praktikum ahp

15
Aplikasi Analytic Hierarchy Process Evaluasi strategi manajemen proyek irigasi Studi kasus ini diadaptasi dari Tiwari, D.N., Loof, R., and Paudyal, G.N. 1999. Environmental-economic decision-making in lowland irrigated agriculture using multi-criteria analysis techniques. Agricultural Systems, 60: 99-112. 1. Pendahuluan Pertanian berkelanjutan adalah proses produksi pertanian dengan menekan dampak negatif terhadap lingkungan seminimal mungkin. Keberlanjutan yang dimaksud meliputi : penggunaan sumberdaya, kualitas dan kuantitas produksi, serta lingkungannya. Proses produksi pertanian yang berkelanjutan, telah menimbulkan kekhawatiran yang luas terhadap integrasi aspek lingkungan dan ekonomi dalam pengelolaan sumberdaya lahan. Tulisan ini mengembangkan sebuah kerangka kerja dalam pengambilan keputusan pengelolaan dan pengembangan pertanian lahan irigasi dengan mempertimbangkan aspek keberlanjutan lingkungan dan ekonomi, dan preferensi masyarakat lokal terhadap sistem pertanian dataran rendah beririgasi. Proses pengambilan keputusan dilakukan menggunakan model multi-kriteria. Beberapa kriteria, seperti kemampuan lahan/kesesuaian, energi input/output rasio, kebutuhan air dan biaya lingkungan. Seluruh kriteria yang dimaksud dianggap sebagai kriteria yang dapat melestarikan lingkungan. Keberlanjutan ekonomi diukur dari petani, pemerintah dan sudut pandang masyarakat berdasarkan analisis biaya-manfaat. Keterlibatan masyarakat lokal di berbagai tingkat proses pengambilan keputusan dilakukan menggunakan survei lapangan. Hasil dari analisis multi-kriteria menggabungkan kriteria keberlanjutan lingkungan dan ekonomi untuk intensifikasi pertanian berkelanjutan pada dataran rendah beririgasi. 2. Sasaran 1

Upload: takdir-born-tobe-alegend

Post on 09-Jul-2016

47 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

lectures

TRANSCRIPT

Page 1: Praktikum AHP

Aplikasi Analytic Hierarchy ProcessEvaluasi strategi manajemen proyek irigasi

Studi kasus ini diadaptasi dari Tiwari, D.N., Loof, R., and Paudyal, G.N. 1999. Environmental-economic decision-making in lowland irrigated agriculture using multi-criteria analysis techniques. Agricultural Systems, 60: 99-112.

1. Pendahuluan

Pertanian berkelanjutan adalah proses produksi pertanian dengan menekan dampak negatif terhadap lingkungan seminimal mungkin. Keberlanjutan yang dimaksud meliputi : penggunaan sumberdaya, kualitas dan kuantitas produksi, serta lingkungannya. Proses produksi pertanian yang berkelanjutan, telah menimbulkan kekhawatiran yang luas terhadap integrasi aspek lingkungan dan ekonomi dalam pengelolaan sumberdaya lahan.

Tulisan ini mengembangkan sebuah kerangka kerja dalam pengambilan keputusan pengelolaan dan pengembangan pertanian lahan irigasi dengan mempertimbangkan aspek keberlanjutan lingkungan dan ekonomi, dan preferensi masyarakat lokal terhadap sistem pertanian dataran rendah beririgasi. Proses pengambilan keputusan dilakukan menggunakan model multi-kriteria. Beberapa kriteria, seperti kemampuan lahan/kesesuaian, energi input/output rasio, kebutuhan air dan biaya lingkungan. Seluruh kriteria yang dimaksud dianggap sebagai kriteria yang dapat melestarikan lingkungan. Keberlanjutan ekonomi diukur dari petani, pemerintah dan sudut pandang masyarakat berdasarkan analisis biaya-manfaat. Keterlibatan masyarakat lokal di berbagai tingkat proses pengambilan keputusan dilakukan menggunakan survei lapangan. Hasil dari analisis multi-kriteria menggabungkan kriteria keberlanjutan lingkungan dan ekonomi untuk intensifikasi pertanian berkelanjutan pada dataran rendah beririgasi.

2. Sasaran

Sasaran dari proyek ini adalah mendapatkan alternatif strategi manajemen yang terbaik dalam pengembangan pertanian lahan irigasi.

3. Metoda Analytic Hierarchy Process

Metoda AHP adalah suatu metoda yang memberikan kesempatan bagi perorangan atau kelompok untuk membangun gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya (Saaty, T.L., 1993). Proses ini juga memungkinkan orang menguji kepekaan hasil terhadap perubahan informasi dari berbagai kriteria yang diberikan. Metoda ini juga dirancang untuk lebih mengakomodir sifat alamiah manusia ketimbang memaksa untuk berpikir yang mungkin justru berlawanan dengan yang seharusnya ingin diputuskan.

Dalam memecahkan persoalan menggunakan AHP, ada tiga prinsip yang perlu diperhatikan:

1

Page 2: Praktikum AHP

a. Prinsip menyusun hirarkiManusia mempunyai kemampuan untuk mempersepsi benda dan gagasan, mengidentifikasinya, dan mengkomunikasikannya apa yang diamati. Untuk memperoleh pengetahuan terinci, pikiran kita menyusun realitas yang kompleks ke dalam bagian yang menjadi elemen pokoknya, dan kemudian bagian ini ke dalam bagian-bagian lebih rinci lagi, dan seterusnya secara hirarki.

b. Prinsip PrioritasManusia mempunyai kemampuan untuk mempersepsi hubungan antara hal-hal yang mereka amati, membandingkan sepasang benda atau hal yang serupa berdasarkan kriteria tertentu dan membedakan kedua anggota pasangan itu dengan menimbang intensitas preferensi mereka terhadap hal yang satu dibandingkan dengan yang lainnya. Lalu mereka mensintesis penilaian mereka melalui imajinasi, atau, dalam hal menggunakan AHP melalui suatu proses logis yang baru dan memperoleh pengertian yang lebih baik tentang keseluruhan system.

c. Prinsip konsistensi logis.Manusia mempunyai kemampuan untuk menetapkan relasi antara objek atau antara pemikiran sedemikian sehingga koheren, yaitu objek-objek atau pemikiran yang saling terkait dengan baik dan keterkaitannya menunjukkan konsistensi. Konsistensi berarti dua hal, yang pertama, bahwa pemikiran atau objek yang serupa dikelompokkan menurut homogenitas dan relevansinya. Arti konsistensi yang kedua adalah bahwa intensitas relasi antar gagasan atau antar objek yang didasarkan pada suatu kriteria tertentu, saling membenarkan secara logis. Dalam mempergunakan prinsip ini, proses AHP memasukkan aspek kualitatif maupun aspek kuantitatif pemikiran manusia. Aspek kualitatif untuk mendefenisikan persoalan dan hirarkinya, dan aspek kuantitatif mengekspresikan penilaian dan preferensi secara ringkas dan padat.

AHP digunakan untuk menurunkan skala rasio dari beberapa perbandingan berpasangan yang bersifat diskrit maupun kontinu. Perbandingan berpasangan tersebut dapat diperoleh melalui pengukuran aktual maupun pengukuran relative dari derajat kesukaan, atau kepentingan atau perasaan. Dengan demikian metoda ini sangat berguna untuk membantu mendapatkan skala rasio dari hal-hal yang semula sulit diukur seperti pendapat, perasaan, prilaku dan kepercayaan.Penggunaan AHP dimulai dengan membuat struktur hirarki atau jaringan dari permasalahan yang ingin diteliti. Di dalam hirarkiterdapat tujuan utama, kriteria-kriteria, sub kriteria-sub kriteria dan alternatif-alternatif yang akan dibahas. Perbandingan berpasangan dipergunakan untuk membentuk hubungan di dalamstruktur. Hasil dari perbandingan berpasangan ini akan membentuk matrik dimana skala rasio diturunkan dalam bentuk eigenvektor utama atau fungsi-eigen. Matrik tersebut berciri positif dan berbalikan, yakni aij = 1/ aji.Gambar 1 menunjukkan stuktur hirarki dari kasus permasalahan yang diteliti yakni Evaluasi strategi manajemen proyek irigasi berdasarkan enam faktor.

2

Page 3: Praktikum AHP

Gambar 1. Struktur Hirarki

Garis-garis yang menghubungkan kotak-kotak antar level merupakan hubungan yang perlu diukur dengan perbandingan berpasangan dengan arah ke level yang lebih tinggi. Level 1 merupakan sasaran dari penelitian yakni memilih alternatif strategi manajemen yang terbaik dalam pengembangan pertanian lahan irigasi yang tertera pada level 3. Faktor faktor pada level 2 diukur dengan perbandingan berpasangan berarah ke level 1. Misalnya didalam memilih alternatif, mana yang lebih penting antara faktor Tingkat kesesuaian lahan atau Pendapatan petani? Mana yang lebih penting antara Biaya Lingkungan dan Rasio output/input energi, dan seterusnya. Mengingat faktor-faktor tersebut diukur secara relatif antara satu dengan yang lain, skala pengukuran relatif 1 hingga 9, seperti yang tertera dalam tabel 1, diusulkan untuk dipakai oleh Saaty.

3

Page 4: Praktikum AHP

4. Kriteria

1. Tingkat kesesuaian lahan. Tujuannya adalah memaksimalkan luas lahan berdasarkan tingkat kesesuaiannya

2. Rasio output/input energi. Tujuannya adalah untuk maksimalkan efisiensi pemanfaatan sumberdaya.

3. Kebutuhan air. Tujuannya adalah meminimalkan kebutuhan air (terutama yang berasal dari irigasi)

4. Biaya lingkungan (environmental cost). Tujuannya adalah meminimasi biaya karena degradasi lingkungan, misalnya karena penggunaan pestisida, pupuk anorganik, dll.

5. Pendapatan petani. Tujuannya adalah memaksimalkan pendapatan petani, melalui pengurangan iuran air pada musim kering.

6. Pendapatan daerah. Tujuannya adalah memaksimalkan pendapatan daerah, melalui iuran air di wilayah irigasi

5. Alternatif strategi manajemen

A1: Melanjutkan pola pertanaman yang adaA2: Memberikan prioritas pada pertanaman padiA3: Memberikan prioritas selain padi jika areal sesuaiA4: Pola pertanaman mengikuti keinginan petaniA5: Memberikan prioritas pada pengurangan pengunaan air

6. Matriks Evaluasi

Tabel 2. Matriks EvaluasiKriteria Tujuan Satuan A1 A2 A3 A4 A5Kesesuaian lahan Max Ha 27190 34765 33775 34757 20965Efisiensi energy Max Rasio 4.8 5.5 6.1 5.6 5.6Peggunaan air Min m3 x 106 271 252 205 239 144Environmental cost Min NPV Rp (x 106) 21.47 12.56 5.98 10.89 6.39Pendapatan petani Max NPV Rp (x 106) 66.85 516.92 645.63 684.89 30.57Pendapatan daerah Max NPV Rp (x 106) 705.3 1056.4 1051.1 1175.9 346.1

E : Tentukan derajat kepentingan (bobot) dari kriteria yang adaF : Sintesis – yakni melakukan analisis terhadap alternatif dalam pencapaian tujuan G : Lakukan analisis sensitivitasH : Simpan hasilnya, sehingga dapat didiskusikan dan direkomendasikan

7. Metode Penyelesaian Masalah

Langkah 1

Menentukan bobot kriteria (prosedur ‘E’) , dimana jumlah keseluruhan bobot harus sama dengan 1 :

4

Page 5: Praktikum AHP

Tabel 3. Nilai pembobotan untuk setiap kriteriaExpert Choice Kriteria BobotSUAI Kesesuaian lahan 0.354ENERGI Efisiensi energy 0.118AIR Peggunaan air 0.051LINGK Environmental cost 0.024LABA Pendapatan petani 0.291PEMER Pendapatan daerah 0.161

Pembahasan : Kesesuaian lahan menjadi prioritas utama dalam menajemen lahan.

Bagaimanapun upaya yang dilakukan jika lahan tidak mendukung maka hasilnya tidak maksimal.

Pendapatan petani menjadi pertimbangan yang ke dua. Jika pendapatan petani tinggi maka beberapa kendala bisa diatasi.

Dukungan pemerintah dibutuhkan sehingga pendapatan pemerintah menjadi prioritas ke tiga.

Efesiensi energi dianggap lebih penting dari penggunaan air dan biaya kerusakan lingkungan.

Penggunaan air menjadi pilihan kedua dari terakhir dengan asumsi bahwa jika ada biaya maka air dapat diusahakan.

Biaya lingkungan menjadi pilihan terakhir. Meskipun keseimbangan antara ekonomi dan lingkungan menjadi perhatian, akan tetapi dalam masalah ini jika ekonomi menonjol maka biaya-biaya yang dibutuhkan untuk menekan masalah lingkungan dapat diatasi.

Langkah 2

Buka program Expert Coice, kemudian tentukan sasaran, kriteria, and selanjutnya pilih Assessment/WhatIf dari menu dan masukkan bobot yang telah anda rekam di atas.

Node: 0Data with respect to: GOAL

Abbreviation Definition

Goal Strategi Manajemen terbaikSUAI Kesesuaian Lahan ENERGI Efisiensi Energi AIR Penggunaan Air LINGK Environmental cost LABA Pendapatan Petani PEMER Pendapatan Pemerintah

SUAI .354

ENERGI .118

AIR .051

LINGK .024

LABA .291

PEMER .161

Inconsistency Ratio =0.0

Strategi Manajemen terbaik

Samsu

5

Page 6: Praktikum AHP

Gambar 2. Penentuan bobot Kriteria menggunakan Assessment-WhatIf

Langkah 3

Masukkan alternative, dan data untuk setiap alternative. Jangan lupa untuk meng-INVERT prioritas untuk criteria penggunaan air dan environmental cost (karena yang menjadi tujuannya adalah meminimasi nilai).

a. Alternatif Kesesuaian Lahan

Node: 10000Data with respect to: SUAI < GOAL

A1 27190.A2 34765.A3 33775.A4 34757.A5 20965.

Abbreviation Definition

Goal Strategi Manajemen terbaikSUAI Kesesuaian Lahan A1 Melanjutkan pola pertanaman yang ada A2 Memberikan prioritas pada pertanaman padi A3 Memberikan prioritas selain padi jika areal sesuai A4 Pola pertanaman mengikuti keinginan petani A5 Memberikan prioritas pada pengurangan penggunaan air

A1 .180

A2 .230

A3 .223

A4 .229

A5 .138

Inconsistency Ratio =0.0

Strategi Manajemen terbaik

Samsu

Gambar 3. Penentuan bobot Alternatif berdasarkan Kesesuaian Lahan menggunakan Assessment-Data

b. Alternatif Efesiensi Energi

Node: 20000Data with respect to: ENERGI < GOAL

A1 4.8A2 5.5A3 6.1A4 5.6A5 5.6

Abbreviation Definition

Goal Strategi Manajemen terbaikENERGI Efisiensi Energi A1 Melanjutkan pola pertanaman yang ada A2 Memberikan prioritas pada pertanaman padi A3 Memberikan prioritas selain padi jika areal sesuai A4 Pola pertanaman mengikuti keinginan petani A5 Memberikan prioritas pada pengurangan penggunaan air

A1 .174

A2 .199

A3 .221

A4 .203

A5 .203

Inconsistency Ratio =0.0

Strategi Manajemen terbaik

Samsu

6

Page 7: Praktikum AHP

Gambar 4. Penentuan bobot Alternatif berdasarkan Efisiensi Energi menggunakan Assessment-Data

c. Alternatif Penggunaan Air

Node: 30000Data with respect to: AIR < GOAL

A1 271.A2 252.A3 205.A4 239.A5 144.

Abbreviation Definition

Goal Strategi Manajemen terbaikAIR Penggunaan Air A1 Melanjutkan pola pertanaman yang ada A2 Memberikan prioritas pada pertanaman padi A3 Memberikan prioritas selain padi jika areal sesuai A4 Pola pertanaman mengikuti keinginan petani A5 Memberikan prioritas pada pengurangan penggunaan air

A1 .156

A2 .168

A3 .206

A4 .177

A5 .293

Inconsistency Ratio =0.0

Strategi Manajemen terbaik

Samsu

Gambar 5. Penentuan bobot Alternatif berdasarkan Penggunaan Air menggunakan Assessment-Data

d. Alternatif Environmental cost

7

Page 8: Praktikum AHP

Node: 40000Data with respect to: LINGK < GOAL

A1 21.47A2 12.56A3 5.98A4 10.89A5 6.39

Abbreviation Definition

Goal Strategi Manajemen terbaikLINGK Environmental cost A1 Melanjutkan pola pertanaman yang ada A2 Memberikan prioritas pada pertanaman padi A3 Memberikan prioritas selain padi jika areal sesuai A4 Pola pertanaman mengikuti keinginan petani A5 Memberikan prioritas pada pengurangan penggunaan air

A1 .086

A2 .147

A3 .309

A4 .170

A5 .289

Inconsistency Ratio =0.0

Strategi Manajemen terbaik

Samsu

Gambar 5. Penentuan bobot Alternatif berdasarkan Environmental Cost menggunakan Assessment-Data

e. Alternatif Pendapatan Petani

Node: 50000Data with respect to: LABA < GOAL

A1 66.85A2 516.92A3 645.63A4 684.89A5 30.57

Abbreviation Definition

Goal Strategi Manajemen terbaikLABA Pendapatan Petani A1 Melanjutkan pola pertanaman yang ada A2 Memberikan prioritas pada pertanaman padi A3 Memberikan prioritas selain padi jika areal sesuai A4 Pola pertanaman mengikuti keinginan petani A5 Memberikan prioritas pada pengurangan penggunaan air

A1 .034

A2 .266

A3 .332

A4 .352

A5 .016

Inconsistency Ratio =0.0

Strategi Manajemen terbaik

Samsu

Gambar 6. Penentuan bobot Alternatif berdasarkan Pendapatan Petani menggunakan Assessment-Data

f. Alternatif Pendapatan Daerah

8

Page 9: Praktikum AHP

Node: 60000Data with respect to: PEMER < GOAL

A1 705.3A2 1056.4A3 1051.1A4 1175.9A5 346.1

Abbreviation Definition

Goal Strategi Manajemen terbaikPEMER Pendapatan Pemerintah A1 Melanjutkan pola pertanaman yang ada A2 Memberikan prioritas pada pertanaman padi A3 Memberikan prioritas selain padi jika areal sesuai A4 Pola pertanaman mengikuti keinginan petani A5 Memberikan prioritas pada pengurangan penggunaan air

A1 .163

A2 .244

A3 .242

A4 .271

A5 .080

Inconsistency Ratio =0.0

Strategi Manajemen terbaik

Samsu

Gambar 7. Penentuan bobot Alternatif berdasarkan Pendapatan Pemerintah menggunakan Assessment-Data

Langkah 4

Sekarang, pilih Synthesis/From Goal dari menu, dan evaluasi alternative yang ada (prosedur ‘F’ dalam proses pengambilan keputusan). Catat rekor dari masing-masing alternative berikut. Nilai yang tinggi merupakan ranking terbaik berdasarkan analisis fungsi tujuan dan sasaran yang ingin dicapai !!!!.

Synthesis of Leaf Nodes with respect to GOALIdeal Mode

OVERALL INCONSISTENCY INDEX = 0.0

A4 .256

A3 .251

A2 .231

A1 .141

A5 .122

Abbreviation DefinitionA4 Pola pertanaman mengikuti keinginan petani A3 Memberikan prioritas selain padi jika areal sesuai A2 Memberikan prioritas pada pertanaman padi A1 Melanjutkan pola pertanaman yang ada A5 Memberikan prioritas pada pengurangan penggunaan air

Strategi Manajemen terbaik

Samsu

Gambar 8. Hasil perhitungan menggunakan Synthesis/From Goal

9

Page 10: Praktikum AHP

Alternatif strategi manajemen BobotA1 : Melanjutkan pola pertanaman yang ada 0.141

A2 : Memberikan prioritas pada pertanaman padi 0.231

A3 : Memberikan prioritas selain padi jika areal sesuai 0.251

A4 : Pola pertanaman mengikuti keinginan petani 0.255

A5 : Memberikan prioritas pada pengurangan pengunaan air 0.122

JUMLAH 1.0

Penjelasan: Penulis berpendapat bahwa keinginan petani dalam mengelola lahannya

mendapat perhatian yang paling besar. Meskipun dalam soal tidak dijelaskan tentang kepemilikan lahan, tapi petani sebagai pelaku langsung dilapangan menjadi prioritas sukses tidaknya program yang ingin dicapai (A4).

Jika terdapat areal yang sesuai selain padi, maka itu merupakan priorits ke dua dalam rangka menghemat penggunaan air (A3).

Prioritas ke tiga adalah tanaman padi (A2). Melanjutkan pola pertanaman yang ada (A1) menjadi prioritas ke empat,

dengan alasan bahwa pilihan ini tidak memberikan inovasi-inovasi baru dalam mengelola lahan, terutama terkait pola pertanaman.

Prioritas terakhir adalah pengurangan penggunaan air (A5). Ini merupakan pilihan terakhir, selama masih ada upaya-upaya lain yang bisa dilakukan maka pengurangan penggunaan air tidak perlu dilakukan apalagi jika produksi dapat ditingkatkan.

Langkah 5

Lakukan analisis sensitivitas (prosedur ‘G’) melalui Sensitivity Analysis pada menu, dengan merubah bobot yang ditetapkan di muka. Ingat bahwa proses pengambilan keputusan selalu tidak lepas dari bias, sehingga analisis sensitivitas ini dapat memberikan seberapa besar bias tersebut. Makin banyak perubahan hasil akhir dari perubahan bobot criteria, maka makin sensitive model tersebut.

10

Page 11: Praktikum AHP

Performance Sensitivity w.r.t. GOAL for nodes below GOAL

Gambar 9. Grafik Sensitifitas

Diantara semua kriteria, Environmental Cost memilik sensitifitas tertinggi, artinya dengan merubah sedikit nilai (5%). Environmental Cost, maka skenario dari strategi terbaik akan berubah urutannya. Sementara yang memiliki sensitifitas terendah adalah Kesesuaian lahan, perubahan yang tidak terlalu besar (25%) tidak mengubah scenario.

8. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan analisa di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Faktor utama yang mempengaruhi alternatif strategi manajemen yang terbaik dalam pengembangan pertanian lahan irigasi adalah Pola pertanaman mengikuti keinginan petani. Sedangkan alternative terakhir adalah memberikan prioritas pada pengurangan penggunaan air.

b. Kriteria kesesuaian lahan memberikan sensitifas yang rendah, sedangkan kriteria Environmental Cost memberikan sensitifitas yang tinggi.

11