pkm gt bismillah

9

Click here to load reader

Upload: kadinfathia

Post on 25-Dec-2015

229 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

...

TRANSCRIPT

Page 1: Pkm Gt Bismillah

TAMBABETIK (TAMAN OBAT ANTIDIABETIK): KONSEP PENGOBATAN TRADISIONAL DIABETES MELLITUS TIPE 2 TINGKAT RUKUN TETANGGA

MENUJU INDONESIA BEBAS-DIABETES 2030

Latar Belakang

Diabetes mellitus (DM) adalah suatu keadaan metabolik yang abnormal karena terjadi intoleransi terhadap glukosa akibat kerja insulin yang tidak adekuat (Hanik Atiqoh, 2011). Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa darah (hiperglikemia) yang terjadi akibat tubuh kekurangan hormon insulin baik absolut maupun relatif. Hormon insulin berperan dalam menjaga keseimbangan kadar glukosa dalam darah, yakni sekitar 60-120 mg/dl dan di bawah 140 mg/dl sesudah makan pada orang normal. Diabetes merupakan penyakit yang bersifat menahun atau kronis yang bisa menyerang semua lapisan umur (Yesy Febnica, 2014).

Penyakit diabetes mellitus, khususnya tipe 2, saat ini kian merambah ke seluruh penjuru dunia, tidak hanya negara-negara maju yang terserang penyakit ini, negara berkembang pun tidak luput dari perambahan DM. Menurut laporan WHO, Indonesia menempati ranking ke-empat terbesar dari jumlah penderita DM dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk, sedangkan posisi urutan di atasnya adalah India, China, dan Amerika Serikat. WHO juga memprediksikan kenaikan jumlah penderita DM tipe 2 di Indonesia dari 8,4 juta pada 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada 2030. Serupa dengan WHO, International Diabetes Foundation (IDF) pada 2009 menyatakan bahwa prediksi jumlah kenaikan penderita DM tipe 2 dari 7 juta pada 2009 menjadi 12 juta pada 2030.

Pengobatan yang umum diberikan pada penderita DM secara medis adalah obat oral dan atau injeksi insulin. Pengobatan secara oral mungkin berguna untuk penderita DM yang alergi terhadap insulin, namun dalam jangka waktu yang panjang cenderung dapat mengakibatkan tidak berhasilnya pengobatan atau timbulnya gejala resistensi, seperti hipoglikemia, mual, rasa tidak enak di perut, dan anoreksia. Senada dengan pengobatan oral, pengobatan dengan injeksi insulin juga kurang disukai oleh penderita DM, maka dari itu diperlukan obat antidiabetikum yang aman (Agoes, 1991 dalam Yesy Febnica, 2014). Ditambah lagi dengan tingginya biaya pengobatan, terutama bila disertai dengan komplikasi klinis. Keadaan tersebut tentu memberikan tekanan tersendiri bagi para penderita DM.

Beruntung, saat ini telah banyak ahli dan pakar DM mengembangkan alternatif pengobatan melalui obat tradisional yang terbukti secara empiris dapat dipakai sebagai obat alternatif penyakit DM. Beberapa di antaranya adalah penelitian terhadap buah mahkota dewa yang dilakukan oleh Meiyanti pada tahun 2006, penelitian terhadap buah pare yang dilakukan oleh Fahri pada tahun 2011, penelitian terhadap kelopak bunga rosella oleh Hanik Atiqoh pada tahun 2011, penelitian terhadap ekstrak jambu biji yang dilakukan oleh Ari Kurniawan pada tahun 2011, penelitian terhadap kacang merah yang dilakukan oleh Farman pada tahun 2011, dan penelitian terhadap kulit manggis yang dilakukan oleh Adinda Ayu pada tahun 2015, yang mana semua hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman-tanaman tersebut dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah sehingga dapat dijadikan obat alternatif DM.

Page 2: Pkm Gt Bismillah

Telah dirumuskan oleh para peneliti bahwa terdapat beberapa keuntungan yang diperoleh penderita dengan mengonsumsi obat tradisional di antaranya; obat tradisional harganya lebih murah, bahan baku mudah didapat, yaitu dari tanaman obat yang bisa ditanam dan diracik sebagai ramuan obat sendiri, dan yang tak kalah penting adalah tingkat efek samping yang dihasilkan dari obat tradisional relatif lebih kecil dibandingkan dengan obat sintetis (Hanik Atiqoh, 2011).

