politik ·.m'iijteb. .~· situasi sedelum .agresi ·f · i. kronologi perj:stiwa...

15
.. .IJJ;,·.. .. .. . . 11 . . f J!'S' J.;_iv' ' SITUASI POLITIK ·.M'IIJTEB. SEDELUM .AGRESI c ·f - ·.. '' .. .\'> 'L. . V'l!! ' ' ·: .TAO oteh ) H. SIAHMN .. · . FAKtJiil'AS 8.ASTRA DAN KEBUDAYAAN. U.Nlvt:.RSITAS M.Al>Af YOGYAKARTA ... .. I /- j

Upload: others

Post on 28-Jul-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: POLITIK ·.M'IIJTEB. .~· SITUASI SEDELUM .AGRESI ·f · I. KRONOLOGI PERJ:STIWA POLIT!K-"MILt'rER Situasi politik-militer dl Indonesia pada bulan-bulan terakhir tahun 1948 diwar&i

..

.IJJ;,·.. .. .. _~ . . w~~1 ~ 11 . . f

J!'S' J.;_iv' ' .~·

SITUASI POLITIK ·.M'IIJTEB. SEDELUM .AGRESI c ·f

- ·.. ''

. · .. ~;·j:>- .\'> ·\~~\ ·,:\:~\\Y.::.. 'L. . V'l!! '

1.~--- ' ·: ~;). ~~J:) .TAO

oteh ) H. SIAHMN .. · .

FAKtJiil'AS 8.ASTRA DAN KEBUDAYAAN.

U.Nlvt:.RSITAS ~ADJAB M.Al>Af YOGYAKARTA

~ ;:-5,~:}-.;., ...

..

.~·

I /- j

Page 2: POLITIK ·.M'IIJTEB. .~· SITUASI SEDELUM .AGRESI ·f · I. KRONOLOGI PERJ:STIWA POLIT!K-"MILt'rER Situasi politik-militer dl Indonesia pada bulan-bulan terakhir tahun 1948 diwar&i

' ',

I. KRONOLOGI PERJ:STIWA POLIT!K-"MILt'rER

Situasi politik-militer dl Indonesia pada bulan-bulan terakhir tahun 1948 diwar&i oleh : (1) pertentanga.n politik antara golongan

yang pro dan anti peraetujuan Renville, (2) pemberontakan PKI-Madiun

yang meletus 18 September 1948, (3) reorganisasi dan rasionalisast Angkatan Perang, (4) pembentukan Negara Indonesia Serikat dan (5) perbedaan penafsiran dengan Belanda mengenai "garis van Mook" sal'•

ta pembent~kan Pem~rintah Interim. Sejak Oktober, konflik dengan Belanda lah yang semakin domi­

nan dan menonjol. Kenyatae.nnya semakin sulit dicapa.i kesepakatan .,

dalam ranglta mewujudkan pasal•pasal Renville. Sambil mencoba berun ..

ding, fihak RI dan Belanda saling melancarkan tuduh-menuduh serta

protes-protes yang diselingi oleh berbagai insiden yang memanaskan situasi. Secara kronologis dapat .disebutkan antara lain :1

Tanggal 21 Oktober 1948 a

Delegasi Belanda mengajukad protes melalui Komisi Tiga Negara (KTN) berhubung infiltrasi tentara RI ke daerah pendudukannrt.•

~ggal 22 Oktob«r 1948 :

Kabinet RI menerima baik usul Cocllhtan sebagai dasar untuk melanjutkan perundingan·dengan fihak Belanda.

Tanggal 28 Oktober 1948 : La.gu Kebangae.an Indonesia Raya berusia 20 tahun dirayaku. secara besar-besar8l1 di seluruh Indonesia. Hal ini menuajuk• kan semangat nasionalisme yang semak!n meluas.

Tanggal 31 Oktober 1948 1

Menteri Lnar Negeri lerajaaa Belanda Stikker, tiba di Jakarta

dalam perjalanan menuju Ibukota RI (!ogyake.rta) untuk melang...

sungkan perundingan derigan !latta (Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Kab-inet ke VI) • Dr •. Beel .. W&kil 'ruggi Mabkota

Belanda yang pertama • berangkat ke Iadouesia. Bersamaan de• ngan itu kedudukan Gubernur Jettderal dihapuskan.

1Kementer1an Penerangan, ~epu'bl!k Inclone•iat ~ l!!olyi Ralcj~ I}!dppee.¥ J2!t2.- .l2!fi·· (Jogjaltarta, 1949,, P:;t; •

1

Page 3: POLITIK ·.M'IIJTEB. .~· SITUASI SEDELUM .AGRESI ·f · I. KRONOLOGI PERJ:STIWA POLIT!K-"MILt'rER Situasi politik-militer dl Indonesia pada bulan-bulan terakhir tahun 1948 diwar&i

2

!angp1 1 NfVe1J\)er 1~1 t

Gu'bernur Jea4erd. -· vaaltlilolt tU.be%"1Mntika.a densan horaat

atas pertd.ntaa:RQa sodiri .• Taaual 2 NovefJiber 1948 :

Komunike Kementerian Peneransan RI menolak tudtthan Belancla.

eehel~a rang -._,.but fihak !ndonesia mel~ gencatan

senjata. Cara-cara dan isi tuduhan ini mirip denaan sikap

Bel~4a sebelU. melakUkaft Agresi Pertama 21 Juli 194?. ~a.aSPl 3 Hoveabe~ 19'f.S i

fimbang-terima kekuasaan d~ Dr., Yan Hook kepada Dr. Beel.. •. '·

KfN mengeluarkan komunike mengeaai pelan1saran garia demark~

oleh kesatuan bersenjata kedua belah fihak.

