polip koanal

Upload: chandra-cuy

Post on 04-Jun-2018

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 polip koanal

    1/29

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Polip hidung adalah peradangan kronis selaput lendir dan sinus paranasal yang

    ditandai dengan pembengkakan massa mukosa yang meradang dengan tangkai dasar

    luas atau sempit. Kebanyakan polip berasal dari elah osteomeatal yang menyebabkan

    obstruksi hidung. Polip sering tumbuh pada sinus ethmoidalis dan ma!illaris. Polip

    antrokoanal adalah jenis polip yang berasal dari mukosa dinding posterior di daerah antrum

    maksila, yang kemudian keluar dari ostium sinus dan meluas hingga ke belakang di daerah

    koana posterior. Polip ini juga dikenal sebagai Killians polyps karena ia pertama kali

    ditemukan oleh Killian pada tahun 1753. Polip antrohoanal "A#P$ terdiri dari %

    komponen yaitu komponen kistik dan padat."&$

    Polip antrokoanal adalah suatu lesi polipoid 'inak yang berasal dari mukosa

    antrum sinus maksila yang in(lamasi dan udematous dapat melua ke koana. )erbanyak

    berasal dari mukosa dinding antrum bagian posterior. Etiopatogenesis dengan ge'ala

    utama hidung tersumbat unilateral dan rinore. Nasoendoskopi dan tomogra(i omputer

    merupakan pemeriksaan baku emas untuk menegakkan diagnosis polip antrokoanal.

    Penatalaksanaan polip antrokoanal adalah polipektomi. Banyak teknik polipektomi

    polip antrokoanal yang telah terkenal akan tetapi dengan e(ek samping dan rekusrensiyang tinggi."*+%$

    Penyebab dan mekanisme yang mendasari polip masih tidak dipahami dengan

    baik+ namun peradangan kronis merupakan (aktor utama seperti peningkatan sel

    in(lamasi seperti eosino(il. Polip sering dikaitkan dengan rinosinusitis kronis dan alergi.

    Namun peran alergi pada polip masih kontro,ersial. -ebuah studi & pasien atopik

    menun'ukkan pre,alensi +/0+ sedangkan studi di & pasien alergi menun'ukkan

    pre,alensi sebesar 1+/0."&$

    Polip antrohoanal hanya me2akili sekitar &340 dari polip nasal. Etiologi yang

    tepat tidak diketahui+ tetapi diduga in(eksi mungkin merupakan penyebab umum.

    Namun #ook et al menemukan ke'adian yang lebih tinggi *+10. -inusitis kronik

    ditemukan pada sekitar %/0 dari pasien. )idak seperti polip lainnya+ polip

    antrohoanal lebih sering ter'adi pada pasien non atopi "4,7 %) daripada pasien rinitis

    1

  • 8/13/2019 polip koanal

    2/29

    atopik 1,5 %). Polip ini sering pada anak3anak dan rema'a tetapi dapat bermanis(estasi

    pada usia lebih tua dan lebih banyak mengenai laki3laki dibandingkan perempuan.

    Pada anak3anak insidensi polip ini menapai &&0. !alam sejumlah studi perspekti" pada

    tahun #$$#, diketahui baha usia rata&rata terjadinya polip antrokoanal ini adalah #7 dan 5$

    tahun.3)

    5e'ala A#P yang sering dikeluhkan adalah sumbatan hidung dan seret yang

    keluar dari hidung+ kadang diaali dengan episode epistaksis, rhinorrea purulenta,

    strangulasi polip, amputasi spontan, dispneu dan dis"agia, gangguan berbi'ara, obstru'ti(e

    sleep apnoea, serta kakeksia.Nasal endoskopi dan omputed tomography "#)$ san yang

    diperlukan untuk membuat diagnosis."4$

    ebagaimana polip jenis lain, penatalaksanaan polip antrokoanal ini masih belum

    memuaskan. *al ini dikarenakan tingkat rekurensinya yang 'ukup tinggi. *ingga saat ini 'ara

    yang sering digunakan untuk men'egah rekurensi polip ini adalah dengan mengangkat

    mukosa sumber polip hingga mendekati dasarnya agar terbentuk jaringan parut yang

    menghambat pertumbuhan sel. Penatalaksanaan polip antrooanal umumnya adalah

    dengan operati(. +erbagai teknik pembedahan yang sudah dikembangkan untuk tujuan ini

    antara lain metode Caldwell-Luc, polipektomi endoskopis dengan meatotomi media,

    polipektomi endoskopis dengan antrostomi melalui meatus in"erior, dan penggunaan

    microshaverdengan atau tanpa pemberian transkanin. 6untional endosopi sinus surgery

    "6E--$ merupakan prosedur yang umum digunakan serta aman dan e(ekti(. "7$

    Polip nasi merupakan salah satu penyakit yang 'ukup sering ditemukan di bagian

    *. Keluhan pasien yang datang dapat berupa sumbatan pada hidung yang makin lama

    semakin berat. Kemudian pasien juga mengeluhkan adanya gangguan pen'iuman dan sakit

    kepala. -ntuk mengetahui massa di rongga hidung merupakan polip atau bukan selain perlu

    dikuasai anatomi hidung juga perlu dikuasai 'ara pemeriksaan yang dapat menyingkirkan

    kemungkinan diagnosa lain. !i dalam re"erat ini akan dijelaskan mengenai anatomi, "isiologi

    hidung serta pato"isiologi, gejala klinis, pemeriksaan dan penatalaksanaan pada polip nasi.)

    2

  • 8/13/2019 polip koanal

    3/29

    BAB II

    )IN8AUAN PU-)AKA

    II.* DE6INI-I

    Polip nasi adalah massa lunak yang tumbuh di dalam rongga hidung. Kebanyakan

    polip berarna putih bening atau keabu / abuan, mengkilat, lunak karena banyak

    mengandung 'airan polip edematosa). Polip yang sudah lama dapat berubah menjadi

    kekuning / kuningan atau kemerah / merahan, suram dan lebih kenyal polip "ibrosa).1,#)

    Polip kebanyakan berasal dari mukosa sinus etmoid, biasanya multipel dan dapat

    bilateral. Polip yang berasal dari sinus maksila sering tunggal dan tumbuh ke arah belakang,

    mun'ul di naso"aring dan disebut polip koanal.1,#)

    Polip antrokoanal adalah suatu lesi polipoid jinak yang berasal dari mukosa antrum

    sinus maksila yang in"lamasi dan udematus, dapat meluas ke koana. erbanyak berasal dari

    mukosa dinding antrum bagian posterior. Polip ini juga dikenal sebagai Killians polyps

    karena ia pertama kali ditemukan oleh Killian pada tahun 1753 . Polip antrohoanal "A#P$

    terdiri dari % komponen yaitu komponen kistik dan padat. 0tiopatogenesis polip

    antrokoanal sampai saat ini masih kontro(ersi. Polip antrokoanal banyak ditemukan pada

    anak dan deasa muda dengan gejala utama hidung tersumbat unilateral dan rinore.

    asoendoskopi dan tomogra"i komputer merupakan gold standard untuk menegakkan

    diagnosis polip antrokoanal.3)

    II.% ANA)9:I

    *. HIDUN5 LUA; "*+%$

    *idung luar berbentuk piramid dengan bagian / bagiannya dari atas ke baah 2

    a) Pangkal hidung bridge)

    b) !orsum nasi

    ') Pun'ak hidung

    d) la nasi

    e) Kolumela

    3

  • 8/13/2019 polip koanal

    4/29

    ") ubang hidung nares anterior)

    *idung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang raan yang dilapisi kulit, jaringan

    ikat dan beberapa otot ke'il yaitu . asalis pars trans(ersa dan . asalis pars allaris. Kerja

    otot / otot tersebut menyebabkan nares dapat melebar dan menyempit. +atas atas nasi

    eksternus melekat pada os "rontal sebagai radiks akar), antara radiks sampai apeks pun'ak)

    disebut dorsum nasi. ubang yang terdapat pada bagian in"erior disebut nares, yang dibatasi

    oleh 2

    uperior 2 os "rontal, os nasal, os maksila

    6n"erior 2 kartilago septi nasi, kartilago nasi lateralis, kartilago alaris mayor dan kartilago

    alaris minor

    !engan adanya kartilago tersebut maka nasi eksternus bagian in"erior menjadi "leksibel.

    ambar 12 nterolateral ulang *idung

    4

  • 8/13/2019 polip koanal

    5/29

    Perdarahan 2

    i. asalis anterior 'abang . 0tmoidalis yang merupakan 'abang dari . 8"talmika,

    'abang dari a. Karotis interna).

    ii. . asalis posterior 'abang ."enopalatinum, 'abang dari . aksilaris interna,

    'abang dari . Karotis interna)

    iii. . ngularis 'abang dari . 9asialis)

    Persara"an 2

    i. :abang dari . 8"talmikus . upratroklearis, . 6n"ratroklearis)

    ii. :abang dari . aksilaris ramus eksternus . 0tmoidalis anterior)

    %. KA

  • 8/13/2019 polip koanal

    6/29

    s"enoid. Kadang / kadang konka nasalis suprema dan meatus nasi suprema terletak di bagian

    ini.

    ambar #2 Potongan agital :a(um asi

    Perdarahan 2 rteri yang paling penting pada perdarahan ka(um nasi adalah .s"enopalatina

    yang merupakan 'abang dari .maksilaris dan . 0tmoidale anterior yang merupakan 'abang

    dari . 8"talmika. =ena tampak sebagai pleksus yang terletak submukosa yang berjalan

    bersama / sama arteri.

    Persara"an 2 nterior ka(um nasi dipersara"i oleh serabut sara" dari . rigeminus yaitu .

    0tmoidalis anterior Posterior ka(um nasi dipersara"i oleh serabut sara" dari ganglion

    pterigopalatinum masuk melalui "oramen s"enopalatina kemudian menjadi . Palatina mayor

    menjadi . "enopalatinus.

    6

  • 8/13/2019 polip koanal

    7/29

    ambar 32 Perdarahan ka(um nasi

    &. :UK9-A HIDUN5"*+%$

  • 8/13/2019 polip koanal

    8/29

    yaitu sel penunjang, sel basal dan sel reseptor penghidu. !aerah mukosa penghidu berarna

    'oklat kekuningan.

    II.& 6I-I9L95I-

    *. -ebagai 'alan na(as

    Pada inspirasi, udara masuk melalui nares anterior, lalu naik ke atas setinggi konka media

    dan kemudian turun ke baah ke arah naso"aring, sehingga aliran udara ini berbentuk

    lengkungan atau arkus. Pada ekspirasi, udara masuk melalui koana dan kemudian mengikuti

    jalan yang sama seperti udara inspirasi. kan tetapi di bagian depan aliran udara meme'ah,

    sebagian lain kembali ke belakang membentuk pusaran dan bergabung dengan aliran dari

    naso"aring.3)

    %. Pengatur kondisi udara "air conditioning$

    9ungsi hidung sebagai pengatur kondisi udara perlu untuk mempersiapkan udara yang akan

    masuk ke dalam al(eolus. 9ungsi ini dilakukan dengan 'ara 2 3)

    a) engatur kelembaban udara. 9ungsi ini dilakukan oleh palut lendir. Pada musim panas, udara

    hampir jenuh oleh uap air, penguapan dari lapisan ini sedikit, sedangkan pada musim dingin

    akan terjadi sebaliknya.

    b) engatur suhu. 9ungsi ini dimungkinkan karena banyaknya pembuluh darah di baah epitel

    dan adanya permukaan konka dan septum yang luas, sehingga radiasi dapat berlangsung

    se'ara optimal. !engan demikian suhu udara setelah melalui hidung kurang lebih 37o :.

