populasi dan sampel - | just another … · web viewpengertian populasi dan sampel kata populasi...
TRANSCRIPT
BAB 1
1. Latar Belakang Masalah
Bagian ini berisi uraian atau gambaran umum yang dapat diperoleh dari
koran, majalah, buku, jurnal, laporan penelitian, seminar, atau keadaan
lapangan mengenai hal-hal yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.
Gambaran umum ini dapat bersifat mendukung atau menunjang
pendapat peneliti atau pun bersifat tidak mendukung atau menolak harapan
peneliti. Selain itu juga dipaparkan uraian pemantapan terhadap pemahaman
masalah, misalnya mengapa masalah yang dikemukakan dipandang menarik,
penting, dan perlu ditelaah
2. Rumusan Masalah
Bagian ini merupakan pengembangan dari uraian latar belakang
masalah yang menunjukkan bahwa masalah yang akan ditelaah memang belum
terjawab atau belum dipecahkan secara memuaskan. Uraian tersebut didukung
berbagai publikasi yang berhubungan dengan masalah yang dikaji, yang
mencakup aspek yang dikaji, konsep-konsep yang berkaitan dengan hal yang
akan ditulis, dan teori yang melandasi kajian. Pembahasan ini hanya berisi
uraian yang memang relevan dengan masalah yang akan dikaji serta disajikan
secara sistematis dan terpadu.
Selanjutnya dituliskan pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab
melalui telaah pustaka (dalam bentuk kalimat tanya), yang memuat
variabel/hubungan antarvariabel yang akan dikaji. Kata tanya yang digunakan
berupa apa, mengapa, bagaimana, sejauh mana, kapan, siapa, dan sebagainya
bergantung pada ruang lingkup masalah yang akan dibahas.
3. Tujuan Penelitian
Bagian ini memberikan gambaran yang khusus atau spesifik mengenai arah
dari kegiatan kajian kepustakaan yang dilakukan, berupa keinginan realistis
peneliti tentang hasil yang akan diperoleh. Tujuan kajian harus mempunyai
kaitan atau hubungan yang relevan dengan masalah yang akan diteliti. Sebagai
contoh adalah mengkaji kehidupan orang-orang yang terkenal dalam suatu
bidang studi untuk mengetahui pengalaman-pengalaman mereka, bagaimana
1
usaha mereka untuk meneliti dan menemukan apa yang sekarang dianggap
sebagai hal yang biasa saja.
4. Kegunaan Penelitian
Bagian ini memberikan gambaran yang khusus atau spesifik mengenai arah
dari kegiatan kajian kepustakaan yang dilakukan, berupa keinginan realistis
peneliti tentang hasil yang akan diperoleh. Tujuan kajian harus mempunyai
kaitan atau hubungan yang relevan dengan masalah yang akan diteliti. Sebagai
contoh adalah mengkaji kehidupan orang-orang yang terkenal dalam suatu
bidang studi untuk mengetahui pengalaman-pengalaman mereka, bagaimana
usaha mereka untuk meneliti dan menemukan apa yang sekarang dianggap
sebagai hal yang biasa saja.
5. Metode Kajian
Metode kajian menjelaskan semua langkah yang dikerjakan penulis sejak
awal hingga akhir. Pada bagian ini dapat dimuat hal-hal yang berkaitan dengan
anggapan-anggapan dasar atau fakta-fakta yang dipandang benar tanpa adanya
verifikasi dan keterbatasan, yaitu aspek-aspek tertentu yang dijadikan kerangka
berpikir. Selanjutnya dilakukan analisis masalah dan variabel yang terdapat
dalam judul kajian. Analisis masalah menghasilkan variabel dan hubungan
antarvariabel. Selanjutnya dilakukan analisis variabel dengan mengajukan
pertanyaan mengenai masing-masing variabel dan pertanyaan yang berkaitan
dengan hubungan antarvariabel. Analisis ini diperlukan untuk menyusun alur
berpikir dalam memecahkan masalah.
Perlu ditekankan bahwa tulisan tentang metode kajian hendaknya
didasarkan atas kajian teori dan khasanah ilmu, yaitu paradigma, teori, konsep,
prinsip,hukum, postulat, dan asumsi keilmuan yang relevan dengan masalah
yang dibahas.
6. Definisi Istilah
Bagian ini memberikan penjelasan mengenai istilah-istilah yang
digunakan agar terdapat kesamaan penafsiran dan terhindar dari kekaburan.
Bagian ini juga memberikan keterangan rinci pada bagian-bagian yang
memerlukan uraian, misalnya alat peraga, sekolah, alat ukur, lokasi atau
2
tempat, nilai, sikap, penghasilan, keadaan atau kondisi, keadaan sosial
ekonomi, status, dan sebagainya.
7. Daftar Rujukan
Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah
disebutkan dalam teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai
bahan bacaan tetapi tidak dirujuk dalam teks tidak dimasukkan dalam daftar
rujukan. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang disebutkan dalam skripsi,
tesis, dan disertasi harus dicantumkan dalam daftar rujukan. Tatacara penulisan
daftar rujukan.
Unsur yang ditulis secara berurutan meliputi:
1. Nama penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, nama
Tengah, tanpa gelar akademik,
2. Tahun penerbitan
3. Judul, termasuk subjudul
4. Kota tempat penerbitan, dan
5. Nama penerbit.
3
BAB 3
A. Pengertian Populasi dan Sampel
Kata populasi (population/universe) dalam statistika merujuk pada
sekumpulan individu dengan karakteristik khas yang menjadi perhatian dalam
suatu penelitian (pengamatan). Populasi dalam statistika tidak terbatas pada
sekelompok orang, tetapi juga binatang atau apa saja yang menjadi perhatian
kita. Misalnya populasi bank swasta di Indonesia, tanaman, rumah, alat-alat
perkantoran, dan jenis pekerjaan.
Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran
populasi. Ukuran populasi ada dua: (1) populasi terhingga (finite population),
yaitu ukuran populasi yang berapa pun besarnya tetapi masih bisa dihitung
(cauntable). Misalnya populasi pegawai suatu perusahaan; (2) populasi tak
terhingga (infinite population), yaitu ukuran populasi yang sudah sedemikian
besarnya sehingga sudah tidak bisa dihitung (uncountable). Misalnya populasi
tanaman anggrek di dunia.
Informasi tentang populasi sangat diperlukan untuk menarik kesimpulan.
