ppt fitokimia ii

15
Pengaruh Metode Ekstraksi Terhadap Aktivitas Penangkal Radikal Bebas Ekstrak Metanol Kulit Biji Pinang Yaki (Areca vestiaria Giseke). Oleh : 1. Helen Monica Citria I10211310 2. Nurul Hadisa I10211310 3. Zainab I10211310 4. Shulhana Nujiya I1021131061 5. Maharani I

Upload: memeeeyyy

Post on 08-Jul-2016

385 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

fitokimia

TRANSCRIPT

Page 1: Ppt Fitokimia II

Pengaruh Metode Ekstraksi Terhadap Aktivitas Penangkal Radikal Bebas Ekstrak Metanol Kulit Biji Pinang Yaki (Areca vestiaria Giseke).

Oleh : 1. Helen Monica Citria I10211310

2. Nurul Hadisa I102113103. Zainab I10211310

4. Shulhana Nujiya I10211310615. Maharani I

Page 2: Ppt Fitokimia II

Latar Belakang Pinang yaki (Areca vestiaria Giseke)

merupakan salah satu tanaman hias asal Sulawesi Utara. Tanaman pinang yaki tersebut oleh masyarakat di Bolaang Mongondow digunakan sebagai obat untuk penyakit diabetes dan juga dipakai sebagai obat kontrasepsi (Simbala, 2007). Samosir et al. (2012) mengatakan kandungan total flavonoid yang terkandung pada ekstrak biji Pinang Yaki segar sebanyak 7,573 mg/kg. Total flavonoid ekstrak metanol kulit biji Pinang Yaki dari metode sokletasi didapatkan sebanyak 2,56 mg/kg (Mamonto et al., 2014).

Page 3: Ppt Fitokimia II

Lanjutan … Antioksidan merupakan senyawa yang mendonasikan satu atau lebih elektron kepada senyawa oksidan, kemudian mengubah senyawa oksidan menjadi senyawa yang lebih stabil. Antioksidan dapat mengeliminasi senyawa radikal bebas di dalam tubuh sehingga tidak menginduksi suatu penyakit (Kikuzaki dkk., 2002). Dalam proses ekstraksi suatu bahan tanaman, banyak faktor yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa hasil ekstraksi diantaranya : jenis pelarut, konsentrasi pelarut, metode ekstraksi dan suhu yang digunakan untuk ekstraksi.

Page 4: Ppt Fitokimia II

Tujuan Mengetahui adanya pengaruh

metode ekstraksi terhadap aktivitas penangkal radikal bebas ekstrak metanol pinang yaki

Page 5: Ppt Fitokimia II

Metode Metode yang digunakan adalah

metode maserasi, soxhletasi dan perkolasi.

Sampel yang digunakan adalah simplisia serbuk kulit biji pinang yaki.

Pelarut yang digunakan adalah metanol.

Page 6: Ppt Fitokimia II

Lanjutan… Langkah kerja yang dilakukan yaitu 1. Preparasi sampel, yaitu kulit biji

pinang yaki di buat simplisia dalam bentuk serbuk.

2. Uji Kadar Air, kadar air dihitung berdasarkan persamaan sebagai berikut:

Page 7: Ppt Fitokimia II

Lanjutan….3. Ekstraksi Sampel, dimana serbuk kulit biji pinang yaki

sebanyak 100 g direndam dengan petroleum eter terlebih dahulu selama 24 jam. Sampel disaring dan residu di ekstraksi secara maserasi, perkolasi dan sokletasi.

4. Penentuan Aktivitas Penangkal Radikal Bebas Aktivitas antioksidan ditentukan menggunakan metode

DPPH yaitu metode kuantitatif yang digunakan dalam pengukuran suatu senyawa antioksidan dalam menangkap radikal bebas. Aktivitas antioksidan sampel ditentukan oleh besarnya hambatan serapan radikal DPPH melalui perhitungan persentase inhibisi serapan DPPH dengan menggunakan persamaan.:

Page 8: Ppt Fitokimia II

Lanjutan… Data yang diperoleh dianalisis

dengan menggunakan program statistika SPSS versi 20.

5. Penentuan Fitokimia, yaitu terdiri dari penentuan total fenolik, total flavonoid, dan total tanin.

Page 9: Ppt Fitokimia II

Hasil dan PembahasanTabel 1. Hasil ekstraksi Kulit Biji Pinang Yaki(Areca Vestiaria

Giseke)

Page 10: Ppt Fitokimia II

Lanjutan… Jurnal ini membahas mengenai pengaruh metode

ekstraksi terhadap aktivitas antioksidan pada ekstrak metanol kulit biji pinang yaki ( Areca vestiaria Gesike ) , dimana ekstraksi kulit biji pinang yaki yang dilakukan menggunakan metode maserasi , perkolasi dan sokletasi. Simplisia kulit biji pinang yang digunakan untuk tiap proses ekstraksi dengan 3 metode yaitu 30 g dengan volume metanol yang digunakan 100 ml sehingga didapatkan ekstrak kental masing-masing metode , dimana massa ekstrak kental untuk metode maserasi , sokletasi dan perkolasi secara berurutan yaitu sebesar 0,77 g ; 1,17 dan 0,33 .

Berdasarkan hasil , rendemen yang tertinggi terdapat pada cara sokletasi. Hal tersebut disebabkan karena pemanasan dapat meningkatkan kemampuan untuk mengekstraksi senyawa - senyawa yang tidak larut dalam suhu kamar, sehingga aktivitas penarikan senyawa lebih maksimal dan menghasilkan rendemen yang tinggi.

Page 11: Ppt Fitokimia II

Lanjutan…

Gambar 1. Data Persentase Penangkal Radikal Bebas Ekstrak Metanol Kulit Biji Pinang Yaki (Keterangan : Data merupakan rerata dari dua kali pengulangan. Simbol yang sama menyatakan tidak terdapat beda nyata antar perlakuan (p>0.05)

Page 12: Ppt Fitokimia II

Lanjutan… Setelah didapatkan ekstrak metanol kulit biji pinang yaki

selanjutnya dilakukan pengujian aktivitas penangkal radikal bebas ekstrak kulit biji pinang secara kuantitatif dengan metode DPPH (1,1-difenil-2- pikrilhidrazil) Tujuannya untuk mengetahui pengaruh metode ekstraksi kulit biji pinang yaki terhadap aktivitas antioksidan.

Berdasarkan hasil uji yang didapat bahwa makin tinggi konsentrasi zat uji maka nilai persen penghambatnya juga semakin meningkat. Pada konsentrasi tinggi yaitu 100 mg/L dan 50 mg/L ekstrak metanol kulit biji pinang yaki dengan metode ekstraksi sokletasi menunjukkan persen penghambatan lebih tinggi dibandingkan dengan metode maserasi dan perkolasi.Hal ini terlihat pada grafik

Page 13: Ppt Fitokimia II

Lanjutan… Tabel 2. Data hasil uji fitokimia pada ekstrak kulit biji

pinang yaki

Page 14: Ppt Fitokimia II

Dimana berdasarkan hasil uji didapatkan bahwa ekstrak kulit biji pinang yaki memiliki kandungan fenolik yang cukup tinggi. Pada ekstrak kulit biji pinang yaki kandungan fenolik tertinggi dibandingkan kandungan flavonoid dan tanin. Suhu pada proses sokletasi mempengaruhi jumlah fenolik yang ditarik.

Semakin tinggi suhu ekstraksi, maka kelarutan senyawa fenolik semakin meningkat (Santos-Buelga dan Williamson, 2003). Pada ekstrak kulit biji pinang yaki kandungan flavonoidnya sangat rendah, hal ini dikarenakan proses pemanasan.Pengurangan kadar flavonoid ini disebabkan karena adanya proses oksidasi.

Page 15: Ppt Fitokimia II

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang

diperoleh, metode ekstraksi berpengaruh terhadap aktivitas penangkal radikal bebas. Metode sokletasi memiliki aktivitas penangkal radikal bebas yang tinggi pada konsentrasi 50 mg/L (85,165%) dan 100 mg/L (92,310%) dibandingkan dengan metode ekstraksi maserasi serta perkolasi.