    &. -ebagai penyaring dan pelindung

    9ungsi ini berguna untuk membersihkan udara inspirasi dari debu dan bakteri dan dilakukan

    oleh 2 "&$

    a.

  • 8/13/2019 polip koanal

    9/29

    d. 0n>im yang dapat menghan'urkan beberapa jenis bakteri, disebut lysozime.

    1. Indra penghidu

    *idung juga bekerja sebagai indra penghidu dengan adanya mukosa ol"aktorius pada atap

    rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian atas septum. Partikel bau dapat men'apai

    daerah ini dengan 'ara di"usi dengan palut lendir atau bila menarik na"as dengan kuat."&$

    /. ;esonansi suara

    Penting untuk kualitas suara ketika berbi'ara dan menyanyi. umbatan hidung akan

    menyebabkan resonansi berkurang atau hilang, sehingga terdengar suara sengau. "&$

    4. Proses biara

    embantu proses pembentukan kata dengan konsonan nasal m,n,ng) dimana rongga mulut

    tertutup dan rongga hidung terbuka, palatum molle turun untuk aliran udara. 3)

    =. ;e(leks nasal

    ukosa hidung merupakan reseptor re"leks yang berhubungan dengan saluran 'erna,

    kardio(askuler dan perna"asan. :ontoh 2 iritasi mukosa hidung menyebabkan re"leks bersin

    dan na"as terhenti.

  • 8/13/2019 polip koanal

    10/29

    0tiologi polip antro'hoanal :P) belum diketahui pasti. inusitis kronis ?5%) dan

    alergi seperti rinitis alergi 7$%) ditemukan mempunyai hubungan dengan terjadinya :P.

    inusitis maksila dan penyakit kompleks ostiomeatal

    menghalangi (ungsi mukosiliar dari mukosa sinus. Beberapa penelitiann

    menun'ukkan kemungkinan peran akti,ator dan inhibitor urokinase plasminogen dan

    peran metabolit asam arakidonat dalam patogenesis A#P. @ang dapat menjadi "aktor

    predisposisi terjadinya polip antara lain 2 4,?)

    1. lergi terutama rinitis alergi.

    #. inusitis kronik.

    3. 6ritasi.

    4. in"eksi

    5. umbatan hidung oleh kelainan anatomi seperti de(iasi septum dan hipertro"i konka.

    II./ PA)96I-I9L95I

    Pada tingkat permulaan ditemukan edema mukosa yang kebanyakan terdapat di daerah

    meatus medius. Kemudian stroma akan terisi oleh 'airan interseluler, sehingga mukosa yang

    sembab menjadi polipoid. +ila proses terus berlanjut, mukosa yang sembab makin membesar

    dan kemudian akan turun ke dalam rongga hidung sambil membentuk tangkai, sehingga

    terbentuk polip.)

    Polip di ka(um nasi terbentuk akibat proses radang yang lama. Penyebab tersering

    adalah sinusitis kronik dan rinitis alergi. !alam jangka aktu yang lama, (asodilatasi lama

    dari pembuluh darah submukosa menyebabkan edema mukosa. ukosa akan menjadi ireguler

    dan terdorong ke sinus dan pada akhirnya membentuk suatu struktur bernama polip. +iasanya

    terjadi di sinus maksila, kemudian sinus etmoid. etelah polip terus membesar di antrum,

    akan turun ke ka(um nasi. *al ini terjadi karena bersin dan pengeluaran sekret yang berulang

    yang sering dialami oleh orang yang mempunyai riayat rinitis alergi karena pada rinitis

    alergi terutama rinitis alergi perennial yang banyak terdapat di 6ndonesia karena tidak adanya

    (ariasi musim sehingga alergen terdapat sepanjang tahun. +egitu sampai dalam ka(um nasi,

    polip akan terus membesar dan bisa menyebabkan obstruksi di meatus media.3,4)

    10

  • 8/13/2019 polip koanal

    11/29

    Beberapa teori tentang pembentukan polip yaitu>"/+4+=$

    1. Ketidakseimbangan ,asomotor)eori ini tersirat karena mayoritaspolip hidung pasien tidak atopik dan tidak ada

    alergen yang 'elas yang dapat ditemukan. Pasien sering memiliki periode prodomal

    rhinitis sebelum ter'adinya polip. Polip hidung sering memiliki ,askularisasi yang

    buruk tidak memiliki persara(an ,asokonstriktor. asma+ aspirin sensiti,itas dan polip hidung. Ini adalahsindrom klinis

    yang berbeda+ ditandai dengan presipitasiserangan rhinitis dan asma oleh aspirin dan

    kebanyakan nonsteroidal anti3in(lammatory drugs"N-AID$. ;initis persisten munul di

    11

  • 8/13/2019 polip koanal

    12/29

    usia rata3rata& tahun+ maka asma+ intoleransi aspirin+ dan hidungpolip. #9?* atau

    #9?% mungkin lebih rentan terhadap A-A atau bisa menghasilkan metabolit yang

    tidak diketahui yang merangsang ysteinyl leukotrien "#ys3L)$. :etabolisme asam

    arakidonatmerangsang 'alur in(lamasi leukotrien. Hal ini menyebabkan penurunandi

    tingkat P5E%+ P5 antiin(lamasi. L)#1sintase berlebih selan'utnya akan meningkatkan

    'umlah dari L)- ysteinyl+ memiringkan keseimbangan ke arah peradangan. Hal ini

    dapat berkontribusi untuk respon peradangan tidak terkendali dan peradangan kronis.

    6. #ysti (ibrosis

    #ysti (ibrosis adalah merupakan gangguanautosomal resesi( populasi kulit putih.

