pnelitian asma2.pdf

8
43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas Tanah Sareal Kota Bogor terletak di jalan kesehatan no. 3 Kota Bogor. Wilayah kerjanya meliputi satu buah kelurahan yaitu kelurahan Tanah Sareal Bogor dengan luas wilayah 105 Ha yang terdiri atas 7 RW dan 36 RT. Puskemas Tanah Sareal Bogor memiliki sumber daya manusia berjumlah 34 orang dan 3 orang spesialis, selain itu juga menjadi Puskesmas dengan kelompok kunjungan tertinggi dimana 70% kunjungan tersebut berasal dari luar wilayah kerja, karena letak geografisnya yang berada cukup strategis yang dapat dijangkau dengan kendaraan terutama angkutan umum. Selain itu berdasarkan laporan tahunan mencatat terdapat lebih dari 2000 anak yang menempati wilayah kerjanya dan menunjukkan prevalensi anak dengan asma bronkial sebanyak 85 orang penderita asma bronkial pada usia 1-15 tahun selama periode tahun 2010. Hal ini yang menjadikan salah satu pertimbangan dalam pemilihan lahan penelitian di Puskesmas Tanah Sareal Bogor. IV.2. Analisis Hasil Penelitian 1. Hasil Analisis Univariat Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik dari masing – masing variabel yang diteliti. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Tanah Sareal Kota Bogor dengan jumlah responden sebanyak 70 orang didapatkan beberapa variabel yang menggambarkan gambaran umum dari responden yang diteliti. Berikut adalah beberapa variabel yang diteliti, antara lain :

Upload: marini

Post on 02-Oct-2015

11 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 43

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    IV.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    Puskesmas Tanah Sareal Kota Bogor terletak di jalan kesehatan no.

    3 Kota Bogor. Wilayah kerjanya meliputi satu buah kelurahan yaitu

    kelurahan Tanah Sareal Bogor dengan luas wilayah 105 Ha yang terdiri

    atas 7 RW dan 36 RT.

    Puskemas Tanah Sareal Bogor memiliki sumber daya manusia

    berjumlah 34 orang dan 3 orang spesialis, selain itu juga menjadi

    Puskesmas dengan kelompok kunjungan tertinggi dimana 70% kunjungan

    tersebut berasal dari luar wilayah kerja, karena letak geografisnya yang

    berada cukup strategis yang dapat dijangkau dengan kendaraan terutama

    angkutan umum. Selain itu berdasarkan laporan tahunan mencatat terdapat

    lebih dari 2000 anak yang menempati wilayah kerjanya dan menunjukkan

    prevalensi anak dengan asma bronkial sebanyak 85 orang penderita asma

    bronkial pada usia 1-15 tahun selama periode tahun 2010. Hal ini yang

    menjadikan salah satu pertimbangan dalam pemilihan lahan penelitian di

    Puskesmas Tanah Sareal Bogor.

    IV.2. Analisis Hasil Penelitian

    1. Hasil Analisis Univariat

    Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik

    dari masing masing variabel yang diteliti. Berdasarkan hasil penelitian

    yang telah dilakukan di Puskesmas Tanah Sareal Kota Bogor dengan

    jumlah responden sebanyak 70 orang didapatkan beberapa variabel yang

    menggambarkan gambaran umum dari responden yang diteliti. Berikut

    adalah beberapa variabel yang diteliti, antara lain :

  • 44

    a. Jenis Kelamin

    Didapatkan sebanyak 41 responden (58,6%) memiliki jenis

    kelamin laki laki dan 29 responden (41.4%) memiliki jenis

    kelamin perempuan.

    Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis

    Kelamin di Puskesmas Tanah Sareal Kota Bogor.

    Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

    Laki Laki 41 58,6%

    Perempuan 29 41,4%

    Total 70 100%

    b. Umur

    Setelah dilakukan pengelompokan umur berdasarkan interval 5

    tahum, didapatkan sebanyak 43 responden (61,4%) berumur 1-5

    tahun, sebanyak 14 responden (20%) berumur 5-10 tahun dan

    sebanyak 13 responden (18,6%) berumur 11-15 tahun.

    Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

    Pengelompokan Umur dengan Interval 5 Tahun di Puskesmas

    Tanah Sareal Kota Bogor.

    Umur Frekuensi Persentase

    1-5 Tahun 43 61,4%

    6-10 Tahun 14 20%

    11-15 Tahun 13 18,6%

    Total 70 100%

  • 45

    c. Status Asma

    Jumlah anak menderita asma tidak bergejala sebanyak 8 responden

    (11,4%) sedangkan anak dengan asma bergejala sebanyak 62

    responden ( 88,6%).

    Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

    Pengelompokan Status Asma Anak di Puskesmas Tanah Sareal

    Kota Bogor

    Status Asma Frekuensi Persentase

    Tidak 8 11,4%

    Bergejala 62 88,6%

    Total 70 100%

    d. Riwayat Penyakit Keluarga

    Terdapat 38 responden (54,3%) orang tua dengan asma dan

    sebanyak 32 responden (45,7%) orang tua tidak asma.

    Tabel 7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Orang

    Tua di Puskesmas Tanah Sareal Kota Bogor.

    Riwayat Penyakit

    Keluarga Frekuensi Persentase

    Tidak Asma 38 54,3%

    Asma 32 45,7%

    Total 70 100%

  • 46

    e. Pajanan Asap Rokok

    Setelah diteliti didapatkan sebanyak 54 responden (77,1%)

    termasuk responden yang terpajan oleh asap rokok dan sebanyak

    16 responden (22,9%) tidak terpajan oleh asap rokok.

    Tabel 8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pajanan

    Asap Rokok pada Anak di Puskesmas Tanah Sareal Kota Bogor

    Pajanan Asap

    Rokok Frekuensi Persentase

    Terpajan 54 77,1%

    Tidak 16 22,9%

    Total 70 100%

    2. Hasil Analisis Bivariat

    Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua

    variabel yang akan diteliti. Berikut variabel yang akan diteliti, antara lain :

    A. Hubungan Riwayat Penyakit Keluarga Terhadap Status Asma pada

    Anak di Puskesmas Tanah Sareal Kota Bogor

    Tabel 9. Hubungan Riwayat Penyakit Keluarga Terhadap Penyakit

    Asma pada Anak di Puskesmas Tanah Sareal Kota Bogor

    Riwayat Status Asma Total P

    Penyakit Tidak Bergejala

    Value

    Keluarga N % N % N %

    Asma 1 2,6 37 97,4 38 100 0,020

    Tidak Asma 7 21,9 25 78,1 32 100

    Total 8 11,4 62 88,6 70 100

  • 47

    Setelah dilakukan uji statistik didapatkan nilai P value 0,020 lebih

    kecil dari nilai alpha yaitu sebesar 0,05 hal ini menunjukkan adanya

    hubungan yang bermakna antara riwayat penyakit keluarga terhadap

    penyakit asma pada anak di Puskesmas Tanah Sareal Kota Bogor.

    B. Hubungan Pajanan Asap Rokok Terhadap Penyakit Asma pada

    Anak di Puskesmas Tanah Sareal Kota Bogor

    Tabel 10. Hubungan Pajanan Asap Rokok Terhadap Status Asma

    pada Anak di Puskesmas Tanah Sareal Kota Bogor

    Pajanan

    Asap Status Asma Total P

    Rokok Tidak Bergejala

    Value

    N % N % N %

    Terpajan 3 5,6 51 94,4 54 100 0,013

    Tidak 5 31,3 11 68,7 16 100

    Total 8 11,4 62 88,6 70 100

    Setelah dilakukan uji statistik didapatkan nilai P value 0,013 lebih

    kecil dari nilai alpha yaitu sebesar 0,05 hal ini menunjukkan adanya

    hubungan yang bermakna antara riwayat penyakit keluarga terhadap

    penyakit asma pada anak di Puskesmas Tanah Sareal Kota Bogor.

  • 48

    C. Rekapitulasi Hasil Uji Chi-Square dari Hubungan Variabel Bebas

    dengan Penyakit Asma

    Tabel 8. Rekapitulasi Hasil Uji Chi-Square dari Hubungan

    Variabel Bebas dengan Penyakit Asma

    No Variabel

    Bebas Uji Data

    Nilai

    P Keterangan

    1

    Riwayat

    Penyakit

    Keluarga

    Uji

    Alternatif

    Fisher

    0,05

    Terdapat hubungan yang

    bermakna, apabila terdapat

    riwayat penyakit asma pada

    keluarga maka semakin

    tinggi kemungkinan anak

    terkena penyakit asma

    2

    Pajanan

    Asap

    Rokok

    Uji

    Alternatif

    Fisher

    0,05

    Terdapat hubungan yang

    bermakna, apabila terdapat

    kriteria merokok pada anak

    maka semakin tinggi

    kemungkinan anak terkena

    penyakit asma

    IV.3. Pembahasan

    Hasil penelitian tentang hubungan riwayat penyakit keluarga dan

    status merokok terhadap penyakit asma pada anak di Puskesmas Tanah

    Sareal Kota Bogor dan Keterbatasan penelitian.

