pkmp unhas.pdf
TRANSCRIPT
-
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
ANALISIS KANDUNGAN KIMIA DARI SERBUK CANGKANG KIJING (Pilsbryoconcha exilis) SEBAGAI KAPUR DALAM PROSES MENYIRIH DI
KABUPATEN KONAWE, SULAWESI TENGGARA
BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh:
Resky Dwi Cahyati H311 12 015 2012 Nur Faiizah Aqiilah Firman H311 12 289 2012 Annisa Nur Khaeruni H311 12 284 2012 Darmawati H311 12 285 2012 Nur Afiyah H411 13 504 2013
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2013
-
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iii
RINGKASAN iv
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Tujuan Penelitian 2
1.4. Luaran Yang Diharapkan 2
1.5. Kontribusi Penelitian 3
1.6. Manfaat Penelitian 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 4
BAB 3. METODE PENELITIAN 6
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1. Anggaran Biaya 9
4.2. Jadwal Kegiatan 10
DAFTAR PUSTAKA 11
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
iii
-
RINGKASAN
ANALISIS KANDUNGAN KIMIA DARI SERBUK CANGKANG KIJING (Pilsbryoconcha exilis) SEBAGAI KAPUR DALAM PROSES MENYIRIH DI
KABUPATEN KONAWE, SULAWESI TENGGARA
Kapur yang digunakan di Kabupaten Konawe pada umumnya diperoleh dari cangkang kijing (Pilsbryoconcha exilis) yang dihaluskan dengan cara dibakar dan
menghasilkan sisa pembakaran berupa tepung berwarna putih sangat halus. Tepung cangkang kijing (Pilsbryoconcha exilis) memiliki kandungan mineral
berturut-turut dari yang terbesar yaitu kalsium, fosfor dan magnesium. Kandungan kalsium pada tepung cangkang yang berukuran < 90 mm 36 % lebih
tinggi dibandingkan dengan cangkang yang berukuran 90 mm (Wardhani, 2009).
Penelitian ini menggunakan beberapa metode standar untuk beberapa uji dan juga identifikasi. Model penelitian yang digunakan adalah eksperimen yaitu
penelitian analisis kuantitatif dengan mengunakan metode tritrasi komplesometri dan spectrophotometer uv-vis. Menentuan kalsium (Ca), menggunakan metode
tritrasi kompleksometri dengan melarutkan sampel serbuk cangkang kijing, kemudian dilakukan penambahan indikator calver lalu dititar dengan EDTA
(Ethylendiamintetraacetic acid) sampai titik akhir berwarna biru,sehingga kadar kalsium dapat dihitung. Penentuan magnesium (Mg) dalam serbuk cangkang
kijing dan penentuan fosfor (P) dalam serbuk cangkang kijing dan serbuk batu kapur, menggunakan metode spectrophotometer uv-vis dengan melarutkan sampel
sampai bebas asam, lalu dibuat larutan standar. Setelah dilakukan preparasi sampel maka larutan dimasukkan ke dalam spectrophotometer uv-vis dengan
mengatur absorbansinya dan kurva kalibrasinya dibuat sehingga kadar fosfor (P) dan (Mg) dapat dihitug.
iv
-
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kegiatan makan sirih sudah dikenal sejak lama oleh masyarakat
Indonesia. Umumnya bahan utama menyirih berupa daun sirih, pinang yang
sebagian sudah dibelah, kapur, daun atau getah gambir dan tembakau.
Biasanya kapur untuk menyirih diperoleh dengan cara membakar batu kapur
(CaCO3). Namun, kapur yang digunakan di kabupaten Konawe pada umumnya
diperoleh dari cangkang kijing (Pilsbryoconcha exilis) yang dihaluskan dengan
cara dibakar dan menghasilkan sisa pembakaran berupa tepung berwarna putih
sangat halus.
Tepung cangkang kijing memiliki kandungan proksimat yang tidak jauh
berbeda untuk berbagai ukuran. Tepung cangkang memiliki kadar air antara
1,19-1,2 %, abu 93,14-93,34 %, protein 1,85-2,31 %, lemak 0,66-0,72 %,
karbohidrat by difference 2,62-2,94 % dengan kisaran nilai pH 8,5-8,9. Tepung
cangkang kijing (Pilsbryoconcha exilis) memiliki kandungan mineral berturut-
turut dari yang terbesar yaitu kalsium, fosfor dan magnesium. Tepung
cangkang yang berukuran < 90 mm mengandung mineral yang lebih tinggi
dibandingkan dengan cangkang yang berukuran 90 mm. Kandungan kalsium
pada tepung cangkang yang berukuran < 90 mm 36 % lebih tinggi
dibandingkan dengan cangkang yang berukuran 90 mm (Wardhani, 2009).
Pada penelitian sebelumnya, telah diketahui bahwa cangkang kerang
mengandung kalsium karbonat (CaCO3) dalam kadar yang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan batu gamping, cangkang telur, keramik, atau bahan
lainnya. Hal ini terlihat dari tingkat kekerasan cangkang kerang. Semakin keras
cangkang, maka semakin tinggi kandungan kalsium karbonat (CaCO3) (Budi,
2008).
Cangkang kerang memiliki kandungan kalsium karbonat (CaCO3),
kalsium fosfat, Ca(HCO3)2, Ca3S, dan kalsium aktif yang terbuat dari sumber
kulit kerang dan jenis-jenis kalsium yang termasuk kalsium non-organik
(Gregoire, 1972).
1
-
Berdasarkan hasil wawancara singkat dengan Naoro (78) warga kabupaten
Konawe yang memiliki kebiasaan menyirih, menyatakan bahwa kapur yang
digunakan dalam bahan menyirih terbuat dari cangkang kijing yang dibakar
pada suhu tinggi selama 4 sampai 5 jam sampai menjadi abu putih halus,
sehingga mudah untuk dikunyah saat dibungkus dalam daun sirih bersama
bahan yang lainnya seperti tembakau, pinang dan gambir.
Berdasarkan kajian masalah tersebut di atas, kami tertarik untuk
melakukan analisis kimia dari serbuk cangkang kijing (Pilsbryoconcha exilis)
yang digunakan sebagai kapur dalam proses menyirih, jika dibandingkan
dengan batu kapur masyarakat Konawe, Sulawesi Tenggara.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengapa masyarakat lansia Konawe menggunakan serbuk cangkang
kerang (Pilsbryoconcha exilis) sebagai kapur sirih ?
2. Kandungan apa yang terdapat dalam serbuk cangkang kijing
(Pilsbryoconcha exilis) ?
3. Apa perbedaan kandungan kapur sirih dari serbuk cangkang kijing
(Pilsbryoconcha exilis) dan serbuk batu kapur di Konawe, Sulawesi
Tenggara?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Menentukan kalsium (Ca), fosfor (P) dan magnesium (Mg) dari serbuk
cangkang kijing (Pilsbryoconcha exilis).
2. Mengetahui analisis kandungan kalsium (Ca), fosfor (P) dan magnesium
(Mg) dari serbuk cangkang kijing (Pilsbryoconcha exilis).
3. Mengidentifikasi perbedaan kandungan serbuk cangkang kijing
(Pilsbryoconcha exilis) dan serbuk batu kapur.
1.4. Luaran yang diharapkan
a. Diperolehnya informasi kandungan kimia dalam serbuk cangkang kijing
(Pilsbryoconcha exilis) dan perbedaan kandungannya dengan batu kapur
yang digunakan untuk kapur sirih di Konawe, Sulawesi Tenggara.
2
-
b. Publikasi yang akan dimuat dalam Jurnal Nasional yang terakrediitasi.
1.5. Kontribusi Penelitian
Hasil penelitian memberikan dasar-dasar pengetahuan tantang kandungan
kapur yang dimanfaatkan dari serbuk cangkang kijing (Pilsbryoconcha exilis)
sebagai bahan penggunaan menyirih di Konawe, Sulawesi Tenggara.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini adalah :
1. Bagi masyarakat dan pemerintah
Memberikan informasi bahwa masih ada masyarakat di Kabupaten
Konawe mengolah cangkang kijing (Pilsbryoconcha exilis) yang
dimanfaatkan sebagai kapur dalam bahan menyirih.
2. Bagi Institusi pendidikan
Memberi sumbangan informasi ilmiah bagi Institusi kimia tentang Analisis
Kandungan Kimia Dari Serbuk Cangkang Kijing (Pilsbryoconcha exilis)
Sebagai Kapur Dalam Proses Menyirih Di Kabupaten Konawe, Sulawesi
Tenggara
3. Bagi Peneliti
Menambah wawasan riset dan pengetahuan serta pengalaman penulis
selama menjalani pendidikan di Fakultas MIPA.
3
-
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerang Air Tawar (Pilsbryoconcha exilis)
Jenis kerang, tiram dan moluska lainnya yang memiliki dua keping
cangkang disebut bivalvia dan termasuk ke dalam kelas Pelecypoda. Kaki
biasanya berbentuk seperti baji (Yunani: pelekys, kampak; dan podos, kaki),
insang tipis berbentuk seperti papan. Sebagian besar anggota dari kelas
Pelecypoda hidup di laut, akan tetapi beberapa jenis kerang dijumpai di
perairan tawar (Sugiri 1989).
Klasifikasi Kijing Air Tawar (Putra, 2008) :
Filum : Moluska
Klas : Bivalvia
Sub klas : Palaeoheterodonta
Ordo : Eulamelliabranchia
Sub Ordo : Integripalliata
Famili : Unionidae Gambar Kijing lokal (Pilsbryconcha exilis)
Genus : Pilsbryoconcha
Spesies : Pilsbryoconcha exilis
Kijing lokal (Pilsbryconcha exilis) hidup di perairan tawar yaitu kolam,
selokan, danau atau di sungai. Hewan ini aktif di malam hari, dan merayap
diperairan dangkal, disiang hari membenamkan diri pada bagian yang lebih
dalam (Sugiri 1989).
Morfologi Cangkang
Kerang Pilsbryoconcha exilis dewasa memiliki cangkang tipis cangkang
berbentuk oval, elips, atau memanjang, membulat di bagian anterior dan
meruncing di bagian posterior. Cangkang berwarna cokelat kehijauan sampai
hijau agak gelap (Putra, 2008).
Kandungan Cangkang Kijing (Pilsbryoconcha exilis)
Cangkang kijing tersusun atas kalsium karbonat. Putra (2008)
menyebutkan bahwa sebagian besar struktur cangkang bivalvia tersusun atas
kalsium karbonat dan sebagian kecil terdiri dari fosfat. Karnkowska (2004)
4
-
menunjukkan bahwa kandungan kalsium yang terdapat pada cangkang
bivalvia sebesar 37 %. Cangkang moluska (bivalvia) juga mengandung
magnesium, stronsium dan mangan (Gregoire 1972). Kandungan kalsium pada
cangkang bivalvia lebih tinggi apabila dibandingkan dengan tepung tulang ikan.
2.2 Batu Kapur
Batu kapur (bahasa Inggris: limestone) (CaCO3) adalah sebuah batuan
sedimen terdiri dari mineral calcite (kalsium carbonate). Sumber utama dari
calcite ini adalah organisme laut. Pembentukan batu gamping terjadi
secara organik, mekanik atau secara kimia (Nafarin, 2011). Komposisi kimia
batu kapur hasil pengujian dengan XRF dalam % Wt: Ca (92,1), Fe (2,38), Mg
(0,9), Si (3,0), In (1,4), Ti (0,14), Mn (0,03) dan Lu (0,14) (Arifin, 2010).
2.3. Menyirih
Menginang atau menyirih adalah istilah untuk menyebut kebiasaan
mengunyah paduan daun sirih, pinang, dan kapur yang pada masa selanjutnya
juga dicampur gambir dan tembakau (Solihin, 2009).
Kapur yang digunakan untuk menyirih berwarna putih, liat seperti krim
yang dihasilkan dari cangkang siput laut yang telah dibakar. Serbuk cangkang
tersebut dicampur air agar mudah dioleskan di atas daun sirih. Selain kapur
jenis ini, terdapat kapur yang tidak bisa dimakan, yaitu kapur yang digunakan
dalam bangunan rumah. Kapur juga bisa diperoleh dengan membakar batu
kapur (kalsium karbonat/CaCO3). Apabila dibakar dengan suhu tertentu kapur
akan mengeluarkan gas yang disebut karbon dioksida (CO2) dan menjadi
kalsium oksida (CaO). Kalsium oksida ini jika dicampur dengan sedikit air
akan mengembang serta menjadi serbuk kapur yang dikenal sebagai kalsium
hidroksida (Ca(OH)2) (Isfiastuti, 2011).
2.4 Konawe, Sulawesi Tenggara
Kabupaten Konawe berada di Sulawesi Tenggara, memiliki ibu kota yang
bernama Unaaha. Adapun batas wilayahnya adalah 1). Sebelah Utara
berbatasan dengan Propinsi Sulawesi Tengah. 2). Sebelah Timur berbatasan
dengan Laut Banda dan Laut Maluku. 3). Sebelah Selatan berbatasan dengan
Kabupaten Konawe Selatan. 4). Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten
Kolaka.Luas wilayah Konawe 5.302,86 km2. Dan memiliki jumlah pendududk
sebesar 313.607 jiwa (Permendagri, 2011).
5
-
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
3.1. Variabel dalam penelitian
Dalam penelitian ini, variabel yang akan digunakan yaitu serbuk dari
cangkang kijing dan serbuk dari batu kapur.
3.2. Model yang digunakan
Model penelitian yang digunakan adalah eksperimen yaitu analisis
kuantitatif dengan mengunakan metode Tritrasi Komplesometri dan
Spectrophotometer uv-vis.
3.3. Waktu dan Tempat Penelitian
Pengambilan sampel kapur yang akan diteliti kandungannya bertempat di
Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Penelitian akan dilaksanakan selama
5 (lima) bulan, yang akan dimulai pada bulan pertama jadwal penelitian
sampai dengan bulan akhir masa penelitian. Tempat percobaan adalah di
Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Hasanuddin.
3.4. Alat dan Bahan
Alat-alat yang akan digunakan antara lain: spektrofotometer uv-vis, labu
ukur, mikroburet, pipet skala, gelas piala, neraca analitik, labu semprot, pipet
volume, pH meter, pemanas listrik, buret 50 mL, tanur, cawan porselen,
corong gelas, batang pengaduk, busen spiritus, oven dan penangas air.
Bahan-bahan yang akan digunakan antara lain: serbuk kapur cangkang
kijing dan batu kapur, aquades, larutan standar Mg 100 ppm dalam 500 mL,
Hidroksilamin HCl 0,5%, 1 mL Kuning Titan, NaOH 1 N, larutan induk Ca,
larutan KOH 8 N, padatan KCN, Indokator Calver, larutan EDTA
(Ethylendiamintetraacetic acid), KO2PO4, pereaksi molibdatvanadat, larutan
standar fosfor, dan HNO3, HCl.
3.5. Cara Kerja dan Rancangan Percobaannya
a. Penentuan Kadar Kalsium (Ca) Dalam Serbuk Cangkang Kijing
(Pilsbryoconcha exilis) Menggunakan Metode Tritrasi Kompleksometri
6
-
Dipipet 10 mL dari larutan induk, pH diatur sekitar 7-8, kemudian
dipanaskan dalam pemanasan listrik kurang lebih 1 jam. Ditambahkan
1,5 - 2 mL KOH 8 N, lalu ditambahkan lagi dengan 0,1 gram KCN, dan
0,1 gram NH2OH HCl, kemudian ditambahkan indikator calver lalu
dititar dengan EDTA 0,005 N sampai titik akhir biru.
b. Penentuan Kadar Magnesium (Mg) Dalam Serbuk Cangkang Kijing
(Pilsbryoconcha exilis) Menggunakan Metode Spectrophotometer uv-vis.
Dibuat larutan standar induk mg 100 ppm dalam 500 mL,
kemudian dibuat larutan deret standar mg : 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm, 4 ppm,
5 ppm, dalam labu ukur 100 mL (jangang diimpitkan dulu). Selanjutnya,
serbuk cangkang kijing ditimbang sebanyak 250 mg, dilarutkan hingga
100 mL (labu ukur), kemudian dipipet 10 mL larutan sampel kedalam
labu ukur 100 mL. Ke dalam masing-masing labu ukur diukur di atas
(deret standar dan sampel) ditambah 2 mL Hidroksilamin HCl 0,5%, 1
mL Kuning Titan, 5 mL NaOH 1 N. Diimpitkan dengan aquadest hingga
batas miniskus, lalu dibuat blanko. Selanjutnya ditetapkan absorbansinya
pada panjang gelombang 535 nm antara menit ke 10-30. Dibuat kurva
kalibrasi standar, lalu hitung kadar Mg dalam sampel.
c. Penentuan Kadar Fosfor (P) Dalam Sampel Menggunakan Metode
Spectrophotometer uv-vis
- Serbuk Cangkang Kijing (Pilsbryoconcha exilis)
Preparasi sampel
Serbuk cangkang kijing hasil penetapan dipanaskan diatas penangas
air hingga volume maksimalnya tinggal 1/3 bagian. Kemudian
ditambah 20 mL HCl 10%, lalu dipanaskan lagi hingga volumenya
tinggal 1/3 bagian, ditambah 20 mL aquades, kemudian dipanaskan
lagi hingga 10 menit. Setelah itu, disaring melalui kertas saring
bebas abu ke dalam labu ukur dan dicuci dengan air panas sampai
bebas asam. Untuk mengetahui apakah filtrat bebas asam dapat di tes
dengan AgNO3, kemudian ditambah air sampai batas pada labu ukur.
Kemudian filtrat disimpan.
Larutan standar
7
-
Fosfor larutan baku induk (2 mg P/mL), ditimbang 8,7874 gram
KO2PO4 dan mengeringkannya selama 2 jam pada suhu 105oC,
kemudian dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu ukur 1 L.
Setelah itu, ditambahkan 750 mL aquadest sebagai pelarut sampai
tanda batas, lalu didinginkan dalam lemari pendingin.
Larutan baku kerja (0,1 mg P/mL), dilarutkan 50 mL larutan baku
induk dengan aquadest kedalam labu ukur 1 L, lalu didinginkan dalam
lemari pendingin. Larutan ini dibuat segar pada waktu analisa.
Pelarutan sampel
Ditimbang dengan seksama 10,0 gram sampel (mengandung 4 mg P)
ke dalam cawan porselen dan mengarangkannya di atas api bunsen.
Kemudian sampel dimasukkan ke dalam tanur pengabuan pada suhu
maksimum 600oC sampai bebas karbon (3-4 jam) dan didinginkan,
lalu ditambahkan 40 mL HCl (1:3) dan beberapa tetes HNO3, lalu
dipanaskan dalam water bath dan didinginkan. Kemudian dipindahkan
secara kuantitatif kedalam labu ukur 100 mL, lalu ditambahkan
aquadest sampai tanda batas.
- Serbuk batu kapur
Digunakan cara di atas dengan mengganti serbuk cangkang kijing
dengan serbuk batu kapur
8
-
BAB IV
BIAYA DAN RANCANGAN KEGIATAN
A. Anggaran Biaya
Anggaran untuk bahan habis pakai (material penelitian)
Anggaran Untuk Perjalanan
No Kegiatan Tujuan Jumlah Harga Satuan (Rp)
Total (Rp)
1. Pengambilan sampel
Makassar Kendari (PP) Kendari Konawe (PP)
2 orang 2 orang
1.000.000,-
50.000,-
2.000.000,-
100.000,-
2. Konsultasi dan Penelitian
Lab. Analitik FMIPA Unhas
5 Orang x 20 hari waktu kerja
10.000/hari 1.000.000,-
Total jumlah 3.000.000,-
Anggaranuntuklaporan dan publikasi
No. Perincian Jumlah HargaSatuan ( Rp )
Total ( Rp. )
1. Kertas A4 1rim 50.000,- 50.000,- 2. Tinta Printer 1 buah 50.000,- 50.000,- 3. Materai 1 buah 8.000,- 8.000,-
Total Jumlah 108.000,-
No. Nama Bahan Jumlah Harga Satuan (Rp/unit)
Total (Rp.)
1. Aquades 3 L 10.000,-/L 30.000,- 2. larutanstandar Mg 100 mL 580.000,- 580.000,- 3. Larutan EDTA 10% 100 mL 35.000,- 35.000,- 4. IndikatorCalver 100 mL 200.000,- 200.000,- 5. Padatan KCN 100 g 100.000,- 100.000,- 6. Larutan KOH 8 N 100 mL 50.000,- 50.000,- 7. Padatan NaOH 100 g 100.000,- 100.000,- 8. PereaksiMolibdatvanadat 100 mL 300.000,- 300.000,- 9. KO2PO4 100 mL 200.000,- 200.000,- 10. HidroksilaminHCl 0,5%
(NH2OH HCl) 100 mL 350.000,- 350.000,-
11. Kuning Titan 100 g 100.000,- 100.000,- 12. HCl 10% 100 mL 20.000,- 20.000,- 13. HNO3 100 mL 160.000,- 160.000,- 14. Kertas saring bebas abu 1 pack 150.000,- 100.000,- 15. LarutanstandarFosfor 100 mL 600.000,- 600.000,-
Total jumlah 2.825.000,-
9
-
Anggaran untuk pemeliharaan dan pembelian alat serta penggunaan
laboratorium.
No. Perincian Jumlah HargaSatuan ( Rp )
Total ( Rp. )
1. Oven 500.000,- 500.000,- 2. Tanur 400.000,- 400.000,- 3. Sewa alat-alat lab 800.000,- 800.000,- 4. Spectrofotometer uv-vis 500.000,- 500.000,- 5. Penggunaan lab 600.000,- 600.000,-
Total Jumlah 2.800.000,-
Anggaran untuk biaya lain-lain
No. Nama Alat Jumlah Harga Satuan (Rp)
Total (Rp.)
1. Biaya tak terduga 500.000,- 500.000,-
Total jumlah 500.000,- Total keseluruhan rancangan biaya yaitu : Rp. 9.233.000,- B. Rancangan Kegiatan
No Nama
Kegiatan
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Tempat PJ Ket Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengambilan
sampel
Konawe, Sultra
Resky
2 Persiapan alat dan
laboratorium
Lab.
Analitik Nur
faiizah
3 Persiapan
wadah preparasi
Lab.
Analitik Afiya
4 Pelarutan sampel
Lab. Analitik
Darma
5
Identifikasi sampel secara
kuantitatif
Lab.
Analitik Annisa
6 Pembuatan
laporan hasil penelitian
Perpustakaan Umum Unhas
Resky
10
-
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal & Darminto dkk.2010. Identifikasi dan Karakterisasi Batu Kapur (CaCO3) Kemurnian Tinggi Sebagai Potensi Unggulan Di Kabupaten Tuban. Jurusan Fisika MIPA ITS. Surabaya
Budi Usman, Lisma P., 2008. Penambahan Cangkang Telur Ayam Rasa pada
Rasum terhadap Fertilitas, Daya Tetas, dan Mortalitas Burung Putuh. Jurnal Agribisnis Peternakan. Sumatara: Universitas Sumatra Utara.
Gregoire C., 1972. Structure of Mollusca Shell. Di dalam: Florkin M, Scheer BT,
editor. Chemical Zoology Mollusca. Volume VII. New York: Academic Press. Hlm 45-102.
Isfiastuti, Nuri. 2011. Budaya Nyirih Masyarakat Klaten. http://yiyi-
nininini.blogspot.com/2011/03/budaya-nyirih-masyarakat-klaten.html. [Diakses pada tanggal 28 oktober 2013].
Nafarin, Akhmad. 2011. Pengertian Batu Gamping.
http://www.genborneo.com/2011/12/pengertian-batu-gamping.html. [Diakses pada tanggal 30 oktober 2013].
Permendagri, 2011. Kabupaten Konawe.
http://www.kemendagri.go.id/pages/profil-daerah/kabupaten/id/74/name/ sulawesitenggara/detail/7402/konawe. [Diakses pada tanggal 28 oktober 2013].
Putra, Rozi, 2008. Morfologi Cangkang Kerang Air Tawar Falimi Unionidae
(moluska:Bivalvia) di Perairan Situ Gede Bogor. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/18690/G08rpu1.pdf.[[Diakses pada tanggal 27 oktober 2013].
Sugiri N., 1989. Zoologi Avertebrata II. Bogor: Departemen Pendidikan dan
kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat, Institut Pertanian Bogor.
Suhardjo, Sibarani S, Nasoetion A, Tjiptaningrum E., 1977. Berbagai aspek
pemanfaatan Kijing Taiwan serta analisa kadar gizinya [laporan penelitian]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Solihin, Lukman. 2009. Menginang atau menyirih.
http://melayuonline.com/ind/encyclopedia/detail/217/menginang-atau-menyirih. [Diakses pada tanggal 28 oktober 2013].
Wardhani, Yulia Kusuma, 2009. Karakteristik Fisik dan Kimia Tepung Cangkang
Kijing Lokal (Pilsbryoconcha exilis). http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/14234.
[Diakses pada tanggal 27 Oktober 2013].
11
-
BIODATA KETUA DAN ANGGOTA
A. IDENTITAS DIRI
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Resky Dwi Cahyati 2 Jenis Kelamin Perempuan 3 Program Studi Kimia 4 NIM H31112015 5 Tempat dan Tanggal Lahir Puday, 17 September 1994 6 E-mail [email protected] 7 Nomor Telepon/HP 085241622723
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
SD SMP SMA Nama Institusi SDN 2 Puday SMPN 3 Pondidaha SMAN 1 Wawotobi
Jurusan IPA Tahun Masuk-Lulus 2000-2006 2006-2009 2009-2012
C. PEMAKALAH SEMINAR ILMIAH
No
Nama Pertemuan Ilmiah
/ Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1 2 3
D. PENGHARGAAN DALAM 10 TAHUN TERAKHIR
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun
1
Lomba Nasyid Siswa
SMA/SMK Dalam Kegiatan
PENTAS PAI Tingkat
Provinsi
Kementrian Agama Kantor
Wilayah Provinsi Sulawesi
Tenggara
2010
2 Lomba Olimpiade Sains
Tingkat SMA Kabupaten
Konawe
Dinas Pendidikan Kabupaten
Konawe 2011
3
Kegiatan Kreasi Seni The
Power Of Putih Abu-Abu Anti
Narkoba
Caztavasta Community 2011
4 Prestasi Pekan Olahraga Dan
Seni
Dinas Pendidikan Nasional Kab.
Konawe SMPN 3 Podidaha 2008
-
Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
No
Nama/NIM
Program
Studi
Bidang Ilmu
AlokasiWaktu (jam/minggu)
UraianTugas
1 Resky Dwi Cahyati/
H31112015 Kimia Kimia
52 jam/ minggu
Bertanggung jawab dalam pengambilan sampel dan pembuatan laporan hasil penelitian. Mengkoordinir dan membantu anggota dalam persiapan wadah preparasi, pelarutan sampel, dan identifikasi sampel secara kuantitatif.
2
Nur Faiizah Aqiilah
Firman/ H31112289
Kimia Kimia 49 jam/ minggu
Bertanggung jawab dalam persiapan alat laboratorium dan membantu anggota lain untuk persiapan wadah preparasi, pelarutan sampel, mengidentifikasi sampel secara kuantitatif dan pembuatan laporan.
3 Annisa Nur Khaeruni/
H31112284 Kimia Kimia
48 jam/ minggu
Bertanggung jawab dalam identifikasi sampel secara kuantitatif, membantu anggota lain dalam persiapan preparasi sampel dan pembuatan laporan.
-
4
Darmawati/
H31112285
Kimia Kimia 50 jam/ minggu
Bertanggung jawab dalam pelarutan sampel, membantu ketua dalam pengambilan sampel dan membantu anggota lain dalam persiapan wadah preparasi, identifikasi sampel secara kuantitatif dan pembuatan laporan.
5 Nur Afiyah/ H31113504
Biologi Biologi 36 jam/ minggu
Bertanggung jawab dalam persiapan wadah prepasi, dan membantu anggota lain dalam pelarutan sampel, identifikasi sampel secara kuantitatif dan pembuatan laporan.