polipektomi

4
Polipektomi Sederhana Untuk Mencegah Kekambuhan Polip Berulang dengan Menggunakan Nasoendoskopi di Poliklinik THT RSUP Dr. M.Djamil Padang Bestari Jaka Budiman Sub Bagian Rinologi Bagian THT FK UNAND / RSUP.Dr.M.Djamil Padang Polip nasi adalah kelainan mukosa hidung dan sinus paranasal berupa massa lunak yang bertangkai, berbentuk bulat atau lonjong, berwarna putih keabuan dengan permukaan licin dan agak bening. Patogenesis polip nasal belum diketahui secara pasti. Dilaporkan beberapa kasus polip nasi di poliklinik Bagian THT FK Unand/ RS M.Djamil Padang yang telah dilakukan polipektomi sederhana dengan anestesi lokal berupa tampon hidung, dengan bantuan nasoendoskopi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi. Penatalaksanaan polip hidung harus berdasarkan pada faktor penyebabnya. Sayangnya kebanyakan kasus polip tidak jelas etiologinya. Klasifikasi Berdasarkan jenis sel peradangannya, polip dikelompokkan menjadi 2 : 1. Polip eusinofilik Sel eosinofil terdapat pada 80-90% polip. Polip jenis ini biasanya disebabkan proses hipersensitivitas atau alergi.

Upload: tonie-dianta-tamrin

Post on 29-Sep-2015

10 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

polipektomi

TRANSCRIPT

Polipektomi Sederhana Untuk Mencegah Kekambuhan Polip Berulang dengan Menggunakan Nasoendoskopi di Poliklinik THT RSUP Dr. M.Djamil Padang

Bestari Jaka BudimanSub Bagian Rinologi Bagian THT FK UNAND / RSUP.Dr.M.Djamil PadangPolip nasi adalah kelainan mukosa hidung dan sinus paranasal berupa massa lunak yang bertangkai, berbentuk bulat atau lonjong, berwarna putih keabuan dengan permukaan licin dan agak bening. Patogenesis polip nasal belum diketahui secara pasti.Dilaporkan beberapa kasus polip nasi di poliklinik Bagian THT FK Unand/ RS M.Djamil Padang yang telah dilakukan polipektomi sederhana dengan anestesi lokal berupa tampon hidung, dengan bantuan nasoendoskopi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi.Penatalaksanaan polip hidung harus berdasarkan pada faktor penyebabnya.Sayangnya kebanyakan kasus polip tidak jelas etiologinya.KlasifikasiBerdasarkan jenis sel peradangannya, polip dikelompokkan menjadi 2 :1.Polip eusinofilikSel eosinofil terdapat pada 80-90% polip. Polip jenis ini biasanya disebabkan proses hipersensitivitas atau alergi.2.Polip neutrofilikNetrofil terdapat pada 7% kasus polip. Polip jenis ini biasanya disebabkan oleh proses inflamasi non-alergi dan tidak berespons baik terhadap kortikosteroidPembagian stadium polip hidung menurut Mackay and Lund adalah :a. Stadium 0 : tidak terlihat polipb. Stadium 1: polip masih terbatas di meatus mediusc. Stadium 2 : polip telah keluar dari meatus media, tampak di rongga hidungd. Stadium 3: polip telah memenuhi rongga hidungEtiologi dan Faktor RisikoEtiologi yang pasti belum diketahui tetapi ada 3 faktor penting pada terjadinya polip, yaitu :1. Adanya peradangan kronik yang berulang pada mukosa hidung dan sinus.2. Adanya gangguan keseimbangan vasomotor.3. Adanya peningkatan tekanan cairan interstitial dan edema mukosa hidung.Diagnosis- Hidung tersumbat dari yang ringan sampai berat. Sumbatan ini menetap, dan semakin lama semakin berat.- Ingus mulai dari yang jernih sampai purulen.- Pasien sering mengeluhkan terasa ada t di dalam hidung dan sukar membuang ingus.- Hiposmia atau anosmiaPemeriksaan fisikPolip hidung masif dapat menyebabkan deformitas hidung luar sehingga hidung tampak mekar karena pelebaran batang hidung.Kadang-kadang terdapat polip yang tumbuh kearah belakang dan membesar di nasofaring, disebut polip koana.Pemeriksaan penunjang1. NasoendoskopiAdanya fasilitas nasoendoskopi sangat membantu diagnosis kasus polip yang baru. Polip stadium 1 dan 2 kadang-kadang tidak terlihat pada pemeriksaan rinoskopi anterior tetapi tampak pada pemeriksaan nasoendoskopi.2. Pemeriksaan Radiologi- Foto polos sinus paranasal ( posisi waters, lateral, Caldwell dan AP).- Pemeriksaan CT-scan3. Pemeriksaan Laboratorium4. Pemeriksaan HistologiPenatalakanaanPenatalaksanaan polip hidung terdiri atas terapi medikamentosa dan terapi bedah,atau kombinasi keduanya. Penatalaksanaan betujuan untuk mengeliminasi polip dan gejala rinitis, memulihkan fungsi pernafasan dan penciuman serta mencegah polip berulang.Medikamentosa, dapat diberikan pengobatan kortikosteroid :1.Oral : efektif untuk terapi jangka pendek2. Topikal kortikosteroidTopikal kortikosteroid menimbulkan respon anti inflamasi non spesifik yang secara teoritik dapat mengurangi ukuran polip dan mencegah rekurensi jika digunakan secara kontinu.Fluticasone, mometasone dan budesonide.PolipektomiKasus polip yang tidak membaik dengan terapi mendikamentosa atau polip yang sangat masif dipertimbangkan untuk polipektomi.