Tanggal 4 Bowmber 194S : Hatta menyatak.an bahwa situasi buruk sekali dan mengincatkU

pada kea4•an sebel• 20 Juli 1947. Bersamaan denga.n itu van

Hook ber~t ke '!federlancl, dan f::~f.ldter menuju YoSJa.karta

untuk mel~ perundingu. di Kaliurang deasan Hatta d.a

H.A. Salim. Stikker kembali ke Jakarta dua hari kemudiaa

yaitu pada tanggal 6 November 1948.2

Tanggal 11 November 1948 : Panglia Divis1 In Koloael Bambug Sugeng mengadakan rapat

dengan semua KOmandaa Daerah Mlliter untuk menyampaikan ins­

truksi-inetruksi yang amat penting mengenai pokok•pokok pe~

tahanan bagi masi~g-masing Komandaa Brigade di daerah tang~ jawa.'blqa. Maskae Jesar-Tentara kem'Q.cl:tan mengirimkan s'Q'at-•~

rat lcepada seJJNa Panglima1 life~ t4lcan bahwa menurut pea:llaian

pucuk pimpinan tentara, jalan diplomasi alto menga.lami kega­

salan clan setiap waktu dapat terjadi serangan Belanda. Sehu­

bw.gan dengan perkira.an ini, llivisi III men~pat tastruks:l

kb.usua dari Panglima Tentara Territorium Djawa (P!TD) ~~ena

kedudukan Ibukota Regara 41 taerah kekuaeunJQ"a. 3

2JiiYMJ!JI-.a ltJJ'11$ ~ •lt!t.l•t P• 36?. 3Dinas aejar.all ffii Aagkataa Darat, ifkipr II! Hi ... (

Ban41W-St 1972), P• 16a.

Page 4: POLITIK ·.M'IIJTEB. .~· SITUASI SEDELUM .AGRESI ·f · I. KRONOLOGI PERJ:STIWA POLIT!K-"MILt'rER Situasi politik-militer dl Indonesia pada bulan-bulan terakhir tahun 1948 diwar&i

'l'UJial 16 .. .~ .. \)er 1.94l l l..: :. "·. ":; ·~~

JConterenei lo:a4a»oao ra.ng 1U,~d!t~ e1th Beluda untuk

n•bent'Uk Mecua J11lla 'Mlii\U' <\il~Nlat. Xetuanya adalah Aolt­raa4 Kuawaoae89l'Ot Japati ~1.

b.na.fl 1? X.ve.-er 1,..8 : Ptd.ato J"Mio Vakil Presiden Batta ;yang pat\a pokoknJa beriei t

.. Penreleeal.a aencketa 4ensaa Jelanda aecepata7a. - Belancla tefte-..aerue •as•u•hku auuaaa,, ...-sba•ut 411 • .. ~juu ld .. tQ. bukaa. h.anfa keul'deAP Rep'-lik, tetapl ke•

.. r4e~ selu~ ~4o.-al•• ilt- kareaa itu perlu ditem-· puh : (1) pe~4t!.lcu 4enpn !elancla, (2) politik stAte••• peraatlU&Il clap. persesuaiaa, men~at.ahkan aentimen dan oela men­

oela uatuk b~ama-eaaa aendtri~ Republik Indonesia Ser£­kat (III) Jal'li.Wer4eka da.p bef:4aul.a-.

- AngkatQ Peraag 4.._ Polis! df,rdnta keGabaran, kebijakaanaan,

t~ ,_,., du ketaatu. •pada Pereetujuan Qencatu. Sen-.. ·. . . . . . 4

jata. 'etap:t kal!lu diserang harua membela diri dan melawaa.

Tanggal 18 Novembe;r 1948 : J"UrUbicar~ ~ ••npqllkan l:tuwa ueul Cochran menjadi kertae

kerja dalt¥11 perundf.Bgan Indonesia • Belanda. Wakil Presiden

Hatta berangka.t ke 8ulatu. Tanggal 21 November 1948 t

Menter! St:J.kkerdan Sassen eerta beberapa orang peninjau

Pazolemell dari Nederland kea'balf. ke Jakarta. Taagg!\1 28 November 1948 t

!latta de Sasaen malakukan perundinga.n di Kaliurang.

Tansgal 1 Desember 1948 : Para aenteri Belanda kembali ke Jakarta dart Kaliurang.

Tanggal 2 Deaember 1948 t

Cochran ••nujw Yogyakarcta untuk tnenjemput Hattla g\Ula menga.

dakan peru:n.dingan tera.khir dense. 11enteri-menteJ'i Bel.aada d:J. Jakarta ,-ang akan k~•lutli b lfederluel ' Desember 1948.

' - " ' . ~' ', . '

ltJCeaeateriaa feaeruc.a a.,nl.Q x.i~••t.a, .• lf.}t. ~ tl!da , lt•re lftU.?f' .t213,..2 (iogjakarta., 1 ~ pp. ~rt.

Page 5: POLITIK ·.M'IIJTEB. .~· SITUASI SEDELUM .AGRESI ·f · I. KRONOLOGI PERJ:STIWA POLIT!K-"MILt'rER Situasi politik-militer dl Indonesia pada bulan-bulan terakhir tahun 1948 diwar&i

4

Tanggal o Desember 1948 : Presiden Soekarno menerima baik undangan Perdana Menter:f.

Nehru untuk berkunjung ke India.

~anggal 11 Desember 1948 : Maklumat resmi Pemerintah Belanda di Den Haag menyatakan tidak

ada gunanya berunding dengan bantuan KTN selama RI tidak mero­

bah sikap secara radikal sesuai dengan Renville. Nota de~egasi . . Belanda kepada KTN menegaskan bahwa Belanda akan membentuk dan

memproklamasikan sendiri Pemerintah Interim (Peral~han) yang

telah dibicarakan dengan wakil-wakil Daerah Federal.

Tanggal 13 Desember 1948 : Hatta masih mencoba mezaihja KTN mengadakan kembali perundingan RI - Belanda dengan syarat : kesediaan RI mangakui sepenuhnya kedaulatan Belanda selama masa pera1ihan. Belanda berpegang

teguh pada tuntutan-tuntutannya dan tidak mau menerima ajakan

Hatta yang disampaP.can kepada KTN melalui surat.

Tanggal 16 Desember 1948 : - Pemerintah Belanda menyatakan : Hanya keterangan yang mengikat

dalam waktu cepat dari RI sajalah yang memungkinkan diadakan­nya kembali perundingan dengan Republ~

• Ketua Delegasi RI Mr. Moh. Roem menyatakan dalam konfereas:f.

pers bahwa surat Hatta kepada Cochran tanggal 13 Desember . telah membantah tuduhan Belanda• dengan menegaekan sekali lagi

pendirian RI mengenai pasal 1 Renville (soal pengakuan kedau­latan Belanda dan kepemimpinan ten tara • di mua peralihan)

yang sejalan dan sama dengan pendirian KTN.

- Palar mendesak Dewan Keam~ PBB untuk menempatkan kembali

persengketaan RI - Belanda dalam agenda•

- Perintah harian Panglima Tertinggi dan Panglima Besar Tentara

tentang situasi yang trunbah genting• Perintah ini merupakan peringatan mengenai kemungkinan serangan Belanda sewaktu-waktu.5

5ReGubl!Js Indo:neaia : DIJ., p.2941t Ct. Lukisan Revolusi Rakjat donesia ~ - ~ •• P• 367•

Page 6: POLITIK ·.M'IIJTEB. .~· SITUASI SEDELUM .AGRESI ·f · I. KRONOLOGI PERJ:STIWA POLIT!K-"MILt'rER Situasi politik-militer dl Indonesia pada bulan-bulan terakhir tahun 1948 diwar&i

Seperti diketahuf., Persetujuan ReJ:Lville )'BAg eU.tNJ.clat~aai

oleb.Raden Ab.Soelkact:tr Wicljojoatmodjo atas nau. Pemerintah lCera~a.­an Belaada dan Ml-. A.mS..r $ja,ritudd:J.n at~s nqa PeJDe~ta.h I! PE!.d.a.

tanggal 17 Januart di ata- kapal UN .RenvilleJ mengarubmg 12 prill.­sip dasar untuk meneruekan perundiagan politik ;yaitu c6

1. Bantuan KTN diteruskan untuk meaca.pai peqelesaian po1it1k di Jawa1 Suetra 4M. J(a(b.lra N.-d.~ p;ritUIIiJ•Jrilusip UnapJ'jati.

2. lfak..,hak du kebe~ politik rakyat 413u:f.n asal tidak ment-·

pakan propaganda, kekeraallll da11. peli'ba.lasan. 3. Setf.ap perubahaa peller~nt~ daer~ ll!Ll'us ••lalui persetv.jua.n

penuh dan s\tkarela dari pe:a4uduk daerah yang bertlanfk\lta.n. 4. Pe•surangan pasuk8J). bersenjata oleb kedua helah fiba.k.

5. Kerjasama RI - Belanda dalaa memulihkan kegiat~ ekoaomi1

perdagangan, perhu\nlngu. claa pengan~uta.n. 6. Plebisit diadakan setelah 6 • 12 bulan secara bebas dan merdeka.

?. Dewan Konstituante 4lipi1Q secara demekratis untuk menetapku UUD Negara Indonesia Serikat (NIS).

B. Permintaan sal~ satu fihak kepada PBB untuk membentuk badaa

pengaw~s perlu dipertimbangkan fihak kedua dengan saksama. 9. Kemerdekaan bagi bangsa-bangsa Indonesia.

10. Kerjaaama antara bangaa-bangsa Belanda dan Indonesia.

11. Neg~a berdaulat b.,-entuk Federasi dengan suatu UUD Tanf akan dicapai dengan jalan demokrasi.

12. Suatu Uni antara NIS dan bagian Kerajaan Belanda lainnya

di bawah Raja l3elanda. Dilibat d~t 12 prinsip daaar ini serta 6 prins:f.p tambahan yang telah dieepakati bersama, sesunggubnya kedua belah fihak dengaa

jelrus, secara teraurat dan tersirat mensakui dan mengbendaki • {1) pera:aan Kflf1 {2) hak politik rakyat, (3) pengurangan te».tara., (4) kerjasama ekonomi1 (5) p1ehisit 1 (6) Dewan Konstituante 1

Page 7: POLITIK ·.M'IIJTEB. .~· SITUASI SEDELUM .AGRESI ·f · I. KRONOLOGI PERJ:STIWA POLIT!K-"MILt'rER Situasi politik-militer dl Indonesia pada bulan-bulan terakhir tahun 1948 diwar&i

