan kedaulatan di tangan
rakyat pada suatu negara, setiap warga negaranya dapat menyampaikan langsung tentang
persoalan dan pendapatnya kepada pihak eksekutif. Jadi dalam demokrasi langsung adanya
parlemen (senat) hampir tidak diperlukan. Adapun bentuk demokrasi langsung yaitu pada
zaman pemerintahan Khalifah al Rasyidah setelah Nabi Muhammad SAW wafat, para
pemimpin pemerintahan di setiap hari jumat duduk mendengarkan pendapat dan
permasalahan rakyatnya. Ini menunjukkan bahwa sistem demokrasi langsung merupakan
sistem demokrasi yang tradisional.
Kemudian demokrasi tidak langsung (demokrasi perwakilan) adalah seluruh rakyat memilih
perwakilan mereka melalui pemilihan umum (pemilu) untuk menyampaikan pendapat dan
sebagai pengambil keputusan bagi mereka. Demokrasi tidak langsung intinya semua
rakyatnya memiliki hak dan daulat, namun kedaulatannya tersebut diwakilkan melalui
perwakilan sehingga disebut dengan demokrasi tak langsung (perwakilan). Demokrasi tidak
langsung juga berarti seluruh rakyat telah diwakili oleh seseorang. Adapun bentuk demokrasi
tidak langsung di Indonesia yaitu melalui Dewan Perwakilan Rakyat untuk menyampaikan
pendapat dan pengambilan keputusan kepemerintahan.