plagiat merupakan tindakan tidak terpuji skripsi … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku...

104
i SKRIPSI HUBUNGAN CONSCIENTIOUSNESS DAN IMPULSIVE BUYING PADA WANITA Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh : Ni Wayan Stifany 129114078 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 31-Jan-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

i

SKRIPSI

HUBUNGAN CONSCIENTIOUSNESS DAN IMPULSIVE BUYING PADA

WANITA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh :

Ni Wayan Stifany

129114078

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

iv

HALAMAN MOTTO

‘Segala dapat kutanggung didalam Dia yang memberikekuatan kepadaku’

(Filipi 4:13)

When you have learned to love and control yourself, then youbecome the master of yourself

-unknown

Strength grows in the moments when you think you can’t goon, but you keep going anyway.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji dan syukur kupanjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus

yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini.

Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin

terselesaikan. Terimakasih Tuhan Yesus, terjadilah sesuai

dengan kehendak-Mu.

Skripsi ini juga kupersembahkan kepada kedua orangtua ku

yaitu Papa Karbi dan Mama Suweci yang selalu memberi

motivasi disaat situasi apapun. Tidak lupa juga kepada adik-

adikku yuda dan yudi yang tersayang.

Kepada teman-teman seperjuangan, dan kepada semua pihak

yang telah membantu dan mendukungku dalam

menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih Kalian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

vii

HUBUNGAN CONSCIENTIOUSNESS DAN IMPULSIVE BUYING PADAWANITA

Ni Wayan Stifany

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara conscientiousness danimpulsive buying. Penelitian ini menggunakan subjek sejumlah 120 orang. Pengambilandata dilakukan dengan pengisian skala BFI dimensi conscientiosness dan skala impulsivebuying. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan conscientiousness denganimpulsive buying pada wanita muda yang sedang bekerja. Reliabilitas dari skala BFIdimensi conscientiosness sebesar (α) = 0.886, impulsive buying sebesar (α) = 0.918.Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan pengujian Kolmogorov-Smirnovdalam program SPSS for windows versi 20.0 untuk melakukan uji normalitas. Dari hasiltersebut menunjukan bahwa sebaran data tidak normal. Hasil uji korelasi menunjukkanbahwa terdapat hubungan yang negatif dan signifikan (r = 0.000; p = -0.577) antaraconscientiousness (x̄ = 44.11; SD = 7.191) dan impulsive buying (x̄ = 41.86; SD = 8.952).Dengan demikian hipotesis penelitian ini diterima, terdapat hubungan yang negatif antaraskala conscientiousness dan skala impulsive buying.

Kata kunci : Conscientiousness dan Impulsive Buying.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

viii

THE RELATIONSHIP BETWEEN CONSCIENTIOUSNESS ANDIMPULSIVE BUYING TOWARD WOMEN

Ni Wayan Stifany

ABSTRACT

The purpose of this research was to find out the relationship between conscientiousnessand impulsive buying. The research used 120 people as the subjects. Collecting data washeld by filling the scale of BFI with conscientiousness dimension and the scale ofimpulsive buying. The research aimed to discover the relationship betweenconscientiousness and impulsive buying toward young women working. The reliability ofBFI scale with conscientiousness dimension was (α) = 0.886, impulsive buying was (α) =0.918. Data analysis was aided by Kolmogorov-Smirnov examination in SPSS 20.0 forwindows to do the normality test. The result indicated that the distribution of data wasnot normal. The correlation test result showed that there was a negative and significantrelationship (r = 0.000, p = -0.577) between conscientiousness (x̄ = 44.11, SD = 7.191)and impulsive buying (x̄ = 41.86; SD = 8.952). Therefore, the hypothesis of this studywas accepted. There was a negative relationship between the scale of conscientiousnessand the scale of impulsive buying.

Key words: Conscientiousness and Impulsive Buying.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala

berkat dan penyertaan-Nya yang tiada berkesudahaan. Berkat kasih-Nya, saya

dapat menyelesaikan skiripsi ini yang berjudul “Hubungan Kepribadian Neurotik

dan Impulsive Buying pada remaja di Tarakan”. Saya juga ingin mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Tuhan Yesus, atas penyertaan-Nya yang tidak pernah berkesudahan dan

mendengar semua keluh-kesah ku tiada henti.

2. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si., selaku Kaprodi Fakultas Psikologi,

terimakasih selalu welcome ketika ditemui dan membantu saya.

4. Ibu Ratri Sunar Astuti, M, Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

membantu saya dalam menyelesaikan masa kuliah hingga lulus.

5. Bapak Minto Istana, M, Si., selaku Dosen Pembimbing Skripsi,

terimakasih atas setiap waktu yang sudah bapak luangkan.

6. Dosen-dosen Fakultas Psikologi yang banyak memberikan ilmu,

pengetahuan, pengalaman, serta mendapatkan nilai-nilai yang berharga.

7. Papa Karbi dan Mama Suweci yang selalu menguatkan dalam kondisi

apapun dan yang selalu memberi semangat tiada henti. Terimakasih atas

cinta dan kasih sayang kalian kepada ku. Serta Yuda dan Yudi, yang selalu

menghibur dan selalu membuatku tersenyum. Terimakasih sudah menjadi

saudara kembar yang nyebelin dan ngangenin.

8. Kepada Ericho Yan Tommy Sitompul, terimakasih untuk kekasihku yang

selalu ada. Secara langsung maupun tak langsung, tempat dimana aku

selalu mencurahkan suka dukaku dsalam menyelesaikan skirpsi.

Terimakasih selalu mengingatkanku untuk jangan jangan pernah

menyerah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING....................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iii

HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA........................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

ABSTRACT ........................................................................................................... viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH.. ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI........................................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL................................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 7

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian.................................................................................. 7

1. Manfaat Teoritis ................................................................................. 7

2. Manfaat Praktis .................................................................................. 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

xiii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 9

A. Impulsive Buying .................................................................................... 9

1. Definisi Impulsive Buying................................................................. 9

2. Aspek-aspek Impulsive Buying .........................................................11

3. Faktor-faktor Impulsive Buying ....................................................... 15

B. Kepribadian ......................................................................................... 20

1. Definisi Kepribadian ....................................................................... 20

C. Conscientiousness................................................................................. 21

1. Definisi Conscientiousness .............................................................. 21

2. Aspek-aspek Conscientiousness ...................................................... 23

D. Dewasa Muda ...................................................................................... 25

E. Dinamika hubungan Conscientiousness dan Impulsive Buying Pada

Wanita Dewasa Muda ........................................................................... 26

F. Skema Hubungan Conscientiousness dan Impulsive Buying Pada Wanita

Dewasa Muda ....................................................................................... 29

G. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 31

A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 31

B. Identifikasi Variabel Penelitian............................................................. 31

C. Definisi Operasional ............................................................................. 32

1. Impulsive Buying.............................................................................. 32

2. Conscientiousness ............................................................................ 32

D. Subjek Penelitian .................................................................................. 33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

xiv

E. Prosedur Penelitian ............................................................................... 33

F. Metode dan Alat Pengumpulan Data .................................................... 35

G. Validitas dan Reliabilitas ...................................................................... 38

H. Metode Analisis Data ........................................................................... 44

1. Uji Asumsi ....................................................................................... 44

2. Uji Hipotesis .................................................................................... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................... 47

A. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 47

B. Deskripsi Data Penelitian ..................................................................... 47

D. Hasil Penelitian..................................................................................... 51

1. Uji Asumsi Penelitian ...................................................................... 51

2. Uji Linearitas ................................................................................... 53

3. Uji Hipotesis .................................................................................... 56

E. Pembahasan .......................................................................................... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................ 63

A. Kesimpulan........................................................................................... 63

B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 63

C. Saran ..................................................................................................... 63

1. Bagi Subyek Penelitian .................................................................... 63

2. Bagi Penelitian Selanjutnya ............................................................. 64

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 65

LAMPIRAN.......................................................................................................... 68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Skor Favorable dan Unfavorable Variable ...........................................36

Tabel 2. Distribusi Item Skala Uji Coba Impulsive Buying ...............................37

Tabel 3. Distribusi Item Skala Uji Coba Conscientiousness ..............................38

Tabel 4. Distribusi Item Skala Uji Coba Impulsive buying Setelah Uji ..............40

Tabel 5. Distribusi Item Skala Uji Coba Conscientiousness Setelah Uji.............41

Tabel 6. Reliabilitas Skala Conscientiousness .....................................................43

Tabel 7. Reliabilitas Skala Impulsive Buying ......................................................44

Tabel 8. Perbandingan Data Teoritik dan Empirik .............................................48

Tabel 9. One Sample Statistict Conscientiousness ..............................................49

Tabel 10. One Sample Statistict Impulsive Buying .............................................49

Tabel 11. One Sample Test Impulsive Buying ....................................................49

Tabel 12. One Sample Test Conscientiousness ....................................................50

Tabel 13. Test Of Normality ................................................................................51

Tabel 14. Anova Table .........................................................................................53

Tabel 15. Corelations Conscientiousness dan Impulsive Buying .........................56

Tabel 16. Kriteria Koefisien Kolerasi ...................................................................57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Grafik Normal Q-Q Plot Impulsive buying ...........................................52

Gambar 2 Grafik Normal Q-Q PLOT normal conscientiousness ..........................53

Gambar 3 Grafik Plot Linearitas ...........................................................................55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. One Sample T-test.............................................................................68

Lampiran 2. Uji Normalitas ..................................................................................70

Lampiran 3. Uji Linearitas ....................................................................................72

Lampiran 4. Uji Hipotesis .....................................................................................74

Lampiran 5. Reliabilitas Skala ..............................................................................76

Lampiran 6. Skala Penelitian ................................................................................78

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 terjadi peningkatan

Marginal Propensity to Consumption atau MPC. Tercatat bahwa, Gross

National Savings per GDP (Gross Domestic Product) Indonesia sebesar 30,87

persen. Angka tersebut di bawah Cina yang sebesar 48,87 persen, Singapura

46,73 persen, dan Korea 35,11 persen. Marginal Propensity to Save (MPS)

mengalami penurunan dan Marginal Propensity to Consumption (MPC)

mengalami peningkatan dalam tiga tahun terakhir, karena kebutuhan-

kebutuhan masyarakat semakin lama semakin meningkat. (Orang Indonesia

Makin Konsumtif Kompas.com, 2015). Kebutuhan tersebut berlebihan atau

tidak sesuai dengan porsinya. Hal ini terjadi karena masyarakat

menambahkan keinginan sebagai bagian dari kebutuhan, sehingga pembelian

terhadap produk yang tidak dibutuhkan terjadi dan kebutuhan semakin

meningkat.

Pemenuhan keinginan belanja terhadap produk yang tidak dibutuhkan

dan tidak direncanakan menunjukkan adanya kecenderungan impulsive

buying yang relatif cukup tinggi. Dari hasil wawancara yang dilakukan, 21%

konsumen mengaku tidak membuat perencanaan sebelum melakukan

pembelian. Angka pembelian meningkat dua kali lipat menjadi 39% bila

dibanding tahun 2010 (Antaranews.com, 2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

2

Hasil riset dari Lembaga Frontier Consulting Group pada tahun 2012

yang menunjukkan bahwa impulsive buying atau pembelian yang tidak

direncanakan di Indonesia relatif cukup tinggi yaitu 15% hingga 20%

dibandingkan dengan negara lain misalnya Amerika. Perilaku belanja pada

masyarakat Indonesia umumnya tidak teratur dibandingkan dengan

masyarakat Amerika yang memiliki waktu dan jam tertentu untuk berbelanja.

Masyarakat Amerika berbelanja pada saat ada summer sale, sedangkan

konsumen Indonesia tidak memiliki hari tertentu dalam belanja dan

menganggap bahwa berbelanja serta rekreasi sebagai dua hal yang sama

(Marketing.co.id, 2012). Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan masyarakat

Indonesia memiliki kecenderungan impulsive buying.

Pengambilan keputusan saat berbelanja masyarakat Indonesia yang

menimbulkan impulsive buying dipengaruhi oleh gaya hidup. Gaya hidup

tersebut sebagai sebuah pola hidup seseorang yang terungkap dalam aktivitas,

minat dan opininya yang terbentuk melalui sebuah kelas sosial, dan

pekerjaan. Lembaga Riset Kandence International Indonesia mengungkapkan

bahwa sebanyak 28% masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan gaya hidup

konsumtif yang tidak sehat sepanjang tahun 2015 (Lifestyle.bisnis.com). Hal

ini karena berbelanja merupakan sebagai suatu gaya hidup sehingga belanja

tidak hanya untuk membeli kebutuhan pokok saja, melainkan belanja dapat

menunjukkan status sosial seseorang karena ketika seseorang berbelanja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

3

berarti ia memiliki keuangan yang memadai (Anin, Rasimin & Atamimi,

2008).

Peneliti akan melakukan penelitian di Yogyakarta yang terkait dengan

impulsive buying. Hal ini dikarenakan secara khusus masyarakat Yogyakarta

memiliki tingkat rata-rata konsumsi masyarakat sangat tinggi, yaitu 1,09 kali

lebih banyak dari rata-rata pendapatan total masyarakat. Hal tersebut

menunjukan bahwa anggaran belanja yang masyarakat keluarkan lebih besar

dari pada penghasilan, sehingga dapat dikatakan hampir seluruh dari

pendapatan habis untuk dikonsumsi (Tinarbuko, 2006)

Anggaran belanja masyarakat Yogyakarta yang lebih besar

dibandingkan pendapatan merupakan perilaku impulsive buying yang

merugikan. Gubernur Yogyakarta, Sultan HB X menyatakan bahwa

peningkatan pola hidup konsumtif cenderung mengubah perilaku sosial

masyarakat (Tinarbuko, 2006). Selain itu, Tinarbuko (2006) juga menyatakan

bahwa pola hidup konsumtif mendorong orang untuk selalu ingin berlebihan,

tanpa peduli bagaimana cara mendapatkannya. Pola hidup konsumtif juga

menimbulkan berbagai hal yang berhubungan dengan faktor ketergantungan

yang melekat pada masyarakat, misalnya ketergantungan pada produk-produk

luar negeri (Tinarbuko, 2006).

Individu dengan impulsive buying membeli suatu produk bukan

karena manfaat dari produk tersebut melainkan karena nilai-nilai simbolik

dari produk tersebut. Hal ini akan memberikan nilai simbolik yang berupa

emosi konsumen untuk memperoleh produk tersebut (Coley, 2002). Menurut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

4

Tom (2015) setiap individu atau konsumen memiliki kepribadian yang unik

dan karismatik yang membedakan pola perilaku dan adaptasi terhadap

lingkungan dari orang lain. Verplanken & Herabadi (2009) mengemukakan

bahwa terdapat hubungan antara impulsive buying dan kepribadian individu.

Pada penelitian ini peneliti akan lebih fokus dengan kepribadian yang

mempengaruhi individu dalam keputusan saat berbelanja. Hal tersebut

dikarenakan tidak hanya faktor luar yang mempengaruhi individu saat

berbelanja. Akan tetapi, faktor internal atau dalam dari individu juga

memberikan pengaruh individu saat berbelanja.

Dalam jurnal “The Effect of Personality on Impulsive Buying and

Compulsive Buying Behavior”, Barratt (dalam, Shahjehan, Qureshi, Zeb, &

Saifullah, 2012) menyatakan bahwa impulsivitas adalah kepribadian yang

cenderung bertindak tanpa pemikiran, membuat keputusan secara spontan,

dan tidak mampu menghargai keadaan saat ini. Penelitian yang dilakukan

Cobb dan Hoyer (dalam, Shahjehan, Qureshi, Zeb, & Saifullah, 2012)

memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan ciri-ciri kepribadian dan

impulsive buying. Namun mereka tidak dapat melihat hubungan dari kedua

variabel tersebut. Akan tetapi, pada penelitian yang dilakukan oleh

Shahjehan, Qureshi, Zeb, dan Saifullah (2012) menunjukkan bahwa adanya

hubungan yang positif antara impulsive buying dengan kepribadian (Big Five

Personality). Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Chuah dan

Gan (2015) menunjukan adanya hubungan positif antara kepribadian dengan

impulsive buying. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Verplanken dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

5

Herabadi (2001) mengatakan bahwa impulsive buying memiliki

kecenderungan umum yang sangat berakar pada kepribadian seseorang.

Kecenderungan umum yang berakar pada kepribadian tersebut membuat

impulsive buying berkorelasi dengan kepribadian.

Big five personality atau lima faktor kepribadian adalah sebuah teori

yang ditemukan oleh Costa dan McCrae (Feist & Feist, 2009) mengenai sifat-

sifat dasar kepribadian individu. Big five personality tersusun atas lima aspek

utama yang luas, yaitu extraversion, agreeableness, conscientiousness,

neuroticsm dan openness to experience. Dalam penelitian ini peneliti akan

lebih fokus terhadap keterkaitan impulsive buying dengan kepribadian

conscientiousness. Hal ini dikarenakan belum ada penelitian sebelumnya

yang lebih khusus mengkaitkan conscientiousness sebagai variabel yang

berhubungan dengan individu pengambilan keputusan saat berbelanja.

Pengertian dari conscientiousness ialah cenderung lebih berhati-hati

dalam melakukan suatu tindakan ataupun penuh pertimbangan dalam

mengambil sebuah keputusan, mereka juga memiliki disiplin diri yang tinggi.

Individu dengan tingkat conscientiousness tinggi cenderung peka nurani,

pekerja keras, teratur, tertib, tepat waktu, ambisius, dan tekun. Kemudian

sebaliknya individu dengan tingkat conscientiousness rendah cenderung

bebal, malas, tidak teratur, tidak tertib, selalu terlambat, tidak berarah-tujuan,

dan mudah menyerah (Pervin, Cervone, & John, 2005). Conscientiousness

merupakan dimensi yang mengukur tingkat kehati-hatian seseorang. Jika nilai

conscientiousness seseorang tinggi, maka individu cenderung mengerjakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

6

sesuatu dengan berhati-hati. Individu dengan conscientiousness merupakan

orang yang terorganisir serta disiplin karena sifat hati-hatinya itu. Jika nilai

Conscientiousness individu rendah, maka individu masuk ke golongan

disorganized yang berarti cenderung tidak teratur atau kacau. (Pervin,

Cervone, & John, 2005).

Penelitian yang dilakukan oleh Srivastava (2003) mengatakan bahwa

sejumlah penelitian dan meta analisis mengindikasikan bahwa kepribadian

dapat berubah pada tiap fase-fase tertentu sepanjang hidup. Secara rata-rata,

tingkat agreeableness, conscientiousness meningkat seiring waktu. Sementara

tingkat extraversion, neuroticism, dan openness cenderung berkurang pada

individu dalam fase dewasa muda.

Wood (1998) mengatakan dalam penelitiannya bahwa impulsive

buying dipengaruhi oleh karakteristik personal (usia). Wood (1998)

menemukan terjadi peningkatan impulsive buying pada usia 18 hingga 39

tahun dan menurun setelahnya. Pada usia 18-39 tahun adalah rentang usia

yang termasuk dalam tahap perkembangan dewasa awal. Mereka yang

tergolong dewasa muda (young adulthood) ialah mereka yang berusia 20-40

tahun. Sebagai seorang individu yang sudah tergolong dewasa, peran dan

tanggung jawabnya tentu semakin bertambah besar. Individu tidak harus

bergantung secara ekonomis, sosiologis maupun psikologis pada

orangtuanya, serta kemandirian saat membuat keputusan (Dariyo, 2003).

Adapun ciri dari perkembangan dewasa awal memiliki orientasi pada tugas

tidak pada diri sendiri atau ego. Berorientasi pada tugas-tugas yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

7

dikerjakan dan tidak condong terhadap perasaan diri sendiri atau kepentingan

sendiri (Aderson dalam Mappiare, 1983). Dilihat dari perkembangan

kognitifnya, individu dewasa awal seharusnya mampu berpikir reflektif dan

menekankan pada logika kompleks serta melibatkan intuisi dan emosi

(Papalia, 2009). Tetapi pada masa ini, individu juga mulai mandiri secara

ekonomi, kemandirian secara ekonomi tersebut dapat mendorong individu

menjadi konsumtif dan melakukan impulsive buying.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh profesor psikologi Karen Pine

dari universitas Hertfordshire Inggris, menemukan 79% wanita mengatakan

bahwa berbelanja dapat menghibur diri mereka. Selain itu, perubahan

biochemical dalam tubuh wanita juga mempengaruhi keinginan berbelanja.

Dorongan kuat untuk berbelanja kemungkinan adalah suatu usaha untuk

melawan emosi negatif yang diciptakan oleh perubahan hormon atau berasal

dari keinginan bawah sadar untuk membuat diri mereka tampil lebih menarik.

(Pine, 2011).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Gunawan (2016) dinyatakan

bahwa perempuan di Indonesia lebih memiliki kecenderungan berperilaku

secara impulsive dalam memutuskan saat berbelanja. Senada dengan

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lina dan Rosyid (1997)

menyatakan bahwa perempuan memiliki kecenderungan lebih besar untuk

berperilaku berbelanja secara impulsif dibandingkan laki-laki. Hal tersebut

disebabkan karena konsumen perempuan cenderung lebih emosional sehingga

cenderung mudah untuk terpengaruh untuk berbelanja yang diluar rencana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

8

Santrock (2003) juga mengatakan bahwa perempuan memiliki perhatian lebih

mengenai penampilan dan aktivitas berbelanja. (Dittmar & Wood dalam

Verplanken & Herabadi, 2001) mengatakan perempuan juga cenderung lebih

impulsif daripada laki-laki.

Ketertarikan wanita pada benda-benda yang sedang trend dapat

membuat dirinya terlihat tidak ketinggalan zaman. Walaupun terkadang

benda-benda tersebut sebenarnya tidak dibutuhkan. Apalagi ditunjang dengan

pendapatan dari individu akan mempermudah individu untuk memenuhi

keinginannya. Hal ini juga dikemukakan oleh Mowen dan Minor (2002)

membeli tidak lagi dilakukan untuk manfaat fungsional, tetapi untuk nilai

simboliknya. Perilaku membeli yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan

cenderung berlebihan dapat digolongkan sebagai impulsive buying.

Berdasarkan paparan tersebut peneliti tertarik memilih impulsive

buying sebagai variabel terikat. Serta peneliti memilih conscientiousness

sebagai variabel bebas. Dalam penelitian ini peneliti akan melihat bagaimana

hubungan antar variabel tersebut pada subjek wanita dewasa muda yang

sedang bekerja.

B. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara conscientiousness dan impulsive

buying?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

9

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan menguji hubungan conscientiousness dan

impulsive buying pada wanita dewasa muda yang sedang bekerja. Tujuan

yang ingin dicapai ialah peneliti ingin mengetahui apakah individu dengan

impulsive buying tinggi akan memiliki hubungan conscientiousness yang

rendah. Ataupun sebaliknya.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara

teoritik dan praktis, yaitu:

1. Manfaat Teoritis:

Secara akademis, hasil penelitian ini dapat memperkaya pengetahuan

pada psikologi industri dan organisasi.

2. Manfaat Praktis:

Bagi masyarakat umum dan praktisi (konselor), hasil penelitian ini

diharapkan dapat memberikan informasi mengenai impulsive buying

sehingga masyarakat dapat lebih memahami dampak sebagai

konsumen. Serta dapat memberikan informasi tambahan mengenai

hubungan kepribadian saat melakukan pengambilan keputusan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Impulsive Buying

1. Definisi Impulsive Buying

Beatty dan Ferrel (1998) mengemukakan impulsive buying

merupakan pembelian yang terjadi secara spontan, yaitu ketika individu

melihat suatu produk baik langsung dari toko maupun dari katalog produk.

Individu langsung melakukan pembelian ketika ia merasa produk tersebut

cocok maka ia akan langsung melakukan pembelian tanpa melakukan

pertimbangan serta dampaknya terlebih dahulu.

Pada penelitian sebelumnya Rook (1987) mengemukakan hal yang

senada bahwa selama melakukan impulsive buying, konsumen akan

mengalami keinginan sesaat, kuat dan gigih. Hal ini ditandai dengan

dorongan membeli sebagai suatu yang tidak diinginkan, reaksi tidak

reflektif yang terjadi segera setelah terkena rangsangan oleh suatu

stimulus. Dorongan emosional terkait dengan adanya perasaan yang intens

ditunjukkan dengan melakukan pembelian karena adanya dorongan untuk

membeli suatu produk dengan segera, mengabaikan konsekuensi negatif,

merasakan kepuasan dan mengalami konflik di dalam pemikiran (Rook,

1987). Lebih lanjut Rook (1987) juga menyatakan bahwa pembelian

impulsif merupakan aktivitas pembelian dilakukan individu yang tidak

memiliki perencanaan, pertimbangan dan tidak berdasarkan pada penilaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

11

atau sebuah evaluasi tertentu terhadap produk dan manfaat dari produk

yang dibeli.

Pembelian yang tidak direncanakan membuat membeli suatu

produk tanpa mengevaluasi kegunaan produk tersebut (Vishnu & Raheem,

2012). Hal ini dikarenakan konsumen didorong oleh impuls sehingga ia

akan melakukan tindakan membeli secara spontan tanpa melalui berbagai

pertimbangan (Kipnis, Reich, Winshie, dalam Rook, 1987). Hal senada

juga dikemukakan oleh Engel dan Blackwell (1995) impulsive buying

merupakan suatu tindakan pembelian yang terjadi tanpa direncanakan

sebelumnya atau keputusan pembelian dilakukan pada saat berada didalam

toko. Impulsive buying juga disebut pembelian tidak terencana yang

memenuhi karakteristik sebagai berikut: terjadinya pengambilan keputusan

membeli yang relatif cepat, menjadi lebih emosional daripada rasional,

tidak termasuk pembelian untuk barang yang mudah diingat, dan

memerlukan perencanaan dalam pembeliannya (Thai, 2003 dalam

Shofwan, 2010).

Pengertian impulsive buying yang digunakan pada penelitian ini

adalah pembelian yang tidak rasional dan diasosiasikan dengan

pembelian yang cepat dan tidak direncanakan, diikuti oleh adanya

konflik pikiran dan dorongan emosional (Verplanken & Herabadi, 2001).

Dari uraian tersebut peneliti menyimpulkan impulsive buying

sebagai suatu dorongan yang menimbulkan perilaku atau kegiatan

pembelian yang dilakukan secara spontan dan cenderung berulang-ulang,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

12

tidak menggunakan perencanaan terlebih dahulu, bahkan cenderung

dikategorikan sebagai pembelian irasional karena perilaku ini tidak

jarang menimbulkan konsekuensi yang tidak terpikirkan sebelumnya.

2. Aspek-aspek Impulsive Buying

Verplanken dan Herabadi (2001), menyebutkan adanya dua aspek

dalam terjadinya impulsive buying bisa dijelaskan dari dua aspek yaitu:

pertama aspek kognitif dan aspek afektif. Konsumen yang dapat

dikategorikan impulsive buying terdiri dari dua aspek tersebut.

a. Aspek Kognitif

Coley (2002) mengemukakan aspek kognitif seseorang

mengacu pada bagaimana konsumen dapat memahami mengenai

suatu produk, memikirkan, dan menginterpretasikan produk.

Konsumen yang cenderung melakukan pembelian tidak

direncanakan, maka konsumen menjadi cenderung mengabaikan

konsekuensi. Hal tersebut juga didukung oleh peneliti sebelumnya

Verplanken dan Knippenberg (2001) menyatakan ketika konsumen

melakukan impulsive buying konsumen kurang atau bahkan tidak

merencanakan dan mempertimbangkan resiko atas pembelian yang

dilakukan. Konsumen juga tidak memikirkan tujuan dari pembelian

yang dilakukannya. Hal ini yang membuat konsumen mengalami

impulsive buying, karena konsumen mengabaikan dan tidak

memikirkan resiko atas tindakan yang ia lakukan karena ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

13

dorongan secara tiba-tiba dalam dirinya sehingga ia akan membeli

produk secara spontan tanpa berpikir terlebih dahulu.

Shiv dan Fedorikhin (dalam Verplanken & Knippenberg,

2001) menunjukkan bahwa sumber daya kognitif yang terbatas dapat

mengakibatkan konsumen untuk melakukan impulsive buying. Coley

(2002) mengungkapkan bahwa proses kognitif terdiri dari tiga

komponen, yaitu pertama cognitive deliberation, yaitu keadaan di

mana konsumen merasakan sebuah dorongan untuk bertindak

(membeli) tanpa adanya pertimbangan ataupun memikirkan

konsekuensi dari tindakannya tersebut. Selanjutnya unplanned

buying, yaitu keadaan di mana konsumen kurang atau tidak memiliki

rencana yang jelas ketika berbelanja. Terakhir, disregerd for future,

yaitu keadaan di mana konsumen yang melakukan impulsive buying

tidak memikirkan atau mengabaikan masa depan. Sebagai contoh,

ketika konsumen sedang berada di pusat perbelanjaan, kemudian

konsumen melihat diskon di sebuah toko, konsumen akan segera

melihat suatu produk dan membeli barang tersebut. Padahal

sebelumnya konsumen sama sekali tidak merencanakan untuk

membeli produk tersebut.

Pada saat konsumen melihat produk diskon, proses kognitif

konsumen bekerja dan ketika konsumen tertarik pada salah satu

produk secara tiba-tiba konsumen membeli tanpa adanya rencana

sebelumnya. Pada saat konsumen membayar, proses kognitif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

14

konsumen menjadi terabaikan. Hal tersebut dikarenakan konsumen

tidak merencanakan, tidak memikirkan resiko serta tujuan dari

pembelian produk (Verplanken & Knippenberg, 2001).

b. Aspek Afektif

Aspek afektif merupakan emosi, perasaan maupun suasana

hati konsumen yang menimbulkan sebuah dorongan untuk membeli

produk dan ketika konsumen merasakan perasaannya pada saat

berbelanja. Maka terjadilah perilaku impulsive buying (Coley, 2002).

Hal ini senada dengan penelitian sebelumnya yang dikemukakan

oleh Verplanken & Knippenberg (2001) bahwa aspek afektif

merupakan respon emosional sebelum, selama atau setelah

pembelian suatu produk yang tidak terencana dilakukan. Emosi yang

paling menonjol pada saat impulsive buying dilakukan adalah

kesenangan dan kegembiraan, namun ada juga yang merasa tiba-tiba

atau desakan untuk segera membeli produk tersebut. Hal ini dapat

dikatakan sebagai bentuk ringan dari kompulsi (Verplanken &

Knippenberg, 2001). Ketika pembelian yang tidak terencana telah

dilakukan, konsumen akan timbul perasaan menyesal, misalnya

membuang-buang uang dengan membeli produk yang tidak

bermanfaat (Dittmar & Drury, 2000).

Coley (2002) mengemukakan proses afektif memiliki tiga

komponen yaitu, pertama irresistible urge to buy, keinginan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

15

konsumen yang instan, dan memaksa konsumen secara terus

menerus untuk segera mendapatkan produk tersebut, sehingga

membuat konsumen tidak dapat menahan diri untuk memiliki produk

tersebut. Kedua, positive buying emotion, keadaan suasana hati yang

positif dari hasil impulsive buying yang dilakukan untuk memuaskan

dirinya. Konsumen cenderung akan melakukan impulsive buying lagi

untuk mempertahankan suasana hati yang menyenangkan. Terakhir,

mood management, konsumen melakukan impulsive buying didorong

oleh keinginan konsumen untuk mengubah atau menata suasana

hatinya. Sebagai contoh, seorang perempuan yang berada di pusat

perbelanjaan melihat barang yang disukai, konsumen merasa ada

desakan untuk segera memiliki barang tersebut sehingga dapat

memuaskan keinginannya walaupun sebenarnya barang tidak

diperlukan.

Berdasarkan kedua aspek tersebut, peneliti menyimpulkan

bahwa aspek impulsive buying adalah aspek kognitif dan aspek

afektif. Dalam impulsive buying aspek kognitif adalah konsumen

yang kurang atau tidak memiliki perencanaan dalam melakukan

suatu pembelian sehingga pada saat konsumen melakukan impulsive

buying konsumen tidak memikirkan tujuan serta resiko dari

pembelian barang tersebut. Sedangkan, aspek afektif adalah

konsumen yang melakukan impulsive buying didasari atas

emosional, misalnya tertarik dan menyukai suatu barang, timbul rasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

16

senang dan adanya desakan untuk segera memiliki barang tersebut,

serta setelah membeli barang konsumen akan menyesalinya.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impulsive Buying

Impulsive buying terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-

faktor yang dikemukakan oleh para ahli dibagi menjadi dua, yaitu faktor

eksternal dan faktor internal:

a. Faktor Eksternal

Penelitian tentang pembelian-pembelian secara impuls atau

tidak direncanakan sebelumnya menunjukkan bahwa ada beberapa

karakteristik dari eksternal (Loudon & Bitta, 1993).

1). Karakteristik produk yang mempengaruhi perilaku impulsive

buying adalah:

a). Memiliki harga yang murah atau terjangkau bagi konsumen

b). Adanya sedikit kebutuhan terhadap produk tersebut

c). Siklus kehidupan atau kemunculan produknya terlampau pendek

d). Ukuran produknya kecil atau ringan

e). Mudah disimpan.

2). Pada faktor marketing, hal-hal yang mempengaruhi perilaku

impulsive buying adalah:

a). Distribusi masal pada self-service outlet terhadap pemasangan

iklan secara besar-besaran dan material yang akan didiskon.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

17

b). Cara penataan barang yang dipajang dan lokasi toko yang

menonjol akan mempengaruhi impulsive buying.

Youn dan Faber (2000) menggungkapkan faktor eksternal

impulsive buying merujuk pada isyarat pemasaran atau rangsangan

yang ditempatkan dan dikendalikan oleh pemasar dalam upaya untuk

memikat konsumen dalam perilaku pembelian. Stimulus eksternal

terkait dengan belanja dan lingkungan pemasaran. Lingkungan toko

seperti ukuran toko, suasana, dan desain, sementara lingkungan

pemasaran adalah berbagai aktivitas penjualan dan iklan. Impulsive

buying dapat diinduksi ketika seorang konsumen bertemu dengan

rangsangan visual yang relevan dalam lingkungan ritel, atau

rangsangan promosi (Piron, 1991). Impulsive buying dianggap sebagai

skenario belanja dengan promosi penjualan yang inovatif, pesan yang

kreatif dan penggunaan teknologi yang tepat di ritel toko (Schiffman,

2010).

Berbagai rangsangan dalam toko baik secara langsung atau

tidak langsung sangat mempengaruhi pelanggan. Suasana toko yang

dapat dipengaruhi oleh berbagai atribut seperti pencahayaan ruangan,

tata letak barang, presentasi barang yang akan dijual, lantai dalam

ruangan, warna pada dinding, suara dalam ruangan, bau dalam

ruangan dan pakaian yang dikenakan pramuniaga akan mempengaruhi

individu menjadi impulsive buying. Senada dengan pendapat yang

dikemukakan oleh Hoyer dan MacInnis, (1999) lingkungan toko yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

18

menyenangkan sangat dapat merangsang dan menyebabkan

peningkatan impulsive buying. Penampilan produk dan adanya musik

juga berpengaruh secara eksternal kepada pelanggan (Verplanken dan

Herabadi, 2001).

Xu (2007) menyatakan bahwa lingkungan toko mempengaruhi

kondisi emosional konsumen yang dapat menyebabkan impulsive

buying saat di dalam toko. Rook dan Hoch (1985) juga menekankan

bahwa impulsive buying benar-benar dimulai dari sensasi dan persepsi

konsumen yang dapat dipengaruhi dan didorong oleh stimulus

eksternal, serta diikuti oleh dorongan dalam diri tiba-tiba muncul

keinginan untuk membeli (contohnya: saya lihat saya ingin membeli).

Mattila dan Wirtz (2008) menemukan bahwa rangsangan

lingkungan toko mempengaruhi secara positif perilaku pembelian

impuls terutama ketika lingkungan toko dianggap sebagai over-

stimulating hormone (kegembiraan dan stimulasi). Rangsangan di

lingkungan ritel toko cenderung mempengaruhi emosi konsumen

(Donovan dan Rossiter, 1982) merupakan variabel lain yang

ditemukan untuk mempengaruhi impulsive buying. Baumeister (2002)

berpendapat bahwa hasrat yang tinggi dan overstimulasi mengurangi

regulasi diri. Hal diatas cenderung mengurangi kemampuan orang

berpikir melalui tindakan mereka yang selanjutnya dapat

meningkatkan peluang impulsive buying.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

19

Merchandise ritel langsung memotivasi konsumen untuk

membeli suatu produk. Kegiatan merchandising bertindak sebagai

salesman yang ada di ritel outlet (Muruganantham & Kaliyamoorthy,

2005). Hal yang senada juga diungkapkan Hulten dan Vanyushyn

(2011) bahwa konsumen yang impulsif memberikan perhatian lebih

pada display di dalam toko. Hal tersebut dukukung oleh pendapat

Gupta, (dalam Muruganantham dan Bhakat, 2013) menyatakan

display produk dan harga produk yang menjadi rangsangan utama

dalam toko besar. Sedangkan pada toko kecil, harga produk

merupakan rangsangan utama yang menarik terjadinya impulsive

buying.

b. Faktor Internal

Faktor internal impulsive buying menunjukkan isyarat dari

dalam diri individu. Setiap individu memiliki kerakteristik yang

berbeda-beda, maka rangsangan internal terkait dengan kerakteristik

dalam individu itu sendiri. Karakteristik individu menjadi faktor

yang mempengaruhi individu tersebut bertindak impulsive buying.

Berikut ini, Loudon & Bitta (1993) menyatakan ada

karakteristik-karakteristik konsumen yang mempengaruhi perilaku

impulsive buying adalah:

1). Kepribadian konsumen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

20

2). Demografis, karakteristik demografis terdiri dari jenis kelamin

(gender), usia status perkawinan, penghasilan, pekerjaan dan

pendidikan.

3). Karakteristik-karakteristik sosial-ekonomi yang dihubungkan

dengan tingkat impulsive buying.

Schiffman (2008) berpendapat kepribadian didefinisikan

sebagai suatu organisasi yang unik dan dinamis dari karakteristik

individu tertentu, fisik dan psikologis yang mempengaruhi perilaku,

serta respon terhadap lingkungan secara fisik dan sosial. Hal yang

senada juga diungkapkan oleh (Rook & Fisher, dalam Karbasivar &

Yarahmadi, 2011) bahwa kepribadian merupakan salah satu faktor

yang dapat mempengaruhi individu dalam melakukan impulsive

buying. Ketika seseorang hendak membeli suatu produk, orang akan

memiliki nilai, makna dan persepsi yang berbeda. Khususnya,

beberapa produk dapat berfungsi sebagai simbol, misalnya dari gaya

hidup atau kepribadian tertentu (Belk, Dittmar, Higgins, dalam

Herabadi, Verplanken & Knippenberg, 2009).

Verplanken dan Herabadi (2001) menemukan hasil yang sama

dalam studi yang menyatakan bahwa impulsive buying sering

dikaitkan dengan individu yang ingin melarikan diri dari persepsi

negatif seperti rendah diri, perasaan negatif, atau suasana hati. Hal

tersebut senada dengan yang dikatakan oleh Chang, Eckman, dan Yan

(2011) bahwa konsumen yang memiliki respon emosi yang lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

21

positif pada lingkungan ritel cenderung untuk melakukan impulsive

buying.

Selain itu, Hausman (2000) berpendapat bahwa impulsive

buying merupakan kebutuhan hedonis yang termotivasi oleh

pencapaian yang lebih tinggi, kebutuhan yang dikelompokkan dari

teori Maslow 'hierarki kebutuhan'. Upaya tersebut untuk memenuhi

urutan tertingginya kebutuhan untuk berbagai jenis perilaku impulsive

buying. Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Sharma,

Sivakumaran, dan Marshall (2010) mengkategorikan impulsive buying

sebagai perilaku hedonis yang berhubungan dengan perasaan dan

motivasi psikososial bukannya pikiran dan manfaat fungsional.

B. Pengertian Kepribadian

Pervin, Cervone, dan John, (2005) mengungkapkan kepribadian

mewakili karakteristik individu yang terdiri dari pola-pola pikiran,

perasaan dan perilaku yang konsisten. Definisi tersebut memiliki arti agar

fokus pada banyak aspek yang berbeda pada setiap orang. Namun, hal

tersebut juga menganjurkan untuk konsisten pada pola tingkah laku dan

kualitas dalam diri orang tersebut yang diukur secara teratur.

Hal yang senada juga diungkapkan oleh Feist dan Feist (2009)

kepribadian adalah sebuah pola dari sifat yang relatif menetap dan

karakteristik unik, memberikan konsistensi dan individualitas pada

perilaku seseorang. Sedangkan, sifat (trait) memberikan kontribusi bagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

22

perbedaan individu dalam perilakunya, konsistensi perilaku di sepanjang

waktu, dan stabilitas perilaku di setiap situasi.

Berdasarkan pengertian diatas, peneliti berpendapat bahwa

kepribadian adalah pola perilaku unik yang konsisten dalam berbagai

situasi. Pola perilaku ini relatif menetap, sedangkan sifat (trait)

menunjukkan perbedaan individual dalam berperilaku.

C. Conscientiousness

1. Definisi Conscientiousness

Conscientiousness merupakan salah satu dimensi dari big five

personality. Lima bagian besar kepribadian yang dimiliki oleh individu.

Conscientiousness disebut impulsive control yang menggambarkan

keteraturan dan self discipline individu dalam Pervin, Cervone, dan John

(2005).

Sutherland, Bruin, dan Crous (2007) mengungkapkan individu

yang conscientious ialah individu memiliki tujuan dalam bertindak,

menunjukkan keinginan kuat dalam perilaku, memiliki tekad dan detail

oriented. Senada dengan hal tersebut Prevoo (2012) mengartikan

conscientiousness sebagai kecenderungan untuk mengikuti norma dan

aturan sosial yang dijadikan tujuan dan untuk menunda kesenangan serta

mengontrol impuls (dorongan). Pada penelitian sebelumnya Feist dan Feist

(2010) berpendapat conscientiousness (kesadaran) mendiskripsikan orang-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

23

orang yang teratur, terkontrol, terorganisasi, ambisius, terfokus pada

pencapaian dan memiliki disiplin diri.

Lebih lanjut dikatakan, conscientiousness adalah kecenderungan

untuk teratur, bertanggungjawab, dan mau bekerja keras.

Conscientiousness berlawanan dengan kurangnya arah dan tujuan (lack of

direction). Dijelaskan lebih lanjut lagi Conscientiousness merupakan salah

satu dimensi dari kepribadian menurut model kepribadian “Big-Five”

(APA, 2007). Definisi dari kamus APA ini menunjukkan kesesuaian

dengan bahasan sebelumnya bahwa karakteristik conscientiousness

digambarkan sebagai individu yang teratur dan sangat terarah pada

tujuannya.

Menurut McCrae dan Costa (2006) Conscientiousness dapat

disebut juga dependability, impulse control, dan will to achieve yang

menggambarkan perbedaan keteraturan dan self discipline seseorang.

Individu yang conscientious memiliki nilai kebersihan dan ambisi. Orang-

orang tersebut biasanya digambarkan oleh teman-teman mereka sebagai

seseorang yang well-organize, tepat waktu, dan ambisius.

McCrae dan Costa (2006) menyatakan bahwa individu dengan

faktor conscientiousness tinggi memiliki ketelitian, keteraturan dalam

berbagai hal, misalnya selalu mengikuti peraturan dan norma. Mereka juga

individu yang disiplin dalam waktu, memiliki ambisi yang kuat, pekerja

keras, dan gigih dalam berjuang. Sebaliknya, individu dengan faktor

conscientiousness yang rendah menunjukkan sikap ceroboh, tidak terarah,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

24

malas, sering terlambat, tidak memiliki tujuan dan mudah menyerah. Di

jelaskan lebih lanjut conscientiousness menggambarkan kontrol terhadap

lingkungan sosial, berpikir sebelum bertindak, menunda kepuasan,

mengikuti peraturan dan norma, terencana, terorganisir, dan

memprioritaskan tugas. Di sisi negatifnya trait kepribadian ini menjadi

sangat perfeksionis, kompulsif, workaholic, membosankan. Tingkat

conscientiousness yang rendah menunjukan sikap ceroboh, tidak terarah

serta mudah teralih perhatiannya.

2. Faset Conscientiousness.

Individu yang memiliki kepribadian conscientiousness akan memiliki

faset-faset sebagai berikut:

1. Order, yaitu seseorang yang dikatakan memiliki karakteristik

conscientious adalah seseorang yang memiliki perencanaan dengan

baik. (Ferrari, Johnson, & McGown, 1995).

2. Industriousness, yaitu seseorang industriousness tampak pada

karakteristik individu yang berambisi. Aspek ini juga menggambarkan

individu yang mau bekerja keras dan percaya diri. Selain itu, individu

yang kreatif juga termasuk ke dalam aspek ini. (Roberts,

Chernyshenko, Stark, & Goldberg, 2005).

3. Selfcontrol. Sesudah individu memiliki target dan rencana, hal yang

penting untuk menunjukkan conscientiousness adalah disiplin diri

individu memenuhi target/rencana tersebut (Roberts, Chernyshenko,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

25

Stark, & Goldberg, 2005). Individu dalam berperilaku (action)

haruslah mematuhi rancangan yang telah ia buat sebelumnya. Individu

dituntut untuk tidak terganggu oleh hal-hal lain yang dapat

membelokkan perilaku yang terarah pada tujuannya semula.

Conscientiousness menjelaskan perilaku pencapaian tujuan dan

kemampuan mengendalikan dorongan yang diperlukan dalam kehidupan

sosial (Pervin, 2005). Terjadinya Conscientiousness personality memiliki

lima faset, yaitu conscientiousness terdiri dari:

1. Self-discipline (disiplin).

2. Dutifulness (patuh).

3. Competence (kompetensi).

4. Order (teratur).

5. Deliberation (pertimbangan).

Menurut McCrae dan Costa (dalam Pervin & John, 2010) faktor

Conscientiousness terdiri dari beberapa faset sebagai berikut : 1) Teratur:

ialah mengukur sejauh mana dapat melakukan sesuai dengan aturan. 2)

Kompeten: ialah mengukur sejauh mana dapat memutuskan dan

menentukan suatu hal. 3) Tenang: ialah mengukur kemampuan untuk tidak

gelisah, tidak kacau dan tidak memiliki perasaan yang aman dan tentram.

4) Berjuang untuk mendapatkan prestasi: ialah mengukur kemampuan

untuk meraih suatu hasil yang menjadi target.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

26

D. DEWASA MUDA (WANITA BEKERJA)

Hurlock (1999) menyatakan bahwa masa dewasa dini dimulai pada

usia 18 tahun sampai 40 tahun, dimana tugas perkembangan pada masa

dewasa dini salah satunya adalah mencakup pemilihan karir atau

mendapatkan suatu pekerjaan. Dalam hal ini, pekerja termasuk di dalam masa

dewasa. Senada dengan hal tersebut bahwa secara umum mereka yang

tergolong dewasa muda (young adulthood) ialah mereka yang berusia 20-40

tahun. Sebagai seorang individu yang sudah tergolong dewasa, peran dan

tanggung jawabnya tentu semakin bertambah besar. Individu tidak harus

bergantung secara ekonomis, sosiologis maupun psikologis pada orangtuanya

(Dariyo, 2003).

Kenniston (dalam Santrock, 2002) mengemukakan masa muda (youth)

adalah periode perjuangan antara ketertarikan pada kemandirian dan menjadi

terlibat secara sosial. Dua kriteria yang diajukan untuk menunjukkan akhir

masa muda dan permulaan dari masa dewasa awal adalah kemandirian

ekonomi dan kemandirian dalam membuat keputusan. Paling luas diakui

sebagai tanda memasuki masa dewasa adalah ketika seseorang mendapatkan

pekerjaan penuh waktu yang kurang lebih tetap (Santrock, 2002). Dengan

demikian individu dengan masa dewasa muda, telah memiliki cukup

keleluasan untuk membeli barang atau jasa untuk dirinya sendiri.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti berpendapat bahwa individu yang

bekerja berada dalam tahap masa dewasa muda dengan rentang umur 18-40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

27

tahun merupakan individu yang mampu membuat keputusan penting. Serta

berbelanja barang dengan terencana dan kebutuhannya.

E. Dinamika Hubungan conscientiousness dan Impulsive Buying pada

Wanita yang Bekerja

Santrock (2002) mengemukakan masa muda (youth) adalah

periode dimana kemampuan seseorang secara ekonomi masih labil,

sehingga kepribadian seorang dewasa muda masih cenderung berjuang

untuk mampu mandiri atau masih harus mengandalkan lingkungan

sekitarnya. Mandiri baik secara finansial dan kemampuan berpikir

bijaksana dalam membuat keptusan untuk diri sendiri adalah dua kriteria

yang menunjukkan akhir dari masa remaja dan permulaan dari tahap

dewasa muda. Pengakuan paling tegas bagi seseorang untuk dianggap

dewasa muda adalah ketika individu mampu memperoleh pekerjaan dan

bekerja sebagai karyawan tetap (Santrock, 2002). Wanita bekerja menurut

peneliti berada ditahap dewasa awal. Dengan demikian wanita bekerja

pada masa dewasa awal tersebut diyakini telah memiliki cukup

pengetahuan untuk mengevaluasi kinerja dari suatu produk. Artinya,

wanita bekerja mampu menjabarkan kriteria produk tertentu, memiliki

penghasilan dan mampu membandingkan kualitas produk.

Munculnya arus globalisasi yang pesat dan trend terutama bidang

fashion membuat masyarakat semakin impulsif dalam membeli

(Siswandari, 2005). Hal ini terjadi karena pemikiran individu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

28

menganggap dirinya unik dan keunikannya dapat ditampilkan melalui apa

yang kenakan atau miliki lalu diperlihatkan pada lingkungan sekitar

(Santrock, 2007). Munculnya dorongan dari dalam diri seseorang

membuat mereka tidak berpikir dalam membeli pakaian, sehingga secara

spontan dan tanpa pertimbangan mereka akan membeli pakaian yang

sebenarnya bukan merupakan kebutuhannya (Rook, 2011). Mereka belum

mampu membedakan antara keinginan dan kebutuhan.

Conscientiousness disebut juga sebagai impulsive control yang

menggambarkan keteraturan dan self discipline seseorang. Wanita bekerja

dengan faktor conscientiousness tinggi memiliki ketelitian, keteraturan

dalam berbagai hal, misalnya selalu mengikuti peraturan dan norma.

Mereka juga individu yang disiplin dalam waktu, memiliki ambisi yang

kuat, pekerja keras, dan gigih dalam berjuang. Sebaliknya, wanita bekerja

dengan faktor conscientiousness yang rendah menunjukkan sikap ceroboh,

tidak terarah, malas, sering terlambat, tidak memiliki tujuan dan mudah

menyerah (Pervin, Cervone, dan John, 2005).

Oleh karena itu, individu dengan faktor conscientiousness yang

rendah memungkinkan wanita bekerja tersebut melakukan impulsive

buying. Hal ini terjadi karena adanya dorongan emosional yang berkaitan

dengan perilaku pembelian suatu produk dengan segera tanpa

mempertimbangkan konsekuensi. (Verplanken, 2001).

Dari paparan diatas, kemungkinan wanita bekerja dengan

conscientiousness rendah diduga akan berperilaku impusive buying.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

29

F. Skema Hubungan conscientiousness dan Impulsive Buying pada Wanita

yang Bekerja

Impulsive buying

tinggi

1. Ceroboh

2. Tidak terarah

3. Tidak memiliki tujuan

4. Pertimbangan kurang

secara rasional dan

detail sebelum

bertindak

5. Bertindak tidak

terorganisi ketika

melakukan keputusan

pembelian

Conscientiousness

Conscientiousness

rendah

Conscientiousness

tinggi

1. Teliti

2. Teratur

3. Terkontrol

4. Punya

pertimbangan dan

detail yang jelas

5. Terorganisir

dengan baik ketika

memutuskan

membeli sesuatu

Impulsive buying

rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

30

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan negatif antara

conscientiousness dengan impulsive buying. Semakin tinggi

conscientiousness yang dimiliki maka semakin rendah impulsive buying yang

terjadi. Sebaliknya, semakin rendah conscientiousness, maka semakin tinggi

tingkat impulsive buying yang terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian

kuantitatif korelasional, dimana bertujuan untuk melihat apakah antara dua

variabel atau lebih memiliki hubungan atau tidak (Arifin, 2009). Mengacu

dari teori-teori, gagasan para ahli, ataupun pemahaman peneliti berdasarkan

pengalaman, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan

yang diajukan untuk memperoleh verifikasi dalam bentuk dukungan data

empiris di lapangan. Penelitian berbentuk kuantitatif, ini digunakan untuk

mengetahui apakah ada hubungan antara conscientiousness dan impulsive

buying pada wanita bekerja.

Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu conscientiousness

sebagai variabel bebas, impulsive buying dan sebagai variabel tergantung.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas : Conscientiousness

2. Variabel tergantung : Impulsive Buying

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

32

C. Definisi Operasional

1. Conscientiousness

Conscientiousness ialah individu yang memiliki impulsive control. Hal

tersebut tampak dari keteraturan dan self discipline individu. Individu

dengan faktor conscientiousness tinggi memiliki ketelitian, keteraturan

dalam berbagai hal, misalnya selalu mengikuti peraturan dan norma. Serta

individu yang disiplin dalam waktu, memiliki ambisi yang kuat, pekerja

keras, dan gigih dalam berjuang.

Conscientiousness akan diukur menggunakan skala Big Five Inventory

yang akan diambil bagian dimensi Concientiousness. Skala tersebut terdiri

dari faset order, industriousness, self control. Perolehan skor tinggi pada

skala ini mengindikasikan bahwa subjek memiliki kecenderungan

conscientiousness yang tinggi. Sebaliknya, perolehan skor yang rendah

mengindikasikan bahwa subjek memiliki kecenderungan conscientiousness

yang rendah.

2. Impulsive buying

Impulsive buying sebagai perilaku atau kegiatan pembelian yang

dilakukan secara spontan dan cenderung berulang-ulang, tidak

menggunakan perencanaan terlebih dahulu, bahkan cenderung dikategorikan

sebagai pembelian irasional karena perilaku ini tidak jarang menimbulkan

konsekuensi yang tidak terpikirkan sebelumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

33

Impulsive buying diukur menggunakan skala impulsive buying. Skala

tersebut terdiri dari faktor afektif dan faktor kognitif. Perolehan skor tinggi

pada skala ini mengindikasikan bahwa subjek memiliki kecenderungan

impulsive buying yang tinggi. Sebaliknya, perolehan skor yang rendah

mengindikasikan bahwa subjek memiliki kecenderungan impulsive buying

yang rendah.

D. Subjek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita berumur 22-35

tahun yang sudah bekerja. Penetapan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan jenis metode purposive sampling yaitu metode

pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan peneliti saja, hanya disini

besar dan kriteria sampel telah ditentukan lebih dahulu. Menurut Bayley

(dalam Soehartono, 1995) untuk penelitian yang menggunakan analisis data

dengan statistik, besar sampel yang paling kecil adalah 30, walaupun ia juga

mengakui bahwa banyak penelitian menganggap bahwa besar sampel

sebesar 100 merupakan jumlah yang minimum.

Roscoe (1975) berpendapat untuk memberikan acuan umum

menentukan ukuran sampel : Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari

500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian. Jika sampel dipecah ke

dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan sebagainya), ukuran

sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat. Selain itu, dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

34

menentukan banyaknya sampel perlu juga mempertimbangkan masalah

waktu, tenaga, dan biaya (Soegiyono, 2006).

Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam penelitian ini peneliti

mengambil sampel sebesar 120 responden dengan umur mulai dari 22

hingga 35 tahun. Umur subjek ditentukan berdasarkan beberapa

pertimbangan, yaitu 1) pengisi kuisioner adalah dewasa muda. 2) wanita

yang sedang bekerja. Selain itu, mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh

besarnya sampel, tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya, desain

penelitian, serta mutu pelaksanaan dan pengolahannya (Nasution, 1991).

Adapun caranya adalah dengan memberikan kuisoner kepada wanita

yang sedang bekerja di Yogyakarta. Peneliti melakukan hal ini sesuai

dengan kriteria subjek penelitian.

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data, penelitian ini menggunakan metode

skala. Skala adalah alat ukur psikologis dalam bentuk pernyataan-

pernyataan atau pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menangkap

respon seseorang terhadap konsep yang diukur sehingga dapat diberi

penilaian atau skor dan dapat diinterpretasikan (Azwar, 1999). Jenis skala

yang digunakan adalah skala summated rating atau skala Likert dengan item

dalam bentuk favourable dan unfavourable. Item favourable adalah item

yang isinya mendukung, memihak, atau menunjukkan ciri variabel yang

diukur. Sedangkan item unfavourable adalah item yang isinya tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

35

mendukung atau tidak menggambarkan variabel yang diukur (Azwar, 1999).

Skala yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan pernyataan

dengan alternatif jawaban Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai

(TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Penggunaan empat kategori respon tanpa

menggunakan kategori respon “netral”, hal ini dikarenakan jika

menggunakan alternatif tengah dalam kategori jawaban tidak memiliki efek

yang signifikan pada data (Andrews dalam Widhiarso, 2010) dan ketika

subjek memilih alternatif tengah menunjukkan subjek ragu-ragu dalam

mengerjakan tugas (Kulas & Stachowski, 2009). Respon yang dipilih oleh

subjek memiliki skor sebagai berikut :

Tabel 1

Skor Favorable dan Unfavorable Variabel

Respon Favorabel Unfavorabel

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak

Setuju

1 4

Dalam penelitian ini pengujian kuesioner menggunakan teknik uji

coba atau try out. Hal ini dikarenakan uji coba atau try out terpakai hasilnya

langsung dapat digunakan untuk menguji hipotesis penelitian dan hanya

item yang sahih saja yang dianalisis serta dapat mempersingkat waktu

pelaksanaan (Hadi, 2000). Pada pernyataan favourable, tingginya skor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

36

mengindikasikan bahwa subjek memiliki tipe conscientiousness yang tinggi.

Sebaliknya, rendahnya skor mengindikasikan bahwa subjek memiliki tipe

conscientiousness yang rendah. Tingginya skor favourable mengindikasikan

bahwa subjek memiliki tingkat impulsive buying yang tinggi. Sebaliknya,

rendahnya skor mengindikasikan bahwa subjek memiliki tingkat impulsive

buying yang rendah.

1. Skala Conscientiousness

Penyusunan skala conscientiousness yang digunakan pada

penelitian ialah skala disusun oleh Surijah dan Sia (2007) yang diacu

dari Oliver (dalam John & Srivastava, 1999) kemudian dimodifikasi

oleh peneliti. Peneliti memperhatikan kesesuaian bahasa yang

digunakan pada skala dengan karakteristik sampel penelitian. Disini

peneliti hanya mengambil pengukuran untuk dimensi

conscientiousness. Skala ini berisi 17 item pernyataan dengan 9 item

favorabel dan 8 item unfavorabel. Alat pengambilan data yang

digunakan pada skala conscientiousness dalam bentuk skala likert.

Tabel 2

Dist ribusi Item Skala Uji Coba Conscientiousness

Faset No Item

Favorabel

No Item

Unfavorabel

Jumlah

Order

Industriousness

Selfcontrol

1, 4 dan 6

10 dan 11

13, 14, 15 dan 16

2, 3, 5, 7 dan 8

9 dan 12

17

8

4

6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

37

2. Skala Impulsive Buying

Penyusunan skala impulsive buying dilakukan berdasarkan aspek-

aspek impulsive buying yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Dalam

penelitian ini skala impulsive buying menggunakan skala yang

dikembangkan oleh Verplanken dan Herabadi (2001). Skala ini berisi

20 item pernyataan dengan 13 item favorabel dan 7 item unfavorabel.

Alat pengambilan data yang digunakan pada skala impulsive buying

dalam bentuk skala likert.

Tabel 3

Distribusi Item Skala Uji Coba Impulsive Buying

Aspek No Item

Favorabel

No Item

Unfavorabel

Jumlah

Aspek

Afektif

1, 3, 5, 6, 7 dan 9 2, 4, 8 dan 10 10

Aspek

Kognitif

11, 12, 13, 14,

15, 17 dan 18

16, 19 dan 20 10

F. Validitas Dan Reliabilitas

Uji coba terhadap masing-masing item untuk memutuskan item yang

layak dan memenuhi syarat. Hal yang akan dilakukan ialah analisis item

untuk memeriksa ciri-ciri respon subjek dalam uji coba terhadap masing-

masing item. Dari hasil tersebut akan menentukan mana item yang gugur

dan tidak gugur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

38

1. Validitas Skala

Validitas adalah proses pengujian untuk mengetahui apakah suatu

skala mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan

ukurnya (Azwar, 2015). Skala penelitian ini dikatakan memiliki validitas

yang tinggi apabila skala tersebut sesuai dengan fungsi ukurnya.

Sebaliknya, apabila skala penelitian dikatakan memiliki validitas yang

rendah apabila skala tersebut menghasilkan data yang tidak relevan

dengan tujuan pengukuran (Azwar, 2011).

Validitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah validitas isi

(content validity). Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi

melalui pengujian terhadap isi alat ukur oleh profesional judgment.

Penilaian analisis ini didasarkan pertimbangan subjektif individual

(Azwar, 2015). Kriteria pemilihan item didasarkan pada korelasi item

total dengan batasan rix ≥ 0,30. Semua item yang mencapai koefisien

korelasi minimal 0,30 daya bedanya dianggap memuaskan. Item yang

memiliki harga rix atau ri(X-i) kurang dari 0,30 dapat diinterpretasikan

sebagai item yang memiliki daya beda rendah. Penyusun tes dapat

menentukan sendiri batasan minimal daya diskriminasi itemnya dengan

mempertimbangkan isi dan tujuan pengukuran skala yang sedang disusun

(Azwar, 2012). Hal ini dilakukan untuk dapat membuktikan bahwa isi

skala berisi hanya item-item yang relevan dengan ciri-ciri atribut yang

dapat diukur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

39

2. Seleksi Item

Proses uji coba dilaksanakan pada tanggal 23 Maret 2017 dengan

menyebar 50 skala conscientiousness dan impulsive buying. Uji coba

ditujukan kepada wanita usia 22-35 tahun yang tinggal di Yogyakarta.

Setelah melakukan uji coba, peneliti melakukan seleksi item. Uji seleksi

dilakukan untuk melihat item mana yang dianggap layak untuk menjadi

alat ukur dalam penelitian. Pengujiannya dilakukan dengan cara

menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor item dengan

distribusi skor skala itu sendiri yang akan menghasilkan koefisien

korelasi total (Azwar, 2012). Bila item memiliki koefisien korelasi ≥

0,30 maka dianggap memiliki daya beda yang memuaskan, sedangkan

yang ≤ 0,30 dianggap memiliki daya beda yang rendah.

a. Seleksi Item Conscientiousness

Skala Conscientiousness meliputi tiga faset yaitu order,

industriousness dan self control. Dari hasil uji coba terdapat 17 item

yang dianalisis pada masing-masing fasetnya. Hasil SPSS untuk

seleksi item menunjukkan bahwa skala conscientiousness meliputi

tiga faset yaitu order, industriousness dan self control. Dari hasil uji

coba terdapat 17 item yang dianalisis memiliki rentang nilai r dari -

477 sampai 0.744, karena terdapat yang bernilai tabel r di bawah

0.235 maka dilakukan seleksi item dengan cara membuang item

dengan nilai tabel r di bawah 0.235. Terdapat 1 item yang harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

40

digugurkan karena memiliki nilai -0.477, item tersebut termasuk faset

order.

Tabel 4

Distribusi Item Skala Uji Coba Conscientiousness setelah Uji Validitas

Faset No Item Favorabel No Item

Unfavorabel

Jumlah

Order

Industriousness

Selfcontrol

1, 4 dan 6

10 dan 11

13, 14, 15 dan 16

2, 3, 5, 7 dan 8*

9 dan 12

17

8

4

6

Keterangan: tanda * item gugur

b. Seleksi Item Impulsive Buying

Skala impulsive buying memiliki dua aspek yaitu aspek

kognitif dan aspek afektif. Dari hasil uji coba terhadap 20 item. Pada

skala impulsive buying ada dua aspek yakni aspek kognitif dan aspek

afektif. Dari 20 item uji coba ditemukan nilai tabel r sebesar -0.038

hingga 0.763 karena terdapat yang bernilai r di bawah 0.235 maka

dilakukan seleksi item dengan cara membuang item dengan nilai r di

bawah 0.235. Terdapat 3 item yang harus digugurkan, 2 item tersebut

dari aspek kognitif yang bernilai 0.161 dan -0.042. Pada aspek afektif

1 item gugur yang bernilai 0.038.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

41

Tabel 5

Distribusi Item Skala Impulsive Buying Setelah Uji Validitas

Aspek No Item

Favorabel

No Item

Unfavorabel

Jumlah

Aspek

Afektif

1, 3, 5*, 6, 7 dan

9

2, 4, 8 dan 10* 10

Aspek

Kognitif

11, 12, 13, 14, 15,

17 dan 18

16*, 19 dan 20 10

Keterangan: tanda * item gugur

2. Reliabilitas Skala

Salah satu ciri instrumen ukur yang berkualitas yang baik adalah

reliabel, yaitu dapat menghasilkan skor yang cermat dengan kesalahan

pengukuran kecil (Azwar, 2015). Hal tersebut dilakukan untuk mengacu

pada konsistensi hasil ukur yang mengandung makna kecermataan

pengukuran. Azwar (2015) menyebutkan reliabilitas dinyatakan oleh

koefisien reliabilitas yang angka berada dalam rentang dari 0 sampai

dengan 1,00. Semakin tinggi angka reliabilitas mendekati angka 1,00

berarti semakin tinggi reliabilitasnya, sebaliknya, jika koefisien yang

semakin mendekati angka 0, berarti semakin rendah reliabilitasnya. Hal

tersebut juga senada dengan pendapat oleh Supratiknya (2014) bahwa

reliabilitas memiliki arti sejauh mana hasil dari suatu pengukuran dapat

dipercaya.

Reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran apabila

prosedur pengetesannya dilakukan berulang kali terhadap populasi atau

kelompok penerapannya, koefisien reliabilitas berada pada rentang 0,00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

42

sampai 1,00. Semakin mendekati 1,00 maka realibilitasnya semakin

tinggi, begitu pula sebaliknya semakin mendekati 0,00 maka

reliabilitasnya semakin rendah. Teknik reliabilitas yang digunakan adalah

Cronbach alpha. Cronbach alpha digunakan karena dinilai mampu

dengan tepat mengevaluasi konsistensi internal berkaitan dengan skala

yang tidak mengandung jawaban salah atau benar dan tidak ada tingkat

kesulitan item (Supratiknya, 2014). Penelitian ini menggunakan teknik

koefisien Alpha Cronbach untuk menguji reliabilitas.

a. Skala Conscientiousness

Pada skala diketahui memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar

α = 0.849. Supratiknya (2014) mengatakan bahwa koefisien minimum

yang dipandang memuaskan untuk reliabilitas tes adalah 0,70. Jika

hasil reliabilitas dibawah koefisien koefisien reliabilitas sebesar 0,70

sebuah tes menjadi kurang memadai.

Tabel 6

Reliabilitas skala Conscientiousness

b. Skala Impulsive Buying

Pada skala diketahui memiliki

nilai Cronbach’s Alpha sebesar α =

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,849 16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

43

0.873. Setelah diadaptasi menjadi bahasa Indonesia, peneliti juga

melakukan try out untuk menguji apakah skala impulsive buying yang

dipakai reliabel atau tidak. Nilai Cronbach’s Alpha skala impulsive

buying sebagai berikut :

Tabel 7

Reliabilitas skala Impulsive Buying

Dapat dilihat dari hasil nilai tersebut skala sebesar α = 0.837

menunjukkan bahwa skala impulsive buying memiliki reliabilitas yang

tinggi.

G. Metode Analisis Data

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk

melihat distribusi sebaran antara variabel bebas dengan variabel

tergantung dalam penelitian ini bersifat normal atau tidak (Hadi,

2004). Data dari sebuah penelitian dikatakan normal apabila p >

0,05 dan sebaliknya ketika data penelitian memiliki nilai p < 0,05

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,873 17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

44

maka data tersebut dikatakan tidak normal (Santoso, 2010). Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov

untuk melihat normalitasnya.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan

untuk melihat hubungan linier antara variabel bebas dan variabel

tergantung, yang tampak dengan ada tidaknya garis lurus dalam

pengujian tersebut (Hadi, 2004). Apabila data mengikuti garis

lurus, maka peningkatan atau penurunan kuantitas di satu variabel

akan diikuti secara linear oleh peningkatan atau penurunan

kuantitas di varibel lain. Data dikatakan linear jika memiliki p

<0,05 (Santoso, 2010).

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis akan dilakukan dengan teknik analisis data dengan

SPSS yaitu uji korelasi Spearman’s Rho. Perhitungan yang digunakan

adalah menggunakan aplikasi SPSS versi 20.00 for windows.

Hubungan antar variabel dinyatakan dalam koefisien korelasi.

Koefisien korelasi positif terbesar = 1 dan koefisien korelasi negatif

terbesar = -1. Sedangkan yang terkecil adalah 0. Jika hubungan antara

dua variabel mempunyai koefisien korelasi = 1 atau -1, maka

hubungan tersebut sempurna (Sugiyono, 2008). Hal ini dikarenakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

45

peneliti ingin melihat bagaimana hubungan antara variabel bebas

dengan variabel tergantung dan sejauh mana kekuatan dari hubungan

tersebut. Selain itu, apabila asumsi tidak terpenuhi, maka uji hipotesis

akan menggunakan pengujian korelasi Spearman’s Rho SPSS for

Windows versi 20.0 (Hadi, 2004). Peneliti menggunakan korelasi

Spearman rho dikarenakan pengukuran asosiasi usaha-usaha untuk

mengukur hubungan antara dua hal, fenomena atau kejadian.

Spearman dan Kendal menggunakan skala ordinal. Korelasi Spearman

digunakan untuk menguji hipotesis hubungan antara dua variabel dan

untuk melihat kuat lemahnya hubungan dan arah hubungan antara dua

variabel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. PELAKSANAAN PENELITIAN

Dalam penelitian ini, peneliti menyebarkan skala dengan cara bertemu

dan membagikan skala secara langsung kepada wanita-wanita yang

memenuhi syarat sebagai responden. Sebelumnya peneliti bertanya apakah

subjek sudah bekerja dan berada pada usia 22-35 tahun sesuai dengan

prasyarat menjadi subjek. Subjek dalam penelitian ini semuanya berdomisili

Yogyakarta. Pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5

April 2017 hingga 9 April 2017. Total kuesioner yang diisi oleh subjek

sebanyak 120 eksemplar.

B. DESKRIPSI DATA PENELITIAN

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan perbandingan antara mean

teoritik dan mean empirik pada data yang telah diperoleh. Mean teoritik

adalah skor rata-rata alat ukur penelitian yang diperoleh melalui perhitungan

manual dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

( ) ( )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

47

Tabel 8

Tabel Perbandingan Data Teoritis dan Empirik

Variabel Mean

Teoritik

Mean

Empirik

Impulsive Buying 42,5 41,86

Conscientiousness 40 44,11

Setelah dilakukan penghitungan mean teoritik dengan cara manual dan

mean empirik dengan menggunakan program SPSS 20.00 For Windows.

Tabel 9

One Sample Statistics Conscientiousness

One-Sample Statistics

N Mean Std.

Deviation

Std. Error

Mean

TOTC 120 44,11 7,191 ,656

Pada skala conscientiousness mean empiriknya (44,11) lebih besar

dari pada mean teoritik (40). Skor tersebut menunjukkan bahwa skor mean

teoritik pada conscientiousness lebih rendah dibandingkan dengan skor mean

empirik. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa subjek

penelitian memiliki conscientiousness yang tergolong tingi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

48

Tabel 10

One Sample Statistics Impulsive Buying

One-Sample Statistics

N Mean Std.

Deviation

Std. Error

Mean

TOTIB 120 41,86 8,952 ,817

Sedangkan pada skala impulsive buying mean empiriknya (41,86) lebih

kecil dari pada mean teoritik (42,5). Skor tersebut menunjukkan bahwa skor

mean teoritik pada impulsive buying lebih tinggi dibandingkan dengan skor

mean empirik. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

subjek penelitian memiliki kecenderungan impulsive buying yang tergolong

rendah. Kemudian peneliti melakukan uji one sample t-test terhadap skala

conscientiousness dan impulsive buying.

Tabel 11

One Sample Test Impulsive Buying

One-Sample Test

Test Value = 42.5

T Df Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

TOTIB -,785 119 ,434 -,642 -2,26 ,98

Hasil pengujian One Sample t-Test pada skala kecenderungan impulsive

buying menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,434 yang menunjukkan terdapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

49

perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dengan mean empiris. Pada tabel

dapat dilihat bahwa mean teoritik dari kecenderungan impulsive buying lebih

besar dibandingkan mean empirik (42,5 > 41,86). Hal ini menunjukkan bahwa

subjek dalam penelitian ini memiliki tingkat kecenderungan impulsive buying

yang relatif rendah.

Tabel 12

One Sample Test Conscientiousness

One-Sample Test

Test Value = 40

T Df Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

TOTC 6,258 119 ,000 4,108 2,81 5,41

Hasil pengujian One Sample t-Test pada skala conscientiousnesss menunjukkan

nilai signifikansi sebesar 0,000 yang menunjukkan terdapat perbedaan yang

signifikan antara mean teoritik dengan mean empiris. Pada tabel dapat dilihat

bahwa mean empiris empirik dari konsep diri lebih besar dibandingkan mean

teoritik (44,11 > 40). Hal ini menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian ini

memiliki conscientiousness yang relatif tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

50

C. HASIL PENELITIAN

1. Uji Asumsi Penelitian

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik

Kolmogorov-Smirnov dalam program SPSS for windows versi 20.00.

Hasil uji normalitas sebegai berikut :

Tabel 13

Tests of Normality

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

TOTI

B

,127 120 ,000 ,974 120 ,018

TOTC ,095 120 ,009 ,983 120 ,124

a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan hasil uji normalitas tersebut dengan n sejumlah 120 nilai p dari

skala Impulsive Buying adalah 0,000 dan lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat

dikatakan bahwa sebaran data yang didapatkan berdistribusi tidak normal. Hal

yang sama juga terjadi pada skala Conscientiousness dimana nilai p dari skala

tersebut sebesar 0,009 dan lebih kecil dari 0,05 artinya sebaran data yang

didapatkan berdistribusi tidak normal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

51

Gambar 1

Grafik Normal Q-Q Plot Impulsive Buying

Berdasarkan grafik diatas, data yang tersebar sebagian besar menjauhi

garis normal yang melintang sehingga dapat dikatakan bahwa data tersebut

berdistribusi tidak normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

52

Gambar 2

Grafik Normal Q-Q Plot Conscientiousness

Berdasarkan grafik diatas, data yang tersebar sebagian besar menjauhi

garis normal yang melintang sehingga dapat dikatakan bahwa data tersebut

berdistribusi tidak normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

53

b. Hasil Uji Linearitas

Pengujian linearitas dalam penelitian ini menggunakan SPSS

20.00 for Windows. Suatu data dapat dikatakan linear jika p lebih

kecil dari 0,05 (p<0,05).

Tabel 14

Anova Table

ANOVA Table

Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

TOTIB *

TOTC

Between

Groups

(Combined) 5190,413 32 162,200 3,247 ,000

Linearity 3097,921 1

3097,92

1

62,01

3

,000

Deviation from

Linearity

2092,492 31 67,500 1,351 ,139

Within Groups 4346,179 87 49,956

Total 9536,592 119

Setelah dilakukan uji linearitas, didapatkan hubungan conscientiousness

dengan impulsive buying dimana nilai p sebesar 0,000 sehingga dapat dikatakan

bahwa hubungan conscientiousness dengan impulsive buying linear karena nilai p

kurang dari 0,05.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

54

Gambar 3

Grafik Plot Linearitas

Dari gambar grafik tersebut, dapat dilihat bahwa hubungan linear antara

conscientiousness dengan impulsive buying tidak signifikan karena data yang

menyebar dan tidak mengumpul.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

55

c. Hasil Uji Hipotesis

Tabel 16

Correlations

TOTIB TOTC

Spearman's rho

TOTIB

Correlation

Coefficient

1,000 -,577**

Sig. (1-tailed) . ,000

N 120 120

TOTC

Correlation

Coefficient

-,577**

1,000

Sig. (1-tailed) ,000 .

N 120 120

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Dengan menggunakan SPSS 20.00 for Windows, korelasi Spearman rho

menunjukkan bahwa conscientiousness berkorelasi negatif dan signifikan

(signifikansinya 0,000) terhadap impulsive buying dengan koefisien korelasi

sebesar -0,577. Nilai negatif menunjukkan bahwa kedua variabel memiliki

korelasi yang negatif, artinya setiap kenaikan poin conscientiousnes sebesar 1

akan mengurangi impulsive buying sebesar -0,577.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

56

Tabel 16

Kriteria Koefisien Korelasi

No Koefisien Korelasi Kategori

1 0 Tidak ada korelasi antar dua variabel

2 0,00 – 0,25 Korelasi tidak kuat

3 0,25 – 0,50 Korelasi cukup

4 0,50 – 0,75 Korelasi kuat

5 0,75 – 0,99 Korelasi sangat kuat

6 1 Korelasi sempurna

Berdasarkan kriteria koefisien korelasi, maka -0,577 termasuk dalam

korelasi kuat.

D. PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kecenderungan

constientiousness dan impulsive buying. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

korelasi antara conscientiousness dengan impulsive buying memiliki korelasi

negatif yaitu dengan nilai sebesar -0,577 dan nilai signifikannya sebesar

0.000. Angka negatif 0,577 menunjukan bahwa hipotesis dalam penelitian ini

yang menyebutkan terdapat hubungan negatif antara conscientiousness

dengan impulsive buying diterima. Semakin tinggi conscientiousness yang

dimiliki, maka semakin rendah impulsive buying yang terjadi. Sebaliknya,

semakin rendah conscientiousness, maka semakin tinggi tingkat impulsive

buying yang terjadi diterima. Kepribadian tersebut memiliki peranan yang

cukup penting dalam menentukan tinggi rendahnya impulsive buying.

Kepribadian merupakan suatu organisasi yang unik dan dinamis dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

57

karakteristik individu, seperti fisik dan psikologis yang mempengaruhi

perilaku dan tanggapan terhadap lingkungan sosial (Schiffman, 2008). Masa

dewasa muda adalah ketika seseorang mendapatkan pekerjaan penuh waktu

yang kurang lebih tetap (Santrock, 2002). Dengan demikian individu dengan

masa dewasa muda, telah memiliki cukup keleluasan untuk membeli barang

atau jasa untuk dirinya sendiri. Individu yang penurut akan mudah

terpengaruh pada iklan yang ditampilkan dan membuatnya akan melakukan

pembelian secara spontan tanpa berpikir terlebih dahulu. Steinberg (2012)

mengatakan bahwa wanita lebih mudah terpengaruh oleh iklan. Akan tetapi

wanita dewasa dengan conscientiousness yang cukup tinggi akan mampu

mengontrol perilaku kecendrungan impulsive buying. Hal tersebut

dikarenakan conscientiousness menjelaskan perilaku pencapaian tujuan dan

kemampuan mengendalikan dorongan yang diperlukan dalam kehidupan

sosial (Pervin, 2005). Dijelaskan lebih lanjut lagi conscientiousness

merupakan salah satu dimensi dari kepribadian menurut model kepribadian

“Big-Five” (APA, 2007). Definisi dari kamus APA ini menunjukkan

kesesuaian dengan bahasan sebelumnya bahwa karakteristik

conscientiousness digambarkan sebagai individu yang teratur dan sangat

terarah pada tujuannya.

Dari penelitian ini, dapat dinyatakan bahwa subjek memiliki

kecenderungan conscientiousness yang tergolong cukup tinggi. Hal ini dilihat

dari data yang menunjukkan bahwa mean empirik lebih besar dibandingkan

dengan mean teoritiknya (44,11 ≥ 40) dengan nilai signifikansi sebesar 0,000.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

58

Data tersebut menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara mean

teoritik dan mean empirik pada variabel constientiousness. Indikator-

indikator yang dimiliki constientiousness ; Order ialah individu yang

memiliki perencanaan baik dan teratur. Industrousness ialah individu yang

memiliki bekerja keras dan percaya diri. Self-control ialah individu yang

memiliki disiplin diri dalam melakukan setiap hal pekerjaannya, serta

individu yang terarah dengan tujuan. Dapat dilihat dari pernyataan-pernyataan

dalam skala consctientiousness sebagai berikut dari faset order ialah “Saya

membuat rencana-rencana dan menepatinya”, pernyataan tersebut

mencerminkan subjek akan mengikuti apa yang sudah ia jadwalkan

sebelumnya. Dari aspek industriousness sebagai berikut “Pantang bagi saya

untuk menyerah dalam menyelesaikan suatu pekerjaan” pernyataan tersebut

mencerminkan subjek mampu bekerja keras dan tidak mudah putus asa saat

menyelesaikan tugasnya. Terakhir ialah faset self-control “Saya bekerja

secara disiplin” pernyataan tersebut dapat menggambarkan subjek mampu

mengikuti aturan atau taat dalam dirinya. Kebanyakan subjek memilih setuju

bahkan sangat setuju dengan pernyataan-pernyataan tersebut.

Nilai mean empirik pada conscientiousness yang lebih besar

dibandingkan mean teoritik menunjukkan bahwa subjek penelitian termasuk

dalam kategori impulsive control yang menggambarkan keteraturan dan self

discipline seseorang (Pervin, 2005). Subjek akan cenderung memiliki

ketelitian, keteraturan dalam berbagai hal, misalnya selalu mengikuti

peraturan dan norma. Serta, individu yang disiplin dalam waktu, memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

59

ambisi yang kuat, pekerja keras, dan gigih dalam berjuang. Namun

sebaliknya, subjek dengan faktor conscientiousness yang rendah

menunjukkan sikap ceroboh, tidak terarah, malas, sering terlambat, tidak

memiliki tujuan dan mudah menyerah. Teori tersebut sesuai dengan hasil

penelitian ini yaitu hal-hal yang dihindari oleh subjek dalam penelitian ini

ialah bermalas-malasan dikarenakan sebagian besar dari subjek memilih

untuk disiplin dalam menggunakan waktu.

Hasil dari penelitian impulsive buying mean empiriknya (41,86) lebih

kecil dari pada mean teoritik (42,5). Berdasarkan hal tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa subjek penelitian memiliki kecenderungan impulsive

buying yang tergolong rendah. Dijelaskan dalam Verplanken dan

Knippenberg (2001) menyatakan ketika individu melakukan impulsive buying

konsumen kurang atau bahkan tidak merencanakan dan mempertimbangkan

resiko atas pembelian yang dilakukan. Individu juga tidak memikirkan tujuan

dari pembelian yang dilakukan. Individu yang memiliki impulsive buying

yang rendah akan mempertimbangkan setiap apa yang akan dibeli apakah

barang tersebut dibutuhkan atau hanya keinginan. Dapat dilihat dari

pernyataan-pernyataan dalam skala impulsive buying yang digunakan oleh

peneliti yang tergolong dalam aspek kognitif dimana individu yang impulsive

buying tidak memiliki pertimbangan, perencanaan serta alasan saat melakukan

pembelian suatu barang. Contohnya sebagai berikut : pertama “Ketika saya

tertarik, saya langsung membeli pakaian saat itu juga” pernyataan tersebut

mencerminkan individu melakukan pembelian tanpa pertimbangan terlebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

60

dahulu, dalam penelitian ini kebanyakan subjek tidak setuju dengan

pernyataan ini. Kedua ”Saya biasanya membeli pakaian yang tidak saya

rencanakan sebelumnya” pada penelitian ini kebanyakan subjek tidak spontan

dalam melakukan pembelian. Serta aspek afektif ialah Individu yang

impulsive buying berdasarkan dorongan emosional, perasaan dan suasana hati

Ketiga “Terkadang saya membeli pakaian karena saya suka berbelanja bukan

saya membutuhkannya. Pernyataan ini mencerminkan apakah subjek

berbelaja untuk memenuhi keinginan hati yang sebenarnya barang tersebut

tidak dibutuhkan. Kebanyakan subjek memilih tidak setuju yang

dimaksudkan pernyataan tersebut kurang sesuai dengan dirinya sendiri. Hal

ini menunjukan bahwa hasil dari penelitian ini subjek memiliki

kecenderungan impulsive buying yang rendah.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh profesor psikologi Karen Pine

dari universitas Hertfordshire Inggris, menemukan 79% wanita mengatakan

bahwa berbelanja dapat menghibur diri mereka. Selain itu, perubahan

biochemical dalam tubuh wanita juga mempengaruhi keinginan berbelanja.

Pada masa dewasa awal individu cenderung melakukan pembelian impulsif

dibandingkan dengan individu yang masuk usia dewasa madya, selain itu

wanita cenderung melakukan pembelian atas dasar ikatan emosional dan

indentitas sosial (Ashfaq dkk, 2016). Contohnya, jika pada awalnya kakak

perempuan kita hanya ingin membeli deterjen dan beras di sebuah

supermarket, kemudian pulang dengan membawa item tambahan seperti

coklat, sekeranjang buah, dan keripik singkong, kemungkinan ia melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

61

impulsive buying. Serta di lain waktu ia tergoda membeli baju setelah melihat

diskon di situs belanja online, lalu ia langsung membelinya padahal

sebelumnya tidak terlintas sama sekali untuk membeli baju. Hasil dari

penelitian Karen Pine dan juga Ashfaq menegaskan bahwa pada dasarnya

wanita dewasa yang telah bekerja memang memiliki kecenderungan

impulsive sewaktu berbelanja terlepas dari kaitannya dengan kepribadian

mereka masing-masing. Peneliti memandang hasil penelitian diatas sebagai

acuan dasar terhadap wanita dewasa yang telah bekerja. Subjek dalam

penelitian ini juga mengarah kepada situasi wanita muda bekerja yang

diungkapkan oleh Karen Pine dan juga Ashfaq. Menurut peneliti, wanita

bekerja dalam penelitian ini yang berada ditahap masa dewasa awal tersebut

diyakini telah memiliki cukup pengetahuan untuk mengevaluasi kinerja dari

suatu produk. Artinya, wanita bekerja mampu menjabarkan kriteria produk

tertentu, memiliki penghasilan dan mampu membandingkan kualitas produk.

Mereka sudah termasuk dalam individu yang tidak harus bergantung secara

ekonomis, sosiologis maupun psikologis pada orang tuanya (Dariyo, 2003).

Berdasarkan paparan diatas mengenai hubungan conscientiousness

dan impulsive buying serta penjelasan yang dilakukan terhadap masing-

masing variable yang disesuaikan dengan hasil olahan data, dapat dinyatakan

bahwa kedua variabel tersebut (conscientiousness dan impulsive buying)

memiliki hubungan yang negatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

63

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa conscientiousness dan

kecenderungan impulsive buying pada wanita bekerja memiliki hubungan yang

bersifat negatif dan signifikan (r = -0,57, p < 0,00). Hal ini menunjukkan

bahwa semakin tinggi conscientiousness pada wanita bekerja maka impulsive

buying akan semakin rendah. Sebaliknya, bahwa semakin rendah

conscientiousness pada wanita bekerja maka impulsive buying akan semakin

tinggi.

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah adanya beberapa variabel bebas

yang berkaitan dengan variabel tergantung tidak dikontrol. Contohnya variabel

pendapatan dan pekerjaan. Peneliti hanya menggunakan satu variabel bebas

yaitu kepribadian.

C. Saran

1. Bagi Subjek Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara

conscientiousness dan impulsive buying. Bagi para dewasa awal diharapkan

untuk lebih berhati-hati dalam membuat keputusan untuk melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

64

pembelian sehingga tidak mudah terpengaruh oleh orang lain atau situasi.

Selain itu, wanita dewasa muda juga diharapkan untuk mencari informasi

terlebih dahulu sebelum membeli barang dan tidak mementingkan pada

aspek afektif maupun aspek kognitif agar tidak terjadi resiko negatif

misalnya, penyesalan setelah berbelanja.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk kebaikan penelitian selanjutnya mengenai topik yang serupa,

peneliti sebaiknya lebih memperhatikan skala yang akan digunakan

terutama apabila skala tersebut ialah skala adaptasi. Peneliti sebaiknya

melakukan telaah yang lebih mendalam mengenai sumber-sumber lain

mengenai dimensi maupun aspek dari variabel yang bersangkutan. Selain itu

sumber literatur yang lebih banyak perlu diperhatikan. Untuk penelitian

selanjutnya diharapkan mampu mengontrol variabel-variabel lainnya. Selain

itu, peneliti dapat memperluas wilayah penyebaran skala agar hasil yang

diperoleh semakin beragam dan dapat digeneralisasikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

65

DAFTAR PUSTAKA

Anin, A., Rasimin, B., & Atamimi, N. (2008). Hubungan Self Monitoring dengan

Impulsive Buying terhadap Produk Fashion pada Remaja. Jurnal

Psikologi, vol. 181-193.

Ashfaq, S., Kayani, G. M., & Ahmed, M. (2016). Impact of individualism,

collectivism, mood, proximity and savings on impulsive buying behavior

in Pakistan.Journal of Scientific Research, 24(5), 1758-1765. doi:

10.5829/idosi.mejsr.2016.24.05.23260

Azwar, S. (1999). Reliabilitas dan validitas: Seri pengukuran Psikologi.

Yogyakarta: Sigma Alpha

Azwar, S. 2011. Sikap dan Perilaku. Dalam: Sikap Manusia Teori dan

Pengukurannya. 2nd ed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Azwar, S. 2015. Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka

Belajar

Beatty, S. E., & Ferrell, M. E. (1998). Impulse Buying: Modeling Its Precursors.

Journal of Retailing, vol. 169-191.

Chuah, S. L., & Gan, C. C. (2015). The Influence of Individual Internal Factors on

Impulse Buying Behaviour through Online Shopping. Global Journal of

Business and Social Science Review, 60-70.

Coley, A. L. (2002). Affective and Cognitif Processes Involved in Impulse Buying.

Dariyo, A. 2003. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: PT Gramedia

Widiasarana

Engel, J. E., Blackwell, R. D., & Miniard, P. W. (1995). Perilaku Konsumen Edisi

Keenam Jilid Dua. Jakarta: Binarupa Aksara.

Feist, J. & Feist, G. J. (2009). Theories of personality (7th. Ed.). Singapore:

McGraw-Hill.

Hadi, S. 2000. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi

Hadi, S. 2004. Metodologi Research. Jilid 3. Yogyakarta: Andi

Herabadi, A. G., Verplanken, B., & Knippenberg, A. v. (2009). Consumption

Experience of Impulsive Buying in Indonesia : Emotional Arousal and

Hedonistic Consideration. Asian Journal of Social Psychology, 20-31.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

66

Kulas, J.T., & Stachowski,A.A. 2009. Middle category endorsement in odd-

numbered Likert responses scales: Associated item characteristics,

cognitive demand, and preferred meaning. [doi: DOI:

10.1016/j.jrp.2008.12.005] Journal of Research in Personality, 43(3), 489-

493.

Lina & Rosyid. (1997). Perilaku Konsumtif Berdasar Locus Of Control Pada

Remaja Putri. Psikologika No. 4. Tahun II, hal 5-13.

McCrae, R.R., Costa, P.T. (2006). Personality in Adulthood, A Five Factor

Theory Perspective. New York: The Guildford Press.

Mowen, J.C. Minor, M. (2002). Perilaku Konsumen. Jakarta: Erlangga.

Muruganantham, g., & Bhakat, R. S. (2013). A Review of Impulse Buying

Behavior. International Journal of Marketing Studies, vol. 149-160.

Nasution, A. 1991. Tinjauan Ekonomi Atas Dampak Paket Dergulasi Tahun 1988

Pada Sistem Keuangan Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka Umum

Papalia, D.E., Old, S.W., & Feldman, R.D. (2001). Human development (8th Ed.)

Boston: McGraw Hill.

Papalia, D. E., Olds, S. W., Feldman, R. D. (2009). Human Development:

Perkembangan Manusia. Jakarta : Salemba Humanika.

Pervin, L. A., Cervone, D., & John, O. P. (2005). Personality: Theory and

research (9th. ed.). New York: John Wiley & Sons.

Rook, D. W. (1987). The Buying Impulse. The Journal of Consumer Research,

vol. 189-199.

Santrock, J.W. (2002). A Topical approach to life-span development. Boston:

McGraw Hill.

Shahjehan, A., Qureshi, J. A., Zeb, F., & Saifullah, K. (2012). The Effect of

Personality on Impulsive and Compulsive Buying Behaviors. African

Journal of Business Management, 2187-2194.

Sharma, P., Sirvakumaran , B., & Marshall, R. (2010). Impulse Buying and

Variety Seeking: A Trait-Correlates Perspective. Journal of Business

Research, 276-283.

Schiffman, L., & Kanuk, L. L. (2004). Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Indeks.

Shiffman & Kanuk. 2007. Perilaku Konsumen. Edisi Kedua. Jakarta : PT Indeks

Gramedia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

67

Soehartono, I. 1995. Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Sugiyono. 2006. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Bandung:

Alfabeta

Supraktiknya, A. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dalam

Psikologi. Yogyakarta: Sanata Dharma.

Tinarbuko, S. (2006). Pola Hidup Konsumtif Masyarakat Yogya. Jakarta:

Kompas.

Tom, E. E. (2015). Impulsive Behaviour and Demographic Analysis among

University of Calabar Students, Nigeria. Journal of Marketing and

Consumer Reasearch, vol. 42-48.

Verplamken, B., & Herabadi, A. (2001). Individual Difference in Impulse Buying

Tendency: Feeling and No Thinking . European Journal of Personality,

S71-S83.

Verplanken, B., & Herabadi, A. (2001). The Psychology of Impulse Buying: An

Integrative Self-Regulation Approach. Journal Consumer Policy vol 34,

197-210.

Vishnu, P., & Raheem, A. R. (2013). Factor Influencing Impulse Buying

Behavior. Europe Journal of Scientific Research, vol. 67-79.

Widhiarso, W. 2010. Catatan Pada Uji Linieritas Hubungan. Fakultas Psikologi

UGM.

Wood, M. (1998). Socioeconomic Status, Delay of Gratification, and Impulse

Buying. Journal of Economic Psychology, 19 (3), 295-320.

Youn, S., & Faber, R. j. (2000). Impulse Buying: Its Relation to Personality Traits

and Cues. Advances in Consumer Research, vol. 179-185.

Zaenal, A. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Lentera cendikia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

68

Sumber dari internet :

http://lifestyle.bisnis.com/read/20160203/220/515825/28-warga-indonesia-hidup-

dalam-kondisi-besar-pasak-daripada-tiang

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/08/08/110746226/OJK.Orang.Indon

esia.Makin.Konsumtif

http://www.antaranews.com/berita/264058/pebelanja-indonesiamakin-impulsive

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

69

Lampiran 1

One Sample T-test

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

70

1. One-Sample Statistics

One-Sample Statistics

N Mean Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Consci

entious

ness

120 44,11 7,191 ,656

One-Sample Statistics

N Mean Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Impulsive

buying 120 41,86 8,952 ,817

2. One Sample T-test

One-Sample Test

Test Value = 42.5

T df Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Impulsive

buying -,785 119 ,434 -,642 -2,26 ,98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

71

Lampiran 2

Uji Normalitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

72

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,570a ,325 ,319 7,387

ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

1

Regression 3097,921 1 3097,921 56,775 ,000b

Residual 6438,671 118 54,565

Total 9536,592 119

Residuals Statisticsa

Minimu

m

Maximu

m

Mean Std.

Deviation

N

Predicted Value 30,58 54,00 41,86 5,102 120

Residual -17,516 26,289 ,000 7,356 120

Std. Predicted

Value -2,210 2,379 ,000 1,000 120

Std. Residual -2,371 3,559 ,000 ,996 120

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz

ed Residual

N 120

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7

Std.

Deviation 7,35571066

Most Extreme

Differences

Absolute ,073

Positive ,073

Negative -,046

Kolmogorov-Smirnov Z ,795

Asymp. Sig. (2-tailed) ,552

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

73

Lampiran 3

Uji Linearitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

74

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

TOTIB *

TOTC 120 100,0% 0 0,0% 120 100,0%

ANOVA Table

Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

TOTIB *

TOTC

Between

Groups

(Combined) 5190,413 32 162,200 3,247 ,000

Linearity 3097,921 1 3097,921 62,013 ,000

Deviation from

Linearity 2092,492 31 67,500 1,351 ,139

Within Groups 4346,179 87 49,956

Total 9536,592 119

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

TOTIB *

TOTC -,570 ,325 ,738 ,544

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

75

Lampiran 4

Uji Hipotesis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

76

ANOVA Table

Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

IB * C

Between

Groups

(Combined) 5190,41

3 32 162,200 3,247 ,000

Linearity 3097,92

1 1

3097,92

1

62,01

3 ,000

Deviation

from Linearity

2092,49

2 31 67,500 1,351 ,139

Within Groups 4346,17

9 87 49,956

Total 9536,59

2 119

Correlations

TOTIB TOTC

Spearman's rho

IB

Correlation

Coefficient 1,000 -,577

**

Sig. (1-tailed) . ,000

N 120 120

C

Correlation

Coefficient -,577

** 1,000

Sig. (1-tailed) ,000 .

N 120 120

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

77

Lampiran 5

Reliabilitas Skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

78

1. Skala Impulsive Buying

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 120 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 120 100,0

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,918 17

2. Skala conscientiousness

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 120 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 120 100,0

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,886 16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

79

Lampiran 6

Skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

80

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh :

Ni Wayan Stifany

129114078

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

81

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

Yogyakarta, Maret 2017

Kepada :

Yth. Saudari yang berpartisipasi

Dengan hormat, saya :

Nama : Ni Wayan Stifany

Fakultas : Psikologi

Universitas : Sanata Dharma Yogyakarta

Dalam rangka penyusunan tugas akhir sebagai mahasiswa, saya memohon

kesediaan anda untuk membantu saya mengisi skala penelitian ini dengan

memberikan tanggapan pada pernyataan-pernyataan yang telah saya susun dalam

skala penelitian ini. Sebelum mengisi skala penelitian, terlebih dahulu anda

diminta untuk mengisi beberapa data diri yang terkait dengan kepentingan

penelitian. Kemudian, anda diharapkan untuk mengisi skala penelitian sesuai

dengan apa yang anda alami, rasakan, maupun pikirkan. Anda tidak perlu

ragu-ragu dalam menjawab karena tidak ada jawaban yang benar maupun

salah. Semua jawaban yang diberikan akan dijaga kerahasiannya. Saya sangat

menghargai anda apabila anda bersedia mengisi skala ini dengan sejujur-jujurnya.

Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih atas ketersedian anda untuk

mengisi skala penelitian saya ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

82

LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAN

Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi skala ini

dengan sukarela dan tidak di bawah paksaan atau tekanan dari pihak tertentu,

demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini.

Semua jawaban yang saya berikan adalah murni dari apa yang saya alami,

rasakan, dan pikirkan. Saya mengijinkan penggunaan jawaban yang saya berikan

tersebut sebagai data untuk memperlancar penelitian ilmiah ini.

............................, .... ............. 2017

(paraf dengan inisial)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

83

DATA IDENTITAS

Inisial :

Usia : ______tahun

Pekerjaan :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

84

PETUNJUK PENGERJAAN PADA SKALA I & II

Baca dan pahamilah setiap pernyataan yang ada dengan seksama,

kemudian pilihlah jawaban dengan memberi tanda (X) di dalam pilihan kotak

yang tersedia, yaitu :

SS : Bila anda sangat setuju dengan pernyataan tersebut maka pilih “Sangat

Setuju”

S : Bila anda setuju dengan pernyataan tersebut maka pilih “Setuju”

TS : Bila anda tidak setuju dengan pernyataan tersebut maka pilih “Tidak

setuju”

STS : Bila anda sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut maka pilih

“Sangat Tidak Setuju”

Anda bebas untuk menentukan pilihan atas jawaban Anda sendiri. Dalam

hal ini tidak ada jawaban benar atau salah, karena jawaban Anda yang

mencerminkan diri Anda masing-masing.

Contoh cara pengisian :

Pernyataan SS S TS STS

Saya membeli pakaian secara spontan X

Jika Anda keliru dalam memberi tanda silang (X), maka Anda dapat

mengganti jawaban Anda dengan memberi tanda sama dengan (=) pada jawaban

yang keliru dan kembali memberi tanda silang (X) pada jawaban yang Anda

anggap lebih sesuai dengan diri Anda.

Contoh koreksi :

Pernyataan SS S TS STS

Saya membeli pakaian secara spontan X X

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

85

SKALA I

Pastikan tidak ada jawaban yang telewatkan. Selamat Mengerjakan.

No Pernyataan SS S TS STS

1. Ketika saya tertarik, saya langsung

membeli pakaian saat itu juga

2. Bukanlah kebiasaan saya yang langsung

membeli pakaian

3. Sebelum membeli pakaian tersebut saya

jarang mempertimbangkan apakah saya

membutuhkannya atau tidak

4. Saya biasanya berpikir dengan hati-hati

sebelum saya membeli pakaian

5. Saya suka membandingkan merk-merk

pakaian yang berbeda sebelum membelinya

6. Saya sering membeli pakaian tanpa berpikir

terlebih dahulu

7. Saya biasanya membeli pakaian yang tidak

saya rencanakan sebelumnya

8. Kebanyakan dari pakaian yang saya beli,

sudah terencana terlebih dahulu

9. Jika saya membeli pakaian, saya biasanya

melakukannya secara spontan

10. Saya hanya membeli pakaian yang saya

butuhkan

11. Terkadang saya membeli pakaian karena

saya suka berbelanja bukan saya

membutuhkannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

86

12. Saya hanya bisa menjadi sangat gembira

jika saya melihat pakaian yang ingin saya

beli

13. Jika saya melihat pakaian model baru, saya

ingin membelinya

14. Sulit bagi saya untuk melewatkan pakaian

bagus yang saya lihat di toko

15. Terkadang saya tidak bisa menahan rasa

ingin membeli pakaian

16. Terkadang saya merasa bersalah setelah

membeli pakaian tersebut

17. Saya tidak merasa bersalah setelah

berbelanja secara mendadak

18. Setiap kali saya melewati toko pakaian,

saya selalu melihat barang yang bagus

sehingga saya ingin membelinya

19. Mudah bagi saya untuk tidak tergoda

diskon di pusat perbelanjaan

20. Saya bukan tipe orang yang mudah suka

dengan pakaian yang saya lihat di toko

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

87

SKALA II

Pastikan tidak ada jawaban yang telewatkan. Selamat Mengerjakan.

No Pernyataan SS S TS STS

1. Saya membuat rencana-rencana dan

menepatinya

2. Saya menyusun agenda untuk hari esok tetapi

jarang saya lakukan

3. Saya mudah mengubah rencana yang sudah

saya buat sebelumnya

4. Saya suka melakukan hal yang teratur

5. Saya memandang diri sendiri sebagai individu

yang tidak teratur

6. Saya mengerjakan tugas dengan teliti

7. Saya sering bersikap ceroboh

8. Saya melakukan pekerjaan secara efesien

9. Saya sering bermalas-malasan

10. Pantang bagi saya untuk menyerah dalam

menyelesaikan suatu pekerjaan

11. Saya memandang diri sendiri sebagai individu

yang dapat diandalkan

12. Sering, saya tidak yakin dengan hasil pekerjaan

yang saya lakukan

13. Saya bekerja secara disiplin

14. Saya suka melakukan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang sudah saya tentukan

15. Saya lebih suka mengikuti peraturan yang ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · 2018-03-24 · yang sudah memberkati aku dari awal hingga saat ini. Tanpa kehadiran Roh KudusNya ini tidak mungkin terselesaikan

88

16. Jika ada tugas, saya akan kerjakan sampai

selesai

17. Perhatiaan saya mudah teralihkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI