populasi ikan karang dan biota penempel di sekitar terumbu buatan perairan p. kotok kecil dan p....

14
POPULASI IKAN KARANG DAN BIOTA PENEMPEL DI SEKITAR TERUMBU BUATAN PERAIRAN P. KOTOK KECIL DAN P. HARAPAN, KEPULAUAN SERIBU Amran Ronny Syam dan Mujiyanto Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumber Daya Ikan ABSTRAK Tutupan karang hidup yang ada di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta sangat rendah. Salah satu upaya yang dilakukan dalam pemulihan ekosistem terumbu karang tersebut adalah rekayasa habitat terumbu buatan di perairan sekitar Pulau Kotok Kecil dan Pulau Harapan. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi ikan karang dan biota penempel pada terumbu buatan sebagai indikator awal pemulihan ekosistem terumbu karang di perairan P. Kotok Kecil dan P. Harapan. Pengamatan dilakukan pada empat unit terumbu buatan yang diletakkan di dasar perairan pada kedalaman 8 – 13 m. Modul terumbu buatan terbuat dari bahan beton berkerangka besi, berbentuk kubus berongga yang tersusun dalam formasi piramida. Sebuah unit terumbu buatan tersusun dari 70 buah modul yang diikat antar satu dengan yang lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan ikan di sekitar terumbu buatan bertambah dibandingkan jumlah ikan sebelum ada unit terumbu buatan. Kelimpahan ikan berkisar 307 – 818 individu per unit terumbu buatan. Hasil sensus visual menunjukkan adanya ikan hias seperti Neopomacentrus sp (di unit terumbu P. Kotok) dan jenis Apogon sp (pada unit terumbu P. Harapan). Kondisi kualitas perairan cukup menunjang kehidupan biota di sekitarnya. Biota penempel telah terbentuk pada dinding beton terumbu buatan yang didominasi oleh keloimpok algae dan sebagian terdapat planula Acropora. Dengan demikian, terumbu buatan yang diletakkan di dasar perairan tersebut telah berfungsi sebagai awal suksesi pembentukan habitat ikan dan biota lain. Kata kunci: ikan karang, biota penempel, rehabilitasi, terumbu buatan, Kep. Seribu, jakarta PENDAHULUAN Tutupan karang hidup yang ada di Kepulauan Seribu hanya berkisar 20 – 30 % (Suku Dinas Kelautan dan Pertanian Kab. Adm Kep. Seribu, 2010). Nilai presentase tersebut menunjukkan kondisi yang sudah mengalami kerusakan baik disebabkan oleh pencemaran ataupun kegiatan penangkapan. Data dan informasi yang diperoleh pada tahun-tahun sebelumnya diduga sudah sangat berubah. Perubahan kondisi terumbu karang yang terjadi dapat berpengaruh terhadap perubahan lingkungan, kondisi sumber daya ikan dan biota lainnya. Sebagaimana diketahui bahwa lingkungan terumbu karang merupakan salah satu ekosistem yang sangat produktif dan amat rentan terhadap perubahan lingkungan. Penelitian kondisi terumbu karang di beberapa wilayah Kepulauan Seribu pada tahun 1999 menunjukkan kategori buruk sampai bagus, yang di dominasi buruk sampai sedang, dengan persentase penutupan karang hidup pada kisaran 0 sampai 49,9% (Lazuardi & Wijoyo, 2000). Dampak dari kerusakan terumbu karang serta tingkat eksploitasi yang sangat intensif adalah terdegradasinya beberapa jenis sumber daya, seperti teripang, kekerangan dan ikan karang ekonomis penting lainnya (Hartati, 2008). Berbagai upaya, baik rencana jangka pendek maupun jangka panjang, telah dirancang oleh para ahli serta dilaksanakan untuk menyelamatkan ekosistem terumbu karang. Pemerintah Indonesiapun telah mengambil langkah-langkah penting dalam upaya penyelamatan ekosistem terumbu karang antara lain melalui program COREMAP. Selain itu telah ditetapkan di Indonesia sebanyak 107 Kawasan Konservasi Laut (KKL) PR-01

Upload: mujiyanto

Post on 29-Sep-2015

43 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Tutupan karang hidup yang ada di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta sangat rendah. Salah satu upaya yang dilakukan dalam pemulihan ekosistem terumbu karang tersebut adalah rekayasa habitat terumbu buatan di perairan sekitar Pulau Kotok Kecil dan Pulau Harapan. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi ikan karang dan biota penempel pada terumbu buatan sebagai indikator awal pemulihan ekosistem terumbu karang di perairan P. Kotok Kecil dan P. Harapan. Pengamatan dilakukan pada empat unit terumbu buatan yang diletakkan di dasar perairan pada kedalaman 8 – 13 m. Modul terumbu buatan terbuat dari bahan beton berkerangka besi, berbentuk kubus berongga yang tersusun dalam formasi piramida. Sebuah unit terumbu buatan tersusun dari 70 buah modul yang diikat antar satu dengan yang lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan ikan di sekitar terumbu buatan bertambah dibandingkan jumlah ikan sebelum ada unit terumbu buatan. Kelimpahan ikan berkisar 307 – 818 individu per unit terumbu buatan. Hasil sensus visual menunjukkan adanya ikan hias seperti Neopomacentrus sp

