potensi sekuritisasi oleh pemerintah kolombia terhadap

39
Universitas Katolik Parahyangan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Terakreditasi A SK BAN PT NO: 3095/SK/BAN-PT/Akred/S/VIII/2019 Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap Krisis Pengungsi Venezuela Tahun 2014-2018 Skripsi Diajukan untuk Ujian Sidang Jenjang Sarjana Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Oleh Nadia Viranissa 2016330099 Bandung 2019

Upload: others

Post on 11-Jan-2022

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap

Universitas Katolik Parahyangan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

Terakreditasi A

SK BAN –PT NO: 3095/SK/BAN-PT/Akred/S/VIII/2019

Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap Krisis

Pengungsi Venezuela Tahun 2014-2018

Skripsi

Diajukan untuk Ujian Sidang Jenjang Sarjana

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

Oleh

Nadia Viranissa

2016330099

Bandung

2019

Page 2: Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap

Universitas Katolik Parahyangan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

Terakreditasi A

SK BAN –PT NO: 3095/SK/BAN-PT/Akred/S/VIII/2019

Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap Krisis

Pengungsi Venezuela Tahun 2014-2018

Skripsi

Nadia Viranissa

2016330099

Pembimbing

Sylvia Yazid, S.IP., MPPM., Ph.D.

Bandung

2019

Page 3: Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap
Page 4: Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap
Page 5: Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap

iii

ABSTRAK

Nama : Nadia Viranissa

NPM : 2016330099

Judul : Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap Krisis

Pengungsi Venezuela Tahun 2014-2018

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan potensi sekuritisasi isu selama

krisis pengungsi Venezuela terjadi. Penelitian ini melihat potensi pemerintah

Kolombia dalam mengamankan masalah migrasi, khususnya dalam kurun waktu

tahun 2014-2018. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian

“apakah krisis pengungsi di Venezuela pada tahun 2014-2018 berpotensi

mendorong sekuritisasi isu oleh Pemerintah Kolombia?". Untuk menjawab

pertanyaan tersebut, penulis menggunakan konsep Keamanan Non-Tradisional dan

teori sekuritisasi yang dikemukakan oleh Copenhagen School. Analisis pada

penelitian ini berpusat pada potensi sekuritisasi, dengan mengidentifikasi kriteria

dari seluruh indikator sekuritisasi yaitu; ancaman eksistensial, objek referensi, aktor

sekuritisasi, tindak tutur aktor sekuritisasi, respon audiens dan tindakan luar biasa.

Metode yang digunakan adalah metode kualitatif yang mengambil sumber data dari

dokumen-dokumen. Penelitian ini menemukan bahwa sebagian besar kriteria dari

indikator sekuritisasi sudah terpenuhi. Namun, kriteria dari indikator 'extraordinary

measures' tidak terpenuhi. Kebijakan pemerintah Kolombia tidak merefleksikan

tindakan emergency yang dilakukan untuk menghadapi ancaman vital. Maka itu,

krisis pengungsi Venezuela dikatakan berpotensi mendorong sekuritisasi isu

dimasa yang akan datang. Namun, Pemerintah Kolombia memilih untuk tidak

melakukan sekuritisasi isu.

Kata Kunci: Keamanan Non-Tradisional, Sekuritisasi, Venezuela, Kolombia,

Krisis Pengungsi, Kebijakan Migrasi, Copenhagen School

Page 6: Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap

iv

ABSTRACT

Name : Nadia Viranissa

Student Number : 2016330099

Title : The Potential of Securitization by the Colombian

Government Towards Venezuelan Refugee Crisis 2014-2018

This thesis intends to explain the potential of securitization during the Venezuelan

refugee crisis. It looks at the potential of the Colombian Government in securitizing

the issue of migration, specifically from the time period of 2014 to 2018. This

thesis answers the question of “whether the Venezuelan refugee crisis in 2014-2018

enhance the potential of securitization by the Colombian Government?”. To answer

this question, the thesis uses the concept of Non-Traditional Security and theory of

Securitization by Copenhagen School. More specifically, the analysis centers on

the potential of securitization by examining the criteria of the securitization

indicators , such as; ‘existential threat’, ‘referent object’, ‘securitizing actors’,

‘speech act’, response of the audience, and ’extraordinary measures’. This thesis

uses the qualitative method which uses documents as sources of the analysis. The

analysis of the thesis has proven that most of the criteria for securitization was

fulfilled. But, the criteria of 'extraordinary measures' indicator were not fulfilled.

The Colombian Government policies did not reflect the emergency measures taken

to end the vital threat. Therefore, the Venezuelan Refugee Crisis does enhance the

potential of securitization in the future. However, the Government of Colombia has

chosen not to securitize the issue.

Key Words: Non-Traditional Security, Securitization, Venezuela, Colombia,

Refugee Crisis, Migration Policy, Copenhagen School

Page 7: Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas limpahan Rahmat dan Karunia Allah SWT sehingga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul ‘Potensi Sekuritisasi

Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap Krisis Pengungsi Venezuela Tahun 2014-

2018’. Penyelesaian ini merupakan salah satu persyaratan untuk memenuhi syarat

kelulusan di Program Studi S1 Ilmu Hubungan Internasional dan memperoleh gelar

Sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Katolik Parahyangan.

Pembahasan mengenai potensi sekuritisasi isu oleh Pemerintah Kolombia

terhadap krisis pengungsi Venezuela merupakan inti dari penelitian ini. Sekuritisasi

merupakan proses pengangkatan isu, dari isu non-keamanan menjadi isu keamanan

yang dilakukan secara diskursif oleh perwakilan negara. Sekuritisasi isu berpotensi

untuk dilakukan oleh Pemerintah Kolombia, sebagai upaya untuk menangani krisis

pengungsi Venezuela yang terjadi pada tahun 2014-2018. Hal tersebut akan dibahas

secara menyeluruh dalam penelitian ini.

Penulis memohon maaf apabila penelitian ini masih mengandung

kekurangan, dikarenakan penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari

kesempurnaan. Maka dari itu, penulis terbuka terhadap segala masukan dan kritikan

mengenai penelitian ini guna menunjang perbaikan terhadap skripsi ini. Semoga

penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca maupun pihak yang sedang

merancang topik serupa.

Bandung, 14 Desember 2019

Nadia Viranissa

Page 8: Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Kepada Allah SWT,

Karena rahmat serta karunia-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Kepada Keluarga Tercinta,

Terima kasih untuk Mama, Papa, Kak Manda dan Kak Deni yang telah membantu

saya dengan memberikan perhatian, motivasi, serta doa sehingga saya dapat

menyelesaikan studi saya di Bandung. Saya sangat bersyukur telah diberikan

keluarga yang selalu mengajarkan tentang kerja keras dan dedikasi. Saya yakin

bahwa keberadaan keluarga membuat semua ini dapat tercapai. Semoga saya dapat

membuat setiap anggota keluarga bangga.

Kepada Mba Sylvi,

Terima kasih kepada dosen pembimbing saya, Mba Sylvia yang selalu memberikan

arahan yang konstruktif kepada saya selama proses pengerjaan skripsi. Terima

kasih telah meluangkan waktu ditengah kesibukan yang sedang dihadapi. Tanpa

dorongan beliau, rasanya saya tidak dapat menyelesaikan skripsi dengan baik dan

tepat waktu.

Kepada Dosen HI,

Terima kasih untuk jajaran dosen HI yaitu Mas Giandi, Mba Jess, Mas Nyoman,

Mas Manggadar, Mba Ratih, Mas Aseng, Mas Apres, Mas Idil, Mas Sapta, Mas

Adri, Bang Tian, Bang Atom, Mas Ir, Mas Pur, Mba Anggia, Alm. Mas Bob, Alm.

Mas Nur dan Alm. Mba Diandra atas ilmu yang telah diberikan.

Terima kasih juga untuk Mas Abe, Mba Vrames dan Mas Giandi selaku dosen dari

matakuliah favorit saya, yang membuat belajar terasa lebih menyenangkan.

________

To the one who has always had more faith in what i can do, than i could ever

have.

Kepada Rozaan Maulana,

Yang selalu memberikan doa, support, semangat dan juga kasih sayang yang tidak

henti-hentinya kepada saya. Terima kasih telah membantu saya keluar dari zona

nyaman, untuk mengambil langkah yang ingin saya ambil terlepas dari segala

resiko dan ketidakpastian. Terima kasih telah menjadi tempat istirahat ternyaman

selama dua tahun terakhir. Your strength, courage and determination is admirable.

Page 9: Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap

vii

________

For those who have been there from the beginning and those i have met during

this journey.

Kepada Sahabat-Sahabat di HI Unpar,

Terima kasih untuk Liony, Tiara, Sasa, Verins dan Nadine yang selalu ada disaat

senang, susah, dan menjadi orang-orang pertama yang bisa diandalkan khusus nya

dalam proses pengerjaan skripsi. Terima kasih telah mengajarkan untuk tertawa

bahkan disaat menghadapi kesulitan. Semoga kita bisa segera meraih cita-cita dan

berkumpul kembali di Jakarta.

Kepada Sahabat-Sahabat Pertama di Unpar,

Terima kasih untuk Kiko, Kanya, Icat, Eja dan Nabskoy yang sejak awal telah

mengisi hari-hari saya di Unpar. Kebersamaan kita dalam berbagai pelajaran dan

kepanitiaan akan menjadi salah satu memori yang tidak akan pernah saya lupakan.

Kepada Divisi Eksternal HMPSIHI,

Terima kasih untuk Chika, Ficky, Nando dan Sharon yang telah memberikan

kesempatan dan kepercayaan untuk bekerja bersama kalian di eksternal. Menjadi

bagian dari divisi ini merupakan salah satu privilege bagi saya selama berkuliah di

Unpar. Terima kasih juga untuk Mario, Cahyadi, Tiara, Bella, Abdi, Zizi, Flo dan

Vierra yang telah mengajarkan sikap profesionalisme dan kekeluargaan di saat yang

bersamaan, kalian adalah orang-orang yang hebat.

Kepada Sahabat-Sahabat di Luar Unpar,

Terima kasih untuk sahabat-sahabat Binus: Noel, Shania, Verrell, Ali, Darryl, Arya

dan Steven yang selalu mendengarkan keluh-kesah saya selama menjalani

perkuliahan. Terima kasih untuk selalu mengirimkan doa serta dukungan kepada

satu sama lain, meskipun kita dipisahkan oleh jarak dan waktu.

Page 10: Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap

viii

DAFTAR ISI

Tanda Pengesahan Skripsi .................................................................................... i

PERNYATAAN ..................................................................................................... ii

ABSTRAK ............................................................................................................ iii

ABSTRACT ........................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................... v

UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................... vi

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

DAFTAR AKRONIM ........................................................................................ xiv

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................... 5

1.2.1 Deskripsi Masalah ................................................................................. 5

1.2.2 Pembatasan Masalah ............................................................................ 7

1.2.3 Perumusan Masalah ............................................................................. 8

Page 11: Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap

ix

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................................. 8

1.3.1 Tujuan Penelitian .................................................................................. 8

1.3.2 Kegunaan Penelitian ............................................................................. 9

1.4 Kajian Literatur .......................................................................................... 9

1.5 Kerangka Pemikiran ................................................................................. 13

1.6 Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ............................... 20

1.6.1 Metode Penelitian ................................................................................ 20

1.6.2 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 20

1.7 Sistematika Penelitian ............................................................................... 21

BAB II .................................................................................................................. 23

GAMBARAN UMUM KRISIS KEMANUSIAAN VENEZUELA DAN

DAMPAK TERHADAP STABILITAS DOMESTIK KOLOMBIA ............. 23

2.1 Gambaran Umum Krisis Kemanusiaan Venezuela ............................... 23

2.1.1 Krisis Politik Venezuela ...................................................................... 24

2.1.2 Krisis Ekonomi Venezuela ................................................................. 26

2.1.3 Kondisi Masyarakat Venezuela ......................................................... 31

2.2 Dampak Migrasi Terhadap Stabilitas Domestik Kolombia .................. 37

2.2.1 Dampak Migrasi Terhadap Perekonomian Kolombia .................... 40

2.2.2 Dampak Migrasi Terhadap Politik Luar Negeri Kolombia ............ 41

2.2.3 Dampak Migrasi Terhadap Kehidupan Sosial Kolombia ............... 43

Page 12: Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap

x

BAB III ................................................................................................................. 45

SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN POLA SEKURITISASI ISU

DI KOLOMBIA .................................................................................................. 45

3.1 Struktur Pemerintahan Kolombia .......................................................... 45

3.1.1 Sistem Pengambilan Keputusan Dalam Pemerintahan Kolombia . 48

3.1.2 Keterlibatan Aktor dan Lembaga Pemerintah Dalam Proses

Pengambilan Keputusan .............................................................................. 51

3.2 Contoh Sekuritisasi isu ‘War on Drugs’ Oleh Pemerintah Kolombia

Tahun 2010-2016 ............................................................................................. 58

BAB IV ................................................................................................................. 64

POTENSI SEKURITISASI ISU OLEH PEMERINTAH KOLOMBIA

TERHADAP KRISIS PENGUNGSI VENEZUELA TAHUN 2014-2018 ..... 64

4.1 Identifikasi ‘Existential Threat’ dan ‘Referent Object’ dalam Krisis

Pengungsi Venezuela ....................................................................................... 65

4.2 Identifikasi ‘Securitizing Actors’ dan ‘Speech Acts’ Dalam Krisis

Pengungsi Venezuela ....................................................................................... 69

4.2.1 Presiden Kolombia Juan Manuel Santos Sebagai ‘Securitizing

Actors’ ............................................................................................................ 70

4.2.2 Menteri Luar Negeri Kolombia María Ángela Holguín Sebagai

‘Securitizing Actors’ ...................................................................................... 74

Page 13: Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap

xi

4.2.3 Presiden Kolombia Iván Duque Márquez Sebagai ‘Securitizing

Actors’ ............................................................................................................ 76

4.2.4 Wakil Presiden Kolombia Marta Lucía Ramírez Sebagai

‘Securitizing Actors’ ...................................................................................... 77

4.2.5 Menteri Luar Negeri Kolombia Carlos Holmes Trujillo Sebagai

‘Securitizing Actors’ ...................................................................................... 78

4.2.6 Penasihat Presiden Felipe Muñoz Gómez Sebagai ‘Securitizing

Actors’ ............................................................................................................ 79

4.3 Respon Masyarakat Kolombia Terhadap Pengungsi Venezuela:

Menerima atau Menolak? .............................................................................. 81

4.4 Identifikasi ‘Extraordinary Measures’ oleh Pemerintah Kolombia ...... 84

BAB V ................................................................................................................... 90

KESIMPULAN .................................................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 94

Page 14: Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap

xii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 2.1 Produksi Minyak Mentah Rata-Rata Venezuela/tahun 1997-2017 ................................ 27

Grafik 2.2 Tingkat inflasi Venezuela tahun 2014-2017 .................................................................. 29

Grafik 2.3 Jumlah Masyarakat Terjangkit Malaria Tahun 2014-2017 ............................................ 36

Grafik 4.1 Peningkatan Jumlah Pengungsi Venezuela di Kolombia pada tahun 2015-2018 .......... 66

Page 15: Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Proses Sekuritisasi Isu Menurut Copenhagen School .................................................. 17

Gambar 2.1 Konsumsi Bahan Pokok Makanan Masyarakat Venezuela Tahun 2014-2017 ............ 34

Gambar 2.2 Destinasi Utama Pengungsi Venezuela Tahun 2018 ................................................... 38

Gambar 3.1 Sistem Pemerintahan Kolombia .................................................................................. 46

Page 16: Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap

xiv

DAFTAR AKRONIM

CLAP : Local Committees for Supply and Production

CSIS : Centre for Strategic and International Studies

CONPES : Consejo Nacional de Política Económica y Social la

COP : Colombian Peso

ECLAC : Economic Commision for Latin America and the Carribean

ELN : National Liberation Army

FAO : Food and Agriculture Organization

FARC : Revolutionary Armed Forces of Colombia

GDP : Gross Domestic Product

HAM : Hak Asasi Manusia

IAHCR : The Inter-American Commission for Human Rights

ICC : International Criminal Court

IDB : Inter-American Development Bank

IMF : International Monetary Fund

IOM : International Organization for Migration

MCBT : Migration Card for Border Transit

MUD : Mesa de la Unidad Democratica

MSG : Migration Special Group

NGO : Non-Governmental Organizations

OAS : Organization of American States

OECD : Organization for Economic Cooperation and Development

Page 17: Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap

xv

OPEC : Organization of the Petroleum Exporting Countries

PDSVA : Petróleos de Venezuela, S.A

PSUV : Partido Socialista Unido de Venezuela

RAMV : Registro Administrativo de Migrantes Venezolanos

UN : United Nations

UNDP : United Nations Development Programme

UNHCR : United Nations the High Commissioner for Human Rights

Page 18: Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Krisis kemanusiaan yang terjadi di Venezuela menyebabkan sejumlah

masyarakat melakukan migrasi ke negara-negara terdekat, seperti Kolombia.

Perpindahan penduduk dalam jumlah yang masif memunculkan krisis pengungsi di

Kolombia. Jumlah pengungsi yang terus meningkat, menciptakan kekhawatiran

yang besar bagi pemerintah Kolombia. Untuk itu, dalam menanggapi krisis

pengungsi yang terjadi pemerintah Kolombia mengambil beberapa upaya

penanganan agar stabilitas kedua negara dapat segera tercapai. Salah satu upaya

penanganan yang mungkin diambil oleh pemerintah Kolombia pada masa yang

akan datang adalah sekuritisasi isu.

Kesulitan ekonomi dan ketidakstabilan politik di Venezuela meningkat sejak

presiden terdahulu Hugo Chávez meninggal dunia dan menyerahkan

kekuasaannya kepada Presiden Nicolás Maduro pada tahun 2013.1 Saat Nicolás

Maduro mulai berkuasa, Venezuela mengalami devaluasi mata uang dan

berusaha untuk mengurangi impor hingga 40% agar perekonomian kembali

stabil.2

Namun, pengurangan impor secara signifikan tersebut menyebabkan

1 David Smilde “The Venezuelan Crisis, Regional Dynamics and The Colombian Peace

Process” Norwegian Peacebuilding Research Centre (August, 2016) 1-2. 2 Ibid.

Page 19: Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap

2

Venezuela mengalami kelangkaan bahan kebutuhan pokok, terutama kebutuhan

pangan. Ketersediaan bahan makanan yang sangat terbatas, serta distribusi yang

kurang efisien menghambat akses masyarakat terhadap pangan. Maka itu,

beberapa masyarakat memutuskan untuk mencari sisa-sisa makanan dari tempat

pembuangan sampah untuk memenuhi gizi hariannya. Dengan kondisi tersebut,

Venezuela dikatakan mengalami masalah food insecurity hingga mencapai 30%.3

Pada pertengahan tahun 2014, Venezuela mengalami resesi ekonomi

terburuk akibat menurunnya tingkat produktivitas minyak yang menyumbang

sekitar 90% dari pendapatan ekspor negara.4 Hal ini, tentu sangat merugikan

Venezuela sebagai salah satu pihak eksportir minyak dunia. Pakar keuangan

dunia juga memperhitungkan bahwa, harga minyak global harus meningkat

sebesar $15/barrel menjadi $70/barrel agar pemerintah Venezuela dapat

membayar hutang negara yang terus bertambah setiap tahunnya. Pada tahun

2018, hutang pemerintah Venezuela dikatakan bertambah sebesar $16,4 juta.5

Lebih dari itu, penurunan tingkat produktivitas sektor minyak juga

berdampak pada tingkat inflasi dan membuat Venezuela mengalami

hyperinflation atau kenaikan harga seluruh komoditas pasar. Pada tahun 2018,

tingkat inflasi Venezuela tercatat mencapai 800%.6 Inflasi Venezuela saat itu

3 Ibid. 4 Clifford Krauss, “Venezuela Staves Off Default, but Low Oil Prices Pose a Threat,” April

27, 2017, accessed January 28, 2019,

https://www.nytimes.com/2017/04/12/business/venezuela-oil-debt-payment.html 5 Ibid. 6 Corina Pons, "Venezuela 2016 Inflation hit 800 Percent, GDP Shrinks 19 Percent:

Document" January 20, 2017, accessed January, 28 2019, https://www.reuters.com/article/us-

venezuela-economy/venezuela-2016-inflation-hits-800-percent-gdp-shrinks-19-percent-

document-idUSKBN154244

Page 20: Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap

3

dikatakan sebagai salah satu inflasi terburuk yang pernah terjadi di Amerika Latin

dan juga dunia.7 Tingkat Inflasi yang tinggi, mengakibatkan rendahnya daya beli

masyarakat sehingga mereka tidak dapat membeli kebutuhan pokok seperti air

bersih, aliran listrik, makanan dan obat-obatan.8 Akibatnya, sekitar 300.000 anak

di Venezuela beresiko meninggal dunia akibat malnutrisi dan terjangkit penyakit

malaria.9

Selain menurunnya produktivitas sektor minyak negara, masalah korupsi dan

kurangnya akuntabilitas rezim Nicolás Maduro juga dinilai sebagai salah satu

penyebab krisis kemanusiaan Venezuela.10 Sentralisasi kekuasaan oleh pihak

pemerintah, serta meningkatnya angka kriminalitas dan kasus kekerasan juga

menjadi alasan lain dibalik aktivitas migrasi yang terjadi.11 Presiden Nicolás

Maduro, menolak anggapan bahwa saat ini krisis kemanusiaan sedang melanda

negaranya. Maka itu, rezimnya menolak seluruh bentuk bantuan asing yang

ditawarkan kepada pemerintah untuk membantu masyarakat Venezuela.

Lebih dari itu, presiden Nicolás Maduro secara terang-terangan mengambil

keuntungan dari kesulitan yang sedang dialami, dengan menjadikan makanan

sebagai salah satu alat politik. Saat ini, masyarakat semakin bergantung pada

program pangan pemerintah 'Comité Local de Abastecimiento y Producción'

7 Ibid. 8 Congressional Research Service, “The Venezuela Regional Migration Crisis”

(Washington, 2018) 1-2. 9 Ibid. 10 Poltak Partogi Nainggolan, “Krisis Venezuela dan Migrasi Internasional” Puslit BKD

(Jakarta, 2018) 7-9. 11 UNHCR, “Venezuela Situation: Responding to The Needs of People Displaced from

Venezuela” United Nations High Commissioner for Refugees (2018) 3-5.

Page 21: Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap

4

(CLAP).12 Program CLAP bertujuan untuk mempermudah akses masyarakat

miskin terhadap pangan. Namun, seperti program pemerintah lainnya yang kurang

pengawasan, program ini tidak lepas dari masalah inefisiensi, korupsi dan bias

politik pemerintah.13 Berdasarkan hasil survey Norwegian Peacebuilding

Research Centre, sebanyak 71% masyarakat Venezuela menyalahkan pemerintah

atas kelangkaan pangan yang dialami dan sebanyak 79% menyampaikan opini

negatif mengenai rezim Nicolás Maduro.14

Saat ini, pemerintah Venezuela terus bergantung kepada militer khususnya

dalam menangani protes masyarakat terhadap pemerintah. Angkatan militer

diberikan wewenang untuk mengendalikan titik-titik distribusi kebutuhan pokok

seperti pelabuhan dan bandar udara.15 Kuatnya posisi militer lantas

meminimalisir kemungkinan masyarakat untuk menjatuhkan Nicolás Maduro

dari posisinya sebagai presiden.

Sejak tahun 2015, sebanyak 2,3 juta masyarakat Venezuela memutuskan

untuk bermigrasi ke negara tetangga agar dapat bertahan hidup.16 Namun, 60%

diantaranya meninggalkan negara tanpa dokumen identifikasi yang sah, sehingga

mereka mengalami kesulitan untuk mendapatkan izin tinggal di negara tujuan.17

12 Moises Rendon, “The Maduro Diet: Food vs Freedom in Venezuela” Centre for Strategic

Studies and International Studies (Washington, 2018) July 9, 2018,

accessed February 5, 2019, https://www.csis.org/analysis/maduro-diet-

food-v-freedom-venezuela 13 Ibid. 14 David Smilde “The Venezuelan Crisis, Regional Dynamics and The Colombian Peace

Process” Norwegian Peacebuilding Research Centre (Norwegia, 2016) 7-9. 15 Diego Moya Ocampos, “Venezuela Elections 2018: Military and Institutional backing

Could Keep Maduro in Power Despite Sanctions” LACC (United Kingdom, 2018) 1-3. 16 UNHCR, “Venezuela Situation: Responding to The Needs of People Displaced from

Venezuela” United Nations High Commissioner for Refugees (2018) 3-5. 17 Ibid.

Page 22: Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap

5

Perpindahan penduduk secara masif dari Venezuela juga dapat dilihat sebagai

ancaman bagi stabilitas domestik dan keamanan negara Kolombia. Bentuk

ancaman dari krisis pengungsi yang sedang dialami mendorong potensi

pemerintah Kolombia untuk melakukan sekuritisasi isu sebagai upaya

penanganan. Untuk itu, penelitian ini mengangkat topik: Potensi Sekuritisasi

Isu Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap Krisis Pengungsi Venezuela

Tahun 2014-2018.

1.2 Identifikasi Masalah

1.2.1 Deskripsi Masalah

Menurut data yang diambil oleh Congress Research Service, pada tahun 2018

Kolombia telah menerima sekitar 1,4 juta pengungsi Venezuela.18 Jumlah ini

menjadikan Kolombia sebagai negara dengan jumlah pengungsi terbesar diantara

negara-negara Amerika Latin. Namun, diluar angka tersebut masih banyak

masyarakat Venezuela yang masuk ke Kolombia melalui jalur yang tidak dijaga

oleh petugas imigrasi Kolombia, sehingga sulit untuk menghitung jumlah

keseluruhannya.

Luas wilayah perbatasan antara Kolombia dan Venezuela adalah sebesar 1,378

mil, dengan 7 titik perbatasan resmi.19 Dari seluruh kota yang ada di Kolombia,

Cúcuta merupakan kota yang paling dituju oleh pengungsi. Pada tahun 2018,

jumlah pengungsi yang masuk menggunakan passport atau dokumen sah berjumlah

376,572 jiwa. Sedangkan jumlah pengsungsi yang masuk secara illegal atau tanpa

18 Congressional Research Service, “The Venezuela Regional Migration Crisis” (Washington DC,

2018) 1-2. 19 Ibid.

Page 23: Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap

6

dokumen sah berjumlah 442,262 jiwa.20 Pada bulan Juni 2018, pihak pemerintah

Kolombia telah mengadakan survey di 1.109 titik resmi di 413 kota untuk

menghitung, mengidentifikasi dan mengumpulkan informasi terkait pengungsi

yang masuk tanpa dokumen sah.21

Sebagai negara yang telah meratifikasi United Nations Convention on Refugee

tahun 1951, Pemerintah Kolombia berusaha untuk memperjuangkan Hak Asasi

Manusia (HAM) yang dimiliki oleh setiap individu, termasuk pengungsi dari

Venezuela.22 Sebagai bentuk komitmennya terhadap konvensi United Nations (UN)

terkait pengungsi, pemerintah Kolombia saat ini sedang berusaha untuk

memberikan bantuan serta perlindungan terhadap para pengungsi dengan

memberikan izin tinggal dan bekerja sementara kepada pengungsi yang masuk

menggunakan dokumen sah. Namun, pemerintah Kolombia memperkirakan biaya

untuk menyediakan bantuan seperti kesehatan, pendidikan, dan pangan

membutuhkan biaya sekitar 0,23% hingga 0,41% dari total Gross Domestic Product

(GDP) negara.23 Untuk itu, diperlukan tindakan lain dalam menangani krisis

pengungsi yang terjadi.

Di sisi lain, Presiden Kolombia Iván Duque Márquez tetap berusaha untuk

menjaga stabilitas domestik dengan menempatkan tentara bersenjata di seluruh titik

perbatasan. Hal ini dilakukan sebagai respon dari terjadinya krisis pengungsi dan

meningkatnya kasus kriminal yang melibatkan pengungsi Venezuela. Pada tahun

20 Dany Bahar dan Meagan Dooley, “Integrating Venezuelans into the Colombian Labor Market”

Brookings Global Economy and Development (2018) 3-5. 21 Ibid. 22 United Nations High Commissioner for Refugees, “The Refugee Convention 1951” (1990) 12-

13. 23 Ibid.

Page 24: Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap

7

2018, para pengungsi yang berada di daerah sekitar Catatumbo dilaporkan

melakukan tindak kriminal dengan menyelundupkan cocaine ke dalam negeri.24

Kasus serupa juga terjadi di sekitar wilayah perbatasan timur dan selatan Kolombia.

Selain kasus penyelundupan cocaine, kasus kekerasan antara pihak militer

Kolombia dan Venezuela juga terjadi. Pada bulan Februari 2018, sebanyak 567

tentara militer Venezuela mengunjungi wilayah perbatasan Kolombia dan

menghambat bantuan internasional Amerika Serikat yang sedang di distribusikan

melalui wilayah tersebut.25 Keberadaan militer Venezuela lantas menghambat

proses distribusi dan menyebabkan kericuhan di wilayah perbatasan.

Meskipun, pemerintah Kolombia telah melakukan beberapa upaya seperti

memberikan izin tinggal dan bantuan kemanusiaan, Pemerintah Kolombia belum

sepenuhnya berhasil menangani krisis pengungsi. Pada kenyataannya, krisis

pengungsi masih menjadi ancaman vital yang harus segera ditangani. Pemerintah

Kolombia telah menyatakan bahwa masalah yang sedang dihadapi saat ini bukan

hanya masalah dalam lingkup domestik. Melainkan sebuah krisis yang berdampak

besar bagi negara-negara sekitar Venezuela. Untuk itu, penelitian ini fokus terhadap

potensi sekuritisasi isu oleh Pemerintah Kolombia terhadap krisis pengungsi

Venezuela tahun 2014-2018.

1.2.2 Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengkajian mengenai krisis pengungsi

24 Ibid. 25 Business Insider, “567 Venezuelan Soldiers Defected to Colombia” February 2, 2018, August

10, 2019, https://www.businessinsider.sg/venezuela-soldiers-defect-to-colombia-threaten-maduro-

power-2019-3/?r=US&IR=T

Page 25: Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap

8

Venezuela serta indikator-indikator sekuritisasi isu yang telah dilakukan oleh

pemerintah Kolombia. Adapun, pembatasan kurun waktu yang dilakukan yaitu dari

tahun 2014 hingga tahun 2018. Hal ini dikarenakan, krisis pengungsi Venezuela

terjadi sejak tahun 2014 dan pemerintah Kolombia

Penulis memilih kurun waktu tersebut berdasarkan alasan berikut. Sejak tahun

2014, jumlah pengungsi Venezuela di Kolombia terus meningkat secara signifikan.

Hal tersebut, menjadikan Kolombia sebagai negara penerima pengungsi terbesar

diantara negara-negara Amerika Latin. Perpindahan penduduk secara masif tersebut

menyiratkan ancaman yang besar terhadap seluruh masyarakat Kolombia.

Menanggapi hal ini, pada tahun 2018 Pemerintah Kolombia menerapkan beberapa

kebijakan migrasi sebagai bentuk penyelesaian masalah.

1.2.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan deskripsi masalah yang sudah

dijelaskan oleh penulis pada sub-bab sebelumnya, maka muncul lah pertanyaan

penelitian / research question: "Apakah krisis pengungsi Venezuela pada tahun

2014-2018 berpotensi mendorong sekuritisasi isu oleh Pemerintah

Kolombia?"

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menjelaskan bagaimana krisis pengungsi

Venezuela dapat memunculkan potensi bagi pemerintah Kolombia untuk

melakukan sekuritisasi isu. Penelitian ini dibantu dengan menggunakan data-data

dan teori-teori Hubungan Internasional yang relevan.

Page 26: Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap

9

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca dengan

memahami proses sekuritisasi isu melalui kasus Kolombia dan Venezuela. Dengan

adanya penelitian ini, penulis juga berharap tulisan ini dapat dijadikan sumber

informasi dalam penelitian serupa. Adapun kegunaan penelitian bagi penulis sendiri

adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang topik yang

diangkat.

1.4 Kajian Literatur

Dalam beberapa tahun kebelakang, krisis pengungsi telah menjadi sebuah

agenda penting bagi dunia internasional. Hal ini dikarenakan, skala perpindahan

penduduk yang semakin luas dan dampaknya terhadap aspek-aspek kehidupan

masyarakat terutama, aspek keamanan negara.

Pada dasarnya, suatu negara memiliki kewajiban untuk memenuhi 5 nilai dasar

yang menjamin kehidupan seluruh masyarakat. Nilai-nilai tersebut adalah security,

freedom, order, justice dan welfare.26 Namun ketika nilai-nilai tersebut tidak

berhasil dipenuhi oleh negara, maka kondisi domestik akan bergejolak dan

mendorong masyarakat untuk mencari kehidupan yang lebih baik di negara lain.

Hal ini, digambarkan dengan sangat jelas oleh masyarakat Venezuela yang

mengalami krisis kemanusiaan dan bermigrasi ke Kolombia.

Untuk dapat memahami alur pembahasan secara dalam dan menyeluruh, telah

digunakan tiga jurnal yaitu artikel jurnal karya Pontificia Universidad Javeriana,

26 Robert Jackson dan Georg Sørensen “ Introduction to International Relations” Oxford

University Press (United Kingdom, 2013) 5-7.

Page 27: Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap

10

Günther Maihold, dan Enrique Gómez Ramírez.

Artikel jurnal pertama yang berjudul “Regional Response to The Crisis in

Venezuela: Safeguarding the Human Rights of Refugees and Migrants” ditulis oleh

Pontificia Universidad Javeriana. Jurnal ini membahas tentang krisis kemanusiaan

Venezuela dalam berbagai aspek serta bagaimana Kolombia menanggapi

perpindahan penduduk dalam jumlah yang sangat besar. Dalam artikel jurnal ini

dikatakan, selain mengalami krisis dalam aspek ekonomi dan sosial, masyarakat

Venezuela juga mengalami krisis institusional dan juga keamanan. Krisis

Institusional terjadi, karena pembagian kekuasaan yang tidak merata antara

pemerintah dengan rakyat. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya suatu lembaga

negara atau ombudsman yang mempunyai kewenangan untuk melindungi hak-hak

seluruh warganegara.27 Akibatnya, hukum yang diterapkan Venezuela bersifat

fluktuatif. Lebih dari itu, krisis institusional yang terjadi berdampak besar pada

aspek keamanan negara. UN telah menetapkan ibu kota Venezuela yaitu Caracas,

sebagai kota kedua yang paling berbahaya di dunia. Hal ini dapat dilihat dari 21,752

jumlah korban yang meninggal dunia akibat kekerasan yang dilakukan oleh pihak

pemerintah pada tahun 2016.28

Di samping itu, artikel jurnal ini juga mengupas tentang bagaimana pemerintah

Kolombia menangani konflik yang terjadi antara masyarakat lokal dengan

pengungsi Venezuela, setelah memasuki lintas batas negara. Diskriminasi dan

xenophobia merupakan penyebab utama dari ketegangan di sepanjang wilayah

27 Pontificia Universidad Javeriana “Regional Responses to the Crisis in Venezuela: Safeguarding

the Human Rights of Refugees and Migrants” The Stanley Foundation (Colombia, 2018) 1-8. 28 Ibid.

Page 28: Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap

11

perbatasan. Namun, kasus-kasus kriminal yang melibatkan para pengungsi asal

Venezuela juga menjadi penyebab lain dari ketegangan yang terjadi.

Artikel jurnal ini juga menyebutkan bahwa sejak tahun 2009, Kolombia telah

mengembangkan kebijakan luar negerinya terkait migrasi, namun hingga tahun

2017 kebijakan tersebut dinilai belum jelas oleh banyak negara.29 Adapun tantangan

yang saat ini dihadapi Kolombia adalah menangani masalah migrasi Venezuela

dengan mengedepankan Hak Asasi Manusia (HAM) yang melekat dalam diri para

pengungsi.

Dalam artikel jurnal kedua yang berjudul “Colombia’s Peace and Venezuela’s

Turmoil: An Emerging Regional Crisis Landscape in South America”, Günther

Maihold berargumen bahwa hubungan antara Venezuela dan Kolombia semakin

terikat sejak Colombian Peace Process disepakati.30 Pada tahun 2016, Venezuela

memiliki peran yang penting dalam pembuatan peace agreement antara pemerintah

Kolombia dengan Revolutionary Armed Forces of Colombia (FARC). Walaupun

demikian, hubungan antara Venezuela dan Kolombia saat ini memasuki tahap

eskalasi konflik baru yang disebabkan oleh krisis pengungsi. Ketegangan yang

terjadi di seluruh wilayah perbatasan, dikhawatirkan dapat mengancam perdamaian

yang baru saja dinikmati masyarakat Kolombia setelah 50 tahun mengalami

konflik.

Sejak tahun 2018, pemerintah Kolombia mulai melakukan intervensi dengan

mengirimkan pasukan bersenjata untuk berjaga di beberapa titik perbatasan sebagai

29 Ibid. 30 Günther Maihold “Colombia’s Peace and Venezuela’s Turmoil: An Emerging Regional Crisis

Landscape in South America” Stiftung Wissenchaft Und Politik (Germany, 2018) 1-7.

Page 29: Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap

12

respon terhadap konflik kekerasan antara pengungsi Venezuela dengan masyarakat

lokal.31 Selain menyebabkan ketegangan di wilayah perbatasan, krisis pengungsi

juga menganggu infrastruktur kesehatan dan sistem distribusi pangan oleh

pemerintah Kolombia kepada masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah

perbatasan.32

Günther Maihold menambahkan, perlu ada perubahan ideologi politik

masyarakat Kolombia terhadap pengungsi Venezuela agar tidak menghambat arus

migrasi dan merugikan hubungan bilateral kedua negara. Hal ini, merupakan tugas

utama bagi pemerintah Kolombia, sebagaimana tidak ada dukungan yang dapat

diharapkan dari pemerintah Venezuela yang menutup diri dari negara-negara

Amerika Latin.

Artikel jurnal ketiga yang berjudul “The Venezuelan Migrant Crisis: A

Growing Emergency for The Region” karya Enrique Gómez Ramírez lebih

menekankan pada kerjasama regional yang dilakukan oleh negara-negara Amerika

Latin. Pada bagian awal, dijelaskan bahwa pengungsi Venezuela sudah mulai

memenuhi kota-kota besar di Kolombia, seperti Cúcuta dan Bogotá. Jumlah

pengungsi Kolombia yang berada di Bogotá adalah sekitar 23,5% dari total jumlah

pengungsi, dimana lebih dari 395,000 pengungsi memiliki intensi untuk menetap di

Kolombia selama lebih dari satu tahun.33 Dalam mengatasi krisis pengungsi yang

terjadi, Pemerintah Kolombia meminta bantuan dunia internasional.

Negara-negara Amerika Latin menganggap krisis pengungsi Venezuela

31 Ibid. 32 Ibid. 33 Enrique Gómez Ramírez “The Venezuelan Migrant Crisis: A Growing Emergency for The

Region” European Parliament Research Service (EU, 2018) 1-1.

Page 30: Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap

13

sebagai suatu permasalahan regional yang perlu diselesaikan bersama. Maka itu,

telah diadakan konferensi tingkat tinggi di Bogotá, Quito, New York, Washington

DC dan Geneva untuk membahas upaya bersama.34 Kepala negara Kolombia,

Brazil, Argentina, Kosta Rika, Chili, Meksiko, Panama, Paraguay, Republik

Dominika, Uruguay dan Ekuador sepakat untuk bekerja sama dalam menangani

hal-hal seperti pengumpulan data pengungsi, dokumentasi, distribusi bantuan

kemanusiaan, perlindungan anak serta diskriminasi/xenophobia.35 Selain negara,

Non-Governmental Organizations (NGO) juga terlibat dalam penanganan krisis

pengungsi.

Setelah mengkaji artikel jurnal diatas, terdapat beberapa hal yang nantinya

ditambahkan oleh penulis dalam penelitian ini. Yang pertama, adalah penyebab

krisis kemanusiaan di Venezuela, serta dampaknya terhadap stabilitas domestik

Kolombia. Yang kedua, adalah sistem pemerintahan dan sistem pengambilan

keputusan di Kolombia. Yang terakhir, adalah potensi sekuritisasi isu oleh

pemerintah Kolombia terhadap krisis pengungsi Venezuela.

1.5 Kerangka Pemikiran

Dalam menjawab pertanyaan penelitian, konsep keamanan non-tradisional,

‘human security’, teori sekuritisasi oleh Copenhagen School, serta konsep

pengambilan keputusan 'rational actor model' digunakan sebagai pisau analisis.

Perubahan pola hubungan internasional dan berakhirnya perang dingin,

34 Ibid. 35 Ibid.

Page 31: Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap

14

mempertimbangkan kembali konsep keamanan negara yang sebelumnya

menitikberatkan jenis ancaman militer yang bersifat state-centric.36 Secara umum,

konsep keamanan dibuat berdasarkan konflik militer antara satu negara dengan

negara lainnya pada masa perang dunia. Namun setelah berakhirnya perang, konsep

tersebut telah mengalami perubahan, yang diketahui sebagai ‘depeening and

widening of security concept’ dan melahirkan konsep keamanan-non tradisional.37

Berbeda dengan keamanan tradisional yang hanya fokus terhadap kekuatan

militer suatu negara, keamanan non-tradisional membahas isu-isu kontemporer

yang lebih luas serta mendalam. Hal ini ditunjukan oleh kajiannya yang membahas

tentang isu diluar pertahanan teritorial negara, serta bersifat people-centred.38 Saat

ini, kajian keamanan non-tradisional juga sering disebut sebagai human security.

Konsep human security dapat dikatakan relevan bagi seluruh masyarakat dunia,

karena ancaman seperti kelangkaan sumber daya, penyakit menular, perubahan

iklim, perdagangan manusia dan terorisme mengancam keamanan individu tanpa

mengenal lintas batas negara.39 Terdapat beberapa dimensi dalam konsep human

security yaitu: economic security, health security, community security, food

security, personal security, political security dan environmental security. Dalam

penelitian ini, konsep keamanan non-tradisional digunakan untuk memahami krisis

pengungsi sebagai salah satu ancaman dalam konsep human security.

Perkembangan konsep human security didukung secara penuh oleh United

36 Barry Buzan, “People, States and Fear” Harvester Press Group (1983) 1-2. 37 Barry Buzan dan Lene Hansen, “The Evolution of International Security Studies” Cambridge

University Press (Cambridge: United Kingdom, 2009) 187. 38 Ibid. 39 Barry Buzan dan Lene Hansen,“The Evolution of International Security Studies” Cambridge

University Press (Cambridge: United Kingdom, 2009), 202-204.

Page 32: Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap

15

Nations Development Programme (UNDP) sejak tahun 1994: Pertama, UNDP

memformulasikan konsep human security yang mempelajari tentang berbagai jenis

ancaman yang menghalangi individu untuk hidup dalam kesejahteraan.40 Maka dari

itu, konsep keamanan saat ini diaplikasikan kedalam sektor-sektor yang mengampu

kehidupan masyarakat seperti ekonomi, lingkungan, kesehatan, politik dan lain

sebagainya. Kedua, UNDP juga menekankan bahwa menjaga keamanan individu

sama pentingnya dengan menjaga keamanan teritorial. Untuk itu, upaya dalam

lingkup global sangat dibutuhkan untuk menangkal segala ancaman non-militer,

terutama di negara-negara yang mengalami kemiskinan atau keterbelakangan.41

Perkembangan konsep human security memberikan ruang untuk

mempertimbangkan kembali hubungan antara krisis pengungsi dengan keamanan

internasional. Krisis pengungsi dapat dilihat sebagai ancaman bagi keamanan

negara, masyarakat dan individu didalam suatu negara, dalam kasus ini adalah

Kolombia. Faktanya, kedatangan para pengungsi ke negara tujuan dapat menjadi

penyebab kesulitan ekonomi, memudarkan identitas budaya, serta melemahkan

institusi yang berkuasa dalam suatu negara.42

Aktivitas migrasi secara umum dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu,

voluntary migration dan forced migration.43 Voluntary migration mengacu pada

perpindahan penduduk dari satu negara ke negara lain karena alasan yang bersifat

tidak memaksa seperti pendidikan dan pekerjaan. Sedangkan, forced migration

40 United Nations Development Programme (UNDP) “Human Development Report 1994” Oxford

University Press (Oxford: 1994) 1-5. 41 Ibid. 42 Paul D. Williams “Security Studies: An Introduction” Routledge (New York, 2008) 473-474. 43 Ibid.

Page 33: Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap

16

mengacu pada perpindahan penduduk dari satu negara ke negara lain karena alasan

ekonomi, perang, bencana alam, etnis, dan politik sehingga masyarakat terpaksa

untuk meninggalkan tempat tinggal nya. Perpindahan penduduk dari Venezuela ke

Kolombia dapat dikategorikan sebagai forced migration.

Untuk memahami potensi sekuritisasi yang dilakukan oleh pemerintah

Kolombia terhadap krisis pengungsi Venezuela, maka penulis menggunakan teori

sekuritisasi yang dicetuskan oleh Copenhagen School. Teori Copenhagen School

mendukung penuh perluasan konsep keamanan tradisional dan menempatkan

batasan analitis terhadap konsep tersebut.44 Teori ini fokus terhadap bagaimana

konsep keamanan diaplikasikan dalam isu-isu kontemporer yang bersifat

intersubjektif.

Menurut Barry Buzan dan Ole Wæver, terdapat 3 konsep utama terkait

keamanan: Yang pertama adalah ‘sectors’, yang digambarkan sebagai arena dari

interaksi keamanan antara dua negara seperti politik, ekonomi, lingkungan dan

sosial.45 Yang kedua adalah ‘regional security complexes’, yang didefinisikan

sebagai serangkaian proses keamanan yang saling berkaitan, sehingga tidak dapat

diselesaikan secara terpisah. Konsep ini mengacu pada masalah keamanan antara

dua negara yang menghasilkan interaksi keamanan regional. Konsep yang terakhir

adalah, sekuritisasi yaitu proses konstruksi sebuah ancaman secara diskursif.

Konsep sekuritisasi diformulasikan oleh Ole Wæver pada tahun 1995, menurut

beliau sekuritisasi merupakan sebuah proses pengangkatan isu non-keamanan

44 Barry Buzan, Ole Wæver dan Jaap de Wilde “Security: A New Framework Analysis” Lynne

Reinner (UK, 1998) 1-19. 45 Ibid.

Page 34: Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap

17

menjadi isu keamanan. Sehingga, isu yang sebelumnya dilihat sebagai 'normal

politics' berubah menjadi 'emergency politics'. Hal itu dilakukan sebagai bentuk

penyelesaian masalah yang dilakukan oleh negara dalam menghadapi ancaman

yang menimpa. Lebih dari itu, menurut Barry Buzan dan Ole Wæver, dalam proses

sekuritisasi konsep keamanan dibangun oleh norma relatif dan subyektif.46 Untuk

itu, ‘state of emergency’ suatu negara dapat dibangun melalui tutur kata dan tidak

selalu berdasarkan konsep realitas.47 Rangkaian proses sekuritisasi menurut

Copenhagen School diilustrasikan oleh gambar dibawah ini.

Gambar 1.1 Proses Sekuritisasi Isu Menurut Copenhagen School

46 Barry Buzan, Ole Wæver dan Jaap de Wilde “Security: A New Framework Analysis” Lynne

Reinner (UK, 1998) 1-19. 47 Ibid.

Securitizing Actor

Extraordinary Measures

Existential Threat

Referent Object

Urgency

Page 35: Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap

18

Sumber: Melly Caballero Anthony, “An Introduction to Non-traditional Security Studies: A

Transnational Approach”.48

Berdasarkan gambar yang diambil dari buku "An Introduction to Non-

traditional Security Studies: A Transnational Approach" karya Melly Caballero

Anthony terdapat beberapa indikator utama dalam proses sekuritisasi. Barry Buzan

dan Ole Wæver berargumen bahwa terdapat 4 indikator dalam rangakaian proses

sekuritisasi. Yang pertama adalah munculnya ‘existential threat’ dan ‘referent

object’. 'existential threat’ merupakan entitas yang dianggap mengancam ‘referent

object’ baik secara diskursif maupun nyata. Sedangkan ‘referent object' dapat

mengacu kepada suatu kelompok masyarakat, negara atau bangsa. Indikator yang

kedua adalah keberadaan ‘securitizing actors’ yang akan mengangkat isu non-

keamanan menjadi isu keamanan melalui ‘speech act’. ‘securitizing actors’ dalam

hal ini mengacu kepada perwakilan negara atau pemerintah seperti presiden atau

elit politik. Lebih dari itu, pengangkatan masalah harus direpresentasikan kedalam

sebuah pernyataan atau ‘speech act’ yang disampaikan, secara langsung maupun

tidak langsung kepada audiens.

Indikator yang ketiga adalah respon audiens terhadap pernyataan aktor

sekuritisasi. Menurut Ole Wæver, pernyataan yang telah di deklarasikan oleh

perwakilan pemerintah perlu diterima dan diartikulasikan dnegan baik oleh para

audiens. Hal tersebut dapat dilihat dari ada atau tidaknya tindakan yang

memunculkan perdebatan antara aktor sekuritisasi dengan audiens. Indikator yang

terakhir adalah ‘extraordinary measures’. Jika deklarasi masalah sudah diterima

48 Melly Caballero Anthony, “An Introduction to Non-traditional Security Studies: A

Transnational Approach” SAGE Publications (London, 2016) 16-18.

Page 36: Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap

19

oleh audiens yang dituju, maka sebuah tindakan darurat atau ‘extraordinary

measures’ akan dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.

Menurut Barry Buzan dan Ole Wæver, jika seluruh indikator diatas sudah dapat

dibuktikan atau dikonfirmasi keberadaan nya, maka proses sekuritisasi isu dianggap

sudah berhasil dilakukan.49 Para pencetus teori Copenhagen School, yaitu Barry

Buzan dan Ole Wæver juga berpendapat bahwa ketika sebuah isu telah berpindah

dari menjadi isu keamanan maka masalah tersebut memiliki urgensi yang sangat

tinggi dan harus segera diselesaikan.50

Selain konsep keamanan non-tradisional dan teori sekuritisasi Copenhagen

School, konsep 'rational actor model' juga digunakan untuk menjeleskan tentang

sistem pengambilan keputusan dalam pemerintahan Kolombia. Konsep ini

mengasumsikan bahwa aktor utama dalam pengambilan keputusan terkait

kebijakan luar negeri adalah individu rasional yang dapat diandalkan untuk

membuat keputusan yang mempertimbangkan nilai dan manfaat bagi negara.51

Aktor rasional akan mempertimbangkan tujuan kebijakan luar negeri dan

menentukan yang mana pilihan yang tepat diantara pilihan yang lain.

Pada umumnya, aktor rasional mengacu pada presiden yang bertanggung jawab

untuk mengarahkan kebijakan luar negeri suatu negara. Konsep 'rational actor

model' mengkaji interaksi tingkat negara dan menjadikan perilaku pemerintah

sebagai unit analisis. Lebih dari itu, dalam 'rational actor model' ketersediaan

informasi sangat dibutuhkan pembuat kebijakan untuk pengambilan keputusan

49 Ibid. 50 Ibid. 51 Alex Mintz dan Karl De Rouen, "Understanding Foreign Policy Decision Making" Cambridge

University Press, (2010) 57-67.

Page 37: Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap

20

secara optimal.52 Untuk itu, dalam membuat keputusan dibutuhkan aktor lain selain

presiden yang dapat mencari informasi terkait kebijakan yang akan dibuat.

1.6 Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

1.6.1 Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah jenis

pendekatan kualitatif. Metode penelitian deskriptif dipilih penulis agar

menghasilkan penelitian yang bersifat objektif dan sistematis.53 Pertama, penulis

mengumpulkan data, menganalisis dan menginterpretasikan nya. Setelah itu,

penulis mencari ciri-ciri atau unsur-unsur dari fenomena yang dikaji. Berdasarkan

permasalahan yang diangkat, penulis juga menggunakan desain penelitian kausal

komparatif, karena dapat membantu menjelaskan hubungan sebab akibat suatu

fenomena.54

1.6.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, terdapat beberapa jenis teknik pengumpulan data

seperti observasi, wawancara dan studi dokumen/pustaka.55 Dalam mengkaji

permasalahan yang diangkat, penulis menggunakan studi dokumen/pustaka sebagai

sumber data untuk mendukung penelitian. Data sekunder diambil dari berbagai

sumber yang valid dan terverifikasi seperti buku, jurnal, artikel, berita dan official

52 Ibid. 53 John W. Creswell, “Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods

Approaches” SAGE Publications (California, 2009) 179-180. 54 Umar Suryadi Bakry, “Metode Penelitian Hubungan Internasional” Pustaka Pelajar (Indonesia,

2016) 148. 55 Bruce L. Berg dan Howard Lune, “Qualitative Research Methods for the Social Sciences 8th

Edition” Pearson Education Inc (United States, 2015) 55.

Page 38: Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap

21

report.56

Penulis juga menggunakan data-data yang membahas mengenai teori-teori

hubungan internasional, teori sekuritisasi, migrasi internasional, krisis kemanusiaan

di Venezuela, dan Kolombia yang berasal dari sumber-sumber yang terpercaya.

Untuk mendapatkan data yang terverifikasi, penulis juga menggunakan e-databases

seperti Proquest, SAGE dan Jstor. Selain itu, digunakan juga sumber dari media-

media internasional seperti CNN, BBC, Reuters dan lain-lain.

1.7 Sistematika Penelitian

Penelitian ini dimulai dengan Bab I yaitu pendahuluan. Pada bagian ini,

penulis menjabarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang

didalamnya mengandung perumusan masalah dan pembatasan masalah. Selain itu,

penulis juga memaparkan tujuan dan kegunaan penelitian, serta menjelaskan

kerangka pemikiran dengan menggunakan teori-teori hubungan internasional yang

relevan. Pada bagian akhir bab ini, penulis merumuskan metode penelitian, teknik

pengumpulan data, dan sistematika pembahasan.

Bab II memaparkan tentang gambaran umum krisis Venezuela dan dampaknya

terhadap stabilitas domestik Kolombia. Dalam bab ini, penulis mengkaji penyebab

utama dari krisis kemanusiaan Venezuela yang dapat dilihat sebagai faktor

pendorong aktivitas migrasi. Lebih dari itu, bab ini juga menjelaskan mengenai

dampak aktivitas migrasi terhadap kondisi perekonomian, kehidupan sosial dan

politik domestik Kolombia.

56 Ibid.

Page 39: Potensi Sekuritisasi Oleh Pemerintah Kolombia Terhadap

22

Bab III menjelaskan tentang sistem pengambilan keputusan di Kolombia,

dengan mengkaji model yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan. bab

ini juga membahas mengenai aktor dan lembaga Kolombia yang dominan dalam

proses pengambilan keputusan. Selain itu, pada bab ini penulis juga mengkaji studi

kasus sekuritisasi isu ‘war on drugs’ pada tahun 2010-2016. Hal ini dilakukan untuk

membaca pola sekuritisasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kolombia.

Bab IV membahas tentang potensi sekuritisasi oleh pemerintah Kolombia

terhadap krisis pengungsi Venezuela. Sebagai bahasan utama pada bab ini, penulis

melakukan analisis dengan cara mengkaji seluruh indikator sekuritisasi menurut

teori Copenhagen School. Untuk itu, pembahasan pada bab ini melibatkan proses

identifikasi indikator sekuritisasi yang meliputi ‘existential threat’, ‘referent

object’, ‘securitizing actors’, ‘speech act’, respon audiens terhadap pernyataan

aktor sekuritisasi dan ‘extraordinary measures. Lebih dari itu, dalam bab ini

analisis juga dilakukan berdasarkan proses pengambilan keputusan dan pola

sekuritisasi isu yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya. Pada akhir bab ini,

penulis menyimpulkan temuan dari analisis yang telah dilakukan.

Penelitian ini diakhiri dengan Bab V yang berisikan kesimpulan. Penulis

memaparkan hasil penelitian berupa data-data serta analisis yang telah dirangkum

menjadi satu, sehingga dapat ditarik menjadi jawaban dari pertanyaan penelitan.