prdr penggunaan 2009

42
Katalog BPS : 9302008.3403 Bekerjasama dengan / in cooperation with PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH The Regional Development Planning Board of Gunungkidul BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN GUNUNGKIDUL BPS- Statistic of Gunungkidul Regency

Upload: ken-kubela

Post on 22-Sep-2015

28 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PDRB

TRANSCRIPT

  • Katalog BPS : 9302008.3403

    Bekerjasama dengan / in cooperation with

    PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDULBADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAHThe Regional Development Planning Board of Gunungkidulg p g f g

    BADAN PUSAT STATISTIKKABUPATEN GUNUNGKIDUL

    BPS- Statistic of Gunungkidul Regency

  • PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENURUT PENGGUNAAN, 2005-2009 ISBN : 979.472.458.0 Nomor Publikasi : 3403.10.02 Nomor Katalog: 9302005.3403 Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Penulis : Endarto, S.Si, M.Si Diterbitkan oleh : Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya

  • PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2005-2009 iii

    SAMBUTAN

    Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kami menyambut

    gembira atas terbitnya buku Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten

    Gunungkidul menurut Penggunaan Tahun 2005-2009 hasil kerjasama antara Badan Pusat

    Statistik Kabupaten Gunungkidul dengan Bappeda Kabupaten Gunungkidul.

    Publikasi ini merupakan publikasi kelima dan diharapkan penerbitannya dapat

    berkelanjutan serta dapat ditingkatkan kualitasnya dimasa yang akan datang. Penerbitan

    Publikasi PDRB yang dihitung dari sisi penggunaan ini adalah untuk dapat mengetahui siapa

    pengguna dan sejauh-mana pemanfaatan dari nilai tambah bruto yang dihasilkan di wilayah

    Kabupaten Gunungkidul, sehingga dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam perencanaan,

    perumusan kebijakan serta dapat pula digunakan sebagai bahan evaluasi bagi pemerintah,

    khususnya dibidang ekonomi makro.

    Kepada Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul kami ucapkan terima kasih

    atas kerjasamanya selama ini. Kepada semua pihak dinas/instansi dan swasta agar dapat

    memanfaatkan buku ini dan terus membantu kelancaran penyediaan data pada penerbitan

    tahun-tahun mendatang. Akhirnya kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan

    demi kesempurnaan publikasi ini.

    Wonosari, Juli 2010

    Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

    Kabupaten Gunungkidul

    Kepala,

    Ir. Syarief Armunanto, M.M. NIP.19590728 199003 1 003

  • PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2005-2009 iv

    KATA PENGANTAR

    Publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Gunungkidul

    menurut Penggunaan Tahun 2005-2009 merupakan publikasi tahunan yang diharapkan

    berkelanjutan pada tahun berikutnya.

    Berbeda dengan PDRB menurut Lapangan Usaha (Sektoral), pada PDRB menurut

    Penggunaan ini akan dijelaskan tentang komposisi penggunaan dari nilai tambah bruto yang

    dihasilkan oleh PDRB Sektoral. Untuk mempermudah pengguna data, pada buku ini juga

    akan disajikan konsep, definisi dan metodologi yang digunakan dalam penghitungannya.

    Selain itu juga disajikan ulasan sederhana hasil penghitungan pada tahun 2005 2009.

    Oleh karena adanya keterbatasan data yang tersedia, maka disadari pada penerbitan

    ini masih banyak ditemukan kekurangan dan kelemahan yang perlu disempurnakan pada

    penerbitan mendatang. Saran dan kritik perbaikan tetap diharapkan dari para pembaca dan

    pengguna data pada umumnya.

    Akhirnya kami ucapkan terimakasih kepada Bappeda (Pemerintah Kabupaten)

    Gunungkidul yang telah bersedia mendukung penerbitan buku ini, serta terimakasih kami

    ucapkan pula kepada pihak terkait yang telah mambantu hingga dapat tersusunnya publikasi

    ini.

    Wonosari, Juli 2010

    Badan Pusat Statistik

    Kabupaten Gunungkidul

    Kepala,

    Drs.Harjana NIP. 19631026 199203 1 003

  • PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2005-2009 v

    ABSTRAKSI

    Publikasi ini berisi tentang gambaran PDRB yang dilihat dari sisi komponen penggunaannya. Komponen penggunaan tersebut adalah komponen untuk konsumsi yaitu

    Konsumsi Rumahtangga, Konsumsi Pemerintah dan Konsumsi Lembaga Nirlaba dan

    Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)). Sedangkan komponen lainnya adalah perubahan

    stok serta ekspor dan impor.

    Selama tahun 2005-2009, komponen penggunaan PDRB terbesar masih digunakan

    untuk konsumsi, diikuti Pembentukan Modal Tetap Bruto dan komponen lainnya. Konsumsi

    terbesar digunakan untuk konsumsi rumah tangga, diikuti kemudian konsumsi pemerintah dan

    konsumsi terkecil adalah untuk konsumsi lembaga nirlaba.

    Pada tahun 2009 pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga mencapai 2,83 trilyun

    rupiah (47,31 %) dimana 24,99 persen diantaranya untuk konsumsi makanan dan sisanya

    22,32 persen untuk konsumsi non makanan. Dilain pihak pengeluaran untuk konsumsi

    pemerintah mencapai 1.493,040 milyar rupiah ( 24,95 %); konsumsi lembaga nirlaba hanya

    65,846 milyar rupiah (1,10 %), pembentukan modal tetap bruto mencapai 1.670,524 milyar

    rupiah (27,91 %), dan sisanya digunakan untuk yang lainnya (- 1,27 %).

    Dibandingkan tahun sebelumnya, laju pertumbuhan PDRB pada tahun 2009

    mencapai 4,20 persen. Dimana pertumbuhan untuk masing-masing komponen penggunaan

    adalah sebagai berikut: pertumbuhan terbesar dicapai oleh Lembaga Nirlaba yang tumbuh

    mencapai 18,23 persen diikuti konsumsi pemerintah tumbuh 7,83 persen, pengeluaran

    konsumsi rumah tangga 2,71 persen dan komponen PMTB tumbuh 3,94 persen.

    Selama periode tahun 2005-2009 nilai ICOR mencapai 5,14 sehingga dapat

    disimpulkan bahwa selama periode tersebut rata-rata dibutuhkan 5,14 unit investasi untuk

    meningkatkan 1 unit PDRB. Pada tahun 2009 ICOR tahunan sebesar 5,06. Nilai ICOR

    sebesar ini dikategorikan masih terjadi inefisiensi dalam penggunaan investasi karena

    menurut Widodo (1990) angka ICOR yang memiliki produktivitas investasi yang baik

    berkisar antara 3-4.

  • PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2005 - 2009 vi

    DAFTAR ISI

    Halaman

    SAMBUTAN ... iii

    KATA PENGANTAR...... iv

    ABSTRAKSI ... v

    DAFTAR ISI. vi

    DAFTAR TABEL. vii

    DAFTAR GAMBAR . ix

    I. PENDAHULUAN 1

    II. KONSEP DAN DEFINISI.... 4

    2.1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga .... 4

    2.2 Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba ..... 7

    2.3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah ........................... 8

    2.4 Pembentukan Modal Tetap Bruto.. 8

    2.5 Perubahan Stok...... 9

    2.6 Ekspor dan Impor.. 10 III.

    TINJAUAN PDRB KABUPATEN GUNUNGKIDUL DARI PENDEKATAN PENGGUNAAN .. 12

    3.1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga..... 14

    3.2 Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba ... 15

    3.3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah....... 15

    3.4 Pembentukan Modal Tetap Bruto.. 17

    3.5 Komponen Lainnya....... 18

  • PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2005 - 2009 vii

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1 : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan atas dasar Harga Berlaku Tahun 2005-2009 (Jutaan Rupiah) ... 19

    Tabel 2 : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan atas dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005 2009 (Jutaan Rupiah) . 20

    Tabel 3 : Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan atas dasar Harga Berlaku Tahun 20052009 (Persen)...... 21

    Tabel 4 : Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan atas dasar Harga Konstan 2000 Tahun 20052009 (Persen) . 22

    Tabel 5 : Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan atas dasar Harga Berlaku Tahun 2005 2009 (Persen) .. 23

    Tabel 6 : Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan atas dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005 2009 (Persen) 24

    Tabel 7 : Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan atas dasar Harga Berlaku Tahun 2005 2009 (Persen).. .. 25

    Tabel 8 : Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan atas dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005 2009 (Persen) .. . 26

    Tabel 9 : Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan Tahun 2005 2009 (Persen) 27

    Tabel 10 : Indeks Implisit Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan Tahun 2005 2009 (Persen) . 28

    Tabel 11 : Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan atas dasar Harga Berlaku Tahun 2005 - 2009 (Persen) ...