Bila kita dapat mengobservasi keseluruhan individu anggota populasi, kita
akan mendapatkan besaran yang menyatakan karakteristik populasi yang
sebenarnya; dalam statistika disebut parameter. Dengan demikian parameter
adalah suatu nilai yang menggambarkan ciri/karakteristik populasi. Parameter
merupakan suatu nilai yang stabil karena diperoleh dari observasi terhadap
seluruh anggota populasi. Biasanya dilambangkan dengan huruf-huruf Yunani.
Misalnya: Rata-rata populasi dilambangkan dengan μ (baca: myu). Jika kita
mengamati seluruh populasi berarti kita melakukan sensus.
Dari beberapa literature atau pendapat para ahli, dapat disimpulkan
bahwa populasi merupakan keseluruh elemen, atau unit elementer, atau unit
penelitian, atau unit analisis yang memiliki karakteristik tertentu yang
dijadikan sebagai objek penelitian. Pengertian populasi tidak hanya berkenaan
dengan ”siapa” tetapi juga berkenaan dengan apa. Istilah elemen, unit
elementer, unit penelitian, atau unit analisis yang terdapat pada batasan
populasi di atas merujuk pada ”siapa” yang akan diteliti atau unit di mana
pengukuran dan inferensi akan dilakukan (individu, kelompok, atau
4
organisasi), sedang penggunaan kata karakteristik merujuk pada ”apa” yang
akan diteliti. ”Apa” yang diteliti tidak hanya merujuk pada isi, yaitu ”data apa”
tetapi juga merujuk pada cakupan (scope) dan juga waktu.
Sementara sampel adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil
menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya. Kerja statistik
melalui sampel dimungkinkan dengan alasan: keterbatasan biaya, waktu dan
tenaga. Banyaknya anggota suatu sampel disebut ukuran sampel, sedangkan
suatu nilai yang menggambarkan ciri sampel disebut statistik. Sampel
diharapkan bisa mewakili populasi, karena itu sampel dibagi dua, yaitu sampel
representatif dan sampel nonrepresentatif. Sampel representatif adalah sampel
yang bisa mewakili keadaan populasinya, dan sampel nonrepresentatif adalah
sampel yang tidak dapat mewakili populasinya. Dengan demikian sebagai
penduga parameter ada dua kemungkinan nilai statistik yang diperoleh, yaitu
persis sama dengan parameternya atau tidak sama (lebih besar atau lebih kecil).
Statistik sering dilambangkan dengan huruf dari abjad latin. Contoh rata-rata
sampel dilambangkan dengan .
B. Teknik Penarikan Sampel
Earl Babbie (1986) dikutip Prijana (2005) dalam bukunya The Practice
of Social Research, mengatakan “Sampling is the process of selecting
observations” (Sampling adalah proses seleksi dalam kegiatan observasi).
Proses seleksi yang dimaksud di sini adalah proses untuk mendapatkan sampel.
Gambar 1
Logika Sampling
5
POPULASI
N
SAMPEL
nSampling
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disampaikan dua hal yaitu: (1)
bahwa sampling adalah proses untuk mendapatkan sampel dari suatu populasi.
Di sini sampel harus benar-benar mencerminkan populasi, artinya kesimpulan
yang diangkat dari sampel merupakan kesimpulan atas populasi. (2) masalah
yang dihadapi adalah tentang bagaimana proses pengambilan sampel, dan
berapa banyak unit analisis yang akan diambil.
C. Tipe Sampling
Tipe sampling dapat dibedakan berdasarkan dua hal, yaitu tipe sampling
berdasarkan proses pemilihannya dan tipe sampling berdasarkan peluang
pemilihannya.
Tipe sampling berdasarkan proses pemilihannya terbagi atas: (1)
Sampling dengan pengembalian (sampling with replacement), yaitu setiap
anggota sampel yang terpilih dikembalikan lagi ke tempatnya sebelum
pemilihan selanjutnya dilakukan, sehingga ada kemungkinan bahwa suatu
satuan sampling akan terpilih lebih dari sekali. (2) Sampling tanpa
pengembalian (sampling without replacement), yaitu setiap anggota sampel
yang terpilih tidak dikembalikan lagi ke dalam satuan populasi. Dengan
demikian sampling tanpa pengembalian merupakan kebalikan dari proses
sampling dengan pengembalian.
Sampling Probalibility
Tipe sampling berdasarkan peluang pemilihannya terbagi atas sampling
probabilitas (probability sampling) dan sampling nonprobabilitas
(nonprobability sampling). Dalam sampling probabilitas, pemilihan sampel
dilakukan secara acak dan dilakukan secara objektif, dalam arti tidak
didasarkan semata-mata pada keinginan peneliti, sehingga setiap anggota
populasi memiliki kesempatan tertentu untuk terpilih sebagai sampel.
Yang termasuk dalam sampling probabilitas adalah: sampling acak
sederhana (simple random sampling), sampling sistematik (systematic
sampling), sampling berstrata (stratified sampling), dan sampling bergugus
(cluster sampling).
6
Yang dimaksud dengan sampling acak sederhana adalah sebuah proses
sampling yang dilakukan sedemikian rupa sehingga setiap satuan sampling
yang ada dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih ke
dalam sampel. William G. Cohran dalam bukunya Sampling Techniques, yang
diterjemahkan oleh Prijana (2005) mengatakan bahwa sampling acak
sederhana adalah sebuah metode seleksi terhadap unit-unit populasi, unit-unit
tersebut diacak seluruhnya. Masing-masing unit atau unit satu dengan unit
lainnya memiliki peluang yang sama untuk dipilih. Pemilihan dilakukan
dengan tabel angka random atau menggunakan program komputer.
Sementara Earl Babbie dalam bukunya The Practice of Social Research
masih dalam Prijatna (2005) mengatakan bahwa sampling acak sederhana
adalah sebuah metode sampling dasar dalam penelitian sosial, sebuah kerangka
sampling mesti dibuat, masing-masing unit didaftar seluruhnya tanpa ada yang
terlewat. Penseleksiannya menggunakan tabel angka random.
Dari kedua pendapat tersebut jelas bahwa sampling acak sederhana
adalah sebuah rancangan sampling yang paling sederhana ditinjau dari proses
sampling-nya maupun dari bentuk rumus yang dianalisisnya, serta digunakan
untuk ukuran populasi terbatas dan ukuran kecil, oleh karena itu proses
penarikan sampel acak sederhana relatif mudah. Proses sampling dimulai dari
unit-unit dicatat seluruhnya tanpa ada yang terlewati yang umumnya data
diambil dari data sensus. Setelah data dari kerangka sampling sudah lengkap,
maka selanjutnya dilakukan langkah penyeleksian untuk masing-masing unit
dengan peluang yang sama untuk terpilih sebagai unit sampel dengan
menggunakan tabel angka random atau menggunakan program komputer.
