pr now - repository.uai.ac.id...nya. seperti menurut informasi dari koran-sindo.com bahwa...

25

Upload: others

Post on 22-Apr-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PR NOW - repository.uai.ac.id...nya. Seperti menurut informasi dari koran-sindo.com bahwa kontri-busi wisata halal diperkirakan mencapai 26,5% pada tahun 2030. Kutipan dari travel.kompas.com,
Page 2: PR NOW - repository.uai.ac.id...nya. Seperti menurut informasi dari koran-sindo.com bahwa kontri-busi wisata halal diperkirakan mencapai 26,5% pada tahun 2030. Kutipan dari travel.kompas.com,

PR NOW:Praktik Public Relations di Era Disruptif

Editor:Yani Tri Wijayanti

Penulis:Primada Qurrota Ayun, Nur Anisah, Maya Agustia, Nadia Muharman,Rismawaty, Indria Hady Putri, Suranto AW, Chatia Hastasari, RahmatHidayat Asri, Sangra Juliano Prakasa, Oki Ahmad Ismail, Agus Naryoso,Sri Widowati Herieningsih, Muhammad Bayu Widagdo, Siska ArmawatiSufa, Didik Sugeng Widiarto, Asmara Indahingwati, I Gusti Agung AlitSuryawati, Dody Triguno, Mutia Dewi, Sri Rejeki, Gusmia Arianti, SuciRahmah Yusrafitri, Puji Hariyanti, Rahmat Saleh, Deni Yanuar, NuriyatulLailiyah, Wahid Abdulrahman, Arina Habaidillah, Desayu Eka Surya,Dhimas Alfianto, Rahma Santhi Zinaida, Ruzqiyah Ulfa, RachmaliaDevinda Hardika, Narayana Mahendra Prastya, Nadia Wasta Utami,Brahma Putra Pratama, Tono Purwantoro

Desain Sampul dan Tata Letak:Alip Yog Kunandar

Hak cipta dilindungi undang-undangDilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk apapun dandengan cara apapun, termasuk fotokopi, tanpa izin tertulis daripenerbit.

Diterbitkan oleh:IPRC dan Penerbit Galuh Patriabekerjasama denganASPIKOM DIY-Jateng dan PERHUMAS Yogyakarta

Cetakan Pertama: Desember 2018

ISBN: 978-602-51985-5-7

iv PR NOW

Page 3: PR NOW - repository.uai.ac.id...nya. Seperti menurut informasi dari koran-sindo.com bahwa kontri-busi wisata halal diperkirakan mencapai 26,5% pada tahun 2030. Kutipan dari travel.kompas.com,

DAFTAR ISIPengantar Editor........................................................................Daftar Isi.....................................................................................

A. PUBLIC RELATIONS1. Strategi Humas Peme-rintah Kota Semarang Melalui

Program LAPOR Hendi! dalam Meningkatkan PartisipasiAspirasi PublikPrimada Qurrota Ayun.......................................................

2. Strategi Komunikasi Humas Polda Aceh untukPembentukan Citra Positif Polisi di Mata MasyarakatNur Anisah, Maya Agustia, & Nadia Muharman.........

3. Daya Tarik Pessn Tabloid KONTAK oleh Humas PT.Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat BandungTerhadap Kepuasan Perolehan Informasi BagiKaryawannyaRismawaty & Indria Hady Putri.....................................

4. Komunikasi Persuasif Humas Polda DIY di Era DisruptifChatia Hastasari, Suranto AW,& Rahmat Hidayat Asri.....................................................

5. Hubungan Antara Kompetensi Humas PemerintahanProvinsi Jawa Barat dengan Standarisasi PelayananKepada MasyarakatSangra Juliano Prakasa & Oki Ahmad Ismail.................

ixPraktik Public Relations di Era Disruptif

vix

1

18

32

42

57

Page 4: PR NOW - repository.uai.ac.id...nya. Seperti menurut informasi dari koran-sindo.com bahwa kontri-busi wisata halal diperkirakan mencapai 26,5% pada tahun 2030. Kutipan dari travel.kompas.com,

B. KAMPANYE PR6. Strategi Kampanye Public Relations dalam Perspektif

Dissaster Ideologically Oriented CampaignAgus Naryoso, Sri Widowati Herieningsih,& Muhammad Bayu Widagdo........................................

7. Modifikasi Nama, Logo dan Inovasi Produk Barusebagai Re-branding dan Strategi Marketing PR Hotel InnaSimpang SurabayaSiska Armawati Sufa, Didik Sugeng Widiarto,& Asmara Indahingwati....................................................

8. Peranan Public Relations dalam Mengoptimalkan KinerjaHotel Berbintang di Kabupaten Badung, BaliI Gusti Agung Alit Suryawati ..........................................

9. Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata YayasanKeraton Kasepuhan dan Yayasan Festival IslamInternasional Cirebon dalam Mendukung Wisata HalalCirebonDody Triguno, Mutia Dewi.............................................

10. Pariwisata Halal Korea Selatan dalam MeningkatkanDaya Saing di Era DisruptifSri Rejeki & Gusmia Arianti............................................

11. Event Public Relations Sebagai Alat Promosi Desa WisataDi Jawa TengahSri Widowati Herieningsih..............................................

12. Manajemen Kampanye Penanggulangan Kabut AsapDinas Kesehatan Provinsi Riau Bersama Miss TeenIndonesia 2015Suci Rahmah Yusrafitri & Puji Hariyanti......................

x PR NOW

79

106

115

132

154

172

192

Page 5: PR NOW - repository.uai.ac.id...nya. Seperti menurut informasi dari koran-sindo.com bahwa kontri-busi wisata halal diperkirakan mencapai 26,5% pada tahun 2030. Kutipan dari travel.kompas.com,

13. Polisi Meu Pep-Pep: Terobosan Model SosialisasiKeselamatan Lalu Lintas dalam Menciptakan CitraPositif Kepolisian AcehRahmat Saleh & Deni Yanuar..........................................

14. Political Branding: Karakter Pilihan Pemilih DalamPemilihan Walikota Semarang 2015Nuriyatul Lailiyah & Wahid Abdulrahman...................

15. Diskursus Identitas Budaya Urban (Kajian CulturalStudies pada Event Jazz Traffic Festival Surabaya 2014)Arina Habaidillah.............................................................

C. CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY16. Strategi Komunikasi PT. Indah Kiat Pulp and Paper

Kab. Serang dalam Mempertahankan Citra PerusahaanDesayu Eka Surya & Dhimas Alfianto..........................

17. Resolusi Konflik Perusahaan Melalui Program CorporateSocial ResponsibilityRahma Santhi Zinaida & Ruzqiyah Ulfa.......................

D. MEDIA RELATIONS18. Analisis Media Relations di Rumah Sakit di Yogyakarta:

Kebutuhan Media menggunakan Konsep InformationSubsidiesRachmalia Devinda Hardika,Narayana MahendraPrastya, & Nadia Wasta Utami........................................

19. Potensi Transformasi Aktivitas Media Relations antarIndustri MediaBrahma Putra Pratama....................................................

20. Tengkar Twit Follower pada Feedback Twitter(Studi Analisis Isi Posting Twitter Goenawan Mohamad)Tono Purwantoro............................................................

xiPraktik Public Relations di Era Disruptif

214

233

248

265

285

307

323

338

Page 6: PR NOW - repository.uai.ac.id...nya. Seperti menurut informasi dari koran-sindo.com bahwa kontri-busi wisata halal diperkirakan mencapai 26,5% pada tahun 2030. Kutipan dari travel.kompas.com,

Pariwisata HalalKorea Selatan dalam

Meningkatkan Daya Saingdi Era Disruptif

Sri Rezeki & Gusmia AriantiProgram Studi Ilmu Komunikasi,Universitas Al Azhar Indonesia

ABSTRAKIndustri pariwisata kini tengah mengalami perkembangan dengan

adanya wisata halal dan diperkirakan akan memberi kontribusimencapai 26,5% pada tahun 2030. Korea Selatan turut menghadirkandestinasi wisata halal seperti wisata kuliner halal dan wisata religi.Dalam menarik wisatawan muslim, Korea Selatan menargetkannegara Indonesia sebagai negara penduduk Muslim terbanyak didunia. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahuirespon wisatawan muslim Indonesia terhadap destinasi wisata halaldi Korea Selatan. Penelitian ini menggunakan konsep-konsep sepertikomunikasi pariwisata, komunikasi pemasaran pariwisata, destinasidan pariwisata halal. Peneliti menggunakan paradigma konstruktivisdengan metode penelitian kualitatif. Selain itu, model fenomenologidigunakan untuk menjabarkan respon wisatawan muslim Indonesiadari pengalaman-pengalamannya mengenai destinasi wisata halalselama berada di Korea Selatan. Setelah melakukan penelitian ini,ditemukan respon positif dari wisatawan muslim Indonesia mengenaikeseluruhan destinasi wisata halal di Korea Selatan. Adanya destinasiwisata halal yang menyediakan fasilitas restoran halal dan tempatberibadah seperti prayer room dan masjid, wisatawan muslim Indo-nesia merasa nyaman, tenang dan aman selama berwisata di sana.

10

154 PR NOW

Page 7: PR NOW - repository.uai.ac.id...nya. Seperti menurut informasi dari koran-sindo.com bahwa kontri-busi wisata halal diperkirakan mencapai 26,5% pada tahun 2030. Kutipan dari travel.kompas.com,

Hanya saja, disayangkan wisatawan muslim kurang mendapatkaninformasi dari pemerintah Korea Selatan mengenai daftar dan aksesmenuju restoran halal dan tempat beribadah.

Katakunci: Komunikasi Pariwisata, Destinasi, Pariwisata Halal,Korea Selatan, Wisatawan Muslim Indonesia

PENGANTARPeran komunikasi sangat penting dalam bidang pariwisata, baik

pada komponen maupun elemen-elemen. Peran komunikasi tidakhanya terdapat pada komponen pemasarannya saja, tetapi juga men-cakup untuk mengkomunikasikan aksesibilitas, destinasi dan sumberkepada wisatawan. Untuk mendukung perkembangan pariwisata,komunikasi berperan baik pada komponen maupun elemen-elemenseperti media dan konten komunikasi (Burhan Bungin, 2015). Industripariwisata saat ini berkembang dengan adanya trend wisata halal sei-ring dengan meningkatnya populasi muslim dunia. Meningkatnyapopulasi muslim yang berusia muda, berpendidikan, dan memilikijumlah pendapatan yang tinggi membuat industri pariwisata inter-nasional mulai menargetkan wisatawan muslim sebagai target pasar-nya. Seperti menurut informasi dari koran-sindo.com bahwa kontri-busi wisata halal diperkirakan mencapai 26,5% pada tahun 2030.

Kutipan dari travel.kompas.com, menurut Chief ExecutiveOfficer CreacentRating & HalalTrip, Fazal Bahardeen dalam“Launch GMTI 2017 #220by2020” di Jakarta, Negara Jepang danKorea Selatan terus berusaha menarik wisatawan muslim di duniauntuk berlibur ke negara mereka. Dalam hal itu, dua negara tersebutterus mengedukasi dan menyiapkan kebutuhan untuk wisatawanmuslim. Menurut informasi dari she.id, Direktur Eksekutif JapanNasional Tourism Organisation (JNTO), Hideki Tomioka, mengung-kapkan masih sedikit tempat makan halal di Jepang, dan pada tahun2017 pemerintah Jepang akan memperbanyak tempat makan berme-nu halal. Begitu juga dengan industri pariwisata Korea Selatan yangdikoordinir oleh Korea Tourism Organization (KTO) dalam websiteworld.kbs.co.kr berencana untuk menarik 1,2 juta wisatawan muslimtahun 2017. Negara tersebut tengah fokus pada 1,7 milyar pasar mus-lim dengan menyediakan destinasi wisata halal berupa kuliner dan

155Praktik Public Relations di Era Disruptif

Pariwisata Halal Korea Selatan.....

Page 8: PR NOW - repository.uai.ac.id...nya. Seperti menurut informasi dari koran-sindo.com bahwa kontri-busi wisata halal diperkirakan mencapai 26,5% pada tahun 2030. Kutipan dari travel.kompas.com,

religi. Sebagai salah satu pendukung, KTO mengadakan programbertajuk “Halal Restaurant Week Korea 2017” yang diselenggarakansetiap tahun selama dua bulan penuh di Korea Selatan pada tanggal1 September sampai 31 Oktober 2017 untuk menarik wisatawan mus-lim dan memberikan kenyamanan selama berada di Korea Selatan.

Dengan adanya perbedaan antara Jepang dan Korea Selatandalam mempromosikan wisata halal, Jepang di tahun 2017 masih sedi-kit terdapat restoran halal dan baru akan berkembang, sedangkanKorea Selatan sudah terdapat 170 restoran halal dan secara khususmengadakan sebuah program mengenai restoran ramah muslim sertamenyediakan wisata religi yaitu berkunjung ke Masjid yang telahdisediakan untuk beribadah dan bersosialisasi kepada muslim lainnyadi Korea Selatan, hal tersebut menjadi alasan peneliti memilihdestinasi wisata halal di Korea Selatan sebagai objek penelitian.

Program ‘Halal Restaurant Week Korea 2017" sebagai pendu-kung destinasi wisata halal khususnya wisata kuliner halal, yang tidakhanya diperuntukkan bagi umat muslim saja, namun juga bagi wisata-wan yang mencari pengalaman dan belajar tentang bersantap menge-nai hal unik. Wisatawan dapat memeriksa daftar restoran di Koreayang memiliki pilihan makanan halal dalam buku kupon restoranramah muslim yang didistribusikan KTO melalui agen perjalananlokal dan maskapai penerbangan. Sebanyak 107 restoran yang berpar-tisipasi dalam program ini dan akan memberikan diskon, minumangratis dan menu tambahan kepada wisatawan asing yang memilikibuku kupon atau telah mengunduh kupon diskon tersebut melaluiwebsite www.hrwkorea.or.kr. Data statistik dari Kosis.kr, peringkatpertama wisatawan di Korea Selatan yang berasal dari negara mayo-ritas muslim yaitu negara Indonesia. Adanya data tersebut, tidak bisadipungkiri KTO menargetkan Indonesia untuk pariwisata halaldikarenakan memiliki jumlah populasi muslim terbanyak di dunia.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan un-tuk mengetahui respon wisatawan muslim Indonesia terhadapdestinasi wisata halal di Korea Selatan dalam peningkatan daya saingdi era disruptif.

156 PR NOW

Sri Rezeki & Gusmia Arianti

Page 9: PR NOW - repository.uai.ac.id...nya. Seperti menurut informasi dari koran-sindo.com bahwa kontri-busi wisata halal diperkirakan mencapai 26,5% pada tahun 2030. Kutipan dari travel.kompas.com,

PEMBAHASANKomunikasi Pariwisata

Bidang pariwisata sering kali menjadi pemasukan yang besar baginegara dan sebenarnya pemerintah memiliki kepentingan terhadapdestinasi pariwisata yang harus dikembangkan, yaitu sebagai ruangpublik bagi warga negaranya. Destinasi wisata bukan saja sebagairuang rekreasi, namun juga sebagai ruang melepaskan tekanan-tekanan psikologis warga negara dari berbagai kesibukan hidup dankesulitan hidup. Dengan demikian, peran komunikasi sangat pentingdi dalam bidang pariwisata, baik pada komponen maupun elemen-elemen. Peran komunikasi tidak hanya terdapat pada komponenpemasarannya saja, tetapi juga mencakup untuk mengkomunikasiaksesibilitas, destinasi dan sumber kepada wisatawan. Dalam hal ini,komunikasi membantu pemasaran pariwisata berperan baik di me-dia komunikasi maupun konten komunikasi. Di media komunikasi,sebagai saluran pemasaran, destinasi, aksesibilitas maupun saluranmedia SDM dan kelembagaan pariwisata. Selain itu, komunikasi jugaberperan menyiapkan konten pesan yang harus disampaikan kepadamasyarakat atau wisatawan, tentang apa yang seharusnya mereka tahutentang media-media pemasaran, tentang destinasi, aksesibilitas danSDM serta kelembagaan pariwisata (Burhan Bungin, 2015).

Komunikasi Pemasaran PariwisataPemasaran destinasi pariwisata mengorientasikan pada permin-

taan, kepuasan, dan nilai-nilai wisatawan di dalam dan di luar negeriberdasarkan segmentasi dan target pasar tertentu. Pemasaran dariindustri pariwisata salah satunya dapat dilakukan melalui kegiatanpengembangan promosi dan komunikasi yang terdiri dari kegiatankehumasan, publikasi, penjualan secara personal, dan promosi pen-jualan (Heri Budianto, Prima Mulyasari, Nur Kholisoh, 2013). Komu-nikasi dalam kegiatan promosi penjualan membutuhkan media pro-mosi seperti flyer, banner, poster, folder, katalog, dan profil perusa-haan. Sedangkan pada personal selling, media-media itu juga dibu-tuhkan khususnya untuk membantu sales (tenaga penjualan) dalammenawarkan produk pada konsumen secara tatap muka (John E. Ken-nedy dan R. Dermawan Soemanagara, 2009).

157Praktik Public Relations di Era Disruptif

Pariwisata Halal Korea Selatan.....

Page 10: PR NOW - repository.uai.ac.id...nya. Seperti menurut informasi dari koran-sindo.com bahwa kontri-busi wisata halal diperkirakan mencapai 26,5% pada tahun 2030. Kutipan dari travel.kompas.com,

DestinasiPandangan destinasi adalah sebuah produk pariwisata yang men-

gambil pandangan modern tentang bagaimana menjual suatu destinasike pemasaran melalui konsep pemasaran modern, dengan memper-timbangkan strategi komunikasi pemasaran (Burhan Bungin, 2015).Banyak destinasi wisata pada suatu tempat atau wilayah dapat dikem-bangkan untuk menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.Di tempat-tempat tujuan pun harus terdapat fasilitas pelayanan yangcukup untuk wisatawan. Seperti akomodasi dan fasilitas transportasi,fasilitas pendukung seperti rekreasi, hiburan dan pertokoan eceran.Paling penting, suatu destinasi harus memiliki daya tarik atau atraksi,baik psikologis maupun nyata, untuk menarik wisatawan. Fungsi dayatarik itu sendiri sebagai pelengkap yang menurut Warpani untuk me-nambah daya tarik suatu destinasi wisata dan dapat menahan para wisa-tawan agar berada lebih lama di tempat tersebut atau bahkan melakukankunjugan ulang pada kesempatan lain. Di setiap destinasi terdapat kon-struksi dan klasifikasi destinasi. Hal tersebut dilihat dari kerangkapengembangan destinasi pariwisata paling tidak harus mencakup kom-ponen-komponen utama pariwisata sebagai berikut (Sunaryo, 2013) :

1. Obyek dan daya tarik yang mencakup: daya tarik yang ber-basis utama pada kekayaan alam, budaya, maupun buatan/artificial, seperti event atau sering disebut sebagai minatkhusus.

2. Aksesibilitas menyangkut kemudahan bagi wisatawan untukmencapai sebuah tempat wisata atau destinasi tertentu,tetapi juga waktu yang dibutuhkan, tanda penunjuk arahmenuju lokasi wisata dan perangkat terkait lainnya.

3. Amenitas yang mencakup fasilitas penunjang dan pendu-kung wisata yang meliputi: akomodasi, rumah makan, retail,toko cinderamata, fasilitas penukaran uang, biro perjalanan,pusat informasi wisata, dan fasilitas kenyamanan lainnya.

4. Fasilitas pendukung, ketersediaan fasilitas pendukung yangdigunakan oleh wisatawan.

5. Kelembagaan, terkait dengan keberadaan dan peran ma-sing-masing unsur dalam mendukung terlaksananya kegiatanpariwisata termasuk masyarakat setempat.

158 PR NOW

Sri Rezeki & Gusmia Arianti

Page 11: PR NOW - repository.uai.ac.id...nya. Seperti menurut informasi dari koran-sindo.com bahwa kontri-busi wisata halal diperkirakan mencapai 26,5% pada tahun 2030. Kutipan dari travel.kompas.com,

Pariwisata HalalPengertian dari pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisa-

ta dan didukung berbagai fasilitaas serta layanan yang disediakan olehmasyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah (HeriBudianto, Prima Mulyasari, Nur Kholisoh, 2013). Istilah dari katahalal memiliki arti yang merujuk pada semua yang diperintahkan da-lam ajaran agama Islam dan menjadi landasan bagi perilaku dan ke-giatan umat Islam. Secara khusus dalam Al Quran atau Hadis Nabi,kata halal digunakan untuk pengertian semua yang dapat dikonsumsidan untuk sebaliknya kata haram yang mengacu pada tindakan pelang-garan atas ajaran agama oleh umat Islam. Dengan demikian, seorangmuslim diwajibkan untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitasyang halal dan menghindari hal-hal yang diharamkan agama. Secarapenggabungan kata, pengertian dari pariwisata halal adalah pariwisatayang melayani liburan dengan menyesuaikan gaya liburan sesuai kebu-tuhan dan permintaan wisatawan Muslim. Dalam hal ini, kebutuhandan permintaan yang dapat dikonsumsi sesuai perintah ajaran agamaIslam seperti makanan dan minuman (Mujiyo Nurkholis, 2009)

METODOLOGIParadigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah para-

digma konstruktivis yang menyatakan untuk menjelaskan kehidupan,peristiwa sosial dan manusia bukan ilmu dalam kerangka positivistik,tetapi justru dalam arti ‘common sense’. (Poerwandari dan Hasan,2013). Peneliti menggunakan paradigma kontruktivis karena hendakmengetahui pengalaman dari wisatawan muslim Indonesia dalam me-rasakan dan merespon destinasi wisata halal di Korea Selatan. Pene-litian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang memusatkan per-hatian pada prinsip-prinsip umum yang mendasari perwujudan se-buah makna dari gejala-gejala sosial di dalam masyarakat (Bungin,2008). Pendekatan kualitatif sering disebut sebagai pendekatan holis-tik terhadap suatu gejala sosial. Karena sasaran kajian dari pendekatankualitatif adalah pola-pola yang berlaku sebagai prinsip-prinsipumum di dalam masyarakat. Penelitian kualitatif memposisikan pene-liti sebagai human instrument dengan teknik pengumpulan data secarain depth interview, maka peneliti harus berinteraksi dengan sumber

159Praktik Public Relations di Era Disruptif

Pariwisata Halal Korea Selatan.....

Page 12: PR NOW - repository.uai.ac.id...nya. Seperti menurut informasi dari koran-sindo.com bahwa kontri-busi wisata halal diperkirakan mencapai 26,5% pada tahun 2030. Kutipan dari travel.kompas.com,

data. Penelitian kualitatif tidak melakukan generalisasi tetapi lebihmenekankan kedalaman informasi sehingga sampai pada tingkatmakna (Sugiyono, 2011).

Dalam penelitian ini menggunakan fenomenologi. Penelitianfenomenologi merupakan model penelitian kualitatif yang melihatsecara dekat interpretasi individual/kelompok/organisasi tentangpengalaman-pengalamannya. Tujuan penelitian fenomenologi adalahmenjelaskan pengalaman-pengalaman apa yang dialami seseorangdalam kehidupan ini termasuk interaksinya dengan orang lain. Pene-litian fenomenologi dapat digolongkan dalam penelitian kualitatifmurni karena dalam pelaksanaannya berlandaskan pada usaha mem-pelajari dan melukiskan ciri-ciri intrinsik fenomena-fenomena sebagai-mana fenomena-fenomena itu sendiri. (Eko Sugiarto, 2015). Metodepengumpulan data primer dengan mewawancarai tujuh informandengan kriteria yaitu wisatawan muslim Indonesia yang berwisata keKorea Selatan antara tanggal 1 September sampai 31Oktober 2017sesuai jadwal program pendukung destinasi wisata halal.

PEMBAHASANPariwisata Halal

Saat ini, industri pariwisata telah berkembang dengan sebuahtren baru yaitu wisata halal. Perkembangan tersebut diiringi denganmeningkatnya populasi muslim dunia. Tren baru dalam industri pari-wisata ini disambut baik negara-negara mulai dari Timur Tengah,Malaysia, Singapura, Jepang, Korea hingga Thailand dan lain-lain.Korea Selatan, sebuah negara yang berpenduduk mayoritas non mus-lim, kini mulai menggali strategi agar tempat wisata menjadi ramahmuslim. Mereka pun menargetkan negara mayoritas muslim salahsatunya Indonesia yang memiliki populasi Muslim terbanyak di dunia.Pengertian dari pariwisata halal adalah pariwisata yang melayani libur-an dengan menyesuaikan gaya sesuai kebutuhan dan permintaan wisa-tawan muslim. Dalam hal ini, kebutuhan dan permintaan yang dapatdikonsumsi sesuai perintah ajaran agama Islam seperti makanan danminuman.

Pariwisata halal yang diadakan oleh berbagai negara termasukKorea Selatan, berfokus pada penyediaan makanan dan minuman

160 PR NOW

Sri Rezeki & Gusmia Arianti

Page 13: PR NOW - repository.uai.ac.id...nya. Seperti menurut informasi dari koran-sindo.com bahwa kontri-busi wisata halal diperkirakan mencapai 26,5% pada tahun 2030. Kutipan dari travel.kompas.com,

halal yang dapat dikonsumsi oleh wisatawan muslim. Namun tak ha-nya itu saja, negara Korea Selatan menyediakan tempat beribadahuntuk sholat seperti Masjid yang berada di daerah Itaewon. Wisata-wan muslim yang diwakili oleh ketujuh informan memiliki pemaham-an tersedia mengenai pariwisata halal. Mengunjungi tempat-tempatIslam atau tempat bersejarah Islam seperti Masjid besar di suatu nega-ra tersebut menjadi pemikiran wisatawan muslim mengenai pariwisatahalal. Seperti halnya hasil dari penelitian sebelumnya yang berjudul“Identifikasi Pengembangan Pariwisata Kota Blitar” yang menyatakanbahwa pariwisata yang mendukung destinasi wisata utama dapatberupa wisata sejarah dengan pemanfaatan sumberdaya tersedia. Se-dangkan pemikiran lainnya, saat mendengar kata halal sudah pastiberkaitan dengan makanan serta minuman halal. Pemahaman maknahalal dalam wisata dapat dimaknai dari segala aspek kegiatan mulaidari hotel yang tidak menerima tamu yang menginap jika bukan pa-sangan muhrimnya (tidak dapat menunjukkan surat nikah), saranatransportasi, sarana makanan dan minuman, sistem keuangan, hinggafasilitas seperti tempat sholat. Hal serupa juga terdapat pemikiranatau pemahaman dari wisatawan muslim bahwa wisata halal yang dia-dakan suatu negara berkaitan dengan makanan dan minuman halalyang kemudian didukung fasilitas adanya tempat beribadah untukmenunaikan ibadah sholat.

Diadakannya pariwisata halal di suatu negara yang Muslim men-jadi minoritas, tentunya akan membantu wisatawan muslim dapatmerasakan kenyamanan selama berwisata. Khususnya dalam menda-patkan makanan dan minuman halal serta tempat untuk beribadahsholat. Seperti diketahui, Korea Selatan merupakan sebuah negarayang bermayoritas non muslim dan makanan halal pun menjadi perso-alan utama bagi wisatawan muslim. Dengan diadakannya wisata halal,disambut baik oleh wisatawan muslim karena membantu menda-patkan makanan halal.

Negara Korea Selatan, sebuah negara yang mayoritas pendu-duknya ialah non muslim, kini sudah mulai ikut serta dalam mengem-bangkan pariwisata halal. Mereka mulai menggali strategi agar tempatwisata menjadi ramah Muslim. Strategi yang dilakukan, salah satunyadengan mengadakan sebuah program pendukung untuk destinasi

161Praktik Public Relations di Era Disruptif

Pariwisata Halal Korea Selatan.....

Page 14: PR NOW - repository.uai.ac.id...nya. Seperti menurut informasi dari koran-sindo.com bahwa kontri-busi wisata halal diperkirakan mencapai 26,5% pada tahun 2030. Kutipan dari travel.kompas.com,

wisata halal yaitu bertajuk “Halal Restaurant Week Korea 2017”.Program yang menjadi salah satu bentuk pendukung pariwisata halaldari pemerintah Korea Selatan dalam menarik minat kunjungan wisa-tawan muslim dunia khususnya dari Indonesia dengan pangsa pasarMuslim terbesar. Pariwisata halal Korea Selatan dengan memberikanfasilitas restoran yang bersertifikasi halal dan tempat ibadah sepertiMasjid atau Mushollah disambut baik oleh wisatawan muslim khu-susnya dari Indonesia. Dengan adanya pariwisata halal, wisatawanmuslim merasa nyaman, tenang dan aman dalam mendapatkan ma-kanan halal dan tempat ibadah yang menjadi kekhawatiran ketikaberwisata ke negara yang mayoritas non muslim. Korea Tourism Or-ganization mengadakan restoran halal yang bersertifikasi dari Ko-rean Moslem Federation (KMF) dengan kategori ‘halal certified’,‘self-certified’ dan restoran ‘Muslim friendly’. Selain itu, pariwisatahalal yang diadakan Korea Selatan tak hanya menyediakan restoranhalal namun juga dilengkapi dengan ruang sholat dan juga terdapatMasjid besar di daerah Itaewon yang menjadi terbesar di KoreaSelatan.

Informasi Destinasi Wisata HalalDestinasi wisata halal membutuhkan penyaluran informasi kepa-

da wisatawan muslim dan sebagai bentuk pendukung, pemerintahKorea Selatan yang dikoordinir KTO mengadakan program “HalalRestaurant Week Korea 2017”. Program tersebut tentunya membu-tuhkan media promosi agar wisatawan muslim dari mancanegaradapat mengetahui informasi mengenai hal tersebut. Menurut JohnE. Kennedy dan R. Dermawan Soemanagara, sebuah acara merupa-kan bagian dari komunikasi pemasaran yang dikembangkan oleh ba-gian promosi penjualan. Komunikasi dalam kegiatan promosi pen-jualan membutuhkan media promosi seperti flyer, banner, poster,folder, katalog, dan profil perusahaan.

Menggunakan cara dengan menyebarkan informasi programdestinasi wisata halal yaitu “Halal Restaurant Week Korea 2017” me-lalui agen perjalanan wisata dan maskapai penerbangan ternyata belumsepenuhnya tersampaikan kepada wisatawan muslim Indonesia. Ber-dasarkan pengalaman wisatawan muslim Indonesia yang berwisata

162 PR NOW

Sri Rezeki & Gusmia Arianti

Page 15: PR NOW - repository.uai.ac.id...nya. Seperti menurut informasi dari koran-sindo.com bahwa kontri-busi wisata halal diperkirakan mencapai 26,5% pada tahun 2030. Kutipan dari travel.kompas.com,

ke Korea Selatan pada bulan September atau Oktober, informasimengenai program destinasi wisata halal kurang tersebar, kurang diin-formasikan dan kurang dipromosikan kepada wisatawan muslim. Pe-nyebaran informasi di Indonesia pun wisatawan muslim merasa ku-rang digencarkan dalam media sosial bahkan dari agen perjalananwisata sekalipun. Hanya dua dari tujuh informan yang mengetahuiinformasi program destinasi wisata halal tersebut sebelum berangkatwisata ke Korea Selatan. Dua informan tersebut mempunyai per-samaan sumber informasi yaitu dari internet. Informan 1 mendapat-kan informasi dari media sosial Facebook resmi KTO berupa videomengenai acara, sedangkan informan 5 mengetahuinya dari internetdan teman Korea muslimnya. Kurang seringnya menginformasikanmelalui media sosial menjadi ketidaktahuan wisatawan muslim akanadanya program tersebut. Bahkan dari beberapa informan yangmenggunakan jasa agen perjalanan wisata tidak mendapatkan infor-masi tersebut.

Saat berada di Korea Selatan pun kurang adanya informasi daripemerintah terkait program destinasi wisata halal tersebut. Pembagianbrosur tentang informasi program saat di bandara Incheon, KoreaSelatan, tidak didapat oleh seluruh wisatawan muslim dari man-canegara saat tiba pertama kali. Ini menjadi ketidaksamaan antarainformasi yang diumumkan melalui website resmi KTO dengan ke-nyataan saat program berlangsung. Informasi dalam website menje-laskan akan mendistribusikan booklet pada para wisatawan muslimselama program berlangsung di tempat-tempat yang sering dikun-jungi, termasuk di Bandara Internasional Incheon, Itaewon, dan lain-nya. Namun, pada nyatanya dari tujuh informan, hanya satu informansaja yang mendapatkan informasi berupa booklet di Bandara Inter-nasional Incheon. Untuk selebihnya, ketujuh informan tidak menda-patkan informasi tersebut selama di Korea Selatan. Hal ini pun yangmembuat wisatawan muslim yang berwisata pribadi atau tanpamenggunakan agen perjalanan wisata menjadi membutuhkan usahayang ekstra dalam menemukan restoran yang terdapat logo halal atauaman untuk memakan makanan halal.

Kurangnya informasi yang didapat wisatawan muslim terhadapdestinasi wisata halal di Korea Selatan khususnya program pendu-

163Praktik Public Relations di Era Disruptif

Pariwisata Halal Korea Selatan.....

Page 16: PR NOW - repository.uai.ac.id...nya. Seperti menurut informasi dari koran-sindo.com bahwa kontri-busi wisata halal diperkirakan mencapai 26,5% pada tahun 2030. Kutipan dari travel.kompas.com,

kung “Halal Restaurant Week Korea 2017” dirasakan karena kurang-nya dipromosikan melalui media sosial dan secara langsung sertaaktif kepada wisatawan muslim. Seperti hasil pada penelitian sebe-lumnya mengenai strategi penyebaran informasi untuk menarikpengunjung. Penelitian berjudul “Strategi Marketing Public RelationsKementrian Pariwisata Republik Indonesia Dalam Membangun Po-sitioning Destinasi Pariwisata Halal” menghasilkan bahwa kekuatanstrategi pemasaran dengan cara mengadakan aktivitas public rela-tions, melalui beberapa strategi utama seperti kegiatan Branding,Advertising, dan Selling yang menyesuaikan pada pendekatan Desti-nation, Origin, dan Time, juga penggunaan strategi media pada Paidmedia, Owned media, Social Media dan Endorser dan melakukanpublikasi pada lima platform media, media cetak, media elektronik,media online, media ruang, dan media sosial. Dari hasil tersebut,dapat dilihat bahwa penyebaran dengan aktivitas public relations danpublikasi di media dapat menjadi strategi pemasaran. Penelitianselanjutnya berjudul “Pengaruh Penggunaan Website PariwisataTerhadap Minat Kunjungan Wisatawan Domestik: Studi Pada Peng-akses www.Indonesia.Travel Di Kawasan Museum Fatahillah” ter-dapat hasil bahwa penggunaan website pariwisata www.indo-nesia.travel oleh wisatawan domestik memiliki pengaruh terhadapminat kunjungan wisatawan ke Museum Fatahillah sebesar >60%.Hasil tersebut dapat dijadikan cara mempromosikan destinasi wisatahalal kepada wisatawan muslim melalui website resmi penyelenggara.

Penelitian sebelumnya berjudul “Aktivitas Kegiatan PemasaranPT. Palawi Dalam Memasarkan Wana Wisata Alam Baturraden DiJawa Tengah” terdapat hasil bahwa pemasaran menggunakan bauranpemasaran 4P yaitu Product, Place, Price, Promotion mempunyaiunsur yang sangat penting bagi peningkatan pemasaran. Dengandemikian, penginformasian destinasi wisata halal di Korea Selatandapat mempergunakan strategi bauran pemasaran 4P agar wisatawanmuslim semakin mudah berwisata. Kemudian, pada penelitiansebelumnya yang berjudul “Kajian Potensi Dan Strategi Pengem-bangan Wisata Pantai Syari’ah (Studi Di Pulau Santen KabupatenBanyuwangi)” menghasilkan Pengembangan wisata pantai syari’ahdilakukan dengan berbagai strategi, salah satunya dengan promosi

164 PR NOW

Sri Rezeki & Gusmia Arianti

Page 17: PR NOW - repository.uai.ac.id...nya. Seperti menurut informasi dari koran-sindo.com bahwa kontri-busi wisata halal diperkirakan mencapai 26,5% pada tahun 2030. Kutipan dari travel.kompas.com,

melalui media cetak, media komunikasi, media periklanan dan strategilainnya. Dari keseluruhan hasil penelitian sebelumnya menyatakanpemberian informasi untuk menarik pengunjung dengan menggu-nakan strategi penyebaran informasi melalui media berupa cetak danonline.

Penyebaran informasi yang tidak cukup jelas mengenai destinasiwisata halal yang berupa program pendukung “Halal RestaurantWeek Korea 2017”, komunikasi pemasaran yang telah dijalankanKTO mencapai perubahan ditujukan kepada wisatawan baru sampaipada tahap pertama yaitu perubahan pengetahuan. Perubahan inikonsumen mengetahui keberadaan sebuah produk, untuk apa produkitu diciptakan, dan ditujukan pada siapa. Dalam hal ini wisatawanmuslim Indonesia, telah mengetahui produk wisata halal berupakuliner dan masjid, untuk disantap dengan menu makanan halal sertaditujukan kepada seluruh wisatawan muslim.

Daya Tarik Destinasi Wisata HalalSebuah destinasi wisata harus mempunyai komponen utama pari-

wisata yang salah satunya adalah daya tarik atau keunikan agar mem-buat wisatawan tertarik untuk berwisata. Dalam menarik wisatawanmuslim, Negara Korea Selatan memiliki daya tarik dengan adanyadestinasi wisata halal berupa wisata kuliner dan religi. Sebuah pro-gram pun dibentuk untuk mendukung daya tarik destinasi wisata halaldengan “Halal Restaurant Week Korea 2017”. Program tersebutmemiliki keunikan atau daya tarik tersendiri yaitu belum ada di negaralainnya khususnya negara dengan mayoritas non muslim. Wisatawanmuslim menyambut baik adanya program tersebut yang sangat mem-bantu dalam mendapatkan makanan halal di negara yang mayoritasnon muslim. Para informan pun menjelaskan dengan pemerintahKorea Selatan mengadakan program tersebut, mereka sudah inginberusaha untuk merangkul wisatawan dari negara-negara Islam sepertimembuat rasa aman dalam makanan dan menarik wisatawan muslim.

Daya tarik dari program destinasi wisata halal tersebut juga ter-dapat pada tulisan Arab yang membedakan dengan restoran padaumumnya di Korea Selatan dan di Jepang atau China, informan belummengetahui adanya makanan halal di sana. Selain itu, adanya keunikan

165Praktik Public Relations di Era Disruptif

Pariwisata Halal Korea Selatan.....

Page 18: PR NOW - repository.uai.ac.id...nya. Seperti menurut informasi dari koran-sindo.com bahwa kontri-busi wisata halal diperkirakan mencapai 26,5% pada tahun 2030. Kutipan dari travel.kompas.com,

menurut salah satu informan terletak pada restoran seafood yang didepan restoran terdapat tulisan Assalamu’alaikum lalu gambar seo-rang wanita berhijab dan pihak restoran juga dapat berbahasa Indo-nesia. Dengan adanya dekorasi dan nuansa Islam, keunikan dari acarasemakin membedakan dengan restoran lainnya yang tidak berser-tifikasi halal. Di samping itu, keunikan terdapat juga pada variasimenu makanan yang disediakan seperti salah satu restoran halal yangdijelaskan oleh informan AFA, tersedia menu makanan ayam yangdibalut dengan keju dan menurut informan menu tersebut belumada di negara lain seperti Indonesia.

Daya tarik wisata halal yang diberikan oleh Korea Selatan kepadawisatawan muslim dengan keunikan yang diciptakan memunculkankemudahan ingatan pada destinasi wisata halal tersendiri. Berdasar-kan informasi dari ketujuh informan, hal yang masih teringat yangmenjadi khas restoran halal di Korea Selatan adalah terdapat tulisanhalal di depan restoran. Dengan adanya tulisan tersebut, wisatawanmuslim sudah berpikir makanan dan minuman yang tersedia amanuntuk dikonsumsi. Kemudian, ketika wisatawan atau pengunjung me-masuki restoran di beberapa tempat terdapat dekorasi berkonsepIslami seperti pajangan dengan tulisan Arab, terdapat logo halal dalambuku menu dan pegawainya memakai hijab.

Dengan demikian, dapat dirasakan nuansa halal dari restoranyang dikunjungi wisatawan muslim memiliki wujud yang ditampilkanoleh pihak restoran melalui dekorasi dan wujud lainnya dalam res-toran halal seperti di restoran yang pernah dikunjungi salah satu infor-man diputarkan alunan lagu-lagu arab sehingga menambah nuansaIslami dari restoran tersebut. Dari semua hal tersebut, memudahkanwisatawan muslim untuk mengingat restoran yang dapat dikunjungi.

Amenitas dan AksesibilitasKeunikan atau daya tarik wisata diikuti dengan fasilitas penunjang

dan pendukung wisata serta adanya aksesibilitas yang diberikan olehpihak penyelenggara wisata. Destinasi wisata halal di Korea Selatanturut didukung dengan fasilitas penunjang serta aksesibilitas untukmemberikan kenyamanan kepada wisatawan muslim yaitu denganmenyediakan 107 restoran yang berpartisipasi diklasifikasikan men-

166 PR NOW

Sri Rezeki & Gusmia Arianti

Page 19: PR NOW - repository.uai.ac.id...nya. Seperti menurut informasi dari koran-sindo.com bahwa kontri-busi wisata halal diperkirakan mencapai 26,5% pada tahun 2030. Kutipan dari travel.kompas.com,

jadi 4 kategori: Halal Certified, Self-Certified, Muslim-Friendly, andPork-Free; seperti yang tercantum dalam buku panduan program“Halal Restaurant Week Korea 2017”. ‘Halal Certified’ adalah res-toran yang diakreditasi oleh lembaga sertifikasi halal seperti KoreaMuslim Federation (KMF), sedangkan ‘Self -Certified’ mengacu padarestoran yang disertifikasi sebagai Restoran Halal oleh pemilik resto-ran muslim itu sendiri.

Dari fasilitas-fasilitas tersebut, keseluruhan informan menjelas-kan restoran-restoran halal yang disediakan antara lain restoran dariTurki, Arab, India, Korea, Indonesia, Malaysia dan Morocco. Menumakanan yang ditawarkan dari restoran halal bervariasi seperti dagingsapi, ayam dan ikan. Selain itu, terdapat fasilitas tempat beribadahyang dekat dengan restoran halal dan walaupun tidak berdekatan,tersedia tempat beribadah atau biasa disebut prayer room di dalamrestoran. Informan 1 menjelaskan terdapat tempat wudhu tersendiridi restoran yang pernah ia kunjungi dan informan 2 menjelaskan untukberwudhu dapat menggunakan fasilitas toilet.

Namun, sayangnya dengan jumlah 107 restoran restoran tersebut,wisatawan muslim masih merasa sedikit kesulitan dalam mengaksesrestoran halal karena kurangnya penyebaran restoran halal di semuadaerah yang ada di Korea Selatan. Restoran-restoran halal masih dibeberapa daerah saja dan belum merata. Dari beberapa informanmenyatakan seperti daerah Gangnam, Myeongdong, Dongdaemundan Hongdae jarang sekali untuk menemukan restoran halal. Hallain dalam menemukan makanan halal, menurut informan 4 jikawisatawan berwisata secara pribadi mengakses menuju restoran halalakan terbilang sulit dibandingkan dengan menggunakan agenperjalanan wisata yang akan langsung diarahkan ke restoran halal.

Suasana dan Pelayanan Fasilitas PendukungFasilitas pendukung dalam pariwisata menjadi salah satu kompo-

nen utama yang ditujukan untuk memberikan kenyamanan dan kepu-asan kepada wisatawan. Sebagai pendukung destinasi wisata halal,Korea Selatan memberikan fasilitas pendukung dengan sebuah pro-gram “Halal Restaurant Week Korea 2017”. Program berupa pem-bagian buku kupon daftar nama dan alamat restoran halal di Korea

167Praktik Public Relations di Era Disruptif

Pariwisata Halal Korea Selatan.....

Page 20: PR NOW - repository.uai.ac.id...nya. Seperti menurut informasi dari koran-sindo.com bahwa kontri-busi wisata halal diperkirakan mencapai 26,5% pada tahun 2030. Kutipan dari travel.kompas.com,

Selatan sebagai fasilitas yang diberikan kepada wisatawan muslimditujukan untuk mempermudah mendapatkan makanan halal. Sua-sana yang dirasakan wisatawan muslim khususnya dari Indonesia,secara keseluruhan di Korea Selatan tidak terasa adanya programpendukung destinasi wisata halal. Wisatawan merasa demikian karenaselama di Korea Selatan tidak ada informasi yang tersebar mengenaiprogram tersebut.

Begitu juga dengan suasana dalam restoran halal yang tidakterlalu ramai pengunjung dan terasa sepi. Namun, terkadang restoranramai oleh pengunjung tetapi tidak terlalu berisik. Pengunjung yangdatang ke restoran halal pun lebih banyak warga asing dibandingkanwarga asli Korea Selatan. Restoran halal dengan tidak menjual alkoholdan daging babi membuat pengunjung merasa nyaman karena tidakmencium bau tersebut. Akan tetapi, beberapa wisatawan muslimIndonesia menanggapi dengan waktu terselenggaranya programpendukung destinasi wisata halal pada bulan September sampaiOktober, dipikir tidak terlalu tepat suasana pada saat bulan tersebutkarena bukan muslim libur di negara Indonesia. Suasana yang dipikirtepat untuk wisatawan muslim dari Indonesia sekitar bulan Juli setelahLebaran Idul Fitri, bulan Desember atau Januari sesuai dengan waktuliburnya di Indonesia. Berbeda halnya dengan beberapa wisatawanmuslim lainnya yang menyatakan waktu terselenggara tepat dilaksana-kan bulan September sampai Oktober karena waktu tersebut suasanadi Korea Selatan sedang musim gugur dengan suhu sejuk sehinggatepat untuk wisatawan muslim Indonesia berkunjung.

Adanya suasana destinasi wisata halal khususnya pada programpendukung yaitu “Halal Restaurant Week Korea 2017” dapatdisimpulkan tidak berjalan dengan sukses karena wisatawan muslimkhususnya dari Indonesia tidak merasakan suasana programpendukung destinasi wisata halal, tidak ada kemeriahan program yangmemberikan informasi secara jelas.

Di samping itu, pelayanan yang diberikan oleh pihak restoranmenurut respon wisatawan muslim Indonesia melayani denganramah, baik dan tidak membedakan pelayanan dengan wisatawannon muslim. Beberapa restoran halal di Korea Selatan menerapkansistem pelayanan yang disebut self service. Dengan sistem tersebut,

168 PR NOW

Sri Rezeki & Gusmia Arianti

Page 21: PR NOW - repository.uai.ac.id...nya. Seperti menurut informasi dari koran-sindo.com bahwa kontri-busi wisata halal diperkirakan mencapai 26,5% pada tahun 2030. Kutipan dari travel.kompas.com,

beberapa wisatawan muslim Indonesia merasa lebih nyaman dikare-nakan tidak perlu mempermasalahkan komunikasi antara pihak res-toran dengan pengunjung khususnya kendala perbedaan bahasa.

KelembagaanMelibatkan lembaga atau masyarakat setempat untuk destinasi

wisata menjadi komponen utama dalam mendukung terlaksananyakegiatan pariwisata. Destinasi wisata halal di Korea Selatan turutmelibatkan lembaga dan masyarakat setempat seperti restoran-res-toran halal untuk menyambut wisatawan muslim mancanegara dalammemenuhi kebutuhan seperti makanan halal. Korea Tourism Orga-nization (KTO) sebagai lembaga pariwisata Korea Selatan turut ber-peran dengan mengadakan program “Halal Restaurant Week Korea2017” untuk mendukung destinasi wisata halal. Namun sayangnya,keterlibatan KTO tidak dirasakan oleh wisatawan muslim Indone-sia. Penyebaran buku kupon di Bandara International Incheon yangberisi daftar restoran halal, kupon potongan harga tidak tersebarsecara merata kepada wisatawan muslim khususnya dari Indonesia.Keterlibatan dengan pihak restoran terjadi saat menanyakan keter-sediaan menu makanan sudah halal atau tidak, kemudian pihakrestoran menjelaskan makanan halal yang tersedia dan melayanipengunjung saat baru datang untuk dijamu.

Sedangkan antarsesama Muslim tidak begitu berinteraksi. Bebe-rapa pengalaman dari wisatawan muslim tidak pernah terlibat inter-aksi karena terkadang keadaan restoran yang sedang sepi. Pada wisa-tawan muslim lainnya yang sempat bertemu dengan yang lainnya men-jalin interkasi saling sapa hingga saling bercerita tentang wisata diKorea Selatan. Selain itu, terdapat di salah satu restoran halal yangmenyediakan billiard sehingga pengunjung dapat bermain bersamadan hal tersebut membantu untuk lebih menghidupkan dalam ber-wisata halal. Kemudian, pemerintah dan warga negara Korea Selatanmenurut wisatawan muslim Indonesia sudah terasa menyambutwisatawan muslim dengan telah menyediakan fasilitas tempat ibadahdan restoran halal serta sikap yang ramah terhadap wisatawan muslim.Penyediaan fasilitas tersebut untuk wisatawan muslim, sudah menjadibukti penyambutan dari pemerintah Korea Selatan untuk membe-

169Praktik Public Relations di Era Disruptif

Pariwisata Halal Korea Selatan.....

Page 22: PR NOW - repository.uai.ac.id...nya. Seperti menurut informasi dari koran-sindo.com bahwa kontri-busi wisata halal diperkirakan mencapai 26,5% pada tahun 2030. Kutipan dari travel.kompas.com,

rikan kenyamanan selama berwisata di sana. Sedangkan dari wargaasli Korea Selatan sudah bersikap ramah kepada wisatawan muslimdan sudah terbiasa dengan melihat perempuan berhijab.

PENUTUPBerdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap destinasi

wisata halal di Korea Selatan dengan respon dari wisatawan muslimIndonesia, maka penulis dapat menarik kesimpulan adanya destinasiwisata halal di Korea Selatan disambut secara positif oleh wisatawanmuslim Indonesia karena memudahkan wisatawan muslim untuk men-dapatkan makanan halal. Korea Selatan sebagai negara berpendudukmayoritas non muslim membuat wisatawan muslim Indonesia merasakhawatir mengenai makanan halal dan tempat beribadah pada saatberwisata. Sudah adanya destinasi wisata halal berupa wisata kulinerhalal dan religi, wisatawan muslim Indonesia merasa nyaman, tenangdan aman selama berwisata. Suasana dan pelayanan selama berwisatakuliner halal dan religi dirasakan baik dalam menyambut dan melayaniwisatawan muslim. Daya tarik wisata halal di Korea Selatan ditambahdengan diadakannya program pendukung untuk destinasi wisatakuliner halal yaitu “Halal Restaurant Week Korea 2017”. Namunsayangnya, informasi yang didapatkan wisatawan muslim masih ter-bilang kurang dipublikasikan dan sulitnya akses menuju restoran halaldan tempat beribadah karena penyebaran lokasi yang tidak merata.

DAFTAR PUSTAKABungin, Burhan. 2008. Sosiologi Komunikasi (Teori, Paradigma, dan Dis-

course Teknologi Komunikasi di Masyarakat). Jakarta: KencanaPrenada Media Group.

Bungin, Burhan. 2015. Komunikasi Pariwisata Pemasaran dan BrandDestinasi. Jakarta: Prenadamedia Group.

Budianto, Heri, Prima Mulyasari, Nur Kholisoh. 2013. MarketingCommunication Pariwisata Dan Korporasi Di Indonesia. Jakarta: PusatStudi Komunikasi dan Bisnis Program Pasca Sarjana Universi-tas Mercu Buana Jakarta

Kennedy, John E. dan R. Dermawan Soemanagara. 2009. MarketingCommunication: Taktik & Strategi. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer

170 PR NOW

Sri Rezeki & Gusmia Arianti

Page 23: PR NOW - repository.uai.ac.id...nya. Seperti menurut informasi dari koran-sindo.com bahwa kontri-busi wisata halal diperkirakan mencapai 26,5% pada tahun 2030. Kutipan dari travel.kompas.com,

Nurkholis, Mujiyo. 2009. Kenapa Halal, Kenapa Haram For Kids.Bandung:DAR! Mizan.

Poerwandari, Kristi dan Fuad Hasan. 2013. Pendekatan KualitatifUntuk Penelitian Perilaku Manusia. Depok: LPSP3 UI

Sugiarto, Eko. 2015. Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif: Skripsi danTesis. Yogyakarta: Suaka Media

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung: CV ALFABETA.

Sunaryo, Bambang. 2013. Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata :Konsep dan aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta: Gava Media.

InternetRevi Agustin Aisyianita. 2016. Fakta-Fakta Tentang Wisata Halal.

http://www.hipwee.com/list/fakta-fakta-tentang-wisata-halal/. Diakses pada hari Senin, tanggal 10 Juli 2017, pukul 15.11 WIB

Ananda Naraya. 2017. Wisata Halal Untuk Semua. http://koran-sindo.com/page/news/2017-12-18/3/35/Wisata_Halal_untuk_Semua . Diakses pada hari Senin, tanggal 9 April 2018,pukul 21.58 WIB

Wahyu Adityo Prodjo. 2017. Negara-Negara Non-OKI Kian Gencar TarikWisatawan Muslim. http://travel.kompas.com/read/2017/05/03/190700727/negara-negara.non-oki.kian.gencar.tarik.wisatawan.muslim. Diakses pada hari Senin, tanggal 10 Juli 2017,pukul 15.51 WIB

Gilang Kencana dan Candra Respaty. 2017. Wisatawan MuslimMeningkat, Jepang Perbanyak Restoran Halal. https://she.id/article/178/wisatawan-muslim-meningkat-jepang-perbanyak-restoran-halal.html. Diakses pada hari Rabu, tanggal 15 November 2017,pukul 21.49 WIB

Korea National Tourism Organization. 2017. Kosis.kr/eng/statisticsList/statisticsList01List.jsp?vwcd=MT_ETITLE&parmTabld=M_01_01#SubCont. Diakses pada hari Selasa,tanggal 17 April 2018, pukul 15.31 WIB

Media CetakKoran Sindo. Rabu, 13 September 2017. KTO Menyelenggarakan ‘Halal

Restaurant Week Korea’ bagi Wisatawan Muslim. Jakarta: PT MediaNusantara Citra Tbk.

171Praktik Public Relations di Era Disruptif

Pariwisata Halal Korea Selatan.....

Page 24: PR NOW - repository.uai.ac.id...nya. Seperti menurut informasi dari koran-sindo.com bahwa kontri-busi wisata halal diperkirakan mencapai 26,5% pada tahun 2030. Kutipan dari travel.kompas.com,
Page 25: PR NOW - repository.uai.ac.id...nya. Seperti menurut informasi dari koran-sindo.com bahwa kontri-busi wisata halal diperkirakan mencapai 26,5% pada tahun 2030. Kutipan dari travel.kompas.com,