    29

    Tabel 12 : Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan atas dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005 2009 (Persen) ...

    30

  • PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2005 - 2009 viii

    Tabel 13 : Produk Domestik Regional Bruto Perkapita Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2005 2009 (Jutaan Rupiah) ..........

    31

    Tabel 14 : Produk Domestik Regional Bruto Perkapita Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 20052009 (Jutaan Rupiah).

    32

  • PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2005 - 2009 ix

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 3.1 : PDRB menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2000Tahun 2009 (Jutaan Rupiah)... 13

    Gambar 3.2 : Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Tahun 2005-2009 (Jutaan Rupiah) .... 16

    Gambar 3.3 : Kontribusi PMTB terhadap PDRB Tahun 2005-2009 (Persen).. 17

  • PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2005- 2009 1

    I. PENDAHULUAN

    Salah satu indikator penting untuk

    mengetahui kondisi ekonomi suatu daerah

    dalam satu periode tertentu adalah dengan

    menggunakan data Produk Domestik

    Regional Bruto (PDRB). PDRB

    didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah

    (value added) yang dihasilkan oleh seluruh

    unit usaha atau jumlah nilai barang dan jasa

    akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit

    kegiatan ekonomi dalam suatu

    daerah/wilayah. Secara kuantitatif PDRB

    merupakan nilai barang dan jasa, oleh

    karena itu PDRB dihitung atas harga berlaku

    (at current price) dan PDRB atas dasar

    harga konstan (at constant price). PDRB

    atas dasar harga berlaku digunakan untuk

    melihat perubahan struktur ekonomi,

    sedangkan PDRB atas dasar harga konstan

    digunakan untuk melihat pertumbuhan

    ekonomi riil.

    Penghitungan PDRB dapat dilakukan

    dengan beberapa pendekatan yaitu

    pendekatan produksi (production approach),

    pendekatan pendapatan (income approach),

    dan pendekatan pengeluaran (expenditure

    approach). Secara konsep, ketiga

    pendekatan tersebut akan menghasilkan

    angka yang sama antara jumlah pengeluaran

    dengan jumlah barang dan jasa akhir yang

    dihasilkan, dan harus sama pula dengan

    jumlah pendapatan (balas jasa) untuk faktor-

    faktor produksinya.

    PDRB yang dihitung melalui

    pendekatan produksi menjelaskan

    bagaimana PDRB dihasilkan oleh berbagai

    sektor ekonomi yang beroperasi di suatu

    wilayah. PDRB yang demikian disebut

    sebagai PDRB menurut sektor atau biasa

    disebut sebagai PDRB dari sisi penyediaan

    (supply side). PDRB yang disusun melalui

    pendekatan pengeluaran menjelaskan

    bagaimana PDRB suatu wilayah digunakan

    atau dimanfaatkan, baik untuk memenuhi

    kebutuhan permintaan di dalam wilayah

    (region) maupun untuk memenuhi

    kebutuhan di luar wilayah. PDRB demikian

    itu disebut sebagai PDRB menurut

    penggunaan (terminologi yang akan

    digunakan dalam publikasi ini) atau disebut

    PDRB menurut Pengeluaran (Gross

    Regional Domestic Product by Type of

    Expenditure), atau biasa juga disebut

    sebagai PDRB yang ditinjau dari sisi

    permintaan (demand side)

    Dalam penghitungan PDRB mulai

    tahun 2000 sampai dengan sekarang

  • PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2005- 2009 2

    mengalami pergeseran tahun dasar dari

    tahun 1993 menjadi 2000. Secara umum,

    pergeseran tersebut mempunyai beberapa

    alasan :

    1. Pertumbuhan ekonomi yang dihitung

    berdasarkan tahun dasar 1993 menjadi

    makin tidak realistis, karena perubahan

    struktur ekonomi yang relatif cepat

    mengakibatkan pertumbuhan ekonomi

    berdasarkan PDRB tahun dasar 1993

    menjadi kecil.

    2. Perkembangan ekonomi tahun 1993

    2000 dipengaruhi oleh adanya krisis

    ekonomi yang berdampak kepada

    perubahan perekonomian di suatu daerah.

    Atau dengan kata lain struktur ekonomi

    tahun 2000 telah berbeda dengan tahun

    1993 sehingga pemutakhiran tahun dasar

    penghitungan PDRB dari tahun 1993 ke

    tahun 2000 perlu dilakukan agar hasil

    estimasi PDRB sektoral maupun

    penggunaannya akan menjadi realistik,

    dalam pengertian mampu memberikan

    gambaran yang jelas terhadap gambaran

    pergeseran struktur produksi lintas

    sektor.

    3. Telah selesainya penyusunan Tabel

    Input-Output Indonesia 2000.yang secara

    baku dipakai sebagai basis bagi

    penyusunan series baru penghitungan

    PDB/PDRB baik sektoral maupun

    penggunaan. Besaran PDB yang

    diturunkan dari Tabel Input-Output telah

    mengalami uji konsistensi pada tingkat

    sektoralnya dengan mempertimbangkan

    kelayakan struktur permintaan dan

    penawarannya. Oleh karena itu Tabel I-O

    dapat dijadikan sebagai basis dasar

    (bench marking) bagi penyempurnaan

    estimasi PDB/PDRB.

    4. Menurut rekomendasi Perserikatan

    Bangsa-Bangsa (PBB) sebagaimana

    tertuang dalam buku panduan yang baru

    Sistem Neraca Nasional dinyatakan

    bahwa estimasi PDB/PDRB atas dasar

    harga konstan sebaiknya dimutakhirkan

    secara periodik dengan menggunakan

    tahun referensi yang berakhiran 0 dan 5.

    Hal ini dimaksudkan agar besaran

    angkaangka PDB/PDRB dapat saling

    diperbandingkan antar negara dan antar

    waktu guna keperluan analisis kinerja

    perekonomian dunia atau wilayah.

    5. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB)

    maupun Indeks Harga Konsumen (IHK)

    menggunakan tahun dasar baru, yaitu

    tahun 2000 dan 2002. Penyempurnaan

    metodologi berikut perluasan cakupan

    komoditinya akan menghasilkan suatu

    series IHPB dan IHK baru yang akan

  • PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2005- 2009 3

    digunakan sebagai deflator dalam

    penghitungan estimasi PDRB sektoral

    maupun penggunaan.

    6. Ketersediaan data dasar (raw data) baik

    harga maupun volume (quantum) tahun

    2000 secara rinci pada masing-masing

    sektor ekonomi relatif lebih lengkap dan

    berkelanjutan. Dengan dukungan data-

    data yang lebih lengkap dan terinci serta

    berkesinambungan, diharapkan estimasi

    PDRB dengan tahun dasar 2000 dapat

    disusun lebih akurat dan konsisten.

    Penyusunan publikasi PDRB

    Kabupaten Gunungkidul menurut

    penggunaan dilatarbelakangi oleh semakin

    meningkatnya kebutuhan terhadap data

    PDRB yang dirinci menurut

    penggunaannya, yaitu permintaan domestik

    yang berupa pengeluaran konsumsi

    rumahtangga baik untuk makanan maupun

    non makanan, konsumsi lembaga nirlaba,

    konsumsi pemerintah, dan pembentukan

    modal tetap bruto. Sedangkan permintaan

    dari luar wilayah adalah berupa ekspor.

    Namun karena sebagian permintaan

    terhadap barang dan jasa dalam suatu

    wilayah termasuk barang dan jasa yang

    berasal dari luar wilayah (impor), maka

    dalam PDRB menurut penggunaan ekspor

    barang dan jasa dikurangi dengan impor

    barang dan jasa untuk memperoleh ekspor

    neto. Dalam PDRB menurut penggunaan,

    selisih antara permintaan (demand) dan

    penyediaan (supply) yang mencerminkan

    perbedaan statistik (statistical descrepancy)

    dicakup dalam perubahan stok (change in

    stock).

    Informasi yang rinci tersebut

    diharapkan dapat membantu para pengguna

    data terutama para peneliti untuk dapat

    memahami kondisi perekonomian

    Kabupaten Gunungkidul dari sisi permintaan

    (demand side).

  • PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2005- 2009 4

    PDRB menurut Penggunaan meng-

    gambarkan penggunaan barang dan jasa yang

    diproduksi oleh berbagai sektor dalam

    masyarakat. Penggunaan PDRB tersebut

    secara Garis besar ada dua macam yaitu:

    Konsumsi Antara yang digunakan untuk

    memenuhi kebutuhan dalam proses produksi

    dan Konsumsi Akhir untuk memenuhi

    kebutuhan konsumsi masyarakat.

    Untuk melihat hubungan antara

    pendapatan dan permintaan terhadap barang

    dan jasa dapat ditulis sebagai berikut :

    PDRB SAMA DENGAN NILAI

    SELURUH PENGELUARAN AKHIR

    DIKURANGI NILAI TOTAL IMPOR.

    Pengeluaran akhir merupakan

    pembelian dari semua barang dan jasa

    (barang konsumsi, output pemerintah dan

    lembaga swasta Nirlaba, barang modal,

    perubahan persediaan, semua barang yang di

    ekspor) yang disuplai dalam suatu

    perekonomian. Nilainya akan melebihi dari

    output akhir yang diproduksi oleh sektor-

    sektor produksi domestik sebesar nilai impor

    barang dan jasa akhir. Nilai produksi

    domestik akan diperoleh dari selisih

    pengeluaran akhir dengan total impor, yang

    persamaan nya dapat ditulis :

    Y = Ch + Cn + Cg + Ii + Is + X M 1

    dimana :

    Ch : Konsumsi Rumah Tangga,

    Cn : Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba,

    Cg : Konsumsi Pemerintah & Pertahanan

    Ii : Pembentukan Modal Tetap Bruto,

    Is : Perubahan Stok,

    X : Ekspor,

    M : Impor,

    Y : PDRB

    Dari persamaan (1) dapat disederhanakan

    menjadi

    Y = C + I + X M .. .2

    dimana :

    C : Konsumsi RT, Lembaga Nirlaba

    Rumah tangga, Pemerintah dan

    Pertahanan

    I : Investasi.

    X : Ekspor,

    M : Impor,

    Y : PDRB

    2.1 Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga

    Pengeluaran konsumsi rumah-tangga

    mencakup seluruh pengeluaran barang dan

    jasa dikurangi penjualan neto barang bekas

    atau afkiran. Pengeluaran tersebut termasuk

    II. KONSEP DAN DEFINISI

  • PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2005- 2009 5

    pembelian aktiva berwujud yang tidak dapat

    diproduksi kembali (kecuali tanah) seperti

    karya seni, barang-barang koleksi dan barang

    antik. Termasuk juga pembelian barang tahan

    lama seperti meubeler, sepeda motor, mobil

    dan barang elektronik dan imputasi sewa

    rumah sendiri. Pengeluaran rumah tangga

    juga meliputi nilai barang dan jasa yang

    dihasilkan untuk konsumsi sendiri seperti

    hasil kebun, peternakan, kayu bakar dan

    biaya hidup lainnya.

    Disamping itu pengeluaran untuk

    pemeliharaan kesehatan, pendidikan, rekreasi,

    pengangkutan dan jasa-jasa lainnya termasuk

    dalam konsumsi rumah tangga, tetapi

    pembelian rumah tidak termasuk pengeluaran

    konsumsi dan sebaliknya pengeluaran atas

    rumah yang ditempati seperti sewa rumah,

    perbaikan ringan, rekening air, listrik, telepon

    dan lain-lain merupakan konsumsi rumah

    tangga.

    Sumber data utama perkiraan nilai

    konsumsi rumah tangga, adalah hasil Survey

    Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)

    Provinsi D.I.Yogyakarta khususnya untuk

    Kabupaten Gunungkidul, hasil pengolahan

    Badan Pusat Statistik untuk besarnya

    konsumsi. Sedang untuk harga setiap jenis

    bahan yang dikonsumsi diperoleh dari hasil

    pengolahan statistik harga konsumen yang

    dilakukan oleh BPS Kabupaten Gunungkidul.

    Disamping itu digunakan data lainnya seperti

    PDRB sektoral, Indeks Harga Konsumen dan

    Jumlah penduduk per-tengahan tahun.

    Dari hasil SUSENAS, diperoleh rata-

    rata konsumsi per kapita per minggu untuk

    bahan makanan dan rata-rata nilai konsumsi

    per kapita per bulan untuk non makanan.

    Pengeluaran untuk konsumsi makanan

    terdiri dari pegeluaran untuk bahan makanan,

    makanan dan minuman jadi, rokok dan

    tembakau. Sedangkan pengeluaran konsumsi

    bukan makanan terdiri dari pengeluaran untuk

    perumahan, bahan bakar, air dan penerangan;

    aneka barang dan jasa; pakaian, alas kaki dan

    tutup kepala; pajak dan asuransi serta

    keperluan untuk pesta dan upacara.

    Cara memperoleh nilai konsumsi bahan

    makanan per bulan dilakukan dengan cara

    konsumsi per kapita per minggu dikalikan

    tiga puluh dibagi tujuh. Nilai konsumsi bahan

    makanan dan bukan bahan makanan setahun

    diperoleh dengan cara nilai konsumsi per

    kapita per bulan dikali dua belas dikalikan

    pula dengan jumlah penduduk pertengahan

    tahun (hasil proyeksi).

    Perkiraan nilai konsumsi rumahtangga

    untuk tahun yang tidak tersedia data

    SUSENAS modul konsumsi dihitung

    berdasarkan data susenas dan elastisitas

    pendapatan.

  • PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2005- 2009 6

    a. Konsumsi Rumah Tangga Kelompok Makanan.

    Perkiraan konsumsi kelompok

    makanan digunakan model fungsi

    eksponensial. Model ini dipilih berdasarkan

    asumsi bahwa setiap penambahan pendapatan

    akan menyebabkan pertambahan konsumsi,

    tetapi pada suatu saat (titik jenuh) konsumsi

    tersebut mulai menurun, dengan bentuk kurva

    seperti parabola.

    Fungsi eksponensial tersebut adalah

    Untuk mempermudah perhitungan,

    persamaan diatas dapat dimodifikasikan

    dalam bentuk persamaan linier logaritma,

    yaitu

    ln Qi = ln a + b ln Yi

    Dimana :

    Qi : Rata-rata konsumsi perkapita

    sebulan (kuantum)

    Yi : Pendapatan Perkapita sebulan

    a : Konstanta

    b : Koefisien elastisitas

    Koefisien elastisitas diperoleh dari

    suatu analisis silang antar variabel

    pendapatan dengan dengan variabel konsumsi

    dari data hasil pengolahan susenas 1999 akan

    diperoleh a sebagai konstanta dan b sebagai

    koefisien arah. Koefisien arah ini yang

    dipergunakan sebagai koefisien ekastisitas,

    sehingga untuk tahun-tahun yang tidak ada

    susenas modul konsumsi, konsumsi perkapita

    setiap jenis barang dapat diperkirakan.

    Perhitungan nilai konsumsi makanan

    pada tahun-tahun yang tak ada survei, secara

    umum diformulasikan sebagai berikut :

    C(n+1) = Cn . (1 + b . dp) Dimana :

    C(n+1) : Rata-rata konsumsi (kuantum)

    perkapita sebulan pada tahun

    (n+1)

    Cn : Rata-rata konsumsi (kuantum)

    perkapita sebulan pada tahun

    dasar (n).

    Dp : Perubahan pendapatan perkapita

    harga konstan tahun ke-n dengan

    tahun ke (n+1)

    Untuk kelompok makanan nilai konsumsi

    atas dasar harga berlaku diperoleh dengan

    cara mengalikan nilai konsumsi dalam satuan

    kuantum dengan harga konsumen atau harga

    eceran pada tahun yang bersangkutan. Sedang

    nilai konsumsi atas dasar harga konstan

    Qi = a . Yi b

  • PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2005- 2009 7

    diperoleh dengan metode revaluasi, artinya

    konsumsi dalam satuan kuantum dikalikan

    dengan harga tahun dasar PDRB.

    a. Konsumsi Rumah Tangga Kelompok Bukan makanan

    Perkiraan Konsumsi rumah tangga untuk

    kelompok bukan makanan menggunakan

    model regresi linier, artinya setiap kenaikan

    pendapatan akan selalu diikuti oleh

    penambahan permintaan konsumsi kelompok

    bukan makanan misalnya permintaan akan

    pakaian dan sebagainya. Model yang

    digunakan sebagai berikut :

    Qi = a + b.Yi Dimana :

    Qi : Rata-rata konsumsi perkapita sebulan

    (kuantum)

    Yi : Pendapatan perkapita sebulan

    a : Konstanta

    b : Koefisien elastisitas.