Penarikan sampel sistematik (systematic sampling) merupakan
pengambilan setiap unsur ke k dalam populasi, untuk dijadikan sampel.
Pengambilan sampel secara acak hanya dilakukan pada pengambilan awal saja,
sementara pengambilan kedua dan seterusnya ditentukan secara sistematis,
yaitu menggunakan interval tertentu sebesar k.
7
William G. Cohran (Prijana, 2005) mengatakan bahwa sampling
sistematik berbeda dengan sampling acak sederhana. Unit-unit populasi dicatat
seluruhnya secara tersusun. Untuk seleksi unit-unit yang dijadikan unit sampel
digunakan aturan sistematik, hanya unit pertama saja yang digunakan cara
seleksi acak, untuk unit terpilih yang kedua dan seterusnya menggunakan
aturan sistematik.
Penarikan sampel berstrata dilakukan dengan mengambil sampel acak
sederhana dari setiap strata populasi yang sudah ditentukan lebih dulu.
Penarikan sampel acak berstrata, populasinya di skat-skat menjadi beberapa
group yang disebut strata. Setiap strata memiliki elemen yang relatif homogen.
Misalnya saja: (1) pendapatan keluarga per bulan, besarnya sangat bervariasi
dari satu keluarga dengan keluarga lainnya. Pendapat seseorang tentang
sesuatu hal akan berbeda dengan pendapat orang lainnya, tergantung latar
belakang pendidikannya, tergantung pada umurnya, lingkungan hidupnya, dan
pengaruh faktor-faktor lainnya. (2) Banyaknya surat yang dikirimkan melalui
bis-bis surat akan sangat bervariasi dari satu lokasi ke lokasi lainnya.
Kesibukan pekerjaan di kantor-kantor pos akan berbeda tergantung kepada
kelasnya, daerahnya, dan kondisi-kondisi lain.
Gambar 2
Teknik Penarikan Sampel dengan Sampling Acak Berstrata
Apabila rancangan sampling yang digunakan untuk survei seperti ini
adalah sampling acak sederhana atau sampling sistematik, maka akan ada
kemungkinan bahwa sifat-sifat seperti di atas tidak terjaring. Oleh karena itu,
8
Populasi dengan Unit yang Heterogen
N
Dikelompokkan dalam 3 Strata
Stratum 1 dengan Ukuran N1
Stratum 3 dengan Ukuran N3
Stratum 2 dengan
Ukuran N2
untuk menjamin bahwa sampel yang kita peroleh benar-benar bisa mencakup
karakteristik yang ada dalam populasi, maka rancangan yang sebaiknya
digunakan adalah stratified random sampling.
Populasi yang bersifat heterogen seolah dibagi dalam strata. Dalam
menentukan banyaknya strata yang harus dibuat, maka ada dua faktor yang
perlu diperhatikan antara lain: (1) naiknya presisi, artinya hubungan turunnya
harga varians dengan banyaknya strata, dan (2) hubungan antara besarnya
biaya dengan banyaknya strata.
Apabila keadaan variabel yang sedang kita teliti sangat heterogen, maka
makin banyak strata makin baik. Banyaknya strata yang bisa dibuat mungkin
sedemikian keadaannya, sehingga dalam sebuah stratum hanya terdapat sebuah
satuan sampling saja. Latar belakang matematis dan latar belakang pengalaman
memberikan petunjuk bahwa kalau banyaknya strata sudah lebih dari 6 buah,
maka keadaanya sudah menjadi kurang efisien ditinjau dari sudut presisi dan
biaya.
Gambar 3
Penarikan Sampel tiap Stratum pada Sampling Acak Berstrata
Keterangan :
N = Populasi
N1 = Populasi pada stratum ke 1
N2 = Populasi pada stratum ke 2
Ni = Populasi pada stratum ke i
n = Sampel
n1 = Sampel pada stratum ke 1
n2 = Sampel pada stratum ke 2
ni = Sampel pada stratum ke i
9
N1 NNiN2+ + ……... + =
n1 + + ……... + =n2 ni n
Setelah banyaknya strata dan ukuran sampel keseluruhan ditentukan,
maka proses selanjutnya adalah mengalokasikan satuan-satuan sampling dalam
sampel itu ke dalam setiap stratum. Artinya kita harus menentukan berapa
ukuran sampel untuk setiap stratum, yaitu n1, n2, n3, dan seterusnya (ni),
sedemikian rupa sehingga diperoleh: n1 + n2 + n3 + … + ni = n (Gambar 5).
Setelah itu sampel untuk masing-masing stratum diambil melalui sampling
acak sederhana. Oleh karena menggunakan cara SAS, maka proses penarikan
sampel dilakukan dengan cara yang sama seperti sudah dijelaskan pada
bahasan tentang sampling acak sederhana (SAS), dengan menganggap seolah
setiap stratum sebagai populasi tersendiri. Oleh karena itu diperlukan kerangka
sampling di setiap stratum.
Sampling Nonprobability
Selain sampling probabilitas, di muka disinggung tentang sampling
nonprobabilitas. Sampling nonprobabilitas merupakan pemilihan sampel yang
dilakukan dengan pertimbangan-pertimbangan peneliti, sehingga dengan tipe
sampling nonprobability ini membuat semua anggota populasi tidak
mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai anggota sampel.
Nonprobability sampling dikembangkan untuk menjawab kesulitan yang
timbul dalam menerapkan teknik probability sampling, terutama untuk
mengeliminir biaya dan permasalahan dalam pembuatan sampling frame
(kerangka sampel). Pemilihan nonprobability sampling ini dilakukan dengan
pertimbangan: 1). penghematan biaya, waktu dan tenaga; dan 2) keterandalan
subjektivitas peneliti (pengetahuan, kepercayaan dan pengalaman seseorang
seringkali dijadikan pertimbangan untuk menentukan anggota populasi yang
dipilih sebagai sampel). Yang termasuk pada sampling nonprobabilitas adalah
convenience sampling, judgement sampling, quato sampling, dan snowball
sampling.
Pada convenience sampling (sampling kemudahan), sampel diambil
berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja
bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristiknya, maka orang
tersebut dapat dijadikan sampel. Dengan kata lain sampel diambil/terpilih
10
karena ada ditempat dan waktu yang tepat. Tanpa kriteria peneliti bebas
memilih siapa saja yang ditemuinya untuk dijadikan sampel.
Dengan demikian teknik sampling ini digunakan ketika peneliti
berhadapan dengan kondisi karakteristik elemen populasi tidak dapat
diidentifikasikan dengan jelas, maka teknik penarikan sampel convenience,
atau sering juga disebut sampling accidental menjadi salah satu pilihan. Teknik
sampling convenience adalah teknik penarikan sampel yang dilakukan karena
alasan kemudahan atau kepraktisan menurut peneliti itu sendiri. Dasar
pertimbangannya adalah dapat dikumpulkan data dengan cepat dan murah,
serta menyediakan bukti-bukti yang cukup melimpah. Kelemahan utama teknik
sampling ini jelas yaitu kemampuan generalisasi yang amat rendah atau
keterhandalan data yang diperoleh diragukan.
Judgement sampling (dikenal juga dengan purposive sampling) adalah
teknik penarikan sampel yang dilakukan berdasarkan karakteristik yang
ditetapkan terhadap elemen populasi target yang disesuaikan dengan tujuan
atau masalah penelitian. Dalam perumusan kriterianya, subjektivitas dan
pengalaman peneliti sangat berperan. Penentuan kriteria ini dimungkinkan
karena peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu didalam
pengambilan sampelnya.
Teknik sampling kuota, pada dasarnya sama dengan judgment sampling,
yaitu mempertimbangkan kriteria yang akan dijadikan anggota sampel.
Langkah penarikan sampel kuota antara lain: pertama peneliti merumuskan
kategori quota dari populasi yang akan ditelitinya melalui pertimbangan-
pertimbangan tertentu sesuai dengan ciri-ciri yang dikehendakinya, seperti
jenis kelamin, dan usia. Kedua menentukan besarnya jumlah sampel yang
dibutuhkan, dan menetapkan jumlah jatah (quotum). Selanjutnya, setelah
jumlah jatah ditetapkan, maka unit sampel yang diperlukan dapat diambil dari
jumlah jatah tersebut. Teknik sampling kuota biasanya digunakan bila
populasinya berukuran besar.
Quota sampling (jatah) hampir mirip dengan teknik sampling stratifikasi.
Bedanya, jika dalam sampling stratifikasi penarikan sampel dari setiap
subpopulasi dilakukan dengan acak, maka dalam sampling kuota, ukuran serta
11
sampel pada setiap sub-subpopulasi ditentukan sendiri oleh peneliti sampai
jumlah tertentu tanpa acak. Mengapa bisa begitu? Karena pada kenyataannya
sering dijumpai bahwa peneliti tidak dapat mengetahui ukuran yang rinci dari
setiap subpopulasi, atau ukuran antar subpopulasi sangat jauh berbeda.
Menghadapi kondisi seperti, maka peneliti dapat mempertimbangkan
penggunaan teknik sampling kuota. Jadi, melalui teknik sampling kuota,
penarikan sampel dilakukan atas dasar pertimbangan peneliti untuk tujuan
meningkatkan representasi sampel penelitian sampai jumlah tertentu
sebagaimana yang dikehendaki peneliti.
Snowball Sampling merupakan salah satu bentuk judgement sampling
yang sangat tepat digunakan bila populasinya kecil dan spesifik. Cara
pengambilan sampel dengan teknik ini dilakukan secara berantai, makin lama
sampel menjadi semakin besar, seperti bola salju yang menuruni lereng
gunung. Hal ini diakibatkan kenyataan bahwa populasinya sangat spesifik,
sehingga sulit sekali mengumpulkan sampelnya. Pada tingkat operasionalnya
melalui teknik sampling ini, responden yang relevan di interview, diminta
untuk menyebutkan responden lainnya sampai diperoleh sampel sebesar yang
diinginkan peneliti, dengan spesifikasi/spesialisasi yang sama karena biasanya
mereka saling mengenal.
Dibandingkan dengan teknik sampling nonprobabilitas lainnya, teknik ini
memiliki keunggulan terutama dalam hal biaya yang relatif lebih rendah.
Kelemahannya adalah kemungkinan bias yang relatif lebih besar karena
pemilihan responden tidak independen (Zikmund, 2000: 362).
Berdasarkan uraian di atas tentang sampling peluang dan non peluang,
seorang peneliti dapat dengan bebas menentukan tipe sampling mana yang
akan digunakannya. Tetapi ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan untuk
menentukan tipe sampling yang baik, diantaranya: (1) dapat menghasilkan
gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi, (2) dapat menentukan
presisi dari hasil penelitian, (3) sederhana, mudah dilaksanakan, dan (4) dapat
memberikan keterangan sebanyak mungkin tentang populasi dengan biaya
minimal.
12
D. Prosedur Penarikan Sampel
Setelah kita membahas pengertian sampling dan tipe-tipe sampling
sebagaimana diuraikan di muka, selanjutnya untuk memudahkan pemahaman
kita tentang bagaimana cara penarikan sampel serta cara memperoleh sampel
yang representatif, akan disampaikan beberapa langkah atau prosedur dalam
melakukan pengambilan sampel. pengambilan sampel, dapat dilakukan
langkah-langkah berikut, diantaranya: (1) Menentukan populasi target, (2)
Membuat kerangka sampling, (3) Menentukan ukuran sampel, (4) Menentukan
teknik dan rencana pengambilan sampel, (5) Melakukan pengambilan sampel.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka langkah-langkah penarikan
sampel dapat kita uraikan sebagai berikut: (1) Pertama yang harus ditentukan
dalam langkah mendesain penarikan sampel adalah menentukan populasi
sasaran dengan tegas, yang dilanjutkan dengan penentuan populasi studi dari
populasi sasaran tadi. (2) Menentukan area populasi, hal ini berkaitan dengan
data penelitian yang akan dijadikan lokasi penelitian. (3) Menentukan ukuran
populasi (size of population) sebagai dasar untuk menarik sampel. Biasanya
populasi diambil dari data sensus. Carilah data tersebut secara lengkap,
dapatkan data yang akurat dan up to date. (4) Buatlah kerangka sampling
dengan memasukan data dari populasi studi secara lengkap dan jelas, serta hal
yang terpenting adalah satuan-satuan sampling diberi nomor sesuai dengan
jumlah digit populasinya, secara berurutan dari nomor paling kecil sampai
dengan nomor yang paling besar. (5) Tentukan ukuran sampel dengan
menggunakan rumus-rumus yang sesuai. (6) Gunakan tabel angka random
ataupun program komputer sebagai alat seleksi. (7) Satuan sampling terpilih
sebagai anggota sampel, merupakan langkah terakhir dari desain sampling
yang pada hakikatnya merupakan cerminan dari populasi.
