praktik yang baik pembelajaran di madrasah … · berhasil membuat perahu pegasnya, ... cara ini...

63
PEMBELAJARAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH Praktik yang Baik USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru,Tenaga Kependidikan, dan Siswa DARI RAKYAT AMERIKA

Upload: trancong

Post on 26-May-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

PEMBELAJARAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH

Praktik yang Baik

USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa

DARI RAKYAT AMERIKA

Page 2: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Buku praktik yang baik Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United States Agency for International Development (USAID) melalui Program USAID Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia's Teachers, Administrators, and Students (PRIORITAS). USAID PRIORITAS adalah program kemitraan antara Pemerintah Amerika dan Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan akses pendidikan dasar yang berkualitas di Indonesia.

Page 3: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Sambutan Direktur Jenderal Pendidikan IslamKementerian Agama

Kementerian Agama bekerja sama dengan USAID Program Prioritizing Reform, Innovation and Opportunities for Reaching Indonesia's Teachers, Administrators and Students (PRIORITAS Tahun 2012-2017) untuk meningkatkan akses pendidikan dasar yang berkualitas. Dalam implementasi kerja sama tersebut USAID PRIORITAS telah melaksanakan beberapa program dan kegiatan antara lain pelatihan dan pendampingan guru, kepala madrasah, pengawas serta kegiatan kelompok kerja di tingkat madrasah maupun gugus tentang pendekatan pembelajaran aktif dan kreatif, Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), program budaya baca dan literasi dengan memberi hibah buku pengayaan, buku fiksi, dan buku bacaan lainnya kepada madrasah ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs).

Berbagai kemajuan yang dapat dilihat di madrasah di antaranya adalah guru berperan menjadi fasilitator dalam mendorong interaksi antar siswa, guru memberikan tugas yang bervariasi yang menantang siswa untuk berbuat dan berpikir, seperti diskusi, percobaan, pengamatan, dan pemecahan masalah. Dalam pembelajaran siswa menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi, memanfaatkan beragam sumber belajar, bekerja secara kooperatif dalam kelompok, menghasilkan karya yang merupakan hasil gagasannya sendiri, dan memajangkan karya tersebut dalam kelas. Sedangkan hasil implementasi MBS, pengelolaan sekolah oleh kepala sekolah menjadi partisipatif dengan melibatkan guru, komite sekolah dan masyarakat , serta transparan dan akuntabel.

Dalam rangka menyebarluaskan pengalaman pembelajaran, manajemen, dan budaya baca di MI dan MTs tersebut, USAID PRIORITAS menerbitkan beberapa buku praktik yang baik dengan tema pembelajaran tingkat MI, pembelajaran tingkat MTs, dan manajemen, budaya baca dan pelayanan khusus di MI dan MTs.

Saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada USAID PRIORITAS yang telah membantu pendidikan di madrasah khususnya untuk MI dan MTs di kabupaten/kota mitra USAID PRIORITAS. Semoga buku praktik yang baik ini dapat memberikan motivasi dan inspirasi bagi kabupaten/kota lainnya di seluruh Indonesia, bagi guru dan praktisi untuk meningkatkan mutu pendidikan di madrasah.

Jakarta, Mei 2017Direktur Jenderal Pendidikan IslamKementerian Agama

Prof. Dr. Phill. H. Kamaruddin Amin

Page 4: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

DAFTAR ISI PembelajaranIlmu Pengetahuan Alam

2 Perahu Pegas dari Botol Plastik

4 Belajar Pengawetan Makanan dengan Telur Asin

5 Balonku Mengembang dengan Cuka dan Soda Kue

6 Horee... Mobil Tenaga Angin Buatanku Bisa Melaju...

8 Ayo Bereksperimen IPA Cetak Ilmuwan Cilik

10 Belajar IPA Bonusnya Minum Jamu

11 Telur Rebus dan Struktur Lapisan Bumi

12 Kwartet Sains

14 Belajar Sistem Tata Surya di Halaman Kelas

15 Membuktikan Energi Alam dengan Batu dan Kincir

16 Mengenal Tumbuhan di Lingkungan Sekolah

18 Timbangan Gelas Kertas Mampu Menahan Beban Manusia

PembelajaranMatematika

20 Super Market di Kelasku

22 Memahami Pecahan melalui Buah Semangka

23 Mengolah Data Hasil Pengukuran Tinggi dan Berat Badan Siswa

24 Belajar Bangun Datar Lewat Pengubinan

26 Belajar Debit Air...! Siapa Takut...

28 Media Pembelajaran Garis Bilangan “Badak Berjalan”

30 Matematika dari Bola dan Sarang Telur

32 Garis Bilangan Batang Singkong

34 “Berpelukan Adalah Bersekutu”

36 7 in 1, Alat Peraga dari Sekotak Catur

38 Kalender Bekas Pintar Hitung (KalBekPinTung)

iiiDaftar IsiPraktik yang Baik: Pembelajaran di SD/MIii

Pembelajaran Tematik, Bahasa, dan Ilmu Pengetahuan Sosial

43 Puzzel Surat Resmi untuk Tingkatkan Keterampilan Siswa Menulis

44 Bazaar Makanan Sehat, Fasilitasi Praktik Jual Beli

45 Kotak Ajaib Permudah Belajar Matematika Kelas Awal

47 Manfaatkan Lantai Kelas untuk Media Belajar Berhitung dan Ciptakan Budaya Tertib

48 Remedial bagi Siswa yang Belum Mampu Membaca

49 Pandai Bercerita dengan Piramida Cerita

51 Buat Mobil-mobilan untuk Belajar Matematika dan IPA

53 Belajar Nilai Tempat dengan Buku Besar

55 Belajar Energi Gerak dari Kincir Angin

Page 5: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

DAFTAR ISI PembelajaranIlmu Pengetahuan Alam

2 Perahu Pegas dari Botol Plastik

4 Belajar Pengawetan Makanan dengan Telur Asin

5 Balonku Mengembang dengan Cuka dan Soda Kue

6 Horee... Mobil Tenaga Angin Buatanku Bisa Melaju...

8 Ayo Bereksperimen IPA Cetak Ilmuwan Cilik

10 Belajar IPA Bonusnya Minum Jamu

11 Telur Rebus dan Struktur Lapisan Bumi

12 Kwartet Sains

14 Belajar Sistem Tata Surya di Halaman Kelas

15 Membuktikan Energi Alam dengan Batu dan Kincir

16 Mengenal Tumbuhan di Lingkungan Sekolah

18 Timbangan Gelas Kertas Mampu Menahan Beban Manusia

PembelajaranMatematika

20 Super Market di Kelasku

22 Memahami Pecahan melalui Buah Semangka

23 Mengolah Data Hasil Pengukuran Tinggi dan Berat Badan Siswa

24 Belajar Bangun Datar Lewat Pengubinan

26 Belajar Debit Air...! Siapa Takut...

28 Media Pembelajaran Garis Bilangan “Badak Berjalan”

30 Matematika dari Bola dan Sarang Telur

32 Garis Bilangan Batang Singkong

34 “Berpelukan Adalah Bersekutu”

36 7 in 1, Alat Peraga dari Sekotak Catur

38 Kalender Bekas Pintar Hitung (KalBekPinTung)

iiiDaftar IsiPraktik yang Baik: Pembelajaran di SD/MIii

Pembelajaran Tematik, Bahasa, dan Ilmu Pengetahuan Sosial

43 Puzzel Surat Resmi untuk Tingkatkan Keterampilan Siswa Menulis

44 Bazaar Makanan Sehat, Fasilitasi Praktik Jual Beli

45 Kotak Ajaib Permudah Belajar Matematika Kelas Awal

47 Manfaatkan Lantai Kelas untuk Media Belajar Berhitung dan Ciptakan Budaya Tertib

48 Remedial bagi Siswa yang Belum Mampu Membaca

49 Pandai Bercerita dengan Piramida Cerita

51 Buat Mobil-mobilan untuk Belajar Matematika dan IPA

53 Belajar Nilai Tempat dengan Buku Besar

55 Belajar Energi Gerak dari Kincir Angin

Page 6: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali
Page 7: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

PEMBELAJARANILMU PENGETAHUAN

ALAM

Page 8: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Praktik yang Baik: Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah2 Ilmu Pengetahuan Alam 3

Berhasil membuat perahu pegasnya, masing-masing siswa menguji apakah perahu pegasnya bisa berfungsi dengan baik.

Setelah perahu pegas selesai dibuat siswa, mereka diminta untuk menjalankan perahu pegasnya, dan mengamati proses yang terjadi. Untuk membuat kesimpulan dari kegiatan ini, siswa diberi pertanyaan, ”Coba amati apa yang menyebabkan perahu bergerak lebih cepat?”

Pada akhirnya siswa dapat menyimpulkan bahwa:

Yang menyebabkan perahu pegas dapat bergerak adalah karet gelang yang ditarik kencang dengan bantuan baling-baling dari triplek atau plastik mika,

Semakin banyak karet gelang yang digunakan, maka perahu semakin bergerak cepat.

Pertanyaan lanjutan untuk tugas siswa yang dapat diajukan di antaranya,

(1) Mengapa penggunaan karet gelang yang banyak dapat menyebabkan perahu bergerak lebih cepat?

(2) Apalagi yang dapat membuat

dan kiri botol plastik dengan menggunakan selotip.

Rentangkanlah karet gelang pada ujung sumpit dan sisipkanlah baling-baling dari triplek atau plastik mika yang sudah dibuat sebelumnya.

Putarlah baling-baling dengan karet pada ujung sumpit hingga karet mengencang dan tahan.

Masukkanlah perahu pegas yang sudah jadi tersebut ke dalam baskom berisi air bersih. Perahu pegas siap meluncur.

Biarkanlah para siswa memperhatikan dan mempraktikkannya berulang-ulang.

perahu bergerak lebih cepat?

Dari praktik sederhana ini siswa dapat menyebutkan pengertian gaya, siswa dapat menjelaskan faktor yang mempengaruhi gerak benda, siswa mampu membuat alat-alat sederhana sendiri yang berhubungan dengan gaya, siswa mampu pula menjelaskan cara pembuatannya, dan siswa dapat

menjelaskan hubungan gaya dan gerak pada alat sederhana yang mereka buat tersebut.

”Dalam belajar IPA, saya lebih suka mengajak para siswa untuk melakukan praktik-praktik sederhana. Cara ini lebih mudah dipahami oleh para siswa,” kata Ibu Jelita.

UNTUK menjelaskan penerapan dan hubungan antara gaya dan gerak, Jelita Hati Harahap SPd, guru kelas VI MIN Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali ini dia mengajarkan siswa membuat perahu pegas.

Dengan alat-alat yang sudah tersedia, siswa dibagi dalam kelom-pok kecil untuk membuat perahu pegas masing-masing dan mengamati perahu pegas pada baskom yang berisi air.

Berikut adalah alat dan bahan yang diperlukan: botol plastik bekas atau batang pohon pisang, selotip, sepasang sumpit kayu/bambu, karet gelang, dua lembar plastik mika/ triplek berukuran 2 cm x 6 cm, satu baskom berisi air bersih, dan gunting.

Perahu Pegas dari Botol PlastikMIN Urung Kompas, Labuhanbatu, Sumatera Utara

Cara membuatnya:

- Potonglah bagian tengah dari kedua plastik mika/triplek dengan menyisakan sebagiannya agar keduanya bisa saling bertaut. Tautkanlah kedua plastik mika atau triplek tersebut sehingga bentuknya bisa menyerupai baling-baling.

Rekatkanlah sumpit di bagian kanan

Para siswa menikmati belajar di halaman sekolah saat membuat perahu pegas.

Page 9: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Praktik yang Baik: Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah2 Ilmu Pengetahuan Alam 3

Berhasil membuat perahu pegasnya, masing-masing siswa menguji apakah perahu pegasnya bisa berfungsi dengan baik.

Setelah perahu pegas selesai dibuat siswa, mereka diminta untuk menjalankan perahu pegasnya, dan mengamati proses yang terjadi. Untuk membuat kesimpulan dari kegiatan ini, siswa diberi pertanyaan, ”Coba amati apa yang menyebabkan perahu bergerak lebih cepat?”

Pada akhirnya siswa dapat menyimpulkan bahwa:

Yang menyebabkan perahu pegas dapat bergerak adalah karet gelang yang ditarik kencang dengan bantuan baling-baling dari triplek atau plastik mika,

Semakin banyak karet gelang yang digunakan, maka perahu semakin bergerak cepat.

Pertanyaan lanjutan untuk tugas siswa yang dapat diajukan di antaranya,

(1) Mengapa penggunaan karet gelang yang banyak dapat menyebabkan perahu bergerak lebih cepat?

(2) Apalagi yang dapat membuat

dan kiri botol plastik dengan menggunakan selotip.

Rentangkanlah karet gelang pada ujung sumpit dan sisipkanlah baling-baling dari triplek atau plastik mika yang sudah dibuat sebelumnya.

Putarlah baling-baling dengan karet pada ujung sumpit hingga karet mengencang dan tahan.

Masukkanlah perahu pegas yang sudah jadi tersebut ke dalam baskom berisi air bersih. Perahu pegas siap meluncur.

Biarkanlah para siswa memperhatikan dan mempraktikkannya berulang-ulang.

perahu bergerak lebih cepat?

Dari praktik sederhana ini siswa dapat menyebutkan pengertian gaya, siswa dapat menjelaskan faktor yang mempengaruhi gerak benda, siswa mampu membuat alat-alat sederhana sendiri yang berhubungan dengan gaya, siswa mampu pula menjelaskan cara pembuatannya, dan siswa dapat

menjelaskan hubungan gaya dan gerak pada alat sederhana yang mereka buat tersebut.

”Dalam belajar IPA, saya lebih suka mengajak para siswa untuk melakukan praktik-praktik sederhana. Cara ini lebih mudah dipahami oleh para siswa,” kata Ibu Jelita.

UNTUK menjelaskan penerapan dan hubungan antara gaya dan gerak, Jelita Hati Harahap SPd, guru kelas VI MIN Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali ini dia mengajarkan siswa membuat perahu pegas.

Dengan alat-alat yang sudah tersedia, siswa dibagi dalam kelom-pok kecil untuk membuat perahu pegas masing-masing dan mengamati perahu pegas pada baskom yang berisi air.

Berikut adalah alat dan bahan yang diperlukan: botol plastik bekas atau batang pohon pisang, selotip, sepasang sumpit kayu/bambu, karet gelang, dua lembar plastik mika/ triplek berukuran 2 cm x 6 cm, satu baskom berisi air bersih, dan gunting.

Perahu Pegas dari Botol PlastikMIN Urung Kompas, Labuhanbatu, Sumatera Utara

Cara membuatnya:

- Potonglah bagian tengah dari kedua plastik mika/triplek dengan menyisakan sebagiannya agar keduanya bisa saling bertaut. Tautkanlah kedua plastik mika atau triplek tersebut sehingga bentuknya bisa menyerupai baling-baling.

Rekatkanlah sumpit di bagian kanan

Para siswa menikmati belajar di halaman sekolah saat membuat perahu pegas.

Page 10: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Oleh Muhibuddin SPdI, Guru Kelas IV MIN Ulee Glee

Dalam pembelajaran IPA di kelas IV, saya sering mengajak siswa untuk melakukan praktik langsung. Salah satunya melakukan pengawetan makanan telur bebek. Di awal saya mengajak siswa bertanya jawab tentang pengalaman mereka melihat makanan di rumah yang dibiarkan tersimpan lama. “Basi dan busuk pak,” jawab siswa.

Kemudian siswa saya bagi dalam 4 kelompok yang anggotanya 6 orang. Mereka sudah mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan, seperti telur bebek, abu gosok, garam, dan jeruk

nipis. Siswa diajak untuk mencampurkan adonan pengawetan. Abu gosok (sisa kulit padi yang dicampur dengan sedikit tanah), garam dan jeruk nipis dicampur dengan komposisi 1:1. Proses ini pada prinsipnya adalah untuk menurunkan kadar air dalam telur sehingga menghambat tumbuh dan berkembangnya mikroba dan menghambat aktivitas enzim pada telur. Saya juga memberi penjelasan fungsi setiap adonan.

Adonan yang sudah diolah sedemikian rupa oleh siswa, digunakan untuk melapisi telur bebek yang masing-masing mereka bawa dari rumah. Setiap kelompok terlihat aktif dan

Telur asin buatan siswa setelah belajar cara pengawetan makanan.

Belajar Pengawetan Makanan dengan Telur Asin

melakukan pembelajaran ini dengan sangat menyenangkan.

Mereka menuliskan langkah-langkah kegiatan dalam setiap kelompok. Dengan mudah siswa dapat menjelaskan langkah-langkah pengawetan makan karena mereka melakukannya sendiri.

Proses pembelajaran ini menekankan pada pemberian pengalaman langsung tentang proses pengawetan makanan. Untuk memperkaya pengetahuan, siswa diberi bahan bacaan tentang ragam cara pengawetan makanan. Seminggu kemudian, siswa menikmati telur asin yang telah mereka awetkan sendiri.

MIN Ulee Glee, Pidie Jaya, Aceh

Empat siswa kelas IV MI Darunnajah Sukodono tampak memperlihatkan hasil karya yang mereka yang berhasil membuat balon mengelembung otomatis. Balon tersebut bisa mengembung otomatis karena adanya campuran kimia antara cuka dan soda kue sehingga menyebabkan terbentuknya gas karbondioksida (CO2).

Para siswa dari sekolah mitra LPTK UIN Sunan Ampel Surabaya ini mencampur soda kue dan air cuka dalam satu botol plastik. Setelah air cuka bercampur dengan soda kue, terbentuklah gelembung-gelembung gas CO2 yang banyak. Botol plastik saat disentuh menjadi dingin.

“Nah, gelembung-gelembung menyebabkan balon menjadi besar atau tertiup. Setelah percobaan, saat

disentuh permukaan botol terasa dingin dari pada sebelum percobaan,” jelas Refina Ade Azza Minarva mewakili ketiga temannya. Setelah cuka dan soda kue dicampurkan, terlihat gelembung tersebut menghasilkan udara yang naik keatas botol.

Ananda Kasih Aurel, salah seorang siswa kemudian cepat-cepat memasang balon di bibir botol. Sedikit demi sedikit balon tersebut mengembang menjadi besar. Hasil dari reaksi cuka dengan soda kue menghasilkan gas CO2 yang dapat mendorong gas oksigen di atasnya sehingga lama kelamaan balon yang tadinya kecil akan berubah menjadi lebih besar. “Balonku Mengembang dengan Cuka dan Soda Kue!”

Reaksi yang terjadi antara cuka

dengan soda kue ini merupakan reaksi endoterm, karena setelah cuka dan soda kue dicampurkan ke dalam botol, permukaan botol terasa dingin. Ini karena terjadi perpindahan panas atau kalor dari lingkungan ke sistem sehingga suhu lingkungan berkurang dan menyebabkan suhu pada permukaan botol terasa dingin. “Sekarang kami tahu cara kerja tabung yang biasa dibawa-bawa oleh penjual balon keliling. Pantas tabungnya kalau dipegang dingin,” ungkap Nabila Anastasya.

Pembelajaran dengan percobaan yang sama juga diterapkan oleh siswa kelas IV SDN Sumbergondo 2 Batu. Percobaan ini membuat siswa dapat belajar secara konkret tentang energi dan perubahannya.

Balonku Mengembang dengan Cuka dan Soda Kue

(Kiri) Siswa kelas IV MI Darunnajah memamerkan hasil percobaan mereka mengembangkan balon dengan cuka dan soda. (Kanan) Siswa SDN Sumbergondo juga menerapkan percobaan itu di dalam pembelajaran.

MI Darunnajah Sukodono, Sidoarjo, Jawa Timur

Praktik yang Baik: Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah4 Ilmu Pengetahuan Alam 5

Page 11: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Oleh Muhibuddin SPdI, Guru Kelas IV MIN Ulee Glee

Dalam pembelajaran IPA di kelas IV, saya sering mengajak siswa untuk melakukan praktik langsung. Salah satunya melakukan pengawetan makanan telur bebek. Di awal saya mengajak siswa bertanya jawab tentang pengalaman mereka melihat makanan di rumah yang dibiarkan tersimpan lama. “Basi dan busuk pak,” jawab siswa.

Kemudian siswa saya bagi dalam 4 kelompok yang anggotanya 6 orang. Mereka sudah mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan, seperti telur bebek, abu gosok, garam, dan jeruk

nipis. Siswa diajak untuk mencampurkan adonan pengawetan. Abu gosok (sisa kulit padi yang dicampur dengan sedikit tanah), garam dan jeruk nipis dicampur dengan komposisi 1:1. Proses ini pada prinsipnya adalah untuk menurunkan kadar air dalam telur sehingga menghambat tumbuh dan berkembangnya mikroba dan menghambat aktivitas enzim pada telur. Saya juga memberi penjelasan fungsi setiap adonan.

Adonan yang sudah diolah sedemikian rupa oleh siswa, digunakan untuk melapisi telur bebek yang masing-masing mereka bawa dari rumah. Setiap kelompok terlihat aktif dan

Telur asin buatan siswa setelah belajar cara pengawetan makanan.

Belajar Pengawetan Makanan dengan Telur Asin

melakukan pembelajaran ini dengan sangat menyenangkan.

Mereka menuliskan langkah-langkah kegiatan dalam setiap kelompok. Dengan mudah siswa dapat menjelaskan langkah-langkah pengawetan makan karena mereka melakukannya sendiri.

Proses pembelajaran ini menekankan pada pemberian pengalaman langsung tentang proses pengawetan makanan. Untuk memperkaya pengetahuan, siswa diberi bahan bacaan tentang ragam cara pengawetan makanan. Seminggu kemudian, siswa menikmati telur asin yang telah mereka awetkan sendiri.

MIN Ulee Glee, Pidie Jaya, Aceh

Empat siswa kelas IV MI Darunnajah Sukodono tampak memperlihatkan hasil karya yang mereka yang berhasil membuat balon mengelembung otomatis. Balon tersebut bisa mengembung otomatis karena adanya campuran kimia antara cuka dan soda kue sehingga menyebabkan terbentuknya gas karbondioksida (CO2).

Para siswa dari sekolah mitra LPTK UIN Sunan Ampel Surabaya ini mencampur soda kue dan air cuka dalam satu botol plastik. Setelah air cuka bercampur dengan soda kue, terbentuklah gelembung-gelembung gas CO2 yang banyak. Botol plastik saat disentuh menjadi dingin.

“Nah, gelembung-gelembung menyebabkan balon menjadi besar atau tertiup. Setelah percobaan, saat

disentuh permukaan botol terasa dingin dari pada sebelum percobaan,” jelas Refina Ade Azza Minarva mewakili ketiga temannya. Setelah cuka dan soda kue dicampurkan, terlihat gelembung tersebut menghasilkan udara yang naik keatas botol.

Ananda Kasih Aurel, salah seorang siswa kemudian cepat-cepat memasang balon di bibir botol. Sedikit demi sedikit balon tersebut mengembang menjadi besar. Hasil dari reaksi cuka dengan soda kue menghasilkan gas CO2 yang dapat mendorong gas oksigen di atasnya sehingga lama kelamaan balon yang tadinya kecil akan berubah menjadi lebih besar. “Balonku Mengembang dengan Cuka dan Soda Kue!”

Reaksi yang terjadi antara cuka

dengan soda kue ini merupakan reaksi endoterm, karena setelah cuka dan soda kue dicampurkan ke dalam botol, permukaan botol terasa dingin. Ini karena terjadi perpindahan panas atau kalor dari lingkungan ke sistem sehingga suhu lingkungan berkurang dan menyebabkan suhu pada permukaan botol terasa dingin. “Sekarang kami tahu cara kerja tabung yang biasa dibawa-bawa oleh penjual balon keliling. Pantas tabungnya kalau dipegang dingin,” ungkap Nabila Anastasya.

Pembelajaran dengan percobaan yang sama juga diterapkan oleh siswa kelas IV SDN Sumbergondo 2 Batu. Percobaan ini membuat siswa dapat belajar secara konkret tentang energi dan perubahannya.

Balonku Mengembang dengan Cuka dan Soda Kue

(Kiri) Siswa kelas IV MI Darunnajah memamerkan hasil percobaan mereka mengembangkan balon dengan cuka dan soda. (Kanan) Siswa SDN Sumbergondo juga menerapkan percobaan itu di dalam pembelajaran.

MI Darunnajah Sukodono, Sidoarjo, Jawa Timur

Praktik yang Baik: Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah4 Ilmu Pengetahuan Alam 5

Page 12: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Oleh Sugeng Priyanto MPdIGuru MI Muhammadiyah Watubelah

Saya mengawali pembelajaran IPA tentang gaya dan gerak dengan mengajak siswa kelas V bernyanyi bersama tentang lagu tentang gerak

dan gaya.

“Siapa tahu? Siapa tahu? Siapa tahu? Apa itu gaya? Aku tahu gaya terdiri dari tarikan dan dorongan. Gaya apa, gaya apa, gaya apa sekarang?Gaya gerak, gaya gerak, gaya gerak sekarang.Gerak apa? Gerak apa? Gerak apa? sekarang.Gerak perlu energi, gerak perlu energi

sekarang.Yo teman semua kita pelajari bersama.”

Saya membelajarkan konsep dan membuktikan hubungan antar gaya, gerak, dan energi melalui percobaan. Siswa akan membuktikan pemanfaaatan angin sebagai energi alternatif melalui percobaan dengan memanfaatkan botol bekas. Usai menyanyi, saya bertanya jawab terkait isi lagu kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu

menjelaskan konsep serta membuktikan hubungan antargaya, gerak, dan energi melalui percobaan membuat mobil tenaga angin. Selanjutnya, guru membagi siswa menjadi lima kelompok. Setiap kelompok diberi tugas untuk meran-cang mobil-mobilan bertenaga angin sesuai dengan kreasi kelompoknya.

Dalam pembuatan mobil tenaga angin, siswa menyiapkan alat dan bahan antara lain satu buah botol plastik bekas air mineral, empat tutup botol plastik, dua batang tusuk sate, satu buah sedotan, karet ikat rambut, satu buah balon dan juga pisau cutter untuk memotong. “Hati hati dalam menggunakan pisau cutter,” saya mengingatkan siswa.

Cara membuatnya adalah sebagai berikut :

Buat lubang pada badan botol plastik, dua di sisi kanan dan dua di sisi kiri. Pastikan lubang kanan dan kiri posisinya sejajar.

Ambil 4 tutup botol plastik kemudian tusuk dua-dua dengan

Horee... Mobil Tenaga Angin Buatanku Bisa Melaju...

Siswa menunjukkan mobil tenaga angin buatannya.

MI Muhammadiyah Watubelah, Banjarnegara, Jawa Tengah menggunakan tusuk sate. Inilah yang nanti akan dijadikan sebagai roda mobilnya.

Masukkan tusuk sate pada setiap lubang, kemudian pasang tutup botol sebagai roda. Ambil sedotan kemudian masukkan ujung balon pada salah satu ujung sedotan, kemudian ikat dengan karet ikat rambut, pastikan sedotan tidak penyok karena akan menghalangi masuknya udara.

Pada bagian atas botol berilah lubang untuk memasang sedotan yang yang telah diberi balon tadi. Ikat dengan karet ikat rambut agar sedotan dan badan mobil menyatu. Maka mobil tenaga anginpun telah selesai.

Langkah kerja untuk mengujinya: Tiuplah balon melalui sedotan, pastikan sampai mengembang (semakin besar balon maka tenaga yang dihasilkan semakin besar). Kemudian, tutuplah ujung sedotan dengan jari agar udara dalam balon tidak keluar.

“Letakan mobil di lantai, kemudian 1,2,3...ya! Lepaskan ujung jari penutup sedotan, maka mobil kalian pun akan bergerak dengan dorongan tenaga angin,” kata Pak Sugeng memberikan aba-aba kepada siswa.

Setiap kelompok menunjuk perwakilannya untuk mempresentasikan hasil kerja di depan kelas, serta menguji mobil mainannya.

“Hore mobil tenaga angin buatanku bisa melaju,” teriak Bayu ketika mengujinya di depan teman-temannya.

Setelah semua kelompok mempresentasikan karyanya, tugas selanjutnya adalah siswa menuliskan laporan percobaan. Hasil laporan dikumpulkan dan dinilai oleh guru.

Kegiatan akhir adalah menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya, gerak, dan energi memengaruhi keadaan suatu benda. Misalnya, angin menjadi energi yang menggerakkan mobil-mobilan, serta gaya dorong angin menyebabkan mobil bergerak maju.

Laporan hasil percobaan siswa.

Praktik yang Baik: Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah6 Ilmu Pengetahuan Alam 7

Page 13: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Oleh Sugeng Priyanto MPdIGuru MI Muhammadiyah Watubelah

Saya mengawali pembelajaran IPA tentang gaya dan gerak dengan mengajak siswa kelas V bernyanyi bersama tentang lagu tentang gerak

dan gaya.

“Siapa tahu? Siapa tahu? Siapa tahu? Apa itu gaya? Aku tahu gaya terdiri dari tarikan dan dorongan. Gaya apa, gaya apa, gaya apa sekarang?Gaya gerak, gaya gerak, gaya gerak sekarang.Gerak apa? Gerak apa? Gerak apa? sekarang.Gerak perlu energi, gerak perlu energi

sekarang.Yo teman semua kita pelajari bersama.”

Saya membelajarkan konsep dan membuktikan hubungan antar gaya, gerak, dan energi melalui percobaan. Siswa akan membuktikan pemanfaaatan angin sebagai energi alternatif melalui percobaan dengan memanfaatkan botol bekas. Usai menyanyi, saya bertanya jawab terkait isi lagu kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu

menjelaskan konsep serta membuktikan hubungan antargaya, gerak, dan energi melalui percobaan membuat mobil tenaga angin. Selanjutnya, guru membagi siswa menjadi lima kelompok. Setiap kelompok diberi tugas untuk meran-cang mobil-mobilan bertenaga angin sesuai dengan kreasi kelompoknya.

Dalam pembuatan mobil tenaga angin, siswa menyiapkan alat dan bahan antara lain satu buah botol plastik bekas air mineral, empat tutup botol plastik, dua batang tusuk sate, satu buah sedotan, karet ikat rambut, satu buah balon dan juga pisau cutter untuk memotong. “Hati hati dalam menggunakan pisau cutter,” saya mengingatkan siswa.

Cara membuatnya adalah sebagai berikut :

Buat lubang pada badan botol plastik, dua di sisi kanan dan dua di sisi kiri. Pastikan lubang kanan dan kiri posisinya sejajar.

Ambil 4 tutup botol plastik kemudian tusuk dua-dua dengan

Horee... Mobil Tenaga Angin Buatanku Bisa Melaju...

Siswa menunjukkan mobil tenaga angin buatannya.

MI Muhammadiyah Watubelah, Banjarnegara, Jawa Tengah menggunakan tusuk sate. Inilah yang nanti akan dijadikan sebagai roda mobilnya.

Masukkan tusuk sate pada setiap lubang, kemudian pasang tutup botol sebagai roda. Ambil sedotan kemudian masukkan ujung balon pada salah satu ujung sedotan, kemudian ikat dengan karet ikat rambut, pastikan sedotan tidak penyok karena akan menghalangi masuknya udara.

Pada bagian atas botol berilah lubang untuk memasang sedotan yang yang telah diberi balon tadi. Ikat dengan karet ikat rambut agar sedotan dan badan mobil menyatu. Maka mobil tenaga anginpun telah selesai.

Langkah kerja untuk mengujinya: Tiuplah balon melalui sedotan, pastikan sampai mengembang (semakin besar balon maka tenaga yang dihasilkan semakin besar). Kemudian, tutuplah ujung sedotan dengan jari agar udara dalam balon tidak keluar.

“Letakan mobil di lantai, kemudian 1,2,3...ya! Lepaskan ujung jari penutup sedotan, maka mobil kalian pun akan bergerak dengan dorongan tenaga angin,” kata Pak Sugeng memberikan aba-aba kepada siswa.

Setiap kelompok menunjuk perwakilannya untuk mempresentasikan hasil kerja di depan kelas, serta menguji mobil mainannya.

“Hore mobil tenaga angin buatanku bisa melaju,” teriak Bayu ketika mengujinya di depan teman-temannya.

Setelah semua kelompok mempresentasikan karyanya, tugas selanjutnya adalah siswa menuliskan laporan percobaan. Hasil laporan dikumpulkan dan dinilai oleh guru.

Kegiatan akhir adalah menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya, gerak, dan energi memengaruhi keadaan suatu benda. Misalnya, angin menjadi energi yang menggerakkan mobil-mobilan, serta gaya dorong angin menyebabkan mobil bergerak maju.

Laporan hasil percobaan siswa.

Praktik yang Baik: Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah6 Ilmu Pengetahuan Alam 7

Page 14: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

MI Roudlotul Banat Taman Sidoarjo setiap Sabtu sebulan sekali punya agenda acara yang ditunggu-tunggu oleh siswa. Namanya 'Ayo Berekesperimen Sains'. Kegiatan ini merupakan pentas sains yang terjadwal secara bergiliran di setiap kelas. Menurut Ibu Luluk Ainiyah SSi, guru MI Roudlotul Banat yang merupakan sekolah mitra LPTK Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA), ide pentas Ayo Bereksperimen Sains setelah para guru di sekolah ini mendapatkan pelatihan dari USAID PRIORITAS. Setelah pelatihan, mereka mengembangkannya di kelas masing-masing.

“Ternyata, banyak sekali hasil karya siswa dipajang di kelas yang menarik siswa dari kelas lainnya. Lalu para guru sepakat merancang sebuah pentas sains yang dilaksanakan sebulan sekali. Secara bergiliran setiap kelas mendapatkan kesempatan untuk pentas dan menampilkan penemuan-penemuan mereka di bidang sains,” ungkap Ibu Luluk yang mengajar sains sekaligus menjadi koordinator kegiatan.

Jadwal pentas sains di panggung Ayo Bereksperimen Sains ini sudah terjadwal selama beberapa bulan. Setiap bulan, yang tampil dalam pentas ini terdiri dari dua kelas. Setiap kelas

akan mengirimkan siswanya untuk menampilkan aksi percobaan sains mereka.

Seperti saat Kelas V-B mendapat giliran tampil di pentas Ayo Bereksperimen Sains. Di bawah bimbingan Ibu Eliyana Maulidah SPd, mereka menampilkan aksi sains berjudul “Kantong Plastik Fantastis” berbahan kantong plastik kemasan satu kilogram, karet gelang, air, dan beberapa buah pensil yang sudah diruncingkan ujungnya. Lima siswa membawakan eksperimen mereka tampil dengan percaya diri di panggung sains. Dipimpin oleh salah satu siswa, mereka dengan cekatan dan terampil memeragakan kegiatan

Ayo Bereksperimen IPA Cetak Ilmuwan CilikMI Roudlotul Banat Taman Sidoarjo, Jawa Timur

Siswa MI Roudlatul Banat sedang melakukan eksprimen IPA.

sains di pentas sains yang disaksikan oleh seluruh siswa MI Roudlatul Banat.

“Pertama, kantong plastik untuk kemasan satu kilogram diisi air sampai hampir penuh kemudian diikat dengan karet gelang,” terang salah satu siswa bernama Nisa. Selanjutnya dua siswa lainnya mengambil dua pensil yang sudah diraut ujungnya sehingga lancip dan tajam.

“Coba perhatikan teman-teman, apabila pensil ini saya tusukkan ke plastik berisi air ini apa yang akan terjadi ya?” tanya Nisa pada penonton. Hampir semua kompak menjawab, “Bocor, airnya merembes keluar!”

“Betulkah airnya akan tumpah dan merembes keluar? Ayo kita buktikan sama-sama ya,” sambung Nisa.

Saat kedua temannya menusukkan pensil runcing tersebut hingga masuk ke dalam plastik bahkan menembus keluar plastik di sisi lainnya, ternyata airnya tidak tumpah sama sekali.

“Lho kok bisa airnya tidak keluar?” salah satu guru penasaran hingga maju ke depan panggung dan mengamati kantong plastik yang ditancapi pensil tadi. “Benar, airnya tidak menetes sama sekali,” ungkap guru tadi disambut tepuk tangan penonton.

Nah, sekarang kita coba lagi dengan plastik yang sudah ditusuk pensil terlebih dahulu lalu kita beri air. Apakah hasilnya sama?” tanya Nisa.

Mereka pun mencoba menusukkan plastik dengan pensil terlebih dahulu baru menuangkan air ke dalam plastik yang sudah ditusuk pensil, ternyata airnya langsung merembes keluar. “Wah hebat………. Bisa dicoba di rumah,” teriak salah satu siswa disambut tepuk tangan siswa yang lain.

Nisa kemudian menyiapkan lagi plastik berisi air dan meminta penonton menusukkan pensil ke tengah-tengah plastik. Mereka gembira saat tahu airnya tidak tumpah sama sekali.

Menurut Nisa, kesimpulan yang dapat diambil adalah ketika plastik yang sudah terisi air yang diikat rapat, jika bagian bawahnya dilubangi dengan pensil maka air tidak bisa merembes. Hal itu disebabkan karena tekanan dalam kantong plastik lebih kecil dari pada tekanan di luarnya sehingga permukaan air pada lubang menekan ke dalam kantong. “Namun, jika kantong plastik sudah dilubangi sebelumnya dan kemudian diisi dengan air maka airnya merembes keluar kantong karena tekanan dalam kantong plastik sama besar dengan tekanan di luar kantong,” katanya.

Menurut Kepala MI Roudlatul Banat Ibu Binti Qoni'ah, kegiatan ini sangat bermanfaat untuk siswa dan guru. Siswa menjadi banyak tahu tentang sains dan guru kaya akan materi sains. “Kami akan pertahankan kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap sebulan sekali, kecuali saat ulangan dan libur sekolah,” terangnya. Ia berharap dari

kegiatan ini akan terbentuk ilmuwan-ilmuwan cilik dari sekolah ini. Sementara Ibu Luluk mengungkapkan, untuk sementara kegiatan masih terfokus pada sains. Ke depan kegiatan akan dikembangkan untuk mapel yang lainnya.

Hasil eksperimen siswa, meski ditancapi pensil, air di dalam plastik tidak mengalir di sela-sela pensil.

Praktik yang Baik: Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah8 Ilmu Pengetahuan Alam 9

Page 15: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

MI Roudlotul Banat Taman Sidoarjo setiap Sabtu sebulan sekali punya agenda acara yang ditunggu-tunggu oleh siswa. Namanya 'Ayo Berekesperimen Sains'. Kegiatan ini merupakan pentas sains yang terjadwal secara bergiliran di setiap kelas. Menurut Ibu Luluk Ainiyah SSi, guru MI Roudlotul Banat yang merupakan sekolah mitra LPTK Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA), ide pentas Ayo Bereksperimen Sains setelah para guru di sekolah ini mendapatkan pelatihan dari USAID PRIORITAS. Setelah pelatihan, mereka mengembangkannya di kelas masing-masing.

“Ternyata, banyak sekali hasil karya siswa dipajang di kelas yang menarik siswa dari kelas lainnya. Lalu para guru sepakat merancang sebuah pentas sains yang dilaksanakan sebulan sekali. Secara bergiliran setiap kelas mendapatkan kesempatan untuk pentas dan menampilkan penemuan-penemuan mereka di bidang sains,” ungkap Ibu Luluk yang mengajar sains sekaligus menjadi koordinator kegiatan.

Jadwal pentas sains di panggung Ayo Bereksperimen Sains ini sudah terjadwal selama beberapa bulan. Setiap bulan, yang tampil dalam pentas ini terdiri dari dua kelas. Setiap kelas

akan mengirimkan siswanya untuk menampilkan aksi percobaan sains mereka.

Seperti saat Kelas V-B mendapat giliran tampil di pentas Ayo Bereksperimen Sains. Di bawah bimbingan Ibu Eliyana Maulidah SPd, mereka menampilkan aksi sains berjudul “Kantong Plastik Fantastis” berbahan kantong plastik kemasan satu kilogram, karet gelang, air, dan beberapa buah pensil yang sudah diruncingkan ujungnya. Lima siswa membawakan eksperimen mereka tampil dengan percaya diri di panggung sains. Dipimpin oleh salah satu siswa, mereka dengan cekatan dan terampil memeragakan kegiatan

Ayo Bereksperimen IPA Cetak Ilmuwan CilikMI Roudlotul Banat Taman Sidoarjo, Jawa Timur

Siswa MI Roudlatul Banat sedang melakukan eksprimen IPA.

sains di pentas sains yang disaksikan oleh seluruh siswa MI Roudlatul Banat.

“Pertama, kantong plastik untuk kemasan satu kilogram diisi air sampai hampir penuh kemudian diikat dengan karet gelang,” terang salah satu siswa bernama Nisa. Selanjutnya dua siswa lainnya mengambil dua pensil yang sudah diraut ujungnya sehingga lancip dan tajam.

“Coba perhatikan teman-teman, apabila pensil ini saya tusukkan ke plastik berisi air ini apa yang akan terjadi ya?” tanya Nisa pada penonton. Hampir semua kompak menjawab, “Bocor, airnya merembes keluar!”

“Betulkah airnya akan tumpah dan merembes keluar? Ayo kita buktikan sama-sama ya,” sambung Nisa.

Saat kedua temannya menusukkan pensil runcing tersebut hingga masuk ke dalam plastik bahkan menembus keluar plastik di sisi lainnya, ternyata airnya tidak tumpah sama sekali.

“Lho kok bisa airnya tidak keluar?” salah satu guru penasaran hingga maju ke depan panggung dan mengamati kantong plastik yang ditancapi pensil tadi. “Benar, airnya tidak menetes sama sekali,” ungkap guru tadi disambut tepuk tangan penonton.

Nah, sekarang kita coba lagi dengan plastik yang sudah ditusuk pensil terlebih dahulu lalu kita beri air. Apakah hasilnya sama?” tanya Nisa.

Mereka pun mencoba menusukkan plastik dengan pensil terlebih dahulu baru menuangkan air ke dalam plastik yang sudah ditusuk pensil, ternyata airnya langsung merembes keluar. “Wah hebat………. Bisa dicoba di rumah,” teriak salah satu siswa disambut tepuk tangan siswa yang lain.

Nisa kemudian menyiapkan lagi plastik berisi air dan meminta penonton menusukkan pensil ke tengah-tengah plastik. Mereka gembira saat tahu airnya tidak tumpah sama sekali.

Menurut Nisa, kesimpulan yang dapat diambil adalah ketika plastik yang sudah terisi air yang diikat rapat, jika bagian bawahnya dilubangi dengan pensil maka air tidak bisa merembes. Hal itu disebabkan karena tekanan dalam kantong plastik lebih kecil dari pada tekanan di luarnya sehingga permukaan air pada lubang menekan ke dalam kantong. “Namun, jika kantong plastik sudah dilubangi sebelumnya dan kemudian diisi dengan air maka airnya merembes keluar kantong karena tekanan dalam kantong plastik sama besar dengan tekanan di luar kantong,” katanya.

Menurut Kepala MI Roudlatul Banat Ibu Binti Qoni'ah, kegiatan ini sangat bermanfaat untuk siswa dan guru. Siswa menjadi banyak tahu tentang sains dan guru kaya akan materi sains. “Kami akan pertahankan kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap sebulan sekali, kecuali saat ulangan dan libur sekolah,” terangnya. Ia berharap dari

kegiatan ini akan terbentuk ilmuwan-ilmuwan cilik dari sekolah ini. Sementara Ibu Luluk mengungkapkan, untuk sementara kegiatan masih terfokus pada sains. Ke depan kegiatan akan dikembangkan untuk mapel yang lainnya.

Hasil eksperimen siswa, meski ditancapi pensil, air di dalam plastik tidak mengalir di sela-sela pensil.

Praktik yang Baik: Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah8 Ilmu Pengetahuan Alam 9

Page 16: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Praktik yang Baik: Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah10 Ilmu Pengetahuan Alam 11

Dalam mempelajari materi tentang struktur lapisan bumi, biasanya Ibu Dra Bidasari Daulay hanya menunjukkan gambar dan meminta siswa untuk mengamati gambar lapisan bumi dan menjelaskannya dengan bercerita. Tetapi pagi itu, Ibu Bidasari mengajarkan struktur lapisan bumi dengan menggunakan media telur rebus sebagai contoh struktur bumi dan lapisan penyusunnya.

Sebelum pelajaran dimulai, terlebih dahulu ia memotivasi anak dengan mengajak mereka bernyanyi. Lagunya diambil dari irama lagu daerah Aceh, Bungong Jeumpa yang liriknya disesuaikan dengan materi.

Ayo kawan belajar struktur lapisan bumiBumi kita terdiri dari tiga lapisanYang pertama lapisan inti bumiYang kedua lapisan mantel bumiYang ketiga lapisan kerak bumi Inti bumi, mantel bumi dan kerak bumiItulah kawan struktur lapisan bumi

Usai menyanyi guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan selanjutnya

Telur Rebus dan Struktur Lapisan Bumi

membagi siswa menjadi lima kelompok. Guru meminta siswa untuk berdiskusi struktur lapisan apa saja yang membentuk bumi dari bahan bacaan.

Setiap kelompok diberikan sebutir telur rebus untuk diamati sebagai media contoh dari bumi dan struktur lapisan penyusunan. Lalu telur rebus dibelah menjadi dua bagian.

Selama 20 menit siswa berdiskusi di kelompoknya dan mengerjakan lembar kerja yang sudah dibagikan, setiap kelompok bersiap-siap mempresentasikan hasil diskusi mereka kepada kelompok lain untuk ditanggapi.

Selanjutnya Ibu Bidasari menugaskan siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka dan kelompok yang lain diminta untuk menanggapinya. “Dari bagian telur tersebut, bagian cangkang telur menunjukkan lapisan

kerak bumi, bagian putih telur mewakili lapisan mantel atau selubung bumi, dan bagian kuning telur mewakili inti Bumi,” jelas salah seorang siswa dalam presentasinya.

Selesai presentasi dari semua kelompok, siswa diberikan kesempatan untuk memperbaiki hasil karyanya. Ketua kelompok memajangkan hasil karyanya di papan pajangan.

Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan melakukan tanya jawab dari hal-hal yang belum dipahami siswa. “Dengan media sederhana ini kami mudah memahami tentang struktur dari lapisan-lapisan penyusun bumi,” kata Nurul siswa kelas V.

“Untuk memudahkan mengajarkan IPA sangat diperlukan media sebagai alat bantu, tidak harus yang mahal tetapi tujuannya agar anak senang belajar dan mudah memahami pelajarannya,” kata Ibu Bidasari.

MIN Medan Barat, Sumatera Utara

Dari telur rebus siswa bisa mempelajari struktur lapisan bumi.

Oleh Raudhatul Fuad SPdGuru MIN Ulee Glee

Dalam pembelajaran IPA kali ini, saya mengajak siswa kelas IV untuk memanfaatkan tumbuhan obat sebagai media pembelajaran sekaligus untuk menjaga kesehatan tubuh. Sebelumnya, siswa sudah ditugaskan dari rumah untuk membawa kunyit, jahe, asam jawa, gula aren, serai, dan tumbuhan yang biasa digunakan sebagai obat-obatan herbal.

Siswa dibagi dalam lima kelompok. Setiap anggota kelompok diminta memilih salah satu tanaman obat dan mencari informasi tentang manfaat untuk kesehatan dari bahan bacaan

yang disediakan guru. Setelah selesai, setiap anggota kelompok mengumpulkan informasi hasil temuan di kelompok. Kemudian perwakilan kelompok saling mempresentasikan hasil karya mereka ke kelompok lainnya.

Pembelajaran ini belum selesai setelah presentasi. Bahan-bahan tumbuhan obat seperti kunyit, asam jawa, gula aren, dan beberapa bahan yang dibawa oleh siswa dibersihkan bersama-sama. Di sinilah inti pembelajarannya, bahan-bahan yang mereka bawa tersebut dimanfaatkan menjadi jamu yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

Di setiap kelompok, siswa mendapat

panduan cara membuat jamu. Semua siswa tampak asyik bekerja sama membersihkan bahan-bahan, memotong beberapa bagian, menggilingnya dengan blender yang sudah disediakan, dan memasaknya. Mereka bisa langsung menikmati hasil praktik membuat jamu dan merasakan manfaat dari sumber daya alam tersebut untuk kesehatan tubuh.

Pada akhir kegiatan, setiap kelompok menulis laporan singkat tentang kegiatannya dalam menjelaskan apa yang telah dilakukan dimulai dari judul kegiatan, bahan-bahan yang diperlukan selama kegiatan termasuk komposisinya, hasil kegiatan, serta kesimpulannya.

Belajar IPA Bonusnya Minum Jamu

Siswa sedang praktik membuat jamu dan meminumnya di kelas.

MIN Ulee Glee, Pidie Jaya, Aceh

Page 17: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Praktik yang Baik: Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah10 Ilmu Pengetahuan Alam 11

Dalam mempelajari materi tentang struktur lapisan bumi, biasanya Ibu Dra Bidasari Daulay hanya menunjukkan gambar dan meminta siswa untuk mengamati gambar lapisan bumi dan menjelaskannya dengan bercerita. Tetapi pagi itu, Ibu Bidasari mengajarkan struktur lapisan bumi dengan menggunakan media telur rebus sebagai contoh struktur bumi dan lapisan penyusunnya.

Sebelum pelajaran dimulai, terlebih dahulu ia memotivasi anak dengan mengajak mereka bernyanyi. Lagunya diambil dari irama lagu daerah Aceh, Bungong Jeumpa yang liriknya disesuaikan dengan materi.

Ayo kawan belajar struktur lapisan bumiBumi kita terdiri dari tiga lapisanYang pertama lapisan inti bumiYang kedua lapisan mantel bumiYang ketiga lapisan kerak bumi Inti bumi, mantel bumi dan kerak bumiItulah kawan struktur lapisan bumi

Usai menyanyi guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan selanjutnya

Telur Rebus dan Struktur Lapisan Bumi

membagi siswa menjadi lima kelompok. Guru meminta siswa untuk berdiskusi struktur lapisan apa saja yang membentuk bumi dari bahan bacaan.

Setiap kelompok diberikan sebutir telur rebus untuk diamati sebagai media contoh dari bumi dan struktur lapisan penyusunan. Lalu telur rebus dibelah menjadi dua bagian.

Selama 20 menit siswa berdiskusi di kelompoknya dan mengerjakan lembar kerja yang sudah dibagikan, setiap kelompok bersiap-siap mempresentasikan hasil diskusi mereka kepada kelompok lain untuk ditanggapi.

Selanjutnya Ibu Bidasari menugaskan siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka dan kelompok yang lain diminta untuk menanggapinya. “Dari bagian telur tersebut, bagian cangkang telur menunjukkan lapisan

kerak bumi, bagian putih telur mewakili lapisan mantel atau selubung bumi, dan bagian kuning telur mewakili inti Bumi,” jelas salah seorang siswa dalam presentasinya.

Selesai presentasi dari semua kelompok, siswa diberikan kesempatan untuk memperbaiki hasil karyanya. Ketua kelompok memajangkan hasil karyanya di papan pajangan.

Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan melakukan tanya jawab dari hal-hal yang belum dipahami siswa. “Dengan media sederhana ini kami mudah memahami tentang struktur dari lapisan-lapisan penyusun bumi,” kata Nurul siswa kelas V.

“Untuk memudahkan mengajarkan IPA sangat diperlukan media sebagai alat bantu, tidak harus yang mahal tetapi tujuannya agar anak senang belajar dan mudah memahami pelajarannya,” kata Ibu Bidasari.

MIN Medan Barat, Sumatera Utara

Dari telur rebus siswa bisa mempelajari struktur lapisan bumi.

Oleh Raudhatul Fuad SPdGuru MIN Ulee Glee

Dalam pembelajaran IPA kali ini, saya mengajak siswa kelas IV untuk memanfaatkan tumbuhan obat sebagai media pembelajaran sekaligus untuk menjaga kesehatan tubuh. Sebelumnya, siswa sudah ditugaskan dari rumah untuk membawa kunyit, jahe, asam jawa, gula aren, serai, dan tumbuhan yang biasa digunakan sebagai obat-obatan herbal.

Siswa dibagi dalam lima kelompok. Setiap anggota kelompok diminta memilih salah satu tanaman obat dan mencari informasi tentang manfaat untuk kesehatan dari bahan bacaan

yang disediakan guru. Setelah selesai, setiap anggota kelompok mengumpulkan informasi hasil temuan di kelompok. Kemudian perwakilan kelompok saling mempresentasikan hasil karya mereka ke kelompok lainnya.

Pembelajaran ini belum selesai setelah presentasi. Bahan-bahan tumbuhan obat seperti kunyit, asam jawa, gula aren, dan beberapa bahan yang dibawa oleh siswa dibersihkan bersama-sama. Di sinilah inti pembelajarannya, bahan-bahan yang mereka bawa tersebut dimanfaatkan menjadi jamu yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

Di setiap kelompok, siswa mendapat

panduan cara membuat jamu. Semua siswa tampak asyik bekerja sama membersihkan bahan-bahan, memotong beberapa bagian, menggilingnya dengan blender yang sudah disediakan, dan memasaknya. Mereka bisa langsung menikmati hasil praktik membuat jamu dan merasakan manfaat dari sumber daya alam tersebut untuk kesehatan tubuh.

Pada akhir kegiatan, setiap kelompok menulis laporan singkat tentang kegiatannya dalam menjelaskan apa yang telah dilakukan dimulai dari judul kegiatan, bahan-bahan yang diperlukan selama kegiatan termasuk komposisinya, hasil kegiatan, serta kesimpulannya.

Belajar IPA Bonusnya Minum Jamu

Siswa sedang praktik membuat jamu dan meminumnya di kelas.

MIN Ulee Glee, Pidie Jaya, Aceh

Page 18: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Oleh Ina Nur Inayah dan Acu Sucio, Guru MI PUI Cibadak

Inspirasi bermula dari kesenangan empat orang siswa bermain kartu kwartet di waktu jam istirahat belajar. Kebiasaan ini semula dianggap mengganggu proses pembelajaran karena terkadang kesenangan ini terbawa pada waktu belajar sehingga merusak konsentrasi dan suasana belajar.

Kami berdiskusi mengenai kegemaran siswa bermain kwartet di sekolah untuk menyikapinya secara bijak. Adakah peluang permainan ini untuk digunakan dalam PAKEM? Muncul gagasan meng-ubah gambar kwartet dengan gambar terkait pembelajaran sains.

Proses pembuatan gambar itu ternyata tidak mudah dan menuntut kreativitas guru. Kami melakukan serangkaian percobaan berkali-kali dan berhari-hari. Satu-dua gambar tercipta lalu kami diskusikan dan kami sempurnakan. Kami sepakat

Kartu kwartet sains yang digunakan siswa untuk bermain sambil belajar.

Kwartet Sains

memanfaatkan bahan murah, mudah didapat, seraya tetap memperhatikan unsur estetika dan daya tahan kartu.

Menimbang daya tahan kartu, bahan kertas HVS diganti menjadi kertas karton yang dipotong seukuran folio. Hasilnya tidak kalah dari kertas foto. Ada gagasan untuk dilaminasi dulu baru dipotong atau dipotong dulu baru dilaminasi. Tetapi kami ingat laminasi rentan terkelupas jika sering digunakan, juga harganya tidak tergolong murah, lagipula jarak tempuh cukup jauh untuk laminasi.

Terpikir mendayagunakan lingkungan yang dekat sekitar sekolah. Terlihatlah lakban bening ukuran 5 cm di lemari ATK. Timbul ide melakban kertas karton yang sudah berbentuk paketan permainan kwartet. Jadilah media pembelajaran inovatif yang dikembangkan bersama siswa bernama Kwartet Sains.

Siswa cepat paham permainan tersebut. Mereka belajar banyak pengetahuan dari satu paket kwartet ke paket lainnya. Satu paket kwartet minimal terdiri atas kompetensi dasar dalam satu semester.

Siswa tampak asyik bermain, aktif berbicara, menganalisis, menghafal, dan mengimajinasikan gambar. Guru dapat mengetahui penyajian kompetensi dasar ganda yang diajarkan dalam satu pelajaran dan atau pelajaran lain dari mulai kelas awal dan atau kelas tinggi.

Pengembangan selanjutnya kwartet

Cara Membuat:

Buatlah delapan karakter yang menyajikan kompetensi dan atau materi inti dalam kotak/tabel seukuran kartu kwartet (mulai dengan satu karakter dulu untuk mempermudah langkah);

Sajikan empat jawaban di bawah karakter dengan empat kartu (gambar sesuai jawaban yang diberi warna merah supaya kontras dan diletakkan di pojok kiri atas);

Print delapan karakter di kertas karton yang sudah dipotong ukuran folio (untuk satu paket permainan kwartet);

Gunting sesuai garis kotak;

Lapisi kartu dengan lakban bening 5 cm (jika perlu rapikan dengan gunting).

MI PUI Cibadak Ciamis, Jawa Barat

sains dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran IPS, atau pembelajaran lainnya. Bisa juga dengan tampilan gambar yang sesuai dengan tematik Webber dan atau tematik integratif dalam Kurikulum 2013.

Kwartet sains pun bisa dikembangkan dengan cara lain melalui gambar-gambar kecil layaknya per-mainan gambar anak-anak. Sebuah pembiasaan yang juga bisa disampaikan dalam bahasa Inggris tentang noun, adjective, verb, dan lainnya. Media ini dikembangkan dengan melibatkan siswa. Siswa menuliskan kata di balik kertas warna kecil. Mereka juga menambahkan gambar yang sesuai atau meng-inspirasi karakter yang dimunculkan.

Alat dan bahan membuat kwartet sains:

1. Kertas karton

2. Gunting

3. Lakban bening 5 cm

4. Laptop

5. Printer

6. Gambar yang dapat dicari di internet

7. Buku paket pelajaran/BSE/BNSP/ SKL/SK-KD/KI-KD/silabus

Praktik yang Baik: Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah12 Ilmu Pengetahuan Alam 13

Page 19: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Oleh Ina Nur Inayah dan Acu Sucio, Guru MI PUI Cibadak

Inspirasi bermula dari kesenangan empat orang siswa bermain kartu kwartet di waktu jam istirahat belajar. Kebiasaan ini semula dianggap mengganggu proses pembelajaran karena terkadang kesenangan ini terbawa pada waktu belajar sehingga merusak konsentrasi dan suasana belajar.

Kami berdiskusi mengenai kegemaran siswa bermain kwartet di sekolah untuk menyikapinya secara bijak. Adakah peluang permainan ini untuk digunakan dalam PAKEM? Muncul gagasan meng-ubah gambar kwartet dengan gambar terkait pembelajaran sains.

Proses pembuatan gambar itu ternyata tidak mudah dan menuntut kreativitas guru. Kami melakukan serangkaian percobaan berkali-kali dan berhari-hari. Satu-dua gambar tercipta lalu kami diskusikan dan kami sempurnakan. Kami sepakat

Kartu kwartet sains yang digunakan siswa untuk bermain sambil belajar.

Kwartet Sains

memanfaatkan bahan murah, mudah didapat, seraya tetap memperhatikan unsur estetika dan daya tahan kartu.

Menimbang daya tahan kartu, bahan kertas HVS diganti menjadi kertas karton yang dipotong seukuran folio. Hasilnya tidak kalah dari kertas foto. Ada gagasan untuk dilaminasi dulu baru dipotong atau dipotong dulu baru dilaminasi. Tetapi kami ingat laminasi rentan terkelupas jika sering digunakan, juga harganya tidak tergolong murah, lagipula jarak tempuh cukup jauh untuk laminasi.

Terpikir mendayagunakan lingkungan yang dekat sekitar sekolah. Terlihatlah lakban bening ukuran 5 cm di lemari ATK. Timbul ide melakban kertas karton yang sudah berbentuk paketan permainan kwartet. Jadilah media pembelajaran inovatif yang dikembangkan bersama siswa bernama Kwartet Sains.

Siswa cepat paham permainan tersebut. Mereka belajar banyak pengetahuan dari satu paket kwartet ke paket lainnya. Satu paket kwartet minimal terdiri atas kompetensi dasar dalam satu semester.

Siswa tampak asyik bermain, aktif berbicara, menganalisis, menghafal, dan mengimajinasikan gambar. Guru dapat mengetahui penyajian kompetensi dasar ganda yang diajarkan dalam satu pelajaran dan atau pelajaran lain dari mulai kelas awal dan atau kelas tinggi.

Pengembangan selanjutnya kwartet

Cara Membuat:

Buatlah delapan karakter yang menyajikan kompetensi dan atau materi inti dalam kotak/tabel seukuran kartu kwartet (mulai dengan satu karakter dulu untuk mempermudah langkah);

Sajikan empat jawaban di bawah karakter dengan empat kartu (gambar sesuai jawaban yang diberi warna merah supaya kontras dan diletakkan di pojok kiri atas);

Print delapan karakter di kertas karton yang sudah dipotong ukuran folio (untuk satu paket permainan kwartet);

Gunting sesuai garis kotak;

Lapisi kartu dengan lakban bening 5 cm (jika perlu rapikan dengan gunting).

MI PUI Cibadak Ciamis, Jawa Barat

sains dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran IPS, atau pembelajaran lainnya. Bisa juga dengan tampilan gambar yang sesuai dengan tematik Webber dan atau tematik integratif dalam Kurikulum 2013.

Kwartet sains pun bisa dikembangkan dengan cara lain melalui gambar-gambar kecil layaknya per-mainan gambar anak-anak. Sebuah pembiasaan yang juga bisa disampaikan dalam bahasa Inggris tentang noun, adjective, verb, dan lainnya. Media ini dikembangkan dengan melibatkan siswa. Siswa menuliskan kata di balik kertas warna kecil. Mereka juga menambahkan gambar yang sesuai atau meng-inspirasi karakter yang dimunculkan.

Alat dan bahan membuat kwartet sains:

1. Kertas karton

2. Gunting

3. Lakban bening 5 cm

4. Laptop

5. Printer

6. Gambar yang dapat dicari di internet

7. Buku paket pelajaran/BSE/BNSP/ SKL/SK-KD/KI-KD/silabus

Praktik yang Baik: Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah12 Ilmu Pengetahuan Alam 13

Page 20: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Sembilan siswa kelas VI sejenak mendengarkan petunjuk gurunya. Tak lama kemudian, salah seorang di antaranya berdiri di tengah, sementara delapan orang lain berlari mengeli-linginya. Mereka sedang memeragakan sistem tata surya yang terdiri atas matahari yang diorbit oleh delapan planet. Siswa diajak belajar mengenali sistem tata surya.

Mengawali proses pembelajaran, guru membagi siswa menjadi tiga kelompok yang terdiri atas sembilan orang. Setiap siswa memegang gambar benda langit anggota tata surya, yakni matahari, dan delapan planet yang bergerak menge-lilinginya.

Mereka berdiri di lapangan halaman kelas. Lantas seorang siswa membuat sebuah lingkaran dengan kapur. Di luar lingkaran itu dibuat lagi lingkaran yang lebih besar. Proses ini diulang sampai ada delapan lingkaran yang berbeda ukurannya.

“Saya sengaja menggunakan halaman kelas untuk memberikan ruang bagi anak membayangkan diri mereka menjadi benda-benda langit dalam susunan tata surya,” ujar Ibu Wiwik Budiasih MPd guru SDN Pondok Kacang 03, Tangerang Selatan, yang sedang praktik mengajar di MI Lanathul Huda.

“Dengan memerankan diri sebagai

Belajar Sistem Tata Surya di Halaman Kelas

MI Lanathul Huda, Tangerang Selatan, Banten

Siswa MI Lanathul Huda memeragakan pergerakan planet mengelilingi matahari dalam sistem tata surya.

Pagi itu, sekelompok siswa Kelas IV MIN Jeurela 2 Aceh Besar berhamburan ke lapangan madrasah mencari sepasang batu kerikil. Tidak berapa lama kemudian, Pak Nur guru mereka, datang menghampiri siswa dan meminta mereka membentuk kelompok lingkaran.

“Nah sekarang, coba gosok batu yang ada di tangan kanan dengan yang ada di tangan kiri!” perintah Pak Nur. Siswa-siswa tampak tersenyum gembira. Beberapa siswa tiba-tiba membuang batu yang sedang digosoknya karena terasa panas. “Inilah yang namanya energi alam,” jelas Ibu Asri, guru yang ikut mendampingi proses pembelajaran hari itu. Para siswa menganggukkan kepala, sebagai tanda mulai mengerti penjelasan guru mereka.

Memang pagi itu adalah waktunya belajar IPA tentang energi alam. Dengan menggunakan alat peraga sederhana seperti batu-batuan, air, kincir, dan balon yang mudah ditemukan di sekitar madrasah, siswa menjadi lebih bersemangat dan tampak lebih mudah memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran mereka dapat bermain sekaligus mencoba bermacam-macam jenis energi yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari.

“Siswa sering kesulitan memahami materi energi jika penyampaiannya hanya dengan metode ceramah. Energi tidak dapat dilihat tapi bisa dirasakan,” jelas Ibu Asri.

Selanjutnya guru menunjukkan contoh energi lainnya yang dihasilkan dari

MIN Jeurela 2 Aceh Besar, Aceh

Membuktikan Energi Alam dengan Batu dan Kincir

Pak Nur mendampingi siswanya membuktikan berbagai energi yang

ada di alam.

benda langit, mereka bisa lebih cepat mengingat nama-nama planet. Saya tinggal menyediakan gambar planet dan namanya di kertas,” ujarnya.

Pendekatan seperti ini menyenangkan para siswa. Andre, siswa kelas VI, mengakui bahwa cara ini membuatnya tidak bosan dalam belajar IPA. “Senang, kami bisa belajar di luar kelas dan jadi tahu tentang planet-planet,” tuturnya.

Erika Amelia, siswa lainnya mengatakan, ”Dengan gambar dan bermain seperti ini, saya menjadi tahu Mars itu berwarna merah, dan letaknya di antara Bumi dan Jupiter,” ucap Erika.

tenaga air dengan cara menggunakan kincir air yang sudah dipersiapkan. Siswa diminta menuangkan air ke atas kincir sehingga kincir berputar dan menghasilkan energi. Pada pembelajaran itu, komunikasi antara guru dan siswa terlihat lebih terbuka. Siswa menjadi lebih berani untuk bertanya kepada guru mereka.

Dengan metode pembelajaran seperti ini siswa mampu memahami materi kemudian meman-faatkan energi alam dengan tepat guna. Selain itu siswa juga dapat mengetahui begitu banyak energi yang ada di sekitar mereka. “Rasa ingin tahu yang besar dan semangat mencoba mendorong siswa memanfaatkan energi yang bersumber dari alam,” kata Pak Nur.

Praktik yang Baik: Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah14 Ilmu Pengetahuan Alam 15

Page 21: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Sembilan siswa kelas VI sejenak mendengarkan petunjuk gurunya. Tak lama kemudian, salah seorang di antaranya berdiri di tengah, sementara delapan orang lain berlari mengeli-linginya. Mereka sedang memeragakan sistem tata surya yang terdiri atas matahari yang diorbit oleh delapan planet. Siswa diajak belajar mengenali sistem tata surya.

Mengawali proses pembelajaran, guru membagi siswa menjadi tiga kelompok yang terdiri atas sembilan orang. Setiap siswa memegang gambar benda langit anggota tata surya, yakni matahari, dan delapan planet yang bergerak menge-lilinginya.

Mereka berdiri di lapangan halaman kelas. Lantas seorang siswa membuat sebuah lingkaran dengan kapur. Di luar lingkaran itu dibuat lagi lingkaran yang lebih besar. Proses ini diulang sampai ada delapan lingkaran yang berbeda ukurannya.

“Saya sengaja menggunakan halaman kelas untuk memberikan ruang bagi anak membayangkan diri mereka menjadi benda-benda langit dalam susunan tata surya,” ujar Ibu Wiwik Budiasih MPd guru SDN Pondok Kacang 03, Tangerang Selatan, yang sedang praktik mengajar di MI Lanathul Huda.

“Dengan memerankan diri sebagai

Belajar Sistem Tata Surya di Halaman Kelas

MI Lanathul Huda, Tangerang Selatan, Banten

Siswa MI Lanathul Huda memeragakan pergerakan planet mengelilingi matahari dalam sistem tata surya.

Pagi itu, sekelompok siswa Kelas IV MIN Jeurela 2 Aceh Besar berhamburan ke lapangan madrasah mencari sepasang batu kerikil. Tidak berapa lama kemudian, Pak Nur guru mereka, datang menghampiri siswa dan meminta mereka membentuk kelompok lingkaran.

“Nah sekarang, coba gosok batu yang ada di tangan kanan dengan yang ada di tangan kiri!” perintah Pak Nur. Siswa-siswa tampak tersenyum gembira. Beberapa siswa tiba-tiba membuang batu yang sedang digosoknya karena terasa panas. “Inilah yang namanya energi alam,” jelas Ibu Asri, guru yang ikut mendampingi proses pembelajaran hari itu. Para siswa menganggukkan kepala, sebagai tanda mulai mengerti penjelasan guru mereka.

Memang pagi itu adalah waktunya belajar IPA tentang energi alam. Dengan menggunakan alat peraga sederhana seperti batu-batuan, air, kincir, dan balon yang mudah ditemukan di sekitar madrasah, siswa menjadi lebih bersemangat dan tampak lebih mudah memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran mereka dapat bermain sekaligus mencoba bermacam-macam jenis energi yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari.

“Siswa sering kesulitan memahami materi energi jika penyampaiannya hanya dengan metode ceramah. Energi tidak dapat dilihat tapi bisa dirasakan,” jelas Ibu Asri.

Selanjutnya guru menunjukkan contoh energi lainnya yang dihasilkan dari

MIN Jeurela 2 Aceh Besar, Aceh

Membuktikan Energi Alam dengan Batu dan Kincir

Pak Nur mendampingi siswanya membuktikan berbagai energi yang

ada di alam.

benda langit, mereka bisa lebih cepat mengingat nama-nama planet. Saya tinggal menyediakan gambar planet dan namanya di kertas,” ujarnya.

Pendekatan seperti ini menyenangkan para siswa. Andre, siswa kelas VI, mengakui bahwa cara ini membuatnya tidak bosan dalam belajar IPA. “Senang, kami bisa belajar di luar kelas dan jadi tahu tentang planet-planet,” tuturnya.

Erika Amelia, siswa lainnya mengatakan, ”Dengan gambar dan bermain seperti ini, saya menjadi tahu Mars itu berwarna merah, dan letaknya di antara Bumi dan Jupiter,” ucap Erika.

tenaga air dengan cara menggunakan kincir air yang sudah dipersiapkan. Siswa diminta menuangkan air ke atas kincir sehingga kincir berputar dan menghasilkan energi. Pada pembelajaran itu, komunikasi antara guru dan siswa terlihat lebih terbuka. Siswa menjadi lebih berani untuk bertanya kepada guru mereka.

Dengan metode pembelajaran seperti ini siswa mampu memahami materi kemudian meman-faatkan energi alam dengan tepat guna. Selain itu siswa juga dapat mengetahui begitu banyak energi yang ada di sekitar mereka. “Rasa ingin tahu yang besar dan semangat mencoba mendorong siswa memanfaatkan energi yang bersumber dari alam,” kata Pak Nur.

Praktik yang Baik: Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah14 Ilmu Pengetahuan Alam 15

Page 22: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Oleh Sugeng Priyanto SPdI MI Muhammadiyah Watubelah, Pagedongan Banjarnegara, Jawa Tengah

Dengan mengajak siswa langsung ke alam, siswa dapat mengenali, memeriksa, menyentuh, serta memahami jenis tumbuhan tersebut. Hal tersebut yang saya yakini dalam membelajarkan siswa kelas VI, khususnya dalam pelajaran IPA tema ciri-ciri khusus tumbuhan.

Kegiatan pagi itu saya mulai dengan mengajak siswa untuk menyanyikan lagu 'Naik-naik ke Puncak Gunung', kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran dan membagi siswa menjadi empat kelompok. Setiap kelompok diberikan tugas yang sama, yaitu mengamati ciri-ciri khusus tumbuhan yang ada di lingkungan sekolah dan mengambil sampelnya.

Setelah paham dengan tugas masing-masing kelompok sesuai panduan dalam lembar kerja, siswa ke luar kelas menuju lingkungan sekitar sekolah untuk mengamati tumbuhan serta mengumpulkan sampel tumbuhan yang telah ditentukan dalam lembar kerja.

Sekitar 15 menit berlalu, siswa kembali masuk ke dalam kelas untuk mengerjakan lembar kerja, berdiskusi,

dan mengeksplorasi dengan bahan bacaan yang sudah ada di meja mereka. Mereka juga dengan sigap membuat bahan untuk presentasi kepada kelompok lain.

Selang setelah 30 menit berlalu, saya memandu siswa untuk

Mengenal Tumbuhan di Lingkungan SekolahMI Muhammadiyah Watubelah, Pagedongan Banjarnegara, Jawa Tengah

Siswa belajar langsung ke alam untuk mengamati ciri-ciri khusus tumbuhan.

Siswa mendiskusikan ciri-ciri daun yang didapatnya di dalam kelompok.

mempresentasikan kepada kelompok lain. Banyak pertanyaan yang muncul dalam diskusi antar kelompok.

Setelah selesai presentasi ke masing-masing kelompok, mereka menuliskan poin-poin yang belum mereka pahami untuk kemudian mereka tanyakan di

akhir pembelajaran. Setelah sesi presentasi selesai, ketua kelompok memajangkan hasil karyanya di papan pajang dan dilanjutkan dengan kunjung karya ke kelompok lain.

Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan melakukan tanya jawab hal-hal yang belum dipahami siswa. Setelah tidak ada pertanyaan, saya memandu siswa untuk membuat kesimpulan.

Kesimpulan pada hari itu adalah setiap tumbuhan ternyata memiliki ciri khusus yang berbeda antara satu dan yang lain. Setelah siswa paham yang dipelajarinya, saya memberikan lembar evaluasi untuk masing-masing individu.

”Saya sangat senang dengan pembelajaran IPA karena dapat belajar langsung di alam,” tutur Hilmy. ”Saya jadi tahu ciri khusus tumbuhan,” tambah Yusup siswa kelas VI usai pembelajaran IPA.

Praktik yang Baik: Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah16 Ilmu Pengetahuan Alam 17

Page 23: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Oleh Sugeng Priyanto SPdI MI Muhammadiyah Watubelah, Pagedongan Banjarnegara, Jawa Tengah

Dengan mengajak siswa langsung ke alam, siswa dapat mengenali, memeriksa, menyentuh, serta memahami jenis tumbuhan tersebut. Hal tersebut yang saya yakini dalam membelajarkan siswa kelas VI, khususnya dalam pelajaran IPA tema ciri-ciri khusus tumbuhan.

Kegiatan pagi itu saya mulai dengan mengajak siswa untuk menyanyikan lagu 'Naik-naik ke Puncak Gunung', kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran dan membagi siswa menjadi empat kelompok. Setiap kelompok diberikan tugas yang sama, yaitu mengamati ciri-ciri khusus tumbuhan yang ada di lingkungan sekolah dan mengambil sampelnya.

Setelah paham dengan tugas masing-masing kelompok sesuai panduan dalam lembar kerja, siswa ke luar kelas menuju lingkungan sekitar sekolah untuk mengamati tumbuhan serta mengumpulkan sampel tumbuhan yang telah ditentukan dalam lembar kerja.

Sekitar 15 menit berlalu, siswa kembali masuk ke dalam kelas untuk mengerjakan lembar kerja, berdiskusi,

dan mengeksplorasi dengan bahan bacaan yang sudah ada di meja mereka. Mereka juga dengan sigap membuat bahan untuk presentasi kepada kelompok lain.

Selang setelah 30 menit berlalu, saya memandu siswa untuk

Mengenal Tumbuhan di Lingkungan SekolahMI Muhammadiyah Watubelah, Pagedongan Banjarnegara, Jawa Tengah

Siswa belajar langsung ke alam untuk mengamati ciri-ciri khusus tumbuhan.

Siswa mendiskusikan ciri-ciri daun yang didapatnya di dalam kelompok.

mempresentasikan kepada kelompok lain. Banyak pertanyaan yang muncul dalam diskusi antar kelompok.

Setelah selesai presentasi ke masing-masing kelompok, mereka menuliskan poin-poin yang belum mereka pahami untuk kemudian mereka tanyakan di

akhir pembelajaran. Setelah sesi presentasi selesai, ketua kelompok memajangkan hasil karyanya di papan pajang dan dilanjutkan dengan kunjung karya ke kelompok lain.

Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan melakukan tanya jawab hal-hal yang belum dipahami siswa. Setelah tidak ada pertanyaan, saya memandu siswa untuk membuat kesimpulan.

Kesimpulan pada hari itu adalah setiap tumbuhan ternyata memiliki ciri khusus yang berbeda antara satu dan yang lain. Setelah siswa paham yang dipelajarinya, saya memberikan lembar evaluasi untuk masing-masing individu.

”Saya sangat senang dengan pembelajaran IPA karena dapat belajar langsung di alam,” tutur Hilmy. ”Saya jadi tahu ciri khusus tumbuhan,” tambah Yusup siswa kelas VI usai pembelajaran IPA.

Praktik yang Baik: Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah16 Ilmu Pengetahuan Alam 17

Page 24: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Percayakah Anda apabila empat buah gelas kertas mampu menahan beban manusia? Pasti jawabannya mustahil untuk dilakukan. Namun bagi Hafiyyuddin Ahmad, siswa kelas VI MI Roudlatul Banat Sepanjang Sidoarjo hal ini sangat mungkin dilakukan. Hafiy mengungkapkan, empat gelas kertas apabila diatasnya diberi triplek dan peletakannya presisi, maka mampu menahan beban hingga 84 kg. “Perhitungannya setiap gelas mampu menahan beban 21 kg sehingga empat gelas kertas mampu menahan beban hingga 84 kg termasuk beban manusia,” terangnya

Ini bukan sulap dan bukan sihir lho! Dalam pelajaran IPA hal ini bisa

dijelaskan. Hal tersebut bisa terjadi karena tekanan udara di dalam gelas kertas mempengaruhi berat beban yang mampu disangga. “Jarak gelas kertas juga mempengaruhi kekuatan daya sangga,” ujar Ibu Luluk Ainiyah, guru Kelas VI sekaligus pembimbing kegiatan.

Hafiy menjelaskan, cara pembuatannya adalah dengan menyiapkan triplek ukuran 60 x 60 cm dan 4 gelas kertas ukuran sedang. Cara penggunaannya cukup sederhana, triplek ukuran segi empat sama sisi tadi dibawahnya diletakkan 4 buah gelas kertas pada ujung-ujungnya, dan cara meletakkannya harus presisi. Selanjutnya saat triplek tersebut dibebani oleh benda asalkan beratnya tidak melebihi 84 kg dan berdiri ditengah-tengah triplek maka gelas kertas yang menyangga triplek tersebut akan tetap berdiri kokoh.

“Wah kok bisa ya, hebat sekali timbangan ini. Bagaimana cara kerjanya?” tanya Ibu Femmy Eka Kartika Putri, Asisten Deputi Urusan Pendidikan Dasar, PAUD, dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) yang sempat mencoba

timbangan tersebut.

Dengan lancar Hafiy menjelaskan bahwa hal tersebut bisa terjadi karena tekanan yang sama pada keempat sisi triplek yang akan kuat menyangga beban yang berat secara bersama-sama. “Asal bendanya diletakkan berada di titik tengah triplek, maka gelas kertas akan kuat menyangga. Tetapi bila Ibu berdiri di salah satu sisi triplek ini, maka gelas kertas dibawahnya akan langsung ambles,” terang Hafiy disambut tepuk tangan Ibu Femmy.

Dijelaskan oleh Ibu Luluk, kegiatan bereksperimen siswa dengan ilmu sains ini sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan di MI Roudlatul Banat Taman Sidoarjo. Sejak mendapatkan pelatihan dari USAID PRIORITAS, tercetuslah ide mereka untuk membuat pentas sains bertajuk Ayo Bereksperimen Sains yang digelar sebulan sekali pada Hari Sabtu.

“Kegiatan ini disambut antusias oleh siswa dan memunculkan ide-ide sains yang menarik dan belum pernah dijumpai selamai ini. Salah satunya adalah timbangan gelas kertas ini,” terang Ibu Luluk.

Timbangan Gelas Kertas Mampu Menahan Beban Manusia

Meski disangga gelas kertas, papan ini mampu menahan beban hingga 80 kg.

MI Roudlatul Banat, Sidoarjo, Jawa Timur

Praktik yang Baik: Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah18

Page 25: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Ilmu pengetahuan Alam

PEMBELAJARANMATEMATIKA

Page 26: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Matematika 21Praktik yang Baik: Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah20

Oleh Nina Nur Inayah Guru MIS PUI Cibadak

“Kaya di super market ya….” Kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulut Tegar siswa Kelas V MIS PUI Cibadak ketika pembelajaran matematika hampir selesai. Siang itu sekitar pukul 10.30 pada saat pelajaran matematika suasana kelas didesain menyerupai super market. Banyak barang-barang dijual di sana, yang menarik lagi semua barang di discount.

Untuk KD mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan, salah satu indikatornya adalah menentukan nilai pecahan dalam bentuk persen, saya mengaitkan materi ini dengan kehidupan sehari- hari. Apalagi saya juga sudah mendapat pelatihan modul III USAID PRIORITAS tentang matematika dalam kehidupan.

Sebelumnya saya menugaskan kelas V untuk menempelkan harga pada barang-barang yang mereka punya, terutama alat tulis dan tas.

Pada saat pembelajaran, semua barang yang sudah diberi label harga oleh siswa-siswa itu dikumpulkan sesuai jenisnya. Kemudian siswa menatanya dan menentukan besarnya diskon untuk setiap barang. Setelah semua tertata, setiap kelompok diberi LK berikut:

Belilah barang-barang sesuka kelompokmu!

Tulislah setiap barang yang dibeli dalam tabel berikut! Hitunglah belanjaanmu!

Super Market di Kelasku

No Nama Barang Harga Asal

(Rp)

Discount (Potongan harga)

(%)

Potongan Harga (Rp)

Harga Barang setelah Discount

(Rp)

1

2

3

4

5

Jumlah

Masing masing kelompok saya beri uang mainan dua lembar nominal 100.000-an dan satu lembar nominal 50.000-an. Mereka asyik berbelanja dan menghitung jumlah belanjaannya. Setelah beres menghitung mereka ke kassa yang sudah disediakan. Ada tiga Kassa yaitu kassa A, B dan C. Kasirnya adalah perwakilan satu orang dari setiap kelompok. Satu kassa dua orang kasir. Kasir ini tugasnya memeriksa jumlah belanjaan dan memberikan kembalian dengan uang mainan juga.

Asyik sekali mereka belajar hari ini, dipenghujung pembelajaran, saya bertanya kepada mereka, bagian mana yang paling kalian sukai? Ada yang bilang saat memilih barang-barang, menjadi kasir, dan menghitung uang mainan. Semua kegiatan itu tidak lepas dari konsep matematika. Tapi semua tampak menikmati pelajaran matematika kali ini.

“Sekarang aku jadi mengerti kenapa Ummi suka beli barang yang lagi diskon… Ternyata harganya jadi lebih murah….” Masih terdengar celotehan siswaku ketika aku sudah melangkahkan kaki meninggalkan kelas.

Qonita memberi uang kembalian kepada Najib, saat praktik jual beli di kelas.

Diskon 30% untuk harga dompet di super market di kelasku.

MIS PUI Cibadak, Jawa Barat

Page 27: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Matematika 21Praktik yang Baik: Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah20

Oleh Nina Nur Inayah Guru MIS PUI Cibadak

“Kaya di super market ya….” Kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulut Tegar siswa Kelas V MIS PUI Cibadak ketika pembelajaran matematika hampir selesai. Siang itu sekitar pukul 10.30 pada saat pelajaran matematika suasana kelas didesain menyerupai super market. Banyak barang-barang dijual di sana, yang menarik lagi semua barang di discount.

Untuk KD mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan, salah satu indikatornya adalah menentukan nilai pecahan dalam bentuk persen, saya mengaitkan materi ini dengan kehidupan sehari- hari. Apalagi saya juga sudah mendapat pelatihan modul III USAID PRIORITAS tentang matematika dalam kehidupan.

Sebelumnya saya menugaskan kelas V untuk menempelkan harga pada barang-barang yang mereka punya, terutama alat tulis dan tas.

Pada saat pembelajaran, semua barang yang sudah diberi label harga oleh siswa-siswa itu dikumpulkan sesuai jenisnya. Kemudian siswa menatanya dan menentukan besarnya diskon untuk setiap barang. Setelah semua tertata, setiap kelompok diberi LK berikut:

Belilah barang-barang sesuka kelompokmu!

Tulislah setiap barang yang dibeli dalam tabel berikut! Hitunglah belanjaanmu!

Super Market di Kelasku

No Nama Barang Harga Asal

(Rp)

Discount (Potongan harga)

(%)

Potongan Harga (Rp)

Harga Barang setelah Discount

(Rp)

1

2

3

4

5

Jumlah

Masing masing kelompok saya beri uang mainan dua lembar nominal 100.000-an dan satu lembar nominal 50.000-an. Mereka asyik berbelanja dan menghitung jumlah belanjaannya. Setelah beres menghitung mereka ke kassa yang sudah disediakan. Ada tiga Kassa yaitu kassa A, B dan C. Kasirnya adalah perwakilan satu orang dari setiap kelompok. Satu kassa dua orang kasir. Kasir ini tugasnya memeriksa jumlah belanjaan dan memberikan kembalian dengan uang mainan juga.

Asyik sekali mereka belajar hari ini, dipenghujung pembelajaran, saya bertanya kepada mereka, bagian mana yang paling kalian sukai? Ada yang bilang saat memilih barang-barang, menjadi kasir, dan menghitung uang mainan. Semua kegiatan itu tidak lepas dari konsep matematika. Tapi semua tampak menikmati pelajaran matematika kali ini.

“Sekarang aku jadi mengerti kenapa Ummi suka beli barang yang lagi diskon… Ternyata harganya jadi lebih murah….” Masih terdengar celotehan siswaku ketika aku sudah melangkahkan kaki meninggalkan kelas.

Qonita memberi uang kembalian kepada Najib, saat praktik jual beli di kelas.

Diskon 30% untuk harga dompet di super market di kelasku.

MIS PUI Cibadak, Jawa Barat

Page 28: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Mengukur tinggi dan berat badan teman sendiri akan lebih menyenangkan ketimbang mengolah data dari buku.

Seperti yang diharapkan Bapak Khairul Anwar SPdI, Guru MIN Perdamaian Stabat, saat mengajar di kelas VI, semua siswa aktif, semangat dan penasaran untuk mengetahui hasil akhir pengolahan data.

Saat belajar matematika tentang mengolah data di kelas VI, biasanya siswa kurang tertarik mengerjakan tugas menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram. Apalagi data yang akan diolah siswa adalah data yang sudah ada di buku paket atau data fiktif yang dibuat oleh guru.

Hal inilah yang mendorong Pak Khairul untuk memulai pembelajaran mengolah data dengan melakukan hal yang nyata. Ia mengajak para siswanya mengukur tinggi dan berat badan teman sekelas dengan menggunakan

meteran dan timbangan untuk mendapatkan data yang benar-benar akurat. Langkah kegiatannya sangat sederhana, siswa dibagi menjadi empat kelompok. Setiap kelompok akan mengukur berat badan dan tinggi badan teman sekelompok secara bergantian.

Setiap siswa ditugaskan mencatat hasilnya. Kemudian setiap kelompok saling berbagi informasi berat badan dan tinggi badan yang diperoleh. Kemudian masing-masing kelompok berdiskusi untuk mengolah informasi kemudian menyajikan data dalam bentuk tabel, diagram gambar (dua kelompok), dan diagram batang (dua kelompok).

Lalu untuk kesimpulan hasil pengolahan data, guru memberi pertanyaan, “Apakah di akhir pengolahan data nanti dapat ditemukan dan dibuktikan bahwa siswa yang paling tinggi adalah siswa

yang paling berat, dan siswa yang paling pendek adalah yang paling ringan berat badannya?” Pertanyaan tersebut sangat memotivasi siswa untuk segera menyelesaikan pengolahan data untuk mendapatkan jawabannya.

Setelah menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram, siswa melakukan dua kali karya kunjung. Kunjungan pertama kepada kelompok yang mendapat tugas yang sama, kunjungan kedua kepada kelompok yang tugasnya berbeda.

Dari kesimpulan yang dibuat siswa, ternyata tinggi badan tidak berpengaruh terhadap berat badan siswa. Ada yang siswa tingginya 135 cm tetapi lebih berat badannya dari siswa yang tingginya 140 cm. “Mungkin karena yang lebih pendek makannya lebih banyak,” kata salah seorang siswa berseloroh. Proses pembelajaran hari itu membuat siswa lebih mudah memahami dalam melakukan pengolahan data.

MIN Perdamaian Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara

Mengolah Data Hasil Pengukuran Tinggi dan Berat Badan Siswa

Siswa kelas VI MIN Perdamaian Stabat saling mengukur tinggi dan berat badan temannya secara bergantian saat mereka belajar tentang mengolah data.

Bagi siswa MIN Sukadamai Kabupa-ten Bener Meriah, belajar matematika tentang bilangan pecahan merupakan suatu hal yang menyenangkan. Karena guru membawa beberapa buah semangka ke dalam kelas. “Awalnya kami heran, kok guru kami membawa buah semangka, bukannya pagi ini belajar matematika?” kata Awi, siswa kelas VI.

Setelah membagikan semangka per kelompok dan menempelkan karton bergambar semangka dan angka peca-han di papan tulis, Ibu Sudarni mulai menjelaskan tujuan pembelajaran dan penggunaan buah semangka sebagai medianya. Siswa pun diberi kesempatan awal untuk memotong semangka sesuai dengan pecahan yang diten-tukan oleh Ibu Sudarni. Setiap kelompok menunjukkan hasilnya kepa-

Memahami Pecahan melalui Buah SemangkaMIN Sukadamai Bener Meriah, Aceh

da kelompok lainnya.

Pada sesi kedua, kelompok diberi kebebasan untuk memotong semang-ka sesuai pecahan yang mereka inginkan. Setiap belahan buah semangka yang mereka potong digambarkan di kertas yang telah dibagikan beserta nilai pecahannya. Pada sesi ini setiap kelompok diberikan tugas untuk menjelaskan nilai pecahan yang mereka bentuk kepada kelompok lainnya. Yaitu, bagaimana siswa tahu bahwa potongan semangka itu ½, ¼, atau ⅓?

Sesi ketiga, hampir sama dengan sesi sebelumnya, hanya saja karena semangka sudah habis mereka nikmati, kini giliran mengotak-atik kertas berwarna yang telah dibagikan menjadi sebuah pecahan. De-ngan

Siswa mempresentasikan pecahan yang dibuatnya.

menggunakan kertas berwarna, nilai pecahan lebih beragam karena lebih mudah membentuk bidang dan lingkaran yang selanjutnya mereka tempelkan pada lembar kerjanya.

“Kami cepat memahami pecahan dengan belajar seperti ini. Bahkan besaran pecahan juga dapat langsung kami pahami. Misalnya, mana yang lebih besar seperdua dengan sepertiga dengan melihat besarnya buah semangka dan kertas berwarna,” jelas Rahmad. Di akhir pembelajaran, semua kelompok menempelkan hasil kerjanya di papan pajangan yang telah tersedia di dalam kelas.

Matematika 23Praktik yang Baik: Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah22

Page 29: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Mengukur tinggi dan berat badan teman sendiri akan lebih menyenangkan ketimbang mengolah data dari buku.

Seperti yang diharapkan Bapak Khairul Anwar SPdI, Guru MIN Perdamaian Stabat, saat mengajar di kelas VI, semua siswa aktif, semangat dan penasaran untuk mengetahui hasil akhir pengolahan data.

Saat belajar matematika tentang mengolah data di kelas VI, biasanya siswa kurang tertarik mengerjakan tugas menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram. Apalagi data yang akan diolah siswa adalah data yang sudah ada di buku paket atau data fiktif yang dibuat oleh guru.

Hal inilah yang mendorong Pak Khairul untuk memulai pembelajaran mengolah data dengan melakukan hal yang nyata. Ia mengajak para siswanya mengukur tinggi dan berat badan teman sekelas dengan menggunakan

meteran dan timbangan untuk mendapatkan data yang benar-benar akurat. Langkah kegiatannya sangat sederhana, siswa dibagi menjadi empat kelompok. Setiap kelompok akan mengukur berat badan dan tinggi badan teman sekelompok secara bergantian.

Setiap siswa ditugaskan mencatat hasilnya. Kemudian setiap kelompok saling berbagi informasi berat badan dan tinggi badan yang diperoleh. Kemudian masing-masing kelompok berdiskusi untuk mengolah informasi kemudian menyajikan data dalam bentuk tabel, diagram gambar (dua kelompok), dan diagram batang (dua kelompok).

Lalu untuk kesimpulan hasil pengolahan data, guru memberi pertanyaan, “Apakah di akhir pengolahan data nanti dapat ditemukan dan dibuktikan bahwa siswa yang paling tinggi adalah siswa

yang paling berat, dan siswa yang paling pendek adalah yang paling ringan berat badannya?” Pertanyaan tersebut sangat memotivasi siswa untuk segera menyelesaikan pengolahan data untuk mendapatkan jawabannya.

Setelah menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram, siswa melakukan dua kali karya kunjung. Kunjungan pertama kepada kelompok yang mendapat tugas yang sama, kunjungan kedua kepada kelompok yang tugasnya berbeda.

Dari kesimpulan yang dibuat siswa, ternyata tinggi badan tidak berpengaruh terhadap berat badan siswa. Ada yang siswa tingginya 135 cm tetapi lebih berat badannya dari siswa yang tingginya 140 cm. “Mungkin karena yang lebih pendek makannya lebih banyak,” kata salah seorang siswa berseloroh. Proses pembelajaran hari itu membuat siswa lebih mudah memahami dalam melakukan pengolahan data.

MIN Perdamaian Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara

Mengolah Data Hasil Pengukuran Tinggi dan Berat Badan Siswa

Siswa kelas VI MIN Perdamaian Stabat saling mengukur tinggi dan berat badan temannya secara bergantian saat mereka belajar tentang mengolah data.

Bagi siswa MIN Sukadamai Kabupa-ten Bener Meriah, belajar matematika tentang bilangan pecahan merupakan suatu hal yang menyenangkan. Karena guru membawa beberapa buah semangka ke dalam kelas. “Awalnya kami heran, kok guru kami membawa buah semangka, bukannya pagi ini belajar matematika?” kata Awi, siswa kelas VI.

Setelah membagikan semangka per kelompok dan menempelkan karton bergambar semangka dan angka peca-han di papan tulis, Ibu Sudarni mulai menjelaskan tujuan pembelajaran dan penggunaan buah semangka sebagai medianya. Siswa pun diberi kesempatan awal untuk memotong semangka sesuai dengan pecahan yang diten-tukan oleh Ibu Sudarni. Setiap kelompok menunjukkan hasilnya kepa-

Memahami Pecahan melalui Buah SemangkaMIN Sukadamai Bener Meriah, Aceh

da kelompok lainnya.

Pada sesi kedua, kelompok diberi kebebasan untuk memotong semang-ka sesuai pecahan yang mereka inginkan. Setiap belahan buah semangka yang mereka potong digambarkan di kertas yang telah dibagikan beserta nilai pecahannya. Pada sesi ini setiap kelompok diberikan tugas untuk menjelaskan nilai pecahan yang mereka bentuk kepada kelompok lainnya. Yaitu, bagaimana siswa tahu bahwa potongan semangka itu ½, ¼, atau ⅓?

Sesi ketiga, hampir sama dengan sesi sebelumnya, hanya saja karena semangka sudah habis mereka nikmati, kini giliran mengotak-atik kertas berwarna yang telah dibagikan menjadi sebuah pecahan. De-ngan

Siswa mempresentasikan pecahan yang dibuatnya.

menggunakan kertas berwarna, nilai pecahan lebih beragam karena lebih mudah membentuk bidang dan lingkaran yang selanjutnya mereka tempelkan pada lembar kerjanya.

“Kami cepat memahami pecahan dengan belajar seperti ini. Bahkan besaran pecahan juga dapat langsung kami pahami. Misalnya, mana yang lebih besar seperdua dengan sepertiga dengan melihat besarnya buah semangka dan kertas berwarna,” jelas Rahmad. Di akhir pembelajaran, semua kelompok menempelkan hasil kerjanya di papan pajangan yang telah tersedia di dalam kelas.

Matematika 23Praktik yang Baik: Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah22

Page 30: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Matematika 25Praktik yang Baik: Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah24

Sri Ayu, mahasiswa IAIN SMH Banten, praktik mengajar di MIN 2 Serang. Dia didampingi Bapak Syihabudin dosen pendamping lapangan (DPL) dan Bapak Asep Nizarudin, guru pamong (GP) di madrasah tersebut. “Saya mengajar matematika di kelas IVB dengan tujuan siswa dapat membuat rancangan pola pengubinan dengan banyak bangun datar,” tukas Sri Ayu.

Pengubinan adalah penyusunan satu

atau lebih bangun datar sehingga tidak menimbulkan rongga di antaranya. “Di sini saya membawa tiga motif kain sarung yang berisi ragam bangun datar yang menjadi model. Melalui media ini, saya berharap siswa dapat mengkrea-sikan pola pengubinan,” kata Sri lagi.

Di awal, dia memperlihatkan tiga model sarung yang dibawanya. Siswa diminta membedakan bangun datar yang tercetak dalam motif sarung. Setiap perwakilan kelompok menulis

Belajar Bangun Datar Lewat Pengubinan

MIN 2 Serang, Banten

Siswa sedang mempresentasikan pengubinan dari bangun datar yang mereka pilih.

Guru membawa sarung yang motifnya dijadikan contoh model bangun datar.

bangun datar yang ditemukan di papan tulis. Sri bertanya kembali, apakah betul bangun datar itu yang dimaksud dalam motif sarung.

Siswa yang dibagi dalam tujuh kelom-pok, mendapatkan bangun datar yang berbeda-beda, yakni persegi panjang, segitiga sama, lingkaran, segi lima, trapesium dan jajargenjang. Setiap siswa juga mendapatkan lembar kerja yang berisi instruksi:

1. Buatlah rancang pola pengubinan

sesuai bangun datar yang diterima!

2. Warnailah pola pengubinan yang sudah dirancang!

3. Gunakan tiga warna yang berbeda untuk pengubinan sehingga menghasilkan motif yang menarik!

Siswa memilih sendiri konsep bangun datar yang bisa dijadikan pengubinan. Ada yang membuat persegi, persegi panjang, atau segi enam. Setiap kelompok memilih pola pengubinan yang menarik untuk dipresentasikan di kelas. Lalu siswa menjelaskan pewar-naan dan pola pengubinan yang dipilih.

Setelah praktik mengajar, DPL, GP, dan mahasiswa bertemu untuk melakukan konferensi dengan pola 3-2-1. Yaitu DPL dan guru pamong menyampaikan tiga hal yang baik dari praktik meng-ajar, menyampaikan dua pertanyaan, dan memberi satu saran kepada mahasiswa. Mahasiswa memberikan tanggapan dari semua sesi ini.

Kegiatan ini terkait dengan pelatihan peningkatan kualitas program praktik pengalaman lapangan yang diselenggarakan USAID PRIORITAS untuk para dosen LPTK mitra.

“Kelebihan dari pembelajaran ini, kamu bisa membuat suasana kelas menjadi aktif, siswa juga menghasilkan karya kreatif. Yang perlu diperbaiki, cara berkomunikasi agar tidak kaku dan mudah dipahami siswa," saran Pak Syihabudin.

Page 31: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Matematika 25Praktik yang Baik: Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah24

Sri Ayu, mahasiswa IAIN SMH Banten, praktik mengajar di MIN 2 Serang. Dia didampingi Bapak Syihabudin dosen pendamping lapangan (DPL) dan Bapak Asep Nizarudin, guru pamong (GP) di madrasah tersebut. “Saya mengajar matematika di kelas IVB dengan tujuan siswa dapat membuat rancangan pola pengubinan dengan banyak bangun datar,” tukas Sri Ayu.

Pengubinan adalah penyusunan satu

atau lebih bangun datar sehingga tidak menimbulkan rongga di antaranya. “Di sini saya membawa tiga motif kain sarung yang berisi ragam bangun datar yang menjadi model. Melalui media ini, saya berharap siswa dapat mengkrea-sikan pola pengubinan,” kata Sri lagi.

Di awal, dia memperlihatkan tiga model sarung yang dibawanya. Siswa diminta membedakan bangun datar yang tercetak dalam motif sarung. Setiap perwakilan kelompok menulis

Belajar Bangun Datar Lewat Pengubinan

MIN 2 Serang, Banten

Siswa sedang mempresentasikan pengubinan dari bangun datar yang mereka pilih.

Guru membawa sarung yang motifnya dijadikan contoh model bangun datar.

bangun datar yang ditemukan di papan tulis. Sri bertanya kembali, apakah betul bangun datar itu yang dimaksud dalam motif sarung.

Siswa yang dibagi dalam tujuh kelom-pok, mendapatkan bangun datar yang berbeda-beda, yakni persegi panjang, segitiga sama, lingkaran, segi lima, trapesium dan jajargenjang. Setiap siswa juga mendapatkan lembar kerja yang berisi instruksi:

1. Buatlah rancang pola pengubinan

sesuai bangun datar yang diterima!

2. Warnailah pola pengubinan yang sudah dirancang!

3. Gunakan tiga warna yang berbeda untuk pengubinan sehingga menghasilkan motif yang menarik!

Siswa memilih sendiri konsep bangun datar yang bisa dijadikan pengubinan. Ada yang membuat persegi, persegi panjang, atau segi enam. Setiap kelompok memilih pola pengubinan yang menarik untuk dipresentasikan di kelas. Lalu siswa menjelaskan pewar-naan dan pola pengubinan yang dipilih.

Setelah praktik mengajar, DPL, GP, dan mahasiswa bertemu untuk melakukan konferensi dengan pola 3-2-1. Yaitu DPL dan guru pamong menyampaikan tiga hal yang baik dari praktik meng-ajar, menyampaikan dua pertanyaan, dan memberi satu saran kepada mahasiswa. Mahasiswa memberikan tanggapan dari semua sesi ini.

Kegiatan ini terkait dengan pelatihan peningkatan kualitas program praktik pengalaman lapangan yang diselenggarakan USAID PRIORITAS untuk para dosen LPTK mitra.

“Kelebihan dari pembelajaran ini, kamu bisa membuat suasana kelas menjadi aktif, siswa juga menghasilkan karya kreatif. Yang perlu diperbaiki, cara berkomunikasi agar tidak kaku dan mudah dipahami siswa," saran Pak Syihabudin.

Page 32: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Oleh Nina Nur Inayah, Guru MIS PUI Cibadak, Ciamis

Sudah hampir lima tahun saya mengajar materi tentang debit air di kelas VI pada pelajaran matematika. Selalu saja siswa-siswa susah mengerti apa itu debit air. Berulang-ulang saya menjelaskan tidak pernah berhasil, paling kalaupun ada yang bisa hanya mengubah satuannya saja dari meter kubik (m³) menjadi liter, dari jam ke menit atau sebaliknya tanpa mengerti apa maksud dari debit air tersebut. Saya memperlihatkan gambar-gambar seperti air sungai yang mengalir, air

Belajar Debit Air...! Siapa Takut...

yang mengalir ke sawah dan lain-lain, itu pun hasilnya tidak maksimal. Sampai-sampai ada siswa tahun lalu yang bilang, “Aku gak suka sama debit air, gak ngerti.” Ucapan siswaku itu terus terngiang-ngiang di telingaku. Sampai aku kenal dengan USAID PRIORITAS yang dengan bahan sederhana bahkan barang bekas selalu bisa menjadi alat peraga yang menyenangkan.

Ketika berbelanja ke swalayan tiba-tiba saja mataku tertuju pada botol-botol minuman yang berjejer di rak. “Ting”... Saya dapat ide. Besoknya

semua siswa saya minta membawa botol bekas minuman yang sudah tertulis volumenya dengan diisi air, alat pencatat waktu, dan paku besar untuk membuat lubang. Semua alat dan bahan tersebut dibawa pada saat pelajaran matematika. Saya yakin bahwa pembelajaran debit air kali ini akan menyenangkan para siswa dan mudah dipahami.

Saya tak lupa membuat lembar kerja (LK) yang dibuat sederhana, yaitu:

LEMBAR KERJA Nama: 1. 2. 3.

Nama Benda (Bangun ruang)

Volume (Liter)

Waktu yang Digunakan untuk Menghabiskan Air

(menit) Debit

Debit = Volume

Waktu

Kesimpulan: Debit adalah ......................................................................... ........................................................................................................................

Pada saat pembelajaran siswa, membawa botol-botol bekas minuman yang bermacam-macam volumenya ada yang 600 mℓ, 1 ℓ, 1,5 ℓ, 2 ℓ, 3 ℓ, bahkan ada yang membawa galon yang bervolume 5 ℓ. Untuk pencatat waktu, saya memperbolehkan siswa membawa telepon genggam yang ada fasilitas penghitung waktunya.

Selama pelajaran berlangsung siswa tampak senang belajar di luar kelas sambil mengamati air yang keluar dari botol yang telah dilubangi. Mereka mencatat waktunya ketika air itu habis bahkan siswa bisa membuat definisi

tentang debit air dengan bahasa mereka sendiri. “Debit adalah banyaknya volume air yang mengalir sesuai waktu yang diukur. Satuannya bisa liter/detik atau meter kubik (m3)/detik,” demikian salah satu kesimpulan yang dibuat siswa.

“Perfect”.....aku berhasil membuat para siswa senang dan mengerti sendiri apa itu debit air. Setelah berpraktik di luar selesai, di dalam kelas mereka diajak bertanya jawab tentang debit air.

“Kalau volumenya banyak dan waktunya sedikit debit airnya jadi besar ya bu?” “Bu, berapa debit air

pada saat terjadi banjir” dan banyak sekali muridku yang bertanya. Ternyata sekarang materi debit air bukanlah materi yang menakutkan lagi buat siswa-siswa kelas VI di MI PUI Cibadak, tetapi menjadi materi yang menyenangkan.

MIS PUI Cibadak, Ciamis, Jawa Barat

Siswa gunakan botol minuman bekas yang bertuliskan volume-nya sebagai media belajar debit air.

Matematika 27Praktik yang Baik: Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah26

Page 33: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Oleh Nina Nur Inayah, Guru MIS PUI Cibadak, Ciamis

Sudah hampir lima tahun saya mengajar materi tentang debit air di kelas VI pada pelajaran matematika. Selalu saja siswa-siswa susah mengerti apa itu debit air. Berulang-ulang saya menjelaskan tidak pernah berhasil, paling kalaupun ada yang bisa hanya mengubah satuannya saja dari meter kubik (m³) menjadi liter, dari jam ke menit atau sebaliknya tanpa mengerti apa maksud dari debit air tersebut. Saya memperlihatkan gambar-gambar seperti air sungai yang mengalir, air

Belajar Debit Air...! Siapa Takut...

yang mengalir ke sawah dan lain-lain, itu pun hasilnya tidak maksimal. Sampai-sampai ada siswa tahun lalu yang bilang, “Aku gak suka sama debit air, gak ngerti.” Ucapan siswaku itu terus terngiang-ngiang di telingaku. Sampai aku kenal dengan USAID PRIORITAS yang dengan bahan sederhana bahkan barang bekas selalu bisa menjadi alat peraga yang menyenangkan.

Ketika berbelanja ke swalayan tiba-tiba saja mataku tertuju pada botol-botol minuman yang berjejer di rak. “Ting”... Saya dapat ide. Besoknya

semua siswa saya minta membawa botol bekas minuman yang sudah tertulis volumenya dengan diisi air, alat pencatat waktu, dan paku besar untuk membuat lubang. Semua alat dan bahan tersebut dibawa pada saat pelajaran matematika. Saya yakin bahwa pembelajaran debit air kali ini akan menyenangkan para siswa dan mudah dipahami.

Saya tak lupa membuat lembar kerja (LK) yang dibuat sederhana, yaitu:

LEMBAR KERJA Nama: 1. 2. 3.

Nama Benda (Bangun ruang)

Volume (Liter)

Waktu yang Digunakan untuk Menghabiskan Air

(menit) Debit

Debit = Volume

Waktu

Kesimpulan: Debit adalah ......................................................................... ........................................................................................................................

Pada saat pembelajaran siswa, membawa botol-botol bekas minuman yang bermacam-macam volumenya ada yang 600 mℓ, 1 ℓ, 1,5 ℓ, 2 ℓ, 3 ℓ, bahkan ada yang membawa galon yang bervolume 5 ℓ. Untuk pencatat waktu, saya memperbolehkan siswa membawa telepon genggam yang ada fasilitas penghitung waktunya.

Selama pelajaran berlangsung siswa tampak senang belajar di luar kelas sambil mengamati air yang keluar dari botol yang telah dilubangi. Mereka mencatat waktunya ketika air itu habis bahkan siswa bisa membuat definisi

tentang debit air dengan bahasa mereka sendiri. “Debit adalah banyaknya volume air yang mengalir sesuai waktu yang diukur. Satuannya bisa liter/detik atau meter kubik (m3)/detik,” demikian salah satu kesimpulan yang dibuat siswa.

“Perfect”.....aku berhasil membuat para siswa senang dan mengerti sendiri apa itu debit air. Setelah berpraktik di luar selesai, di dalam kelas mereka diajak bertanya jawab tentang debit air.

“Kalau volumenya banyak dan waktunya sedikit debit airnya jadi besar ya bu?” “Bu, berapa debit air

pada saat terjadi banjir” dan banyak sekali muridku yang bertanya. Ternyata sekarang materi debit air bukanlah materi yang menakutkan lagi buat siswa-siswa kelas VI di MI PUI Cibadak, tetapi menjadi materi yang menyenangkan.

MIS PUI Cibadak, Ciamis, Jawa Barat

Siswa gunakan botol minuman bekas yang bertuliskan volume-nya sebagai media belajar debit air.

Matematika 27Praktik yang Baik: Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah26

Page 34: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Oleh Hasnidar H SPdI Guru MI Muhammadiyah Sengkang

Media yang saya sajikan kali ini bernama media pembelajaran Garis Bilangan Badak Berjalan. Bahan utama untuk membuat media tersebut adalah pipa bekas dan mainan berbentuk badak. Saya kemudian mencetak tulisan dengan komputer. Bilangan paling tengah pada garis bilangan tersebut adalah angka 0. Ke kiri menunjuk angka negatif dan ke kiri angka positif.

Cara menggunakannya, terlebih dulu kita membuat kesepakatan dengan siswa. Kesepakatan pertama yaitu

untuk bilangan yang sebelah kanan (dari depan) adalah bilangan positif dan sebelah kiri adalah bilangan negatif. Ketika bilangan operasi hitung ada di bilangan positif, maka arah mainan badak ini menghadap ke bilangan positif. Ketika bilangan operasi hitung ada di bilangan negatif, maka mainan badak menghadap ke arah bilangan negatif. Kesepakatan kedua: Jika operasi hitung penjumlahan maka badak berjalan ke depan. Jika operasi hitung pada bilangan bulat pengurangan, maka badak akan berjalan mundur.

Misalnya: 2 + 3 = 5 artinya bilangan ini adalah positif, maka badak

menghadap ke positif, kemudian maju dua langkah, terus melangkah lagi tiga langkah sehingga berhenti di bilangan lima.

Contoh kedua: 3 + (-5) = -2, artinya badak menghadap ke positif kemudian melangkah tiga langkah. Karena dijumlahkan dengan negatif lima (-5), maka badak menghadap ke negatif, kemudian melanjutkan langkahnya sebanyak lima langkah, sehingga badak berada di bilangan negatif dua (-2).

Misalnya lagi: 4 + 3 = 7 artinya bilangan ini adalah positif, maka badak menghadap ke positif, kemudian badak melangkah maju empat langkah, dari

bilangan empat badak melangkah lagi tiga langkah sehingga berhenti di bilangan tujuh.

Setelah siswa memahami cara menggunakan alat peraga ini, maka guru membagikan tugas perkelompok dengan menggunakan media garis bilangan Badak Berjalan. Para siswa mengerjakan tugas lembar kerjanya disitu dan juga memainkan sendiri masing masing alat peraganya.

Saat semua kelompok telah selesai atau waktu yang ditentukan sudah habis, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil karyanya dan kelompok lain memberikan masukan jika ada yang perlu diperbaiki.

Media ini cocok untuk menanamkan konsep matematika operasi hitung bilangan. Untuk kegiatan tersebut, terlebih dulu dibuatkan soal operasi hitung bilangan bulat positif dan negatif dengan menggunakan Garis Bilangan Badak Berjalan, misalnya:

4 + ( - 6 ) = - 2, maksudnya badak melangkah maju 4 langkah, karena ditambah -6, badak menghadap ke negatif, lalu melangkah maju (karena ”+” /tambah) sebanyak 6 maka badak akan berhenti di angka - 2.

Media Pembelajaran Garis Bilangan “Badak Berjalan”MI Muhammadiyah Sengkang, Wajo, Sulawesi Selatan

Bentuk media badak berjalan untuk memudahkan siswa belajar operasi hitung bilangan positif dan negatif.

Siswa secara berkelompok praktik melakukan perhitungan dengan media badak berjalan.

Matematika 29Praktik yang Baik: Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah28

Page 35: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Oleh Hasnidar H SPdI Guru MI Muhammadiyah Sengkang

Media yang saya sajikan kali ini bernama media pembelajaran Garis Bilangan Badak Berjalan. Bahan utama untuk membuat media tersebut adalah pipa bekas dan mainan berbentuk badak. Saya kemudian mencetak tulisan dengan komputer. Bilangan paling tengah pada garis bilangan tersebut adalah angka 0. Ke kiri menunjuk angka negatif dan ke kiri angka positif.

Cara menggunakannya, terlebih dulu kita membuat kesepakatan dengan siswa. Kesepakatan pertama yaitu

untuk bilangan yang sebelah kanan (dari depan) adalah bilangan positif dan sebelah kiri adalah bilangan negatif. Ketika bilangan operasi hitung ada di bilangan positif, maka arah mainan badak ini menghadap ke bilangan positif. Ketika bilangan operasi hitung ada di bilangan negatif, maka mainan badak menghadap ke arah bilangan negatif. Kesepakatan kedua: Jika operasi hitung penjumlahan maka badak berjalan ke depan. Jika operasi hitung pada bilangan bulat pengurangan, maka badak akan berjalan mundur.

Misalnya: 2 + 3 = 5 artinya bilangan ini adalah positif, maka badak

menghadap ke positif, kemudian maju dua langkah, terus melangkah lagi tiga langkah sehingga berhenti di bilangan lima.

Contoh kedua: 3 + (-5) = -2, artinya badak menghadap ke positif kemudian melangkah tiga langkah. Karena dijumlahkan dengan negatif lima (-5), maka badak menghadap ke negatif, kemudian melanjutkan langkahnya sebanyak lima langkah, sehingga badak berada di bilangan negatif dua (-2).

Misalnya lagi: 4 + 3 = 7 artinya bilangan ini adalah positif, maka badak menghadap ke positif, kemudian badak melangkah maju empat langkah, dari

bilangan empat badak melangkah lagi tiga langkah sehingga berhenti di bilangan tujuh.

Setelah siswa memahami cara menggunakan alat peraga ini, maka guru membagikan tugas perkelompok dengan menggunakan media garis bilangan Badak Berjalan. Para siswa mengerjakan tugas lembar kerjanya disitu dan juga memainkan sendiri masing masing alat peraganya.

Saat semua kelompok telah selesai atau waktu yang ditentukan sudah habis, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil karyanya dan kelompok lain memberikan masukan jika ada yang perlu diperbaiki.

Media ini cocok untuk menanamkan konsep matematika operasi hitung bilangan. Untuk kegiatan tersebut, terlebih dulu dibuatkan soal operasi hitung bilangan bulat positif dan negatif dengan menggunakan Garis Bilangan Badak Berjalan, misalnya:

4 + ( - 6 ) = - 2, maksudnya badak melangkah maju 4 langkah, karena ditambah -6, badak menghadap ke negatif, lalu melangkah maju (karena ”+” /tambah) sebanyak 6 maka badak akan berhenti di angka - 2.

Media Pembelajaran Garis Bilangan “Badak Berjalan”MI Muhammadiyah Sengkang, Wajo, Sulawesi Selatan

Bentuk media badak berjalan untuk memudahkan siswa belajar operasi hitung bilangan positif dan negatif.

Siswa secara berkelompok praktik melakukan perhitungan dengan media badak berjalan.

Matematika 29Praktik yang Baik: Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah28

Page 36: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Matematika dari Bola dan Sarang TelurMIN Perdamaian, Stabat, Langkat, Sumatera Utara

Ibu Indah Khairina Lubis, guru kelas IV MIN Perdamaian, Stabat, Langkat, punya cara jitu membuat belajar matematika menjadi menyenangkan. Dia menggunakan bola dan sarang telur.

Ibu Rina begitu dia akrab disapa, guru yang kreatif. Dia menggunakan bola dan sarang telur untuk mengajarkan persekutuan dalam matematika. “Saya dapat ide ini dari Ibu Susilawati Tampubolon, fasili-tator daerah USAID PRIORITAS,” terangnya.

Ibu Susilawati memintanya untuk merancang media pembelajaran yang memudahkan siswa memahami pelajaran. Dia menyarankan penggunaan bola-bola warna untuk

pelajaran matematika. Namun tantangannya, bagaimana mendirikan bola-bola itu? Pasti ribet. “Sempat terpikir untuk mengotakkan bola-bola itu ke dalam wadah berbentuk kubus. Tetapi malah jadi ribet, karena saya harus mempersiapkan kotak kubus lebih banyak lagi. Ini malah merumitkan saya,” tukasnya.

Lantas bagaimana Ibu Rina menemukan media belajar yang tepat? Tukang bakso yang membantunya. Suatu senja, Ibu Rina diajak suami makan bakso di warung dekat rumahnya. Sambil menikmati bakso, matanya tertuju pada bola yang berdiri di atas piringan telur. ”Aha! Ini dia yang namanya, pucuk dicinta ulam tiba,” katanya.

Ibu Rina Indah Khairina Lubis, guru Kelas IV, MIN Perdamaian, Stabat, Langkat, Sumatera Utara membuat media pembelajaran matematika dari bola dan telur. Media pembelajaran ini mempermudah siswa belajar tentang bilangan kelipatan dua.

Media pembelajaran ini mempermudah siswa belajar tentang bilangan kelipatan.

Dia lalu membeli beberapa lusin lagi bola-bola berwarna. Bola dua warna: putih-biru atau putih-merah. Ia meminta beberapa lembar kardus (piringan) telur dari pemilik warung. Setibanya di rumah, bola-bola itu dicucuk dan ditancapkannya pada piringan-piringan telur yang terlebih dahulu digunting sesuai ukuran. Sebagai penyangga, antara bola dengan piringan diberi tutup botol. Jadilah bola-bola itu bisa tegak dan berbaris sesuai keinginan.

Penggunaan media ini tidak sukar. Bola terdiri atas dua warna yaitu kuning dan hijau. Setiap bola diberi tulisan detik dan angka. Angka tersebut merupakan bilangan 1 – 20. Siswa akan menggunakan media tersebut sesuai

instruksi.

Misalnya anak diminta memutar bola hijau setiap tiga detik. Maka anak akan mencari bola hijau dan memutarnya setiap kelipatan tiga. Ketika memutar bola, maka Rina menggunakan istilah “menyala”. Begitu pula ketika anak diminta untuk “menyalakan” bola kuning setiap enam detik. Maka anak

akan mencari angka kelipatan enam.

Dengan menggunakan media ini, suatu saat akan ada angka yang bersamaan. Misalnya saat bola kuning dinyalakan setiap tiga detik dan bola hijau setiap enam detik, maka keduanya akan menyala pada angka enam, dua belas dan delapan belas. Saat kedua bola menghasilkan angka yang sama, maka

Rina menyebutnya sebagai persekutuan.

Penggunaan bola ini membuat perhitungan kelipatan dan persekutuan dalam matematika menjadi mudah. Selain itu bola-bola itu berwarna sehingga anak-anak suka. Permainan yang dirancang juga sangat memacu anak belajar.

Matematika 31Praktik yang Baik: Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah30

Page 37: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Matematika dari Bola dan Sarang TelurMIN Perdamaian, Stabat, Langkat, Sumatera Utara

Ibu Indah Khairina Lubis, guru kelas IV MIN Perdamaian, Stabat, Langkat, punya cara jitu membuat belajar matematika menjadi menyenangkan. Dia menggunakan bola dan sarang telur.

Ibu Rina begitu dia akrab disapa, guru yang kreatif. Dia menggunakan bola dan sarang telur untuk mengajarkan persekutuan dalam matematika. “Saya dapat ide ini dari Ibu Susilawati Tampubolon, fasili-tator daerah USAID PRIORITAS,” terangnya.

Ibu Susilawati memintanya untuk merancang media pembelajaran yang memudahkan siswa memahami pelajaran. Dia menyarankan penggunaan bola-bola warna untuk

pelajaran matematika. Namun tantangannya, bagaimana mendirikan bola-bola itu? Pasti ribet. “Sempat terpikir untuk mengotakkan bola-bola itu ke dalam wadah berbentuk kubus. Tetapi malah jadi ribet, karena saya harus mempersiapkan kotak kubus lebih banyak lagi. Ini malah merumitkan saya,” tukasnya.

Lantas bagaimana Ibu Rina menemukan media belajar yang tepat? Tukang bakso yang membantunya. Suatu senja, Ibu Rina diajak suami makan bakso di warung dekat rumahnya. Sambil menikmati bakso, matanya tertuju pada bola yang berdiri di atas piringan telur. ”Aha! Ini dia yang namanya, pucuk dicinta ulam tiba,” katanya.

Ibu Rina Indah Khairina Lubis, guru Kelas IV, MIN Perdamaian, Stabat, Langkat, Sumatera Utara membuat media pembelajaran matematika dari bola dan telur. Media pembelajaran ini mempermudah siswa belajar tentang bilangan kelipatan dua.

Media pembelajaran ini mempermudah siswa belajar tentang bilangan kelipatan.

Dia lalu membeli beberapa lusin lagi bola-bola berwarna. Bola dua warna: putih-biru atau putih-merah. Ia meminta beberapa lembar kardus (piringan) telur dari pemilik warung. Setibanya di rumah, bola-bola itu dicucuk dan ditancapkannya pada piringan-piringan telur yang terlebih dahulu digunting sesuai ukuran. Sebagai penyangga, antara bola dengan piringan diberi tutup botol. Jadilah bola-bola itu bisa tegak dan berbaris sesuai keinginan.

Penggunaan media ini tidak sukar. Bola terdiri atas dua warna yaitu kuning dan hijau. Setiap bola diberi tulisan detik dan angka. Angka tersebut merupakan bilangan 1 – 20. Siswa akan menggunakan media tersebut sesuai

instruksi.

Misalnya anak diminta memutar bola hijau setiap tiga detik. Maka anak akan mencari bola hijau dan memutarnya setiap kelipatan tiga. Ketika memutar bola, maka Rina menggunakan istilah “menyala”. Begitu pula ketika anak diminta untuk “menyalakan” bola kuning setiap enam detik. Maka anak

akan mencari angka kelipatan enam.

Dengan menggunakan media ini, suatu saat akan ada angka yang bersamaan. Misalnya saat bola kuning dinyalakan setiap tiga detik dan bola hijau setiap enam detik, maka keduanya akan menyala pada angka enam, dua belas dan delapan belas. Saat kedua bola menghasilkan angka yang sama, maka

Rina menyebutnya sebagai persekutuan.

Penggunaan bola ini membuat perhitungan kelipatan dan persekutuan dalam matematika menjadi mudah. Selain itu bola-bola itu berwarna sehingga anak-anak suka. Permainan yang dirancang juga sangat memacu anak belajar.

Matematika 31Praktik yang Baik: Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah30

Page 38: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Garis bilangan batang singkong atau disingkat gabil basing merupakan permainan matematika yang diciptakan oleh Khasbi Istanto, guru kelas V MI NU Tangkisan Mrebet, Purbalingga. Alat ini untuk memudahkan siswa belajar matematika khususnya operasi hitung bilangan bulat positif maupun negatif.

Keunggulan media ini yaitu murah, bahannya dapat ditemukan di lingkungan sekolah, mudah membuat-nya, dan mudah memainkannya. Bahan-bahan yang digunakan berupa batang singkong, paku yang ditancapkan di batang singkong, botol minuman yang telah di hias, serta kertas miniatur angka. Paku yang ditancapkan di batang singkong bertujuan untuk memudahkan dan mengurutkan

Garis Bilangan Batang Singkong MI NU Tangkisan Mrebet, Purbalingga, Jawa Tengah

bilangan positif dan negatif pada operasi hitung bilangan khususnya pada penjumlahan dan pengurangan.

Permainan dilakukan dengan membagi siswa menjadi 5 kelompok. Setelah kelompok terbagi, Pak Khasbi mencontohkan siswa cara meng-gunakan permainan tersebut. Siswa tampak sudah tak sabar memainkannya.

Pak Khasbi telah memberikan catatan permainan di kertas tiap kelompok. Oleh karena itu, siswa dengan cepat menjawabnya. Langkah selanjutnya, siswa diajak bernyanyi untuk penanaman konsep. Syair lagunya dibuat untuk meningkatkan keingin-tahuan siswa dan menggunakan

indikator mengurutkan, membandingkan, dan menghitung bilangan bulat positif dan negatif. Nyanyiannya sebagai berikut:

Aku bilangan bulat positif, asyik-asyik.. jos.. jos.. jos

Makin maju makin aktif, asyik-asyik.. jos.. jos.. jos

1,2,3 dan seterusnya makin maju besar nilainya.. asyik-asyik, jos-jos

Aku bilangan bulat negatif, asyik-asyik.. jos.. jos.. jos

Makin mundur makin pasif, asyik-asyik.. jos.. jos.. jos

-1, -2, dan seterusnya makin mundur kecil nilainya.. asyik-asyik jos-jos

Pak Khasibi sedang mencontohkan penggunaan gabil basing kepada siswanya.

Wakil Gubernur Jawa Tengah, Heru Sujatmoko, mengapresiasi media pembelajaran dan permainan matematika Gabil Basing (garis bilangan batang singkong) karya guru MI NU 2 Tangkisan, Purbalingga, yang dimainkan oleh siswa dalam unjuk karya praktik yang baik di Provinsi Jawa Tengah.

Permainan dimulai dengan menaruh angka nol dalam garis bilangan dan menjadi angka pedoman untuk menghitung. Jika ingin mengurutkan bilangan besar positif maka diawali dengan menaruh kertas nilai angka pada paku bilangan positif, sebaliknya bila ingin memulai dari negatif maka dimulai dari sisi negatif.

Misal memulai dengan empat angka 8, 4, -2, -3. Masing-masing angka tersebut dimasukkan dalam paku yang telah diurutkan sesuai urutan dan mengacu pada bilangan nol. Dari situ siswa dapat memahami urutan bilangan baik dari bilangan positif atau negatif, begitu sebaliknya. Setelah mampu memainkan, siswa akan memiliki pema-haman mendasar tentang konsep bagaimana penjumlahan dan pengurangan bilangan positif dan bilangan negatif. Hal tersebut akan memudahkan siswa pada tahap selanjutnya memainkan operasi bilangan.

Setelah siswa menyanyikan lagu dan mendapatkan penjelasan. Kemudian siswa bekerja dalam kelom-poknya. Semua anggota kelompok mencobanya. Siswa yang cepat belajar dengan cepat melakukan operasi tersebut dan mengajari siswa yang kurang cepat. Tak lupa Pak Khasbi memberikan penugasan secara berkelompok serta mendampingi mereka.

Setelah semua siswa mencoba. Pak Khasbi memanggil tiga siswa untuk

maju ke depan untuk mengerjakan tugas yang diberikan dan memprak-tikkan permainan tersebut. Ternyata siswa dengan cepat memahaminya. Setelah kelompok yang kedua maju dan melihat semua siswa sudah paham. Kemudian Pak Khasbi memberikan lembar kerja untuk dikerjakan secara individu. Tampak siswa beberapa kali mencoba untuk memainkannya untuk memperkuat pemahamannya. Di akhir pembelajaran

Pak Khasbi, memberikan penguatan kepada siswa tentang operasi hitung dan man-faatnya untuk kehidupan sehari-hari. “Saya senang bermain gabil basing, saya jadi ingat dan bisa cara menjumlah, mengurangkan serta membagi bilangan,” kata Faizatun Naviro, salah seorang siswa.

Matematika 33Praktik yang Baik: Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah32

Page 39: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Garis bilangan batang singkong atau disingkat gabil basing merupakan permainan matematika yang diciptakan oleh Khasbi Istanto, guru kelas V MI NU Tangkisan Mrebet, Purbalingga. Alat ini untuk memudahkan siswa belajar matematika khususnya operasi hitung bilangan bulat positif maupun negatif.

Keunggulan media ini yaitu murah, bahannya dapat ditemukan di lingkungan sekolah, mudah membuat-nya, dan mudah memainkannya. Bahan-bahan yang digunakan berupa batang singkong, paku yang ditancapkan di batang singkong, botol minuman yang telah di hias, serta kertas miniatur angka. Paku yang ditancapkan di batang singkong bertujuan untuk memudahkan dan mengurutkan

Garis Bilangan Batang Singkong MI NU Tangkisan Mrebet, Purbalingga, Jawa Tengah

bilangan positif dan negatif pada operasi hitung bilangan khususnya pada penjumlahan dan pengurangan.

Permainan dilakukan dengan membagi siswa menjadi 5 kelompok. Setelah kelompok terbagi, Pak Khasbi mencontohkan siswa cara meng-gunakan permainan tersebut. Siswa tampak sudah tak sabar memainkannya.

Pak Khasbi telah memberikan catatan permainan di kertas tiap kelompok. Oleh karena itu, siswa dengan cepat menjawabnya. Langkah selanjutnya, siswa diajak bernyanyi untuk penanaman konsep. Syair lagunya dibuat untuk meningkatkan keingin-tahuan siswa dan menggunakan

indikator mengurutkan, membandingkan, dan menghitung bilangan bulat positif dan negatif. Nyanyiannya sebagai berikut:

Aku bilangan bulat positif, asyik-asyik.. jos.. jos.. jos

Makin maju makin aktif, asyik-asyik.. jos.. jos.. jos

1,2,3 dan seterusnya makin maju besar nilainya.. asyik-asyik, jos-jos

Aku bilangan bulat negatif, asyik-asyik.. jos.. jos.. jos

Makin mundur makin pasif, asyik-asyik.. jos.. jos.. jos

-1, -2, dan seterusnya makin mundur kecil nilainya.. asyik-asyik jos-jos

Pak Khasibi sedang mencontohkan penggunaan gabil basing kepada siswanya.

Wakil Gubernur Jawa Tengah, Heru Sujatmoko, mengapresiasi media pembelajaran dan permainan matematika Gabil Basing (garis bilangan batang singkong) karya guru MI NU 2 Tangkisan, Purbalingga, yang dimainkan oleh siswa dalam unjuk karya praktik yang baik di Provinsi Jawa Tengah.

Permainan dimulai dengan menaruh angka nol dalam garis bilangan dan menjadi angka pedoman untuk menghitung. Jika ingin mengurutkan bilangan besar positif maka diawali dengan menaruh kertas nilai angka pada paku bilangan positif, sebaliknya bila ingin memulai dari negatif maka dimulai dari sisi negatif.

Misal memulai dengan empat angka 8, 4, -2, -3. Masing-masing angka tersebut dimasukkan dalam paku yang telah diurutkan sesuai urutan dan mengacu pada bilangan nol. Dari situ siswa dapat memahami urutan bilangan baik dari bilangan positif atau negatif, begitu sebaliknya. Setelah mampu memainkan, siswa akan memiliki pema-haman mendasar tentang konsep bagaimana penjumlahan dan pengurangan bilangan positif dan bilangan negatif. Hal tersebut akan memudahkan siswa pada tahap selanjutnya memainkan operasi bilangan.

Setelah siswa menyanyikan lagu dan mendapatkan penjelasan. Kemudian siswa bekerja dalam kelom-poknya. Semua anggota kelompok mencobanya. Siswa yang cepat belajar dengan cepat melakukan operasi tersebut dan mengajari siswa yang kurang cepat. Tak lupa Pak Khasbi memberikan penugasan secara berkelompok serta mendampingi mereka.

Setelah semua siswa mencoba. Pak Khasbi memanggil tiga siswa untuk

maju ke depan untuk mengerjakan tugas yang diberikan dan memprak-tikkan permainan tersebut. Ternyata siswa dengan cepat memahaminya. Setelah kelompok yang kedua maju dan melihat semua siswa sudah paham. Kemudian Pak Khasbi memberikan lembar kerja untuk dikerjakan secara individu. Tampak siswa beberapa kali mencoba untuk memainkannya untuk memperkuat pemahamannya. Di akhir pembelajaran

Pak Khasbi, memberikan penguatan kepada siswa tentang operasi hitung dan man-faatnya untuk kehidupan sehari-hari. “Saya senang bermain gabil basing, saya jadi ingat dan bisa cara menjumlah, mengurangkan serta membagi bilangan,” kata Faizatun Naviro, salah seorang siswa.

Matematika 33Praktik yang Baik: Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah32

Page 40: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Ibu Rina, panggilan akrab guru kelas IV MIN Perdamaian Stabat, bertanya kepada siswanya, “Apa saja energi di kehidupan sehari-hari.” Siswa-siswa menjawab dengan cepat,”Lampu, Bu.” Dari jawaban itu, wali kelas IV itu mulai mengantar pembelajaran matematika tentang kelipatan persekutuan terkecil.

Wah, rupanya perhitungan matematika bisa dimanfaatkan untuk kepentingan berhemat energi. Penasaran? Tentu!

Ibu Rina menerangkan pentingnya menghemat energi listrik dengan cara mematikan lampu atau alat-alat elektronik lainnya pada jam-jam tertentu. Sebelum mematikan atau menyalakan lampu, penting sekali belajar tentang frekuensi sebuah lampu menyala.

Dengan menggunakan bola-bola (kecil) berwarna sebagai media pembelajaran, Ibu Rina mencontohkan frekuensi lampu menyala untuk hitungan tertentu. Misalnya, sebuah lampu menyala setiap tiga menit. Maka deretan angka nyalanya: 3 detik, 6 detik, 9 detik, 12, ...[sesuai kelipatan tiga]. Jika lampu menyala setiap empat detik, maka menggunakan pola deret hitung yang sama yakni 4 detik, 8 detik, 12 detik, ....

Bola-bola warna seumpama bola lampu, rupanya sangat menyenangkan

“Berpelukan Adalah Bersekutu”MIN Perdamaian Stabat, Sumatra Utara

bagi siswa-siswa. Terbukti ketika para siswa berlomba-lomba maju untuk menjelaskan bagaimana lampu menyala untuk periode kelipatan tertentu. Tiap bola berwarna itu diberi angka. Jumlahnya ratusan.

Bola sengaja dibuat dua warna dan diberi keterangan. Putih tanda nyala, hijau/merah tanda padam. Pemberian warna memudahkan siswa untuk

memahami penggunaan media. Ibu Rina lalu meminta untuk mempraktikkan bagaimana lampu menyala secara periodik, misalnya setiap tiga detik atau empat detik.

Setelah memberi contoh, Ibu Rina kemudian meminta setiap utusan kelompok mendemonstrasikan di depan kelas bagaimana menyusun kelipatan bilangan tertentu dengan

memutar bola-bola. Demonstrasi diikuti dengan penjelasan secara runut dan logis.

Untuk penyegaran, siswa-siswa diajak bermain-main. Ibu Rina menyediakan dua keranjang yang masing-masing berisi lembar-lembar kertas ber-bentuk lingkaran-lingkaran yang sebangun. Di tiap lingkaran diberi angka dari satu sampai seratus. Para siswa dibagi ke dalam dua grup. Grup A dan B.

Grup A diminta mencari angka kelipatan lima. Setiap siswa dalam grup A hanya boleh mengambil satu angka. Setelah mendapatkan angka-angka itu, mereka wajib segera membentuk barisan sesuai urutan angka yang

Salaman atau berpelukan dalam permainan inilah yang didefenisikan oleh siswa sebagai persekutuan dari kelipatan dua bilangan.

dipegangnya. Grup B juga begitu, tetapi mengambil angka kelipatan enam. Pemenang lomba adalah grup yang lebih dulu berhasil membentuk barisan secara rapi dan tepat. Pemenang akan dihadiahi tepuk tangan meriah.

Waktu permainan sekitar lima menit. Jika sudah ada pemenang, kedua kelompok diminta mencari temannya yang memegang nomor sama. Jika sama, kedua siswa harus bersalaman (jika laki-laki dengan wanita) atau berpelukan (jika laki-laki dengan laki-laki). Salaman atau pelukan dalam permainan inilah yang kemudian didefinisikan oleh siswa sebagai persekutuan dari kelipatan dua bilangan.

Matematika 35Praktik yang Baik: Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah34

Page 41: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Ibu Rina, panggilan akrab guru kelas IV MIN Perdamaian Stabat, bertanya kepada siswanya, “Apa saja energi di kehidupan sehari-hari.” Siswa-siswa menjawab dengan cepat,”Lampu, Bu.” Dari jawaban itu, wali kelas IV itu mulai mengantar pembelajaran matematika tentang kelipatan persekutuan terkecil.

Wah, rupanya perhitungan matematika bisa dimanfaatkan untuk kepentingan berhemat energi. Penasaran? Tentu!

Ibu Rina menerangkan pentingnya menghemat energi listrik dengan cara mematikan lampu atau alat-alat elektronik lainnya pada jam-jam tertentu. Sebelum mematikan atau menyalakan lampu, penting sekali belajar tentang frekuensi sebuah lampu menyala.

Dengan menggunakan bola-bola (kecil) berwarna sebagai media pembelajaran, Ibu Rina mencontohkan frekuensi lampu menyala untuk hitungan tertentu. Misalnya, sebuah lampu menyala setiap tiga menit. Maka deretan angka nyalanya: 3 detik, 6 detik, 9 detik, 12, ...[sesuai kelipatan tiga]. Jika lampu menyala setiap empat detik, maka menggunakan pola deret hitung yang sama yakni 4 detik, 8 detik, 12 detik, ....

Bola-bola warna seumpama bola lampu, rupanya sangat menyenangkan

“Berpelukan Adalah Bersekutu”MIN Perdamaian Stabat, Sumatra Utara

bagi siswa-siswa. Terbukti ketika para siswa berlomba-lomba maju untuk menjelaskan bagaimana lampu menyala untuk periode kelipatan tertentu. Tiap bola berwarna itu diberi angka. Jumlahnya ratusan.

Bola sengaja dibuat dua warna dan diberi keterangan. Putih tanda nyala, hijau/merah tanda padam. Pemberian warna memudahkan siswa untuk

memahami penggunaan media. Ibu Rina lalu meminta untuk mempraktikkan bagaimana lampu menyala secara periodik, misalnya setiap tiga detik atau empat detik.

Setelah memberi contoh, Ibu Rina kemudian meminta setiap utusan kelompok mendemonstrasikan di depan kelas bagaimana menyusun kelipatan bilangan tertentu dengan

memutar bola-bola. Demonstrasi diikuti dengan penjelasan secara runut dan logis.

Untuk penyegaran, siswa-siswa diajak bermain-main. Ibu Rina menyediakan dua keranjang yang masing-masing berisi lembar-lembar kertas ber-bentuk lingkaran-lingkaran yang sebangun. Di tiap lingkaran diberi angka dari satu sampai seratus. Para siswa dibagi ke dalam dua grup. Grup A dan B.

Grup A diminta mencari angka kelipatan lima. Setiap siswa dalam grup A hanya boleh mengambil satu angka. Setelah mendapatkan angka-angka itu, mereka wajib segera membentuk barisan sesuai urutan angka yang

Salaman atau berpelukan dalam permainan inilah yang didefenisikan oleh siswa sebagai persekutuan dari kelipatan dua bilangan.

dipegangnya. Grup B juga begitu, tetapi mengambil angka kelipatan enam. Pemenang lomba adalah grup yang lebih dulu berhasil membentuk barisan secara rapi dan tepat. Pemenang akan dihadiahi tepuk tangan meriah.

Waktu permainan sekitar lima menit. Jika sudah ada pemenang, kedua kelompok diminta mencari temannya yang memegang nomor sama. Jika sama, kedua siswa harus bersalaman (jika laki-laki dengan wanita) atau berpelukan (jika laki-laki dengan laki-laki). Salaman atau pelukan dalam permainan inilah yang kemudian didefinisikan oleh siswa sebagai persekutuan dari kelipatan dua bilangan.

Matematika 35Praktik yang Baik: Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah34

Page 42: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

7 in 1, Alat Peraga dari Sekotak Catur

MIN Rukoh, Banda Aceh, Aceh

1

22

5

43

(1) Bermain bola dengan paku-paku koordinat kartesius; (2) Bidang untuk materi pencerminan dan putaran, pada koordinat Kartesius Karet untuk materi menentukan keliling, luas persegi panjang dan persegi, serta mengenal bangun datar sederhana; (3 dan 4) Seperangkat alat peraga kotak catur yaitu cermin, papan berpaku dan lapangan bola; (5) Satu set Kotak Catur 7 in 1.

Oleh Adek Elfera Chandrawati Guru MIN Rukoh

Kotak catur di rumah menginspirasi saya untuk memanfaatkannya sebagai media pembelajaran. Kotak catur pun saya ubah menjadi alat peraga matematika. Alat peraga sederhana yang saya namakan “Kotak Catur 7 in 1” ini dapat memeragakan tujuh materi pembelajaran matematika, yaitu pencerminan, putaran, sistem koordinat kartesius, menentukan keliling dan luas persegi panjang serta persegi, mengenal bangun datar sederhana, operasi hitung bilangan bulat dan bermain catur.

Dengan enam materi pembelajaran dan satu permainan tersebut saya khususkan untuk pembelajaran kelas tinggi dan lebih mudah dilakukan karena tersedia satu set dalam sebuah kotak.

Awalnya saya hanya ingin membuat pencerminan dengan menggunakan sistem koordinat kartesius dan bermain bola dengan koordinat tersebut. Bisa juga dibuat putaran jika garis tengah pada kotak catur diperpanjang.

Kemudian setelah saya melihat putaran dengan bangun-bangun datar, ternyata bangun datar tersebut dapat dihitung luasnya karena jaraknya sama. Saya juga meletakkan kaca pada papan catur bagian dalam untuk pencerminan.

Cara Mendesain

Pertama, kita harus menyiapkan satu buah papan catur besar. Bagian dalam salah satu sisi papan catur (tempat meletakkan bidak catur) ditempeli cermin dan sisi lainnya diberi paku ukuran kecil dengan jarak antarpaku yang sama dan membentuk persegi. Setelah itu, dibuat garis sumbu koordinat kartesius (sumbu x dan y).

Untuk menambah manfaat dan daya tarik untuk siswa, siapkan satu lembar triplek kecil atau karton tebal. Triplek atau karton tebal dilubangi sesuai dengan letak paku dan gambari triplek atau kartun tersebut seperti lapangan bola kaki, sehingga dapat dimanfaatkan untuk bermain bola dengan titik-titik koordinat. Selain itu, kita juga harus mempersiapkan beberapa bidang kecil dari triplek atau kartun tebal dengan berbagai bentuk, misalnya jajargenjang, bujursangkar, trapesium, dan segitiga yang akan digunakan khusus untuk materi putaran.

Cara Pemanfaatan

Untuk materi pencerminan yang merupakan bagian dari pembelajaran kelas IV, kita dapat menggunakan papan catur bagian dalam. Siswa diminta untuk mengambar satu bidang pada cermin dengan menggunakan spidol.

Kemudian sebuah karet gelang diletakkan pada papan berpaku

mengikuti gambar bidang yang telah digambarkan pada cermin. Dengan materi ini, siswa menjadi lebih paham materi pencerminan dengan melihat karet berbentuk bidang pada cermin dan membandingkan dengan apa yang digambarkan.

Khusus untuk materi putaran (kelas IV), kita memerlukan peraga tambahan, yaitu beberapa bidang kecil yang telah dibentuk dan dipersiapkan. Cara bermainnya, letakkan bidang tersebut pada paku bagian tengah yang lebih panjang. Misalnya kita menempatkan segitiga sama kaki pada posisi nol derajat, selanjutnya segitiga tersebut diputar hingga 90 derajat. Siswa diminta untuk menggambarkan posisi segitiga sebelum dan sesudah terjadi putaran.

Siswa juga diajak untuk mengenal bangun datar dengan menggunakan karet gelang. Materi untuk kelas III tersebut dapat mengenalkan siswa pada bentuk-bentuk bangun datar yang dilakukannya sendiri dengan mengunakan karet gelang tersebut dan menggambarkannya di atas kertas. Selanjutnya, siswa juga diajak untuk menentukan keliling dan luas persegi panjang serta persegi. Kita masih menggunakan karet gelang untuk membentuk bidang-bidang pada paku.

Siswa dapat menghitung sendiri keliling dan luas bidang datar karena jarak antara satu paku dengan paku lainnya sama. Materi kelas IV tersebut yang disajikan dengan cara siswa

melakukan sendiri ternyata menyenangkan siswa.

Untuk kelas V dan VI, materi operasi hitung bilangan bulat dilakukan dengan menggunakan bidak catur. Bidak catur berwarna hitam bermakna negatif dan bidak catur berwarna putih bermakna positif. Satu bidak catur berwarna hitam dan satu bidak catur berwarna putih (berpasangan) mempunyai nilai sama dengan nol.

Selanjutnya siswa diajak bermain hitung bilangan bulat dengan menggunakan bidak catur. Siswa yang mengalami kesulitan belajar operasi hitung bilangan bulat ternyata lebih mudah memahaminya dengan menggunakan bidak catur.

Materi lainnya, menentukan titik koordinat kartesius dengan meletakkan benda (seperti dadu yang telah dilubangi bagian tengah) pada koordinat yang dikehendaki (sumbu x dan y) di atas papan paku. Selain itu, dengan menggunakan triplek atau karton yang bergambar lapangan bola, siswa diajak bermain dengan koordinat tersebut secara bergantian menentukan titik-titik koordinat.

Terakhir, sambil bermain siswa juga diajak belajar menggunakan papan catur bagian atas dan bidak-bidak catur. Untuk mengasah otak dalam salah satu cabang olah raga tersebut, siswa diajak berpikir sambil bermain catur.

Matematika 37Praktik yang Baik: Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah36

Page 43: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

7 in 1, Alat Peraga dari Sekotak Catur

MIN Rukoh, Banda Aceh, Aceh

1

22

5

43

(1) Bermain bola dengan paku-paku koordinat kartesius; (2) Bidang untuk materi pencerminan dan putaran, pada koordinat Kartesius Karet untuk materi menentukan keliling, luas persegi panjang dan persegi, serta mengenal bangun datar sederhana; (3 dan 4) Seperangkat alat peraga kotak catur yaitu cermin, papan berpaku dan lapangan bola; (5) Satu set Kotak Catur 7 in 1.

Oleh Adek Elfera Chandrawati Guru MIN Rukoh

Kotak catur di rumah menginspirasi saya untuk memanfaatkannya sebagai media pembelajaran. Kotak catur pun saya ubah menjadi alat peraga matematika. Alat peraga sederhana yang saya namakan “Kotak Catur 7 in 1” ini dapat memeragakan tujuh materi pembelajaran matematika, yaitu pencerminan, putaran, sistem koordinat kartesius, menentukan keliling dan luas persegi panjang serta persegi, mengenal bangun datar sederhana, operasi hitung bilangan bulat dan bermain catur.

Dengan enam materi pembelajaran dan satu permainan tersebut saya khususkan untuk pembelajaran kelas tinggi dan lebih mudah dilakukan karena tersedia satu set dalam sebuah kotak.

Awalnya saya hanya ingin membuat pencerminan dengan menggunakan sistem koordinat kartesius dan bermain bola dengan koordinat tersebut. Bisa juga dibuat putaran jika garis tengah pada kotak catur diperpanjang.

Kemudian setelah saya melihat putaran dengan bangun-bangun datar, ternyata bangun datar tersebut dapat dihitung luasnya karena jaraknya sama. Saya juga meletakkan kaca pada papan catur bagian dalam untuk pencerminan.

Cara Mendesain

Pertama, kita harus menyiapkan satu buah papan catur besar. Bagian dalam salah satu sisi papan catur (tempat meletakkan bidak catur) ditempeli cermin dan sisi lainnya diberi paku ukuran kecil dengan jarak antarpaku yang sama dan membentuk persegi. Setelah itu, dibuat garis sumbu koordinat kartesius (sumbu x dan y).

Untuk menambah manfaat dan daya tarik untuk siswa, siapkan satu lembar triplek kecil atau karton tebal. Triplek atau karton tebal dilubangi sesuai dengan letak paku dan gambari triplek atau kartun tersebut seperti lapangan bola kaki, sehingga dapat dimanfaatkan untuk bermain bola dengan titik-titik koordinat. Selain itu, kita juga harus mempersiapkan beberapa bidang kecil dari triplek atau kartun tebal dengan berbagai bentuk, misalnya jajargenjang, bujursangkar, trapesium, dan segitiga yang akan digunakan khusus untuk materi putaran.

Cara Pemanfaatan

Untuk materi pencerminan yang merupakan bagian dari pembelajaran kelas IV, kita dapat menggunakan papan catur bagian dalam. Siswa diminta untuk mengambar satu bidang pada cermin dengan menggunakan spidol.

Kemudian sebuah karet gelang diletakkan pada papan berpaku

mengikuti gambar bidang yang telah digambarkan pada cermin. Dengan materi ini, siswa menjadi lebih paham materi pencerminan dengan melihat karet berbentuk bidang pada cermin dan membandingkan dengan apa yang digambarkan.

Khusus untuk materi putaran (kelas IV), kita memerlukan peraga tambahan, yaitu beberapa bidang kecil yang telah dibentuk dan dipersiapkan. Cara bermainnya, letakkan bidang tersebut pada paku bagian tengah yang lebih panjang. Misalnya kita menempatkan segitiga sama kaki pada posisi nol derajat, selanjutnya segitiga tersebut diputar hingga 90 derajat. Siswa diminta untuk menggambarkan posisi segitiga sebelum dan sesudah terjadi putaran.

Siswa juga diajak untuk mengenal bangun datar dengan menggunakan karet gelang. Materi untuk kelas III tersebut dapat mengenalkan siswa pada bentuk-bentuk bangun datar yang dilakukannya sendiri dengan mengunakan karet gelang tersebut dan menggambarkannya di atas kertas. Selanjutnya, siswa juga diajak untuk menentukan keliling dan luas persegi panjang serta persegi. Kita masih menggunakan karet gelang untuk membentuk bidang-bidang pada paku.

Siswa dapat menghitung sendiri keliling dan luas bidang datar karena jarak antara satu paku dengan paku lainnya sama. Materi kelas IV tersebut yang disajikan dengan cara siswa

melakukan sendiri ternyata menyenangkan siswa.

Untuk kelas V dan VI, materi operasi hitung bilangan bulat dilakukan dengan menggunakan bidak catur. Bidak catur berwarna hitam bermakna negatif dan bidak catur berwarna putih bermakna positif. Satu bidak catur berwarna hitam dan satu bidak catur berwarna putih (berpasangan) mempunyai nilai sama dengan nol.

Selanjutnya siswa diajak bermain hitung bilangan bulat dengan menggunakan bidak catur. Siswa yang mengalami kesulitan belajar operasi hitung bilangan bulat ternyata lebih mudah memahaminya dengan menggunakan bidak catur.

Materi lainnya, menentukan titik koordinat kartesius dengan meletakkan benda (seperti dadu yang telah dilubangi bagian tengah) pada koordinat yang dikehendaki (sumbu x dan y) di atas papan paku. Selain itu, dengan menggunakan triplek atau karton yang bergambar lapangan bola, siswa diajak bermain dengan koordinat tersebut secara bergantian menentukan titik-titik koordinat.

Terakhir, sambil bermain siswa juga diajak belajar menggunakan papan catur bagian atas dan bidak-bidak catur. Untuk mengasah otak dalam salah satu cabang olah raga tersebut, siswa diajak berpikir sambil bermain catur.

Matematika 37Praktik yang Baik: Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah36

Page 44: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Alat ini diberi nama Kalender Bekas Pintar Hitung disingkat dengan Kalbekpintung. Alat ini dibuat oleh guru kelas III MIS Mambaul Huda Gumawang Ibu Siti Muhibah, bersama Bapak Rohmad Kurniyadi.

Alat peraga hitung tersebut dibuat dengan tujuan ramah lingkungan, aman, murah dan mudah pembuatannya.

Kalender Bekas Pintar Hitung (KalBekPinTung)MIS Mambaul Huda Gumawang, Jawa Tengah

Gambar 2. Sebagai pasangan, yang diletakkan di bawah induk. Pasangan ini diletakkan mulai dari angka nol tepat angka yang akan dijumlahkan. Pasangan ini digunakan untuk operasi penjumlahan.

Gambar 1. Sebagai Induknya, yang tidak digeser-geser.

Gambar 3. Sebagai pasangan, yang diletakkan di bawah induk. Pasangan ini diletakkan mulai dari angka nol tepat angka yang akan dijumlahkankurangkan. Pasangan ini digunakan untuk operasi pengurangan.

Penggunaan alat ini mudah bagi siswa kelas III. Sehingga sangat membantu bagi siswa-siswa yang belum hafal penjumlahan dan pengurangan bilangan 10.

Memeragakan pengurangan 1 - 1 = 0.

Aman karena bila menggunakan lidi, khawatir saat digunakan siswa dipakai untuk mainan menusuk teman duduk. Bila menggunakan kelereng takutnya kalau tertelan oleh siswa, dan menggunakan batu akan kotor, ribet, dan tidak praktis.

Kalbekpintung digunakan untuk operasi hitung penjumlahan dan pengurangan. Cara membuat alat ini

0 1 2 3 4 5 6

0

7

1

8

2

9

3

10

4

11

5

12

6

13

7

dst

dst

Angka nol pada tanggalan kita letakkan tepat pada angka 6, sebagai angka yang dijumlahkan. Tepat di atas angka penjumlah 2, kita lihat tepat di atasnya, maka terlihat angka 8. Selanjutnya 3 + 8 =....

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 dst

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 dst

kita tulis 1, menyimpan 1, angka 4 pada bilangan 1436 berubah menjadi angka 5, karena 4 + 1. Maka 5 + 3 =...

1

Memeragakan pengurangan dengan angka yang besar.

tergolong cukup mudah. Kalender bekas yang dipotong sesuai dengan kotak angka. Dan ditempel membentuk deret angka mulai dari angka nol yang diletakkan paling kiri untuk penjumlahan dan angka nol diletakkan paling kanan untuk operasi hitung pengurangan, potongan angka pada kalender bekas disusun sesuai dengan gambar sebagai berikut:

Matematika 39Praktik yang Baik: Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah38

Page 45: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Alat ini diberi nama Kalender Bekas Pintar Hitung disingkat dengan Kalbekpintung. Alat ini dibuat oleh guru kelas III MIS Mambaul Huda Gumawang Ibu Siti Muhibah, bersama Bapak Rohmad Kurniyadi.

Alat peraga hitung tersebut dibuat dengan tujuan ramah lingkungan, aman, murah dan mudah pembuatannya.

Kalender Bekas Pintar Hitung (KalBekPinTung)MIS Mambaul Huda Gumawang, Jawa Tengah

Gambar 2. Sebagai pasangan, yang diletakkan di bawah induk. Pasangan ini diletakkan mulai dari angka nol tepat angka yang akan dijumlahkan. Pasangan ini digunakan untuk operasi penjumlahan.

Gambar 1. Sebagai Induknya, yang tidak digeser-geser.

Gambar 3. Sebagai pasangan, yang diletakkan di bawah induk. Pasangan ini diletakkan mulai dari angka nol tepat angka yang akan dijumlahkankurangkan. Pasangan ini digunakan untuk operasi pengurangan.

Penggunaan alat ini mudah bagi siswa kelas III. Sehingga sangat membantu bagi siswa-siswa yang belum hafal penjumlahan dan pengurangan bilangan 10.

Memeragakan pengurangan 1 - 1 = 0.

Aman karena bila menggunakan lidi, khawatir saat digunakan siswa dipakai untuk mainan menusuk teman duduk. Bila menggunakan kelereng takutnya kalau tertelan oleh siswa, dan menggunakan batu akan kotor, ribet, dan tidak praktis.

Kalbekpintung digunakan untuk operasi hitung penjumlahan dan pengurangan. Cara membuat alat ini

0 1 2 3 4 5 6

0

7

1

8

2

9

3

10

4

11

5

12

6

13

7

dst

dst

Angka nol pada tanggalan kita letakkan tepat pada angka 6, sebagai angka yang dijumlahkan. Tepat di atas angka penjumlah 2, kita lihat tepat di atasnya, maka terlihat angka 8. Selanjutnya 3 + 8 =....

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 dst

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 dst

kita tulis 1, menyimpan 1, angka 4 pada bilangan 1436 berubah menjadi angka 5, karena 4 + 1. Maka 5 + 3 =...

1

Memeragakan pengurangan dengan angka yang besar.

tergolong cukup mudah. Kalender bekas yang dipotong sesuai dengan kotak angka. Dan ditempel membentuk deret angka mulai dari angka nol yang diletakkan paling kiri untuk penjumlahan dan angka nol diletakkan paling kanan untuk operasi hitung pengurangan, potongan angka pada kalender bekas disusun sesuai dengan gambar sebagai berikut:

Matematika 39Praktik yang Baik: Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah38

Page 46: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

45 3 2 1 0

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 dst

sebagai hasil penjumlahan 1+2=3

Sekarang contoh operasi hitung pengurangan.

2 sebagai hasil dari 3 - 2

Alat ini sebagai sarana untuk mempermudah menghitung bagi siswa-siswa yang mengalami kesulitan berhitung baik penjumlahan maupun pengurangan. Bagi siswa yang sudah mahir penjumlahan dan pengurangan 10, tidak perlu menggunakan alat ini. Siswa-siswa akan sangat terbantu, mereka asyik mengerjakan soal.

Dalam waktu yang singkat dan cepat siswa dapat mengerjakan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan dengan cepat dan benar. Pembuatan alat Kalbekpintung ini dapat dilakukan siswa saat pelajaran seni budaya dan keterampilan. Mereka akan terlatih untuk menggunting, menempel dengan hasil yang rapih dan bersih. Sehingga menghasilkan karya keterampilan yang bermanfaat untuk berhitung.

“Ternyata matematika mudah,” kata Mohammad Aditya Alfares setelah mengerjakan soal penjumlahan dengan cepat. “Sekarang saya lebih cepat

Saat presentasi di depan forum kelompok kerja guru di gugus Ahmad Yani.

menghitung, dan selalu benar,” dukung Tsania Khalimia. Dari 26 siswa yang diminta untuk mengerjakan tugas penjumlahan dan pengurangan, ternyata hanya ada satu siswa yang kurang bisa. Hal tersebut karena satu siswa tersebut memiliki kemampuan yang berbeda dengan siswa lainnya.

Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan mem-berikan apersepsi kepada siswa tentang cara menggunakan alat peraga tersebut. Kemudian siswa diminta untuk mencobanya di depan. Setelah itu, siswa diminta untuk mencobanya dalam kelompok dan mengerjakannya secara individu. Tampak siswa senang dalam mengerjakan. Terakhir Ibu Siti memberikan penguatan kepada siswa.

Matematika 41Praktik yang Baik: Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah40

Page 47: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

45 3 2 1 0

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 dst

sebagai hasil penjumlahan 1+2=3

Sekarang contoh operasi hitung pengurangan.

2 sebagai hasil dari 3 - 2

Alat ini sebagai sarana untuk mempermudah menghitung bagi siswa-siswa yang mengalami kesulitan berhitung baik penjumlahan maupun pengurangan. Bagi siswa yang sudah mahir penjumlahan dan pengurangan 10, tidak perlu menggunakan alat ini. Siswa-siswa akan sangat terbantu, mereka asyik mengerjakan soal.

Dalam waktu yang singkat dan cepat siswa dapat mengerjakan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan dengan cepat dan benar. Pembuatan alat Kalbekpintung ini dapat dilakukan siswa saat pelajaran seni budaya dan keterampilan. Mereka akan terlatih untuk menggunting, menempel dengan hasil yang rapih dan bersih. Sehingga menghasilkan karya keterampilan yang bermanfaat untuk berhitung.

“Ternyata matematika mudah,” kata Mohammad Aditya Alfares setelah mengerjakan soal penjumlahan dengan cepat. “Sekarang saya lebih cepat

Saat presentasi di depan forum kelompok kerja guru di gugus Ahmad Yani.

menghitung, dan selalu benar,” dukung Tsania Khalimia. Dari 26 siswa yang diminta untuk mengerjakan tugas penjumlahan dan pengurangan, ternyata hanya ada satu siswa yang kurang bisa. Hal tersebut karena satu siswa tersebut memiliki kemampuan yang berbeda dengan siswa lainnya.

Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan mem-berikan apersepsi kepada siswa tentang cara menggunakan alat peraga tersebut. Kemudian siswa diminta untuk mencobanya di depan. Setelah itu, siswa diminta untuk mencobanya dalam kelompok dan mengerjakannya secara individu. Tampak siswa senang dalam mengerjakan. Terakhir Ibu Siti memberikan penguatan kepada siswa.

Matematika 41Praktik yang Baik: Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah40

Page 48: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali
Page 49: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

PEMBELAJARANTEMATIK, BAHASA, DAN

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Page 50: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Praktik yang Baik: Pembelajaran Madrasah Ibtidaiyah43

Oleh Dini Masropatul IlmiGuru Kelas VI MI Pasirwaru

Salah satunya kegiatan Praktik Jual Beli dengan tema “BAZAAR MAKANAN SEHAT” diambil dari mata pelajaran Fikih tentang Jual Beli KD 3.2 Mempraktikkan tata cara jual beli dan pinjam meminjam.

Indikator yang ingin dicapai dari pembelajaran ini ialah, melakukan kegiatan jual beli dan mengetahui rukun jual beli.Tujuannya adalah agar melalui kegiatan bermain peran peserta didik dapat melakukan kegiatan jual beli di lingkungan sekolah dan melalui pengamatan terhadap kelompok lain peserta didik dapat mengetahui rukun jual beli.

Adapun tahapan kegiatan pembelajaran ini ialah:

1. Peserta didik diberikan tema “ BAZAAR MAKANAN SEHAT” makanan yang akan dijual harus dibuat sendiri;

2. Guru membagi siswa menjadi lima kelompok;

3. Setiap kelompok harus membuat poster iklan untuk menarik pembeli, iklan harus dibuat semenarik mungkin;

4. Peserta didik membuat stan untuk berjualan di depan kelas;

5. Guru membagikan lembar kerja untuk melakukan pengamatan tentang cara berjualan yang sesuai dengan rukun jual-beli, terhadap kelompok lainnya;

6. Setelah selesai berjualan, guru

memberikan tugas individu yaitu membuat karangan cerita tentang pengalamannya berjualan hari itu.

Dalam kegiatan ini, siswa merasakan pengalaman yang berbeda dalam proses pembelajaran. Karena, menurutnya ini merupakan pengalaman pertama mereka dalam berjualan. Siswa dapat mengetahui rukun jual-beli yaitu: (1) Ada penjual, (2) Ada pembeli, (3) Ada barang yang dijual, dan (4) Ada ijab-kabul dalam jual beli.

Sesuai pengamatan mereka ternyata masih banyak siswa yang kurang memahami tata cara jual-beli yang benar sesuai Islam. Katanya, masih banyak siswa di MI Pasiwaru yang tidak mengucapkan ijab-kabul ketika membeli. Dari kegiatan ini praktik ini, pembelajaran menjadi lebih berkesan untuk siswa.

Bazaar Makanan Sehat,Fasilitasi Praktik Jual Beli

MI Pasirwaru Sindangkerta Bandung Barat, Jawa Barat

Transaksi jual beli di bazar makanan sehat.

44

Oleh Rahmayatul Fitri SPdI Guru MIN Lamkuta

Salah satu tujuan pembelajaran menulis adalah mengungkapkan pikiran dan informasi secara tertulis dalam bentuk surat resmi. Untuk mencapai tujuan tersebut, saya mencoba merancang media pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat siswa dalam membuat surat resmi dengan memperhatikan penggunaan bahasa dan ejaan yang baik dan benar.

Puzzle menjadi pilihan media pembelajaran yang digunakan. Puzzle merupakan permainan yang tidak asing lagi bagi siswa dan mereka akan merasa tertantang merangkai satu

persatu susunan puzzle menjadi surat resmi.

Langkah-langkah pembelajarannya, pertama siswa dibagi dalam empat kelompok. Setiap kelompok akan mendapatkan masing-masing satu puzzle surat resmi.

Selanjutnya, guru memberi intruksi untuk mengacak-acak bagian puzzle surat resmi. Langkah selanjutnya, siswa menyusun dan merangkai kembali puzzle tersebut sehingga menjadi sebuah surat resmi yang lengkap.

Berdasar contoh dari puzzle surat resmi tersebut, siswa kemudian diminta membuat surat resmi yang

ditujukan kepada pihak sekolah dengan menggunakan bahasa dan ejaan yang tepat. Topiknya disesuaikan dengan ide siswa masing-masing.

“Sangat menyenangkan belajar sambil memahami dan membuat surat resmi sambil bermain puzzle. Kami dapat merangkai susunan surat resmi dan memperhatikan langkah-langkah penulisan surat tersebut,” kata Fazirah Suci Rahmadani.

Dengan cara ini, siswa menjadi lebih senang dan bersemangat dalam belajar, serta lebih mudah memahami isi, struktur, dan bahasa yang digunakan dalam surat resmi.

Puzzel Surat Resmi untuk Tingkatkan Keterampilan Siswa Menulis

Siswa sedang menyusun puzzle menjadi sebuah surat resmi.

MIN Lamkuta, Aceh Barat Daya

Tematik, Bahasa, dan Ilmu Pengetahuan Sosial

Page 51: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Praktik yang Baik: Pembelajaran Madrasah Ibtidaiyah43

Oleh Dini Masropatul IlmiGuru Kelas VI MI Pasirwaru

Salah satunya kegiatan Praktik Jual Beli dengan tema “BAZAAR MAKANAN SEHAT” diambil dari mata pelajaran Fikih tentang Jual Beli KD 3.2 Mempraktikkan tata cara jual beli dan pinjam meminjam.

Indikator yang ingin dicapai dari pembelajaran ini ialah, melakukan kegiatan jual beli dan mengetahui rukun jual beli.Tujuannya adalah agar melalui kegiatan bermain peran peserta didik dapat melakukan kegiatan jual beli di lingkungan sekolah dan melalui pengamatan terhadap kelompok lain peserta didik dapat mengetahui rukun jual beli.

Adapun tahapan kegiatan pembelajaran ini ialah:

1. Peserta didik diberikan tema “ BAZAAR MAKANAN SEHAT” makanan yang akan dijual harus dibuat sendiri;

2. Guru membagi siswa menjadi lima kelompok;

3. Setiap kelompok harus membuat poster iklan untuk menarik pembeli, iklan harus dibuat semenarik mungkin;

4. Peserta didik membuat stan untuk berjualan di depan kelas;

5. Guru membagikan lembar kerja untuk melakukan pengamatan tentang cara berjualan yang sesuai dengan rukun jual-beli, terhadap kelompok lainnya;

6. Setelah selesai berjualan, guru

memberikan tugas individu yaitu membuat karangan cerita tentang pengalamannya berjualan hari itu.

Dalam kegiatan ini, siswa merasakan pengalaman yang berbeda dalam proses pembelajaran. Karena, menurutnya ini merupakan pengalaman pertama mereka dalam berjualan. Siswa dapat mengetahui rukun jual-beli yaitu: (1) Ada penjual, (2) Ada pembeli, (3) Ada barang yang dijual, dan (4) Ada ijab-kabul dalam jual beli.

Sesuai pengamatan mereka ternyata masih banyak siswa yang kurang memahami tata cara jual-beli yang benar sesuai Islam. Katanya, masih banyak siswa di MI Pasiwaru yang tidak mengucapkan ijab-kabul ketika membeli. Dari kegiatan ini praktik ini, pembelajaran menjadi lebih berkesan untuk siswa.

Bazaar Makanan Sehat,Fasilitasi Praktik Jual Beli

MI Pasirwaru Sindangkerta Bandung Barat, Jawa Barat

Transaksi jual beli di bazar makanan sehat.

44

Oleh Rahmayatul Fitri SPdI Guru MIN Lamkuta

Salah satu tujuan pembelajaran menulis adalah mengungkapkan pikiran dan informasi secara tertulis dalam bentuk surat resmi. Untuk mencapai tujuan tersebut, saya mencoba merancang media pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat siswa dalam membuat surat resmi dengan memperhatikan penggunaan bahasa dan ejaan yang baik dan benar.

Puzzle menjadi pilihan media pembelajaran yang digunakan. Puzzle merupakan permainan yang tidak asing lagi bagi siswa dan mereka akan merasa tertantang merangkai satu

persatu susunan puzzle menjadi surat resmi.

Langkah-langkah pembelajarannya, pertama siswa dibagi dalam empat kelompok. Setiap kelompok akan mendapatkan masing-masing satu puzzle surat resmi.

Selanjutnya, guru memberi intruksi untuk mengacak-acak bagian puzzle surat resmi. Langkah selanjutnya, siswa menyusun dan merangkai kembali puzzle tersebut sehingga menjadi sebuah surat resmi yang lengkap.

Berdasar contoh dari puzzle surat resmi tersebut, siswa kemudian diminta membuat surat resmi yang

ditujukan kepada pihak sekolah dengan menggunakan bahasa dan ejaan yang tepat. Topiknya disesuaikan dengan ide siswa masing-masing.

“Sangat menyenangkan belajar sambil memahami dan membuat surat resmi sambil bermain puzzle. Kami dapat merangkai susunan surat resmi dan memperhatikan langkah-langkah penulisan surat tersebut,” kata Fazirah Suci Rahmadani.

Dengan cara ini, siswa menjadi lebih senang dan bersemangat dalam belajar, serta lebih mudah memahami isi, struktur, dan bahasa yang digunakan dalam surat resmi.

Puzzel Surat Resmi untuk Tingkatkan Keterampilan Siswa Menulis

Siswa sedang menyusun puzzle menjadi sebuah surat resmi.

MIN Lamkuta, Aceh Barat Daya

Tematik, Bahasa, dan Ilmu Pengetahuan Sosial

Page 52: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Siswa MIN Rukoh menyenangi penggunaan media kotak ajaib dalam pembelajaran matematika.

Siswa kelas II MIN Rukoh Banda Aceh, pagi itu tampak asyik bermain di dalam kelas. Mereka memainkan biji-biji kuningan yang berwarna emas terbuat dari plastik sambil menyebut angka-angka dan bersorak melampiaskan kegembiraannya. Tampak di hadapan mereka sebuah kotak sederhana terbuat dari kayu dan triplek dengan biji-biji kuningan dan lubang-lubang kecil di atas sebuah laci yang secara ajaib menyimpan angka dari 1 hingga 100.

“Apa itu?” tanya kami kepada para siswa. Serempak mereka menjawab, “Kotak Ajaib Mengenal Angka!” Kotak Ajaib ini memang populer bagi siswa kelas awal MIN Rukoh Banda Aceh. Kotak tersebut merupakan alat peraga inovatif karya guru madrasah tersebut.

Mengapa harus berbentuk kotak dan laci? Ibu Sofiana, guru yang mendesain alat tersebut, menjelaskan, mudah

MIN Rukoh, Banda Aceh, Aceh

Kotak Ajaib Permudah Belajar Matematika Kelas Awal

Ibu Sofiana, sedang memandu siswa belajar matematika dengan media kotak ajaib.

Praktik yang Baik: Pembelajaran Madrasah Ibtidaiyah45 46Tematik, Bahasa, dan Ilmu Pengetahuan Sosial

mempraktikkan pembelajaran dengan benda-benda yang biasa dilihat oleh anak-anak. “Alat peraga ini berbentuk laci. Laci adalah benda yang sangat sering dilihat dan digunakan oleh anak-anak. Daya tariknya adalah biji-biji kuningan ini,” jelas Ibu Sofiana.

Kotak kuningan atau kotak ajaib mempunyai beberapa fungsi yang dikhususkan untuk kelas awal. Pertama, alat ini berfungsi untuk memperkenalkan pada siswa angka dari 1 hingga 100. Misalnya, siswa mengambil atau menyusun kembali biji kuningan satu buah dan menunjukkan kartu angka bilangan 1.

Kedua, alat berfungsi untuk melakukan perbandingan 'lebih dari', 'kurang dari', atau 'sama dengan' hanya dengan mengunakan biji-biji kuningan. Misalnya, siswa mengambil atau menyusun kembali tujuh biji kuningan lebih banyak dibandingkan dengan

mengambil atau menyusun tiga biji kuningan dan seterusnya.

Ketiga, alat ini berfungsi memperkenalkan penjumlahan dan pengurangan. Misalnya, siswa mengambil empat biji kuningan dan menyusun di atas kotak, selanjutnya siswa mengambil lagi dan menyusun empat biji kuningan, maka dijumlahkan ke semua biji kuningan menjadi delapan biji kuningan sembari siswa mencari kartu angka delapan yang tersedia pada laci kotak ajaib. “Jadi tidak hanya mengetahui jumlahnya saja, mereka juga diajak bermain untuk mencari bentuk hurufnya,” kata Ibu Sofiana.

Untuk Kelas Awal

Menggunakan 100 biji kuningan pun menjadi alasan yang berarti. Menurut Ibu Sofiana, digunakan 100 biji kuningan dan 100 angka agar dapat

digunakan untuk kelas awal. “Jika kita hanya menggunakan 50 biji kuningan dan 50 angka, siswa di kelas II tidak dapat mengunakan lagi alat peraga ini,” jelas Ibu Sofiana. Deretan biji kuningan yang berjumlah 100 buah itu memang memperindah tampilan Kotak Ajaib.

Bagaimana respon siswa? Semua siswa pena-saran untuk memegang alat peraga ini dan rasa ingin tahu mereka sangat besar untuk menggunakannya. Tetapi, sayang alat peraga ini hanya satu-satunya dimiliki oleh madrasah tersebut. “Terkadang kami harus berebut jika ingin bermain angka-angka,” kata Kautsari salah seorang siswa MIN Rukoh.

Mudah Digunakan

Diakui, selain sederhana dan mudah digunakan, kotak ini juga telah terbukti dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas awal terhadap penjumlahan dan pengurangan, perbandingan antara benda yang banyak dan sedikit. Konsep ini lebih cepat dan mudah dipahami siswa.

Tidaklah mengherankan bila madrasah ini memperoleh juara tiga tingkat nasional dan menerima penghargaan dari Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI untuk inovasi pembelajaran. Kotak Ajaib dapat meningkatkan pemahaman matematika kelas awal.

Page 53: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Siswa MIN Rukoh menyenangi penggunaan media kotak ajaib dalam pembelajaran matematika.

Siswa kelas II MIN Rukoh Banda Aceh, pagi itu tampak asyik bermain di dalam kelas. Mereka memainkan biji-biji kuningan yang berwarna emas terbuat dari plastik sambil menyebut angka-angka dan bersorak melampiaskan kegembiraannya. Tampak di hadapan mereka sebuah kotak sederhana terbuat dari kayu dan triplek dengan biji-biji kuningan dan lubang-lubang kecil di atas sebuah laci yang secara ajaib menyimpan angka dari 1 hingga 100.

“Apa itu?” tanya kami kepada para siswa. Serempak mereka menjawab, “Kotak Ajaib Mengenal Angka!” Kotak Ajaib ini memang populer bagi siswa kelas awal MIN Rukoh Banda Aceh. Kotak tersebut merupakan alat peraga inovatif karya guru madrasah tersebut.

Mengapa harus berbentuk kotak dan laci? Ibu Sofiana, guru yang mendesain alat tersebut, menjelaskan, mudah

MIN Rukoh, Banda Aceh, Aceh

Kotak Ajaib Permudah Belajar Matematika Kelas Awal

Ibu Sofiana, sedang memandu siswa belajar matematika dengan media kotak ajaib.

Praktik yang Baik: Pembelajaran Madrasah Ibtidaiyah45 46Tematik, Bahasa, dan Ilmu Pengetahuan Sosial

mempraktikkan pembelajaran dengan benda-benda yang biasa dilihat oleh anak-anak. “Alat peraga ini berbentuk laci. Laci adalah benda yang sangat sering dilihat dan digunakan oleh anak-anak. Daya tariknya adalah biji-biji kuningan ini,” jelas Ibu Sofiana.

Kotak kuningan atau kotak ajaib mempunyai beberapa fungsi yang dikhususkan untuk kelas awal. Pertama, alat ini berfungsi untuk memperkenalkan pada siswa angka dari 1 hingga 100. Misalnya, siswa mengambil atau menyusun kembali biji kuningan satu buah dan menunjukkan kartu angka bilangan 1.

Kedua, alat berfungsi untuk melakukan perbandingan 'lebih dari', 'kurang dari', atau 'sama dengan' hanya dengan mengunakan biji-biji kuningan. Misalnya, siswa mengambil atau menyusun kembali tujuh biji kuningan lebih banyak dibandingkan dengan

mengambil atau menyusun tiga biji kuningan dan seterusnya.

Ketiga, alat ini berfungsi memperkenalkan penjumlahan dan pengurangan. Misalnya, siswa mengambil empat biji kuningan dan menyusun di atas kotak, selanjutnya siswa mengambil lagi dan menyusun empat biji kuningan, maka dijumlahkan ke semua biji kuningan menjadi delapan biji kuningan sembari siswa mencari kartu angka delapan yang tersedia pada laci kotak ajaib. “Jadi tidak hanya mengetahui jumlahnya saja, mereka juga diajak bermain untuk mencari bentuk hurufnya,” kata Ibu Sofiana.

Untuk Kelas Awal

Menggunakan 100 biji kuningan pun menjadi alasan yang berarti. Menurut Ibu Sofiana, digunakan 100 biji kuningan dan 100 angka agar dapat

digunakan untuk kelas awal. “Jika kita hanya menggunakan 50 biji kuningan dan 50 angka, siswa di kelas II tidak dapat mengunakan lagi alat peraga ini,” jelas Ibu Sofiana. Deretan biji kuningan yang berjumlah 100 buah itu memang memperindah tampilan Kotak Ajaib.

Bagaimana respon siswa? Semua siswa pena-saran untuk memegang alat peraga ini dan rasa ingin tahu mereka sangat besar untuk menggunakannya. Tetapi, sayang alat peraga ini hanya satu-satunya dimiliki oleh madrasah tersebut. “Terkadang kami harus berebut jika ingin bermain angka-angka,” kata Kautsari salah seorang siswa MIN Rukoh.

Mudah Digunakan

Diakui, selain sederhana dan mudah digunakan, kotak ini juga telah terbukti dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas awal terhadap penjumlahan dan pengurangan, perbandingan antara benda yang banyak dan sedikit. Konsep ini lebih cepat dan mudah dipahami siswa.

Tidaklah mengherankan bila madrasah ini memperoleh juara tiga tingkat nasional dan menerima penghargaan dari Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI untuk inovasi pembelajaran. Kotak Ajaib dapat meningkatkan pemahaman matematika kelas awal.

Page 54: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Oleh Rusdawati SPdI MIN Seunuddon

Pembelajaran dengan memberikan pengalaman langsung kepada siswa kami terapkan di MIN Seunuddon Aceh Utara untuk siswa kelas 1. Salah satunya dengan menggunakan lantai kelas siswa untuk media belajar berhitung dan menciptakan budaya antri secara tertib.

Untuk menanamkan budaya tertib, kami juga mewajibkan siswa menyerahkan atau mengumpulkan tugas secara tertib mengikuti garis lantai. Selama ini saat mereka naik ke jenjang yang lebih tinggi para siswa masih tidak terbiasa antri dan saling berebutan saat menyerahkan tugas.

MIN Seunuddon, Aceh Utara, Aceh

Manfaatkan Lantai Kelas untuk Media Belajar Berhitung dan Ciptakan Budaya Tertib

Siswa antri menyerahkan tugas sesuai dengan alur pada ubin lantai kelas. Remedial bagi Siswa

yang Belum Mampu Membaca

MIN Seunuddon, Aceh Utara, Aceh

Kemampuan membaca merupakan salah satu faktor penting untuk dapat mengikuti proses pembelajaran. Bila ada siswa yang tidak mampu membaca maka akan sangat sulit baginya untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Hal itulah yang menjadi salah satu permasalahan di MIN Seunuddon, Aceh Utara.

Kesulitan membaca bukan hanya dialami oleh siswa kelas awal, ada siswa kelas tinggi yang juga kesulitan membaca. Salah satunya adalah siswa pindahan yang duduk di kelas VI. Melihat kondisi ini maka saya berinisiatif mengajak guru-guru untuk bersama-sama memberikan jalan keluar bagi permasalahan yang dihadapi siswa.

Kami mengevaluasi siswa yang tidak dapat atau belum lancar membaca pada kelas I hingga VI. Siswa yang tidak dapat membaca setiap hari berkumpul di teras kantor guru untuk belajar membaca selama satu jam dan dibimbing oleh guru piket. Setelah

Proses remedial membaca di halaman kelas MIN Seunuddon bagi siswa yang belum lancar membaca.

Setelah pengenalan angka dan dilanjutkan dengan perhitungan dasar, masing masing kelompok memanfaatkan lantai kelas (ubin) untuk penjumlahan sambil mengisi lembar kerja (LK) yang telah disiapkan. Misalnya 7 + 3 maka setiap kelompok menandai tujuh petak ubin dan tiga petak ubin. Mereka jumlahkan secara keseluruhan dan mengisi hasilnya pada LK.

Bagi kelompok yang lebih dulu selesai maka semua siswa kelompok tersebut berdiri pada garis yang dipersiapkan di lantai kelas untuk antri menyerahkan hasil secara bersama sehingga diikuti oleh kelompok lainnya yang lebih dahulu selesai mengisi LK.

Budaya antri secara tertib ini kami wajibkan untuk setiap kegiatan di kelas. Misalnya saat menyelesaikan tugas-tugas pribadi maka semua siswa akan mengikuti garis yang ada pada lantai kelas saat menyerahkan tugas sehingga siswa tidak saling berebutan di depan meja guru.

Kami melihat belajar angka dan perhitungan dasar serta menciptakan budaya antri menyerahkan jawaban secara tertib ini dilakukan dengan sangat menyenangkan bagi siswa. Mereka belajar sambil bermain dan menanamkan budaya antri secara tertib sejak dini.

selesai bimbingan mereka masuk ke kelas masing-masing.

Salah seorang siswa bernama Yogi mengungkapkan pengalamannya mengikuti bimbingan ini. “Setelah lima hari ikut bimbingan membaca, saya sudah kenal huruf dan bisa baca,” katanya. Padahal Yogi sebelumnya sulit untuk membaca. Bagi guru piket diwajibkan mendampingi siswa membaca setiap hari sehingga mereka lancar membaca, jika guru piket tersebut berhalangan maka akan dicari guru pengganti.

Sehari, sebanyak empat orang piket mendampingi anak belajar mengenal huruf, mengeja kata dan membaca. “Kami ingin agar setiap siswa kami bisa membaca dengan baik dan lancar juga mampu memahami apa yang dibaca,” harap Ibu Darmawati salah seorang guru.

Praktik yang Baik: Pembelajaran Madrasah Ibtidaiyah47 48Tematik, Bahasa, dan Ilmu Pengetahuan Sosial

Page 55: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Oleh Rusdawati SPdI MIN Seunuddon

Pembelajaran dengan memberikan pengalaman langsung kepada siswa kami terapkan di MIN Seunuddon Aceh Utara untuk siswa kelas 1. Salah satunya dengan menggunakan lantai kelas siswa untuk media belajar berhitung dan menciptakan budaya antri secara tertib.

Untuk menanamkan budaya tertib, kami juga mewajibkan siswa menyerahkan atau mengumpulkan tugas secara tertib mengikuti garis lantai. Selama ini saat mereka naik ke jenjang yang lebih tinggi para siswa masih tidak terbiasa antri dan saling berebutan saat menyerahkan tugas.

MIN Seunuddon, Aceh Utara, Aceh

Manfaatkan Lantai Kelas untuk Media Belajar Berhitung dan Ciptakan Budaya Tertib

Siswa antri menyerahkan tugas sesuai dengan alur pada ubin lantai kelas. Remedial bagi Siswa

yang Belum Mampu Membaca

MIN Seunuddon, Aceh Utara, Aceh

Kemampuan membaca merupakan salah satu faktor penting untuk dapat mengikuti proses pembelajaran. Bila ada siswa yang tidak mampu membaca maka akan sangat sulit baginya untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Hal itulah yang menjadi salah satu permasalahan di MIN Seunuddon, Aceh Utara.

Kesulitan membaca bukan hanya dialami oleh siswa kelas awal, ada siswa kelas tinggi yang juga kesulitan membaca. Salah satunya adalah siswa pindahan yang duduk di kelas VI. Melihat kondisi ini maka saya berinisiatif mengajak guru-guru untuk bersama-sama memberikan jalan keluar bagi permasalahan yang dihadapi siswa.

Kami mengevaluasi siswa yang tidak dapat atau belum lancar membaca pada kelas I hingga VI. Siswa yang tidak dapat membaca setiap hari berkumpul di teras kantor guru untuk belajar membaca selama satu jam dan dibimbing oleh guru piket. Setelah

Proses remedial membaca di halaman kelas MIN Seunuddon bagi siswa yang belum lancar membaca.

Setelah pengenalan angka dan dilanjutkan dengan perhitungan dasar, masing masing kelompok memanfaatkan lantai kelas (ubin) untuk penjumlahan sambil mengisi lembar kerja (LK) yang telah disiapkan. Misalnya 7 + 3 maka setiap kelompok menandai tujuh petak ubin dan tiga petak ubin. Mereka jumlahkan secara keseluruhan dan mengisi hasilnya pada LK.

Bagi kelompok yang lebih dulu selesai maka semua siswa kelompok tersebut berdiri pada garis yang dipersiapkan di lantai kelas untuk antri menyerahkan hasil secara bersama sehingga diikuti oleh kelompok lainnya yang lebih dahulu selesai mengisi LK.

Budaya antri secara tertib ini kami wajibkan untuk setiap kegiatan di kelas. Misalnya saat menyelesaikan tugas-tugas pribadi maka semua siswa akan mengikuti garis yang ada pada lantai kelas saat menyerahkan tugas sehingga siswa tidak saling berebutan di depan meja guru.

Kami melihat belajar angka dan perhitungan dasar serta menciptakan budaya antri menyerahkan jawaban secara tertib ini dilakukan dengan sangat menyenangkan bagi siswa. Mereka belajar sambil bermain dan menanamkan budaya antri secara tertib sejak dini.

selesai bimbingan mereka masuk ke kelas masing-masing.

Salah seorang siswa bernama Yogi mengungkapkan pengalamannya mengikuti bimbingan ini. “Setelah lima hari ikut bimbingan membaca, saya sudah kenal huruf dan bisa baca,” katanya. Padahal Yogi sebelumnya sulit untuk membaca. Bagi guru piket diwajibkan mendampingi siswa membaca setiap hari sehingga mereka lancar membaca, jika guru piket tersebut berhalangan maka akan dicari guru pengganti.

Sehari, sebanyak empat orang piket mendampingi anak belajar mengenal huruf, mengeja kata dan membaca. “Kami ingin agar setiap siswa kami bisa membaca dengan baik dan lancar juga mampu memahami apa yang dibaca,” harap Ibu Darmawati salah seorang guru.

Praktik yang Baik: Pembelajaran Madrasah Ibtidaiyah47 48Tematik, Bahasa, dan Ilmu Pengetahuan Sosial

Page 56: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Setelah membaca buku, siswa membuat piramida cerita untuk menceritakan kembali isi buku yang dibacanya.

Dengan memanfaatkan piramida cerita ini siswa menjadi lebih mudah menceritakan isi buku yang dibacanya.

Pandai Bercerita dengan Piramida Cerita

Oleh Kholidah Fauziyah SPdIGuru Kelas III MI YATPI

Sulitnya mengajar siswa kelas III untuk terampil bercerita telah menginspiransi saya untuk menggunakan piramida cerita sebagai media bercerita. Hal ini saya lakukan karena sudah beberapa kali memberi siswa tugas membaca dan menceritakan kembali yang dibaca, ternyata tidak semua siswa bisa melakukannya. Kalaupun ada yang bisa, kisah cerita yang diceritakan tidak urut dari awal, inti, dan akhir cerita. Ingin sekali saya memperbaiki pembelajaran,

sampai akhirnya menemukan piramida cerita sebagai media pembelajaran.

Piramida cerita adalah media pembelajaran dari kertas yang dibuat menyerupai piramida. Media ini mudah karena bahan-bahannya mudah didapatkan. Piramida digunakan dalam proses pembelaja-ran. Piramida ini mempunyai tiga sisi, masing-masing sisi digunakan untuk menempatkan awal, inti dan akhir cerita. Adapun langkah-langkah dalam menggunakan piramida cerita adalah sebagai berikut

Awalnya saya menggunakan buku-buku cerita yang menarik dan sesuai

Piramida cerita hasil karya siswa.

MI YATPI, Getasrejo, Grobogan, Jawa Tengah

dengan tingkat kelas. Buku-buku tersebut akan dibaca oleh siswa dan digunakan sebagai media untuk latihan menentukan awal cerita, inti cerita, dan akhir cerita.

Siswa bekerja dalam kelompok untuk menentukan alur cerita dari awal hingga akhir cerita dan menen-tukan hal-hal penting yang akan dituliskan pada piramida cerita. Jumlah kalimat yang dituliskan cukup 2-3 kalimat. Kata-kata yang digunakan juga sangat sederhana agar memudahkan siswa untuk bercerita. Siswa menuliskan isi cerita pada ke tiga sisi di piramida. Untuk piramida sisi pertama berisi

awal cerita, sisi kedua berisi inti cerita dan sisi ketiga berisi akhir cerita. Siswa juga memberi ilustrasi gambar pada setiap sisi, karena gambar tersebut memudahkan siswa dalam menceritakan kembali secara lisan tentang cerita yang baru dibacanya.

Dayat salah seorang siswa mengatakan, “Saya senang piramida ini, di rumah tidak ada buku, saya bisa menceritakan isi buku ke adik saya dengan piramida ini.”

Melalui piramida ini, saya sangat terbantu untuk melakukan penilaian karena di samping bisa menilai produk, saya juga bisa menilai kemampuan bercerita siswa. Saya juga bisa mengetahui perkembangan kemampuan siswa dalam menulis melalui banyaknya piramida yang dibuat oleh siswa.

Dengan piramida cerita, siswaku dapat mengidentifikasi bagian-bagian cerita dan menceritakan kembali buku yang dibaca baik secara tertulis maupun lisan.

Praktik yang Baik: Pembelajaran Madrasah Ibtidaiyah49 50Tematik, Bahasa, dan Ilmu Pengetahuan Sosial

Page 57: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Setelah membaca buku, siswa membuat piramida cerita untuk menceritakan kembali isi buku yang dibacanya.

Dengan memanfaatkan piramida cerita ini siswa menjadi lebih mudah menceritakan isi buku yang dibacanya.

Pandai Bercerita dengan Piramida Cerita

Oleh Kholidah Fauziyah SPdIGuru Kelas III MI YATPI

Sulitnya mengajar siswa kelas III untuk terampil bercerita telah menginspiransi saya untuk menggunakan piramida cerita sebagai media bercerita. Hal ini saya lakukan karena sudah beberapa kali memberi siswa tugas membaca dan menceritakan kembali yang dibaca, ternyata tidak semua siswa bisa melakukannya. Kalaupun ada yang bisa, kisah cerita yang diceritakan tidak urut dari awal, inti, dan akhir cerita. Ingin sekali saya memperbaiki pembelajaran,

sampai akhirnya menemukan piramida cerita sebagai media pembelajaran.

Piramida cerita adalah media pembelajaran dari kertas yang dibuat menyerupai piramida. Media ini mudah karena bahan-bahannya mudah didapatkan. Piramida digunakan dalam proses pembelaja-ran. Piramida ini mempunyai tiga sisi, masing-masing sisi digunakan untuk menempatkan awal, inti dan akhir cerita. Adapun langkah-langkah dalam menggunakan piramida cerita adalah sebagai berikut

Awalnya saya menggunakan buku-buku cerita yang menarik dan sesuai

Piramida cerita hasil karya siswa.

MI YATPI, Getasrejo, Grobogan, Jawa Tengah

dengan tingkat kelas. Buku-buku tersebut akan dibaca oleh siswa dan digunakan sebagai media untuk latihan menentukan awal cerita, inti cerita, dan akhir cerita.

Siswa bekerja dalam kelompok untuk menentukan alur cerita dari awal hingga akhir cerita dan menen-tukan hal-hal penting yang akan dituliskan pada piramida cerita. Jumlah kalimat yang dituliskan cukup 2-3 kalimat. Kata-kata yang digunakan juga sangat sederhana agar memudahkan siswa untuk bercerita. Siswa menuliskan isi cerita pada ke tiga sisi di piramida. Untuk piramida sisi pertama berisi

awal cerita, sisi kedua berisi inti cerita dan sisi ketiga berisi akhir cerita. Siswa juga memberi ilustrasi gambar pada setiap sisi, karena gambar tersebut memudahkan siswa dalam menceritakan kembali secara lisan tentang cerita yang baru dibacanya.

Dayat salah seorang siswa mengatakan, “Saya senang piramida ini, di rumah tidak ada buku, saya bisa menceritakan isi buku ke adik saya dengan piramida ini.”

Melalui piramida ini, saya sangat terbantu untuk melakukan penilaian karena di samping bisa menilai produk, saya juga bisa menilai kemampuan bercerita siswa. Saya juga bisa mengetahui perkembangan kemampuan siswa dalam menulis melalui banyaknya piramida yang dibuat oleh siswa.

Dengan piramida cerita, siswaku dapat mengidentifikasi bagian-bagian cerita dan menceritakan kembali buku yang dibaca baik secara tertulis maupun lisan.

Praktik yang Baik: Pembelajaran Madrasah Ibtidaiyah49 50Tematik, Bahasa, dan Ilmu Pengetahuan Sosial

Page 58: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Oleh Hastuti Guru SD Muhammadiyah

Pada pembelajaran tematik IPA dan matematika kelas 1 dengan KD membilang banyak benda dan membedakan benda yang mudah bergerak dengan yang sulit bergerak melalui percobaan, saya mengarahkan siswa membuat mobil-mobilan.

Percobaan dimulai dengan mengambil semua alat dan bahan dan meminta semua siswa bersama-sama dan kemudian secara individu menghitung-nya. Untuk menguatkan pembelajaran sebelumnya, mereka juga ditanya bentuk-bentuk benda yang dibawa.

Bahan-bahan yang dibawa adalah tempat sabun mandi bekas, lidi, dan sandal jepit. Secara berkelompok, mereka membuat mobil-mobilan dari bahan tersebut. Tempat sabun mandi

bekas dilubangi, sandal jepitnya dijadikan ban mobil, dan lidi dijadikan sebagai as.

Setelah siswa selesai membuatnya, guru bertanya, “Benda apa yang telah kalian rangkai? Apakah benda yang kalian buat bisa bergerak? Apakah benda yang kalian buat sulit bergerak atau mudah bergerak? Bagaimanakah cara kalian menggerakkan benda itu?” Pertanyaan itu dijawab oleh siswa yang ditunjuk.

Setelah itu, siswa diminta untuk meletakkan mobil tersebut di lantai. Mereka membuat pengamatan mengapa mobil itu bisa bergerak dan tidak bergerak. Untuk itu, mereka mendorongnya, menariknya, meletakkan di tempat yang agak turun, dan melepaskan bannya.

Di dalam kelompok, siswa difasilitasi

mendiskusikan sebab-sebab benda bergerak dan sebab-sebab benda tak bergerak dan kemudian mempresen-tasikannya. Kelompok yang lain difasilitasi untuk menanggapi. Kegiatan ditutup dengan membagikan tugas individu membilang urut dengan menarik garis mulai angka 20-50 hingga membentuk gambar mobil.

Dengan pembelajaran ini, siswa dapat mengetahui bahwa meskipun sebuah mobil tidak mempunyai bahan bakar, mobil tersebut masih bisa bergerak karena memiliki ban, adanya dorongan dan tarikan, serta bidangnya turun. Siswa juga bisa mengurutkan bilangan dan lebih jauh menguatkan pengetahuan tentang bangun yang sudah diajarkan sebelumnya.Siswa juga diberi tugas menarik garis pada titik berbentuk angka secara berurutan kemudian mewarnainya.

Sebenarnya, untuk efesiensi waktu, bisa saja kita menggunakan mobil mainan yang dibeli. Namun, untuk menumbuhkan kreativitas siswa sambil belajar menghitung secara langsung benda-benda, cara ini bisa dilakukan.

Buat Mobil-mobilan untuk Belajar Matematika dan IPA

SD Muhammadiyah, Wajo, Sulawesi Selatan

Siswa merangkai mobil mobilan dan menjadikannya media untuk mengetahui sebab benda bergerak dan tak bergerak.

dan uang logam. Kemudian siswa menuliskan karakteristik, jenis uang, serta perbedaan di antara keduanya. Siswa juga mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan terkait uang seperti lembaga yang mencetak uang dan lembaga yang berwenang mengedarkan uang. Hal ini diperoleh dari pengamatan uang yang mereka punya dan diskusi antar kelompok.

Hasil dari kelompok dituangkan dalam kertas karton yang dibagikan beserta alat tulis. Semua perlengkapan disediakan langsung dari sekolah. Ada

“Siapa yang punya uang lima ribu rupiah?” tanya Wahyuni SPdI guru kelas III MI Al Husein Tigaraksa, Kabupaten Tangerang saat mengajar IPS. Sontak siswa yang mendengar pertanyaan tersebut pun mengacungkan jari sambil menjawab, “Saya Bu!”

Setelah bernyanyi lagu 'Mari Menabung' setiap siswa mengeluarkan uang yang dimiliki. Salah seorang siswa mencatat nominal uang yang dimiliki. Dalam lembar kerja yang diberikan guru, siswa pun memilah uang kertas

Belajar Mengenal UangMI Al Husein Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten

siswa yang membuat contoh uang kertas dari kertas berwarna dan menjelaskan karakteristiknya. Ada pula siswa yang menggambar uang logam dari nominal terkecil lima puluh rupiah hingga seribu rupiah.

Ibu Wahyuni tidak membatasi pekerjaan siswa. Dia berharap siswa paham mengenai seluk beluk uang dan nilainya yang berharga bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Usai presentasi per kelompok, hasil karya siswa dipajang di kelas untuk menjadi sumber belajar baru bagi siswa.

Siswa berdiskusi perbedaan karakteristik uang kertas dan uang logam sementara seorang siswa lain mencatatnya.

Praktik yang Baik: Pembelajaran Madrasah Ibtidaiyah51 52Tematik, Bahasa, dan Ilmu Pengetahuan Sosial

Page 59: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Oleh Hastuti Guru SD Muhammadiyah

Pada pembelajaran tematik IPA dan matematika kelas 1 dengan KD membilang banyak benda dan membedakan benda yang mudah bergerak dengan yang sulit bergerak melalui percobaan, saya mengarahkan siswa membuat mobil-mobilan.

Percobaan dimulai dengan mengambil semua alat dan bahan dan meminta semua siswa bersama-sama dan kemudian secara individu menghitung-nya. Untuk menguatkan pembelajaran sebelumnya, mereka juga ditanya bentuk-bentuk benda yang dibawa.

Bahan-bahan yang dibawa adalah tempat sabun mandi bekas, lidi, dan sandal jepit. Secara berkelompok, mereka membuat mobil-mobilan dari bahan tersebut. Tempat sabun mandi

bekas dilubangi, sandal jepitnya dijadikan ban mobil, dan lidi dijadikan sebagai as.

Setelah siswa selesai membuatnya, guru bertanya, “Benda apa yang telah kalian rangkai? Apakah benda yang kalian buat bisa bergerak? Apakah benda yang kalian buat sulit bergerak atau mudah bergerak? Bagaimanakah cara kalian menggerakkan benda itu?” Pertanyaan itu dijawab oleh siswa yang ditunjuk.

Setelah itu, siswa diminta untuk meletakkan mobil tersebut di lantai. Mereka membuat pengamatan mengapa mobil itu bisa bergerak dan tidak bergerak. Untuk itu, mereka mendorongnya, menariknya, meletakkan di tempat yang agak turun, dan melepaskan bannya.

Di dalam kelompok, siswa difasilitasi

mendiskusikan sebab-sebab benda bergerak dan sebab-sebab benda tak bergerak dan kemudian mempresen-tasikannya. Kelompok yang lain difasilitasi untuk menanggapi. Kegiatan ditutup dengan membagikan tugas individu membilang urut dengan menarik garis mulai angka 20-50 hingga membentuk gambar mobil.

Dengan pembelajaran ini, siswa dapat mengetahui bahwa meskipun sebuah mobil tidak mempunyai bahan bakar, mobil tersebut masih bisa bergerak karena memiliki ban, adanya dorongan dan tarikan, serta bidangnya turun. Siswa juga bisa mengurutkan bilangan dan lebih jauh menguatkan pengetahuan tentang bangun yang sudah diajarkan sebelumnya.Siswa juga diberi tugas menarik garis pada titik berbentuk angka secara berurutan kemudian mewarnainya.

Sebenarnya, untuk efesiensi waktu, bisa saja kita menggunakan mobil mainan yang dibeli. Namun, untuk menumbuhkan kreativitas siswa sambil belajar menghitung secara langsung benda-benda, cara ini bisa dilakukan.

Buat Mobil-mobilan untuk Belajar Matematika dan IPA

SD Muhammadiyah, Wajo, Sulawesi Selatan

Siswa merangkai mobil mobilan dan menjadikannya media untuk mengetahui sebab benda bergerak dan tak bergerak.

dan uang logam. Kemudian siswa menuliskan karakteristik, jenis uang, serta perbedaan di antara keduanya. Siswa juga mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan terkait uang seperti lembaga yang mencetak uang dan lembaga yang berwenang mengedarkan uang. Hal ini diperoleh dari pengamatan uang yang mereka punya dan diskusi antar kelompok.

Hasil dari kelompok dituangkan dalam kertas karton yang dibagikan beserta alat tulis. Semua perlengkapan disediakan langsung dari sekolah. Ada

“Siapa yang punya uang lima ribu rupiah?” tanya Wahyuni SPdI guru kelas III MI Al Husein Tigaraksa, Kabupaten Tangerang saat mengajar IPS. Sontak siswa yang mendengar pertanyaan tersebut pun mengacungkan jari sambil menjawab, “Saya Bu!”

Setelah bernyanyi lagu 'Mari Menabung' setiap siswa mengeluarkan uang yang dimiliki. Salah seorang siswa mencatat nominal uang yang dimiliki. Dalam lembar kerja yang diberikan guru, siswa pun memilah uang kertas

Belajar Mengenal UangMI Al Husein Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten

siswa yang membuat contoh uang kertas dari kertas berwarna dan menjelaskan karakteristiknya. Ada pula siswa yang menggambar uang logam dari nominal terkecil lima puluh rupiah hingga seribu rupiah.

Ibu Wahyuni tidak membatasi pekerjaan siswa. Dia berharap siswa paham mengenai seluk beluk uang dan nilainya yang berharga bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Usai presentasi per kelompok, hasil karya siswa dipajang di kelas untuk menjadi sumber belajar baru bagi siswa.

Siswa berdiskusi perbedaan karakteristik uang kertas dan uang logam sementara seorang siswa lain mencatatnya.

Praktik yang Baik: Pembelajaran Madrasah Ibtidaiyah51 52Tematik, Bahasa, dan Ilmu Pengetahuan Sosial

Page 60: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Setiap siswa dibagi ke dalam kelompok satuan, puluhan, ratusan masing-masing diberi satu angka. Ada tiga siswa yang berdiri di depan kelas dengan membawa angkanya. Seisi kelas lalu melihat dan menentukan berapa nilai angka-angka yang diangkat oleh siswa.

Siapa bilang matematika sulitSiapa bilang matematika sukarKalau suka ayo bangkitKalau suka ayo kejarAyo kawan kita belajar

LAGU senang belajar matematika di atas terdengar dinyanyikan dengan bersemangat oleh murid-murid kelas IIA MIN Medan Barat. Ibu Nenny Rahmawarny Hrp SAg, guru kelas mereka memang sengaja mengajak menyanyikan lagu ini. Dia ingin siswa sejak awal punya pandangan yang benar dan menyenangkan tentang pelajaran matematika bahwa belajar matematika itu sama sekali tidak sulit.

Ibu Nenny mengajari muridnya tentang nilai tempat. Usai bernyanyi, dia menempelkan sebuah alat peraga

Menggunakan buku besar, guru menjelaskan kepada muridnya tentang satuan, puluhan, dan ratusan.

Belajar Nilai Tempat dengan Buku BesarMIN Medan Barat, Medan, Sumatera Utara

Praktik yang Baik: Pembelajaran Madrasah Ibtidaiyah53 54Tematik, Bahasa, dan Ilmu Pengetahuan Sosial

bergambar lucu tentang nilai satuan. Dia menjelaskan mana yang termasuk satuan, puluhan, dan ratusan. Sebelumnya, kelas sudah dibagi ke dalam tiga kelompok utama, sesuai dengan tema pelajaran, yakni kelompok satuan, kelompok puluhan, dan kelompok ratusan.

Untuk memudahkan siswa memahami tentang nilai satuan, Ibu Nenny sudah mempersiapkan buku besar tentang nilai tempat yang dibuatnya. Ada gambar dalam buku besar yang mewakili nilai satuan, puluhan, dan ratusan pada nilai tempatnya masing-masing. Dia juga menjelaskan dalam sebuah bilangan, 234 misalnya, pada tempat ratusan ada angka 2, pada tempat puluhan ada angka 3, dan pada tempat satuan ada angka 4. Beberapa

contoh diberitahukan kepada para siswa.

Setelah itu, siswa dibagikan guntingan angka-angka besar pada kertas karton. Tiap siswa mendapatkan satu dan nilai angka mereka sesuai dengan nilai tempat kelompoknya. Misalnya, siswa yang mendapatkan angka 5 dari kelompok ratusan maka nilai siswa tersebut adalah angka 5 pada nilai tempat ratusan atau 500. Bila angka 5 di kelompok puluhan maka nilainya adalah 50.

Perwakilan tiap kelompok secara acak diminta maju ke depan kelas. Jadi ada tiga siswa yang berdiri di depan kelas dengan membawa angkanya. Seisi kelas lalu melihat dan menentukan berapa nilai angka-angka yang diangkat tinggi-tinggi di depan kelas. Mereka juga

menentukan nilai tempatnya.

Misalnya jika dari kelompok satuan adalah angka 3, dari kelompok puluhan 5, dan dari kelompok ratusan 2 maka pada nilai tempat satuan adalah 3, pada nilai tempat puluhan adalah 5, pada nilai tempat ratusan adalah 2 dan bilangan itu menunjukan 253 dengan nilai, dua ratus lima puluh tiga.

Sebagai tugas, secara berkelompok siswa me-ngerjakan penentuan nilai tempat angka-angka yang mereka susun sendiri dan menempelkannya pada kertas karton, disertai penjelasan nilai tempat. Dalam sebuah bilangan

122 misalnya, angka berapa pada nilai satuan, puluhan, dan ratusan. Saat presentasi hasil kerja kelompok, teman-teman dari kelompok lain memberikan penilaian, terutama “apakah nilai keseluruhan bilangan tersebut benar?”

tentukan berapa nilai angka-angka yang diangkat tinggi-tinggi di depan kelas. Mereka juga menentukan nilai tempatnya. Misalnya jika dari kelompok satuan adalah angka 3, dari kelompok puluhan 5, dan dari kelompok ratusan 2 maka pada nilai tempat satuan adalah 3, pada nilai tempat puluhan adalah 5, pada nilai tempat ratusan adalah 2 dan bilangan

itu menunjukan 253 dengan nilai ”dua ratus lima puluh tiga".

Sebagai tugas, secara berkelompok siswa me-ngerjakan penentuan nilai tempat angka-angka yang mereka susun sendiri dan menempelkannya pada kertas karton, disertai penjelasan nilai tempat. Dalam sebuah bilangan 122 misalnya, angka berapa pada nilai satuan, puluhan, dan ratusan. Saat presentasi hasil kerja kelompok, teman-teman dari kelompok lain memberikan penilaian, terutama “apakah nilai keseluruhan bilangan tersebut benar?”

Page 61: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Setiap siswa dibagi ke dalam kelompok satuan, puluhan, ratusan masing-masing diberi satu angka. Ada tiga siswa yang berdiri di depan kelas dengan membawa angkanya. Seisi kelas lalu melihat dan menentukan berapa nilai angka-angka yang diangkat oleh siswa.

Siapa bilang matematika sulitSiapa bilang matematika sukarKalau suka ayo bangkitKalau suka ayo kejarAyo kawan kita belajar

LAGU senang belajar matematika di atas terdengar dinyanyikan dengan bersemangat oleh murid-murid kelas IIA MIN Medan Barat. Ibu Nenny Rahmawarny Hrp SAg, guru kelas mereka memang sengaja mengajak menyanyikan lagu ini. Dia ingin siswa sejak awal punya pandangan yang benar dan menyenangkan tentang pelajaran matematika bahwa belajar matematika itu sama sekali tidak sulit.

Ibu Nenny mengajari muridnya tentang nilai tempat. Usai bernyanyi, dia menempelkan sebuah alat peraga

Menggunakan buku besar, guru menjelaskan kepada muridnya tentang satuan, puluhan, dan ratusan.

Belajar Nilai Tempat dengan Buku BesarMIN Medan Barat, Medan, Sumatera Utara

Praktik yang Baik: Pembelajaran Madrasah Ibtidaiyah53 54Tematik, Bahasa, dan Ilmu Pengetahuan Sosial

bergambar lucu tentang nilai satuan. Dia menjelaskan mana yang termasuk satuan, puluhan, dan ratusan. Sebelumnya, kelas sudah dibagi ke dalam tiga kelompok utama, sesuai dengan tema pelajaran, yakni kelompok satuan, kelompok puluhan, dan kelompok ratusan.

Untuk memudahkan siswa memahami tentang nilai satuan, Ibu Nenny sudah mempersiapkan buku besar tentang nilai tempat yang dibuatnya. Ada gambar dalam buku besar yang mewakili nilai satuan, puluhan, dan ratusan pada nilai tempatnya masing-masing. Dia juga menjelaskan dalam sebuah bilangan, 234 misalnya, pada tempat ratusan ada angka 2, pada tempat puluhan ada angka 3, dan pada tempat satuan ada angka 4. Beberapa

contoh diberitahukan kepada para siswa.

Setelah itu, siswa dibagikan guntingan angka-angka besar pada kertas karton. Tiap siswa mendapatkan satu dan nilai angka mereka sesuai dengan nilai tempat kelompoknya. Misalnya, siswa yang mendapatkan angka 5 dari kelompok ratusan maka nilai siswa tersebut adalah angka 5 pada nilai tempat ratusan atau 500. Bila angka 5 di kelompok puluhan maka nilainya adalah 50.

Perwakilan tiap kelompok secara acak diminta maju ke depan kelas. Jadi ada tiga siswa yang berdiri di depan kelas dengan membawa angkanya. Seisi kelas lalu melihat dan menentukan berapa nilai angka-angka yang diangkat tinggi-tinggi di depan kelas. Mereka juga

menentukan nilai tempatnya.

Misalnya jika dari kelompok satuan adalah angka 3, dari kelompok puluhan 5, dan dari kelompok ratusan 2 maka pada nilai tempat satuan adalah 3, pada nilai tempat puluhan adalah 5, pada nilai tempat ratusan adalah 2 dan bilangan itu menunjukan 253 dengan nilai, dua ratus lima puluh tiga.

Sebagai tugas, secara berkelompok siswa me-ngerjakan penentuan nilai tempat angka-angka yang mereka susun sendiri dan menempelkannya pada kertas karton, disertai penjelasan nilai tempat. Dalam sebuah bilangan

122 misalnya, angka berapa pada nilai satuan, puluhan, dan ratusan. Saat presentasi hasil kerja kelompok, teman-teman dari kelompok lain memberikan penilaian, terutama “apakah nilai keseluruhan bilangan tersebut benar?”

tentukan berapa nilai angka-angka yang diangkat tinggi-tinggi di depan kelas. Mereka juga menentukan nilai tempatnya. Misalnya jika dari kelompok satuan adalah angka 3, dari kelompok puluhan 5, dan dari kelompok ratusan 2 maka pada nilai tempat satuan adalah 3, pada nilai tempat puluhan adalah 5, pada nilai tempat ratusan adalah 2 dan bilangan

itu menunjukan 253 dengan nilai ”dua ratus lima puluh tiga".

Sebagai tugas, secara berkelompok siswa me-ngerjakan penentuan nilai tempat angka-angka yang mereka susun sendiri dan menempelkannya pada kertas karton, disertai penjelasan nilai tempat. Dalam sebuah bilangan 122 misalnya, angka berapa pada nilai satuan, puluhan, dan ratusan. Saat presentasi hasil kerja kelompok, teman-teman dari kelompok lain memberikan penilaian, terutama “apakah nilai keseluruhan bilangan tersebut benar?”

Page 62: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

Angin adalah salah satu sumber energi. Angin bisa menghasilkan energi gerak. Untuk mengajarkannya kepada siswa-siswa, saya mengajak mereka bermain membuat sebuah kincir angin. Semua siswa sebelumnya saya minta membawa beberapa peralatan dari rumah seperti lidi, karet gelang, sedotan plastik, dan kertas origami. Sebuah gambar berseri yang menggambarkan tentang proses pembuatan kincir angin juga sudah saya persiapkan.

Setelah menjelaskan tentang gerak benda dan benda-benda yang dapat digerakkan oleh angin, saya memberi tahu siswa-siswa tentang cara pembuatan kincir angin dari gambar berseri yang sudah ditempelkan di papan tulis. Mereka dibagi dalam kelompok dan mulai mengerjakan membuat kincir anginnya.

Kincir angin dibuat dari kertas origami. Selain cantik berwarna-warni, kertas origami mudah dibentuk. Langkah-langkahnya mulai dari membuat pola dengan garis diagonal pada keempat sisi (seperti pada gambar berseri). Pola yang telah digambar tersebut lalu digunting dengan menyisakan bagian tengahnya. Jangan terlalu rapat, sisakan ruang yang cukup banyak di bagian tengah agar tidak mudah robek. Bagian tengah ini berguna sebagai lubang memasukkan lidi.

Pola yang sudah digunting tersebut lalu dilipat ke arah dalam dari semua sisinya hingga menyatu di bagian tengah. Buatlah lubang di titik pertemuan sisi-sisi kertas tersebut. Masukkan kertas pada sebatang lidi yang sudah diberi sedotan hingga ¾ panjang batang lidi. Gunting juga bagian kecil sedotan untuk

Siswa tampak serius membuat kincir angin dari kertas origami.

Belajar Energi Gerak dari Kincir Angin

MIN Perdamaian Stabat, Sumatera Utara

dimasukkan di antara lipatan-lipatan kertas sehingga guntingan kertas menggembung dan menciptakan ruang gerak angin di antaranya. Ikatlah bagian atas lidi yang sudah diberi kertas kincir angin tersebut dengan karet gelang. Kincir angin cantik berwarna-warni sudah siap untuk dimainkan.

Selain belajar memahami tentang energi gerak dan cara benda-benda bergerak, siswa belajar mengamati dan membuat kalimat. Saya minta mereka bekerja sama dalam kelompok kecil membuat kalimat untuk mendeskripsikan cara pembuatan kincir angin sesuai dengan gambar berseri yang sudah saya bagikan. Masing-masing kelompok mengirimkan perwakilannya membacakan hasil diskusi mereka ke depan kelas. Seluruh siswa lalu memberi penilaian pada hasil karya kelompok dan memilih pekerjaan kelompok terbaik.

Praktik yang Baik: Pembelajaran Madrasah Ibtidaiyah55

Page 63: Praktik yang Baik PEMBELAJARAN DI MADRASAH … · Berhasil membuat perahu pegasnya, ... Cara ini lebih mudah dipahami ... Urung Kompas, menggunakan ketapel dan perahu pegas. Kali

USAID PRIORITAS Ratu Plaza Office Tower Lt. 25. Jl. Jenderal Sudirman Kav 9, Jakarta-10270 Telp: (021) 722 7998 Fax: (021) 722 7978 email: [email protected]