polip koanal
TRANSCRIPT
-
8/13/2019 polip koanal
1/29
BAB I
PENDAHULUAN
Polip hidung adalah peradangan kronis selaput lendir dan sinus paranasal yang
ditandai dengan pembengkakan massa mukosa yang meradang dengan tangkai dasar
luas atau sempit. Kebanyakan polip berasal dari elah osteomeatal yang menyebabkan
obstruksi hidung. Polip sering tumbuh pada sinus ethmoidalis dan ma!illaris. Polip
antrokoanal adalah jenis polip yang berasal dari mukosa dinding posterior di daerah antrum
maksila, yang kemudian keluar dari ostium sinus dan meluas hingga ke belakang di daerah
koana posterior. Polip ini juga dikenal sebagai Killians polyps karena ia pertama kali
ditemukan oleh Killian pada tahun 1753. Polip antrohoanal "A#P$ terdiri dari %
komponen yaitu komponen kistik dan padat."&$
Polip antrokoanal adalah suatu lesi polipoid 'inak yang berasal dari mukosa
antrum sinus maksila yang in(lamasi dan udematous dapat melua ke koana. )erbanyak
berasal dari mukosa dinding antrum bagian posterior. Etiopatogenesis dengan ge'ala
utama hidung tersumbat unilateral dan rinore. Nasoendoskopi dan tomogra(i omputer
merupakan pemeriksaan baku emas untuk menegakkan diagnosis polip antrokoanal.
Penatalaksanaan polip antrokoanal adalah polipektomi. Banyak teknik polipektomi
polip antrokoanal yang telah terkenal akan tetapi dengan e(ek samping dan rekusrensiyang tinggi."*+%$
Penyebab dan mekanisme yang mendasari polip masih tidak dipahami dengan
baik+ namun peradangan kronis merupakan (aktor utama seperti peningkatan sel
in(lamasi seperti eosino(il. Polip sering dikaitkan dengan rinosinusitis kronis dan alergi.
Namun peran alergi pada polip masih kontro,ersial. -ebuah studi & pasien atopik
menun'ukkan pre,alensi +/0+ sedangkan studi di & pasien alergi menun'ukkan
pre,alensi sebesar 1+/0."&$
Polip antrohoanal hanya me2akili sekitar &340 dari polip nasal. Etiologi yang
tepat tidak diketahui+ tetapi diduga in(eksi mungkin merupakan penyebab umum.
Namun #ook et al menemukan ke'adian yang lebih tinggi *+10. -inusitis kronik
ditemukan pada sekitar %/0 dari pasien. )idak seperti polip lainnya+ polip
antrohoanal lebih sering ter'adi pada pasien non atopi "4,7 %) daripada pasien rinitis
1
-
8/13/2019 polip koanal
2/29
atopik 1,5 %). Polip ini sering pada anak3anak dan rema'a tetapi dapat bermanis(estasi
pada usia lebih tua dan lebih banyak mengenai laki3laki dibandingkan perempuan.
Pada anak3anak insidensi polip ini menapai &&0. !alam sejumlah studi perspekti" pada
tahun #$$#, diketahui baha usia rata&rata terjadinya polip antrokoanal ini adalah #7 dan 5$
tahun.3)
5e'ala A#P yang sering dikeluhkan adalah sumbatan hidung dan seret yang
keluar dari hidung+ kadang diaali dengan episode epistaksis, rhinorrea purulenta,
strangulasi polip, amputasi spontan, dispneu dan dis"agia, gangguan berbi'ara, obstru'ti(e
sleep apnoea, serta kakeksia.Nasal endoskopi dan omputed tomography "#)$ san yang
diperlukan untuk membuat diagnosis."4$
ebagaimana polip jenis lain, penatalaksanaan polip antrokoanal ini masih belum
memuaskan. *al ini dikarenakan tingkat rekurensinya yang 'ukup tinggi. *ingga saat ini 'ara
yang sering digunakan untuk men'egah rekurensi polip ini adalah dengan mengangkat
mukosa sumber polip hingga mendekati dasarnya agar terbentuk jaringan parut yang
menghambat pertumbuhan sel. Penatalaksanaan polip antrooanal umumnya adalah
dengan operati(. +erbagai teknik pembedahan yang sudah dikembangkan untuk tujuan ini
antara lain metode Caldwell-Luc, polipektomi endoskopis dengan meatotomi media,
polipektomi endoskopis dengan antrostomi melalui meatus in"erior, dan penggunaan
microshaverdengan atau tanpa pemberian transkanin. 6untional endosopi sinus surgery
"6E--$ merupakan prosedur yang umum digunakan serta aman dan e(ekti(. "7$
Polip nasi merupakan salah satu penyakit yang 'ukup sering ditemukan di bagian
*. Keluhan pasien yang datang dapat berupa sumbatan pada hidung yang makin lama
semakin berat. Kemudian pasien juga mengeluhkan adanya gangguan pen'iuman dan sakit
kepala. -ntuk mengetahui massa di rongga hidung merupakan polip atau bukan selain perlu
dikuasai anatomi hidung juga perlu dikuasai 'ara pemeriksaan yang dapat menyingkirkan
kemungkinan diagnosa lain. !i dalam re"erat ini akan dijelaskan mengenai anatomi, "isiologi
hidung serta pato"isiologi, gejala klinis, pemeriksaan dan penatalaksanaan pada polip nasi.)
2
-
8/13/2019 polip koanal
3/29
BAB II
)IN8AUAN PU-)AKA
II.* DE6INI-I
Polip nasi adalah massa lunak yang tumbuh di dalam rongga hidung. Kebanyakan
polip berarna putih bening atau keabu / abuan, mengkilat, lunak karena banyak
mengandung 'airan polip edematosa). Polip yang sudah lama dapat berubah menjadi
kekuning / kuningan atau kemerah / merahan, suram dan lebih kenyal polip "ibrosa).1,#)
Polip kebanyakan berasal dari mukosa sinus etmoid, biasanya multipel dan dapat
bilateral. Polip yang berasal dari sinus maksila sering tunggal dan tumbuh ke arah belakang,
mun'ul di naso"aring dan disebut polip koanal.1,#)
Polip antrokoanal adalah suatu lesi polipoid jinak yang berasal dari mukosa antrum
sinus maksila yang in"lamasi dan udematus, dapat meluas ke koana. erbanyak berasal dari
mukosa dinding antrum bagian posterior. Polip ini juga dikenal sebagai Killians polyps
karena ia pertama kali ditemukan oleh Killian pada tahun 1753 . Polip antrohoanal "A#P$
terdiri dari % komponen yaitu komponen kistik dan padat. 0tiopatogenesis polip
antrokoanal sampai saat ini masih kontro(ersi. Polip antrokoanal banyak ditemukan pada
anak dan deasa muda dengan gejala utama hidung tersumbat unilateral dan rinore.
asoendoskopi dan tomogra"i komputer merupakan gold standard untuk menegakkan
diagnosis polip antrokoanal.3)
II.% ANA)9:I
*. HIDUN5 LUA; "*+%$
*idung luar berbentuk piramid dengan bagian / bagiannya dari atas ke baah 2
a) Pangkal hidung bridge)
b) !orsum nasi
') Pun'ak hidung
d) la nasi
e) Kolumela
3
-
8/13/2019 polip koanal
4/29
") ubang hidung nares anterior)
*idung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang raan yang dilapisi kulit, jaringan
ikat dan beberapa otot ke'il yaitu . asalis pars trans(ersa dan . asalis pars allaris. Kerja
otot / otot tersebut menyebabkan nares dapat melebar dan menyempit. +atas atas nasi
eksternus melekat pada os "rontal sebagai radiks akar), antara radiks sampai apeks pun'ak)
disebut dorsum nasi. ubang yang terdapat pada bagian in"erior disebut nares, yang dibatasi
oleh 2
uperior 2 os "rontal, os nasal, os maksila
6n"erior 2 kartilago septi nasi, kartilago nasi lateralis, kartilago alaris mayor dan kartilago
alaris minor
!engan adanya kartilago tersebut maka nasi eksternus bagian in"erior menjadi "leksibel.
ambar 12 nterolateral ulang *idung
4
-
8/13/2019 polip koanal
5/29
Perdarahan 2
i. asalis anterior 'abang . 0tmoidalis yang merupakan 'abang dari . 8"talmika,
'abang dari a. Karotis interna).
ii. . asalis posterior 'abang ."enopalatinum, 'abang dari . aksilaris interna,
'abang dari . Karotis interna)
iii. . ngularis 'abang dari . 9asialis)
Persara"an 2
i. :abang dari . 8"talmikus . upratroklearis, . 6n"ratroklearis)
ii. :abang dari . aksilaris ramus eksternus . 0tmoidalis anterior)
%. KA
-
8/13/2019 polip koanal
6/29
s"enoid. Kadang / kadang konka nasalis suprema dan meatus nasi suprema terletak di bagian
ini.
ambar #2 Potongan agital :a(um asi
Perdarahan 2 rteri yang paling penting pada perdarahan ka(um nasi adalah .s"enopalatina
yang merupakan 'abang dari .maksilaris dan . 0tmoidale anterior yang merupakan 'abang
dari . 8"talmika. =ena tampak sebagai pleksus yang terletak submukosa yang berjalan
bersama / sama arteri.
Persara"an 2 nterior ka(um nasi dipersara"i oleh serabut sara" dari . rigeminus yaitu .
0tmoidalis anterior Posterior ka(um nasi dipersara"i oleh serabut sara" dari ganglion
pterigopalatinum masuk melalui "oramen s"enopalatina kemudian menjadi . Palatina mayor
menjadi . "enopalatinus.
6
-
8/13/2019 polip koanal
7/29
ambar 32 Perdarahan ka(um nasi
&. :UK9-A HIDUN5"*+%$
-
8/13/2019 polip koanal
8/29
yaitu sel penunjang, sel basal dan sel reseptor penghidu. !aerah mukosa penghidu berarna
'oklat kekuningan.
II.& 6I-I9L95I-
*. -ebagai 'alan na(as
Pada inspirasi, udara masuk melalui nares anterior, lalu naik ke atas setinggi konka media
dan kemudian turun ke baah ke arah naso"aring, sehingga aliran udara ini berbentuk
lengkungan atau arkus. Pada ekspirasi, udara masuk melalui koana dan kemudian mengikuti
jalan yang sama seperti udara inspirasi. kan tetapi di bagian depan aliran udara meme'ah,
sebagian lain kembali ke belakang membentuk pusaran dan bergabung dengan aliran dari
naso"aring.3)
%. Pengatur kondisi udara "air conditioning$
9ungsi hidung sebagai pengatur kondisi udara perlu untuk mempersiapkan udara yang akan
masuk ke dalam al(eolus. 9ungsi ini dilakukan dengan 'ara 2 3)
a) engatur kelembaban udara. 9ungsi ini dilakukan oleh palut lendir. Pada musim panas, udara
hampir jenuh oleh uap air, penguapan dari lapisan ini sedikit, sedangkan pada musim dingin
akan terjadi sebaliknya.
b) engatur suhu. 9ungsi ini dimungkinkan karena banyaknya pembuluh darah di baah epitel
dan adanya permukaan konka dan septum yang luas, sehingga radiasi dapat berlangsung
se'ara optimal. !engan demikian suhu udara setelah melalui hidung kurang lebih 37o :.
&. -ebagai penyaring dan pelindung
9ungsi ini berguna untuk membersihkan udara inspirasi dari debu dan bakteri dan dilakukan
oleh 2 "&$
a.
-
8/13/2019 polip koanal
9/29
d. 0n>im yang dapat menghan'urkan beberapa jenis bakteri, disebut lysozime.
1. Indra penghidu
*idung juga bekerja sebagai indra penghidu dengan adanya mukosa ol"aktorius pada atap
rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian atas septum. Partikel bau dapat men'apai
daerah ini dengan 'ara di"usi dengan palut lendir atau bila menarik na"as dengan kuat."&$
/. ;esonansi suara
Penting untuk kualitas suara ketika berbi'ara dan menyanyi. umbatan hidung akan
menyebabkan resonansi berkurang atau hilang, sehingga terdengar suara sengau. "&$
4. Proses biara
embantu proses pembentukan kata dengan konsonan nasal m,n,ng) dimana rongga mulut
tertutup dan rongga hidung terbuka, palatum molle turun untuk aliran udara. 3)
=. ;e(leks nasal
ukosa hidung merupakan reseptor re"leks yang berhubungan dengan saluran 'erna,
kardio(askuler dan perna"asan. :ontoh 2 iritasi mukosa hidung menyebabkan re"leks bersin
dan na"as terhenti.
-
8/13/2019 polip koanal
10/29
0tiologi polip antro'hoanal :P) belum diketahui pasti. inusitis kronis ?5%) dan
alergi seperti rinitis alergi 7$%) ditemukan mempunyai hubungan dengan terjadinya :P.
inusitis maksila dan penyakit kompleks ostiomeatal
menghalangi (ungsi mukosiliar dari mukosa sinus. Beberapa penelitiann
menun'ukkan kemungkinan peran akti,ator dan inhibitor urokinase plasminogen dan
peran metabolit asam arakidonat dalam patogenesis A#P. @ang dapat menjadi "aktor
predisposisi terjadinya polip antara lain 2 4,?)
1. lergi terutama rinitis alergi.
#. inusitis kronik.
3. 6ritasi.
4. in"eksi
5. umbatan hidung oleh kelainan anatomi seperti de(iasi septum dan hipertro"i konka.
II./ PA)96I-I9L95I
Pada tingkat permulaan ditemukan edema mukosa yang kebanyakan terdapat di daerah
meatus medius. Kemudian stroma akan terisi oleh 'airan interseluler, sehingga mukosa yang
sembab menjadi polipoid. +ila proses terus berlanjut, mukosa yang sembab makin membesar
dan kemudian akan turun ke dalam rongga hidung sambil membentuk tangkai, sehingga
terbentuk polip.)
Polip di ka(um nasi terbentuk akibat proses radang yang lama. Penyebab tersering
adalah sinusitis kronik dan rinitis alergi. !alam jangka aktu yang lama, (asodilatasi lama
dari pembuluh darah submukosa menyebabkan edema mukosa. ukosa akan menjadi ireguler
dan terdorong ke sinus dan pada akhirnya membentuk suatu struktur bernama polip. +iasanya
terjadi di sinus maksila, kemudian sinus etmoid. etelah polip terus membesar di antrum,
akan turun ke ka(um nasi. *al ini terjadi karena bersin dan pengeluaran sekret yang berulang
yang sering dialami oleh orang yang mempunyai riayat rinitis alergi karena pada rinitis
alergi terutama rinitis alergi perennial yang banyak terdapat di 6ndonesia karena tidak adanya
(ariasi musim sehingga alergen terdapat sepanjang tahun. +egitu sampai dalam ka(um nasi,
polip akan terus membesar dan bisa menyebabkan obstruksi di meatus media.3,4)
10
-
8/13/2019 polip koanal
11/29
Beberapa teori tentang pembentukan polip yaitu>"/+4+=$
1. Ketidakseimbangan ,asomotor)eori ini tersirat karena mayoritaspolip hidung pasien tidak atopik dan tidak ada
alergen yang 'elas yang dapat ditemukan. Pasien sering memiliki periode prodomal
rhinitis sebelum ter'adinya polip. Polip hidung sering memiliki ,askularisasi yang
buruk tidak memiliki persara(an ,asokonstriktor. asma+ aspirin sensiti,itas dan polip hidung. Ini adalahsindrom klinis
yang berbeda+ ditandai dengan presipitasiserangan rhinitis dan asma oleh aspirin dan
kebanyakan nonsteroidal anti3in(lammatory drugs"N-AID$. ;initis persisten munul di
11
-
8/13/2019 polip koanal
12/29
usia rata3rata& tahun+ maka asma+ intoleransi aspirin+ dan hidungpolip. #9?* atau
#9?% mungkin lebih rentan terhadap A-A atau bisa menghasilkan metabolit yang
tidak diketahui yang merangsang ysteinyl leukotrien "#ys3L)$. :etabolisme asam
arakidonatmerangsang 'alur in(lamasi leukotrien. Hal ini menyebabkan penurunandi
tingkat P5E%+ P5 antiin(lamasi. L)#1sintase berlebih selan'utnya akan meningkatkan
'umlah dari L)- ysteinyl+ memiringkan keseimbangan ke arah peradangan. Hal ini
dapat berkontribusi untuk respon peradangan tidak terkendali dan peradangan kronis.
6. #ysti (ibrosis
#ysti (ibrosis adalah merupakan gangguanautosomal resesi( populasi kulit putih.
#ysti (ibrosis disebabkan oleh mutasi pada gen tunggal pada kromosom =+ nama
transmembran ysti (ibrosis regulator "#6);$. Hal ini menyebabkan adanya siklik
A:P3regulated saluran klorida dan abnormalregulasi natrium+ klorida menghasilkan
impermeabilitas dan penyerapan natrium meningkat. Poeningkatan penyerapan
natrium dan penurunan sekresi klorida menyebabkan pergerakan airan ke dalam sel
dan ruang interstitial yang menyebabkan retensi airan+ pembentukan polip+ dan
dehidrasi.
7. Nitrat oksida
9ksida nitrat adalah gas radikal bebas+ yang dihasilkan dari L3arginin oleh
keluarga en@im oksida nitratsynthases "Noss$. Nitrat oksida memainkan peran utama
dalam reaksi imun spesi(ik+ regulasi ,askular, pertahanan tubuh+ dan peradangan
'aringan. ;adikal bebas dipertahankan dalam keseimbangan oleh sistem pertahanan
antioksidan superoksida dismutase "-9D$ peroksidase+ katalase dan
glutation. :eskipun transien+ radikal bebas bisa memban'iri antioksidan yang
mengakibatkan kerusakan sel+ edera 'aringan dan penyakit kronis. Karlidag et al
melaporkan peningkatandalam kadar oksida nitrat dan penurunan en@im "-9D$ pada
pasien polip hidung dibandingkan dengan kontrol+ menun'ukkan adanya radikal
bebasyang menyebabkan kerusakan pada polip hidung.
12
-
8/13/2019 polip koanal
13/29
8. In(eksi
Peran in(eksi dianggap penting dalam pembentukan polip. Ini didasarkan pada
model eksperimental di mana terdapat gangguan epitel dengan proli(erasi 'aringan
diinisiasi oleh in(eksi bakteri seperti -treptoous pneumoniae+ -taphyloous aureus+
atau Bateroides (ragilis "semua umum patogen dalamrinosinusitis$ atau Pseudomonas
aeruginosa+ yangsering ditemukan dalam ysti (ibrosis.
9. Hipotesis superantigen
-taphyloous aureus terdapat pada musin polip hidung pada sekitar 4 sampai
=0. 9rganisme ini selalu menghasilkan to!in+ -taphyloous enteroto!in A "-EA$+
-taphyloous enteroto!in B "-EB$ danoAi' sho'k syndrome toAin&1")--)3*$+ yang
mungkin bertindak sebagai superantigens+ menyebabkan akti,asi dan klon perluasan
dari lim(osit dengan dalamdinding lateral hidung. Ini diakti(kanlim(osit menghasilkan
sitokin )h* dan )h% baik "I6N3+ IL3%+ IL31+ IL3/$+ menyebabkan penyakit kronis
lymphoytieosinophili. Antibodi IgE spesi(ik untuk -EA dan -EB terdeteksi pada
/0 dari hidung 'aringan polip dan antibodi IgE spesi(ik dalam serum untuk
sta(ilokokus "-EB+ )--)$ ditemukan pada =70 daripolip hidung.
10. In(eksi 'amur
Elemen 'amur dihirup men'adi terperangkap dalamlendir sinonasal+ menyebabkan
eosino(il bergeser dari mukosa perna(asan ke lumen oleh mekanisme yang belum
diketahui. -elama proses ini+ mereka memproduksi mediator yang mengakibatkan
peradangan pada mukosa. Elemen 'amur ditemukan pada histologi pada 7%0 pasien
rinosinusitis kronismen'alani operasi sinus.
11. Predisposisi genetikEtiologi genetik diurigai dalam pengembangandari poliposis hidung berdasarkan
agregasi keluarga. #ysti (ibrosis merupakan resesi( autosomal yang berhubungan
dengan mutasi gen #6); dalam2ilayah &* pada lengan pan'ang kromosom =. HLA3
D; dinyatakan pada permukaan sel3sel in(lamasi paranasal pada mukosa dan polip
13
-
8/13/2019 polip koanal
14/29
hidung. 9rang denganHLA3D;=3DA* dan HLA3DB* haplotipememiliki dua atau
tiga kali lebih tinggi untukmengembangkan polip hidung.
12. Komposisi -elular
Pada sebagian besar polip hidung+ eosino(ilterdiri lebih dari 40 dari populasi sel+
keuali di ysti (ibrosis. Ada adalah peningkatan sel ) #D7C diakti(kan oleh sel )
mendominasi lebih dibandingkan #D1C. :ast sel dan plasma sel 'uga meningkat
dibandingkan dengan mukosa hidung yang normal.
13. Kimia mediator
-elain in(iltrasi sel in(lamasi meningkat+ peningkatan ekspresi dan produksi
,arietas sitokin proin(lamasi dan kemokin telah telah dilaporkan dalam polip
hidung. Histamine nyata meningkat pada polip hidung+ melebihi tingkat 1 ngml.
Peningkatan produksi granulositmarophage olony3stimulating (ator+ IL3/+;AN)E-
dan eota!in dapat berkontribusi untuk migrasi eosino(il.Peningkatan kadar IL37dapat
menginduksi in(iltrasi neutro(il. :eningkatkan ekspresi (aktor pertumbuhan endotel
,askular dan upregulationnya dengan mengubah (aktor pertumbuhan3betaF yang
dapat berkontribusi edema dan angiogenesis dalam polip hidung. IgA dan IgE 'uga
meningkat pada hidungpolip. -elain itu+ produksi lokal IgE dalampolip hidung dapat
berkontribusi pada kekambuhan polip hidung melalui IgE3sel mast36 ;I epsilonF
kaskade.
II.4 :AK;9-K9PI- DAN :IK;9-K9PI-
e'ara makroskopis polip merupakan massa bertangkai dengan permukaan li'in, bentuk
bulat atau lonjong, berarna putih keabu&abuan, agak bening, lobular, dapat tunggal atau
multiple dan tidak sensiti" bila ditekanBditusuk tidak terasa sakit). Carna polip yang pu'at
tersebut disebabkan kerana mengandung banyak 'airan dan sedikitnya aliran darah ke polip.
+ila terjadi iritasi kronis atau proses peradangan arna polip dapat berubah menjadi kemerah&
merahan dan polip yang sudah menahun arnanya dapat menjadi kekuning&kuningan karena
banyak mengandung jaringan ikat.3,4)
14
-
8/13/2019 polip koanal
15/29
ambar 52 ambaran endoskopi 'a(um nasi kiri, menunjukkan polip pada prosesus
un'inatus. ampak jelas polip berada di tengah, berarna pu'at dan putih berkilau.
empat asal tumbuhnya polip terutama di kompleks ostio&meatal di meatus medius dan
sinus ethmoid. +ila ada "asilitas pemeriksaan dengan endoskop, mungkin tempat asal tangkai
polip dapat dilihat. danya polip tumbuh ke arah belakang dan membesar di naso"aring,
disebut polip koana. Polip koana kebanyakan berasal dari sinus maksila dan juga disebut polip
antro&koana.?)
ambar 42 Polip antro'hoanal kiri yang menggantung pada oro"aring
e'ara mikroskopis, tampak epitel pada polip serupa dengan mukosa hidung normal,
yaitu epitel bertingkat semu bersilia dengan submukosa yang sembap. el&selnya terdiri dari
lim"osit, sel plasma, eosino"il, neutro"il dan makro"ag. ukosa mengandung sel&sel goblet.
Pembuluh darah dan kelenjar sangat sedikit. Polip yang sudah lama dapat mengalami
metaplasia epitel karena sering terkena aliran udara, menjadi epitel transisional, kubik atau
gepeng berlapis tanpa keratinisasi. +erdasarkan jenis radangnya polip dikelompokkan
menjadi #, yaitu polip tipe eosino"ilik dan neutro"ilik.?)
15
-
8/13/2019 polip koanal
16/29
II.= HI-)9PA)9L95I-
Berdasarkantemuan histologis diklasi(ikasikanpolip men'adi empat 'enis> "1+=$
1) )ipe eosino(ilikEdema stroma dengan se'umlah besar eosino(il
2) In(lamasi atau (ibrosis 'enis kronis
-e'umlah besar sel3sel in(lamasi terutama lim(osit dan neutro(il
dengan eosino(il lebih sedikit. ipe ini ditandai dengan tidak ditemukannya edema stroma
dan penurunan jumlah dari sel goblet. Penebalan dari membran basement tidak nyata. anda
dari respon in"lamasi mungkin dapat ditemukan alaupun yang dominan adalah lim"osit.
troma terdiri atas "ibroblas.
3) -eromuinous )ipe I C hiperplasia kelen'ar seromuous.
ipe ini hanya terdapat kurang dari 5% dari seluruh kasus. ambaran utama dari tipe ini
adalah adanya glandula dan duktus dalam jumlah yang banyak.
4) 8enis atipikal stroma
ipe ini merupakan jenis yang jarang ditemui dan dapat mengalami misdiagnosis dengan
neoplasma. el stroma abnormal atau menunjukkan gambaran atipikal, tetapi tidak memenuhi
syarat untuk disebut sebagai suatu neoplasma
Karakteristik histopatologi A#P mirip dengan orang non3alergi. A#P dilapisi
dengan epitel bersilia pseudostrati(ied+ dan 'aringan ikat stroma
berisi sel in(lammatori. -troma membengkak dan sangat ,askular terdiri dari 'aringan
16
-
8/13/2019 polip koanal
17/29
-
8/13/2019 polip koanal
18/29
leep apneu
yeri kepala
Post nasal drip
+erna"as dengan mulut
imbulnya gejala biasanya pelan dan insidius, dapat juga tiba&tiba dan 'epat setelah
in"eksi akut. umbatan di hidung adalah gejala utama yang dirasakan semakin memberat.
ering juga ada keluhan pilek lama yang tidak sembuh&sembuh, suara sengau, serta sakit
kepala. Pada sumbatan hidung yang hebat dapat menimbulkan gejala hiposmia bahkan
anosmia, dan rasa berlendir di tenggorok.3)
II.G DIA5N9-I-
+erdasarkan anamnesa, keluhan uatama pasien adalah hidung tersumbat dari ringan ke
berat, rinore yang mulai dari jernih sampai purulen, hiposmiaB anosmia, dapat disertai bersin&
bersin, nyeri pada hidung disertai sakit kepala di daerah "rontal. +ila disertai in"eksi sekunder
didapatkan post nasal drip dan rinore purulen.4)
Pada pemeriksaan "isik, hidung tampak mekar karena pelebaran batang hidung akibat
polip nasi yang masi" yang menyebabkan de"ormitas hidung luar. Pada rinoskopi anterior,
dilihat adanya massa berarna pu'at, berasal dari meatus medius dan mudah digerakkan.
tadium polip a'key dan und, 1DD7)2
i. tadium $2 idak ada polip
ii. tadium 12 polip masih terbatas di meatus medius
iii. tadium #2 polip sudah keluar dari meatus medius, tampak di rongga hidung tapi belum
memenuhi rongga hidung dan tidak menyebabkan obstruksi total
i(. tadium 32 polip yang massi"B obstruksi total
II.* PE:E;IK-AAN PENUN8AN5
18
-
8/13/2019 polip koanal
19/29
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah naso&endoskopi. Polip stadium 1
dan # kadang&kadang tidak terlihat pada pemeriksaan rinoskopi anterior tetapi tampak dengan
pemneriksaan nasoendoskopi. Pada kasus polip koanal juga sering dapat dilihat tangkai polip
yang berasal dari ostium asesorius sinus maksila. 9oto polos sinus paranasal posisi Caters,
P, :aldell dan lateral) dapat memperlihatkan penebalan mukosa dan adanya batas udara&
'airan di dalam sinus, namun kurang berman"aat pada kasus polip. Pemeriksaan : s'an
sangat berman"aat untuk melihat dengan jelas keadaan di hidung dan sinus paranasal apakah
ada proses radang, kelainan anatomi, polip atau sumbatan pada K8.5,?)
1) aso&endoskopi
aso&endoskopi memberikan gambaran yang baik dari polip, khususnya polip berukuran
ke'il di meatus media. Polip stadium 1 dan # kadang&kadang tidak terlihat pada pemeriksaan
rinoskopi anterior tetapi tampak dengan pemeriksan naso&endoskopi. Pada kasus polip koanal
juga dapat dilihat tangkai polip yang berasal dari ostium asesorius sinus maksila. !engan
naso&endoskopi dapat juga dilakukan biopsi.
#) Pemeriksaan radiologi
9oto polos sinus paranasal P, 'aldell, dan lateral) dapat memperlihatkan penebalan
mukosa dan adanya batas udara dan 'airan di dalam sinus, tetapi pemeriksaan ini kurang
berman"aat pada pada kasus polip.
3) : s'an
angat berman"aat untuk melihat dengan jelas keadaan di hidung dan sinus paranasal
apakah ada kelainan anatomi, polip, atau sumbatan pada komplek osteomeatal. : s'an
terutama diindikasikan pada kasus polip yang gagal diterapi dengan medikamentosa.
19
-
8/13/2019 polip koanal
20/29
b. ntro'hoanal polip pada hidung kanan
II.** DIA5N9-I- BANDIN5
Polip didiagnosa bandingkan dengan konka polipoid, yang 'iri / 'irinya sebagai berikut 2
& idak bertangkai
& ukar digerakkan
& yeri bila ditekan dengan pinset
& udah berdarah
& !apat menge'il pada pemakaian (asokonstriktor kapas adrenalin).
Pada pemeriksaan rinoskopi anterior 'ukup mudah untuk membedakan polip dan
konka polipoid, terutama dengan pemberian (asokonstriktor yang juga harus hati / hati
pemberiannya pada pasien dengan penyakit kardio(askuler karena bisa menyebabkan
(asokonstriksi sistemik, maningkatkan tekanan darah yang berbahaya pada pasien dengan
hipertensi dan dengan penyakit jantung lainnya.3,5)
Diagnosis di(erensial dari A#P menakup "&+1$
i. Angio(ibroma
Angio(ibroma adalah neoplasma,askuler 'inak yang memiliki potensi untuk
penghanuran lokal+ dan ini timbul dari pterygoideus plate
ii. 5lioma hidung
iii. :eningoenephaloele20
-
8/13/2019 polip koanal
21/29
iv. Lim(oma
,. Keganasan tumor naso(aringeale
:enyebabkan obstruksi saluran napas+ penghanuran struktur tulang dan in,asi ke
dalam sinus paranasal
vi. Hemangioma
Lesi ,askuler 'inak di rongga hidung dan sinus paranasal. Kebanyakan munul dari
septum hidung anterior dan turbinat hidung
,ii. :ukokel
:uoele mengandung lendir dan epitel desuamated dan muoeles dapat mengisi
rongga sinus. Ini biasanya ter'adi di (rontoethmoid. :uoeles 'arang munul di sinus
maksilaris dan tidak menapai hoana
II.*% PENA)ALAK-ANAAN
0!6K 081,#,3)
atu&satunya pengobatan yang e"ekti" untuk polip nasal adalah kortikosteroid. +aik
bentuk oral maupun topikal, memberikan respon anti in"lamasi non&spesi"ik. yangmengurangi ukuran polip dan mengurangi gejala sumbatan hidung. 8bat&obatan lain tidak
memberikan dampak yang berarti.elain itu, terapi medika mentosa juga bertujuan untuk
menunda selama mungkin perjalanan penyakit, men'egah pembedahan dan men'egah
kekambuhan setelah prosedur pembedahan.
a. Kortikosteroid oral
Pengobatan yang telah teruji untuk sumbatan yang disebabkan polip nasal adalah
kortikosteroid oral seperti prednison. gen anti in"lamasi non&spesi"ik ini se'ara signi"ikan
mengurangi ukuran peradangan polip dan memperbaiki gejala lain se'ara 'epat. etapi masa
kerja sebentar dan polip sering tumbuh kembali dan mun'ulnya gejala yang sama dalam
aktu mingguan hingga bulanan.
21
-
8/13/2019 polip koanal
22/29
b. Kortikosteroid topikal hidung atau nasal spray
-ntuk polip stadium 1 dan #, sebaiknya diberikan kortikosteroid intranasal selama 4&?
minggu. +ila reaksinya baik, pengobatan ini diteruskan sampai polip atau gejalanya
hilang.
-
8/13/2019 polip koanal
23/29
sering, terutama jika mereka sedang menerima kortikosteroid oral dosis tinggi atau
menggunakan semprot hidung steroid topikal dalam jangka lama.
6nter(ensi bedah pada polip nasal dipertimbangkan setelah terapi medikamentosa gagal
dan untuk pasien dengan in"eksi B peradangan sinus berulang yang memerlukan peraatan
dengan berbagai antibiotik.
8&0!6K 081,#,3)
Kasus polip yang tidak membaik dengan terapi medikamentosa atau polip yang sangat
masi" dipertimbangkan untuk terapi bedah. . erapi bedah yang dipilih tergantung dari
luasnya penyakit besarnya polip dan adanya sinusitis yang menyertainya), "asilitas alat yang
tersedia dan kemampuan dokter yang menangani.
6ndikasi 8perasi
Polip menghalangi saluran na"as.
Polip menghalangi drainase dari sinus sehingga sering terjadi in"eksisinus.
Polip berhubungan dengan tumor.
Pada anak&anak dengan multipel polip atau kronik rhinosinusitis yang
gagal pengobatan maksimum dengan obat& obatan.
Kontraindikasi 8perasi
bsolut& penyakit jantung dan penyakit paru
-
8/13/2019 polip koanal
24/29
yang menderita asma dan lainnya. enjelang operasi, selama 4 atau 5 hari sebelum operasi
pasien diberi antibiotik dan kortikosteroid sistemik dan lokal. *al ini penting untuk
mengeliminasi bakteri dan mengurangi in"lamasi, karena in"lamasi akan menyebabkan edema
dan perdarahan yang banyak, yang akan mengganggu kelan'aran operasi.
Kortikosteroid juga berman"aat untuk menge'ilkan polip sehingga operasinya akan lebih
mudah dijalankan.
aso&endoskopi prabedah untuk menilai anatomi dinding lateral hidung dan (ariasinya.
Pada pemeriksaan ini operator dapat menilai kelainan rongga hidung, anatomi dan (ariasi
dinding lateral misalnya meatus medius sempit karena de(iasi septum, konka media bulosa,
polip meatus medius, konka media paradoksikal dan lainnya. ehingga operator bisa
memprediksi dan mengantisipasi kesulitan dan kemungkinan timbulnya komplikasi saat
operasi. Pada polip stadium 1 dan # kadang&kadang tidak terlihat pada pemeriksaan rinoskopi
anterior tetapi tampak dengan pemeriksaan nasoendoskopi. Pada kasus polip koanal juga
sering dapat dilihat tangkai polip yang berasal dari ostium asesorius sinus maksila.
9oto polos sinus paranasal posisi aters, P, :aldell dan lateral) dapat
memperlihatkan penebalan mukosa dan adanya batas udara&'airan di dalam sinus, namun
kurang berman"aat pada kasus polip.
: s'an sinus paranasal diperlukan untuk mengidenti"ikasi penyakit dan perluasannya
serta mengetahui landmark dan (ariasi anatomi organ sinus paranasal dan hubungannya
dengan dasar otak dan orbita serta mempelajari daerah&daerah raan tembus ke dalam orbita
dan intra kranial. Konka&konka, meatus&meatus terutama meatus media beserta kompleks
ostiomeatal dan (ariasi anatomi seperti kedalaman "ossa ol"aktorius, adanya sel 8nodi, sel
*aller dan lainnya perlu diketahui dan diidenti"ikasi, demikian pula lokasi a.etmoid anterior,
n.optikus dan a.karotis interna penting diketahui.
erapi pembedahan bertujuan menghilangkan obstruksi hidung dan men'egah
kekambuhan. 8leh karena si"atnya yang rekuren, kadang&kadang terapi pembedahan juga
mengalami kegagalan dimana 7&5$% pasien yang menjalani pembedahan akan
mengalami kekambuhan.
24
-
8/13/2019 polip koanal
25/29
erapi pembedahan dapat dilakukan2
* $ Polip ektomi
ebelum polipektomi hidung dilakukan, perlu diberikan premedikasi dan
anestesi topikal memadai. Kaat pengait kemudian dilingkarkan pada tangkai
pol ip tanpa pe rlu di ikatkan er at &e ra t, kemudian po lip dengan tangkai dan dasa r
ped ikel se lu ruhn ya dit ar ik ber samaan . 6n"eksi sinus ak ibat tangkai po lip yang
menyumbat ostium, biasanya mereda lebih 'epat setelah polipektomi. Eika polip
kembali kambuh dan disertai sinusitisrekurens, mungkin terdapat indikasi koreksi
bedah terhadap penyaki t sinus.
%$ Etmoidektomi
0tmoidektomi,art inya di samping mengangkat polip yang berada dalam
hidung, diangkat juga polip yang berada di dalam sinus paranasalis. Eadi kita
berusaha untuk membersihkan sampai ke akar&akarnya teknik operasi akan dibi'arakan dalam
kuliah sinus&'hroni'a). Keuntungan 'ara operasi ini adalah kans residi" lebih ke'il dan kalau
memangterjadi, maka jangka aktunya 'ukup lama. Kerugian operasi ini ialah prosedur operasi
lebih sukar dan aktu peraatan lebih panjang serta resiko komplikasi post operasi relati"
lebih besar. 8perasi 0tmoidektomi di bagi menjadi dua yaitu2
1) 0tmoidektomi 6ntranasal
indakan dilakukan dengan pasien dibius umum anastesia). !apat juga dengan bius
lokal analgesia). etelah konka media di dorong ke tengah, maka dengan 'unam sel etmoid
yang terbesar bula etmoid ) dibuka. Polip yang ditemukan dikeluarkan sampai bersih.
ekarang tindakan ini dilakukan dengan menggunakan endoskop,sehigga apa yang akan
dikerjakan dapat dilihat dengan baik. Peraatan pas'a&bedah yang terpenting ialah
memperhatikan kemungkinan perdarahan.
#) 0tmoidektomi 0kstranasal
& 6nsisi dibuat di sudut mata, pada batas hidung dan mata. !i daerah itu sinus etmoid
dibuka, kemudian dibersihkan.
&$ 9perasi #ald2ell3Lu
25
-
8/13/2019 polip koanal
26/29
8perasi ini ialah membuka sinus maksila, dengan menembus tulang pipi. upaya tidak
terdapat 'a'at di muka, maka insisi dilakukan di baah bibir, di bagian superior atas ) akar
gigi geraham 1 dan #. Kemudian jaringan diatas tulang pipi diangkat kearah superior,
sehingga tampak tulang sedikit di atas 'uping hidung, yang disebut "osa kanina.
1$ Bedah -inus Endoskopi 6ungsional"B-E6$
+edah inus 0ndoskopi 9ungsional+09) merupakan teknik yang lebih baik tidak
hanya membuang polip tapi juga membuka 'elah di meatus media, yang merupakan tempat
asal polip yang tersering sehingga akan membantu mengurangi angka kekambuhan.
6ndikasi umumnya adalah untuk rinosinusitis kronik atau rinosinusitis akut berulang dan
polip hidung yang telah diberi terapi medikamentosa yang optimal. 6ndikasi lain +09
termasuk didalamnya adalah rinosinusitis dengan komplikasi dan perluasannya, mukokel,
sinusitis alergi yang berkomplikasi atau sinusitis jamur yang in(asi" dan neoplasia.
II.*& K9:PLIKA-I
Komplikasi yang terbanyak meliputi2 4,?)
a. P2 Kerusakan :, meningitis, perdarahan intrakranial, abses otak, herniasi otak
b. ata2 Kebutaan, trauma ner(us opti'us, orbital hematoma, trauma otot&otot mata bisa
menyebabkan diplopia, trauma yang mengenai duktus lakrimalis dapat menyebabkan
epiphora
'. Pembuluh darah2 trauma pada pembuluh darah dapat menyebabkan perdarahan
d. Kematian
II.*1 P;95N9-I-
26
-
8/13/2019 polip koanal
27/29
Polip hidung sering tumbuh kembali, oleh karena itu pengobatannya juga perlu
ditujukan kepada penyebabnya, misalnya alergi. erapi yang paling ideal pada rinitis alergi
adalah menghindari kontak dengan alergen penyebab dan eliminasi.
e'ara medika mentosa, dapat diberikan antihistamin dengan atau tanpa dekongestan
yang berbentuk tetes hidung yang bisa mengandung kortikosteroid atau tidak. !an untuk
alergi inhalan dengan gejala yang berat dan sudah berlangsung lama dapat dilakukan
imunoterapi dengan 'ara desensitasi dan hiposensitisasi, yang menjadi pilihan apabila
pengobatan 'ara lain tidak memberikan hasil yang memuaskan.
BAB III
KE-I:PULAN
Polip nasi merupakan salah satu penyakit * yang memberikan keluhan sumbatan
pada hidung yang menetap dan semakin lama semakin berat dirasakan.
27
-
8/13/2019 polip koanal
28/29
Polip antrokoanal adalah suatu lesi polipoid jinak yang berasal dari mukosa antrum
sinus maksila yang in"lamasi dan udematous dapat melua ke koana. erbanyak berasal dari
mukosa dinding antrum bagian posterior. 0tiologi polip terbanyak merupakan akibat reaksi
hipersensiti(itas yaitu pada proses alergi, sehingga banyak didapatkan bersamaan dengan
adanya rinitis alergi. Pada anamnesis pasien, didapatkan keluhan obstruksi hidung, anosmia,
adanya riayat rinitis alergi, keluhan sakit kepala daerah "rontal atau sekitar mata dan adanya
sekret hidung. Pada pemeriksaan rinoskopi anterior ditemukan masaa yang lunak, bertangkai,
mudah digerakkan, tidak ada nyeri tekan dan tidak menge'il pada pemberian (asokonstriktor
lokal.
Penatalaksanaan untuk polip nasi bisa se'ara konser(ati" maupun operati", yang
biasanya dipilih dengan melihat ukuran polip itu sendiri dan keluhan dari pasien sendiri. Pada
pasien dengan riayat rinitis alergi, polip nasi mempunyai kemungkinan yang lebih besar
untuk rekuren. ehingga kemungkinan pasien harus menjalani polipektomi beberapa kali
dalam hidupnya.
DA6)A; PU-)AKA
1. oepardi, 0"iaty. 6skandar, urbaiti. +uku jar 6lmu Kesehatan elinga *idung enggorok
edisi =6 'etakan 1. +alai Penerbit 9K&-6, Eakarta #$$7.h #15,#47.
#. dams, eorge. +oies, aren'e. *igler, Peter. +uku jar Penyakit elinga *idung
enggorok. C.+. aunders, Philadelphia 1DD7.h 1#3&1#5.
28
-
8/13/2019 polip koanal
29/29
3. P !hingra. !isease o" 0ar, ose F hroat. 5th0dition. e !elhi. 0lse(ier. #$1$. Pg #41.
4. oepardi, 0"iaty. *adjat, 9a'hri. 6skandar, urbaiti. Penatalaksanaan dan Kelainan elinga
*idung enggorok edisi 66. +alai Penerbit 9K&-6, Eakarta #$1$
5. Kapita elekta Kedokteran edisi 666 jilid 6 hal. 113 / 114. Penerbit edia es'ulapius 9K&-6
#$1$
?. !iktat natomi *idung 9K -sakti hal. 1 / 1#
7. dams, eorge. +oies, aren'e. *igler, Peter. +uku jar Penyakit elinga *idung
enggorok. C.+. aunders, Philadelphia 1DD
. +allenger, Eohn Ea'ob. !iseaes o" he ose hroat 0ar *ead and e'k. ea F 9ebiger 14th
edition. Philadelphia 1DD1
29