6

~1~ keurdekaan bansaa~aacsa Indonesiai (8) ••sal'afede~aal, (9) v.bi Indonesia Belanda dan (10) kedaulatan Belanda selama masa pero­

lihan (pasal 1 Prinsip Tuba.ban Renville)~? Dengan clemikian aebenarnra. leiail~ll pun aecara reBili memillll

cara druaat iserta peruadingan dau bukan perang~ Akan tetapl teru.

tam~ sejak awal Deseaber 1948, situasi po1itik-militer aenjadi aemakin panaa, keruh dan tegang berhubung dengan t

1. Jalan buntu dalam perundingan RI • Belanda aemak~ n7ata.

z. Sikap dan tindakau !elanda yang aenunjukkan keinginanb7a menghancurkan Republtk.

J. Uaaha Belanda .mendirikan dan lllettdukung negara.-aesara tandi­

ngan aeperti : Negara Sumat..a Timur, Kegara Pasun4an1 Nesara Jawa Timur1 Negara Madura1 Negara Sumatra Selatan dll. lDS dapat dianggap dan diguDakaD eebagai alat blokade polit~

4. Berlawanan dengan Renville, Belanda malahan menaabah serta aeaperkuat tentara di Suraba,-a, Me.lang, Seaarang1 Salatica

dan aepanjang garis damarkaai GOabollg~Banjarnegara.

5. Pembentukan pasuka.n negara-aegara boaeka ciptaan van Hook yang fisebut pasukan VB (Vdlepeids Batalyon).

6. Pera:lapan dan latihan militer !•landa ;rang semakin intensit.8

Persiapan, latihan dan kesibukan millter Belanda semakin meningkat sejak awal Desember sesuai dengan laporan Intelijen. Persiapan 4l• nila:l cukup mencurigakan dan oenderung sebagai langkah o!ensit

berdasarkan kenyataan tingkat persiapan a.l. : 1. Penempatan kesatuan•kesatuan tempur ;rang lebf.h kuat d:l Jawa

tiaur (terutua Malang dan Suraba;ra). Berdasar laporan bulaa Oktober 1948, kekuataa Belanda d.i Jawa Timur tH'liri darf. r a. Divisi "A" d1 bavah Komandan Jenderal Mayor W..tY.K. Ba.a7

dengan kekuatan 16.000 orang.berked~dukan di Surab&7••

b. Brigade ''X" di ba.va.h Komandan Kolonel Jr. Iraan dengaa kekuatan 4.000 tentara berkedudukan df. Malang.

2. Pea~satan pasykan Divis! B di Seaaranc deagan peralatan modera.

7te,ebl:Uc, lQjoll•rsk 1 I>IIJ., PP• 255 - ?5. 8n.i-..e Sejar. ah. TNI·AD;.,t~~atyp. ~·~PW ,Iafeae~tl! a;eeua 2!1:•$, <a..nd'UJlS, 1 • .,. •

Page 8: POLITIK ·.M'IIJTEB. .~· SITUASI SEDELUM .AGRESI ·f · I. KRONOLOGI PERJ:STIWA POLIT!K-"MILt'rER Situasi politik-militer dl Indonesia pada bulan-bulan terakhir tahun 1948 diwar&i

7

3. Pemusatan dan penambahan pasukan di daerah

Banjarnegara sepanjang garis demarkasi.

4. Penambahan pasukan ini dimungkinkan setelah Belanda berhasil

memindahkan beberapa Divisi tentara dari Nederland sehingga1

pada bulan Desember 1948, Belanda telah memiliki sekitar

135.000 orang tentara bersenjata lengkap dan modern. 5• Mobilisasi kereta api dan angkutan darat serta militerisasi

)

angkutan udara Belanda beberapa hari sebelum 19 Desember.

6. Latihan besar-besaran dan penerjunan pasukan Baret Merah

dan Baret Hijau Belanda di Lapangan Banteng Jakarta kurang

lebih seminggu sebelum tanggal 19 Desember 1948.

Melihat pola, lokasi dan strategi persiapan tentara, agaknya

Pemerintah dan Angkatan Perang Belanda bertujuan :

1. Merebut dan menguasai Daerah Jawa Timur seluruhnya.

2. Setelah itu menekan, mengurung dan akhirnya menguasai

pusat pemerintahan RI di Yogyakarta.

3. Merebut dan menguasai sumber serta basis ekonomi aeperti

Cepu, Kediri dan Surakarta.9

Sementara i u fihak RI yang telah dapat menduga kemung­

kinan pecahnya perang, berusaha merampungkan persiapan politik

militer yang pada garis besarnya adalah berupa :

- Perumusan strategi, garis besar dan pedoman pokok perlawanan.

- Penyusunan sistem atau konsep pertahanan yang tepat.

- Penyusunan struktur pemerintahan militer.

- Reorganisasi dan rasionalisasi dalam tubuh Angkatan Perang.

- Lajihan-latihan kemiliteran (perang-perangan).

- Merencanakan langkah-langkah darurat. Garis besar strategi Pemerintah adalah : (1) diplomasi un­

tuk mengerahkan pendapat dunia, (2) aksi bumi hangus, (3) sikap

non-kooperasi di daerah pendudukan dan (4) perang rakyat. 10

9Dinas Sejarah TNI-AD 1 Sekitar ~ Hijrah (Bandung, 1972) 1 PP• 162 - 6?.