    #ysti (ibrosis disebabkan oleh mutasi pada gen tunggal pada kromosom =+ nama

    transmembran ysti (ibrosis regulator "#6);$. Hal ini menyebabkan adanya siklik

    A:P3regulated saluran klorida dan abnormalregulasi natrium+ klorida menghasilkan

    impermeabilitas dan penyerapan natrium meningkat. Poeningkatan penyerapan

    natrium dan penurunan sekresi klorida menyebabkan pergerakan airan ke dalam sel

    dan ruang interstitial yang menyebabkan retensi airan+ pembentukan polip+ dan

    dehidrasi.

    7. Nitrat oksida

    9ksida nitrat adalah gas radikal bebas+ yang dihasilkan dari L3arginin oleh

    keluarga en@im oksida nitratsynthases "Noss$. Nitrat oksida memainkan peran utama

    dalam reaksi imun spesi(ik+ regulasi ,askular, pertahanan tubuh+ dan peradangan

    'aringan. ;adikal bebas dipertahankan dalam keseimbangan oleh sistem pertahanan

    antioksidan superoksida dismutase "-9D$ peroksidase+ katalase dan

    glutation. :eskipun transien+ radikal bebas bisa memban'iri antioksidan yang

    mengakibatkan kerusakan sel+ edera 'aringan dan penyakit kronis. Karlidag et al

    melaporkan peningkatandalam kadar oksida nitrat dan penurunan en@im "-9D$ pada

    pasien polip hidung dibandingkan dengan kontrol+ menun'ukkan adanya radikal

    bebasyang menyebabkan kerusakan pada polip hidung.

    12

  • 8/13/2019 polip koanal

    13/29

    8. In(eksi

    Peran in(eksi dianggap penting dalam pembentukan polip. Ini didasarkan pada

    model eksperimental di mana terdapat gangguan epitel dengan proli(erasi 'aringan

    diinisiasi oleh in(eksi bakteri seperti -treptoous pneumoniae+ -taphyloous aureus+

    atau Bateroides (ragilis "semua umum patogen dalamrinosinusitis$ atau Pseudomonas

    aeruginosa+ yangsering ditemukan dalam ysti (ibrosis.

    9. Hipotesis superantigen

    -taphyloous aureus terdapat pada musin polip hidung pada sekitar 4 sampai

    =0. 9rganisme ini selalu menghasilkan to!in+ -taphyloous enteroto!in A "-EA$+

    -taphyloous enteroto!in B "-EB$ danoAi' sho'k syndrome toAin&1")--)3*$+ yang

    mungkin bertindak sebagai superantigens+ menyebabkan akti,asi dan klon perluasan

    dari lim(osit dengan dalamdinding lateral hidung. Ini diakti(kanlim(osit menghasilkan

    sitokin )h* dan )h% baik "I6N3+ IL3%+ IL31+ IL3/$+ menyebabkan penyakit kronis

    lymphoytieosinophili. Antibodi IgE spesi(ik untuk -EA dan -EB terdeteksi pada

    /0 dari hidung 'aringan polip dan antibodi IgE spesi(ik dalam serum untuk

    sta(ilokokus "-EB+ )--)$ ditemukan pada =70 daripolip hidung.

    10. In(eksi 'amur

    Elemen 'amur dihirup men'adi terperangkap dalamlendir sinonasal+ menyebabkan

    eosino(il bergeser dari mukosa perna(asan ke lumen oleh mekanisme yang belum

    diketahui. -elama proses ini+ mereka memproduksi mediator yang mengakibatkan

    peradangan pada mukosa. Elemen 'amur ditemukan pada histologi pada 7%0 pasien

    rinosinusitis kronismen'alani operasi sinus.

    11. Predisposisi genetikEtiologi genetik diurigai dalam pengembangandari poliposis hidung berdasarkan

    agregasi keluarga. #ysti (ibrosis merupakan resesi( autosomal yang berhubungan

    dengan mutasi gen #6); dalam2ilayah &* pada lengan pan'ang kromosom =. HLA3

    D; dinyatakan pada permukaan sel3sel in(lamasi paranasal pada mukosa dan polip

    13

  • 8/13/2019 polip koanal

    14/29

    hidung. 9rang denganHLA3D;=3DA* dan HLA3DB* haplotipememiliki dua atau

    tiga kali lebih tinggi untukmengembangkan polip hidung.

    12. Komposisi -elular

    Pada sebagian besar polip hidung+ eosino(ilterdiri lebih dari 40 dari populasi sel+

    keuali di ysti (ibrosis. Ada adalah peningkatan sel ) #D7C diakti(kan oleh sel )

    mendominasi lebih dibandingkan #D1C. :ast sel dan plasma sel 'uga meningkat

    dibandingkan dengan mukosa hidung yang normal.

    13. Kimia mediator

    -elain in(iltrasi sel in(lamasi meningkat+ peningkatan ekspresi dan produksi

    ,arietas sitokin proin(lamasi dan kemokin telah telah dilaporkan dalam polip

    hidung. Histamine nyata meningkat pada polip hidung+ melebihi tingkat 1 ngml.

    Peningkatan produksi granulositmarophage olony3stimulating (ator+ IL3/+;AN)E-

    dan eota!in dapat berkontribusi untuk migrasi eosino(il.Peningkatan kadar IL37dapat

    menginduksi in(iltrasi neutro(il. :eningkatkan ekspresi (aktor pertumbuhan endotel

    ,askular dan upregulationnya dengan mengubah (aktor pertumbuhan3betaF yang

    dapat berkontribusi edema dan angiogenesis dalam polip hidung. IgA dan IgE 'uga

    meningkat pada hidungpolip. -elain itu+ produksi lokal IgE dalampolip hidung dapat

    berkontribusi pada kekambuhan polip hidung melalui IgE3sel mast36 ;I epsilonF

    kaskade.

    II.4 :AK;9-K9PI- DAN :IK;9-K9PI-

    e'ara makroskopis polip merupakan massa bertangkai dengan permukaan li'in, bentuk

    bulat atau lonjong, berarna putih keabu&abuan, agak bening, lobular, dapat tunggal atau

    multiple dan tidak sensiti" bila ditekanBditusuk tidak terasa sakit). Carna polip yang pu'at

    tersebut disebabkan kerana mengandung banyak 'airan dan sedikitnya aliran darah ke polip.

    +ila terjadi iritasi kronis atau proses peradangan arna polip dapat berubah menjadi kemerah&

    merahan dan polip yang sudah menahun arnanya dapat menjadi kekuning&kuningan karena

    banyak mengandung jaringan ikat.3,4)

    14

  • 8/13/2019 polip koanal

    15/29

    ambar 52 ambaran endoskopi 'a(um nasi kiri, menunjukkan polip pada prosesus

    un'inatus. ampak jelas polip berada di tengah, berarna pu'at dan putih berkilau.

    empat asal tumbuhnya polip terutama di kompleks ostio&meatal di meatus medius dan

    sinus ethmoid. +ila ada "asilitas pemeriksaan dengan endoskop, mungkin tempat asal tangkai

    polip dapat dilihat. danya polip tumbuh ke arah belakang dan membesar di naso"aring,

    disebut polip koana. Polip koana kebanyakan berasal dari sinus maksila dan juga disebut polip

    antro&koana.?)

    ambar 42 Polip antro'hoanal kiri yang menggantung pada oro"aring

    e'ara mikroskopis, tampak epitel pada polip serupa dengan mukosa hidung normal,

    yaitu epitel bertingkat semu bersilia dengan submukosa yang sembap. el&selnya terdiri dari

    lim"osit, sel plasma, eosino"il, neutro"il dan makro"ag. ukosa mengandung sel&sel goblet.

    Pembuluh darah dan kelenjar sangat sedikit. Polip yang sudah lama dapat mengalami

    metaplasia epitel karena sering terkena aliran udara, menjadi epitel transisional, kubik atau

    gepeng berlapis tanpa keratinisasi. +erdasarkan jenis radangnya polip dikelompokkan

    menjadi #, yaitu polip tipe eosino"ilik dan neutro"ilik.?)

    15

  • 8/13/2019 polip koanal

    16/29

    II.= HI-)9PA)9L95I-

    Berdasarkantemuan histologis diklasi(ikasikanpolip men'adi empat 'enis> "1+=$

    1) )ipe eosino(ilikEdema stroma dengan se'umlah besar eosino(il

    2) In(lamasi atau (ibrosis 'enis kronis

    -e'umlah besar sel3sel in(lamasi terutama lim(osit dan neutro(il

    dengan eosino(il lebih sedikit. ipe ini ditandai dengan tidak ditemukannya edema stroma

    dan penurunan jumlah dari sel goblet. Penebalan dari membran basement tidak nyata. anda

    dari respon in"lamasi mungkin dapat ditemukan alaupun yang dominan adalah lim"osit.

    troma terdiri atas "ibroblas.

    3) -eromuinous )ipe I C hiperplasia kelen'ar seromuous.

    ipe ini hanya terdapat kurang dari 5% dari seluruh kasus. ambaran utama dari tipe ini

    adalah adanya glandula dan duktus dalam jumlah yang banyak.

    4) 8enis atipikal stroma

    ipe ini merupakan jenis yang jarang ditemui dan dapat mengalami misdiagnosis dengan

    neoplasma. el stroma abnormal atau menunjukkan gambaran atipikal, tetapi tidak memenuhi

    syarat untuk disebut sebagai suatu neoplasma

    Karakteristik histopatologi A#P mirip dengan orang non3alergi. A#P dilapisi

    dengan epitel bersilia pseudostrati(ied+ dan 'aringan ikat stroma

    berisi sel in(lammatori. -troma membengkak dan sangat ,askular terdiri dari 'aringan

    16

  • 8/13/2019 polip koanal

    17/29

  • 8/13/2019 polip koanal

    18/29

    leep apneu

    yeri kepala

    Post nasal drip

    +erna"as dengan mulut

    imbulnya gejala biasanya pelan dan insidius, dapat juga tiba&tiba dan 'epat setelah

    in"eksi akut. umbatan di hidung adalah gejala utama yang dirasakan semakin memberat.

    ering juga ada keluhan pilek lama yang tidak sembuh&sembuh, suara sengau, serta sakit

    kepala. Pada sumbatan hidung yang hebat dapat menimbulkan gejala hiposmia bahkan

    anosmia, dan rasa berlendir di tenggorok.3)

    II.G DIA5N9-I-

    +erdasarkan anamnesa, keluhan uatama pasien adalah hidung tersumbat dari ringan ke

    berat, rinore yang mulai dari jernih sampai purulen, hiposmiaB anosmia, dapat disertai bersin&

    bersin, nyeri pada hidung disertai sakit kepala di daerah "rontal. +ila disertai in"eksi sekunder

    didapatkan post nasal drip dan rinore purulen.4)

    Pada pemeriksaan "isik, hidung tampak mekar karena pelebaran batang hidung akibat

    polip nasi yang masi" yang menyebabkan de"ormitas hidung luar. Pada rinoskopi anterior,

    dilihat adanya massa berarna pu'at, berasal dari meatus medius dan mudah digerakkan.

    tadium polip a'key dan und, 1DD7)2

    i. tadium $2 idak ada polip

    ii. tadium 12 polip masih terbatas di meatus medius

    iii. tadium #2 polip sudah keluar dari meatus medius, tampak di rongga hidung tapi belum

    memenuhi rongga hidung dan tidak menyebabkan obstruksi total

    i(. tadium 32 polip yang massi"B obstruksi total

    II.* PE:E;IK-AAN PENUN8AN5

    18

  • 8/13/2019 polip koanal

    19/29

    Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah naso&endoskopi. Polip stadium 1

    dan # kadang&kadang tidak terlihat pada pemeriksaan rinoskopi anterior tetapi tampak dengan

    pemneriksaan nasoendoskopi. Pada kasus polip koanal juga sering dapat dilihat tangkai polip

    yang berasal dari ostium asesorius sinus maksila. 9oto polos sinus paranasal posisi Caters,

    P, :aldell dan lateral) dapat memperlihatkan penebalan mukosa dan adanya batas udara&

    'airan di dalam sinus, namun kurang berman"aat pada kasus polip. Pemeriksaan : s'an

    sangat berman"aat untuk melihat dengan jelas keadaan di hidung dan sinus paranasal apakah

    ada proses radang, kelainan anatomi, polip atau sumbatan pada K8.5,?)

    1) aso&endoskopi

    aso&endoskopi memberikan gambaran yang baik dari polip, khususnya polip berukuran

    ke'il di meatus media. Polip stadium 1 dan # kadang&kadang tidak terlihat pada pemeriksaan

    rinoskopi anterior tetapi tampak dengan pemeriksan naso&endoskopi. Pada kasus polip koanal

    juga dapat dilihat tangkai polip yang berasal dari ostium asesorius sinus maksila. !engan

    naso&endoskopi dapat juga dilakukan biopsi.

    #) Pemeriksaan radiologi

    9oto polos sinus paranasal P, 'aldell, dan lateral) dapat memperlihatkan penebalan

    mukosa dan adanya batas udara dan 'airan di dalam sinus, tetapi pemeriksaan ini kurang

    berman"aat pada pada kasus polip.

    3) : s'an

    angat berman"aat untuk melihat dengan jelas keadaan di hidung dan sinus paranasal

    apakah ada kelainan anatomi, polip, atau sumbatan pada komplek osteomeatal. : s'an

    terutama diindikasikan pada kasus polip yang gagal diterapi dengan medikamentosa.

    19

  • 8/13/2019 polip koanal

    20/29

    b. ntro'hoanal polip pada hidung kanan

    II.** DIA5N9-I- BANDIN5

    Polip didiagnosa bandingkan dengan konka polipoid, yang 'iri / 'irinya sebagai berikut 2

    & idak bertangkai

    & ukar digerakkan

    & yeri bila ditekan dengan pinset

    & udah berdarah

    & !apat menge'il pada pemakaian (asokonstriktor kapas adrenalin).

    Pada pemeriksaan rinoskopi anterior 'ukup mudah untuk membedakan polip dan

    konka polipoid, terutama dengan pemberian (asokonstriktor yang juga harus hati / hati

    pemberiannya pada pasien dengan penyakit kardio(askuler karena bisa menyebabkan

    (asokonstriksi sistemik, maningkatkan tekanan darah yang berbahaya pada pasien dengan

    hipertensi dan dengan penyakit jantung lainnya.3,5)

    Diagnosis di(erensial dari A#P menakup "&+1$

    i. Angio(ibroma

    Angio(ibroma adalah neoplasma,askuler 'inak yang memiliki potensi untuk

    penghanuran lokal+ dan ini timbul dari pterygoideus plate

    ii. 5lioma hidung

    iii. :eningoenephaloele20

  • 8/13/2019 polip koanal

    21/29

    iv. Lim(oma

    ,. Keganasan tumor naso(aringeale

    :enyebabkan obstruksi saluran napas+ penghanuran struktur tulang dan in,asi ke

    dalam sinus paranasal

    vi. Hemangioma

    Lesi ,askuler 'inak di rongga hidung dan sinus paranasal. Kebanyakan munul dari

    septum hidung anterior dan turbinat hidung

    ,ii. :ukokel

    :uoele mengandung lendir dan epitel desuamated dan muoeles dapat mengisi

    rongga sinus. Ini biasanya ter'adi di (rontoethmoid. :uoeles 'arang munul di sinus

    maksilaris dan tidak menapai hoana

    II.*% PENA)ALAK-ANAAN

    0!6K 081,#,3)

    atu&satunya pengobatan yang e"ekti" untuk polip nasal adalah kortikosteroid. +aik

    bentuk oral maupun topikal, memberikan respon anti in"lamasi non&spesi"ik. yangmengurangi ukuran polip dan mengurangi gejala sumbatan hidung. 8bat&obatan lain tidak

    memberikan dampak yang berarti.elain itu, terapi medika mentosa juga bertujuan untuk

    menunda selama mungkin perjalanan penyakit, men'egah pembedahan dan men'egah

    kekambuhan setelah prosedur pembedahan.

    a. Kortikosteroid oral

    Pengobatan yang telah teruji untuk sumbatan yang disebabkan polip nasal adalah

    kortikosteroid oral seperti prednison. gen anti in"lamasi non&spesi"ik ini se'ara signi"ikan

    mengurangi ukuran peradangan polip dan memperbaiki gejala lain se'ara 'epat. etapi masa

    kerja sebentar dan polip sering tumbuh kembali dan mun'ulnya gejala yang sama dalam

    aktu mingguan hingga bulanan.

    21

  • 8/13/2019 polip koanal

    22/29

    b. Kortikosteroid topikal hidung atau nasal spray

    -ntuk polip stadium 1 dan #, sebaiknya diberikan kortikosteroid intranasal selama 4&?

    minggu. +ila reaksinya baik, pengobatan ini diteruskan sampai polip atau gejalanya

    hilang.

  • 8/13/2019 polip koanal

    23/29

    sering, terutama jika mereka sedang menerima kortikosteroid oral dosis tinggi atau

    menggunakan semprot hidung steroid topikal dalam jangka lama.

    6nter(ensi bedah pada polip nasal dipertimbangkan setelah terapi medikamentosa gagal

    dan untuk pasien dengan in"eksi B peradangan sinus berulang yang memerlukan peraatan

    dengan berbagai antibiotik.

    8&0!6K 081,#,3)

    Kasus polip yang tidak membaik dengan terapi medikamentosa atau polip yang sangat

    masi" dipertimbangkan untuk terapi bedah. . erapi bedah yang dipilih tergantung dari

    luasnya penyakit besarnya polip dan adanya sinusitis yang menyertainya), "asilitas alat yang

    tersedia dan kemampuan dokter yang menangani.

    6ndikasi 8perasi

    Polip menghalangi saluran na"as.

    Polip menghalangi drainase dari sinus sehingga sering terjadi in"eksisinus.

    Polip berhubungan dengan tumor.

    Pada anak&anak dengan multipel polip atau kronik rhinosinusitis yang

    gagal pengobatan maksimum dengan obat& obatan.

    Kontraindikasi 8perasi

    bsolut& penyakit jantung dan penyakit paru

  • 8/13/2019 polip koanal

    24/29

    yang menderita asma dan lainnya. enjelang operasi, selama 4 atau 5 hari sebelum operasi

    pasien diberi antibiotik dan kortikosteroid sistemik dan lokal. *al ini penting untuk

    mengeliminasi bakteri dan mengurangi in"lamasi, karena in"lamasi akan menyebabkan edema

    dan perdarahan yang banyak, yang akan mengganggu kelan'aran operasi.

    Kortikosteroid juga berman"aat untuk menge'ilkan polip sehingga operasinya akan lebih

    mudah dijalankan.

    aso&endoskopi prabedah untuk menilai anatomi dinding lateral hidung dan (ariasinya.

    Pada pemeriksaan ini operator dapat menilai kelainan rongga hidung, anatomi dan (ariasi

    dinding lateral misalnya meatus medius sempit karena de(iasi septum, konka media bulosa,

    polip meatus medius, konka media paradoksikal dan lainnya. ehingga operator bisa

    memprediksi dan mengantisipasi kesulitan dan kemungkinan timbulnya komplikasi saat

    operasi. Pada polip stadium 1 dan # kadang&kadang tidak terlihat pada pemeriksaan rinoskopi

    anterior tetapi tampak dengan pemeriksaan nasoendoskopi. Pada kasus polip koanal juga

    sering dapat dilihat tangkai polip yang berasal dari ostium asesorius sinus maksila.

    9oto polos sinus paranasal posisi aters, P, :aldell dan lateral) dapat

    memperlihatkan penebalan mukosa dan adanya batas udara&'airan di dalam sinus, namun

    kurang berman"aat pada kasus polip.

    : s'an sinus paranasal diperlukan untuk mengidenti"ikasi penyakit dan perluasannya

    serta mengetahui landmark dan (ariasi anatomi organ sinus paranasal dan hubungannya

    dengan dasar otak dan orbita serta mempelajari daerah&daerah raan tembus ke dalam orbita

    dan intra kranial. Konka&konka, meatus&meatus terutama meatus media beserta kompleks

    ostiomeatal dan (ariasi anatomi seperti kedalaman "ossa ol"aktorius, adanya sel 8nodi, sel

    *aller dan lainnya perlu diketahui dan diidenti"ikasi, demikian pula lokasi a.etmoid anterior,

    n.optikus dan a.karotis interna penting diketahui.

    erapi pembedahan bertujuan menghilangkan obstruksi hidung dan men'egah

    kekambuhan. 8leh karena si"atnya yang rekuren, kadang&kadang terapi pembedahan juga

    mengalami kegagalan dimana 7&5$% pasien yang menjalani pembedahan akan

    mengalami kekambuhan.

    24

  • 8/13/2019 polip koanal

    25/29

    erapi pembedahan dapat dilakukan2

    * $ Polip ektomi

    ebelum polipektomi hidung dilakukan, perlu diberikan premedikasi dan

    anestesi topikal memadai. Kaat pengait kemudian dilingkarkan pada tangkai

    pol ip tanpa pe rlu di ikatkan er at &e ra t, kemudian po lip dengan tangkai dan dasa r

    ped ikel se lu ruhn ya dit ar ik ber samaan . 6n"eksi sinus ak ibat tangkai po lip yang

    menyumbat ostium, biasanya mereda lebih 'epat setelah polipektomi. Eika polip

    kembali kambuh dan disertai sinusitisrekurens, mungkin terdapat indikasi koreksi

    bedah terhadap penyaki t sinus.

    %$ Etmoidektomi

    0tmoidektomi,art inya di samping mengangkat polip yang berada dalam

    hidung, diangkat juga polip yang berada di dalam sinus paranasalis. Eadi kita

    berusaha untuk membersihkan sampai ke akar&akarnya teknik operasi akan dibi'arakan dalam

    kuliah sinus&'hroni'a). Keuntungan 'ara operasi ini adalah kans residi" lebih ke'il dan kalau

    memangterjadi, maka jangka aktunya 'ukup lama. Kerugian operasi ini ialah prosedur operasi

    lebih sukar dan aktu peraatan lebih panjang serta resiko komplikasi post operasi relati"

    lebih besar. 8perasi 0tmoidektomi di bagi menjadi dua yaitu2

    1) 0tmoidektomi 6ntranasal

    indakan dilakukan dengan pasien dibius umum anastesia). !apat juga dengan bius

    lokal analgesia). etelah konka media di dorong ke tengah, maka dengan 'unam sel etmoid

    yang terbesar bula etmoid ) dibuka. Polip yang ditemukan dikeluarkan sampai bersih.

    ekarang tindakan ini dilakukan dengan menggunakan endoskop,sehigga apa yang akan

    dikerjakan dapat dilihat dengan baik. Peraatan pas'a&bedah yang terpenting ialah

    memperhatikan kemungkinan perdarahan.

    #) 0tmoidektomi 0kstranasal

    & 6nsisi dibuat di sudut mata, pada batas hidung dan mata. !i daerah itu sinus etmoid

    dibuka, kemudian dibersihkan.

    &$ 9perasi #ald2ell3Lu

    25

  • 8/13/2019 polip koanal

    26/29

    8perasi ini ialah membuka sinus maksila, dengan menembus tulang pipi. upaya tidak

    terdapat 'a'at di muka, maka insisi dilakukan di baah bibir, di bagian superior atas ) akar

    gigi geraham 1 dan #. Kemudian jaringan diatas tulang pipi diangkat kearah superior,

    sehingga tampak tulang sedikit di atas 'uping hidung, yang disebut "osa kanina.

    1$ Bedah -inus Endoskopi 6ungsional"B-E6$

    +edah inus 0ndoskopi 9ungsional+09) merupakan teknik yang lebih baik tidak

    hanya membuang polip tapi juga membuka 'elah di meatus media, yang merupakan tempat

    asal polip yang tersering sehingga akan membantu mengurangi angka kekambuhan.

    6ndikasi umumnya adalah untuk rinosinusitis kronik atau rinosinusitis akut berulang dan

    polip hidung yang telah diberi terapi medikamentosa yang optimal. 6ndikasi lain +09

    termasuk didalamnya adalah rinosinusitis dengan komplikasi dan perluasannya, mukokel,

    sinusitis alergi yang berkomplikasi atau sinusitis jamur yang in(asi" dan neoplasia.

    II.*& K9:PLIKA-I

    Komplikasi yang terbanyak meliputi2 4,?)

    a. P2 Kerusakan :, meningitis, perdarahan intrakranial, abses otak, herniasi otak

    b. ata2 Kebutaan, trauma ner(us opti'us, orbital hematoma, trauma otot&otot mata bisa

    menyebabkan diplopia, trauma yang mengenai duktus lakrimalis dapat menyebabkan

    epiphora

    '. Pembuluh darah2 trauma pada pembuluh darah dapat menyebabkan perdarahan

    d. Kematian

    II.*1 P;95N9-I-

    26

  • 8/13/2019 polip koanal

    27/29

    Polip hidung sering tumbuh kembali, oleh karena itu pengobatannya juga perlu

    ditujukan kepada penyebabnya, misalnya alergi. erapi yang paling ideal pada rinitis alergi

    adalah menghindari kontak dengan alergen penyebab dan eliminasi.

    e'ara medika mentosa, dapat diberikan antihistamin dengan atau tanpa dekongestan

    yang berbentuk tetes hidung yang bisa mengandung kortikosteroid atau tidak. !an untuk

    alergi inhalan dengan gejala yang berat dan sudah berlangsung lama dapat dilakukan

    imunoterapi dengan 'ara desensitasi dan hiposensitisasi, yang menjadi pilihan apabila

    pengobatan 'ara lain tidak memberikan hasil yang memuaskan.

    BAB III

    KE-I:PULAN

    Polip nasi merupakan salah satu penyakit * yang memberikan keluhan sumbatan

    pada hidung yang menetap dan semakin lama semakin berat dirasakan.

    27

  • 8/13/2019 polip koanal

    28/29

    Polip antrokoanal adalah suatu lesi polipoid jinak yang berasal dari mukosa antrum

    sinus maksila yang in"lamasi dan udematous dapat melua ke koana. erbanyak berasal dari

    mukosa dinding antrum bagian posterior. 0tiologi polip terbanyak merupakan akibat reaksi

    hipersensiti(itas yaitu pada proses alergi, sehingga banyak didapatkan bersamaan dengan

    adanya rinitis alergi. Pada anamnesis pasien, didapatkan keluhan obstruksi hidung, anosmia,

    adanya riayat rinitis alergi, keluhan sakit kepala daerah "rontal atau sekitar mata dan adanya

    sekret hidung. Pada pemeriksaan rinoskopi anterior ditemukan masaa yang lunak, bertangkai,

    mudah digerakkan, tidak ada nyeri tekan dan tidak menge'il pada pemberian (asokonstriktor

    lokal.

    Penatalaksanaan untuk polip nasi bisa se'ara konser(ati" maupun operati", yang

    biasanya dipilih dengan melihat ukuran polip itu sendiri dan keluhan dari pasien sendiri. Pada

    pasien dengan riayat rinitis alergi, polip nasi mempunyai kemungkinan yang lebih besar

    untuk rekuren. ehingga kemungkinan pasien harus menjalani polipektomi beberapa kali

    dalam hidupnya.

    DA6)A; PU-)AKA

    1. oepardi, 0"iaty. 6skandar, urbaiti. +uku jar 6lmu Kesehatan elinga *idung enggorok

    edisi =6 'etakan 1. +alai Penerbit 9K&-6, Eakarta #$$7.h #15,#47.

    #. dams, eorge. +oies, aren'e. *igler, Peter. +uku jar Penyakit elinga *idung

    enggorok. C.+. aunders, Philadelphia 1DD7.h 1#3&1#5.

    28

  • 8/13/2019 polip koanal

    29/29

    3. P !hingra. !isease o" 0ar, ose F hroat. 5th0dition. e !elhi. 0lse(ier. #$1$. Pg #41.

    4. oepardi, 0"iaty. *adjat, 9a'hri. 6skandar, urbaiti. Penatalaksanaan dan Kelainan elinga

    *idung enggorok edisi 66. +alai Penerbit 9K&-6, Eakarta #$1$

    5. Kapita elekta Kedokteran edisi 666 jilid 6 hal. 113 / 114. Penerbit edia es'ulapius 9K&-6

    #$1$

    ?. !iktat natomi *idung 9K -sakti hal. 1 / 1#

    7. dams, eorge. +oies, aren'e. *igler, Peter. +uku jar Penyakit elinga *idung

    enggorok. C.+. aunders, Philadelphia 1DD

    . +allenger, Eohn Ea'ob. !iseaes o" he ose hroat 0ar *ead and e'k. ea F 9ebiger 14th

    edition. Philadelphia 1DD1

    29