plagiat merupakan tindakan tidak terpujirepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf ·...

57
PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT POLOXAMER 407 DENGAN BERBAGAI DRUG LOAD SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh: Sastira Putri NIM : 148114086 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 04-Nov-2020

46 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM

DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER 407 DENGAN

BERBAGAI DRUG LOAD

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Sastira Putri

NIM : 148114086

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

i

PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM

DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER 407 DENGAN

BERBAGAI DRUG LOAD

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Sastira Putri

NIM : 148114086

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Ilmu itu lebih baik dari pada harta. Ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga

harta. Ilmu itu penghukum (hakim) dan harta terhukum. Harta itu kurang apabila

dibelanjakan tapi ilmu bertambah bila dibelanjakan.

(Sayyidina Ali bin Abi Thalib)

Karya tulis ini kupersembahkan untuk:

Allah SWT yang selalu memberi kekuatan dan kesanggupan dalam diriku

Mama dan papa sebagai ungkapan rasa hormat dan baktiku

Keluarga sebagai pengingat dalam setiap langkah keberhasilanku

Teman-teman sebagai sumber semangat dan kebahagiaanku

Almamater Universitas Sanata Dharma kebanggaanku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

vii

PRAKATA

Puji dan syukur atas ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

limpahan Karunia–Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Perbedaan Profil Disolusi Kurkumin pada Sistem Dispersi Padat Ekstrak Kunyit

– Poloxamer 407 dengan Berbagai Drug Load” dengan baik. Skripsi ini

merupakan bagian dari penelitian Ibu Dr. Dewi Setyaningsih, Apt. yang berjudul

“Pengaruh Pembawa Terhadap Profil Disolusi Kurkumin dalam Dispersi Padat

Ekstrak Kunyit dengan Berbagai Penbawa dan Kajian Stabilitas Kurkumin”

berdasar SK No Far/055/V/2018/ST/D. Skripsi ini disusun sebagai salah satu

syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) di Fakultas Farmasi Program

Studi Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi, penulis mengalami berbagai

kesulitan, alhamdulillah kesulitan tersebut dapat dilalui berkat dukungan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh rasa syukur, penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Aris Widayati, Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Ibu Dr. Sri Hartati Yuliani, Apt. selaku Ketua Jurusan Program Studi Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Ibu Dr. Dewi Setyaningsih, Apt. selaku dosen pembimbing dan penguji yang

telah memberikan bimbingan, diskusi, dan saran kepada penulis selama

penyusunan proposal, penelitian, penyusunan naskah skripsi hingga

menyediakan alat dan bahan dalam suatu projek penelitian pengembangan

formulasi ekstrak kunyit dengan metode dispersi padat.

4. Ibu Dr. Dewi Setyaningsih, Apt. selaku dosen pembimbing atas

diperbolehkannya bergabung dalam penelitian payung, “Formulasi Dispersi

Padat Ekstrak Kunyit Terdisolusi untuk Meningkatkan Disolusi dan

Bioavailabilitas Kurkumin”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

viii

5. Ibu Dr. Agatha Budi Susiana Lestari, Apt dan Ibu Beti Pudyastuti, M.Sc.,

Apt. selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu untuk menguji,

memberikan saran, dan kritik terhadap penulis.

6. Nacalai Tesque, Inc Jepang atas pemberian standar kurkumin yang digunakan

penulis selama penelitian.

7. PT. Phytochemindo Reksa atas pemberian ekstrak kunyit yang mengandung

kurkuminoid minimal sebesar 95% yang digunakan penulis selama penelitian.

8. PT. Konimex atas pemberian poloxamer 407 yang digunakan dalam

penelitian penulis.

9. Mas Apollinaris Bima Windura, Mas Aditya Bimo Putranto, Pak Musrifin,

Pak Yohanes Wagiran, dan Pak Markus Suparlan selaku laboran atas segala

bantuan selama kegiatan penelitian penulis di laboratorium.

10. Papa Sardani, mama Tri Wahyu Krisnandari, dan kakak Theresia Budi

Jayanti, S.T., M.Sc. atas segala doa, nasehat, kepercayaan, dan motivasi yang

tiada henti diberikan kepada penulis dalam kelancaran studi hingga

penyelesaian proses skripsi.

11. Antonia Puji Widiastuti, Angelina Astrid, Julius Fajar Aji Sasmita, Maria

Maretta Esananda, Lucia Ventyningrum, dan Christine Nugraheni selaku satu

tim kelompok skripsi kurkumin dalam melewati kesulitan dan tawa selama

penelitian.

12. Indrie Lestarie, Andreas Billyansa, Maria Dyah Ayu Rosita Dewi, Romauli

Purba, Valentina Natalia Dwi Kurniati, dan Myisha Felicia Elisabeth selaku

sahabat-sahabat penulis yang selalu memberikan keceriaan, semangat, dan

dukungan selama proses penyelesaian skripsi.

13. Intan Putri Hapsari, Natalia Ingrid Dermawan, Ni Komang Ayu Terra

Biswani, dan Maisie Olivia Kaunang selaku teman-teman seperjuangan

meraih medali emas pada PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) Ke-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

ix

30 tahun 2017 di Makassar yang selalu penulis jadikan motivasi dalam

penyelesaian skripsi ini.

14. Natalia Devita Simorangkir, Chintya Halim, Claudia Darantika Pradita, Gusti

Ayu Vivin Fitriana, dan Livia Setiastuti Hadiwinoto selaku teman-teman

kelompok praktikum B2 meja 3 FSMB 2014 semester 1 sampai dengan

semester 7 atas doa, pelukan, dan semangat dalam penyelesaian naskah

skripsi ini.

15. Seluruh pihak yang telah membantu penulis selama proses penelitian dan

penulisan naskah skripsi yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa adanya keterbatasan selama penyusunan

skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dari semua pihak. Semoga laporan skripsi ini berguna bagi

semua pihak dalam bidang akademik, terutama dalam bidang farmasi.

Yogyakarta, 20 Maret 2018

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

x

ABSTRAK

Kurkumin digolongkan sebagai obat BCS kelas II dimana disolusi merupakan tahap penentu bioavailabilitas. Dispersi padat merupakan salah satu cara meningkatkan disolusi, karena dapat mempertahankan obat dalam bentuk amorf dan mencegah kristalisasi. Tujuan penelitian ini adalah melihat perbedaan profil disolusi dispersi padat ekstrak kunyit–poloxamer 407 pada berbagai drug load. Dispersi padat dibuat dengan metode solvent evaporation menggunakan pembawa poloxamer 407, dengan drug load 33%, 50%, dan 67%. Parameter uji yang dilakukan meliputi uji kadar kurkumin, uji kelarutan, dan uji disolusi.

Pengukuran kadar kurkumin menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis. Hasil uji kadar kurkumin didapatkan rata-rata % recovery sebesar 94,33%–99,38%. Pada uji kelarutan didapatkan peningkatan kelarutan sampai 3,86x. Pada uji disolusi didapatkan rata-rata % disolusi sebesar 21,92%–41,18%.

Pembuatan dispersi padat (DP) dapat meningkatkan kelarutan dan disolusi kurkumin secara signifikan baik pada formula antar DP, maupun antara DP dengan CF (Campuran Fisik). Pada drug load 33% didapatkan nilai % terdisolusi paling tinggi yaitu sebesar 41,18% dengan DE180 sebesar 33,88%.

Kata kunci: kurkumin, disolusi, dispersi padat, poloxamer 407, drug load, spektrofotometri UV-Vis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

xi

ABSTRACT

Curcumin is classified as BCS class II which dissolution is rate limiting step in bioavailability. Solid dispersion is one way to improve dissolution rate, can retain drug in amorphous form and prevent crystallization. The aim this study to see differences curcumin dissolution profiles in solid dispersion system of turmeric extract–poloxamer 407 with various drug load. Solid dispersion prepared by solvent evaporation method with poloxamer 407 as the carrier, with drug load 33%, 50%, and 67%. The test parameters by curcumin content, solubility, and dissolution test.

The curcumin level measured by using spectrophotometer UV-Vis. The results of % recovery in curcumin content are 94,33%–99,38%. In solubility test showed that it can increasing solubility until 3,86x. At dissolution test, the results of % dissolution are 22,92%-41,18%.

Solid dispersion (SD) could increase solubility and dissolution curcumin significantly both in the formula between SD, as well as between SD and PM (physical mixture). In the drug load 33% obtained the highest % dissolution value is 41,18% with DE180 is 33,88%. Keywords: curcumin, dissolution, solid dispersion, poloxamer 407, drug load, spectrophotometer UV-Vis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .......................... vi

PRAKATA ................................................................................................... vii

ABSTRAK ................................................................................................... x

ABSTRACT .................................................................................................. xi

DAFTAR ISI ................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv

PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

METODE PENELITIAN .............................................................................. 2

HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 8

KESIMPULAN ........................................................................................... 17

SARAN ....................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 18

LAMPIRAN ................................................................................................ 21

BIOGRAFI PENULIS ................................................................................. 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Formulasi Dispersi Padat ………………………………………….. 6

Tabel II. Pengukuran Kadar Kurkumin dalam Ekstrak Kunyit ...................... 10

Tabel III. Data Akurasi dan Presisi ................................................................ 11

Tabel IV. Hasil Uji Kadar Kurkumin ............................................................ 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kurva Linearitas Konsentrasi Kurkumin Vs Absorbansi ............... 9

Gambar 2. Kurva Linearitas Konsentrasi Kurkumin Vs Absorbansi ............... 11

Gambar 3. Grafik Hasil Uji Kelarutan ............................................................ 13

Gambar 4. Kurva Waktu vs % Kurkumin Terdisolusi...................................... 15

Gambar 5. Tabel Nilai DE180 .......................................................................... 16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Certificate of Analysis (CoA) Ekstrak Kunyit dari PT.

Phytochemindo Reksa ........................................................... 21

Lampiran 2. Product Information Standar Kurkumin dari Nacalai Tesque,

Inc Jepang ............................................................................. 22

Lampiran 3. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum ............................ 23

Lampiran 4. Hasil Verifikasi Metode Analisis Akurasi dan Presisi ............. 25

Lampiran 5. Summary Output Regression Statistics Kurva Baku Kurkumin

dalam Medium Disolusi ......................................................... 26

Lampiran 6. Summary Output Regression Statistics Kurva Baku Kurkumin

dalam Metanol ....................................................................... 26

Lampiran 7. Perhitungan Bahan dalam Pembuatan Dispersi Padat dan

Campuran Fisik Masing-Masing Drug Load .......................... 27

Lampiran 8. Pembuatan Dispersi Padat ...................................................... 27

Lampiran 9. Statistika Uji Kelarutan .......................................................... 28

Lampiran 10. Uji Disolusi ........................................................................... 30

Lampiran 11. Statistika Uji Disolusi ............................................................ 35

Lampiran 12. Alat Pengeringan Pelarut Menggunakan Rotary Evaporator .. 39

Lampiran 13. Uji Kadar Kurkumin .............................................................. 39

Lampiran 14. Uji Kelarutan ......................................................................... 39

Lampiran 15. Uji Disolusi Campuran Fisik dan Dispersi Padat .................... 40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

1

PENDAHULUAN

Kurkuminoid sebagai komponen utama dari ekstrak rimpang kunyit

terdiri dari sekitar 77% kurkumin, 17% demetoksikurkumin, dan 6%

bisdemetoksikurkumin (Jantarat, 2013). Kurkumin merupakan senyawa paling

bioaktif pada kunyit dan memiliki aktivitas antioksidan, antibakteri, antiinflamasi,

antitumor, dan antikanker (Zheng et al., 2017). Kurkumin termasuk dalam

senyawa Biopharmaceutical Classification System (BCS) kelas II, yaitu senyawa

yang memiliki kelarutan dalam air yang rendah namun tidak mengalami

permasalahan dalam permeabilitas dengan nilai log P 2,56 (Katsidoni et al.,

2014). Kurkumin memiliki kelarutan yang sangat kecil dalam air yaitu sekitar 11

ng/mL (Ucisik et al., 2013). Kelarutan kurkumin yang rendah ini menyebabkan

bioavailabilitas kurkumin rendah, sehingga kecepatan disolusi merupakan tahap

penentu (rate limiting step) dalam bioavailabilitasnya.

Pada obat BCS kelas II, peningkatan disolusi dapat menjadi strategi

untuk meningkatkan absorbsi dan bioavailabilitasnya. Dispersi padat merupakan

salah satu metode yang paling menjanjikan bagi para peneliti untuk meningkatkan

absorbsi dan bioavailabilitas obat dibandingkan dengan metode formasi garam,

kompleksasi, dan siklodekstrin. Hal ini dikarenakan dalam proses pembuatan

yang lebih mudah, mudah di optimasi, dan reprodusibilitasnya tinggi (Uddin et

al., 2010). Mekanisme peningkatan kelarutan obat dalam dispersi padat terjadi

melalui pengurangan ukuran partikel, perubahan bentuk kristal menjadi amorf,

dan peningkatan sifat pembasahan dari partikel obat (Nguyen et al., 2015).

Untuk dapat menghasilkan sediaan dispersi padat yang stabil, dapat

dengan menggunakan polimer, surfaktan, atau campuran dari keduanya. Namun,

penggunaan polimer seperti PVP K30 pada obat allopurinol pada penelitian

(Ammar et al., 2011) dianggap kurang praktis untuk bahan obat yang memiliki

dosis relatif besar (≥100 mg). Pada penelitian (Khodaverdi et al., 2012)

menunjukkan bahwa, pembuatan sistem dispersi padat obat indometachin dengan

PVP K30 pada drug load 10% menunjukkan hasil disolusi sebesar 90%

sedangkan untuk drug load 30% hanya menunjukkan hasil disolusi sebesar 30%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

2

Berdasarkan data tersebut maka, peningkatan laju disolusi sangat dipengaruhi oleh

jumlah polimer sehingga akan membutuhkan polimer dalam jumlah yang besar.

Poloxamer 407 mampu untuk beragregasi membentuk struktur misel,

mengurangi rekristalisasi, dan meningkatkan stabilitas fisik (Chaudhari and

Dugar, 2017). Penggunaan surfaktan dapat meningkatkan disolusi dengan

mekanismenya yang mampu meningkatkan efektifitas pembasahan dan penurunan

ukuran partikel obat dalam sistem dispersi padat. Berdasarkan penelitian tersebut,

maka peneliti ingin mengatasi permasalahan menggunakan surfaktan non-ionik

yaitu poloxamer 407, karena surfaktan non-ionik memiliki toksisitas yang rendah

dibandingkan dengan surfaktan ionik. Penambahan poloxamer 407 cukup dalam

konsentrasi rendah, sehingga sesuai untuk bahan obat dengan dosis besar

(Hartono, 2012). Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan drug load

sebesar 33%, 50%, dan 67% untuk mengetahui perbedaan profil disolusi

kurkumin pada sistem dispersi padat ekstrak kunyit dengan berbagai drug load

poloxamer 407. Pemilihan drug load berdasarkan pada penelitian Kadir (2012),

dimana sistem dispersi padat menggunakan obat spironolakton dengan pembawa

poloxamer 407 pada variasi drug load tersebut memberikan hasil disolusi paling

tinggi pada drug load 33%. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat

perbedaan profil disolusi dari dispersi padat ekstrak kunyit–poloxamer 407 pada

berbagai drug load.

Dispersi padat dalam penelitian ini dibuat dengan metode solvent

evaporation. Metode solvent evaporation merupakan salah satu metode

pembuatan dispersi padat untuk meningkatkan disolusi (Minhaz et al., 2012).

METODE PENELITIAN

Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian “Perbedaan Profil Disolusi Kurkumin pada Sistem Dispersi

Padat Ekstak Kunyit–Poloxamer 407 dengan Berbagai Drug Load” ini merupakan

jenis penelitian eksperimental murni.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

3

Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas (Iwaki

Pyrex), eppendorf, timbangan analitik (Mettler Toledo), mikropipet dan

makropipet (Socorex), hotplate magnetic strirrer (Wilten & Co), magnetic stirrer,

ultrasonikator (Elmasonic S 10H), ayakan nomor mesh 50, labu alas bulat (Duran

Schott), rotary evaporator (Buchi), pompa vakum (Gast Doa-P504-BN), oven,

mortir dan stamper, desikator, spektrofotometri UV-Vis (Shimadzu UV-1800), pH

meter (SI Analytics Lab 850), vortex (Scientific, Inc G-56E), shaker (Innova

2100), alat disolusi tipe dayung (Guoming RC-6D), centrifuge (Hettich EBA 8S),

dan kertas saring (Whatman).

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah standar kurkumin

(Nacalai Tesque, Inc Jepang), ekstrak kunyit terstandar dengan kadar 84,675%

(ditetapkan dengan spektrofotometri UV-Vis di Laboratorium Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma), poloxamer 407 (PT. Konimex), cangkang kapsul

kosong ukuran 00 (Kapsulindo Nusantara), metanol p.a. (Merck), etanol 70% dan

96%, akuades, sodium dihydrogen phosphate dihydrate/NaH2PO4 (Merck), dan

sodium lauryl sulfate (Merck).

Pembuatan Larutan Baku Kurkumin

1. Pembuatan Larutan Stok Kurkumin

Standar kurkumin ditimbang seksama sebanyak 1,0394 mg,

dimasukkan ke dalam eppendorf, dilarutkan dengan 1 mL metanol p.a, di

vortex hingga larut, dan disimpan dalam wadah terlindung cahaya.

Konsentrasi larutan yang didapat sebesar 1039 μg/mL.

2. Pembuatan Larutan Intermediet Kurkumin (0,01 mg/mL)

Larutan intermediet dibuat dari larutan stok sehingga konsentrasi

larutan menjadi 10 μg/mL dalam labu takar 10 mL, dilarutkan dengan

metanol p.a hingga batas tanda, dan disimpan dalam wadah terlindung

cahaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

4

3. Pembuatan Medium Disolusi

Medium disolusi yang digunakan yaitu 0,5% (b/v) sodium lauryl

sulphate (SLS) dalam 20 mM dapar fosfat pH 6,0.

4. Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum (λ maks)

a. Panjang Gelombang Serapan Maksimum Kurkumin dengan Pelarut

Metanol

Larutan intermediet kurkumin diambil sebanyak 0,25 mL; 1,5

mL; dan 3 mL kemudian diencerkan dengan metanol p.a pada labu ukur 10

mL hingga batas tanda. Absorbansi dari larutan diukur dengan

spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang antara 400-600 nm.

b. Panjang Gelombang Serapan Maksimum Kurkumin dengan Medium

Disolusi

Larutan intermediet kurkumin diambil sebanyak 0,25 mL; 1,5

mL; dan 3 mL kemudian diencerkan dengan medium disolusi pada labu

ukur 10 mL hingga batas tanda. Absorbansi dari larutan diukur dengan

spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang antara 400-600 nm.

Pembuatan Kurva Baku Kurkumin

1. Kurva Baku Kurkumin dalam Pelarut Metanol

Tujuan dibuat kurva baku kurkumin dalam pelarut metanol adalah

untuk memperoleh persamaan dari pelarut metanol yang berguna dalam

penentuan kadar sampel kurkumin. Larutan intermediet kurkumin dibuat

enam seri dengan konsentrasi 0,538 µg/mL; 1,074 µg/mL; 2,153 µg/mL;

3,229 µg/mL; 4,306 µg/mL; dan 5,382 µg/mL dalam labu ukur 5 mL,

diencerkan dengan metanol p.a hingga batas tanda, replikasi dilakukan

sebanyak tiga kali, dan absorbansi diukur pada panjang gelombang maksimal

424 nm.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

5

2. Kurva Baku Kurkumin dalam Medium Disolusi

Tujuan dibuat kurva baku kurkumin dalam medium disolusi adalah

untuk memperoleh persamaan dari medium disolusi yang berguna dalam

penentuan kadar sampel kurkumin pada uji kelarutan dan disolusi. Larutan

intermediet kurkumin diambil sebanyak konsentrasi 0,011 µg/mL; 0,022

µg/mL; 0,043 µg/mL; 0,086 µg/mL; 0,0172 µg/mL; 0,215 µg/mL; 0,431

µg/mL; 0,538 µg/mL; 1,074 µg/mL; 2,153 µg/mL; 3,229 µg/mL; 4,306

µg/mL; 5,382 µg/mL; dan 6,458 μg/mL, dimasukkan ke dalam labu ukur 5

mL, dan diencerkan dengan medium disolusi (dapar fosfat pH 6 dengan 0,5%

SLS) hingga batas tanda. Replikasi dilakukan sebanyak tiga kali dan

absorbansi diukur pada panjang gelombang maksimal 430 nm.

Penetapan Kadar pada Ekstrak Kunyit

Sampel ekstrak kunyit ditimbang seksama kurang lebih sebanyak 10 mg,

dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL, dan dilarutkan dengan metanol p.a hingga

batas tanda. Replikasi dilakukan sebanyak tiga kali, absorbansi diukur pada

panjang gelombang maksimal 424 nm, dan kadar dihitung.

Verifikasi Metode Analisis

1. Akurasi dan Presisi

Larutan intermediet kurkumin dibuat tiga larutan seri dengan

konsentrasi 0,538 μg/mL; 3,229 μg/mL; dan 5,382 μg/mL, masing-masing

dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL, dan diencerkan dengan medium

disolusi hingga batas tanda. Replikasi dilakukan sebanyak tiga kali,

absorbansi diukur dengan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang

maksimal 430 nm, kemudian dihitung nilai recovery dan koefisien variasi.

2. Linearitas

Kurva baku kurkumin dibuat dengan seri konsentrasi 0,011 μg/mL;

0,022 μg/mL; 0,043 μg/mL; 0,086 μg/mL; 0,172 μg/mL; 0,215 μg/mL; 0,431

μg/mL; 0,538 μg/mL; 1,074 μg/mL; 2,153 μg/mL; 3,229 μg/mL; 4,306

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

6

μg/mL; 5,382 μg/mL; dan 6,458 μg/mL dalam labu ukur 5 mL, kemudian

diencerkan dengan medium disolusi hingga batas tanda. Replikasi dilakukan

sebanyak tiga kali dan absorbansi diukur dengan spektrofotometri UV-Vis

pada panjang gelombang maksimal 430 nm.

Pembuatan Dispersi Padat Ekstrak Kunyit – Poloxamer 407

Ekstrak kunyit dan poloxamer 407 masing-masing ditimbang kurang

lebih sebesar drug load 33%, 50%, dan 67%, dilarutkan dengan etanol 96%, dan

dicampur dalam gelas beker menggunakan magnetic strirrer hingga homogen.

Pelarut dihilangkan menggunakan rotary evaporator, dimasukkan ke dalam oven

hingga kering, dan disimpan dalam desikator.

Rendemen dihitung dengan rumus:

x 100%

Setelah kering kemudian serbuk dispersi padat ekstrak kunyit–poloxamer 407

dicampur hingga homogen menggunakan mortir dan stamper, lalu diayak dengan

ayakan nomor mesh 50.

Tabel I. Formulasi Dispersi Padat

Formula Drug Load Dispersi Padat Ekstrak Kunyit

(g) Poloxamer 407

(g) I 33% 1,98 4,02 II 50% 3,00 3,00 III 67% 4,02 1,98

Pembuatan Serbuk Campuran Fisik Ekstrak Kunyit – Poloxamer 407

Ekstrak kunyit dan poloxamer 407 masing-masing ditimbang kurang

lebih sebesar drug load 33%, 50%, dan 67%, dicampur hingga homogen

menggunakan mortir dan stamper, kemudian diayak dengan ayakan nomor mesh

50.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

7

Uji Kadar Kurkumin

Tujuan dari uji kadar kurkumin adalah untuk memastikan jumlah

kehilangan zat aktif dari sediaan akibat selama proses preparasi. Dispersi padat

dan campuran fisik ditimbang seksama sebanyak kurang lebih 5 mg, dilarutkan

dengan 5 mL metanol p.a, diaduk menggunakan magnetic strirrer hingga larut,

larutan disaring menggunakan kertas saring, diencerkan dengan metanol p.a dalam

labu ukur 5 mL hingga batas tanda, replikasi dilakukan sebanyak tiga kali,

absorbansi diukur pada panjang gelombang maksimal 424 nm, dan kadar

kurkumin dihitung berdasarkan kurva baku kurkumin dalam pelarut metanol.

Uji Kelarutan

Dispersi padat dan campuran fisik ditimbang seksama sebanyak kurang

lebih 25 mg dilarutkan dalam 25 mL dapar fosfat pH 6,0 di dalam erlenmeyer,

diaduk menggunakan shaker dengan kecepatan 75 rpm selama 48 jam di suhu

ruangan dan terlindung dari cahaya. Kemudian sebanyak 5 mL diambil,

diencerkan dengan medium dapar fosfat dalam labu ukur 5 mL, dan di centrifuge.

Replikasi dilakukan sebanyak tiga kali dan absorbansi diukur pada panjang

gelombang maksimal 430 nm. Data yang diperoleh di uji statistik menggunakan

program Real Statistic Ms. Excel untuk melihat signifikansi perbedaan tiap drug

load.

Uji Disolusi

Uji disolusi dilakukan tiga replikasi dari 500 mg dispersi padat ekstrak

kunyit–poloxamer 407 dan campuran fisik yang dimasukkan ke dalam kapsul

kosong ukuran 00. Alat disolusi yang digunakan tipe 2 USP yaitu dayung (paddle)

dengan kecepatan putar 75 rpm dengan volume medium disolusi 500 mL, suhu

selama pengujian diatur 37±0,5ºC (USP, 1995). Saat disolusi, kapsul diberi

pemberat agar kapsul tenggelam di dasar chamber. Sebanyak 5 mL cuplikan

diambil menggunakan makropipet pada interval waktu setelah menit ke 0, 10, 15,

30, 45, 60, 90, 120, 150, dan 180 menit. Setiap pengambilan cuplikan, medium

yang hilang diganti dengan medium yang baru dengan suhu dan jumlah yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

8

sama. Centrifuge dilakukan dengan kecepatan 6000 rpm selama 5 menit,

diencerkan dengan medium disolusi dalam labu ukur 5 mL hingga batas tanda,

replikasi dilakukan sebanyak tiga kali, absorbansi diukur menggunakan

spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang maksimal 430 nm, dan kadar

dihitung.

Analisis Hasil Uji Disolusi

Pengujian dilakukan menggunakan program Real Statistic Ms. Excel.

Data yang diperoleh dari perbedaan profil disolusi kurkumin DE180 pada sistem

dispersi padat dan campuran fisik dilakukan uji normalitas menggunakan Shapiro-

Wilk Test. Bila data yang dihasilkan terdistribusi normal selanjutnya pengujian

dilakukan dengan T-test type dan jika data terdistribusi tidak normal dilakukan

Mann-Whitney Test.

Untuk melihat signifikansi perbedaan drug load terhadap disolusi

kurkumin, diuji menggunakan ANOVA dengan taraf kepercayaan 95% untuk data

terdistribusi normal dan apabila data tidak terdistribusi normal maka

menggunakan Kruskal-Wallis Test.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan profil disolusi kurkumin

pada sistem dispersi padat ekstrak kunyit–poloxamer 407 dengan berbagai drug

load. Sistem dispersi padat ekstrak kunyit–poloxamer 407 dibuat menggunakan

metode penguapan pelarut. Ukuran partikel pada sistem dispersi padat dapat

diminimalkan dengan cara obat dan pembawa harus terdispersi dalam pelarut

sehingga lebih dipilih yang membentuk suatu fase larutan homogen (Sridhar et

al., 2013). Keuntungan dari metode ini adalah cara yang digunakan sederhana

yaitu dengan melarutkan zat aktif obat dengan pembawa ke dalam pelarut yang

mudah menguap dan dapat terhindar dari dekomposisi akibat suhu pada obat

maupun pembawa (Argade and Magar, 2013). Setelah itu dilakukan perhitungan

rendemen untuk melihat kehilangan bahan selama proses pembuatan. Nilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

9

rendemen sistem dispersi padat yang dibuat mampu mencapai 81,03%–86,52%.

Drug load pembawa yang digunakan yaitu sebesar 33%, 50%, dan 67%.

Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum (λ Maks)

Pada penentuan panjang gelombang serapan maksimum kurkumin

dengan pelarut metanol didapatkan panjang gelombang maksimal yaitu 424 nm

dan pada penentuan panjang gelombang serapan maksimum kurkumin dengan

medium disolusi didapatkan panjang gelombang maksimal yaitu 430 nm.

Kurva Baku

a. Kurva Baku Kurkumin dalam Metanol

Kurva baku metanol dibuat dengan 6 seri konsentrasi. Persamaan

kurva baku yang didapatkan dengan pelarut metanol adalah y = 0,1349x +

0,0035 (Gambar 1).

Gambar 1. Kurva Linearitas Konsentrasi Kurkumin Vs Absorbansi

b. Kurva Baku Kurkumin dalam Medium Disolusi

Kurva baku medium disolusi dibuat dengan 14 seri konsentrasi.

Persamaan kurva baku yang didapatkan dengan pelarut medium disolusi

adalah y = 0,1352x + 0,0095 (Gambar 2).

Uji Penetapan Kadar pada Ekstrak Kunyit

Penelitian di awali dengan mengukur kadar kurkuminoid dalam sampel

ekstrak kunyit untuk melihat kandungan sebenarnya zat aktif dalam ekstrak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

10

Pengukuran dilakukan replikasi sebanyak tiga kali dan didapatkan rata-rata kadar

sampel ekstrak kunyit sebesar 84,675% (Tabel II).

Tabel II. Pengukuran Kadar Kurkumin dalam Ekstrak Kunyit Replikasi Kadar (%) Rata-Rata Kadar (%) SD KV (%)

I 81,71

84,675 2,60 3,07 II 86,58

III 85,73

Verifikasi Metode

a. Akurasi dan Presisi

Verifikasi metode analisis dilakukan untuk memastikan metode yang

digunakan valid dan dapat digunakan. Setelah dilakukan replikasi sebanyak

tiga kali, didapatkan rata-rata % recovery dari konsentrasi rendah sebesar

94,17%, konsentrasi sedang sebesar 96,38%, dan konsentrasi tinggi sebesar

95,55%. Sampel dengan kadar 1 μg/mL memiliki batasan standar akurasi

sebesar 80-110% (AOAC, 2016). Berdasarkan data yang didapatkan, maka

metode yang digunakan akurat.

Hasil analisis yang didapatkan dari hasil koefisien variasi pada

konsentrasi rendah sebesar 1,46%, konsentrasi sedang sebesar 0,36%, dan

konsentrasi tinggi sebesar 3,26%. Sampel dengan kadar 1 μg/mL memiliki

koefisien variasi dengan rentang batas yang dapat diterima kurang dari 11%

(AOAC, 2016). Berdasarkan data tersebut, maka metode yang digunakan

presisi. Maka, disimpulkan bahwa metode yang digunakan ini akurat serta

presisi sehingga valid dan dapat digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

11

Tabel III. Data Akurasi dan Presisi

b. Linearitas

Berdasarkan hasil tiga replikasi analisis verifikasi metode,

didapatkan nilai koefisien korelasi 0,9939 (Gambar 2). Nilai r yang

didapatkan adalah 0,9969 dan terbukti linear, karena nilai r yang baik adalah

>0,99 (AOAC, 2012). Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat dikatakan

bahwa metode yang digunakan sudah memenuhi syarat.

Gambar 2. Kurva Linearitas Konsentrasi Kurkumin Vs Absorbansi

Konsentrasi Teoritis (μg/mL)

Konsentrasi yang Didapatkan

(μg/mL) % Recovery SD KV (%)

0,538

0,514 95,55

0,01 1,46 0,499 92,80

0,507 94,17

3,232

3,125 96,69

0,01 0,36 3,118 96,46

3,103 96,00

5,384

5,322 98,84

0,17 3,26 4,989 92,66

5,122 95,13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

12

Uji Kadar Kurkumin dalam Dispersi Padat dan Campuran Fisik

Uji kadar kurkumin dilakukan untuk memastikan jumlah kehilangan zat

aktif dari sediaan selama proses preparasi. Hasil uji kadar kurkumin pada

Campuran Fisik (CF) dan Dispersi Padat (DP) dapat dilihat pada Tabel IV.

Perhitungan kadar kurkumin didapatkan dari konsentrasi berdasarkan persamaan

kurva baku dalam metanol, setelah itu didapatkan jumlah ekstrak dalam mL, kadar

kurkumin yang didapatkan, kadar kurkumin sebenarnya, % recovery, dan presisi.

Tabel IV. Hasil Uji Kadar Kurkumin

Sampel Kadar

Teoritis Rata-Rata Kadar Aktual (%) ± SD

Rata-Rata % Recovery

CF 33% 27,94% 27,42% ± 0,33 98,13% DP 33% 27,90% 27,69% ± 0,38 99,25% CF 50% DP 50% CF 67% DP 67%

42,46% 42,34% 56,73% 56,64%

41,22% ± 0,71 40,87% ± 0,67 53,52% ± 2,41 56,29% ± 0,08

97,07% 96,54% 94,33% 99,38%

Keterangan: CF = campuran fisik DP = dispersi padat SD = standar deviasi

Seluruh kadar kurkumin yang didapatkan lebih kecil dari kadar kurkumin

seharusnya, hal ini disebabkan karena kadar ekstrak kunyit pada sampel juga

sudah berkurang yaitu hanya terdapat rata-rata kadar sampel ekstrak kunyit

sebesar 84,675% sehingga akan mempengaruhi juga dari hasil kadar kurkumin

yang didapatkan. Selain itu, juga dikarenakan terjadinya kehilangan bahan selama

proses pembuatan.

Uji Kelarutan

Uji kelarutan dilakukan untuk mengetahui kelarutan DP dibandingkan

CF. Uji kelarutan masing–masing dilarutkan dalam pelarut dapar fosfat pH 6,0

tanpa SLS karena SLS merupakan surfaktan atau agen peningkat kelarutan,

bertujuan untuk melihat kelarutan sediaan tanpa adanya bantuan peningkatan

kelarutan apapun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

13

Gambar 3. Grafik Hasil Uji Kelarutan

Pada gambar 3 menunjukkan bahwa, kelarutan kurkumin meningkat

setelah dibuat menjadi DP dibandingkan CF. Hal ini ditunjukkan berdasarkan

hasil pada DP 33% dapat meningkatkan kelarutan dibanding CF yaitu sebesar

3,86x, DP 50% dibanding CF dapat meningkatkan kelarutan sebesar 3,71x, dan

DP 67% dapat meningkatkan kelarutan dibanding CF sebesar 2,87x. Peningkatan

kelarutan kurkumin dalam DP dapat terjadi karena adanya proses pelarutan yang

menyebabkan pengecilan ukuran partikel sehingga luas permukaan kontak dengan

medium besar. Selain itu, peningkatan kelarutan DP juga dapat terjadi karena

perubahan bentuk kristal menjadi amorf (Singh et al., 2010). Kelarutan paling

besar terjadi pada DP 33%, karena poloxamer 407 yang digunakan paling banyak.

Adanya penambahan surfaktan dalam suatu formula menyebabkan menambahnya

pula kecepatan pelarutan bahan obat. Setelah diuji statistik, ditemukan bahwa

pada drug load 33%, 50%, dan 67% ditemukan perbedaan signifikan antara CF

dan DP dengan nilai p masing-masing sebesar 0,00180; 0,00019; dan 0,00088

(nilai p<0,05) (Lampiran 10). Menurut persamaan Noyes-Whitney, adanya

peningkatan kelarutan sistem dispersi padat berpengaruh terhadap peningkatan

disolusi.

Peningkatan kelarutan oleh dispersi padat poloxamer 407 bisa

disebabkan karena poloxamer 407 memiliki dua gugus hidrofilik dan hidrofobik.

Gugus hidrofilik dalam surfaktan ini berfungsi sebagai agen pembasah untuk

menurunkan tegangan antar muka dari suatu zat yang sukar larut dalam air.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

14

Poloxamer 407 mampu beragregasi membentuk struktur misel, dimana molekul-

molekul surfaktan berasosiasi karena adanya penambahan surfaktan berikutnya

sehingga suatu saat akan tercapai keadaan dimana permukaan antarmuka menjadi

tertutupi oleh surfaktan. Hal ini menyebabkan kepala gugus hidrofilik

bersinggungan dengan pelarut yang mengelilinginya, mengasingkan ekor gugus

hidrofobik di dalam pusat misel (Hartono, 2012). Sementara pada campuran fisik,

peningkatan kelarutan kurkumin tidak sebesar pada sistem dispersi padat

dikarenakan oleh tidak terjadinya proses pengecilan ukuran partikel pada

kurkumin dan tidak terjadi perubahan bentuk kristal menjadi amorf sebab secara

proses pembuatan, campuran fisik hanya mengalami pencampuran biasa.

Uji Disolusi

Uji disolusi dilakukan terhadap masing-masing campuran fisik serta

dispersi padat dan didapatkan % terdisolusi (Gambar 4). Tujuan pengujian ini

adalah untuk melihat pelepasan campuran fisik dan dispersi padat secara in vitro.

Selain itu, menurut British Pharmacopoeia (2011) untuk obat-obatan BCS kelas II

direkomendasikan penambahan surfaktan ke dalam medium. Penggunaan

surfaktan dalam medium disolusi obat lipofilik secara fisiologis relevan, karena di

dalam tubuh juga terdapat surfaktan yaitu empedu. Medium disolusi yang

mengandung surfaktan dapat lebih mensimulasikan lingkungan saluran

pencernaan daripada media yang mengandung pelarut organik (Rahman et al.,

2009). Hal tersebut juga didukung oleh adanya penelitian Rahman et al., (2009)

tentang peran konsentrasi SLS dalam konsentrasi kurkumin dari konsentrasi 0,1-

3% dimana konsentrasi 0,5% merupakan konsentrasi yang efektif untuk disolusi

kurkumin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

15

Gambar 4. Kurva Waktu vs % Kurkumin Terdisolusi

Keterangan: CF = campuran fisik DP = dispersi padat

Berdasarkan kurva diatas, urutan sampel dengan nilai rata-rata persen

terdisolusi dari paling tinggi ke rendah yaitu DP 33% > DP 50% > DP 67% > CF

33% > CF 50% > CF 67%. Semua DP memiliki rata-rata persen terdisolusi lebih

tinggi dibandingkan CF. Untuk DP maupun CF dengan kadar kurkumin 33%

memiliki nilai rata-rata % terdisolusi paling tinggi.

Berdasarkan hasil pengamatan hingga menit ke-180 belum semua sampel

habis terdisolusi, ditandai dengan masih adanya sampel yang mengendap di dasar

chamber. Hal ini dikarenakan adanya kemungkinan masih akan terjadi

peningkatan disolusi sampai semua sampel habis terdisolusi atau terjadinya

rekristalisasi amorf kurkumin di medium disolusi. Rekristalisasi terjadi karena,

surfaktan poloxamer 407 ketika dilakukan pada uji disolusi dapat mempercepat

pembentukan kristal dengan menghambat sistem pembentukan amorf dari

kurkumin. Selain itu, surfaktan poloxamer 407 juga dapat menurunkan mobilitas

molekuler dispersi padat amorf sehingga menyebabkan kristalisasi (Haser and

Zhang 2018).

Penggunaan surfaktan poloxamer 407 sebagai pembawa dalam dispersi

padat berpengaruh terhadap sifat partikel yang dihasilkan. Hal ini berpengaruh

pada peningkatan disolusi yang menurun melalui penggabungan agregat dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

16

interaksi antara obat dengan polimer karena perubahan morfologi partikel (Al-

Obaidi et al., 2016).

Dissolution Efficiency (DE) digunakan karena dapat menggambarkan

profil disolusi yang bisa dikomparasi (Fudholi, 2013). Perbedaan drug load

terhadap disolusi kurkumin dapat dilihat dengan membandingkan nilai DE

sediaan dispersi padat dalam waktu yang sama (Gambar 5), pada penelitian ini

diamati pada DE180. Harga DE selalu diungkapkan dalam kurun waktu

pengamatan tertentu sehingga diekspresikan dengan DEt. Menurut Fudholi (2013)

Harga DE120 tentu berbeda dengan harga DE60 karena semakin besar waktu yang

digunakan semakin banyak titik-titik pada kurva yang terhitung sehingga nilai DE

semakin besar. Maka, digunakan DE180 agar dapat menggambarkan profil disolusi

dengan baik.

Gambar 5. Tabel Nilai DE180

Berdasarkan hasil uji signifikansi (Lampiran 12) didapatkan nilai DE

pada CF DP 33%, 50%, dan 67% ditemukan perbedaan signifikan pada semua

nilai p. CF DP 33% dan CF DP 50% didapatkan nilai p sebesar 0,0495 dan CF DP

67% didapatkan nilai p sebesar 0,0056 (p value<0,05). Maka dapat dinyatakan

bahwa, terdapat perbedaan signifikan nilai DE180 pada tiap drug load. Semakin

besar drug load dalam sistem dispersi padat, maka semakin kecil pula nilai DE

dikarenakan adanya pengaruh kadar kurkumin dalam ekstrak kunyit terhadap

disolusi kurkumin. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Kadir (2012),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

17

dimana pada drug load 33% menunjukkan hasil disolusi paling tinggi

dibandingkan dengan drug load 50% dan 67%. Menurut penelitian yang

dilakukan oleh Srinarong et al (2010) adanya peningkatan kadar kurkumin (obat

BCS kelas II) terhadap pembawa hidrofilik dapat menyebabkan penurunan

kecepatan disolusi.

Setelah membandingkan masing-masing DP dengan CF, selanjutnya DP

antar drug load dibandingkan untuk melihat pengaruh drug load terhadap

disolusi. Berdasarkan uji statistik yang dilakukan terhadap DP 33%, 50%, dan

67% menggunakan uji Anova, didapatkan nilai p sebesar 2,7731E-06 (p

value<0,05) (Lampiran 12) yang menunjukkan pada dispersi padat kurkumin :

poloxamer 407 perbedaan drug load berpengaruh signifikan terhadap profil

disolusi kurkumin.

KESIMPULAN

Dispersi padat dengan pembawa poloxamer 407 terbukti terdapat

perbedaan yang signifikan dan dapat meningkatkan disolusi kurkumin dengan

berbagai drug load, dimana profil disolusi paling tinggi ditemukan pada drug load

33% dibandingkan 50% dan 67%. Pada uji kelarutan dengan drug load 33%

didapatkan hasil peningkatan kelarutan sebesar 3,86x, drug load 50% sebesar

3,71x, dan drug load 67% sebesar 2,87x. Pada drug load 33% menunjukkan hasil

rata-rata disolusi sebesar 41,18% dengan nilai DE180 yaitu 33,88%, drug load 50%

sebesar 23,42% dengan nilai DE180 yaitu 22,31%, dan drug load 67% sebesar

21,92% dengan nilai DE180 yaitu 17,40%. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan

drug load akan menghasilkan profil disolusi yang berbeda pula.

SARAN

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan drug load yang

lebih beragam. Selain itu, juga perlu dilakukan beberapa uji karakteristik dispersi

padat seperti Particle Size Analyzer untuk melihat ukuran partikel, X-Ray

Diffraction untuk karakterisasi struktur kristal, dan Differential Scanning

Colorimetry untuk mengetahui karakteristik sampel berdasarkan energi transisi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

18

DAFTAR PUSTAKA

Al-Obaidi, H., Lawrence, M.J., and Buckton, G., 2016. Atypical Effects of

Incorporated Surfactants on Stability and Dissolution Properties of

Amorphous Polymeric Dispersions. Journal of Pharmacy and

Pharmacology, 68(11), 1373–1383.

Ammar, A.A., Samy, A.M., Marzouk, M.A., Ahmed, M.K., 2011. Formulation,

Characterization and Biopharmaceutical Evaluation of Allopurinol

Tablets. International Journal of Biopharmaceutics, 2(2), 63-71.

AOAC International, 2012. Guidelines for Standard Method Performance

Requirements. AOAC Official Methods of Analysis, 1–17.

AOAC, 2016. Appendix F: Guidelines for Standard Method Performance

Requirements. AOAC International, 1-18.

Argade, P.S., Magar, D.D., 2013. Solid Dispersion: Solubility Enhancement

Technique for Poorly Water Soluble Drugs. Journal of Advcanced

Pharmarcy Education & Research, 3, 427–439.

British Pharmacopoeia, 2011. British Pharmacopoeia. The British Pharmacopoeia

Commission, London.

Chaudhari, S.P., Dugar, R.P., 2017. Application of Surfactants in Solid Dispersion

Technology for Improving Solubility of Poorly Water Soluble Drugs.

Journal of Drug Delivery Science and Technology, 41, 68–77.

Fudholi, A., 2013. Disolusi dan Pelepasan in Vitro. Pustaka Pelajar. Yogyakarta,

137-143.

Hartono, E.P., 2012. Pengaruh Poloxamer 188 Terhadap Disolusi Allopurinol

dalam Dispersi Padat Allopurinol-PVP K30-Poloxamer 188.

Perpustakaan Universitas Airlangga. Surabaya, 1-3.

Haser, A. and Zhang, F., 2018. New Strategies for Improving the Development

and Performance of Amorphous Solid Dispersions. AAPS PharmSciTech.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

19

Jantarat, C., 2013. Bioavailability Enhancement Techniques of Herbal Medicine:

A Case Example of Curcumin. Academic Sciences, 5(1), 1-8.

Kadir, 2012. Study of Binary and Ternary Solid Dispersion of Spironolactone

Prepared By Co-Precipitation Method for the Enhancement of Oral

Bioavailability. Journal of Applied Pharmaceutical Science, 2(10), 117-

122.

Katsidoni, V., Alexiou, P., Fotiadou, M., 2014. Curcumin, Demethoxycurcumin

and Bisdemethoxycurcumin Differentially Inhibit Morphine's Rewarding

Effect in Rats. Springer-Verlag Berlin Heidelberg, 2-12.

Khodaverdi, E., Khalili, N., Zangiabadi, F., and Homayouni, A., 2012.

Preparation, Characterization and Stability Studies of Glassy Solid

Dispersions of Indometachin Using PVP and Isomalt as Carriers. Iranian

Journal of Basic Medical Sciences, 15(3), 820-832.

Minhaz, A., Rahman, M., Ahsan, Q., Rahman, H., 2012. Enhancement of

Solubility and Dissolution Properties of Clonazepam by Solid

Dispersions. International Journal of Pharmacy & Life Sciences, 3(3),

1510–1518.

Nguyen, T.N., Tran, P.H., and Vo, T.V., 2015. Dissolution Enhancement of

Curcumin by Solid Dispersion with Polyethylene Glycol 6000 and

Hydroxypropyl Methylcellulose, Springer International Publishing

Switzerland, 298-301.

Rahman, S.M.H., Telny, T.C., Ravi, T.K., Kuppusamy, S., 2009. Role of

Surfactant and pH in Dissolution of Curcumin. Indian Journal of

Pharmaceutical Sciences, 139–142.

Singh, G., Kapoor, I.P.S., Singh, P., Heluani, C.S.D., Lampasona, M.P.D,

Catalan, C.A.N., 2010. Comparative Study of Chemical Composition and

Antioxidant Activity of Fresh and Dry Rhizomes of Turmeric (Curcuma

longa Linn). Food and Chemical Toxicology, 48(4), 1026–1031.

Sridhar, I., Doshi, A., Joshi, B., Wankhede, V., Doshi, J., 2013. Solid Dispersions:

an Approach to Enhance Solubility of Poorly Water Soluble Drug.

Journal of Scientific and Innovative Research, 2(23), 685–694.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

20

Srinarong, P., Kouwen, S., Visser, M.R., Hinrichs, W.L.J., Frijlink, H.W., 2010.

Effect of Drug-Carrier Interaction on The Dissolution Behaviour of Solid

Dispersion Tablets. 15(5), 460-468.

Ucisik, M.H., Kupcu, S., Schuster, B., Sleytr, U.B., 2013. Characterization of

CurcuEmulsomes: Nanoformulation for Enhanced Solubility and

Delivery of Curcumin. Journal of Nanobiotechnology, 11, 37.

Uddin, R., Saffoon, N., Huda, N.H., Jhanker, Y.M., 2010. Effect of Water Soluble

Polymers on Dissolution Enhancement of Ibuprofen Solid Dispersion

Prepared by Fusion Method, Stamford Journal of Pharmaceutical

Sciences, 3(1), 63-67.

USP, 1995. Dissolution. The United States Pharmacopoeia Convention. USA.

Zheng, B., Zhang, Z., Chen, F., Luo, X., Julian, D., 2017. Food Hydrocolloids

Impact of Delivery System Type on Curcumin Stability: Comparison of

Curcumin Degradation in Aqueous Solutions, Emulsions, and Hydrogel

Beads. Food Hydrocolloids, 71, 187–197.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

21

LAMPIRAN

Lampiran 1. Certificate of Analysis (CoA) Ekstrak Kunyit dari PT.

Phytochemindo Reksa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

22

Lampiran 2. Product Information Standar Kurkumin dari Nacalai Tesque, Inc Jepang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

23

Lampiran 3. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

a. Overlay Optimasi Spektrum Lamda Maksimum Medium Disolusi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

24

b. Overlay Optimasi Spektrum Lamda Maksimum Metanol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

25

Lampiran 4. Hasil Verifikasi Metode Analisis Akurasi dan Presisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

26

Lampiran 5. Summary Output Regression Statistics Kurva Baku Kurkumin dalam Medium Disolusi

Lampiran 6. Summary Output Regression Statistics Kurva Baku Kurkumin dalam Metanol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

27

Lampiran 7. Perhitungan Bahan dalam Pembuatan Dispersi Padat dan Campuran Fisik Masing-Masing Drug Load

Arti drug load 33% yaitu terdapat 33% ekstrak kunyit dengan 67% pembawa (poloxamer 407) dalam dispersi padat sehingga perbandingan jumlah ekstrak kunyit:poloxamer 407 yaitu 3,3:6,7. Maka, untuk proporsi ekstrak 50% dan 67% didapatkan masing-masing perbandingan ekstrak kunyit:poloxamer 407 yaitu 1:1 dan 6,7:3,3. Dispersi padat dibuat sebanyak 6 gram untuk setiap formula.

Formula Drug Load

Dispersi Padat Ekstrak Kunyit (g) Poloxamer 407 (g)

I 33% 1,98 4,02

II 50% 3,00 3,00

III 67% 4,02 1,98

Lampiran 8. Pembuatan Dispersi Padat

a. Penimbangan Bahan dalam Pembuatan Dispersi Padat Masing-Masing Drug Load

Formula Drug Load Dispersi

Padat Ekstrak Kunyit (g) Poloxamer 407 (g)

I 33% 1,98 4,03

II 50% 3,00 3,00

III 67% 4,02 1,99

b. Perhitungan Rendemen Dispersi Padat Drug Load 33%, 50%, dan 67%

Rumus perhitungan rendemen = x 100%

Dispersi Padat

33% 50% 67%

Berat akhir 5,20 g 5,00 g 4,87 g

Berat total 6,01 g 6,00 g 6,01 g

Yield 86,52 % 83,33 % 81,03 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

28

Lampiran 9. Statistika Uji Kelarutan

Uji Normalitas Campuran Fisik dan Dispersi Padat Drug Load 33%, 50%, dan 67% Menggunakan Saphiro-Wilk Test

Data uji normalitas, didapatkan semua data terdistribusi normal maka pengujian dilanjutkan dengan uji T. a. Signifikansi Kelarutan antara Campuran Fisik dan Dispersi Padat Drug Load

33%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

29

b. Signifikansi Kelarutan antara Campuran Fisik dan Dispersi Padat Drug Load 50%

c. Signifikansi Kelarutan antara Campuran Fisik dan Dispersi Padat Drug Load 67%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

30

Lampiran 10. Uji Disolusi

a. Massa Isi Kapsul yang Ditimbang untuk Uji Disolusi

Sampel Replikasi I

(mg)

Replikasi II

(mg)

Replikasi III

(mg)

Rata-Rata

(mg) SD

CF 33% 499,80 500,20 500,20 500,07 0,23

DP 33% 500,00 500,30 499,80 500,03 0,25

CF 50% 500,30 500,30 500,20 500,27 0,06

DP 50% 500,40 499,70 500,40 500,17 0,40

CF 67% 499,70 499,90 500,40 500,00 0,36

DP 67% 500,50 500,20 500,40 500,37 0,15

Keterangan:

CF = campuran fisik

DP = dispersi padat

SD = standar deviasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

31

b. Contoh Hasil Data Uji Disolusi

Campuran Fisik 33%

Menit

Abs C

(μg/mL)

Q

(μg/500mL) Q (mg) %D Rata-rata %D ± SD

0 0 0 0 0 0 0

10

R1 0,087 28,66 14330,62 14,33 10,26

8,84 ± 1,26 R2 0,073 23,48 11741,86 11,74 8,40

R3 0,069 22,00 11002,22 11,00 7,87

15

R1 0,099 33,10 16549,56 16,55 11,85

12,15 ± 0,33 R2 0,101 33,84 16919,38 16,92 12,11

R3 0,104 34,95 17474,11 17,47 12,50

30

R1 0,166 57,88 28938,61 28,94 20,72

21,46 ± 0,67 R2 0,176 61,58 30787,72 30,79 22,03

R3 0,173 60,47 30232,99 30,23 21,63

45

R1 0,207 73,04 36519,97 36,52 26,15

26,71 ± 0,49 R2 0,213 75,26 37629,44 37,63 26,92

R3 0,214 75,63 37814,35 37,81 27,06

60

R1 0,203 71,56 35780,33 35,78 25,62

26,71 ± 0,95 R2 0,215 75,10 37999,26 37,10 27,19

R3 0,216 76,37 38184,17 38,18 27,32

90

R1 0,194 68,23 34116,12 34,12 24,43

24,24 ± 0,55 R2 0,188 66,01 33006,66 33,01 23,62

R3 0,196 68,97 34485,95 34,49 24,67

120

R1 0,205 72,30 36150,15 36,15 25,89

26,53 ± 0,56 R2 0,213 75,26 37629,44 37,63 26,92

R3 0,212 74,89 37444,53 37,45 26,79

150

R1 0,230 81,55 40772,93 40,77 29,20

28,74 ± 1,01 R2 0,218 77,11 38553,99 38,55 27,59

R3 0,232 82,29 41142,75 41,14 29,44

180

R1 0,218 77,11 38553,99 38,55 27,61

26,62 ± 1,92 R2 0,194 68,23 34116,12 34,12 24,41

R3 0,220 77,85 38923,82 38,92 27,85

Keterangan:

R = replikasi

Abs = absorbansi

C = konsentrasi

Q = jumlah kurkumin terukur

%D = persen terdisolusi

SD = standar deviasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

32

Dispersi Padat 33%

Menit

Abs C

(μg/mL) Q (μg/500mL) Q (mg) %D Rata-rata %D ± SD

0 0 0 0 0 0 0

10

R1 0,034 9,06 4530,33 4,53 3,24

3,24 ± 0,002 R2 0,034 9,06 4530,33 4,53 3,24

R3 0,034 9,06 4530,33 4,53 3,24

15

R1 0,139 47,89 23946,01 23,95 17,14

16,48 ± 0,67 R2 0,129 44,19 22096,90 22,10 15,81

R3 0,134 46,04 23021,45 23,02 16,48

30

R1 0,184 64,53 32267,01 32,27 23,10

23,76 ± 0,67 R2 0,189 66,38 33191,57 33,19 23,74

R3 0,194 68,23 34116,12 34,12 24,43

45

R1 0,293 104,84 52422,34 52,42 37,52

38,58 ± 0,96 R2 0,303 108,54 54271,45 54,27 38,82

R3 0,307 110,02 55011,09 55,01 39,39

60

R1 0,304 108,91 54456,36 54,46 38,98

38,67 ± 0,41 R2 0,303 108,54 54271,45 54,27 38,82

R3 0,298 106,69 53346,89 53,35 38,20

90

R1 0,296 105,95 52977,07 52,98 37,92

38,27 ± 0,75 R2 0,295 105,58 52792,16 52,79 37,76

R3 0,305 109,28 54641,27 54,64 39,13

120

R1 0,304 108,91 54456,36 54,46 38,98

39,02 ± 0,31 R2 0,307 110,02 55011,09 55,01 39,35

R3 0,302 108,17 54086,54 54,09 38,73

150

R1 0,290 103,74 51867,60 51,87 37,13

38,93 ± 3,62 R2 0,286 102,26 51127,96 51,13 36,57

R3 0,335 120,38 60188,61 60,19 43,10

180

R1 0,319 114,46 57230,03 57,23 40,96

41,18 ± 0,40 R2 0,319 114,46 57230,03 57,23 40,94

R3 0,324 116,31 58154,59 58,15 41,64

Keterangan:

R = replikasi

Abs = absorbansi

C = konsentrasi

Q = jumlah kurkumin terukur

%D = persen terdisolusi

SD = standar deviasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

33

c. Perhitungan AUC dan DE Campuran Fisik 33%

Menit %D AUC DE Rata-Rata DE ± SD

0 0 0 0 0

10

R1 10,26 51,31 5,13

4,42 ± 0,63 R2 8,40 42,01 4,20

R3 7,87 39,36 3,94

15

R1 11,85 55,28 7,11

6,45 ± 0,58 R2 12,11 51,27 6,22

R3 12,50 50,94 6,02

30

R1 20,72 244,29 11,70

11,63 ± 0,08 R2 22,03 256,00 11,64

R3 21,63 256,00 11,54

45

R1 26,15 351,54 15,61

15,78 ± 0,16 R2 26,92 367,13 15,92

R3 27,06 365,15 15,81

60

R1 25,62 388,28 18,18

18,51 ± 0,29 R2 27,19 405,83 18,70

R3 27,32 407,82 18,65

90

R1 24,43 750,74 20,46

20,83 ± 0,33 R2 23,62 762,05 20,94

R3 24,67 779,91 21,10

120

R1 25,89 754,72 21,63

21,97 ± 0,32 R2 26,92 758,08 22,02

R3 26,79 771,97 22,26

150

R1 29,20 826,21 22,82

23,10 ± 0,31 R2 27,58 817,62 23,07

R3 29,44 843,41 23,43

180

R1 27,61 852,03 23,75

23,87 ± 0,39 R2 24,41 779,91 23,56

R3 27,85 859,29 24,30

Keterangan:

%D = % terdisolusi

AUC = area under curve

DE = disolusi efisiensi

SD = standar deviasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

34

Dispersi Padat 33%

Menit %D AUC DE Rata-Rata DE ± SD

0 0 0 0 0

10

R1 3,24 16,21 1,62

1,62 ± 0,001 R2 3,24 16,20 1,62

R3 3,24 16,22 1,62

15

R1 17,14 50,96 4,48

4,37 ± 0,11 R2 15,81 47,62 4,25

R3 16,48 49,32 4,37

30

R1 23,10 301,77 12,30

12,24 ± 0,20 R2 23,74 296,62 12,01

R3 24,43 306,85 12,41

45

R1 37,52 454,63 18,30

18,55 ± 0,32 R2 38,82 469,24 18,44

R3 39,39 478,65 18,91

60

R1 38,98 573,75 23,29

23,57 ± 0,30 R2 38,82 582,34 23,53

R3 38,20 581,93 23,88

90

R1 37,92 1153,46 28,34

28,54 ± 0,24 R2 37,76 1148,80 28,45

R3 39,13 1159,88 28,81

120

R1 38,98 1153,46 30,87

31,06 ± 0,25 R2 39,35 1156,73 30,98

R3 38,73 1167,82 31,34

150

R1 37,13 1141,55 32,31

32,65 ± 0,53 R2 36,57 1138,88 32,38

R3 43,10 1227,41 33,25

180

R1 40,96 1171,33 33,43

33,88 ± 0,77 R2 40,94 1162,69 33,44

R3 41,64 1271,10 34,77

Keterangan:

%D = % terdisolusi

AUC = area under curve

DE = disolusi efisiensi

SD = standar deviasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

35

Lampiran 11. Statistika Uji Disolusi 1. Uji Normalitas (Shapiro-Wilk Test) antara Campuran Fisik dan Dispersi Padat

Drug Load 33%

Karena hasil data tidak terdistribusi normal, maka pengujian dilanjutkan dengan menggunakan Mann-Whitney Test. Drug Load 50%

Karena hasil data tidak terdistribusi normal, maka pengujian dilanjutkan dengan menggunakan Mann-Whitney Test.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

36

Drug Load 67%

Didapatkan data terdistribusi normal, maka pengujian dilanjutkan dengan uji T. 2. Uji Normalitas (Shapiro-Wilk Test) antara Dispersi Padat Drug Load 33%,

50%, dan 67%

Didapatkan data terdistribusi normal, maka untuk melihat perbedaan antar dispersi padat dilakukan dengan uji Anova.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

37

3. Uji Signifikansi Campuran Fisik dan Dispersi Padat

Drug Load 33%

Drug Load 50%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

38

Drug Load 67%

4. Uji Anova untuk Dispersi Padat dengan Drug Load 33%, 50%, dan 67%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

39

Lampiran 12. Alat Pengeringan Pelarut Menggunakan Rotary Evaporator

Lampiran 13. Uji Kadar Kurkumin

Lampiran 14. Uji Kelarutan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

40

Lampiran 15. Uji Disolusi Campuran Fisik (kiri) dan Dispersi Padat (kanan)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/27713/2/148114086_full.pdf · PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER

41

BIOGRAFI PENULIS

Penulis dengan nama lengkap Sastira Putri lahir

di kota Sragen pada tanggal 13 Juli 1996, merupakan

anak dari pasangan Bapak Sardani dan Ibu Tri Wahyu

Krisnandari. Pendidikan formal yang telah ditempuh

yaitu masa kanak-kanak di TK Tri Bakti (2000-2002),

melanjutkan pendidikan tingkat Sekolah Dasar di SD

Negeri 15 Sragen (2002-2008), Pendidikan Sekolah

Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Sragen (2008-

2011), pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA

Negeri 1 Sragen (2011-2014), dan kemudian

melanjutkan pendidikan tinggi pada program Studi S1

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan judul tugas

akhir: “Perbedaan Profil Disolusi Kurkumin pada Sistem Dispersi Padat Ekstrak

Kunyit – Poloxamer 407 dengan Berbagai Drug Load”.

Selama pendidikan S1 penulis pernah bekerja sebagai Asisten Praktikum

Peracikan Obat (2015-2016). Penulis pernah aktif dalam organisasi Jaringan

Mahasiswa Kesehatan Indonesia di Fakultas Farmasi sebagai anggota divisi

Pengabdian kepada Masyarakat (2014-2015) dan Wakil Komisaris bidang

Eksternal (2015-2016). Pada tahun 2016-2017, penulis menjadi Kepala

Departemen Informasi dan Komunikasi Jaringan Mahasiswa Kesehatan Indonesia

tingkat Regional di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penulis tergabung dalam

Paduan Suara Farmasi Veronika (2015-2016). Penulis juga aktif dalam beberapa

kegiatan kemahasiswaan yaitu Donor Darah 2014 sebagai bendahara, INSADHA

2016 sebagai sekretaris bidang umum, dan USD Talent 2016 sebagai sekretaris.

Prestasi yang pernah diraih penulis adalah mendapatkan dana hibah dari

Kemenristekdikti RI dalam Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Kepada

Masyarakat dengan judul “GENDIS PETANG HARI” (Generasi Disabilitas

Perempuan Tangguh Paham Swamedikasi Menstruasi) SLB B Wiyata Dharma 1

Tempel pada tahun 2017, dan juara 1 setara Medali Emas dalam Penyajian Poster

Karya Ilmiah pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) pada tahun

2017.

Kini dengan penuh perjuangan, kerja keras, dan proses pembelajaran

yang tiada henti, akhirnya penulis dapat menyelesaikan pendidikan strata 1 (satu)

di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI