pola interaksi guru dengan murid dalam al...

90
POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL-QUR'AN SURAT LUQMAN AYAT 12-19 DAN SURAT ‘ABASA AYAT 1-10 Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh: Ahmad Irwan Irfany NIM 108011000025 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 M / 1434 H

Upload: lamkien

Post on 17-Feb-2018

240 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID

DALAM AL-QUR'AN SURAT LUQMAN

AYAT 12-19 DAN SURAT ‘ABASA AYAT 1-10

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

Ahmad Irwan Irfany

NIM 108011000025

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013 M / 1434 H

Page 2: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID

DALAM AL-QUR'AN SURAT LUQMAN

AYAT 12-19 DAN SURAT ‘ABASA AYAT 1-10

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

Ahmad Irwan Irfany

NIM 108011000025

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013 M / 1434 H

Page 3: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi

POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID

DALAM AL-QUR'AN SURAT LUQMANAYAT I2.I9 DAN SURAT 'ABASA AYAT 1-10

SkripsiDiajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar' Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Disusun oleh:

Ahmid Irwan IrfanvNrM. 108011000025

Di bawah bimbingan:

JTJRUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMF'AKTJLTAS ILMU TARBIYAII DAN KEGTJRUAN

UIN SYARIF HIDAYATT]LLAHJAKARTA

20t3Ml 1434H

ii

JI

.i

L9580707 1987t3 1 005

Page 4: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul: "Pola Interaksi Guru dengan Murid dalam Al-Qur'anSurat Luqman Ayat 12-19 dan Surat 'Abasa Ayat 1-10' disusun olehAHMAD IRWAN IRFANY Nomor Induk Mahasiswa 108011000025, diajukankepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam NegeriSyarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosahpada tanggal 24 Mei 2013 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhakmemperoleh gelar sarjana Sl (S. Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

Jakarta,24 Mei 2013

Panitia Ujian Munaqosah

Tanggal Tanda Tansan

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi)

Bahrissalim. M. AeNrP. 19680307 199803 I 002

Sekretaris (Sekretaris Jurusan)

Drs. Sapiudin Shidiq. M. AeNrF. 19670328 200003 I 001

Penguji I

Prof. Dr. Salman Harun

NrP. 19450612 196510 1 001

Penguji II

Dr. Yavah Nurmaliah. MA

Ul"Lr' ) """?""""""""" '

NrP. 19520520 198103 1 001

Page 5: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan diNamaNIMFakultasJurusanAlamat

bawah ini:Ahmad Irwan hfany

10801 1000025Ilmu Tarbiyah dan KeguruanPendidikan AgamalslamRt. 01/Rw. 05, Kel. Abung Surakarta,Kec. Tatakarya, Kota Bandar Lampung,Prov. Lampung

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul "Pola Interaksi Guru dengan Murid dalamAl-Qur'an Surat Luqman Ayat 12-19 dan Surat 'Abasa Ayat 1=10" adalahbenar hasil karya sendiri di bawah bimbinsan dosen:

Nama Pembimbing : Dr. Abdul Majid Khon, M.Ag

NIP :19580707 198703 1 005

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siapmenerima dengan segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukanhasil karya sendiri.

Jakarta,0l Mei 2013Yang Menyatakan

Ahmad Irwan IrfanvNIM: 108011000025

Page 6: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

i

ABSTRAK

Ahmad Irwan Irfany, NIM: 108011000025, Pola Interaksi Guru dengan

Murid dalam Al-Qur'an Surat Luqman Ayat 12-19 dan Surat ‘Abasa Ayat 1-

10

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh seorang pendidik dalam

proses pembelajaran dalam rangka untuk membina dan mengararahkan peserta

didik guna menjadikan peserta didik menjadi manusia yang berilmu pengetahuan

tinggi, berkarakter, bertanggungjawab, bijak, dan berakhlak mulia serta

keterampilan yang diperlukan dirinya dan orang lain untuk mencapai suatu tujuan

pendidikan.

Perubahan peserta didik yang tidak didasari oleh bimbingan, maka perubahan

tersebut tidak akan terarah dalam perkembangannya. Oleh karena itu, setiap

pelajar membutuhkan bimbingan dalam mengembangkan setiap potensi yang

dimilikinya. Di sinilah guru dibutuhkan untuk memberikan bekal hidup yang

berguna. Sehingga guru harus mampu dan menciptakan situasi yang kondusif dan

interaksi yang baik antara guru dengan murid dalam proses pembalajaran.

Hubungan guru dengan murid di dalam proses belajar mengajar merupakan

faktor yang sangat menentukan. Bagaimanapun baiknya bahan pelajaran yang

diberikan dan sempurnanya metode yang digunakan, namun jika interaksi guru

dengan murid tidak harmonis, maka dapat menciptakan suatu hasil yang tidak

diinginkan.

Penulisan skripsi ini, penulis menggunakan penelitian kualitatif dengan

metode penelitian kepustakaan (library research). Penelitian kepustakaan ini yaitu

dengan cara membaca, menelaah, mendeskripsikan, dan menganalisa literatur dari

berbagai sumber kitab tafsir serta buku-buku pendidikan yang sesuai.

Fokus dalam penulisan skripsi ini adalah kajian tafsir surat Luqman ayat 12-

19 dan surat ‘Abasa ayat 1-10. Jadi, pendekatan yang dipergunakan dalam kajian

ini adalah pendekatan tafsir. Metode penafsiran yang penulis gunakan adalah

metode maudhui (tematik) dan metode tahlili (telaah). Adapun teknik analisa dari

penulisan ini adalah content analysisi (analisis isi) yakni teknik apa saja yang

digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik

pesan dan dilakukan secara objektif serta sistematis.

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan tentang pola interaksi guru

dengan murid dalam al-Qur’an surat Luqman ayat 12-19 dan surat ‘Abasa ayat 1-

10, bahwasanya seorang pendidik seharusnya memiliki kompetensi-kompetensi

(sifat dasar pendidik), antara lain meliputi bijaksana, penuh kasih sayang,

demokratis, mengenal murid dan memahami kejiwaaannya, berpengetahuan luas,

memahami materi, sabar dan ikhlas. Sedangkang sikap peserta didik yang harus

dimiliki antara lain: Patuh, tabah, sabar, punya kemauan atau cita-cita yang kuat

serta tidak putus asa dan bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu, sopan santun,

rendah diri dan hormat pada guru, dan tugas utama seorang anak didik adalah

belajar.

Page 7: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

ii

KATA PENGANTAR

بسم اهلل الرحمن الرحيم

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan banyak nikmat kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi akhir

zaman yaitu Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh

pengikutnya sampai akhir zaman.

Selama menyusun skripsi ini, banyak tantangan dan hambatan yang penulis

hadapi. Namun berkat kesungguhan hati, kerja keras, dan motivasi serta bantuan

dari berbagai pihak, segala kesulitan dan hambatan tersebut dapat diatasi. Untuk

itu, pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada orang tua penulis, Ayahanda tercinta M. Khudlori, S.Pd.I dan

Ibunda tercinta Siti Amanati yang dengan susah payah mengasuh dan mendidik

penulis dengan penuh kasih sayang dan kesabaran sehingga dapat menyelesaikan

pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Begitu juga dengan adikku

tercinta (Erwin, Arif, Khafidin, dan Evika) yang telah membantu, memotivasi, dan

mengisi hari-hari penulis dengan kegembiraan dan kebahagiaan.

Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Rif’at Syauqi Nawawi, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta beserta seluruh stafnya.

2. Bapak Bahrissalim, MA dan Bapak Drs. Sapiudin Shidiq, M. Ag, selaku

Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam.

3. Bapak Dr. Abdul Majid Khon, M.Ag, sebagai pembimbing skripsi yang telah

bersedia memberikan dan meluangkan segenap waktu, tenaga, pikiran, dan

kesabaran dalam memberikan bimbingan, arahan serta motivasinya kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak H. Abdul Ghofur, MA, selaku dosen Penasihat Akademik yang telah

melayani konsultasi dan memberikan arahan perkuliahan kepada penulis.

Page 8: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

iii

5. Dosen dan staf karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu

dan pengetahuannya selama penulis menjalankan perkuliahan.

6. Seluruh staf perpustakaan UIN dan perpustakaan FITK yang telah

menyediakan bermacam-macam buku ilmiah sehingga mempermudah

penulis dalam mencari sumber referensi.

7. Kepada saudara-saudara; Keluarga Ir. Nur Efendy, Maz Bagus, Lukman,

Faiz, dan Rizka Novaliana yang sudah memberikan nasehat-nasehatnya,

bimbingan, dan bantuan baik berupa ilmu, motivasi dan pengalaman-

pengalaman yang berharga kepada penulis.

8. Kepada segenap kepengurusan dan anggota HIKMAT yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu, yang telah membimbing penulis dalam setiap

melaksanakan kegiatan.

9. Kepada teman-teman Mahasiswa PAI angkatan 2008, khususnya kelas A,

sebagai tempat sharing yang tetap solid dan kompak saat kuliah, kelompok

PPKT SMPN 6 Jombang Kota Tangerang Selatan, yang sudah bekerja sama

dengan baik dalam setiap menjalankan tugas.

10. Kepada teman-teman kosan H. Hanif, yang selama ini selalu bersama-sama

dalam berbagai kondisi, dan saling sharing dalam ilmu pengetahuan; Aang,

Afdhil, Ari Agus, Ari Sudiar, Budi, Cahyo, Deny, Keluarga Cak Joko, Lubay,

Munif, Mustamil, Nophyanto, Sirozul Qori, Sugiarto, Syafiq, Yasir, dll.

Akhirnya, kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian

skripsi ini, penulis menghaturkan terima kasih dan semoga Allah SWT membalas

semua kebaikan yang telah kalian berikan. Amin.

Jakarta, 01 Mei 2013

Penulis

Page 9: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

iv

DAFTAR ISI

Abstrak .............................................................................................................. i

Kata Pengantar ................................................................................................ ii

Daftar Isi ........................................................................................................... iv

Pedoman Transliterasi ..................................................................................... vi

Daftar Gambar ................................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................. 7

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... 7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 7

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Pola dan Interaksi ……….. ..................................... 9

B. Faktor-faktor Interaksi Guru dengan Murid ............................. 11

C. Ciri-ciri Interaksi Guru dengan Murid ..................................... 13

D. Macam-macam Pola Interaksi Guru dengan Murid .................. 15

E. Sikap Guru terhadap Murid ...................................................... 20

F. Sikap Murid terhadap Guru ...................................................... 26

G. Tinjauan Pustaka yang Relevan ............................................... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek dan Waktu Penelitian ..................................................... 30

B. Jenis Penelitian ......................................................................... 30

C. Fokus Penelitian ....................................................................... 31

D. Sumber Data ............................................................................. 32

Page 10: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

v

E. Pengolahan Data ....................................................................... 33

F. Analisis Data ............................................................................ 34

G. Teknik Penulisan ...................................................................... 34

BAB IV TAFSIR DAN ANALISIS SURAT TENTANG POLA

INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL-QUR'AN

A. Tafsir Surat Luqman Ayat 12-19 dan Surat ‘Abasa Ayat 1-10

1. Teks Ayat dan Terjemah .................................................... 35

2. Latar Belakang Turunnya Surat ......................................... 37

3. Tafsir Ayat ......................................................................... 41

B. Analisis Surat tentang Pola Interaksi Guru dengan Murid

dalam Al-Qur’an

1. Surat Luqman Ayat 12-19 .................................................. 60

2. Surat ‘Abasa Ayat 1-10 ...................................................... 63

C. Pola Interaksi Guru dengan Murid yang Terkandung dalam

Al-Qur’an

1. Surat Luqman Ayat 12-19 .................................................. 66

2. Surat ‘Abasa Ayat 1-10 ...................................................... 67

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 68

B. Saran ......................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 70

LAMPIRAN

Page 11: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

vi

PEDOMAN TRANSLITERASI

A. Konsonan

Huruf Arab Huruf Latin Huruf Arab Huruf Latin

th ط - ا

zh ظ b ب

a‘ ع t ت

gh غ ts ث

f ف j ج

q ق h ح

k ك kh خ

l ل d د

m م dz ذ

n ن r ر

w و z ز

h ه s س

‘ ء sy ش

y ي sh ص

dh ض

Page 12: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

vii

B. Vokal

1. Vokal Tunggal 2. Vokal Rangkap

Tanda Baca Huruf Latin Tanda & Huruf Huruf Latin

ai ــ ي a ـــــ

ـي i ـــــ au ــ

ــــــ u

Contoh:

- : Kataba - ي : Kaifa

ل - Urifa‘ : ف - ـي : Haula

C. Madd (Panjang)

Harakat dan Huruf Huruf dan Tanda

اــ ـ â

Î ــ ي

ـي Û ــ

Contoh:

Qîla : ي - Kâna : ا ن -

ل - Da’ â : د ا - ـي : Yaqûlu

Page 13: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Pola Komunikasi Satu Arah ..................................................................... 15

2.1 Pola Komunikasi Dua Arah ..................................................................... 16

3.1 Pola Komunikasi Tiga Arah ..................................................................... 17

4.1 Pola Komunikasi Multi Arah ................................................................... 18

5.1 Pola Komunikasi Melingkar (Segala Arah) ............................................. 19

Page 14: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama Islam merupakan jalan hidup yang menjamin kebahagiaan hidup

pemeluknya di dunia dan di akhirat kelak. Agama Islam mempunyai satu

pedoman utama yaitu al-Qur’an yang berfungsi memberi petunjuk ke jalan yang

sebaik-baiknya. Di samping itu juga al-Qur’an tidak hanya diturunkan untuk suatu

umat ataupun suatu abad tertentu saja tetapi juga untuk seluruh umat manusia dan

untuk sepanjang masa.

Al-Qur’an adalah kitab suci yang sempurna dan bersifat universal, sehingga

sebagian besar penjelasan al-Qur’an lebih bersifat global dan terbuka bagi

siapapun untuk memahaminya.

Al-Qur’an merupakan nikmat besar yang Allah turunkan kepada seluruh

manusia untuk menyucikan hati, kebersihan jiwa, menjelaskan aqidah-aqidah,

menunjukkan ke jalan kebenaran dan keadilan, mengajarkan akhlak yang luhur

dan sifat-sifat terpuji, memperingatkan mereka agar tidak berbuat kemungkaran

dan amal-amal buruk lainnya.

Al-Qur’an tidak hanya menyebutkan dasar-dasar dan ketentuan-ketentuan

kehidup manusia, akan tetapi lebih jauh lagi tentang hal-hal yang berhubungan

dengan pendidikan. Oleh karena itu, sebagai upaya untuk memahami berbagai

Page 15: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

2

petunjuk dalam al-Qur’an digunakanlah penafsiran. Termasuk dalam hal ini

adalah penafsiran terhadap ayat-ayat yang berkaitan dengan pendidikan.

Pendidikan adalah sarana untuk membentuk, dan mengembangkan

karakteristik manusia yang tangguh dan unggul dalam ilmu pengetahuan

(intelektualitas), amal, ibadah, harta kekayaan, sikap dan terlebih prilaku sopan

santun kepada diri, keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar. Tanpa

pendidikan yang memadai, manusia akan jatuh harkat dan martabatnya dihadapan

manusia lain, karena pendidikan adalah upaya untuk mewujudkan eksistensi diri

dan menumbuh-kembangkan kedewasaan melalui penanaman pengetahuan, nilai-

nilai kebudayaan dan keagamaan serta sebagai bekal untuk hidup di masa yang

akan datang dibawah bimbingan seorang pendidik.

Pengertian pendidikan adalah usaha sadar maupun tidak sadar yang dilakukan

oleh seorang pendidik dalam rangka untuk membina dan mengararahkan peserta

didik guna menjadikan peserta didik menjadi manusia yang berilmu pengetahuan

tinggi, berkarakter, bertanggungjawab, bijak, dan berakhlak mulia serta

keterampilan yang diperlukan dirinya dan orang lain.

Pengertian pendidikan jika disempitkan dalam pengertian pengajaran, adalah

suatu usaha yang bersifat sadar tujuan dengan sistematis terarah pada perubahan

tingkah laku. Dengan adanya tujuan perubahan tersebut menunjukkan pada suatu

proses yang harus dilalui. Tanpa adanya suatu proses, maka perubahan tidak akan

terjadi dan tujuanpun tidak akan tercapai. Dan proses yang dimaksud di sini

adalah proses pendidikan.

Proses pendidikan berlangsung tidak tanpa alasan dan tujuan. Pengajaran

merupakan proses yang bertujuan untuk membimbing pelajar dalam

mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap pelajar. Tugas perkembangan

tersebut mencakup kebutuhan hidup baik sebagai individu maupun sebagai

masyarakat.

Dapat disadari bahwa perubahan yang tidak didasari oleh bimbingan, maka

perubahan tersebut tidak akan terarah dalam perkembangannya. Oleh karena itu,

setiap pelajar membutuhkan bimbingan dalam mengembangkan setiap potensi

yang dimilikinya. Di sinilah guru dibutuhkan untuk memberikan bekal hidup yang

Page 16: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

3

berguna. Sehingga guru harus mampu dan menciptakan situasi yang kondusif dan

interaksi yang baik antara guru dengan murid dalam proses pembalajaran.1

Akhlak sangat penting dalam kehidupan manusia. Berakhlak mulia

merupakan salah satu tujuan pendidikan juga sebagai refleksi kehidupan

bermasyarakat yang berperadaban. Maka sandaran umat Islam dalam mengambil

contoh figur yang terbaik dalam akhlak adalah Rasulullah saw. Beliau adalah

sebaik-baiknya manusia yang pernah hidup di dunia karena akhlaknya beliau

adalah akhlak al-Qur'an dan langsung dididik oleh Sang Maha Pendidik.

Sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an surat al-Qalam ayat 4:

“Sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang

agung.” (Q.S. Al-Qalam: 4).

Dan penjelasan tentang akhlak Nabi juga banyak diterangkan oleh hadits

beliau, diantaranya yang paling populer adalah :

(.رواه مالك) إنما بعثت أل تمم مكارم األخالق“Sesungguhnya Aku tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak yang

mulia.” (H.R Malik).

Akhlak sebagaimana menurut Imam Al-Ghazali merupakan perbuatan yang

lahir secara reflek dan tiba-tiba dari seseorang tanpa pertimbangan dan pemikiran

terlebih dahulu,2 mempunyai peran yang sangat signifikan dalam mencapai

keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, dan menggapai kebahagiaan baik

sebagai individu maupun masyarakat.

Sejalan dengan pernyataan di atas, Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan kepada pemerintah mengusahakan dan

menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan

1 Winarno Surachmad, Metodologi Pengajaran Nasional, (Bandung: Jemmars, 1986), h. 13-

14. 2 Ahmad Musthafa, Akhlaq Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), Cet. V, h. 11-12.

Page 17: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

4

kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.3

Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik atau yang

biasa disebut dengan guru dan peserta didik atau murid dalam mencapai tujuan

pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan tertentu. Interaksi ini disebut

interaksi pendidikan, yaitu saling pengaruh antara pendidik dengan anak didik.

Dalam saling mempengaruhi ini peranan pendidik lebih besar, karena

kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih berpengalaman, lebih

banyak menguasai nilai-nilai, pengetahuan dan keterampilan.

Hidup bersama antara manusia yang satu dengan yang lain berlangsung di

dalam berbagai bentuk hubungan dan di dalam berbagai jenis situasi. Sehingga

tanpa adanya sebuah interaksi dalam hidup, tidak mungkin manusia dapat hidup

bersama. Pada kenyataanya bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki sifat

sosial yang besar. Sehingga setiap manusia sangat membutuhkan interaksi antara

individu yang satu dengan yang lain. Setiap proses interaksi terjadi dalam suatu

situasi, bukan dalam situasi yang hampa. Salah satunya interaksi terjadi dalam

situasi pendidikan, yang bisa di sebut dengan interaksi pendidikan4

Proses pendidikan berlangsung tidak tanpa alasan atau tujuan. Pengajaran

merupakan proses yang berfungsi membimbing peserta didik di dalam kehidupan,

yakni membimbing perkembangan diri sesuai dengan tugas-tugas perkembangan

yang harus dijalankan oleh peserta didik. Tugas perkembangan tersebut mencakup

kebutuhan hidup baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat. Di sinilah

guru dibutuhkan. Ia dibutuhkan untuk memberi bekal hidup yang berguna dan

harus menciptakan situasi dan interaksi edukatif.

Guru adalah seorang yang memegang peranan utama dalam proses belajar

mengajar. Inti dari pendidikan adalah proses belajar mengajar. Segala sesuatu

yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam kegiatan tersebut. Maka

berhasil tidaknya atau efektif dan efisiennya suatu proses belajar mengajar salah

3 Departemen Agama RI, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang

Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006), h. 3-4. 4 Surachmad, op. cit., h. 7.

Page 18: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

5

satuya bergantung pada keprofesionalan seorang guru dalam menjalankan

tugasnya.

Al-Qur’an menyebutkan bahwa Allah akan meninggikan derajat dan

memuliakan pendidik daripada orang Islam lainnya yang tidak berilmu

pengetahuan dan bukan pendidik. Firman Allah SWT dalam surat al-Mujadilah

ayat 11:

“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-

lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi

kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka

berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Mujadilah:

11).

Hasil belajar yang optimal dipengaruhi oleh komponen-komponen belajar-

mengajar, sebagai contoh bagaimana cara mengorganisasikan materi, metode

yang diterapkan, media yang digunakan, dan lain-lain. Tetapi di samping

komponen-komponen tersebut, ada faktor lain yang ikut mempengaruhi

keberhasilan belajar siswa, yaitu soal hubungan antara guru dengan murid.

Hubungan guru dengan murid di dalam proses belajar mengajar merupakan

faktor yang sangat menentukan. Bagaimanapun baiknya bahan pelajaran yang

diberikan dan sempurnanya metode yang digunakan, namun jika interaksi guru

dengan murid tidak harmonis, maka dapat menciptakan suatu hasil yang tidak

diinginkan.5 Untuk menjalin hubungan tersebut, seorang guru harus memahami

bahwa dalam suatu kelas ada yang tidak dapat dielakkan yaitu adanya perbedaan

individu, baik dari aspek biologis, intelektual, maupun psikologis. Interaksi yang

akan terjadi juga dipengaruhi oleh cara guru dengan murid ketika pelajaran

5 Armai Arief, Reformulasi Pendidikan Islam, (Jakarta: CRSD Press, 2005), Cet. I, h. 95.

Page 19: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

6

berlangsung. Di sini tentu saja aktivitas optimal belajar murid sangat menentukan

kualitas interaksi yang terjadi di dalam kelas.

Salah satu komponen yang menentukan keberhasilan pelaksanaan pendidikan

sebagaimana dikatakan di atas adalah keprofesionalan guru. Guru dituntut untuk

berkompeten karena guru merupakan orang pertama yang berhadapan langsung

dengan anak didik. Mereka dituntut untuk membawa anak didiknya dalam rangka

mencapai tujuan pendidikan melalui interaksi belajar mengajar. Oleh sebab itu,

para guru dituntut untuk dapat menjalankan interaksi belajar-mengajar yang

dikelola dengan sebaik-baiknya sehingga terjadi hubungan timbal balik yang

harmonis. Dalam hal ini menyangkut pola interaksi guru dengan murid yang

sesuai dengan ajaran al-Qur’an, yaitu perilaku atau moral yang berdasarkan al-

Qur’an.

Persoalan yang paling mendasar yang terjadi di sekolah terkadang masih ada

beberapa guru yang memperlakukan muridnya secara diskriminatif. Ia

memperlakukan muridnya dengan pilih kasih dan membeda-bedakan anak yang

cerdas, cantik, berpangkat, anak kesayangan, dan lain sebagainya. Padahal mereka

seharusnya merasakan bahwa sekolah bagi mereka merupakan tempat belajar

yang menyenangkan. Di sekolah, ia harus dihargai, dipahami, dan tidak dibodoh-

bodohkan maupun diejek, khususnya anak dari masyarakat miskin. Biasanya

mereka sering dibodoh-bodohi, diejek, atau dibiarkan semaunya. Begitu pula

dengan sikap murid yang kurang baik dalam berinteraksi dengan guru, seperti

halnya dengan menjaga sopan santun baik tutur kata maupun tingkah laku murid

terhadap guru.

Bertitik tolak dari kondisi tersebut maka penulis mengadakan penelitian

skripsi “POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL-

QUR'AN SURAT LUQMAN AYAT 12-19 DAN SURAT „ABASA AYAT 1-

10”

Page 20: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

7

B. Identifikasi Masalah

1. Bagaimana sikap guru dengan murid dalam berinteraksi agar tidak terjadi

diskriminatif dalam proses pembelajaran?

2. Bagaimana sikap murid dengan guru dalam berinteraksi pada situasi

pembelajaran?

3. Bagaimana pola interaksi guru dengan murid agar tujuan pendidikan dalam

proses pembelajaran tercapai?

4. Bagaimanakah tipe pola interaksi guru dengan murid dalam pandangan al-

Qur’an?

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dalam penulisan skripsi ini penulis akan membahas tentang pola interaksi

antara guru dengan murid dalam pandangan al-Qur’an. Agar permasalahan tidak

meluas, maka penulis membatasi pada pola interaksi guru dengan murid yang

terkandung dalam surat Luqman ayat 12-19 dan surat ‘Abasa ayat 1-10.

2. Perumusan Masalah

a. Nilai-nilai pendidikan apa saja yang terkandung dalam surat Luqman

ayat 12-19 dan surat ‘Abasa ayat 1-10?

b. Bagaimanakan pola interaksi guru dengan murid dalam al-Qur'an surat

Luqman ayat 12-19 dan surat ‘Abasa ayat 1-10?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan apa saja yang terkandung dalam

surat Luqman ayat 12-19 dan surat ‘Abasa ayat 1-10.

b. Untuk mengetahui pola interaksi guru dengan murid dalam al-Qur'an

surat Luqman ayat 12-19 dan surat ‘Abasa ayat 1-10.

Page 21: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

8

2. Manfaat Penelitian

a. Sebagai bahan untuk mengembangkan teori pola interaksi guru dengan

murid dalam proses pembelajaran.

b. Secara umum, diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmiah di bidang

ilmu tafsir.

Page 22: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Pola dan Interaksi

Pola adalah gambar yang dibuat contoh atau model. Sedangkan dalam Kamus

Induk Istilah Ilmiah, M. Dahlan menyatakan bahwa “interaksi adalah aksi yang

saling memberikan timbal balik”.1 Jadi pola interaksi adalah bentuk hubungan

timbal balik antara orang satu dengan orang lainnya. Sebagai makluk sosial,

kecenderungan manusia untuk berhubungan dengan yang lain melahirkan

komunikasi dua arah, baik melalui bahasa maupun perbuatan. Karena adanya aksi

maka reaksipun terjadi, inilah unsur yang membentuk terjadinya interaksi.2

Manusia adalah mahluk individu dan mahluk sosial. Sehingga dalam

hubungannya setiap manusia bagaimanupun juga tidak dapat terlepas dari individu

yang lain. Dengan demikian kegiatan manusia akan selalu dibarengi dengan

proses interaksi, baik interaksi dengan alam lingkungan, interaksi dengan sesama,

maupun dengan Tuhannya, baik disengaja maupun tidak disengaja.

Menurut H. Bonner sebagaimana yang dikutip Abu Ahmadi, berpendapat

bahwa yang dimaksud dengan interaksi ialah suatu hubungan antara dua individu

1 M. Dahlan Y. Al-Barry dan L. Lya Sofyan Yacub, Kamus Induk Istilah Ilmiah, (Surabaya:

Target Press, 2003), h. 323. 2 Miftahul Huda, Interaksi Pendidikan 10 Cara Qur’an Mendidik Anak, (Malang: UIN-

Malang Press, 2008), Cet. I, h. 38.

Page 23: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

10

atau lebih di mana tingkah laku individu yang satu mempengaruhi, mengubah, dan

memperbaiki individu yang lain. Begitu juga sebaliknya.3

Manusia sebagai makhluk sosial, di dalam kehidupannya membutuhkan

hubungan dengan manusia lainnya. Hubungan itu terjadi karena setiap manusia

memiliki kebutuhan yang berbeda-beda dan karena saling membutuhkan,

membuat manusia cenderung untuk berhubungan melahirkan komunikasi dua arah

melalui bahasa yang mengandung tindakan dan perbuatan. Karena ada aksi dan

reaksi, maka interaksipun terjadi. Oleh sebab itu, interaksi akan berlangsung bila

ada hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih.4

Interaksi yang bernilai pendidikan dalam dunia pendidikan ataupun yang

disebut dengan interaksi edukatif. Dalam pola interaksi antara guru dengan murid

adalah dalam proses pembelajaran seorang guru menghadapi murid-muridnya

yang merupakan suatu kelompok manusia di dalam kelas. Di dalam interaksi

tersebut tampak bahwa guru mencoba untuk menguasai kelasnya supaya proses

interaksi berlangsung dengan seimbang, di mana terjadi saling mempengaruhi

antara kedua belah pihak, baik guru maupun murid. Sebagai contoh, seorang guru

mengadakan diskusi diantara anak didiknya untuk memecahkan sebuah persoalan,

di sinilah proses interaksi itu akan terjadi, adanya saling memberikan pendapat

yang berbeda satu sama lain. Dengan adanya interaksi pola pikir, pola sikap dan

pola tingkah laku, maka sikap yang maunya benar dan menang sendiri tidak akan

muncul dan berkembang. Sebaliknya akan tumbuh sikap yang toleran dan saling

menghargai antara yang satu dengan yang lainya.

Menurut Djamarah, sebagaimana yang di kutip oleh Miftahul Huda. bahwa

interaksi yang bernilai pendidikan, yaitu interaksi yang dengan sadar meletakkan

tujuan untuk mengubah tingkah laku dan perbuatan seseorang. Dengan konsep di

atas, maka muncullah istilah guru di satu pihak dan murid di pihak lain. Keduanya

berada dalam interaksi yang bernilai pendidikan dengan posisi, tugas, dan

tanggung jawab yang berbeda, namun tetap bersama-sama dalam mencapai tujuan

3 Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Surabaya: Bina Ilmu, 1982), Cet. IV, h. 42.

4 Huda, op. cit., h. 32-33.

Page 24: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

11

pendidikan.5 Sehingga dalam hal ini guru bertanggung jawab untuk mengantarkan

anak didik ke arah kedewasaan dengan memberikan sejumlah ilmu pengetahuan

dan membimbingnya. Sedangkan anak didik berusaha untuk mencapai tujuan

pendidikan dengan bantuan dan pembinaan dari guru.

B. Faktor-faktor Interaksi Guru dengan Murid

Proses belajar mengajar sebagai suatu sistem interaksi, maka kita akan

dihadapkan pada sejumlah faktor-faktor. Tanpa adanya faktor-faktor tersebut

sebenarnya tidak akan terjadi proses interaksi antara guru dengan murid dalam

proses belajar mengajar.

Faktor-faktor yang dimaksud adalah:

1. Tujuan, merupakan hal yang pertama kali yang harus dirumuskan dalam

kegiatan interaksi guru dengan murid dalam proses belajar mengajar. Karena

tujuan dapat memberikan arah yang jelas dan pasti kemana kegiatan

pembelajaran dibawa oleh guru. Dengan berpedoman pada tujuan, guru akan

dapat menyeleksi tindakan mana yang harus dilakukan dan tindakan mana

yang harus ditinggalkan.

2. Bahan Pelajaran, adalah unsur inti dalam kegiatan interaksi guru dengan

murid dalam proses pembelajaran tidak akan berjalan. Dalam pemilihan

pelajaran harus disesuaikan dengan kondisi kemampuan murid dalam

menerima pelajaran. Selain itu bahan pelajaran mutlak harus dikuasai oleh

guru dengan baik.

3. Metode, adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Metode diperlukan guna menunjang terciptanya tujuan

pembelajaran.

4. Alat, adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai

tujuan pembelajaran. Dalam interaksi antara guru dengan murid dalam proses

pembelajaran biasanya dipergunakan alat non material dan alat material. Alat

material biasanya berupa suruhan, perintah, larangan, nasihat, dan

5 Ibid., h. 38-39.

Page 25: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

12

sebagainya. Sedangkan alat bantu material misalnya: globe, papan tulis, batu,

gambar, dan sebagainya.

5. Sarana, merupakan komponen yang sangat penting dalam rangka

menciptakan interaksi antara guru dengan murid dalam proses belajar

mengajar, sebab interaksi hanya mungkin terjadi bila ada sarana, waktu,

tempat, dan sarana-sarana lainnya.6

Menurut Winarno Surachmad, bahwa faktor-faktor yang sangat diperlukan

dalam setiap proses interaksi antara guru dengan murid adalah:

1. Ada tujuan yang jelas akan dicapai;

2. Ada bahan yang menjadi isi proses pembelajaran;

3. Ada pelajar yang aktif mengalami proses pembelajaran;

4. Ada guru yang melaksanakan proses pembelajaran;

5. Ada metode tertentu untuk mencapai tujuan; dan

6. Ada situasi yang kondusif dalam proses pembelajaran.7

Penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam proses interaksi

antara guru dengan murid tidak dapat dilakukan dalam ruangan yang hampa,

tanpa adanya tujuan, dan tanpa adanya pelajar.

Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan secara sengaja, seksama,

terencana, dan memiliki tujuan pendidikan. Pendidikan ini dilaksanakan oleh guru

yang memiliki bekal ilmu pengetahuan yang cukup dan memiliki keterampilan

dalam menyampaikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya kepada peserta didik

secara bertahap agar peserta didik dapat mengembangkan potensi yang

dimilikinya Dalam perkembangan selanjutnya, pendidikan memiliki aspek-aspek

yang saling berkaitan, diantaranya yaitu: aspek tujuan, kurikulum, metode, guru,

lingkungan, dan sarana.8

6 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h.

157-158. 7 Winarno Surachmad, Metodologi Pengajaran Nasional, (Bandung: Jemmars, 1986), h. 14.

8 Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), Cet. I, h. 10.

Page 26: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

13

C. Ciri-ciri Interaksi Guru dengan Murid

Interaksi guru dengan murid terkandung dua unsur pokok, yaitu: kegiatan

guru dan kegiatan murid. Sehingga apa yang dilakukan oleh guru mendapat

respon dari murid, dan demikian pula sebaliknya apa yang dilakukan murid akan

mendapat sambutan dari guru. Semua kegiatan tersebut dapat diikhtisarkan

dengan beberapa ciri interaksi edukatif yang sering juga disebut dengan interaksi

belajar mengajar.

Proses belajar mengajar akan senantiasa merupakan proses kegiatan interaksi

antara dua unsur manusiawi, yakni murid sebagai pihak yang belajar dan guru

sebagai pihak yang mengajar. Interaksi yang merupakan proses atau interaksi

belajar mengajar tersebut memiliki ciri-ciri khusus yang membedakan dengan

interaksi yang lain.

Djamarah dan Zain menjelaskan ciri-ciri interaksi guru dengan murid

diantaranya:

1. Belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membentuk anak dalam suatu

perkembangan tertentu. Dengan menempatkan anak didik sebagai pusat

perhatian, sedangkan unsur lainnya sebagai pengantar dan pendukung.

2. Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan, untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Agar dapat mencapai tujuan optimal, maka

dalam melakukan interaksi antara guru dengan murid perlu ada prosedur atau

langkah-langkah yang terencana. Untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran

yang satu dengan yang lain, mungkin akan membutuhkan prosedur dan

desain yang berbeda pula.

3. Ditandai dengan penggarapan materi khusus, yaitu materi harus didesain

sedemikian rupa, sehingga cocok untuk mencapai tujuan dan perlu

memperhatikan komponen-komponen pengajaran yang lain. Meteri harus

sudah didesain dan disiapkan sebelum berlangsungnya interaksi antara guru

dengan murid dalam kegiatan belajar mengajar.

4. Ditandai dengan aktivitas anak didik, sebagai konsekuensi, bahwa anak didik

merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya interaksi belajar mengajar

Page 27: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

14

antara guru dengan murid. Jadi tidak ada gunanya melakukan kegiatan belajar

mengajar, kalau anak didik hanya pasif.

5. Guru berperan sebagai pembimbing, dalam peranannya sebagai pembimbing,

guru harus berusaha menghidupkan dan memberi motivasi agar terjadi proses

interaksi yang kondusif. Guru harus siap sebagai mediator dalam segala

situasi, sehingga guru merupakan tokoh yang akan dilihat dan ditiru tingkah

lakunya oleh anak didik. Guru (akan lebih baik bersama anak didik) sebagai

pemimpin terjadinya interaksi.

6. Membutuhkan disiplin, disiplin dalam kegiatan belajar mengajar diartikan

sebagai suatu pola tingkah laku yang diatur menurut ketentuan yang sudah

ditaati dengan sadar oleh pihak guru maupun pihak anak didik. Jadi langkah-

langkah yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang sedah digariskan.

Penyimpangan dari prosedur berarti suatu indikator pelanggaran disiplin.

7. Ada batas waktu, untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam sistem

berkelas, batas waktu menjadi salah satu ciri yang tidak bisa ditinggalkan.

Setiap tujuan akan diberi waktu tertentu dan kapan tujuan harus sudah

tercapai.

