politik liberal
TRANSCRIPT
5/9/2018 Politik Liberal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/politik-liberal 1/22
Hubertus M?ller-Groeling
Hubertus M?ller-Groeling
Dimensi sosial politik liberal
Hubertus M?ller-Groeling
Hubertus M?ller-Groeling
5/9/2018 Politik Liberal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/politik-liberal 2/22
Dimensi sosial politik libera
Hubertus M?ller-Groeling
Politik liberal diidentifikasikan sebagai politik yang memiliki cita-cita utama
memberdayakan individu, hak-hak kebebasan dan tanggung jawab pribadi. Cita-citaini hendak dicapai dengan menerapkan kebijakan ekonomi pasar secara efisien,
kompetitif dan mendorong kemajuan ekonomi serta membatasi kekuasaan
pemerintah pada hal-hal yang seperlunya.
Politik liberal seperti ini dengan himbauannya pada penentuan kehendak sendiri dan
tanggung jawab pribadi seringkali dianggap kurang memiliki dimensi sosial.
Pembandingan yang sempit antara individu dan masyarakat, pasar dan moral,
prinsip efisiensi dan keadilan sosial adalah alasan atas kritik “sikap masa bodoh”
politik liberal terhadap sosial.
Sebenarnya kesalahpahaman terhadap kebijakan atau politik liberal yang dianggap
“dingin” atau tidak memiliki sense sosial itu hanya bisa terjadi pada orang-orang
yang mengidentifikasikan ‘sosial’ dengan sistem jaminan sosial pemerintah.
Identifikasi yang sudah berlangsung berpuluh-puluh tahun ini kemudian
menyebabkan orang menyamakan intensifikasi atau klimaks sosial dengan
perluasan sistem jaringan sosial tersebut. Dan apabila politik liberal menolak
mengidentifikasikan sosial seperti versi yang telah berlaku puluhan tahun tersebut,
maka ia dianggap politik yang mengusung liberalisme ekonomi dan dianggap tidak
memiliki dimensi sosial.
Kritik ini mungkin bisa dibenarkan apabila ia menyangkut fakta bahwa para penganut
politik liberal tidak ikut berjuang memperluas sistem jaringan sosial kolektif yang
diatur pemerintah. Akan tetapi, kritik ini tidak menyinggung inti masalahnya.
Dimensi sosial dalam politik liberal
Politik liberal justru menentang perluasan ssstem asuransi yang dipaksakan
(baca:diatur) pemerintah, menentang sosialisasi risiko-risiko kehidupan pribadi dan
menentang menjadikan solidaritas sebagai urusan pemerintah. Politik liberal
menentang perwalian dan pengambilan hak bicara warga oleh pemerintah dan
menentang tumbuh berkembangnya mentalitas yang selalu ingin menuntut sesuatu
dari pihak lain ( Anspruchsmentalität ; umumnya berkaitan dengan asuransi di mana
5/9/2018 Politik Liberal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/politik-liberal 3/22
seorang peserta asuransi bisa membuat klaim untuk pembayaran, misalnya, biaya
rumah sakit. Lebih detilnya lihat dalam artikel “asas-asas kebijakan liberal ”).
Sayangnya seringkali orang lupa bahwa inti dari politik liberal adalah suatu konsep
masyarakat di mana aspek sosial tidak dianggap sebagai hal yang paling penting
dalam mekanisme pasar, hanya sebagai koreksi belaka terhadap hasil-hasil pasar.
Dengan demikian aspek sosial dalam politik liberal sedikit banyak dibatasi pada
sistem jam inan sosial.
Politik liberal lebih bertujuan pada penerapan suatu sistem ekonomi dan masyarakat
yang kesosialannya bersifat hakiki. Dalam politik liberal ada sifat sosial karena ia
tidak hanya mencoba menciptakan kebebasan kepada rakyat melalui kebijakan
ekonomi pasarnya, membiarkan rakyat dengan tanggung jawab sendiri berikhtiar
untuk kesejahteraannya tanpa campur tangan pemerintah dan tanpa diskriminasi,
tapi juga karena prasyarat ikhtiar itu diberikan melalui tatanan hukum dan ekonomi
sedemikian rupa sehingga secara umum apa yang bermanfaat begi setiap individu
berarti juga baik bagi masyarakat. Dimensi sosial politik liberal terdapat pada ikhtiar
individu untuk bertanggung jawab pada dirinya sendiri dan urusannya sesuai dengan
kapasitasnya. Dimensi sosial politik liberal terletak pada kualitas “dampak timbal
balik di mana tindakan untuk tujuan sendiri membuat orang lain juga bertindak untuk
tujuannya” (Simmel).
Sistem pengaturan dan persaingan
Syarat terciptanya dampak timbal balik seperti dimaksud di atas adalah adanya
pertukaran dan kerja sama di pasar bebas di mana pasar ini hanya akan ada apabila
semua yang terlibat di dalamnya dapat mengambil untung darinya. Pondasi dimensi
sosial politik liberal adalah tatanan hukum dan ekonomi. Tatanan ini mengandung
aturan-aturan dan norma minimal yang menyelaraskan tindakan-tindakan individu
dengan kesejahteraan umum.1 Adalah ordo liberal sekolah Freiburg (Freiburger
Schule) yang didirikan oleh profesor Eucken dan Böhm yang telah berjasa
mengenali peran kerangka tatanan hukum untuk aktifitas pasar, yakni peran tatanan
ekonomi dan persaingan yang selanjutnya diterapkan oleh masyarakat pada pasar
1 Lihat Karl Homann/Eckart Blome-Drees, Unternehmensethik, Managementethik (Etikaperusahaan, etika manajemen), dalam: Die Betriebwirtschaft (Jurnal Ekonomi Perusahaan)55/1995, h. 98 dst.
5/9/2018 Politik Liberal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/politik-liberal 4/22
melalui proses politik. Namun, untuk menafsirkan pranata seperti tatanan ekonomi
dibutuhkan pengetahuan tentang sejarah atau tradisi tatanan tersebut.2 Peran yang
sangat penting dalam penafsiran ini adalah moral pasar yang dikembangkan sendiri
oleh masyarakat, yang kemudian dijadikan aturan baku melalui UU dan yang juga
mempengaruhi moral masyarakat sipil.3
Meskipun banyak kritik tentang kurangnya aspek moral dalam politik liberal dan
adanya perdebatan tentang pembentukan tatanan hukum dan ekonomi, tidak bisa
dikatakan bahwa pasar yang ada dalam pandangan liberal bersifat tak terkendalikan.
Tentu saja pasar harus dibebaskan dari intervensi dan regulasi pemerintah yang
berlebihan, seperti misalnya yang terlihat dalam pasar tenaga kerja, dalam sistem-
sistem asuransi yang diatur pemerintah (asuransi kesehatan, asuransi jaminan hari
tua), dalam masalah tempat tinggal, dan yang menyebabkan munculnya dampak
sklerotis. Selain itu, pasar juga perlu dilindungi dari kartelisasi, monopolisasi dan
penguasaan pasar agar fungsinya sebagai instrumen pilihan, non-diskriminasi dan
tentu saja instrumen pembatasan kekuasaan dapat dipertahankan. Biasanya pasar
terbuka dan persaingan internasional merupakan instrumen yang lebih efektif untuk
menghindari penumpukan kekuasaan ekonomi daripada kebijakan kartel
pemerintah. Namun demikian kebijakan ini tetap penting dan perlu. Jadi, politik
liberal memiliki semacam kantor pengawas dalam tanggung jawab sosial.
Kolaborasi antara tatanan ekonomi dan perilaku pasar mungkin paling tepat
diilustrasikan dengan contoh dari bidang olah raga. Perilaku pemain dan taktik atau
strategi permainan mereka dalam pertandingan sangat penting untuk memenangkan
sebuah pertandingan, tapi aturan permainan lah yang membuat pertandingan
menjadi fair dan yang menentukan berhasil tidaknya kompetisi secara keseluruhan.
Taktik masing-masing pemain atau sebuah tim akan membuat prestasi pemain
berkembang dan juga membuat penyelenggaraan lomba berhasil secara
keseluruhan, dengan catatan peraturan permainan fair dan dihargai secara fair pula.
Seperti halnya dalam aktifitas/peritiwa pasar, peraturan-peraturan dalam olah raga
juga tidak menutup kemungkinan munculnya suatu perilaku fair yang melebihi
2 Bandingkan dengan Karl Pooper, In Search of a Better World, London 1992, h. 155 dst.3 Lihat Herbert Giersch, Moral als Standortfaktor, surat kabar Frankfurt Allgemeine tgl.31 .12.1994, dan H. Müller-Groeling, Ethik und Markt (etika dan pasar), “liberal”, angkatan ke38, buku 1 1996, h. 59 dst.
5/9/2018 Politik Liberal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/politik-liberal 5/22
perilaku yang dituntut oleh peraturan-peraturan tersebut. Bahkan sikap fair yang
berlebihan dalam pertandingan ini – yang mungkin telah menandakan
perkembangan lebih lanjut dari moral kompetisi – berdasarkan pengalaman akan
berdampak sangat positif terhadap reputasi pemain atau bahkan lama kelamaan
membuat pemain menyesuaikan diri dengan peraturan pertandingan.
Hal yang sama berlaku pula dalam ekonomi pasar. Apabila tatanan hukum dan
ekonomi sesuai dengan tuntutan paham liberal, maka rakyat yang dalam kompetisi
atau persaingan berpegang pada hukum dan UU dapat menganggap bahwa aksinya
juga punya nilai sosial, bermanfaat bagi masyarakat meskipun pada saat yang sama
ia hendak mengejar kepentingannya sendiri. Satu unsur penting dimensi sosial yang
etis dari politik liberal terkandung dalam tatanan hukum dan ekonomi yang ikut
menentukan aksi rakyat. 4 Kondisi sistem peraturan sangat menentukan struktur
ransangan aksi dalam politik dan ekonomi, seperti halnya dalam olah raga. Dan
persaingan dalam olah raga seperti persaingan dalam bidang ekonomi dan
masyarakat berorientasi pada masing-masing sistem peraturan dan ransangan
tersebut. Ini tidak menutup kemungkinan bahwa kebiasaan dan moral sipil menuntut
lebih banyak sikap sosial daripada apa yang dituntut dalam aturan-aturan kerangka
tatanan. Bahkan pada basis tingkat kesejahteraan yang telah dicapai muncul
tuntutan akan sikap sosial bersamaan dengan tuntutan-tuntutan lainnya. Dan tentu
saja politik liberal juga mencakup tanggung jawab individu terhadap kelompok -
kelompok masyarakat yang kecil dalam sebuah masyarakat sipil dan juga partisipasi
mereka dalam kelompok-kelompok masyarakat tersebut dan dalam pemerintahan.
Salah satu cita-cita politik liberal adalah meningkatkan persepsi terhadap tanggung
jawab dengan cara menciptakan otonomi yang lebih luas.
Jadi, dimensi sosial politik liberal bukan diutamakan pada upaya memperbaiki
proses-proses sosial, di mana kebijakan sosial pemerintah mengintervensi hasil -
hasil pasar dan persaingan. Adalah suatu kesalahpahaman yang mendasar – dan
sayangnya meluas di masyarakat – bila pemaknaan sosial hanya dibatasi pada
perbaikan proses-proses sosial dan pada perbandingan antara sosial dan kebijakan
ekonomi pasar. Kesalahpahaman ini lebih diperkuat lagi dengan pengamatan yang
umumnya sepihak terhadap contoh-contoh dari apa yang disebut dengan
“kegagalan pasar”. Dengan menggunakan istilah ini diupayakan untuk
" Lihat Karl Homann/Eckart Blome-Drees, op.cit
melegitimasikan intervensi pemerintah tanpa memperhatikan “kegagalan
5/9/2018 Politik Liberal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/politik-liberal 6/22
pemerintah” yang sangat mencolok itu. Dimensi sosial politik liberal bukan
difokuskan pada perbaikan terhadap keadaan atau proses sosial yang telah
berlangsung lama, melainkan terletak pada konsep masyarakat itu sendiri, dalam
tatanan hukum dan ekonomi yang menjamin kepemilikan dan mengarahkan
persaingan melalui aturan-aturan yang sesuai demi kesejahteraan umum.5
Politik liberal utamanya meraih dampak-dampak sosialnya melalui pasar, kebijakan
ekonomi pasar dan pemanfaatan mekanisme-mekanisme stimulus yang ekonomis
yang terkandung dalam tatanan ekonomi. Mekanisme-mekanisme stimulus ini sudah
terkandung dalam suatu tatanan hukum dan tatanan ekonomi yang merefleksikan
tuntutan sosial dan etika masyarakat sebagai suatu moral minimum. Perbandingan
antara kebijakan ekonomi pasar dengan kebijakan sosial tidak sesuai dengan politik
liberal. Karena membandingkan dua kebijakan ini adalah suatu langkah yang
mencerminkan bahwa orang salah mengartikan unsur-unsur penting dari mekanisme
dampak sosial politik liberal.
Fungsi sosial pasar
Hal yang terpenting dalam politik liberal adalah kebebasan rakyat. Kebebasan yang
membatasi hak-hak pemerintah dan masyarakat terhadap individu. Akan tetapi,
kebebasan berarti juga tanggung jawab setiap individu terhadap akibat dari
tindakannya, baik bagi diri sendiri dan keluarganya maupun bagi masyarakat umum.
Namun, yang dimaksud dengan kebebasan di sini bukan hanya “kebebasan dari
apa”, artinya kebebasan seluas mungkin dari intervensi pemerintah meskipun
kebebasan yang ini juga sangat penting. Tapi juga kebebasan “untuk apa”. Dalam
konteks ini unsur yang paling esensial adalah kebebasan memilih, kebebasan setiap
warga untuk mengatur hidupnya dalam kerangka tatanan hukum dan ekonomi
sejauh mungkin berdasarkan pandangan dan tanggung jawab sendiri, tentu saja
5 Karl Homann, Sozialpolitik nicht gegen den Markt (Keselarasan antara kebijakan sosial danpasar), Surat Kabar Frankfurter Allgemeine., nr. 37, tgl 13 Februari 1999, h. 15;Homann/Blome-Drees, Unternehmensethik ...., (Etika Perusahaan ...)op.cit., H. Müller-Groeling, Unternehmensethik in einer Sozialen Marktswirtschaft nach deutschem Vorbild(Etika Perusahaan dalam Ekonomi Pasar Sosial menurut Pola Jerman), dalam: MajalahKamar Dagang dan Industri Jerman-Polandia, volume 7/8 dan 9, 1999.
5/9/2018 Politik Liberal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/politik-liberal 7/22
dengan memperhatikan kebebasan orang lain dan dengan cara bersaing dengan
mereka.
Untuk itu dibutuhkan alternatif-alternatif, dan untuk ikut berpartisipasi dalam
pengaturan urusan publik tentu saja diperlukan alternatif politik. Tapi ini dalam politilk
liberal bukan hanya menyangkut kebebasan memilih dalam bilik suara danperluasan unsur-unsur plebisit, melainkan menyangkut kebebasan individu untuk
mengatur kehidupan pribadi. Kebebasan memilih selain itu tidak boleh hanya
dibatasi pada dimensi ekonomi, namun harus di segala bidang atau menyeluruh.
Instrumen yang mutlak perlu, yang sosial, meski seringkali disalahpahami, untuk
menjamin kebebasan memilih ini, untuk memberikan sejumlah kemungkinan, adalah
pasar dan kebijakan ekonomi pasar yang menjamin kepemilikan secara mendasar
dan yang berorientasi pada sistem-sistem pasar bebas dalam kerangka suatu
tatanan hukum dan ekonomi. Pasar memungkinkan terjadinya pertukaran bebas,
persaingan bebas dan kerjasama bebas. Ketiga unsur ini merupakan sokoguru
sebuah masyarakat liberal. Syarat terciptanya masyarakat liberal adalah adanya
pasar di mana terjadi pertukaran bebas dalam kerangka hukum, namun juga adanya
persaingan sebagai ransangan bagi pelakunya (setiap individu) untuk produktif dan
untuk membatasi kekuasaan ekonomi. Elemen terakhir yang harus ada dalam pasar
tersebut adalah kerjasama bebas yang perannya bagi sistem ekonomi pasar
seringkali dipandang dan dihargai secara tidak memadai.
Selain peran kerjasama bebas, fungsi pertukaran bebas pun tidak boleh
diremehkan. Masalah informasi sentral bagi kemajuan ekonomi (masalah tentang
preferensi dan kekurangan ekonomi) dipecahkan dalam proses pasar dan melalui
harga pasar. Suatu masalah yang – seperti yang ditunjukan oleh eksperimen kantor
pusat ekonomi – mau tidak mau harus dipecahkan secara desentral melalui pasar.
Dengan demikian, melalui sistem ransangan dengan mekanisme ekonomi pasar dan
melalui persaingan yang sekaligus merupakan proses penemuan6, politik liberal
mencapai tingkat efisiensi yang tinggi dan kemajuan teknis-ekonomis. Efisiensi ini
membuat tercapainya, khususnya di negara-negara industri maju, tapi tidak melulu
di sana, peningkatan kesejahteraan yang mencengangkan. Namun anehnya ukuran
kesejahteraan ini seringkali tidak diperhatikan orang lagi. Perhatian orang terhadap
6 Lihat Friedrich v. Hayek, Der Wettbewerb als Entdeckungsverfahren (Persaingan sebagaiproses penemuan), ceramah di Kiel nr. 58, Tübingen 1968
5/9/2018 Politik Liberal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/politik-liberal 8/22
ukuran kesejahteraan ini semakin kentara ketika ukurannya bukan lagi berupa
angka-angka produksi barang, melainkan berupa bertambahnya waktu luang,
berkurangnya masa kerja serta meningkatnya harapan usia hidup. Peningkatan
kesejahteraan yang luas inilah yang menjadi bagian penting dari dimensi sosial
politik liberal.
Fungsi politik ekonomi pasar seringkali disalahpahami karena istilah pasar hanya
diterapkan secara sempit pada pasar konsumsi barang dan karena politik atau
kebijakan seperti ini hanya dipandang sebagai kebijakan yang memuaskan
kebutuahan materi. Pandangan seperti ini tidak menyadari bahwa kegiatan-kegiatan
seperti konser, teater, pameran, ceramah dan banyak hal lain adalah juga obyek
pasar. Jadi, pandangan yang menganggap peristiwa budaya berada diatas “pasar”
dalam arti sempit itu lebih cenderung disebabkan oleh ketidaktahuan tentang makna
pasar ketimbang oleh keunggulan moral.
Bahwa keputusan-keputusan penting dalam kehidupan ditentukan dalam pasar, itu
seringkali dilupakan. Di sini akan ditunjukkan contoh-contoh keputusan tersebut
dalam pasar tenaga kerja, pasaar tempat tinggal, pasar pendidikan dan pasar
uang.Tujuannya adalah untuk mengingatkan kita betapa pentingnya pasar bagi
otonomi individu dan untuk menunjukkan bahwa tak ada alasan untuk berprasangka
buruk terhadap politik liberal yang berorientasi pada pasar.
Contoh dari pasar tenaga kerja
Apa yang akan terjadi apabila dalam pasar tidak diperbolehkan untuk berusaha
secara bebas, bisa dilihat pada kasus tingginya tingkat pengangguran di Jerman.
Pengangguran yang disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang kurang tepat
adalah suatu nasib sosial yang jauh melewati isu upah dan gaji dan yang merugikan
posisi sosial serta rasa percaya diri yang bersangkutan. Kenyataan seperti inilah
yang hendak dihindari oleh dimensi sosial politik liberal, yaitu dengan cara
menciptakan pasar tenaga kerja yang mampu berfungsi melalui proses deregulasi
dan fleksibelisasi pasar tenaga kerja dan melalui kebijakan ekonomi pasar. Dan
dengan usaha ini politik liberal hendak ikut memberikan kontribusi terhadap upaya
mengurangi angka pengangguran, seperti yang telah diterapkan di negara-negara
5/9/2018 Politik Liberal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/politik-liberal 9/22
lain. Sebuah kebijakan liberal tentang pasar tenaga kerja antara lain akan menjamin
hak-hak individu untuk menerima suatu pekerjaan sesuai dengan kondisi pasar jika
7 Kebijakan Eropa dengan pengakuan subsidiaritas sebatas pemanis bibir adalah salah satucontohnya.
5/9/2018 Politik Liberal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/politik-liberal 10/22
pekerjaan tersebut ditawarkan. Ada tiga alasan untuk mengatakan bahwa kebijakan
liberal tentang pasar tenaga kerja bersifat sosial. Pertama, ia dapat menghalangi
terjadinya kesepakatan antara pihak pemberi dan penerima kerja yang
mengorbankan pihak ketiga, yakni mengorbankan penganggur dan pembayar pajak
(ini biasa terjadi mengingat aturan pasar tenaga kerja yang berlaku sekarang).Kedua, kebijakan liberal tidak memberi peluang kepada mereka yang enggan
bekerja menghindari tanggung jawab mereka untuk menanggung biaya hidup sendiri
dan keluarga mereka atas biaya masyarakat banyak. Namun alasan yang paling
penting adalah alasan ketiga, yakni bahwa kebijakan sosial liberal akan memberikan
kontribusi yang menentukan terhadap pengurangan jumlah pengangguran melalui
fleksibelisasi UU pasar tenaga kerja. Penganggu ran adalah satu hal yang –
mengingat dampak negatif sosialnya – paling tidak sosial yang ‘diproduksi’ dalam
masyarakat kita, dan ini sering kali dengan klaim bahwa UU tentang
ketenagakerjaan dan pasar tenaga kerja yang relevan bersifat sosial. Dari
penjelasan ini terlihat bahwa dalam banyak kasus politik liberal lebih bersifat sosial
daripada usaha memperluas pembuatan UU sosial yang ada saat ini dan yang
sebagian bersifat proteksionis itu dan lebih sosial daripada kebijakan jaminan
sosial.
Subsidiaritas
Politik liberal adalah suatu politik yang menjamin dan meransang kebebasan warga
dengan cara memberikan kemungkinan dan melatih membuat keputusan-keputusan
bebas dengan tanggung jawab sendiri. Kebebasan, kemandirian dan tanggung
jawab pribadi merupakan bagian dari gambaran khas manusia liberal, sama halnya
mengembangkan dan mengukur kekuatan dalam persaingan dan kerjasama bebas
dalam pasar sebagai nilai. Inilah nilai-nilai yang berhubungan erat dengan
prinsip organisasi masyarakat, yakni prinsip subsidiaritas, yang sering dikutip, tapi
jarang sekali dianggap serius seperti seharusnya.7 Prinsip subsidiaritas adalah
prinsip liberal yang sudah sangat tua yang sayangnya saat ini kurang diperhatikan
oleh penganut paham liberal sendiri. Menariknya prinsip ini dirumuskan secara jelas
5/9/2018 Politik Liberal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/politik-liberal 11/22
dalam ensiklik “Quadragesimo Anno” di mana ia digambarkan sebagai “asas sosial-
filosofis tertinggi”. Dalam bahasa ensiklik tersebut prinsip subsidiaritas menyatakan
“bahwa segala sesuatu yang dapat diproduksi oleh setiap individu atas dasar
prakarsa dan dengan kekuatan sendiri tidak boleh direnggut darinya dan diserahkan
kepada aktifitas masyarakat”. Selanjutnya ensiklik itu menyebutkan bahwa setiapaksi atau aktifitas masyarakat berdasarkan esensi dan istilahnya bersifat
subsidiar”.
Pasar bebas, dinamika ekonomi dan ruang gerak bagi solidaritas yang hakiki
Eksistensi pasar bebas, kebijakan ekonomi pasar adalah elemen penting jaminan
kebebasan dan kerjasama yang bebas dari kekuasaan. Terlepas dari argumentasi
tentang efisiensi dan pertumbuhan bagi tatanan ekonomi yang berlandaskan
mekanisme ekonomi pasar, pasar bebas merupakan nilai yang mendasar bagi
individu untuk menjalani hidup dan kedaulatannya. Karena perannya yang
fundamental bagi kebebasan memilih dan khususnya karena keadaan saling
tergantung (interdepensi) antar tatanan (Eucken), pasar bebas – seperti yang
ditunjukkan sejarah – adalah pondasi suatu masyarakat demokratis dan dengan
demikian tentu saja ia adalah esensi inti dari politik liberal.
Selain itu, dengan menekankan pada dan mempertahankan sistem ekonomi pasar
politik liberal juga memberi sumbangan terhadap dinamika ekonomi dan berarti jugaterhadap kesejahteraan dalam masyarakat. Suatu tatanan ekonomi yang
berlandaskan pada kebebasan individu dengan sistem pasar bebas tidak hanya
memungkinkan adanya kebebasan mengambil keputusan sendiri, melainkan ia juga
menciptakan ruang gerak bagi solidaritas yang hakiki, yang tidak dipaksakan melalui
aktifitas pribadi serta menciptakan ruang gerak bagi bantuan umum kepada mereka
yang benar-benar membutuhkan bantuan. Ruang gerak ini tercipta dengan cara
membuat mekanisme-mekanisme peransang yang bertujuan mengaktifkan
keinginan individu untuk berprestasi dan bertindak produktif.
Pasar dan perlakuan yang sama
7 Kebijakan Eropa dengan pengakuan subsidiaritas sebatas pemanis bibir adalah salah satucontohnya.
5/9/2018 Politik Liberal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/politik-liberal 12/22
Salah satu sifat pasar yang penting adalah bahwa ia dalam secara prinsipiil
menjamin perlakuan yang sama terhadap semua warga. Dan ini berarti, dengan kata
lain, tidak ada diskriminasi. Perlakuan yang sama ini merupakan unsur yang penting
dari dimensi sosial politik liberal.
5/9/2018 Politik Liberal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/politik-liberal 13/22
Dalam pasar yang ditekankan bukanlah cinta kasih sesama atau pribadi terhadap
keluarga. Juga bukan kebersamaan, koncoisme atau klik-klik terhadap kelompok-
kelompok kecil, perkumpulan-perkumpulan dan parpol (jadi yang ditekankan bukan
“kapitalisme kroni” atau korporatifisme). Yang ditekankan dalam pasar adalah
persamaan kesempatan yang merupakan inti dari politik liberal, bukan persamaanhasil (hal-hal yang berbeda ditangani secara berbeda pula). Yang ditekankan adalah
tidak adanya diskriminasi terhadap “orang asing” dalam pasar, tidak ada ‘cinta kasih
sesama’ (Hartmann), tapi harus ada persaingan.8 Konsep perlakuan yang sama
terhadap orang terdekat dan terjauh inilah atau perlakuan non-diskriminatif inilah
yang seringkali membuat pasar ala kaum liberal dan ekonom beraliran liberal dikritik
tidak memiliki rasa sosial. Namun, perlakuan tidak diskriminatif adalah unsur
penting dari kebijakan sosial dan “masyarakat yang baik”. Pasar, seperti nampak di
sini, harus hemat dalam menggunakan aspek sosialnya agar ia benar-benar dapat
diterapkan pada hal yang tepat (v. Hayek).
Egoisme, altruisme dan keadilan sosial
Seringkali pilihan dalam pasar dibandingkan dengan pilihan politis. Perbandingan ini
hendak menunjukkan bahwa proses memilih dalam pasar dilakukan untuk manfaat
sendiri, sementara dalam pilihan politis yang diperhatikan adalah aspek altruis.
Pendeknya, yang diperbandingkan di sini adalah sifat egois dan altruis, yang satu
diwakili pasar, sementara yang lainnya diwakili politik. Namun perlu dipikirkan bahwa
pilihan yang dilakukan dalam pasar dibayar sendiri oleh si pemilih, biasanya dengan
menggunakan dana sendiri, sementara dalam pilihan politis si pemilih bisa saja
orang yang diutamakan. Apabila warga setuju dengan aksi-aksi sosial yang
mendahulukan orang lain (altruis) setidaknya ia bisa berharap hanya menanggung
sebagian dari beban ini atau mungkin tidak memberikan kontribusi apapun terhadap
pembiayaan aksi-aksi tersebut. Tidaklah kebetulan kalau opsi atau pilihan yang
seringkali menyangkut distribusi layanan sosial dibandingkan dengan aksipelelangan (Roland Vaubel). Juga dari sudut pandang ini, keputusan-keputusan
pasar terlihat lain, lebih sosial. Seringnya muncul pernyataaan bahwa opsi atau
alternatif politis dibandingkan dengan keputusan pasar lebih banyak dipengaruhi
8 Lihat Herbert Giersch, Das Wirtschaftswachstum in Zeiten der Globalisierung(Pertumbuhan Ekonomi di Masa Globalisasi), Surat kabar Frankfurter Allgemeine, No. 12,15-1-2000, h. 15.
5/9/2018 Politik Liberal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/politik-liberal 14/22
altruisme, menjadi meragukan bila kita memperhatikan pemikiran-pemikiran di atas.
Dan karenanya cenderung bisa dipahami mengapa politik liberal dalam banyak
kasus lebih berorientasi pada sistem pasar dan mekanisme keputusan dalam pasar.
Dalam kaitan lain, politik liberal juga mengutamakan proses persaingan dalam
pasar. Yang ingin dimunculkan dalam proses persaingan ini adalah isu “keadilan
sosial” yang sering diperdebatkan. Kesepakatan mengenai kapan suatu hasil
distribusi bisa dianggap adil sangat jarang sekali bisa dicapai. Ini disebabkan oleh
adanya berbagai kondisi kepentingan. Oleh karena itu, Friedrich v. Hayek yang
sempat menyatakan “keadilan sosial yang hampa makna” untuk menyindir kebijakan
yang ada sekarang, mengusulkan untuk menciptakan keadilan proses, dan bukan
keadilan hasil.9 Artinya, setiap individu diperlakukan secara adil dalam berikhtiar,
tidak ada yang didahulukan. Karena itu, dalam konteks usu lan ini politik liberal
mengutamakan – analog dengan persaingan dalam olah raga – konsep persaingan
dalam pasar dengan memperhatikan peraturan-peraturan dalam tatanan hukum dan
ekonomi. Dan politik liberal mengutamakan perbaikan peraturan-peraturan tersebut
dan tentu saja mengoreksi hasilnya bagi mereka yang tidak dapat atau hanya secara
terbatas ikut serta dalam persaingan tersebut.
Dengan meningkatkan kesejahteraan, meminimalkan pengaruh pemerintah dan
dengan membuat peraturan perundangan yang liberal politik liberal tidak hanya
hendak menciptakan keleluasaan bagi individu untuk mencari dana bagi jaminan
dirinya sendiri serta ruang gerak bagi bantuan pemerintah untuk mereka yang benar-
benar membutuhkan, melainkan juga bagi amal pribadi. Yang ingin ditekankan oleh
politik liberal di sini adalah mendorong tumbuhnya suatu sikap sosial dalam bentuk
beramal secara pribadi dan dipaksakan melalui suatu perangkat UU, seperti yang
dapat kita lihat di negara-negara lain.10 Suatu pandangan yang menganggap bahwa
sosial hanya berarti tuntutan individu pada masyarakat kolektif adalah produk dari
pemeliharaan mentalitas tak mandiri yang telah berlangsung bertahun-tahun. Suatu
mentalitas yang dikembangtumbuhkan oleh adanya tanggungan penuh pemerintah
terhadap kelompok masyarakat tertentu yang pada gilirannya tidak lagi memadai
9 Lihat Friedrich v. Hayek, Drei Vorlesungen über Demokratie, Gerechtigkei und Sozialismus(Tiga kuliah tentang demokrasi, keadilan dan sosialisme), Tübingen 1077, h. 23, dan TheFiction of Social Justice, dalam: New Studies in Philosophy, Politics, Economics and theHistory of Ideas, London 197810 Lihat Karl-Heinz Paqué, Philantrophie und Steuerpolitik (Filantrofi dan Kebijakan Pajak),studi Kiel 203, Tübingen 1986
5/9/2018 Politik Liberal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/politik-liberal 15/22
atau tidak bisa dibiayai lagi (contoh tanggungan ini: dana penganguran, bantuan
sosial dan banyak lagi bantuan-bantuan ‘sosial’ yang umumnya dibiayai dari pajak).
Kemajuan ekonomi
Kebijakan ekonomi pasar mengutamakan adanya dinamika ekonomi yang terdiri dari
kombinasi antara prakarsa individu dan sistem-sistem pendukung yang sesuai.
Perdagangan bebas dengan barang dan jasa dan lalu lintas modal secara bebas
memungkinkan terjadinya pembagian kerja di seluruh dunia dan bertujuan untuk
menciptakan “kemakmuran bangsa”. Pertumbuhan ekonomi dan peningkatan
kemakmuran – baik secara nasional maupun internasional – sangat penting bagi
dimensi sosial politik liberal. Ia menjadi semakin penting ketika pertumbuhan
ekonomi semakin cepat dan semakin lebih dilandasi pada penelitian dan
pengetahuan ketimbang pada bahan-bahan mentah dan produksi industri. Hal ini
perlu diantisipasi dengan adanya kehendak untuk mengelola ekonomi secara
langgeng. Upaya ini merupakan salah satu titik berat dalam dimensi sosial politik
liberal. Bentuknya adalah pendidikan dan pelatihan. Dengan cita-cita menciptakan
ekonomi yang langgeng ini dimensi sosial politik liberal memperoleh peran
tambahan, dan bagi setiap individu tercipta semakin banyak peluang untuk
menerapkan bakat atau ketrampilannya. 11
Suatu percepatan pertumbuhan ekonomi bukannya tanpa masalah. Pertumbuhan juga selalu berarti perubahan struktur dan ia tidak hanya memperbanyak peluang,
melainkan juga risiko. Pertumbuhan menuntut adanya fleksibilitas dan kesediaan
untuk beradaptasi dan terlalu menuntut solidaritas sosial. Pengetahuan dan kapital
lebih cepat menjadi usang, dan diferensi sosial dapat meningkat. Semua ini cukup
membahayakan keseluruhan ide liberal. Ia memperkuat keinginan atas
diciptakannya persamaan (tapi bukan persamaan peluang, melainkan persamaan
hasil) dan atas adanya intervensi pemerintah dan ia menghasilkan resistensi justru
terhadap prasyarat yang strategis bagi kemajuan ekonomi. Kebanyakan dari faktor
yang menentang kemajuan ekonomi itu adalah resistensi terhadap perubahan,
kurangnya pendidikan dan fleksibilitas, dan sebagian disebabkan oleh adanya
11 Perbedaan-perbedaan dalam bakat tentu saja di sini akan menelurkan hasil yang berbedapula, namun perbedaan ini bukan alasan untuk tindakan penyamarataan, baik dalampendidikan/pelatihan sendiri maupun dalam hasil-hasilnya.
5/9/2018 Politik Liberal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/politik-liberal 16/22
kesalahpahaman tentang prasyarat kemakmuran dan kemajuan ekonomi serta
tentang peran pemerintah yang sulit dihilangkan.
Globalisasi dan politik liberal
Jika berbicara tentang kebijakan sosial, anehnya kita selalu menghubungkannya
dengan keadaan dalam negeri. Juga mereka yang mengingingkan suatu masyarakat
yang multikultural seringkali mengaitkan pemikiran-pemikiran mereka tentang
kebijakan sosial dengan keadaan dalam negeri, paling tidak jika diskusi politik
melampaui masalah pembiayaan bantuan kepada negara berkembang. Pemikiran
seperti ini bisa jadi adalah akibat dari sempitnya cara pandang terhadap makna
sosial dalam suatu tatanan masyarakat. Pandangan ini muncul karena adanya
konsentrasi atau pemfokusan ternadap sistem-sistem jaminan sosial yang
sebenarnya dari banyak segi sama sekali tidak sosial.
Perdebatan tentang tatanan ekonomi dunia dan globalisasi adalah satu pelajaran
bagi komponen-komponen sosial politik liberal. Dalam konteks ini dimensi sosial
politik liberal juga tidak semata-mata terletak pada pembiayaan bantuan untuk
negara berkembang, melainkan pada upaya untuk menciptakan pasar bebas bagi
perdagangan, investasi dan jasa, di samping pengembangan hubungan budaya dan
bantuan kepada negara berkembang dalam bidang teknik-ekonomi. Dengan
pemfokusan ini dimensi sosial politik liberal menciptakan akses pasar yang bebas ke
dalam pasar-pasar negara industri maju, termasuk juga bagi produsen dari negara -negara berkembang sehingga semua pihak yang menginginkan hal seperti ini dapat
berpartisipasi pada pembagian kerja dalam ekonomi dunia secara bebas, tanpa
diskriminasi.
Dalam pandangan sempit yang hanya terbatas pada keadaan dalam negeri,
globalisasi seringkali dianggap sebagai ancaman sosial bagi kelangsungan
pekerjaan-pekerjaan sederhana (pekerjaan yang tidak menuntut kualifikasi tertentu)
di dalam negeri yang saat ini juga menghadapi tekanan persaingan dari apa yang
disebut “negara-negara dengan upah rendah” (Billiglohnländer). Ini artinya tenaga
kerja non-kualifikasi di dalam negeri harus bersaing dengan pekerja-pekerja dari
negara-negara berkembang dan negara-negara yang sedang direformasi di wilayah
Timur (tidak lama lagi malah dengan Hongkong). Lowongan pekerjaan bagi tenaga
kerja tidak berkualifikasi di negara-negara industri maju pada kenyataannya
5/9/2018 Politik Liberal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/politik-liberal 17/22
terancam, selama dalam negara-negara ini tidak dilakukan adaptasi struktural yang
diperlukan. Artinya, perlu ada perbaikan pendidikan dan pelatihan serta penopangan
terhadap pendapatan upah/gaji.
Di sisi lain globalisasi menciptakan kesamaan kesempatan bagi orang-orang miskin
di negara-negara berkembang. Globalisasi memberi mereka kemungkinan untuk
berpartisipasi pada hasil-hasil pembagian kerja agar mereka dapat memperoleh
pendapatan atau kemungkinan untuk meningkatkan standar hidup mereka.
Hasil lain dari perluasan pembagian kerja secara internasional yang tercipta berkat
globalisasi itu adalah bahwa negara-negara yang terlibat dengan aksi-aksi mereka
semakin diawasi oleh mekanisme persaingan yang ada. Ini artinya, sebagian dari
kekuasaan mereka terhadap rakyat berkurang dengan adanya persaingan, dan
intervensi pemerintah dibatasi seminimal mungkin. Pemerintah akan semakin
kesulitan untuk membatasi pendapatan rakyat melalui pajak atau pungutan -
pungutan sosial, selama ekuivalennya dianggap tidak memadai oleh rakyat. Hal
serupa dialami pula oleh kelompok-kelompok kepentingan yang harus membatasi
kekuasaan mereka dalam pasar dalam negeri. Tidak semua pihak akan menyambut
pembatasan terhadap kekuasaan pemerintah ini, khususnya orang-orang yang
banyak diuntungkan oleh aksi-aski pemerintah dan yang memberikan jalan kepada
pemerintah untuk memainkan perannya seluas mungkin. 12 Namun dalam prinsipnya
persaingan lokasi (Standortwettbewerb) menurut pandangan politik liberal membuat
kesempatan memilih warga semakin luas dan menekan kekuasaan pemerintah
dalam menentukan regulasi dan pajak dan kekuasaan lembaga-lembaga pajak di
luar pemerintah serta menciptakan perbaikan persyaratan persaingan di seluruh
dunia.
Proteksionisme sebagai ancaman
Sulit sekali untuk tidak menghadapi tuntutan sosial, untuk mendefinisikan secarasempit apa yang dimaksud dengan kumpulan masyarakat yang diuntungkan dan
untuk melindungi diri terhadap persaingan “dari luar” yang tak diinginkan. Sementara
adalah suatu hal yang mudah untuk mengamini bantuan sosial (bantuan kepada
12 Juga ada argu men “race to the bottom”, yakni suatu kekhawatiran bahwa dengan adanyapersaingan lokasi tersebut penurunan pajak oleh pemerintah tidak akan berakhir; sebuahkekhawatiran yang nampaknya cenderung bertentangan dengan kenyataan.
5/9/2018 Politik Liberal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/politik-liberal 18/22
negara berkembang), namun sebisa mungkin ia dibiayai orang lain. Dan tidak sulit
untuk menolak akses bebas ke dalam pasar dan persaingan bebas dengan cara
merekayasa skenario yang menakutkan dari globalisasi.
Dalam hubungan ekonomi internasional ada banyak kemungkinan untuk
menghalangi persaingan. Tidak semua kemungkinan bisa dikenali dengan mudah
sebagai langkah proteksi. Salah satu kemungkinan adalah bergabung dengan satu
asosiasi bea cukai (atau lebih) sehingga anggotanya bisa melakukan perdagangan
dengan bebas. Biasanya dalam bentuk kerjasama seperti ini selain terciptanya efek
perdagangan juga muncul hal-hal seperti penyelewengan perdagangan, yang mana
berdampak negatif atau merugikan pihak bukan anggota dan menguntungkan
anggota asosiasi tersebut. Praktek yang merugikan bukan anggota asosiasi ini
(dengan atau tanpa izin) adalah sebuah pelanggaran terhadap prinsip proteksi
Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang menuntut bahwa semua keuntungan
yang diberikan kepada satu negara harus diberikan pula bagi negara-negara lain.
Unsur-unsur diskriminasi (proteksionisme) yang membahayakan adalah standar -
standar yang diusung dengan bendera sosial, namun seringkali dimanfaatkan
sebagai instrumen proteksionisme dengan cara mencoba memaksa mitra dagang.
Standar-standar ini berbahaya karena, contohnya standar sosial atau standar
lingkungan, kelihatannya sosial tapi bisa jadi sangat tidak sosial. Bagaimana pekerja
dari Bangladesh misalnya bisa mampu bersaing apabila mereka dipaksa untuk
menyesuaikan diri dengan standar-standar sosial di negara industri maju? Adalah
tidak sosial kalau kita baik di dalam maupun luar negeri berupaya agar keadaan
mereka yang sudah memiliki pekerjaan menjadi lebih baik. Yang bisa disebut sosial
adalah apabila kita memberikan kesempatan kepada orang-orang yang belum
memiliki pekerjaan. Atau: dapatkah dan tidakkah lebih baik suatu negara yang lebih
kaya membuat standar lingkungan yang berbeda daripada negara yang lebih
miskin? Apakah upaya melarang adanya persaingan antara pekerja dengan upah
rendah dari negara-negara MEE melalui peraturan yang sepihak dapat dikatakan
sosial?
Aspek keadilan sosial dari semua upaya ini sangat meragukan, upaya-upaya yang
bermaksud mempertahankan privileg sendiri terhadap orang-orang (negara-negara)
miskin, menghalangi atau setidaknya menyulitkan mereka untuk memperoleh akses
pasar. Dan FDP dengan kebijakan ekonomi dunianya yang menentang diskriminasi
5/9/2018 Politik Liberal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/politik-liberal 19/22
dan proteksi berlebihan menunjukkan profil sosial yang mantap. Dan hal ini tercipta
tanpa merujuk pada kebijakan bantuan terhadap negara berkembang. Namun tentu
saja tidak berarti bahwa kebijakan ekonomi FDP – seperti halnya dengan masalah
bantuan sosial di Jerman – tertutup terhadap kemungkinan memberikan bantuan
kepada negara berkembang.
Politik liberal dan kebijakan sosial
Untuk menghindari kesalahpahaman perlu ditekankan bahwa yang dibahas di sini
adalah dimensi sosial politik liberal, bukan pandangan sosial terhadap sektor
jaminan sosial yang berlaku sekarang. Kalau pembahasan di sini menyangkut
kebijakan sosial liberal dalam konteks jaminan sosial maka yang kiranya harus
didiskusikan adalah kesimpulan apa yang harus diambil dari prinsip-prinsip politik
liberal yang mendukung sistem-sistem jaminan terhadap dampak ekonomi dari
risiko-risiko seperti penyakit, usia tua, invaliditas, kebutuhan akan perawatan dan
pengangguran bagi warga.
Selanjutnya yang kiranya harus didiskusikan adalah apakah proses distribusi
pendapatan yang diatur oleh pemerintah, apakah perampasan hak warga melalui
sistem asuransi sebagai antisipasi terhadap risiko hidup yang diatur pemerintah
dapat sejalan dengan prinsip-prinsip liberal. Dan pembahasan ini khususnya dengan
memperhatikan pertanyaan apakah sistem-sistem asuransi wajib seperti ini masih
dapat dianggap sesuai mengingat semakin meningkatnya kesejahteraan
masyarakat. Karena kondisi sekarang bisa jadi sudah sangat berbeda dengan
masa di mana sistem-sistem itu pertama kali diterapkan. Selain itu, perlu kiranya
dipertanyakan apakah sistem-sistem ini dengan metode distribusinya benar-benar
masih bisa berjalan mengingat menyusutnya populasi di Jerman dan apakah mereka
menjamin sedikit keadilan antar individu dan antar generasi. Pendeknya, kalau yang
dibahas di sini adalah kebijakan sosial liberal maka yang kiranya harus didiskusikan
adalah bagaimana warga menurut pandangan liberal harus menjamin dirinya dalam
situasi sekarang dari risiko-risiko hidup. Tampaknya di bidang jaminan hari tua,
diskusi seperti ini akan bermuara pada usulan-usulan yang menekankan pada
tanggung jawab pribadi dan asuransi/jaminan individual (tanpa aturan pemerintah)
berdasarkan pendekatan jaminan modal (Kapitaldeckungsverfahren), sangat
mungkin dengan jaminan minimal yang diatur UU seperti dalam asuransi wajib
5/9/2018 Politik Liberal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/politik-liberal 20/22
kendaraan dalam rangka menghindari “moral hazard” (sikap masa bodoh atau
ceroboh). 13 Sementara untuk bidang perlindungan asuransi kesehatan diskusi ini
akan bermuara pada usulan-usu lan yang menekankan pada kebebasan memilih,
asuransi swasta dengan berbagai bentuk ganti rugi dan tanggungan sendiri
(tanggungan yang dibayar sendiri peserta asuransi, misalnya untuk pengobatanringan) di mana di sini dapat ditetapkan jaminan minimal sebagai konsesi terhadap
masyarakat karena adanya “moral hazard” yang menjalar di mana-mana. 14
Perlu diketahui bahwa seperti halnya kebijakan sosial yang ada sekarang politik
liberal juga mendukung adanya jaminan individu terhadap risiko pendapatan.
Dimensi sosial dari politik liberal difokuskan pada upaya untuk memberdayakan
individu agar ia bertanggungjawab terhadap diri sendiri dan tidak serta-merta
bergantung pada masyarakat. Dengan demikian dimensi sosial politik liberal juga
memberikan kebebasan memilih dalam batasan tertentu. Jaminan sosial dalam
politik liberal memperoleh dimensi khas sosialnya dengan cara berupaya untuk
menghindari suatu kebijakan yang merugikan pihak ketiga. Dengan kata lain, dalam
kebijakan liberal yang berdimensi sosial tidak akan ditemukan tindakan atau
perjanjian-perjanjian yang menyusahkan orang lain seperti yang terjadi dengan
perundingan tentang sistem jaminan sosial yang diatur pemerintah dewasa ini.
Contoh yang paling tepat untuk ini adalah jaminan hari tua yang telah disepakati
dengan mengusung slogan solidaritas dan kontrak generasi oleh pihak perunding,namun yang merugikan pembayar pajak dan generasi penerus.
Banyaknya kritik yang dilontarkan politik liberal terhadap sistem-sistem yang ada
sekarang tidak boleh membuat FDP dalam kebijakan sosialnya mengesampingkan
kewajibannya membantu rakyat yang benar-benar membutuhkan bantuan. Bahwa
politik liberal bercita-cita meningkatkan kesetahteraan umum, mengutamakan
prakarsa individu, masyarakat dan jaringan, itu bukan berarti bahwa kebijakan sosial
FDP tidak siap untuk menyediakan dana yang dibutuhkan bagi anggota masyarakat
yang benar-benar memerlukan bantuan. Sebaliknya, dengan berupaya mendorong
kemajuan ekonomi, menghindari munculnya mentalitas bergantung pada orang lain
13 Lihat Roland Vaubel, Reforming Social Security for Old Age (Reforamsi jaminan sosialuntuk usia tua), dan Hubertus Müller-Groeling, komentar dalam: Herbert Giersch (Peny.),Reassessing the Role of Government in the Meixed Economy, h. 173 dst., Tübingen 1983.14 Bandingkan dengan Institut Liberal Yayasan Friedrich-Naumann, Asas-asas Kebijkansosial liberal – 12 tesis, h. 261 dst.
5/9/2018 Politik Liberal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/politik-liberal 21/22
dan mengonsentrasikan bantuan sosial hanya kepada anggota masyarakat yang
benar-benar membutuhkan berarti politik liberal benar-benar dapat membantu
mereka.
Kebebasan dan tanggung jawab dalam masyarakat
Politik liberal memiliki dimensi sosial yang penting. Politik liberal bercita-cita
menciptakan suatu konsep masyarakat yang bersifat sosial dan menjamin
kebebasan individu untuk mengejawantahkan pola hidupnya dalam masyarakat sipil
sejauh mungkin tanpa campur tangan pemerintah, merealisasikan dirinya secara
mandiri dan bertanggung jawab, baik dalam persaingan dengan orang lain maupun
dalam bekerja sama dengan mereka. Ini dilakukan politik liberal dalam suatu
kerangka hukum dan tatanan yang harus menjamin bahwa perilaku persaingan
masing-masing individu tidak hanya bermanfaaat bagi dirinya sendiri dan
kelompoknya dalam masyrakat sipil, melainkan juga bagi masyarakat secara
keseluruhan. Selain itu, kerangka hukum dan tatanan itu harus juga menjamin
bahwa persaingan berlangsung secara adil, artinya setiap orang diperlakukan sama
tanpa memandang berbagai perbedaan yang ada. Politik liberal memfokuskan pada
dinamika ekonomi, pada pendidikan rakyat dan juga pada kemajuan teknik ekonomi
yang lahir dari dinamika ekonomi dan pendidikan tersebut serta pada peningkatan
kemakmuran. Untuk meraih cita-cita ini dibutuhkan satu sistem pasar bebas yang
memungkinan terjadinya pertukaran barang, jasa dan modal secara bebas baik
secara nasional maupun internasional. Selain itu dibutuhkan juga suatu kebijakan
ekonomi pasar yang memungkinkan adanya keterbukaan dan berfungsinya pasar
dan yang sekaligus membatasi kekuasaan pasar. Pembatasan kekuasaan pasar
adalah salah satu wewenang pemerintah. Dalam kebijakan FDP, wewenang
pemerintah hendak dibatasi pada penyelengaraan tugas-tugas utamanya (seperti
keamanan dalam dan luar negeri) yang harus dilakukan dengan serius.
Upaya untuk mengukur substansi sosial politik liberal pada kebijakan sosial yang
ada sekarang atau bahkan pada perluasan sistem-sistem asuransi wajib yang diatur
pemerintah hanya akan bermuara pada munculnya kesalahpahaman. Politik liberal
memiliki dimensi sosial yang tidak hanya terbatas pada kebijakan sosial dalam arti
sempit, karena dimensi sosial dalam kebijakan sosial liberal sudah terkandung
dalam konsep masyarakat. Ia menyatu dalam kinerja masyarakat dengan
5/9/2018 Politik Liberal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/politik-liberal 22/22
memperhatikan prinsip-prinsip liberal. Artinya, dalam kebijakan sosial prinsip-prinsip
politik liberal inilah yang menjadi landasan bagi suatu kebijakan yang lebih
menekankan pada kebebasan dan tanggung jawab individu. Dan setiap individu
pada gilirannya harus memutuskan sendiri bagaimana ia menjamin kehidupannya
dan keluarganya dari risiko-risiko ekonomi. Ini merupakan suatu prosedur yangsecara oromatis lebih menitikberatkan pada metode jaminan modal dan persaingan
pasar asuransi. Cara ini sekaligus juga menghindari perilaku menggantungkandiri
pada anggota masyarakat tertentu sehingga dana yang ada dalam kebijakan sosial
benar-benar dapat difokuskan untuk memberikan bantuan bagi mereka yang
sungguh-sungguh membutuhkan.
Sebagai kebijakan ekonomi pasar politik liberal menitikberatkan pada tatanan hukum
dan ekonomi yang bebas, pada jaminan terhadap kepemilikan, pada moral pasar
yang muncul sejalan dengan sejarah, pada tanggung jawab dan kepentingan pribadi
rakyat serta pada dinamika persaingan. Politik liberal mempertahankan dan
menjamin kebebasan warga terhadap campur tangan pemerintah dan kekuasaan
kelompok-kelompok tertentu. Dengan kebebasan yang diberikannya kepada setipa
individu, politik liberal tidak hanya membebaninya dengan tanggung jawab untuk
dirinya sendiri dan keluarganya, melainkan juga tanggung jawab untuk ikut ambil
bagian dalam kelompok-kelompok kecil masyarakat dan dalam masyarakat sipil.
Jadi, politik liberal sama sekali bukan – seperti yang diyakini lawan politik liberal –
politik “individualisme yang salah” (v. Hayek) yang memandang individu sangat
terisolasi dari tanggung jawab dan partisipasi dalam masyarakat.