10T.B. Simatupang, La.poran ~ Banaran (Jakarta, 1960) 1 p.165.

Page 9: POLITIK ·.M'IIJTEB. .~· SITUASI SEDELUM .AGRESI ·f · I. KRONOLOGI PERJ:STIWA POLIT!K-"MILt'rER Situasi politik-militer dl Indonesia pada bulan-bulan terakhir tahun 1948 diwar&i

a

IIIt KONSEP DAN SISTIM PERTAHANAN II ..

Mengingat kegagalan pada waktu Clash I, kondisi geografis,

peralatan, persenjataan dan kekuatan militer RI maka, sistem 11• nier diganti demgan sistem Wehrkreise yang pada hakekatnra membagi dae•ah pertempuran menjadi kantong-kantong gerilJa• Sistem perang

gerilya. ini secara resmi dicantumkan dalam Instruksi Panglima Besar APRI tanggal 9 November 1948 - yang lajim disebut dengan nama

P.erintah Siasat No.., 1 tahun 1948 • yang menegaskan :

1. Tidak akan melakukan pertahanan yang linier. 2. Perlu memperlambat kelajuan serbuan Belanda, pengungsiaa

total, serta bumi hangus.

3. Pembe.ntukan kantong-kantong gerilya di setiap onder distr!k yang berlokasi di beberapa pegunungan.

4,. Wingat.e (penyu.supan ke belakang garis musuh) pasukan yang ·

berasal dari daerah federal untuk membentuk kantong-kantong . 12

sehingga• seluruh Pulau Jawa akan menjadi medan~rilya. Persiapan Pemerintahan Militer adalah ·aerangkaian dengan Pe­

rintah Siasat No. 1 ini. Dalam pemerintahan militer ditentukan 1

- Bahwa desa menjadi basis pertahanan utama. - Kekuatan terletak pada pengerahan tenaga rakyat.

Dengan demikian pemerintahan tetap berjalan dan perjuangan diteruskaa.13 Susunan (struktur) Pemerintahaa Militer adalah : 14

1. Panglima Besar Angkatan Perang RI. 2. Panglima Tentara Territorium Djawa. 3. Gubernur Militer (GM) 4. Komando Daerah Militer (KDM) dan Sub Territorial Commando {S'.l'C). 5. Komando Onder Distrik Militer (KODM). 6., Lurah, Kader Desa, Kader Dukuh.

11saleh As~ad Djauhari1 Ichti!jf Be~~ Perdjuy;sap ABRI

(~ - Sekgw) (Jakarta, PUsat~jar ~I, 19717P• ~ 12 Tanu Suherl.y1 Se,djara.b. Perw XemerdekaAp Indones&,a

(Pusat Sedjarah ABRX. Jakarta,. 1971)1 P• 11'-

13x,.;pg~an ·~ !!!!MY\Mb P• 171. 14

sed:larp per!Ai &?•Fd•lt!!a!: ,IJ.utoae~ p. 71.

Page 10: POLITIK ·.M'IIJTEB. .~· SITUASI SEDELUM .AGRESI ·f · I. KRONOLOGI PERJ:STIWA POLIT!K-"MILt'rER Situasi politik-militer dl Indonesia pada bulan-bulan terakhir tahun 1948 diwar&i

9

Reol'ganisaai dan ~asionalisasi dalaa tubuh A~k4-tan Perang

yang aemakin sndesak setelah pemberontakan PKI di Madiun perlu ·

untuk mencapai tingkat pertahanan dan perlawanan yang maksiaal.

Dibentuklah dua buah koma.ndo pertahanan di Java dan Sumatra untuk

menyempurnakan koordinasl kemiliteran. Pembentukal:mya berdasarkan

Surat lteputusan Menter! Pertahanan tanggal 28 Oktober 1948. Seaaen­

tara i tu Dewan Pertahanan Negara (DPN) dan Dewan Pertahanan Daerah

(DPD) dihapuskan karena keduan:ya menjadi rebutan pengaruh golongan

politik. Adapun dua komando yang dibentuk adalah t

1. Markae Besa.r Komando Djawa (MBKD) yang dipimpin oleh

Pa.uglima Tentara Territorium Djawa Kolonel A.B. Nasution.

2. Maskas Besar Komando Sumatra (MBKS) dipiapin oleh Pangl.ima.

Ten tara Terri torium Sumatra (PTTS) Kolonel Hidajat yang

berkedudukan di Bukittinggi.15 Semula MBKD dipersiapkan di Desa Boro Kabupaten Kulon Progo.

Tetapi persiapan i tu tidak sempat terlaksana dan digunakan oleh PTTD

karena didahului oleh meletusnya Clash kedua. 16

Secara organisasi Komando Djawa dibagi menjadi 4 Divisi :

1. Divial I/Jawa Timur dengan Panglima Kolonel Sungkono terdiri

dari 6 Brigade. Tanggal 17 Desember 1948 Divisi I ini resmi

menjadi Dtlsi Bra\tr.l.jqa.

2. Divisi II dengan Panglima Kolonel Gatot SUbroto terdiri dar1

2 Brigade. Wilayah Divisi II adalah Jawa Tengah bagian tillar. "

) 111 Divisi III dengan Panglima Kolonel Ba.mbang Sugeng terdiri dari

3 Brigade yang wila:yahny-a. adalah Jawa Tengall bagian barat.

a. Brigade VIII dengan Komandan Letnan Kolonel Moch. Ba.chruL

Da.erah tanggungjawab : Karesidenan BanJ"'WD&S dan Pekalongan.