8. Evaluasi, dari seluruh kegiatan tersebut, masalah evaluasi merupakan bagian

penting yang tidak bisa diabaikan. Evaluasi harus guru lakukan untuk

mengetahui tercapai atau tidak tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.9

Pendapat ini serupa dengan pendapat Miftahul Huda yang menjelaskan

bahwa ciri-ciri interaksi antara guru dengan murid dalam proses belajar mengajar,

yaitu: “interaksi yang memiliki tujuan, mempunyai prosedur yang direncanakan

untuk mencapai tujuan, interaksi yang ditandai dengan materi khusus, ditandai

dengan aktivitas anak didik, pendidik atau guru yang berperan sebagai

pembimbing, interaksi pendidikan membutuhkan kedisiplinan, adanya batasan

waktu, dan diakhiri dengan adanya evaluasi”.10

9 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2002), Cet. II, h. 46-48. 10

Huda, op. cit., h. 41.

Page 28: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

15

D. Macam-macam Pola Interaksi Guru dengan Murid

Interaksi antara guru dan murid, unsur guru dan murid harus aktif, tidak

mungkin terjadi proses interaksi dalam proses pembelajaran bila hanya satu unsur

yang aktif. Baik aktif dalam sikap, mental, dan perbuatan.

Kegiatan interaksi belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya, mulai

dari kegiatan yang didominasi oleh guru sampai kegiatan mandiri yang dilakukan

oleh murid. Hal ini tentu saja bergantung pada keterampilan guru dalam

mengelola kegiatan interaksi belajar mengajar. Penggunaan variasi pola interaksi

mutlak dilakukan oleh guru. Hal ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan

kebosanan, kejenuhan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi

keberhasilan guru dan anak dalam mencapai tujuan pendidikan.

Ada beberapa pola interaksi antara guru dengan murid dalam proses

pembelajaran yang dilakukan antara guru dengan murid, diantaranya yaitu:

1. Pola pendidik (guru) – anak didik (murid), merupakan komunikasi sebagai

aksi (komunikasi satu arah).

Gambar 1.1

Pola Komunikasi Satu Arah

Komunikasi satu arah ini biasanya dilakukan oleh seorang guru dalam

pembelajaran dengan metode ceramah. Dalam pola interaksi antara guru

dengan murid yang seperti ini dapat diumpamakan seorang guru yang

mengajar muridnya hanya dengan menyuapi makanan kepada muridnya.

Page 29: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

16

Sehingga murid selalu menerima suapan itu tanpa komentar dan tanpa aktif

berfikir.

Pelaksanaan bentuk interaksi seperti ini gurulah yang berperan penting,

gurulah yang aktif, murid pasif, dan semua kegiatan berpusat pada guru.

Guru sebagai sumber segala pengetahuan, sumber segala kebenaran, dan

sumber segala yang diperlukan siswa di sekolah. Semua yang dikatakan oleh

guru dipegang oleh murid sebagai suatu kebenaran yang mutlak.11

Semua orang mempercayai bahwa guru memiliki andil yang sangat besar

terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah dan membantu perkembangan

peserta didik dalam mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki peserta

didik secara optimal sesuai dengan tujuan hidup peserta didik tersebut.12

2. Pola pendidik (guru) – anak didik (murid) – pendidik (guru), ada feedback

bagi guru, tetapi tidak ada interaksi antara anak didik (komunikasi dua arah).

Gambar 2.1

Pola Komunikasi Dua Arah

Pola komunikasi ini biasanya dalam proses pembelajaran menggunakan

metode tanya jawab. Setelah guru menjelaskan tentang suatu materi, maka

guru akan memberi kesempatan kepada murid untuk bertanya, yang

kemudian pertanyan tersebut akan dijawab oleh guru.

11

Ibid. 12

Enco Mulyasa, Menjadi Guru Profesiona: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. IV, h. 35.

Page 30: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

17

Pola interaksi guru dengan murid dalam bentuk ini, guru merupakan

salah satu sumber belajar, bukan sekedar menyuapi materi kepada murid.

Jadi, guru sebagai salah satu sumber pengetahuan tetapi hal itu tidak mutlak.

Guru melontarkan masalah-masalah kepada murid, agar murid mampu dan

timbul inisiatif untuk memecahkan masalah tersebut. Guru memberikan aksi-

aksi yang merangsang murid untuk mengadakan reaksi. Dengan demikian,

terjadilah interaksi antara guru dengan murid. Ada hubungan timbal balik

antara guru dengan murid.

3. Pola pendidik (guru) – anak didik (murid) – anak didik (murid), ada feedback

bagi guru, dan anak didik saling belajar satu sama lain (komunikasi tiga

arah).

Gambar 3.1

Pola Komunikasi Tiga Arah

Komunikasi atau interaksi antara guru dengan murid dalam proses

pembelajaran seperti ini biasanya terjadi dengan metode diskusi, yang

dimana guru menugaskan anak didik untuk berdiskusi dengan temannya

tentang suatu masalah atau materi yang sedang dipelajari.

Sebenarnya interaksi seperti ini bukan sekedar adanya aksi dan reaksi,

melainkan juga adanya hubungan interaktif antara setiap individu. Setiap

individu ikut aktif, dan tiap individu mempunyai peran. Dalam hal ini guru

hanya menciptakan situasi dan kondisi, agar tiap individu murid dapat aktif

Page 31: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

18

belajar. Yang dimana suasana atau proses belajar mengajar yang aktif.

Masing-masing siswa sibuk belajar, dan melaksanakan tugas yang diberikan

oleh guru.

Setiap murid memegang peranan di dalam proses belajar mengajar

seperti ini. Guru akan mengawasi dan mengarahkan serta membimbing murid

dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, interaksi belajar mengajar

berlangsung timbal balik. Murid dapat menerima pelajaran dari guru dan

mendapat pengalaman dari siswa lain. Kegiatan seperti ini menimbulkan

adanya interaktif antara guru dan murid, serta antara murid dengan murid.13

4. Pola pendidik (guru) – anak didik (murid) – anak didik (murid) – pendidik

(guru), interaksi yang optimal yang memungkinkan adanya kesempatan yang

sama bagi setiap anak didik dan guru untuk saling berdiskusi (komunikasi

multi arah).

Gambar 4.1

Pola Komunikasi Multi Arah

13

Roestiyah N.K, Masalah Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), h. 44.

Guru

Murid Murid

Murid Murid

Page 32: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

19

Interaksi ini murid dihadapkan pada suatu masalah, dan murid sendiri

lah yang memecahkan masalah tersebut, kemudian hasil diskusi murid-murid

tersebut dikonsultasikan kepada guru. Sehingga diri interaksi seperti ini,

murid memperoleh pengalaman dari teman-temannya sendiri.

Pola interaksi seperti ini, guru harus memberi motivasi agar murid-murid

mampu memahami masalah dan dapat memecahkan masalah tersebut.

Dengan kondisi belajar yang seperti ini, maka setiap siswa ketika

menghadapi suatu masalah akan aktif mencari jawaban atas segala

inisiatifnya sendiri. Guru hanya membimbing, mengarahkan, dan

menunjukkan sumber belajar.14

5. Pola melingkar, interaksi seperti ini disebut dengan komunikasi segala arah.

Gambar 5.1

Pola Komunikasi Melingkar (Segala Arah)

14

Ibid., h. 41-45.

Murid

Murid Murid

Murid

Murid

Guru

Page 33: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

20

Pola komunikasi melingkar ini, setiap anak didik mendapat giliran untuk

mengemukakan pendapat atau jawaban dari pertanyaan, dan tidak

diperbolehkan berpendapat atau menjawab sampai dua kali sebelum semua

anak didik mendapat giliran. 15

E. Sikap Guru terhadap Murid

Imam Muhyiddin Yahya bin Syarf al-Nawawi (w.676 H) menyatakan bahwa

seorang guru ketika mengajar hendaknya berniat untuk memperoleh ridha dari

Allah SWT bukan untuk mendapatkan kekayaan dunia, melainkan untuk

beribadah kepada Allah SWT. Untuk itu maka diperlukan niat yang baik,

walaupun masalah ini tergolong cukup berat, terutama bagi orang yang pertama

kali mengajar. Dari sikap tersebut perlu dibarengi dengan senantiasa menunjukkan

kebaikan kepada murid-murid dengan bersikap lembut, sungguh-sungguh, dan

sabar dalam menghadapi cobaan dan perlakuan yang kurang menyenangkan dari

murid-muridnya.16

Hal berikutnya yang perlu dilakukan guru adalah dengan menanyakan murid

yang tidak hadir, memperluas pemahaman murid sesuai tingkat kecerdasannya,

tidak memberikan beban yang tidak sangup dipikul murid, tidak juga memberikan

tugas yang terlalu ringan kepada murid, dan memberikan penjelasan melalui

perumpamaan bagi murid-murid yang belum paham.17

Nasution di dalam bukunya menyebutkan ciri-ciri guru yang baik,

diantaranya yaitu: Mampu memahami dan menghormati murid; mampu

menghormati bahan pelajaran yang diberikan kepada murid; mampu

menyesuaikan metode mengajar dengan bahan pelajaran; mampu menyesuaikan

bahan pelajaran dengan kesanggupan individu murid; mampu mengaktifkan

kegiatan murid dalam hal belajar; mampu memberikan pengertian dan bukan

hanya kata-kata; mampu menghubungkan pelajaran dengan kebutuhan murid;

mempunyai tujuan tertentu dengan tiap pelajaran yang diberikan; tidak terikat

15

Ibid., h. 41-42. 16

Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru-Murid: Studi Pemikiran

Tasawuf Al-Ghazali, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2001), Cet. I, h.93-94. 17

Ibid., h. 94

Page 34: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

21

oleh satu buku pelajaran (teksbook); dan tidak hanya mengajar dalam arti

menyampaikan pengetahuan saja kepada murid, melaikan senantiasa

mengembangkan pribadi anak.18

Mengajar adalah suatu pekerjaan yang tidak mudah. Walaupun demikian

setiap guru dan calon guru harus mampu menanamkan pada dirinya syarat-syarat

yang harus dimiliki oleh guru yang baik, supaya jelas kearah mana seorang guru

harus membentuk kepribadian dalam mengajar murid-muridnya.

Ibn Khaldun berpendapat, sebegaimana yang dikutip Abuddin Nata

menyatakan bahwa:

Seorang guru harus mengajar secara bertahap, mengulang-ngulang sesuai

dengan pokok bahasan, dan kesanggupan murid, tidak memaksakan atau

membunuh daya nalar siswa, tidak berpindah dari satu topic ke topic lain,

sebelum topik pertama dikuasai, tidak memandang kelupaan sebagai suatu aib,

tetapi agar mengatasinya dengan jalan mengulang, jangan bersikap keras

terhadap murid. seorang guru juga harus membiasakan diskusi dan tukar

pikiran dengan murid, memilih bidang kajian yang disukai murid, mendekatkan

murid pada pencapaian tujuan, memperhatikan tingkat kesanggupan murid dan

menolongnya agar murid tersebut mampu memahami pelajaran.19

Menurut al-Ghazali, sebagaimana dikutip Abuddin Nata memandang bahwa:

“Pekerjaan mengajar dinilai lebih mulia dibandingkan dengan memanfaatkan

harta. Hal itu didasarkan pada alasan bahwa orang yang meminta ilmu itu

berlapis-lapis, yaitu ada yang kaya, miskin, raja, rakyat, dan sebagainya.

Sedangkan orang yang meminta harta hanya orang yang miskin atau yang

membutuhkan saja.”20

Oleh sebab itu, al-Ghazali berpendapat bahwa seorang guru

harus memiliki etika yang wajib dilakukan oleh seorang guru, diantaranya:

1. Bersikap lembut dan kasih sayang pada para pelajar. Dalam hal ini al-Ghazali

menilai bahwa seorang guru menjadi penyebab bagi keberadaan kehidupan

yang kekal di akhirat, sedangkan orang tua berperan sebagai penyebab

adanya anak di dunia yang sementara ini. Oleh sebab itu, seorang guru

dianggap lebih tinggi posisinya dibandingkan orang tua murid. Sehingga

seorang guru wajib memperlakukan murid-muridnya dengan rasa kasih

18

S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet. I, h. 8-13. 19

Nata, op. cit., h.96. 20

Ibid., h.98.

Page 35: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

22

sayang, dan mendorong murid-muridnya mempersiapkan diri untuk

mendapatkan kehidupan di akhirat yang kekal dan bahagia.

2. Seorang guru tidak meminta imbalan atas tugas mengajar murid-muridnya.

Seperti halnya yang dilakukan Rasulullah SAW yang mengajar manusia

tanpa imbalan dan tanpa meminta ucapan terima kasih, namun semata-mata

karena karunia Allah SWT.

3. Tidak menyembunyikan sedikitpun ilmu yang dimiliki seorang guru. Seorang

guru harus sungguh-sungguh tampil sebagai penasehat dan pembimbing

ketika murid membutuhkan ataupun tidak membutuhkan.

4. Menjauhi akhlak yang buruk dengan cara menghindarinya sedapat mungkin.

Dalam hal ini al-Ghazali menyerukan agar seorang guru mengajar dengan

cara yang benar, seperti mengulang bukan menjelaskan dan kasih sayang

bukan merendahkan. Karena dengan hanya menjelaskan akan menyebabkan

timbulnya rasa bosan dan cepat hilang hafalan murid-muridnya. Menurut al-

Ghazali hal yang seperti ini termasuk pekerjaan mengajar yang mendalam.21

Berdasarkan uraian tersebut, bahwa sosok guru yang ideal adalah guru yang

memiliki motivasi mengajar yang tulus, ikhlas dalam mengamalkan ilmunya,

bertindak sebagai orang tua yang penuh kasih sayang terhadap anaknya, dapat

mempertimbngkan kemampuan intelektual anaknya, mampu menggali potensi

yang dimiliki murid, bersikap terbuka dan demokratis untuk menerima dan

menghargai pendapat murid, dapat berkerjasama dengan murid dalam

memecahkan masalah, dan pada akhirnya murid dibimbing menuju ke jalan Allah

melalui berbagai upaya seorang guru terhadap muridnya dalam mengajar.22

Prof. Dr. H. Mahmud Yunus menjelaskan bahwa guru harus berusaha

mempunyai sifat-sifat sebagai berikut, yaitu: Guru harus mengasihi murid-

muridnya seperti mengasihi anak-anaknya sendiri; hubungan antara guru dan

murid-murid haruslah baik dan erat; guru haruslah memperhatikan keadaan anak-

anak dan mempelajari jiwa kanak-kanak; guru haruslah sadar akan kewajibannya

terhadap masyarakat; guru haruslah menjadi contoh bagi keadilan, kesucian, dan

21

Ibid., h. 98-99. 22

Ibid., h. 101.

Page 36: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

23

kesempurnaan; guru haruslah berlakau jujur dan ikhlas; guru haruslah

berhubungan dengan kehidupan masyarakat; guru haruslah cakap mengajar, baik

pimpinannya dan bijaksana dalam perbuatannya; guru harus mempunyai cita-cita

yang tetap; guru haruslah berbadan sehat; guru haruslah membiasakan murid-

murid supaya mereka percaya kepada diri sendiri; guru haruslah mementingkan

intisari pelajaran, bukan bentuknya yang lahir saja; guru haruslah berbicara

dengan murid-muridnya dalam bahasa yang dipahaminya; guru haruslah

memikirkan pendidikan akhlak; dan guru haruslah mempunyai kepribadian yang

kuat.23

Proses interaksi belajar mengajar, guru adalah orang yang memberikan

pelajaran dan siswa adalah orang yang menerima pelajaran. Dalam mentransfer

pengetahuan kepada siswa diperlukan pengetahuan, kecakapan, atau keterampilan

sebagai guru. Tanpa ini semua tidak mungkin proses interaksi belajar mengajar

dapat berjalan secara kondusif. Disinilah kompetensi dalam arti kemampuan

mutlak diperlukan guru dalam melaksanakannya sebagai pendidik dapat

terlaksana dengan baik. Beranjak dari pengertian inilah kompetensi merupakan

suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dari kegiatan pendidikan dan pengajaran.

Konsep interaksi antara guru dengan murid bahwa pendidik (guru)

mempunyai peranan yang penting. Oleh karena itu, seorang pendidik harus

mempunyai kompetensi-kompetensi (sifat dasar pendidik), antara lain meliputi

bijaksana, penuh kasih sayang, demokratis, mengenal murid dan memahami

kejiwaaannya, berpengetahuan luas, memahami materi, sabar dan ikhlas.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru,

adapun macam-macam kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga guru antara

lain: kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial yang diperoleh

melalui pendidikan profesi. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam

kinerja guru.

23

Mahmud Yunus, Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran, (Jakarta: PT. Hidakarya

Agung, 1990), Cet. III, h. 61-72.

Page 37: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

24

1) Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik,

perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya. Secara rinci setiap subkompetensi dijabarkan menjadi indikator

esensial sebagai berikut;

Memahami peserta didik secara mendalam memiliki indikator esensial:

memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip

perkembangan kognitif; memahami peserta didik dengan memanfaatkan

prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidentifikasi bekal ajar awal peserta

didik.

Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk

kepentingan pembelajaran memiliki indikator esensial: memahami landasan

kependidikan; menerapkan teori belajar dan pembelajaran; menentukan

strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi

yang ingin dicapai, dan materi ajar; serta menyusun rancangan pembelajaran

berdasarkan strategi yang dipilih.

Melaksanakan pembelajaran memiliki indikator esensial: menata latar

(setting) pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.

Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran memiliki indikator

esensial: merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan

hasil belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode; menganalisis

hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan

belajar (mastery learning); dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran

untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.

Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensinya, memiliki indikator esensial: memfasilitasi peserta didik untuk

pengembangan berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi peserta didik

untuk mengembangkan berbagai potensi nonakademik.

Page 38: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

25

2) Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang

mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,

menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Secara rinci

subkompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial: bertindak

sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga

sebagai guru; dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan

norma.

Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial: menampilkan

kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja

sebagai guru.

Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampilkan tindakan

yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat

serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.

Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial: memiliki perilaku

yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang

disegani.

Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial:

bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka

menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.

3) Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan

bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi

ini memiliki subkompetensi dengan indikator esensial sebagai berikut:

Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik

memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan peserta

didik.

Page 39: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

26

Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik

dan tenaga kependidikan.

Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali

peserta didik dan masyarakat sekitar.

4) Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara

luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran

di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan

terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya. Setiap subkompetensi tersebut

memiliki indikator esensial sebagai berikut:

Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memiliki

indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah;

memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau

koheren dengan materi ajar; memahami hubungan konsep antar mata

pelajaran terkait; dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan

sehari-hari.

Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial

menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam

pengetahuan/materi bidang studi.24

F. Sikap Murid terhadap Guru

Kitab al-Ilm wa Adab al-Alim wa al-Muta’alim sebagaimana dikutip Abuddin

Nata dikatakan bahwa: “Sikap murid sama dengan sikap guru yaitu sikap murid

sebagai pribadi dan sikap murid sebagai penuntut ilmu. Sebagai pribadi seorang

murid harus bersih hatinya dari kotoran dan dosa agar dapat dengan mudah dan

benar dalam menangkap pelajaran.”25

Murid harus berupaya agar lebih dekat dengan gurunya agar mendapatkan

pemahaman yang sempurna dan tidak sulit untuk memehami penjelasan dari guru.

24

http://ibnufajar75.wordpress.com/2012/12/27/empat-kompetensi-yang-harus-dimiliki-

seorang-guru-profesional/ 25

Nata, op. cit., h. 102 .

Page 40: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

27

Dengan syarat tempat duduk murid tidak lebih tinggi daripada tempat duduk guru,

bersikap sopan santun ketika berada di dalam kelas, karena hal seperti itu berarti

menghormati guru dan memuliakan proses belajar mengajar. Duduklah seperti

duduknya seorang murid, jangan bersuara keras jika tidak ada kebutuhan terhadar

guru, jangan tertawa, jangan banyak bicara, jangan mengangkat tangan dan

menengok jika tidak ada keperluan, melainkan harus menghadap guru, jangan

mengajukan pertanyaan atau permasalahan kecuali setelah mendapatkan izin dari

guru.26

Seorang murid juga harus menunjukkan kesungguhannya dalam belajar,

tekun belajar setiap waktu, dan tidak berpergian yang sekiranya tidak ada

hubungannya dengan menuntut ilmu kecuali untuk memenuhi kebutuhan pokok

untuk keperluan sehari-hari. Selain itu murid juga harus bersikap sabar, dan

menjauhkan diri dari pelakuan yang kurang baik kepada gurunya, jangan menutup

diri, dan terus berupaya bersikap husnudzhan terhadap guru. Dengan demikian

bahwa seorang murid harus bersih hatinya agar mendapatkan pancaran ilmu

dengan mudah. Seorang murid juga harus menunjukkan sikap akhlak yang tinggi

terutama terhadap gurunya, pandai dalam membagi waktu, memahami tatakrama

dalam proses pembelajaran, berupaya menyenangkan hati sang guru, tidak

menenjukkan sikap yang memancing kemarahan guru, giat belajar dan sabar

dalam menuntut ilmu.27

Pendapat al-Ghazali sebagaimana yang dikutip Abuddin Nata mengenai etika

sikap murid terhadap guru, diantaranya: Seorang murid harus membersihkan

jiwanya terlebih dahulu dari akhlak yang buruk dan sifat-sifat tercela; tidak

banyak melibatkan diri dalam urusan duniawi; jangan menyombongkan diri

dengan ilmu yang dimilikinya dan jangan pula banyak memerintah guru;

janganlah melibatkan diri dalam perbedaan pendapat para guru bagi pelajar

pemula; jangan berpindah dari suatu ilmu yang terpuji kepada cabang-cabangnya

kecuali setelah ia memahami pelajaran sebelumnya; jangan menenggelamkan diri

26

Ibid., h.103. 27

Ibid., h. 104.

Page 41: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

28

pada satu bidang ilmu saja; dan jangan melibatkan diri terhadap pokok bahasan

tertentu, sebelum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang ilmu tersebut.28

Murid adalah salah satu komponen dalam pengajaran, disamping faktor guru,

tujuan dan metode pembelajaran. Sebagai salah satu komponen maka dapat

dikatakan bahwa murid adalah komponen yang terpenting diantara komponen

lainnya. Tanpa adanya murid, sesungguhnya tidak akan terjadi proses pengajaran.

Guru hanya berusaha memenuhi kebutuhan yang ada pada murid. Dapat dikatakan

bahwa etika peserta didik yang harus dimiliki antara lain: Patuh, tabah, sabar,

punya kemauan atau cita-cita yang kuat serta tidak putus asa dan bersungguh-

sungguh dalam mencari ilmu, sopan santun, rendah diri dan hormat pada guru,

dan tugas utama seorang anak didik adalah belajar.

G. Tinjauan Pustaka yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Ferdiyanti Anik dengan judul “Pola Interaksi

Antara Guru Dan Murid Sebagai Proses Peningkatan Kedisiplinan Siswa SMA

WIDYA DHARMA TUREN”, membahas permasalahan tentang bagaimana pola

interaksi guru dengan murid dalam mengembangkan kedisiplinan siswa di SMA

WIDYA DHARMA TUREN.

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data, peneliti menggunakan metode

observasi, wawancara, angket dan dokumentasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Ferdiyanti Anik sama halnya dengan

penelitian yang dilakukan penulis, yaitu membahas tentang pola interaksi antara

guru dengan murid. Namun, objek pembahasanya berbeda, jika penelitian yang

dilakukan oleh Ferdiyanti Anik meneliti tentang pola interaksi antara guru dengan

murid pada perkembangan kedisiplinan sisiwa. Sedangkan penelitian yang penulis

lakukan yaitu pola interaksi antara guru dengan murid yang terkandung dalam al-

Qur‟an surat Luqman ayat 12-19 dan surat „Abasa ayat 1-10.

Buku yang ditulis Dr. H. Abuddin Nata, M.A yang berjudul “Perspektif Islam

tentang Pola Hubungan Guru-Murid: Studi Pemikiran Tasawuf Al-Ghazali”,

membahas permasalahan tentang bagaimana pola komunikasi guru dengan murid

28

Ibid., h. 106-107.

Page 42: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

29

dalam suatu pola hubungan yang harmonis. Dan fokus dalam pembahasan buku

ini adalah pola komunikasi antara guru dengan murid menurut pemikiran tasawuf

Al-Ghazali.

Buku yang ditulis Dr. H. Abuddin Nata, M.A sama halnya dengan penelitian

yang dilakukan penulis, yaitu membahas tentang pola interaksi antara guru dengan

murid. Namun, objek pembahasanya berbeda, jika penelitian yang dilakukan oleh

Dr. H. Abuddin Nata, M.A meneliti tentang pola interaksi antara guru dengan

murid menurut pemikiran tasawuf Al-Ghazali. Sedangkan penelitian yang penulis

lakukan yaitu pola interaksi antara guru dengan murid yang terkandung dalam al-

Qur‟an surat Luqman ayat 12-19 dan surat „Abasa ayat 1-10.

Objek penelitian yang dilakukan oleh Dr. H. Abuddin Nata, M.A yaitu pada

pemikiran tasawuf Al-Ghazali tentang pola komunikasi antara guru dengan murid,

sedangkan objek penelitian yang dilakukan penulis yaitu pada pola interaksi

antara guru dengan murid dalam al-Qur‟an surat Lukman ayat 12-19 dan surat

„Abasa ayat 1-10.

Page 43: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek dan Waktu Penelitian

Objek dalam pembahasan skripsi ini yaitu pola interaksi guru dengan murid

dalam al-Qur‟an surat Luqman ayat 12-19 dan surat „Abasa ayat 1-10. Penelitian

ini dilaksanakan mulai bulan Desember 2012 sampai bulan Mei 2013 digunakan

untuk pengumpulan data mengenai sumber-sumber tertulis yang diperoleh dari

berbagai sumber buku dan kitab tafsir yang ada di perpustakaan, artikel, jurnal,

serta website yang berhubungan dengan judul skripsi “Pola Interaksi Guru dengan

Murid dalam Al-Qur'an Surat Luqman Ayat 12-19 dan Surat „Abasa Ayat 1-10”.

B. Jenis Penelitian

Penulisan skripsi ini, penulis menggunakan penelitian kualitatif dengan

metode penelitian kepustakaan (library research). Penelitian kepustakaan ini yaitu

dengan cara membaca, menelaah, mendeskripsikan, dan menganalisa literatur dari

berbagai sumber kitab tafsir serta buku-buku pendidikan yang sesuai.

Menurut DR. Hamka Hasan, penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang

dilakukan secara alamiah, apa adanya, dalam situasi normal yang tidak

Page 44: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

31

dimanipulasi keadaan dan kondisinya, dan pengambilan datanya dilakukan secara

alami atau natural.1

Hampir semua jenis penelitian memerlukan studi pustaka. Meskipun banyak

orang yang membedakan antara penelitian kepustakaan (library research) dengan

penelitian lapangan (fieldresearch), tetapi keduanya tetap memerlukan penelitian

pustaka untuk memperoleh data dalam melakukan penyusunan skripsi. Dalam

penelitian kepustakaan (library research) membatasi kegiatannya hanya pada

pengumpulan bahan-bahan sumber referensi perpustakaan saja tanpa memerlukan

riset lapangan.2 Dengan demikian, maka metode yang digunakan adalah library

research yaitu suatu metode yang menggunakan cara penelitian dengan membaca

literatur dan tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan masalah yang sedang

diteliti.

C. Fokus Penelitian

Fokus dalam penulisan skripsi ini adalah kajian tafsir surat Luqman ayat 12-

19 dan surat „Abasa ayat 1-10. Jadi, pendekatan yang dipergunakan dalam kajian

ini adalah pendekatan tafsir. Melalui pendekatan ini diupayakan untuk memahami

maksud yang terkandung dalam al-Qur‟an dalam batas kemampuan manusia dan

dalam penafsiran yang dijelaskan oleh para mufasir.

Metode penafsiran yang penulis gunakan adalah metode maudhui (tematik)

dan metode tahlili (telaah).

Pertama, metode maudhui: “salah satu pesan Ali bin Abi Thalib adalah: “Ajaklah

alquran berbicara atau biarkan ia menguraikan maksudnya”. Pesan ini

mengharuskan penafsir merujuk pada alquran dalam rangka memahami

kandungannya. Dari sini lahir metode maudlu’i”.3 Metode maudhui yaitu metode

menafsirkan al-Qur‟an dengan cara menghimpun ayat-ayat al-Qur‟an dari

1 Hamka Hasan, Metodologi Penelitian Tafsir Hadis, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah,

2008), h. 42. 2 Mustika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008),

Cet. II, h. 1-2. 3 Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Garafindo Persada, 2006), Cet. X, h.

222.

Page 45: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

32

berbagai surat yang berkaitan dengan topik yang sudah di tentukan sebelumnya,

dan kemudian menganalisis kandungan dari setiap ayat tersebut.4

Ke dua, metode tahlili yaitu: metode yang “dipergunakan dalam menafsirkan al-

Qur‟an ayat demi ayat, kemudian peneliti berusaha menjelaskan kandungan ayat

al-Qur‟an secara berurutan ditinjau dari berbagai seginya dengan menjelaskan

makna surat, jumlah ayat, surah makkiyah atau madaniyah, asbab nuzul, dan lain-

lain yang berkaitan dengan kandungan ayat.”5

Dalam penulisan skripsi ini juga menggunakan pendekatan deskriptif analisis.

Menurut Whitney, sebagaimana yang dikutip oleh Nazir di dalam bukunya, yaitu:

Yang dimaksud dengan metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan

interprestasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masala-masalah

dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-

situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap,

pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan

pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.6

D. Sumber Data

Memperoleh data dan informasi yang berhubungan dengan tujuan penelitian,

maka sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Sumber

data primer penelitian ini adalah buku-buku khusus yang berkaitan dengan pola

interaksi guru dengan murid dalam al-Qur'an surat Luqman ayat 12-19 dan surat

„Abasa ayat 1-10. Adapun untuk sumber data sekunder penelitian ini meliputi data

tidak langsung yaitu berupa catatan-catatan atau dokumen, jurnal, internet,

majalah, dan bahan-bahan yang dapat diambil sesuai dengan pokok bahasan.

Sumber primer dalam menyusun skripsi ini menggunakan kitab tafsir al-

Mishbah dan tafsir al-Qurthubi, serta sumber sekunder adalah buku-buku

pendidikan yang berkaitan dan sesuai dengan pokok bahasan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini menggunakan berbagai sumber kitab tafsir agar dalam

pengambilan kesimpulan penafsirannya lebih kuat kebenarannya. Jika dari

beberapa kitab tafsir berbeda-beda dalam penafsiranya, maka penulis akan

4 Didin Saefuddin Buchori, Metodologi Studi Islam, (Bogor: Granada Sarana Pustaka, 2005),

Cet. I, h. 20. 5 Hasan, op. cit., h. 130.

6 Mohammad Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), Cet. VI, h. 54-55.

Page 46: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

33

mengambil yang paling kuat dan yang paling cocok untuk digunakan pada zaman

sekarang ini. Dan jika dari berbagai sumber kitab tafsir sama dalam

penafsirannya, maka semakin bagus dan semakin kuat kebenarannya.

E. Pengolahan Data

Pada umumnya data yang diperoleh dari hasil penelitian adalah data yang

masih mentah, sehingga akan memperoleh kesulitan dalam menarik suatu

gambaran yang berarti dari hasil penelitian tersebut. Agar sedikit banyak

memudahkan dalam penelitian, dalam pengolahan data yang pertama kali harus

dilakukan adalah editing. Ini berarti bahwa semua angket harus diteliti satu

persatu tentang kelengkapan dan kebenaran pengisian angket sehingga terhindar

dari kekeliruan dan kesalahan.

Proses pengumpulan data, penulis menggunakan teknik metode dokumentasi.

Pemeriksaan dokumentasi atau studi dokumentasi, dilakukan dengan meneliti

bahan dokumentasi yang ada dan mempunyai relevansi dengan tujuan penelitian.

Metode dokumentasi merupakan metode yang mempunyai peran sangat

penting dalam pengumpulan data jenis penelitian kualitatif atau jenis penelitian

studi kasus. Karena dalam metode dokumentasi ini memerlukan penelusuran yang

sistematis terhadap dokumen yang relevan.7 Dengan menggunakan studi

dokumentasi, penelitian dapat mengumpulkan data tertulis mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan masalah yang berupa buku yang ada di perpustakaan maupun

catatan-catatan tertulis di lokasi penelitian, baik itu berupa makalah, artikel,

jurnal, koran, internet, dan literature ilmiah lainya dari karya para pakar tafsir,

intelektual, praktisi, maupun para pengambil kebijikan yang tentunya

berkompeten di bidang pendidikan, yang mana karya-karya tersebut mempunyai

keterkaitan dengan objek kajian yang dibahas.

Menggunakan metode dokumentasi, penulis berusaha mempelajari secara

cermat dan mendalam segala dokumen yang tertulis. Metode dokumentasi

merupakan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data sebagai laporan

7 Robert, Studi Kasus Desain dan Metode, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), Cet. 5, h.

105.

Page 47: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

34

tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri dari penjelasan dan pemikiran

terhadap suatu peristiwa.8

F. Analisis Data

Penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal penelitian dan selama

proses penelitian dilaksanakan. Data diperoleh, kemudian dikumpulkan untuk

diolah secara sistematis. Maka teknik analisis data yang digunakan adalah content

analysis atau analisis isi, yang lebih mengarah pada kajian pustaka dan tafsir.

G. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada buku

“Pedoman Penulisan Skripsi yang disusun oleh tim penyusun revisi pedoman

penulisan skripsi fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2011.”

8 Departemen Agama RI, Rokonstruksi Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta:

Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2005), h. 5.

Page 48: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

35

BAB IV

TAFSIR DAN ANALISIS SURAT TENTANG

POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID

DALAM AL-QUR'AN

A. Tafsir Surat Luqman Ayat 12-19 dan Surat ‘Abasa Ayat 1-10

1. Teks Ayat dan Terjemah

a. Surat Luqman Ayat 12-19

Page 49: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

36

“Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu:

"Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada

Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan

barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya

lagi Maha Terpuji". Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada

anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku,

janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan

(Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". Dan Kami

perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu

bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang

bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah

kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah

kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan

dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka

janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia

dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian

hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang

telah kamu kerjakan. (Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika

ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di

langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya

(membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.

Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang

baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan

bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang

demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). Dan

janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong)

dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi

membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan

lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara

keledai.” (Q.S. Luqman: 12-19).

Page 50: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

37

b. Surat ‘Abasa Ayat 1-10

“Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena telah datang

seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin

membersihkan dirinya (dari dosa). Atau dia (ingin) mendapatkan

pengajaran, lalu pengajaran itu member manfaat kepadanya? Adapun

orang yang merasa dirinya serba cukup, maka kamu melayaninya.

Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalu dia tidak membersihkan diri

(beriman). Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera

(untuk mendapatkan pengajaran), sedang ia takut kepada (Allah), maka

kamu mengabaikannya.” (Q.S. „Abasa: 1-10).

2. Latar Belakang Turunnya Surat

a. Surat Luqman

Surat Luqman merupakan surat yang turun sebelum Nabi Muhammad

hijrah ke Madinah. Mayoritas ulama berpendapat bahwa semua ayat-ayatnya

Makkiyah.

Seorang pakar tafsir yang bernama Abu Hayyan sebagaimana yang

dikutip dalam Tafsir Al-Mishbah, mengemukakan pendapat bahwa ayat-ayat

surat Luqman ini turun menyangkut pertanyaan-pertanyaan kaum musyrikin

Makkah tentang tokoh yang bernama Luqman, yang memang pada waktu itu

Luqman sangat popular dikalangan masyarakat Jahiliyah.

Sangat wajar surat ini di beri nama surat Luqman, karena nasehat

Luqman yang sangat menyentuh hati di uraikan pada surat ini, dan nasehat

Luqman tersebut hanya disebutkan dalam surat ini.1

Al-Bukhari berkata: Qutaibah menceritakan kepada kami, Jarir

menceritakan kepada kami dari Al A‟masy dari Ibrahim, dari Alqamah

dari Abdullah, ia berkata, “Ketika turun ayat: “Orang-orang yang beriman

1 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an, (Jakarta:

Lentera Hati, 2002), Vol. 11, h. 107-108.

Page 51: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

38

dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kelaliman.” (Qs. Al

An‟aam [6]: 82), para sahabat Rasulullah SAW merasa susah hati

karenanya dan mereka berkata, “Lalu siapakah diantara kami yang

keimanannya tidak tercampur dengan kezaliman?” Maka Rasulullah SAW

bersabda, “Bukan itu maksudnya, tidaklah kalian mendengar ucapan

Lukman kepada anaknya: “Hai anakku, janganlah kamu

mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah

benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Lukman [31]: 13).

Status Hadist: Shahih: Al Bukhari (31) dan Muslim (124)

2

Surat ini terdiri dari 34 ayat, dan surat ini dinamakan surat Luqman yaitu

di ambil dari ayat 12, yang pada ayat tersebut disebutkan bahwa Luqman

telah diberi nikmat berupa hikmah dan ilmu pengetahuan, oleh karena itulah

Luqman bersyukur kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan kepada

Luqman. Sehingga pada ayat 13-19 terdapat nasihat-nasihat Luqman terhadap

anaknya.

Ayat ini juga menjadi isyarat dari Allah SWT supaya setiap orang tua

melakukan pula terhadap anaknya, baik itu anak kandung sendiri ataupun

anak didik seperti halnya yang dilakukan Luqman.3

b. Biografi Luqman Al-Hakim

Luqman adalah nama seseorang yang selalu mendekatkan diri kepada

Allah SWT dan merenungkan alam yang ada disekelilingnya, sehingga ia

mendapat kesan yang mendalam. Demikian juga dengan renungan Luqman

terhadap kehidupan ini, sehingga terbukalah baginya rahasia hidup ini dengan

memperoleh hikmah dari Allah SWT.

Hikmah adalah kesan yang mendalam dalam jiwa manusia dalam melihat

pergantian antara suka dan dukanya kehidupan, melihat kebahagiaan yang

dicapai setelah mentaati segala perintah Allah, dan melihat celaka yang

dihadapi orang-orang yang melanggar segala perintah Allah. Orang yang ahli

2 Muhammad Nashiruddin Al Albani, Derajat Hadis-Hadis Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta:

Pustaka Azzam, 2008), Cet. I, Jil. 2, h. 765. 3 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya, (Yogjakarta: Universitas Islam Indonesia,

1995), Jil. VII, h. 618.

Page 52: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

39

hikmah disebut “al-hakim”. Oleh karena itulah Luqman dikenal dengan

sebutan “Luqman al-Hakim”.4

Banyak perbedaan pendapat tentang asal usul Luqman. Ada yang

mengatakan bahwa Luqman berasal dari bangsa negro Sudan, Mesir Hulu,

hidup selama beribu tahun dan berjumpa dengan Nabi Dawud sehingga Nabi

Dawud banyak menimba ilmu dari Luqman. Ada yang berpendapat bahwa

Luqman adalah seorang Nabi, namun ada juga yang membantah dengan

mengatakan bahwa Luqman hanyalah seorang ahli hikmah.

Perihal pekerjaan Luqman pun diperselisihkan, ada yang mengatakan

sebagai qadhi kaum bani Israil, sebagai tukang jahit, sebagai pengembala

kambing, dan sebagai tukang kayu. Namun bisa saja kesemua pekerjaan itu

pernah dilakukan oleh Luqman, karena usia Luqman mencapai 1000 tahun.

Luqman juga mempunyai seorang anak yang juga diperselisihkan oleh

para ulama. Ada yang mengatakan anak Luqman bernama Tsaran, Masykam,

An‟am, Asykam, dan Matan. Anak dan istri Luqman pada mulanya kafir.

Tetapi Luqman selalu memberi pendidikan dan pengajaran kepada anak dan

istrinya sampai keduanya beriman dan menerima ajaran tauhid yang diajarkan

Luqman.5

c. Surat ‘Abasa

Ditinjau degi perurutan turunnya merupakan surat yang ke-24 yang

diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Surat ini turun sesudah surat an-

Najm dan sebelum surat al-Qadr. Dan jumlah ayatnya dalam surat ini ada 42

ayat.

Surat ini disepakati sebagai surat Makkiyyah. Namanya yang paling

populer adalah surat „Abasa (cemberut). Tema yang dibahas dalam surat ini

menurut Ibn „Asyur sebagaimana yang dikutip dalam Tafsir al-Misbah

adalah pengajaran kepada Nabi Muhammad SAW untuk membandingkan

peringkat-peringkat kepentingan agar tidak mendahulukan sesuatu yang pada

4 Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984), h. 114.

5 Armai Arief, Reformulasi Pendidikan Islam, (Jakarta: CRSD Press, 2005), Cet. I, h. 182-

183.

Page 53: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

40

mulanya lebih penting daripada yang lainnya atau sama pentingnya dengan

yang lainnya. Surat ini juga mengisyaratkan perbedaan keadaan kaum

musyrikin yang berpaling dari petunjuk agama Islam dengan kaum muslimin

yang memberi perhatian besar terhadap ajaran agama Islam.

Al-Aufi meriwayatkan, dari Ibnu Abbas sebagaimana yang dikutip dalam

Tafsir Al-Misbah, “Ia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, ketika

seorang buta mendatanginya.” Ketika Rasulullah SAW menyambut

kedatangan para pembesar Quraisy yang bernama Atabah bin Rabi‟ah, Abu

Jahal bin Hisyam, dan Al Abbas bin Abdul Muthalib. Rasulullah SAW sangat

berharap agar mereka mau masuk ke dalam agama Islam. Lalu pada saat

Rasulullah SAW sedang berbicara dengan para pembesar Quraisy, datang

kepada Nabi Muhammad SAW seseorang yang buta bernama Abdullah bin

Ummi Maktum.6 Kemudian Ummi Maktum berkata, “Wahai Rasulullah,

ajarkanlah kepadaku apa yang diajarkan Allah SWT kepadamu.” Kemudian

Ummi Maktum menyeru Rasulullah, namun ia tidak tahu bahwa Rasulullah

sedang sibuk dengan para pembesar Quraisy, sehingga tampak

ketidaksenangan di wajah Rasulullah SAW karena pembicaraannya jadi

terganggu. Oleh karena itu Rasulullah SAW bermuka masam dan berpaling

dari Ibnu Ummi Maktum.7

Setelah Rasulullah SAW selesai berbicara dengan para pembesar

Quraisy.

Beliau kembali ke keluarganya. Allah SWT lalu memegang sebagian

pandangannya dan memukul pelan kepalanya, kemudian turun ayat, “Dia

(Muhammad) bermuka masam dan berpaling. Karena telah datang

seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin

membersihkan dirinya (dari dosa). Atau dia (ingin) mendapatkan

pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?” (QS.

„Abasa [80]: 1-4). Ketika ayat tersebut telah turun, Rasulullah SAW

memuliakannya dan bertanya, “Apa yang Engkau inginkan? Apa ada yang

Engkau inginkan?” Lalu turun ayat, “Adapun orang yang merasa dirinya

serba cukup. Maka kamu melayaninya. Padahal tidak ada (celaan) atasmu

kalau dia tidak membersihkan diri (beriman).” (QS. „Abasa [80]: 5-7).

6 Muhammad Nashiruddin Al Albani, Derajat Hadis-Hadis Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta:

Pustaka Azzam, 2008), Cet. I, Jil. 3, h. 650. 7 Al Qurthubi, Tafsir Al Qurthubi, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), Jil. 20, Cet. I, h. 87.

Page 54: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

41

Status Hadits:

Al-Aufi yaitu Athiyah, orang yang statusnya dha‟if.8

3. Tafsir Ayat

a. Surat Luqman Ayat 12-19

1) Ayat 12 (Penjelasan hikmah, yaitu bersyukur kepada Allah SWT)

“Dan sesungguhnya Kami telah menganugrahkan hikmat kepada Luqman,

yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah dan barang siapa yang bersyukur,

maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa

yang kufur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".

Ayat ini menguraikan tentang salah seorang yang bernama Luqman yang

telah dianugrahi Allah SWT suatu hikmah, sambil menjelaskan beberapa

butir hikmah yang pernah beliau sampaikan kepada anaknya. Dan

sesungguhnya Kami Yang Maha Perkasa dan Bijaksana telah

menganugrahkan dan mengajarkan serta mengilhami hikmah kepada

Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah, dan barang siapa yang

bersyukur kepada Allah, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk

kemaslahatan dirinya sendiri; dan barang siapa yang kufur yakni yang tidak

bersyukur kepada Allah, maka yang merugi adalah dirinya sendiri. Dan

sedikitpun Allah tidak merugi, sebagaimana yang bersyukur juga tidak

menguntungkan Allah, karena sesungguhnya Allah Maha Kaya yang tidak

butuh terhadap apapun, lagi Maha Terpuji oleh makhluk yang di langit dan di

bumi”.9

Kata ( آشنزلل Bersyukurlah kepada Allah”. Maksud dari firman“ ( أ

tersebut yaitu sesungguhnya Kami telah memberikan hikmah kepada Luqman

agar dia memuji Allah atas karunia yang telah diberikan Allah kepada

8 Muhammad Nashiruddin Al Albani, Derajat Hadis-Hadis Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta:

Pustaka Azzam, 2008), Cet. I, Jil. 3, h. 650-651. 9 Shihab, op. cit., Vol. 11, h. 120.

Page 55: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

42

Luqman. Lafadz ( آشنزلل ) dijadikan penjelasan terhadap ( أ ت ( اىحن

“Hikmah” karena bersyukur kepada Allah atas apa yang telah Allah berikan

kepada Luqman termasuk bagian dari hikmah yang dikaruniakan Allah

kepada Luqman.

Kata ( نز ى ف نز ) “Barangsiapa yang bersyukur (kepada

Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri”. Maksudnya

adalah, barangsiapa yang bersyukur kepada Allah atas karunia yang telah

Allah berikan kepadanya, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya

sendiri. Karena Allah akan membalas rasa syukur tersebut dengan balasan

yang lebih banyak dan menyelamatkannya dari kebinasaan.

Kata ( م ز يد ن آلل ى ) “Dan barangsiapa yang tidak bersyukur,

maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. Maksudnya,

barangsiapa yang kufur kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan, maka

sesungguhnya ia telah berbuat jelek untuk dirinya sendiri. Karena Allah akan

menghukum atas kekufuran tersebut. Sesungguhnya Allah itu Maha Kaya,

maka sesungguhnya Allah tidak butuh rasa syukur seseorang terhadap-Nya,

karena kesyukuran itu tidak akan menambah kekuasan-Nya, dan kekufuran

seseorang tidak akan mengurangi kekuasaan-Nya.10

Kata syukur terambil dari kata syakara yang bermakna pujian atas

kebaikan yang diterimanya. Syukur manusia kepada Allah dimulai dengan

menyadari dari lubuk hati yang paling dalam bahwa betapa besar nikmat dan

anugrah dari Allah SWT, disertai dengan ketundukan dan kekaguman yang

sehingga melahirkan rasa cinta kepada Allah SWT, dan dorongan untuk

memuji Allah dengan ucapan sambil melaksanakan apa yang dikehendaki

Allah dari penganugrahaan-Nya tersebut, yaitu dengan menggunakan nikmat

sebagaimana yang dikehendaki oleh penganugrahnya, sehingga pengunaanya

mengarah kepada penganugrahnya.11

Jika dilihat dari uraiaan di atas, maka hikmah adalah syukur. Karena

dengan mengenal Allah dan mengenal anugrah dari Allah, maka seseorang

10

Abu Ja‟far Muhammad, Tafsir Ath-Thabari , (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), Jil. 20, Cet.

I, h. 750-751. 11

Shihab, op. cit., Vol. 11, h. 122.

Page 56: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

43

akan kagum dan patuh kepada Allah SWT, dan dengan mengenal dan

mengetahui fungsi dari anugrah yang telah Allah berikan, maka seseorang

akan mengetahui pengetahuan yang benar, lalu atas dorongan rasa syukurnya

tersebut maka seseorang akan melakukan amal yang sesuai dengan

pengetahuannya tersebut. Dan amal yang lahir dari rasa syukur itu adalah

amal yang benar.

Ayat di atas menggunakan bentuk mudhari‟/kata kerja masa kini dan

masa yang akan datang untuk menunjukkan kesyukuran ( ,yaskur ( نز

sedangkan ketika membahas tentang kekufuran, digunakan bentuk kata kerja

masa lampau ( Menurut Al-Biqa‟I sebagaimana yang dikutip dalam .( م ز

tafsir al-Misbah, bahwa penggunaan bentuk mudhari‟ itu menunjukkan

bahwa siapa yang datang kepada Allah pada masa apapun, Allah akan

menyambutnya dan anugrah Allah akan senantiasa tercurah sepanjang amal

yang dilakukannya. Sedangkan penggunaan bentuk kata kerja masa lampau

pada kekufuran, mengisyaratkan bahwa jika itu terjadi walupun hanya sekali

saja, maka Allah akan berpaling dan tidak menghiraukannya.12

Kata ( ن آلل يى ) “Maka sesungguhnya Allah Maha Kaya” yang

mempunyai makna bahwa Allah Maha Kaya dari penyembahan makhluk-

Nya.

Kata ي ) ) Hamid, yang maknanya adalah Maha Terpuji. Kata

hamid/pujian memiliki makna bahwa Allah Maha Terpuji di sisi makhluk-

Nya.13

2) Ayat 13 (Syirik merupakan kezhaliman yang amat besar)

12

Ibid., h. 123. 13

Al Qurthubi, Tafsir Al Qurthubi, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), Jil. 14, Cet. I, h. 149.

Page 57: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

44

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, dalam keadaan

dia menasihatinya: "Wahai anakku, janganlah engkau mempersekutukan

Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah kezaliman yang

besar".

Ayat di atas melukiskan suatu pengalaman hikmah oleh Luqman dan

mencerminkan kesyukuran atas anugrah dari Allah, serta pengajaran kepada

anaknya. Diperintahkan kepada Nabi Muhammad SAW atau siapa saja untuk

merenungkan anugrah Allah kepada Luqman agar mengingat dan

mengingatkan orang lain. Ayat di atas berbunyi: Dan ingatlah ketika Luqman

bekata kepada anaknya dalam keadaan dia dari saat ke saat menasihatinya

bahawa wahai anakku sayang! Janganlah engkau mempersekutukan Allah

dengan sesuatu apapun, dan jangan juga mempersekutukan Allah sedikitpun,

baik lahir maupun batin. Persekutuan yang jelas maupun yang tersembunyi.

Sesungguhnya syirik adalah mempersekutukan Allah merupakan kezaliman

yang besar. Perbuatan seperti itu adalah menempatkan Allah yang sangat

agung pada tempat yang sangat buruk.14

Kata ( ) ya‟izhuhu terambil dari kata ( عض wa‟zh yaitu nasihat ( عظ

menyangkut berbagai kebajikan dengan cara yang menyentuh hati. Ada juga

yang mengartikannya ucapan yang mengandung peringatan dan ancaman.

Penyebutan kata ( ya‟izhuhu sesudah kata dia berkata yaitu untuk ( عظ

memberi suatu gambaran tentang bagaimana perkataan itu Luqman

sampaikan kepada anaknnya, yakni tidak membentak, tetapi dengan punuh

kasih sayang. Kata ini juga menggunakan bentuk kata kerja masa kini dan

masa akan datang, sehingga kata ( ya‟izhuhu mengisyaratkan bahwa ( عظ

nasihat itu dilakukannya dari saat ke saat.

Kata ( bunayya adalah kalimata yang menggambarkan kemungilan ( بين

seorang anak. Asal katanya adalah ( ibny, dari kata ( بي ( ibn yang ( ب

berarti anak laki-laki. Pemungilan kata tersebut menggambarkan kasih sayang

seorang bapak kepada anaknya. Dari sini dapat diambil hikmahnya bahwa

14

Shihab, op. cit., Vol. 11, h. 125.

Page 58: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

45

ayat di atas memberi isyarat bahwa mendidik hendaknya didasari oleh rasa

kasih sayang terhadap peserta didik.15

3) Ayat 14 (Wajib berbakti dan taat kepada kedua orang tua)

“Dan Kami wasiatkan manusia menyangkut kedua orang ibu-bapaknya;

ibunya telah mengandungnya dalam keadaan kelemahan di atas

kelemahan dan penyapiannya di dalam dua tahun: Bersyukurlah kepada-

Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah

kembalimu”.

Ayat di atas menunjukkan betapa hormat dan baktinya kepada kedua

orang tua yang menempati tempat kedua setelah pengagungan terhadap Allah

SWT.

Ayat di atas menjelaskan: Dan Kami wasiatkan yakni berpesan dengan

amat tegas terhadap semua manusia menyangkut kedua orang ibu-bapaknya;

dengan alasan ibunya telah mengandungnya dalam keadaan kelemahan di

atas kelemahan, yakni kelemahan yang selalu bertambah. Lalu ibunya

melahirkannya dengan susah payah, lalu memelihara dan menyusuinya setiap

saat, bahkan di tengah malam ketika orang lain sedang tertidup lelap.

Demikian hingga tiba masa menyapikannya dan penyapiannya di dalam dua

tahun mulai terhitung sejak kelahirannya. Ini jika orang tuanya ingin

menyempurnakan penyusuan. Wasiat kami adalah: Bersyukurlah kepada-Ku!

Karena Aku yang menciptakan kamu dan yang menyediakan semua sarana

kebahagiaan kamu, dan bersyukur pulalah kepada dua orang ibu bapak kamu

karena merekalah yang Aku jadikan perantara kehadiran kamu di bumi ini.

kesyukuran ini mutlak kamu lakukan karena hanya kepada-Kulah dan tidak

kepada selain Aku kembali kamu semua manusia, untuk kamu

pertanggungjawabkan kesyukuran itu.

15

Ibid., h. 126-127.

Page 59: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

46

Ayat di atas tidak menyebut jasa bapak, tetapi menekankan pada jasa ibu.

Ini disebabkan karena ibu berpotensi untuk tidak dihiraukan oleh anak karena

kelemahan ibu, berbeda dengan bapak. Peranan bapak dalam konteks

kelahiran anak memang lebih ringan jika dibandingkan dengan peranan ibu.

Namun, dalam proses kelahiran anak jasa seorang bapak tidak dapat

diabaikan. Oleh karena itulah seorang anak berkewajiban berdoa juga untuk

bapaknya sebagaimana doa untuk ibunya.16

Firman Allah SWT, ( ب ىي Dan Kami perintahkan“ ( ن ااف

kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya”. Kata

tersebut merupakan wasiat yang Allah beritakan kepada Lukman dan

disampaikan oleh Lukman kepada anaknya. Maksudnya adalah “Janganlah

kamu menyekutukan Allah dan janganlah kamu taat kepada orang tuamu

dalam hal perbuatan syirik. Karena Allah telah mewasiatkan taat kepada

kedua orang tua selama hal-hal tersebut tidak ada kaitannya dengan

kesyirikan dan kemaksiatan kepada Allah SWT”.17

Kata ( .”Dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah“ ( ه عي ه

Maksudnya, seorang ibu mengandung anaknya di dalam perutnya, sedangkan

dia sendiri hari demi hari bertambah lemah dalam kondisi fisiknya. Kondisi

fisik seorang perempuan itu lemah, kemudian ditambah lemah lagi oleh

kehamilannya.18

Kata ( ص wa fishaluhu fi amain yang berarti dan ( ى ي ع

penyapiannya di dalam dua tahun, mengisyaratkan bahwa penyusuan anak

sangatlah penting dilakukan oleh ibu kandung untuk memelihara

kelangsungan hidup anak dan untuk menumbuhkembangkan anak dalam

kondisi fisik dan psikis yang prima.19

16

Ibid., h. 129. 17

Al-Qurthubi, op, cit., Jil. 14, h. 153 18

Ibid., Jil. 14, h. 154 19

Shihab, op. cit., Vol. 11, h. 130.

Page 60: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

47

4) Ayat 15 (Wajib berbakti dan taat kepada orang tua selama perintahnya

tidak menyalahi syariat Islam)

“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan

sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah

engkau mematuhi keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan

baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya

kepada-Kulah kembali kamu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah

kamu kerjakan”.

Ayat di atas menguraikan kasus yang merupakan pengecualian menaati

perintah kedua orang tua, sekaligus menegaskan tentang keharusan

meninggalkan kemusyrikan dalam bentuk serta kapan dan dimanapun. Ayat

di atas menyatakan: Dan jika keduanya apalagi kalau salah satunya, lebih-

lebih kalau orang lain bersungguh-sungguh memaksamu untuk

mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu

tentang itu, apalagi setelah Aku dan rasul-rasul menjelaskan kebatilan dalam

mempersekutukan Allah, dan setelah engkau mengetahuinya apabila

menggunakan nalarmu, maka janganlah engkau mematuhi keduanya. Namun,

janganlah engkau memutuskan hubungan dan tidak menghormati keduanya.

Tetaplah berbakti kepada keduanya selama tidak bertentangan dengan ajaran

agamamu, dan pergaulilah keduanya di dunia selama keduanya masih hidup

dan dalam urusan keduniaan bukan urusan akidah dengan cara pergaulan

yang baik, jangan sampai hal ini mengorbankan prinsipmu dalam beragama,

oleh karena itulah perhatikanlah tuntunan agama dan ikutilah jalan orang

yang selalu kembali kepada-Ku dalam segala urusanmu, karena semua urusan

di dunia kembali kepada-Ku, kemudiaan hanya kepada-Kulah juga di akhirat

nanti, bukan kepada siapapun selain Aku kembali kamu semua, maka Ku-

Page 61: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

48

beritakan kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan dari kebaikan dan

keburukan yang telah kamu perbuat selama di dunia, lalu masing-masing Aku

beri balasan dan ganjaran.

Kata ( ) jahadaka terambil dari kata ( ج هياك juhd yang berarti ( جهي

kemampuan. Pilihan kata yang digunakan ayat ini menggambarkan adanya

upaya dengan sunguh-sungguh. Apabila upaya sungguh-sungguhpun

dilarang, maka dalam hal ini bisa berarti dalam bentuk ancaman. Sehingga

terlebih lagi apabila sekedar himbauan atau peringatan.

Kata ( د ا ى س ىل ب عي ) ma laisa laka bihi „ilm yang berarti yang tidak

ada pengetahuanmu tentang itu. Ini berarti tidak adanya pengetahuan tentang

kemungkinan terjadinya wujud sesuatu yang dapat dipersekutukan dengan

Allah SWT. Jika sesuatu yang tidak diketahui duduk persoalannya boleh atau

tidaknya saja sudah dilarang, maka tentunya lebih terlarang lagi apabila telah

terbukti adanya larangan atasnya. Bukti tentang keesaan Allah dan tidak ada

sekutu bagi Allah sudak terlalu banyak, sehingga penggalan ayat ini

merupakan penegasan tentang larangan mengikuti siapapun waluapun kedua

orang tuanya dan walaupun dengan memaksa anaknya mempersekutukan

Allah SWT.

Kata ( عز ) ma‟rufan yang berarti mencakup segala hal yang dinilai

baik oleh masyarakat dan selama tidak bertentangan dengan ajaran agama

Islam. Rasulullah juga memerintahkan agar tetap menjalin hubungan baik,

menerima, dan memberi hadiah serta mengunjungi dan menyambut

kunjungannya dengan baik.20

Kata ( أ ب ى ن Dan ikutlah jalan orang-orang yang“ ( آحنبع سب و

bertaubat kepada-Ku”. Maksudnya adalah berupa wasiat kepada seluruh

alam. Namun seakan-akan yang diperintahkan adalah manusia. Kata ( ( أ ب

berarti condong dan kembali kepada sesuatu. Inilah jalan para nabi dan orang-

orang shahih.21

20

Ibid., h. 131-132. 21

Al Qurthubi, op, cit., Jil. 14, h. 157.

Page 62: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

49

5) Ayat 16 (Kekuasaan Allah yang mutlak dan adanya hari pembalasan)

"Wahai anakku, sesungguhnya jika ada seberat biji sawi, dan berada

dalam batu karang atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan

mendatangkannya. Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha

Mengetahui”.

Ayat di atas melanjutkan nasihat Luqman kepada anaknya. Pada ayat ini

yang diuraikan adalah kedalaman ilmu Allah SWT. Luqman berkata: “Wahai

anakku, sesungguhnya jika ada sesuatu perbuatan baik atau buruk walau

seberat biji sawi, dan berada di tempat yang paling tersemunyi, misalnya

dalam batu karang sekecil, sesempit, dan sekokoh apapun batu itu, atau di

langit yang luas dan tinggi, atau di dalam perut bumi yang sedemikian

dalamnya sehingga dimanapun keberadaannya, niscaya Allah akan

mendatangkannya lalu member perhitungan dan memberinya balasan.

Sesungguhnya Allah Maha Halus yang dapat menjangkau segala sesuatu lagi

Maha Mengetahui segala sesuatu, sehingga tidak ada satupun yang dapat

luput dari Allah SWT.

Kata ( خزده ) khardal sebagaimana yang dikutip dalam tafsir al-Mishbah

bahwa dalam QS. al-Anbiya ayat 47, Tafsir Muntakhab melukiskan biji

tersebut. Dalam kitab tafsir tersebut dinyatakan bahwa 1 kilogram biji

khardal terdapat 913.000 butir. Sehingga berat satu butir biji khardal hanya

seberat satu per seribu gram, atau kurang lebih seberat 1 miligram, dan

merupakan satu-satunya biji-bijian teringan yang diketahui umat manusia

sampai sekarang. Oleh karena itu, biji ini sering digunakan dalam al-Qur‟an

untuk menunjuk sesuatu yang sangat kecil dan halus.

Page 63: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

50

Kata ( ) lathif terambil dari kata ( ىط ف lathafa yang mengandung ( ىطف

makna lambut, halus, atau kecil. Dari makna ini kemudian lahir makna

ketersembunyian dan ketelitian.22

Dalam penjelasan tentang dzat dan sifat-sifat Allah SWT. Allah

berfirman:

“Dia tidak dijangkau oleh pandangan mata, dan Dia menjangkau segala

penglihatan (karena) Dia Lathif lagi Khabir” (QS. al-An‟am [6]: 103).

Firman di atas, dijelaskan bahwa Allah tidak dapat dilihat, paling tidak

dalam kehidupan di dunia. Nabi Musa as. pernah memohon untuk melihat

Allah, namun begitu Allah menampakkan kebesaran dan kekuasaan-Nya atau

pancaran cahaya-Nya ke sebuah gunung, gunung tersebut hancur berantakan.

Allah juga Latif yang berarti tidak dapat diketahui hakikat dzat dan sifat-

sifat-Nya.

Kata ( خب ز ) Khabir yang maknanya berkisar pada dua hal, yaitu

pengetahuan dan kelemahlembutan. Khabir jika dilihat dari segi bahasa

berarti yang mengetahui dan tumbuhan yang lunak. Sementara para mufasirin

berpendapat bahwa kata ini terambil dari kata ( -khabartu al ( خبزث األرض

ardha dalam arti membelah bumi. Dari sinilah lahir pengertian “mengetahui”,

sampai-sampai yang bersangkutan dalam membahas segala sesuatu sampai

dia membelah bumi untuk menemukannya.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam tafsir al-Misbah bahwasannya al-

Ghazali berpendapat, bahwa Allah adalah al-Khabir, karena tidak ada yang

dapat bersembunyi dari Allah baik hal-hal yang sangat dalam maupun yang

disembunyikan dan tidak ada yang tidak diketahui-Nya baik yang di bumi

maupun yang di alam raya.23

22

Shihab, op. cit., Vol. 11, h. 133-134. 23

Ibid., h. 135-136

Page 64: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

51

6) Ayat 17 (Perintah melaksanakan shalat, amar ma'ruf nahi munkar dan

bersabar terhadap musibah)

“Wahai anakku, laksanakanlah shalat dan perintahkanlah mengerjakan

yang ma‟ruf dan cegahlah dari kemungkaran dan bersabarlah terhadap

apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal

diutamakan.”

Ayat di atas Luqman melanjutkan nasihatnya kepada anaknya. Wahai

anakku sayang, laksanakanlah shalat dengan sempurna baik syarat-syaratnya,

rukun-rukunnya, maupun sunah-sunahnya. Dan selain engkau memperhatikan

dirimu dan membentengi diri dari kekejian dan kemungkaran, anjurkan juga

orang lain untuk melakukan hal yang sama apa yang engkau lakukan. Oleh

karena itu, perintahkanlah secara baik-baik siapapun yang mampu engkau

ajak untuk mengerjakan yang ma‟ruf dan cegahlah mereka dari

kemungkaran. Dalam hal ini engkau akan mengalami banyak tantangan dan

rintangan dalam melaksanakan perintah Allah, oleh karena itu tabahlah dan

bersabarlah terhadap apa yang menimpamu dalam melaksanakan segala

tugasmu. Sesungguhnya yang demikian itu sangatlah tinggi kedudukannya

dan jauh tingkattannya dalam kebaikan yakni shalat, amr ma‟ruf, dan nahi

munkar. Dan sesungguhnya kesabaran termasuk hal-hal yang diperintahkan

Allah agar diutamakan, sehingga tidak ada alasan untuk mengabaikannya.

Luqman menasihati anaknya dengan menyuruh untuk mengerjakan yang

ma‟ruf, ini mengandung pesan untuk mengerjakannya, karena tidak wajar jika

seseorang menyuruh orang lain sedangkan dirinya sendiri belum

mengerjakannya. Demikian juga dengan melarang kemungkaran, menuntut

agar seseorang yang akan melarang terlebih dahulu mencegah dirinya. Itulah

alasan mengapa Luqman tidak memerintahkan anaknya melaksanakan yang

Page 65: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

52

ma‟ruf dan menjauhi yang mungkar, tetapi Luqman memerintahkan anaknya

untuk menyuruh orang lain agar melaksanakan yang ma‟ruf dan mencegah

orang lain untuk melakukan yang mungkar.24

Kata ( ي ة آىصن Hai anakku, dirikanlah shalat”. Dalam ayat ini“ ( ب ن أق

Luqman berwasiat kepada anaknya tentang ketaatan yang paling besar, yaitu

shalat, menyuruh yang makruf, dan menjauhi yang mungkar setelah dia

sendiri melaksanakan yang makruf dan menjauhi yang mungkar. Karena

ketaatan dan keutamaan inilah yang paling utama.

Kata ( آ أ بل Dan bersabarlah terhadap apa yang“ ( آ بز عي

menimpa kamu”. Ayat ini mengandung anjuran untuk mencegah orang lain

melakukan kemungkaran sekalipun akan mendapatkan kemudharatan

baginya. Karena orang yang mencegah kemungkaran terkadang akan

disakiti.25

7) Ayat 18-19 (Mengajarkan agar tidak sombong, angkuh, tidak

membanggakan diri, dan tidak meninggikan suara)

“Dan janganlah engkau memalingkan pipimu dari manusia dan janganlah

kamu berjalan di bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak

menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan

sederhanalah dalam berjalanmu dan lunakkanlah suaramu, sesungguhnya

seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”

Ayat di atas nasihat Luqman terhadap anaknya berpesan tentang akhlak

dan sopan santun dalam berinteraksi antar sesama manusia. Luqman

24

Ibid., h. 136-137. 25

Al Qurthubi, op, cit., Jil. 14, h. 163.

Page 66: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

53

menasihati anaknya dengan berkata: Dan wahai anakku, di samping nasihat-

nasihat yang lalu, janganlah juga engkau berkeras memalingkan pipimu

yakni wajahmu dari manusia siapapun dia yang didorong oleh penghinaan

dan kesombongan. Tetapi tampillah dengan wajah yang rendah hati. Dan bila

engkau melangkah, janganlah berjalan di muka bumi dengan angkuh, tetapi

berjalanlah dengan lemah lembut dan penuh dengan wibawa. Sesungguhnya

Allah tidak menyukai kepada orang-orang yang sombong lagi

membanggakan diri. Dan bersikap sederhanalah dalam berjalanmu, yakni

jangan membusungkan dada dan merunduk bagaikan orang sakit dalam

berjalan. Jangan berlari tergesa-gesa dan jangan juga sangat perlahan

menghabiskan waktu. Dan lunakkanlah suaramu sehingga tidak terdengar

kasar bagaikan teriakan keledai. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah

suara keledai.26

Kata ( عز ) tusha‟ir diambil dari kata ( حصن عز ash-sha‟ar yaitu ( اىصن

penyakit yang menimpa leher unta sehingga kepalanya borok dan tegang.

Oleh karena itu, hal yang demikian diserupakan dengan orang sombong yang

memalingkan wajahnya dari khalayak orang banyak. Ketika dia berkata

dengan orang lain, dia memandang orang tersebut hina dan bersikap

sombong. Sesungguhnya Allah melarang berbuat hal yang demikian.27

Kata ( fi al-ardh yang berarti di bumi untuk mengisyaratkan ( األرض

bahwa asal kejadian manusia dari tanah, sehingga seseorang hendaknya

jangan menyombongkan diri dan melangkah angkuh di atas bumi.

Kata ( ) mukhtalan diambil dari kata ( خ ا khayal yang berarti ( خ ه

khayal. Oleh karena itu, kata ini pada mulanya berarti orang yang tingkah

lakunya diarahkan oleh khayalannya, bukan diarahkan oleh kenyataan yang

ada pada dirinya. Biasanya orang yang seperti ini berjalan dengan angkuh dan

merasa dirinya memiliki kelebihan dibandingkan orang lain. Dengan

demikian, keangkuhannya tampak nyata dalam kesehariannya. Dan inilah

yang ditunjuk oleh kata ( fakhuran, yakni seringkali membanggakan ( را

26

Shihab, op. cit., Vol. 11, h. 138-139. 27

Muhammad Nasib Ar-Rifa‟I, Kemudahan dari Allah: Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir,

(Jakarta: Gema Insani, 2000), Cet. I, h. 792.

Page 67: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

54

diri. Memang kedua kata ini yaitu mukhtal dan fakhur mengandung makna

kesombongan. Kata yang pertama bermakna kesombongan yang terlihat

dalam tingkah laku, sedangkan kata yang kedua bermakna kesombongan

yang keluar dari ucapan-ucapan. Di sisi lain, penggabungan dua kata tersebut

bukan berarti bahwa ketidaksenangan Allah baru lahir jika keduanya

tergabung bersama-sama dalam diri seseorang. Jika salah satu dari kedua hal

tersebut di sandang manusia maka hal itu telah mengundang murka Allah

SWT. Penggabungan dua ayat ini bermaksud menggambarkan bahwa salah

satu dari keduanya seringkali berbarengan disandang oleh manusia.28

Ketika Luqman melarang anaknya dari perilaku buruk, Luqman pun

menjelaskan perilaku baik yang harus diterapkan anaknya. Luqman berkata

kepada anaknya ( ل ,”Dan sederhanalah kamu dalam berjalan“ ( آقصي

maksudnya adalah berjalanlah dengan biasa-biasa saja. Dari kata ( ( اىقصي

yang berarti berjalan antara cepat dan lambat.

Kata ( حل Dan lunakkanlah suaramu”, maksudnya“ ( آ ضط

rendahkanlah suaramu. Yang artinya jangan berlebihhan dalam meninggikan

suara dan bersuaralah sesuai kebutuhan. Sebab suara yang nyaring dan keras

yang dikeluarkan melebihi dari yang dibutuhkan dapat mengganggu orang

lain.29

Kata ( ) ughdhudh diambil dari kata ( ا ضط ghadhdh dalam arti ( ط

penggunaan sesuatu tidak dalam potensinya yang sempurna. Dengan perintah

di atas, Allah memerintahkan agar dalam menggunakan potensi suara dengan

tidak berteriak sekuat kemampuannya, tetapi dengan suara perlahan namun

juga tidak harus bersisik.30

Firman Allah “Dan sederhanalah kamu dalam berjalan”, yang berarti

tidak lambat tidak juga cepat, namun pertengahan di antara keduanya. Dan

firman Allah “Dan lunakkanlah suaramu”, yang berarti janganlah kamu

meninggikan suara tanpa guna. Oleh karena itu, Allah berfirman

“Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai”, yakni tidak ada

28

Shihab, op. cit., Vol. 11, h. 139-140. 29

Al Qurthubi, op, cit., Jil. 14, h. 169. 30

Shihab, op. cit., Vol. 11, h. 140.

Page 68: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

55

suara yang lebih buruk daripada suara keledai dalam hal suara yang

melengking dan kerasnya suaranya. Selain hal tersebut dinilai buruk, hal itu

juga dimurkai di sisi Allah SWT. Penyerupaan suara keras dengan suara

keledai mununjukkan dan menetapkan bahwa hal tersebut haram dan sangat

tercela.31

b. Surat ‘Abasa Ayat 1-10

1) Ayat 1-2 (Mengajarkan bahwasannya tidak boleh membeda-bedakan

antara yang satu dengan yang lain)

“Dia bermuka masam dan berpaling, karena telah datang kepadanya

seseorang tunanetra.”

Ayat di atas menyatakan bahwa Dia yakni Nabi Muhammad SAW

berubah wajahnya yang nampak bermuka masam dan Rasulullah

memaksakan dirinya untuk berpaling yang didorong oleh keinginannya

menjelaskan risalahnya kepada kepada tokoh-tokoh kaum musyrikin. Dan

Rasulullah SAW berpaling karena telah datang kepadanya seorang tunanetra

yang memutus pembicaraan Rasulullah SAW dengan tokoh-tokoh pembesar

kaum musyrikin itu.

Ayat di atas sampai ayat sepuluh, menurut banyak ulama bahwa ayat

tersebut turun menyangkut sikap Nabi Muhammad SAW terhadap sahabat

beliau yang bernama Abdullah Ibn Ummi Maktum, ketika Nabi Muhammad

sedang sibuk menjelaskan tentang agama Islam kepada tokoh-tokoh kaum

musyirikin Mekah. Nabi Muhammad berharap bahwa ajakannya dapat

menyentuh hati dan pikiran mereka sehingga mereka bersedia memeluk

agama Islam. Jika para pembesar Quraisy masuk agama Islam, maka akan

membawa dampak positif bagi perkembangan dakwah agama Islam. Namun

saat itulah Abdullah Ibn Ummi Maktum datang dan tidak mengetahui

kesibukan Nabi, lalu Abdullah Ibn Ummi Maktum menyela pembicaran Nabi

31

Ar-Rifa‟I, op. cit., h. 793.

Page 69: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

56

memohon agar diajarkan kepadanya tentang apa yang telah diajarkan Allah

kepada Nabi Muhammad SAW. Menurut riwayat, perkataan Abdullah

tersebut diucapkan berkali-kali dan sikap Abdullah tersebut tidak berkenan di

hati Nabi, namun Nabi Muhammad SAW tidak menegur apalagi menghardik

(memarahi) Abdullah Ibn Ummi Maktum, hanya saja nampak pada raut

wajah Nabi rasa tidak senang, maka turunlah ayat di atas menegur Nabi

Muhammad atas sikapnya terhadap Abdullah Ibn Ummi Maktum.32

Menurut para ulama, apa yang dilakukan oleh Ummi Maktum termasuk

perbuatan tidak sopan apabila seannainya Ummi Maktum mengetahui bahwa

Nabi Muhammad SAW sedang sibuk dengan orang lain dan beliau

mengharapkan keislamannya. Akan tetapi Allah SWT tetap menegur

Rasulullah atas perbuatannya yang telah berpaling dari Ummi Maktum yang

sehingga umat kaum muslimin yang tidak mampu, tidak merasa kecewa

terhadap sikap yang telah dilakukan Nabi terhadap Ummi Maktum.

Teguran Allah terhadap sikap Nabi Muhammad SAW agar semua orang

tahu bahwa mukmin yang fakir lebih baik daripada orang kafir yang kaya,

dan memperlihatkan bahwa orang yang beriman itu lebih utama dan lebih

baik, sekalipun ia seorang fakir, daripada memperhatikan orang-orang yang

kaya karena menginginkan keimanan mereka, sekalipun perbutan tersebut

termasuk salah satu kemaslahatan.33

Penyebutan kata ( عبس) „abasa dalam bentuk persona ketiga, maka tidak

secara langsung menunjuk Nabi Muhammad SAW yang ditegur,

mengisyaratkan betapa halusnya teguran tersebut dan betapa Allah pun dalam

mendidik Nabi Muhammad SAW tidak menuding beliau atau secara tegas

mempersalahkannya.34

32

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an, (Jakarta:

Lentera Hati, 2002), Vol. 15, h. 59-60. 33

Al Qurthubi, op, cit., Jil. 20, h. 88. 34

Shihab, op. cit., Vol. 15, h. 60.

Page 70: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

57

2) Ayat 3-4 (Mengajarkan agar tidak berfikir negatif terhadap orang lain)

“Apakah yang menjadikanmu mengetahui – boleh jadi ia ingin

membersihkan diri atau mendapatkan pengajaran, sehingga bermanfaat

baginya pengajaran itu?”

Ayat di atas menjelaskan bahwa Apakah yang menjadikanmu

mengetahui yakni bahwa engkau tidak akan mengetahui walaupun berupaya

keras menyangkut isi hati seseorang boleh jadi ia sahabat yang tunanetra

tersebut ingin membersihkan diri yakni beramal saleh dan mempertebal

imannya dengan mendengarkan ajaran agama walupun dengan tingkat

kebersihan yang tidak terlalu mantap atau ia ingin mendapatkan pengajaran,

sehingga bermanfaat baginya pengajaran itu walaupun pengajaran yang

diterimanya tidak terlalu banyak.

Kata ( من ( شن yazzakka asalnya adalah ( ( ح ) yatazakka tetapi huruf ( خشمن

ta tidak disebut, ia diganti dengan huruf ( س ) zai dan di-idgham-kan, demikian

juga dengan kata ( ) yadzdzakkar asalnya ( ذمنز yatadzakkar. Menurut ( خذمنز

al-Biqa‟I sebagai mana yang dikutip dalam tafsir al-Misbah “untuk

mengisyaratkan bahwa hal tersebut diharapkan oleh yang bersangkutan dapat

wujud walau tidak terlalu mantap”.35

Kata ( Atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran ”, mengambil“ ( أ ذمنز

nasehat dari apa yang telah kamu katakan. ( Lalu pengajaran“ ( خ ع آىذمزى

itu memberi manfaat kepadanya”, maksudnya yaitu nasehat itu sendiri

memberikan manfaat pada dirinya.36

35

Ibid., h. 61. 36

Al Qurthubi, op, cit., Jil. 20, h. 90.

Page 71: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

58

3) Ayat 5-10 (Mengajarkan untuk bersikap cermat dan berhati-hati dalam

mengambil suatu tindakan)

“Adapun orang yang merasa tidak butuh, maka engkau terhadapnya

melayani padahal tiada (celaan) atasmu kalau ia tidak membersihkan diri.

Dan adapun siapa yang datang kepadamu dengan bersegera sedang ia

takut, maka engkau terhadapnya mengabaikan.”

Ayat di atas menjelaskan sikap Nabi Muhammad SAW terhadap tokoh

kaum musyrikin yang sangat diharapkan keislamannya. Adapun orang yang

merasa tidak butuh kepada Nabi Muhammad karena mereka memiliki harta,

anak, kedudukan sosial, serta pengetahuan, maka walaupun tokoh kaum

musyrikin tersebut tidak memiliki motivasi untuk takut terhadap Allah SWT

engkau terhadapnya saja melayani, bukan kepada sang tunanetra melayani-

nya dengan menjelaskan secara sungguh-sungguh ajaran agama Islam.

Sebenarnya sikap Rasulullah terhadap tokoh-tokoh kaum musyrikin

tersebut terdorong oleh rasa takut beliau bila sampai Nabi Muhammad dinilai

belum menjalankan tugasnya dengan baik. Sehingga teguran ini dilanjutkan

dengan menyatakan: Engkau wahai Nabi agung melakukan hal itu, padahal

tiada celaan atasmu kalau ia yakni para pembesar kaum musyrikin tidak

membersihkan diri yakni tidak beriman walau dalam tingkat sekecil apapun.

Dan adapun siapa yang datang kepadamu dengan bersegera yakni penuh

perhatian untuk mendapatkan perhatian sedang ia takut kepada Allah, maka

sebaliknya, engkau terhadapnya dengan sikap mengabaikan.

Kata ( ) istaghna diambil dari kata ( اسخغ ( ي ghaniya yakni tidak

butuh. Huruf ( ف ) sin pada kata tersebut berarti merasa/menduga. Sehingga

dapat diartikan ia tidak butuh terhadap Allah serta petunjuk dari Nabi

Page 72: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

59

Muhammad SAW karena sudah memiliki kekayaan, pengetahuan, dan

kedudukan sosial.37

Kata ( آسخغ ن ,”Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup“ ( أ

maksudnya orang yang memiliki harta dan kekayaan. Kata ( ( حصينى, ى ؤج

“Maka kamu melayaninya”, maksudnya menghadapkan wajahnya kepada

para pembesar Quraisy dan mendengarkan perkataanya.38

Kata ( حصينى ) tashadda terambil dari kata ( يى ) shada yaitu gema

(suara yang memantul). Seseorang yang menghadapi orang lain dan

melayaninya diibaratkan sebagai memantulkan suaranya, sehingga suara

tersebut tidak akan berhenti terdengar sampai orang tersebut berhenti

berbicara dan pantulannya akan terus terdengar sampai terhenti suara itu.

Siapa yang melakukan hal tersebut dinamai tashadda.

Kata ( ى حي ن ) talahha terambil dari kata ( laha – yalha yang ( يه –ىه

berarti menyibukkan diri dengan sesuatu, sampai-sampai mengabaikan yang

lainnya. Dalam Hasyiyat al-Jamal sebagaimana yang dikutip dalam kitab

tafsir al-Mishbah bahwa, “digarisbawahi bahwa kata ini bukan terambil dari

kata ( al-lahw. Kata kedua ini bermakna lengah dan lupa. Kata yang ( اىيه

digunakan ayat ini tidak selalu berarti meninggalkan yang penting dengan

mengerjakan yang tidak penting, tetapi bisa juga meninggalkan yang lebih

penting karena mengerjakan yang penting.39

Nabi Muhammad SAW adalah makhluk yang paling didekatkan Allah di

sisi-Nya, karena itulah Nabi Muhammad ditegur. Apa yang dilakukan Nabi

Muhammad dapat menimbulkan kesan bahwa Nabi Muhammad lebih

mementingkan orang kaya daripada orang miskin, orang yang terpandang

dalam masyarakat dibandingkan dengan orang yang tidak terpandang.

Sehingga Allah SWT berniat untuk menghapus kesan semacam itu dengan

diturunkannya ayat-ayat ini. Karena itulah, teguran ayat-ayat di atas justru

menunjukkan keagungan Nabi Muhammad SAW, dan bahwa Nabi

37

Shihab, op. cit., Vol. 15, h. 61-62. 38

Al Qurthubi, op, cit., Jil. 20, h. 91. 39

Shihab, op. cit., Vol. 15, h. 62.

Page 73: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

60

Muhammad juga manusia, akan tetapi bukan seperti manusia biasa.

NabiMuhammad SAW adalah semulia-mulianya makhluk Allah SWT.40

B. Analisis Surat tentang Pola Interaksi Guru dengan Murid

dalam Al-Qur’an

1. Surat Luqman Ayat 12-19

Materi pendidikan yang diterapkan oleh Luqman hakim pada anaknya

meliputi tiga hal, antara lain:

a. Pendidikan keimanan (aqidah).

Pendidikan inilah yang pertama kali dilakukan oleh Luqman kepada

anaknya untuk menanamkan keyakinan bahwa Allah sebagai Dzat Yang

Maha Esa yang harus disembah dan melarang perbuatan syirik.

Pada ayat 13 Luqman mengajarkan kepada anaknya tentang larangan

untuk berbuat syirik atau mempersekutukan Allah SWT. Karena syirik

merupakan kezhaliman yang amat besar. Pelajaran Luqman terhadap anaknya

tersebut bisa dilihat pada kata:

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, dalam keadaan

dia menasehatinya: Wahai anakku, janganlah engkau mempersekutukan

Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah kezaliman yang

besar”.

Ayat 16 Luqman mengajarkan pada anaknya bahwa sesungguhnya Allah

Maha Halus lagi Maha Mengetahui.

. . .

40

Ibid., h. 64.

Page 74: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

61

"Wahai anakku, sesungguhnya jika ada seberat biji sawi, dan berada

dalam batu karang atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan

mendatangkannya . . .”

Kata tersebut menjadi penjelasan tentang kekuasaan Allah yang mutlak

dan adanya hari pembalasan. Bahwa setiap dosa yang dilakukan hamba-Nya

sekecil apapun dan tersembunyi dimanapun, Allah pasti mengetahuinya dan

mendatangkan azab atas dosa yang telah diperbuat.

b. Pendidikan syari‟ah (ibadah).

Ruang lingkup Syari‟ah meliputi interaksi antara seorang hamba dengan

Allah yang direalisasikan melalui ibadah, Luqman mengajarkan shalat kepada

anaknya, dan interaksi yang dilakukan dengan sesama manusia (muamalah),

lalu memerintahkan kepada anaknya untuk membiasakan bersikap baik

terhadap keluarga terdekat.

Interaksi seorang hamba kepada Allah SWT digambarkan pada ayat 12:

.

. .

“Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu:

Bersyukurlah kepada Allah, dan barang siapa yang bersyukur kepada

Allah, maka sesungguhnya bersyukur untuk dirinya sendiri . . .”

Kalimat tersebut menggambarkan suatu bentuk interaksi dari seorang

hamba yang bersukur kepada Allah atas karunia yang telah diberikan Allah

kepada hamba-Nya. Dan syukur tersebut menjadi bentuk ibadah.

Ayat 17 Luqman mengajarkan kepada anaknya tentang pendidikan

syariah yang meliputi interaksi antara seorang hamba dengan Allah agar

mengerjakan ibadah. Luqman juga mengajarkan pendidikan syariah tentang

interaksi yang dilakukan dengan sesama manusia (muamalah) dengan

megerjakan yang ma‟ruf dan meninggalkan yang munkar. Dan kemudian

Luqman juga mengajarkan kepada anaknya agar bersikap sabar terhadap

semua cobaan yang dihadapi.

Page 75: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

62

. .

. “Wahai anakku, laksanakanlah shalat dan perintahkanlah mengerjakan

yang ma‟ruf dan cegahlah dari kemunkaran dan bersabarlah terhadap

apa yang menimpamu . . .”

c. Pendidikan akhlak

Pendidikan yang mula-mula dilakukan Luqman kepada anaknya adalah

dengan memperkenalkan etika baik terhadap kedua orang tua. Kemudian

berikutnya diajarkan padanya akhlak dalam konteks kemasyarakatan (sosial)

diantaranya adalah etika pergaulan, berbicara, dan berjalan.

Ayat 14 dan 15 Luqman mengajarkan pada anaknya wajib berbakti dan

taat kepada orang tua selama perintahnya tidak menyalahi syariat ajaran

agama Islam. Ajaran Lukman terhadap anaknya tersebut berbunyi:

. . .

.

. .

“. . .bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya

kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk

mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu

tentang itu, maka janganlah kamu mematuhi keduanya, dan pergaulilah

keduanya di dunia dengan baik . . .”

Pelajaran akhlak juga diajarkan Luqman pada anaknya pada ayat 18

tentang etika agar tidak sombong, tidak angkuh, dan tidak membanggakan

diri. Ayat tersebut berbunyi:

“Dan janganlah engkau memalingkan pipimu dari manusia (karena

sombong) dan janganlah kamu berjalan di bumi dengan angkuh.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi

membanggakan diri”.

Page 76: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

63

Pelajaran akhlak tentang berjalan dan bersuara (berbicara) juga diajarkan

oleh Luqman kepada anaknya sebagaimana yang dijelaskan pada ayat 19

yang berbunyi:

“Dan sederhanalah dalam berjalanmu dan lunakkanlah suaramu,

sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai”.

Ayat tersebut jelas Allah juga tidak menyukai akhlak seperti itu, oleh

karena itu Luqman mengajarkan kepada anaknya bahwa tidak boleh bersuara

keras apabila itu dianggap tidak perlu.

Kisah ini dijelaskan bahwa kompetensi yang dimiliki oleh Luqman

sebagai seorang pendidik, adalah bijaksana dan penuh kasih sayang.

Kebijaksanaan Luqman ini disimpulkan dari cara pengajaran yang

menekankan unsur kebijakan, karena ia telah diberi hikmah oleh Allah.

Dalam mendidik hendaknya menggunakan pendekatan yang bersifat penuh

kasih sayang, hal ini dapat kita cermati dari seruan Luqman kepada anak-

anaknya, yaitu ( yang berarti Wahai anak-anakku, seruan tersebut ( بين

menyiratkan sebuah ungkapan yang penuh muatan kasih sayang, sentuhan

kelembutan dalam mendidik anak-anaknya.

2. Surat ‘Abasa Ayat 1-10

Hadist yang berbicara tentang surat „Abasa berasal dari Al Aufi yaitu

Athiyah, orang yang statusnya dha‟if.

Dari jalur periwayatan Al-Aufi, dari Ibnu Abbas, tentang firman Allah SWT,

“Ia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, ketika seorang buta

mendatanginya.” Ketika Rasulullah SAW menyambut kedatangan Atabah bin

Rabi‟ah, Abu Jahal bin Hisyam, dan Al Abbas bin Abdul Muththalib.

Rasulullah SAW sangat berharap mereka mau beriman. Lalu datang kepadanya

seorang yang buta bernama Abdullah bin Ummi Maktum, ia berjalan, saat itu

Rasulullah SAW sedang berbicara dengan mereka (para pembesar Quraisy).

Abdullah meminta agar Rasulullah SAW sudi membacakan satu ayat dari Al-

Qur‟an kepadanya, “Wahai Rasulullah, ajaklah kepadaku apa yang diajarkan

Allah SWT kepadamu.” Rasulullah SAW lalu menolak dan bermasam muka

Page 77: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

64

serta berpaling. Rasulullah justru menghadap kepada para pembesar Quraisy

itu.

Ketika Rasulullah SAW selesai berbicara dengan mereka, beliau kembali

kekeluarganya. Allah SWT lalu memegang sebagian pandangannya dan

memukul pelan kepalanya, kemudian turun ayat, “Dia (Muhammad) bermuka

masam dan berpaling. Karena telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah

kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa). Atau dia (ingin)

mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?”

(QS. „Abasa [80]: 1-4). Ketika ayat tersebut telah turun, Rasulullah SAW

memuliakannya dan bertanya, “Apa yang Engkau inginkan? Apa ada yang

Engkau inginkan?” Lalu turun ayat, “Adapun orang yang merasa dirinya serba

cukup. Maka kamu melayaninya. Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia

tidak membersihkan diri (beriman).” (QS. „Abasa [80]: 5-7).41

Kisah yang terdapat dalam surat „Abasa ayat 1 dan 2:

“Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena telah datang

seorang buta kepadanya”.

Sifat Rasulullah yang tertera dalam ayat tersebut, maka Allah SWT

mengingatkan Rasulullah SAW dalam bentuk teguran, bahwa kemiskinan dan

kelemahan Ibn Ummi Maktum yang buta sama sekali tidak boleh membuat

Rasaulullah berpaling dan tidak menyukai kehadiran Ibn Ummi Maktum ketika

Rasulullah sedang berdakwah atau berbincang dengan para pembesar Quraisy.

Karena para pembesar Quraisy tersebut meskipun memiliki kedudukan yang

tinggi dan kekayaan, namun mereka adalah orang-orang yang ingkar, sehingga

tidak sepatutnya Nabi Muhammad SAW melayani mereka dengan serius,

walaupun Nabi mengharapkan masuknya para pembesar Quraisy tersebut akan

membawa banyak pengikutnya masuk Islam juga.

Firman Allah tersebut menjelaskan bahwa manusia tidak boleh membeda-

bedakan perlakuan terhadap sesamanya, terlebih lagi apabila perlakuan tersebut

dapat menyinggung serta menyakiti hati dan perasaan orang lain. Dan perintah

untuk tidak membeda-bedakan tersebut berlaku terhadap siapapun tanpa kecuali.

41

Al Albani, op. cit., Cet. I, Jil. 3, h. 650.

Page 78: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

65

Ayat selanjutnya Allah juga menegur Rasulullah tentang pelajaran

bahwasannya sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bersedia tunduk

kepada kebenaran apabila kebenaran itu sudah tampak nyata, dan patuh kepada

dalil apabila dalil tersebut sudah tidak diragukan lagi. Sedangkan harta, keturunan,

jabatan tinggi, dan lain sebagainya tak lebih dari sekedar pinjaman yang bersifat

sementara dan pada saatnya nanti akan pergi atau ditinggalkan. Seperti halnya

yang terdapat dalam ayat 3 dan 4:

“Apa yang menjadikanmu mengetahui – boleh jadi ia ingin membersihkan diri

atau mendapatkan pengajaran, sehingga bermanfaat baginya”.

Ayat tersebut menjelaskan tentang pendidikan syari‟ah (ibadah) yang

dilakukan dengan sesama manusia (muamalah), yaitu dengan tidak berfikir yang

negatif terhadap orang lain sebelum kamu benar-benar mengetahui apa maksud

dan tujuan orang yang datang kepadamu.

Selanjutnya dijelaskan oleh Allah juga pada ayat 5-10 tentang pendidikan

syari‟ah mu‟amalah yang dilakukan terhadap sesama manusia, dengan

mengajarkan untuk bersikap cermat dan berhati-hati dalam mengambil suatu

tindakan.

“Adapun orang yang merasa tidak butuh, maka engkau terhadapnya melayani

padahal tiada (celaan) atasmu kalau ia tidak membersihkan diri. Dan adapun

siapa yang datang kepadamu dengan bersegera sedang ia takut, maka engkau

terhadapnya mengabaikan.”

Page 79: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

66

C. Pola Interaksi Guru dengan Murid yang Terkandung dalam

Al-Qur’an

1. Surat Luqman Ayat 12-19

Pola interaksi yang digunakan Luqman kepada anaknya menggunakan pola

interaksi tiga arah. Sebenarnya interaksi seperti ini bukan sekedar adanya aksi dan

reaksi, melainkan juga adanya hubungan interaktif antara setiap individu. Setiap

individu ikut aktif, dan tiap individu mempunyai peran.

Surat Lukman ayat 12-19 ini dapat di ilustrasikan bahwasannya Allah SWT

sebagai guru dan Lukman sebagai muridnya. Dan kemudian Lukman mengajarkan

ilmu yang telah didapatkannya kepada anaknya, sehingga anaknya Lukman juga

dapat diilustrasikan sebagai murid. Dalam pola interaksi tiga arah antara guru

dengan murid banyak diterapkan dengan metode diskusi.

Mendidik hendaknya seorang guru bersifat penuh kasih sayang.

Sepertihalnya yang dilakukan Luqman dalam mendidik anaknya, yaitu ( ( بين

yang berarti wahai anakku, seruan tersebut berkesan sebuah ungkapan yang penuh

dengan kasih sayang, kelembutan, indah, dan menyejukkan dalam mendidik

anaknya. Dan dalam kata tersebut mengandung rasa manja, kelembutan, dan

kemesraan, akan tetapi tetap dalam koridor ketegasan dan kedisiplinan serta bukan

berarti mendidik dengan keras.

Mendidik anak dengan keras hanya akan menyisakan dan membentuk anak

didik berjiwa keras dan kasar. Kepribadian anak didik menjadi kental dengan

kekerasan, hati, fikiran, gerak, dan perkataanya jauh dari kebenaran dan

kesejukan. Kelembutan dan kemesraan dalam mendidik anak merupakan konsep

al-Qur‟an, dan jenis pendidikan apapun hendaknya diberikan kepada anak didik

dengan kelembutan dan kasih sayang.

Sikap yang ditunjukkan dalam kisah Luqman dan anaknya, menunjukkan

bahwa anaknya merupakan murid yang mempunyai sikap baik. Hal ini terbukti

dari sikap patuh anaknya terhadap Luqman, selama pembelajaran anaknya sangat

patuh menuruti apa yang dikatakan oleh ayahnya tanpa adanya protes dan

bantahan dari anaknya. Itu semua karena anaknya menghormati Luqman sebagai

orang tua sekaligus guru dan Luqman juga menyayangi anaknya.

Page 80: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

67

2. Surat ‘Abasa Ayat 1-10

Pola interaksi antara guru dengan murid dalam surat „Abasa ayat 1-10

menggunakan tipe pola interaksi tiga arah yaitu komunikasi timbal balik antara

guru dengan murid. Guru sebagai pemberi dan penerima aksi, begitu juga dengan

murid sebagai pemberi dan penerima aksi untuk mencapai suatu tuajuan

pendidikan. Sehingga yang memperoleh pendidikan dalam proses belajar

mengajar bukan hanya murid yang memperoleh pelajaran dari seorang guru,

namun guru juga dapat memperoleh pelajaran dari murid.

Surat ini dikatakan pola interaksi tiga arah karena adanya aksi dari murid

kepada guru, sehingga seorang guru memperoleh feedback dari murid, dan antara

murid dengan murid saling belajar antara murid yang satu dengan murid yang

lain.

Surat „Abasa dapat diilustrasikan bahwa Allah SWT sebagai guru yang

mengajarkan kepada Nabi Muhammad yang dapat diilustrasikan sebagai murid,

begitu juga dengan Ibn Ummy Maktum dapat diilustrasikan sebagai murid. Yang

sehingga dalam surat „Abasa ayat 1-10 menjelaskan tentang Nabi Muhammad

yang saling belajar dengan Ibn Ummy Maktum yang dapat diilustrasikan sebagai

sesama murid.

Pola interaksi jenis ini setiap murid memegang peranan di dalam proses

belajar mengajar seperti ini. Guru akan mengawasi dan mengarahkan serta

membimbing murid dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, interaksi

belajar mengajar berlangsung timbal balik. Murid dapat menerima pelajaran dari

guru dan mendapat pengalaman dari siswa lain. Kegiatan seperti ini menimbulkan

adanya interaktif antara guru dan murid, serta antara murid dengan murid.

Page 81: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

68

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah mempelajari dan menganalisa pola interaksi guru dengan anak murid

dalam tafsir surat Luqman ayat 12-19 dan surat ‘Abasa ayat 1-10, maka penulis

dapat mengambil suatu kesimpulan tentang pola interaksi antara guru dengan

murid yang terdapat dalam surat Luqman ayat 12-19 dan surat ‘Abasa ayat 1-10,

yaitu:

1. Pola interaksi antara guru dengan murid dalam surat Luqman ayat 12-19

menggunakan tipe pola interaksi tiga arah yang menempatkan murid sebagai

orang yang menerima aksi dan guru sebagai orang yang memberi aksi, murid

juga memberi aksi kepada guru, dan sesama murid ada interaksi untuk saling

belajar antara murid yang satu dengtan murid yang lainnya untuk mencapai

suatu tujuan pendidikan. Allah SWT dapat diilustrasikan berperan sebagai

guru. Sedangkan Lukman dan anaknya berperan sebagai murid.

2. Pola interaksi antara guru dengan murid dalam surat ‘Abasa ayat 1-10

menggunakan tipe pola interaksi tiga arah yaitu komunikasi timbal balik

antara guru dengan murid. Guru sebagai pemberi dan penerima aksi, begitu

juga dengan murid sebagai pemberi dan penerima aksi untuk mencapai suatu

Page 82: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

69

tujuan pendidikan. Allah SWT berperan sebagai guru yang memberi dan

menerima aksi terhadap Nabi Muhammad dan Ibn Ummi Maktum yang

berperan sebagai murid.

B. Saran-Saran

Pembahasan yang telah dikaji, maka penulis dapat memberikan saran-saran

kepada para pembaca baik sebagai pemimpin atau praktisi pendidikan. Adapun

saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Al-Qur’an merupakan sumber utama dan sudah pasti kebenaranya bagi umat

Islam, sehingga al-Qur’an sudah seharusnya menjadi suatu rujukan dan

pegangan utama dalam menyelesaikan berbagai problem yang ada dan

dihadapi oleh semua manusia.

2. Guru merupakan seorang pendidik yang berperan penting bagi perkembangan

anak dan demi tercapainya suatu tujuan pendidikan dalam proses pendidikan.

Oleh sebab itu, pendidik sebaiknya dapat terus mengkaji tentang kitab suci al-

Qur’an, terutama dalam bidang pendidikan yang terkandung dalam al-Qur’an.

3. Guru harus menyadari atas tanggungjawabnya yang besar sebagai seorang

pendidik. Karena seorang guru akan menjadi panutan oleh murid-muridnya

dalam berbagai situasi. Oleh karena itu, seorang guru haruslah memiliki

sikap, perilaku, dan ucapan yang baik sebagai contoh bagi murid-muridnya.

Sebenarnya Al-Qur’an banyak surat yang membahas tentang pola interaksi

antara guru dengan murid. Namun dalam pembahasan skripsi ini terbatas hanya

membahas tentang pola interaksi antara guru dengan murid yang terkandung

dalam surat Lukman ayat 12-19 dan surat ‘Abasa ayat 1-10, yang sehingga dalam

penulisan skripsi ini masih memerlukan kajian lanjutan tentang pola interaksi guru

dengan murid yang terkandung dalam surat-surat lainnya.

Page 83: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

70

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, Sosiologi Pendidikan, (Surabaya: Bina Ilmu, 1982), Cet. IV..

Al Albani, Muhammad Nashiruddin, Derajat Hadis-Hadis Tafsir Ibnu Katsir,

(Jakarta: Pustaka Azzam, 2008), Cet. I, Jil. 2.

-------, Derajat Hadis-Hadis Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008),

Cet. I, Jil. 3.

Al Qurthubi, Tafsir Al Qurthubi, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), Jil. 20, Cet. I.

-------, Tafsir Al Qurthubi, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), Jil. 14, Cet. I.

Al-Barry, M. Dahlan Y., dan L. Lya Sofyan Yacub, Kamus Induk Istilah Ilmiah,

(Surabaya: Target Press, 2003).

Arief, Armai, Reformulasi Pendidikan Islam, (Jakarta: CRSD Press, 2005), Cet. I.

Ar-Rifa’i, Muhammad Nasib, Kemudahan dari Allah: Ringkasan Tafsir Ibnu

Katsir, (Jakarta: Gema Insani, 2000), Cet. I.

Buchori, Didin Saefuddin, Metodologi Studi Islam, (Bogor: Granada Sarana

Pustaka, 2005), Cet. I.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, (Yogjakarta: Universitas Islam

Indonesia, 1995), Jil. VII.

-------, Rokonstruksi Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Direktorat

Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI,, 2005).

-------, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan,

(Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI,

2006).

Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2002), Cet. II.

Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984).

Hasan, Hamka, Metodologi Penelitian Tafsir Hadis, (Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah, 2008).

Page 84: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

71

http://ibnufajar75.wordpress.com/2012/12/27/empat-kompetensi-yang-harus-dimiliki-

seorang-guru-profesional/

Huda, Miftahul, Interaksi Pendidikan 10 Cara Qur’an Mendidik Anak, (Malang:

UIN-Malang Press, 2008), Cet. I.

Muhammad, Abu Ja’far, Tafsir Ath-Thabari , (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), Jil.

20, Cet. I.

Mulyasa, Enco, Menjadi Guru Profesiona: Menciptakan Pembelajaran Kreatif

dan Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. IV.

Musthafa, Ahmad, Akhlaq Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), Cet. V.

Nasution, S., Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet. I.

Nata, Abuddin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997),

Cet. I.

-------, Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru-Murid: Studi Pemikiran

Tasawuf Al-Ghazali, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2001), Cet. I.

-------, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Garafindo Persada, 2006), Cet. X.

Nazir, Mohammad, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), Cet. VI.

Robert, Studi Kasus Desain dan Metode, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004),

Cet. V.

Roestiyah N.K, Masalah Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1994).

Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,

(Jakarta: Lentera Hati, 2002), Vol. 11.

-------, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta:

Lentera Hati, 2002), Vol. 15.

Surachmad, Winarno, Metodologi Pengajaran Nasional, (Bandung: Jemmars,

1986).

Suryosubroto, B., Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta,

1997).

Yunus, Mahmud, Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran, (Jakarta: PT.

Hidakarya Agung, 1990), Cet. III.

Zed, Mustika, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

2008), Cet. II.

Page 85: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Slaipsi berjudul "Pola Interaksi Guru dengan Murid dalam Al-Qur'an

Surat Luqman Ayat 12-19 dan Surat 'Abasa Ayat l-10" disusun olehAHMAD IRWAN IRFANry Nomor Induk Mahasiswa 108011000025, diajukan

kepada Fakultas Ihnu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karyaihniah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang

ditetapkan oleh fakultas.

Jakafia,01 Mei2013

Yang mengesahkan,

Pembimbing

tI

€:

Page 86: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

UJI REFERENSI

1':i

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul

"Pola Interaksi Guru dengan Murid dalam Al-Qurfan Surat Luqman Ayat

12-19 dan Surat 'Abasa Ayat 1-10" yang disusun oleh Ahmad Inaan Irfany

Nomor Induk Mahasiswa 108011000025 Program Studi Pendidikan Agama Islam

Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyail dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh pembimbing skripsi

pada tanggal.8.l.. Mei 2013.

Jakarta.0l Mei 2013

Dosqn Pembimbing Skripsi

. 19580707 198703 1 005

Page 87: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

Nama

NIM

Fakultas

Jurusan

Judul Skripsi

LEMBAR UJI REFERENSI

Ahmad Irwan Irfany

10801 1000025

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Pendidikan Agama Islam

Pola Interaksi Guru dengan Murid dalam Al-Qur'an

Surat Luqman Ayat 12-19 dan Si:rat 'Abasa Ayat 1-10

No. Judul dan halaman buku/referensiParaf

Pembimbing

IWinarno Surachmad, Metodologi Pengajaran Nasional, (Bandung:

Jemmars, 1986), h. 13-14.

2.Ahmad Musthafa, Akhlaq Tasarntf, (Bandung: Pustaka Setia, 2008),

Cet. V. h. l I -12. -lr-.-"

J .

Departemen Agama RI, Undang-Undang dan' Perahtran

Pemerintah RI tentang Pendidikan. (Jakarta: Direktorat Jendral

Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006), h.3-4.

4.Armai Arief, Reformulasi Pendidiknn Islam, (Jakarta: CRSD Press,

2005), Cet.I, h. 95.

5 .M. Dahlan Y. Al-Bany dan L. Lya Sofyan Yacub, Kamus Induk

Istilah llmiah, (Surabaya: Target Press, 2003),h. 323.

6.Miftahul Huda, Interaksi Pendidiknn I0 Cara Qur'an Mendidik

Anak, (Malang: UIN-Malang Press, 2008), Cet. I, h. 38.v-

7.Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Surabaya: Bina Ilmu, 1982),

Cet.IY,h.42. J-

8 .B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta:

Rineka Cipta, 1997), h. 157-158.

9.Winarno Suracbmad, Metodologi Pengaiaran Nasional, (Bandung:

Jemmars, 1986), h. 14.

10. Abudin'Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana

Page 88: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

Ilmu, 1997), Cet. I, h. 10.

1 lSyaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi , Belajar

Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,2002), Cet. II, h. 46-48. (

12.

Enco Mulyasa, Menjadi Gunt Profesiona: Menciptakan

Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2006), Cet. IV, h. 35.

13 .Roestiyah NKn Masalah Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1994),

h . 4 4 .

14.

Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Gunt-

Murid: Studi Pemikiran Tasarwf Al-Ghazali, (Jakarta: Rajagrafindo

Persada,2001), Cet. I, h.93-94.

15 .S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara,

1995), Cet. I , h. 8-13.

16 .Mahmud Yunus, Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran,

(Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1990), Cet. III, h.6l-72.

t7 .Hamka Hasan, Metodologi Penelitian Tafsir Hadis, (Jakarta: UIN

Syarif Hidayatullah, 2008), h. 42.

18 .Mustika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia, 2008), Cet. II, IL l-2.

t9.Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Garafindo

Persada, 2006), Cet. )L h.222.

20.Didin Saefuddin Buchor\ Metodologi Studi Islam, (Bogor: Granada

SaranaPustaka,2005), Cet. I, h. 20.

21.Mohammad Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia,

2005), Cet. VI, h. 54-55.

22.Robert, Studi Kasus Desain dan Metode, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2004), Cet. 5, h. 105.

23.

Departemen Agama RI, Rokonstruksi Sejarah

Indonesia, (Jakarta: Direktorat Jendral

Departemen Agama RI, 2005), h. 5.

Pendidikan Islam di

Pendidikan Islam

Page 89: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

24.

Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan

(Jakarta: Lentera Hati, 2002), Vot,11,

M. Quraish Shihab,

Keserasian Al-Qur'an,

107-108.

dan

h.

(

I

25.Muhammad Nashiruddin Al Albani, Derajat Hadis-Hadis Tafsir

Ibnu Katsir, (Jakarta: Pustaka Azzam,2008), Cet. I, Jil.2,h.765.

26.Departemen Agama RI, AI-Qur'dn dan Tafsirnya, (Yogiakarta:

Universitas Islamlndonesia, 1995), Jil. VII, h. 618.

27. Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984), h. 114.

28.Armai Ariet Reformulasi Pendidikan Islam, (Jakarta: CRSD Press,

2005), Cet. I , h. 182-183.

29.Muhammad Nashiruddin Al Albani, Derajat Hadis-Hadis Tafsir

Ibnu Katsir, (Jakarta: Pustaka Azzam,2008), Cet.I, h. 650.

30.Al Qurthubi, Tafsir al-Qurthubi, (Jakarta: Pustaka Azzan" 2009),

JiL.20, Cet. I, h. 87.

3r.Abu Ja'far Muhammad, Tafsir Ath-Thabari , (Jakarta: Pustaka

Azzarc, 20A9), Ir1. 20, Cet. I, h. 7 50-7 51.

32.Al Qurthubi, Tafsir al-Qurthtbi, (Jakarta: Pustaka Azzan" 20Ag),

Ji l .14, Cet. I , h.149.

33.Muhammad Nasib Ar-Rifa'I, Kemudahan dari Allah: Ringkasan

Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: Gema Insaru, 2000), Cet. I, h.792.

34.

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan

Keserasian AI-Qur'an, (Jakarta: Lentera Hati,2002), Vol. 15, h" 59-

60.

9580707 198703 I 005

Page 90: POLA INTERAKSI GURU DENGAN MURID DALAM AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24727/3/AHMAD... · Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi POLA INTERAKSI GURU DENGAN

LEMBAR PERI\-YATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

Tempat/Tanggal Lahir

NIM

Fakultas

Jurusan

Judul Skripsi

Dosen Pembimbing

Ahmad kwan Irfany

Kotabumi, 09 Januari 1990

10801 1000025

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Pendidikan Agama Islam

Pola Interaksi Guru dengan Murid dalam Al-Qur'an Surat Luqman Ayat 12-19 dan Surat'Abasa Ayat 1-10

Dr. Abdul Majid Khon, M.Ag

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

l. Skripsi ini merupakan hasil karyu asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana Pendidikan Islam di1 UtrN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam pe,lrulisan ini, telah saya canfumkan''sesuai

dengan ketentuan yangberlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli atau

merupakan jiplakan dari karya oraflg lain, maka saya bersedia rnenerirna

sanksi yangberlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakafia,0l Mei 2013

Yang Menyatakan

Ahmad Irwan lrfanyNIM: 108011000025

l-

I