    Nilai konsumsi rumahtangga untuk

    bukan makanan atas dasar harga konstan

    diperoleh dengan cara mendeflasi, yaitu

    membagi konsumsi harga berlaku dengan

    Indeks Harga Konsumen (IHK) yang sesuai.

    Pengeluaran konsumsi rumahtangga ini

    telah dilengkapi dengan perkiraan besarnya

    konsumsi makanan/minuman yang

    dikonsumsi di luar rumah.

    2.2 Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba

    Lembaga Nirlaba yang melayani

    rumah tangga adalah lembaga formal maupun

    informal yang dibentuk atau dibiayai oleh

    perorangan atau kelompok masyarakat dalam

    rangka menyediakan jasa pelayanan yang

    bersifat non komersial khususnya bagi

    anggota masyarakat umum tanpa adanya

    motivasi untuk meraih keuntungan.

    Bentuk Lembaga Nirlaba yang

    melayani rumah tangga adalah sebagai

    berikut : Organisasi Kemasyarakatan

    (ORMAS), Organisasi Sosial (Orsos),

    Organisasi Profesi, Perkumpulan Sosial /

    Kebudayaan / Olahraga dan Hobi, Lembaga

    swadaya masyarkat (LSM), Lembaga

    Keagamaan, dan Organisasi Bantuan

    kemanusiaan/Beasiswa.

    Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba

    tersebut meliputi pembelian barang dan jasa

    dan penerimaan transfer dalam bentuk natura,

    pembayaran upah dan gaji, penyusutan

    barang modal dan pajak tak langsung neto

    yang dibayarkan lembaga ini, dikurangi

    dengan penjualan barang dan jasa yang

    dihasilkan.

    Perkiraan besarnya nilai konsumsi

    Lembaga Nirlaba sampai saat ini diperolah

    dari hasil penghitungan survei khusus yaitu

  • PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2005- 2009 8

    diperoleh dari penjumlahan output sub sektor

    jasa sosial dan kemasyrakatan, dimana

    Lembaga Nirlaba banyak berperan seperti

    kegiatan panti asuhan, tempat ibadah dan

    sebagainya dikurangi surplus usahanya.

    Dari hasil penghitungan Nilai Produk

    Domestik Bruto menurut lapangan usaha,

    diperoleh perkiraan nilai konsumsi lembaga

    swasta yang tidak mencari untung, baik atas

    dasar harga yang berlaku maupun atas dasar

    harga konstan 1993.

    2.3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintahan

    Pengeluaran konsumsi pemerintah

    mencakup pengeluaran untuk belanja

    pegawai, penyusutan barang modal dan

    belanja barang (termasuk belanja perjalanan

    dinas, pemeliharaan, dan pengeluaran lain

    yang bersifat rutin) dikurangi penerimaan

    dari produksi barang dan jasa yang

    dihasilkan. Pengeluaran konsumsi pemerintah

    tersebut meliputi pemerintah pusat dan

    daerah.

    Data mengenai belanja pegawai, belanja

    barang dan belanja rutin lainnya serta

    perkiraan belanja pembangunan yang

    merupakan belanja rutin diperolah dari

    realisasi pengeluaran pemerintah pusat dan

    pemerintah daerah. Pengeluaran pemerintah

    pusat diperoleh dari Kantor Perbendaharaan

    Negara sedangkan untuk pengeluaran

    pemerintah daerah dalam hal ini daerah

    otonom tingkat I, tingkat II dan tingkat desa

    diperoleh dari daftar K.1; K.2 dan K.3.

    Kalau diteliti dari pengeluaran

    pemerintah, terdiri dari dua kelompok, yaitu

    pengeluaran rutin dan pengeluaran

    pembangunan. Pengeluaran rutin terdiri dari

    belanja pegawai, belanja barang, subsidi dan

    pengeluaran lainnya. Dari kelompok

    pengeluaran rutin yang dihitung sebagai

    pengeluaran konsumsi pemerintah adalah

    belanja pegawai, belanja barang dan

    pengeluaran rutin lainnya. Sedang yang

    lainnya tidak dimasukkan karena pengeluaran

    disini merupakan transfer.

    Dari kelompok pengeluaran

    pembangunan yang tujuan utamanya untuk

    peningkatan fisik di segala bidang merupakan

    investasi pemerintah. Tetapi pembiayaan

    yang bersifat rutin, seperti pengeluaran untuk

    riset dan pengeluaran pengembangan ilmu

    pengetahuan, dimasukkan sebagai konsumsi

    pemerintah.

    2.4 Pembentukan Modal Tetap Bruto

    Pembentukan modal tetap domestik

    bruto mencakup pengadaan, pembuatan dan

    pembelian barang-barang modal baru dari

  • PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2005- 2009 9

    dalam negeri ataupun barang bekas dari luar

    negeri. Pengertian dalam/luar negeri dalam

    hal ini termasuk luar wilayah.

    Barang modal adalah peralatan yang

    digunakan untuk berproduksi dan biasanya

    mempunyai umur pamakaian satu tahun atau

    lebih. Pembentukan modal tetap domestik

    bruto dapat dibedakan menjadi :

    a. Pembentukan modal dalam bentuk

    bangunan/konstruksi terdiri dari

    bangunan tempat tinggal dan bukan

    tempat tinggal, bangunan/konstruksi

    lainnya seperti : jalan, jembatan,

    irigasi, pembangkit tenaga listrik,

    instalasi, komunikasi dan sebagainya.

    b. Pembentukan modal dalam bentuk

    mesin-mesin dan alat-alat perleng-

    kapan baik yang berasal dari impor

    maupun produksi dalam negeri.

    c. Penanaman baru untuk tanaman

    keras/pembukaan lahan.

    d. Penambahan ternak yang khusus

    dipelihara untuk diambil susunya,

    bulunya, atau dipakai tenaganya dan

    lain-lain terkecuali ternak yang untuk

    dipotong.

    Pembentukan modal tetap bruto atas

    dasar harga yang berlaku, diperoleh dengan

    cara menghitung nilai barang-barang modal

    yang masuk ke region dan barang modal yang

    masuk antar region atau antar pulau,

    ditambah dengan persentase tertentu terhadap

    nilai produksi bruto sektor konstruksi/

    bangunan.

    Perkiraan pembentukan modal tetap

    bruto atas dasar harga konstan tahun 1993,

    diperoleh dengan cara mendeflasi nilai

    pembentukan modal tetap bruto (nilai barang

    impor) atas dasar harga yang berlaku dengan

    Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB)

    barang-barang impor, dan dengan IHPB

    barang-barang industri untuk barang modal

    antar pulau.

    2.5 Perubahan Stok

    Stok disini mencakup persediaan barang-

    barang pada akhir tahun baik berasal dari

    pembelian yang akan dipakai sebagai input

    pada suatu kegiatan ekonomi atau untuk

    dijual lagi, maupun barang yang dihasilkan

    oleh unit-unit produksi yang belum dijual,

    baik barang yang sudah jadi maupun yang

    sedang dalam proses.

    Pemegang stok salah satunya adalah

    pemerintah yang berupa stok barang

    keperluan strategis seperti bahan pangan yang

    kan dikeluarkan ke pasaran pada waktu krisis.

    Produsen dan pedagang juga merupakan

    pemegang stok. Stok pada produsen pada

    umumnya berupa bahan mentah, barang-

    barang atau alat-alat yang diproduksi tetapi

  • PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2005- 2009 10

    masih dalam proses atau barang-barang yang

    belum dipasarkan.

    Perubahan stok pada suatu tahun

    diperoleh dari seluruh nilai stok pada akhir

    tahun dikurangi dengan seluruh nilai stok

    pada awal tahun yang bersangkutan (pada

    awal tahun yang bersangkutan). Dalam

    menghitung perubahan stok dapat dilakukan

    dengan dua metode yakni :

    1. Metode Langsung

    Nilai stok diperoleh dari setiap

    kegiatan dan jenis barang yang

    dikumpulkan melalui sensus dan survei.

