plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk · untuk siswa kelas x sma negeri 1 depok,...
TRANSCRIPT
i
PENGEMBANGAN SILABUS DAN MATERI PEMBELAJARAN MENULIS NARASI
UNTUK SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2007/2008
BERDASARKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Disusun oleh:
MURNI
031224067
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTO
Janganlah berputus asa, tetapi kalau Anda sampai putus asa berjuanglah terus
meskipun dalam keadaan putus asa (Kahlil Gibran)
Masa depan yang cerah selalu tergantung pada masa lalu yang dilupakan. Kita
tidak dapat meneruskan hidup dengan baik jika tidak dapat melupakan kegagalan
dan sakit hati di masa lalu (Kahlil Gibran)
Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata
kepadanya: “Jadilah” maka tejadilah ia (ayat yassin)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada:
Allah Swt dan Nabi Muhammada Saw , karena atas berkat rahmat dan hidayah -NYa karya ini
dapat diselesaikan dengan baik. Terimakasih ya Allah, engkau pun selalu menjauhkan ku dari
mara bahaya dan engkau pun selalu mendekatkanku dengan kebaikan.
H. Buang dan Hj. Mutmainah (alm), terimakasih atas doa dan kasih sayang yang telah kalian
berikan. Terutama untuk nenekku walaupun engkau telah tiada tapi namamu selalu ada dalam
hatiku dan aku tidak akan pernah melupakan kenangan disaat engkau bersamaku.
Nenekku Johar yang ada di Lampung, walaupun kita sudah tujuh tahun tidak bertemu tapi
namamu selalu ada dihatiku aku yakin engkau di sana selalu mendoakanku dan doamu selalu
menyertaiku untuk menjadi orang yang baik dan beriman.
Ayahanda Muhit dan Ibunda Rufiah, terimakasih atas segalanya yang telah engkau berikan
padaku. Kalian telah banyak berkorban untukku agar aku menjadi manusia yang berpendidikan
dan memiliki martabat. Pengorbananmu itu tidak akan pernah kulupakan sepanjang hayatku.
Giri Setyoko S, yang telah banyak memberikan cinta, dukungan, motivasi, semangat, dan sumber
inspirasi. Terimakasih yah sayang engkau telah banyak memberikan warna dalam hidup ini.
Tanpa dirimu hati ini hampa, semoga kebersaman ini akan selalu ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 28 Juli 2008
Penulis
Murni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Murni. 2008. Pengembangan Silabus dan Materi Pembelajaran Menulis Narasi untuk Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008 Berdasarkan Pendekatan Komunikatif. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian pengembangan. Tujuan penelitian ini
adalah menghasilkan suatu produk berupa silabus dan materi pembelajaran menulis narasi, melalui proses pengembangan. Rancangan ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan siswa kelas X SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta berkenaan dengan pembelajaran menulis narasi pada semester I.
Penelitian ini diawali dengan analisis kebutuhan siswa. Analisis kebutuhan dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai pembelajaran menulis narasi di kelas X SMA Negeri I Depok, Sleman, Yogyakarta. Informasi tersebut diperoleh dengan cara pengisian kuesioner kelas X SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta dan wawancara dengan guru kelas X SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Model pembelajaran yang dipakai untuk mengembangkan silabus dan materi pembelajaran menulis narasi ini adalah model pembelajaran berdasarkan satu tuntutan kompetensi dasar secara utuh. Model ini dipilih karena kompetensi-kompetensi dasar yang akan dijabarkan tidak terlalu luas, sehingga memungkinkan untuk menguraikannya dalam satu unit pembelajaran. Teori-teori yang digunakan dalam pengembangan ini adalah teori pendekatan, metode, dan teknik, pendekatan komunikatif, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, silabus pembelajaran bahasa, materi pembelajaran bahasa, sumber penilaian, pengembangan kegiatan pembelajaran, pengembangan media pembelajaran bahasa, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan pembelajaran narasi berdasarkan pendekatan komunikatif.
Langkah- langkah pengembangan silabus meliputi: (1) mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar, (2) mengidentifikasi materi pokok, (3) mengembangkan kegiatan pembelajaran, (4) merumuskan indikator pencapaian kompetensi, (5) penentuan jenis penilaian, (6) menentukan alokasi waktu, dan (7) menentukan sumber belajar Sementara itu, pengembangan materi Meliputi: (1) memilih standar kompetensi dan indikator, (2) menguraikan materi berdasarkan indikator yang akan dicapai, (3) memilih media yang relevan, (4) menyusun aspek-aspek materi secara sistematis, (5) memberikan uraian singkat setiap aspek materi, (6) menyertakan aspek materi yang harus dipelajari siswa, dan (7) menyertakan beberapa kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa beraktivitas.
Produk silabus dan materi pembelajaran menulis narasi dinilai oleh pakar pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan guru kelas X SMA Negeri 1 Depok,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
Sleman, Yogyakarta untuk mengetahui kualitas produk pengembangan dan nilainya 80%. Hal ini menunjukkan bahwa produk pengembangan ini sudah memenuhi kriteria kelayakan produk yang baik. Penilaian produk tersebut digunakan untuk merevisi produk silabus dan materi pembelajaran menulis narasi untuk siswa kelas X SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta.
Produk pengembangan silabus dan materi ini belum diujicobakan secara menyeluruh dalam pembelajaran di kelas. Dengan demikian kemungkinan masih ada beberapa kekurangan dalam pengembangan silabus dan materi ini. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efektifitas produk silabus dan materi masih perlu dilakukan. Akan tetapi penelitian pengembangan ini dapat dijadikan sebagai salah satu model untuk pengembangan silabus dan materi bagi peneliti selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRACT
Murni, 2008. Pengembangan Silabus dan Materi Pembelajaran Menulis Narasi untuk Siswa Kelas 1 SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008 Berdasarkan Pendekatan Komunikatif. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language, Letter, and Regional Language Study Program. Faculty of Teachers Training and Education. Sanata Dharma University.
This study was a kind of study development. The main objective of the
study was to produce a syllabus and writing narration learning materials product through a kind of development process. The design was focused to fulfill the needs of the 10th grade of SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta. It was related to the narration writing in the first semester.
At first, the study analyzed the student needs. Needs analysis was used to gather information about narration writing materials on the 10th grade of SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta. The information was gathered from the tenth grade of SMU Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta by fill in the questionnaire and interview the Indonesian subject teacher for the tenth grade of SMU Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta.
The learning model used was comprehensive learning model. It was chosen because of the basic competency is narrowed, so it is possible to explain it in one unit. Theories used were Theory of Approach, Method and Technique, Communicative Approach Theory, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Language Learning Syllabus, Language Learning Material, Grading Source, Learning Material Development, Language Learning Media Development, Lesson Plan, and Narration Learning based on Communicative Approach.
There were seven steps used in the syllabus development: (1) reciting the standard and basic competence, (2) identifying the main materials, (3) developing learning activities, (4) formulating the competence indicator achievement, (5) determining the assessment, (6) determining the time allotment, and (7) determining the learning source. Besides, the Developing Materials are as follows: (1) choosing the standard competency and indicator to achieve, (2) explaining the materials based on the achieving indicator, (3) choosing the relevant medias, (4) setting the aspect systematically, (5) explaining each aspect of the materials briefly, (6) enclosing each aspect of the materials to learn, and (7) enclosing some learning activities which enable to make activities for the students.
Narration writing syllabus and material development was evaluated by Indonesian Language and Letter expert and the teacher of the tenth grade of SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta in order to identify the quality of product and the value is 80%. This product development to have proper criteria product. Then, the evaluated product was used to revise the narration writing, syllabus and material development, for the tenth grade of SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
The syllabus and material development has not been tested in the classroom. For that reason, there must be some lacks on this material and syllabus development. It needs further research to find out the syllabus effectiveness. Otherwise, this study can be one model to develop syllabus and material for the next researcher.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : MURNI
Nomor Mahasiswa : 031224067
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Uni-
versitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PENGEMBANGAN SILABUS DAN MATERI PEMBELAJARAN MENULIS NARASI UNTUK SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2007/2008 BERDASARKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-
ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 15 Agustus 2008
Yang menyatakan
(MURNI)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayah-Nya yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul Pengembangan Silabus dan Materi Pembelajaran Menulis Narasi untuk
Siswa kelas X SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008
Berdasarkan Pendekatan Komunikatif. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra
Indonesia, dan Daerah pada Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata
Dharma.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat dukungan,
nasehat, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
peneliti menyampaikan penghargaan sebagai rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Drs. J. Prapta Diharja, S.J. M.Hum., Selaku ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.
2. Dr. B. Widharyanto, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang sabar, teliti,
dan pengertian memberikan bimbingan, pengarahan, nasehat, dan koreksi
dalam penyusunan skripsi ini.
3. Drs. P. Hariyanto, selaku dosen pembimbing II yang sabar, teliti, dan
pengertian memberikan bimbingan, pengarahan, dan koreksi dalam
penyusunan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
4. Seluruh dosen PBSID yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis.
5. Yanik Kismanti, S.Pd., selaku guru kelas X SMA Negeri I Depok, Sleman
Yogyakarta yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.
6. Muhit dan Rufiah, terimakasih atas segalanya. Pengorbananmu itu tidak
akan pernah saya lupakan.
7. Adik saya yang lucu-lucu Nengsih, Gita Rahayu, Etika, dan Rama
Ardiansyah, yang telah memberikan semangat, motivasi, dan keceriannya.
8. Giri Setyoko, yang telah banyak memberikan motivasi, dukungan,
semangat, dan cinta. Tanpamu mungkin hati ini sepi.
9. Flater Sipri yang telah banyak membantu dalam skripsi saya, terimakasih
atas masukan saran, nasihat, dan motivasinya.
10. Sahabat-sahabat saya di STM Pembangunan, Santi, Fransiska Emi, Regina
Elisabet Indriyani, terimakasih atas segala warna dan keceriannya, tanpa
canda tawa kalian kos kita tidak akan ramai dan hidup.
11. Sahabatku Rosa Sidabutar, Rani, Arta Sitepu dan Fatoni, terimakasih atas
doa dan motivasinya. Semoga persahabatan kita akan selalu abadi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga
skripsi ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………. iii
HALAMAN MOTO………………………………………………………………… iv
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………………….. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………………. vi
ABSTRAK………………………………………………………………………… .. vii
ABSTRACT................................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR………………………………………………………………. xi
DAFTAR ISI………………………………………………………………………… xiii
DAFTAR BAGAN………………………………………………………………….. xvi
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………… xvii
DAFTAR GRAFIK………………………………………………………………..... xviii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………… .. xix
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………… xx
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………… 2
C. Tujuan Pengembangan………………………………………………. 2
D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan………………………………… 3
E. Pentingnya Pengembangan………………………………………….. 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
F. Batasan istilah……………………………………………………….. 4
G. Sistematika Penyajian………………………………………………. 5
BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………………… 7
A. Penelitian Terdahulu yang Relevan…………………………………… 7
B. Kajian Teori………………………………………………………….. 8
1. Pendekatan, Metode, dan Teknik……………………………… 9
2. Pendekatan Komunikatif………………………………………. 11
3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)………………. 21
4. Silabus Pembelajaran Bahasa…………………………………. 23
5. Materi Pembelajaran Bahasa…………………………………… 33
6. Sumber Penilaian………………………………………………. 36
7. Pengembangan Kegiatan pembelajaran………………………… 39
8. Pengembangan Media Pembelajaran…………………………... 40
9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran…………………………… 42
10. Pembelajaran Narasi berdasarkan Pendekatan Komunikatif…… 45
C. Kerangka Berpikir……………………………………………………… 49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................... 52
A. Model Pengembangan………………………………………………. 52
B. Prosedur Pengembangan……………………………………………. 53
C. Penilaian Produk……………………………………………………. 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
D. Prosedur Penilaian………………………………………………….. 57
E. Jenis Data…………………………………………………………… 58
F. Instrumen Pengumpulan Data………………………………………. 58
G. Teknik Analisis Data………………………………………………… 60
BAB IV HASIL PENGEMBANGAN………………………………………………. 62
A. Paparan dan Analisis Data Hasil Analisis Kebutuhan………………… 62
B. Hasil Penilaian Produk Pengembangan……………………………… 70
BAB V PENUTUP…………………………………………………………… 75
A. Kajian Produk yang Telah Direvisi…………………………………... 75
1. Kajian Produk Silabus Pembelajaran Menulis Narasi untuk Siswa Kelas
X SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta…………………… 75
2. Kajian Produk Materi Pembelajaran Menulis Narasi untuk Siswa Kelas
X SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta…………………… 77
B. Saran………………………………………………………………….. 78
1. Saran untuk Keperluan Pemanfaatan Produk…………………….. 78
2. Saran untuk Keperluan Pengembangan Lebih Lanjut …………… 79
3. Saran untuk Para Penulis Materi Pembelajaran ………………….. 79
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 80
BIODATA PENULIS…………………………………………………………. 82
LAMPIRAN……………………………………………………………………. 83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Hierarki Pendekatan, Metode, dan Teknik………………………. 10
Bagan 2.2 Model Silabus Pembelajaran Berdasarkan Satu Tuntutan Kompetensi
Dasar Secara Utuh………………………………………………. 31
Bagan 2.3 Model Silabus Pembelajaran Berdasarkan Satu atau Lebih Indikator
dalam satu Kompetensi………………………………………….. 31
Bagan 2.4 Kerangka Berpikir……………………………………………….. 51
Bagan 3.1 Model Silabus Pembelajaran Berdasarkan Satu Tuntutan Kompetensi
Dasar Secara Utuh………………………………………………. 52
Bagan 3.2 Prosedur Pengembangan Silabus dan Materi……………………. 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Contoh Format Silabus Berdasarkan Pusat Kurikulum……………. 26
Tabel 3.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran
Menulis Narasi…………………………………………………… 53
Tabel 3.2 Kisi-kisi Penilaian terhadap Produk Silabus dan Materi Pembelajaran
Menulis Narasi……………………………………………………. 55
Tabel 3.3 Karakteristik Penilai……………………………………………… 58
Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa…………………… 59
Tabel 3.5 Kisi-kisi Pedoman Wawancara……………………………………. 60
Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Produk Pengembangan………………………… 61
Tabel 4.1 Hasil Penilaian Ahli Perancangan Silabus serta Guru Bahasa dan
Sastra Indonesia Kelas X SMA Negeri 1 Depok, Sleman,
Yogyakarta………………………………………………………… 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1 Minat Siswa Pada Pembelajaran Menulis Narasi………………… 63
Grafik 4.2 Cara Penyampaian Materi oleh Guru……………………………. 63
Grafik 4.3 Penggunaan Media oleh guru……………………………………. 63
Grafik 4.4 Penggunaan teknik oleh guru……………………………………. 63
Grafik 4.5 Pemberian Latihan oleh Guru…………………………………… 63
Grafik 4.6 Keterampilan Menulis Karangan oleh Siswa……………………. 64
Grafik 4.7 Kegiatan dalam Pembelajaran Narasi yang Disukai Siswa……….. 65
Grafik 4.8 Gaya Belajar yang Disukai Siswa………………………………… 66
Grafik 4.9 Bentuk Pengerjaan Tugas yang Disukai Siswa………………….. 66
Grafik 4.10 Teknik Penyampaian Materi yang Disukai Siswa………………. 66
Grafik 4.11 Bentuk Penilaian yang Disukai Siswa ………………………….. 67
Grafik 4.12 Bentuk Latihan yang Disukai Siswa…………………………….. 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Silabus Struktural dan Fungsional…………………………………… 28
Gambar 2.2 Silabus Nosional-Fungsional………………………………………… 29 Gambar 2.3 Silabus Struktural dan Fungsional…………………………………… 30
Gambar 2.4 Kerucut Pengalaman Edgar Dale…………………………………….. 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Produk Silabus Pembelajaran Menulis............................................. 83
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran................................................. 84
Lampiran 3 Pedoman Penilaian........................................................................... 86
Lampiran 4 Produk Materi Menulis Narasi......................................................... 87
Lampiran 5 Lembar Penilaian Silabus dan Materi Pembelajaran Menulis Narasi oleh
Dosen Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah ............... 98
Lampiran 6 Lembar Penilaian Silabus dan Materi Pembelajaran Menulis Narasi oleh
Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ........................................... 104
Lampiran 7 Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Depok,
Sleman, Yogyakarta ......................................................................... 107
Lampiran 8 Pedoman Wawancara untuk Guru Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia Kelas X SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta ..... 109
Lampiran 9 Surat Permohonan Ijin Penelitian................................................... 110
Lampiran 10 Surat Keterangan telah Menempuh Penelitian ................................ 115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menulis merupakan salah satu wujud keterampilan produktif yang berkenaan
dengan penggunaan bahasa. Menulis dipandang sebagai keterampilan yang sulit
dimiliki oleh seseorang karena tidak ada sistem ortografis yang tidak dikuasai sejak
lahir. Kemampuan menulis tidak datang secara otomatis, melainkan harus melalui
pelatihan dan praktik yang banyak dan teratur (Tarigan, 1984:12).
Pembelajaran menulis sudah diajarkan kepada siswa sekolah dasar sejak kelas
satu dan materi pembelajarannya disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa.
Dalam pembelajaran menulis, guru sebagai fasilitator dan diharapkan dapat
membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, guru diharapkan
mampu mendesain materi yang menarik untuk siswa serta memilih bahan yang sesuai
dengan kebutuhan siswa.
Sebagai dasar untuk membantu siswa dalam menulis karangan narasi,
dibutuhkan suatu rancangan silabus, materi, dan media pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan siswa. Pada dasarnya sebelum merancang materi dan media
pembelajaran, hal pertama yang dilakukan guru adalah menyusun silabus
pembelajaran untuk menunjang keberhasilan program pembelajaran. Dalam
mengembangkan produk silabus dan materi pembelajaran menulis narasi untuk siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
kelas X SMA menggunakan pendekatan komunikatif karena pendekatan tersebut
merupakan pendekatan yang berpusat pada siswa atau student centered.
Peneliti melakukan penelitian pengembangan silabus dan materi pembelajaran
berdasarkan pendekatan komunikatif untuk siswa kelas X SMA, karena dapat
digunakan sebagai salah satu contoh pengembangan silabus dan materi pembelajaran
menulis narasi dan suatu usaha untuk meningkatkan kondisi belajar yang lebih baik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah dalam penelitian ini dapat
diuraikan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah pengembangan silabus menulis narasi untuk siswa kelas X SMA
Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 berdasarkan
pendekatan komunikatif?
2. Bagaimanakah pengembangan materi pembelajaran menulis narasi untuk siswa
kelas X SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008
berdasarkan pendekatan komunikatif?
C. Tujuan Pengembangan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan pokok yang hendak dicapai
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
1. Mengembangkan silabus dalam menulis narasi bagi siswa kelas X SMA Negeri 1
Depok, Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 berdasarkan pendekatan
komunikatif.
2. Mengembangkan materi pembelajaran menulis narasi bagi siswa kelas X SMA
Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 berdasarkan
pendekatan komunikatif.
D. Spesifikasi Produk
Spesifikasi Produk berupa silabus dan materi pembelajaran menulis narasi.
Silabus dan materi di khususkan penggunaanya bagi siswa kelas X SMA. Komponen
silabus ini mencakup: Standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar (BSNP, 2006:
5).
Komponen materi mencakup: Standar kompetensi, indikator, uraian materi,
pemilihan media yang relevan, uraian singkat setiap materi, aspek materi yang harus
dipelajari, dan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa beraktivitas
(Widharyanto, dkk., 2003: 51).
E. Pentingnya Pengembangan
Penyusunan silabus ini dipandang penting sebagai pengembangan karena; (1)
pengembangan silabus dan materi pembelajaran menulis narasi merupakan bagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dari upaya pembelajaran bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam menulis narasi, (2) pemerolehan pengalaman bagi siswa SMA dalam
pembelajaran menulis narasi, dan (3) produk ini dapat dijadikan acuan bagi guru
dalam mengembangkan silabus dan materi pembelajaran menulis narasi di jenjang
SMA.
F. Batasan Istilah
Hal yang perlu didefinisikan untuk menghindari persepsi yang salah adalah
sebagai berikut.
1. Pengembangan
Pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan (Depdiknas,
2003: 538). Dapat dikatakan bahwa pengembangan adalah suatu proses yang
sistematis dalam rangka menghasilkan produk berupa silabus dan materi
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran bahasa
Indonesia.
2. Silabus
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dasar ke dalam materi pokok
pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian (Puskur, 2006: 14)
3. Materi Pembelajaran
Keseluruhan bahan yang akan diajarkan kepada siswa sebagai dasar untuk
mengembangkan kompetensi dasarnya ( Widharyanto, dkk., 2003: 51).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
4. Menulis
Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif (Tarigan, 1984: 3- 4).
5. Narasi
Narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan satu
kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau
mengalami sendiri peristiwa itu (Keraf, 1985: 136).
6. Pendekatan Komunikatif
Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang dilandasi oleh pemikiran
bahwa kemampuan menggunakan bahasa dalam komunikasi merupakan tujuan
yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa. Dalam hal ini bahasa tidak
dipandang sebagai seperangkat kaidah tetapi sebagai sarana untuk berkomunikasi
(Widharyanto, 2006: 11).
7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan rencana kegiatan guru yang
berupa skenario pembelajaran tahap demi tahap mengenai aktivitas yang akan
dilakukan siswa bersama guru terkait dengan materi yang akan dipelajari siswa
untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditentukan (Wahab, dkk., 2007: 7).
G. Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian dijabarkan menjadi lima hal, yaitu (1) pendahuluan, (2)
landasan teori, (3) metodologi pengembangan, (4) hasil pengembangan, dan (5)
penutup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Bab I adalah pendahuluan. Bab ini berisi (a) latar belakang masalah, (b)
rumusan masalah, (c) tujuan pengembangan, (d) spesifikasi produk yang diharapkan,
(e) pent ingnya pengembangan, (f) batasan istilah, dan (g) sistematika penyajian.
Bab II adalah landasan teori. Bab ini berisi (a) penelitian yang relevan, (b)
kajian teori yang meliputi: pendekatan, metode, dan teknik, pendekatan komunikatif,
Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP), silabus pembelajaran bahasa, materi
pembelajaran bahasa, sumber penilaian, pengembangan kegiatan pembelajaran,
pengembangan media dalam pembelajaran bahasa, rencana pelaksanaan
pembelajaran, pembelajaran narasi berdasarkan pendekatan komunikatif, dan (c)
kerangka berpikir.
Bab III adalah metodologi pengembangan. Bab ini berisi (a) model
pengembangan, (b) prosedur pengembangan, (c) uji coba produk, (d) desain uji coba,
(e) jenis data, (f) instrumen pengumpulan data, dan (g) teknik analisis data.
Bab IV adalah hasil Pengembangan. Bab ini berisi (a) paparan dan analisis
data yang meliputi analisis kebutuhan berupa kuesioner dan wawancara, dan (b) hasil
uji coba produk berdasarkan penilaian ahli perancangan silabus serta guru Bahasa dan
Sastra Indonesia kelas X SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta.
Bab V adalah penutup. Bab ini meliputi (a) kajian produk yang telah direvisi
dan (b) saran yang meliputi pemanfaatan produk, pengembangan lebih lanjut, dan
saran untuk para penulis materi pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penelitian yang Relevan
Peneliti menemukan tiga penelitian sejenis yang berhubungan dengan
pengembangan silabus dan materi pembelajaran. Ketiga penelitian tersebut
dilakukan oleh Prasetyo (2003), Hestiningsih (2003), dan Cahyanto (2004).
Prasetyo (2003) meneliti ”pengembangan silabus dan materi pembelajaran
mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berdasarkan Kurikulum Berbasis
Kompetensi untuk Siswa Kelas I Semester 1 SMU Pangudi Luhur Yogyakarta”.
Penelitian ini menghasilkan silabus dan buku teks yang diperuntukkan bagi
siswa kelas X semester 1 SMU Pangudi Luhur Yogyakarta.
Hestiningsih (2003) meneliti ”Pengembangan Silabus dan Materi Pelajaran
Bahasa indonesia Kelas 1 Semester 1 dan 11 SD Kanisius kota Baru 11
Yogyakarta”. Objek penelitiannya adalah siswa kelas X SD Kanisius Kota Baru 1
Yogyakarta. Data diperoleh dari pengamatan langsung di kelas dan wawancara
dengan guru kelas 1 SD Kanisius Kota Baru 1 Yogyakarta. Penelitian ini
menghasilkan silabus dan materi pembelajaran bahasa Indonesia dengan media
gambar yang diperuntukkan bagi siswa kelas 1 SD kanisius Kota Baru
Yogyakarta.
Cahyanto (2004) meneliti ”Pengembangan Silabus dan Materi
Pembelajaran Keterampilan Berbicara Aspek Kemampuan Berbahasa untuk
Siswa Kelas V semester II SD Kanisius Bantul”. Penelitian ini menghasilkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
tiga silabus pembelajaran dan tiga materi pembelajaran keterampilan berbicara
yang diperuntukkan bagi siswa kelas V SD Kanisius Bantul Yogyakarta.
Relevansi penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo, Hestiningsih, dan
Cahyanto adalah penelitian tersebut dianggap sebagai dasar atau acuan bagi
peneliti untuk mengembangkan silabus dan materi pembelajaran menulis narasi
untuk siswa kelas X SMA, karena penelitian tersebut banyak memberikan
gambaran bagi peneliti untuk mengembangkan silabus dan materi menulis narasi.
Penelitian pengembangan yang dilakukan oleh Prasetyo, Hestiningsih, dan
Cahyanto berdasarkan KBK. Berdasarkan penelitian terdahulu ini, penelitian
penulis merupakan penelitian yang sejenis. Dalam penelitian pengembangan
silabus menulis narasi penulis menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Dengan Demikian penelitian ini masih relevan untuk
dikembangkan, karena KTSP ini merupakan pengembangan dari KBK 2004.
B. Kajian Teori
Kajian teori yang digunakan sebagai landasan teori dalam pengembangan
dibagi menjadi sembilan subbab, yaitu (1) pendekatan, metode, dan teknik, (2)
pendekatan komunikatif, (3) kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), (4)
silabus pembelajaran bahasa, (5) materi pembelajaran bahasa (6) sumber
penilaian, (7) pengembangan kegiatan pembelajaran, (8) pengembangan media
pembelajaran bahasa, (9) rencana pelaksanaan pembelajaran, dan (10)
pembelajaran narasi berdasarkan pendekatan komunikatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
1. Pendekatan, Metode, dan Teknik
Nunan (via Widharyanto, dkk., 2003: 20) menjelaskan pendekatan sebagai
asumsi, keyakinan, dan teori tentang bahasa dan pembelajaran bahasa yang akan
menjiwai keseluruhan proses belajar bahasa dan berbahasa. Pendekatan
dipergunakan guru dalam menciptakan berbagai aktivitas berbahasa pada siswa.
Menurut Zuchdi (2001: 34) memaparkan bahwa metode sebagai rencana
pembelajaran, yang mencakup pemilihan, penentuan, dan penyusunan secara
sistematis bahan yang akan diajarkan, serta kemungkinan pengadaan remedi dan
cara pengembangannya. Metode mencakup pemilihan dan penentuan bahan ajar.
Dalam hal ini guru menetapkan tujuan yang hendak dicapai dan memilih bahan
ajar yang sesuai dengan tingkat usia, tingkat kemampuan, kebutuhan, serta latar
belakang lingkungan siswa
Menurut Zuchdi (2001: 5) memaparkan bahwa teknik merupakan cara
guru menyampaikan bahan ajar yang telah disusun, berdasarkan pendekatan
yang dianut. Teknik yang digunakan oleh guru bergantung pada kemampuan
guru itu mencari akal atau siasat agar proses belajar mengajar dapat berjalan
lancar dan berhasil dengan baik. Dengan kata lain, teknik adalah siasat yang
dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, untuk dapat
memperoleh hasil yang optimal. Dengan demikian, teknik pembelajaran
ditentukan berdasarkan metode yang digunakan, dan metode disusun
berdasarkan pendekatan. Dengan kata lain, pendekatan menjadi dasar penentuan
teknik pembelajaran. Dari suatu pendekatan dapat diterapkan tenik pembelajaran
yang berbeda pula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Anthony via Tarigan (1991: 10) membedakan istilah pendekatan
(approach), metode (method), dan teknik (technique). Pendekatan diartikan
sebagai seperangkat asumsi korelatif yang menangani hakikat pengajaran dan
pembelajaran bahasa. Metode diartikan sebagai rencana keseluruhan bagi bahan
penyajian bahasa secara rapi dan tertib, yang tidak ada bagian-bagiannya yang
berkontradiksi, dan semuanya itu didasarkan pada pendekatan terpilih. Jika
pendekatan bersifat aksiomatis, maka metodenya bersifat prosedural. Dalam satu
pendekatan, mungkin banyak terdapat metode yang digunakan.
Teknik dimaknai sebagai suatu muslihat, cara-cara, atau penemuan yang
dipakai untuk menyelesaikan serta menyempurnakan suatu tujuan langsung.
Teknik bersifat implementasional yang secara aktual berperan di dalam kelas.
Selain harus konsisten dengan metode, teknik juga harus selaras dan serasi dengan
pendekatan. Secara skematis, Anthony menggambarkan hierarki pendekatan,
metode, dan teknik seperti bagan 2.1 di bawah ini.
Bagan 2.1 Hierarki Pendekatan, Metode, dan Teknik
Menurut Anthony
Metode
Teknik
Pendekatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Dari bagan tersebut dapat dilihat bahwa istilah pendekatan, metode, dan
teknik itu tidak sama. Hubungan antara pendekatan, metode dan teknik bersifat
hierarkis. Pendekatan berada pada tataran tertinggi, kemudian disusul dengan
metode, dan teknik berada pada tataran terendah. Dari perbedaan ketiga istilah
tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendekatan merupakan dasar metode dan
teknik atau pendekatan membawahi metode dan teknik.
2. Pendekatan Komunikatif
Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang dilandasi oleh
pemikiran kemampuan menggunakan bahasa dalam komunikasi merupakan tujuan
yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dalam hal ini, bahasa
tidak dipandang sebagai seperangkat kaidah, tetapi sebagai sarana untuk
berkomunikasi. Ini berarti, bahasa ditempatkan sesuai fungsinya, yaitu sebagai
alat komunikasi (Widharyanto, 2006: 2). Peran guru sebagai fasilitator. Guru tidak
lagi menguasai kelas dan materi dalam pembalajaran, karena yang dipentingkan
dalam pembelajaran komunikatif ini berorientasi pada kemampuan berkomunikasi
melalui bahasa.
Tiga teori yang melandasi pendekatan komunikatif dalam pembelajaran
bahasa, yaitu teori kompetensi komunikatif, teori linguistik, dan teori belajar
bahasa.
1) Teori Kompetensi Komunikatif
Hymes via Kurniasari (2004: 15) mendefinisikan kompetensi komunikatif
sebagai penguasaan secara naluri penutur asli untuk menggunakan dan memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
bahasa secara wajar dalam proses komunikasi atau interaksi dengan orang lain
dalam kontak sosial. Seseorang dikatakan memiliki kompetensi komunikatif jika
orang itu telah memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk menggunakan
bahasa dalam konteks komunikasi seutuhnya (Hymes via Prasetyo, 2003: 13).
2) Teori Linguistik
Dalam teori linguistik, pandangan yang mendasari pendekatan
komunikatif dalam pembelajaran bahasa, yakni: (a) bahasa adalah suatu sistem
yang dipakai untuk mengungkapkan arti, (b) fungsi utama bahasa adalah untuk
mengungkapkan arti, (c) struktur bahasa memungkinkan pemakaian komunikatif
dan fungsional bahasa, dan (d) satuan-satuan utama bahasa bukanlah ciri-ciri
gramatikal tetapi kategori arti komunikatif dan fungsional (Richards dan Rodgers
via Prasetyo, 2003: 13).
3) Teori Belajar Bahasa
Tiga prinsip yang mendasari teori belajar bahasa dalam pendekatan
komunikatif, yaitu: (a) prinsip komunikasi, berorientasi pada kegiatan-kegiatan
komunikasi yang dapat meningkatkan pembelajaran, (b) prinsip tugas, mengacu
pada aktivitas-aktivitas pemakaian bahasa untuk melaksanakan tugas-tugas yang
bermakna sehingga dapat meningkatkan pembelajaran, (c) prinsip kebermaknaan,
menjadikan dasar bahwa bahasa yang bermakna akan menjadi pendorong siswa
untuk mempelajari bahasa tersebut (Littlewood via Kurniasari, 2004: 16).
Pendekatan komunikatif menurut Finoccaro dan Brumfit (1983) dalam
Sumardi (1992:100) mempunyai ciri-ciri pokok sebagai berikut.
(1) Kebermaknaan sangat penting, mengutamakan struktur dan bentuk bahasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
(2) Belajar bahasa berarti belajar berkomunikasi.
(3) Tujuan yang ingin dicapai adalah kemampuan komunikatif.
(4) Materi pelajaran disusun dan ditahapkan melalui pertimbangan isi dan fungsi
bahasa.
(5) Siswa diharapkan dapat berinteraksi dengan orang lain melalui kerjasama
berpasangan atau kelompok, baik secara langsung maupun tulisan.
Menurut Littlewood (1991) dalam buku Zuchdi (2001: 38) pemikiran
pendekatan komunikatif didasarkan pada pemikiran berikut ini.
(1) Pendekatan komunikatif membuka diri pandangan yang lebih luas tentang
bahasa. Hal ini terutama menyebabkan orang melihat bahwa bahasa tidak
terbatas pada tata bahasa dan kosakata, tetapi juga pada fungsi komunikatif
bahasa.
(2) Pendekatan komunikatif membuka diri bagi pandangan yang luas dalam
pembelajaran bahasa. Hal itu menimbulkan kesadaran bahwa mengajarkan
bahasa tidak cukup dengan memberikan kepada siswa bentuk-bentuk bahasa
asing, tetapi siswa harus mampu mengembangkan cara-cara menerapkan
bentuk-bentuk itu sesuai dengan fungsi bahasa sebagai sarana komunikasi
dalam situasi dan waktu yang tepat.
Sehubungan dengan pendapat itu, Littlewood (1991) mengemukakan
beberapa alternatif teknik pembelajaran bahasa. Dalam kegiatan belajar mengajar,
kepada siswa diberikan latihan, antara lain seperti di bawah ini.
(1) Memberi informasi secara terbatas
Adapun contohnya meliputi: Megidentifikasi gambar, menemukan/mencari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
pasangan yang cocok, dan menemukan informasi yang ditiadakan.
(a) Mengidentifikasi gambar
Dua orang siswa ditugasi mengadakan percakapan (bertanya jawab) tentang
benda-benda yang terdapat di dalam gambar yang disediakan oleh guru.
Pertanyaan dapat mengenai warna, jumlah, bentuk, dan sebagainya.
(b) Menemukan/mencari pasangan yang cocok
Guru memberikan gambar kepada sekelompok siswa yang masing-masing
mendapat sebuah gambar yang berbeda. Seorang siswa yang lain (diluar
kelompok) diberi duplikat salah satu gambar yang telah dibagikan. Siswa ini
harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada teman-temannya yang
membawa gambar, dengan tujuan untuk mengetahui identifikasi atau ciri-ciri
gambar yang mereka bawa. Dari hasil tanya jawab itu, siswa (pembawa
duplikat) tersebut harus dapat menemukan siapa diantara teman-temannya itu
yang membawa gambar yang cocok dekat duplikat yang dibawanya.
(c) Menemukan informasi yang ditiadakan
Guru memberi informasi, tetapi ada bagian-bagian yang sengaja ditiadakan.
Siswa ditugasi mencari atau menemukan bagian yang tidak ada itu. Kemudian
si A mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada si B, sehingga si (A) dapat
mengetahui gambar mana yang tidak ada pada gambar milik B.
Jadi, Pembelajaran bahasa yang komunikatif mengutamakan fungsi bahasa
sebagai alat komunikasi. Guru sebagai fasilitator dan mengkoordinasikan kegiatan
siswa di kelas agar berjalan dengan baik. Dalam pendekatan, komunikatif guru
berperan sebagai indivindu yang diharapkan memberi nasihat, memantau kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
siswa, menentukan latihan, dan memberikan bimbingan (Littlewood melalui
Sumardi, 1992: 102).
Selain pendekatan di atas terdapat beberapa pendekatan dalam
pembelajaran bahasa yakni (1) pendekatan konstruktivisme, (2) pendekatan
kooperatif, (3) pendekatan SAL, (4) pendekatan kontekstual, dan (5) pendekatan
terpadu (Widharyanto, 2006: 7). Kelima pendekatan tersebut diuraikan di bawah
ini.
1) Pendekatan Konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran
bahasa yang memberi kesempatan kepada siswa untuk menguasai pemahaman dan
keterampilan baru melalui bekal awal pengetahuan yang sudah terbentuk dalam
pemikirannya, yang sering disebut dengan istilah skemata atau jaringan
(Widharyanto melalui Cahyanto, 2004: 24).
Skemata atau jaringan tersebut karena faktor interaksi anak dan guru,
teman sebaya, orang tua, ataupun media yang dekat dengan anak seperti televisi,
majalah, dan sebagainya. Skemata ini akan terus berkembang seiring dengan
proses aktif dan kreatif yang dialaminya. Sehubungan dengan hal itu, maka siswa
perlu diberi kesempatan untuk menguasai pengetahuan sendiri, mengkonstruksi
pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan baru itu kemudian mengkaitkannya
dengan skemata yang sudah dimilikinya. Peran guru dalam pendekatan
konstruktivisme ini adalah sekedar memfasilitasi, mendampingi, dan memberikan
pengarahan atau proses konstruksi yang dilakukan siswa (Cahyanto, 2004: 25).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2) Pendekatan Kooperatif
Dalam pendekatan kooperatif, siswa perlu berkompetisi, bekerjasama, dan
mengembangkan solidaritas. Pembelajaran bahasa perlu memberikan kesempatan
kepada siswa dalam mengembangkan semangat berkompetisi secara sehat, untuk
memperoleh penghargaan, bekerjasama, dan solidaritas. Kegiatan pembelajaran
juga perlu menyediakan tugas-tugas yang memungkinkan siswa bekerja secara
mandiri dan bervariasi dengan kerja kelompok (Widharyanto, 2006: 8).
3) Pendekatan SAL (Student Active Learning)
Pendekatan Student Active Learning adalah pembelajaran yang
mendasarkan diri pada prinsip bahwa pengetahuan itu ditemukan, dibentuk, dan
dikembangkan oleh siswa sendiri dan bukan merupakan transferan pengetahuan
oleh guru kepada siswa, bukan sesuatu yang dilakukan oleh guru terhadap siswa.
Student Active Learning mendasar ciri pada prinsip bahwa yang aktif dalam
proses belajar bukan hanya segi kognitif siswa saja melainkan juga segi
emosional siswa, dan bahkan fisik siswa (Widharyanto, 2006: 8).
Ada sepuluh prinsip pokok SAL yang merupakan koreksi atas pengajaran
“tradisional” yang berorientasikan “teacher centered” (Widharyanto, dkk., 2003:
14- 18), yaitu (1) siswa adalah subjek pembelajaran, (2) belajar dengan melakukan
sesuatu, (3) pembelajaran berorientasi kelompok, (4) pembelajaran dengan variasi
model belajar auditori, visual, dan kinestetik, (5) guru bukan satu-satunya sumber
pengetahuan dan pengalaman, (6) penciptaan interaksi multiarah, (7)
pembelajaran dengan melibatkan seluruh pikiran, emosi, dan tubuh, (8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
pembelajaran haruslah menyenangkan, santai, dan menarik hati, (9) rancangan
fisik kelas yang bebas, leluasa, dan variatif, dan (10) pembelajaran dengan model
berkreasi dan bukan mengkonsumsi.
Jadi, pendekatan SAL adalah pendekatan dalam pengelolaan kegiatan
belajar-mengajar yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
Siswa secara aktif belajar bahasa Indonesia melalui aktivitas berlatih, membahas,
menelaah, dan memperbaiki keterampilan berbahasa.
4) Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan materi yang dikaji di kelas dengan situasi dunia nyata siswa. Siswa
juga dibantu menghubungkan pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan
dalam konteks kehidupan sebayanya, keluarga, dan masyarakat (Depdiknas, 2006:
7).
Tujuh komponen utama pembelajaran yang mendasari penerapan
pembelajaran kontekstual adalah sebagai berikut (Depdiknas, 2006: 11–15).
(1) Kontrukstivisme (Constructivism)
Pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkonstruksi bukan
menerima pengetahuan. Dalam proses pembelajaran, siswa membangun
sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar
mengajar. Dalam pandangan konstruktivis, strategi lebih diutamakan daripada
mengingat pengetahuan, maka tugas guru yaitu (a) menjadikan pengetahuan
bermakna dan relevan bagi siswa, (b) memberi kesempatan bagi siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
menemukan dan menerapkan idenya sendiri, dan (c) menyadarkan siswa agar
menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar. Jadi, bukan guru yang
menjadi pusat kegiatan, melainkan siswa.
(2) Bertanya (Questioning)
Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk
mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Kegiatan
ini sangat penting bagi siswa untuk menggali informasi, mengkonfirmasikan
apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum
diketahui.
(3) Menemukan (Inquiry)
Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan
hasil mengingat seperangkat fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru
harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan,
apapun materi yang diajarkannya.
Langkah- langkah kegiatan menemukan (inquiry) meliputi: (a)
merumuskan masalah, (b) mengamati atau melakukan observasi, (c)
menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, tabel, dan
karya lainnya, (d) mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada
pembaca, teman sekelas, atau guru.
(4) Masyarakat Belajar (Learning Community)
Konsep Learning Community menyarankan agar hasil pembelajaran
diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Praktiknya dalam pembelajaran
terwujud dalam pembentukan kelompok kecil, pembentukan kelompok besar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
mendatangkan ahli ke kelas, bekerja dengan kelas sederajat, bekerja kelompok
dengan kelas di atasnya, dan bekerja dengan masyarakat.
(5) Pemodelan (Modeling)
Dalam sebuah pembelajaran keterampilan maupun pengetahuan selalu ada
model yang bisa ditiru. Model itu bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu,
cara melafalkan, dan sebagainya. Dalam hal ini, guru bukan satu-satunya
model, tetapi bisa melibatkan siswa sebagai model atau mendatangkan model
dari luar.
(6) Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari, atau
berpikir tentang apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Refleksi merupakan
respon terhadap kejadian aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima.
Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses pengetahuan yang dimiliki
siswa, diperluas melalui konteks pembelajaran yang kemudian diperluas
sedikit demi sedikit. Guru membantu siswa membuat hubungan-hubungan
antara pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan yang baru.
(7) Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment)
Penilaian autentik adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa
memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan
belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa
mengalami proses pembelajaran dengan benar.
Karakteristik authentic assessment, yaitu (a) dilaksanakan selama dan
sesudah proses pembelajaran berlangsung, (b) yang diukur adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
keterampilan dan performansi, (c) bisa digunakan untuk formatif maupun
sumatif, (d) berkesinambungan, (e) terintegrasi, dan (f) dapat digunakan
sebagai feed back.
5) Pendekatan Terpadu atau Integratif
Pendekatan ini memadukan empat keterampilan yaitu berbicara,
menyimak, menulis, dan membaca, dengan aspek-aspek kebahasaan yaitu
kemampuan berbahasa dan bersastra. Hal tersebut disebabkan pendekatan terpadu
merupakan pendekatan dalam pembelajaran bahasa berdasarkan pada keutuhan
dan totalitas yang tidak dapat dipisah-pisah atau diskret (Widharyanto melalui
Cahyanto, 2004: 23).
Pendekatan terpadu dilandasi oleh munculnya dua fenomena komunikasi
dalam pembelajaran bahasa. Seperti yang diungkapkan dalam Widharyanto (2003:
2) berikut ini.
Dalam komunikasi lisan, ketika satu orang berbicara, orang lainnya
mendengarkan. Begitu untuk seterusnya dan terjadi secara bergantian sesuai
dengan kebutuhan komunikasi. Dalam komunikasi tulis, ketika seseorang
menulis, tulisan itupun akan dibaca oleh orang lain. Begitu juga seterusnya dan
terjadi secara bergantian sesuai dengan kebutuhan komunikasi.
Berdasarkan fenomena di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran
bahasa perlu diterapkan pendekatan yang memadukan berbagai keterampilan
berbahasa dengan aspek-aspek kebahasaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu
(Puskur, 2006: 5). Standar Nasional pendidikan berdasarkan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) mencakup Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan
Standar ISI. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) menurut puskur (2006: 6) yaitu
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap (afektif), pengetahuan
(kognitif), dan keterampilan (psikmotorik). Sedangkan standar isi adalah
kompetensi minimal yang harus dicapai siswa yang terdiri dari standar
kompetensi dan kompetensi dasar.
KTSP yang dikembangkan oleh satuan pendidikan harus memuat
komponen-komponen sebagai berikut.
a. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan
Berikut ini adalah tujuan pendidikan dasar, menengah, dan kejuruan.
1) Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2) Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
3) Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
b. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Berisi subkomponen: (1) kelompok mata pelajaran, (2) mata pelajaran,
(3) muatan lokal, (4) pengembangan diri, (5) pengaturan beban belajar, (6)
ketentuan ketuntasan belajar, (7) ketentuan kenaikan kelas dan kelulusan, (8)
ketentuan penjurusan, (9) pendidikan kecakapan hidup, dan (10) pendidikan
berbasis keunggulan lokal dan global.
c. Kalender Pendidikan
Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat menyusun kalender
pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan
peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan
sebagaimana yang dimuat dalam Standar Isi.
Menurut BSNP (2006: 5–7) KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-
prinsip sebagai berikut.
(1) Berpusat pada kompetensi, perkembangan, dan kebutuhan siswa
(2) Beragam dan terpadu.
(3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
(4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
(5) Menyeluruh dan berkesinambungan.
(6) Belajar sepanjang hayat.
(7) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Adapun tujuan mata pelajaran untuk satuan pendid ikan menengah agar
siswa memiliki kemampuan sebagai berikut.
(1) Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa dan sastra Indonesia
untuk meningkatkan kemampuan intelektual.
(2) Siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi
secara baik dan benar.
(3) Siswa memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif baik secara lisan
dan tulisan.
4. Silabus Pembelajaran Bahasa
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan
kompetensi dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian (BSNP, 2006: 5).
Menurut BSNP (2006: 14–15) dalam mengembangkan silabus perlu
memperhatikan delapan prinsip berikut ini.
a. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Pengalaman belajar,
sumber belajar, dan sistem penilaian untuk menunjang pencapaian kompetensi
dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
b. Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam
silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial,
emosional, dan spiritual peserta siswa.
c. Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam
mencapai kompetensi.
d. Konsis ten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar,
indikator materi, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
sistem penilaian.
e. Memadai
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
f. Aktual dan Kontekstual
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni
muktahir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
g. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta
didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan
masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
h. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif,
psikomotorik).
Tujuh langkah yang harus ditempuh dalam pengembangan silabus (BSNP,
2006: 16) adalah sebagai berikut.
1) Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran
sebagaimana tercantum pada standar isi.
2) Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian
kompetensi dasar.
3) Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik,
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam
rangka pencapaian kompetensi dasar.
4) Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta
didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan
dalam kata kerja operasional yang terukur. Indikator digunakan sebagai dasar
untuk menyusun alat penilaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
5) Penentuan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan
indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes dalam
bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian
hasil karya berupa tugas, produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
6) Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada
jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat
kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar.
7) Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek, bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta
lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar
didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
Tabel 2.1 Contoh Format Silabus
Nama Sekolah : ………………………………………………….............
Mata Pelajaran : ……………………………………………………..........
Kelas/Semester : …………………………………………………………..
Standar Kompetensi :……………………………………………………….......
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok/
pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
(BSNP, 2006:19)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
a. Tipe-tipe Silabus Pembelajaran Bahasa
Silabus komunikatif mensyaratkan tiga unsur utama, yaitu (1) memperluas
isi bahasa, (2) memperluas wilayah proses belajar bahasa, dan (3) memperluas
wilayah hasil belajar. Ada tiga tipe silabus yang memberikan penekanan pada
upaya peningkatan kemampuan berkomunikasi, yaitu (1) silabus struktural
fungsional, (2) silabus nosional- fungsional, dan (3) silabus komunikatif
1) Silabus Struktural dan Fungsional
Silabus struktural dan fungsional terdapat pemisahan antara komponen
bentuk dan fungsi komunikatif. Oleh karena itu, bentuk linguistik diasumsikan
telah disajikan secara memadai sebelum penyajian fungsi diberikan. Silabus tipe
ini bermanfaat untuk melakukan orientasi bagi pembelajaran struktural. Brumfit
(melalui werdiningsih, 1998: 30) mengemukakan bahwa tipe silabus ini
diorientasikan pada pembelajaran komponen struktur. Aspek nosi dan fungsi atau
kompetensi komunikasi dikembangkan mengikuti pertumbuhan struktur sebagai
konsekuensi penguasaanya untuk berkomunikasi. Silabus struktural dan
fungsional dijelaskan pada gambar 1 berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Gambar 2.1 Silabus Struktural dan Fungsional
2) Silabus Nosional dan Fungsional
Mills (melalui Werdiningsih, 1998: 31) menyatakan bahwa dalam silabus
tipe ini, pengembangan materi didasarkan pada tujuan untuk menentukan nosi dan
fungsi komunikasi yang perlu ditonjolkan. Selain itu, penggunaan bahasa lisan
pada situasi bahasa yang lain juga dilibatkan, di samping penggunaan bahasa
lisan untuk sehari-hari. Dalam pengembangan materi, unit organisasi komunikasi
bersifat nosional- fungsional bagi proses komunikasi yang menjadi sasaran
pembelajaran (Werdiningsih, 1998: 32). Silabus nosional- fungsional dijelaskan
pada gambar 2 berikut ini.
Stage 1
Stage 2
Stage 3
4
5
6
7
grammar Time
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Fungsi Nosi
Komunikasi Gambar 2.2 Silabus Nosional-Fungsional 3) Silabus Komunikatif
Ada tiga hal yang penting dalam silabus komunikatif, yaitu (1)
ketidakmungkinan menyusun sebuah silabus yang segala sesuatunya berdasar
pada fungsi atau nosi, (2) keseimbangan faktor- faktor komplementer bahasa
misalnya, kelancaran dan ketepatan atau keterampilan produktif dan reseptif, (3)
kebutuhan untuk melibatkan siswa di dalam proses belajar mengajar (Maley
melalui purwo, 1990: 65). Silabus komunkatif dijelaskan pada gambar 3 berikut
ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Gambar 2.3 Silabus Komunikatif
Berdasarkan tipe-tipe silabus di atas penulis memilih silabus komunikatif
sebagai dasar pengembangan. Adapun penulis memilih silabus komuikatif karena
silabus komunikatif merupakan silabus yang berdasarkan pada fungsi,
keseimbangan faktor- faktor komplementer, dan melibatkan siswa dalam proses
belajar mengajar.
b. Model Pengembangan Silabus Pembelajaran Bahasa
Berikut ini dipaparkan dua model pengembangan silabus berdasarkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Widharyanto, dkk., 2003: 42–43).
1) Model pengembangan silabus berdasarkan satu tuntutan kompetensi secara
utuh.
2) Model pengembangan silabus berdasarkan satu atau lebih indikator dalam satu
kompetensi.
Functions Aptitudes Themes
Structures
Duration
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Bagan 2.2 Model Silabus Pembelajaran
Berdasarkan Satu Tuntutan Kompetensi Dasar secara Utuh
Kompetensi
Indikator Indikator
Pembelajaran
……………………
Model bagan di atas dirancang dan dikembangkan hanya berdasarkan
satu tuntutan kompetensi dasar. Model ini dapat ditempuh oleh guru apabila
cakupan materi yang terdapat dalam satu kompetens i dasar, berikut hasil belajar
dan indikatornya, dianggap tidak terlalu luas dan dalam.
Bagan 2.3 Model Silabus Pembelajaran
Berdasarkan Satu atau Lebih Indikator dalam Satu Kompetensi
Kompetensi
Indikator Indikator Indikator Indikator
Pembelajaran Pembelajaran • ……………… • …………………. • ……………… • ……………….....
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Model bagan tersebut dirancang dan dikembangkan dalam satu unit
pembelajaran yang utuh. Model ini dapat pula terjadi, beberapa indikator yang
saling berkaitan dan tidak terlalu luas dan dalam. Adapun cakupan materinya
dikembangkan dalam satu unit pembelajaran sekaligus.
Adapun model pengembangan silabus dan materi menulis narasi untuk
siswa kelas X berdasarkan pendekatan komunkatif yang dipilih peneliti, dari
kedua model pengembangan tersebut adalah model pengembangan silabus
berdasarkan satu tuntutan kompetensi secara utuh, karena model ini dapat
ditempuh oleh guru apabila cakupan materi yang terdapat dalam satu kompetens i
dasar, berikut hasil belajar dan indikatornya, dianggap tidak terlalu luas dan
dalam.
Menurut Puskur via Widharyanto (2003: 43–44) penyusunan silabus harus
melalui empat tahap berikut ini.
1) Tahap Perencanaan
Tahap ini berisi kegiatan mengumpulkan berbagai informasi dan
mempersiapkan referensi yang relevan dengan kompetensi dasar yang ingin
dicapai. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui berbagai sumber, misalnya
perpustakaan, multimedia, dan lingkungan. Berbagai informasi tersebut dapat
digunakan menjadi pertimbangan untuk menyeleksi materi yang relevan
dengan kompetensi-kompetensi yang ingin dicapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
2) Tahap Penyusunan
Dalam melaksanakan penyusunan silabus, perlu menganalisis seluruh
perangkat KTSP, untuk menghasilkan pemahaman yang utuh tentang hakikat
kurikulum, struktur kurikulum, dan pelaksanaan KTSP.
3) Tahap Perbaikan
Tahap ini untuk mengkaji ulang draft silabus yang selesai disusun.
Pengkajian ulang ini didasarkan pada masukan, tanggapan, penilaian yang
diberikan oleh pakar pendidikan yang kemudian digunakan untuk
memperbaiki silabus. Silabus yang telah direvisi dapat dilaksanakan dalam
pembelajaran di kelas.
4) Tahap Pemantapan
Sebagai suatu rangkaian yang utuh, silabus yang telah dilaksanakan
perlu ditinjau kembali. Catatan-catatan mengenai berbagai komponen
pembelajaran yang diperoleh berdasarkan pelaksanaan perlu direnungkan dan
direfleksikan kembali. Hal ini bertujuan untuk mengetahui komponen-
komponen mana yang masih harus dikembangkan, diganti, atau dihilangkan.
5. Materi Pembelajaran Bahasa
Materi pembelajaran bahasa merupakan salah satu komponen penting
dalam sistem pembelajaran. Materi ini perlu dikembangkan sebelum dan setelah
dilakukan pengkajian kurikulum dan silabus
Materi yang dikembangkan hendaknya memenuhi kriteria pengembangan
dan penyusunan bahan ajar agar sesuai dengan kebutuhan pembelajar. Menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Hestiningsih (2003: 43 – 44) ada lima kriteria yang diperlukan untuk menyeleksi
materi yang akan diajarkan adalah sebagai berikut.
1. Sahih
Materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran hendaknya benar-benar
telah teruji kesahihannya. Materi yang diberikan dalam pembelajaran tidak
ketinggalan zaman dan memberi kontribusi untuk pemahaman ke depan.
2. Tingkat kepentingan
Dalam memilih materi pembelajaran perlu dipertimbangkan tiga hal, yakni
sejauh mana materi tersebut penting untuk dipelajari, penting untuk siapa, dan
mengapa penting, sehingga materi yang dipilih benar-benar diperlukan siswa.
3. Kebermanfaatan
Manfaat tersebut dilihat dari semua sisi, baik secara akademis (materi yang
diajarkan memberi dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan) maupun non
akademis (materi yang diajarkan dapat mengembangkan kecakapan dan sikap
dalm kehidupan sehari-hari ).
4. Layak dipelajari
Materi harus layak dipelajari, baik dari aspek tingkat kesulitannya maupun
dari aspek kelayakan terhadap pemanfaatan bahan ajar dan kondisi lingkungan
siswa.
5. Menarik Minat
Materi yang dipilih hendaknya menarik minat dan dapat memberi motivasi
siswa untuk mempelajarinya lebih lanjut dalam belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Adapun materi dalam pembelajaran bahasa harus berdasarkan pendekatan
komunikatif. Ada tiga prinsip yang harus diperhatikan oleh guru jika ingin
merancang materi berdasarkan pendekatan komunikatif. Prinsip tersebut tertulis
sebagaimana kutipan berikut ini.
1. Materi harus terdiri dari bahasa sebagai alat komunikasi.
2. Desain materi harus lebih menekankan proses belajar mengajar dan bukan
pokok bahasan (content),
3. Materi harus memberi dorongan kepada pelajar untuk berkomunikasi secara
wajar (Siahaan,1987: 81).
Prinsip pertama menggambarkan bahwa materi yang diberikan kepada
siswa tidak cukup untuk diketahui saja, tetapi materi harus dapat diterapkan
siswa dalam berkomunikasi. Prinsip kedua, yaitu materi yang berdasarkan
proses dan materi yang berdasarkan pokok bahasan. Materi yang berdasarkan
proses menggambarkan bahwa materi lebih menekankan pada aktivitas
berbahasa yang harus dijalani oleh siswa ketika proses belajar sedang
berlangsung. Materi ini bertujuan untuk memupuk semangat siswa dalam
berkomunikasi dengan orang lain. Prinsip ketiga, mengisyaratkan bahwa guru
harus dapat mendorong siswa untuk aktif berkomunikasi melalui materi yang
dipelajari. Dengan kata lain, guru dituntut untuk menyajikan materi yang
merangsang siswa untuk menerapkan keterampilan-keterampilan yang telah
dipelajarinya dalam situasi yang baru sesuai dengan perasaan dan pikirannya.
Menurut Gafur (1982: 87-88) ada empat macam materi pelajaran yaitu:
fakta, konsep, prosedur, dan prinsip. Fakta merupakan jenis materi yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
digunakan. Adapun dalam penggunaan materi pembelajaran itu disesuaikan
dengan kompetensi dasar yang akan dicapai. Pada prinsipnya materi yang
dipilih harus benar-benar mendukung tercapainya kompetensi dasar. Apabila
kompetrensi dasar menggunakan kata operasinal seperti menyebutkan,
menentukan, dan lain- lain, itu merupakan fakta. Jika guru ingin mengajarkan
definisi, ciri-ciri, klasifikasi, identifikasi, dapat dipastikan guru tersebut
menggunakan jenis konsep sebagai materi pelajaran. Apabila guru menentukan
kompetensi siswa untuk mampu menerapkan suatu tujuan pembelajaran yang
harus dikuasai dapat dipastikan itu menggunakan jenis prosedur sebagai materi
pembelajarannya. Sementara itu, apabila guru menekankan pada penjelasan,
hubungan, rumusan tertentu, dapat dipastikan guru mempergunakan prinsip
sebagai materi pembelajarannya.
6. Sumber Penilaian
Pembelajaran bahasa Indonesia akan lebih maksimal bila diikuti oleh
perubahan penilaian. Praktik penilaian bahasa di kelas kurang menggunakan cara
dan alat yang lebih bervariasi. Penilaian keterampilan berbahasa sering diujikan
dalam bentuk tes objektif atau pilihan ganda. Suatu keterampilan yang seharusnya
diuji secara langsung dengan suatu tes unjuk kerja (performance) siswa lebih
banyak diuji secara tidak langsung dengan cara menguji segi kognitif siswa. Skor
kognitif siswa yang tinggi sering dijadikan sebagai dasar untuk menilai
kompetensi berbahasa siswa. Hal ini sangat keliru dan menyesatkan dalam praktik
penilaian dalam pembelajaran bahasa (Widharyanto, 2004: 1).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Penilaian merupakan suatu proses yang dilakukan melalui perencanaan,
pengumpulan informasi, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil
belajar siswa. Sementara itu, Penilaian kelas merupakan proses pengumpulan dan
penggunaan informasi oleh guru untuk pemberian keputusan terhadap hasil belajar
siswa berdasarkan tahapan kemajuan belajarnya sehingga didapatkan potret
kemampuan siswa sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum
(Puskur, 2006: 1).
Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penilaian menurut
BSNP (2006: 17–18) adalah sebagai berikut.
a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi
b. Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan apa yang bisa
dilakukan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.
c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.
Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya
dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang
belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa.
d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut
berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya.
e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh
dalam proses pembelajaran.
Menurut Puskur (2006: 3) persyaratan penilaian berbasis kelas, adalah
sebagai berikut.
a. Penilaian dan kegiatan belajar mengajar harus terpadu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
b. Strategi yang digunakan mencerminkan kemampuan anak secara autentik.
c. Memanfaatkan berbagai jenis informasi.
d. Mempertimbangkan kebutuhan khusus siswa.
e. Menggunakan sistem pencatatan yang bervariasi.
f. Keputusan tingkat pencapaian hasil belajar berdasarkan berbagai informasi.
g. Guru harus berupaya seoptimal mungkin memanfaatkan berbagai bukti hasil
kerja siswa.
h. Keputusan tentang kemampuan siswa mempertimbangkan hasil kerja yang
dikumpulkan.
Menurut Widharyanto (2006: 46) ada lima bentuk-bentuk penilaian
berbasis kelas, yakni tes tertulis, kinerja, hasil karya, penugasan, dan portofolio.
a. Tes tertulis merupakan penilaian yang menuntut siswa memberikan jawaban
tertulis atas sejumlah pertanyaan. Jawaban yang diberikan siswa dapat berupa
jawaban memilih, mengisisi dengan singkat, maupun mengorganisasikan
gagasanya melalui jawaban uraian.
b. Kinerja atau tes penampilan merupakan penilaian yang menuntut siswa
melakukan tugas dalam bentuk perbuatan yang diamati oleh guru.
c. Hasil karya merupakan penilaian yang menuntut siswa menghasilkan suatu
produk berdasarkan pengetahuan dan kreativitasnya.
d. Penugasan (proyek) merupakan tugas yang dikerjakan siswa untuk jangka
waktu yang relatif lama.
e. Portofolio merupakan kumpulan karya siswa yang dapat berfungsi sebagai
dasar untuk menelaah usaha, perbaikan, proses, dan pencapaian hasil belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
7. Pengembangan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar
yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarsiswa, siswa
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian
kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui
penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada siswa
BSNP (2006: 16).
Menurut BSNP (2006: 16) hal-hal yang harus dikembangkan dalam
kegiatan belajar pembelajaran adalah sebagai berikut.
a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada siswa,
khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara
profesional.
b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan
siswa secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran ha rus sesuai dengan hierarki konsep
materi pembelajaran.
d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua
unsur ciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu
kegiatan siswa dan materi.
Dalam memilih kegiatan siswa yang akan digunakan dalam pembelajaran
sebaiknya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.
a. Hendaknya memberi peluang bagi siswa untuk mecari, mengolah dan
menemukan sendiri pengetahuan, di bawah bimbingan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
b. Disesuaikan dengan ragam sumber belajar dan sarana belajar yang tersedia.
c. Bervariasi dengan mengkombinasikan antara kegiatan belajar perseorangan,
pasangan, dan kelompok.
Jadi, kegiatan pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dalam
pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, guru dan siswa hendaknya menyediakan
berbagai sumber ragam belajar untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
8. Pengembangan Media dalam Pembelajaran Bahasa
Media adalah pembawa pesan yang berasal dari sumber pesan kepada
penerima pesan (Farida Mukti via Widharyanto dkk., 2003: 52). Pesan yang
dimaksud adalah materi pembelajaran yang disusun dan akan disampaikan kepada
siswa. Media pembelajaran digunakan untuk membantu daya serap siswa dalam
menerima materi pembelajaran. Pembelajaran dikatakan terserap oleh siswa
secara optimal apabila tersimpan dalam ingatan jangka panjang.
Media sebagai alat bantu yang dipakai itu dapat berupa visual dan audio
visual yaitu berupa radio, tape-recorder, laboratorium bahasa, film, dan video.
Menurut Widharyanto (2006: 53) ada enam syarat yang harus diperhatikan dalam
pemilihan media, yaitu :
1) media harus sesuai dengan kompetens i dasar yang ingin dikembangkan.
2) media harus sesuai dengan karakteristik siswa.
3) media harus disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia.
4) media harus disesuaikan dengan ketersediaan sumber.
5) media harus disesuaikan dengan ketersediaan dana ,tenaga, dan fasilitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
6) media harus dipertimbangkan keluwesan, kepraktisan, dan daya tahan media.
Menurut Widharyanto (2003: 54) mengemukakan ada berbagai wujud
media pembelajaran, yaitu (a) media berupa garis, (b) media berupa gambar, (c)
media berupa gerak, (d) media berupa tulisan, dan (e) media berupa suara.
Masing-masing media ini dapat digabung satu dengan yang lain, tergantung pada
kemampuan guru dan syarat-syarat lain yang memungkinkan pemanfaatan media
tertentu. Sekarang ini, media yang banyak dikenal orang adalah (a) media auditif,
(b) media visual, dan (c) media audio visual.
Dale (via Widharyanto, 2003: 7) membuktikan bahwa keefektifan
pembelajaran dipengaruhi oleh media yang digunakan. Ia menemukan bahwa
model pembelajaran yang letaknya paling atas dalam kerucut, yakni pembelajaran
yang hanya melibatkan simbol-simbol verbal melalui tuturan, adalah
pembelajaran yang kurang efektif. Pembelajaran yang paling efektif adalah
pembelajaran yang berada pada dasar kerucut, yakni terlibat langsung dengan
pengalaman-pengalaman belajar yang bertujuan dengan cara pengalaman
lapangan. Berikut ini akan disajikan berbagai media yang dapat digunakan oleh
guru dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam bentuk kerucut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Gambar 2.4 Kerucut Pengalaman Edgar Dale
12 Lambang kata
11 Lambang visual
10 Gambar
9 Rekaman, radio, gambar tetap
8 Gambar hidup
7 Televisi
6 Pameran
5 Karyawisata
4 Demonstrasi
3 Pengalaman dramatisasi
2 Pengalaman tiruan yang diatur
1 Pengalaman langsung bertujuan
9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan rencana kegiatan guru
yang berupa skenario pembelajaran tahap demi tahap mengenai aktivitas yang
akan dilakukan siswa bersama guru terkait materi yang akan dipelajari siswa
untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditentukan (Wahab, dkk., 2007: 7).
Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan pegangan bagi guru dalam
melaksanakan pembelajaran di kelas. Rencana pelaksanan pembelajaran
merupakan bentuk pengembangan bahan yang operasional, oleh karena itu sering
disebut juga dengan istilah Lembar Kerja Siswa (LKS) (Soewandi, melalui
Widharyanto 2002: 7). Dengan demikian, rencana pelaksanaan pembelajaran
merupakan penggalan-penggalan kegiatan pembelajaran, bahan dan penilaiannya
yang memilki keterkaitan erat dalam keseluruhan yang lebih luas yaitu, silabus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Rencana pelaksanaan pembelajaran mencakup: (1) Mencantumkan
identitas, mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar, (2)
mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran, (3) mengembangkan kegiatan
pembelajaran, (4) merumuskan indikator pencapaian kompetensi, (5) penentuan
jenis penilaian dan (6) menentukan alokasi waktu, dan (8) sumber belajar (BSNP,
2006: 21 )
Mencantumkan identitas dan mengkaji standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Mencantumkan identitas mencakup: Nama sekolah, mata
pelajaran, dan kelas/semester. Standar kompetensi merupakan kemampuan dasar
yang harus dimiliki oleh siswa dalam suatu mata pelajaran, sedangkan kompetensi
dasar memberikan gambaran tentang sejauh mana target kompetensi yang harus
dicapai.
Mengidentifikasi materi pokok. Materi pokok merupakan bagian dari
struktur keilmuan suatu bahan kajian yang dapat berupa pengertian konseptual,
konteks, proses, bidang ajar, dan keterampilan. Dalam mengidentifikasi materi
pokok pembelajaran harus memperhatikan potensi siswa, tingkat perkembangan
fisik, intelektual, emosional, sosial, kebermanfaatan siswa, dan alokasi waktu.
Mengembangkan kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran
dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental
dan fisik melalui interaksi antarsiswa, siswa dengan guru, lingkungan, dan
sumber belajar lainnya dalam pencapaian kompetensi dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Merumuskan indikator pencapaian kompetensi. Indikator merupakan
penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan prilaku yang
dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indkator
digunakan untuk menyusun alat penilaian.
Penentuan jenis penilaian. Penilaian pencapaian kompetensi dasar siswa
dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk
memperoleh, menganalis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar
siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Menentukan alokasi waktu. Dalam merencanakan pembelajaran, lamanya
waktu yang diperlukan untuk menguasai kompetensi dasar yang ingin dicapai
perlu ditentukan alokasi waktunya. Penentuan besarnya alokasi waktu ini
tergantung pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat
kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang
dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu yang dibutuhkan oleh
siswa untuk menguasai satu kompetensi dasar.
Menentukan sumber belajar. Sumber belajar adalah rujukan, obyek atau
bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan
elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penetuan
sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta
materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
10. Pembelajaran Narasi Berdasarkan Pendekatan Komunikatif
Menurut The Liang Gie (2002: 3) mengarang adalah sebagai segenap
rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya
melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami. Sementara itu,
Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang
dapat dibaca dan dimengerti oleh masyarakat pembaca.
Narasi adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-
tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi di
dalam suatu kesatuan waktu atau dapat dirumuskan menjadi suatu bentuk wacana
yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu
peristiwa yang telah terjadi (Keraf, 2001: 136). Dengan perkatan lain, karangan
narasi dapat diartikan sebagai karangan yang menggambarkan kepada pembaca
suatu peristiwa atau rangkaian kejadian yang terjadi dalam urutan waktu atau satu
kesatuan waktu.
Karangan yang tergolong ke dalam jenis narasi adalah cerpen, novel,
roman, dan semua karya prosa imajinatif. Karangan jenis narasi bermaksud
menyajikan peristiwa atau mengisahkan apa yang telah terjadi dan bagaimana
suatu peristiwa terjadi.
Menurut Linawati (2003: 24) mengatakan bahwa ciri narasi adalah (1)
mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga pembaca tampak melihat
sendiri peristiwa itu, (2) memiliki unsur tindakan atau perbuatan yang terjadi
dalam suatu rangkaian waktu, (3) merupakan urutan peristiwa sehingga menjadi
cerita yang menarik, (4) menceritakan peristiwa yang dinamis, maksudnya suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
kejadian atau peristiwa yang berubah dari peristiwa yang satu ke peristiwa yang
lain saling berkaitan dalam urutan waktu tertentu, (5) menyampaikan suatu
tindakan atau peristiwa dengan tepat untuk memperluas pengetahuan pembaca.
Berdasarkan tujuannya narasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu narasi
ekspositoris dan narasi sugestif. Pertama, narasi ekspositoris bertujuan untuk
mengungkapkan pikiran pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Sasaran
utamanya adalah rasio, yaitu berupa perluasan pengetahuan para pembaca sesudah
membaca kisah tersebut. Sebagai sebuah bentuk narasi, narasi ekspositoris
mempersoalkan tahap-tahap kejadian, rangkaian-rangkaian perbuatan kepada para
pembaca atau pendengar. Narasi ekspositoris dapat bersifat khas atau khusus dan
dapat pula bersifat generalisasi. Narasi ekspositoris yang bersifat khas atau khusus
adalah narasi yang berusaha menceritakan suatu peristiwa yang khas, hanya
terjadi satu kali. Peristiwa yang khas adalah peristiwa yang tidak dapat diulang
kembali, karena merupakan pengalaman atau kejadian pada suatu waktu tertentu
saja. Sementara itu, narasi ekspositoris yang bersifat generalisasi adalah narasi
yang menyampaikan suatu proses yang umum, yang dapat dilakukan siapa saja
dan dapat pula dilakukan secara berulang-ulang. Misalnya sesuatu wacana naratif
yang menceritakan bagaimana seorang menyiapkan nasi goreng, bagaimana
membuat roti, dan bagaimana membuat kapal.
Sebuah contoh narasi ekspositoris yang murni adalah narasi mengenai
pembuatan kapal. Rasio pembuatan kapal akan mengantar dan membimbing
teknisinya untuk merencanakan bagian-bagian dari kapal diiringi tindakan-
tindakan tertentu yang harus dilakukan, sehingga dapat diperoleh sebuah kapal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
dengan struktur yang kuat dan kekar, dengan muatan sekian bobot mati, dan dapat
mengapung secara berimbang bila diluncurkan ke laut.
Kedua, narasi sugestif bertujuan bukan untuk memperluas pengetahuan
seseorang, tetapi berusaha memberi makna atas peristiwa atau kejadian itu sebagai
suatu pengalaman. Narasi sugestif selalu melibatkan daya khayal para pembaca.
Pembaca menarik suatu makna baru di luar apa yang diungkapkan secara
eksplisit. Makna yang baru akan jelas dipahami sesudah narasi selesai dibaca.
Dengan demikian, narasi tidak bercerita atau memberikan komentar mengenai
sebuah cerita, tetapi justru mengisahkan suatu cerita atau kisah. Sebuah novel,
roman, dan cerpen sudah mengandung ciri narasi sugestif. Adapun kedua macam
narasi tersebut memiliki perbedaan yang sangat penting, yaitu sebagai berikut.
Narasi Ekspositoris
1. Memperluas pengetahuan.
2. Menyampaikan suatu informasi
mengenai suatu kejadian.
3. Didasarkan pada penalaran untuk
mencapai lesepakatan rasional.
4. Bahasanya lebih condong
kebahasa informatif dengan titik
berat pada penggunaan kata-kata
denotatif.
Narasi Sugestif
1. Menyampaikan suatu makna atau
suatu amanat yang tersirat.
2. Menimbulkan daya khayal.
3. Penalaran hanya berfungsi
sebagai alat untuk menyampaikan
makna, sehingga kalau perlu
penalaran dapat dilanggar.
4. Bahasanya lebih condong
kebahasa figuratif dengan
menitikberatkan penggunaan
kata-kata konotatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Adapun struktur narasi dapat dilihat dari komponen-komponen yang
membentuknya. Komponen-komponen itu adalah perbuatan, penokohan, latar
(tempat), dan sudut pandang. Setiap narasi memiliki sebuah plot atau alur yang
didasarkan pada kesinambungan peristiwa-peristiwa dalam narasi itu dalam
hubungan sebab akibat (Keraf, 2003: 145).
Pembelajaran bahasa khususnya dalam pembelajaran narasi ini
menggunakan pendekatan secara komunikatif. Adapun pembelajaran narasi sesuai
dengan prinsip-prinsip pendekatan komunikatif (Marjono via Giasih, 2000: 64).
Berikut ini prinsip-prinsip pendekatan komunikatif .
l. Pembelajaran bahasa diarahkan pada pemahaman dan pengunaan berbahasa.
Dengan kata lain, siswa mampu memahami dan menggunakan bahasa
Indonesia demi kepentingan hidupnya.
2. Model latihan berbahasa yang diberikan kepada siswa adalah model bahasa
yang hidup dan terpakai. Ini berarti bentuk aktivitas berbahasa yang
dikerjakan oleh siswa mencerminkan aktivitas sehari-hari dan dapat
dipergunakan nantinya dalam konteks lain.
3. Adanya variasi berbahasa dalam pembelajaran. Prinsip ini menggambarkan
bahwa dalam pembelajaran bahasa, guru harus mampu menciptakan variasi-
variasi kegiatan berbahasa pada siswa.
4. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk merangsang kemauan siswa
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Prinsip ini mempertegas bahwa materi pembelajaran yang dipelajari siswa
harus dapat merangsang minat berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
5. Pembelajaran bahasa Indonesia terpusat pada siswa. Prinsip ini menekankan
bahwa siswa adalah pelaku utama yang memiliki waktu beraktivitas terbesar.
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir ini dibuat untuk memberikan gambaran proses kegiatan
yang akan dilakukan dalam penelitian pengembangan silabus dan materi
pembelajaran menulis narasi untuk siswa kelas X SMA Negeri 1 Depok, Sleman,
Yogyakarta berdasarkan pendekatan komunikatif. Pengembangan silabus dan
materi pembelajaran menulis narasi dalam penelitian ini berdasarkan pada
kerangka berpikir di bawah ini.
1. Peneliti menentukan subjek penelitian. Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas X SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta serta guru Bahasa dan
Sastra Indonesia kelas X SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta.
2. Peneliti menentukan dasar pengembangan. Dasar pengembangan yang dipakai
dalam penelitian ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
3. Peneliti melakukan analisis kebutuhan. Peneliti melakukan analisis kebutuhan
dengan cara menyebarkan kuesioner kepada siswa dan wawancara dengan
guru.
4. Peneliti mengembangkan silabus pembelajaran. Langkah pengembangan
silabus meliputi: (1) mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar, (2)
mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran, (3) mengembangkan kegiatan
pembelajaran, (4) merumuskan indikator, (5) penentuan jenis penilaian, (6)
menentukan alokasi waktu, dan (7) menentukan sumber belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
5. Peneliti mengembangkan materi pembelajaran. Langkah pengembangan
materi meliputi: (1) mengidentifikasi kompetensi dasar, indikator, dan materi
pokok (2) menguraikan materi yang akan diajarkan dan menyesuaikan dengan
indikator, (3) memilih media yang relevan, (4) menyusun aspek-aspek materi
yang akan diajarkan secara sistematis, (5) memberikan uraian singkat
mengenai setiap aspek materi, (6) menyertakan aspek materi yang harus
dipelajari siswa, dan (7) menyertakan beberapa kegiatan pembelajaran yang
memungkinkan siswa beraktivitas.
6. Peneliti melakukan penilaian produk. Produk yang dihasilkan kemudian
dinilai oleh ahli perancangan silabus serta guru Bahasa dan Sastra Indonesia
kelas X SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta untuk mengetahui tingkat
kelayakan produk.
7. Peneliti menganalisis dan merevisi produk. Hasil penilaian diolah dan ditinjau.
Hal-hal yang masih belum baik diperbaiki sehingga didapatkan hasil akhir
berupa produk silabus dan materi pembelajaran yang dapat digunakan dalam
pembelajaran menulis narasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Bagan 2.4 Kerangka Berpikir
Analisis Kebutuhan: 3. Kuesioner 4. Wawancara
Pengembangan Silabus
Analisis
Subjek Penelitian: 1. Siswa kelas X SMA Negeri 1
Depok, Sleman, Yogyakarta 2. Guru Bahasa Indonesia
Guru Bahasa Indonesia
Pengembangan Materi
Draft silabus dan materi
Penilaian Produk: 1. Ahli Perancangan Silabus 2. Guru Bahasa Indonesia
Revisi
Produk silabus dan materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab III berisi metodologi penelitian. Dalam bab ini dikemukakan tentang
a) model pengembangan, b) prosedur pengembangan, c) penilaian produk, d)
prosedur penilaian, e) jenis data, f) instrumen pengumpulan data, dan g) teknik
analisis data.
A. Model Pengembangan
Model Pengembangan silabus dan materi pembelajaran ini disesuaikan
dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Dari dua model pengembangan
yaitu model pengembangan yang berdasarkan satu atau lebih indikator dalam satu
kompetensi dan satu tuntutan kompetensi dasar secara utuh. Adapun yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran berdasarkan satu
tuntutan kompetensi dasar secara utuh. Kompetensi dasar yang akan dijabarkan
tidak terlalu luas sehingga memungkinkannya untuk menguraikannya dalam satu
unit pembelajaran (Puskur, 2003: 21–22). Berikut ini adalah bagan model
pembelajaran berdasarkan satu tuntutan kompetensi dasar secara utuh.
Bagan 3.1 Model Silabus Pembelajaran Berdasarkan Satu Tuntutan Kompetensi Dasar secara Utuh
Kompetensi Dasar
Indikator Indikator
Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 3.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran Menulis Narasi
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
4. Menulis
Mengungkapkan informasi dalam
berbagai bentuk paragraf (naratif,
deskriptif, ekspositip)
4.4.1 Menulis gagasan dengan
menggunakan pola urutan
waktu dan tempat dalam
bentuk paragraf naratif
B. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan silabus dan materi pembelajaran menulis narasi
untuk siswa kelas X SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta disusun melalui
tiga tahap, yaitu: analisis kebutuhan, pengembangan silabus, dan pengembangan
materi
Pada tahap pertama, analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui
informasi mengenai kebutuhan siswa. Informasi tersebut diperoleh dengan cara
membagikan kuesioner kepada siswa kelas X SMA Negeri 1 Depok, Sleman,
Yogyakarta dan wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia kelas X SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta.
Pada tahap kedua, langkah- langkah pengembangan silabus, yaitu (1)
mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar, (2) mengidentifikasi materi
pokok, (3) mengembangkan kegiatan pembelajaran, (4) merumuskan indikator
pencapaian kompetensi, (5) penentuan jenis penilaian, (6) menentukan alokasi
waktu, dan (7) menentukan sumber belajar BSNP (2006:16).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Pada tahap ketiga, langkah- langkah pengembangan materi (Widharyanto,
dkk., 2003: 55) meliputi: (1) memilih kompetensi dasar, indikator, dan materi
pokok, (2) menguraikan materi dan menyesuaikan dengan indikator hasil belajar
yang akan dicapai, (3) memilih media yang relevan bagi proses pembelajaran, (4)
menyusun aspek-aspek materi yang dikembangkan secara sistematis, (5)
memberikan uraian singkat setiap aspek materi agar memudahkan siswa untuk
mempelajari materi tersebut, (6) menyertakan uraian singkat mengenai aspek
materi yang harus dipelajari siswa, dan (7) menyertakan beberapa kegiatan yang
memungkinkan siswa beraktivitas sesuai dengan minat siswa, dan metode serta
teknik yang relevan.
Bagan 3.2 Prosedur Pengembangan
Silabus dan Materi
Analisis Kebutuhan
Pengembangan Silabus
Pengembangan Materi
Draft silabus dan materi
Penilaian Produk: 1. Ahli Perancangan
Silabus 2. Guru Bahasa
Indonesia
Analisis
Revisi
Produk silabus dan materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
C. Penilaian Produk
Penilaian produk dimaksudkan untuk meningkatkan tingkat efektivitas
produk pengembangan silabus dan materi pembelajaran. Pelaksanaan penilaian
produk ini bertujuan untuk mendapatkan masukan, tanggapan, dan penilaian
terhadap kelayakan produk pengembangan (Werdiningsih, 1998: 87). Produk
pengembangan akan dinilai oleh guru pengampu mata pelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia kelas X SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta, serta Dosen
Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Universitas Sanata Dharma.
Berikut ini adalah kisi-kisi penilaian terhadap produk silabus dan materi
pembelajaran menulis narasi untuk siswa kelas X SMA Negeri 1 Depok, Sleman,
Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 berdasarkan pendekatan komunikatif.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Penilaian Terhadap
Produk Silabus dan Materi Pembelajaran Menulis narasi
Skor No Aspek yang dinilai Bobot
1 2 3 4 5
Skor total
1 Identitas Silabus
§ nama sekolah
§ mata pelajaran
§ kelas dan semester
§ standar kompetensi
§ kompetensi dasar
1 5
2 Indikator
§ kejelasan perumusan indikator
§ kesesuaian penyusunan indikator
dengan kompetensi dasar
2 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
3 Materi Pembelajaran
§ kesesuaian materi pembelajaran
dengan kompetensi dasar
§ penyajian materi menarik minat
dan perhatian siswa
§ penyajian materi memiliki gradasi
(dari yang mudah ke yang sukar)
§ penyajian materi mendorong
keaktifan siswa untuk berpikir dan
belajar
§ penyampaian materi menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan
benar
3 15
4 Langkah/kegiatan Pembelajaran
§ kegiatan pembelajaran
memfasilitasi keaktifan siswa
§ kegiatan pembelajaran meliputi
apersepsi, kegiatan inti, dan
penutup
§ kegiatan pembelajaran
memungkinkan siswa
merumuskan sendiri pengetahuan
dan keterampilan
§ kegiatan pembelajaran
memperhatikan aktifitas
individual, berpasangan, dan
kelompok
3 15
5 Penilaian
§ penilaian meliputi aspek kognitif,
psikomotorik, dan afektif
2 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
§ kesesuaian antara penilaian dengan
indikator
§ kelengkapan instrumen (soal,
kunci jawaban, pedoman
penskoran)
6 Alokasi Waktu
§ kesesuaian alokasi waktu dengan
tahapan pembelajaran
(pembukaan, inti, penutup)
1 5
7 Sumber/bahan/alat
§ kesesuaian sumber belajar/media
pembelajaran dengan kompetensi
dasar
§ kesesuaian sumber belajar/media
dengan karakteristik siswa
2 10
D. Prosedur Penilaian
Penilaian produk pengembangan ini dilakukan dua tahap. Tahap pertama,
silabus dan materi pembelajaran menulis narasi dinilai oleh dua dosen bidang
studi Bahasa dan Sastra Indonesia. Tahap kedua, silabus dan materi pembelajaran
menulis narasi dinilai oleh guru bahasa Indonesia. Adapun karakteristik penilai
yang dipilih sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 3.3 Karakteristik Penilai
Penilai Karakteristik
1. Ahli perancangan
silabus dan materi
pembelajaran Bahasa
Indonesia
a. memiliki kualifikasi keahlian tingkat S2/S3
dalam bidang pengembangan silabus dan
materi pembelajaran Bahasa Indonesia.
b. memiliki pengalaman dan keterampilan di
bidang pembelajaran Bahasa Indonesia.
2. Guru Mata Pelajaran
Bahasa dan Sastra
Indonesia
a. memiliki kualifikasi keahlian tingkat SI/S2
bidang studi pendidikan bahasa.
b. memiliki pengetahuan dan keterampilan di
bidang pembelajaran Bahasa Indonesia
(Kurniasari, 2004: 47)
F. Jenis Data
Jenis data pada penelitian pengembangan ini berupa data kuantitatif dan
data kualitatif. Data kuantitatif berupa informasi yang diperoleh dari penyebaran
kuesioner yang kemudian dijelaskan secara kualitatif, sedangkan data kualitatif
berupa informasi mengenai tanggapan, masukan, dan saran yang diperoleh dari
wawancara dengan guru Bahasa dan Sastra kelas X SMA Negeri 1 Depok,
Sleman, Yogyakarta serta ahli perancangan silabus dan materi pembelajaran
Bahasa Indonesia.
G. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri atas kuesioner
dan wawancara. Kuesioner digunakan untuk mengetahui kebutuhan siswa dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
memperoleh informasi tentang pembelajaran menulis narasi di SMA Negeri 1
Depok, Sleman, Yogyakarta. Sementara itu, wawancara digunakan untuk
memperoleh informasi dari guru Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X SMA
Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta
Dalam pembuatan instrumen pengumpulan data, terlebih dahulu dibuat
kisi-kisi sebagai kerangka berpikir. Untuk menguji kesahihan instrumen kuesioner
dan wawancara, hal yang dilakukan adalah mengkonsultasikan terlebih dahulu
instrumen tersebut kepada dosen pembimbing sebelum digunakan. Berikut ini
kisi-kisi instrumen pengumpulan data yang kemudian dikembangkan menjadi
instrumen yang akan dipakai untuk mengumpulkan data, yakni berupa kuesioner
dan pedoman wawancara.
Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa
No Butir Pertanyaan Jumlah butir No. soal 1 Minat siswa pada keterampilan menulis
karangan narasi 1 1
2 Penyampaian materi oleh guru 1 2 3 Penggunaan media 1 3 4 Penggunaan teknik 1 4 5 Variasi latihan 1 5 6 Keterampilan menulis karangan yang
disukai siswa 1 6
7 Kegiatan yang disukai siswa 1 7 8 Gaya belajar yang disukai siswa 1 8 9 Pengerjaan tugas yang disukai siswa 1 9 10 Teknik yang disukai siswa 1 10 11 Bentuk penilaian yang diinginkan siswa 1 11 12 Bentuk tes yang disukai siswa 1 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 3.5 Kisi-kisi Pedoman Wawancara
No Butir-butir Pertanyaan Jumlah butir No. Soal 1 Keterampilan berbahasa yang disukai siswa 1 1 2 Tema yang pernah digunakan dalam menulis
narasi 1 2
3 Kesulitan guru dalam merancang pembelajaran menulis narasi
1 3
4 Kesulitan siswa dalam menulis narasi 1 4 5 Pendekatan yang disukai siswa 1 5 6 Media yang digunakan 1 6 7 Teknik yang digunakan 1 7 8 Sumber belajar yang digunakan 1 8 9 Bentuk tes soal yang digunakan 1 9 10 Cakupan penilaian (kognitif, afektif,
psikomotorik) 1 10
H. Teknik Analisis Data
Data penelitian pengembangan ini diperoleh dengan kuesioner analisis
kebutuhan, wawancara, dan penilaian produk silabus dan materi menulis narasi.
Data dari kuesioner analisis kebutuhan akan dipersentasekan dan dijelaskan secara
kualitatif. Data dari wawancara akan dideskrispsikan sebagai bentuk penjelasan
kualitatif. Data dari hasil penilaian produk silabus dan materi pembelajaran
menulis narasi akan dicari nilai rata-rata dan sebagai dasar revisi untuk
meningkatkan kualitas silabus dan materi pembelajaran menulis narasi. Berikut ini
rumus dan bobot pilihan yang dipergunakan.
Keterangan:
:n = jumlah keseluruhan subjek
Jumlah Jawaban x Bobot Tiap Pilihan x 100%
n x Bobot Tertinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Adapun kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan terhadap
hasil penilaian produk pengembangan dipaparkan dalam tabel 3.6 berikut ini.
Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Produk Pengembangan
Tingkat Pencapaian Nilai ubah skala lima Kualifikasi
85%? 100% 5 Sangat baik
75%? 84% 4 Baik
60%? 74% 3 Cukup
40%? 59% 2 Kurang
0%? 39% 1 Sangat kurang
(Nurgiyantoro, 1988: 36)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
BAB IV
HASIL PENGEMBANGAN
Bab IV berisi hasil pengembangan. Pada bab ini disajikan paparan dan
analisis data mengenai pengembangan silabus dan materi pembelajaran menulis
narasi untuk siswa kelas X SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta
berdasarkan pendekatan komunikatif yang meliputi: (1) analisis kebutuhan berupa
kuesioner dan wawancara, dan (2) penilaian produk berdasarkan penilaian ahli
perancangan silabus serta penilaian guru Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X
SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta. Hasil pengembangan dipaparkan
sebagai berikut.
A. Paparan dan Analisis Data Hasil Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai
kebutuhan siswa kelas X SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta terhadap
pembelajaran menulis, khususnya pembelajaran menulis narasi. Data ini
diperlukan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai segala hal yang
berhubungan dengan pembelajaran menulis narasi. Analisis kebutuhan diperoleh
melalui (1) kuesioner yang diisi oleh siswa kelas X SMA dan (2) wawancara
dengan guru Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Negeri 1 Depok, Sleman,
Yogyakarta. Hasil analisis tersebut digunakan sebagai pedoman untuk menyusun
produk silabus dan materi pembelajaran menulis narasi untuk siswa kelas X SMA
Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
1. Kuesioner
Instrumen yang digunakan untuk analisis kebutuhan siswa adalah
kuesioner. Kuesioner dibagikan kepada 100 siswa kelas X SMA Negeri 1 Depok,
Sleman, Yogyakarta yang terbagi dalam tiga kelas, yaitu kelas X A, X B, dan X
C. Hasil kuesioner dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Grafik 4.1 minat siswa pada pembelajaran menulis narasi di atas
menunjukkan bahwa jumlah siswa yang tidak menyukai pembelajaran menulis
narasi sebanyak 51% dan siswa yang menyukai pembelajaran menulis narasi
sebanyak 49%. Hal ini berarti bahwa jumlah siswa yang tidak menyukai
pembelajaran menulis narasi lebih banyak dibandingkan siswa yang menyukai
pembelajaran menulis narasi.
Grafik 4.2 cara penyampaian materi oleh guru di atas menunjukkan bahwa
penyampaian materi oleh guru menarik dan mudah dipahami oleh siswa. Hal ini
51%49%
60%
11%
89%
80% 77%
23%
0
1020
30
40
50
6070
80
90
100
Grafik 4.1Minat Siswa
padaPembelajaran
MenulisNarasi
Grafik 4.3PenggunaanMedia oleh
Guru
Grafik 4.5Pemberian
Latihan olehGuru
Ya
Tidak
40%
20%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
dibuktikan dari jawaban siswa yang menjawab “ya” sebanyak 60% dan yang
menjawab “tidak” sebanyak 40%.
Grafik 4.3 penggunaan media oleh guru di atas menunjukkan bahwa guru
tidak menggunakan media dalam pembelajaran menulis, khususnya pembelajaran
menulis narasi. Hal ini dibuktikan dari jawaban kuesioner yang menjawab “ya”
sebanyak 11% dan yang menjawab “tidak” sebanyak 89%.
Grafik 4.4 penggunaan teknik oleh guru menunjukkan bahwa guru
sudah menggunakan teknik yang bervariasi dalam menyampaikan materi seperti
teknik tanya jawab, ceramah, permainan, dan lain- lain. Hal ini dibuktikan dari
jawaban kuesioner yang menjawab “ya” sebanyak 80% dan menjawab “tidak”
sebanyak 20%.
Grafik 4.5 pemberian latihan oleh guru menunjukkan bahwa guru sudah
memberikan latihan yang bervariasi dalam menyampaikan materi kepada siswa.
Hal ini dibuktikan dari jawaban kuesioner yang menjawab “ya” sebanyak 77%
dan “tidak” sebanyak 23%.
Grafik 4.6 Keterampilan Menulis Karangan yang Disukai Siswa
68%
44%32%
0102030405060708090
100KaranganargumentasiKaranganNarasiKaranganDeskripsiKaranganEksposisiKaranganPersuasi
5% 4%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Grafik di atas menunjukkan bahwa keterampilan menulis karangan yang
disukai siswa adalah karangan argumentasi. Hal ini dibuktikan dari jawaban
kuesioner yang menyukai keterampilan menulis karangan argumentasi sebanyak
68%, karangan narasi 44%, karangan deskripsi 32%, karangan eksposisi 5%, dan
karangan persuasi 4%.
Grafik 4.7 Kegiatan dalam Pembelajaran narasi yang disukai siswa
Grafik di atas menunjukkan bahwa kegiatan dalam pembelajaran
menulis narasi yang disukai siswa adalah membaca karangan narasi, membaca
dan menulis karangan narasi, dan berdiskusi tentang karangan narasi.. Hal ini
ditunjukkan dari jawaban kuesioner yang menyukai kegiatan membaca karangan
narasi sebanyak 63%, membaca dan menulis karangan narasi 30%, dan berdiskusi
tentang karangan narasi 21% dan menulis karangan narasi 6%
63%
30%21%
0102030405060708090
100 Membaca KaranganNarasi
Membaca danMenulis KaranganNarasiBerdiskusi tentangKarangan Narasi
Menulis KaranganNarasi
Lainnya
15% 6%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Grafik 4.8 gaya belajar yang disukai siswa menunjukkan bahwa siswa
yang menyukai gaya belajar kinestetika sebanyak 66%, yang menyukai gaya
belajar visual sebanyak 59%, yang menyukai gaya belajar auditif sebanyak 33%.
Siswa dengan gaya belajar kinestetika sangat nyaman pada guru yang mengajar
dengan memanfaatkan banyak gerakan, seperti permainan atau kegiatan yang
diadakan di luar kelas dengan memanfaatkan lingkungan sekolah. Hal ini berarti
bahwa guru hendaknya mengembangkan kegiatan pembelajaran yang
memfasilitasi gaya belajar yang disukai oleh siswa.
Grafik 4.9 bentuk pengerjaan tugas yang disukai siswa menunjukkan
bahwa bentuk pengerjaan tugas yang disukai siswa adalah dalam bentuk
berpasangan dan individual. Hal ini dibuktikan dari jawaban kuesioner yang
66%
59%
33%
58%
32%
17%
13%
0%
58%
32%
17%13%
9%
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Grafik 4.8 Gaya Belajar yang
Disukai Siswa
Grafik 4.9 Bentuk PengerjaanTugas yang Disukai
Siswa
Grafik 4.10 Teknik PenyampaianMateri yang Disukai
Siswa
Gaya Kinestika
Gaya Visual
Gaya Auditif
Berpasangan
Individual
Tanya Jawab
Permainan
Bermain Peran
Permainan
Tanya Jawab
Bermain Peran
DiskusiKelompokCeramah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
menyukai bentuk pengerjaan tugas dalam berpasangan sebanyak 58%, individual
32%, tanya jawab 17%, permainan 13%, dan bermain peran 0%.
Grafik 4.10 teknik penyampaian materi menunjukkan bahwa teknik
penyampaian materi yang disukai siswa adalah permainan, tanya jawab, bermain
peran, dan diskusi kelompok. Hal ini dibuktikan dari jawaban kuesioner yang
menyukai teknik permainan sebanyak 58%, tanya jawab 32%, bermain peran
17%, diskusi kelompok 13%, dan ceramah 9%.
Grafik 4.11 menunjukkan bahwa bentuk penilaian yang disukai siswa
adalah tes tertulis, dan tes kinerja. Hal ini dibuktikan dari jawaban kuesioner yang
menyukai bentuk penilaian tes tertulis sebanyak 64% dan bentuk tes kinerja 41%.
Grafik 4.12 bentuk latihan yang disukai siswa menunjukkan bahwa bentuk
tes yang disukai siswa adalah pilihan ganda. Hal ini dibuktikan dari jawaban
kuesioner yang menyukai pilihan ganda sebanyak 81%, benar salah 27%, jawaban
singkat 17%, menjodohkan 15%, dan uraian 11%.
64%
41%
14%9%
81%
27%17%
15%11%
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Grafik 4.11 Bentuk Penilaian yang
Disukai Siswa
Grafik 4.12 Bentuk Latihan yang Disukai Siswa
Tes tertulis
Tes kinerja
Tes lisan
Portofolio
Pilihan Ganda
Benar Salah
Jawaban Singkat
Menjodohkan
Uraian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Dari hasil kuesioner dapat disimpulkan bahwa banyak siswa yang tidak
menyukai pembelajaran menulis narasi. Hal ini dikarenakan siswa cenderung
lebih suka membaca karangan narasi dari pada menulis karangan narasi dalam
kegiatan pembelajaran narasi. Selain itu, guru tidak menggunakan media dalam
pembelajaran menulis narasi, sehingga siswa tidak terkesan tertarik dalam
pembelajaran narasi khususnya menulis narasi. Hal ini berarti guru hendaknya
menggunakan berbagai media seperti televisi, gambar, radio, dan lain- lain agar
siswa tidak cenderung bosan dengan materi pembelajaran menulis narasi.
Adapun dalam penyampaian materi pembelajaran menulis narasi oleh
guru terkesan mudah dipahami oleh siswa. Hal ini dikarenakan guru menguasai
materi pembelajaran menulis narasi dan guru juga menggunakan teknik yang
bervariasi dalam menyampaikan materi seperti teknik tanya jawab, ceramah,
permainan,dan lain- lain. Selain itu, guru juga memberikan latihan- latihan yang
bervariasi dalam penyampaian materi kepada siswa dalam bentuk pilihan ganda,
menjodohkan, uraian singkat, dan lain- lain.
Adapun gaya belajar yang disukai siswa adalah gaya belajar kinestetika,
karena siswa dengan gaya belajar kinestetika sangat nyaman pada guru yang
mengajar dengan memanfaatkan banyak gerakan, seperti permainan atau kegiatan
yang diadakan di luar kelas dengan memanfaatkan lingkungan sekolah. Hal ini
berarti guru hendaknya mengembangkan kegiatan pembelajaran yang
memfasilitasi gaya belajar yang disukai oleh siswa. Dalam pengerjaan tugas yang
disukai siswa adalah dalam bentuk berpasangan. Hal ini berarti siswa cenderung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
lebih suka saling bekerjasama dalam pengerjaan tugas di bandingkan dalam
bentuk individual.
Adapun bentuk penilaian yang disukai siswa adalah tes tertulis
dibandingkan dengan tes portofolio. Hal ini dikarenakan tes tertulis lebih mudah
daripada tes portofolio. Sedangkan bentuk tes yang disukai siswa adalah pilihan
ganda daripada uraian. Hal ini berarti bentuk tes pilihan ganda tidak sulit karena
siswa lebih mudah untuk menjawabnya dan jawaban yang dipilih pun sudah ada
pada pilihan tersebut dibandingkan dengan uraian yang membutuhkan penalaran,
pemikiran, dan hapalan.
2. Wawancara
Wawancara untuk memperoleh data dilakukan kepada dua guru mata
pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X SMA Negeri 1 Depok, Sleman,
Yogyakarta, yaitu Ibu Yanik Kismanti dan Nuning Suistiningsih. Berdasarkan
hasil wawancara diperoleh delapan hal berikut Pertama, keterampilan berbahasa
yang paling disukai siswa adalah membaca dan mendengarkan. Kedua, tema yang
digunakan dalam menulis karangan narasi adalah topik bebas atau siswa dituntut
untuk berkreasi sendiri dalam menentukan topik.
Ketiga, guru tidak mengalami kesulitan dalam merancang pembelajaran
dan materi menulis narasi. Keempat, kesulitan yang dialami siswa dalam menulis
karangan narasi adalah keterbatasan kosakata yang dimiliki siswa, kesulitan
menuangkan ide kedalam kalimat yang efektif, dan kesulitan penulisan EYD.
Keempat, pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran menulis narasi tidak
hanya menggunakan salah satu pendekatan saja, tetapi guru menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
beberapa pendekatan yaitu pendekatan komunikatif, pendekatan kognitif, dan
sebagainya. Kelima, media yang pernah digunakan dalam pembelajaran menulis
karangan narasi adalah contoh teks narasi yang diambil dari internet, berbagai
surat kabar, dan majalah.
Keenam, Teknik yang digunakan dalam pembelajaran menulis narasi
adalah tanya jawab, ceramah, dan penugasan. Penggunaan teknik lain seperti
bermain peran tidak sering diterapkan karena keterbatasan waktu yaitu hanya 2 JP
dan sarana juga kurang memadai. Ketujuh, sumber belajar yang digunakan dalam
pembelajaran menulis narasi adalah dari pengalaman siswa sendiri, televisi, radio,
berbagai surat kabar, dan internet. Kedelapan, bentuk tes soal yang digunakan
dalam pembelajaran menulis narasi adalah tes tertulis, lisan, dan uraian bebas.
B. Hasil Penilaian Produk Pengembangan
Hasil penilaian produk pengembangan ini terdiri atas paparan dan analisis
data hasil penilaian ahli perancangan silabus dan materi pembelajaran Bahasa
Indonesia serta guru Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X SMA Negeri 1 Depok,
Sleman Yogyakarta. Adapun penilaian produk pengembangan dilakukan pada
tanggal 11 Februari 2008.
Dari data hasil penilaian ahli perancangan silabus dan guru Bahasa
Indonesia kelas X SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta terhadap produk
pengembangan silabus dan materi pembelajaran menulis narasi diperoleh
masukan, saran ataupun komentar melalui lembar penilaian maupun konsultasi
langsung dengan para penilai produk pengembangan. Berkaitan dengan silabus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
dan materi pembelajaran menulis narasi, komponen-komponen yang dinilai, yaitu
(1) identitas silabus yang meliputi nama sekolah, mata pelajaran, kelas dan
semester, standar kompetensi, dan kompetensi dasar, (2) perumusan indikator, (3)
perumusan materi pembelajaran, (4) perumusan langkah pembelajaran, (5)
penilaian (6) alokasi waktu, dan (7) pemilihan sumber/bahan/alat.
Penilaian produk silabus dan materi pembelajaran menulis narasi untuk
siswa kelas X SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta dikemukakan secara
rinci dalam Tabel 4.1 berikut ini. Penilai 1 dan II adalah ahli perancangan silabus
dan materi pembelajaran Bahasa Indonesia, sedangkan penilai III adalah guru
Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta.
Tabel 4.1 Hasil Penilaian Ahli Perancangan Silabus serta Guru Bahasa
dan Sastra Indonesia Kelas X SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta
Aspek yang
dinilai
Bobot Penilai
1
Penilai
2
Penilai
3
Rata-
rata
Keterangan
Identitas Silabus 1 5 5 4 93,33% Sangat baik
Indikator 2 4 4 4 80% Baik
Materi
Pembelajaran
3 3 4 4 73,33% Cukup
Langkah
Pembelajaran
3 3 3 4 66,67% Cukup
Penilaian 2 2 3 5 66,67% Cukup
Alokasi Waktu 1 5 4 5 93,33% Sangat baik
Sumber/bahan/alat 2 4 4 5 86,67% Cukup
Total 80% Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Berdasarkan paparan data hasil penilaian ahli perancangan silabus serta
guru Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X SMA Negeri 1 Depok, Sleman,
Yogyakarta, masukan yang diberikan berkenaan dengan produk silabus dan materi
pembelajaran menulis narasi adalah sebagai berikut.
1. Identitas Silabus
Komponen identitas silabus memperoleh nilai rata-rata 93,33% yang
berarti sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa identitas silabus sudah memenuhi
kriteria kelayakan produk. Tidak ada revisi yang diberikan berkenaan dengan
identitas silabus yang meliputi: nama sekolah, mata pelajaran, kelas dan semester,
standar kompetensi, dan kompetensi dasar.
2. Indikator
Komponen indikator memperoleh nilai rata-rata 80% yang berarti baik.
Hal ini menunjukkan bahwa dalam perumusan indikator dan penyesuaian
indikator dengan kompetensi dasar sudah memenuhi kriteria kelayakan produk.
3. Materi Pembelajaran
Komponen materi pembelajaran memperoleh nilai rata-rata 73,33% yang
berarti cukup. Hal ini menunjukkan bahwa materi pembelajaran perlu diperbaiki..
Masukan yang diberikan oleh penilai adalah perlu penambahan materi yang harus
disesuaikan dengan indikator yaitu pada karakteristik menulis narasi.
4. Langkah Pembelajaran
Komponen langkah pembelajaran memperoleh nilai rata-rata 66,67% yang
berarti cukup. Hal ini menunjukkan bahwa langkah pembelajaran perlu diperbaiki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Masukan yang diberikan oleh penilai adalah perlu diperhatikan kegiatan
pembelajaran yang meliputi: apersepsi, kegiatan inti, dan penutup.
5. Penilaian
Komponen penilaian memperoleh nilai rata-rata 66,67% yang berarti
cukup. Hal ini menunjukkan bahwa komponen penilaian perlu diperbaiki.
Masukan yang diberikan berkenaan dengan penilaian adalah pertama penilaian
yang meliputi aspek kognitif, seperti dalam indikator tidak ada, kedua pada
instrumen tes perlu instrumen tes yang terpisah artinya ada wujud soal tersendiri
tidak jadi satu dalam kolom-kolom RPP atau silabus.
6. Alokasi Waktu
Komponen alokasi waktu memperoleh nilai rata-rata 93,33% yang berarti
sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa alokasi waktu sudah memenuhi kriteria
kelayakan produk. Tidak ada revisi yang berkenaan dengan alokasi waktu.
7. Sumber/bahan/alat
Komponen sumber/bahan/alat memperoleh nilai rata-rata 86,67% yang
berarti baik. Hal ini menunjukkan bahwa sumber/bahan/alat dinilai sudah
memenuhi kriteria kelayakan produk. Tidak ada revisi yang berkenaan
dengan.sumber/bahan/alat.
Keseluruhan nilai yang diberikan oleh ketiga penilai untuk produk silabus
dan materi pembelajaran menulis narasi untuk siswa kelas X SMA Negeri 1
Depok, Sleman, Yogyakarta adalah 80%. Hal ini menunjukkan bahwa produk
pengembangan dinilai sudah memenuhi kriteria kelayakan produk yang baik,
sesuai dengan kriteria penilaian yang digunakan oleh Nurgiyantoro untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
mengambil keputusan terhadap produk pengembangan seperti yang tercantum
pada bab 3.
Sesuai dengan saran dan masukan yang telah diberikan oleh ahli
perancangan silabus dan materi pembelajaran Bahasa Indonesia serta guru Bahasa
dan Sastra Indonesia kelas X SMA Negeri 1, Depok, Sleman Yogyakarta, peneliti
melakukan revisi agar pengembangan silabus dan materi pembelajaran menulis
narasi dapat lebih sempurna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
BAB V
PENUTUP
Bab V berisi penutup. Pada bab ini dipaparkan mengenai: (1) kajian
produk yang telah direvisi dan (2) saran yang meliputi: (a) saran untuk
pemanfaatan produk, (b) saran untuk pengembangan produk lebih lanjut, dan (c)
saran untuk para penulis materi pembelajaran.
A. Kajian Produk yang Telah Direvisi
Produk pengembangan ini terdiri atas silabus dan materi pembelajaran
menulis narasi. Produk tersebut telah direvisi berdasarkan (1) penilaian ahli
perancangan silabus dan materi pembelajaran Bahasa Indonesia Universitas
Sanata Dharma dan (2) penilaian guru Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X SMA
Negeri I Depok, Sleman, Yogyakarta.
1. Kajian Produk Silabus Pembelajaran Menulis Narasi untuk Siswa Kelas
X SMA Negeri I Depok, Sleman, Yogyakarta
Pengembangan silabus pembelajaran menulis narasi dinilai melalui
penilaian ahli perancangan silabus dan materi pembelajaran Bahasa Indonesia
Universitas Sanata Dharma serta guru Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X SMA
Negeri I Depok, Sleman, Yogyakarta. Masukan, saran, dan komentar yang
diperoleh dari penilaian tersebut dijadikan sebagai acuan untuk merevisi produk
silabus pembelajaran menulis narasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Pengembangan silabus dan materi pembelajaran menulis narasi untuk
siswa kelas X SMA Negeri I Depok, Sleman, Yogyakarta dimulai dengan analisis
kebutuhan siswa. Langkah analisis digunakan untuk mendapatkan informasi
mengenai kebutuhan siswa terhadap materi pembelajaran menulis narasi. Data
atau informasi tersebut diperoleh melalui kuesioner dan wawancara. Kuesioner
diberikan kepada 100 siswa kelas X SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta
dan wawancara ditujukan kepada dua guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia kelas X SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta untuk
mengumpulkan informasi, saran, dan pendapat mengenai program pembelajaran.
Setelah melakukan analisis kebutuhan, tahap selanjutnya yang dilakukan
adalah mengembangkan silabus berdasarkan komponen-komponen yang terdapat
dalam KTSP, yaitu: (1) identitas silabus yang meliputi: nama sekolah, mata
pelajaran, kelas dan semester, standar kompetensi, dan kompetensi dasar, (2)
indikator, (3) materi pembelajaran, (4) langkah pembelajaran, (5) penilaian, (6)
alokasi waktu, dan (7) sumber/bahan/alat.
Berdasarkan kajian produk silabus pembelajaran menulis narasi yang telah
direvisi dari hasil penilaian dosen pembelajaran Bahasa Indonesia Universitas
Sanata Dharma serta guru Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Negeri 1 Depok,
Sleman Yogyakarta, dapat disimpulkan bahwa produk silabus dinilai sudah
memenuhi kriteria kelayakan yang baik dengan nilai 80% dapat digunakan
sebagai pedoman dalam kegiatan pembelajaran menulis narasi di kelas X SMA
Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
2. Kajian Produk Materi Pembelajaran Menulis Narasi untuk Siswa Kelas
X SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta
Pengembangan materi pembelajaran menulis narasi disusun berdasarkan
silabus yang telah dikembangkan sebelumnya. Penyusunan materi pembelajaran
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan siswa kelas X SMA Negeri 1 Depok,
Sleman, Yogyakarta dalam memperoleh materi pembelajaran menulis narasi yang
sesuai dengan minat siswa.
Pengembangan materi pembelajaran menulis narasi dinilai melalui angket
penilaian dan konsultasi langsung dengan dosen pembelajaran Bahasa Indonesia
Universitas Sanata Dharma serta guru Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X SMA
Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta. Materi pembelajaran menulis narasi yang
disusun terdiri atas komponen: (1) tema, (2) kegiatan pembelajaran, (3) indikator,
(4) materi pokok, (5) uraian materi, dan (6) tugas.
Berdasarkan kajian produk materi pembelajaran menulis narasi yang telah
direvisi dari hasil penilaian dosen pembelajaran Bahasa Indonesia serta guru
Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta
dapat ditarik kesimpulan bahwa pengembangan materi pembelajaran menulis
narasi sudah memenuhi kriteria kelayakan produk yang baik sebagai bahan materi
pembelajaran menulis narasi di kelas X SMA Negeri 1 Depok, Sleman,
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
B. Saran
Saran-saran dalam pengembangan produk ini diarahkan pada tiga hal
yaitu: (1) saran untuk keperluan pemanfaatan produk, (2) saran untuk keperluan
pengembangan lebih lanjut, dan (3) saran untuk para penulis materi pembelajaran.
1. Saran untuk Keperluan Pemanfaatan Produk
Saran yang perlu dikemukakan untuk pemanfaatan produk silabus dan
materi pembelajaran menulis narasi adalah sebagai berikut.
a. Produk pengembangan ini hendaknya dimanfaatan dalam pembelajaran
menulis narasi untuk siswa kelas X SMA Negeri 1 Depok, Sleman,
Yogyakarta, dan juga sekolah menengah atas yang lain dan memiliki karakter
yang hampir sama. Karena pengembangan ini didasarkan pada hasil analisis
kebutuhan siswa kelas X SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta. Agar
tidak terjadi kesalahan dalam pemanfaatan produk silabus dan materi
pembelajaran menulis narasi untuk siswa kelas X SMA Negeri 1 Depok,
Sleman, Yogyakarta, maka perlu diperhatikan juga silabus yang ada,
khususnya hal-hal yang bersifat praktis.
b. Agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar setiap siswa
hendaknya dibekali materi pembelajaran ini sehingga siswa dapat mempelajari
sebelumnya mengenai topik yang akan diajarkan.
c. Agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar hendaknya guru dan
siswa dapat mengembangkan aktivitas pembelajaran dengan baik sesuai
materi yang diberikan untuk mencapai keterampilan yang diharapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
2. Saran untuk Keperluan Pengembangan Lebih Lanjut
Saran yang perlu dikemukakan untuk pengembangan lebih lanjut adalah
sebagai berikut.
a. Penelitian dalam skripsi ini hanya untuk jenjang sekolah menengah atas kelas
X. Oleh karena itu, pengembangan silabus dan materi pembelajaran menulis
narasi untuk jenjang dan satuan pendidikan lainnya dapat dijadikan topik
penulisan skripsi.
b. Apabila pengembangan lanjutan dilakukan pada jenjang yang lebih tinggi,
perlu dilakukan analisis kebutuhan sesuai tingkat perkembangan siswa dan
juga fasilitas yang dimiliki oleh sekolah.
3. Saran untuk Para Penulis Materi Pembelajaran
Saran yang perlu dikemukakan untuk para penulis materi pembelajaran
adalah sebagai berikut.
a. Pengembangan silabus dan materi pembelajaran hendaknya didasarkan atas
analisis di lapangan dan bukan hanya atas dasar opini yang berkembang di
masyarakat saja. Hal ini dilakukan agar materi pembelajaran yang dihasilkan
sesuai dengan kebutuhan siswa.
b. Pemilihan dan pengembangan materi hendaknya menggunakan teknik tertentu
yang jelas tujuannya sehingga materi yang dikembangkan memiliki manfaat
yang besar bagi pemakai materi pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
DAFTAR PUSTAKA Alwi Hasan. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP. Cahyanto. 2004. ”Pengembangan Silabus dan Materi Pembelajaran
Keterampilan Berbicara Aspek Kemampuan Berbahasa untuk Siswa Kelas V Semester II SD Kanisius Bantul”. Skripsi. Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004: Standar Kompetensi Mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Depdiknas. 2006. Penilaian Berbasis Kelas. Jawa Tengah: Depdiknas. Gie, The Liang. 1992. Pengantar Dunia Karang Mengarang. Yogyakarta: Liberty Hestiningsih, Ambar. 2003. Pengembangan Silabus dan Materi Pembelajaran
Bahasa Indonesia dengan Media Gambar untuk Siswa Kelas Satu SD Kanisius Kotabaru Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Keraf, Gorys. 1985. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia. Kurniasari. 2004. ”Pengembangan Silabus dan Materi Pembelajaran
Kesusastraan untuk Kelas VI Semester 1 Sekolah Dasar Negeri V Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta”. Skripsi. Yogyakarta: PBSID USD.
Nurgiyantoro, Burhan. 1988. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta: BPFE. Prasetyo, Fransiskus Xaverius Aris Wahyu. 2003. “Silabus dan Materi Mata
Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk Siswa Kelas 1 Semester 1 SMU Pangudi Luhur Yogyakarta”. Skripsi. Yogyakarta: PBSID USD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Puskur. 2003. Model Pelatihan dan Pengembangan Silabus. Jakarta: Balitbang Depdiknas.
______. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas.
Siahaan. 1987. Pengembangan Materi Pengajaran Bahasa FPS 626. Jakarta: Depdikbud.
Sumardi, Muljanto. 1992. Berbagai Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa dan
Sastra. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Tarigan, Henry guntur. 1984. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa. Wahab, dkk. 2007. Panduan Pengajaran Mikro. Yogyakarta. UNY Werdiningsih, Dyah. 1998. Pengembangan Silabus dan Materi mata Kuliah
Umum Bahasa Indonesia. Tesis institut Keguruan dan Ilmu pendidikan malang.
Widharyanto, B., Pranowo, Yuliana Setyaningsih, dan Setya Tri Nugraha. 2003.
Student Active Learning, sebagai Salah Satu Pendekatan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: Pusat Penelitian Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. PBSID. FKIP. USD.
Widharyanto, B. 2006. “Pendekatan-pendekatan dalam Pembelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia”. Makalah dalam Seminar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Zuchdi, Darmiyati dan Budiasih. 2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
di Kelas Rendah. Yogyakarta: PAS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIODATA PENULIS
Murni, putri pertama dari pasangan Muhid dan Rufiah ini
lahir di Serang, 10 September 1984. Masa kecil hingga tamat
SMU penulis habiskan di tempat kelahirannya, Serang.
Pendidikan Sekolah dasar penulis tempuh di SDN Kotasari,
Kemudian melanjutkan pendidikan di SMPN 3 Pulomerak.
Pendidikan SMA penulis tempuh di SMUN 2 KS Cilegon-Banten. Setelah lulus
SMU, penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
mengambil Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.
Penulis mempunyai hobi jalan-jalan dan memelihara ikan hias.
Untuk meraih gelar sarjana Pendidikan Bahasa, dan Sastra Indonesia, dan
Daerah penulis mengambil judul skripsi ”Pengembangan Silabus dan Materi
Pembelajaran Menulis Narasi untuk Siswa Kelas 1 Berdasarkan Pendekatan
Komunikatif Tahun Ajaran 2007/2008”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran 1 Produk Silabus Menulis Narasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
SILABUS Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas/Semester : 1 (satu)/1 Standar Kompetensi : Mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, deskriptif, ekspositif)
Penilaian Kompetensi
Dasar Materi pokok/ pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Jenis
Tagihan Bentuk
instrumen Contoh
instrumen
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf naratif
Contoh teks paragraf narasi Gambar seri
Siswa dapat megurutkan secara logis gambar seri yang diacak Siswa dapat menceritakan isi masing-masing gambar seri Siswa dapat menuliskan karangan narasi dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat
Menunjukkan karakteristik karangan narasi Mengurutkan gambar berseri secara logis Menuliskan karangan narasi dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat
Tes lisan Tes tertulis
Urutkanlah gambar berseri yang telah diacak menjadi logis! Ceritakanlah isi masing-masing gambar seri tersebut! Tulislah karangan narasi dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat!
Jawaban singkat Uraian bebas
3x45 menit
Buku teks Gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : X/1 Alokasi waktu : 3x45 menit Standar Kompetensi : Mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk
paragraf (naratif, deskriptif, ekspositif) A. Kompetensi Dasar
Menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam
bentuk paragraf naratif.
B. Indikator
• Siswa mampu menunjukkan karakteristik karangan narasi narasi
• Siswa mampu mengurutkan gambar seri yang diacak
• Siswa dapat menuliskan karangan narasi dengan menggunakan pola urutan
waktu dan tempat
C. Materi Pokok
Gambar seri dan contoh teks paragraf narasi
D. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok (5-6 siswa) dan mendapat enam
gambar seri yang urutannya diacak (5 menit)
b) Masing-masing siswa mendapat potongan-potongan gambar seri
(5 menit)
2. Kegiatan Inti
a) Masing-masing kelompok mendiskusikan tema, topik, dan tokoh
dalam gambar seri itu (15 menit)
b) Masing-masing kelompok mengurutkan gambar seri berdasarkan
urutan yang logis (15 menit)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
c) Masing-masing siswa dalam kelompok memiliki salah satu gambar
sesuai gambar yang dipilihnya (7 menit)
d) Masing-masing siswa menceritakan isi gambar yang sesuai dengan
pilihannya itu (23 menit)
e) Masing-masing kelompok membuat kerangka karangan dari
gambar seri tersebut (10 menit)
f) Masing-masing siswa menuliskan karangan narasi dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat (45 menit)
3. Kegiatan Akhir Siswa membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan (10 menit)
E. Sarana dan Sumber Belajar
Buku teks dan gambar seri
F. Penilaian Pada bagian penilaian guru melakukan penilaian berupa :
1. Bentuk Tagihan : Tugas kelompok
Alat Penilaian : Pertanyaan lisan
Jawaban siswa : Lisan
Urutkanlah gambar seri yang telah diacak menjadi logis!
2. Bentuk tagihan : Tugas Individu
Alat penilaian : Pertanyaan tertulis
Jawaban siswa : Tes tertulis
Ceritakanlah dengan kata-kata Anda sendiri dari gambar seri itu sesuai
dengan pelaku, umur, tempat tingal, pekerjaan, dan lain- lain!
3. Bentuk Tagihan : Tugas Individu
Alat penilaian : Pertanyaan lisan
Jawaban siswa : Tes tertulis
Rangkaikanlah cerita tersebut menjadi sebuah karangan narasi yang utuh
sesuai kronologis waktu dan tempat!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 3
Pedoman Penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Pedoman Penilaian
Berilah Tanda v (cek) pada penskoran penilaian di bawah ini.
Penskoran No Aspek yang Dinilai
1 2 3 4 5
Kriteria Penskoran Jawaban Siswa
1. Mengurutkan gambar seri
Skor 5-4: Jika siswa benar mengurutkan gambar seri Skor 3-2: Jika siswa benar mengurutkan 3 dari 6 gambar
seri Skor 1 : Jika siswa tidak benar mengurutkan gambar seri
2. Judul karangan Skor 5-4: Jika siswa tepat memilih judul karangan yang sesuai gambar seri
Skor 3-2:Jika siswa kurang sesuai memilih judul karangan
Skor 1 : Jika siswa tidak sesuai memilih judul karangan 3. Isi gagasan Skor 5-4: Jika siswa menuliskan isi gagasan sesuai
dengan gambar seri Skor 3-2 : Jika siswa menuliskan isi gagasan kurang
sesuai dengan gambar seri Skor 1 : Jika siswa tidak menulis karangan
4. Tata bahasa Skor 5-4 : Jika siswa menulis karangan sesuai EYD Skor 3-2: Jika siswa menulis karangan kurang sesuai
memilih Skor 1 : Jika siswa menulis karangan tidak sesuai EYD
5. Pilihan kata/diksi
Skor 5-4 : Jika siswa tepat memilih kata dengan baik dan benar
Skor 3-2 : Jika siswa kurang tepat memilih kata dengan baik dan benar
Skor 1 : Jika siswa tidak tepat memlih kata dengan baik dan benar
6. Alur cerita Skor 5-4 : jika alur cerita siswa dapat dimengerti dan dipahami
Skor 3-2 : Jika alur cerita siswa kurang dimengerti dan dipahami
dSkor 1 : Jika siswa tidak menulis karangan
7. Kebersihan dan Kerapihan
Skor 5-4 : Jika tulisan siswa bersih dan rapih Skor 3-2 : Jika tulisan siswa kurang bersih dan rapih Skor 1 : Jika tulisan siswa tidak bersih dan rapih
8. Pesan penulis Skor 5-4 : Jika siswa memberikan makna yang tersirat Skor 3-2 : Jika siswa tidak memberikan makna yang
tersirat Skor 1 : Jika siswa tidak memberikan makna dalam
tulisan Nilai akhir = Jumlah skor siswa x 2,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran 4
Produk Materi Menulis Narasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
• Siswa mampu menunjukkan karakteristik karangan narasi narasi
• Siswa mampu mengurutkan gambar seri yang diacak • Siswa dapat menuliskan karangan narasi dengan menggunakan pola urutan
waktu dan tempat
Narasi adalah suatu bentuk karangan yang berusaha menggambarkan suatu peristiwa yang telah terjadi dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca (Keraf, 1985:135-136). Sebagai unsur dasar narasi adalah kejadian atau peristiwa. Narasi dapat bersifat fiksi atau non fiksi. Adapun yang berupa fiksi di antaranya cerpen dan novel, sedangkan non fiksi seperti autobiografi. Di bawah ini contoh karangan narasi. Perhatikan dan cermatilah karakteristiknya.
Ia berusaha mengobrak-ngabrik hati
penduduk yang sedang beku dalam kemasabodohan dan keras kepala, dengan pidato panjang habis sembahyang Jumat. Karena baru pulang dari rantau, dan mungkin pula karena ia adik kepala kampung, dengan penuh minat dan menghargakan, jemaah menyimak pidato itu. Para orang tua membungkuk-bungkuk dalam-dalam di saf depan, dan tiap sekejap mengangguk- angguk takzim.
“ Di Jakarta, Saudara dan Bapakku sekalian,” Menggerakan kedua tangan memberi batas. “ Ditanami bayam, bawang atau kangkung, disirami dengan air yang diangkut beratus meter dari situ. Di sini? Tanah berlimpah, air pun berlimpah dan menyembur-nyembur. Tapi tak kita manfaatkan? Sawah sendiri tak cukup untuk memberi makan kita untuk sepanjang tahun. Hanya separo dari hasil dari hasil normal yang kita kerjakan. Karena apa! Bukan karena kita tak memiliki sumber air, karena sistim irigasinya yang tak benar.
Sumber air itu besar, dan jaraknya dari sawah kita hanya sekitar 200 sampai 300 m, terdengar deras arusnya. Tidakkah kita bodoh dan bebal kalo begitu Saudara- saudara? Apa guna kita sembahyang lima kali sehari dan hadir tiap sembahyang Jumat, mendengar khitab atau mubalig berfatwa? Tiap hari ajaran agama dijejelkan pada kuping kita, supaya kita selalu insaf, bahwa dalam berusaha kita harus berfikir. Untuk membedakan kita dari binatang! Sekarang justru kita yang udah binatang! Karena itu hanya berusaha tanpa berpkir! Kita sudah tumpul memikir, bagaimana cara memasukan air Sungai Batang Kudur itu kepersawahan kita.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
“Apa akibatnya? Banyak sekali, Saudara-saudara! Pertama kali hidup kita tak cukup bersawah, harus ditambah dengan berhuma. Kita berhuma, berarti hutan kita gunduli terus tiap tahun. Hutan digunduli, cadangan air di musim hujan tak ada lagi, dan air melimpah ruah ke hilir, melanda segalanya. Timbul banjir, menghanyutkan harta benda kita, jalan raya dan jembatan runtuh. Berikutnya? Jalan raya runtuh, mobil tak datang lagi ke kampung kita. Bahkan kebutuhan kita pun susah didatangkan, harga-harga jadi mahal. Pergaulan dengan masyarakat ramai pun terhalang. Kampung kita jadi terpencil. Kampung kita jadi sepi. Anak-anak kita jadi gelisah tinggal di kampung, tak melihat hari depan yang cerah. Lebih-lebih yang sedikit pendidikan, merasa kecewa dan membunuh dia untuk terus tinggal di kampung! Mereka pun berduyun-duyun merantau! Di rantau pun mereka tidak mendapat mata pencarian sebagaimana diharapkan. Di sana ia butuh modal dan keuletan, dan jarang sekali yang berhasil bergulat.
Mungkin saja mereka dapat bertahan terus tinggal di kota -kota itu. Tapi asal dapat makan saja. Mereka tak bisa berkembang! Bahkan mereka menjadi sumber kekalutan pula bagi kota.”
“Karena itu Saudara-saudara, kita harus sadar! Kita harus segera memperbaiki sistim irigasi sawah kita, sehingga dapat dikembalikan pada masa Belanda dulu.”
Habis pidato itu Torkis tampil untuk memberi waktu bagi anggota jamaah memberi sa mbutan atau reaksi atas pidato Piko. Tak ada seorang pun menyangkal ucapan Piko. Bahkan orang-orang tua berkata, syukur piko mau menegur mereka. Siapa lagi yang akan melakukan jika bukan seorang di antara keluarga sendiri. Meski ucapan piko itu sangat pedas bagi mereka, tapi sudah sepantasnya mereka mendapat itu.
Ketika timbul keluhan betapa susah mengumpulkan derma. Piko serentak bangkit, berkata buat sekarang tak perlu uang; yang perlu semangat dan kemauan kerja. Dia ajak supaya besok hari sabtu, semua jemaah pergi untuk mencari rotan. Setelah itu membikin kerangka bendungan dari rotan itu. Hari itu juga, dan kalau tak sempat diteruskan satu-dua hari lagi ,kerangka itu mereka isi beramai-ramai ditengah sungai. Semua anggota jemaah menyatakan setuju, berjanji ikut besok ke gunung. Jemaah pun bubarlah.
Besoknya hanya ada lima orang yang menyertai piko ke gunung. Diantaranya Torkis, Ja Sangkutan (yang mengerjakan sawah Piko) dan ada pula mertua piko. Piko berjalan paling depan tak menyinggung sepatah kata pun tentang Halimah. Diam-diam mereka merambah ke tengah belantara, menarik batang rotan, dan menyeretnya dalam katan sebesar paha ke hulu Bandar irigasi. Ketika rombongan pekerja itu melintasi jalan raya di pangkal kampung ada beberapa orang tua berpapasan dengan mereka. Kepada Piko mereka terbata-bata berkata, ada keperluan ke seberang mengurus getah, anak sakit dan harus di bawa ke mantri, dan segala macam, dan Piko mengangguk dan tersenyum nyengir saja membalas ucapan dalih mereka.
“ kemarin bicara mereka di surau amat manis-manis! Sekarang mana batang hidungnya?” Rutuk Piko di tepi sungai. Torkis berdiri di sebelahnya, diam-diam saja mengusapi peluh dengan kain basahan. Piko dan kelima kawan menjalin kerangka dari rotan itu, sepanjang 15 m, keliling 2,5 m. Waktu asar mereka berhenti pulang. Besoknya mereka menbenamkan kerangka itu di depan bendungan lama. Pekerjaan menanam kerangka agar jangan mengapung dan hanyut amat sukar, harus dihimpit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
dengan batu besar dari ujung ke ujung. Setelah peletakan kerangka beres dan kukuh, mereka pun mengisi kerangka itu dengan batu-batu kecil sampai penuh. Pekerjaan itu dapat selesai dalam tempo dua hari saja. Tetapi mereka hanya berenam selama dua hari itu. Pada hari ketiga Piko membelalak ketika melihat ada lima orang pekerja baru datang menyeret ikatan rotan. Diam-diam mereka menjalin kerangka baru pula, etelah selesai dengan Piko dan lain-lain mereka menanamkan kerangka nomor dua itu kesebelah ujung kerangka yang telah diisi. Hari keempat datang lagi tambahan sebanyak 10 orang. Pekerja mengisi kerangka pun dapat di percepat, sehingga setelah lima hari bekerja air Bandar sudah ada tiga kali tinggi sebelumya. Seminggu kemudian segalanya pun beres, air melimpah-limpah dan menyambur dimana-mana (“Pulang” , Yatim via Keraf, 1985:181-184). Berdasarkan contoh karangan di atas, jelaslah bahwa narasi memiliki
karakteristik atau ciri-ciri yang khas, yakni ada perbuatan, penokohan, latar,
sudut pandang, dan alur. (1) Perbuatan adalah tindak tanduk atau perbuatan
sebagai unsur dalam alur. Setiap perbuatan atau rangkaian tindakan harus dijalani
satu sama lain dalam suatu hubungan yang masuk akal bersifat kreatif dan
menjadi landasan utama untuk menciptakan sifat dinamis sebuah narasi, karena
membuat kisah itu menjadi hidup (Keraf, 2002:157).
(2) Penokohan yang dimaksud di sini adalah cara penulis kisah
menggambarkan tokoh-tokohnya. Perwatakan si tokoh dalam pengisahan dapat di
peroleh dengan usaha memberi gambaran mengenai tindak tanduk dan ucapan
sejalan tindaknya kata dengan perbuatan. Cara mengungkapakan sebuah karakter
tokoh dapat dilakukan melalui pernyataan-pernyatan langsung, melalui peristiwa-
peristiwa, melalui monolog batin, melalui tanggapan atas pernyataan atau
perbuatan dari tokoh-tokoh lain, dan melalui kiasan atau sindiran-sindiran (Keraf,
1985: 164).
(3) Latar adalah situasi yang mendukung dalam sebuah cerita. Latar juga
disebut setting atau landasan tumpu. Latar dapat digambarkan secara hidup dan
terperinci, dapat pula digambarkan secara sketsa, sesuai dengan fungsi dan
peranannya pada tindak tanduk yang berlansung (Keraf, 1985:148).
(4) Sudut pandang menurut Keraf (2001:190) adalah tempat atau titik dari
mana seseorang melihat deskripsinya. Sudut pandang adalah bagaimana fungsi
seorang pengisah (narator) dalam sebuah na rasi, apakah ia mengambil bagian
secara langsung dalam seluruh rangkaian kejadian sebagai peserta (participant)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
atau sebagai pengamat (observer) terhadap objek dari seluruh aksi atau tindak
tanduk dalam narasi.
(5) Alur merupakan kerangka dasar yang sangat penting dalam kisah. Alur
mengatur bagaimana tindakan-tindakan harus bertalian satu sama lain, bagaimana
suatu insiden mempunyai hubungan dengan insiden yang lain, bagaimana tokoh-
tokoh harus digambarkan dan berperan dalam tindakan itu, dan bagaimana situasi
dan perasaan karakter (tokoh) yang terlibat dalam tindakan-tindakan itu yang
terikat dalam kesatuan waktu (Keraf, 1985: 148).
Pelatihan 1 Urutkanlah gambar di bawah ini menjadi gambar yang logis! (…………………………………….. (…………………………… .. (………………………………..) (…………………………………….) (………………………………….) (…………………………………….) (…………………………………..) (……………………… (………………………… (…………………………………… ) (………………………………….) (…………………………………….) (………………………………….) (……………………………………) (………………………………….) (…………………… (……………………………………) (…………………………………. (……………………………………) (………………………………….)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Pelatihan 2
Berdasarkan gambar seri di atas pada pelatihan 1 yang telah Anda urutkan
menjadi gambar yang logis, Ceritakanlah isi dari masing-masing gambar
berseri itu sesuai dengan tokoh cerita, umur, tempat, pekerjaan, dan lain-
lain!
Materi Menulis Narasi
Sebelum menulis karangan narasi, hendaknya penulis
membuat kerangka karangan agar dapat memudahkan dalam
menulis karangan. Kerangka karangan merupakan suatu rencana
kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang
digarap (Gorys Keraf, 1985:132). Meskipun topik yang sudah
dibatasi telah tersedia dan tujuan karangan telah dirumuskan,
seorang pengarang belum dapat memulai menuliskan karangannya
sebelum ia mengumpulkan dan mengatur gagasan yang ingin
dikemukakannya ke dalam bentuk kerangka karangan.
Adapun manfaat kerangka karangan menurut Gorys Keraf
(1985: 133-134), kerangka karangan dapat membantu penulis dalam
hal berikut.
1) Menyusun Kerangka Karangan Secara Teratur
Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat wujud
gagasan-gagasan yang ingin ditulisnya dalam sekilas pandang.
Dengan melihat kerangka yang dibuatnya, penulis dapat
mengkajinya secara kritis, apakah gagasan yang disusun sudah
cukup tepat, harmonis, berimbang dan lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
2) Menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih
Sesuatu yang sudah dibicarakan dibagian awal tidak akan diulang
lagi untuk dibicarakan pada bagian lain.
3) Memudahkan penulis untuk mencari materi pembantu
Dengan merinci gagasan-gagasan pokok rangka karangan maka
penulis akan dapat dengan mudah mencari data atau fakta-fakta
untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya
Pelatihan 3 Setelah Anda menceritakan isi dari masing-masing gambar berseri itu sesuai
dengan tokoh cerita, umur, tempat, pekerjaan, dan lain-lain, lalu
rangkaikanlah cerita tersebut menjadi sebuah karangan narasi yang utuh
sesuai kronologis waktu dan tempat!
Siswa membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan mengenai
menulis karangan narasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Kunci Jawaban Pertanyaan 1 Gambar 1 Gambar 2 Gambar 1 Gambar 2 (burung mengerami) (burung berterbangan) Gambar 3 Gambar 4 ( membawa kampak ) ( menebang pohon (membawa kampak) (menebang pohon) Gambar 5 Gambar 6 ( sarang burung jatuh) ( memanjat pohon )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Pertanyaan 2 Gambar 1 Pada hari Minggu pukul 10.00 pagi, saya pergi ke hutan cemara yang
tidak jauh dari rumah saya kira-kira 15 kilometer dari selatan kota. Hutan cemara
itu sangat indah, dengan dedaunan yang hijau dan rindang. Saya sampai di hutan
kira-kira pukul 11.00 siang dan saya langsung berjalan menyusuri hutan.
Perjalanan yang saya tempuh sejauh tujuh kilometer di hutan itu, membuat badan
saya letih dan perut lapar. Karena badan saya letih dan perut lapar, saya
memutuskan untuk istirahat beberapa menit. Saya duduk bersandar di bawah
pohon yang rindang itu sambil membuka bekal yang dibawakan ibu tadi pagi.
Pada saat menikmati bekal, saya melihat seekor burung cantik, warnanya merah
muda sedang mengerami telurnya di sarang yang berada di atas pohon.
Gambar 2
Tidak lama kemudian, sang burung pergi bersama kedua temannya untuk
mencari makan. Burung-burung itu sangat indah dipandang ketika mengepakkan
sayap-sayapnya dan mengeluarkan kicauan-kicauan yang sangat merdu. Cuaca di
hutan cemara sangat sejuk, jauh dari polusi, dan kebisingan kota, sehingga
membuat saya malas untuk beranjak dari tempat saya beristirahat. Selang
beberapa menit saya melanjutkan perjalanan untuk melihat- lihat pemandangan
yang ada di sekitarnya. Pemandangan hutan cemara memang sangat indah,
pepohonan yang besar, daun-daun hijau, dan udara sejuk, memanjakan diri saya
untuk berlama-lama berada di sana pada saat itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Gambar 3
Setelah itu saya melihat seorang kakek kira-kira usianya lima puluh tahun
dengan tinggi kira-kira 166 cm, berkulit putih, memakai ikat kepala, berbaju tanpa
lengan, bercelana pendek berwarna coklat, bertelanjang kaki, dan di tangannya
membawa sebuah kampak di atas pundaknya berjalan menuju sebuah pohon yang
cukup besar.
Gambar 4
Setelah sampai pohon yang ia tuju, sang kakek tak lama kemudian
mengayunkan kampaknya ke di pohon dan bermaksud untuk menebangnya. Saya
melihat kakek mengayunkan kampaknya ke pohon dengan sangat keras, sehingga
kulit-kulit pohon itu sedikit demi sedikit terkelupas dan pohon itu pun bergoyang-
goyang.
Gambar 5
Karena pohon itu bergoyang-goyang, ada sesuatu yang terjatuh dari dahan
pohon. Ketika di lihat sang kakek, ternyata sebuah sarang burung berwarna coklat
di dalamnya terdapat empat butir telur
Gambar 6
Tak lama kemudian, sang kakek merapihkan sarang burung, lalu memanjat
pohon itu dengan membawa sarang burung di tangannya untuk dikembalikan di
atas pohon.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Pertanyaan 3
Berjalan-jalan ke Hutan Cemara
Pada hari Minggu pukul 10.00 pagi, saya pergi ke hutan cemara yang
tidak jauh dari rumah saya kira-kira 15 kilometer dari Selatan kota. Hutan cemara
itu sangat indah, dengan dedaunan yang hijau dan rindang. Saya sampai di hutan
kira-kira pukul 11.00 siang dan saya langsung berjalan menyusuri hutan.
Perjalanan yang saya tempuh sejauh tujuh kilometer di hutan itu, membuat badan
saya letih dan perut lapar. Karena badan saya letih dan perut lapar, saya
memutuskan untuk istirahat beberapa menit. Saya duduk bersandar di bawah
pohon yang rindang itu sambil membuka bekal yang dibawakan ibu tadi pagi.
Pada saat menikmati bekal, saya melihat seekor burung cantik, warnanya merah
muda sedang mengerami telurnya di sarang yang berada di atas pohon. Tidak
lama kemudian, sang burung pergi bersama kedua temannya untuk mencari
makan. Burung-burung itu sangat indah dipandang ketika mengepakkan sayap-
sayapnya dan mengeluarkan kicauan-kicauan yang sangat merdu.
Cuaca di hutan cemara sangat sejuk, jauh dari polusi, dan kebisingan kota,
sehingga membuat saya malas untuk beranjak dari tempat saya beristirahat.
Selang beberapa menit saya melanjutkan perjalanan untuk melihat-lihat
pemandangan yang ada di sekitarnya. Pemandangan hutan cemara memang sangat
indah, pepohonan yang besar, daun-daun hijau, dan udara sejuk, memanjakan diri
saya untuk berlama-lama berada di sana pada saat itu.
Setelah itu saya melihat seorang kakek kira-kira usianya lima puluh tahun
dengan tinggi kira-kira 166 cm, berkulit putih, memakai ikat kepala, berbaju tanpa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
lengan, bercelana pendek berwarna coklat, bertelanjang kaki, dan di tangannya
membawa sebuah kampak di atas pundaknya berjalan menuju sebuah pohon yang
cukup besar. Setelah sampai pohon yang ia tuju, sang kakek tak lama kemudian
mengayunkan kampaknya ke pohon dan bermaksud untuk menebangnya. Saya
melihat kakek mengayunkan kampaknya ke pohon dengan sangat keras, sehingga
kulit-kulit pohon itu sedikit demi sedikit terkelupas dan pohon itu pun bergoyang-
goyang. Karena pohon itu bergoyang-goyang, ada sesuatu yang terjatuh dari
dahan pohon. Ketika di lihat sang kakek, ternyata sebuah sarang burung berwarna
coklat di dalamnya terdapat empat butir telur. Tak lama kemudian, sang kakek
merapihkan sarang burung, lalu memanjat pohon itu dengan membawa sarang
burung di tangannya untuk dikembalikan di atas pohon.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 5
Lembar penilaian Silabus dan Materi
Pembelajaran Menulis Narasi oleh Dosen
Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 6
Lembar Penilaian Silabus dan Materi
Pembelajaran Menulis Narasi oleh Guru Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 7
Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa Kelas X
SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
LEMBAR KUESIONER
ANALISIS KEBUTUHAN SISWA
Nama siswa :
No absen :
Kelas :
Petunjuk Pengisian:
1. Anda dimohon mengisi kuesioner dengan membubuhkan tanda (v) pada
pilihan yang me nurut anda paling benar sesuai dengan keadaan sebenarnya.
2. Untuk nomor 1-5 pilihlah satu jawaban dari dua pilihan yang disediakan.
3. Untuk nomor 6-12 boleh memilih lebih dari satu jawaban.
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Saya menyukai keterampilan menulis khususnya menulis karangan
narasi
2 Guru dalam menyampaikan keterampilan menulis karangan narasi
terkesan menarik dan mudah dipahami
3 Guru menyampaikan materi menulis karangan narasi menggunakan
media ( Tv, gambar, radio, dll)
4 Guru menyampaikan materi menulis karangan narasi menggunakan
teknik yang bervariasi (ceramah, diskusi, Tanya jawab)
5 Guru memberikan tes soal yang bervariasi dalam bentuk pilihan
ganda, menjodohkan, uraian singkat, dan lain-lain.
6. Keterampilan menulis karangan yang saya sukai :
(….) karangan deskripsi (penjelasan)
(….) karangan narasi (pengkisahan)
(….) karangan persuasi (pengajakan)
(….) karangan argumentasi (penggambaran)
(….) karangan eksposisi (pemaparan)
7. Kegiatan pembelajaran narasi yang saya sukai:
(….) membaca karangan narasi
(….) menulis karangan narasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
(….) membaca dan menulis karangan narasi
(….) berdiskusi tentang karangan narasi
(….) lainnya………………..
8. Gaya belajar yang saya sukai:
(….) mendengarkan penjelasan guru di ke las
(….) melakukan aktivitas di kelas atau di luar kelas (seperti permainan)
(….) melihat atau mendengarkan informasi dari media (TV, radio, VCD, dll)
9. saya lebih senang mengerjakan tugas yang diberikan guru secara:
(….) Individual
(….) berpasangan
(….) tanya jawab
(….) permainan
(….) bermain peran
10. Saya senang jika guru menyampaikan materi dengan cara/teknik:
(….) ceramah
(….) diskusi kelompok
(….) tanya jawab
(….) permainan
(….) bermain peran
11. Bentuk penilaian yang saya inginkan:
(….) tes tertulis
(….) tes lisan
(….) tes kinerja atau perbuatan (seperti bermain peran, menceritakan karangan narasi,
dll)
(….) portofolio (kumpulan karya siswa)
12. Bentuk tes yang saya inginkan:
(….) pilihan ganda
(….) menjodohkan
(….) benar-salah
(….) jawaban singkat
(….) uraian
- Terima Kasih -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Lampiran 8
Pedoman Wawancara untuk Guru Mata Pelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA
Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PEDOMAN WAWANCARA
1. Menurut Anda keterampilan berbahasa apa yang paling disukai siswa?
2. Tema apa yang Anda gunakan dalam menulis karangan narasi?
3. Kesulitan apa yang Anda alami dalam mengembangkan materi menulis
narasi?
4. Kesulitan apa yang dialami siswa dalam proses pembelajaran menulis
karangan narasi?
5. Pendekatan apa yang Anda gunakan dalam pembelajaran menulis,
khususnya menulis karangan narasi?
6. Media apa yang Anda gunakan dalam pembelajaran menulis karangan
narasi?
7. Teknik apa yang Anda gunakan dalam pembelajaran menulis karangan
narasi?
8. Sumber belajar apa yang Anda gunakan dalam pembelajaran menulis
karangan narasi?
9. Bentuk tes soal apa yang Anda gunakan dalam melakukan penilaian?
10. Apakah penilaian yang Anda Lakukan sudah mencakup aspek kognitif,
psikomotorik, dan afektif?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 9
Surat Permohonan Ijin Penelitia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran 10
Surat Keteranagan telah Menempuh Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI