plate puzzle tectonic
DESCRIPTION
geografi materiTRANSCRIPT
1
TEC
TO
NIC
PLA
TE P
UZ
ZLE |
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................2
B. Dasar Teori.............................................................................................5
C. Tujuan Pembeljaran Quantum Learning.................................................9
D. Manfaat Pembejaran Quantum Learning...............................................10
E. Sasaran..................................................................................................10
F. Gambaran Produk Model.......................................................................10
G. Bentuk Kegiatan.....................................................................................13
H. Keefektifan dan Alat Media....................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................21
2
TEC
TO
NIC
PLA
TE P
UZ
ZLE |
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa
melalui kegiatan bimbingan atau peranannya di masa depan.
Dalam hal ini guru sebagai pendidik bertanggung jawab untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Jadi guru tidak hanya dituntut
untuk menguasai bahan pelajaran dan metode mengajar, tetapi
dalam proses belajar mengajar harus tetap memperhatikan
perbedaan masing-masing siswa.
Penggunaan media pembelajaran dalam suatu kegiatan
pembelajaran merupakan hal yang tak dapat dipisahkan, terutama
ketika seorang guru mengajar di dalam kelas (class room teaching),
karena penggunaan media pembelajaran secara tepat, dapat
membantu siswa untuk memahami materi pelajaran yang mereka
pelajari terutama untuk mengetahui informasi tentang obyek
pembelajaran yang tidak bisa dilihat secara langsung, sehingga
media pembelajaran dapat berfungsi sebagai modeling suatu
obyek. Selain itu penggunaan media dalam pembelajaran juga
dapat mempengaruhi efektifitas pembelajaran yang dibimbing
seorang guru dalam kelas. Dalam lingkup ini materi pembelajaran
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Menganalisis proses pembentukan
bumi
Mengidentifikasi definisi Tektonik
Lempeng
Mengidentifikasi struktur Perlapisan
Lempeng
Menganalisis Dinamika Lempeng
Tektonik
Mengidentifikasi proses
terbentuknya Tektonik Lempeng
3
TEC
TO
NIC
PLA
TE P
UZ
ZLE |
geografi karena beberapa masalah tentang pembelajaran geografi
yang kurang berkembang dan diminati
Geografi adalah pelajaran yang mengungkap fakta-fakta,
data serta informasi seputar ruang yang menjadi tempat tinggal
manusia. Cakupan materinya sangat luas mencakup informasi
aspek fisik muka bumi, informasi dan karakteristik budaya manusia
dan hubungan keduanya. Menjadi guru geografi mestinya memiliki
pengetahuan keruangan dan pemahaman disiplin ilmu
pendukungnya seperti geologi, sosiologi, meteorologi, klimatologi,
oceanografi, kartografi, ilmu tanah dan astronomi.
Pembelajaran geografi hanya disajikan dengan menghafal
pengertian dan nama-nama istilah saja. Guru hanya berceramah
siswa mendengarkan, sehingga berakibat pembelajaran geografi
menjadi membosankan. Padahal pembelajaran geografi sangat
penting artinya bagi generasi penerus bangsa, karena dengan
geografi maka nilai-nilai kehidupan akan dapat ditanamkan untuk
generasi yang akan datang. Mengingat begitu pentingnya peranan
pembelajaran geografi, maka perlu disajikan dalam bentuk
imajinatif, menarik dan menyenangkan. Inilah yang menjadi
masalah besar bagi pembelajaran geografi mengalami penurunan
kualitas di berbagai negara
Masalah umum yang dijumpai guru-guru geografi di
Indonesia mulai dari tingkat dasar sampai pendidikan menengah
adalah kurang tersedianya media pembelajaran yang mendukung
proses belajar siswa. Mempelajari ruang atau permukaan bumi
seperti jalur pegunungan dunia, persebaran dan karakteristik
samudera, laut, gurun, dan bentukan alam lainnya tentu sangat
dangkal jika hanya bermodalkan buku, peta dan informasi melalui
ceramah. Media yang bersifat nyata sangat diperlukan untuk
meningkatkan pemahaman siswa
Dalam materi pembelajaran geografi khususnya materi
tektonik lempeng memiliki karakteristik, struktur, dan pola gerakan
4
TEC
TO
NIC
PLA
TE P
UZ
ZLE |
yang berbeda-beda. Contoh mengambil tektonik lempeng yang ada
di Indonesia. Indonesia, juga merupakan negara yang secara
geologis memiliki posisi yang unik karena berada pada pusat
tumbukan Lempeng Tektonik Hindia Australia di bagian selatan,
Lempeng Eurasia di bagian Utara dan Lempeng Pasifik di bagian
Timur laut. Hal ini mengakibatkan Indonesia mempunyai tatanan
tektonik yang komplek dari arah zona tumbukan yaitu Fore arc,
Volcanic arc dan Back arc. Fore arc merupakan daerah yang
berbatasan langsung dengan zona tumbukan atau sering di sebut
sebagai zona aktif akibat patahan yang biasa terdapat di darat
maupun di laut. Pada daerah ini material batuan penyusun utama
lingkungan ini juga sangat spesifik serta mengandung potensi
sumberdaya alam dari bahan tambang yang cukup besar.
Volcanic arc merupakan jalur pegunungan aktif di Indonesia yang
memiliki topografi khas dengan sumberdaya alam yang khas juga.
Back arc merupakan bagian paling belakang dari rangkaian busur
tektonik yang relatif paling stabil dengan topografi yang hamper
seragam berfungsi sebagai tempat sedimentasi. Semua daerah
tersebut memiliki kekhasan dan keunikan yang jarang ditemui di
daerah lain, baik keanekaragaman hayatinya maupun
keanekaragaman geologinya.
Menyangkut masalah diatas pembelajaran geografi yang
berisi materi tentang Tektonik Lempeng khususnya, guru dituntut
bisa memvisualisasikan bagaimana proses tektonik lempeng,
struktur lapisan tektonik lempeng, gerakan tektonik lempeng di
dunia maupun di Indonesia. Agar siswa bisa memahami tidak
hanya visualisasi berupa video atau presentasi tetapi juga
melakukan observasi atau penelitian dengan alat peraga yang
sederhana, jadi tidak hanya memberi gambaran mengenai tektonik
secara visualisasi saja, aplikasi untuk memperdalam materi. Dalam
penggunaannya bisa menggunakan media elektronik komputer
visualisasi berupa macromedia, video, dan alat peraga mengenai
5
TEC
TO
NIC
PLA
TE P
UZ
ZLE |
materi tektonik lempeng dalam rancangan pembelajaran ini yang
disampaikan kepada guru SMA dan materi geografi yang ditujukan
kepada siswa
Perbaikan pembelajaran khusus melalui penggunaan media
puzzle geografi. Dalam mengupayakan perbaikan pembelajaran
tersebut, pemilihan penggunaan media puzzle geografi akan
sangat efektif karena siswa akan lebih senang dan berminat dalam
belajar sambil bermain sehingga siswa akan merasa puas dengan
situasi yang ada. Siswa akan senantiasa memahami materi yang
diberikan guru dan hasil belajar akan meningkat. Dengan
penggunaan media puzzel geografi siswa akan terpancing
minatnya sehingga mereka dapat mengkondisikan pemikiran untuk
lebih cepat dalam menyelesaikan tugas dengan benar.
Teknolog Pembelajaran berharap adanya perubahan pada
siswa, maka guru bertanggung jawab untuk mengadakan perbaikan
pembelajaran dengan menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan. Karena tujuan pembelajaran geografi untuk
mengembangkan pemahaman dan pengetahuan siswa. Maka
salah satu cara pembelajarannya dengan menggunakan media
puzzle geografi membutuhkan partisipasi aktif dari siswa. Dengan
menggunakan media puzzle geografi diharapkan pengembangan
pemahaman siswa akan lebih meningkat dan tujuan pembelajaran
yang telah dirumuskan akan tercapai.
B. Dasar Teori
a) Pengertian pembelajaran
Menurut Olivia, 1992 models of teaching are strategis
based on teories and often the research of education,
psikologist, philosophers, and others who question how
individuals learn. Hal ini berarti tiap model pembelajaran
harus mengandung suatu rasional yang didasarkan pada
6
TEC
TO
NIC
PLA
TE P
UZ
ZLE |
teori berisi serangkaian langkah-langkah strategi yang
dilakukan guru maupun siswa, didukung dengan sistem
penunjang atau fasilitas pembelajaran, dan metode untuk
mengevaluasi kemajuan siswa. Menurut Abdulhak, 2000
juga mengemukakan bahwa model pembelajaran
merupakan bentuk kegiatan pembelajaran yang
dkembangkan atas kelengkapan dan pemilihan karakteristik
strategi pembelajaran. Sedangkan model mengajar menurut
Joyce dan Weil, 2009 merupakan gambaran suatu
lingkungan pembelajaran yang juga meliputi perilaku kita
sebagai guru saat model tersebut diterapkan
b) Teori pembelajaran Quantum
Pengertian model quantum teaching menurut Bobbi
DePorter adalah konsep yang menguraikan cara-cara baru
dalam memudahkan proses belajar mengajar, lewat
pemaduan unsur seni dan pencapaian-pencapaian yang
terarah, apapun mata pelajaran yang diajarkan.
(DePorter:2010:3). Model quantum teaching sendiri berawal
dari sebuah upaya Dr.Georgi Lozanov, pendidik asal
Bulgaria yang bereksperimen dengan suggestology.
Prinsipnya, sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil
belajar. Quantum teaching menguraikan cara – cara baru
yang memudahkan proses belajar lewat pemaduan unsur
seni dan pencapaian – pencapaian yang terarah, apapun
mata pelajaranya. ( De Porter 2010:84).
Hernowo mwngatakan (2007:12) bahwa “ learning is
most effective when it’s fun”. Bahwa salah satu alasan
mengapa siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka
merasa senang mengikuti proses pembelajaran tersebut,
disamping adanya rasa senang, penciptaan suasana dan
kondisi pembelajaran yang nyaman sangat diperlukan. Salah
7
TEC
TO
NIC
PLA
TE P
UZ
ZLE |
satu cara untuk mewujudkan hal itu, cara yang dapat
digunakan adalah melalui penerapan model pembelajaran
quantun teching. Hal ini sejalan dengan pendapat Collin
Rose dan Malcolm J. Nichol ( 2002: 93) bahwa terdapat
beberapa cara yang dapat menjadikan belajar menjadi
menyenangkan dan berhasil adalah:
1. Menciptakan lingkungan tanpa setres ( relaks), yaitu
lingkungan yang aman untuk melakukan kesalahan,
namun harapan untuk sukses tinggi.
2. Menjamin bahwa subyek pelajaran adalah relevan,
dengan cara mengetahui manfaat dan pentinya
pelajaran itu.
3. Menjamin bahwa belajar secara emosional adalah
positif. Pada umumnya ketika belajar dilakukan
dengan orang lain ada humor, waktu jeda teratur, dan
dukungan antusias.
4. Melibatkan secara sadar semua indera dan juga
pikiran otak kiri dan mengeksplorasi apa yang sedang
dipelajari.
5. Menantang otak untuk dapat berpikir jauh kedepan
dan mengeksplorasi apa yang sedang dipelajari.
6. Mengkonsulidasikan bahan yang sudah dipelajari
degan meninjau ulang dalam periode-periode yang
relaks.
Model quantum teaching merupakan salah satu
model pembeljaran aktif karena memuat ciri-cri
pembelajaran aktif seperti yang di ungkapkan oleh Hasan
dalam international seminar comparative studies in
educational system between Indonesia and Malaysia, bahwa
belajar aktif mencakup kegiatan dalam mencari dan
memproses informasi oleh proses kognitif, afektif, dn
8
TEC
TO
NIC
PLA
TE P
UZ
ZLE |
psikomotor menjadi sesuatu yang khas dan bermakna bagi
peserta didik. (Hasan, 2011 :11)
c) Penerapan quantum teaching pada materi tektonik lempeng
Teori Tektonik Lempeng berasal dari Hipotesis
Pergeseran Benua (continental drift) yang dikemukakan
Alfred Wegener tahun 1912 dan dikembangkan lagi dalam
bukunya The Origin of Continents and Oceans terbitan tahun
1915. Ia mengemukakan bahwa benua-benua yang
sekarang ada dulu adalah satu bentang muka yang bergerak
menjauh sehingga melepaskan benua-benua tersebut dari
inti bumi seperti 'bongkahan es' dari granit yang bermassa
jenis rendah yang mengambang di atas lautan basal yang
lebih padat. Namun, tanpa adanya bukti terperinci dan
perhitungan gaya-gaya yang dilibatkan, teori ini dipinggirkan.
Mungkin saja bumi memiliki kerak yang padat dan inti yang
cair, tetapi tampaknya tetap saja tidak mungkin bahwa
bagian-bagian kerak tersebut dapat bergerak-gerak. Di
kemudian hari, dibuktikanlah teori yang dikemukakan geolog
Inggris Arthur Holmes tahun 1920 bahwa tautan bagian-
bagian kerak ini kemungkinan ada di bawah laut. Terbukti
juga teorinya bahwa arus konveksi di dalam mantel bumi
adalah kekuatan penggeraknya.
Sepanjang tahun 1960-an, banyak penemuan
teknologi yang kemudian mendorong revisi Hipotesis
Apungan Benua ini menjadi Teori Tektonik Lempeng (Plate
Tectonic Theory). Pada teori ini, dijelaskan bahwa
permukaan bumi dibentuk oleh kepingan-kepingan litosfer,
yaitu lapisan padat dari kerak bumi dan mantel bumi bagian
atas, yang mengapung di atas astenosfer. Astenosfer adalah
lapisan plastis di bawah litosfer yang memiliki sifat seperti
fluid yang dapat mengalir.
9
TEC
TO
NIC
PLA
TE P
UZ
ZLE |
Untuk memudahkan pemahaman dari apa yang telah
dikemukakan oleh beberapa ahli diatas maka digunakan
metode Quantum teaching. Quantum teaching merupakan
pembelajaran yang berasas pada pembelajaran yang
menyenangkan. Dalam pembelajaran ini digunakan berbagai
media yang berupa vidio, gambar maupun alat peraga yang
bertujuan untuk memudahkan dan menarik perhatian
peserta didik pada materi tektonik lempeng.
Untuk mewujudkan pembelajaran yang
menyenangkan dan menarik, maka diupayakan untuk
membuat media pembelajaran berupa puzzle yang bertujuan
untuk menerangkan mengenai teori apungan benua. Dengan
proses pembelajaran visualisasi maka peserta didik akan
lebih mudah untuk memahaminya. Penggunaan puzzle
diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan sehingga menghasilkan hasil belajar yang
memuaskan.
C. Tujuan Pembelajaran Quantum Learning
Adapun tujuan Quantum Teaching adalah untuk meraih ilmu
pengetahuan yang luas dengan berdasarkan prinsip belajar yang
menyenangkan dan menggairahkan. Dengan terwujutnya
pembelajaran yang menyenangkan dan mengairahkan diharapkan
siswa dapat :
Menganalisis Teori tektonik lempeng
Menyajikan informasi tentang tektonik lempeng
Mengidentifikasi lempeng – lempeng benua yang ada di
bumi
Menyajikan informasi arah pergeseran lempeng tektonik
Mengetahui akibat arah pergerakan lempeng
Mendiskripsikan lempeng yang berada di Indonesia
10
TEC
TO
NIC
PLA
TE P
UZ
ZLE |
D. Manfaat Pembelajaran Quantum Learning
Membangun sikap positif bagi siswa
Pembelajaran yang menyenangkan akan memotivasi siswa
untuk belajar
Siswa akan belajar secara aktif
Pembelajaran yang menyenangkan akan membangun dan
mempertahankan lingkungan positif
Menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa
E. Sasaran
Sasaran ini ditujukan kepada guru sebagai alternative model
pembelajaran geografi yang berbasis pada bentuk produk
pembelajaran Quantum dan diaplikasikan di sekolah SMA. Model
ini bisa digunakan di sekolah SMA yang terjangkauan daerah yang
jauh atau kurangnya media elektronik, setelah pengenalan atau
produk kepada guru kemudian produk ini disampaikan kepada
siswa atau murid SMA untuk dipraktekkan dan diteliti
F. Gambaran Produk Model
Gambaran dari produk ini adalah berupa puzzle dunia. Puzzle
dunia ini terdiri dari berbagai benua yang nantinya dapat disatukan
sesuai dengan teori tektonik lempeng. Puzzle ini tidak hanya
berbahan kertas namun
juga berlapiskan
sterofoam,
sehingga puzzle tidak
mudah rusak seperti
terbang atau sobek.
11
TEC
TO
NIC
PLA
TE P
UZ
ZLE |
Berikut visualisasi dari puzzle lempeng berdasarkan benua-benua
di dunia:
12
TEC
TO
NIC
PLA
TE P
UZ
ZLE |
Puzzle di atas adalah puzzle yang belum disatukan. Ketika puzzle-
puzzle di atas disatukan maka akan menjadi seperti berikut ini:
13
TEC
TO
NIC
PLA
TE P
UZ
ZLE |
Gambar di atas ada visualisasi dari puzzle yang telah
disatukan. Ketika puzzle-puzzle disatukan maka akan terlihat
sebuah benua besar yang bernama Pangea yang merupakan
14
TEC
TO
NIC
PLA
TE P
UZ
ZLE |
gabungan benua-benua yang ada pada saat ini. Penggabungan
puzzle membuktikan teori pergerakan lempeng yang ada di dunia
selama berjuta-juta tahun.
G. Bentuk Kegiatan
1) Pengenalan Materi ( Peta Konsep )
Metode kuantum mencakup petunjuk spesifik untuk
menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang
kurikulum, menyampaikan isi, dan memudahkan proses belajar.
Pengertian Tektonik Lempeng
Dinamika Gerakan Lempeng
Terbentuknya Lempeng Tektonik
Struktur Perlapisan Lempeng
TEORI TEKTONIK LEMPENG
15
TEC
TO
NIC
PLA
TE P
UZ
ZLE |
Metode kuantum adalah pengubahan bermacam-macam
interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar
dengan menyingkirkan hambatan yang menghalangi proses
belajar alamiah dengan secara sengaja menggunakan musik,
mewarnai lingkungan sekeliling, menyusun bahan pengajaran
yang sesuai, cara efektif pembelajaran, dan keterlibatan aktif
peserta didik dan guru. Asas yang digunakan adalah Bawalah
dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia
mereka.Penejelasan mengenai tetonik lempeng dimuali dengan
adanya teori-teori yang menguatkan bahwa dulunya benua-
benua di dunia adalah satu daratan yang kemudian karena
adanya aktivitas dalam bumi yang menyebabkan lempeng
bergerak lama kelamaan pulau dan benua ikut bergerak juga
hingga saling terpisah. Sehingga samapi saat ini teori semacam
itu masih digunakan.
Dari penjabaran teori tektonik lempeng di bagi menjadi 4
sub bab mulai dari pengertian, proses terbentuknya, gerakan,
dan juga lapisan.
Peta konsep ini di mkasudkan untuk mempermudah
siswa dalam penjabaran atau memahami materi yang akan di
ajarkan, sehingga siswa mampu memiliki gambaran terlebih
dahulu tentang materi yang akan diajarkan.
Dalam pengertian akan di jelaskan mengenai apa itu
lempeng. Proses terbentuknya akan dijelaskan mengenai
kendungan apa saja yang terdapat dalam setiap lempeng di
bumi. Gerakan lempeng akan dijelaskan bagaimana kerja suatu
lempeng dalam bergerak, dan apa yang menyebabkan lempeng
tersebut bergerak. Dan yang terakhir adalah struktur lapisan
yaitu akan dijelaskan tentang lapisan-lapisan bumi hingga pada
lempeng.
2) Cara penyampaian materi
16
TEC
TO
NIC
PLA
TE P
UZ
ZLE |
Metode ceramah
Penyampaian materi dengan menggunakan metode
ceramah yaitu guru menerangkan dan menjelaskan kepada
siswa mengenai segala hal yang berkaitan dengan tektonik
lempeng, mulai dari pengertian, proses terbentuknya, gerakan,
hingga perlapisan. Selain penjelasan juga dimasukan beberapa
teori tentang pergerakan lempeng yang juga dapat berfungsi
sebagai penguat penjelasan.
Media Visual
Penggunaan media visual dapat berupa powerpoint
dengan tampilan slide dalam penjelasannya yaitu mengenai
gambaran dan penjelasan singkat mengenai materi yang akan
diajarkan, video tentang lempeng-lempeng dan pergerakannya,
atau pun animasi lempeng tentang proses terbentuknya dapat
digunakan untuk mengetahui bagaimana suatu lempeng lapisan
bumi dapat bergerak dan bekerja sehingga mampu mengerakan
dan mengetarkan bumi serta dampaknya apabila lempeng
tersebut bergerak dengan kecepatan tertentu.
3) Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran dapat dilakukan secara kelompok,
yaitu dalam kelompok atau setiap kelompok diharapkan mampu
menunjukan dan mengetahui tentang berbagai macam lempeng
yang tersebar di dunia dan juga dapat mengetahui lempeng
yang aktif maupun tidak serta cakupan Negara mana saja
lempeng tersebut berada.
Penyampaian materi ini diperuntukan bagi siswa SMA
kelas 1. Penyampaian materi ajar ini dimaksudkan agar siswa
dapat mengetahui segala kejadian alam yang berada di dalam
bumi yang dimana kejadian tersebut dapat membuat tatanan
bumi berubah melalui video animasi gambar atau pengertian
singkat serta praktek. Selain itu siswa juga dapat
17
TEC
TO
NIC
PLA
TE P
UZ
ZLE |
mengetahuinya secara langsung dengan melakukan suatu
praktek uji coba atau pengenalan lempeng seperti penyusunan
puzzle tentang lempeng.
Pengunaan media puzzle bertujuan untuk membantu
guru menyampaikan pesan-pesan secara lebih mudah kepada
siswa sehingga siswa dapat menerima pesan-pesan tersebut
secara tepat dan cepat. Dalam kerangka proses belajar
mengajar yang dilakukan guru, penggunaan media
dimaksudkan agar peserta didik yang terlibat dalam kegitan
belajar itu dapat memahami materi yang diberikan guru. Secara
khusus media puzzle digunakan dengan tujuan sebagai berikut:
1) Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk
memahami konsep.
2) Memberikan pengalaman yang berbeda dan
bervariasi sehingga lebih merangsang minat siswa
untuk belajar.
3) Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu
sehingga siswa tertarik untuk menggunakan media
tersebut.
4) Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat
dilupakan oleh siswa.
Dalam penggunaan media puzzle perlu pertimbangan
yang cukup agar tujuan penggunaan media puzzle tercapai.
Adapun kelebihan dan kelemahan media di jelaskan di bawah
ini :
Kelebihan media puzzle
• Gambar bersifat konkret, karena melalui gambar
siswa dapat melihat dengan jelas sesuatu.
• Gambar dapat mengatasi keterbatasan ruang dan
waktu, tidak semua objek, benda dapat di bawa ke
dalam kelas.
• Gambar dapat menarik minat atau perhatian siswa
18
TEC
TO
NIC
PLA
TE P
UZ
ZLE |
Kekurangan media puzzle
• Media puzzle lebih menekankan pada indera
penglihatan (visual)
• Gambar yang terlalu kompleks kurang efektif untuk
pembelajaran
• Gambar kurang maksimal bila diterapkan dalam
kelompok besar.
Pembelajaran menggunakan puzzle di lakukan dengan
cara membuat puzzle antar lempeng benua yang dimana dari
dapat saling di hubungkan antara lempeng satu dengan yang
lain dan ruang lingkup lempeng tersebut berada di Negara
mana saja. Selain itu dengan ini dimaksudkan siswa dapat
mengetahui letak, bentuk, formasi, serta karakteristik lempeng
tiap benua mulai dari lempeng besar hingga kecil dan lempeng
yang aktif dan tidak aktif.
4) Evaluasi
Evaluasi hasil belajar dapat ditentukan dengan
melakukan uji kompetensi setelah pembel;ajaran mengenai
materi tektonik lempeng selesai. Tetapi pengambilan nilai tidak
hanya dilakukan dengan cara tersebut saja, melainkan juga di
dapat dari keaktivan dan tanggapnya siswa dalam menagkap
materi serta antusias siswa dalam mendengarkan dan
menyimak pembelajaran. Kegiatan kelompok tentang
penggunaan puzzle lempeng yang dilakukan juga akan
digunakan dalam penilaian, dalam kegiatan kelompok ini yang
dinilai adalah kerja sama, interaksi dalam kelompok, mampu
menjalankan praktek dengan benar dan ketepatan dalam
penyusunan puzzle dengan benar
H. Keefektifan dan Alat Media
19
TEC
TO
NIC
PLA
TE P
UZ
ZLE |
Selain mebangkitkan motivasi dan minat peserta didik,
media pembelajaran juga dapat membantu peserta didik untuk
meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan
terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan
informasi.
Levie dan Lentz (Arsyad, 2004 : 16), mengemukakan empat
fungsi media pembelajaran, yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungsi afektif,
(c) fungsi kognitif, dan (d) fungsi kompensatoris.
Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik
dan mengarahkan perhatian peserta didik untuk konsentrasi
terhadap isi dari pelajaran yang berkaitan dengan makna visual
yang ditampilkan atau menyertai teks materi pembelajaran.
Fungsi afektif media pembelajaran dapat diungkap melalui
tingkat kenikmatan peserta didik ketika membawa teks bergambar.
Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap
peserta didik sebagai wujud responnya terhadap gambar yang dia
amati.. Gambar-gambar itu akan direspon peserta didik dengan
suatu komentar dan sikap tertentu yang menunjukkan pemikiran
yang terbangun dalam diri peserta didik setelah mengamati dan
mencermati gambar tersebut
Fungsi kognitif media, khususnya media visual tampak pada
temuan-temuan penelitian yang menyatakan bahwa lambang visual
atau gambar memudahkan bagi peserta didik untuk memahami dan
mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil
penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk
memahami teks membantu peserta didik yang lemah dalam
membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan
mengingatnya kembali. Bisa juga dikatakan bahwa media
pembelajaran mempunyai fungsi untuk mengakomodasikan peserta
didik yang lemah dan lambat dalam menerima dan memahami isi
20
TEC
TO
NIC
PLA
TE P
UZ
ZLE |
pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal
(dengan kata-kata).
Alat peraga dalam belajar mengajar memegang peranan
penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar
mengajar yang efektif. Dengan dihadirkannya alat peraga sebagai
media pembelajaran peserta didik tidak hanya mendengar kata-
kata yang sifatnya verbal, akan tetapi juga bisa melihat, dan
merasakan atau meraba alat peraga tersebut, sehingga lebih
memudahkan baginya untuk membangun imajinasinya.
Berikut adalah presantase pengalaman belajar yang bisa
membedakan daya serap peserta didik terhadap suatu obyek
pengetahuan tertentu dengan perbedaan media :
10 % Bisaverbal
20% Lihat
30% Dengar
visual50% Lihat dan dengar
70% Katakan
berbuat
90% Katakan dan
lakukan
21
TEC
TO
NIC
PLA
TE P
UZ
ZLE |
Dari tabel pengalaman belajar di atas, diketahui bahwa
peserta didik akan mencapai hasil belajar 10 % dari apa yang
dibaca, 20 % dari apa yang di dengar, 30 % dari apa yang dilihat,
50 % dari apa yang dilihat dilihat dan di dengar, 70 % dari apa yang
dikatakan, dan 90 % dari apa yang dikatakan dan dilakukan.
Kerucut pengalaman belajar di atas menunjukkan betapa
pentingnya alat peraga dihadirkan untuk meningkatkan daya serap
peserta didik terhadap obyek pelajaran yang sedang ia pelajari.
Karena dengan adanya alat peraga peserta didik tidak hanya
mendengar dari guru tentang obyek pengetahuan yang sedang ia
pelajari akan tetapi ia juga bisa melihat, meraba dan mengamatinya
secara langsung.
Pembelajaran dengan menggunakan Media Puzzle geografi
menjadikan pembelajaran Geografi lebih menyenangkan sehingga
membangkitkan minat belajar siswa. Dengan bangkitnya minat
belajar siswa, maka memacu peningkatan hasil belajar siswa. Hal
ini dapat dilihat dari peningkatan ketuntasan hasil belajar Geografi
siswa dari siklus ke siklus berikutnya.
22
TEC
TO
NIC
PLA
TE P
UZ
ZLE |
Kondisi pembelajaran dan peningkatan ketuntasan belajar
Geografi diatas jika dibandingkan dengan target keberhasilan
penelitian yang telah ditetapkan, yakni minat siswa pada kategori
“Berminat” terhadap pembelajaran Geografi dan 85% siswa tuntas
belajar, telah terlampaui.
DAFTAR PUSTAKA
23
TEC
TO
NIC
PLA
TE P
UZ
ZLE |
http://geoenviron.blogspot.com/2012/09/lempeng-tektonik-
indonesia.html
http://repository.upi.edu/operator/upload/
s_geo_056815_chapter1.pdf
www.undana.ac.id/FKIP/index.php/in/our.../pendidikan-
geografi
http://mala_ting2.guru-indonesia.net/artikel_detail-
21695.html
http://repository.upi.edu/operator/upload/
t_pk_0909574_chapter2.pdf
http://yudi81.wordpress.com/2010/12/04/teori-tektonik-
lempeng/
Sugiyono dan Danang Endarto, 2008. Mengkaji Ilmu
Geografi 1. Platium :Solo