TRANSCRIPT

  • POPULASI IKAN KARANG DAN BIOTA PENEMPEL DI SEKITARTERUMBU BUATAN PERAIRAN P. KOTOK KECIL DAN P. HARAPAN,

    KEPULAUAN SERIBUAmran Ronny Syam dan Mujiyanto

    Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumber Daya Ikan

    ABSTRAKTutupan karang hidup yang ada di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta sangat rendah. Salah

    satu upaya yang dilakukan dalam pemulihan ekosistem terumbu karang tersebut adalah rekayasahabitat terumbu buatan di perairan sekitar Pulau Kotok Kecil dan Pulau Harapan. Tujuanpenelitian adalah mengidentifikasi ikan karang dan biota penempel pada terumbu buatan sebagaiindikator awal pemulihan ekosistem terumbu karang di perairan P. Kotok Kecil dan P. Harapan.Pengamatan dilakukan pada empat unit terumbu buatan yang diletakkan di dasar perairan padakedalaman 8 13 m. Modul terumbu buatan terbuat dari bahan beton berkerangka besi, berbentukkubus berongga yang tersusun dalam formasi piramida. Sebuah unit terumbu buatan tersusun dari70 buah modul yang diikat antar satu dengan yang lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwakelimpahan ikan di sekitar terumbu buatan bertambah dibandingkan jumlah ikan sebelum ada unitterumbu buatan. Kelimpahan ikan berkisar 307 818 individu per unit terumbu buatan. Hasilsensus visual menunjukkan adanya ikan hias seperti Neopomacentrus sp (di unit terumbu P.Kotok) dan jenis Apogon sp (pada unit terumbu P. Harapan). Kondisi kualitas perairan cukupmenunjang kehidupan biota di sekitarnya. Biota penempel telah terbentuk pada dinding betonterumbu buatan yang didominasi oleh keloimpok algae dan sebagian terdapat planula Acropora.Dengan demikian, terumbu buatan yang diletakkan di dasar perairan tersebut telah berfungsisebagai awal suksesi pembentukan habitat ikan dan biota lain.Kata kunci: ikan karang, biota penempel, rehabilitasi, terumbu buatan, Kep. Seribu, jakarta

    PENDAHULUANTutupan karang hidup yang ada di Kepulauan Seribu hanya berkisar 20 30 %

    (Suku Dinas Kelautan dan Pertanian Kab. Adm Kep. Seribu, 2010). Nilai presentasetersebut menunjukkan kondisi yang sudah mengalami kerusakan baik disebabkan olehpencemaran ataupun kegiatan penangkapan. Data dan informasi yang diperoleh padatahun-tahun sebelumnya diduga sudah sangat berubah. Perubahan kondisi terumbukarang yang terjadi dapat berpengaruh terhadap perubahan lingkungan, kondisi sumberdaya ikan dan biota lainnya. Sebagaimana diketahui bahwa lingkungan terumbu karangmerupakan salah satu ekosistem yang sangat produktif dan amat rentan terhadapperubahan lingkungan. Penelitian kondisi terumbu karang di beberapa wilayah KepulauanSeribu pada tahun 1999 menunjukkan kategori buruk sampai bagus, yang di dominasiburuk sampai sedang, dengan persentase penutupan karang hidup pada kisaran 0 sampai49,9% (Lazuardi & Wijoyo, 2000). Dampak dari kerusakan terumbu karang serta tingkateksploitasi yang sangat intensif adalah terdegradasinya beberapa jenis sumber daya,seperti teripang, kekerangan dan ikan karang ekonomis penting lainnya (Hartati, 2008).

    Berbagai upaya, baik rencana jangka pendek maupun jangka panjang, telahdirancang oleh para ahli serta dilaksanakan untuk menyelamatkan ekosistem terumbukarang. Pemerintah Indonesiapun telah mengambil langkah-langkah penting dalam upayapenyelamatan ekosistem terumbu karang antara lain melalui program COREMAP.Selain itu telah ditetapkan di Indonesia sebanyak 107 Kawasan Konservasi Laut (KKL)

    PR-01

  • Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober 20112

    diantaranya adalah Kepulauan Seribu dengan status sebagai Taman Nasional Laut yangberada di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta. SebagaiTaman Nasional Laut Kepulauan Seribu dibentuk Daerah Perlindungan Laut (DPL) yangberlokasi di Gosong Pramuka, Pulau Tidung, Pulau Pramuka, dan direncanakan setiapkelurahan terdapat kawasan DPL. DPL adalah daerah yang ditutup secara permanen,dimana semua kegiatan dan aktivitas manusia dilarang terutama batas penangkapannelayan. Tujuan pembentukan DPL adalah 1) menjaga, memperbaiki, meningkatkan danmempertahankan keanekaragaman hayati pesisir dan laut seperti terumbu karang, ikan,tumbuhan, organisme lain, dan produksi perikanan; 2) dapat dikembangkan sebagaitempat pariwisata sehingga meningkatkan pendapatan/kesejahteraan masyarakatsetempat; 3) mendidik masyarakat setempat dalam mengelola sumberdaya merekasehingga dapat memperkuat rasa tanggungjawab dan kewajiban masyarakat untukmengambil peran dalam menjaga dan mengelola sumberdaya mereka secara lestari; dan4) Sebagai lokasi penelitian dan pendidikan keanekaragaman hayati pesisir dan laut bagimasyarakat, sekolah, lembaga penelitian dan perguruan. Adapun manfaat dibentuknyaDPL adalah 1) Untuk memelihara fungsi ekologis dengan melindungi tempat hidup,tempat bertelur, dan tempat membesarkan larva berbagai biota laut; dan 2) Untukmemelihara fungsi ekonomis kawasan pesisir dan pulau kecil bagi masyarakat yang hidupdi sekitarnya (Suku Dinas Kelautan & Pertanian, Kab. Administrasi Kep. Seribu, 2010).

    Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan populasi ikan karang dibeberapa lokasi terumbu karang alamiah yang rusak melalui rekayasa habitat terumbubuatan (artificial reef) di sekitar perairan Pulau Kotok Kecil dan Pulau Harapan, Kep.Seribu DKI Jakarta. Sasaran yang ingin dicapai adalah terbentuknya habitat bagi ikandan biota lainnya di sekitar terumbu buatan yang merupakan perkembangan awal dariekosistem terumbu buatan. Selain itu dalam jangka waktu tertentu biota karang, ikan danbiota lainnya dapat tumbuh dan berkembang sehingga bermanfaat sebagai daerahpotensial wisata bahari.

    BAHAN DAN METODEKegiatan penelitian dilakukan dengan metode survey dan analisis di laboratorium

    yang terdiri dari beberapa tahapan, sebagai berikut : Identifikasi lingkungan habitat sekitar terumbu buatan yang telah diletakkan pada

    bulan Oktober 2010 di perairan P. Kotok Kecil, dan P. Harapan, KepulauanSeribu. Letak posisi koordinat unit terumbu buatan tersebut adalah TB-A (541,324 LS 106 31,918 BT), TB-B (5 41,302 LS 106 31,951 BT), TB-C(5 39,019 LS 106 34,430 BT), dan TB-D (5 39,002 LS 106 34,474BT).

    Pengamatan kelimpahan dan jenis ikan karang serta biota penempel di sekitarterumbu buatan (Gambar 1) yang dilakukan pada bulan Oktober dan Nopember2010. Pengamatan kelimpahan dan jenis ikan dilakukan dengan cara sensusvisual sepanjang garis transek atau Line Intercept Transect, seluas 150 m2(English et al., 1994) yang dilakukan sebelum penenggelaman unit terumbubuatan dan setelah berusia satu bulan.

  • Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober 20113

    Gambar 1. Lokasi Penelitian di sekitar Perairan P. Kotok Kecil dan P. Harapan,Kepulauan Seribu (Google Earth. 2010)

    Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kondisi terumbu buatan, yang meliputikelimpahan biota penempel, populasi ikan karang, dan pengukuran nilaiparameter oseanografi di sekitar perairan tersebut.

    Untuk mengetahui keragaman jenis digunakan Indeks Keragaman Shanon-Weiner (Odum, 1972) sebagai berikut:

    keterangan : H = indeks keanekaragaman Shannon-Weinerpi = ni/Nni = jumlah individu jenis ke iN = jumlah seluruh individu dalam sampelln = perhitungan logaritma natural

    Indeks Dominansi dihitung berdasarkan rumus:

    keterangan : C = indeks dominan Simpsonni = jumlah individu jenis ke iN = jumlah total individu

    Parameter Kualitas Perairan yang diukur antara lain: Kecerahan (kedalamanseichi disk dlm m), Intensitas cahaya bawah air (k lux), Suhu air (oC), klorofil-a(mg/m3), pH, Dissolved Oxygen (mg/l), Total alkalinitas (mg Ca CO3/l),

    106 31 30

    5 39

    00

    5 41

    00

    5 40

    00

    106 33 00 106 34 30Bujur Timur

    Lintan

    g Sela

    tan

    Pulau Kotok Kecil

    Pulau Harapan

  • Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober 20114

    Pulau Harapan

    Mayorspecies,90%

    Indicatorspecies,

    1%

    Targetspecies,

    9%

    Pulau Kotok Kecil

    Mayorspecies58%

    Targetspecies42%

    Indica torspecies

    0%

    konduktivitas (ms/cm), Salinitas (o/oo), Konsentrasi nitrat N-NO3 (mg/l), danPhosfat N-PO4 (mg/l). Parameter tersebut diukur menggunakan peralatan DigitalWater Quality Checker, metode spektrofotometer dan Brucine sulfat (APHA,1989).

    Identifikasi ikan dan biota penempel mengacu pada Kuiter (1992), Kuiter &Tonozuka (2001), Gloerfelt-Tarp & Kailola (1984), Lieske & Myers (1997), danSuharsono (1996).

    HASIL DAN PEMBAHASANKondisi perairan sebelum pemasangan terumbu buatan

    Hasil pengamatan sebelum penenggelaman terumbu buatan pada bulan Oktober2010 melalu Line Intercept Transect (LIT) seluas 150 m2, menunjukkan kelimpahan ikanrelatif rendah yaitu sebesar 1 individu/m2 (149 individu per luasan transek) di PulauKotok dan 1 individu/m2 (196 individu per luasan transek) di Pulau Harapan.Berdasarkan kategori spesies, komposisi ikan mayor di Pulau Kotok dijumpai sebesar58% dan ikan target sebesar 42%. Kelimpahan ikan yang tergolong mayor speciesdijumpai lebih tinggi di Pulau Harapan yaitu sebesar 90%, ikan target sebesar 9% danikan indikator sebesar 1%. Komposisi ikan di kedua stasiun didominasi oleh familiPomacentridae yaitu sebanyak 52 individu di Pulau Kotok dan 118 individu di PulauHarapan (Gambar 2).

    Gambar 2. Komposisi ikan berdasarkan kategori spesies di Perairan P. Kotok Kecildan P. Harapan sebelum penenggelaman terumbu buatan pada bulanOktober 2010

    Pomacentridae merupakan famili ikan yang termasuk dalam kategori mayorspesies yang dalam penyebarannya relative lebih sering dijumpai. Famili Labridae,Synodontidae, Apogonidae dan Pinguipedidae juga merupakan kelompok kategori mayorspesies. Ikan Labridae dan Synodontidae di Pulau Kotok dijumpai dengan jumlah relativerendah yaitu masing-masing sebanyak 14 dan 21 individu. Caesionidae yang merupakansalah satu famili dari ikan target dijumpai cukup tinggi di Pulau Kotok yaitu sebanyak 42individu, sedangkan kategori target lainnya dijumpai dalam jumlah rendah yaitu Scaridaesebanyak 18 individu dan Lutjanidae sebanyak 2 individu. Selain Pomacentridae, kategorispecies mayor yang dijumpai di Pulau Harapan yaitu Apogonidae dengan jumlah cukuptinggi sebanyak 41 individu, Labridae sebanyak 16 individu dan Pinguipedidae sebanyak3 individu. Ikan target di Pulau Harapan dijumpai dalam jumlah relative rendah yaitu

  • Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober 20115

    Scaridae sebanyak 10 individu, Caesionidae sebanyak 5 individu dan Lethrinidaesebanyak 2 individu. Ikan indikator dijumpai hanya 1 individu yaitu Chaetodonoctofasciatus. Jumlah jenis yang teramati yaitu 19 jenis di Pulau Kotok dan 21 jenis diPulau Harapan (Gambar 3).

    Gambar 3. Komposisi ikan berdasarkan famili di Perairan Pulau Kotok Kecil dan PulauHarapan sebelum penenggelaman terumbu buatan pada bulan Oktober 2010

    Indeks keanekaragaman ikan di Pulau Kotok pada kategori sedang yaitu sebesar2,565, indeks keseragaman ikan cukup tinggi 0,871 dan indeks dominansi rendah 0,107.Hampir sama dengan di Pulau Harapan, indeks keanekaragaman sebesar 2,507, indekskeseragaman sebesar 0,823 dan indeks dominansi sebesar 0,105. Berdasarkan indeksyang diperoleh, dapat dikatakan bahwa pengaruh lingkungan sekitarnya terhadap keduastasiun cukup memberi dampak ekologis bagi biota perairan. Stasiun di Pulau Kotokadalah lokasi yang penggunaan wilayah sekitarnya lebih difungsikan sebagai lokasiwisata, dalam hal ini Pulau Kotok dalam kategori kepemilikan pribadi, sedangkan PulauHarapan merupakan pulau dengan penduduk yang cukup padat yang tersambung denganPulau Kelapa yang juga berpenduduk padat yang tentunya akan berdampak meningkatnyatekanan-tekanan ekologis bagi perairan di sekitarnya.

  • Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober 20116

    Kondisi perairan sesudah pemasangan terumbu buatanJika dibandingkan dengan hasil pengamatan satu bulan pasca penenggelaman

    terumbu buatan dengan volume sebesar 143,75 m3, terjadi peningkatan jumlah individuikan sebesar 307-818 ekor (3-6 ekor/m3), tertinggi di TB 1 Pulau Kotok dan terendah diTB2 Pulau Harapan. Indeks Keanekaragaman ikan pada kisaran rendah 1,201-1,596,tertinggi di TB2 Pulau Harapan dan terendah di TB1 Pulau Harapan. Dalam hal iniekosistem terumbu buatan yang baru berumur satu bulan tentunya masih belum sempurnaatau masih dalam perkembangan. Begitu pula dengan indeks keseragaman berkisar 0,388-0,524, tertinggi di TB2 Pulau Harapan dan terendah di TB1 Pulau Harapan dengan indeksdominansi cukup tinggi berkisar 0,329-0,414, tertinggi di TB1 Pulau Harapan danterendah di TB2 Pulau Harapan.

    Pada Gambar 4 dan 5 menunjukkan secara keseluruhan ikan mayor mendominasipada 4 unit TB dengan komposisi berkisar 88,57-97,89% dengan kelimpahan berkisar 2-5ind/m3. Kategori ikan target dijumpai relatif rendah yaitu sebesar 1,97-11,37% dengankelimpahan ind/m3. Ikan indikator hanya dijumpai pada kisaran 0,14-0,65%, namun tidakdijumpai di TB1 Pulau Kotok. Perbedaan yang nyata terlihat yaitu dominasi oleh jenisNeopomacentrus (Pomacentridae) teramati pada 2 unit di Pulau Kotok, sedangkanApogon (Apogonidae) mendominasi pada 2 unit di Pulau Harapan. Pomacentridaemendominasi sebesar 453 individu di TB1 Pulau Kotok, 282 individu di TB2 PulauKotok. Famili terbesar kedua adalah Apogonidae yaitu sebesar 266 individu di TB1Pulau Kotok dan 95 individu di TB2 Pulau Kotok. Sebaliknya Apogonidae mendominasidi TB1 Pulau Harapan sebesar 640 individu dan 239 individu di TB2 Pulau Harapan,sedangkan Pomacentridae sebagai famili terbesar kedua dijumpai relatif rendah yaitumasing-masing sebesar 44 dan 40 individu. Pomacentridae dan Apogonidae adalahtermasuk dalam jenis kategori ikan mayor. Kelompok ikan mayor lainnya yaitu Labridae,Synodontidae dan Pinguipedidae dijumpai dengan jumlah individu relatif rendah berkisar1-12 individu. Kelompok ikan target yang teramati berkisar 1-37 individu, yang terdiridari famili Caesionidae, Nemipteridae, Scaridae, Mullidae dan Haemullidae. Secarakeseluruhan, kelimpahan ikan target relatif lebih tinggi pada 2 unit TB di Pulau Kotokdibandingkan dengan 2 unit TB di Pulau Harapan. Kategori ikan indikator yang dijumpaiyaitu Chaetodon octofasciatus dan Chelmon rostratus. Jumlah jenis ikan yang teramatiyaitu 17 jenis di TB1 Pulau Kotok, 19 jenis di TB2 Pulau Kotok, 21 jenis di TB-C PulauHarapan dan 22 jenis di TB-D Pulau Harapan

  • Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober 20117

    Gambar 4. Komposisi ikan berdasarkan kategori spesies di Perairan P. Kotok Kecildan P. Harapan pasca penenggelaman terumbu buatan pada bulanNovember 2010

    Gambar 5. Komposisi famili ikan berdasarkan hasil sensus visual di perairan PulauKotok Kecil dan Pulau Harapan pasca penenggelaman terumbu buatanpada bulan November 2010

  • Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober 20118

    Gambar 5. Komposisi famili ikan berdasarkan hasil sensus visual di perairan PulauKotok Kecil dan Pulau Harapan pasca penenggelaman terumbu buatan padabulan November 2010 (Lanjutan)

    Berdasarkan survey di Pulau Panggang yang merupakan sentra nelayanpengumpul dan pedagang ikan hias di Kepulauan Seribu, diperoleh data dan informasibahwa hampir semua jenis ikan yang teramati pada 4 unit terumbu buatan di Pulau Kotokdan Pulau Harapan juga dijumpai di lokasi sentra perdagangan ikan hias tersebut. Hal inimenunjukkan bahwa terumbu buatan sudah dapat berfungsi secara ekologis bagikomunitas ikan hias khususnya dan biota laut lainnya.

    Keanekaragaman ikan karang pada unit A terumbu buatan di P. KotokHasil pengamatan ikan di unit terumbu buatan A Pulau Kotok pada bulan

    November 2010, dijumpai sebanyak 9 famili dan 17 jenis dengan kelimpahan sebesar 6ind/m3. Kelompok kategori ikan mayor mendominasi sebesar 88,63% (725 individu),Pomacentridae adalah famili dengan persentase paling tinggi pada kategori ini yaitusebesar 55,38% yang didominasi oleh Neopomacentrus cyanomos dengan kisaran jumlahindividu relatif tinggi yaitu 432 individu. Famili terbesar kedua adalah Apogonidaesebesar 32,52% (266 individu), terutama didominasi oleh Apogon quenquelineatussebesar 231 individu. Spesies lainnya dari kategori ikan mayor dijumpai dengan jumlahindividu rendah yaitu berkisar antara 1-12 individu. Kelompok kategori ikan target hanyadijumpai sebesar 11,37% (93 individu), beberapa jenis ikan target yang teramati yaituCaesio, Plectorhinchus, Scolopsis, Scarus dan Parupeneus.

  • Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober 20119

    Indeks keanekaragaman pada kategori rendah yaitu sebesar 1,427 dengan indekskeseragaman sebesar 0,504 dan indeks dominansi sebesar 0,364, dalam hal ini ekosistemterumbu buatan yang baru berumur satu bulan masih dalam perkembangan.

    Keanekaragaman ikan karang pada unit B terumbu buatan di P. KotokHasil pengamatan ikan di unit terumbu buatan B Pulau Kotok pada bulan

    November 2010, dijumpai sebanyak 10 famili dan 19 jenis dengan kelimpahan sebesar 3ind/m3. Kelompok kategori ikan mayor mendominasi sebesar 88,57% (395 individu),Pomacentridae adalah famili dengan persentase paling tinggi pada kategori ini yaitusebesar 63,23% yang didominasi oleh Neopomacentrus cyanomos dengan kisaran jumlahindividu sebesar 262 individu. Famili terbesar kedua adalah Apogonidae sebesar21,3,52% (95 individu), yaitu Apogon quenquelineatus. Spesies lainnya dari kategorimayor dijumpai dengan jumlah individu rendah yaitu berkisar antara 1-17 individu.Kelompok kategori ikan target hanya dijumpai sebesar 11,21% (50 individu), beberapajenis ikan target yang teramati yaitu Plectorhinchus, Parupeneus, Scolopsis dan Scarus.Ikan indikator yang dijumpai sebanyak 1 individu yaitu Chelmon rostratus.

    Indeks keanekaragaman pada kategori rendah yaitu sebesar 1,441 dengan indekskeseragaman sebesar 0,489 dan indeks dominansi sebesar 0,395, dalam hal ini ekosistemterumbu buatan yang baru berumur satu bulan masih dalam perkembangan.

    Keanekaragaman ikan karang pada Unit C terumbu buatan di P. HarapanHasil pengamatan ikan di unit C terumbu buatan Pulau Harapan pada bulan

    November 2010, dijumpai sebanyak 7 famili dan 21 jenis dengan kelimpahan sebesar 2ind/m3. Kelompok kategori ikan mayor mendominasi sebesar 94,14% (289 individu),Apogonidae adalah famili dengan persentase paling tinggi pada kategori ini yaitu sebesar77,85%. Spesies lainnya dari kategori mayor dijumpai dengan jumlah individu rendahyaitu berkisar antara 1-16 individu. Kelompok kategori ikan target hanya dijumpaisebesar 5,21% (16 individu), jenis ikan target yang teramati hanya 3 jenis yaitu Scolopsis,Parupeneus dan Scarus. Ikan indikator yang dijumpai sebanyak 1 individu yaituChaetodon octofasciatus.

    Indeks keanekaragaman pada kategori rendah yaitu sebesar 1,596 dengan indekskeseragaman sebesar 0,524 dan indeks dominansi sebesar 0,329, dalam hal ini ekosistemterumbu buatan yang baru berumur satu bulan masih dalam perkembangan.

    Keanekaragaman ikan karang pada Unit D terumbu buatan di Pulau HarapanHasil pengamatan ikan di unit D terumbu buatan Pulau Harapan pada bulan

    November 2010, dijumpai yaitu sebanyak 6 famili dan 22 jenis dengan kelimpahansebesar 5 ind/m3. Kelompok kategori ikan mayor mendominasi sebesar 97,89% (695individu), Apogonidae adalah famili dengan persentase paling tinggi pada kategori iniyaitu sebesar 90,14%. Spesies lainnya dari kategori ikan mayor dijumpai dengan jumlahindividu rendah yaitu berkisar antara 1-19 individu. Kelompok kategori ikan target hanyadijumpai sebesar 1,97% (14 individu), jenis ikan target yang teramati hanya 2 jenis yaituScolopsis dan Scarus. Ikan indikator yang dijumpai hanya Chaetodon octofasciatus.

  • Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober 201110

    Indeks keanekaragaman pada kategori rendah yaitu sebesar 1,201 dengan indekskeseragaman sebesar 0,388 dan indeks dominansi sebesar 0,414, dalam hal ini ekosistemterumbu buatan yang baru berumur satu bulan masih dalam perkembangan.

    Kualitas perairan di sekitar perairan terumbu buatanSebanyak 13 parameter kualitas perairan diukur di sekitar perairan P.Kotok Kecil

    dan P. Harapan Kepulauan Seribu DKI Jakarta. Hasil pengukuran tersebutmenunjukkan bahwa nilai konsentrasi beberapa nilai parameter cenderung lebih tinggipada pengukuran setelah peletakan unit terumbu buatan dari pada sebelum peletakan unitterumbu buatan. Parameter tersebut adalah Klorofil-a (mg/m3), Kelarutan oksigen (DO)mg/l; dan kandungan nitrat N-NO3 (mg/l), sedangkan parameter lain relatif homogen(Tabel 1). Hal ini disebabkan adanya aktivitas metabolisme berbagai biota penempelterutama jenis alga yang merupakan biota perintis yang dapat tumbuh menutupipermukaan modul terumbu buatan yang diletakkan di perairan tersebut. Komunitas algatersebut dapat melakukan fotosintesis dan proses tersebut dapat menghasilkan oksigen,sehingga kelarutan oksigen di sekitar perairan tersebut bisa meningkat. Hal ini jugamenunjukkan terjadinya suksesi awal dari komunitas di sekitar terumbu buatan. Darienam nilai parameter tersebut dapat dikategorikan dalam kisaran nilai yang masihmendukung untuk kehidupan biota perairan.

    Tabel 1. Nilai konsentrasi beberapa parameter kualitas perairan di sekitar P. Kotok Kecildan P. Harapan, Kepulauan Seribu DKI Jakarta

    No ParameterKualitas Air Hrp Ktk TB-A TB-B TB-C TB-D Min Max Rerata SDJumdata

    1 Kecerahan (m) 6 4 8 7 5.5 5.5 4.0 8.0 6.0 1.4 62 Int. Cahaya BawahAir (k lux ) 8.40 3.62 19.10 19.40 28.60 28.09 3.62 28.60 17.87 10.16 63 Suhu Air (oC) 29.3 29.4 29.5 29.9 29.9 30.3 29.3 30.3 29.7 0.4 64 Klorofil (mg/m3) 0.409 0.200 2.240 1.354 3.877 4.345 0.200 4.345 2.071 1.746 65 pH (unit) 8 8 8.5 8.5 8.5 8.5 8.00 8.50 8.33 0.26 66 DO (mg/l) 5.71 5.81 7.18 7.42 7.12 7.15 5.710 7.420 6.732 0.761 67 Tot. Alkalinitas(mg CaCO3/l) 64.50 118.25 86.00 75.25 96.75 96.75 64.50 118.25 89.58 18.83 6

    8 Konduktivitas(ms/cm) 37.80 37.90 17.58 18.56 16.40 16.90 16.40 37.90 24.19 10.61 69 Salinitas (0/00) 31 31 32 31 31 31 31 32 31 0 610 N-NO2 (mg/l) 0.011 0.011 0.011 0.020 0.011 0.022 0.011 0.022 0.014 0.005 611 N-NO3 (mg/l) 0.089 0.086 0.264 0.212 0.119 0.229 0.086 0.264 0.167 0.078 612 N-NH4 (mg/l) 1.072 0.529 1.086 0.621 0.804 1.474 0.529 1.474 0.931 0.350 613 P-PO4 (mg/l) 0.020 0.034 0.025 0.019 0.017 0.021 0.017 0.034 0.023 0.006 6

    Suksesi beberapa populasi biota di sekitar perairan terumbu buatanDefinisi biota penempel yang dimaksud adalah berbagai jenis biota baik hewan

    maupun tumbuhan serta bakteri yang melekat pada suatu substrat keras. Setiap bendayang terendam dalam air laut umumnya bisa ditempeli oleh biota penempel (bioufallingcommunities). Biota penempel tersebut sebagian besar tergolong dalam avertebrata danbiota lain yang biasa terlihat pada terumbu buatan seperti kelompok bentos (biota yangmenetap di dasar), kelompok merayap, sebagian kelompok biota yang bersifat

  • Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober 201111

    komensalisme, simbiose dan parasit atau predator (Sukarno, 1981). Suksesi biotapenempel pada benda yang terendam air laut diawali oleh penempelan dan membentuksuatu lapisan tipis (primary film), kemudian seiring dengan waktu membentuk kolonisasikomunitas yang tumbuh di kalangan diatom bentik, spora alga dan larva berbagai jenishewan lain.

    Hasil pengamatan pada bulan November 2010 terhadap keberadaan biotapenempel pasca peletakkan terumbu buatan di Pulau Kotok dan Pulau Harapanmenunjukkan bahwa kelompok biota terlihat menonjol kehadirannya yaitu Ascidian sp,Algae sp, Enteromorpha sp dan Padina sp. Keempat jenis biota tersebut merupakan biotaperintis. Biota karang akan tumbuh pada substrat terumbu buatan pada fase selanjutnya.Adapun pertumbuhan hard corals Acropora dan non Acropora belum terlihat,kebanyakan masih dalam stadia planula. Persentase penutupan dari kelompok algae spmencapai 30% dari seluruh permukaan dari masing-masing kubus berongga (Tabel 2).Tabel 2. Komposisi jenis biota penempel pada modul terumbu buatan di Pulau Kotok

    dan Pulau Harapan Kepulauan Seribu pada bulan Nopember 2010

    No. Kelas Jenis Biota PenempelHasil Pengamatan TKB

    Pulau Kotok Pulau HarapanTKB 1 TKB 2 TKB 1 TKB 2

    A. Hard corals - Juvenil corals 6 8 2 4B. Soft Coral - Dendronephthya sp 4 6 2 4

    - Ascidian sp >> >> >> >>- Callyspongia sp 3 5 2- Clathria sp 1 2- Algae sp >> >> >> >>

    C. Other Fauna - Cirrhipathes sp 4 7 2 4- Palythoa sp 3- Aglaophenia sp 4 2 2- Lamellibranchia sp 1

    D. Algae - Enteromorpha sp >> >> >> >>- Padina sp >> >> >> >>

    Jumlah jenis 11 10 7 9Keterangan: >> kepadatan lebih dari 100 individu

    KESIMPULAN1. Empat unit terumbu buatan yang terbuat dari beton dengan susunan formasi

    modul berbentuk piramida terletak di dasar perairan sekitar P. Kotok Kecil dan P.Harapan sejak bulan Oktober 2010.

    2. Pada pengamatan bulan November menunjukkan adanya penempelan biotakarang (hard corals) meskipun baru berbentuk stadia planula, terdapat jugapenutupan kelompok Algae sp (Ascidian, Algae, Enteromorpha dan Padina) yangmencapai 30% dari permukaan unit terumbu, dan terdapat juga endapan pasirhalus yang diduga terbawa arus dasar perairan.

  • Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober 201112

    3. Kepadatan ikan lebih tinggi pada daerah terumbu buatan yang mencapai 307 818 individu per unit terumbu buatan bila dibandingkan dengan kondisi sebelumada terumbu buatan.

    4. Beberapa jenis ikan hias yang dijumpai di sekitar terumbu buatan adalahNeopomacentrus sp di P. Kotok, dan Apogon sp di P. Harapan. Hal inimenunjukkan tahap awal fungsi terumbu buatan terlihat sebagai fish shelter(rumah singgah ikan) yang menjadi indikator sebagai awal pemulihan ekosistemterumbu karang.

    5. Parameter kualitas perairan menunjukkan nilai kisaran yang mendukungkehidupan biota di sekitar perairan terumbu buatan.

    DAFTAR PUSTAKAAPHA (American Public Health Association). 1989. Standard Methods for The

    Examination of Water and Waste Water Including Bottom Sediment and Sludges.12-th ed Amer. Publ. Health Association Inc, New York.

    English, S., C.wilkinson and V.Baker. 1994. Survey Manual For Tropical MarineResources. Australian Institute of Marine Science. Townville-Australia.

    Gloerfelt-Tarp, T. and P.J. Kailola. 1984. Trawled fishes of southern Indonesia andnorthwestern Australia. Australian Development Assistance Bureau, Australia,Directorate General of Fishes, Indonesia, and German Agency for TechnicalCooperation, Federal Republic of Germany. 407 p.

    Google Earth, 2010. http://earth.google.com.Hartati , S.T. , A. Warsa & B.I. Purnawati, 2008. Peningkatan Daya Dukung Sumberdaya

    Perikanan Melalui Rehabilitasi Habitat di Perairan Kepulauan Seribu. LaporanKegiatan Penelitian. Loka Riset Pemacuan Stok Ikan Tahun 2007.

    Http://www.konservasi-laut.net. Daftar Kawasan Konservasi Laut Indonesia.Kuiter, R.H. & T. Tonozuka. 2001. Pictorial Guide to: Indonesian Reef Fishes. Part 1

    3, Zoonetics-Australia. 866 pp.Kuiter, R.H. 1992. Tropical Reef-fishes of the western Pacific Indonesia and Adjacent

    Waters. Gramedia. Jakarta.Lazuardi, M.E. & N.S.Wijoyo. 2000. Perubahan kondisi terumbu karang di Gugusan

    Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu, Jakarta. Pros. Lok. Pengelolaan & IptekTerumbu Karang Indonesia. Jakarta.

    Lieske, E. & R. Meyers. 1997. Reef Fishes of the world. Periplus Edition, Jakarta,Indonesia.

    Odum, E.P. 1972. Fundamental of Ecology.Third edition. W.B Saunders Philadelphia.Suharsono, 1996. Jenis-jenis karang yang umum dijumpai di Perairan Indonesia. Laporan

    Penelitian. Proyek Penelitian dan Pengembangan Daerah Pantai, LIPISukarno. 1981. Terumbu Karang Di Indonesia: Sumber Daya, Permasalahan, dan

    Pengelolaan. LON LIPI. Jakarta.Suku Dinas Kelautan dan Pertanian. 2010. Budidaya dan Pelestarian Perairan Kep.

    Seribu, DKI Jakarta. Suku Dinas Kelautan dan Pertanian KabupatenAdministrasi Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta.

  • Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober 201113

    Lampiran 1. Komposisi jenis ikan karang sebelum dan sesudah peletakan unit terumbubuatan di sekitar perairan Pulau Harapan dan Pulau Kotok Kecil, KepulauanSeribu DKI Jakarta

    No Jenis Ikan Lokasi PengamatanP.Hrpn P.Ktk TB-A TB-B TB-C TB-D

    I MAYOR SPECIESAPOGONIDAE

    1 Apogon quenquelineatus 22 231 95 89 3602 Apogon victoriae 193 Apogon sp. 35 150 280

    SYNODONTIDAE4 Synodus ulae 21 5 5

    LABRIDAE5 Bodianus mesothorax 16 Cheilinus fasciatus 1 1 2 1 27 Halichoeres chrysus 18 Halichoeres melanurus 4 3 1 39 Halichoeres ornatissimus 2 3 310 Halichoeres purpurescens 10 9 3 111 Thallasoma lunare 3 7 1 2

    PINGUIPEDIDAE12 Parapercis hexophthalma 3 1

    POMACENTRIDAE13 Abudefduf sexfasciatus 1614 Amblyglyphidodon aureus 415 Amblyglyphidodon curacao 32 716 Chromis analis 8 517 Chromis xanthochira 318 Chromis xanthura 419 Chrysiptera oxycephala 4 3 220 Dischistodus perspicillatus 221 Dischistodus prosopotaenia 4 5 122 Hemiglyphidodon plagiometopon 1 3 623 Neopomacentrus azysron 12 7 324 Neopomacentrus cyanomos 6 432 262 12 525 Pomacentrus alexanderae 31 18 3 17 16 1926 Pomacentrus bankanensis 1 227 Pomacentrus mollucensis 4 2 128 Pomacentrus taeniometopon 26

    II TARGET SPECIESCAESIONIDAE

    No Jenis Ikan P.Hrpn P.Ktk TB-A TB-B TB-C TB-D29 Caesio cuning 5 34 3730 Caesio teres 8

  • Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober 201114

    No Jenis Ikan Lokasi PengamatanP.Hrpn P.Ktk TB-A TB-B TB-C TB-D

    LETHRINIDAE31 Letrinus obsoletus 2

    LUTJANIDAE32 Lutjanus decussatus 2

    SCARIDAE33 Scarus dimidiatus 234 Scarus flavipectoralis 2 2 4 7 3 335 Scarus ghobban 8 1036 Scarus quoyi 137 Scarus rivulatus 4 5 5 5 3 438 Scarus sp. 5 2

    MULLIDAE39 Parupeneus barberinus 2 2 1

    HAEMULIDAE40 Plectorhinchus flavomaculatus 2 1

    NEMIPTERIDAE41 Scolopsis bilineata 2042 Scolopsis ciliata 3 8 3 343 Scolopsis lineata 1444 Scolopsis trilineata 1 3 21 2 1 2

    III INDICATOR SPECIESCHAETODONTIDAE

    45 Chaetodon octofasciatus 1 2 146 Chelmon rostratus 1

    Kelimpahan (individu/150m2) 196 149 818 446 307 710Jumlah Jenis 21 19 17 19 21 22Kepadatan ikan (individu/m2) 1 1 5 3 2 5Indeks Keragaman 2,51 2,56 1,43 1,44 1,60 1,20Indeks keseragaman 0,82 0,87 0,50 0,49 0,52 0,39Indeks Dominansi 0,10 0,11 0,36 0,40 0,33 0,41Keterangan:Lokasi P. Harapan dan P. Kotok dilakukan sampling pada bulan Oktober 2010,sedangkan lokasi P. Kotok TB (A), TB (B) dan P. Harapan TB (C) dan TB (D)sampling dilakukan pada Nopember 2010