plagiat merupakan tindakan tidak terpujirepository.usd.ac.id/11528/2/129114105_full.pdf · 2017. 7....
TRANSCRIPT
-
HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN
PENYESUAIAN DIRI DI PERGURUAN TINGGI
PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Aurelia Judith Pratiwi
129114105
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iii
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iv
HALAMAN MOTO
“Look not to the faults of others, nor to their omissions and commissions.
But rather look to your own act, to what you have done and left undone.”
Gautama Buddha
“There is no such thing as coincidence in this world.
Everything happens for a reason.”
“Yen wedi ing kewuh, sabarang tan ana kang dadi.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini kupersembahkan untuk semesta yang selalu menyertai
dan merestui hingga karya ini dapat selesai pada akhirnya. Semoga yang direstui
oleh semesta dapat membagi kebajikan pada sesama.
Kupersembahkan pula karya ini untuk:
ibuku, Foustina Lily Rahayu Prabaningrum
ayahku, Mayor SUS Agustinus Wigit Santosa, M.Si.
serta juniorku, Anastasya Nauli Putri Regitha
sebagai balasan (yang mungkin masih belum sepadan) atas pengorbanan,
dampingan, dukungan, dan doa-doa yang selalu berhasil meringankan keluh
dalam peluhku. Tidak pernah seujung jarum pun Ibu dan Ayah meminta yang tak
bisa aku lakukan, maka yang telah kuupayakan sekeras-kerasnya inilah yang
kupersembahkan untuk Ibu di rumah dan Ayah di surga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vii
HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL
DAN PENYESUAIAN DIRI DI PERGURUAN TINGGI
PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA
Aurelia Judith Pratiwi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara locus of control internal dan penyesuaian
diri di perguruan tinggi pada mahasiswa tahun pertama. Hipotesis yang diajukan oleh peneliti
adalah ada hubungan postitif antara locus of control internal dan penyesuaian diri di perguruan
tinggi. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode korelasi. Responden
pada penelitian ini berjumlah 125 mahasiswa tahun pertama di Universitas Sanata Dharma, yang
berusia 18 sampai 25 tahun. Metode pengumpulan data dilakukan dengan membagikan skala
pengukuran locus of control internal dan skala penyesuaian diri di perguruan tinggi yang
berbentuk skala Likert kepada responden penelitian. Koefisien reliabilitas skala locus of control
internal adalah sebesar α = 0,707, sedangkan koefisien reliabilitas untuk skala penyesuaian diri di perguruan tinggi sebesar α = 0,849. Uji korelasi dilakukan dengan teknik analisis Pearson Product Moment Hasil analisis data menunjukkan adanya korelasi positif dan signifikan antara locus of
control internal dan penyesuaian diri di perguruan tinggi, yaitu sebesar r = 0,528 (p = 0,00),
artinya hipotesis yang diajukan diterima. Locus of control internal memberikan kontribusi terhadap
penyesuaian diri di perguruan tinggi sebesar 27,9%.
Kata kunci: locus of control internal, penyesuaian diri di perguruan tinggi, mahasiswa tahun
pertama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
viii
CORRELATION BETWEEN INTERNAL LOCUS OF CONTROL AND
COLLEGE ADJUSTMENT AMONG FRESHMEN
Aurelia Judith Pratiwi
ABSTRACT
This study was aimed to examine the correlation between internal locus of control and college
adjustment among freshmen. 125 freshmen at Sanata Dharma University were participated in this
study. Data were collected by using Internal Locus of Control Scale and College Adjustment
Scale. The coefficient reliability of Internal Locus of Control Scale (α) is 0,707 and coefficient reliability of College Adjustment Scale (α) is 0,849. Data were analyzed by using Pearson Product Moment technique. The result of data analyze shows that there is a significant positive correlation
between internal locus of control and college adjustment with r = 0,528 (p = 0,00). It means the
hypothesis in this study is accepted. In conclusion, this study shows that the higher level of internal
locus of control, the better college adjustment freshmen can have. Internal locus of control
contribute 27,9% toward college adjustment while 72,1% is contributed by other variables.
Keyword: internal locus of control, college adjustment, freshmen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas restu, waktu dan
akal budi yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
penuh pembelajaran dalam prosesnya.
Penulis menyadari bahwa selama proses penulisan skripsi ini tidak terlepas
dari dukungan berbagai pihak dalam bentuk bantuan dan hal lainnya. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis mengungkapkan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
2. Bapak P. Eddy Suhartanto, M. Si., selaku Kepala Program Studi Fakultas
Psikologi.
3. Ibu Dr. Y. Titik Kristiyani, M. Psi., selaku Dosen Pembimbing Skripsi.
Terima kasih yang teramat banyak atas kesabaran, waktu dan tenaga yang luar
biasa Ibu curahkan selama membimbing saya
4. Bapak Drs. H. Wahyudi, M. Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik.
5. Segenap dosen Fakultas Psikologi yang telah memberikan banyak ilmu,
wawasan, dan pengalaman yang sangat berharga kepada penulis.
6. Segenap karyawan Fakulas Psikologi (Mas Gandung, Bu Nanik dan Mas
Muji) atas bantuan yang diberikan berkaitan keperluan administrasi dan
praktikum sejak tahun pertama perkuliahan.
7. Seluruh mahasiswa USD angkatan 2016 yang bersedia menjadi responden
penelitian secara suka rela.
8. Mama dan Papa. Terimakasih untuk kesabaran, pengorbanan dan semua yang
telah Mama dan Papa lakukan sampai kakak bisa menyelesaikan kewajiban
ini. Terimakasih pula untuk adikku, Tasya, my personal alarm.
9. Bue dan Babe atas segala bentuk dukungan, baik secara materiil maupun
moril.
10. Clara, Nona, Jeje, dan Rio sebagai teman penelitian ‘tenda’, serta teman-
teman lain di bawah bimbingan Bu Titik (Ken, Monic, Devita, Bella, Ivie,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xi
Olive, Indri, Rizki, Dira, dll.) yang sangat signifikan pengaruhnya dalam
pengerjaan skripsi ini.
11. Bella, Teteh, Lona, Chika, Devita, Yosua, Gede, Vishnu, Lintang, dan Oni
yang sering menemani serta mendukung proses pengerjaan skripsi ini bahkan
menjadi tutor pribadi.
12. Gede, Yosua, dan Yogi (beserta pasangan masing-masing). Terima kasih
untuk layar-layar film dan panggung-panggung musik yang menjadi salah satu
sumber energi dalam proses pengerjaan tiap lembar skripsi ini.
13. LION, Panti PF 2015, Maureen, Ochi, Indun, Bayu, Ita, Dipa, Unyil-Menuk,
Leviana, Lia, Bebing, Anette, Manansyer, Lydia, Ayne, Kasita, Ochasasmitha,
serta teman-teman lain yang selalu menjadi pengingat untuk menyelesaikan
karya ini dengan bertanya (secara berulang): “Gimana skripsinya?”
14. Seluruh pihak yang mendukung pengerjaan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca supaya skripsi ini menjadi penelitian yang lebih baik dan bermanfaat
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Terima kasih.
Yogyakarta, 19 Juli 2017
Penulis,
Aurelia Judith Pratiwi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .............................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN MOTO ...................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
ABSTRACT ..................................................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
DAFTAR BAGAN ........................................................................................ xviii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 9
D. Manfaat Penelitian............................................................................... 9
1. Manfaat Teoritis ............................................................................. 9
2. Manfaat Praktis .............................................................................. 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiii
BAB II. LANDASAN TEORI ....................................................................... 11
A. Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi ................................................. 11
1. Pengertian Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi ......................... 11
2. Dimensi Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi ............................ 13
3. Faktor yang Memengaruhi Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi 16
B. Locus of Control Internal ..................................................................... 20
1. Konsep Locus of Control ............................................................... 20
2. Pengertian Locus of Control Internal ............................................. 21
3. Karakteristik Locus of Control Internal ......................................... 22
4. Dampak Locus of Control Internal pada Individu......................... 23
C. Mahasiswa Tahun Pertama .................................................................. 26
D. Penelitian-Penelitian Terkait ............................................................... 27
E. Hubungan antara Locus of Control Internal dan Penyesuaian Diri
di Perguruan Tinggi pada Mahasiswa Tahun Pertama ........................ 30
F. Skema Penelitian ............................................................................ … 36
G. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 38
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 39
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 39
B. Identifikasi Variabel Penelitian ........................................................... 39
C. Definisi Operasional ............................................................................ 39
1. Locus of Control Internal ............................................................... 39
2. Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi ........................................... 40
D. Responden Penelitian .......................................................................... 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiv
E. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 41
1. Penyusunan Blueprint .................................................................... 41
2. Focus Group Discussion ................................................................ 44
3. Penulisan Item ................................................................................ 49
4. Review dan Revisi Item .................................................................. 51
5. Validitas Isi .................................................................................... 51
6. Uji Coba Alat Ukur ........................................................................ 54
F. Reliabilitas Alat Ukur .......................................................................... 57
G. Metode Analisis Data .......................................................................... 58
1. Uji Normalitas ................................................................................ 59
1. Uji Linearitas .................................................................................. 59
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 60
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 60
1. Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 60
2. Deskripsi Responden ...................................................................... 60
3. Deskripsi Data Penelitian ............................................................... 61
4. Reliabilitas Data Penelitian ............................................................ 64
5. Hasil Uji Asumsi ............................................................................ 65
6. Hasil Uji Hipotesis ......................................................................... 66
B. Pembahasan ......................................................................................... 68
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 73
A. Kesimpulan ......................................................................................... 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xv
B. Saran .................................................................................................... 73
1. Bagi Mahasiswa Tahun Pertama .................................................... 74
2. Bagi Penelitian Selanjutnya ........................................................... 74
3. Bagi Dosen Pembimbing Akademik .............................................. 75
4. Bagi Institusi Perguruan Tinggi ..................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 76
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................. 83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Blueprint Skala Locus of Control Internal ........................................... 42
Tabel 2. Blueprint Skala Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi ....................... 44
Tabel 3. Pemberian Skor Skala Locus of Control Internal dan Skala
Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi ................................................ 50
Tabel 4. Distribusi Item Skala Locus of Control Internal Sebelum dan
Sesudah Uji Coba ................................................................................ 57
Tabel 5. Distribusi Item Skala Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi
Sebelum dan Sesudah Uji Coba .......................................................... 55
Tabel 6. Deskripsi Responden Penelitian........................................................... 61
Tabel 7. Deskripsi Data Penelitian ..................................................................... 62
Tabel 8. Kategorisasi Tingkat Locus of Control Internal Responden ................ 63
Tabel 9. Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi............... 64
Tabel 10. Hasil Uji Reliabilitas Data Penelitian .................................................. 65
Tabel 11. Hasil Uji Normalitas ............................................................................ 65
Tabel 12. Hasil Uji Linearitas .............................................................................. 66
Tabel 13. Hasil Uji Korelasi................................................................................. 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Panduan FGD Locus of Control Internal ........................................ 83
Lampiran 2 Panduan FGD Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi .................... 85
Lampiran 3 Form Penilaian Validitas Isi Locus of Control Internal .................. 87
Lampiran 4 Form Penilaian Validitas Isi Penyesuaian Diri di Perguruan
Tinggi ............................................................................................. 96
Lampiran 5 Hasil Pengujian Validitas Isi Locus of Control Internal .............. 104
Lampiran 6 Hasil Pengujian Validitas Isi Penyesuaian Diri di Perguruan
Tinggi ........................................................................................... 108
Lampiran 7 Skala Kehidupan Perkuliahan Uji Coba ....................................... 112
Lampiran 8 Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Skala Uji Coba Locus of
Control Internal ........................................................................... 128
Lampiran 9 Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Skala Uji Coba Penyesuaian
Diri di Perguruan Tinggi ............................................................. 134
Lampiran 10 Skala Kehidupan Perkuliahan ....................................................... 144
Lampiran 11 Hasil Uji Reliabilitas Data ........................................................... 155
Lampiran 12 Uji Normalitas ............................................................................. 157
Lampiran 13 Uji Linearitas ............................................................................... 160
Lampiran 14 Uji Hipotesis ................................................................................ 163
Lampiran 15 Uji One Sample Test ................................................................... 165
Lampiran 16 Surat Ijin Penelitian ...................................................................... 167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xviii
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Dinamika Hubungan antara Locus of Control Internal dan
Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi................................................... 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Kehidupan tahun pertama di perguruan tinggi merupakan dunia baru
bagi individu yang beralih status dari siswa sekolah menengah menjadi
mahasiswa. Mereka umumnya merasakan perbedaan dan mengalami banyak
perubahan pada masa awal memasuki dunia perkuliahan. Menurut Gunarsa
(2004), individu yang baru saja beralih status menjadi mahasiswa mengalami
perbedaan dalam hal sistem pendidikan perguruan tinggi meliputi sistem
pengajaran, disiplin, serta hubungan antara mahasiswa dengan dosen. Selain
dalam hal akademik, perubahan juga terjadi pada hubungan sosial. Hal
tersebut didukung oleh hasil wawancara yang dilakukan terhadap 10 orang
mahasiwa tahun pertama angkatan 2016 pada tanggal 15 September 2016 di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Mahasiswa tahun pertama dalam
wawancara tersebut memaparkan bahwa dirinya merasakan perbedaan pada
masa awal perkuliahan dan mengalami perubahan dalam hal-hal kompleks
seperti sistem belajar, lingkungan pergaulan, dan aktivitas sehari-hari.
Perbedaan dan perubahan yang dialami tersebut, jika tidak diatasi
dengan baik oleh mahasiswa tahun pertama dapat menyebabkan masalah-
masalah seperti menimbulkan perasaan tertekan pada individu (Duffy &
Atwater, 2005; Friedlander, Reid, Shupak, & Cribbie, 2007; Thurber &
Walton, 2012). Hal ini ditemukan pula dalam hasil wawancara yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
dilakukan oleh peneliti dimana sebanyak delapan dari sepuluh orang
mahasiswa tahun pertama mengakui bahwa dirinya masih mengalami
perasaan tertekan dan cemas karena perbedaan dan perubahan yang terjadi
dalam tahun pertama perkuliahan hingga memengaruhi prosesnya mengikuti
perkuliahan. Hal tersebut dialami mahasiswa tahun pertama yang menghadapi
norma dan budaya baru, teman baru, tugas yang banyak, dan perubahan lain
pada gaya hidup menuntut waktu dan pengaturan diri yang lebih baik
dibandingkan pada saat masa sekolah menengah atas.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut pula, diketahui mahasiswa
tahun pertama belum menemukan cara belajar yang efektif sehingga merasa
kewalahan dengan tugas kuliah yang menumpuk dan membutuhkan tenaga
serta waktu yang ekstra untuk menyelesaikannya. Mereka mencemaskan
ujian-ujian, bermasalah saat berbicara di depan kelas, dan semakin merasa
tertekan karena kesulitan dalam mengatur waktu antara mengerjakan tugas
dengan kegiatan lain seperti kegiatan keorganisasian dan kegiatan komunitas
kampus. Hal ini membuat mereka takut mengalami kegagalan di perguruan
tinggi. Gerdes dan Mallinckrodt (1994) menyatakan bahwa kegagalan dalam
memenuhi tuntutan-tuntutan universitas menjadi masalah paling umum bagi
mahasiswa untuk menarik diri dari pendidikan di perguruan tinggi.
Tidak hanya itu, dari hasil wawancara tersebut juga diketahui bahwa
enam dari sepuluh mahasiswa mengalami kesulitan untuk bergaul karena
merasa cemas dengan lingkungan barunya. Ahkam (2004) memaparkan data
dari Unit Bimbingan Konseling Mahasiswa (UBKM) Universitas Negeri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
Makassar tahun 2001-2003 yang menunjukkan bahwa permasalahan yang
paling sering dikonsultasikan oleh mahasiswanya berupa perasaan rendah diri
dalam situasi baru, kurang percaya diri dalam kegiatan di kelas, kesulitan
bergaul di dalam maupun di luar kampus, sulit menyesuaikan diri dengan
dosen, menyelesaikan kuliah melebihi waktu yang seharusnya, hingga drop
out. Data lain juga dimuat oleh mediaindonesia.com pada tahun 2016 dan
kabarkampus.com pada tahun 2015 bahwa jumlah mahasiswa yang
mengalami drop out di Universitas Tadulako Sulawesi Tengah dan Institut
Teknologi Sepuluh November Surabaya terbilang tinggi akibat gagal
menyesuaikan diri dengan tuntutan perkuliahan seperti kurangnya
kemampuan bersosialisasi serta beradaptasi dengan lingkungan dan
perubahan pola belajar.
Dalam menghadapi situasi terkait perbedaan dan perubahan itu,
mahasiswa tahun pertama dituntut untuk dapat menyesuaikan diri di
perguruan tinggi agar mampu menguasai lingkungan sosial barunya,
mengembangkan orientasinya terhadap institusi tempat dirinya berkuliah,
menjadi anggota yang produktif dalam lingkup perguruan tinggi, dan
menyesuaikan diri dengan peran serta tanggung jawab barunya (Credé &
Niehorster, 2012; Gall, Evans, & Bellerose, 2000).
Penyesuaian diri di perguruan tinggi merupakan sebuah respon
psikososial pada diri mahasiswa dalam menanggapi perubahan-perubahan
yang terjadi di lingkungan sekitarnya, yang dapat menjadi sumber stress dan
memerlukan serangkaian keterampilan coping (Baker, McNeil, & Siryk,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
4
1985). Baker dan Siryk (1986) mengemukakan empat dimensi penyesuaian
diri di perguruan tinggi yang meliputi penyesuaian akademik (academic
adjustment), penyesuaian sosial (social adjustment), penyesuaian personal-
emosional (personal-emotional adjustment), dan kelekatan institusional
(institutional-attachment). Berdasarkan pendapat tersebut, mahasiswa tahun
pertama dikatakan telah melakukan penyesuaian diri di perguruan tinggi
ketika mampu beradaptasi dengan tuntutan-tuntutan akademik perkuliahan
yang cenderung lebih besar dibandingkan saat SMA, mampu berintegrasi
dengan lingkungan sosial yang baru di kalangan kampus, mulai muncul
kelekatan secara emosional dengan perguruan tingginya, dan mampu melalui
kecemasan serta stress akibat tuntutan lingkungan perkuliahan.
Mahasiswa tahun pertama yang mampu melakukan penyesuaian diri
dengan baik akan lebih mudah untuk berkembang secara optimal sesuai
potensi yang dimilikinya sehingga tujuan dalam menempuh pendidikan
tercapai. Hal ini didukung dengan penelitian-penelitian yang menunjukkan
penyesuaian di perguruan tinggi yang baik pada mahasiswa tahun pertama
berpengaruh dalam pencapaian akademik yang baik pula serta ketahanan
mahasiswa dalam berkuliah (Baker & Siryk, 1986; Beyers & Goossens, 2003;
Credé & Niehorster, 2012). Penelitian sebelumnya juga menunjukkan adanya
hubungan negatif antara penyesuaian diri di perguruan tinggi dengan tingkat
stress dan kecenderungan drop out (Baker & Siryk, 1986; Beyers &
Goossens, 2003; Crede & Nichorster, 2012; Friedlander et al., 2007). Hal ini
menunjukkan bahwa dengan melakukan penyesuaian diri di perguruan tinggi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
5
mahasiswa tahun pertama akan cenderung terhindar dari stress akibat
perubahannya yang dapat menghambat proses menempuh pendidikan di
perguruan tinggi. Oleh karena itu, penyesuaian diri di perguruan tinggi yang
baik dirasa cukup penting bagi para mahasiswa tahun pertama.
Menyadari pentingnya penyesuaian diri di perguruan tinggi, para
peneliti terdahulu telah melakukan penelitian-penelitian terkait guna
mengetahui faktor-faktor yang dapat memengaruhi penyesuaian diri di
perguruan tinggi itu sendiri. Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan
bahwa penyesuaian diri di perguruan tinggi dapat dipengaruhi oleh faktor
demografis seperti etnis, jenis kelamin, usia dan status generasi (Bernier,
Larose, Boivin, & Soucy, 2004; Friedlander et al., 2007; Hertel, 2010;
Schneider & Ward, 2003), persepsi dukungan sosial (Friedlander et al., 2007;
Hertel, 2010; Schneider & Ward, 2003) dan persepsi hubungan mahasiswa
dengan orangtua (Orrego & Rodriguez, 2001; Schnuck & Handal, 2011).
Selain itu, penyesuaian diri juga dapat dipengaruhi oleh faktor
kecerdasan emosi (Adeyemo, 2005; Durán, Extremera, Rey, Fernández-
Berrocal, & Montalbán, 2006; Parker, Summerfeldt, Hogan, & Majeski,
2004; Petrides, Sangareau, Furnham, & Frederickson, 2006), karakter
kepribadian atau trait (Rice, Vergara, & Aldea, 2006; Schnuck et al., 2011),
serta evaluasi diri atau core self-evaluation yang meliputi stabilitas emosi,
harga diri atau self-esteem, efikasi diri atau self-efficacy, dan locus of control
(Aspelmeier, Love, McGill, Elliott, & Pierce, 2012; Credé & Niehorster,
2012; Friedlander et al., 2007; Hertel, 2010; Hickman, Bartholomae, &
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
6
McKenry, 2000; Pritchard, Wilson, & Yamnitz, 2007; Toews & Yazedjian,
2007).
Berdasarkan faktor-faktor yang telah disebutkan, peneliti melihat
locus of control sebagai sebuah variabel yang perlu dilihat hubungannya
dengan penyesuaian diri di perguruan tinggi. Hal ini mengacu pada
pernyataan bahwa locus of control menjadi faktor yang penting dalam
menentukan bagaimana mahasiswa baru akan menyesuaikan diri melalui
pemaknaan situasi menekan di perguruan tinggi (Crede & Nichorster, 2012;
Kammeyer-Mueller, Judge, dan Scott 2009). Rotter (1966) mengungkapkan
seorang individu dapat memaknai peristiwa yang terjadi dalam hidupnya
sebagai hal yang bergantung pada faktor dalam dirinya sendiri (locus of
control internal), atau memaknai peristiwa tersebut sebagai hal yang terjadi
karena pengaruh dari luar dirinya seperti takdir dan pengaruh orang lain
(locus of control eksternal). Individu dengan locus of control internal
diketahui cenderung memaknai peristiwa yang terjadi dalam hidupnya
sebagai hal yang dapat dikendalikan (Lefcourt, 1991). Dalam konteks
kehidupan di perguruan tinggi, pemaknaan terhadap tuntutan di perguruan
tinggi juga akan dilakukan oleh mahasiswa tahun pertama sebelum
menentukan bagaimana cara mahasiswa tersebut merespon tuntutan itu
sendiri. Mahasiswa tahun pertama yang memaknai tuntutan di perguruan
tinggi sebagai hal yang dapat dikendalikan, atau disebut memiliki locus of
control internal, akan memutuskan tindakan yang efektif dalam menghadapi
situasi tersebut dan mempertimbangkan konsekuensinya. Dengan kata lain,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
7
mahasiswa dengan locus of control internal akan cenderung merespon
tuntutan tersebut dengan berusaha menyesuaiankan dirinya di perguruan
tinggi. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti berfokus pada faktor
locus of control internal.
Locus of control merupakan sebuah kecenderungan yang bersifat
dinamis dan dapat berubah seiring bertambahnya usia individu (Crandall,
Katkovsky, & Crandall, 1965). Penelitian yang dilakukan oleh Crandall,
Katkovsky, dan Crandall (1965) menunjukkan semakin bertambahnya usia
individu maka kecenderungan locus of control yang dimilikinya semakin
internal sesuai dengan tingkat kedewasaan individu tersebut. Hal ini
menunjukkan bahwa locus of control merupakan faktor yang masih dapat
dikembangkan pada diri individu. Oleh karena itu, dengan menguji hubungan
antara locus of control internal dan penyesuaian diri di perguruan tinggi maka
dapat diketahui peran locus of control internal terhadap penyesuaian diri di
perguruan tinggi.
Penelitian-penelitian terdahulu terkait locus of control internal pada
mahasiswa telah menunjukkan kaitan locus of control internal terhadap
karakteristik individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik di perguruan
tinggi (Abouserie, 1994; Aspelmeier et al., 2012; Caplan, Henderson,
Henderson, & Fleming, 2002; Findley & Cooper, 1983; Gifford, Briceno-
Perriott, & Mianzo, 2006; Janssen & Carton, 1999; Martin & Dixon, 1994;
Roddenberry & Renk, 2010; Rose, Hall, Bolen, & Webster, 1996; Warehime
& Foulds, 1971). Akan tetapi, penelitian-penelitian yang dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
8
sebelumnya hanya menunjukkan hubungan locus of control internal dengan
salah satu dimensi penyesuaian diri di perguruan tinggi seperti penyesuaian
akademik atau penyesuaian sosial saja. Di sisi lain, tuntutan yang terjadi di
perguruan tinggi tidak hanya berasal dari dimensi akademik maupun sosial
saja, melainkan meliputi dimensi personal-emosianal dan komitmen terhadap
institusi perkuliahan seperti teori yang dikemukakan oleh Baker dan Syrik
(1986). Mahasiswa tahun pertama dikatakan berhasil melakukan penyesuaian
diri di perguruan tinggi apabila telah memenuhi keempat dimensi tersebut dan
tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Akan tetapi, pengukuran penyesuaian
diri di perguruan tinggi secara menyeluruh meliputi keempat dimensi tersebut
belum pernah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan pemaparan tersebut,
penelitian ini bermaksud untuk menguji hubungan antara locus of control
internal dan penyesuaian diri di perguruan tinggi pada mahasiswa tahun
pertama secara lebih komprehensif dengan menggunakan pengukuran yang
meliputi keempat dimensi penyesuaian diri dari Baker dan Syrik (1986).
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pemaparan sebelumnya terkait munculnya berbagai
masalah dalam perkuliahan akibat penyesuaian diri yang buruk pada tahun
pertama perkuliahan, maka peneliti berupaya melihat faktor yang dapat
memengaruhi penyesuaian diri di perguruan tinggi pada mahasiswa tahun
pertama. Dalam penelitian ini, peneliti secara khusus ingin melihat locus of
control internal sebagai faktor yang berhubungan dengan penyesuaian diri di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
9
perguruan tinggi tersebut. Dengan demikian, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: Apakah terdapat hubungan antara locus of control
internal dengan penyesuaian diri di perguruan tinggi pada mahasiswa tahun
pertama?
C. TUJUAN PENELTIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara locus of
control internal dengan penyesuaian diri di perguruan tinggi pada mahasiswa
tahun pertama.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini memberikan sumbangan ilmu dan pengetahuan di
bidang psikologi, khususnya psikologi pendidikan, mengenai hubungan
antara locus of control internal dengan penyesuaian diri di perguruan
tinggi pada mahasiswa tahun pertama.
2. Manfaat Praktis
2.1.Bagi penelitian selanjutnya
Penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan penelitian-
penelitian selanjutnya mengenai locus of control internal, penyesuaian
diri di perguruan tinggi dan mahasiswa tahun pertama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
10
2.2.Bagi mahasiswa tahun pertama
Penelitian ini dapat digunakan oleh mahasiswa tahun pertama
sebagai pertimbangan akan pentingnya penyesuaian diri di perguruan
tinggi dan faktor yang berhubungan dengan hal tersebut. Selain itu,
penelitian ini memberikan gambaran bagi mahasiswa tahun pertama
akan pentingnya memiliki locus of control internal.
2.3.Bagi Dosen Pembimbing Akademik
Penelitian ini memberikan informasi kepada dosen pembimbing
terkait gambaran penyesuaian diri di perguruan tinggi pada mahasiswa
tahun pertama. Dengan demikian, penelitian ini dapat menjadi
pertimbangan bagi dosen pembimbing untuk melakukan
pendampingan pada mahasiswa yang masih mengalami kesulitan
dalam penyesuaian dirinya.
2.4.Bagi Institusi Perguruan Tinggi
Penelitian ini dapat digunakan oleh pihak institusi perguruan tinggi
sebagai referensi untuk menyusun program guna membantu
mahasiswanya dalam proses penyesuaian diri di perguruan tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PENYESUAIAN DIRI DI PERGURUAN TINGGI
1. Pengertian Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi
Penyesuaian diri (adjustment) pada dasarnya merupakan istilah
psikologis yang berkembang dari konsep adaptasi secara biologis
(Lazarus, 1961). Lazarus (1961) mulai mengembangkan konsep
penyesuaian diri sebagai usaha pertahanan diri yang lebih menekankan
pada proses-proses psikologis individu untuk menanggapi tekanan
eksternal maupun internal pada dirinya. Secara lebih rinci, Schneiders
(1960) menjelaskan penyesuaian diri sebagai rangkaian respon mental dan
tingkah laku yang dilakukan individu untuk menyelaraskan kebutuhan-
kebutuhan dalam dirinya dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan di
mana ia tinggal. Lalu, Sawrey dan Telford (1971) menekankan bahwa
penyesuaian diri merupakan bentuk interaksi antara individu dengan
lingkungannya secara terus-menerus dengan melibatkan proses kognisi,
emosi, dan perilakunya yang saling terkait satu sama lain.
Santrock (2006) berpendapat bahwa penyesuaian diri merupakan
respon psikologis terkait adaptasi, koping, dan pengelolaan tantangan
dalam kehidupan sehari-hari. Eschun (2006) berpendapat bahwa
penyesuaian diri adalah respon individu terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi di lingkungan sekitarnya, serta membantu individu dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
12
mengatasi tuntutan-tuntutan dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pula
Dunn, Hammer dan Weiten (2015) menyebutkan penyesuaian diri sebagai
proses psikologis mengenai bagaimana individu mengelola atau mengatasi
tuntutan dan tantangan pada kehidupan sehari-hari. Berdasarkan
pandangan-pandangan tersebut, dapat dikatakan bahwa penyesuaian diri
merupakan respon individu berupa usaha yang dilakukan secara terus
menerus untuk menyelaraskan dorongan dalam dirinya dengan tekanan
dari lingkungan dan melibatkan sistem kognisi, emosi serta perilaku.
Dalam pengembangannya, Baker et al. (1985) menjelaskan
penyesuaian diri di konteks perguruan tinggi, khususnya terjadi pada
mahasiswa, yaitu merupakan respon psikologis yang melibatkan tuntutan-
tuntutan dengan jenis dan tingkatan yang berbeda, serta membutuhkan
keterampilan coping. Pengembangan konsep penyesuaian diri di
perguruan tinggi oleh Baker, McNeil dan Siryk inilah yang menjadi dasar
acuan penelitian-penelitian terkait hingga saat ini. Dari uraian tersebut,
dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri di perguruan tinggi adalah
sebuah respon mahasiswa untuk menyelaraskan dorongan dirinya dengan
lingkungan dalam menghadapi tekanan dan tuntutan yang terjadi di
perguruan tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
13
2. Dimensi Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi
Dalam konteks penyesuaian diri di perguruan tinggi, Baker dan
Siryk (1986) menyebutkan bahwa terdapat empat dimensi penyesuaian diri
di perguruan tinggi (college adjustment) berdasarkan penelitian yang
dilakukannya, yaitu:
2.1.Penyesuaian Akademik (Academic Adjustment)
Penyesuaian akademik adalah kemampuan mahasiswa dalam
menyesuaikan diri dengan tuntutan akademis dalam perkuliahan dan
mencapai tingkat kepuasan pada prestasi akademisnya. Dimensi ini
tercermin dari motivasi (sikap terhadap tujuan akademis, motivasi
untuk mencapai tujuan akademis dan berkuliah), aplikasi (seberapa
jauh motivasi diubah menjadi usaha untuk mencapai tujuan akademis),
performa (keberhasilan dan keefektifaan dalam mencapai tujuan
akademis), dan lingkungan akademis (kepuasan terhadap prestasi
akademis). Individu dengan penyesuaian diri yang baik di perguruan
tinggi mampu mengaplikasikan motivasi akademik, memiliki
performansi akademik yang baik, dan mampu mengatasi tuntutan
akademik.
2.2.Penyesuaian Sosial (Social Adjustment)
Penyesuaian sosial adalah kemampuan mahasiswa untuk
berintegrasi dengan struktur sosial di lingkungan kampus. Dimensi ini
meliputi keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan di lingkungan kampus
secara umum, keterlibatan mahasiswa dengan orang lain seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
14
menjalin pertemanan baru, dan kepuasan terhadap lingkungan kampus.
Individu dengan penyesuaian diri yang baik di perguruan tinggi terlibat
aktif dalam kegiatan yang ada di perguruan tinggi, mampu menjalin
hubungan dengan orang lain dalam lingkup perguruan tinggi dan
mampu mengatasi perubahan lingkungan sosial.
2.3.Penyesuaian Personal-Emosional (Personal-Emotional Adjustment)
Penyesuaian personal-emosional adalah kemampuan mahasiswa
untuk menyesuaikan diri terhadap masalah emosional seperti stress dan
kecemasan, serta masalah fisik seperti kesulitan tidur yang dihadapi
mahasiswa. Dimensi ini meliputi kesejahteraan psikologis
(psychological well-being) dan kesejahteraan fisik (physical well-
being). Individu dengan penyesuaian diri yang baik di perguruan tinggi
menunjukkan bahwa dirinya dapat mengontrol emosi dengan baik,
memiliki persepsi positif terhadap tuntutan di perguruan tinggi dan
memiliki kondisi fisik yang baik.
2.4.Kelekatan terhadap Institusi / Komitmen (Institutional Adjustment)
Kelekatan terhadap institusi atau komitmen adalah kemampuan
mahasiswa untuk menyesuaikan diri dengan membangun kelekatan
antar dirinya dengan kampus dan kegiatan perkuliahan yang dijalani,
yang kemudian berpengaruh terhadap keputusan mahasiswa untuk
melanjutkan perkuliahan. Individu yang memiliki penyesuaian diri
yang baik di perguruan tinggi cenderung merasa puas terhadap fakultas
tempat dirinya berkuliah, puas terhadap universitas tempat dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
15
berkuliah, dan puas terhadap keberadaannya di perguruan tinggi secara
umum.
Walaupun penyesuaian diri di perguruan tinggi yang dikemukakan
oleh Baker dan Siryk (1986) memiliki empat dimensi, akan tetapi dalam
penelitian ini penyesuaian diri di perguruan tinggi diperlakukan sebagai
satu komponen tunggal dengan alasan individu dikatakan berhasil
melakukan penyesuaian diri di perguruan tinggi apabila telah memenuhi
keempat dimensi tersebut dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Alasan serupa juga dikemukakan oleh beberapa peneliti sebelumnya yang
mengukur penyesuaian diri di perguruan tinggi sebagai sebuah komponen
yang menyeluruh (Beyers & Goossens, 2003; Caplan et al., 2002; Choi,
2002; Marmarosh & Markin, 2007; Ramos-Sanchez & Nichols, 2007,
2007).
Tuntutan yang dihadapi mahasiswa tahun pertama di perguruan
tinggi tidak hanya berupa tuntutan akademik saja melainkan juga tuntutan
sosial. Oleh karena itu, penyesuaian diri di perguruan tinggi tidak dapat
dipisahkan antara penyesuaian akademik dan penyesuaian sosial. Di sisi
lain, hanya dengan berhasil dalam akademik dan sosial tidak dapat
menunjukkan bahwa individu telah melakukan penyesuaian diri di
perguruan tinggi dengan baik apabila penyesuaian personal-emosionalnya
sendiri masih buruk. Kemudian, dimensi komitmen dan kelekatan terhadap
institusi tentunya tidak dapat semata-mata menunjukkan penyesuaian diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
16
di perguruan tinggi yang baik apabila pada dimensi lain individu
menunjukkan indikasi yang berkebalikan.
3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Penyesuaian Diri di Perguruan
Tinggi
Dalam lingkup perguruan tinggi, ditemukan faktor-faktor yang
memengaruhi penyesuaian diri di perguruan tinggi, yaitu:
3.1.Persepsi dukungan sosial
Dukungan sosial merupakan sumber daya yang dimiliki individu
untuk melakukan penyesuaian diri. Persepsi individu mengenai
lingkungan sosial yang mendukung mengurangi ketegangan yang
dialami individu dan memudahkan dirinya melakukan proses transisi
di lingkungan yang baru (Credé & Niehorster, 2012; Friedlander et al.,
2007).
3.2.Persepsi hubungan dengan orang tua
Kelekatan antara anak dengan orangtua dan pola asuh orangtua
berpengaruh dalam proses penyesuaian diri karena berkaitan dengan
ketergantungan hubungan mahasiswa dengan orangtuanya (Beyers &
Goossens, 2003; Credé & Niehorster, 2012; Mattanah, Hancock, &
Brand, 2004; Orrego & Rodriguez, 2001). Mahasiswa dengan tipe
kelekatan tak aman, khususnya kelekatan kecemasan dapat
menyebabkan dirinya mengalami ketakutan pada penolakan,
kurangnya keterampilan sosial, dan isolasi. Keadaan ini berdampak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
17
pada penyesuaian diri di perguruan tinggi seperti merasa kesepian,
depresi, dan dapat mengakibatkan distress (Marmarosh & Markin,
2007). Pola asuh autoritatif mempermudah mahasiswa melalui masa
transisi ke dalam lingkungan perguruan tinggi. Hal ini dikarenakan
keluarga yang hangat, emosional, peduli, serta memiliki komunikasi
yang terbuka membuat individu mencapai penguasaan (prestasi) yang
lebih besar dan regulasi diri yang baik (Hickman et al., 2000).
3.3.Data demografi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa data demografis
terkait posisi etnis tertentu dalam masyarakat (minoritas atau
mayoritas), status generasi mahasiswa (terkait perbedaan informasi
yang dimiliki antara mahasiswa generasi pertama berkuliah dalam
keluarganya dengan mahasiswa generasi lanjutan yang memiliki
pengalaman keluarga berkuliah), dan status ekonomi sosial memiliki
pengaruh terhadap proses penyesuian dirinya (Credé & Niehorster,
2012; Friedlander et al., 2007; Hertel, 2010; Schneider & Ward, 2003).
Mahasiswa yang beretnis minoritas di masyarakat, cenderung
memerlukan usaha yang lebih untuk dapat menyesuaikan diri di
perguruan tinggi atau akan mengalami kesulitan dalam
penyesuaiannya. Status mahasiswa dengan keluarga yang sudah pernah
berkuliah sebelumnya cenderung memiliki informasi yang lebih
banyak mengenai kehidupan perkuliahan sehingga dapat
mempersiapkan diri dan tidak terlalu mengalami kesulitan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
18
menyesuaikan diri di perguruan tinggi. Kemudian, penelitian juga
menemukan bahwa mahasiswa dengan status ekonomi sosial yang
tinggi cenderung lebih mudah untuk menyesuaikan diri di perguruan
tinggi dibandingkan mahasiswa dengan status ekonomi sosial yang
rendah.
3.4.Kecerdasan emosi
Kecerdasan emosi merupakan tipe kecerdasan yang meliputi
kemampuan untuk memproses informasi emosional dan
menggunakannya dalam penalaran dan aktivitas kognitif lainnya
(VandenBos, 2007). Dalam menyesuaikan diri, individu melibatkan
keterampilan untuk mengelola perubahan. Keterampilan mengelola
perubahan itu sendiri melibatkan kemampuan untuk mengidentifikasi
potensi masalah serta menggunakan strategi koping yang realistis dan
fleksibel. Dimensi pengelolaan stres melibatkan kemampuan untuk
mengelola situasi yang penuh tekanan dengan cara yang tenang dan
proaktif. Individu dengan kemampuan pengelolaan stres yang baik
cenderung tidak impulsif dan dapat bekerja dengan baik di bawah
tekanan sehingga mendukung proses penyesuaian dirinya termasuk
dalam konteks perguruan tinggi (Parker et al., 2004).
3.5.Karakter kepribadian (trait)
Trait merupakan dimensi kepribaian yang memengaruhi pikiran,
perasaan dan perilaku individu dengan cara tertentu. Karakter seperti
ekstraversi, keramahan, keterbukaan dan kestabilan emosi dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
membuat individu lebih cepat menjalin pertemanan baru dan lebih siap
mempelajari lingkungan barunya sehingga mendukung proses
penyesuaian diri di perguruan tinggi (Aspinwall & Taylor, 1992; Credé
& Niehorster, 2012; Schnuck et al., 2011). Individu dengan
perfeksionisme maladaptif memiliki kecenderungan stres yang lebih
tinggi, memiliki pandangan yang kaku atau tidak fleksibel terhadap
diri sendiri, dan orang lain. selain itu juga kurang memiliki solusi yang
efektif dalam memahami dan mengatasi masalahnya sehingga
mengakibatkan individu ini sulit menyesuaikan diri dengan baik di
lingkungannya (Rice et al., 2006).
3.6.Evaluasi-diri inti (core self-evaluation)
Faktor yang mencakup harga diri, efikasi diri, locus of control,
ini berpengaruh pada penyesuaian diri di perguruan tinggi karena
menentukan cara yang dilakukan individu untuk menghadapi
permasalahan dari tekanan lingkungan pada dirinya, serta cara individu
mempersepsikan dan memaknai lingkungan barunya dalam perguruan
tinggi. Hal ini ditandai dengan tingginya tingkat kepercayaan diri dan
optimisme sehingga lebih mudah untuk membentuk hubungan sosial
baru (Credé & Niehorster, 2012).
Menurut Friedlander et al. (2007), individu dengan penilaian diri
yang baik cenderung memiliki strategi yang lebih efektif untuk
menghadapi tuntutan akademik dan sosial yang melekat di lingkungan
perguruan tinggi. Locus of control merupakan cara pandang, berkaitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
20
dengan kesadaran bahwa dirinya memiliki kendali dalam perilakunya,
responnya terhadap lingkungan. Dengan demikian, orang yang merasa
punya kendali akan mengarahkan dirinya dalam merespon tekanan
sehingga melakukan penyesuaian diri, sedangkan yang merasa tidak
punya kendali akan mengikuti arus tekanan dari lingkungan. Oleh
karena itu, locus of control internal berdampak pada kesuksesan
individu untuk menyesuaiakan diri pada keempat dimensi penyesuaian
diri di perguruan tinggi (Aspelmeier et al., 2012).
B. LOCUS OF CONTROL INTERNAL
1. Konsep Locus of Control
Locus of Control dikembangkan oleh Rotter (1966) yang
mendefinisikannya sebagai keyakinan individu akan sumber kontrol atau
penguatan dalam hidupnya, apakah kontrol dan penguatan tersebut
bergantung pada perilaku dirinya sendiri (internal) atau bergantung pada
kekuatan dari luar dirinya (ekstenal). Ahli lain seperti Lefcourt (1991) juga
berpendapat serupa bahwa locus of control merupakan keyakinan individu
mengenai sumber penyebab dari peristiwa-peristiwa yang dialami dalam
hidupnya. Individu dapat meyakini bahwa dirinya mampu mengontrol
hidupnya, atau meyakini bahwa orang lain atau lingkungannya lah yang
justru mengatur. Locus of control digambarkan sebagai suatu konsep yang
mencerminkan sejauh mana orang percaya bahwa apa yang terjadi kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
21
mereka adalah dalam kendali mereka atau di luar kendali mereka dengan
dua sisi yang berlawanan (April, Dharani, & Peters, 2012).
Duffy dan Atwater (2005) mengemukakan definisi locus of control
sebagai sumber keyakinan yang dimiliki oleh individu dalam
mengendalikan peristiwa yang terjadi baik itu dari diri sendiri ataupun
dari luar dirinya. Senada dengan hal itu, Robbins et al., (2008)
mendefinisikan locus of control sebagai tingkat dimana individu yakin
bahwa mereka adalah penentu nasib mereka sendiri. Semakin individu
yakin bahwa dirinya merupakan penentu nasib mereka sendiri, maka
locus of control mereka dikatakan semakin internal.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut, dapat disimpulkan
bahwa locus of control merupakan suatu konsep yang menunjukkan
keyakinan individu mengenai letak kendali atau kontrol akan peristiwa-
peristiwa yang terjadi dalam hidupnya. Locus of control terdiri dari dua
jenis yang menunjukkan orientasi keyakinan individu, yaitu locus of
control internal dan locus of control eksternal. Dalam penelitian ini,
variabel yang digunakan secara spesifik adalah locus of control internal.
2. Pengertian Locus of Control Internal
Rotter (1966) menekankan locus of control internal sebagai keyakinan
seseorang bahwa penguatan atau hasil dari perilakunya bergantung pada
karakteristik pribadi dan dapat dipengaruhi oleh penyesuaian perilaku
mereka sendiri misalnya meningkatkan tingkat keinginan untuk berusaha.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
22
Selain Rotter, ahli lain seperti Lefcourt (1991) melihat locus of control
internal sebagai keyakinan individu bahwa hasil interaksi antara individu
dengan peristiwa yang terjadi bergantung dari tingkah lakunya sehingga
dapat dikontrol.
Kreitner & Kinicki (2009) berpendapat bahwa individu yang memiliki
kecenderungan locus of control internal adalah individu yang memiliki
keyakinan untuk dapat mengendalikan segala peristiwa konsekuensi yang
memberikan dampak pada hidup mereka. Individu dengan internal locus
of control akan menghubungkan peristiwa-peristiwa yang terjadi padanya
dengan faktor yang ada dalam dirinya sendiri karena diyakini bahwa hasil
dari perilakunya disebabkan oleh faktor kemampuan, minat dan usaha
(Phares, 1976).
Sarafino (2011) berpendapat bahwa locus of control internal adalah
keyakinan individu bahwa kesuksesan dan kegagalan yang terjadi pada
dirinya bergantung pada dirinya sendiri. Dari penjelasan para ahli
tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa locus of control internal
merupakan keyakinan individu bahwa konsekuensi dari interaksi antara
individu dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidupnya
bergantung pada faktor dalam dirinya sendiri seperti tingkah laku,
kemampuan, minat dan usaha yang dimilikinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
23
3. Karakteristik Locus of Control Internal
Menurut Sarafino (2011), karakteristik individu yang mempunyai
locus of control internal adalah sebagai berikut:
3.1.Ekspektansi
Individu memiliki keyakinan bahwa perilaku yang dilakukannya
akan menghasilkan konsekuensi tertentu. Individu tersebut meyakini
bahwa konsekuensi positif akan diperoleh pada situasi tertentu sebagai
imbalan atas tingkah lakunya.
3.2.Kontrol
Individu meyakini bahwa peristiwa hidupnya adalah hasil dari
kontrol personal sehingga individu tersebut akan melakukan usaha
untuk mengarahkan dirinya mencapai suatu tujuan atau hasil tertentu.
3.3.Mandiri
Individu percaya pada kemampuan dan ketrampilannya sendiri
dalam usahanya untuk mencapai suatu tujuan atau hasil tertentu.
3.4.Bertanggung jawab
Individu merasa bertanggung jawab akan peristiwa yang terjadi
dalam hidupnya sebagai akibat dari faktor internal sehinggga memiliki
kesediaan untuk menerima segala sesuatu sebagai akibat dari sikap
atau tingkah lakunya sendiri, serta berusaha memperbaiki sikap atau
tingkah lakunya agar mencapai hasil yang lebih baik lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
24
4. Dampak Locus of Control Internal pada Individu
Perbedaan orientasi locus of control pada setiap individu dapat
berdampak pada sikap dan perilaku individu, bahkan berpengaruh pada
efisiensi dan efektivitasnya (Findley & Cooper, 1983). Phares (1978)
menunjukkan bahwa locus of control internal membawa dampak pada
individu, yaitu:
4.1.Sikap terhadap lingkungan
Orang-orang dengan locus of control internal akan menganalisa
situasi dengan lebih terarah dan waspada dibandingkan dengan orang
dengan locus of control eksternal. Mereka lebih aktif mencari,
menggunakan dan mengelola informasi yang relevan dalam rangka
memanipulasi dan mengendalikan lingkungan.
4.2.Konformitas dan perubahan sikap
Individu dengan locus of control internal lebih mampu bertahan
terhadap pengaruh dan tekanan dari lingkungan. Hal ini menunjukkan
konformitas yang cenderung lebih rendah dibandingkan individu
dengan locus of control eksternal karena perubahan sikap individu
dengan locus of control internal bergantung pada keinginan dan
kendalinya sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
25
4.3.Perilaku menolong dan atribusi tanggung jawab
Phares menyebutkan bahwa individu dengan locus of control
internal lebih sering menunjukkan perilaku menolong daripada
individu dengan eksternal locus of control. Individu dengan locus of
control internal cenderung mengatribusikan tanggung jawab pada
dirinya sendiri. Artinya, individu tersebut merasa bertanggung jawab
akan hal yang terjadi pada dirinya sehingga sering menunjukkan
keinginan untuk memperbaiki perilakunya.
Kleinke (1978) menambahkan dampak locus of control internal pada
individu dalam hal:
4.4.Pencapaian prestasi
Menurut Kleinke, tingginya prestasi yang dicapai oleh orang-
orang dengan locus of control internal merupakan hasil dari
kemampuannya untuk menunda menikmati penghargaan atas hasil-
hasil usahanya serta mengurangi reaksi negatif yang cenderung muncul
pada saat dirinya mengalami kegagalan.
4.5.Penyesuaian diri
Orang-orang dengan internal locus of control akan lebih mampu
menyesuaikan diri daripada orang-orang dengan eksternal locus of
control karena mereka lebih mampu mengandalkan diri sendiri, aktif
dan memiliki kecenderungan berjuang yang tinggi, dimana hal ini
membawanya pada keberhasilan dalam penyesuaian diri. Dalam usaha
menyesuaikan diri, individu melakukan coping (Lazarus & Folkman,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
26
1984). Orang-orang dengan locus of control internal cenderung lebih
mampu melakukan coping secara lebih adaptif terhadap stress sehingga
dapat dikatakan melakukan penyesuaian diri dengan baik.
C. MAHASISWA TAHUN PERTAMA
Mahasiswa merupakan pelajar yang menimba ilmu pengetahuan
tinggi, dimana pada tingkat ini mereka dianggap memiliki kematangan fisik
dan perkembangan pemikiran luas, sehingga dengan nilai lebih tersebut
mereka dapat memiliki kesadaran untuk menentukan sikap dirinya serta
mampu bertanggung jawab terhadap sikap dan tingkah lakunya dalam wacana
ilmiah (Ganda, 1987). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mahasiswa
diartikan sebagai orang yang belajar di perguruan tinggi. Senada dengan itu,
dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi
juga tertulis bahwa mahasiswa merupakan peserta didik yang terdaftar dan
belajar pada perguruan tinggi tertentu. Setiap tahunnya, perguruan tinggi akan
menerima peserta didik baru sesuai dengan isi Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2012 Pasal 73 tentang penerimaan mahasiswa baru. Dengan demikian,
setiap peserta didik baru pada perguruan tinggi dapat disebut dengan
mahasiswa tahun pertama.
Pada umumnya, mahasiswa tahun pertama pada perguruan tinggi
berusia 18 sampai 21 tahun. Usia ini masih termasuk pada tahap
perkembangan dewasa awal atau oleh Arnett (2012) disebut dengan istilah
emerging adulthood yang ditandai dengan adanya transisi dari masa remaja ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
27
masa dewasa. Pada masa transisi ini individu mengalami banyak perubahan
dalam dirinya termasuk dalam bidang pendidikan (Ganda, 1987). Pendidikan
di perguruan tinggi pada tahap usia ini merupakan salah satu hal penting untuk
menuju kedewasaan (Papalia, Feldman, & Olds, 2007; Santrock, 2006).
Menurut Ganda (1987), mahasiswa bertujuan untuk mencapai dan
meraih taraf keilmuan yang matang, menguasai suatu ilmu, serta memiliki
wawasan ilmiah yang luas, sehingga mampu bersikap dan bertindak ilmiah
dalam segala hal yang berkaitan dengan keilmuannya untuk diabdikan kepada
masyarakat dan umat manusia. Mahasiswa juga diharapkan menjadi insan
dewasa yang memiliki kesadaran sendiri dalam mengembangkan potensi diri
dan secara aktif melakukan pembelajaran, pengembangan serta pengalaman
suatu ilmu pengetahuan seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor
12 tahun 2012.
Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
mahasiswa tahun pertama merupakan peserta didik dengan rentang usia 18
sampai 21 tahun yang sedang menjalankan tahun pertamanya (semester I dan
II) berkuliah di suatu perguruan tinggi.
D. PENELITIAN-PENELITIAN TERKAIT
Penelitian yang dilakukan Findley dan Cooper (1983) mengenai
hubungan antara locus of control dengan pencapaian performansi akademik
merujuk pada kesimpulan bahwa semakin individu meyakini kemampuan dari
dalam dirinya sendiri (internal control) maka ia mampu memperoleh prestasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
28
akademik yang lebih tinggi. Penelitian ini menggunakan pengukuran locus of
control spesifik dan pengukuran prestasi atau tes intelejensi yang
terstandardisir.
Warehime dan Foulds (1971) meneliti tentang persepsi locus of control
dengan penyesuaian personal. Penelitian ini dilakukan pada 110 mahasiswa
perguruan tinggi yang terdiri dari 55 mahasiswa perempuan dan 55 mahasiswa
laki-laki. Dalam pengukurannya, Warehime dan Founds menggunakan skala
Internal-External Control of Reinforcement milik Rotter (I-E) dan sebuah
pengukuran penyesuaian personal dengan alat ukur Personal Orientation
Inventory (POI). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan
antara locus of control internal dengan penyesuaian personal.
Berangkat dari banyaknya penelitian mengenai hubungan antara stress
dengan penyakit fisik, Roddenberry dan Renk (2010) melakukan sebuah
penelitian yang bertujuan untuk menguji fenomena psikologis seperti locus of
control dan efikasi diri sebagai mediator antara stress dan sakit fisik pada 159
mahasiswa perguruan tinggi. Hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut
menunjukkan bahwa subjek dengan tingkat stress yang tinggi memiliki
kecenderungan yang kuat pada locus of control eksternal karena subjek
dengan kecenderungan locus of control eksternal lebih perseptif terhadap
stress. Hal ini juga berkorelasi dengan tingkat sakit fisik yang tinggi dan
tingkat efikasi diri yang cenderung rendah. Dalam penelitian ini, locus of
control secara signifikan terbukti sebagai mediator antara stress dan sakit fisik
yang dialami mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
29
Rose, Hall, Bolen, dan Webster (1996) melakukan pengujian untuk
mengetahui kemampuan faktor psikologis seperti locus of control, pendekatan
belajar mahasiswa, dan kehadiran dalam perkuliahan untuk memprediksi
indeks prestasi kumulatif mahasiswa. Penelitian yang dilakukan pada 202
mahasiswa strata satu (72 laki-laki, 125 perempuan dan 5 tidak diketahui)
dengan alat ukur Study Process Questionare, Scholastic Aptitude Test, daftar
hadir perkuliahan dan laporan indeks prestasi kumulatif menunjukkan bahwa
pendekatan belajar mahasiswa berkorelasi secara signifikan dengan indeks
prestasi kumulatifnya. Pendekatan belajar mahasiswa yang mendalam
menunjukkan karakteristik mahasiswa yang termotivasi secara internal, sama
halnya dengan memiliki locus of control internal, sedangkan pendekatan
belajar permukaan menunjukkan karakteristik mahasiswa yang termotivasi
secara eksternal yaitu mementingkan pemberian nilai dari pengajar dan
dengan kata lain memiliki locus of control eksternal. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pendekatan belajar yang mendalam dan terkait dengan
motivasi internal dapat memprediksi perolehan indeks prestasi kumulatif dan
diikuti kehadiran mahasiswa dalam perkuliahan.
Aspelmeier et al., (2012) melakukan penelitian guna menguji peran
status generasi sebagai moderator dari hubungan antara faktor psikologis
(locus of control dan harga diri) dan variabel perkuliahan (penyesuaian di
perguruan tinggi dan indeks prestasi kumulatif). Hasil penelitian ini
menunjukkan status generasi secara signifikan menjadi moderator hubungan
faktor psikologis dengan variabel perkuliahan. Secara umum, dari hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
30
penelitian ini tampak bahwa hubungan antara faktor psikologis (locus of
control dan harga diri) dengan variabel perkuliahan (penyesuaian diri di
perguruan tinggi dan indeks prestasi kumulatif) bersifat paling kuat pada
kelompok mahasiswa yang merupakan generasi pertama berkuliah di
keluarganya. Selain itu, ditemukan bahwa status generasi pertama dalam
perkuliahan pada mahasiswa berperan sepakai faktor yang memengaruhi
kepekaan individu pada efek negatif maupun positif dari orientasi locus of
control yang dimilikinya. Secara kontras, status generasi pertama pada
mahasiswa justru menyebabkan dirinya beresiko memiliki harga diri yang
lebih rendah.
Martin dan Dixon (1994) juga melakukan penelitian yang
menunjukkan bahwa locus of control memiliki korelasi dengan penyesuaian
diri mahasiswa dimana mahasiswa yang memiliki internal locus of control
menunjukkan nilai yang tinggi pada Freshmen Transition Questionare (FTQ)
yang mengindikasikan keberhasilan mahasiswa tersebut dalam penyesuaian
diri. Akan tetapi penelitian ini kurang menggambarkan dimensi penyesuaian
diri seperti halnya yang dikemukakan oleh Baker dan Siryk (1986).
E. HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN
PENYESAIAN DIRI DI PERGURUAN TINGGI
Locus of control merupakan suatu konsep yang menunjukkan
keyakinan individu mengenai letak kendali atau kontrol akan peristiwa-
peristiwa yang terjadi dalam hidupnya, apakah hal tersebut bergantung pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
31
kendali dirinya atau dikendalikan oleh faktor-faktor diluar dirinya (Lefcourt,
1991;). Julian Rotter (1966) yang mengembangkan konsep ini membagi
sumber kontrol menjadi dua, yaitu kontrol internal sebagai persepsi bahwa
sebuah peristiwa yang terjadi dalam hidupnya bergantung pada faktor dalam
diri individu itu sendiri atau bagian dari karakteristiknya pribadinya; dan
kontrol eksternal sebagai persepsi bahwa suatu peristiwa dikendalikan oleh
faktor di luar diri seperti keberuntungan, kebetulan, takdir, sesuatu yang tidak
dapat dikendalikan individu, tidak dapat diprediksi karena kompleksitas hebat
dari daya di sekitarnya. Berdasarkan hal itu pula individu dapat dikategorikan
menjadi dua, yaitu individu dengan locus of control internal dan individu
dengan locus of control eksternal.
Individu dengan locus of control internal akan menghubungkan
peristiwa-peristiwa yang terjadi padanya dengan sumber daya yang ada dalam
dirinya sendiri seperti kemampuan, minat dan usaha (Phares, 1976). Dengan
demikian, individu dengan locus of control internal memiliki keyakinan
bahwa dirinya akan memperoleh konsekuensi positif sebagai imbalan atas
tingkah lakunya pada suatu situasi tertentu (Sarafino, 2011). Dalam
kehidupan perkuliahan, mahasiswa tahun pertama yang menghadapi
perubahan dan tantangan baru di perguruan tinggi dengan karakteristik ini
akan menyadari bahwa untuk menghadapi tuntutan di perguruan tinggi maka
dirinya perlu melakukan suatu usaha agar mendapat konsekuensi sesuai
harapannya. Dengan adanya kesadaran tersebut, mahasiswa tahun pertama
akan memiliki motivasi untuk menyesuaikan dirinya secara akademik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
32
maupun sosial dan mengaplikasikan motivasi tersebut ke dalam bentuk
tindakan nyata. Hal ini merupakan salah satu indikasi yang menunjukkan
bahwa dirinya memiliki penyesuaian diri yang baik di perguruan tinggi.
Locus of control internal akan mendorong individu untuk berusaha
mengontrol dan mengendalikan lingkungan sekitarnya karena mereka
meyakini kemampuan yang dimilikinya, sehingga mereka akan cenderung
mengandalkan diri mereka sendiri daripada bergantung pada orang lain
(Phares, 1976). Hal ini juga digambarkan oleh Sarafino (2011) sebagai
karakteristik individu dengan locus of control internal yang mempunyai
keyakinan bahwa peristiwa dalam hidupnya terjadi sebagai hasil dari kontrol
yang dilakukannya, sehingga mereka cenderung mengarahkan dirinya agar
memperoleh suatu hasil yang ingin dicapainya. Jika mahasiswa tahun pertama
memiliki locus of control internal maka mereka akan berusaha semaksimal
mungkin untuk mengontrol perilakunya dan menyesuaikan diri dalam
menghadapi perubahan dan tantangan di perguruan tinggi. Hal ini dapat
tercermin dari adanya persepsi bahwa tuntutan di perguruan tinggi merupakan
suatu hal yang dapat dikendalikan sehingga mahasiswa memiliki kecemasan
yang cenderung rendah akan tuntutan tersebut.
Mahasiswa juga akan memiliki motivasi yang kuat dan berusaha
memberikan perhatian yang lebih untuk mengarahkan perilaku agar dapat
mencapai tujuan perkuliahan. Adanya motivasi tercermin ketika seorang
individu seperti mahasiswa tahun pertama melakukan penyesuaian terhadap
tekanan di lingkungan perguruan tinggi. Mahasiswa tahun pertama yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
33
melakukan penyesuaian akademik akan mengaplikasikan motivasi akademik
ke dalam usaha nyata seperti memberi perhatian lebih untuk mengarahkan
perilaku agar mencapai tujuannya tersebut. Hal ini dapat mendukung dan
memengaruhi dirinya untuk melibatkan informasi dan pembelajaran yang
telah dilakukannya agar dapat menunjukkan performansi yang lebih baik.
Lebih lanjut, adanya keyakinan bahwa peristiwa dalam hidupnya terjadi
sebagai hasil dari kontrol yang dilakukannya dapat mendorong individu
seperti mahasiswa tahun pertama untuk berperan aktif dan menjalin hubungan
dengan orang lain sebagai bentuk penyesuaian sosialnya. Mereka akan
berinisiatif untuk terlibat aktif dalam relasi dengan orang lain agar dapat
menyesuaikan diri di lingkup sosial perguruan tinggi. Ketika seorang
mahasiswa tahun pertama memiliki karakter ini maka dirinya akan mampu
mengatasi perubahan lingkungan dalam konteks penyesuaian sosial dan
mampu mengatasi tekanan atau stress secara adaptif dalam penyesuaian
personal-emosionalnya di perguruan tinggi.
Individu dengan locus of control internal akan memiliki rasa percaya
diri dan kemampuan pemecahan masalah yang baik karena hal tersebut
menunjang kemampuannya untuk mengubah kondisi lingkungan yang
bermasalah menjadi situasi yang diharapkannya. Mereka akan berusaha
memberdayakan segenap kemampuannya untuk menghadapi situasi yang
terjadi secara mandiri tanpa menunggu atau bergantung dari pihak lain
(Phares, 1976; Sarafino, 2011; Shojaee & French, 2014). Mahasiswa tahun
pertama yang cenderung mengandalkan diri mereka sendiri daripada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
34
bergantung pada orang lain seperti karakteristik individu yang memiliki locus
of control internal tersebut akan menghadapi tuntutan dalam hal akademik
maupun sosial secara mandiri dan penuh inisiatif. Mahasiswa tahun pertama
akan terdorong untuk mengendalikan perubahan dan tantangan di perguruan
tinggi dengan percaya pada kemampuannya sendiri, sehingga untuk
menghadapi perubahan dan tantangan tersebut ia tidak menunggu atau
bergantung dengan orang lain atau lingkungannya. Rasa kepercayaan pada
kemampuannya sendiri ini pula akan memfasilitasi kemampuan berelasi
sosial yang lebih baik dan kecemasan yang cenderung lebih rendah sehingga
terbebas dari stress. Hal ini menunjukkan penyesuaian diri yang baik di
perguruan tinggi.
Individu merasa bertanggung jawab akan peristiwa yang terjadi dalam
hidupnya sebagai akibat dari faktor internal akan memiliki kesediaan untuk
menerima segala sesuatu sebagai akibat dari sikap atau tingkah lakunya
sendiri, serta berusaha memperbaiki sikap atau tingkah lakunya agar
mencapai hasil yang lebih baik lagi (Sarafino, 2011). Oleh karena itu,
individu ini akan memiliki kepuasaan atas prestasi yang diraih dari hasil kerja
kerasnya sendiri, kepuasan terhadap fakultas tempat dirinya berkuliah, dan
kepuasan terhadap universitas tempat dirinya berkuliah karena ia merasa
bahwa apa yang diperolehnya sejauh ini merupakan hasil dari kerja kerasnya
sendiri.
Individu yang memiliki kecenderungan locus of control internal yang
rendah merasa bahwa tingkah lakunya belum tentu akan menghasilkan sebuah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
35
konsekuensi tertentu karena dirinya kurang yakin bahwa sebah konsekuensi
bergantung pada faktor dalam dirinya sendiri. Keraguan bahwa perilakunya
menghasilkan konsekuensi tertentu ini membuat mahasiswa yang memiliki
kecenderungan locus of control internal rendah juga kurang termotivasi baik
secara akademik maupun sosial. Dirinya akan ragu untuk berusaha
melakukan sesuatu untuk menghadapi tuntutan di perguruan tinggi karena
walaupun ia melakkan usaha, hal itu tidak serta merta membuatnya dapat
mengatasi tuntutan tersebut sehingga performansinya pun cenderung kurang
baik disbanding mahasiswa dengan locus of control internal tinggi.
Individu dengan locus of control internal yang rendah kurang
melakukan kontrol untuk mencapai suatu tujuan karena dia merasa bahwa
tidak ada gunanya. Mampu atau tidaknya mencapai tujuan bergantung pada
kontrol orang lain atau keberuntungan sehingga tidak dapat diupayakan.
Mahasiswa yang tidak mengarahkan perilakunya dan tidak melakukan upaya
dalam menghadapi tuntutan di perguruan tinggi akan menunjukkan
performansi yang kurang baik dibandingkan mahasiswa dengan locus of
control internal tinggi. Mahasiswa ini juga akan cenderung tidak berdaya
dalam menghadapi tekanan dan tuntutan di perguruan tinggi sehingga
beresiko mengalami stress dan kecemasan selama masa perkuliahan. Hal ini
menunjukkan adanya permasalahan akibat penyesuaian diri yang buruk di
perguruan tinggi.
Lebih lanjut, individu dengan locus of control internal yang rendah
juga tidak meyakini kemampuannya sendiri. Ia akan cenderung bergantung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
36
pada faktor lain di luar dirinya seperti power dari orang yang lebih berkuasa
atau faktor keberuntungan. Keraguan pada kemampuan dirinya sendiri ini
akan membuat mahasiswa merasa rendah diri dan tidak berdaya dalam
menghadapi tuntuttan di perguruan tinggi. Oleh karena itu mereka cenderung
bergantung pada hal-hal di luar dirinya seperti dosen atau teman kuliah. Jika
seorang mahasiswa mengalami kesulitan dalam perkuliahan, baik secara
akademik maupun sosial sedangkan dirinya ragu akan kemampuannya sendiri
dalam menghadapi kesulitan tersebut, maka ia akan menunggu bantuan teman
atau dosen dalam menghadapinya terlebih dahulu. Hal ini membuat
penyesuaian dirinya di perguruan tinggi kurang efektif atau bahkan
terhambat.
Kemudian, dengan adanya keyakinan-keyakinan tersebut, indiviidu
dengan locus of control internal akan mengatribusikan tanggung jawabnya
pada faktor di luar dirinya. Hal ini dikarenakan keberhasilan atau kegagalan
yang diperolehnya tidak berasal dari dirinya sendiri melainkan dari orang lain
atau faktor lain. Mahasiswa yang mengatribusikan tanggung jawab pada
faktor di luar dirinya akan kurang merasa puas dengan segala prestasi atau hal
yang diperolehnya karena apa yang diperolehnya tersebut tidak serta merta
merupakan hasil dari perilaku atau usahanya sendiri melainkan dari orang lain
atau faktor lain di luar dirinya. Gambaran dinamika hubungan locus of
control internal dan penyesuaian diri di perguruan tinggi dapat dilihat pada
bagan 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
37
Bagan 1. Dinamika Hubungan Locus of Control Internal dan Penyesuaian
Diri di Perguruan Tinggi
Locus of Control Internal
TINGGI
Yakin bahwa perilaku
akan menghasilkan
konsekuensi,
melakukan kontrol,
mandiri, bertanggung
jawab
Mengaplikasikan motivasi
akademik, performansi
akademik baik, mengatasi
tuntutan akademik, aktif
dalam relasi sosial,
Persepsi positif terhadap
tuntutan, bebas dari cemas,
kepuasan terhadap hal-hal
yang diperolehnya
RENDAH
Ragu bahwa perilakunya
akan menghasilkan
konsekuensi tertentu, tidak
mengontrol perilakunya,
bergantung, melempar
tanggung jawab
Kurang termotivasi,
performansi kurang baik,
tidak berdaya terhadap
tuntutan akademik, pasif
dalam bersosialisasi,
mempersepsi tuntutan
sebagai hal yang
membebani, tidak puas
terhadap hal yang
diperolehnya karena bukan
berasal dari diri sendiri
Penyesuaian diri yang baik
di perguruan tinggi
Penyesuaian diri yang
buruk di perguruan tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
38
F. HIPOTESIS
Berdasarkan landasan teoritis yang telah diuraikan sebelumnya, maka
hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat hubungan positif yang signifikan
antara locus of control internal dan penyesuaian diri di perguruan tinggi pada
mahasiswa tahun pertama. Semakin tinggi tingkat locus of control internal
yang dimiliki mahasiswa tahun pertama, maka akan semakin baik
penyesuaian dirinya di perguruan tinggi. Sebaliknya, semakin rendah tingkat
locus of control internal mahasiswa tahun pertama, maka penyesuaian dirinya
di perguruan tinggi pun semakin buruk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian survey dengan
pendekatan kuantitatif yang bertujuan menguji hubungan antara locus of
control internal dengan penyesuaian diri di perguruan tinggi.
B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dari penelitian ini adalah locus of control internal.
2. Variabel Tergantung
Variabel tergantung dari penelitian ini adalah penyesuaian diri di
perguruan tinggi.
C. DEFINISI OPERASIONAL
1. Locus of control Internal
Locus of control internal adalah keyakinan individu bahwa
konsekuensi dari interaksi antara individu dengan peristiwa-peristiwa yang
terjadi dalam hidupnya dapat dikendalikan karena bergantung pada
tingkah laku, kemampuan, minat dan usaha yang dimilikinya sendiri yang
diukur menggunakan skala locus of control internal. Skor locus of control
internal diperoleh dari penjumlahan skor setiap indikator. Semakin tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
40
skor yang diperoleh oleh responden menunjukkan tingkat locus of control
internal yang lebih tinggi.
2. Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi
Penyesuaian diri di perguruan tinggi adalah sebuah respon
mahasiswa untuk menyelaraskan dorongan dirinya dengan lingkungan
dalam menghadapi tekanan dan tuntutan yang terjadi di perguruan tinggi.
Penyesuaian diri di perguruan tinggi diukur dengan skala penyesuaian diri
di perguruan tinggi yang disusun peneliti berdasarkan karakteristik
penyesuaian diri yang baik di perguruan tinggi. Karakteristik tersebut
berasal dari empat dimensi penyesuaian diri di perguruan tinggi yang
dikemukakan oleh Baker dan Siryk (1986), yaitu (a) penyesuaian diri
akademik; (b) penyesuaian diri sosial; (c) penyesuaian diri personal-
emosional; (d) kelekatan pada institusi. Skor penyesuaian diri di
perguruan tinggi diperoleh dari penjumlahan keseluruhan skor setiap
dimensi. Semakin tinggi skor yang diperoleh oleh responden
menunjukkan penyesuaian diri di perguruan tinggi yang lebih baik.
D. RESPONDEN PENELITIAN
Responden penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria tertentu sesuai
dengan karakterisitik populasi (purposive sampling). Responden penelitian ini
merupakan mahasiswa aktif yang sedang menempuh tahun pertama
pendidikan S1 di perguruan tinggi. Pemilihan mahasiswa tahun pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
41
merujuk pada permasalahan penyesuaian diri yang umumnya terjadi pada
tahun pertama perkuliahan di perguruan tinggi. Kemudian, responden dalam
penelitian ini memiliki rentang usia 18 sampai dengan 21 tahun. Rentang usia
tersebut ditentukan karena mencerminkan usia mahasiswa tahun pertama pada
umumnya.
E. METODE PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara
membagikan dan meminta responden penelitian untuk mengisi skala
penelitian yang disusun oleh peneliti. Penggunaan skala penelitian dilakukan
dengan tujuan agar data yang diperoleh peneliti beragam dari setiap
responden. Skala yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian terdiri
dari dua skala, yaitu Skala Locus of Control Internal dan Skala Penyesuaian
Diri di Perguruan Tinggi. Penyusunan skala penelitian dilakukan dengan
tahap-tahap sebagai berikut:
1. Penyusunan Blueprint
Skala penelitian disusun berdasarkan teori-teori yang digunakan
dalam penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti menyusun blueprint terlebih
dahulu sebagai pedoman tahap-tahap selanjutnya dalam proses
penyusunan skala agar item-item skala sesuai dengan teori yang
digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
42
1.1.Skala Locus of control internal
Skala locus of control internal digunakan untuk mengukur tingkat
keyakinan responden bahwa konsekuensi dari interaksinya dengan
peristiwa-peristiwa yang terjadi dapat dirinya kendalikan sendiri
dengan kemampuan, minat dan usaha yang dimilikinya. Skala ini
disusun dengan mengacu pada karakteristik individu yang
menunjukkan kecenderungan memiliki locus of control internal yaitu
ekspektansi, kontrol, mandiri dan bertanggung jawab (Sarafino, 2011).
Karakteristik tersebut kemudian digunakan sebagai indikator dalam
penyusunan skala ini. Peneliti menyusun blueprint sebagai pedoman
penulisan item yang dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.
Blueprint Skala Locus of Control Internal
No Indikator Bobot (%)
1. Individu memiliki keyakinan bahwa perilaku
yang dilakukannya akan menghasilkan
konsekuensi tertentu (Ekspektansi)
25%
2. Individu meyakini bahwa peristiwa hidupnya
adalah hasil dari faktor internal atau kontrol
personal sehingga melakukan kontrol untuk
mencapai suatu tujuan atau hasil tertentu
(Kontrol)
25%
3. Individu percaya dengan kemampuan dan
ketrampilannya sendiri dalam usahanya untuk
mencapai suatu tujuan atau hasil tertentu
(Mandiri)
25%
4. Individu merasa bertanggung jawab akan
peristiwa yang terjadi dalam hidupnya sebagai
akibat dari sikap atau tingkah lakunya sendiri
(Bertanggung jawab)
25%
Total 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
43
2. Skala penyesuaian diri di perguruan tinggi
Skala penyesuaian diri di perguruan tinggi digunakan untuk
mengukur usaha responden dalam menghadapi tekanan, dorongan, dan
tuntutan-tuntutan di perguruan tinggi agar mencapai keselarasan antara
responden dengan lingkungan perguruan tinggi. Peneliti menyusun
indikator-indikator untuk mengukur penyesuaian diri di perguruan
tinggi berdasarkan karakteristik individu yang memiliki penyesuaian
diri yang baik di perguruan tinggi. Karakteristik tersebut
mencerminkan empat dimensi penyesuaian diri di perguruan tinggi
yang dikemukakan oleh Baker dan Siryk (1986), yaitu (a) penyesuaian
diri akademik; (b) penyesuaian diri sosial; (c) penyesuaian diri
personal-emosional; (d) kelekatan pada institusi. Peneliti menyusun
blueprint sebagai acuan penyusunan skala yang dapat dilihat pada
Tabel 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
44
Tabel 2.
Blueprint Skala Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi
Dimensi Indikator Bobot (%)
1. Penyesuaian
Akademik
Mampu mengaplikasikan motivasi
akademik
8,33%
Mampu mengatasi tuntuan
akademik
8,33%
Memiliki prestasi akademik yang
baik
8,33%
2. Penyesuaian
Sosial
Terlibat dalam kegiatan yang ada
diperguruan tinggi
8,33%
Mampu menjalin hubungan dengan
orang lain di lingkungan perguruan
tinggi
8,33%
Mampu mengatasi perubahan
lingkungan
8,33%
3. Penyesuaian
Personal-
Emosional
Mampu mengontrol emosi dengan
baik
8,33%
Memiliki persepsi yang positif
terhadap tuntutan di perguruan
tinggi
8,33%
Memiliki kondisi fisik yang baik 8,33%
4. Komitmen
Institusi
Kepuasan terhadap fakultas atau
program studi
8,33%
Kepuasan terhadap universitas 8,33%
Kepuasan terhadap status
mahasiswa
8,33%
Total 100%
3. Focus Group Discussion (FGD)
Focus group discussion dalam proses penyusunan skala penelitian
dilakukan dengan tujuan menggali lebih banyak informasi mengenai
variabel penelitian agar dapat menyusun pedoman penulisan item sehingga
item-item yang disusun dapat sesuai dengan kondisi/konteks yang dialami
oleh responden sebenarnya.
Focus group discussion terkait variabel locus of control internal
dan penyesuaian diri di perguruan tinggi dilakukan selama 2 hari dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI