plagiat merupakan tindakan tidak terpuji … psikologis remaja putra dan putri ... psychological...
TRANSCRIPT
DESKRIPSI TINGKAT KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS REMAJA DI
BALAI PELAYANAN SOSIAL ASUHAN ANAK “WILOSO MUDA-
MUDI” DI PURWOREJO TAHUN 2016
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Ciputra Wangsa
NIM: 121114053
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
Just do the little things first, and let the great things come to you.
Do not scare to try possitive things with different ways.
Succeed come from you not people’s judges.
The reason I stand here is my family and the sacrifices.
-Ciputra Wangsa-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan bagi…
Tuhan Yesus dan Bunda Maria,
yang selalu memberikan petunjuk, berkat, rahmat, nikmat-Nya kepada saya
Orangtua Tercinta,
yang selalu memberikan motivasi, dukungan, masukan, dan solusi disetiap saat
Adik dan Abang Tersayang,
yang selalu memberikan masukan, dukungan, dan hiburan dikala peneliti sedang
merasa risau
Serta seluruh teman dan sahabat yang selalu mendukung saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
DESKRIPSI TINGKAT KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS REMAJA DIBALAI PELAYANAN ASUHAN ANAK “WILOSO MUDA-MUDI” DI
PURWOREJO
(Studi Deskriptif pada Remaja di Balai Pelayanan Asuhan Anak “WilosoMuda-Mudi” di Purworejo Tahun 2016)
Ciputra Wangsa
Universitas Sanata Dharma
2016
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif.Metode pengumpulan data penelitian ini menggunakan Kusioner KesejahteraanPsikologis yang disusun oleh peneliti berdasarkan enam dimensi kesejahteraan psikologismenurut Ryff (koefisien reliabilitas 0,945). Subjek penelitian ini adalah remaja yangmenjadi penerima manfaat berjumlah 100 orang. Teknik analisis data yang digunakanadalah perhitungan persentase dan frekuensi dengan klasifikasi tingkat kesejahteraanpsikologis menjadi sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.
Tujuan penelitian ini: (1) Mendeskripsikan tingkat kesejahteraan psikologisremaja di Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak Wiloso Muda-Mudi di Purworejo tahun2016 berdasarkan enam dimensi kesejahteraan psikologis menurut Ryff. (2) Mengetahuitingkat kesejahteraan psikologis remaja putra dan remaja putri di Balai Pelayanan SosialAsuhan Anak Wiloso Muda-Mudi di Purworejo tahun 2016 berdasarkan enam dimensikesejahteraan psikologis menurut Ryff.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan psikologis remaja diBalai Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi” Purworejo sangat baikkarena kebanyakan berada di kategori sangat tinggi dan tinggi. Hal tersebut dilihat darihasil penelitian yang menunjukkan kesejahteraan psikologis remaja pada kategori sangattinggi sebanyak 55 orang (55%), kategori tinggi sebanyak 41 orang (11%), kategorisedang sebanyak 4 orang (4%), dan tidak ada remaja yang berada di kategori rendah dansangat rendah. Kesejahteraan psikologis remaja putra dan putri keduanya menunjukkanhasil yang sangat baik, dimana kesejahteraan psikologis remaja putra pada kategorisangat tinggi sebanyak 15 orang (50%), kategori tinggi sebanyak 14 orang (46,7%),kategori sedang sebanyak 1 orang (3,3%), sedangkan kesejahteraan psikologis remajaputri pada kategori tinggi sebanyak 14 orang (38,6%), kategori sedang sebanyak 3 orang(4,3%) , sedangkan pada kategori rendah dan sangat rendah tidak ada remaja putra danputri yang berada didalam kategori tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE DESCRIPTION OF JUVENILES’ PSYCHOLOGICAL WELL-BEING LEVEL AT BALAI PELAYANAN ASUHAN ANAK “WILOSO
MUDA-MUDI” IN PURWOREJO
(A Descriptive study of Juveniles at Balai Pelayanan Asuhan Anak
“Wiloso Muda-Mudi” in Purworejo on 2016)
Ciputra Wangsa
Sanata Dharma University
2016
This research is a quantitative research with a descriptive approach. The researchdata gathering method is Psychological Well-being questionnaire which is composed byresearcher based on six psychological well-being dimensions from Ryff (reliabilitycoefficient 0.945). The research subjects are 100 juveniles as benefit recipients Theresearch data analysis technique is the calculation of the percentage and frequency byclassifying the level of psychological well-being into very high, high, medium, low, andvery low.
The research objectives: (1) To describe the juveniles’ psychological well-beinglevel at Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak Wiloso Muda-Mudi in Purworejo in 2016based on six psychological well-being dimensions from Ryff. (2) To discover female andmale juveniles’ psychological well-being level at Balai Pelayanan Sosial Asuhan AnakWiloso Muda-Mudi in Purworejo in 2016 based on six psychological well-beingdimensions from Ryff.
The research results shows that juveniles’ psychological well-being level at BalaiPelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi” Purworejo is excellent, most ofthem are in “very high” and “high” levels. It is shown from the research results that thereare 55 juveniles (55%) in very high level, 41 juveniles (11%) in high level, four juveniles(4%) in medium level, and none of the juveniles in low and very low level. Female andmale juveniles’ psychological well-being both show that excellent results, in which thepsychological well-being of male juveniles shows 15 male juveniles (50%) are in veryhigh level, 14 male juveniles (46.7%) are in high level, one male juvenile (3.3%) is inmedium level, while the psychological well-being of female juveniles shows 14 femalejuveniles (38.6%) are in high level, three female juveniles (4.3%) are in medium level,and none of the male and female juveniles are in low level and very low level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Baik atas segala berkat dan bimbingan-
Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Deskripsi
Tingkat Kesejahteraan Psikologis Remaja di Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak
“Wiloso Muda-Mudi” di Purworejo Tahun 2016”
Selama penulisan tugas akhir ini, peneliti mendapatkan bantuan dari banyak
pihak guna membimbing, mendampingi, dan mendukung setiap proses yang telah
dijalani oleh peneliti. Untuk itu peneliti ingin menyampaikan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada pihak-pihak yang telah membantu, yaitu kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling.
3. Juster Donal Sinaga, M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Bimbingan
dan Konseling.
4. Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang tak
kenal lelah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran dan ketelitian.
Serta memberikan saran, masukan, dan petunjuk selama peneliti
menyelesaikan skripsi ini.
5. Segenap Bapak/Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling atas
bimbingan dan dukungan selama peneliti menempuh studi.
6. Bapak Sugianto atas kesetiaan memberikan pelayanan sekretariat yang
ramah kepada peneliti selama menempuh studi di Program Studi
Bimbingan dan Konseling.
7. Orang tua Ciputra Wangsa, yakni Bapak Oey Gun Tjing dan Ibu Venti
Yovita atas seluruh doa, dukungan, penguatan, serta pengorbanan yang
diberikan kepada peneliti selama ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
8. Adik Ciputra Wangsa, yakni Irvan Arliansyah atas doa, dukungan, dan
keceriaan yang telah diberikan kepada peneliti.
9. Abang Ciputra, yakni Christian Wangsa atas doa dan dukungan yang telah
diberikan kepada peneliti.
10. Sanak Saudara Ciputra Wangsa, yakni Ce Alui, Ko Viktor, Ko Ahuat, Ce
Afun, Ce Kien, Qhiume Sherly, Qhiuqhiu Nyongkhin, I Ani, I Afa dan
Phopho yang telah mendukung baik dari motivasi, masukan, dukungan,
hal financial dan yang lainnya.
11. Teman-teman dari angkatan 2012 yang telah memberikan masukan dan
dukungan kepada peneliti dalam menyusun skripsi ini.
12. Seluruh kakak angkatan dari angkatan 2010 dan 2011 yang telah
memberikan masukan dan dukungan kepada peneliti dalam menyusun
skripsi ini.
13. Seluruh adik angkatan dari angkatan 2013, 2014, 2015, dan 2016 yang
telah memberikan masukan dan dukungan kepada peneliti dalam
menyusun skripsi ini.
14. Sahabat-sahabat peneliti, yakni Liliana Paulina, Yuni Cahaya Hati, Novia,
Nia, Deddy, Kevin Theogantara, Nikodemus Wisnu Pradana, Ervin
Aprilianti, Melisa Putri Oktaviani, Alvita Anjarsari Hamungpuni, dan
Sella Sidesyana atas segala dukungan, masukan, informasi, dan keceriaan
yang telah diberikan selama peneliti menyelesaikan skripsi ini.
15. Seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu peneliti baik secara
langsung maupun tidak langsung selama proses penulisan skripsi ini.
Selama peneliti menyelesaikan tugas akhir ini, peneliti juga menyadari
bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan yang terjadi. Baik dari kesalahan
peneliti yang menyakitkan hati maupun kesalahan yang merugikan pihak lain.
Oleh karena itu, peneliti meminta maaf kepada seluruh pihak atas segala
kesalahan dan kerugian tersebut. Penulis juga sadar bahwa skripsi ini masih jauh
dari kata sempurna, maka dari itu peneliti dengan rendah hati menerima segala
kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak guna pembenahan diri,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................iii
HALAMAN MOTTO .............................................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ..............................................................vii
ABSTRAK ...............................................................................................................viii
ABSTRACT .............................................................................................................ix
KATA PENGANTAR ..............................................................................................x
DAFTAR ISI ............................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................xvi
DAFTAR GRAFIK .................................................................................................xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................7
C. Pembatasan Masalah ...............................................................................7
D. Rumusan Masalah ...................................................................................8
E. Tujuan Penelitian ....................................................................................8
F. Manfaat Penelitian ..................................................................................9
1. Manfaat Teoritis .................................................................................9
2. Manfaat Praktis ..................................................................................9
G. Definisi Operasional Variabel .................................................................10
1. Kesejahteraan Psikologis ...................................................................10
2. Remaja................................................................................................11
3. Balai Sosial ........................................................................................11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................................12
A. Hakikat Kesejahteraan Psikologis............................................................12
1. Pengertian Kesejahteraan Psikologis .................................................12
2. Dimensi-dimensi Kesejahteraan Psikologis .......................................13
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis ...........15
B. Hakikat Remaja .......................................................................................17
1. Pengertian Remaja .............................................................................17
2. Ciri-ciri Masa Remaja ........................................................................18
3. Tugas Perkembangan Remaja ............................................................22
4. Kebahagiaan dalam Masa Remaja .....................................................23
C. Hakikat Balai Pelayanan Sosial ..............................................................25
1. Pengertian Balai Pelayanan Sosial .....................................................25
2. Manfaat Balai Pelayanan Sosial.........................................................26
3. Sasaran Balai Pelayanan Sosial..........................................................26
4. Kriteria Anak yang Bisa Masuk ke Balai Pelayanan Sosial ..............27
5. Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi”
Purworejo ...........................................................................................28
D. Kerangka Berpikir ....................................................................................32
BAB III METODE PENELITIAN .........................................................................34
A. Jenis Penelitian.........................................................................................34
B. Subjek Penelitian......................................................................................34
C. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................................36
D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian..............................36
1. Teknik Pengumpulan Data.................................................................36
2. Instrumen Penelitian...........................................................................36
E. Analisis Butir dan Reliabilitas Instrumen ...............................................39
1. Analisis Butir .....................................................................................39
2. Reliabilitas Instrumen .......................................................................41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
F. Teknik Analisis Data ...............................................................................43
BAB IV DESKRIPSI DATA, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....46
A. Hasil Penelitian ...........................................................................................46
1. Tingkat kesejahteraan psikologis remaja di Balai Pelayanan Sosial
Asuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi” di Purworejo tahun 2016
berdasarkan enam dimensi kesejahteraan psikologis menurut Ryff. ...46
2. Tingkat kesejahteraan psikologis dari remaja putra dan remaja putri
di Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi” di
Purworejo tahun 2016 ...........................................................................48
B. Pembahasan ................................................................................................50
BAB V PENUTUP....................................................................................................57
A. Kesimpulan .................................................................................................57
B. Keterbatasan................................................................................................58
C. Saran............................................................................................................58
a. Bagi para pengasuh ...............................................................................58
b. Bagi balai ..............................................................................................58
c. Bagi peneliti lain ...................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................60
LAMPIRAN..............................................................................................................62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
TABEL 3.1 Jumlah Penerima Manfaat di Balai Berdasarkan Jenis Kelamin...........35
TABEL 3.2 Jumlah Penerima Manfaat di Balai Berdasarkan Tingkatan Sekolah ...35
TABEL 3.3 Jumlah Penerima Manfaat Berdasarkan Status di Balai........................36
TABEL 3.4 Skor Alternatif Jawaban Kuesioner Kesejahteraan Psikologis ............37
TABEL 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Kesejahteraan Psikologis .....................................38
TABEL 3.6 Daftar Jumlah Item Masing-masing Dimensi .......................................38
TABEL 3.7 Indeks Diskriminasi Item Kuesioner Kesejahteraan Psikologis ...........40
TABEL 3.8 Jumlah Hasil Klasifikasi Diskriminasi Item Kuesioner KesejahteraanPsikologis ..............................................................................................40
TABEL 3.9 Kisi-kisi Kuesioner Kesejahteraan Psikologis Setelah UjiDiskriminasi Item..................................................................................41
TABEL 3.10 Kriteria Reliabilitas Menurut Guilford ................................................43
TABEL 3.11 Kategorisasi Kesejahteraan Psikologis.................................................44
TABEL 3.12Kategorisasi Tingkat Kesejahteraan Psikologis Remaja di BalaiPelayanan Asuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi” Purworejo .................45
TABEL 4.1 Tingkat Kesejahteraan Psikologis Remaja di Balai Pelayanan AsuhanAnak “Wiloso Muda-Mudi” Purworejo ................................................46
TABEL 4.2 Tingkat Kesejahteraan Psikologis Remaja Putra di Balai PelayananAsuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi” Purworejo...................................48
TABEL 4.3 Tingkat Kesejahteraan Psikologis Remaja Putri di Balai PelayananAsuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi” Purworejo...................................49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GRAFIK
GRAFIK 4.1 Diagram Kesejahteraan Psikologis Remaja di Balai PelayananSosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi” Purworejo ......................47
GRAFIK 4.2 Diagram Kesejahteraan Psikologis Remaja di Balai Pelayanan
Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi” Purworejo .....................48
GRAFIK 4.3 Diagram Kesejahteraan Psikologis Remaja di Balai Pelayanan
Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi” Purworejo .....................50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Kesejahteraan Psikologis ..................................................62
Lampiran 2 Tabulasi Data Hasil Kuesioner Psikologis ........................................68
Lampiran 3 Tabulasi Data Hasil Korelasi Item-total Kuesioner ...........................78
Lampiran 4 Hasil Reliabilitas ................................................................................82
Lampiran 5 Tabulasi Hasil Kuesioner Kesejahteraan Psikologis Remaja.............84
Lampiran 6 Frekuensi Kesejahteraan Psikologis Remaja .....................................91
Lampiran 7 Tabulasi Hasil Kuesioner Kesejahteraan Psikologis Remaja Putra ...94
Lampiran 8 Frekuensi Kesejahteraan Psikologis Remaja Putra ............................98
Lampiran 9 Tabulasi Hasil Kuesioner Kesejahteraan Psikologis Remaja Putri ....103
Lampiran 10 Frekuensi Kesejahteraan Psikologis Remaja Putri.............................107
Lampiran 11 Hasil Korelasi Item-total Kuesioner Kesejahteraan Psikologis .........110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini dipaparkan latar belakang masalah, identifikasi
masalah, batasan masalah, rumusan masalah peneltian, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan definisi operasional variabel penelitian.
A. Latar Belakang
Setiap orang berhak memiliki kesejahteraan hidup. Manusia
dipandang sebagai pribadi yang utuh, yang memiliki banyak aspek
didalam dirinya seperti fisik, sosial, intelektual, emosional, spiritual dan
estetis. Manusia memiliki aspek fisik dan aspek psikologis yang saling
mempengaruhi satu sama lain. Maka kesejahteraan hidup penting untuk
dimiliki setiap orang karena kesejahteraan hidup merupakan hasil dari
fungsi aspek fisik dan psikologis yang berjalan baik dan optimal dalam
diri manusia.
Menurut peneliti, kesejahteraan yang terpenting bagi setiap
manusia adalah kesejahteraan psikologis dibandingkan dengan
kesejahteraan fisik dan material. Kesejahateraan fisik dan material adalah
kesejahteraan dimana seseorang memiliki dan mampu mendapatkan
sesuatu yang berwujud misalnya barang-barang mewah, alat-alat
elektronik yang mahal, kendaraan mewah dan lain sebagainya. Padahal hal
yang terpenting adalah kesejahteraan psikologis. Kesejahteraan psikologis
adalah kesejahteraan yang didapat ketika seseorang mampu menjalankan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
fungsi-fungsi psikisnya secara optimal, misalnya memiliki pengelolaan
emosi yang baik, kemampuan bersosialisasi yang baik, dan lain
sebagainya.
Ryff mengatakan bahwa kesejahteraan psikologis adalah
pencapaian penuh dari kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk
dapat menerima diri apa adanya, menjalin hubungan yang hangat dengan
orang lain, penguasaan lingkungan sekitar, menentukan tujuan hidup, dan
mengembangkan potensi yang ada didalam diri. Sehingga menurut peneliti
apabila seseorang tidak memiliki kesejahteraan secara psikologis, maka
hal tersebut dapat mempengaruhi aspek-aspek diri yang mungkin akan
berdampak pada kesehatan fisik, pikiran dan perilaku. Sebagai contoh
misalnya seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang rendah akan
membuat seseorang menjadi gemetar ketika berada di depan orang
banyak.
Setiap orang memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang
berbeda-beda. Menurut asumsi peneliti, tinggi rendahnya kesejahteraan
psikologis seseorang dapat dilihat dari kualitas seseorang dalam menjalani
kehidupannya sendiri. Seseorang yang memiliki kesejahteraan psikologis
yang tinggi, mampu memaknai hidupnya secara penuh dan mampu
menjalankan fungsi-fungsinya sebagai pribadi secara utuh. Sebaliknya,
seseorang memiliki kesejahteraan psikologis yang rendah hanya
memandang hidupnya sebagai hal yang tidak berarti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Kesejahteraan psikologis merupakan hal yang penting di dalam
kehidupan manusia. Kesejahteraan psikologis menjadi sangat penting
karena hal tersebut dapat membentuk pribadi seseorang menjadi lebih
positif dalam menjalani hidupnya. Selain itu, seseorang yang sudah
sejahtera secara psikologis, akan mampu mengatur lingkungan sekitar
bukan sebaliknya, lebih-lebih individu tersebut juga dapat membawa
dampak yang positif bagi lingkungan dan orang sekitarnya.
Menurut peneliti ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
tingkat kesejahteraan psikologis seseorang. Faktor tersebut adalah faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal misalnya penerimaan diri,
penghargaan diri, pemaknaan hidup, kemampuan seseorang dalam
menanggapi dan merefleksikan segala peristiwa yang pernah dialami.
Sedangkan faktor eksternal bisa berupa kondisi lingkungan sekitar dan
lingkungan keluarga.
Merebaknya berbagai kasus perlindungan anak tentu saja
memprihatinkan kita semua. Keluarga sebagai institusi utama dalam
perlindungan anak ternyata belum sepenuhnya mampu menjalankan
perannya dengan baik. Kasus perceraian, disharmoni keluarga, keluarga
miskin, perilaku ayah atau ibu yang salah, pernikahan siri, pernikahan dini,
dan berbagai permasalahan lainnya menjadi salah satu pemicu
terabaikannya hak-hak anak dalam keluarga.
Berbagai peraturan perundang-undangan yang terkait dengan
perlindungan anak telah diterbitkan. Undang-Undang Nomor 23 Tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
2002 tentang Perlindungan Anak telah diatur dengan jelas tentang
perlindungan anak sampai kepada aturan sanksi pidana bagi yang
melanggar hak anak. Dalam Undang-Undang tersebut juga dijelaskan
bahwa penyelenggaraan perlindungan anak adalah orang tua, keluarga,
pemerintah dan negara.
Mayoritas remaja yang menjadi anak terlantar adalah laki-laki.
Berdasarkan pendekatan kebutuhan minimum, baik kebutuhan jasmani,
rohani, dan sosial, jumlah anak usia 5-17 tahun berjumlah 58,17 juta anak.
Dilihat dari kategori keterlantaran jumlah anak dengan kategori terlantar
sebanyak 3,1 juta anak (5,36 persen) dan hampir terlantar 7,2 juta anak
(12,23 persen). Bila dilihat dari jenis kelamin, proporsi anak terlantar laki-
laki lebih besar dibanding anak terlantar perempuan (5,82 persen
dibanding 4,85 persen). Tempat tinggalnya lebih banyak di perdesaan
dibanding perkotaan 7,62 persen berbanding 2,69 persen (BPS RI-Susenas
Modul 2009, dalam Mulia). Selain itu data lain berdasarkan data Badan
Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur pada tahun 2012, didapat data bahwa
dari jumlah total remaja yang berada pada usia 5-17 tahun sebanyak
7.926.081 jiwa terdapat 248.665 jiwa yang merupakan anak terlantar
dimana ada sebanyak 128.050 anak laki-laki dan 120.615 anak perempuan.
Dalam penelitian ini peneliti memilih responden yang berada di
usia remaja. Peneliti memilih remaja sebagai sasaran penelitian
dikarenakan usia remaja sedang berada dimasa transisi dimana aspek
kognitif, sosial dan emosionalnya juga sedang berkembang. Sehingga usia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
remaja lebih mepunyai kepekaan terhadap dirinya dibandingkan usia anak-
anak. Selain itu, mayoritas penghuni balai pelayanan sosial asuhan anak
yang menjadi tempat penelitian peneliti adalah anak asuh yang berada
pada usia remaja.
Adapun informasi mengenai Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak
Wiloso Muda-Mudi di Purworejo. Informasi didapat dari analisis situasi
dari program IbM ( Ipteks bagi Masyarakat) dari Dosen Bimbingan dan
Konseling di Universitas Sanata Dharma. Ditinjau dari kompetensi
komunikasi pengasuhan tampak bahwa keterampilan komunikasi
pengasuhan yang efektif para tenaga pengasuh di Balai Pelayanan Sosial
Asuhan Anak Wiloso Muda-Mudi Purworejo lemah. Komunikasi tenaga
pengasuh cenderung agresif, dan otoriter. Komunikasi yang seperti ini
mengakibatkan konsep pengasuhan tidak terjadi. Tenaga pengasuh yang
berperan menggantikan orangtua berubah menjadi pengawas yang
cenderung dijauhi dan ditakuti anak. Akibatnya anak kurang dapat
berkembang secara positif.
Informasi lain juga didapat ketika peneliti melakukan program
kuliah kerja nyata di Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak Wiloso Muda-
Mudi di Purworejo. Informasi ini didapatkan dari wawancara singkat
dengan beberapa anak. Wawancara ini dilakukan kepada tiga orang remaja
yang juga menjadi penerima manfaat di balai tersebut. Responden tersebut
diantaranya satu perempuan dan dua laki-laki, dimana responden
perempuan yang berinisial RS adalah pribadi yang memang memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
pemikiran yang kritis dalam menghadapi suatu permasalahan, kemudian
responden laki-laki yang berinisial AG merupakan pemimpin organisasi
yang ada di balai, dan AR yang merupakan anak paling tua dari seluruh
remaja. Peneliti melakukan wawancara kepada ketiga orang tesebut karena
responden tersebut sudah memiliki kriteria yang diharapkan peneliti,
diantaranya memiliki sikap yang netral dan tidak memihak antara
pengasuh dan penerima manfaat, memiliki sikap keterbukaan untuk
dimintai informasi dan pemikiran yang luwes. Peneliti melakukan
wawancara untuk mengetahui kondisi yang ada di balai dan apakah
kebutuhan mereka semua terpenuhi dengan baik atau tidak. Dari
wawancara yang dilakukan ada informasi yang sama dari responden, yakni
perhatian dari beberapa pengasuh yang masih sangat kurang, tetapi untuk
kebutuhan sehari-hari bisa terpenuhi dengan baik.
Berdasarkan pengamatan peneliti selama kegiatan KKN, peneliti
menemukan beberapa permasalahan yang masih sering muncul.
Permasalahan tersebut muncul pada penerima manfaat yang tinggal di
balai. Permasalahan yang muncul adalah kebiasaan penerima manfaat laki-
laki yang selalu malas untuk mencuci baju setelah pualng sekolah dan
sering dilakukan ketika malam hari. Kemudian, masih banyak penerima
manfaat yang sering melanggar peraturan yang sudah ditetapkan balai,
seperti makan di kamar, membawa handphone, dan berpacaran dengan
anak sesama balai. Selain itu, masih ada penerima manfaat yang cara
berbicaranya tidak sopan dengan orang yang lebih tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Adapun alasan peneliti melakukan penelitian terkait kesejahteraan
psikologis remaja di balai pelayanan sosial, yaitu untuk mengetahui
seberapa tinggi kesejahteraan psikologis remaja yang menjadi penerima
manfaat di Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi” di
Purworejo.
B. Identifikasi Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah diatas, terkait dengan
permasalahan yang dialami remaja Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak
Wiloso Muda-Mudi di Purworejo., diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Remaja di Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi”
di Purworejo memiliki hubungan komunikasi yang kurang efektif
dengan pengasuh.
2. Remaja di Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi”
masih ada yang merasa tidak nyaman dengan keadaan di balai
sehingga masih melakukan pelanggaran peraturan.
3. Remaja di Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi”
di Purworejo belum mampu mengontrol dirinya sehingga melakukan
perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang ada disekitarnya.
4. Remaja di Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi”
di Purworejo masih belum mandiri.
C. Pembatasan Masalah
Melihat berbagai bentuk permasalahan yang telah diidentifikasi
pada latar belakang di atas, menjadi penting bahwa kesejahteraan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
psikologis remaja di balai untuk dikaji lebih mendalam. Oleh karena itu,
peneliti ikut mengambil andil dalam melakukan sebuah penelitian terkait
“Deskripsi Tingkat Kesejahteraan Psikologis Remaja di Balai
Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi” di Purworejo”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah tersebut maka perumusan masalah penelitian
ini diformulasikan secara spesifik menjadi pertanyaan penelitian sebagai
berikut:
1. Seberapa tinggi tingkat kesejahteraan psikologis remaja di Balai
Pelayanan Sosial Asuhan Anak Wiloso Muda-Mudi di Purworejo
tahun 2016 berdasarkan enam dimensi kesejahteraan psikologis
menurut Ryff?
2. Seberapa tinggi tingkat kesejahteraan psikologis dari remaja putra dan
remaja putri di Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak Wiloso Muda-
Mudi di Purworejo tahun 2016?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang didasarkan pada masalah yang ingin dipecahkan
oleh peneliti yaitu:
1. Mendeskripsikan tingkat kesejahteraan psikologis remaja di Balai
Pelayanan Sosial Asuhan Anak Wiloso Muda-Mudi di Purworejo
tahun 2016 berdasarkan enam dimensi kesejahteraan psikologis
menurut Ryff.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2. Mendeskripsikan tingkat kesejahteraan psikologis remaja putra dan
remaja putri di Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak Wiloso Muda-
Mudi di Purworejo tahun 2016 berdasarkan enam dimensi
kesejahteraan psikologis menurut Ryff.
F. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, peneliti diharapkan bisa memberikan
beberapa manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi
tentang kesejahteraan psikologis di bidang studi bimbingan dan
konseling.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pengasuh di balai pelayanan sosial asuhan anak wiloso muda-
mudi di Purworejo
Hasil penelitian ini menjadi tolok ukur yang dapat digunakan oleh
pengasuh untuk mengetahui dan memahami gambaran nyata
apakah remaja di balai sosial sudah merasa nyaman dan bisa
memiliki kesejahteraan psikologis secara optimal atau belum.
Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat digunakan untuk
membantu para pengasuh balai sosial dalam menentukan langkah-
langkah tepat guna meningkatkan kesejahteraan psikologis remaja
di balai yang kemudian dapat berpengaruh pula untuk
kebermaknaan hidupnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
b. Bagi remaja di balai pelayanan sosial asuhan anak wiloso muda-
mudi di Purworejo
Para remaja putra dan putri di Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak
“Wiloso Muda-Mudi” di Purworejo dapat menggunakan hasil
penelitian ini untuk melihat seberapa tinggi tingkat kesejahteraan
psikologis mereka. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan kepada para remaja putra dan putri di Balai
Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi” di
Purworejo mengenai manfaat, pengetahuan, dan bimbingan dalam
meningkatkan kesejahteraan psikologis diri mereka.
c. Bagi peneliti lain
Hasil penelitian ini menjadi tolok ukur yang dapat digunakan
sebagai dasar atau referensi bagi peneliti lain yang ingin
mengembangkan penelitian dengan topik kesejahteraan psikologis
secara lebih mendalam.
G. Definisi Operasional Variabel
Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini:
1. Kesejahteraan psikologis adalah keadaan bahagia atau sejahtera yang
mampu dirasakan oleh setiap orang dengan mengevaluasi dirinya di
sepanjang hidupnya yang kemudian memberikan dampak yang positif
bagi dirinya dan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2. Remaja adalah masa peralihan atau transisi dari masa kanak-kanak ke
masa dewasa, dimana remaja belum memperoleh status orang dewasa
tetapi tidak lagi memiliki status anak-anak.
3. Balai pelayanan sosial adalah tempat pengasuhan, perawatan dan
perlindungan untuk memungkinkan seorang penyandang masalah
kesejahteraan sosial mendapatkan pemenuhan kebutuhan dasarnya dan
terjamin kelangsungan hidupnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini mempaparkan hakikat kesejahteraan psikologis, remaja,
balai pelayanan sosialdan kerangka berpikir.
A. Hakikat Kesejahteraan Psikologis
1. Pengertian Kesejahteraan Psikologis
Ryff (1989) menjelaskan bahwa kesejahteraan psikologis
adalah pencapaian penuh dari potensi psikologis seseorang, dimana
individu tersebut mampu menerima dirinya, mampu menciptakan
hubungan yang positif dengan orang lain, memiliki kemandirian,
memiliki kemampuan dalam penguasaan lingkungan, memiliki
kemampuan untuk terus tumbuh dan memiliki tujuan hidup.
Konsep Ryff berawal dari adanya keyakinan bahwa kesehatan
yang positif tidak sekedar tidak adanya penyakit fisik saja.
Kesejahteraan psikologis terdiri dari adanya kebutuhan untuk merasa
baik secara psikologis. Ia menambahkan bahwa kesejahteraan
psikologis merupakan suatu konsep yang berkaitan dengan apa yang
dirasakan individu mengenai aktivitas dalam kehidupan sehari-hari
serta mengarah pada pengungkapan perasaan-perasaan pribadi atas apa
yang dirasakan oleh individu sebagai hasil dari pengalaman hidupnya
(Ryff & Keyes, 1995).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Kesejahteraan psikologis dapat ditandai dengan diperolehnya
kebahagiaan, kepuasan hidup dan tidak adanya gejala-gejala depresi
(Ryff, 1995). Menurut Ryff (1989) kebahagian (happiness) merupakan
hasil dari dari kesejahteraan psikologis dan merupakan tujuan tertinggi
yang ingin dicapai oleh setiap manusia. Synder dan Lopez (2002),
menjelaskan bahwa kesejahteraan psikologis bukan hanya sekedar
ketiadaan penderitaan namun juga meliputi keterikatan aktif di dalam
dunia, memahami arti dan tujuan hidup serta hubungan seseorang pada
subjek ataupun orang lain.
Dari beberapa pengertian kesejahteraan psikologis yang telah
dikemukakan peneliti dapat menyimpulkan definisi kesejahteraan
psikologis. Peneliti menyimpulkan bahwa kesejahteraan psikologis
adalah suatu kondisi dimana seseorang dapat berfungsi secara optimal
dari segi psikis yang diperoleh melalui evaluasi terhadap segala
sesuatu yang terjadi dikehidupan seseorang.
2. Dimensi-dimensi Kesejahteraan Psikologis
Ryff (1989) mengemukakan ada enam dimensi kesejahteraan
psikologis, yakni :
a. Penerimaan diri (self-accaptance)
Seseorang dikatakan memiliki penerimaan diri yang baik
apabila individu tersebut memiliki sikap yang positif terhadap
dirinya, mengakui dan menerima aspek-aspek diri termasuk hal-hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
yang baik dan buruk dalam dirinya dan tetap positif terhadap
kejadian masa lalunya.
b. Hubungan yang positif dengan orang lain (positive relations with
others)
Seseorang yang mampu menjalin hubungan yang positif
dengan orang lain ditandai dengan adanya sikap hangat, puas, dan
percaya terhadap hubungannya dengan orang lain, mempunyai
sikap empati, afeksi dan keakraban terhadap orang lain, dan paham
akan arti memberi dan menerima dalam hubungannya dengan
orang lain.
c. Otonomi (autonomy)
Seseorang yang memiliki sikap otonomi dalam dirinya
ditandai dengan adanya kemampuan dalam mengatur perilakunya
sendiri, mandiri, mampu melawan tekanan sosial yang diterima dan
bertindak dengan cara-cara tertentu, memiliki prinsip diri, dan
mampu mengevaluasi diri dengan standar-standar pribadi.
d. Penguasaan lingkungan (environmental mastery)
Seseorang yang memiliki kemampuan dalam penguasaan
lingkungan ditandai dengan adanya kesadaran dan kemampuan
dalam pengelolaan lingkungan, mampu mengontrol susunan yang
kompleks yang ada diluar diri, memanfaatkan segala kemungkinan
yang ada dilingkungan sekitar secara efektif, mampu untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
menciptakan dan mengelola keadaan yang cocok bagi kebutuhan
dan nilai-nilai pribadi.
e. Tujuan hidup (purpose of life)
Seseorang yang memiliki tujuan dalam hidup ditandai
dengan adanya tujuan hidup yang terarah, merasa bahwa segala
kejadian baik yang akan datang maupun yang telah terjadi
memiliki makna penting dalam dirinya, memegang keyakinan yang
memberikan tujuan hidup, memiliki tujuan dan sasaran untuk
hidup.
f. Pertumbuhan pribadi (personal growth)
Seseorang yang tumbuh sebagai pribadi ditandai dengan
adanya keinginan untuk terus berkembang, melihat dirinya sebagai
pribadi yang sedang bertumbuh dan berkembang, terbuka terhadap
pengalaman-pengalaman yang baru, melihat peningkatan dalam
diri dan perilakunya setiap saat dan mengubah sikap-sikap dengan
cara berefleksi dari pengalaman.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis
Pada Tahun 1989 Ryff melakukan penelitian untuk mengukur
skala konstruk dan evaluasi dari aspek kesejahteran psikologis. Ryff
(1996) menyebutkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kesejahteraan psikologis seseorang, yakni:
a. Perbedaan usia (age differences)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Hasil menunjukan bahwa masa dewasa awal hingga masa
dewasa madya memiliki hasil yang baik pada dimensi penguasaan
lingkungan dan kemandirian, tetapi ada penurunan pada dimensi
pertumbuhan pribadi dan dimensi tujuan hidup pada masa dewasa
madya hingga masa lanjut usia.
Perbedaan tersebut juga ada penyebabnya. Hal tersebut
dikarenakan kelompok pada masa usia tersebut sudah pernah
mengalami pengalaman-pengalaman yang berharga dalam
hidupnya dimana orang muda belum pernah mengalami hal
tersebut. Tetapi, dalam dimensi hubungan yang positif dengan
orang lain dan dimensi penerimaan diri tidak ada perbedaan yang
signifikan dari segala kelompok usia.
b. Perbedaan gender (sex differences)
Dari hasil penelitian Ryff pada tahun 1989 didapatkan hasil
bahwa wanita memiliki dimensi hubungan yang positif dengan
orang lain dan dimensi pertumbuhan pribadi yang lebih baik
daripada pria. Sementara dalam empat dimensi lainnya pria
memiliki beberapa dimensi yang lebih baik dari wanita walaupun
tidak ada perbedaan yang signifikan diantara pria dan wanita.
Selain itu, dalam penelitian lain ditemukan hasil bahwa wanita
lebih rentan mengalami masalah psikologis seperti depresi
daripada pria.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
c. Perbedaan kelas (class differences)
Kelas yang dimaksud adalah jenjang pendidikan, jabatan
pekerjaan, penghasilan dan status sosial. Jenjang pendidikan
mempengaruhi kesejahteraan psikologis karena mempengaruhi
dimensi pertumbuhan pribadi dan dimensi tujuan dalam hidup.
Selain itu, kesejahteraan psikologis juga dipengaruhi oleh suatu
jabatan, penghasilan dan status sosial seseorang dimana ketiga hal
tersebut dapat mempengaruhi enam dimensi kesejahteraan
psikologis (The Naional Survey of Families and Households).
Semakin tinggi ketiga hal tersebut, semakin tinggi pula
kesejahteraan psikologis yang diperoleh, begitu pula sebaliknya.
d. Perbedaan budaya (cultural differences)
Hasil penelitian menyebutkan bahwa dimensi kesejahteraan
psikologis juga dipengaruhi oleh nilai individualisme-kolektivisme.
Dimensi penerimaan diri dan kemandirian pada budaya barat yang
nilai individualismenya tinggi akan memiliki hasil yang lebih baik,
sedangkan pada budaya timur yang memiliki nilai kolektivisme
yang tinggi akan memiliki dimensi hubungan yang positif dengan
orang lain yang lebih menonjol.
B. Hakikat Remaja
1. Pengertian Remaja
Hurlock (1980:206) mengatakan istilah adolesence atau
remaja berasal dari kata Latin (adolesence) (kata bendanya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
adolescentia yang berarti remaja) yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh
menjadi dewasa”.
Istilah adolesence , seperti yang dipergunakan saat ini,
mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental,
emosional, sosial, dan fisik. Pandangan ini diungkapkan oleh Piaget
(dalam Hurlock) dengan mengatakan:
“Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana
individu berintegrasi dengan masyarakatdewasa, usia
dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang
yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama,
sekurang-kurangnya dalam masalah hak . . . Integrasi dalam
masyrakat (dewasa) mempunyai banyak aspek afektif, kurang
lebih berhubungan dengan masa puber . . . Termasuk juga
perubahan intelektual yang mencolok . . .Transformasi
intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini
memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam
hubungan sosial yang dewasa, yang kenyataannya
merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan
ini”.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (kbbi.web.id/remaja)
remaja berarti mulai dewasa; muda; pemuda.
Dari beberapa pengertian remaja yang telah dikemukakan di
atas, dapat disimpulkan bahwa remaja adalah individu yang sedang
tumbuh menjadi dewasa.
2. Ciri-ciri Masa Remaja
Ciri-ciri masa remaja menurut Hurlock (1980) yaitu:
a. Masa remaja sebagai periode yang penting
Kendatipun semua periode dalam rentang kehidupan adalah
penting, namun kadar kepentingannya berbeda-beda. Ada beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
periode yang lebih penting daripada beberapa periode lainnya,
karena akibatnya yang langsung terhadap sikap dan perilaku, dan
ada lagi yang penting karena akibat-akibat jangka panjangnya.
Pada periode remaja, baik akibat langsung maupun akibat
jangka panjang tetap penting. Ada periode yang penting karena
akibat fisik dan ada lagi karena akibat psikologis. Pada periode
remaja kedua-duanya sama-sama penting.
Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan
cepatnya perkembangan mental yang cepat, terutama pada awal
masa remaja. Semua perkembangan itu menimbulkan perlunya
membentuk sikap, nilai dan minat baru (1980:207).
b. Masa remaja sebagai periode peralihan
Peralihan tidak berarti terputus dengan atau berubah dari
apa yang telah terjadi sebelumnya, melainkan lebih-lebih sebuah
peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya.
Artinya, apa yang telah terjadi akan meninggalkan bekasnya dan
akan mempengaruhi pola perilaku dan sikap yang baru (1980:207).
c. Masa remaja sebagai periode perubahan
Ada lima perubahan dalam masa remaja yang sama yang
hampir bersifat universal (1980:207). Pertama, meningginya
emosi, yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik
dan psikologis yang terjadi. Kedua, perubahan tubuh, minat dan
peran yang diharapkan oleh kelompok sosial untuk dipesankan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
masalah baru yang timbul lebih banyak dan lebih sulit diselesaikan
dibandingkan masalah yang dihadapi sebelumnya. Keempat,
dengan berubahnya minat dan pola perilaku, maka nilai-nilai juga
berubah. Kelima, sebagian besar remaja bersikap ambivalen
terhadap setiap perubahan.
d. Masa remaja sebagai usia bermasalah
Ada dua alasan yang membuat masalah remaja sering
menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh anak laki-laki maupun
anak perempuan. Pertama, sepanjang masa kanak-kanak, masalah
anak-anak sebagian diselesaikan oleh orang tua dan guru-guru,
sehingga kebanyakan remaja tidak berpengalaman dalam
mengatasi masalah. Kedua, karena para remaja merasa dirinya
mandiri, sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri,
menolak bantuan orang tua dan guru-guru (1980:208)
e. Masa remaja sebagai masa pencari identitas
Pada tahun-tahun awal masa remaja, penyesuaian diri
dengan kelompok masih tetap penting bagi anak laki-laki dan
perempuan. Lambat laun mereka mulai mendambakan identitas diri
dan tidak puas lagi dengan menjadi sama dengan teman-teman
dalam segala hal, seperti sebelumnya.
Salah satu cara untuk mencoba mengangkat diri sendiri
sebagai individu adalah dengam menggunakan simbol status dalam
bentuk barang-barang yang mudah terlihat seperti kendaraan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
pakaian, dan yang lainnya. Dengan cara ini, remaja menarik
perhatian pada diri sendiri dan agar dipandang sebagai individu,
sementara pada saat yang sama ia mempertahankan identitas
dirinya terhadap kelompok sebaya (1980:208).
f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
Seperti ditunjukkan oleh Majeres, “Banyak anggapan
populer tentang remaja yang mempunyai arti yang bernilai, dan
sayangnya, banyak diantaranya yang bersifat negatif” (101).
Anggapan stereotip budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang
tidak rapih, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak dan
berperilaku merusak, menyebabkan orang dewasa yang harus
membimbing dan mengawasi kehidupan remaja muda takut
bertanggung jawab dan bersikap tidak simpatik terhadap perilaku
remaja yang normal.
Stereotip populer juga mempengaruhi konsep diri dan sikap
remaja terhadap dirinya sendiri. Menerima stereotip ini dan adanya
keyakinan bahwa orang dewasa mempunyai pandangan yang buruk
tentang remaja, membuat peralihan ke masa dewasa menjadi sulit.
Hal ini menimbulkan banyak pertentangan dengan orang tua dan
antara orang tua dan anak terjadi jarak yang menghalangi anak
unruk meminta bantuan orang tua untuk mengatasi pelbagai
masalahnya (1980:208).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik
Remaja cenderung memandang dirinya sendiri dan orang
lain sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya.
Remaja akan sakit hari dan kecewa apabila orang lain
mengecewakannya atau kalau ia tidak berhasil mencapai tujuan
yang ditetapkannya sendiri (1980:208).
h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa
Dengan semakin mendekatnya usia kematangan yang sah,
para remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan stereotip yang
melekat selama belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa
mereka sudah hampir dewasa. Berpakaian dan bertindak seperti
orang dewasa ternyata belumlah cukup. Oleh karena itu, remaja
mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan
status dewasa, yaitu merokok, minum minuman keras,
menggunakan obat-obatan, dan terlibat dalam perbuatan seks.
Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra
yang mereka inginkan (1980:209).
3. Tugas Perkembangan Masa Remaja
Menurut Hurlock (1980:209) tugas perkembangan pada masa
remaja adalah:
a. Mampu menerima keadaan fisiknya sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
b. Menerima peran seks dewasa yang diakui oleh masyarakat baik
bagi pria maupun wanita
c. Mempelajari hubungan baru yang lebih matang dengan lawan jenis
d. Mempersiapkan diri untuk memilih bidang pekerjaan atau karir
agar bisa mandiri secara ekonomi di masa yang akan datang
e. Memiliki keterampilan intelektual dan kecakapan sosial
f. Membentuk nilai-nilai yang sesuai dengan lingkungan
g. Mengembangkan perilaku sosial yang bertanggung jawab
h. Mempersiapkan perkawinan dan memahami tugas-tugas yang ada
di dalamnya serta tanggung jawab kehidupan berkeluarga
4. Kebahagiaan dalam Masa Remaja
Menurut Hurlock (1980:239), remaja yang kurang mampu
menyesuaikan diri sejak masa kanak-kanak, cenderung paling tidak
berbahagia dan tetap tidak berbahagia sepanjang tahun-tahun awal
masa remaja. Ketidakbahagiaan remaja lebih-lebih karena masalah-
masalah pribadi daripada masalah-masalah lingkungan. Ia mempunyai
tingkat aspirasi tinggi, yang tidak realistik bagi dirinya sendiri, dan bila
prestasinya tidak memenuhi harapan, akan timbul rasa tidak puas
dengan diri sendiri dan bersikap bahwa dirinya tidak mampu.
Bilamana remaja cukup berhasil mengatasi masalah yang
dihadapi dan kepercayaan pada kemampuannya mengatasi masalah-
masalah tanpa bantuan orang dewasa semakin meningkat, maka
periode tidak bahagia lambat laun berkurang. Pada saat pandangan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
perbuatannya lebih seperti orang dewasa, berangsur-angsur rasa
bahagia timbul menggantikan rasa tidak bahagia, dan tekanan serta
ketidakpuasan yang menandai awal masa remaja sebagian besar
menghilang.
Kebahagiaan yang lebih besar, yang merupakan ciri akhir masa
remaja, sebagian disebabkan karena remaja yang lebih tua diberi status
yang lebih banyak dalam usaha mempertahankan tingkat
perkembangannya dibandingkan ketika pada awal masa remaja. Hal
yang lebih penting lagi, ia lebih realistik akan kemampuannya dan
meletakkan tujuan sesuai dengan apa yang bisa dicapai, ia terus
menerus berusaha dan mengarahkan usahanya untuk mencapai
tujuannya dan ia menambah kepercayaan diri berdasarkan pengetahuan
mengenai keberhasilan di masa-masa lalu yang melawan perasaan-
perasaan tidak mampu yang mengganggu pada saat ia lebih muda.
Kalau remaja realistik tentang derajat penerimaan yang dapat
mereka capai, dan merasa puas pada orang-orang yang menerima
mereka dan menunjukkan kasih sayang pada orang-orang tersebut,
kemungkinan untuk merasa bahagia pada masa remaja akan
meningkat. Kebutuhan remaja akan dukungan atau penerimaan, kasih
sayang dan prestasi menjadi ketiga unsur kebahagiaan yang
bergantung pada lingkungan atau pada dirinya sendiri. Hal ini berlaku
untuk semua usia, tetapi terutama bagi masa kanak-kanak dan masa
remaja, pada saat individu bergantung pada keluarganya dan tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
dapat mengendalikan lingkungan seperti yang akan dapat dilakukan
bila mencapai masa dewasa.
Kalau pengendalian yang diberikan oleh lingkungan
sedemikian rupa sehingga memperbolehkan remaja memuaskan
kebutuhannya, ia akan bahagia sepanjang kebutuhannya bersifat
realistik dalam arti sesuai dengan kemampuannya untuk memenuhi hal
tersebut. Sebagian besar remaja menjadi lebih realistik dengan
berjalannya masa remaja, hal ini dapat menjelaskan mengapa ia
cenderung bahagia dan merasa lebih puas dengan kehidupannya
dibandingkan ketika masih berada dalam periode tidak realistik dalam
awal masa remaja.
C. Hakikat Balai Pelayanan Sosial
1. Pengertian Balai Pelayanan Sosial
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, balai berarti
gedung;rumah. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 39 Tahun 2012 tentang penyelenggaraan kesejahteraan sosial,
rehabilitasi sosial adalah proses refungsionalisasi dan pengembangan
untuk memungkinkan seseorang mampu melaksanakan fungsi
sosialnya secara wajar dalam kehidupan masyarakat. Menurut
Pedoman Pelaksanaan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 53
Tahun 2013, balai pelayanan sosial adalahtempat pengasuhan,
perawatan dan perlindungan untuk memungkinkan seorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
penyandang masalah kesejahteraan sosial mendapatkan pemenuhan
kebutuhan dasarnya dan terjamin kelangsungan hidupnya.
Dari pengertian tersebut, balai pelayanan sosial dapat diartikan
sebagai gedung atau rumah atau tempat yang digunakan untuk proses
refungsionalisasi dan pengembangan agar seseorang mampu untuk
melaksanakan fungsi sosialnya secara normal dalam kehidupan
masyarakat.
2. Manfaat Balai Pelayanan Sosial
Pelayanan sosial dimaksudkan untuk memulihkan dan
mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi
sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar.
Pemulihan dan pengembangan sebagaimana dimaksud ditujukan
untuk mengembalikan keberfungsian secara fisik, mental, dan sosial,
serta memberikan dan meningkatkan keterampilan (Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial).
3. Sasaran Balai Pelayanan Sosial
Menurut Pedoman Pelaksanaan Peraturan Gubernur Jawa Tengah
Nomor 53 Tahun 2013, ada tiga sasaran yang bisa masuk ke dalam
balai pelayanan sosial, yaitu anak balita terlantar, anak terlantar dan
lanjut usia terlantar. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan
penelitian di Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Mudi” di Purworejo. Balai pelayanan sosial ini adalah balai khusus
anak terlantar.
4. Kriteria Anak yang Bisa Masuk ke Balai Pelayanan Sosial
Menurut Pedoman Pelaksanaan Peraturan Gubernur Jawa Tengah
Nomor 53 Tahun 2013, seorang anak yang mengalami perlakuan salah
dan ditelantarkan oleh orang tua atau keluarga karena faktpr-faktor
tertentu tidak dapat terpenuhi kebutuhan dasarnya baik secara jasmani,
rohani maupun sosialnya.
a. Kriteria:
1) usia 7 sampai dengan 18 tahun
2) berasal dari keluarga miskin atau sangat miskin
3) anak yatim, piatu, yatim piatu terlantar
4) diterlantarkan atau mengalami perlakuan salah atau tidak
diasuh dengan layak oleh orangtua atau keluarganya
5) tidak diketahui orangtua atau keluarganya
6) kebutuhan dasarnya tidak terpenuhi secara layak
b. Jangka waktu pelayanan:
1) jangka waktu pelayanan yang dberikan bagi penerima manfaat
anak terlantar pada balai pelayanan sosial maksimal enam
tahun. pada tingkat pendidikan slta diprioritaskan pada
sekolah kejuruan atau smk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
2) pada proses penanganan dan pelayanan, dilaksanakan
kegiatan orientasi pada keluarga penerima manfaat dengan
maksud untuk mengetahui perkembangan kondisi kemampuan
sosial ekonomi. Apabila keluarga penerima manfaat yang
bersangkutan dipandang telah mampu sosial ekonominya,
maka penerima manfaat dikembalikan kepada keluarga untuk
melaksanakan fungsi pengasuhan secara mandiri.
5. Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi”
Purworejo
a. Sejarah singkat
Pada tanggal 8 Mei Tahun 1949 oleh Social Zaken
didirikan Rumah Perawatan atau Balai Sosial Negara dengan nama
Rumah Pendidikan Sosial “Wisma Joga” Kabupaten Purworejo
dengan sasaran penanganan multi layanan (Bayi, Anak Terlantar,
PGOT, dan Lansia). Pada tahun 1968 Rumah Pendidikan Sosial
“Wisma Joga” Purworejo oleh Kantor Sosial (Kanso) Purworejo
dikhususkan untuk menangani anak terlantar dengan nama Panti
Asuhan “Wiloso Muda Mudi” Purworejo. Pada tahun 2008
berdasar Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 50 tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada
Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah menjadi Satuan Kerja (Satker)
UPT Panti Asuhan “Kumuda Putra Putri” Magelang dengan nomen
klatur “ SATKER Panti Asuhan “Wiloso Muda Mudi” Purworejo;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Terhitung mulai 1 Januari tahun 2011, berdasarkan Peraturan
Gubernur Nomor : III tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Sosial Provinsi Jawa
Tengah ditetapkan menjadi Balai Rehabilitasi Sosial (Balai Resos)
“Wiloso Muda Mudi” Purworejo dengan Unit Rehabilitasi Sosial
(Unit Resos) “Mardi Guno” Kebumen. Sejak tahun 2015 Balai
Rehabilitasi Sosial “Wiloso Muda-Mudi” Purworejo berganti nama
menjadi Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-
Mudi” Purworejo.
b. Visi dan misi
1) Visi
Terwujudnya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) di Jawa Tengah yang Semakin Mandiri dan Sejahtera.
2) Misi
(a) Menyelenggarakan opersasional pelayanan Rehabilitasi
Sosial system kelembagaan/institusi dan multi layanan
sesuai standar pelayanan dan tahapan proses pertolongan
pekerjaan sosial
(b) Membentuk karakter anak balai resos yang : sehat jasmani
dan rohani, bertaqwa, jujur, bertanggung jawab, toleran,
cerdas, terampil.
(c) Meningkatkan kualitas pelaksanaan pelayanan rehabilitasi
sosial agar lebih efektif, inovatif dan akuntabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
(1) Meningkatkan partisipasi sosial masyarakat dalam
usaha penyelenggaraan pelayanan kesejahteraan sosial
bagi anak asuh/anak terlantar dan Pengemis
Gelandangan dan Orang Terlantar (PGOT)
(2) Menjadikan Balai Resos “Wiloso Muda Mudi”
Purworejo dan Unit Resos “Mardiguno” Kebumen
sebagai pusat rujukan dan informasi pelayanan
rehabilitasi sosial asuhan anak/anak terlantar dan PGOT
serta tempat pengkajian pengembangan usaha
kesejahteraan sosial.
c. Susunan organisasi dan tugasnya
Di Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-
Mudi” Purworejo ini terdapat lima susunan organisasi yang
ditugaskan untuk mengurus balai, yakni:
1) Kepala balai
Kepala balai mempunyai tugas memimpin pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi dari balai.
2) Sub bagian tata usaha
Sub bagian tata usaha mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan program, kepegawaian, keuangan,
ketatausahaan, rumah tangga dan perlengkapan balai.
3) Seksi penyantunan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Seksi penyantunan mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan dan pelaksanaan kegiatan penyantunan untuk
memenuhi kebutuhan dasar seseorang agar dapat hidup secara
layak bagi kemanusiaan.
4) Seksi bimbingan sosial
Seksi bimbingan sosial mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan dan pelaksanaan berbagai bentuk kegiatan
pelayanan yang dilakukan oleh pekerja sosial untuk membantu
klien baik individu, kelompok maupun masyarakat dalam
meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan,
memecahkan masalah, serta menjalin dan mengendalikan
hubungan-hubungan sosial mereka dalam lingkungan
sosialnya.
5) Kelompok jabatan fungsional
Kelompok jabatan fungsional khusus mempunyai tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-
masing berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
d. Lingkungan fisik Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso
Muda-Mudi” Purworejo
Di Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-
Mudi” Purworejo terdapat keseluruhan bangunan terdiri dari satu
lantai termasuk bangunan yang baru, karena dua tahun yang lalu
mengalami pemugaran. Fasilitas yang ada di balai yaitu, asrama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
untuk penerima manfaat yang terdiri atas tiga asrama putra dan
tujuh asrama putri dimana tiap asrama berkapasitas sepuluh orang,
kamar mandi dan toilet untuk penerima manfaat yang jumlahnya
banyak namun agak kurang terawat, kantor sekretariat balai, rumah
dinas bagi kepala balai dan pengasuh, ruang tata usaha, ruang
bimbingan sosial, ruang penyantunan, ruang logistik, lapangan
serbaguna untuk kegiatan luar ruangan, ruang makan, mushola,
aula, ruang belajar, satu unit komputer, jaringan internet, kipas
angin, dan printer.
D. Kerangka Berpikir
Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai kerangka berpikir
peneliti.
Kesejahteraan psikologis mempunyai enam dimensi. Keenam
dimensi tersebut harus berkembang dengan baik dalam diri seseorang agar
bisa dikatakan sejahtera secara psikologis. Tetapi ada beberapa faktor yang
bisa mempengaruhi kesejahteraan psikologis seseorang, ada faktor internal
maupun faktor eksternal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Menurut Ryff (1989), ada 6 dimensi kesejahteraan psikologis:
1. Penerimaan Diri
2. Hubungan yang Positif dengan Orang Lain
3. Otonomi
4. Penguasaan Terhadap Lingkungan
5. Tujuan Hidup
6. Pertumbuhan Pribadi
Individu Memiliki Tingkat
Kesejahteraan Psikologis yang Tinggi
Individu Memiliki Tingkat
Kesejahteraan Psikologis yang Rendah
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Faktor Internal
Faktor Eksternal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini, memuat jenis penelitian, subjek penelitian, variabel
atau objek penelitian, waktu dan tempat penelitian, teknik pengumpulan
data, analisis butir, instrumen penelitian, analisis butir, reliabilitas
instrumen dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Menurut
Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2012: 7), metode kuantitatif disebut
sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme.
Metode ini sebagai metode ilmiah atau scientific karena telah memenuhi
kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit atau empiris, obyektif, terukur,
rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, karena
dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek
baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa
angka-angka dan analisis menggunakan statistik.
B. Subjek Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian populasi. Populasi penelitian ini
adalah 100 orang remaja Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso
Muda-Mudi” di Purworejo dengan rentang usia 12-17 tahun yang menjadi
penerima manfaat di balai tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Data dalam penelitian ini didapat melalui pemberian kuesioner
kepada 100 responden yang menjadi penerima manfaat di Balai Pelayanan
Sosial Asuhan Anak ”Wiloso Muda-Mudi” Purworejo. Berikut dipaparkan
jenis kelamin dari responden penelitian:
Tabel 3.1
Jumlah Penerima Manfaat di Balai Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1. Laki-laki 30 30%
2. Perempuan 70 70%
Jumlah 100 100%
Penerima manfaat ini berasal dari dua tingkatan sekolah yang
berbeda, yaitu SMP dan SMK, berikut dipaparkan tingkatan sekolah
responden:
Tabel 3.2
Jumlah Penerima Manfaat Berdasarkan Tingkatan Sekolah
No. Jenis Kelamin Jumlah
Responden di
Tingkat SMP
Jumlah
Responden di
Tingkat SMK
Jumlah
Keseluruhan
1. Laki-laki 5 25 30
2. Perempuan 6 64 70
Jumlah 11 89 100
Penerima manfaat yang ada di balai ini pada dasarnya adalah anak
terlantar. Anak-anak tersebut ada yang menjadi korban pengabaian di
keluarga, keluarga yang broken home dan ada pula yang memang
keluarganya tidak mampu secara ekonomi sehingga anaknya dimasukkan
ke balai. Ada tiga macam status penerima manfaat di balai yaitu yatim,
yatim piatu dan terlantar. Berikut dipaparkan data status penerima
manfaat:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Tabel 3.3
Jumlah Penerima Manfaat Berdasarkan Status Di Balai
No. Jenis
Kelamin
Yatim Yatim
Piatu
Terlantar Jumlah
Keseluruhan
1. Laki-laki 4 0 26 30
2. Perempuan 18 1 51 70
Jumlah 22 1 77 100
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama periode KKN dan pengumpulan
data dilakukan pada tanggal 14 April sampai dengan 17 April 2016 di
Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi” Purworejo
yang beralamatkan di Jl.Urip Sumoharjo No. 76 Purworejo.
D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan
cara menyebarkan kuesioner. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya (Sugiyono, 2012).
2. Instrumen Penelitan
Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Kuesioner Kesejahteraan Psikologis. Kuesioner yang disusun oleh
peneliti berdasarkan enam dimensi kesejahteraan psikologis menurut
Ryff (1989), yaitu penerimaan diri, hubungan yang positif dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan hidup, dan
pertumbuhan pribadi.
Dalam kuesioner disediakan empat alternatif jawaban, yaitu
sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak
setuju (STS). Masing-masing alternatif jawaban juga mempunyai
skor berbeda sesuai dengan masing-masing jenis item. Jenis item
kuesioner ada dua, yaitu favorable dan unfavorable. Berikut akan
dipaparkan skor alternatif jawaban berdasarkan jenis item kuesioner:
Tabel 3.4
Skor Alternatif Jawaban Kuesioner Kesejahteraan Psikologis
No. Alternatif Jawaban
Skor
Item Favorable Item
Unfavorable
1. Sangat Setuju (SS) 4 1
2. Setuju (S) 3 2
3. Tidak Setuju (TS) 2 3
4. Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
Berikut ini juga dipaparkan kisi-kisi kuesioner Kesejahteraan
Psikologis yang digunakan dalam penelitian ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 3.5
Kisi-kisi Kuesioner Kesejahteraan Psikologis Aspek Indikator Item Jumlah
+ -
Penerimaan
diri
a. Memiliki pandangan yang positif terhadap dirinya
b. Mengakui dan menerima aspek-aspek diri termasuk hal-hal yang
baik dan buruk dalam dirinya
c. Memandang positif pengalaman di masa lalunya
1,2
5,6,7
10,11
8,4
3,9
12,13
13
Hubungan
yang positif
dengan orang
lain
a. Adanya sikap hangat, puas, dan percaya terhadap hubungannya
dengan orang lain
b. Mempunyai sikap empati, afeksi dan keakraban terhadap orang
lain
c. Memahami akan arti memberi dan menerima dalam hubungannya
dengan orang lain
14,15
19,20
23
17,18
21,22
24,25,26
12
Otonomi a. Mampu dalam mengatur perilakunya sendiri
b. Mandiri
c. Mampu melawan tekanan sosial yang diterima dan bertindak
dengan cara-cara tertentu
d. Memiliki prinsip diri
e. Mampu mengevaluasi diri
27
30,31,36
33,16
36,61
38
28,29
32
34,35
37
39
16
Penguasaan
lingkungan
a. Mampu mengelola lingkungan
b. Mampu mengontrol susunan yang kompleks yang ada diluar diri
c. Mampu memanfaatkan segala kemungkinan yang ada
dilingkungan sekitar secara efektif
d. Mampu untuk menciptakan dan mengelola keadaan yang cocok
bagi kebutuhan dan nilai-nilai pribadi
40,41
43,44
46,47
50,51
42
45
48,49
52
13
Tujuan hidup a. Memiliki tujuan hidup yang terarah
b. Merasa bahwa segala kejadian baik yang akan datang maupun
yang telah terjadi memiliki makna penting dalam dirinya
c. Memegang keyakinan yang memberikan tujuan hidup
d. Memiliki tujuan dan sasaran untuk hidup
53,54
57
60
64
55
59
62,63
56
10
Pertumbuhan
pribadi
a. Adanya keinginan untuk terus berkembang
b. Melihat dirinya sebagai pribadi yang sedang bertumbuh dan
berkembang
c. Terbuka terhadap pengalaman-pengalaman yang baru
d. Melihat peningkatan dalam diri dan perilakunya setiap saat
e. Mengubah sikap-sikap dengan cara berefleksi dari pengalaman
66
69
71,72
74
76,77
67,68
70
73,58
75
78
14
Berikut dipaparkan jumlah masing-masing item berdasarkan enam
dimensi tersebut:
Tabel 3.6
Daftar Jumlah Item Masing-masing Dimensi
No. Dimensi Jumlah item
1. Penerimaan diri 13 item
2. Hubungan yang positif dengan orang lain 12 item
3. Otonomi 16 item
4. Penguasaan lingkungan 13 item
5. Tujuan hidup 10 item
6. Pertumbuhan pribadi 14 item
Jumlah 78 tem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
E. Analisis Butir dan Reliabilitas Instrumen
1. Analisis butir
Dalam penelitian ini uji analisis butir dilakukan guna mengetahui
daya diskriminasi item. Pengujian daya diskriminasi item dilakukan
dengan cara menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor item
dengan distribusi skor skala item itu sendiri, komputasi ini akan
menghasilkan koefisien korelasi item-total.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan data empirik dan
menganalisis butir item secara kuantitatif dengan perhitungan korelasi
item dengan skor total dan menggunakan teknik analisis korelasi
Pearson Product Moment.
Formula: XYr =
2222 YYNXXN
YXXYN
Keterangan :
XYr = korelasi skor-skor total kuesioner dan total butir-butir
N = jumlah subyek
X = skor sub total kuesioner
Y = skor total butir-butir kuesioner
XY = hasil perkalian antara skor X dan skor Y
Skor korelasi item dengan skor total bergerak antara 0,00-1.
Semakin tinggi nilai korelasi item dengan skor total skala, maka
semakin bagus daya item tersebut. Sebaliknya, semakin rendah nilai
korelasi item-skor total, semakin rendah daya beda item tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Apabila daya beda bernilai - (minus), maka item tersebut tidak bisa
membedakan antara individu yang memiliki atribut atau tidak, malah
item tersebut memberikan informasi yang salah (Jelpa: 93). Maka nilai
indeks diskriminasi item dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 3.7
Indeks Diskriminasi Item
Kuesioner Kesejahteraan Psikologis
Nilai Klasifikasi
≥ 0,300 Diterima
0,250 – 0,299 Dipertimbangkan
≤ 0,249 Tidak Disarankan
- (minus) Ditolak
Apabila item tersebut memiliki nilai 0,250-0,299, maka item
tersebut dapat dipertimbangkan. Item tersebut tetap dipakai jika item
yang memiliki nilai ≥ 0,300 terbatas (Jelpa: 94). Dikarenakan
keterbatasan item dibeberapa indikator maka item yang masuk dalam
klasifikasi dipertimbangkan juga digunakan. Berdasarkan hasil dari
tabel data di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah item berdasarkan
indeks diskriminasi item sebagai berikut:
Tabel 3.8
Jumlah Hasil Klasifikasi Diskriminasi Item
Kuesioner Kesejahteraan Psikologis
Klasifikasi Jumlah Item
Diterima 64
Dipertimbangkan 4
Tidak Disarankan 10
Ditolak 0
Berikut disajikan rincian kisi-kisi kuesioner setelah uji
diskriminasi item:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel 3.9
Kisi-Kisi Kuesioner Kesejahteraan Psikologis
Setelah Uji Diskriminasi Item Aspek Indikator Item Jumlah
+ -
Penerimaan
diri
a. Memiliki pandangan yang positif terhadap dirinya
b. Mengakui dan menerima aspek-aspek diri termasuk hal-
hal yang baik dan buruk dalam dirinya
c. Memandang positif pengalaman di masa lalunya
1,2
6,7
10,11
8,4
3,9
12,13
12
Hubungan
yang positif
dengan
orang lain
a. Adanya sikap hangat, puas, dan percaya terhadap
hubungannya dengan orang lain
b. Mempunyai sikap empati, afeksi dan keakraban terhadap
orang lain
c. Memahami akan arti memberi dan menerima dalam
hubungannya dengan orang lain
14,15
19,20
23
17,18
21,22
24,25,26
12
Otonomi a. Mampu dalam mengatur perilakunya sendiri
b. Mandiri
c. Mampu melawan tekanan sosial yang diterima dan
bertindak dengan cara-cara tertentu
d. Memiliki prinsip diri
e. Mampu mengevaluasi diri
27
36,31
33,16
61
38
28
32
35
37
39
12
Penguasaan
lingkungan
a. Mampu mengelola lingkungan
b. Mampu mengontrol susunan yang kompleks yang ada
diluar diri
c. Mampu memanfaatkan segala kemungkinan yang ada
dilingkungan sekitar secara efektif
d. Mampu untuk menciptakan dan mengelola keadaan yang
cocok bagi kebutuhan dan nilai-nilai pribadi
40,41
43,44
46
50,51
42
45
48
-
10
Tujuan
hidup
e. Memiliki tujuan hidup yang terarah
f. Merasa bahwa segala kejadian baik yang akan datang
maupun yang telah terjadi memiliki makna penting dalam
dirinya
g. Memegang keyakinan yang memberikan tujuan hidup
h. Memiliki tujuan dan sasaran untuk hidup
53,54
57
60
64
55
59
62,63
56
10
Pertumbuhan
pribadi
a. Adanya keinginan untuk terus berkembang
b. Melihat dirinya sebagai pribadi yang sedang bertumbuh
dan berkembang
c. Terbuka terhadap pengalaman-pengalaman yang baru
d. Melihat peningkatan dalam diri dan perilakunya setiap saat
e. Mengubah sikap-sikap dengan cara berefleksi dari
pengalaman
66
69
71
74
76,77
67,68
70
58
75
78
12
2. Reliabilitas instrumen.
Hasil penelitian dikatakan reliabel apabila terdapat kesamaan data
dalam waktu yang berbeda (Sugiyono, 2014: 172). Jadi kata kunci
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
untuk syarat kualifikasi suatu instrumen pengukur adalah konsistensi,
keajegan atau tidak berubah-ubah.
Reliabilitas merupakan terjemahan dari kata reliability yang
mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki
reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel. Walaupun
reliabilitas mempunyai berbagai nama lain seperti keterpercayaan,
keterandalan, keajegan, kestabilan, konsistensi, dan sebagainya, namun
ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah
sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 1997).
Pengujian reliabilitas instrumen penelitian ini dilakukan dengan
teknik atau pendekatan konsistensi internal dengan perhitungan
menggunakan formula Cronbach Alpha Pengujian reliabilitas
instrumen menggunakan rumus:
XXr ≥ α = 2 [1 -
]
Keterangan :
S = varians skor belahan 1
S = varians skor belahan 2
2Sx = varians skor tes
Setelah hasil pengujian reliabilitas didapat, selanjutnya dilihat ke
kriteria koefisien reliabilitas menurut Guilford (Masidjo,1995) dimana
kriterianya seperti berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel 3.10
Kriteria Reliabilitas Menurut Guilford
Koefisien Korelasi Kualifikasi
0,91 – 1,00 Sangat Tinggi
0,71 - 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70 Sedang
0,21 - 0,40 Rendah
Negatif – 0,20 Sangat Rendah
Hasil uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan SPSS. Hasil
uji reliabilitas yang didapat adalah 0.945, sehingga koefisien
reliabilitas kuesioner termasuk dalam kategori sangat tinggi.
F. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah
statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan
untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi (Sugiyono, 2014: 208).
Sebelum mengolah data, peneliti memberikan skor disetiap
kuesioner kemudian menghitung total skor tiap aitem, setelah itu peneliti
menggunakan teknik frekuensi untuk mengetahui skor yang diperoleh
setiap responden. Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab
rumusan masalah tentang deskripsi tingkat kesejahteraan psikologis
remaja di Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi” di
Purworejo tahun 2016 berdasarkan enam dimensi kesejahteraan psikologis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
menurut Ryff adalah dengan menggunakan kategorisasi berdasarkan
model distribusi normal. Peneliti membagi pengkategorisasian tersebut
menjadi lima kategorisasi, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan
sangat rendah. Dari tabel frekuensi sebelumnya selanjutnya diolah dengan
memasukkan norma kategorisasi yang telah ditetapkan dan kemudian
dilihat berapa jumlah responden yang berada disetiap kategorisasi. Norma
kategorisasi ditentukan berdasarkan formula berikut:
Tabel 3.11
Kategorisasi Tingkat Kesejahteraan Psikologis
Norma/Kriteria Skor Kategori
µ + 1,5 SD < x Sangat Tinggi
µ + 0,5 SD < x ≤ µ + 1,5 SD Tinggi
µ - 0,5 SD < x ≤ µ + 0,5 SD Sedang
µ - 1,5 SD < x ≤ µ - 0,5 SD Rendah
x ≤ µ - 1,5 SD Sangat Rendah
Keterangan:
Skor maksimum teoritik : Skor tertinggi yang diperoleh subjek
penelitian berdasarkan perhitungan skala
Skor minimum teoritik : Skor terendah yang diperoleh subjek
penelitian berdasarkan perhitungan skala
Standar deviasi : Luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6
satuan deviasi sebaran
µ (mean teoritik) : Rata-rata teoritik skor maksimum dan
minimum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Kategori diatas digunakan untuk pengelompokan kategorisasi
tingkat kesejahteraan psikologis dengan jumlah item kuesioner sebanyak
68 item maka diperoleh perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut:
Skor maksimum teoritik : 4 x 68 = 272
Skor minimum teoritik : 1 x 68 = 68
Luas jarak : 272 – 68 = 204
Standar deviasi : 204 : 6 = 34
µ (mean teoritik) : (272 + 68) : 2 = 170
Hasil perhitungan analisis data skor subjek penelitian disajikan
dalam norma kategorisasi tingkat kesejahteraan psikologis remaja di Balai
Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi” Purworejo tahun
2016 sebagai berikut:
Tabel 3.12
Kategorisasi Tingkat Kesejahteraan Psikologis Remaja di Balai
Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi” Purworejo
Norma/Kriteria Skor Rentang Skor Kategori
µ + 1,5 SD < x 221 < x Sangat Tinggi
µ + 0,5 SD < x ≤ µ + 1,5 SD 187 < x ≤ 221 Tinggi
µ - 0,5 SD < x ≤ µ + 0,5 SD 153 < x ≤ 187 Sedang
µ - 1,5 SD < x ≤ µ - 0,5 SD 119 < x ≤ 153 Rendah
x ≤ µ - 1,5 SD x ≤ 119 Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dibahas tentang hasil penelitian dan pembahasan.
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian akan menjawab rumusan masalah penelitian, yaitu:
1. Tingkat kesejahteraan psikologis remaja di Balai Pelayanan Sosial
Asuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi” di Purworejo tahun 2016
berdasarkan enam dimensi kesejahteraan psikologis menurut Ryff.
Tingkat kesejahteraan psikologis remaja di Balai Pelayanan Sosial
Asuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi” di Purworejo dapat digambarkan
sebagai berikut:
Tabel 4.1
Tingkat Kesejahteraan Psikologis Remaja di Balai Pelayanan
Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi” Purworejo
Rentang Skor Kategori Frekuensi %
221 < x Sangat Tinggi 53 53%
187 < x ≤ 221 Tinggi 44 44%
153 < x ≤ 187 Sedang 3 3%
119 < x ≤ 153 Rendah - -
x ≤ 119 Sangat Rendah - -
Data pada tabel di atas dapat digambarkan dalam bentuk diagram
batang seperti berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Grafik 4.1
Diagram Kesejahteraan Psikologis Remaja di Balai Pelayanan
Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi” Purworejo
Data di atas menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan psikologis
remaja di Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi”
di Purworejo pada kategori sangat tinggi sebanyak 53 orang (53%),
pada kategori tinggi sebanyak 44 orang (44%), pada kategori sedang
sebanyak 3 orang (3%), sedangkan pada kategori rendah dan sangat
rendah tidak ada remaja yang berada didalam kategori tersebut.
Artinya, hampir seluruh penerima manfaat yang berada di balai ini
sudah memiliki kesejahteraan psikologis yang baik tetapi masih ada
beberapa penerima manfaat yang masih belum merasa sejahtera secara
psikis.
0
10
20
30
40
50
60
sangat tinggi tinggi sedang rendah sangat rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
2. Tingkat kesejahteraan psikologis dari remaja putra dan remaja putri di
Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi” di
Purworejo tahun 2016.
Tingkat kesejahteraan psikologis remaja putra di Balai Pelayanan
Asuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi” di Purworejo dapat digambarkan
sebagai berikut:
Tabel 4.2
Tingkat Kesejahteraan Psikologis Remaja Putra di Balai
Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi” Purworejo
Rentang Skor Kategori Frekuensi %
221 < x Sangat Tinggi 14 46,7%
187 < x ≤ 221 Tinggi 15 50%
153 < x ≤ 187 Sedang 1 3,3%
119 < x ≤ 153 Rendah - -
x ≤ 119 Sangat Rendah - -
Data pada tabel di atas dapat digambarkan dalam bentuk diagram
batang seperti berikut:
Grafik 4.2
Diagram Kesejahteraan Psikologis Remaja Putra di Balai
Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi” Purworejo
0
2
4
6
8
10
12
14
16
sangat tinggi tinggi sedang rendah sangatrendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Data di atas menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan psikologis
remaja putra di Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-
Mudi” di Purworejo pada kategori sangat tinggi sebanyak 14 orang
(46,7%), pada kategori tinggi sebanyak 15 orang (50%), pada kategori
sedang sebanyak 1 orang (3,3%), sedangkan pada kategori rendah dan
sangat rendah tidak ada remaja putra yang berada didalam kategori
tersebut. Artinya, hampir seluruh laki-laki yang ada di balai sudah
memiliki kesejahteraan psikologis yang baik.
Tingkat kesejahteraan psikologis remaja putri di Balai Pelayanan
Asuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi” di Purworejo dapat digambarkan
sebagai berikut:
Tabel 4.3
Tingkat Kesejahteraan Psikologis Remaja Putri di Balai
Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi” Purworejo
Rentang Skor Kategori Frekuensi %
221 < x Sangat Tinggi 39 55,7%
187 < x ≤ 221 Tinggi 29 41,4%
153 < x ≤ 187 Sedang 2 2,9%
119 < x ≤ 153 Rendah - -
x ≤ 119 Sangat Rendah - -
Data pada tabel di atas dapat digambarkan dalam bentuk diagram
batang seperti berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
G
r
Grafik 4.3
Diagram Kesejahteraan Psikologis Remaja Putri di Balai
Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi” Purworejo
Data diatas menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan psikologis
remaja putri di Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-
Mudi” di Purworejo pada kategori sangat tinggi sebanyak 39 orang
(55,7%), pada kategori tinggi sebanyak 29 orang (41,4%), pada
kategori sedang ssebanyak 2 orang (2,9%) , sedangkan pada kategori
rendah dan sangat rendah tidak ada remaja putri yang berada didalam
kategori tersebut. Artinya pada remaja putri yang menjadi penerima
manfaat di balai ini juga sudah memiliki kesejahteraan psikologis yang
tinggi.
B. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan remaja di Balai
Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi” di Purworejo
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
sangat tinggi tinggi sedang rendah sangat rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang sangat tinggi, tinggi, dan
sedang. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa baik remaja putra
maupun remaja putri memiliki kemampuan evaluasi diri yang baik
terhadap dirinya sendiri karena berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa kebanyakan remaja putra dan remaja putri memiliki kesejahteraan
psikologis di kategori sangat tinggi dan tinggi, hasil penelitian ini juga
mendukung hasil penelitian dari Ryff bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan diantara pria dan wanita.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh remaja yang
berada di balai memiliki kesejahteraan psikologis yang baik, artinya para
remaja sudah memiliki penilaian yang positif terhadap segala sesuatu yang
terjadi disepanjang hidupnya. Remaja telah diajarkan untuk dapat
menentukan hidupnya sendiri dan hidup mandiri. Remaja-remaja tersebut
diberikan tugas-tugas harian serta pelatihan dan keterampilan saat ada di
balai. Kemampuan para remaja yang cukup berhasil mengatasi masalah
yang dihadapi dan kepercayaan pada kemampuannya mengatasi masalah-
masalah juga memungkinkan secara tidak langsung para remaja di balai
mampu mengolah diri mereka menjadi lebih baik dan memperoleh
kesejahteraan psikologis yang baik pula. Menurut Ryff (1996) , dalam
kondisi lingkungan seperti apapun apabila individu memiliki kemampuan
untuk mengelola lingkungan, mampu mengontrol susunan yang kompleks
yang ada diluar diri, memanfaatkan segala kemungkinan yang ada
dilingkungan sekitar secara efektif, mampu untuk menciptakan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
mengelola keadaan yang cocok bagi kebutuhan dan nilai-nilai pribadi,
maka individu tersebut mampu memiliki kesejahteraan psikologis.
Kebanyakan para remaja yang berada di balai adalah anak terlantar dimana
lingkungan asal mereka berbeda dengan lingkungan di balai, sehingga hal
ini membuat para remaja di balai harus bisa beradaptasi dengan
lingkungan mereka.
Ada beberapa kemungkinan para remaja di balai bisa memperoleh
kesejahteraan psikologis yang baik. Pertama, para remaja ini tinggal
bersama di balai walaupun mereka adalah pendatang dari berbagai daerah
kecil di sekitar Purworejo. Para remaja di balai diwajibkan untuk
melaksanakan kegiatan seperti piket harian dan kerja bakti, sehingga
secara tidak langsung kegiatan ini menciptakan suatu hubungan dari satu
orang dengan orang yang lain di balai termasuk dengan para pengasuh.
Ryff (1996) mengatakan bahwa hubungan yang hangat bisa menciptakan
sikap empati, hubungan pertemanan yang lebih dalam, dan memunculkan
kasih sayang dengan sesama yang lebih besar. Menurut Ryff (1996),
memiliki suatu hubungan yang hangat dengan orang lain itu sangat
penting, karena hubungan yang hangat dengan orang lain juga
menandakan sebagai suatu bentuk kedewasaan seorang individu terutama
dalam mencapai kesejahteraan psikologis, sehingga hal ini juga menjadi
suatu hal yang mungkin membuat kesejahteraan psikologis para remaja di
balai menjadi baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Kedua, para remaja yang berada di balai ini diwajibkan untuk
mandiri dan bertanggung jawab akan diri mereka sendiri terutama dalam
menentukan pilihan. Baik dari hal berangkat sekolah, belajar, mencuci,
membereskan tempat tidur, menentukan pilihan SMK mana yang akan
mereka pilih, lalu pekerjaan apa yang akan mereka pilih ketika sudah lulus
SMK dan keluar dari balai. Segala keputusan ada ditangan para remaja ini
walaupun di balai diberikan berbagai macam pelayanan. Ryff (1996)
mengatakan bahwa seseorang mampu memperoleh kesejahteraan
psikologis karena mampu mengevaluasi dirinya sendiri dengan standar-
standar yang telah ditentukan oleh individu itu sendiri dan mampu
menentukan pilihan hidupnya di masa yang akan datang sehingga
membuat kehidupan yang sekarang menjadi lebih kreatif, semangat dan
produktif.
Ketiga, pada penelitian ini kebanyakan remaja yang ada di balai
adalah anak terlantar dimana para remaja tersebut masih memiliki
keluarga, tetapi keluarga tersebut tidak mampu memberikan kebutuhan di
bidang ekonomi dan pendidikan kepada anak sehingga dititipkan di balai.
Di balai ini banyak fasilitas yang mendukung keseharian para remaja ini,
seperti tempat tidur, kipas angin, komputer, jaringan internet, makan tiga
kali sehari sesuai dengan asupan gizi, dan perlengkapan sekolah. Ryff
(1996) mengungkapkan bahwa kesejahteraan psikologis juga dipengaruhi
oleh penghasilan seseorang dimana hal tersebut dapat mempengaruhi
enam dimensi kesejahteraan psikologis (The National Survey of Families
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
and Households). Semakin tinggi tingkat penghasilan, semakin tinggi pula
kesejahteraan psikologis yang diperoleh, begitu pula sebaliknya. Hal
tersebut bisa sejalan dengan hasil penelitian ini dimana remaja di balai
bisa memperoleh kesejahteraan psikologis yang baik karena terpenuhinya
kebutuhan mereka untuk hidup dan sekolah dan fasilitas yang tidak
didapatkan dari keluarga mereka tapi bisa mereka dapatkan di balai.
Hasil penelitian ini bisa tidak sejalan sebagaimana yang
diungkapkan oleh Ryff dengan dugaan awal peneliti. Hal tersebut bisa
muncul apabila ternyata fasilitas yang ada di balai bukan penyebab
kesejahteraan psikologis remaja di balai baik. Peneliti mendasarkan
dugaan tersebut berdasarkan pemahaman bahwa anak yang berada di balai
adalah anak yang berkekurangan secara ekonomi, tetapi ternyata hasil
penelitian menunjukkan bahwa individu yang memiliki taraf ekonomi
rendah juga mampu memiliki kesejahteraan psikologis yang baik.
Dari beberapa kemungkinan tersebut, muncul juga penemuan
bahwa beberapa tugas perkembangan menurut Hurlock (1980) sedang
dalam proses pencapaian oleh para remaja di balai. Tugas perkembangan
yang bisa dilihat adalah mempelajari hubungan baru yang lebih matang
dengan lawan jenis, memiliki keterampilan intelektual dan kecakapan
sosial serta mengembangkan perilaku sosial yang bertanggung jawab,
mempersiapkan diri untuk memilih bidang pekerjaan atau karir agar bisa
mandiri secara ekonomi di masa yang akan datang, dan membentuk nilai-
nilai yang sesuai dengan lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Menurut Hurlock (1980:239), remaja yang kurang mampu
menyesuaikan diri sejak masa kanak-kanak, cenderung paling tidak
berbahagia dan tetap tidak berbahagia sepanjang tahun-tahun awal masa
remaja. Ketidakbahagiaan remaja lebih-lebih karena masalah-masalah
pribadi daripada masalah-masalah lingkungan. Ia mempunyai tingkat
aspirasi tinggi, yang tidak realistik bagi dirinya sendiri, dan bila
prestasinya tidak memenuhi harapan, akan timbul rasa tidak puas dengan
diri sendiri dan bersikap bahwa dirinya tidak mampu. Oleh karena itu hal
ini memunculkan kemungkinan bahwa beberapa remaja yang memiliki
kesejahteraan psikologis pada kategori sedang dikarenakan individu
tersebut memiliki kemampuan evaluasi diri yang kurang baik.
Adapun hal yang menjadi dugaan peneliti terkait dengan hasil
penelitian ini karena hasil penelitian tersebut berbanding terbalik dengan
pengamatan peneliti semula bahwa tingkat kesejahteraan psikologis
remaja di balai berada di kategori sedang ke bawah. Pada informasi awal
yang diperoleh peneliti melalui wawancara kepada tiga responden di balai
terungkap bahwa perhatian pengasuh sebagai pengganti orangtua para
remaja masih dianggap kurang. Hal tersebut mungkin terjadi karena para
pengasuh memenuhi kewajiban untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka
dikantor dimana para pengasuh bekerja sebagai pegawai negeri dan juga
memiliki tanggungjawab kepada kepala balai dan pemerintah. Hal tersebut
bertolak belakang dengan tingkat kesejahteraan psikologis para remaja
yang menunjukkan hasil baik, padahal segala kegiatan, fasilitas dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
aktivitas yang ada dibalai tidak terlepas dengan adanya campur tangan dari
para pengasuh, sehingga hal tersebut memunculkan kemungkinan apakah
kesejahteraan psikologis tersebut memang dimiliki oleh para remaja di
balai atau karena instrumen yang dibuat oleh peneliti memiliki kekurangan
dalam hal perumusan pernyataan yang membuat para remaja cenderung
memilih alternatif jawaban yang baik saja. Pernyataan yang dibuat oleh
peneliti lebih banyak berbentuk pernyataan positif yang berisi tentang diri
mereka dan kehidupan mereka di balai. Hal ini yang mungkin mendorong
mereka untuk memberikan jawaban yang dapat berkesan baik.
Singkatnya, kesejahteraan psikologis bisa dipengaruhi oleh faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi adalah
apabila remaja realistik tentang derajat penerimaan yang dapat mereka
capai, dan merasa puas pada orang-orang yang menerima mereka dan
menunjukkan kasih sayang pada orang-orang tersebut, kemungkinan untuk
merasa bahagia pada masa remaja akan meningkat. Kebutuhan remaja
akan dukungan atau penerimaan, kasih sayang dan prestasi menjadi ketiga
unsur kebahagiaan yang bergantung pada lingkungan atau pada dirinya
sendiri. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi adalah
pengendalian yang diberikan oleh lingkungan sedemikian rupa sehingga
memperbolehkan remaja memuaskan kebutuhannya, ia akan bahagia
sepanjang kebutuhannya bersifat realistik dalam arti sesuai dengan
kemampuannya untuk memenuhi hal tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini dipaparkan tentang kesimpulan, keterbatasan dan
saran.
A. Kesimpulan
Kesejahteraan psikologis remaja di Balai Pelayanan Sosial Asuhan
Anak “Wiloso Muda-Mudi” di Purworejo yang mayoritas berstatus anak
terlantar berada dalam kategori tinggi bahkan sangat tinggi. Artinya para
remaja di balai sudah mampu mengevaluasi dirinya secara baik.
Kesejahteraan psikologis para remaja di balai bisa dipengaruhi oleh dua
faktor, yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal lebih kepada
hal yang berada diluar diri remaja baik lingkungan fisik maupun dukungan
dari orang sekitar, misalnya perhatian dari para pengasuh, dan lingkungan
fisik yang memadai. Hal ini sejalan dengan visi dan misi balai yakni
membuat anak terlantar menjadi lebih sejahtera baik secara jasmani dan
rohani. Oleh karenanya, secara tidak langsung pelayanan dan kegiatan
yang diberikan oleh balai juga menunjang kesejahteraan psikologis para
remaja. Sedangkan faktor internal yang mempengaruhi lebih kepada
kemampuan para remaja untuk mengevaluasi segala peristiwa yang telah
terjadi disepanjang hidupnya, misalnya kemampuan untuk menjalin
hubungan yang hangat dengan remaja yang lain di balai, kemampuan
untuk mandiri dalam menjalani hidupnya di balai, dan kemampuan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
bertanggung jawab atas apa yang menjadi tugas dan kewajiban mereka di
balai.
B. Keterbatasan
Dalam penelitian ini masih terdapat keterbatasan-keterbatasan.
Keterbatasan masih ditemukan dalam kuesioner meskipun memiliki
reliabilitas yang sangat tinggi. Kuesioner yang dibuat oleh peneliti masih
memiliki kekurangan dalam mengungkap beberapa indikator instrumen
dikarenakan ketidaksesuaian jumlah dari item favorable dan unfavorable
sehingga instrumen tersebut tidak mampu mengungkap kesejahteraan
psikologis per dimensi secara memadai.
C. Saran
Beberapa saran yang dapat dipaparkan oleh peneliti untuk
meningkatkan kesejahteraan psikologis remaja di balai, yaitu:
1. Bagi Para Pengasuh
Para pengasuh diharapkan bisa memberikan perhatiannya kepada
para remaja yang ada di balai disela-sela waktu kosongnya ketika
tugas administratif yang menjadi kewajiban para pengasuh sudah
selesai dikerjakan.
2. Bagi Balai
Balai diharapkan bisa mempertahankan fasilitas yang telah
diberikan kepada remaja lebih-lebih bisa meningkatkan fasilitas yang
ada di balai, seperti penambahan unit komputer dan perbaikan
fasilitas yang tidak bisa berfungsi secara baik lagi seperti kipas angin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
3. Bagi Peneliti Lain
Kuesioner yang dibuat oleh peneliti jumlah item favorable dan
unfavorable per indikatornya masih banyak yang tidak seimbang.
Peneliti lain diharapkan bisa mengembangkan Kuesioner
Kesejahteraan Psikologis yang telah dibuat peneliti. Hal yang harus
dikembangkan adalah jumlah item favorable dan unfavorable setiap
indikator yang sesuai dan seimbang sehingga kuesioner juga dapat
mengungkap tingkat kesejahteraan berdasarkan masing-masing
dimensi kesejahteraan psikologis menurut Ryff.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Mulia, dkk. 2013. Kebijakan Kesejahteraan dan Perlindungan
Anak. Jakarta Timur: P3KS Press
Azwar, Saifuddin. 1997. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka
Belajar
Azwar, Saifuddin. 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Azwar, Saifuddin. 2000. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta:
Pustaka Belajar
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur.2012. Persentase Anak
Terlantar (Usia 5-17 Tahun) Terlantar dan Jumlah Anak, Tahun
2012. (dalam http://jatim.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/230,
diunduh pada tanggal 21 Agustus 2016, pukul 16.50 WIB)
Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan) (Edisi Kelima). Jakarta: Erlangga.
Kementerian Dalam Negeri. 2012. Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun
2012 Tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial. (dalam
http://kepri.kemenag.go.id/file/file/Perpu/oyba1391564325.pdf,
diunduh pada tanggal 28 Agustus 2016, pukul 15.20 WIB)
Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah.
Yogyakarta: Kanisius
Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 53 Tahun 2013
Periantalo, Jelpa. 2015. Penyusunan Skala Psikologi: Asyik, Mudah &
Bermanfaat. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Priatna, Bambang Avip. 2008. Uji Coba Instrumen Penelitian dengan
Menggunakan MS Excel dan SPSS, (dalam
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIK
A/196412051990031-
BAMBANG_AVIP_PRIATNA_M/Makalah_November_2008.pdf,
diunduh pada tanggal 7 Juli 2016, pukul 14.20 WIB)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Ryff, C. D. Dan Keyes, C. L. M.. 1995. The Structure of Psychological
Well Being Revisited. Journal of Personality and Social
Psychology. 69, 719-727.
Ryff, C. D. Dan Singer, B. H. 1996. Psychlogical Well Being: Meaning,
Measurement and Implications for Psychoteraphy Research.
Journal of Psychoteraphy Psychomatics, 65, 14-23.
Ryff, C. D. 1989. Happiness Is Everything, or Is It? Exploration on the
Meaning of Psychologial Well Being. Journal of Personality and
Social Psychology, 57, 1069-1081.
Sugiyono.2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Suparno, Paul. 2011. Pengantar Statistika Untuku Pendidikan dan
Psikologi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Synder, C.R., & S.J. Lopez. 2002. Hanbook of Positive Psychology. New
York: Oxford University Press
Undang-Undang Republik Indonesia. 2002. No. 23 Tentang Perlindungan
Anak, (dalam
http://www.depkop.go.id/attachments/article/1465/02.%20UU%20
No.%2023%20Tahun%202002%20tentang%20Perlindungan%20A
nak.pdf, diunduh pada tanggal 15 Mei 2016, pukul 19.10 WIB)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
LAMPIRAN 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Nama : Tingkat Sekolah :
(SMP/SMK)
Jenis Kelamin :
Saya adalah salah satu Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2012. Saya meminta kesediaan
teman-teman dari Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi”
Purworejo untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini dibuat sebagai alat
penelitian skripsi saya. Kuesioner ini berhubungan dengan kesejahteraan
psikologis. Semua pilihan jawaban dibawah ini tidak ada yang benar dan tidak ada
yang salah, jadi dimohon teman-teman mengisi kuesioner ini dengan jujur apa
adanya sesuai dengan kondisi teman-teman saat ini. Silahkan teman-teman dari
Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi” Purworejo menjawab
pernyataan dibawah ini dengan memberikan tanda centang/checklist ( √ ) disalah
satu kolom alternatif jawaban yang sesuai dengan diri teman-teman.
Keterangan:
SS : Sangat Setuju KS : Kurang Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
No. Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S KS STS
1. Pilihan yang saya ambil merupakan hal yang terbaik
untuk saya
2. Saya menerima keadaan fisik saya sepenuhnya
3. Kejadian buruk yang saya hadapi hanya membuat saya
semakin terpuruk
4. Saya adalah orang yang tidak bisa bisa bergaul dengan
orang banyak
5. Saya membantu orang lain yang sedang kesusahan tanpa
pamrih
6. Saya menyontek ketika ulangan atau ujian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
7. Saya segera melakukan hal yang bisa saya lakukan
tanpa menunda-nunda
8. Saya ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan kerja bakti
di balai
9. Saya mampu membuat suasana dalam kegiatan
kelompok yang kaku menjadi lebih santai
10. Saya berani mengajukan diri menjadi pengurus suatu
organisasi baik di dalam balai maupun yang ada di luar
balai
11. Saya hanya ingin berteman dengan orang yang memiliki
banyak kesamaan dengan diri saya
12. Hal-hal baik yang saya dapatkan di balai membuat saya
semakin semangat dalam menjalankan hidup
13. Saya belum memiliki tujuan hidup
14. Saya mengamati perubahan fisik yang telah terjadi di
diri saya
15. Setiap malam saya melihat kembali perilaku baik apa
saja yang telah saya perbuat sepanjang hari ini
16. Saya menerima kekurangan yang ada dalam diri saya
17. Saya menerima kekurangan-kekurangan yang ada di
dalam diri saya dengan sepenuh hati
18. Peristiwa menyedihkan yang pernah saya alami
membuat saya semakin bijaksana
19. Saya merasa senang ketika teman saya datang untuk
membagikan cerita sedihnya kepada saya
20. Saya benci kepada orang yang pernah menyakiti saya
21. Saya melanggar peraturan yang berlaku di lingkungan
sekitar saya
22. Saya mengalihkan perhatian ketika seseorang sedang
berbicara kepada saya
23. Saya menyalahkan orang lain apabila saya mengalami
kegagalan
24. Saya bersikap tidak peduli atas kesalahan yang telah
saya lakukan
25. Saya enggan mencoba hal-hal positif yang baru
26. Saya malas mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang ada
di sekolah
27. Saya beranggapan bahwa hidup saya tidak berarti
28. Saya belum mengerti apa saja yang akan saya lakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
untuk mencapai cita-cita saya
29. Saya mampu membuat teman saya merasa nyaman
ketika mereka bercerita tentang masalah pribadinya
30. Saya tergesa-gesa dalam melakukan suatu kegiatan
31. Saya menganggap bahwa diri saya tidak berharga
32. Saya ragu untuk menunjukkan bakat yang saya miliki
33. Kejadian buruk yang saya alami terjadi karena disengaja
oleh pihak-pihak tertentu
34. Saya senang menyendiri daripada berbaur dengan orang
banyak
35. Saya merasa terpaksa ketika membantu orang lain
36. Saya merapihkan tempat tidur saya sendiri setiap pagi
37. Saya menganggap bahwa nasib hidup saya tidak dapat
diubah
38. Saya memiliki niat untuk lebih giat dalam belajar
39. Saya bersedia menceritakan pengalaman buruk yang
saya alami kepada teman-teman saya
40. Saya malas mengikuti kegiatan les bahasa inggris di
sekolah
41. Saya yakin bahwa apa yang saya dapatkan nanti berasal
dari apa yang saya lakukan sekarang
42. Saya menjalani hidup dengan sikap pasrah
43. Saya bisa menciptakan suasana yang menyenangkan
dalam obrolan dengan teman-teman saya
44. Saya mampu mengatur waktu dengan baik
45. Saya menganggap bahwa usaha yang saya lakukan
untuk meraih sesuatu adalah sia-sia
46. Saya takut untuk meminta maaf ketika saya melakukan
kesalahan
47. Saya berteman dengan siapa saja
48. Saya mau berteman dengan teman yang memiliki latar
belakang apapun
49. Saya kurang bersyukur dengan barang yang telah
diberikan oleh orang lain
50. Saya meminta orang lain untuk mengerjakan tugas yang
seharusnya saya kerjakan sendiri
51. Saya belajar menjadi orang yang bijak dalam
menyelesaikan suatu permasalahan
52. Ketika ujian saya berusaha untuk mengerjakan soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
dengan kemampuan saya sendiri
53. Saya bisa menerima pendapat orang lain
54. Saya menjalani hidup dengan tidak berpikiran panjang
ke depan
55. Saya bersikap tidak peduli ketika sedang menghadapi
suatu permasalahan
56. Saya mempunyai rencana kegiatan-kegiatan yang akan
saya kerjakan untuk satu minggu kedepan
57. Saya malas memberikan pendapat untuk pengembangan
kegiatan di balai
58. Saya mampu mendahulukan hal yang benar-benar
penting
59. Sayadapatmengetahuisecaratepatkelebihan-kelebihan
yang sayamiliki
60. Saya tahu bahwa setiap kejadian menyedihkan yang
saya alami ada hikmahnya
61. Saya merasa senang ketika bisa berbagi banyak hal
dengan orang lain
62. Saya mampu merasakan kesedihan teman yang
menceritakan pengalaman menyedihkannya
63. Saya bersikap tidak peduli ketika ada kerabat yang
mendapatkan musibah
64. Saya meminta bantuan orang lain dengan cara memaksa
65. Saya menggunakan kata-kata yang sopan ketika
berbicara dengan orang yang lebih tua dari saya
66. Saya bertanggungjawab atas segala keputusan yang saya
ambil
67. Saya mampu menerima pendapat orang lain dengan
sikap santai
68. Saya tetap melakukan hal-hal yang sudah dilarang oleh
peraturan
69. Perubahan pada badan saya membuat saya terlihat jelek
dibandingkan teman-teman yang lain
70. Saya mencari informasi mengenai kegiatan yang dapat
mengasah bakat saya
71. Saya berusaha keras untuk mencapai cita-cita saya
72. Saya percaya bahwa agama menuntun saya ke arah
hidup yang lebih baik
73. Saya berpikiran positif di setiap pengalaman hidup saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
74. Saya membuat target yang akan saya capai setelah lulus
sekolah
75. Saya enggan mengambil peluang pekerjaan sampingan
yang ada
76. Saya kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan kegiatan
yang ada di balai
77. Saya mampu menciptakan benda baru dari benda-benda
bekas yang ada di sekitar saya sebagai bekal untuk
membuka usaha setelah lulus sekolah
78. Saya meninggalkan kegiatan kelompok ketika keadaan
berubah ke hal-hal yang tidak sesuai dengan apa yang
saya inginkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
LAMPIRAN 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
LAMPIRAN 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item_1 249.92 448.963 .490 .937
item_2 249.79 453.097 .336 .938
item_3 249.89 444.200 .568 .937
item_4 249.82 444.371 .641 .936
item_5 250.57 455.096 .195 .939
item_6 249.93 449.541 .455 .937
item_7 249.93 454.551 .253 .938
item_8 250.61 447.230 .420 .937
item_9 250.06 449.330 .373 .938
item_10 249.61 453.230 .409 .938
item_11 250.06 449.916 .404 .938
item_12 250.16 448.499 .354 .938
item_13 250.20 449.232 .361 .938
item_14 249.82 447.139 .507 .937
item_15 249.69 451.711 .444 .937
item_16 250.13 451.448 .289 .938
item_17 250.09 447.719 .432 .937
item_18 250.27 448.704 .326 .938
item_19 250.00 447.859 .579 .937
item_20 249.88 448.632 .436 .937
item_21 249.73 449.189 .469 .937
item_22 250.43 451.157 .257 .939
item_23 249.87 454.842 .300 .938
item_24 249.67 447.456 .647 .937
item_25 249.55 452.230 .487 .937
item_26 249.84 448.075 .500 .937
item_27 249.87 449.326 .515 .937
item_28 250.07 453.298 .259 .938
item_29 249.95 456.331 .156 .939
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
item_30 249.82 455.664 .165 .939
item_31 250.00 448.707 .542 .937
item_32 249.89 446.483 .538 .937
item_33 250.26 454.295 .265 .938
item_34 250.32 453.392 .237 .938
item_35 249.88 448.349 .493 .937
item_36 250.16 452.035 .370 .938
item_37 249.75 451.422 .381 .938
item_38 249.93 447.136 .625 .937
item_39 249.67 451.678 .468 .937
item_40 250.07 450.207 .509 .937
item_41 250.36 448.859 .421 .937
item_42 250.28 446.789 .501 .937
item_43 249.96 444.322 .603 .937
item_44 250.48 448.010 .469 .937
item_45 250.50 452.879 .333 .938
item_46 250.54 450.089 .363 .938
item_47 250.67 454.991 .215 .938
item_48 250.23 445.856 .555 .937
item_49 250.45 460.614 .009 .940
item_50 250.22 447.325 .521 .937
item_51 250.23 447.512 .520 .937
item_52 249.84 453.974 .236 .938
item_53 250.31 445.307 .535 .937
item_54 249.74 449.326 .509 .937
item_55 250.17 448.082 .402 .938
item_56 250.31 448.054 .407 .938
item_57 249.71 451.097 .452 .937
item_58 249.72 450.143 .493 .937
item_59 250.00 450.788 .398 .938
item_60 249.45 455.199 .393 .938
item_61 249.76 451.922 .427 .937
item_62 249.62 447.854 .540 .937
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
item_63 249.81 450.236 .404 .938
item_64 249.60 451.010 .480 .937
item_65 250.19 453.024 .229 .939
item_66 250.11 449.271 .457 .937
item_67 250.08 446.196 .562 .937
item_68 250.04 447.998 .468 .937
item_69 250.11 452.079 .383 .938
item_70 250.12 451.501 .355 .938
item_71 249.93 450.409 .480 .937
item_72 250.71 459.703 .033 .940
item_73 250.26 453.851 .175 .939
item_74 250.38 448.238 .455 .937
item_75 250.11 450.321 .345 .938
item_76 249.69 451.388 .459 .937
item_77 249.86 450.425 .340 .938
item_78 249.85 445.199 .566 .937
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
LAMPIRAN 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.945 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
LAMPIRAN 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
LAMPIRAN 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 171 1 1.0 1.0 1.0
172 1 1.0 1.0 2.0
183 1 1.0 1.0 3.0
188 2 2.0 2.0 5.0
193 1 1.0 1.0 6.0
196 2 2.0 2.0 8.0
198 1 1.0 1.0 9.0
200 2 2.0 2.0 11.0
201 2 2.0 2.0 13.0
202 2 2.0 2.0 15.0
203 1 1.0 1.0 16.0
204 3 3.0 3.0 19.0
205 3 3.0 3.0 22.0
207 3 3.0 3.0 25.0
208 1 1.0 1.0 26.0
209 1 1.0 1.0 27.0
210 2 2.0 2.0 29.0
211 2 2.0 2.0 31.0
212 2 2.0 2.0 33.0
213 3 3.0 3.0 36.0
215 2 2.0 2.0 38.0
216 1 1.0 1.0 39.0
217 2 2.0 2.0 41.0
218 2 2.0 2.0 43.0
219 1 1.0 1.0 44.0
220 3 3.0 3.0 47.0
223 2 2.0 2.0 49.0
224 2 2.0 2.0 51.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
225 3 3.0 3.0 54.0
226 1 1.0 1.0 55.0
227 1 1.0 1.0 56.0
229 1 1.0 1.0 57.0
230 3 3.0 3.0 60.0
231 4 4.0 4.0 64.0
233 1 1.0 1.0 65.0
234 3 3.0 3.0 68.0
235 2 2.0 2.0 70.0
236 1 1.0 1.0 71.0
237 2 2.0 2.0 73.0
238 1 1.0 1.0 74.0
240 1 1.0 1.0 75.0
241 4 4.0 4.0 79.0
242 3 3.0 3.0 82.0
243 3 3.0 3.0 85.0
245 1 1.0 1.0 86.0
246 1 1.0 1.0 87.0
248 1 1.0 1.0 88.0
249 1 1.0 1.0 89.0
250 2 2.0 2.0 91.0
251 1 1.0 1.0 92.0
252 2 2.0 2.0 94.0
254 2 2.0 2.0 96.0
255 1 1.0 1.0 97.0
260 1 1.0 1.0 98.0
262 2 2.0 2.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
LAMPIRAN 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 183 1 3.3 3.3 3.3
188 1 3.3 3.3 6.7
193 1 3.3 3.3 10.0
198 1 3.3 3.3 13.3
202 2 6.7 6.7 20.0
204 2 6.7 6.7 26.7
205 2 6.7 6.7 33.3
208 1 3.3 3.3 36.7
210 1 3.3 3.3 40.0
211 1 3.3 3.3 43.3
212 1 3.3 3.3 46.7
213 1 3.3 3.3 50.0
220 1 3.3 3.3 53.3
224 1 3.3 3.3 56.7
226 1 3.3 3.3 60.0
227 1 3.3 3.3 63.3
229 1 3.3 3.3 66.7
231 2 6.7 6.7 73.3
234 1 3.3 3.3 76.7
237 1 3.3 3.3 80.0
241 2 6.7 6.7 86.7
246 1 3.3 3.3 90.0
248 1 3.3 3.3 93.3
252 1 3.3 3.3 96.7
254 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
LAMPIRAN 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
LAMPIRAN 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 171 1 1.4 1.4 1.4
172 1 1.4 1.4 2.9
188 1 1.4 1.4 4.3
196 2 2.9 2.9 7.1
200 2 2.9 2.9 10.0
201 2 2.9 2.9 12.9
203 1 1.4 1.4 14.3
204 1 1.4 1.4 15.7
205 1 1.4 1.4 17.1
207 3 4.3 4.3 21.4
209 1 1.4 1.4 22.9
210 1 1.4 1.4 24.3
211 1 1.4 1.4 25.7
212 1 1.4 1.4 27.1
213 2 2.9 2.9 30.0
215 2 2.9 2.9 32.9
216 1 1.4 1.4 34.3
217 2 2.9 2.9 37.1
218 2 2.9 2.9 40.0
219 1 1.4 1.4 41.4
220 2 2.9 2.9 44.3
223 2 2.9 2.9 47.1
224 1 1.4 1.4 48.6
225 3 4.3 4.3 52.9
230 3 4.3 4.3 57.1
231 2 2.9 2.9 60.0
233 1 1.4 1.4 61.4
234 2 2.9 2.9 64.3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
235 2 2.9 2.9 67.1
236 1 1.4 1.4 68.6
237 1 1.4 1.4 70.0
238 1 1.4 1.4 71.4
240 1 1.4 1.4 72.9
241 2 2.9 2.9 75.7
242 3 4.3 4.3 80.0
243 3 4.3 4.3 84.3
245 1 1.4 1.4 85.7
249 1 1.4 1.4 87.1
250 2 2.9 2.9 90.0
251 1 1.4 1.4 91.4
252 1 1.4 1.4 92.9
254 1 1.4 1.4 94.3
255 1 1.4 1.4 95.7
260 1 1.4 1.4 97.1
262 2 2.9 2.9 100.0
Total 70 100.0 100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
LAMPIRAN 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Nomor Item r hitung Keterangan
1 0.490 Diterima
2 0.336 Diterima
3 0.568 Diterima
4 0.641 Diterima
5 0.195 Tidak disarankan
6 0.455 Diterima
7 0.253 Dipertimbangkan
8 0.420 Diterima
9 0.373 Diterima
10 0.409 Diterima
11 0.404 Diterima
12 0.354 Diterima
13 0.361 Diterima
14 0.507 Diterima
15 0.444 Diterima
16 0.289 Diterima
17 0.432 Diterima
18 0.326 Diterima
19 0.579 Diterima
20 0.436 Diterima
21 0.469 Diterima
22 0.257 Dipertimbangkan
23 0.300 Diterima
24 0.647 Diterima
25 0.487 Diterima
26 0.500 Diterima
27 0.515 Diterima
28 0.259 Dipertimbangkan
29 0.156 Tidak disarankan
30 0.165 Tidak disarankan
31 0.542 Diterima
32 0.538 Diterima
33 0.265 Dipertimbangkan
34 0.237 Tidak disarankan
35 0.493 Diterima
36 0.370 Diterima
37 0.381 Diterima
38 0.625 Diterima
39 0.468 Diterima
40 0.509 Diterima
41 0.421 Diterima
42 0.501 Diterima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
43 0.603 Diterima
44 0.469 Diterima
45 0.333 Diterima
46 0.363 Diterima
47 0.215 Tidak disarankan
48 0.555 Diterima
49 0.009 Tidak disarankan
50 0.521 Diterima
51 0.520 Diterima
52 0.236 Tidak disarankan
53 0.535 Diterima
54 0.509 Diterima
55 0.402 Diterima
56 0.407 Diterima
57 0.452 Diterima
58 0.493 Diterima
59 0.398 Diterima
60 0.393 Diterima
61 0.427 Diterima
62 0.540 Diterima
63 0.404 Diterima
64 0.480 Diterima
65 0.229 Tidak disarankan
66 0.457 Diterima
67 0.562 Diterima
68 0.468 Diterima
69 0.383 Diterima
70 0.355 Diterima
71 0.480 Diterima
72 0.033 Tidak disarankan
73 0.175 Tidak disarankan
74 0.455 Diterima
75 0.345 Diterima
76 0.459 Diterima
77 0.340 Diterima
78 0.566 Diterima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI