praktikum 1 man pengadaan

28
Simulasi 1 “Menentukan Jumlah Permintaan Obat” Deskripsi Perencanaan merupakan suatu proses kegiatan seleksi obat dan perbekalan kesehatan untuk menentukan jenis dan jumlah obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan obat. Perencanaan obat dan perbekalan kesehatan merupakan awal yang amat menentukan dalam perencanaan obat. Manfaat perencanaan obat terpadu : 1. Menghindari tumpang tindih penggunaan anggaran 2. Keterpaduan dalam evaluasi, penggunaan dan perencanaan 3. Kesamaan persepsi antara pemakai obat dan penyedia anggaran 4. Estimasi kebutuhan obat lebih tepat 5. Koordinasi antara penyedia anggaran dan pemakai obat 6. Pemanfaatan dana pengadaan obat dapat lebih optimal Tujuan perencanaan obat adalah untuk : a) Mendapatkan perkiraan jenis dan jumlah obat dan perbekalan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan. b) Meningkatkan efisiensi penggunaan obat. Menentukan jumlah permintaan obat Data yang diperlukan antara lain : 1) Data pemakaian obat periode sebelumnya. 2) Jumlah kunjungan resep. 3) Jadwal distribusi obat dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota. 4) Sisa Stok. Menghitung kebutuhan obat dengan cara :

Upload: fredy-pharm

Post on 04-Jan-2016

289 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Praktikum 1 Man Pengadaan

Simulasi 1

“Menentukan Jumlah Permintaan Obat”

Deskripsi

Perencanaan merupakan suatu proses kegiatan seleksi obat dan perbekalan

kesehatan untuk menentukan jenis dan jumlah obat dalam rangka pemenuhan

kebutuhan obat. Perencanaan obat dan perbekalan kesehatan merupakan awal yang

amat menentukan dalam perencanaan obat.

Manfaat perencanaan obat terpadu :

1. Menghindari tumpang tindih penggunaan anggaran

2. Keterpaduan dalam evaluasi, penggunaan dan perencanaan

3. Kesamaan persepsi antara pemakai obat dan penyedia anggaran

4. Estimasi kebutuhan obat lebih tepat

5. Koordinasi antara penyedia anggaran dan pemakai obat

6. Pemanfaatan dana pengadaan obat dapat lebih optimal

Tujuan perencanaan obat adalah untuk :

a) Mendapatkan perkiraan jenis dan jumlah obat dan perbekalan kesehatan yang

sesuai dengan kebutuhan.

b) Meningkatkan efisiensi penggunaan obat.

Menentukan jumlah permintaan obat

Data yang diperlukan antara lain :

1) Data pemakaian obat periode sebelumnya.

2) Jumlah kunjungan resep.

3) Jadwal distribusi obat dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota.

4) Sisa Stok.

Menghitung kebutuhan obat dengan cara :

Jumlah untuk periode yang akan datang diperkirakan sama dengan pemakaian pada

periode sebelumnya.

SO = SK + SWK + SWT + SP

Page 2: Praktikum 1 Man Pengadaan

Sedangkan untuk menghitung permintaan obat dapat dilakukan dengan rumus :

Permintaan = SO – SS

Keterangan :

SO = Stok optimum

SK = Stok Kerja (Stok pada periode berjalan)

SWK = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu kekosongan obat

SWT = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu tunggu ( Lead Time )

SP = Stok penyangga

SS = Sisa Stok

Page 3: Praktikum 1 Man Pengadaan

Perhitungan Kebutuhan Obat :

a. Pada tanggal 31 Maret 2009 di Puskesmas Latifah, Kabupaten Prasojo, sisa per

sediaan Amoksisilin kaplet 500 mg = nihil. Penerimaan selanjutnya diperkirakan

akan diperoleh pada bulan April 2009. Pemakaian Amoksisilin 500 mg kaplet per

triwulan selama ini di Puskesmas adalah 300 kotak @ 100 kaplet. Permintaan

obat pada periode April - Juni 2009 diajukan oleh Puskesmas ke IFK Kabupaten

pada akhir bulan Maret 2009. Terjadi kekosongan obat selama lima hari kerja,

dengan waktu tunggu 5 hari kerja.

b. Sementara di Puskesmas tersebut pada periode waktu yang sama, CTM tablet 4

mg sisa stoknya = 5 botol @1.000 tablet. Pemakaian CTM 4 mg per triwulan

selama ini di Puskesmas adalah 60 botol @1.000 tablet.

Latihan

a. Pada tanggal 31 Desember 2009 di Apotek Andra, sisa per sediaan Asam

Mefenamat kaplet 500 mg = 500 tablet. Penerimaan selanjutnya diperkirakan

akan diperoleh pada bulan April 2009. Pemakaian Amoksisilin 500 mg kaplet per

semester selama ini di Puskesmas adalah 500 kotak @ 100 kaplet. Permintaan

obat pada periode Januari - Juni 2010 diajukan oleh Puskesmas ke IFK

Kabupaten pada akhir bulan Desember 2009. Terjadi kekosongan obat selama

lima hari kerja, dengan waktu tunggu 8 hari kerja.

b. Sementara di Puskesmas tersebut pada periode waktu yang sama, Kalium

Diklofenak tablet 50 mg sisa stoknya = 3 kotak @100 tablet. Pemakaian Kalium

Diklofenak 50 mg per semester selama ini di Puskesmas adalah 50 kotak @100

tablet.

Page 4: Praktikum 1 Man Pengadaan

Simulasi 2

“Perhitungan Kebutuhan Obat Dengan Metode Konsumsi di Instalasi Farmasi”

Deskripsi

Menentukan kebutuhan obat merupakan salah satu pekerjaan kefarmasian yang

harus dilakukan di Instalasi Farmasi. Dengan koordinasi dan proses perencanaan untuk

pengadaan obat secara terpadu (termasuk obat program), maka diharapkan obat yang

direncanakan dapat tepat jenis, jumlah dan waktu serta mutu yang terjamin. Untuk

menentukan kebutuhan obat dilakukan pendekatan perhitungan melalui metode

konsumsi dan atau morbiditas.

Metode Konsumsi:

Didasarkan atas analisa data konsumsi obat tahun sebelumnya. Untuk menghitung

jumlah obat yang dibutuhkan berdasarkan metoda konsumsi perlu diperhatikan hal-hal

sebagai berikut:

a) Pengumpulan dan pengolahan data

b) Analisa data untuk informasi dan evaluasi

c) Perhitungan perkiraan kebutuhan obat

d) Penyesuaian jumlah kebutuhan obat dengan alokasi dana

Untuk memperoleh data kebutuhan obat yang mendekati ketepatan, perlu

dilakukan analisa trend (regresi linier) pemakaian obat 3 (tiga) tahun sebelumnya atau

lebih. Data yang perlu dipersiapkan untuk perhitungan metode konsumsi :

a) Daftar nama obat g) Kekosongan obat

b) Stok awal h) Pemakaian rata-rata obat per tahun

c) Penerimaan i) Waktu tunggu (lead time)

d) Pengeluaran j) Stok pengaman (buffer stok)

e) Sisa stok k) Pola kunjungan

f) Obat hilang, rusak, kadaluarsa

Page 5: Praktikum 1 Man Pengadaan

Perhitungan dengan metoda konsumsi:

Selama tahun 2009 (Januari – Desember) pemakaian Parasetamol tablet sebanyak

2.500.000 tablet untuk pemakaian selama 10 (sepuluh) bulan. Pernah terjadi

kekosongan selama 2 (dua) bulan. Sisa stok per 31 Desember 2009 adalah 100.000

tablet.

Latihan 1

Selama tahun 2009 (Januari – Desember) pemakaian Antalgin tablet sebanyak

2.000.000 tablet untuk pemakaian selama 7 (tujuh) bulan. Pernah terjadi kekosongan

selama 3 (tiga) bulan. Sisa stok per 31 Desember 2009 adalah 20.000 tablet.

Latihan 2

Selama tahun 2009 (Januari – Desember) pemakaian Amoksisilin tablet sebanyak

3.500.000 tablet untuk pemakaian selama 11 (sebelas) bulan. Pernah terjadi

kekosongan selama 1 (satu) bulan. Sisa stok per 31 Desember 2009 adalah 150.000

tablet.

Page 6: Praktikum 1 Man Pengadaan

Simulasi 3

“Perhitungan Kebutuhan Obat Dengan Metode Morbiditas di Instalasi Farmasi”

Deskripsi

Menentukan kebutuhan obat merupakan salah satu pekerjaan kefarmasian yang harus

dilakukan di Instalasi Farmasi. Dengan koordinasi dan proses perencanaan untuk

pengadaan obat secara terpadu (termasuk obat program), maka diharapkan obat yang

direncanakan dapat tepat jenis, jumlah dan waktu serta mutu yang terjamin. Untuk

menentukan kebutuhan obat dilakukan pendekatan perhitungan melalui metode

konsumsi dan atau morbiditas.

Metode Morbiditas

Metode morbiditas adalah perhitungan kebutuhan obat berdasarkan pola penyakit.

Adapun faktor yang perlu diperhatikan adalah perkembangan pola penyakit dan lead

time. Langkah-langkah dalam metoda ini adalah:

a) Memanfaatkan pedoman pengobatan.

b) Menentukan jumlah penduduk yang akan dilayani.

c) Menentukan jumlah kunjungan kasus berdasarkan frekuensi penyakit.

d) Menghitung jumlah kebutuhan obat.

Data yang perlu dipersiapkan untuk perhitungan metode morbiditas:

a) Perkiraan jumlah populasi

Komposisi demografi dari populasi yang akan diklasifikasikan berdasarkan jenis

kelamin untuk umur antara:

• 0 – 4 tahun

• 5 – 14 tahun

• 15 – 44 tahun

• > 45 tahun

• Atau ditetapkan berdasarkan kelompok dewasa (> 12 tahun) dan anak (1 – 12

tahun)

b) Menetapkan pola morbiditas penyakit

c) Masing-masing penyakit pertahun untuk seluruh populasi pada kelompok umur yang

ada.

Page 7: Praktikum 1 Man Pengadaan

d) Menghitung perkiraan jenis dan jumlah obat sesuai dengan pedoman pengobatan

dasar di puskesmas.

e) Frekuensi kejadian masing-masing penyakit pertahun untuk seluruh populasi pada

kelompok umur yang ada.

f) Menghitung kebutuhan jumlah obat, dengan cara jumlah kasus dikali jumlah obat

sesuai pedoman pengobatan dasar dipuskesmas.

g) Untuk menghitung jenis, jumlah, dosis, frekwensi dan lama pemberian obat dapat

menggunakan pedoman pengobatan yang ada.

h) Menghitung jumlah kebutuhan obat yang akan datang dengan mempertimbangkan

faktor antara lain:

• Pola penyakit

• Lead time

• Buffer stock

i) Menghitung kebutuhan obat tahun anggaran yang akan datang

Perhitungan dengan metoda morbiditas:

Menghitung masing-masing obat yang diperlukan perpenyakit. Sebagai contoh untuk

penyakit OMSK tipe maligna pada orang dewasa dan anak-anak antara lain pada

pedoman pengobatan digunakan obat Amoksisilin dengan perhitungan sebagai berikut:

Anak-anak:

Standar pengobatan dengan Amoksisilin adalah 10 mg/kg BB dalam dosis terbagi 3 x

sehari selama 14 hari. Jumlah episode 10.000 kasus. Bila berat badan anak

diasumsikan adalah 12½ kg.

Dewasa

Standar pengobatan dengan Amoksisilin adalah 500 mg dalam dosis terbagi 3 x sehari

selama 14 hari. Jumlah episode 15.000 kasus.

Bagaimana perhitungan untuk penyakit Faringitis (Eritromisin, Amoksisilin,

Penisilin VK), Sinusitis (Doksisiklin, Klaritromisin).

Page 8: Praktikum 1 Man Pengadaan

Simulasi 4

“Rencana Pengadaan Obat Dengan Analisa ABC”

Deskripsi

Dengan melaksanakan penyesuaian perencanaan obat dengan jumlah dana

yang tersedia, maka informasi yang didapat adalah jumlah rencana

pengadaan, skala prioritas masing-masing jenis obat dan jumlah kemasan

untuk rencana pengadaan obat tahun yang akan datang.

Analisa ABC

Berdasarkan berbagai observasi dalam inventori manajemen, yang paling

banyak ditemukan adalah tingkat konsumsi pertahun hanya diwakili oleh

relatif sejumlah kecil item. Sebagai contoh, dari pengamatan terhadap

pengadaan obat dijumpai bahwa sebagian besar dana obat (70%) digunakan

untuk pengadaan 10% dari jenis / item obat yang paling banyak digunakan,

sedangkan sisanya sekitar 90% jenis / item obat menggunakan dana sebesar

30%. Oleh karena itu analisa ABC mengelompokkan item obat berdasarkan

kebutuhan dananya, yaitu:

Kelompok A:

Adalah kelompok jenis obat yang jumlah nilai rencana pengadaannya

menunjukkan penyerapan dana sekitar 70% dari jumlah dana obat

keseluruhan.

Kelompok B:

Adalah kelompok jenis obat yang jumlah nilai rencana pengadaannya

menunjukkan penyerapan dana sekitar 20%.

Kelompok C:

Adalah kelompok jenis obat yang jumlah nilai rencana pengadaannya

menunjukkan penyerapan dana sekitar 10% dari jumlah dana obat

keseluruhan.

Langkah-langkah menentukan Kelompok A, B dan C:

a) Hitung jumlah dana yang dibutuhkan untuk masing-masing obat dengan

cara mengalikan kuantum obat dengan harga obat.

Page 9: Praktikum 1 Man Pengadaan

b) Tentukan peringkat mulai dari yang terbesar dananya sampai yang

terkecil.

c) Hitung persentasenya terhadap total dana yang dibutuhkan.

d) Hitung akumulasi persennya.

e) Obat kelompok A termasuk dalam akumulasi 70%

f) Obat kelompok B termasuk dalam akumulasi >70% s/d 90% (menyerap

dana ± 20%)

g) Obat kelompok C termasuk dalam akumulasi > 90% s/d 100% (menyerap

dana ± 10%)

Page 10: Praktikum 1 Man Pengadaan

Simulasi 5

“Rencana Pengadaan Obat Dengan Analisa VEN”

Deskripsi

Dengan melaksanakan penyesuaian perencanaan obat dengan jumlah dana

yang tersedia, maka informasi yang didapat adalah jumlah rencana

Page 11: Praktikum 1 Man Pengadaan

pengadaan, skala prioritas masing-masing jenis obat dan jumlah kemasan

untuk rencana pengadaan obat tahun yang akan datang.

Analisa VEN

Salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat yang

terbatas dengan mengelompokkan obat berdasarkan manfaat tiap jenis obat

terhadap kesehatan. Semua jenis obat yang tercantum dalam daftar obat

dikelompokkan kedalam tiga kelompok berikut:

Kelompok V:

Adalah kelompok obat-obatan yang sangat esensial (vital), yang termasuk

dalam kelompok ini antara lain:

a. Obat penyelamat (life saving drugs)

b. Obat untuk pelayanan kesehatan pokok (obat anti diabet, vaksin dan lain-

lain)

c. Obat untuk mengatasi penyakit penyebab kematian terbesar.

Kelompok E:

Adalah kelompok obat yang bekerja kausal yaitu obat yang bekerja pada

sumber penyebab penyakit.

Kelompok N:

Merupakan obat penunjang yaitu obat yang kerjanya ringan dan biasa

dipergunakan untuk menimbulkan kenyamanan atau untuk mengatasi

keluhan ringan.

Penggolongan obat sistem VEN dapat digunakan untuk:

a. Penyesuaian rencana kebutuhan obat dengan alokasi dana yang tersedia.

Obat yang perlu ditambah atau dikurangi dapat didasarkan atas

pengelompokan obat menurut VEN.

b. Penyusunan rencana kebutuhan obat yang masuk kelompok V agar

diusahakan tidak terjadi kekosongan obat.

Untuk menyusun daftar VEN perlu ditentukan lebih dahulu criteria penentuan

VEN yang sebaiknya disusun oleh suatu Tim. Dalam menentukan kriteria

perlu dipertimbangkan kondisi dan kebutuhan masing-masing wilayah.

Kriteria yang disusun dapat mencakup berbagai aspek antara lain:

Page 12: Praktikum 1 Man Pengadaan

a) klinis

b) konsumsi

c) target kondisi

d) biaya

Langkah-langkah menentukan VEN:

a) Menyusun analisa VEN

b) Menyediakan data pola penyakit

c) Merujuk pada pedoman pengobatan

Simulasi 6

“Penerimaan, Pencatatan dan Pelaporan Obat”

1. Deskripsi

Penerimaan adalah suatu kegiatan dalam menerima obat-obatan yang

diserahkan dari unit pengelola yang lebih tinggi kepada unit pengelola di

Page 13: Praktikum 1 Man Pengadaan

bawahnya. Penerimaan obat harus dilaksanakan oleh petugas pengelola

obat atau petugas lain yang diberi kuasa.

Pencatatan dan pelaporan data obat di Apotek dan Instalasi Farmasi

merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka penatalaksanaan obat-obatan

secara tertib, baik obatobatan yang diterima, disimpan, didistribusikan dan

digunakan. Apotek dan Instalasi Farmasi bertanggung jawab atas

terlaksananya pencatatan dan pelaporan obat yang tertib dan lengkap serta

tepat waktu untuk mendukung pelaksanaan seluruh pengelolaan obat.

2. Tujuan

Penerimaan obat bertujuan agar obat yang diterima sesuai dengan

kebutuhan berdasarkan permintaan.

Tujuan pencatatan dan pelaporan adalah :

1. Bukti bahwa suatu kegiatan telah dilakukan.

2. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian.

3. Sumber data untuk perencanaan kebutuhan.

4. Sumber data untuk pembuatan laporan.

3. Kegiatan

Setiap penyerahan obat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan.

Petugas penerima obat bertanggung jawab atas pemeriksaan fisik,

penyimpanan, pemindahan, pemeliharaan dan penggunaan obat berikut

kelengkapan catatan yang menyertainya. Petugas penerima obat wajib

melakukan pengecekan terhadap obat yang diserahterimakan, meliputi

kemasan, jenis dan jumlah obat, bentuk sediaan obat sesuai dengan isi

dokumen (LPLPO), dan ditanda tangani oleh petugas penerima. Petugas

penerima dapat menolak apabila terdapat kekurangan dan kerusakan obat.

Setiap penambahan obat, dicatat dan dibukukan pada buku penerimaan

obat dan kartu stok.

Pemeriksaan meliputi:

a. Nama Obat

Page 14: Praktikum 1 Man Pengadaan

b. Jumlah

c. Kemasan

d. Bentuk Sediaan

e. Batch Number

f. Expire Date

g. No. Faktur

h. Tanggal Jatuh Tempo

Sarana yang digunakan untuk pencatatan dan pelaporan obat di Apotek dan

Instalasi Farmasi adalah Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat

(LPLPO) dan kartu stok. LPLPO yang dibuat oleh petugas atau karyawan

harus tepat data, tepat isi dan dikirim tepat waktu serta disimpan dan

diarsipkan dengan baik. LPLPO juga dimanfaatkan untuk analisis

penggunaan, perencanaan kebutuhan obat, pengendalian persediaan dan

pembuatan laporan pengelolaan obat.

Administrasi pencatatan dan pelaporan:

1. Kartu stok obat

2. LPLPO

3. Catatan harian penggunaan obat

Simulasi 7

Page 15: Praktikum 1 Man Pengadaan

“Penyimpanan Obat”

1. Deskripsi

Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap obat-obatan

yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik

maupun kimia dan mutunya tetap terjamin.

2. Tujuan

Penyimpanan bertujuan agar obat yang tersedia di Unit pelayanan kesehatan

terjamin mutu dan keamanannya.

3. Kegiatan

1) Persyaratan gudang

a) Luas minimal 3 x 4 m2 dan atau disesuaikan dengan jumlah obat yang

disimpan.

b) Ruangan kering dan tidak lembab.

c) Memiliki ventilasi yang cukup.

d) Memiliki cahaya yang cukup, namun jendela harus mempunyai

pelindung untuk menghindarkan adanya cahaya langsung dan

berteralis.

e) Lantai dibuat dari semen/tegel/keramik/papan (bahan lain) yang tidak

memungkinkan bertumpuknya debu dan kotoran lain. Harus diberi alas

papan (palet).

f) Dinding dibuat licin dan dicat warna cerah.

g) Hindari pembuatan sudut lantai dan dinding yang tajam.

h) Gudang digunakan khusus untuk penyimpanan obat.

i) Mempunyai pintu yang dilengkapi kunci ganda.

j) Tersedia lemari/laci khusus untuk narkotika dan psikotropika yang

selalu terkunci dan terjamin keamanannya.

k) Harus ada pengukur suhu dan higrometer ruangan.

2) Pengaturan penyimpanan obat

a) Obat di susun secara alfabetis untuk setiap bentuk sediaan.

b) Obat dirotasi dengan sistem FEFO dan FIFO.

Page 16: Praktikum 1 Man Pengadaan

c) Obat disimpan pada rak.

d) Obat yang disimpan pada lantai harus di letakan diatas palet.

e) Tumpukan dus sebaiknya harus sesuai dengan petunjuk.

f) Sediaan obat cairan dipisahkan dari sediaan padatan.

g) Sera, vaksin dan supositoria disimpan dalam lemari pendingin.

h) Lisol dan desinfektan diletakkan terpisah dari obat lainnya.

Untuk menjaga mutu obat perlu diperhatikan kondisi penyimpanan sebagai

berikut :

a) Kelembaban

Udara lembab dapat mempengaruhi obat-obatan sehingga mempercepat

kerusakan. Untuk menghindari udara lembab tersebut maka perlu dilakukan

upaya-upaya berikut :

a) Ventilasi harus baik, jendela dibuka.

b) Simpan obat ditempat yang kering.

c) Wadah harus selalu tertutup rapat, jangan dibiarkan terbuka.

d) Bila memungkinkan pasang kipas angin atau AC. Karena makin panas

udara di dalam ruangan maka udara semakin lembab.

e) Biarkan pengering (silica gel) tetap dalam wadah tablet dan kapsul.

f) Kalau ada atap yang bocor harus segera diperbaiki.

b)Sinar Matahari

Sebagian besar cairan, larutan dan injeksi cepat rusak karena pengaruh sinar

matahari. Sebagai contoh, Injeksi Klorpromazin yang terkena sinar matahari

akan berubah warna

menjadi kuning terang sebelum tanggal kadaluwarsa. Cara mencegah

kerusakan karena sinar matahari antara lain:

• Jendela-jendela diberi gorden.

• Kaca jendela dicat putih.

Page 17: Praktikum 1 Man Pengadaan

Simulasi 8

“Penyusunan Neraca”

Deskripsi

Neraca merupakan tahap terakhir dari laporan keuangan yang menjelaskan posisi

keuangan perusahaan dilihat dari pos Aktiva/Harta, Utang dan Modal. Untuk mengisi

neraca ini, maka kita berpatokan pada Neraca Saldo yang telah disusun sebelumnya,

akan tetapi untuk pos Pendapatan dan Beban tidak dicantumkan (dihapuskan). Tuliskan

semua akun-akun yang berada pada pos Aktiva, Utang dan Modal (modal akhir yang

telah disusun sebelumnya pada laporan perubahan modal)

Aktiva adalah harta yang dimiliki perusahaan yang merupakan sumber ekonomi.

Contoh: kas, piutang, peralatan, perlengkapan, gedung, tanah, kendaraan

Utang adalah kewajiban yang menjadi beban perusahaan. Contoh: hutang pembelian

kredit.

Modal adalah hak atau klaim pemilik atas aktiva perusahaan. Contoh: setoran modal oleh pemilik.

Page 18: Praktikum 1 Man Pengadaan

INGAT!!! Total AKTIVA harus sama dengan UTANG + MODAL

SUSUN NERACA DARI TRANSAKSI DIATAS !!!

Page 19: Praktikum 1 Man Pengadaan

Simulasi 9

“Penyusunan Laporan Laba Rugi”

Deskripsi

Laporan laba rugi merupakan laporan yang akan menyajikan posisi keuangan dalam hal

laba atau rugi nya. Dalam laporan ini, terdapat 2 (dua) pos yang akan disajikan yaitu pos

Pendapatan dan Beban. Laporan yang menggambarkan apakah

perusahaan/organisasi mendapat keuntungan/laba(profit) atau menderita kerugian

(loss). Laporan laba Rugi terdiri dari:

Penjualan bersih (net sales)

Harga pokok penjualan (cost of goods sold)

Biaya-biaya operasi (operating expense)

Biaya dan pendapatan lain-lain (other expense and other income)

Pajak (taxes)

Page 20: Praktikum 1 Man Pengadaan

SUSUN LAPORAN LABA RUGI DARI TRANSAKSI DIATAS !!!

Page 21: Praktikum 1 Man Pengadaan

Simulasi 10

“Perhitungan Pajak Penghasilan”

1. Deskripsi

Pajak Penghasilan diatur dalam Undang-undang No. 17 Tahun 2000. Pajak

penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak atas penghasilan

yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Subyek pajak di sini dapat berupa

orang pribadi atau badan misal PT dan Koperasi.

Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan yaitu setiap tambahan

kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari

Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk

menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk

apapun. Bentuk-bentuk penghasilan yang dikenai pajak misalnya gaji, honorarium,

bonus, laba usaha, bunga simpanan di bank, hadiah dan lain-lain

Dalam perhitungan pajak terdapat perbedaan antara pajak untuk orang pribadi

dan badan. Untuk orang pribadi dasar pengenaan penerapan tarif bagi wajib pajak

disebut dengan Penghasilan Kena Pajak (PKP). Penghasilan kena pajak merupakan

penghasilan kotor setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk

memperoleh penghasilan tersebut dan setelah dikurangi PTKP (Penghasilan Tidak

Kena Pajak).

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) adalah batas minimum penghasilan yang

tidak dikenakan pajak, artinya jika wajib pajak berpenghasilan tidak lebih dari PTKP,

maka tidak dikenakan pajak. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) diberikan sebesar:

a) Rp 13.200.000,00 untuk diri wajib pajak yang bersangkutan

b) Rp 1.200.000,00 tambahan untuk wajib pajak yang berstatus kawin

Page 22: Praktikum 1 Man Pengadaan

c) Rp 13.200.000,00 tambahan untuk seorang isteri yang penghasilannya digabung

dengan suami

d) Rp 1.200.000,00 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah semenda dalam

garis keturunan lurus serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya

Wajib Pajak, paling banyak 3 orang.

Tarif pajak orang pribadi dibedakan dengan tarif pajak badan. Tarif pajak orang

pribadi dan tarif pajak badan dapat kita lihat dalam Tabel 1 dan Tabel 2 berikut ini:

Tabel 1. Tarif Pajak Pribadi

No. Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak1. Rp 0 – Rp 25.000.000,00 5 %2. Rp 25.000.000,00 – Rp 50.000.000,00 10 %3. Rp 50.000.000,00 – Rp 100.000.000,00 15 %4. Rp 100.000.000,00 – Rp 200.000.000,00 25 %5. Di atas Rp 200.000.000,00 35 %

Tabel 2. Tarif Pajak Badan

No. Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak1. s/d Rp 50.000.000,00 10 %2. Di atas Rp 50.000.000,00 – Rp 100.000.000,00 15 %3. Di atas Rp 100.000.000,00 30%

Perhitungan Pajak Penghasilan

Tuan Jusuf berstatus kawin dengan 3 anak adalah seorang pengusaha yang

memperoleh penghasilan bersih pada tahun 2005 sebesar Rp 100.000.000,00

penghasilan tersebut merupakan selisih antara penjualan sebesar Rp 300.000.000,00

dan biaya sebesar Rp 200.000.000,00.

Pertanyaan : Berapa pajak yang harus dibayarkan oleh Tuan Jusuf pada tahun

2005.

PKP = Penghasilan – Biaya - PTKP

Page 23: Praktikum 1 Man Pengadaan

Daftar Pustaka

Anonim, 2010, Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Instalasi Farmasi

Kabupaten / Kota, DEPKES RI bekerjasama dengan JICA.

Anonim, 2010, Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Puskesmas, DEPKES RI

bekerjasama dengan JICA.

Anonim, 2006, Drug Management Manual, UNHCR.

Haryono Yusuf. 1999. Dasar-Dasar Akuntansi. Yogyakarta: STIE YKPN.

Soemarso SR. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat.