praktek budidaya pertanian yang baik · 2018. 12. 25. · asean gap yang merupakan suatu standar...

27
PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK (GOOD AGRICULTURAL PRACTICES) Oleh : Laksminiwati Prabaningrum dan Tonny K. Moekasan BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN Jl. Tangkuban Parahu No. 517, Lembang – Bandung Barat 40391 e-mail : [email protected] PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 2018

Upload: others

Post on 27-Nov-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK · 2018. 12. 25. · ASEAN GAP yang merupakan suatu standar praktek budidaya pertanian yang baik dalam proses produksi, panen, dan pascapanen

PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK (GOOD AGRICULTURAL PRACTICES)

Oleh : Laksminiwati Prabaningrum dan Tonny K. Moekasan

BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN Jl. Tangkuban Parahu No. 517, Lembang – Bandung Barat 40391

e-mail : [email protected]

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

2018

Page 2: PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK · 2018. 12. 25. · ASEAN GAP yang merupakan suatu standar praktek budidaya pertanian yang baik dalam proses produksi, panen, dan pascapanen

1

PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK (GOOD AGRICULTURAL PRACTICES)

Oleh :

Laksminiwati Prabaningrum dan Tonny K. Moekasan

BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN Jl. Tangkuban Parahu No. 517, Lembang – Bandung Barat 40391

e-mail : [email protected]

PENDAHULUAN

Era perdagangan global tidak lagi mengandalkan hambatan tarif, tetapi menekankan pada hambatan teknis berupa persyaratan mutu, keamanan pangan, sanitary, dan phytosanitary. Kondisi ini menuntut negara-negara produsen untuk meningkatkan daya saing produk, termasuk sayuran. Untuk memenuhi tuntutan produk sayuran yang aman dikonsumsi, bermutu dan diproduksi secara ramah lingkungan, maka perlu disusun pedoman sebagai acuan cara berproduksi sayuran yang baik yang disebut Good Agricultural Practices (GAP). Sampai saat ini telah berkembang standar-standar GAP yang cakupannya bersifat nasional, misalnya Indo-GAP (Indonesia), SALM dan MS-GAP 1784:2005 (Malaysia), GAP-VF (Singapore), Q-GAP (Thailand), Tien Giang GAP dan Ho Chi Minh City GAP (Vietnam). Untuk meningkatkan harmonisasi antar standar nasional GAP tersebut maka disusunlah ASEAN GAP yang merupakan suatu standar praktek budidaya pertanian yang baik dalam proses produksi, panen, dan pascapanen di wilayah ASEAN. Indonesia mempunyai acuan berbudidaya yang baik yang disebut Indo-GAP. Maksud diterbitkannya Indo-GAP ialah sebagai panduan dalam kegiatan budidaya tanaman sayuran secara baik. Tujuannya ialah untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman; meningkatkan mutu hasil termasuk keamanan konsumsi; meningkatkan efisiensi produksi; memperbaiki efisiensi penggunaan sumberdaya alam; mempertahankan kesuburan lahan, kelestarian lingkungan dan sistem produksi yang berkelanjutan; mendorong petani dan kelompok tani untuk memiliki sikap mental yang bertanggung jawab terhadap produk yang dihasilkan, kesehatan dan keamanan diri dan lingkungan; meningkatkan daya saing dan peluang penerimaan oleh pasar internasional dan domestik; memberi jaminan keamanan terhadap konsumen dan meningkatkan kesejahteraan petani.

DASAR HUKUM

Dasar hukum penerapan Indo-GAP pada usahatani sayuran ialah: 1. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi

Pangan Bab III pasal 3

Page 3: PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK · 2018. 12. 25. · ASEAN GAP yang merupakan suatu standar praktek budidaya pertanian yang baik dalam proses produksi, panen, dan pascapanen

2

2. Peraturan Menteri Pertanian No. 48/Permentan/OT.140/10/2009 tentang pedoman budidaya buah dan sayur yang baik.

MANFAAT

Manfaat penerapan Indo-GAP bagi para pemangku kepentingan ialah: (a)

pelaku usaha/produsen mendapatkan akses pasar yang lebih baik, (b) masyarakat mendapatkan lingkunganyang lebih baik, sehingga kualitas kehidupannya terjaga, (c) konsumen mendapat jaminan produk yang sehat, bermutu dan ramah lingkungan, dan (d) industri mendapatkan bahan baku yang lebih baik.

RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Indo-GAP dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu: 1. Berhubungan langsung dengan produksi: lahan, penggunaan benih dan varietas

tanaman, penanaman, pupuk, perlindungan tanaman, pengairan, panen, penanganan panen dan pascapanen serta alat dan mesin pertanian.

2. Berhubungan dengan aspek manajerial usaha: pelestarian lingkungan, tenaga kerja, fasilitas kebersihan dan kesehatan pekerja, kesejahteraan pekerja, tempat pembuangan, pengawasan, pencatatan serta penelusuran balik, pengaduan dan evaluasi internal.

KRITERIA

Kriteria yang digunakan dalam pedoman Indo-GAP terdiri atas tiga kelompok,

yaitu (1) dianjurkan (A) yang dianjurkan untuk dilaksanakan, (2) sangat dianjurkan (SA) yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan, dan (3) wajib (W) yang harus dilaksanakan.

TITIK KENDALI

Titik kendali dalam Indo-GAP terdiri atas 100 komponen, 14 komponen di antaranya bersifat wajib (W), 54 komponen sangat dianjurkan (SA) dan 32 komponen anjuran (A). Titik kendali secara lengkap disajikan pada uraian di bawah ini.

1. Lahan

a. Pemilihan lokasi (1) Lokasi kebun/ lahan usaha sesuai dengan RUTR/RDTRD dan peta

pewilayahan komoditas (A) (2) Lahan bebas dari cemaran limbah berbahaya dan beracun (W) (3) Kemiringan lahan ≤ 30% untuk komoditas sayuran dan buah semusim

(W)

Page 4: PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK · 2018. 12. 25. · ASEAN GAP yang merupakan suatu standar praktek budidaya pertanian yang baik dalam proses produksi, panen, dan pascapanen

3

(4) Kemiringan lahan ≤ 30% untuk komoditas sayuran dan buah tahunan/pohon (SA)

b. Riwayat lokasi

Ada catatan riwayat penggunaan lahan (A)

c. Pemetaan lahan (1) Terdapat rotasi tanaman pada tanaman semusim (A) (2) Tersedia peta penggunaan lahan (A)

d. Kesuburan lahan

(1) Tingkat kesuburan lahan cukup baik (A) (2) Dilakukan tindakan untuk mempertahankan kesuburan lahan (A)

e. Penyiapan lahan

(1) Penyiapan lahan/media tanam dilakukan dengan cara yang dapat memperbaiki atau memelihara struktur tanah (SA)

(2) Penyiapan lahan/media tanam dilakukan dengan cara yang dapat menghindarkan erosi (SA)

(3) Pemberian bahan kimia untuk penyiapan lahan dan media tanam tidak mencemari lingkungan (SA)

f. Media tanam

(1) Media tanam diketahui sumbernya (A) (2) Media tanam tidak mengandung cemaran bahan berbahaya dan

beracun/B3 (W) g. Konservasi lahan

Tindakan konservasi dilakukan pada lahan miring (W)

2. Penggunaan Benih dan Varietas Tanaman a. Mutu benih

(1) Benih yang ditanam menrupakan varietas unggul komersial (SA) (2) Benih bersertifikat (SA) (3) Label benih disimpan (A)

b. Perlakuan benih Bahan kimia untuk perlakuan benih sesuai dengan anjuran (SA)

3. Penanaman

Penanaman sudah dilakukan sesuai dengan teknik budidaya anjuran (SA)

Page 5: PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK · 2018. 12. 25. · ASEAN GAP yang merupakan suatu standar praktek budidaya pertanian yang baik dalam proses produksi, panen, dan pascapanen

4

4. Pupuk a. Jenis

(1) Pupuk organik dan anorganik terdaftar atau diizinkan oleh pejabat yang berwenang (SA)

(2) Pupuk organik telah mengalami dekomposisi dan layak digunakan (SA) b. Penggunaan

(1) Pemupukan sesuai dengan anjuran (SA) (2) Kotoran manusia tidak digunakan sebagai pupuk (W)

c. Penyimpanan (1) Pupuk disimpan pada tempat yang aman, kering, terlindung dan bersih

(A) (2) Pupuk disimpan pada tempat yang terpisah dari pestisida (SA) (3) Pupuk disimpan dengan cara yang baik dan mengurangi risiko

pencemaran air dan lingkungan (SA) (4) Pupuk disimpan terpisah dari produk pertanian (W)

d. Kompetensi Pelaku usaha mampu menunjukkan pengetahuan dan keterampilan pemupukan (SA)

5. Perlindungan Tanaman a. Prinsip perlindungan tanaman

(1) Pengendalian OPT sesuai dengan prinsip PHT (SA) (2) Penggunaan pestisida sesuai dengan anjuran /rekomendasi dan aturan

pakai (SA)

b. Kompetensi Pelaku usaha mampu menunjukkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengaplikasikan pestisida (W)

c. Pestisida (1) Pestisida yang digunakan terdaftar dan diizinkan (SA) (2) Pestisida yang digunakan tidak kadaluwarsa (W)

d. Penyimpanan pestisida

(1) Pestisida disimpan di tempat yang layak, aman, berventilasi baik, memiliki pencahayaan yang baik dan terpisah dari materi lainnya (SA)

(2) Pestisida disimpan terpisah dari produk pertanian (W) (3) Pestisida tetap berada dalam kemasan asli (SA) (4) Pestisida cair diletakkan terpisah dari pestisida bubuk (SA) (5) Tempat penyimpanan pestisida mampu menahan tumpahan (A) (6) Terdapat fasilitas untuk mengatasi keadaan darurat (SA)

Page 6: PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK · 2018. 12. 25. · ASEAN GAP yang merupakan suatu standar praktek budidaya pertanian yang baik dalam proses produksi, panen, dan pascapanen

5

(7) Terdapat pedoman /tata cara penanggulangan kecelakaan akibat keracunan pestisida yang terletak pada lokasi yang mudah dilihat (SA)

(8) Tanda-tanda peringatan potensi bahaya pestisida diletakkan pada tempat yang mudah dilihat (SA)

e. Penanganan wadah pestisida

(1) Wadah bekas pestisida ditangani dengan benar agar tidak mencemari lingkungan (SA)

(2) Wadah bekas pestisida dirusakkan agar tidak digunakan untuk keperluan lain (SA)

(3) Kelebihan pestisida dalam tabung penyemprotan digunakan untuk pengendalian di tempat lain (SA)

f. Peralatan

(1) Peralatan aplikasi pestisida dirawat secara teratur agar selalu berfungsi dengan baik (A)

(2) Peralatan aplikasi pestisida dikalibrasi secara berkala untuk menjaga akurasinya (SA)

(3) Terdapat peralatan yang memadai untuk menakar dan mencampur pestisida (SA)

(4) Tersedia panduan penggunaan peralatan dan aplikasi pestisida (A)

6. Pengairan (1) Ketersediaan air sesuai dengan kebutuhan tanaman (SA) (2) Air yang digunakan untuk irigasi tidak mengandung limbah bahan berbahaya

dan beracun/B3 (W) (3) Terdapat fasilitas pengelolaan air limbah (A) (4) Penggunaan air pengairan tidak bertentangan dengan kepentingan umum (A)

7. Panen (1) Tersedia pedomam cara menghindari kontaminasi terhadap produk segar

(SA) (2) Pemanenan dilakukan dengan cara yang dapat mempertahankan mutu

produk (SA) (3) Wadah hasil panen yang akan digunakan dalam keadaan baik, bersih dan

tidak terkontaminasi (W)

8. Penanganan Panen dan Pascapanen a. Perlakuan awal

Hasil panen diletakkan pada tempat yang ternaungidan diperlakukan secara hati-hati (SA)

Page 7: PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK · 2018. 12. 25. · ASEAN GAP yang merupakan suatu standar praktek budidaya pertanian yang baik dalam proses produksi, panen, dan pascapanen

6

b. Pembersihan hasil panen (1) Hasil panen dibersihkan dari cemaran (SA) (2) Pencucian hasil panen menggunakan air bersih (W) (3)

c. Sortasi dan pengkelasan Dilakukan sortasi dan pengkelasan terhadap hasil panen (A)

d. Pengepakan atau pengemasan (1) Pengemasan atau pengepakan yang dilakukan dapat melindungi produk

dari kerusakan dan kontaminan (A) (2) Tempat pengemasan bersih, bebas kontaminasi dan terlindung dari hama

dan pengganggu lainnya (A) (3) Kemasan diberi label yang menjelaskan identitas produk (W)

e. Pemeraman Pemeraman dilakukan di lokasi distribusi terakhir (A)

f. Penyimpanan Ruang penyimpanan mampu melindungi produk dari kerusakan dan kontaminan (SA)

g. Penggunaan bahan kimia (1) Bahan kimia yang digunakan dalam proses pascapanen terdaftar dan

diizinkan (SA) (2) Penggunaan bahan kimia dalam proses pascapanen esuai dengan anjuran

(SA) (3) Pelaku usaha mampu menunjukkan pengetahuan dan keterampilan

mengaplikasikan bahan kimia (SA)

h. Tempat pengemasan Tempat/ areal pengemasan terpisah dari tempat penyimpanan pupuk dan pestisida (W)

9. Alat dan Mesin Pertanian (1) Penggunaan alsintan untuk pengolahan lahan sesuai dengan rekomendasi

(A) (2) Peralatan dan mesin pertanian dirawat secara teratur (A) (3) Peralatan dan mesin yang terkait dengan pengukuran dikalibrasi secara

berkala (SA)

10. Pelestarian Lingkungan Kegiatan budidaya memperhatikan aspek usahatani yang berkelanjutan, ramah lingkungan dan keseimbangan ekosistem (SA)

Page 8: PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK · 2018. 12. 25. · ASEAN GAP yang merupakan suatu standar praktek budidaya pertanian yang baik dalam proses produksi, panen, dan pascapanen

7

11. Pekerja a. Kualifikasi pekerja

(1) Pekerja telah mendapat pelatihan sesuai dengan bidang dan tanggung jawabnya (SA)

(2) Pekerja memahami mutu dan tanggung jawab (SA) (3) Pekerja memahami mutu dan keamanan pangan dari produk yang

dihasilkan (SA)

b. Keselamatan dan keamanan pekerja (1) Pekerja telah mendapat pelatihan penggunaan alat dan atau mesin

(A) (2) Tersedia prosedur penanganan kecelakaan (SA) (3) Tersedia fasilitas P3K di tempat kerja (A) (4) Pekerja memahami tata cara penanganan P3K di tempat kerja (SA) (5) Peringatan bahaya terlihat jelas (SA) (6) Pekerja memahami bahaya pestisida dalam keselamatan kerja (SA) (7) Pekerja menggunakan peralatan pelindung sesuai dengan anjuran

(SA) (8) Pakaian dan peralatan pelindung ditempatkan secara terpisah dari

kontaminan (SA) (9) Pekerja yang menangani pestisida mendapatkan pengecekan

kesehatan secara berkala (A)

12. Fasilitas Kebersihan dan Kesehatan Pekerja (1) Tersedia tata cara/ aturan tentang kebersihan bagi pekerja (A) (2) Tersedia toilet dan fasilitas cuci tangan di sekitar tempat kerja (A) (3) Toilet dan fasilitas cuci tangan selalu terjaga kebersihannya dan dapat

berfungsi baik (A) (4) Pekerja memiliki akses terhadap air minum, tempat makan dan tempat

istirahat (A)

13. Kesejahteraan Pekerja Pekerja dapat berkomunikasi dengan pihak pengelola (A)

14. Tempat Pembuangan

Tersedia tempat untuk pembuangan sampah dan limbah (SA)

15. Pengawasan, Pencatatan, dan Penelusuran Balik (1) Tersedia sistem pencatatan yang memudahkan penelusuran (SA) (2) Tersedia catatan penggunaan benih, kegiatan pemupukan, stok pestisida

dan penggunaan pestisida, kegiatan pengairan, kegiatan pascapanen dan pengunaan bahan kimia dalam kegiatan pascapanen, pelatihan pekerja serta perlakuan untuk tanah/media tanam (SA)

Page 9: PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK · 2018. 12. 25. · ASEAN GAP yang merupakan suatu standar praktek budidaya pertanian yang baik dalam proses produksi, panen, dan pascapanen

8

(3) Catatan disimpan minimal 2 tahun (SA) (4) Seluruh catatan dan dokumentasi selalu diperbaharui (SA)

16. Pengaduan

(1) Tersedia catatan tentang keluhan/ ketidakpuasan konsumen (A) (2) Tersedia catatan mengenai langkah koreksi dari keluhan konsumen (A) (3) Terdapat dokumen tindak lanjut dari pengaduan (A)

17. Evaluasi internal

(1) Tersedia bukti bahwa evaluasi internal dilakukan secara periodik (A) (2) Tersedia catatan tindakan perbaikan sesuai dengan hasil evaluasi (A)

DAFTAR PUSTAKA

Adiyoga, W. 2010. Praktek Budidaya Pertanian yang Baik. Modul Pelatihan SL-PTT Cabai Merah-Bawang Merah. Puslitbang Hortikultura, Jakarta.

