praktikum motor bakar 2015
DESCRIPTION
teknik mesinTRANSCRIPT
![Page 1: Praktikum Motor Bakar 2015](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022061314/55cf8c585503462b138ba7dd/html5/thumbnails/1.jpg)
PRAKTIKUM MOTOR BAKAR 2015
LABORATORIUM MOTOR BAKAR
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktikum merupakan salah satu komponen yang penting dalam proses belajar
mengajar di perguruan tinggi. Tujuan kegiatan praktikum terutama untuk memberikan
pemahaman yang lebih mendalam kepada para mahasiswa terhadap teori yang telah
diberikan dalam proses perkuliahan dikelas. Bentuknya biasanya berupa kegiatan di
laboratorium dimana para mahasiswa melakukan percobaan untuk mempraktekkan
suatu teori atau karakteristik tertentu dari materi kuliah yang telah diberikan.
Tujuan kegiatan praktikum berbeda dengan tujuan kegiatan penelitian.
Walaupun keduanya sama-sama dilaksanakan di laboratorium. Praktikum bertujuan
untuk menerapkan teori yang sudah ada dengan tujuan membantu proses belajar
mengajar. Sedangkan penelitian bertujuan untuk mendapatkan teori baru dalam rangka
pengembangan ilmu pengetahuan. Dalam program pendidikan perguruan tinggi jenjang
akademik dalam rangka mendidik calon sarjana yang menguasai ilmu pengetahuan yang
sudah ada serta mampu mengembangkan ilmu pengetahuan.
Dalam bidang ilmu teknik mesin, kegiatan praktikum dapat dilaksanakan di
laboratorium, karena objek ilmu teknik mesin adalah proses atau fenomena alam dan
usaha rekayasanya dalam bentuk mekanisme. Kegiatan ini untuk membentuk manusia
dalam melakukan berbagai kegiatan fisik dalam hidupnya. Kegiatan praktikum dapat
dilaksanakan dengan menggunakan instalasi percobaan seperti model fisik dari
objeknya atau dengan cara simulasi matematik dengan menggunakan software
komputer.
Praktikum mempunyai peranan penting, terutama untuk membantu memahami
teori, proses atau karakteristik dari berbagai fenomena dan hasil rekayasa dalam bentuk
rekayasa yang komplek sehingga sulit dipahami apabila hanya diterangkan melalui
proses perkuliahan di kelas.
Motor bakar atau internal combustion engine merupakan hasil rekayasa
mekanisme dari proses konversi energi yang sangat luas penggunaanya sampai saat ini,
terutama mesin-mesin alat transportasi, mesin-mesin pertanian dan lain lain. Motor
bakar yang digunakan sampai sekarang adalah jenis motor bakar torak (reciprocating
![Page 2: Praktikum Motor Bakar 2015](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022061314/55cf8c585503462b138ba7dd/html5/thumbnails/2.jpg)
PRAKTIKUM MOTOR BAKAR 2015
LABORATORIUM MOTOR BAKAR
2
engine) dan mempunyai dua jenis, yaitu motor bensin (spark ignition engine) dan
motor diesel (compression ignition engine).
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum motor bakar adalah :
1. Mendapatkan berbagai karakteristik kinerja (performance characteristic )
dari motor bakar melalui kegiatan pengujian di laboratorium motor bakar yang
dilakukan oleh mahasiswa yaitu :
a. Karakteristik kinerja antara daya indikatif (Ni), daya efektif, dan daya mekanik
terhadap putaran.
b. Karakteristik kinerja antara torsi terhadap putaran
c. Karakteristik kinerja antara Mean Effective Pressure (MEP) terhadap putaran.
d. Karakteristik kinerja antara Spesific Fuel Consumption (SFC) terhadap putaran.
e. Karakteristik kinerja antara efisiensi (ηi,ηe,ηv) terhadap putaran.
f. Karakteristik kinerja antara kandungan CO, CO2, O2, H2O dan N2 dalam gas
buang terhadap putaran.
g. Keseimbangan panas terhadap putaran.
2. Evaluasi data karakteristik kinerja tersebut dengan membandingkannya
dengan karakteristik kinerja yang bersesuaian yang ada dalam buku referensi.
3. Menggambarkan diagram Sankey, yaitu diagram yang menggambarkan
keseimbangan panas yang terjadi pada proses pembakaran pada motor bakar.
4. Mengetahui pembakaran sempurna atau tidak yang ditunjukkan dengan
emisi gas buang berupa karbon monoksida
![Page 3: Praktikum Motor Bakar 2015](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022061314/55cf8c585503462b138ba7dd/html5/thumbnails/3.jpg)
PRAKTIKUM MOTOR BAKAR 2015
LABORATORIUM MOTOR BAKAR
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Motor Bakar
Motor bakar adalah mesin kalor atau mesin konversi energi yang mengubah
energi kimia menjadi energi mekanik berupa kerja (rotasi) . Pada dasarnya mesin kalor
(Heat Engine) dikategorikan menjadi dua (2), yaitu:
a. External Combustion Engine
Yaitu mesin yang menghasilkan daya dengan menggunakan peralatan lain untuk
menghasilkan media yang dapat digunakan untuk menimbulkan daya seperti turbin
uap, dimana uap yang digunakan untuk menghasilkan daya berasal dari proses lain yang
terjadi di boiler, di boiler tersebut air dipanaskan sehingga menghasilkan uap
(superheated steam) dan kemudian uap ini dikirim ke turbin uap untuk menghasilkan
daya.
b. Internal Combustion Engine
Merupakan mesin yang mendapatkan daya dari proses pembakarannya yang
terjadi dalam mesin itu sendiri, hasil pembakaran bahan bakar dan udara digunakan
langsung untuk menimbulkan daya. Contohnya mesin yang menggunakan piston seperti
gasoline engine, diesel engine, dan mesin dengan turbin penggerak (turbin gas).
2.1.1. Pengertian Motor Bakar
Motor bakar yang sampai sekarang digunakan adalah jenis motor bakar torak.
Motor bakar torak menggunakan beberapa silinder yang didalamnya terdapat torak yang
bergerak translasi bolak balik. Di dalam silinder itulah terjadi pembakaran antara bahan
bakar dengan oksigen dari udara. Gas pembakaran yang dihasilkan oleh proses tersebut
mampu menggerakkan torak yang dihubungkan dengan poros engkol oleh batang
penghubung (batang penggerak). Gerak translasi torak tadi mengakibatkan gerak rotasi
pada poros engkol dan sebaliknya. Berdasarkan langkah kerjanya, motor bakar torak
dibedakan menjadi 2, yaitu motor bakar 4 langkah dan motor bakar 2 langkah.
A. Motor Bakar 4 Langkah
Pada motor bakar 4 langkah, setiap 1 siklus kerja memerlukan 4 kali langkah
torak atau 2 kali putaran poros engkol, yaitu:
![Page 4: Praktikum Motor Bakar 2015](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022061314/55cf8c585503462b138ba7dd/html5/thumbnails/4.jpg)
PRAKTIKUM MOTOR BAKAR 2015
LABORATORIUM MOTOR BAKAR
4
a. Langkah Isap (Suction Stroke)
Torak bergerak dari posisi TMA (titik mati atas) ke TMB (titik mati
bawah), dengan katup KI (katup isap) terbuka dan katup KB (katup buang)
tertutup. Karena gerakan torak tersebut maka campuran udara dengan bahan
bakar pada motor bensin atau udara saja pada motor diesel akan terhisap masuk
ke dalam ruang bakar.
b. Langkah Kompresi (Compression Stroke)
Torak bergerak dari posisi TMB ke TMA dengan KI dan KB
tertutup.Sehingga terjadi proses kompresi yang mengakibatkan tekanan dan
temperatur di silinder naik.
c. Langkah Ekspansi (Expansion Stroke)
Sebelum posisi torak mencapai TMA pada langkah kompresi, pada
motor bensin busi dinyalakan, atau pada motor diesel bahan bakar
disemprotkan ke dalam ruang bakar sehingga terjadi proses pembakaran.
Akibatnya tekanan dan temperatur di ruang bakar naik lebih tinggi. Sehingga
torak mampu melakukan langkah kerja atau langkah ekspansi. Langkah kerja
dimulai dari posisi torak pada TMA dan berakhir pada posisi TMB saat KB
mulai terbuka pada langkah buang. Langkah ekspansi pada proses ini sering
disebut dengan power stroke atau langkah kerja.
d. Langkah Buang
Torak bergerak dari posisi TMB ke TMA dengan KI dan KB terbuka.
Sehingga gas hasil pembakaran terbuang ke atmosfer. Skema masing masing
langkah gerakan torak di dalam silinder motor bakar 4 langkah tersebut
ditunjukkan dalam gambar 2.1.
Gambar 2.1 : Skema Langkah Kerja Motor Bakar 4 LangkahSumber : Britannica (2013)
![Page 5: Praktikum Motor Bakar 2015](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022061314/55cf8c585503462b138ba7dd/html5/thumbnails/5.jpg)
PRAKTIKUM MOTOR BAKAR 2015
LABORATORIUM MOTOR BAKAR
5
B. Motor Bakar 2 Langkah
Pada motor bakar 2 langkah, setiap 1 siklus kerja memerlukan 2 kali langkah
torak atau 1 kali putaran poros engkol. Motor bakar 2 langkah juga tidak memiliki katup
isap (KI) dan katup buang (KB) dan digantikan oleh lubang isap dan lubang buang.
Secara teoritis, pada berat dan displacement yang sama, motor bakar 2 langkah
menghasilkan daya 2 kali lipat dari daya motor bakar 4 langkah, tetapi pada
kenyataannya tidak demikian karena efisiensinya lebih rendah akibat pembuangan gas
buang yang tidak komplit dan pembuangan sebagian bahan bakar bersama gas buang
akibat penggunaan sistem lubang. Tetapi melihat konstruksinya yang lebih simpel dan
murah serta memiliki rasio daya-berat dan daya-volume yang tinggi maka motor bakar
2 langkah cocok untuk sepeda motor dan alat-alat pemotong.
Gambar 2.2 : Skema Langkah Kerja Motor Bakar 2 LangkahSumber : Beamerguide (2010)
a) Langkah Torak dari TMA ke TMB
Sebelum torak mencapai TMA, busi dinyalakan pada motor bensin (bahan
bakar disemprotkan pada motor diesel) sehingga terjadi proses pembakaran.
Karena proses ini, torak terdorong dari TMA menuju TMB. Langkah ini
merupakan langkah kerja dari motor bakar 2 langkah. Saat menuju TMB, piston
terlebih dahulu membuka lubang buang, sehingga gas sisa pembakaran terbuang.
Setelah itu dengan gerakan piston yang menuju TMB, lubang isap terbuka dan
campuran udara bahan bakar pada motor bensin atau udara pada motor diesel
akan masuk ke dalam silinder.
![Page 6: Praktikum Motor Bakar 2015](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022061314/55cf8c585503462b138ba7dd/html5/thumbnails/6.jpg)
PRAKTIKUM MOTOR BAKAR 2015
LABORATORIUM MOTOR BAKAR
6
b) Langkah Torak dari TMB ke TMA
Setelah torak mencapai TMB maka torak kembali menuju TMA. Dengan
gerakan ini, sebagian gas sisa yang belum terbuang akan didorong keluar
sepenuhnya yang disebut scarenging. Selain itu, gerakan piston yang turun
menuju TMA menyebabkan terjadinya kompresi yang kemudian akan
dilanjutkan dengan pembakaran setelah lubang isap tertutup oleh torak.
2.2 Siklus Termodinamika Motor Bakar
Siklus aktual dari proses kerja motor bakar sangat komplek untuk digambarkan,
karena itu pada umumnya siklus motor bakar didekati dalam bentuk siklus udara standar
(air standar cycle). Dalam air standar cycle fluida kerja menggunakan udara, dan
pembakaran bahan bakar diganti dengan pemberian panas dari luar. Pendinginan
dilakukan untuk mengembalikan fluida kerja pada kondisi awal. Semua proses
pembentuk siklus udara standar dalam motor bakar adalah proses ideal, yaitu proses
reversibel internal.
2.2.1 Siklus Otto
Siklus standar udara pada motor bensin disebut Siklus Otto, berasal dari nama
penemunya, yaitu Nicholas Otto seorang Jerman pada tahun 1876. Diagram P – V dari
Siklus Otto untuk motor bensin dapat dilihat pada gambar.
Gambar 2.3 : Diagram Siklus Otto IdealSumber : Cengel, (1994 : 457)
![Page 7: Praktikum Motor Bakar 2015](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022061314/55cf8c585503462b138ba7dd/html5/thumbnails/7.jpg)
PRAKTIKUM MOTOR BAKAR 2015
LABORATORIUM MOTOR BAKAR
7
Langkah kerja dari Siklus Otto terdiri dari :
1. Langkah kompresi adiabatis reversibel (1-2)
2. Langkah penambahan panas pada volume konstan (2-3)
3. Langkah ekspansi adiabatis reversibel (3-4)
4. Langkah pembuangan panas secara isokhorik (4-1)
Dalam siklus udara standar langkah buang (1-0), dan langkah isap (0-1) tidak
diperlukan karena fluida kerja udara tetap berada didalam silinder. Apabila tekanan gas
dan volume silinder secara bersamaan pada setiap posisi torak dapat diuraikan maka
dapat digambarkan siklus aktual motor bensin yang bentuknya seperti ditunjukkan pada
gambar.
Gambar 2.4 Siklus Aktual OttoSumber : Cengel, (1994 : 457)
Langkah siklus motor bensin aktual terdiri dari
1. Langkah Kompresi
2. Langkah pembakaran bahan bakar dan langkah ekspansi
3. Langkah pembuangan
4. Langkah isap
2.2.2 Siklus Diesel
Pada tahun 1890 di Jerman Rudolph Diesel merencanakan sebuah motor dengan
menkompresikan udara sampai mencapai temperatur nyala dari bahan bakar, kemudian
bahan bakar diinjeksikan dengan laju penyemprotan sedemikian rupa sehingga
dihasilkan proses pembakaran pada tekanan konstan. Penyalaan terhadap bahan bakar
![Page 8: Praktikum Motor Bakar 2015](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022061314/55cf8c585503462b138ba7dd/html5/thumbnails/8.jpg)
PRAKTIKUM MOTOR BAKAR 2015
LABORATORIUM MOTOR BAKAR
8
diakibatkan oleh satu kompresi dan bukan oleh penyalaan busi seperti halnya motor
cetus api (S.I Engine)
Gambar 2.5 : Diagram P-V dan T-S siklus dieselSumber : Cengel, (1994 : 464)
Langkah siklus ini terdiri dari :
1. Langkah isap (0-1) secara isobarik
2. Langkah kompresi (1-2) secara isentropik
3. Langkah pemasukan kalor (2-3) secara isobarik
4. Langkah kerja (3-4) secara isentropik
5. Langkah pelepasan kalor secara isokhorik (4-1)
6. Langkah buang (1-0) secara isobarik
2.2.3 Siklus Trinkler
Siklus trinkler merupakan gabungan antara siklus otto dengan siklus diesel. Pada
siklus ini pemasukan kalor sebagian pada volume konstan seperti dalam siklus otto, dan
sebagian lagi pada tekanan konstan dalam siklus diesel. Kombinasi demikian
merupakan gambaran yang lebih baik pada motor-motor pembakaran dalam modern.
![Page 9: Praktikum Motor Bakar 2015](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022061314/55cf8c585503462b138ba7dd/html5/thumbnails/9.jpg)
PRAKTIKUM MOTOR BAKAR 2015
LABORATORIUM MOTOR BAKAR
9
Gambar 2.6 : Diagram P-V dan T-S Siklus TrinklerSumber : Cengel, (1994 : 466)
Langkah kerja siklus dual motor diesel teoritis terdiri dari :
1. Langkah kompresi adiabatis reversibel (1-2)
2. Langkah pemberian panas pada volume konstan (2-X)
3. Langkah pemberian panas pada tekanan konstan (X-3)
4. Langkah ekspansi adiabatis reversibel (3-4)
5. Langkah pembuangan panas (4-1)
2.3 Pengertian Karakteristik Kinerja Motor Bakar
Karakteristik kinerja motor bakar adalah karakteristik atau bentuk – bentuk
hubungan antara indikator kerja sebagai variabel terikat dengan indikator
operasionalnya sebagai variabel bebas. Dengan adanya bentuk hubungan antara kedua
indikator tersebut maka dapat diketahui kondisi optimum suatu motor bakar harus
dioperasikan, atau apakah kondisi suatu motor bakar masih baik dan layak untuk
dioperasikan.
2.3.1 Indikator Kerja dan Indikator Operasional Motor Bakar
Beberapa indikator kinerja motor bakar yang biasa digunakan untuk mengetahui
kinerja suatu motor bakar diantaranya adalah:
1. Daya Indikatif (Ni)
Daya yang dihasilkan dari reaksi pembakaran bahan bakar dengan udara yang
terjadi di ruang bakar.
![Page 10: Praktikum Motor Bakar 2015](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022061314/55cf8c585503462b138ba7dd/html5/thumbnails/10.jpg)
PRAKTIKUM MOTOR BAKAR 2015
LABORATORIUM MOTOR BAKAR
10
dimana Pi : tekanan indikasi rata-rata (kg/cm²)
Vd : volume langkah = (m³)
D : diameter silinder (m)
L : panjang langkah torak (m)
n : putaran mesin (rpm)
z : jumlah putaran poros engkol untuk setiap siklus
untuk 4 langkah z = 2, dan untuk 2 langkah z = 1
2. Daya Efektif (Ne)
Daya efektif motor bakar adalah proporsional dengan perkalian torsi yang terjadi
pada poros output (T) dengan putaran kerjanya (n). Karena putaran kerja poros sering
berubah terutama pada mesin kendaraan bermotor, besar torsi pada poros (T) yang dapat
dijadikan sebagai indikator kinerja motor bakar. Daya ini dihasilkan oleh poros engkol
yang merupakan perubahan kalor di ruang bakar menjadi kerja. Daya efektif
dirumuskan sebagai berikut
dimana T : Torsi (kg . m)
n : putaran (rpm)
3. Kehilangan Daya / Daya Mekanik (Nf)
Kehilangan daya (Nf) terjadi akibat adanya gesekan pada torak dan bantalan.
Nf = Ni – Ne
dimana Ni : Daya Indikatif
Ne : Daya efektif
Nf : Daya mekanis
4. Tekanan Efektif Rata Rata (MEP)
Tekanan rata-rata di dalam silinder selama 1 siklus kerja dan menghasilkan daya
efektif Ne. Data MEP digunakan untuk mengetahui apakah proses kompresi yang
terjadi masih cukup baik, atau untuk mengetahui adanya kebocoran dari dalam silinder.
MEP = Pe = 0,45 . Neo . z (kg/cm²)
![Page 11: Praktikum Motor Bakar 2015](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022061314/55cf8c585503462b138ba7dd/html5/thumbnails/11.jpg)
PRAKTIKUM MOTOR BAKAR 2015
LABORATORIUM MOTOR BAKAR
11
Vd . n .i
5. Efisiensi Motor Bakar terdiri dari :
a. Efisiensi Termal Indikatif
b. Efisiensi Termal Efektif
c. Efisiensi Mekanis
d. Efisiensi Volumetrik
6. Beberapa Indikator Kerja yang lain, misalnya konsumsi bahan bakar spesifik
(SFC), kandungan polutan dalam gas buang dan neraca panas
Indikator operasional motor bakar menunjukkan kondisi operasi dimana motor
bakar tersebut dioperasikan. Dua jenis indikator operasional sebagai variabel bebas
dalam pengujian karakteristik kinerja suatu motor bakar adalah :
1) Putaran kerja mesin (rpm)
2) Beban mesin / Daya efektifnya (Ne) pada putaran kerja konstan
Pengujian motor bakar dengan putaran mesin sebagai variabel bebas digunakan
untuk mesin mesin transportasi, yang biasanya beroperasi pada putaran yang berubah
ubah. Sedangkan pengujian motor bakar dengan daya efektif sebagai variabel bebas
pada putaran konstan digunakan pada motor bakar stasioner yang biasanya beroperasi
pada putaran konstan, terutama pada mesin penggerak generator listrik.
2.3.2 Jenis Karakteristik Kinerja Motor Bakar
Bentuk hubungan antar masing masing variabel indikator kinerja terhadap
variabel, indikator operasional suatu motor bakar didapatkan dengan cara pengujian
laboratorium dari mesin yang bersangkutan. Data yang digunakan untuk
menggambarkan bentuk hubungan antara variabel tersebut dapat berasal dari
pengukuran langsung selama pengujian, atau harus dihitung dari data yang diukur. Data
![Page 12: Praktikum Motor Bakar 2015](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022061314/55cf8c585503462b138ba7dd/html5/thumbnails/12.jpg)
PRAKTIKUM MOTOR BAKAR 2015
LABORATORIUM MOTOR BAKAR
12
seperti putaran mesin dan temperatur dapat diukur langsung, tetapi daya, torsi, dan
efisiensi dihitung berdasarkan pengukuran terhadap parameter pembentuknya.
Pada pengujian dengan putaran mesin sebagai variabel bebas, jenis karakteristik
kinerja yang sering diperlukan adalah :
1) Putaran terhadap daya indikatif (Ni), daya efektif (Ne), dan daya
mekanik (Nf)
2) Putaran terhadap torsi (T)
3) Putaran terhadap Mean Efektif Pressure (MEP)
4) Putaran terhadap spesific fuel consumption (SFC)
5) Putaran terhadap efisiensi (i , e , m , v)
6) Putaran terhadap komposisi CO2, CO , O2 , dan N2 dalam gas buang
7) Putaran terhadap keseimbangan panas
8) Putaran terhadap fuel consumption
Rentang besar putaran dalam pengujian tersebut mulai dari putaran minimum
sampai melewati kondisi besar daya maksimum mesin.
2.4 Karakteristik Kinerja Motor Diesel
a. Grafik hubungan Putaran dengan Daya Poros dan Fuel Consumption.
a. Grafik Torsi dengan Putaran
Pada grafik ditunjukkan bahwa semakin tinggi putaran (rpm) maka torsi
semakin meningkat sampai mencapai titik maksimum pada putaran tertentu. Hal
ini disebabkan karena dibutuhkannya momen putar tinggi pada awal putaran poros
kemudian terjadi sifat kelembaman sehingga menurun pada putaran tertentu.
![Page 13: Praktikum Motor Bakar 2015](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022061314/55cf8c585503462b138ba7dd/html5/thumbnails/13.jpg)
PRAKTIKUM MOTOR BAKAR 2015
LABORATORIUM MOTOR BAKAR
13
Gambar 2.7 Grafik Hubungan Daya Poros dengan PutaranSumber : Arismunandar, (1975 : 61)
b. Grafik Hubungan antara Spesific Fuel Consumption terhadap Putaran
Dari grafik 2.7 terlihat bahwa pemakaian bahan bakar yang dimaksud adalah
jumlah putaran/ jumlah sirkulasi bahan bakar yang diperlukan untuk daya yang
dihasilkan dan grafik antara fuel consumption dengan putaran cenderung
mengalami penurunan. Namun setelah mencapai titik optimum kembali
mengalami kenaikan. Hal ini dikarenakan konsumsi bahan bakar yang cenderung
tinggi karena diperlukan daya yang besar untuk penggerak awal mesin. Pada
putaran setelah titik optimum, grafik mengalami kenaikan. Hal ini dikarenakan
pembakaran kurang sempurna sehingga daya mengalami penurunan, inilah yang
menyebabkan SCF meningkat. Selain itu dengan naiknya putaran maka daya yang
dibutuhkan semakin besar
c. Grafik Daya Poros terhadap Putaran
Pada grafik terlihat bahwa semakin tinggi nilai putaran maka daya poros
mengalami peningkatan sampai mencapai titik maksimum (titik dimana putaran
poros lebih rendah daripada putaran dimana daya indikatornya maksimum),
kenaikkan itu menunjukkan semakin besarnya daya efektif akibat dari daya
indikasi yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar semakin besar akibat
putaran yang terus bertambah. Kemudian mengalami penurunan pada putaran
yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena adanya gesekan antara piston dengan
silinder dalam ruang bakar, pada bantalan, roda gigi, daya untuk menggerakkan
pompa bahan bakar, generator, pompa air, katup,dsb. Dapat disimpulkan bahwa
semakin besar putaran menyebabkan gesekan yang terjadi juga besar, sehingga
beban daya yang harus ditanggumg daya indikasi semakin besar dan berpengaruh
pada daya efektif.
![Page 14: Praktikum Motor Bakar 2015](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022061314/55cf8c585503462b138ba7dd/html5/thumbnails/14.jpg)
PRAKTIKUM MOTOR BAKAR 2015
LABORATORIUM MOTOR BAKAR
14
b. Grafik hubungan antara momen putar (torsi), daya poros, dan MEP
Gambar 2.8 : Grafik Hubungan putaran dengan daya, dan MEPSumber : Maleev, (1985).
a. Grafik Antara Daya Efektif dan Putaran
Pada grafik terlihat bahwa semakin tinggi putaran, maka daya efektifnya akan
mencapai nilai maksimum dengan kata lain daya efektifnya berbanding lurus
dengan putaran. Tetapi setelah mencapai titik maksimumnya, nilainya akan
menurun. Nilai daya efektif merupakan pengurangan nilai daya indikasi dengan
daya mekanis.
b. Grafik Antara Daya Mekanis dan Putaran
Pada grafik terlihat semain tinggi putaran maka daya mekanis cenderung
meningkat. Tingkat kenaikan daya mekanis dibawah daya indikasi dan daya
efektif.
c. Grafik Hubungan Mean Efective Pressure dengan Putaran
Pada grafik hubungan putaran dengan MEP terlihat bahwa grafik mengalami
kenaikan seiring dengan kenaikan putaran. Tetapi setelah mencapai titik ultimate,
harga tekanan efetif rata-rata mengalami penurunan.
d. Grafik Hubungan Daya Indikasi dengan Putaran
![Page 15: Praktikum Motor Bakar 2015](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022061314/55cf8c585503462b138ba7dd/html5/thumbnails/15.jpg)
PRAKTIKUM MOTOR BAKAR 2015
LABORATORIUM MOTOR BAKAR
15
Pada grafik hubungan daya indikasi dengan putaran terlihat bahwa kurva
yang awalnya naik setelah mencapi titik tertentu kurva tersebut akan cenderung
menurun. Dikarenakan semakin cepat putaran maka daya yang hilang akibat
gesekan juga semain besar sehingga menyebabkan penurunan daya indikasi.
c. Grafik Hubungan Efisiensi dengan Putaran
Gambar 2.9 Grafik Hubungan Efisiensi dan PutaranSumber : N. Pertovsky, (1987)
2.5 Orsat apparatus
Orsat apparatus merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk mengukur dan
menganalisa komposisi gas buang. Untuk itu digunakan larutan yang dapat mengikat
gas tersebut dengan kata lain gas yang diukur akan larut dalam larutan pengikat.
Masing - masing larutan tersebut adalah :
a. Larutan Kalium Hidroksida (KOH), untuk mengikat gas CO2
b. Larutan Asam Kalium Pirogalik, untuk mengikat gas O2
c. Larutan Cupro Clorid (CuCl2), untuk mengikat gas CO
Gambar 2.10 : Orsat apparatus
![Page 16: Praktikum Motor Bakar 2015](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022061314/55cf8c585503462b138ba7dd/html5/thumbnails/16.jpg)
PRAKTIKUM MOTOR BAKAR 2015
LABORATORIUM MOTOR BAKAR
16
Sumber : Laboratorium Motor Bakar Teknik Mesin Universitas Brawijaya
Pada gambar di atas masing – masing tabung berisi :
(I). Tabung pengukur pertama berisi larutan CuCl2
(II). Tabung pengukur kedua berisi larutan asam kalium pirogalik
(III). Tabung ketiga berisi larutan KOH
2.6 Diagram Sankey
Gambar 2.11 : Diagram SankeySumber : Arismunandar, (1975 : 29)
Diagram sankey seperti gambar diatas merupakan diagram yang menjelaskan
keseimbangan panas yang masuk dan panas yang keluar serta dimanfaatkan saat
pembakaran terjadi. Pada gambar diatas juga menunjukkan bahwa 30-45% dari nilai
kalor bahan bakar dapat diubah menjadi kerja efektif. Sisanya merupakan kerugian-
kerugian, yaitu kerugian pembuangan (gas buang dengan temperatur 300o – 600o C).
kerugian pendinginan dan kerugian mekanis (kerugian gesekan yang diubah dalam
bentuk kalor yang merupakan beban pendinginan).
Kerugian pembuangan
Gas buang yang bertemperatur 300o – 600o C, merupakan kerugian karena
panas/kalor tersebut tidak dimanfaatkan. Selain itu, karena perbedaan temperatur
didalam sistem lebih tinggi dibandingkan diluar sistem, menyebabkan
temperatur tersebut berpindah/keluar ke lingkungan
Kerugian Pendinginan
Silinder, katup-katup, dan torak akan menjadi panas karena berkontak
langsung terhadap gas panas yang bertemperatur tinggi, sehingga dibutuhkan
![Page 17: Praktikum Motor Bakar 2015](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022061314/55cf8c585503462b138ba7dd/html5/thumbnails/17.jpg)
PRAKTIKUM MOTOR BAKAR 2015
LABORATORIUM MOTOR BAKAR
17
fluida pendinginan berupa air dan udara untuk menjaga komponen tersebut agar
tidak rusak, pendinginan ini merupakan kerugian juga karena banyaknya
kalor/panas yang hilang akibat diserap oleh fluida pendinginannya
Kerugian Mekanis
Merupakan kerugian gesekan yang diubah dalam bentuk kalor yang
merupakan beban pendingin.
2.7 Teknologi Motor Bakar Terbaru
Teknolohi Motor Bakar Terbaru yang akan dibahas dalam sub-bab berikut
adalah Idling Stop System (ISS).
2.7.1 Definisi
ISS adalah singkatan dari Idling Stop System yang berarti sistem berhenti
berjalan. Teknologi Idling Stop System (ISS) adalah teknologi yang dirancang untuk
mengurangi emisi dan konsumsi bahan bakar saat kondisi diam. ISS akan mematikan
secara otomatis dan menyalakan mesin kembali hanya dengan memutar sedikit tuas gas.
Dengan penggunaan teknologi ini maka ketika sepeda motor dalam kondisi aktif
berhenti selama 3 detik maka mesin akan mati secara otomatis. Pada saat tuas gas
diputar maka mesin akan otomatis menyala. Hal ini akan menmbuat konsumsi bahan
bakar lebih efisien.
Gambar 2.12 Cara Kerja Idling Stop SystemSumber : Anonymous 1 (2015)
2.7.2 Prinsip Kerja
![Page 18: Praktikum Motor Bakar 2015](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022061314/55cf8c585503462b138ba7dd/html5/thumbnails/18.jpg)
PRAKTIKUM MOTOR BAKAR 2015
LABORATORIUM MOTOR BAKAR
18
Aktifkan dulu switch idling stop. Lalu nyalakan mesin dan jalankan motor.
Motor dianggap telah berjalan dan digunakan bila memenuhi dua syarat yaitu suhu
mesin sudah mencapai 60 derajat dan sudah mencapai kecepatan 10 km/jam.
Setelahnya, VS sensor dan ECT sensor akan memberikan sinyal ke ECM untuk
bersiaga, sehingga ketika motor berhenti lebih dari 3 detik, mesin akan langsung mati.
Ketika mesin mati ditandai dengan nyala indikator pada spidometer. Dalam
proses ini posisi piston juga akan melakukan swing back atau kembali dalam kondisi
tidak melakukan kompresi. Tujuannya supaya tidak ada beban yang terlalu berat saat
mesin menyala kembali.
Ketika mesin akan dinyalakan, saatnya TP sensor yang pegang peranan. Ketika
selongsong gas diputar, TP sensor memberikan sinyal ke ECM untuk memerintahkan
mesin agar menyala kembali. Jadi tidak perlu tekan tombol stater lagi, cukup dengan
memutar gas saja.
Salah satu komponen lagi yang wajib ada pada idling stop system adalah ACG
starter, perangkat starter yang sekaligus menjadi altenator. Pada ACG starter tidak ada
lagi dinamo starter konvensional dan mekanisme gigi penggeraknya, sehingga proses
menyalakan mesin jadi lebih halus dan mudah.
2.7.3 Kekurangan dan kelebihan
Untuk kelebihan dan kekurangan teknologi ISS adalah sebagai berikut :
1. Kelebihan teknologi ISS
- Membuat bahan bakar menjadi lebih irit
- Tidak menggunakan starter kovensional dan
mekanisme gigi penggerak, sehingga proses menyalakan mesin jadi lebih halus
dan mudah
- Steknologi ISS sangat mudah digunakan
2. Kekurangan teknologi ISS
- Sistem hanya mau berfungsi ketika mesin minimal
bersuhu 60 derajat celsius
- Sistem hanya mau berfungsi ketika mesin setelah
mencapai kecepatan minimal 10km/jam
- Dapat memperpendek umur baterai jika
pemakaian tidak sesuai prosedur
![Page 19: Praktikum Motor Bakar 2015](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022061314/55cf8c585503462b138ba7dd/html5/thumbnails/19.jpg)
PRAKTIKUM MOTOR BAKAR 2015
LABORATORIUM MOTOR BAKAR
19
2.7.4 Aplikasi
Teknologi ISS idling stop system sekarang masih hanya di gunakan pada motor-
motor matic pabrikaan dari honda seperti motor vario 125, vario 150 dan beat POP.
![Page 20: Praktikum Motor Bakar 2015](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022061314/55cf8c585503462b138ba7dd/html5/thumbnails/20.jpg)
PRAKTIKUM MOTOR BAKAR 2015
LABORATORIUM MOTOR BAKAR
20
BAB III
METEDOLOGI PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu : 24 – 03 - 2015
Jam : 15.00 WIB
Tempat : Laboratorium Motor Bakar Teknik Mesin Universitas Brawijaya
3.2 Pelaksanaan Praktikum
3.2.1 Instalasi Percobaaan Motor Bakar
Peralatan praktikum yang tersedia adalah instalasi percobaan (test rig) lengkap,
yang terdiri dari :
Instalasi Percobaan Motor Diesel
Kedua instalasi percobaan tersebut merupakan rangkaian lengkap yang dapat
digunakan untuk keperluan praktikum maupun penelitian
Unit Motor Diesel sebagai obyek percobaan / penelitian.
Instrumen pengukur berbagai variabel yang diperlukan (alat ukur
kelembaban, hygrometer, aeorometer, orsat apparatus).
Peralatan bantu seperti instalasi air pendingin dan penyaluran gas buang.
Unit motor bakar yang digunakan adalah motor diesel dengan 4 silinder, dengan
spesifikasi sebagai berikut:
o Siklus : 4 langkah
o Jumlah silinder : 4
o Volume langkah torak total : 2164 cm3
o Diameter silinder : 83 mm
o Panjang langkah torak : 100 mm
o Perbandingan kompresi : 22 : 1
o Bahan bakar : Solar
o Pendingin : Air
o Daya Poros : 47 BHP / 3200 rpm
o Merk : Nissan, Tokyo Co.Ltd.
o Model : DWE – 47 – 50 – HS – AV
![Page 21: Praktikum Motor Bakar 2015](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022061314/55cf8c585503462b138ba7dd/html5/thumbnails/21.jpg)
PRAKTIKUM MOTOR BAKAR 2015
LABORATORIUM MOTOR BAKAR
21
o Negara pembuat : Jepang
Gambar 3.1 : Skema Instalasi Motor DieselSumber : Laboratorium Motor Bakar Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
3.2.2 Alat Ukur dan Fungsinya
Alat ukur serta fungsinya yang digunakan saat praktikum adalah sebagai berikut :
a. Orsat apparatus
Digunakan untuk mengukur dan menganalisa gas buang
Gambar 3.2 Orsat apparatusSumber : Laboratorium Motor Bakar Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
![Page 22: Praktikum Motor Bakar 2015](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022061314/55cf8c585503462b138ba7dd/html5/thumbnails/22.jpg)
PRAKTIKUM MOTOR BAKAR 2015
LABORATORIUM MOTOR BAKAR
22
b. Barometer
Digunakan untuk mengukur tekanan atmosfer (mmHg)
Gambar 3.3 BarometerSumber : Laboratorium Motor Bakar Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
c. Aerometer
Digunakan untuk mengukur massa jenis bahan bakar (kg/m3)
Gambar 3.4 AerometerSumber : Laboratorium Motor Bakar Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
d. Flash Point
Digunakan untuk mengetahui titik nyala api suatu bahan bakar (oC)
Gambar 3.5 Flash PointSumber : Laboratorium Motor Bakar Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
![Page 23: Praktikum Motor Bakar 2015](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022061314/55cf8c585503462b138ba7dd/html5/thumbnails/23.jpg)
PRAKTIKUM MOTOR BAKAR 2015
LABORATORIUM MOTOR BAKAR
23
e. Diesel Engine Test Bed
Digunakan untuk mengetahui parameter-parameter yang menunjukkan
karakteristik motor bakar.
Gambar 3.6 Diesel Engine Test BedSumber : Laboratorium Motor Bakar Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
f. Stopwatch
Digunakan untuk mengetahui waktu konsumsi bahan bakar (s)
Gambar 3.7 StopwatchSumber : Anonymous 2 (2015)
g. Hygrometer
Digunakan untuk mengukur kelembaban relatif udara (oC)
Gambar 3.8 HygrometerSumber : Laboratorium Motor Bakar Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
![Page 24: Praktikum Motor Bakar 2015](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022061314/55cf8c585503462b138ba7dd/html5/thumbnails/24.jpg)
PRAKTIKUM MOTOR BAKAR 2015
LABORATORIUM MOTOR BAKAR
24
h. Dynamometer
Digunakan untuk mengetahui gaya pembebanan pada poros
Gambar 3.9 DynamometerSumber : Laboratorium Motor Bakar Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
i. Tachometer
Digunakan untuk menghitung putaran mesin (rpm)
Gambar 3.10 TachometerSumber : Laboratorium Motor Bakar Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
j. Flowmeter air pendinginan
Digunakan untuk mengukur debit aliran air pendinginan
Gambar 3.11 Flowmeter air pendinginanSumber : Laboratorium Motor Bakar Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
![Page 25: Praktikum Motor Bakar 2015](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022061314/55cf8c585503462b138ba7dd/html5/thumbnails/25.jpg)
PRAKTIKUM MOTOR BAKAR 2015
LABORATORIUM MOTOR BAKAR
25
k. Flowmeter Bahan Bakar
Digunakan untuk mengukur konsumsi bahan bakar (ml)
Gambar 3.12 Flowmeter bahan bakarSumber : Laboratorium Motor Bakar Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
l. Manometer
Digunakan untuk mengukur perbedaan tekanan dalam sistem
Gambar 3.13 ManometerSumber : Laboratorium Motor Bakar Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
m. Viscometer
Digunakan untuk mengukur viskositas fluida
Gambar 3.14 ViscometerSumber : Laboratorium Motor Bakar Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
![Page 26: Praktikum Motor Bakar 2015](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022061314/55cf8c585503462b138ba7dd/html5/thumbnails/26.jpg)
PRAKTIKUM MOTOR BAKAR 2015
LABORATORIUM MOTOR BAKAR
26
n. Bomb calorimeter
Digunakan untuk mengetahui kalor bahan bakar
Gambar 3.15 Bomb CalorimeterSumber : Laboratorium Motor Bakar Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
3.3 Prosedur Pengambilan Data Praktikum
Setiap kelompok praktikum melaksanakan sendiri semua proses pengujian dan
pengambilan data yang diperlukan untuk memenuhi tujuan praktikum di atas. Dalam
melaksanakan proses pengujian tersebut, mahasiswa harus mengikuti semua aturan dan
tata tertib yang berlaku di laboratorium dan mengikuti semua petunjuk asisten
laboratorium yang bertugas.
Metode percobaan dengan variasi putaran, parameter yang diukur adalah :
1. Gaya Pengereman
2. Tekanan Masuk Nozzle
3. Perbedaan Tekanan Masuk dan Keluar Nozzle
4. Suhu Udara
5. Suhu Gas Buang
6. Suhu Air Masuk dan Air keluar
7. Debit Bahan Bakar
8. Volume Gas Buang
9. Volume Gas Hasil Pembakaran
10. Tekanan Udara
![Page 27: Praktikum Motor Bakar 2015](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022061314/55cf8c585503462b138ba7dd/html5/thumbnails/27.jpg)
PRAKTIKUM MOTOR BAKAR 2015
LABORATORIUM MOTOR BAKAR
27
3.3.1 Prosedur Pengujian Motor Bakar
1. Persiapan Sebelum Mesin Beroperasi
a. Nyalakan pompa pengisi untuk mengisi air dalam tangki sampai level air
mencapai tinggi aman.
b. Buka kran air pada pipa-pipa yang mengalirkan air ke mesin dan ke
dynamometer.
c. Atur debit air yang mengalir pada flowmeter pada debit tertentu dengan
mengatur bukaan kran pada flowmeter.
d. Tekan switch power untuk menghidupkan alat-alat ukur.
e. Hidupkan alarm dynamometer yang akan memberitahu jika terjadi overheating
dan level air kurang.
f. Nyalakan dinamo power control dan atur kondisi poros mesin dalam keadaan
tanpa beban.
2. Cara Menghidupkan Mesin
a. Setelah semua persiapan di atas dipenuhi, nyalakan kunci kontak pada posisi
memanaskan mesin terlebih dahulu sampai indikator glow signal menyala.
b. Putar posisi kunci ke posisi START sambil throttle valve dibuka sedikit sampai
mesin menyala (seperti menyalakan mesin mobil).
c. Setelah mesin menyala, biarkan mesin beroperasi beberapa saat untuk
menstabilkan kondisi mesin.
3. Cara Mengambil Data
a. Atur bukaan throttle pada bukaan yang diinginkan dengan membaca throttle
valve indicator (%)
b. Atur putaran mesin (rpm) dengan mengatur pembebanan pada dynamometer
sampai mendapatkan putaran yang diinginkan.
c. Tunggu kondisi mesin stabil kemudian lakukan pengambilan data yang
diperlukan.
![Page 28: Praktikum Motor Bakar 2015](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022061314/55cf8c585503462b138ba7dd/html5/thumbnails/28.jpg)
PRAKTIKUM MOTOR BAKAR 2015
LABORATORIUM MOTOR BAKAR
28
3.3.2 Prosedur Penggunaan Orsat Apparatus
Gambar 3.12 Orsat ApparatusSumber : Laboratorium Motor Bakar Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
Cara penggunaan Orsat Apparatus :
1. Set ketiga tabung I, II, III pada ketinggian tertentu dengan membuka keran A, B,
C dan mengatur tinggi larutan pada tabung I, II, III dengan menaik – turunkan gelas
B, kemudian tutup keran A, B, C setelah didapatkan tinggi yang diinginkan. Posisi
ini ditetapkan sebagai titik acuan.
2. Naikkan air yang ada pada tabung ukur C sampai ketinggian air mencapai 50 ml
dengan cara membuka keran H dengan menaikkan gelas B. Setelah didapatkan
tinggi yang diinginkan, tutuplah kembali keran H.
3. Ambil gas buang dari saluran gas buang untuk diukur, salurkan melalui selang
yang dimasukkan ke dalam pipa H.
4. Buka keran H sehingga gas buang akan masuk dan mengakibatkan tinggi air
yang ada di tabung ukur C akan berkurang.
5. Setelah tinggi air pada tabung ukur turun sebanyak 50 ml (sampai perubahan air
mencapai angka 0) tutuplah keran H dan kita sudah memasukkan volume gas buang
sebanyak 50 ml.
6. Untuk mengukur kandungan CO2 buka keran C supaya gas buang bereaksi
dengan larutan yang ada pada tabung III dengan mengangkat dan menurunkan gelas
B sebanyak 5 – 7 kali.
7. Setelah 5 – 7 kali kembalikan posisi larutan III ke posisi acuan pada saat set
awal dan tutup keran C setelah didapatkan posisi yang diinginkan.
![Page 29: Praktikum Motor Bakar 2015](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022061314/55cf8c585503462b138ba7dd/html5/thumbnails/29.jpg)
PRAKTIKUM MOTOR BAKAR 2015
LABORATORIUM MOTOR BAKAR
29
8. Baca kenaikan permukaan air yang ada pada tabung ukur C. Kenaikan
permukaan air merupakan volume CO2 yang ada pada 50 ml gas buang yang kita
ukur.
9. Untuk mengukur kandungan O2 dan CO ulangi langkah 6 dan langkah 7 untuk
keran B dan keran A pada tabung II dan tabung I.
10. Baca kenaikan permukaan air pada tabung ukur C dengan acuan dari tinggi
permukaan air sebelumnya.
3.3.3 Rumus Perhitungan
Adapun rumus – rumus yang digunakan dalam perhitungan hasil percobaan
adalah sebagai berikut :
1. Momen Torsi
(kg.m), dimana : F : besar gaya putar (kg)
l : panjang lengan dynamometer (m)
2. Daya Efektif
(PS), dimana : n : putaran (rpm)
3. Daya Efektif dalam kondisi standard JIS
(PS)
dimana : ;
4. Tekanan Efektif rata-rata ( Pe )
Pe = [ Kg/cm ]
5. Fuel Consumption
// [ Kg/jam ] ; ρ solar = 0,835 gr/mL
6. Panas Hasil Pembakaran
( )
7. Berat Jenis udara
dimana : Pa = Tekanan atmosfer pengukuran (mmHg)
Ps = Tekanan udara standard pada temperatur tertentu (mmHg)
![Page 30: Praktikum Motor Bakar 2015](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022061314/55cf8c585503462b138ba7dd/html5/thumbnails/30.jpg)
PRAKTIKUM MOTOR BAKAR 2015
LABORATORIUM MOTOR BAKAR
30
= Relative Humidity / Kelembapan Relatif (%)
o = Berat jenis udara kering pada 760 mmHg
= Temperatur bola kering(oC)
8. Koefisien Udara
9. Aliran Udara melalui nozzle
(kg/s)
dimana : α = koefisien kemiringan nozzle = 0,822
γa = berat jenis udara pada kondisi ruangan saat pengujian
10. Debit Aliran gas buang
(kg/s)
11. Panas yang terbawa gas buang
(kcal/jam)
12. Efisiensi kerugian dalam exhaust manifold
13. Kerugian Panas Pendinginan
(kcal/jam)
dimana : Ww = debit air pendinginan
Cpw = panas jenis air = 1 kcal/jam
Two = temperatur air keluar (oC)
Twi = temperatur air masuk (oC)
14. Efisiensi Kerugian Panas dalam cooling water
15. Efisiensi Thermal Efektif
16. Efisiensi Friction
![Page 31: Praktikum Motor Bakar 2015](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022061314/55cf8c585503462b138ba7dd/html5/thumbnails/31.jpg)
PRAKTIKUM MOTOR BAKAR 2015
LABORATORIUM MOTOR BAKAR
31
17. Ekuivalen daya terhadap konsumsi bahan bakar
(PS)
18. Daya Friction
19. Daya Indikasi
20. Spesific Fuel Consumption Efektif
21. Spesific Fuel Consumption Indikasi
22. Panas Hasil Pembakaran yang diubah menjadi Daya Efektif
23. Panas yang hilang karena sebab lain
24. Efisiensi Thermal Indikasi
25. Efisiensi Mekanis
26. Efisiensi Volumetrik
27. Perbandingan Udara dan Bahan Bakar
28. Rasio Udara Bahan Bakar Teoritis
![Page 32: Praktikum Motor Bakar 2015](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022061314/55cf8c585503462b138ba7dd/html5/thumbnails/32.jpg)
PRAKTIKUM MOTOR BAKAR 2015
LABORATORIUM MOTOR BAKAR
32
29. Faktor Kelebihan Udara
30. Faktor Koreksi Standard
=
Dimana : Pst = 760 mmHg tst = 25 ˚C
P = tekanan udara atsmosfer ; t = temperatur ruangan
31. Daya Efektif Standard
32. Torsi Efektif Standard
33. Pemakaian Bahan Bakar Efektif Standard
34. Analisa Gas Buang
Komposisi gas Buang dapat dihitung dengan persamaan berikut:
% CO = x 100%
% O2 = x 100%
% CO2 = x 100%
% N2 = x 100%