Daerah ini kemudian disebut Daerah Wehr)a:eise ,!.

15sed.iar.M Perw Kemerdekaan Indonesia, pp. ?o-?1.

16Fada waktll. Clnh kedua mel.etus, P'l!2D ltolonel A.R. Nasution yang eegera kembali dari Java ftmur h~ sampai di Prambanan saja. Oleh karena itu diputuekan untuk membentuk MBICD di Desa Kepurut1 (eebelah lltara Pl'ambuanl. tilult Sekitar !!! .Jr~, 'P• 170.

Page 11: POLITIK ·.M'IIJTEB. .~· SITUASI SEDELUM .AGRESI ·f · I. KRONOLOGI PERJ:STIWA POLIT!K-"MILt'rER Situasi politik-militer dl Indonesia pada bulan-bulan terakhir tahun 1948 diwar&i

10

be Brigade IX ( 9) dengan Komandan Mayor Achu.d Yanl aerta wilayahn1a adalah Kare8idenan Kedu (WK. II).

c. Brigade X (10) dengan Komandan Letn~ Kolonel Soeharto.

Daerahnya adalah Karesidenan (Daerah Ietimewa) Yogyakarta atau lajim diaebut WK. III.

4. Divisi IV/Siliwangi di Jawa Barat dengan Panglima Letnan KOlonel Daan Jahja serta terdiri dari 4 Brigade.

Agar eupaya taktik perang, pertahanM dan perlawanan ge­rilya dapat diterapkan secara efektif1 maka daerah Wehrkreise maeih dibagi menjadi unit militer yang lebih kecil yang disebu~ Sub Wekr­kreiee (SWK). Wehrkreise III &ibagi menjadi 7 SWK yaitu SWK 101 1

SWK 102, SWK 103 A, SWK 103 B, SWK 1o4, SWK 105, dan SWK 106.17 Den.;an demikian persiapan militer yang_telah berhasil dilak­

sanakaa oleh APR! hingga medio Deeember 1948 adalah 1

1. Penyelesaian pemberontakan PKI di Madiun seoara fisik-militer yang dianggap eebagai penyeringan alamiah dalam tubuh APRI.18

2. Divisi I dan III telah merampungkan reorganisaai dan langkah

langkah awal persiapan perlawanan, sehingga. .._,. Divisi II

dan IV serta Pasukan Seberang yang masih terpencar•

3. Sistem ............. rakyat dan militer disebarluaskan. 19 Latihan mili ter dan perat~B-perangan perlu karena menumt pe­

nila.ian tentara, kendatipWL peru.ndingan berlangsung baik di Jakarta

maupun' di ·KaJ.iurang, ap-esi Belanda hanyalah soal waktu.

17 Semdam VII/Dipoel')JOro, S.td3ere !!,! .. ~.- Kodam ~;Rell•&£2 · I Sj,£11!11l1aa JeJtpo eyw liUJI.\Seaarang, N81, pp.172-73t d. an __ ·• peta..; Sa.rdjono1···. ==~=-· . . 11H•t ~ (Jogjake.rta, 1967) 1 PP• 7 - a. Cf. Seki t& .· . . . . I PP• 159 "'":'b"o.

18A.H. lfasution, Tenj&Je NflsioafJ. IndplUtsia 11 (Bandung_,

1963),, P• 252. 194a~a lain melalul pertemuat~. 11 Novec'ber 1948 4engu pa.ra

~1Jer•v1 Re~idea claJl Kclt~andan Militer selu~ J-.wa 'berteapat fi MB0111 Uhat ;att.t:taar aec~tpaa ~:er4;i~esea.-~. PP• 3~36.

- ' - .

Page 12: POLITIK ·.M'IIJTEB. .~· SITUASI SEDELUM .AGRESI ·f · I. KRONOLOGI PERJ:STIWA POLIT!K-"MILt'rER Situasi politik-militer dl Indonesia pada bulan-bulan terakhir tahun 1948 diwar&i

11

Olth karena itu rapat pimpinan tentara yang diadakan di Yogyakar­ta. memututskan 1

• Set1ap Komandan Daerah Militer harus melakukan latihan perang.

• Latihan dimaksudkan agar semua kesatuan-kesatuan bersiap meng­hadapi serangan Belanda yang a.kan datang.

~ Untuk tidak mempersulit perundingan RI • Belanda di Kaliurang1

digunakanlah istilah 11 Latihan Umum"• - Walaupun usul Letnan Kolonel dr. Pratignjo agar latihan itu

diumuakan ditolak oleh Kolonel A.H. Nasution dengan alasan

untuk menjaga. kerahasiaan 1 akhirnya rencana latiha.n diketahui juga oleh umum melalui instansi lain di luar APRI. I"

• Seoara resmi pengumuman APRI dilakukan oleh Panglima Besar

APRI Letnan Jenderal Soedi~man pada tanggal 18 Desember

194-8 .;tam 2o.oo. - Menurut rencana, latihan besar-besaran i tu akan dimulai pada

tanggal 19 Desember 1948 terutama di Jawa Tengah (Daerah Ma­gelang- Yogyakarta).20

Sementara itu langkah-langkah darurat yang disusun untuk

mendukung segala strategi dan persiapan perang tersebut adalah : 21

1. Memperaiapkan Lapangan Terbang darurat Gading-Wonoaari agar

supqa dapat digunakan sewaktu-waktu oleh ltepa.la Negara.