E. Menentukan Ukuran Sampel
Salah satu masalah yang dihadapi dalam teknik penarikan sampel adalah
tentang berapa banyak unit analisis (ukuran sampel) yang harus diambil. Oleh
karena itu, pada saat peneliti mengajukan usulan penelitian, disarankan untuk
secara tegas memberikan gambaran operasional berupa ukuran sampel minimal
13
yang akan digunakan untuk penelitiannya. Ukuran sampel ini akan
memberikan isyarat mengenai kelayakan penelitian (eligibility of the research).
Ukuran sampel bisa ditentukan melalui dua dasar pemikiran, yaitu
ditentukan atas dasar pemikiran statistis, dan atau ditentukan atas dasar
pemikiran non statistis. Ditinjau dari aspek statistis, ukuran sampel ditentukan
oleh beberapa faktor, diantaranya: (1) bentuk parameter yang menjadi tolak
ukur analisis, dalam arti apakah tujuan penelitian ini untuk menaksir rata-rata,
persentase, atau menguji kebermaknaan hipotesis, (2) tipe sampling, apakah
simple random sampling, stratified random sampling atau yang lainnya. Tipe
sampling ini berkaitan dengan penentuan rumus-rumus yang harus dipakai
untuk memperoleh ukuran sampel, dan (3) variabilitas variabel yang diteliti
(keseragaman variabel yang diteliti), makin tidak seragam atau heterogen
variabel yang diteliti, makin besar ukuran sampel minimal. Sedangkan
dipandang dari sudut nonstatistis, ukuran sampel ditentukan oleh beberapa
faktor, diantaranya: (1) kendala waktu atau time constraint, (2) biaya, dan (3)
ketersediaan satuan sampling.
VARIABEL & HIPOTESIS PENELITIAN
A. Pengertian Variabel
Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang,
atau objek uang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang
lain atau satu objek dengan objek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981).
Variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau
kegiatan tertentu. Tinggi, berat badan, sikap, motivasi, kepemimpinan, disiplin
kerja, merupakan atribut-atribut dari setiap orang. Berat, ukuran, bentuk, dan
warna merupakan atribut-atribut dari objek.
Bahan baku pabrik, teknologi produksi, pengendalian mutu, pemasaran,
advertising, nilai penjualan, keuntungan adalah merupakan contoh variabel
dalam kegiatan maupun ilmu bisnis.
Dinamakan variabel karena ada variasinya. Misalkan berat badan dapat
dikatakan variable, karena berat badan sekelompok orang itu bervariasi antara
14
satu dengan yang lain. Demikian juga motivasi, persepsi dapat juga dikatakan
sebagai variable karena misalnya persepsi dan sekelompok orang tentu
berfariasi.
Jadi, kalau peneliti akan memilih variable penelitian, baik yang dimiliki
orang objek. Maupun bidang kegiatan dan keilmuan tertentu, maka harus ada
variasinya.
Variabel yang tidak ada variasinya bukan dikatakan sebagai variable.
Untuk dapat bervariasi, maka penelitian harus didasarkan pada sekelompok
sumber data atau objek yang bervariasi.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat dirumuskan di
sini bahwa variabel penelitian adalah sauatu atribut atau sifat atau nilai
dari orang, obek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
B. Macam-macam Variabel
Variabel adalah suatu peubah penelitian yang dapat diukur. Variabel
juga dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang yang atau objek yang
mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau suatu objek dengan
objek yang lain
Dalam penelitian, setelah memperoleh pengertian tentang konsep dan definisi
operasional variabel, langkah berikutnya adalah menentukan variabel yang
memiliki hubungan antar variabel yang satu dengan variabel lain.
Berikut adalah macam-macam variabel dan bisa dibedakan menjadi :
1. Variabel Independent
Variable independent atau variable bebas, atau peubah bebas sering
juga disebut dengan variabel stimulus, atau predictor, atau variabel antecedent.
Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, variabel independent disebut juga
sebagai peubah bebas.
Peubah bebas ini adalah merupakan peubah yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab terjadinya perubahan terhadap peubah tak bebas. Atau
15
yang menyebabkan terjadinya variasi bagi peubah tak bebas (variabel
dependent).
2. Variabel Dependent. Variabel dependent, dalam bahasa Indonesia
sering disebut sebagai peubah tak bebas, variabel output, criteria, atau
konsekuen. Variabel ini sering disebut sebagai peubah tak bebas, atau
variabel terikat. Variable terikat atau peubah tak bebas ini merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variable sebab atau peubah bebas.
3. Varibel Moderator
Variabel moderator adalah peubah yang mempengaruhi (memperkuat
atau memperlemah) hubungan antara variabel independent dengan variabel
dependent. Variabel ini sering disebut juga sebagai peubah bebas kedua. Bila
suami istri mempunyai anak, maka anak dapat disebut sebagai variabel
moderator, karena dapat memperkuat hubungan emosional antara suami dan
istri.
4. Variabel Intervening
Variabel intervening adalah peubah yang secara teoritis mempengaruhi
(memperlemah dan memperkuat) hubungan antara variabel independent
(peubah bebas) dengan variable dependent (peubah terikat), akan tetapi tidak
dapat diamati dan diukur secara matematis.
5. Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah peubah yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga pengaruh variabel independent (peubah bebas) terhadap variabel
dependent (peubah tak bebas) tidak dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
diamati. Variabel kontrol ini sering digunakan dalam penelitian komparatif,
yang bersifat melakukan perbandingan.
C. Pengertian Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah
yang kita hadapi. Dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan
jawabanyang benar maka seseorang ilmuwan seakan-akan melakukan
interogasi terhadap alam.
16
Adapun kegunaan Hipotesis adalah sebagai berikut :
1) Mengarahkan penelitian. Misalnya relasi dan hubungan yang
diungkapkan dalam hipotesis akan memberitahukan hal-hal yang
dilakuka olehpeneliti.
2) Masalah dan hipotesis membuat peneliti mampu mendeduksi
manifestasi empiris tertentu yang tercakup dalam masalah serta
hipotesis itu, karena masalah dan hipotesis pada umumnya merupakan
pernyataan yang reasional.
E. Macam-macam Hipotesis
Terdapat tiga macam hipotesis yaitu :
a) Hipotesis Deskriftif : dirumuskan untuk menentukan titik peluang, atau
dirumuskan untuk menjawab pertanyaan taksiran/estimatif. Tidak
membandingkan. Contoh “Disiplin kerja pegawai Fak. Teknik UNTAG sangat
tinggi” Yang menjadi estimasi pada contoh ini adalah : sangat tinggi
b) Hipotesis Komparatif : memberi jawaban terhadap permasalahan yang
bersifat membedakan. Contoh “Ada perbedaan daya ikat antara Semen Tiga
Roda dengan Semen Padang”
c) Hipotesis Asosiatif : memberi jawaban pada permasalahan yang bersifat
hubungan.
Dalam hal ini menurut sifat hubungannya, ada tiga jenis hipotesis
penelitian (Ha) :
a) Hipotesis hubungan simentris : Hubungan bersifat kebersamaan antara
dua variabel atau lebih, tapi tidak menunjukkan sebab akibat. Contoh
”Ada hubungan antara banyaknya mengikuti perkuliahan dengan nilai
akhir mahasiswa”
b) Hipotesis hubungan sebab akibat (kausal) : menyatakan hubungan yang
saling mempengaruhi antara dua variabel atau lebih. Contoh ”Disiplin
pegawai yang tinggi berpengaruh positif terhadap produktifitas kerja.”
c) Hipotesis hubungan interaktif : menyatakan hubungan antara dua
variabel atau lebih bersifat saling mempengaruhi. Contoh ”Terdapat
17
pengaruh timbal balik antar kenaikan pangkat dengan tersedianya
jabatan”
Selain dari itu ada juga yang berpendapat bahwa hipotesis di bedakan
menjadi dua macam, yaitu :
1) Hipoteis Nol (null hypotheses) Hipotesi nol sering juga disebut
hipotesis statistik, karena biasanya dipakai dalam penelitian bersifat
bersifat statistik, yaitu diuji dengan hitungan statistik.
2) Hipotesis kerja. Hipotesis ini juga disebut dengan hipotesis alternatif
yang disingkat dengan Ha. Hipotesis kerja menyatakan hubungan
antara variabel variabel X dan variabel Y, atau adanya perbedaan antara
dua kelompok.
Pengolahan Data
( Pengenalan SPSS )
DATA adalah kumpulan kejadian yang diangkat dari suatu kenyataan.
Pengolahan data adalah Pengubahan atau transformasi simbol-simbol
seperti nomor dan huruf untuk tujuan peningkatan kegunaannya.
Tujuan Pengolahan Data :
Untuk mengambil informasi asli (data) dan menghasilkan informasi
lain dalam bentuk yang berguna (hasil).
Informasi dapat dibagi tiga makna pokok sebagai berikut :
1. Akurat
Berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bisa
atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas
mencerminkan maksudnya.
2. Tepat pada Waktunya
Informasi yang datang pada sipenerima tidak boleh terlambat, informasi
yang usang tidak mempunyai nilai tinggi.
18
3. Relevan
Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.
jika Anda bekerja dan mengolah data besar, maka Anda dihadapkan pada
beberapa pilihan penggunaan software, dalam pengolahannya.
Dengan digunakannya pengolahan data elektronik,(menggunakan
software) maka manfaat yang dapat diperoleh adalah meminimalkan
kebutuhan tenaga manusia , hal ini karena beberapa pekerjaan
dilakukan secara otomatis oleh peralatan bantuan seperti komputer .
Keuntungan lain adalah kemampuan komputer untuk memproses data
lebih besar, keakuratan yang lebih besar, kecepatan yang lebih besar
Pengenalan SPSS
SPSS merupakan software statistik yang pada awalnya digunakan untuk
riset dibidang sosial (SPSS saat itu adalah singkatan dari Statistical
Package for the Social Science). Sejalan dengan perkembangan SPSS
digunakan untuk melayani berbagai jenis user sehingga sekarang SPSS
singkatan dari Statistical Product and Service Solutions.
Pengenalan SPSS
(Statistical Product and Service Solution)
Saat ini banyak beredar berbagai paket program komputer statistika,
dari yang kono dan berbasis DOS seperti mirostat sampai pada yang basis
Windows seperti SPSS,SAS, Minitab dan lain-lain. Pada dasarnya program
komputer yang berhubungan dengan pengolahan data statistik bisa dibagi
menjadi 3 kelompok :
1. Membuat sendiri program; seperti Basic, Pascal dll
2. Program statistik sebagai Add Ins dari program lain; seperti Excel
3. program khusus komputer statistik
SPSS atau kepanjangan dari Statistical Product and Service Solution
merupakan salah satu dari sekian banyak software statistika yang banyak
digunakan oleh berbagai kalangan untuk menganalisis data statistika.
19
software SPSS selain mudah didapat di pasaran, juga mudah
dioperasikan, serta outputnya mudah dibaca oleh user.
Cara Kerja SPSS
Untuk bisa memahami cara kerja software SPSS, berikut ini cara kerja
komputer dengan SPSS dalam mengolah data.
1. Komputer
Pengolahan data menjadi informasi dengan komputer :
2. Statistik
Statistik juga mempunyai fungsi mengolah data dengan perhitungan
statistik tertentu, menjadi informasi yang berarti. Cara kerja proses perhitungan
dengan statistik :
3. SPSS
Proses pengolahan data pada SPSS juga mirip dengan kedua proses di
atas. Hanya disini ada variasi dalam penyajian input dan output data.
Pengolahan Data
( Pengenalan SPSS )
DATA adalah kumpulan kejadian yang diangkat dari suatu kenyataan.
Pengolahan data adalah Pengubahan atau transformasi simbol-simbol seperti
nomor dan huruf untuk tujuan peningkatan kegunaannya.
Tujuan Pengolahan Data :
Untuk mengambil informasi asli (data) dan menghasilkan informasi lain dalam
bentuk yang berguna (hasil).
Informasi dapat dibagi tiga makna pokok sebagai berikut :
1. Akurat
Berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bisa atau
menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan
maksudnya.
2. Tepat pada Waktunya
Informasi yang datang pada sipenerima tidak boleh terlambat, informasi yang
usang tidak mempunyai nilai tinggi.
20
3. Relevan
Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.
jika Anda bekerja dan mengolah data besar, maka Anda dihadapkan pada
beberapa pilihan penggunaan software, dalam pengolahannya.
Dengan digunakannya pengolahan data elektronik,(menggunakan software)
maka manfaat yang dapat diperoleh adalah meminimalkan kebutuhan tenaga
manusia , hal ini karena beberapa pekerjaan dilakukan secara otomatis oleh
peralatan bantuan seperti komputer . Keuntungan lain adalah kemampuan
komputer untuk memproses data lebih besar, keakuratan yang lebih besar,
kecepatan yang lebih besar
Pengenalan SPSS
SPSS merupakan software statistik yang pada awalnya digunakan untuk riset
dibidang sosial (SPSS saat itu adalah singkatan dari Statistical Package for the
Social Science). Sejalan dengan perkembangan SPSS digunakan untuk
melayani berbagai jenis user sehingga sekarang SPSS singkatan dari Statistical
Product and Service Solutions.
Pengenalan SPSS
(Statistical Product and Service Solution)
Saat ini banyak beredar berbagai paket program komputer statistika,
dari yang kono dan berbasis DOS seperti mirostat sampai pada yang basis
Windows seperti SPSS,SAS, Minitab dan lain-lain. Pada dasarnya program
komputer yang berhubungan dengan pengolahan data statistik bisa dibagi
menjadi 3 kelompok :
1. Membuat sendiri program; seperti Basic, Pascal dll
2. Program statistik sebagai Add Ins dari program lain; seperti Excel
3. program khusus komputer statistik
SPSS atau kepanjangan dari Statistical Product and Service Solution
merupakan salah satu dari sekian banyak software statistika yang banyak
digunakan oleh berbagai kalangan untuk menganalisis data statistika.
21
software SPSS selain mudah didapat di pasaran, juga mudah dioperasikan,
serta outputnya mudah dibaca oleh user.
Cara Kerja SPSS
Untuk bisa memahami cara kerja software SPSS, berikut ini cara kerja
komputer dengan SPSS dalam mengolah data.
1. Komputer
Pengolahan data menjadi informasi dengan komputer :
2. Statistik
Statistik juga mempunyai fungsi mengolah data dengan perhitungan
statistik tertentu, menjadi informasi yang berarti. Cara kerja proses perhitungan
dengan statistik :
3. SPSS
Proses pengolahan data pada SPSS juga mirip dengan kedua proses di
atas. Hanya disini ada variasi dalam penyajian input dan output data.
22
GAMBAR LEMBAR KERJA SPSS
• ARTI KESIMPULAN
Kesimpulan berasal dari fakta-fakta atau hubungan yang logis. Pada
umumnya kesimpulan terdiri atas kesimpulan utama dan kesimpulan tambahan.
Kesimpulan utama adalah yang berhubungan langsung dengan permasalahan.
Dengan demikian, kesimpulan utama harus bertalian dengan pokok
permasalahan dan dilengkapi oleh bukti-bukti. Pada kesimpulan tambahan,
penulis tidak mengaitkan pada kesimpulan utama, tetapi tetap menunjukkan
fakta-fakta yang mendasarinya. Dengan sendirinya, penulis tidak dibenarkan
menarik kesimpulan yang merupakan hal-hal baru, lebih-lebih jika dilakukan
pada kesimpulan utama. Jika penulis bermaksud menyertakan data atau
informasi baru maka hendaknya dikonsentrasikan pada bab-bab uraian dan
bukannya pada kesimpulan.
Pendek kata, kesimpulan adalah berisi pembahasan tentang kesimpulan
semata. Pada tulisan ilmiah dari hasil penelitian yang memerlukan hipotesis,
23
maka pada kesimpulan utamanya harus dijelaskan apakah hipotesis yang
diajukan memperlihatkan kebenaran atau tidak. Kesimpulan utama pada tulisan
ilmiah dari hasil penelitian yang memerlukan hipotesis tidaklah sedetil
kesimpulan yang terdapat pada bab analisis. Sebaliknya, pada tulisan ilmiah
dari hasil penelitian yang tidak memerlukan hipotesis, maka kesimpulan
merupakan uraian tentang jawaban penulis atas pertanyaan yang diajukan pada
bab pendahuluan.
• Kesimpulan
Berisi jawaban dan permasalahan dalam bentuk resume atau ikhtisar
dari permasalahan.Kesimpulan-kesimpulan dalam penelitan ini dibuat
berdasarkan rumusan rumusan masalah dan hipotesis yang telah dibuat pada
Bab 1.
Kesimpulan merupakan sebuah gagasan yang tercapai pada akhir
pembicaraan. Dengan kata lain, kesimpulan adalah hasil dari suatu
pembicaraan.
• 1. Cara membuat kesimpulan
• Apabila anda menulis tentang suatu persoalan, maka kesimpulannya
ialah jawaban.
• Apabila anda menulis tentang suatu masalah,(misalnya pembicaraan),
maka kesimpulan yang harus anda mencapai ialah suatu rancangan
tindakan.
• Apabila anda menulis tentang suatu pemerihalan, yakni perbincangan
tentang suatu pengwujudan, maka kesimpulannya ialah suatu
generalisasi tehadap apa yang telah diperihalkan.
• 2. Langkah-langkah Menyusun Kesimpulan dan Saran
Sebagai langkah pertama, penulis menguraikan garis besar
permasalahan dan kemudian memberi ringkasan tentang segala sesuatu yang
telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya. Pada langkah berikutnya, penulis
harus menghubungkan setiap kelompok data dengan permasalahan untuk
sampai pada kesimpulan tertentu. Langkah terakhir dalam menyusun
kesimpulan adalah menjelaskan mengenai arti dan akibat-akibat tertentu dari
kesimpulan-kesimpulan itu secara teoritik maupun praktis.
24
• Membuat saran
Seusai menutup kesimpulan penulis dapat memberikan saran atau
rekomendasi guna penelitian lebih lanjut maupun saran-saran yang lebih
praktis atau berfaedah secara riel. Seperti halnya Kesimpulan, dalam menyusun
Saran hendaknya penulis tidak menyarankan sesuatu yang tidak mempunyai
dasar atau keterkaitan dengan pembahasan yang dikemukakan. Dengan
penulis agar permasalahan yang ada dapat dipecahkan sebaik-baiknya di waktu
mendatang.
• Saran
Saran yang dimaksud di sini, merupakan usul atau pendapat dari
penulis yang mengacu pada materi pembahasan. Hendaknya dikemukakan
secara jelas dan kemungkinan dapat dilaksanakan.