Kementerian Pertanian. 2009. Peraturan Menteri Pertanian No. 48/

Permentan/OT.140/10/2009 tentang Budidaya Buah dan Sayura yang Baik. Kementerian Pertanian.

Page 10: PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK · 2018. 12. 25. · ASEAN GAP yang merupakan suatu standar praktek budidaya pertanian yang baik dalam proses produksi, panen, dan pascapanen

9

Lampiran : Check List Penilaian Penerapan Budidaya Buah dan Sayur yang Baik

A SA W No Kegiatan

Y T Y T Y T No. Indikator Keterangan

I. Lahan I. Lahan A. Pemilihan lokasi A. Pemilihan lokasi

1 Tersedia peta/ dokumen/ catatan mengenai RUTR dan RDTRD

2 Tersedia peta kesesuaian lahan/ komoditas atau agro ekology zone (AEZ)

Cek be BAPPEDA/ BPTP/ Dinas

A.1 Lokasi kebun/ lahan usaha sesuai dengan RUTR/RDTRD dan peta pewilayahan komoditas (A)

A.1

3 Kebun/ lahan usaha tidak menimbulkan komplik/ sengketa dari pemerintah/ masyarakat setempat

Konfirmasi dinas/ masyarakat sekitar (lisan/ tertulis)

1 Memiliki bukti hasil analisa laboratorium terhadap tanah, air dan jaringan tanaman yang menunjukkan aman dari cemaran/ residu limbah yang sesuai sifat karakter B3

2 Tidak terdapat lokasi pembuangan limbah B3 (termasuk TPA) di dekat lokasi atau berada dalam jarak minimal 300 m dari lokasi pembuangan limbah terdekat dan aman berdasarkan informasi masyarakat

A.2 Lahan bebas dari cemaran limbah bahan berbahaya dan beracun (W)

A.2

3 Tidak terlihat bukti fisik ataupun tercium aroma karakteristik limbah/ residu B3 di sekitar lokasi tanam

Karakteristik limbah B3 di antaranya : mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi dan korosif.

1 Dapat dibuktikan dengan alat ukur bahwa lahan berada pada posisi datar hingga kemiringan ≤ 30%

2 Terdapat dokumen/ laporan yang menjelaskan bahwa lahan yang bersangkutan berada pada kemiringan ≤ 30%

A.3 Kemiringan lahan ≤ 30% untuk komoditas sayuran dan buah semusim (W)

A.3

3 Terdapat upaya-upaya/ tindakan konservasi tanah di antaranya guludan biasa, teras gulud, tanaman penutup tanah, rorak, dll.

Alat pengukur kemiringan seperti klinometer, abney level, haga meter, teodolit, dll.

1 Dapat dibuktikan dengan alat ukur bahwa lahan berada pada posisi datar hingga kemiringan ≤ 30%

2 Terdapat dokumen/ laporan yang menjelaskan bahwa lahan yang bersangkutan berada pada kemiringan ≤ 30%

A.4 Kemiringan lahan ≤ 30% untuk komoditas buah dan sayur tahunan/ pohon (SA)

A.4

3 Terdapat upaya-upaya/ tindakan konservasi tanah di antaranya guludan biasa, teras gulud, tanaman penutup tanah, rorak, dll.

Alat pengukur kemiringan seperti klinometer, abney level, haga meter, teodolit, dll.

Page 11: PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK · 2018. 12. 25. · ASEAN GAP yang merupakan suatu standar praktek budidaya pertanian yang baik dalam proses produksi, panen, dan pascapanen

10

A SA W No Kegiatan

Y T Y T Y T No. Indikator Keterangan

B. Riwayat lokasi B. Riwayat lokasi 1 Tersedia catatan

penggunaan lahan paling tidak satu tahun atau satu musim tanam sebelumnya

Ada catatan riwayat penggunaan lahan (A)

2 Wawancara dengan masyarakat/ pelaku usaha (petani)

Wawancara

C. Pemetaan Lahan C. Pemetaan Lahan 1 Tersedia dokumen

perencanaan dan laporan pelaksanaan kegiatan penanaman

C.1 Terdapat rotasi tanaman pada tanaman semusim (A)

C.1.

2 Pelaku udaha (petani) mampu menjelaskan praktek pergiliran tanaman.

Wawancara

1 Tersedia Peta/Denah/Sketsa tata ruang pemanfaatan kebun/lahan usaha dalam bentuk dokumen/arsip administrasi

C.2 Tersedia peta penggunaan lahan (A)

C.2.

2 Tersedia informasi tata ruang pemanfaatan kebun/lahan usaha dalam bentuk peta/denah di kebun/lahan usaha

Wawancara

D. Kesuburan Lahan D. Kesuburan Lahan 1 Tersedia

dokumen/catatan hasil analisa tanah.

2 Tersedia peta kesuburan tanah/peta keseuaian lahan.

D.1 Tingkat kesuburan lahan cukup baik (A)

D.1.

3 Tanaman tumbuh subur/sehat/tidak tampak gejala defisiensi.

Cek ke BPTP/Instansi terkakit Observasi

1 Adanya catatan kegiatan pemupukan dan tindakan lain untuk mempertahankan kesuburan tanah.

2 Adanya parit, lubang pupuk atau bekas parit/lubang pupuk atau bekas pupuk di sekitar lokasi tanaman

D.2 Dilakukan tindakan untuk mempertahankan kesuburan lahan (SA)

D.2

3 Adanya beberapa jenis tanaman yang dapat meningkatkan derajat kesuburan lahan seperti tanaman leguminosa dll.

E. Penyiapan Lahan E. Penyiapan Lahan 1 Tersedia

dokumen/catatan teknis pengelolaan lahan/media tanam sesuai bahan rekomendasi

2 Tanah disekitar tanaman tampak terlihat gembur dan subur.

E.1 Penyiapan lahan/media tanam dilakukan dengan cara yang dapat memperbaiki atau memelihara struktur tanah (SA)

E.1.

3 Pelaku usaha (petani) mampu menjelaskan kegiatan-kegiatan yang dapat memperbaiki struktur/sifat fisika tanah.

SOP Wawancara

Page 12: PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK · 2018. 12. 25. · ASEAN GAP yang merupakan suatu standar praktek budidaya pertanian yang baik dalam proses produksi, panen, dan pascapanen

11

A SA W No Kegiatan

Y T Y T Y T No. Indikator Keterangan

1 Tersedia dokumen/ catatan teknis pelaksanaan tindakan konservasi tanah sesuai rekomendasi

2 Terlihat upaya pencegahan erosi seperti adanya terasiring, sengkedan, contur farming/plowing dll.

E.2 Penyiapan lahan dilakukan dengan cara yang dapat menghindarkan erosi (SA)

E.2

3 Pelaku usaha (petani) mampu menjelaskan kegiatan-kegiatan yang terdapat menghindarkan erosi

Wawancara

1 Terdapat bukti hasil analisa laboratorium terhadap tanah, air dan jaringan tanaman yang menunjukkan aman dari cemaran pemakaian bahan kimia

2 Terdapat catatan pemakaian bahan kimia pada penyiapan lahan dan media tanam sesuai rekomendasi

E.3 Pemberian bahan kimia untuk penyiapan lahan dan media tanam tidak mencemari lingkungan (SA)

E.3

3 Tidak ditermukan adanya pemakaian bahan kimia pertanian baik sebagai pupuk, pembenah tanah/ameliorant, dll secara berlebihan

F. Media Tanam F. Media Tanam 1 Tersedia catatan/

dokumen jenis media tanam yang digunakan

F.1 Media tanam diketahui sumbernya (A)

F.1.

2 Pelaku usaha (petani) mampu menjelaskan seputar medi tanam yang digunakan dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman

Wawancara

1 Memiliki bukti hasil analisa laboratorium bahwa media tanam tidaktercemar bahan-bahan B3

2 Terdapat catatan pemakaian bahan kimia pada media tanam sesuai rekomendasi

F.2 Media tanam tidak mengandung cemaran bahan berbahaya dan beracun (B3) W)

F.2

3 Pelaku usaha (petani) mampu menjelaskan media tanam yang digunakan sesuai rekomendasi

Wawancara

G. Konservasi Lahan G. Konservasi Lahan 1 Terdapat bukti/upaya

tindakan konservasi tanah (teras, guludan, tanaman penutup tanah, tanaman penguat teras, rorak, dll.)

2 Adanya parit/selokan sebagai drainase

G.1 Tindakan konservasi dilakukan pada lahan miring (W)

G.1.

3 Pelaku usaha (petani) mampu menjelaskan lahan miring dan upaya konservasinya

Wawancara

Page 13: PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK · 2018. 12. 25. · ASEAN GAP yang merupakan suatu standar praktek budidaya pertanian yang baik dalam proses produksi, panen, dan pascapanen

12

A SA W No Kegiatan

Y T Y T Y T No. Indikator Keterangan

II. PENGGUNAAN BENIH DAN VARIETAS TANAMAN II. PENGGUNAAN BENIH DAN VARIETAS TANAMAN A. Mutu Benih A. Mutu Benih

A.1. 1 Tersedia/ terdapat informasi pada kemasan/ tanaman yang menunjukkan nama dan diskripsi varietas tanaman

2 Terdapat surat keterangan benih unggul oleh BPSB/ produsen benih setempat

A.1. Benih yang ditanam adalah varietas unggul komersil (SA)

3 Pelaku usaha (petani) mampu menjelaskan keunggulan varietas dan nilai komersilnya

Wawancara

A.2. 1 Terdapat label/ sertifikat benih

A.2. Benih bersertifikat (SA)

2 Terdapat bukti catatan/ surat keterangan untuk benih yang belum bersertifikat

Dari instansi berwenang/ penyelenggara sertifikat

A.3. Label benih disimpan (A)

A.3. Terdapat bukti bahwa label/ kemasan benih tersimpan

b. Perlakuan benih b. Perlakuan benih 1 Terdapat catatan

penggunaan bahan kimia untuk perlakuan benih sesuai rekomendasi

1. Bahan kimia untuk perlakuan benih sesuai anjuran

2 Pelaku usaha (petani) mampu menjelaskan perlakuan benih yang digunakan

Wawancara

III. PENANAMAN III. PENANAMAN 1 Terdapat catatan bahwa

penanaman mengikuti acuan/pedoman/ rekomendasi teknis penanaman (seperti jarak, tanam, cara tanam dan kebutuhan benih per hektar sesuai dengan persyaratan spesifik bagi setiap jenis tanaman, varietas dan tujuan penanaman, dll.)

Penanaman sudah dilakukan sesuai dengan teknik budidaya anjuran (SA)

2 Terdapat bukti di lapangan bahwa penanaman mengikuti acuan/pedoman/ rekomendasi teknis dalam penanaman.

acuan/pedoman/ rekomendasi teknis dapat berupa SOP observasi

IV. PEMUPUKAN IV. PEMUPUKAN A. Jenis A. Jenis

1 Tersimpan bukti bahwa label/kemasan pupuk yang digunakan mencantumkan pendaftaran/perijinan

A.1 Pupuk organik dan anorganik terdaftar atau diijinkan oleh pejabat yang berwenang (SA)

A.1

2 Pupuk yang digunakan sesuai dengan rekomendasi

sesuai SOP atau sepengatahuan petugas setempat

1 Pupuk organic yang digunakan aman dan tidak menyebabkan kerusakan/kematian tanaman

A.2 Pupukorganik telah mengalami dekomposisi danlayak digunakan (SA)

A.2

2 Pelaku usaha (petani) bisa menjelaskan pupuk yang digunakan telah matang

Wawancara

Page 14: PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK · 2018. 12. 25. · ASEAN GAP yang merupakan suatu standar praktek budidaya pertanian yang baik dalam proses produksi, panen, dan pascapanen

13

A SA W No Kegiatan

Y T Y T Y T No. Indikator Keterangan

B. Pengamatan Pupuk B. Pengamatan Pupuk 1 Tersimpan catatan

tentang penggunaan pupuk yang sesuai acuan/pedoman/ rekomendasi teknis

2 Tanaman tumbuh subur dan tidak menunjukkan gejala defisiensi

3 Tersedia hasil uji dan rekomendasi pemupukan berdasarkan analisa kesuburan tanah

4 Pelaku usaha (petani) mampu mendemostrasikan penggunaan pupuk sesuai anjuran

B.1 Pemupukan sesuai anjuran (SA)

B.1

5 Tersimpan sertifikat pelatihan (pemupukan)

acuan/pedoman/ rekomendasi teknis dapat berupa SOP wawancara

1 Tidak ditermukan bukti/ tanda-tanda penggunaan kotoran manusia di lapang

B.2 Kotoran manusia tidak digunakan sebagai pupuk (W)

B.2

2 Konfirmasi pelaku usaha (petani)/masyarakat disekitarnya

wawancara

1 Lokasi/ruang penyimpanan pupuk tidak berpotensi mencemari sumber air dan lingkungan

C.3 Pupuk disimpan dengan cara yang baik dan mengurangi resiko pencamaran air dan lingkungan (SA)

C.3

2 Tidak terdapat tanda-tanda bahwa pupuk mencemari sumber air dan lingkungan

observasi

1 Ruang penyimpanan pupuk terpisah dari lokasi penyimpanan produk

C.4 Pupuk disimpan terpisah dari pupuk pertanian (W)

C.4

2 Tidak terdapat tanda-tanda pencemaran pupuk pada produk

observasi

D. Kompetensi D. Kompetensi 1 Pelaku usaha (petani)

memiliki catatan aplikasi pemupukan yang digunakan sesuai dengan prinsip 5 tepat (dosis, jenis, waktu, jumlah dan cara)

2 Pelaku usaha (petani) mampu menjelaskan tentang cara pemupukan, fungsi dan jenis berbagai macam pupuk (N, P, K, ZA, pupuk organic, dll.)

D.1 Pelaku usaha (petani) usaha mampu menunjukkan pengetahuan dan keterampilan pemupukan (SA)

D.1

3 Bukti setifikat telah mengikuti pelatihan budidaya/sekolah lapang

wawancara

Page 15: PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK · 2018. 12. 25. · ASEAN GAP yang merupakan suatu standar praktek budidaya pertanian yang baik dalam proses produksi, panen, dan pascapanen

14

A SA W No Kegiatan

Y T Y T Y T No. Indikator Keterangan

V. PERLINDUNGAN TANAMAN V. PERLINDUNGAN TANAMAN A. Prinsip Perlindungan

Tanaman A. Prinsip Perlindungan Tanaman

1 Pelaku usaha (petani) memiliki sertifikat dan atau surat keterangan pelatihan PHT

2 Pelaku usaha (petani) melakukan dan mempu menjelaskan penerapan PHT yang dilaksanakannya sesuai SOP

3 Adanya supervise/ pemantauan berkala dari petugas POPT/PPL

4 Pelaku usaha (petani) memiliki saran/prasarana memadai untuk mendukung kegiatan pengendalian OPT

A.1 Pengendalian OPT sesuai prindip PHT (SA)

A.1

5 Tersedia data pengamatan dan pengendalian OPT

wawancara

B. Kompetensi B. Kompetensi 1 Pelaku usaha (petani)

memiliki sertifikat/surat keterangan pengendalian OPT sesuai PHT

2 Terdapat bukti pelaku usaha (petani) melakukan penerapan pestisida yang baik dan benar

Pelaku usaha (petani) usaha mampu menunjukkan pengetahuan danketerampilan mengaplikasikan pestisida (W)

3 Pelaku usaha (petani) mampu menjelaskan cara pengendalian OPT sesuai anjuran

Dari pemerintah/ swasta Memenuhi 5 tepat (jenis, dosis, waktu aplikasi, OPT sasaran, alat aplikasi) wawancara

4 Tersedia refrensi/buku pedoman penggunaan pestisida atau panduan pengendalian OPT sesuai SOP

C. Pestisida C. Pestisida 1 Pestisida yang digunakan

sesuai dengan rekomendasi Kementerian Pertanian

2 Pestisida yang digunakan sebagaimana yang dianjurkan dalam SOP

3 Terdapat surat keterangan yang mendukung penggunaan pestisida

C.1 Pestisida yang digunakan terdaftar dan diizinkan (SA)

C.2

4 Tersimpan bukti bahwa label/ kemasan pestisida yang digunakan mencantumkan pendaftaran/perinjinan

sesuai buku hijau (pestisida untuk pertanian) konfirmasi petugas teknis/OPT setempat

1 Tersedia label/kemasan yang menunjukkan waktu kadaluwarsa pestisida

2 Terdapat bukti/catatan bahwa pestisida digunakan sebelum berakhirnya masa kadaluwarsa

C.2 Pestisida yang digunakan tidak kadaluwarsa (W)

C.2

3 Pelaku usaha (petani) mampu menjelaskan jenis pestisida yang digunakan sesuai buku pestisida untuk pertanian dan kehutanan

wawancara (merujuk buku pestisida untuk pertanian dan kehutanan)

Page 16: PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK · 2018. 12. 25. · ASEAN GAP yang merupakan suatu standar praktek budidaya pertanian yang baik dalam proses produksi, panen, dan pascapanen

15

A SA W No Kegiatan

Y T Y T Y T No. Indikator Keterangan

D. Penyimpanan Pestisida D. Penyimpanan Pestisida 1 Tersedia tempat

penyimpanan pestisida yang terpisah, bersih, kering, tertutup, aman, ada penerangan dan terawat

2 Apabila dalam satu ruangan, maka pestisida harus disekat dari materi lainnya dengan memberi keterangan/tanda yang jelas

D.1 Pestisida disimpan dilokasi yang layak, aman, berventilasi baik, memiliki pencahayaan baik dan terpidah dari materi lainnya (SA)

D.1

3 Pada tempat penyimpnan terdapat peringatan tanda bahaya dan atau larangan masuk bagi yang tidak berkepentingan

Sekat yang digunakan dapat mencegah terjadinya kontaminasi/ pencemaran

1 Ruang penyimpanan pestisida tidak satu ruangan dengan penyimpanan produk

2 Apabila dalam satu ruangan, maka pestisida harus disekat dari produk pertanian dengan memberi keterangan/ tanda yang jelas

D.2 Pestisida disimpan terpisah dari produk pertanian (W)

D.2

3 Tidak ditemukan adanya kontaminasi/cemaran pestisida baik berupa bau, bercak/noda/warna pestisida pada produk

Sekat yang digunakan dapat mencegah terjadinya kontaminasi/ pencemaran observasi

Pestisida tetap berada dalam kemasan aslinya (SA)

D.3 1 Pestisida yang digunakan disimpan dalam kemaan aslinya

D.3

2 Pelaku usaha (petani) mampu menunjukkan bukti pestisida yang digunakan bukan berasal dari kemasan lain (repacking)

1 Tersedia wadah/tempat yang berbeda antara pestisida cair dengan bubuk pada tempat penyimpanan pestisida

2 Apabila dalam satu tempat, maka pestisida cair dan bubuk harus disekat

D.4 Pestisida cair diletakkan terpisah dari pestisida bubuk (SA)

D.4

3 Antara pestisida cair dan bubuk diletakkan terpisah

D.5 Tempat penyimpanan pestisida mampu menahan tumpahan (A)

D.5 Tempat penyimpanan pestisida terbuat dari material yang tidak mudah bocor/merembes

Seperti strainles stell, melamin, plastic dll.

1 Tersedia peralatan P3K yang memadai

2 Tersedia air bersih dan tempat pencucian khusus

3 Tersedia pasir dalam wadah tertentu

D.6 Terdapat fasilitas untuk mengatasi keadaan darurat (SA)

D.6

4 Tersedia peralatan pemadam kebakaran

Seperti sabun, lap, timba/bak, dll.

Page 17: PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK · 2018. 12. 25. · ASEAN GAP yang merupakan suatu standar praktek budidaya pertanian yang baik dalam proses produksi, panen, dan pascapanen

16

A SA W No Kegiatan

Y T Y T Y T No. Indikator Keterangan

1 Pada lokasi kebun/lahan usaha terdapat petunjuk/ tatacara penanggulangan kecelakaan akibat keracunan pestisida yang mudah dibaca dan dipahami

D.7 Terdapat pedoman/ tata cara penanggulangan kecelakaan akibat keracunan pestisida yang terletak pada lokasi yang mudah dilihat (SA)

D.7

2 Pelaku usaha (petani) memiliki panduan pencegahan dan penanggulangan K3 akibat pestisida

Seperti poster, banner, stiker dll. Seperti : brosur, buku, panduan, dll.

D.8 Tanda-tanda peringatan potensi bahaya pestisida diletakkan pada tempat yang mudah dilihat dan strategis (SA)

D.8 Tersedia peringatan/ tanda bahaya pestisida baik berupa gambar, simbol dll yangmudah dilihat

E. Penanganan Wadah Pestisida

E. Penanganan Wadah Pestisida

1 Tersedia tempat pengumpulan wadah bekas kemasan pestisida yang aman dan tidak mencemari lingkungan

2 Terdapat pedoman prosedur pembuangan wadah bekas pestisida

E.1 Wadah bekas pestisida ditangani dengan benar agar tidak mencemari lingkungan (SA)

E.1

3 Tidak ditemukan bekas kemasan/wadah pestisida di kebun/lahan usaha

observasi

1 Terdapat bukti bahwa wadah bekas kemasan pestisida di tempat pengumpulan telah rusak

E.2 Wadah bekas pestisida dirusakkan agar tidak digunakan untuk keperluan lain (SA)

E.2

2 Dikebun/lahan usaha tidak ditemukan wadah/ kemasan bekas pestisida yang digunakan lagi untuk keperluan lain

observasi

1 Terdapat catatan/ informasi kegiatan penyemprotan pestisida dantindakan apabila terdapat kelebihan cairan

2 Terdapat bukti bahwa kelebihan bahan aplikasi pestisida tidak dibuang secara sembarangan sehingga mencemari lingkungan

E.3 Kelebihan pestisida dalm tabung penyemprotan digunakan untuk pengendalian ditempat lain (SA)

E.3

3 Terdapat bukti bahwa kelebihan bahan aplikasi pestisida digunakan untuk pengendalian ditempat lain atau dilencerkan

observasi wawancara

F. Peralatan F. Peralatan 1 Tersedia catatan

penggunaan dan perawatan peralatan pestisida yang digunakan

F.1 Peralatan aplikasi pestisida dirawat secara teratur agar selalu berfungsi dengan baik (A)

F.1

2 Pelaku usaha (petani) dapat menjelaskan dan mempraktekan cara perawatan peralatan aplikasi pestisida

wawancara

Page 18: PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK · 2018. 12. 25. · ASEAN GAP yang merupakan suatu standar praktek budidaya pertanian yang baik dalam proses produksi, panen, dan pascapanen

17

A SA W No Kegiatan

Y T Y T Y T No. Indikator Keterangan

1 Terdapat bukti bahwa peralatan aplikasi pestisida dikalibrasi secara berkala

2 Tersedia bukti adanya perawatan perlaatan pestisida yang digunakan

3 Tersedia panduan, pengujian ketepatan peralatan aplikasi pestisida

F.2 Peralatan aplikasi pestisida dikalibrasi secara berkala untuk menjaga keakurasiannya (SA)

F.2

4 Pelaku usaha (petani) dapat menjelaskan dan mempraktekan cara pengkalibrasian peralatan aplikasi pestisida

Berupa surat keterangan bukti terra dari instansi terkait, dll. Bukti catatan perawatan, bukti sparepart/pembelian spearepart, dll. Contoh wawancara terhadap : penjelasan warna/jenis nozzle, tekanan penyemprotan dll.

1 Tersedia peralatan yang digunakan untuk menakar dan mencampur pestisida

2 Tersedia panduan/ pedoman penakaran dan pencampuran pestisida

F.3 Tersedia peralatan yang memadai untuk menakar dan mencampur pestisida (SA)

F.3

3 Pelaku usaha (petani) dapat menjelaskan dan mempraktekan cara menakar dan mencampur pestisida

Contoh: gelas ukur, timbangan, corong, pengaduk, ember dll. wawancara

1 Tersedia panduan/ pedoman penggunaan peralatan dan aplikasi pestisida

F.4 Tersedia panduan penggunaan peralatan dan aplikasi pestisida (A)

F.4

2 Pelaku usaha (petani) dapat menjelaskan dan

wawancara

mempraktekan penggunaan peralatan dan palikasi pestisida

VI. PENGAIRAN VI. PENGAIRAN 1. Ketersediaan air sesuai

kebutuhan tanaman (SA)

1. 1 Tersedia sumber air/ sarana pengairan yang memadai

2 Terdapat jadual/catatan perlakukan pengairan

1 Memiliki bukti hasil analisa laboratorium terhadap air irigasi yang menunjukkan aman dari cemaran/residu limbah yang sesuai sifat dan karakter B3

2 Padas umber air irigasi tidak terdapat lokasi pembuangan limbah B3 (termasuk TPA) atau berada dalam jarak min. 300 meter dari lokasi pembuangan limbah terdekat dan aman berdasarkan informasi masyarakat

3 Tidak terlihat bukti fisik ataupun tercium aroma karakteristik limbah/ residu B3 pada sumber irigasi

2. Air yang digunakan untuk irigasi tidak mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) (W)

2.

4 Terdapat indicator kehidupan biota air pada irigasi

Karakteristik limbah B3 diantaranya: mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi dan korosif. Ruang lingkup irigasi yang dimaksud termasuk irigasi tetes, springkle, leb, dll. observasi

Page 19: PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK · 2018. 12. 25. · ASEAN GAP yang merupakan suatu standar praktek budidaya pertanian yang baik dalam proses produksi, panen, dan pascapanen

18

A SA W No Kegiatan

Y T Y T Y T No. Indikator Keterangan

1 Terdapat instalasi pengelolaan air limbah sebagai sumber air irigasi

2 Terdapat pedoman pengelolaan air limbah

3. Terdapat fasilitas pengelolaan air limbah (A)

3.

3 Pelaku usaha (petani) mampu menjelaskan prosedur pengelolaan air limbah

Seperti bak penampungan air limbah, biofilter dll. wawancara

1 Tidak ada keluhan dan masyarakat tentang penggunaan air untuk pengairan tanaman yang berasal dari sumber air minum atau kebutuhan rumah tangga masyarakat sekitarnya

2 Terdapat organisasi penggunaan air

4. Penggunaan air pengairan tidak bertentangan dengan kepentingan umum (A)

4.

3 Pelaku usaha (petani) mampu menjelaskan prosedur penggunaan air apabila menggunakan sumber dari pengairan umum

wawancara

VII. PANEN VII. PANEN 1. Tersedia pedoman cara

menghindari kontaminasi terhadap produk segar (SA)

1. 1 Tersedia aturan/ persyaratan kebersihan/ kesehatan pekerja dan bahan/alat kebersihan seperti sabun, sanitizer, dll.

Dapat berupa: pedoman, poster/ gambar dll. Wawancara

2 Tersedia pedoman/ petunjuk penanganan panen sesuai SOP untuk menghindari kontaminasi

3 Pelaku usaha (petani) usaha mampu menjelaskan proses pemanenan untuk menghindari kontaminasi

Dapat berupa: pedoman, poster/ gambar dll. Wawancara

2. Pemanenan dilakukan dengan cara

2. 1 Tersedia catatan pemanenan sesuai SOP

menghindari kontaminasi terhadap produk segar (SA)

2 Tersedia pedoman/ petunjuk penanganan panen sesuai SOP untuk menghindari kontaminasi

3 Pelaku usaha (petani) usaha mampu menjelaskan proses pemanenan untuk menghindari kontaminasi

Wawancara

1 Tersedia catatan pelaksanaan pembersihan wadah hasil panen dan terdapat wadah yang bersih

2 Tersedia pedoman/ petunjuk penanganan wadah hasil panen sesuai SOP untuk menghindari kontaminasi

3. Wadah hasil panen yang akan digunakan dalam keadaan baik, bersih dan tidak terkontaminasi (W)

3.

3 Pelaku usaha (petani) usaha mampu menjelaskan dan mempraktekan proses penanganan wadah panen yang baik

Wawancara

Page 20: PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK · 2018. 12. 25. · ASEAN GAP yang merupakan suatu standar praktek budidaya pertanian yang baik dalam proses produksi, panen, dan pascapanen

19

A SA W No Kegiatan

Y T Y T Y T No. Indikator Keterangan

VIII. PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN

VIII. PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN

A. Perlakuan Awal A. Perlakuan Awal 1 Tersedia fasilitas

penyimpanan produk di lapang yang ternaungi

2 Produk disimpan di tempat teduh dan produk dalam keadaan baik

3 Tersedia catatan pelaksanaan penanganan hasil panen awal

Hasil panen diletakkan pada tempat yang ternaungi dan diperlakukan secara hati-hati (SA)

4 Pelaku usaha (petani) usaha mampu menjelaskan dan mempraktekan cara penanganan awal hasil panen

wawancara

B. Pembersihan Hasil Panen

B. Pembersihan Hasil Panen

1 Tersedia pedoman/ petunjuk pembersihan hasil panen sesuai SOP untuk menghindari kontaminasi

2 Tersedia catatan pelaksanaan pembersih produk

3 Tersedia bahan/alat kebersihan

B.1 Hasil panen dibersihkan dari cemaran SA

B.1

4 Pelaku usaha (petani) usaha mampu menjelas-kan dan mempraktekan cara pembersihan hasil panen yang baik

Seperti air bersih, bak pencuci, sikat, sanitizer, dll. wawancara

1 Tersedia hasil analisa air untuk pencucian

2 Tersedia pedoman/ petunjuk pencucian hasil panen sesuai SOP

3 Tersedia catatan pelaksanaan pencucian produk

B.2

4 Tersedia fasilitas untuk pencucian dengan menggunakan air bersih

B.2 Pencucian hasil panen menggunakan air bersih (W)

5 Pelaku usaha (petani) usaha mampu menjelaskan dan mempraktekan cara pencucian hasil panen yang baik

wawancara

B. Pembersihan Hasil Panen

B. Pembersihan Hasil Panen

1 Tersedia pedoman/ petunjuk pembersihan hasil panen sesuai SOP untuk menghindari kontaminasi

2 Tersedia catatan pelaksanaan pembersih produk

3 Tersedia bahan/alat kebersihan

B.1 Hasil panen dibersihkan dari cemaran SA

B.1

4 Pelaku usaha (petani) usaha mampu menjelaskan dan mempraktekan cara pembersihan hasil panen yang baik

Seperti air bersih, bak pencuci, sikat, sanitizer, dll. wawancara

Page 21: PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK · 2018. 12. 25. · ASEAN GAP yang merupakan suatu standar praktek budidaya pertanian yang baik dalam proses produksi, panen, dan pascapanen

20

A SA W No Kegiatan

Y T Y T Y T No. Indikator Keterangan

C. Sortasi dan Pengkelasan C. Sortasi dan Pengkelasan 1 Terdapat pedoman/

petunjuk pelaksanaan kegiatan sortasi dan pengkelasan sesuai SOP

2 Tersedia catatan pelaksanaan sortasi dan pengkelasan

3 Tersedia fasilitas sortasi, grading/pengkelasan

Dilakukan soratasi dan pengkelasanterhadap hasil panen (A)

B.1

4 Pelaku usaha (petani) dapat menjelaskan/ mempraktekan tentang proses sortasi dan pengkelasan yang dilakukan

wawancara

D. Pengepakan dan Pengemasan

D. Pengepakan dan Pengemasan

1 Terdapat pedoman/ petunjuk pelaksanaan kegiatan pengemasan sesuai SOP

2 Tersedia catatan pelaksanaan kegiatan pengemasan

D.1 Pengemasan atau pengepakan yang dilakukan bisa melindungi produk dari kerusakan dan kontaminasi (A)

D.1

3 Bila ada contoh kemasan, kemasan memiliki ukuran yang tepat dan memiliki ventilasi yang baik, terbuat dari bahan yang tidak menyebabkan kerusakan fisik serta tidak menyebabkan kontaminasi/cemaran produk

Contoh kerusakan fisik seperti produk memar, tergores kulitnya, layu, patah, robek. Dll.

4 Tersedia fasilitas pengemasan yang kuat, bersih dan tidak menimbulkan kontaminasi/pencemaran

5 Pelaku usaha (petani) dapat menjelaskan/ mempraktekan tentang cara pengemasan yang dilakukan

wawancara

1 Terdapat pedoman/ petunjuk pelaksanaan kegiatan pengemasan sesuai SOP

D.2 Tempat pengemasan bersih, bebas kontaminasi dan terlindung dari hama dan pengangggu lainnya (A)

D.2

2 Tersedia fasilitas tempat/ bangsal pengemasan yang bersih dan tidak menimbulkan kontaminasi/pencemaran

1 Terdapat pedoman/ petunjuk pelaksanaan kegiatan pelabelan

2 Tersedia catatan pelaksanaan kegiatan pelabelan

D.3 Kemasan diberi label yang menjelaskan identitas produk (W)

D.3

3 Terdapat label/sticker pada kemasan yang menjelaskan identitas produsen dan identitas produk

E. Pemeraman E. Pemeraman Pemeraman dilakukan

pada lokasi distribusi terakhir (A)

B.1 1. Terdapat catatan proses pemeraman di lokasi distribusi terakhir

Cek lokasi

2 Terdapat pedoman/ pertunjuk pelaksanaan kegiatan pemeraman sesuai SOP

Page 22: PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK · 2018. 12. 25. · ASEAN GAP yang merupakan suatu standar praktek budidaya pertanian yang baik dalam proses produksi, panen, dan pascapanen

21

A SA W No Kegiatan

Y T Y T Y T No. Indikator Keterangan

3 Tersedianya alat/bahan yang mendukung pelaksanaan kegiatan pemeraman

F. Penyimpanan F. Penyimpanan 1 Tersedia ruang/bangunan

penyimpanan yang bersih dengan struktur bangunan yang kokoh

2 Tersedia catatan pelaksanaan kegiatan penyimpanan

Ruang penyimpanan mampu melindungi produk dari kerusakan dan kontaminasi (SA)

3 Produk yang disimpan dalam keadaan baik dan tidak terkontaminasi

G. Penggunaan Bahan Kimia

G. Penggunaan Bahan Kimia

1. Bahan kimia yang digunakan sesuai dengan rekomendasi Kementerian Pertanian

2. Bahan kimia yang digu-nakan sebagaimana yang dianjurkan dalam SOP

3. Terdapat surat kete-rangan yang mendukung penggunaan bahan kimia

G.1 Bahan kimia yang digunakan dalam proses pasca panen terdaftar dan diijinkan (SA)

G.1

4. Tersimpan bukti bahwa label/kemasan bahan kimia yang digunakan mencantumkan pendaf-taran/perijinan

Keterangan mengikuti point V A2 Keterangan mengikuti point V A2

1. Tersedia pedoman/ petunjuk penggunaan bahan kimia sesuai SOP

Penggunaan bahan kimia dalamproses pasca panen sesuai dengan anjuran (SA) 2. Tersedia catatan

penggunaan bahan kimia pascapanen

(khususnya : nama bahan kimia, dosis, konsentrasi, cara aplikasi, komoditas, frekwensi aplikasi, lokasi, tanggal penggunaan, jumlah dan perlakuan serta waktu terakhir aplikasi).

G.2

G.2

3. Pelaku usaha (petani) dapat menjelaskan/ mempraktekan tentang penggunaan bahan kimia dalam proses pasca panen sebagaimana yang direkomendasikan dalam SOP

wawancara

1. Pelaku usaha (petani) memiliki sertifikat/surat keterangan mampu danterampil mengaplikasikan bahan kimia

2. Tersedia referensi/buku pedoman penggunaan bahan kimia sesuai SOP

G.3 Pelaku usaha (petani) usaha mampu menunjukkan pengetahuan dan keterampilan mengaplikasikan bahan kimia (SA)

G.3

3. Pelaku usaha (petani) mampu menjelaskan cara mengaplikasikan bahan kimia

Dari pemerintah/ swasta Memenuhi 5 tepat (jenis, dosis, waktu aplikasi, OPT sasaran, alat aplikasi) wawancara

Page 23: PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK · 2018. 12. 25. · ASEAN GAP yang merupakan suatu standar praktek budidaya pertanian yang baik dalam proses produksi, panen, dan pascapanen

22

A SA W No Kegiatan

Y T Y T Y T No. Indikator Keterangan

H. Tempat Pengemasan H. Tempat Pengemasan 1. Tersedia tempat

pengemasan sesuai rekomendasi/pedoman

2. Tempat pengemasan tidak satu ruangan de-ngan penyimpanan pupuk dan pestisida

3. Terdapat bukti bahwa di tempat pengemasan ti-dak ada bau atau tanda-tanda lain yang me-nunjukkan adanya pupuk dan atau pestisida

Tempat/areal pengemasan terpisah dari tempat penyimpanan pupuk dan pestisida (W)

4. Pelaku usaha (petani) dapat menjelaskan ten-tang teknis pengelolaan tempat pengemasan sesuai yang direkomendasikan

wawancara

IX. ALAT DAN MESIN PERTANIAN IX. ALAT DAN MESIN PERTANIAN 1. Tersedia alat dan mesin

pertanian ssuai rekomen-dasi SOP

2. Tersedia prosedur/ petunjuk operasional penggunaan lahan

3. Tersedia catatan penggunaan alsintan untuk pengolahan lahan/ budidaya tanaman

1. Penggunaan alsintan untuk pengolahan lahan sesuai rekomendasi (A)

1.

4. Pelaku usaha (petani) dapat menjelaskan tentang penggunaan alsintan sesuai yang direkomendasikan

wawancara

1. Kondisi peralatan dan mesin pertanian terlihat bersih dan dapat dioperasikan

2. Tersedia prosedur/ petunjuk operasional penggunaan alsintan

3. Tersedia catatan perawatan peralatan dan mesin pertanian secara teratur

wawancara

2. Peralatan dan mesin pertanian dirawat secara teratur (A)

2.

4. Pelaku usaha (petani) dapat menjelaskan/ mempraktekan tentang perawatan alsintan sesuai yang direkomendasikan

1. Tersedia data/informasi/ catatan mengenai kondisi dan akurasi peralatan dan mesin yang digunakan

2. Tersedia bukti adanya kegiatan kalibrasi oleh intansi yang berwenang

3. Peralatan dan mesin yang terakit dengan pengukuran dikalibrasi secara berkala

3.

3. Alat dan mesin pengukuran beroperasi dengan ketepatan yang tinggi sebagaimana standar yang ada

Page 24: PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK · 2018. 12. 25. · ASEAN GAP yang merupakan suatu standar praktek budidaya pertanian yang baik dalam proses produksi, panen, dan pascapanen

23

A SA W No Kegiatan

Y T Y T Y T No. Indikator Keterangan

X. PELESTARIAN LINGKUNGAN X. PELESTARIAN LINGKUNGAN 1. Lokasi tidak di daerah

hutan lindung atau daerah resapan air

2. Terdapat upaya konservasi lahan dan air

1. Kegiatan budidaya memperhatikan aspek usaha tani yang berkelanjutan, ramah lingkungan dan keseimbangan ekosistem (SA)

1.

3. Terdapat upaya daur ulang limbah pertanian

XI. TENAGA KERJA XI. TENAGA KERJA A. Kualifikasi Pekerjaan A. Kualifikasi Pekerjaan

1. Terdapat sertifikasi atau surat keterangan yang membuktikan pekerja telah mendapatkan pelatihan

2. Pekerjaan mampu menjelaskan/ mendemonstrasikan bidang dan tanggung jawab yang ada padanya

1. Pekerja telah mendapat pelatihan sesuai bidang dan tanggung jawabnya (SA)

1.

3. Tersedia catatan bidang dan tanggung jawab pekerjaan yang dilakukan pekerja

wawancara

1. Terdapat sertifikasi atau surat keterangan yang membuktikan pekerja telah mendapatkan pelatihan

2. Pekerjaan mampu menjelaskan/ mendemonstrasikan bidang dan tanggung jawab yang ada padanya

2. Pekerja memahami resiko tugas dan tanggung jawabnya masing-masing (SA)

2.

3. Tersedia catatan bidang dan tanggung jawab pekerjaan yang dilakukan pekerja

wawancara

1. Terdapat sertifikasi atau surat keterangan yang membuktikan pekerja telah mendapatkan pelatihan/pemahaman system jaminan mutu dan keamanan pangan

3. Pekerja memahami mutu dan keamanan pangan dari produk yang dihasilkan (SA)

3.

2. Pekerjaan mampu menjelaskan/menjelaskan aturan/standar system mutu produk yang berla-ku seperti SNI, HACCP, ISO, Best Practices (GAP, GHP, GMP, dll)

wawancara

3. Tersedia catatan pekerjaan yang mendu-kung penerapan mutu dan kemanan produk sesuai standar yang dirujuk

B. Keselamatan dan Kemanan Pekerja

B. Keselamatan dan Kemanan Pekerja

1. Terdapat sertifikasi atau surat keterangan yang membuktikan pekerja telah mendapatkan pelatihan penggunaan alat dan/atau mesin

1. Pekerja telah mendapat pelatihan pengunaan alat dan/atau mesin (A)

1.

2. Pekerjaan mampu menjelaskan/ mendemonstrasikan penggunaan alat dan atau mesin

wawancara

Page 25: PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK · 2018. 12. 25. · ASEAN GAP yang merupakan suatu standar praktek budidaya pertanian yang baik dalam proses produksi, panen, dan pascapanen

24

A SA W No Kegiatan

Y T Y T Y T No. Indikator Keterangan

3. Pekerja memiliki pengalaman penggunaan alsintan

1. Ada panduan/prosedur penanganan kecelakaan (K3)

2. Tersedia prosedur penanganan kecelakaan (SA)

2.

2. Terdapat tanda peringatan/gambar potensi kecelakaan dan tindakan penanggungan pada kecelakaan

3. Tersedia faisilitas P3K di tempat kerja (A)

3. Ada perlengkapan P3K dalam kondisi siap pakai seperti antiseptic, perban, dll.

1. Ada panduan/prosedur penanganan P3K

4. Pekerja memahami tata cara penanganan P3K di tempat kerja (SA)

4.

2. Pekerja mampu menjelaskan/ mendemonstrasikan penggunaan sarana P3K sesuai SOP

wawancara

5. Peringatan bahaya terlihat jelas (SA)

5. Pada lokasi tertentu (rawan bahaya) terdapat tanda peringatan bahaya

1. Terdapat sertifikasi atau surat keterangan yang membuktikan pekerja telah memahami bahaya pestisida

2. Tersedia panduan/ prosedur penanganan kecelakaan kerja akibat pemakaian pestisida

6. Pekerja memahami bahaya pestisida dalam keselamatan kerja (SA)

6.

3. Pekerja mampu menjelaskan/ mendemonstrasikan tindakan P3K pada kecelakaan akibat bahaya pestisida

wawancara

1. Pekerja dapat mendemonstrasikan cara menggunakan perlengkapan pelindung

2. Tersedia panduan penggunan perlengkapan pelindung pekerja

7. Pekerja menggunakan perlengkapan pelindung sesuai anjuran (SA)

7.

3. Tersedia peralatan/ perlengkapan pelindung untuk keselamatan kerja

8. Pakaian dan peralatan pelindung ditempatkan secara terpisah dari kontaminan (SA)

8. Tersedia tempat khusus penempatan baju dan peralatan pelindung

1. Tersedia catatan hasil pemeriksaan kesehatan pekerja

9. Pekerja yang menangani pestisida mendpatkan pengecekan kesehatan secara berkala (A)

9.

2. Kondisi fisik pekerja yang menangani pestisida dalam keadaan baik dan pada bagian tubuh/kulit pekerja tidak terlihat tanda-tanda penyakit berbahaya akibat pekerjaan

Page 26: PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK · 2018. 12. 25. · ASEAN GAP yang merupakan suatu standar praktek budidaya pertanian yang baik dalam proses produksi, panen, dan pascapanen

25

A SA W No Kegiatan

Y T Y T Y T No. Indikator Keterangan

XII. FASILITAS KEBERSIHAN XII. FASILITAS KEBERSIHAN 1. Terdapat informasi/

petunjuk penanganan kebersihan ditempat kerja

2. Terdapat peralatan/ fasilitas kebersihan seperti kran air, bak air, sabun, dll.

1. Tersedia tata cara/ aturan tentang kebersihan bagi pekerja (A)

1.

3. Pekerja memahami aturan kebersihan di tempat kerja

wawancara

2. Tersedia toilet dan fasilitas cuci tangan di sekitar tempat kerja (A)

2. Terdapat toilet/WC dan peralatan/fasilitas kebersihan seperti kran air, bak air, sabun, dll.

1. Toilet/WC dan fasilitas cuci tangan tampak bersih dan berfungsi dengan baik

3. Toilet dan fasilitas cuci tangan selalu terjada kebersihannya dan dapat berfungsi baik (A)

3.

2. Tersedia catatan pengecekan toilet dan fasilitas kebersihan

1. Tersedia fasilitas air minum, tempat makan dan tempat istirahat bagi pekerja

4. Pekerja memiliki akses terhadap air minum, tempat makan, tempat istirahat (A)

4.

2. Tidak ditemukan adanya keluhan pekerja terhadap ketersediaan air minum, tempat makan dan tempat istirahat

wawancara

XIII. TEMPAT PEMBUANGAN XIII. TEMPAT PEMBUANGAN 1. Ada tempat pembuangan

sampah dan limbah 1. Tersedia tempat untuk

pembuangan sampah dan limbah (SA)

1.

2. Pekerja mampu menjelasakan tata cara/prosedur pembuangan sampah dan limbah

wawancara

XIV. PENGAWASAN,PENCATATAN DAN PENELUSURAN BALIK XIV. PENGAWASAN,PENCATATAN DAN PENELUSURAN BALIK 1. Terdapat catatan

kegiatan usaha dalam buku ataupun cetakan/ print yang ditulis jelas dan dapat dikonfirmasi kebenarannya

1. Tersedia system pencatatan yang memudahkan penelusuran (SA)

1.

2. Sistem pencatatan tersimpan dalam tempat yang rapih dan aman

2. Tersedia catatan penggunaan benih; kegiatan pemupukan; stok pestisida dan penggunaan pestisida; kegiatan pengairan; kegiatan pasca panen dan penggunaan bahan kimia dalam kegiatan pasca panen; pelatihan pekerja; perlakuan untuk tanah/ media tanam (SA)

2. Terdapat catatan yang menginformasikan catatan-catatan antara lain: 1) penggunaan benih; 2) kegiatan pemupukan; 3) stok pestisida dan penggunaan pestisida; 4) kegiatan pengairan; 5) kegiatan pasca panen dan 6) penggunaan bahan kimia dalam kegiatan pasca panen; 7) pelatihan pekerja; 8) perlakuan untuk tanah/media tanam.

Page 27: PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK · 2018. 12. 25. · ASEAN GAP yang merupakan suatu standar praktek budidaya pertanian yang baik dalam proses produksi, panen, dan pascapanen

26

A SA W No Kegiatan

Y T Y T Y T No. Indikator Keterangan

1. Ditemukan catatan kegiatan usaha budidaya yang dilakukan minimal selama 2 tahun terakhir

3. Catatan disimpan selama minimal 2 tahun (SA)

3.

2. Catatan dan dokumentasi kegiatan usaha budidaya tersimpan dalam tempat yang rapi dan aman

4. Seluruh catatan dan dokumentasi selalu diperbaharui (SA)

4. Tersedia catatan dan dokumen kegiatan usaha budidaya yang selaluberubah dan diperbaharui sesuai kegiatan yang dilakukan

XV. FORMULIR PENGADUAN XV. FORMULIR PENGADUAN 1. Adanya pedoman/

prosedur penanganan dan formulir pengaduan keluhan/ketidakpuasan konsumen

1. Tersedia catatan tentang keluhan/ ketidakpuasan konsumen (A)

1.

2. Pelaku usaha (petani) usaha memiliki dan dapat menunjukkan catatan adanya keluhan/ ketidakpuasan konsumen serta menyimpannya dengan baik

wawancara

2. Tersedia catatan mengenai langkah koreksi dari keluhan konsumen (A)

2. Adanya catatan tindakan koreksi/perbaikan terhadap keluhan/ ketidakpuasan konsumen

1. Pelaku usaha (petani) dapat menunjukkan dokumen tindak lanjut pengaduan sesuai dengan jenis keluhan, tindakan yang diambil, waktu penyelesaian dan personel yang bertanggung jawab terhadap penyelesaian keluhan

3. Terdapat dokumen tinak lanjut daripengaduan (A)

3.

2. Adanya langkah koordinasi yang dilakukan Pelaku usaha (petani)

usaha dengan berbagai pihak yang terkait dengan penanganan keluhan

XVI. EVALUASI INTERNAL XVI. EVALUASI INTERNAL 1. Tersedia bukti bahwa

evaluasi internal dilakukan secara periodic (A)

1. 1. Adanya prosedur/system evaluasi internal yang ditetapkan mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan jadwal evaluasi internal

2. Adanya catatan hasil temuan dari evaluasi internal yang dilakukan

2. Tersedia catatan tindakan perbaikan sesuai hasil evaluasi (A)

2. Pelaku usaha (petani) dapat menunjukkan sesuai dengan jenis masalah, tindakan yang diambil dan waktu perbaikan yang diambil