2. Mempersiapkan pemindahan Panglima Besar APRI Soedirman ke luar kota. Untuk keperluan itu telah dikirim aeorang perwira

menengah ke Jawa Timur guna mempersiapkan tempat. 3. Merencanakan daerah Samigaluh di sebelah utara Ibukota Iogya.•

karta sebagai tempat pengungsian Pemerintah.

20.seki tv TNI Hijra,h., P• 169. Gf. Reeblik Indonesia : DIJ.,. 1 P• 93.

21 . . . 1 .. !tki tF m liU£M•, P• 162.

Page 13: POLITIK ·.M'IIJTEB. .~· SITUASI SEDELUM .AGRESI ·f · I. KRONOLOGI PERJ:STIWA POLIT!K-"MILt'rER Situasi politik-militer dl Indonesia pada bulan-bulan terakhir tahun 1948 diwar&i

12

IV. DUA HARI TERAKHIR SEBELUM SERANGAN BELANDA

Tansgal 1? Desember 1948 a - Setelah sebelumnya tida mengakui hak imunita s anggota De­

legasi Rit Belanda menyampaikan ultimatum melalui KTN yang

meminta RI mengakui sepenuhnya kedau1atan Belanda dan ikut serta dalam pemerintahan federal yang dirancang oleh Belan­

da. Jawaban RI oleh fihak Belanda harus sudah diterima tang­

gal 18 Desember 1948 jam 10.00 pagi. ~ Jawaban Pemerintah Pusat RI di Yogyakarta tidak segera dapat

dirumuskan dan disampaikan kepada fihak Belanda mengingat

beberapa hal yaitu ~

1. ~atas waktu tersebut terlalu singkat, lebih•lebih karena

hubungan telekomunikasi antara Yogyakarta dengan Jakarta

tidaklah lancar. 2. Pemerintah RI masih percaya (berusaha untuk percaya) bahwa

Belanda tidak akan menyerang RI selama masih ada KTN. 3. Tanggal 17 Desember 1948, justeru Staf PTT.D (MBKD) be­

rangkat ke Jawa Timur dalam rangka inspeksi dan peresmian

Divisi I/Brawijaya di Kediri. 22

Tanggal 18 Desember 1948 : - Di Yogyakarta (dan juga Surakarta), koran-koran masih terbit

dengan berita mengenai perundingan RI - Belanda di Jakarta.

- Situafi!!i semakin panas dan genting. Para pelajar mengadakan

arak-arakan di Yogyakarta yang juga mendesak agar Pemerintah

RI tidak akan memberikan konsesi-konsesi baru yang merugikan kepada fihak Belanda.23

22Sekitar TNI Hijrah., P• 169.; Dinas Sejarah TNI-AD, Vidya Yudha ~. 1§/12'70 (Bandung, 19?0), P• 76. ; Almanak !!!!-!E,.,p:b89.

23Dilihat dari arak-arakan dan resolusi ,aug diajukan, agaknya umum sudah mengetahui ultimatum Belanda tanggal 17 Desember 1948. Lihat ~ Gerilja Wehrkreise III., p. 42.

Page 14: POLITIK ·.M'IIJTEB. .~· SITUASI SEDELUM .AGRESI ·f · I. KRONOLOGI PERJ:STIWA POLIT!K-"MILt'rER Situasi politik-militer dl Indonesia pada bulan-bulan terakhir tahun 1948 diwar&i

13

- Di Jawa Timur, PTTD Kolonel A.H. Nasution mengatakan :

n Ki ta tidak tltbu kapan musuh menyerang l~i, mungkin

sekarang, mungkin besok,.mungk!n luaa."

• Jam 20.00 Panglima Besar APRI Letnan Jenderal Soediraan me­

ngumumkan latihan perang besar•besaran dengan mengikut ser­

takan Angkatan Darat, Laut dan Udara. Menurut rencana lati­

han akan dimulai tanggal 19 Desember 1948.

- Jam 23.30 : Dr. Beel secara resmi melalui KTN. menyatakan bahwa terhitung sejak t~ggal 19 Desember 1948 jam 00.00 waktu Jakarta (sama dengan tanggal 18 Desember 1948 jam

24.oo), Belanda tidak lagi mengakui ataupun terikat dengan

Persetujuan Renville.

• Usaha Delegasi RI di Jakarta untuk menyampaikan sikap Belanda

tersebut ke Yogyakarta tidak berhasil sebab hubungan telepon

sudah terputus. Karena itu Pemerintah Pusat RI dan penduduk

Ibukota Yogyakarta tidak mengetahui keputusan Belanda tepat

pada waktunya. Juga tidak diketahui bahwa tentara, pasukan payung, pesawat tempur, kapal perang dan tank-tank Belrada

sudah disiapsiagakan. 25Tepat jam oo.oo waktu Jakarta atau

hanya 30 menit setelah Dr. Beel menyatakan ketidakterikatan

fihaknya pada pasal-pasal Persetujuan Renville, pasukan Be­

landa yang tela disiapsiagakan mulai melancarkan serangan

besar-besaran ke wilayah RI. Pasukan Belanda menerobos masuk hampir di semua garis demarkasi. Dengan demikian Agresi Be­landa kedua dimulai, dan sebaliknya di fihak RI Perang Kemer­

dekaan kedua dilancarkan.

24§ekitar TNI Hijrap., P• 168.

2.5seki tar l!! HijrAA., P• 1?0.; Y'idya Yudha No.10/'t2z.o., PP• ?6 - 8o.

Page 15: POLITIK ·.M'IIJTEB. .~· SITUASI SEDELUM .AGRESI ·f · I. KRONOLOGI PERJ:STIWA POLIT!K-"MILt'rER Situasi politik-militer dl Indonesia pada bulan-bulan terakhir tahun 1948 diwar&i

DUABELAS POKOK DASAR POLITIK. DARI PERSETUDJUAN RENVILLE

17 Jan. 1948.

K OMISI Tiga Negara telah diberitahukan oleh ke· perhubungan dan pengangkutan akan diperbaiki dua delegasl, bahwa audah ditaDda-tanganl, perd)an· dengan segera, dengan bekerdja beraama-aama dl• djian penghentian permusuhan ; maka pemerintah me·. mana haru4 diperhatlkan kepentiogan-kepentingan reka maslog-masing menerima pokc)k-pokok Jang ICillua bagian-baglan lain dt Indonesia. merupakan dasar untuk perundingan polltik buat se. 6. Bahwa akan . diadakan plebisciet seaudah waktu landJutnja, sbb. : .. jang tidak kurang dart enam bulan dan tldak

J. Bantuan dart Komlsl Tiga Negara akan dtteru&;: lebih dart satu tahun, setelah dltanda·tangaDJ kan untuk melaksanakao dan mengadakan per· perdjandjian. dalam waktu mana dapat terdjadt djandjian untuk menjelesaikan pertlkaian politllc tukar-menukar fikiran, dan pertimbangan teptaog dipulau-pulau Ojawa, Sumatera dan Madura, ber· aoal-soal jang peoting setjara merdeka dan de• dasar kepada prinlip naskah perdjandjiao .. Ling· ngan tidak ada paksaan. Dalam waktu ttu, dapat gadjatl". diadakan pemillhan umum set jar a merdeka, agar

2. Telah sewadjarnja, bahwa kedua pihak.tidak ber· rakjat Indonesia dapat me~entukan kedudukan· hak menghalang-halangi pergerakan-pergerakan nja sendlrl dllapangan . pohtik dalam bubungan rakjat untuk mengemukakan auaranja dengan le- dengan Negara IndoneSia Serlkat. luasa dan merdeka, jang seaual clengan perdjan· 7. Bahwa auatu dewan jang akan menetapkan un-djlan Linggadjatl. Djuga telah disetudjul, bahwa dang-undang dasar (conatltutle) akan dipilih ae• kedua plbak akan member! djamJnan tentang tjara demokrasl untuk menetapkan suatu undang-adanja kemerdekaan bersidang dan berkumpul, undaog daaar buat Negara Indonesia Serikat. kemerdekaan mengeluarkan auara dan pendapatan- 8. Telah dldapat peraetudjuan, bahwa, .setelah nja dan kemerdekaan dalam penjiaran (publlkasl), ditanda-tanganlnja perdjandjian, sebagaJ jang asal djamloan inl tidak dianggap mellputl djuga dlmabud dalam pa.!ial I, djika salah aatu dart. propaganda untuk mend)alankan kekerasan dan kedua pihak memlnta kepada Peraerikatan Baog-pembalasao (represaaillea).· A·bangsa . untuk mengadakan Atu badan buat

3. Telab sewadjarnja, bahwa keputusan untuk meng· melakukan pengawasan sampai saat diaerabkannja adakan perobahan-perobahan c:1a1am pemerintahan kedaulatan pemerlntab Belanda !tepa~ pemerintah pamong-pradja didaerah-daerah hanja dapat di· Negara Indonesia Serikat, maka pihak jang ke-lakukan dengan persetudjuan. aepenuboja dan dua akan menlmbangnja deogan sungguh2. sukarela dart penduduk didaerah-daerah ltu pada DBAr-dasar sepertl dibawah I~! diambil darl ou-suatu aaat, aetelah dapat didjamln keamanan

9 .. kab perd)uangan .. Llnggadjatl :

dan ketenteraman dan tidak adaoja lagi paksaan Kemerdekaan bebu buat bangsa Indonesia aelu· kepada rakjat. rubnja. B d .10. Bekerdja bersama antara bangsa Belanda daa

4. . ahwa alam mengadakan suatu ~erdjandjian bangaa Indonesia. politik dilakukan pula perslapan-persaapan untuk 11. Satu negara berdasarkan federasl jang berdaulat. lambat-laun mengurangkan djumlah kekuatan · dan dengan suatu undang-undang dasar ~g Um• teoteranja maslng-maslng. bulnja melalul djalan-djalan demokraal ..

S. Bahw ... aetelah diJakukan penanda-tanganan per- 12. Sua.tu Uni (persatuan) darl Negara lndoneaia djandjian penghentian permusuhan dan aebalk Serlkat dengan Keradjaan Belaoda dan bagian• dapat. dilaksanakan perdjandjian ltu, maka ke- , baglannja jang lain. dibawah Turunan lQdja giatan dalam lapangan ekonoml, perdagangao, Belanda.

' i. !

----- -------------- ··--------------------_,;~~-----~-~

Kemcnterian Penerangan RI, Lukisan .!!~volusi Rak.ja,;t Indonesia

!2±2- 1212 {Jogjakarta, 1949), P• 387.