ppt problem solving endokrin
DESCRIPTION
ppt problem solving endocrinTRANSCRIPT
Irfan Marsuq Wahyu (135070201111002)Dwi Kurnia Sari (135070201111003)
Puput Lifvaria Panta (135070201111004)Adelita Dwi Aprilia (135070201111005)
Wahyuni (135070201111006)Ratna Juwita (135070201111007)Zahirotul Ilmi (135070201111008)Ni Putu Ika P. (135070201111009)Ni Luh Saptya W. (135070201111010)Kadek Esidiana U. (135070201111011)
Luluk Wulandari (135070201111012)Zaifullah (135070218113013)
Kelompok 5 Reguler
PROBLEM SOLVING
PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
Nama : Ny. RS
Usia : 51 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Sumber Informasi : Klien
PENGKAJIAN
2. STATUS KESEHATAN SAAT INI
Keluhan utama : Pasien mengeluh diare cair, warna kuning, tidak hitam, berisi ampas sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit, kepala pusing, ada luka di kaki kiri disertai bau.
Lama keluhan : sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit
Kualitas keluhan : tidak terkaji
Faktor pencetus : Riwayat DM sejak 5 tahun yang lalu
Faktor pemberat : Jarang kontrol ke rumah sakit
3. Diagnosa Medis : DM tipe 2 tidak terkontrol dan KAD
PENGKAJIAN
4. Riwayat kesehatan saat ini
Ny. RS, usia 51 tahun, BB 50 kg, TB 155 cm, dengan keluhan diare cair, warna kuning, tidak hitam, berisi ampas sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit, kepala pusing, ada luka di kaki kiri disertai bau. Sehari Kurang lebih BAB 4-5 kali. Saat ini perutnya masih nyeri sekali, bersifat lokal, tidak menyebar, diperut sebelah kanan pusar. Nyeri seperti diremas- remas. Kadang-kadang disertai mual-mual, tetapi tidak muntah.
5. Riwayat kesehatan terdahulu
Klien mengatakan memiliki riwayat DM sejak 5 tahun yang lalu tetapi jarang kontrol ke rumah sakit.
PENGKAJIAN
6. Riwayat kesehatan keluarga : Riwayat keluarga DM (+)
7. Hasil Pemeriksaan Fisik
Mukosa bibir kering (+), kulit kering, lidah kering, skala nyeri 8-10, ADL perlu bantuan, BU 12x/m, JVP 5-2, penglihatan mulai menurun, ronki (-) pada semua lapang paru, wheezing (-) pada semua lapang paru, BJ 1&2 tunggal, CR<2 det, turgor kulit<3 det, edema (-).
TTV : TD 130/80, N: 100x/m, RR 22x/m, T: 37o C
PENGKAJIAN
Arteri Dorsalis
Pedis (DP)
Kanan Kiri
Palpasi Nadi: 70x/m, pulsasi lemah Nadi : 72x/m, pulsasi lemah
TD Sistolik 142 145
Arteri Tibialis
Posterior (TP
Palpasi Nadi: 82x/m, pulsasi lemah Nadi : 80x/m, pulsasi lemah
TD sistolik 144 135
TD Sistolik Arteri Brachialis (AB) 146 144
PENGKAJIAN
8. Hasil Pemeriksaan Diagnostik
Lab Analisa Gas Darah: pH = 7.35, PCO2 = 169,5, BP = 754, HCO3 = 5.8, Sat O2 = 99.1, BE= -16.1 (Asidosis Metabolik Terkompensasi)
Elektrolit : Na: 134, K: 5.18, Cl: 80, Keton: 2.9
Hematologi : Hb/Ht/Leukosit/Trombosit = 10.5/ 28/ 31.800/ 384.000
GDS Jam 06.00 : 182 mg/dl (21/11/2012)
9. Terapi
Terapi yang sudah dilakukan : Pasien masuk UGD tanggal 20/11/2012 jam 18.30 dengan GDS 420 mg/dL. Selanjutnya dilakukan loading sebanyak 2500 cc NaCl 0.9% sampai dengan jam 01.30 (5 botol). Pukul 01.30 disuntikkan insulin sejumlah 10 UI, lalu jam 02.30 cek GDS diperoleh 324 mg/dL. Pukul 01.30 dipasang infus NaCl 500 cc + 50 UI dengan 10 tetes/m. Terapi yang telah diterima Ny.RS adalah pukul 24.00: new diatab 1 tbl; pukul 01.00; ranitidin 1 amp dan metronidasole 1 kolf.
PENGKAJIAN
Terapi medik : Oksigen jika perlu; Diit DM; Infus 3 way: NaCl 0.9% 500cc/8jam; Drip insulin 50 UI dalam NaCl (sesuai protokol); New diatab 3x2 tab; Antibiotik : ceftriaksone 2x2 gr, metronidasole 2x500 mg IV; Ondansetron; Ranitidin 2x1 amp; GDS per 6 jam
10. Pola Nutrisi Metabolik
Keluhan diare cair, warna kuning, tidak hitam, berisi ampas sejak 1 hari sebelum MRS. Sehari kurang lebih BAB 4-5 kali
ANALISA DATA Kekurangan Volume Cairan
ANALISA DATA Kekurangan Volume Cairan
ANALISA DATA Kerusakan Integritas Jaringan
ANALISA DATA Kerusakan Integritas Jaringan
ANALISA DATA Nyeri Akut
ANALISA DATA Nyeri Akut
ANALISA DATA Resiko Ketidakseimbangan kadar glikosa darah
ANALISA DATA Defisiensi Pengetahuan
ANALISA DATA Resiko Jatuh
ANALISA DATA Resiko Infeksi
ANALISA DATA Resiko Infeksi
PRIORITAS DIAGNOSA
1.Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif yang ditandai dengan mukosa bibir kring, kulit kering, lidah kering, pada pemeriksaan EKG di dapatkan sinus takikardi turgor kulit < 3 det,
2.Nyeri akut berhubungan dengan agen biologis ditandai dengan laporan verbal pasien.
3.Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan pemantauan glukosa darah tidak tepat ditandai dengan klien jarang kontrol teratur ke rumah sakit
4.Kerusakan integritas jaringan berhungan dengan gangguan sirkulasi (hiperglikemia) ditandai dengan kerusakan jaringan pada tumit kaki.
5.Resiko Infeksi berhubungan dengan penyakit kronis (diabetes mellitus) ditandai dengan adanya luka di kaki kiri disertai bau.
6.Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan informasi ditandai dengan klien jarang kontrol ke rumah sakit.
7.Resiko jatuh berhubungan dengan fisiologis yang ditandai dengan klien mengeluh diare sehari sebelum MRS, ada luka di kaki kiri dan pengelihatan yang mulai menurun
INTERVENSI
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif yang ditandai dengan mukosa bibir kring, kulit kering, lidah kering, pada pemeriksaan EKG di dapatkan sinus takikardi turgor kulit < 3 det,
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam cairan klien dapat mencapai batas normal
Kriteria : Sesuai indikator NOC dibawah
NOC : Fluid Balance
No Indikator 1 2 3 4 5
1 Moist mucous membrane v
2 Serum electrolytes v
3 Skin Turgor v
4 Serum electrolytes V
5 Dizziness V
Keterangan
1=Severe
2=substantially
3=Moderately
4=Mild
5=No
NOC : Bowel Elimination
No Indikator 1 2 3 4 5
1 Elimination pattern V
2 Control af bowel movement v
3 Stool Color v
4 Diarrhea V
Keterangan
1=Severe
2=substantially
3=Moderately
4=Mild
5=No
INTERVENSI
NIC : Fluid Management
Monitor status hidrasi (membran mokusa, turgor kulit)
Berikan IV terapi jika diperlukan
Berika cairan jika diperlukan
Monitor respon klien saat dilakukan terapi elektrolit
NIC : Fluid/Electrolyte Management
Monitot perubahan cardiac status yang menandakan kekurangan cairan
Berikan cairan atau makanan melalui mulut
Berikan nasogastic tube dengan normal salin
Minimalkan pemberian makanan atau minuman yang mengandung efek diuretic atau laxative (kopi, teh)
Monitor hasil laboratorium yang relevan dengan keseimbangan cairan (hematoctrit, BUN, albumin)
Monitor kehilangan cairan (muntah, diare)
Nyeri Akut
Nyeri akut berhubungan dengan agen biologis ditandai dengan laporan verbal pasien
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam klien melaporkan nyeri berkurang
Kriteria Hasil : Pada evaluasi hasil didapatkan skor 4 pada indikator NOC.
NOC : Pain Level
No INDIKATOR 1 2 3 4 5
1. Melaporkan nyeri
2. Lama episode nyeri
3. RR
4. TD
5. Mual
Keterangan
1=Severe
2=substantially
3=Moderately
4=Mild
5=No
No INDIKATOR 1 2 3 4 5
1. Mengenali onset nyeri
2. Menggunakan non
analgesic
3. Menggunakan
analgesic yang
disarankan
4. Melaporkan nyeri
dapat dikontrol
NOC: Pain Control
1. Tidak pernah
2. Jarang
3. Kadang-kadang
4. Sering
5. Terus-menerus
INTERVENSI
NIC : Pain Management
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitasm dan faktor presipitas
Observasi nonverbal dari ketidaknyamanan
Ajarkan tentang teknik non farmakologi
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
Tingkatkan istirahat
NIC: Vital Sign Monitoring
Monitor TD dan RR secara berkala
Monitor TD setelah pemberian obat
Monitor RR dan ritme (kedalaman dan kesimetrisan)
Identifikasi penyebab perubahan TTV
RESIKO KETIDAKSTABILAN KADAR GLUKOSA DARAH
Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan pemantauan glukosa darah tidak tepat ditandai dengan klien jarang kontrol teratur ke rumah sakit.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam klien mampu menjaga kadar glukosa darahnya tetap stabil dengan melakukan managemen diabetes
Kriteria Hasil : Pada evaluasi hasil didapatkan skor 4 pada indikator NOC.
NOC : Hyperglycemia Severity
NO INDIKATOR 1 2 3 4 5
1.
2.
3.
4.
5.
Pusing
Pandangan kabur
Mulut kering
Nafas berbau
Peningkatan glukosa darah
√
√
√
√
Keterangan Penilaian :
1. Sangat berat
2. Cukup berat
3. Sedang
4. Cukup ringan
5. Tidak ada
INTERVENSI
NIC : Hyperglicemia Management
Monitor level kadar glukosa
Memonitor tanda dan gejala hiperglicemia, polyuria, polidipsi, polifagi, kelemahan, letargi malaise, penglihatan visual kabur
Memonitor keton pada urin
Meresepkan memberikan insulin
Memonitor status cairan (termasuk input dan output)
Identifikasi kemungkinan hiperglikemia
Batasi latihan ketika kadar glukosa darah >250 mg/dl, terutama jika terdapat keton urin
Mendorong pasien untuk memonitoring mandiri level glukosa darah
Mengistruksikan pasien tentang managemen diabetes termasuk cara menggunakan insulin atau OHO, memonitor cairan, pengganti karbohidrat dan kapan mencari tenaga kesehatan untuk hal penyakitnya.