METODE PENGUMPULAN DATA dan ANALISIS DATA PENELITIAN
1. METODE PENGUMPULAN DATA
A. Metode Observasi
Metode Observasi adalah suatu metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistimatik
gejala-gejala yang diselidiki.
Ciri-ciri pengamatan dalam rangka pengumpulan data, yakni :
1.memiliki arah yang khusus
2.Sistematik
3.bersifat kuantitatif
4.melakukan pencatatan segera (pada waktu observasi
berlangsung).
menuntut keahlian
25
B. Metode Kuesioner (Angket)
Metode kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian
pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan
diteliti. Untuk memperoleh data, angket kemudian disebarkan
kepada responden (orang-orang yang menjawab yang diselidiki),
terutama pada penelitian survai.
Tujuan dilakukan angket atau kuesioner, adalah :
1. Untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan
penelitian
2. Untuk memperoleh informasi mengenai suatu masalah secara
C. Metode Wawancara
Metode wawancara adalah proses Tanya jawab dalam penelitian
yang berlangsung secara lisan di mana dua orang atau lebih bertatap
muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau
keterangan-ke-terangan
2.METODE ANALISIS DATA
A. DATA, STATISTIK, DAN PENELITIAN
Menurut M. Nasir (1985:405) data mentah yang telah dikumpulkan
oleh peneliti tidak akan ada gunanya jika tidak dianalisa. Analisa data
merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah karena dengan
analisa data tersebut dapat diberi arti, makna yang berguna dalam memecahkan
masalah.
Secara garis besar, pekerjaan analisis data meliputi 3 langkah,
yaitu :
26
1. Pemeriksaan data (editing) adalah memilih/menyortir data
sedemikian rupa sehingga hanya data yang terpakai saja yang tinggal.
Langkah persiapan dilakukan dalam rangka merapikan data agar
bersih, rapi dan tinggal melakukan pengolahan lanjutan atau
menganalisis.
2. Pembuatan kode adalah melakukan pembuatan kode terhadap
data yang sudah
Diedit sebagai usaha untuk menyederhanakan data.
3.Langkah penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian.
Pemilihan terhadap rumus yang digunakan kadang-kadang disesuaikan dengan
jenis data tetapi ada kalanya peneliti menentukan pendekatan/rumus kemudian
data yang ada diubah, disesuaikan dengan rumus yang sudah dipilih
Secara umum statistik dapat membantu kita dalam :
a. Menghitung nilai tengah data.
Dengan menghitung nilai tengah data (mean, median, modus) kita bisa
mengetahui kecenderungan dari data tersebut. Hasil dari nilai statistik
ini sering terlihat aneh jika dibandingkan dengan yang terdapat dalam
dunia nyata.
b. Mengetahui sebaran atau distribusi data.
Distribusi data umumnya mengikuti distribusi normal yang berbentuk
lonceng. Kebanyakan data berkelompok di bagian tengah, dan
berangsur-angsur berkurang ke bagian tepinya. Makin jauh dari titik
tengah berarti makin besar deviasi atau penyimpangannya. Dari sini
dapat dihitung penyimpangan rata-rata atau penyimpangan bakunya.
c. Mengetahui hubungan antara suatu data dengan data lain.
Dalam mengetahui hubungan-hubungan ini statistik sangat membantu
untuk menghitung besar dan sifat dari hubungan itu. Hubungan ini
biasa dikenal dengan korelasi dan regresi. Untuk mendapatkan
27
koefisien korelasi atau regresi kita bisa dilakukan dengan bantuan
komputer.
d. Mengetahui sejauh mana data sesuai atau menyimpang dengan
standar.
Pada umumnya alam mengikuti aturan-aturan tertentu. Salah satunya
adalah distribusi normal. Sebagian besar kejadian dialam mengikuti
distribusi normal. Kurva normal yang ditemukan oleh Karl Fredrich
Gauss menunjukkan bahwa jumlah terbanyak adalah yang mengitari
angka rata-rata berkelompok di bagian tengah dan ke sebelah kanan dan
kirinya semakin menipis sehingga jika digambarkan akan membentuk
lonceng yang simetris.
B. SKALA PENGUKURAN DATA
Kesesuaian antara macan data dengan metode analisis statistiknya
didasarkan pada skala pengukuran datanya. Berdasarkan skala
pengukurannya, data dibedakan menjadi 4 macam, yaitu :
1. Skala Nominal
Data yang diukur menggunakan skala nominal menghasilkan data yang
sifatnya hanya penamaan atau menbedakan saja. Data nominal
merupakan data yang tingkatannya paling rendah. Data nominal hanya
berupa kategori saja
2. SkalaOrdinal
Data yang diukur menggunakan skala ordinal selain mempunyai ciri
nominal, juga mempunyai ciri berbentuk peringkat atau jenjang. Istilah
ordinal berasal dari kata ordo yang berarti tatanan atau deret. Misalnya
tingkat pendidikan, nilai ujian (dalam huruf), dan sebagainya.
3. SkalaInterval
28
Data yang diukur menggunakan skala interval selain mempunyai ciri
nominal dan ordinal , juga mempunyai ciri interval yang sama.
Misalnya nilai ujian (dalam angka), suhu (temperatur), dan sebagainya.
4. SkalaRasio
Data yang diukur menggunakan skala rasio merupakan skala
pengukuran data yang tingkatannya paling tinggi. Skala rasio ini selain
mempunyai ketiga ciri dari skala pengukuran diatas, juga mempunyai
nilai nol yang bersifat mutlat (absolut).
29
DAFTAR PUSTAKA
Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin. 2006. Aplikasi Statistika dalam
Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.
Cohran, W.G., 1979, Sampling Technique. Third Edition. New York : John
Wiley & Sons.
David M. Levine, David Stephan, Timothy C. Krehbiel & Mark L. Berensen,
2002, Statistic for Managers Third Edition, New Jersey: Pearson
Education Inc.
Deming, W.E., 1950, Some Theory of Sampling. New York: John Willey &
Sons.
James H. McMillan & Sally Schumacher. 2001. Research In Education a
Conceptual Introduction. 5th Edition. New York: Addison Wesley
Longmen Inc.
Meleong, Lexy J., 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosadakarya.
Noeng Muhajir. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Raka
Serasin.
Prijana, 2005. Metode Sampling Terapan. Bandung: Humaniora
30