    1. Pembahasan Hasil Analisis Chi-Square Hubungan Riwayat

    Penyakit Keluarga dan Pajanan Asap Rokok Terhadap Penyakit

    Asma.

    A. Hubungan Riwayat Penyakit Keluarga Terhadap Penyakit Asma

    Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 70 responden

    menunjukkan bahwa sebanyak 38 responden (54,3%) dengan riwayat

    penyakit keluarga asma, dimana sebanyak 1 responden (2,6%) tidak

    0,020

    0,013

  • 49

    menunjukkan gejala penyakit asma dan 37 responden (97,4%)

    menunjukkan gejala penyakit asma. Jumlah responden yang tidak

    memiliki riwayat penyakit keluarga asma sebanyak 32 responden (45,7%),

    dimana sebanyak 7 responden (21,9%) tidak menunjukkan gejala penyakit

    asma dan 25 responden (78,1%) menunjukkan penyakit asma.

    Berdasarkan hasil analisis dengan uji alternatif Fisher, didapatkan

    hubungan yang bermakna antara riwayat penyakit keluarga dengan

    penyakit asma pada anak. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis antara

    variabel riwayat penyakit keluarga dan status asma pada anak didapatkan

    nilai P value sebesar 0,020 lebih kecil dari nilai = 0,05.

    Hal ini selaras dengan penelitian oleh Kuwat Karyadi (2008) yang

    menyatakan bahwa hasil analisis hubungan riwayat penyakit keluarga

    dengan kejadian asma didapatkan hubungan ynag bermakna. Pada

    penelitian ini diperoleh informasi bahwa orang yang asma dan terdapat

    riwayat penyakit keluarga menderita hanya 29,4%, sedangkan orang yang

    asma tetapi tidak memiliki riwayat penyakit keluarga yang asma sebesar

    71,6%. Akan tetapi dilihat nilai p = 0,008 menunjukkan terdapat hubungan

    yang bermakna antara riwayat penyakit keluarga dan status asma.

    Penelitian kedua oleh Frederique Jeanne U (1998) Pada analisis

    bivariat diperoleh nilai p 0.000 dan nilai OR =970 dengan 95% CI = 4.83-

    19.87. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

    antara riwayat penyakit keluarga dengan status asma dan juga

    menunjukkan bahwa orang yang mempunyai riwayat penyakit keluarga

    kemungkinan akan mengalami asma bronkial 9.70 kali lebih besar dari

    orang yang tidak ada riwayat penyakit keluarga.

    B. Hubungan Pajanan Asap Rokok Terhadap Status Asma.

    Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 70 responden

    menunjukkan bahwa sebanyak 54 responden (77,2%) terpajan oleh asap

    rokok, sebanyak 3 responden (5,6%) tidak menderita penyakit asma dan

    51 responden (94,4%) menderita penyakit asma. Jumlah responden yang

  • 50

    tidak terpajan asap rokok sebanyak 16 responden (22,8%), sebanyak 5

    responden (31,3%) tidak menimbulkan gejala asma dan 11 responden

    (68,7%) menimbulkan gejala asma.

    Berdasarkan hasil analisis dengan uji alternative Fisher, didapatkan

    hubungan yang bermakna antara riwayat penyakit keluarga dengan

    penyakit asma pada anak. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis antara

    variabel riwayat penyakit keluarga dan status asma pada anak didapatkan

    nilai P value sebesar 0,013 lebih kecil dari nilai = 0,05.

    Hasil penelitian sesuai dengan penelitian di Finlandia (Jaakkola et

    al, 2001) yang menunjukkan bahwa orang yang terkena asap rokok

    berpeluang menderita asma dua kali lipat dibandingkan orang yang tidak

    terkena asap rokok

    Tetapi hasil penelitian diatas bertentangan dengan hasil analisis

    Novi Wati (2006) tentang hubungan antara perilaku merokok dengan asma

    diperoleh sebanyak 204 dari 4692 (4,24%) orang responden yang tidak

    merokok yang mendapat asma. Responden merokok 90 dari 2281 (3,9%)

    orang mendapat asma. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value 0,545

    dapat disimpulkan tidak ada perbedaan hubungan yang signifikan antara

    merokok dengan asma.

    Perbedaan dari hasil penelitian yang telah dilakukan akibat adanya

    perbedaan karakteristik responden yang diteliti dan juga faktor pencetus

    lain yang dapat menyebabkan terjadinya serangan.