    Berdasarkan laporan neraca keuangan

    perusahaan dari hasil survei tahunan

    diperoleh nilai stok pada awal tahun dan

    akhir tahun, yang kemudian dinilai dengan

    rata-rata harga pasar pada periode tahun

    perhitungan tersebut.

    2 Metode Tidak Langsung

    (Metode Arus Barang)

    Yaitu dengan menghitung stok awal

    dan stok akhir dari tiap jenis barang. Data

    seperti ini mungkin tersedia hanya untuk

    beberapa jenis barang. Oleh karena itu

    maka komponen perubahan stok

    diestimasi berdasarkan residual dari

    PDRB yang dihitung secara sektoral

    dikurangi dengan komponen-komponen

    yang sudah dihitung dengan data yang

    tersedia.

    Perubahan stok penghitungannya

    ditaksir sebagai residual karena tidak

    tersedianya data yang diperlukan untuk

    membuat perkiraan prubahan stok. Dengan

    demikian stok merupakan sisa, yaitu PDRB

    dikurangi konsumsi rumah tangga, konsumsi

    lembaga swasta yang tidak mencari untung,

    konsumsi pemerintah, pembentukan modal

    tetap bruto dan ekspor neto (ekspor impor)

    baik atas dasar harga berlaku maupun atas

    dasar harga konstan.

    2.6 Ekspor dan Impor

    Ekspor dan impor merupakan kegiatan

    transaksi barang dan jasa antara penduduk

    suatu daerah dengan daerah lain atau dengan

    luar negeri. Kegiatan ekspor impor di tingkat

    kabupaten meliputi :

    a. Ekspor dan impor dengan luar negeri.

    b. Ekspor dan impor antar daerah

    (propinsi/kabupaten/kota)

    Dari nilai ekspor dan impor luar negeri

    dan antar daerah masing-masing tahun

    diperoleh nilai ekspor dan impor atas dasar

    harga berlaku.

    Nilai ekspor atas dasar harga konstan

    2000 diperoleh dengan mendeflasi nilai

    ekspor atas dasar harga berlaku, dengan

    deflator indeks harga perdagangan besar

    umum ekspor tanpa minyak. Sedang nilai

  • PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2005- 2009 11

    impor dideflasi dengan indeks harga

    perdagangan besar umum kelompok barang-

    barang impor.

    Nilai barang yang keluar antar daerah

    atas dasar harga konstan 2000 diperoleh

    dengan cara mendeflasi masing-masing

    komoditas dengan IHPB umum.

    Data mengenai ekspor dan impor luar

    negeri diperoleh dari Dinas Perindustrian,

    Perdagangan, Koperasi dan Pertambangan

    Kabupaten. Sedang untuk barang yang keluar

    dan masuk antar daerah diperoleh dengan

    cara menghitung selisih produksi domestik

    dengan konsumsi domestik. Konsumsi

    domestik terdiri dari konsumsi rumah tangga

    dan konsumsi rumah tangga industri.

  • PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2005 2009 12

    III. TINJAUAN PDRB KABUPATEN GUNUNGKIDUL DARI

    PENDEKATAN PENGGUNAAN, 2005 - 2009

    Menurut Nelis dan Parker (2002), di

    dalam ekonomi sebagai suatu kesatuan, pelaku

    ekonomi dapat diklasifikasikan menjadi lima

    kelompok yakni:

    1. Rumah Tangga (termasuk lembaga

    nirlaba)

    2. Pemerintah (goverment)

    3. Korporasi (firm)

    4. Jasa keuangan (financial services)

    5. Kelompok luar daerah/luar negeri

    (foreign)

    Masing-masing institusi tersebut

    berperan sebagai pelaku ekonomi, dimana

    antar daerah satu institusi dengan yang lainnya

    dapat dibedakan berdasarkan fungsi dan

    perilakunya dalam sistem perekonmian.

    Pada tingkat paling dasar, rumah tangga

    menyediakan sumber daya berupa faktor-

    faktor produksi yang dibutuhkan oleh

    korporasi untuk memproduksi barang dan jasa.

    Faktor produksi tersebut dapat berupa tenaga

    kerja, tanah dan modal. Sebagai balas jasanya

    rumah tangga menerima pembayaran dari

    korporasi berupa upah dan gaji, sewa dan

    bunga serta keuntungan (profit dan deviden).

    Berbeda dengan peran rumah

    tangga, korporasi mempekerjakan dan

    memberikan balas jasa atas faktor yang

    disediakan rumah tangga. Tugas

    korporasi adalah memproduksi barang

    dan jasa yang kemudian dikonsumsi oleh

    rumah tangga, pemerintah, korporasi lain

    dan pasar luar daerah/luar negeri.

    Korporasi juga memainkan peran vital

    dalam pembentukan investasi dalam

    pengadaan mesin dan peralatan, tanah

    dan bangunan serta kapasitas produk

    lainnya.

    Seperti halnya korporasi,

    Pemerintah memainkan berbagai peran

    dalam perekonomian seperti penyediaan

    layanan kesehatan, pendidikan,

    pertahanan dan keamanan, penegakan

    hukum dan kegiatan lainnya. Kemudian

    Pemerintah memberikan balas jasa

    berupa upah dan gaji kepada pegawainya

    yang juga merupakan bagian dari

    kelompok rumah tangga.

  • PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2005 2009 13

    Gambar 3.1 PDRB menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku & Konstan 2000 Tahun 2009 (Jutaan Rupiah)

    -500000

    0

    500000

    1000000

    1500000

    2000000

    2500000

    3000000

    Berlaku Konstan

    Konsumsi RT LNP Pemerrintah PMTB Lainnya

    Untuk memenuhi konsumsinya,

    Pemerintah memerlukan barang dan jasa

    konsumsi akhir dari perusahaan. Di bidang

    pembentukan modal Pemerintah juga

    mengeluarkan dana melalui pembangunan

    jalan baru, bangunan untuk sarana umum

    seperti rumah sakit, sekolah yang pada

    akhirnya pemerintah memungut pajak dari

    individu dan perusahaan untuk mendanai

    konsumsi pemerintah termasuk pembayaran

    transfer kepada penduduk yang memerlukan

    berupa subsidi baik langsung maupun tidak

    langsung.

    Kelompok jasa keuangan berperan

    menjalankan fungsi intermediasi

    keuangan seperti bank, perusahaan

    asuransi, dana pensiun dan lain-lain.

    Institusi ini tidak memproduksi output

    secara fisik sehingga mereka biasanya

    dikelompokkan terpisah dari korporasi.

    Peran kelompok ini adalah menyediakan

    layanan untuk menjembatani antara

    penabung dan peminjam. Penabung bisa

    berasal dari rumah tangga, korporasi,

    pihak asing dan badan-badan lainnya

    yang melayanai publik.

  • PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2005 2009 14

    Adapun kelompok luar daerah/negeri

    memberikan sumbangan langsung dalam hal

    transaksi ekspor dan impor baik untuk transaksi

    dengan daerah lain maupun dengan luar negeri.

    Selanjutnya, meningkatnya ketergantungan

    antar daerah/negara karena dampak globalisasi,

    perlunya arus investasi dari luar cenderung

    meningkat. Arus modal ini berperan menutup

    kekurangan tabungan domestik untuk

    pembiayaan investasi dan belanja konsumsi

    yang diperlukan penduduk.

    Besaran PDRB tahun 2009 meningkat

    menjadi 5,98 trilyun rupiah dibandingkan tahun

    sebelumnya yang mencapai 5,50 trilyun rupiah.

    Apabila PDRB tahun 2009 di lihat dari sisi

    penggunaannya, terlihat bahwa konsumsi yang

    meliputi konsumsi rumah tangga, konsumsi

    pemerintah dan konsumsi lembaga nirlaba

    tercatat sebesar 73,36 persen sehingga masih

    mendominasi, meskipun sedikit menurun dari

    tahun sebelumnya (73,93 persen). Sementara

    sisanya adalah untuk komponen lainnya seperti

    pembentukan modal, ekspor dan impor luar

    daerah.

    Pertumbuhan PDRB pada tahun 2009

    mencapai 4,20 persen sedikit lebih kecil dari

    tahun sebelumnya ynag tercatat sebesar 4,39

    persen. Menurut jenis penggunaan,

    pertumbuhan PDRB tertinggi adalah

    pengeluaran konsumsi lembaga nirlaba sebesar

    18,23 persen diikuti oleh pengeluaran konsumsi

    pemerintah dan konsumsi rumah tangga non

    makanan yang masing-masing tercatat sebesar

    7,83 persen dan 4,99 persen.

    3.1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

    Pola konsumsi masyarakat

    Gunungkidul akan menentukan pemanfaatan

    sumber daya daerahnya. Pemanfaatan

    tersebut akan menjadi optimal apabila

    kebutuhan masyarakatnya memperoleh

    prioritas. Dalam kondisi ekonomi yang

    masih serba terbatas, pola konsumsi

    seharusnya diarahkan agar tidak menjurus

    pada pola hidup konsumtif dan berlebihan.

    Pola konsumsi sebaiknya diarahkan untuk

    menunjang kegiatan produktif dengan

    memanfaatkan sumber daya yang tersedia

    dan mengembangkan potensi yang ada secara

    efisien, sehingga tercipta ekonomi yang

    sehat.

    Pengeluaran konsumsi rumah tangga

    merupakan komponen yang dominan dalam

    perekonomian Gunungkidul. Hal ini

    tercermin dari kontribusi pengeluaran

    konsumsi rumah tangga terhadap nilai

    PDRB. Dari tahun 2005 hingga 2009

    sebagian besar PDRB Gunungkidul

    digunakan untuk konsumsi rumah tangga

    meskipun peranannya cenderung sedikit

    mengalami penurunan, yaitu dari 48,50

    persen dari tahun 2008 menjadi 47,31 persen.

    Pada tahun 2009 nilai PDRB digunakan

    untuk membiayai konsumsi rumah tangga

    sebesar 2,83 trilyun rupiah.

  • PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2005 2009 15

    Pengeluaran konsumsi rumah tangga

    umumnya didominasi untuk pemenuhan

    kebutuhan konsumsi makanan yang selalu

    fluktuatif dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009

    pengeluaran untuk konsumsi makanan secara

    riil meningkat sebesar 0,84 persen dari tahun

    2008, demikian juga pengeluaran konsumsi non

    makanan naik sebesar 4,99 persen.

    Dilihat dari harga berlaku, perkembangan

    konsumsi rumah tangga pada tahun 2005 hingga

    tahun 2009 selalu bertambah; tahun 2005

    sebesar 68,45 persen; tahun 2006 sebesar

    98,25 persen; tahun 2007 sebesar 116,35

    persen; tahun 2008 sebesar 147,25 dan pada

    tahun 2009 sebsesar 162,34.

    Secara garis besar memang pengeluaran

    konsumsi rumah tangga masyarakat

    Gunungkidul terus meningkat, namun jika

    dilihat lebih teliti, tampak bahwa secara riil

    pada tahun 2005 hingga tahun 2006 mengalami

    peningkatan setiap tahun dengan persentase

    yang menurun, namun pada tahun 2007-2008,

    persentase kenaikan mengalami peningkatan

    dan tahun 2009 persentase kenaikan kembali

    mengalami penurunan. Pada tahun 2005 untuk

    pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar

    0,99 persen; dan tahun 2006 hanya meningkat

    sebesar 0,67 persen. Pada tahun 2007

    mengalami kenaikan sebesar 1,87 persen.

    Sementara pada tahun 2008 persentase

    peningkatan konsumsi rumah tangga secara riil

    mengalami peningkatan cukup dratis yaitu

    sebesar 4,62 persen dan pada tahun 2009

    konsumsi riil rumah tangga mengalami

    peningkatan sebesar 2,71 persen.

    3.2 Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba.

    Pengeluaran konsumsi Lembaga

    Nirlaba merupakan pengguna PDRB terkecil

    baik dalam kelompok konsumsi maupun

    pada komponen penggunaan PDRB secara

    keseluruhan. Konsumsi Lembaga Nirlaba

    adalah nilai penggunaan barang dan jasa oleh

    lembaga swasta formal ataupun non formal

    dalam rangka menyediakan jasa sosial

    kemasyarakatan bagi anggotanya.

    Komponen ini seperti halnya dengan

    konsumsi rumah tangga peranannya

    meningkat dalam perekonomian

    Gunungkidul, tetapi dari tahun ke tahun

    kontribusi pengeluaran berkisar lebih kurang

    1,00 persen terhadap perekonomian secara

    makro. Pada tahun 2009 pengeluaran

    konsumsi Lembaga Nirlaba ini memberikan

    andil 1,10 persen terhadap total PDRB

    Kabupaten Gunungkidul.

    3.3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Anggaran Pembangunan harus

    diarahkan untuk menunjang kegiatan

    masyarakat dengan menyediakan

    prasarana dan sarana yang dibutuhkan

    masyarakat terutama yang memiliki

    potensi untuk segera berkembang lebih

    diprioritaskan.

  • PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2005 2009 16

    Pada tahun 2009, pengeluaran konsumsi

    pemerintah mempunyai peranan sekitar 24,95

    persen dari besaran PDRB yang tercipta di

    Kabupaten Gunungkidul. Besar kecilnya

    pengeluaran konsumsi pemerintah dipengaruhi

    oleh belanja pegawai, belanja barang dan

    belanja pemerintah lainnya. Dari ketiga

    komponen tersebut yang paling dominan dalam

    menentukan besarnya pengeluaran konsumsi

    pemerintah adalah belanja pegawai.

    Di Kabupaten Gunungkidul persentase

    belanja pegawai terhadap konsumsi

    pemerintah pada tahun 2009 mencapai

    sekitar 58,15 persen. Sedangkan belanja

    barang merupakan komponen kedua yang

    menentukan besarnya pengeluaran konsumsi

    pemerintah. Persentase belanja barang dan

    jasa terhadap pengeluaran konsumsi ini

    selama periode yang sama sekitar 12,07

    persen.

    0200.000400.000600.000800.000

    1.000.0001.200.0001.400.0001.600.000

    2005 2006 2007 2008* 2009**

    Gambar 3.2 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Tahun 2005-2009 (Jutaan Rupiah)

    Seperti halnya konsumsi rumah tangga

    dan lembaga nirlaba, konsumsi pemerintah

    atas dasar harga berlaku pada tahun 2009 juga

    mengalami kenaikan yaitu menjadi 1.493,040

    milyar rupiah atau meningkat 10,87 persen

    terhadap tahun sebelumnya. Sedangkan bila

    berdasarkan harga konstan meningkat 7,83

    persen menjadi 573,889 milyar dibanding

    tahun sebelumnya.

    Pengeluaran untuk konsumsi

    pemerintah dari tahun 2005 sampai dengan

    tahun 2009 selalu mengalami kenaikan

    setiap tahunnya.

  • PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2005 2009 17

    3.4 Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)

    Salah satu faktor yang sangat penting

    dalam rangka untuk mengembangkan

    perekonomian suatu daerah/wilayah adalah

    investasi. Investasi merupakan salah satu

    komponen PDRB. Menurut teori Harold

    Domar adalah semakin tinggi investasi yang

    ditanamkan, maka semakin besar

    output/PDRB yang dapat dihasilkan dan akan

    mengakibatkan tingginya pertumbuhan

    ekonomi suatu daerah/wilayah.

    Pembentukan Modal Tetap Bruto

    (PMTB) dan Perubahan Stok dapat juga

    dikatakan investasi, meskipun ada sebagian

    komponen perubahan stok yang bukan

    investasi. Investasi yang dimaksud disini

    adalah investasi dalam bentuk barang modal

    berupa bangunan/konstruksi, mesin-mesin

    dan perlengkapannya. Barang modal

    tersebut merupakan peralatan yang

    digunakan untuk berproduksi berupa barang

    maupun jasa.

    Gambar 3.3 Kontribusi PMTB Terhadap PDRB Tahun 2005-2009 (Persen)

    0,00

    5,00

    10,00

    15,00

    20,00

    25,00

    30,00

    2005 2006 2007 2008* 2009**

    Berlaku Konstan

  • PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2005 2009 18

    Rata-rata kontribusi PMTB terhadap

    PDRB atas dasar harga berlaku selama tahun

    2005-2009 adalah sebesar 25,79 persen per

    tahun. Pada tahun 2005 distribusinya 21,43

    persen kemudian pada tahun 2006 menjadi

    25,07 persen; pada tahun 2007 naik menjadi

    26,64 persen dan tahun 2008 naik menjadi

    27,90 persen; serta pada tahun 2009 kembali

    mengalami kenaikan menjadi 27,91 persen.

    PMTB memang cenderung meningkat

    setiap tahun. Pada tahun 2006 tejadi

    peningkatan dari 826,299 milyar menjadi

    1.106,148 milyar (33,87 persen). Sedangkan

    pada tahun 2007 meningkat lagi sebesar 17,35

    persen menjadi 1.298,028 milyar dibandingkan

    pada tahun 2006. Pada tahun 2008 kembali

    mengalami kenaikan sebesar 18,25 persen

    menjadi 1.534,880 milyar dibanding tahun

    2007; namun tahun 2009 ini hanya meningkat

    8,84 persen.

    Pada tahun 2009 ICOR tahunan

    mengalami kenaikan dari 4,87 pada tahun

    2008 menjadi 5,06. Selama periode tahun

    2005-2009 ICOR tahunan nilainya antara

    4,71 5,63. Selama 2005-2009 besaran

    ICOR mengalami fluktuasi, yakni 4,71 pada

    tahun 2005, naik menjadi 5,63 pada tahun

    2006; kemudian pada tahun 2007 turun

    kembali menjadi 5,43; tahun 2008 turun

    lagi menjadi 4,87 dan terakhir naik lagi di

    tahun 2009 menjadi 5,06. Hal ini

    menunjukkan bahwa pada tahun 2009 ini

    untuk meningkatkan satu unit PDRB

    dibutuhkan investasi yang sedikit lebih

    besar dari tahun 2008. Sedangkan ICOR

    periode 2005-2009 mencapai 5,14 sehingga

    dapat disimpulkan bahwa selama periode

    tersebut rata-rata dibutuhkan 5,14 unit

    investasi untuk meningkatkan 1 unit PDRB.

    Salah satu keterkaitan (korelasi) antara

    PDRB dengan investasi yang dalam kaitan ini

    disebut PMTB dikenal dengan Incremental

    Capital Output Ratio (ICOR). ICOR

    menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi relatif

    akibat adanya investasi. Semakin tinggi ICOR

    memberikan indikasi terjadinya inefisiensi

    dalam penggunaan investasi. Ukuran ini

    merupakan rasio (perbandingan) antara nilai

    PMTB dengan tambahan PDRB pada satu

    tahun atau periode waktu tertentu di suatu

    wilayah yang dihitung dengan harga konstan

    2000.

    3.5 Komponen Lainnya

    Khusus untuk komponen perubahan stok,

    ekspor dan impor baik luar negri maupun antar

    wilayah kontribusi dan pertumbuhannya tidak

    diperhitungkan karena masih belum

    tersedianya data yang cukup memadai untuk

    diestimasi. Komponen-komponen tersebut

    diatas estimasinya merupakan sisa/residual dari

    total PDRB (baik atas dasar harga berlaku

    maupun konstan 2000), sehingga belum bisa

    dijadikan bahan analisis.

  • 2005 2006 2007 2008* 2009**(1) (2) (3) (4) (5) (6)

    I. Konsumsi 2,596,537 3,106,023 3,521,891 4,067,909 4,390,309

    I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 1,818,063 2,139,654 2,335,030 2,668,545 2,831,423

    a. Makanan 992,078 1,155,410 1,266,439 1,421,876 1,495,768

    b. Bukan Makanan 825,985 984,244 1,068,591 1,246,669 1,335,655

    I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 755,636 935,839 1,147,809 1,346,710 1,493,040

    Jenis Penggunaan Tahun

    Tabel 1.Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul

    menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2005 - 2009(Jutaan Rupiah)

    I.3.Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 22,838 30,530 39,052 52,654 65,846

    II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 826,299 1,106,148 1,298,028 1,534,880 1,670,524

    III. Lainnya 432,256 200,673 52,204 -100,581 -73,052

    Produk Domestik Regional Bruto 3,855,092 4,412,844 4,872,123 5,502,208 5,987,782

    *) angka sementara**) angka sangat sementara

    PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan 2005 -2009 19PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2005 -2009 19

  • 2005 2006 2007 2008* 2009**(1) (2) (3) (4) (5) (6)

    I. Konsumsi 1,635,723 1,674,588 1,743,466 1,831,586 1,912,255

    I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 1,188,720 1,196,725 1,219,156 1,275,462 1,310,071

    a. Makanan 680,983 682,226 688,001 700,683 706,595

    b. Bukan Makanan 507,737 514,499 531,155 574,779 603,476

    I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 432,237 460,647 504,494 532,192 573,889

    Tabel 2.Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul

    Jenis Penggunaan Tahun

    menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005 - 2009(Jutaan Rupiah)

    I.3.Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 14,766 17,216 19,816 23,932 28,296

    II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 533,460 586,252 600,988 628,653 653,435

    III. Lainnya 557,206 569,743 596,834 610,059 633,625

    Produk Domestik Regional Bruto 2,726,389 2,830,583 2,941,288 3,070,298 3,199,315

    *) angka sementara**) angka sangat sementara

    PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan 2005 -2009 20PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2005 -2009 20

  • 2005 2006 2007 2008* 2009**(1) (2) (3) (4) (5) (6)

    I. Konsumsi 67.35 70.39 72.29 73.93 73.32

    I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 47.16 48.49 47.93 48.50 47.29

    a. Makanan 25.73 26.18 25.99 25.84 24.98

    b. Bukan Makanan 21.43 22.30 21.93 22.66 22.31

    I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 19.60 21.21 23.56 24.48 24.93

    Tabel 3.Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul

    menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2005 - 2009 (Persen)

    Jenis Penggunaan Tahun

    I.3.Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 0.59 0.69 0.80 0.96 1.10

    II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 21.43 25.07 26.64 27.90 27.90

    III. Lainnya 11.21 4.55 1.07 -1.83 -1.22

    Produk Domestik Regional Bruto 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

    *) angka sementara**) angka sangat sementara

    PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan 2005 -2009 21PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2005 -2009 21

  • 2005 2006 2007 2008* 2009**(1) (2) (3) (4) (5) (6)

    I. Konsumsi 60.00 59.16 59.28 59.65 59.77

    I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 43.60 42.28 41.45 41.54 40.95

    a. Makanan 24.98 24.10 23.39 22.82 22.09

    b. Bukan Makanan 18.62 18.18 18.06 18.72 18.86

    I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 15.85 16.27 17.15 17.33 17.94

    Tabel 4.Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005 - 2009 (Persen)

    Jenis Penggunaan Tahun

    I.3.Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 0.54 0.61 0.67 0.78 0.88

    II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 19.57 20.71 20.43 20.48 20.42

    III. Lainnya 20.44 20.13 20.29 19.87 19.81

    Produk Domestik Regional Bruto 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

    *) angka sementara**) angka sangat sementara

    PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan 2005 -2009 22PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2005 -2009 22

  • 2005 2006 2007 2008* 2009**(1) (2) (3) (4) (5) (6)

    I. Konsumsi 184.47 220.67 250.22 289.01 311.91

    I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 168.45 198.25 216.35 247.25 262.34

    a. Makanan 158.50 184.59 202.33 227.16 238.97

    b. Bukan Makanan 182.19 217.10 235.71 274.99 294.62

    I 2 P l K i P i t h 233 05 288 63 354 00 415 35 460 48

    Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten GunungkidulTabel 5.

    menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2005-2009(Persen)

    Jenis Penggunaan Tahun

    I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 233.05 288.63 354.00 415.35 460.48

    I.3.Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 567.45 758.56 970.31 1308.27 1636.04

    II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 224.66 300.74 352.91 417.31 454.19

    III. Lainnya 84.02 39.01 10.15 -19.55 -14.20

    Produk Domestik Regional Bruto 168.36 192.72 212.78 240.29 261.50

    *) angka sementara**) angka sangat sementara

    PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan 2005 -2009 23PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2005 -2009 23

  • 2005 2006 2007 2008* 2009**(1) (2) (3) (4) (5) (6)

    I. Konsumsi 116.20 118.96 123.86 130.12 135.85

    I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 110.14 110.88 112.96 118.18 121.38

    a. Makanan 108.80 108.99 109.92 111.94 112.89

    b. Bukan Makanan 112.00 113.49 117.16 126.78 133.11

    I 2 P l K i P i t h 133 30 142 06 155 58 164 12 176 98

    Tabel 6.Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul

    menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005 - 2009(Persen)

    Jenis Penggunaan Tahun

    I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 133.30 142.06 155.58 164.12 176.98

    I.3.Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 359.36 418.98 482.26 582.43 688.63

    II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 130.50 143.41 147.02 153.79 159.85

    III. Lainnya 117.71 120.36 126.09 128.88 133.86

    Produk Domestik Regional Bruto 119.07 123.62 128.45 134.09 139.72

    *) angka sementara**) angka sangat sementara

    PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan 2005 -2009 24PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2005 -2009 24

  • 2005 2006 2007 2008* 2009**(1) (2) (3) (4) (5) (6)

    I. Konsumsi 113.75 119.62 113.39 115.50 107.93

    I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 111.40 117.69 109.13 114.28 106.10

    a. Makanan 111.27 116.46 109.61 112.27 105.20

    b. Bukan Makanan 111.56 119.16 108.57 116.66 107.14

    I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 118.88 123.85 122.65 117.33 110.87

    Tabel 7.Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul

    menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2005 - 2009 (Persen)

    Jenis Penggunaan Tahun

    I.3.Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 152.46 133.68 127.91 134.83 125.05

    II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 120.81 133.87 117.35 118.25 108.84

    III. Lainnya 102.13 46.42 26.01 -192.67 72.63

    Produk Domestik Regional Bruto 113.73 114.47 110.41 112.93 108.83

    *) angka sementara**) angka sangat sementara

    PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan 2005 -2009 25PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2005 -2009 25

  • 2005 2006 2007 2008* 2009**(1) (2) (3) (4) (5) (6)

    I. Konsumsi 102.30 102.38 104.11 105.05 104.40

    I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 100.99 100.67 101.87 104.62 102.71

    a. Makanan 100.73 100.18 100.85 101.84 100.84

    b. Bukan Makanan 101.35 101.33 103.24 108.21 104.99

    I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 105.09 106.57 109.52 105.49 107.83

    Tabel 8.Indek Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005 - 2009

    (Persen)

    Jenis Penggunaan Tahun

    I.3.Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 138.28 116.59 115.10 120.77 118.23

    II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 106.13 109.90 102.51 104.60 103.94

    III. Lainnya 108.92 102.25 104.75 102.22 103.86

    Produk Domestik Regional Bruto 104.33 103.82 103.91 104.39 104.20

    *) angka sementara**) angka sangat sementara

    PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan 2005 -2009 26PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2005 -2009 26

  • 2005 2006 2007 2008* 2009**(1) (2) (3) (4) (5) (6)

    I. Konsumsi 158.74 185.48 202.01 222.10 229.59

    I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 152.94 178.79 191.53 209.22 216.13

    a. Makanan 145.68 169.36 184.08 202.93 211.69

    b. Bukan Makanan 162.68 191.30 201.18 216.90 221.33

    I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 174.82 203.16 227.52 253.05 260.16

    Tabel 9.Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul

    menurut Penggunaan Tahun 2005 - 2009 (Persen)

    Jenis Penggunaan Tahun

    I.3.Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 154.67 177.34 197.07 220.02 232.70

    II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 154.89 188.68 215.98 244.15 255.65

    III. Lainnya 77.58 35.22 8.75 -16.49 -11.53

    Produk Domestik Regional Bruto 141.40 155.90 165.65 179.21 187.16

    *) angka sementara**) angka sangat sementara

    PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan 2005 -2009 27PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2005 -2009 27

  • 2005 2006 2007 2008* 2009**(1) (2) (3) (4) (5) (6)

    I. Konsumsi 111.20 116.85 108.91 109.95 103.37

    I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 110.31 116.90 107.12 109.24 103.30

    a. Makanan 110.46 116.25 108.69 110.24 104.32

    b. Bukan Makanan 110.08 117.59 105.17 107.81 102.04

    I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 113.12 116.21 111.99 111.22 102.81

    Jenis Penggunaan Tahun

    Tabel 10.Indeks Implisit Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul

    menurut Penggunaan Tahun 2005 - 2009(Persen)

    I.3.Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 110.25 114.66 111.13 111.64 105.77

    II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 113.83 121.81 114.47 113.04 104.71

    III. Lainnya 93.77 45.40 24.83 (188.49) 69.93

    Produk Domestik Regional Bruto 109.01 110.25 106.25 108.19 104.44

    *) angka sementara**) angka sangat sementara

    PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan 2005 -2009 28PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2005 -2009 28

  • 2005 2006 2007 2008* 2009**(1) (2) (3) (4) (5) (6)

    I. Konsumsi 13.75 19.62 13.39 15.50 7.93

    I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 11.40 17.69 9.13 14.28 6.10

    a. Makanan 11.27 16.46 9.61 12.27 5.20

    b. Bukan Makanan 11.56 19.16 8.57 16.66 7.14

    I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 18.88 23.85 22.65 17.33 10.87

    Tabel 11.Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul

    menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2005 - 2009( Persen )

    Jenis Penggunaan Tahun

    I.3.Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 52.46 33.68 27.91 34.83 25.05

    II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 20.81 33.87 17.35 18.25 8.84

    III. Lainnya 2.13 -53.58 -73.99 -292.67 -27.37

    Produk Domestik Regional Bruto 13.73 14.47 10.41 12.93 8.83

    *) angka sementara**) angka sangat sementara

    PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan 2005 -2009 29PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2005 -2009 29

  • 2005 2006 2007 2008* 2009**(1) (2) (3) (4) (5) (6)

    I. Konsumsi 2.30 2.38 4.11 5.05 4.40

    I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 0.99 0.67 1.87 4.62 2.71

    a. Makanan 0.73 0.18 0.85 1.84 0.84

    b. Bukan Makanan 1.35 1.33 3.24 8.21 4.99

    I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 5.09 6.57 9.52 5.49 7.83

    Tabel 12.Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul

    menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005 - 2009( Persen )

    Jenis Penggunaan Tahun

    I.3.Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 38.28 16.59 15.10 20.77 18.23

    II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 6.13 9.90 2.51 4.60 3.94

    III. Lainnya 8.92 2.25 4.75 2.22 3.86

    Produk Domestik Regional Bruto 4.33 3.82 3.91 4.39 4.20

    *) angka sementara**) angka sangat sementara

    PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan 2005 -2009 30PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2005 -2009 30

  • 2005 2006 2007 2008* 2009**(1) (2) (3) (4) (5) (6)

    I. Konsumsi 3.810 4.545 5.140 5.923 6.380

    I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 2.668 3.131 3.408 3.886 4.115

    a. Makanan 1.456 1.691 1.848 2.070 2.174

    b. Bukan Makanan 1.212 1.440 1.560 1.815 1.941

    I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 1.109 1.369 1.675 1.961 2.170

    Produk Domestik Regional Bruto Perkapita Kabupaten Gunungkidulmenurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2005 - 2009

    (Jutaan Rupiah)

    Jenis Penggunaan Tahun

    Tabel 13.

    I.3.Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 0.034 0.045 0.057 0.077 0.096

    II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 1.212 1.618 1.894 2.235 2.428

    III. Lainnya 0.634 0.294 0.076 -0.146 -0.106

    Produk Domestik Regional Bruto 5.656 6.457 7.110 8.012 8.701

    *) angka sementara**) angka sangat sementara

    PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan 2005 -2009 31PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2005 -2009 31

  • 2005 2006 2007 2008* 2009**(1) (2) (3) (4) (5) (6)

    I. Konsumsi 2.400 2.450 2.544 2.667 2.779

    I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 1.744 1.751 1.779 1.857 1.904

    a. Makanan 0.999 0.998 1.004 1.020 1.027

    b. Bukan Makanan 0.745 0.753 0.775 0.837 0.877

    I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 0.634 0.674 0.736 0.775 0.834

    Jenis Penggunaan Tahun

    (Jutaan Rupiah)

    Tabel 14.Produk Domestik Regional Bruto Perkapita Kabupaten Gunungkidul

    menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005 - 2009

    I.3.Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 0.022 0.025 0.029 0.035 0.041

    II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 0.783 0.858 0.877 0.915 0.950

    III. Lainnya 0.818 0.834 0.871 0.888 0.921

    Produk Domestik Regional Bruto 4.000 4.142 4.293 4.471 4.649

    *) angka sementara**) angka sangat sementara

    PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan 2005 -2009 32PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2005 -2009 32

  • Badan Pusat Statistik Kabupaten GunungkidulBPS-Statistics of Gunungkidul RegencyJl. Pemuda No 19A, Baleharjo, Wonosari, Gunungkidul 55811 (0274) 394180, 394181 Fax. (0274) 394181( ) ( )E-mail : [email protected]

    SAMPUL Depan.pdf1.pdf2.pdf3.pdf4. Bab.pdf6.pdf6.TABEL GUNA 2005-2009.pdfSAMPUL Belakang.pdf