Namun demikian, terdapat kendala yang kini dihadapi oleh masyarakat, khususnya penderita DM, yakni selain kurangnya sosialisasi mengenai obat tradisional tersebut, kebingungan serta keraguan masyarakat akan tanaman obat, mulai dari memilih tanaman, membudidayakan, hingga meracik tanaman obat menjadikan sebagian besar masyarakat enggan mengelola pengobatan alternatif diabetes mellitus tipe 2 melalui tanaman obat keluarga.

Mengingat peningkatan DM (tipe 2) di Indonesia diperkirakan para ahli akan menjadi dua kali lipat pada tahun 2030, saat ini dirasa sangat perlu membentuk suatu desain sosialisasi dan aplikasi obat tradisional untuk masyarakat guna memberikan akses yang mudah dalam memilih, membudidayakan, dan meracik tanaman obat diabetes mellitus dengan dasar gotong royong dan konsep kesehatan milik bersama. Dengan demikian, penulis mencoba memberikan sebuah solusi yang tepat berdasarkan uraian di atas yaitu dengan membentuk TAMBABETIK (Taman Obat Antidiabetik) di tingkat RT sebagai konsep pengobatan tradisional DM menuju Indonesia Bebas-Diabetes 2030.

Tujuan

Karya tulis ini bertujuan untuk memberikan gagasan kepada pemerintah pada umumnya, dan masyarakat pada khususnya, terhadap optimalisasi pengaplikasian obat tradisional untuk penyakit diabetes mellitus pada tingkat RT yang dipadukan dengan konsep gotong royong dan konsep kesehatan milik bersama yang diharapkan berdampak pada menurunnya tingkat morbiditas DM, khususnya DM tipe 2 di Indonesia pada tahun 2030.

Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan gagasan ini adalah:

1. PenulisMampu merealisasikan gagasan tentang Tambabetik (Taman Obat Antidiabetik) sebagai konsep pengobatan tradisional diabetes mellitus pada tingkat RT di seluruh Indonesia.

2. Masyarakat

Memberikan wawasan kepada masyarakat tentang macam-macam obat tradisional penyakit diabetes mellitus, mendorong dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan

Page 3: Pkm Gt Bismillah

pentingnya menciptakan sistem pengobatan tradisional yang berbasis gotong royong dan kesadaran bahwa kesehatan adalah milik bersama, khususnya terhadap penyakit diabetes mellitus tipe 2 yang diperkirakan tingkat morbiditasnya akan meningkat hingga tiga kali lipat pada tahun 2030 mendatang.

3. Pemerintah Memberikan sumbangan ide atau pemikiran untuk mengatasi tingkat morbiditas diabetes mellitus tipe 2 yang kian melejit dari tahun ke tahun. Selain itu, juga untuk mendukung upaya pemerintah dalam mengembangkan penelitian di bidang fitoterapi dasar terhadap penyakit diabetes mellitus.

Gagasan

Kondisi Kekinian tentang Prevalensi Diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia

a. Prevalensi Diabetes mellitus di Indonesia

Menurut American Diabetes Association, DM dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu DM tipe 1 dan DM tipe 2. DM tipe 1 disebabkan oleh defisiensi insulin yang disebbakan oleh destruksi autoimun sel-sel β di pulau Langerhans pankreas. Sedangkan DM tipe 2 merupakan kadar insulin yang kurang dari normal karena kurang pekanya jaringan, baik resistensi jaringan terhadap insulin, maupun kerusakan respon sel β terhadap glukosa. Diabetes tipe 2 merupakan tipe yang lebih umum terjadi di Indonesia karena jumlah penderita yang lebih banyak dibandingkan diabetes tipe 1. Berdasarkan penelitian epidemiologi, World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa pada tahun 2000 jumlah penderita diabetes mellitus tipe 2 di atas umur 20 tahun akan berjumlah 150 juta orang dan dalam kurun waktu 25 tahun sesudahnya akan meningkat menjadi 300 juta orang. Prevalensi diabetes mellitus (tipe 2) di Indonesia akan meningkat 154% di tahun 2030 mendatang (Indah Suci, 2012).

Prevalensi nasional: Rikesdas 2007 menunjukkan bahwa prevalensi TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) pada penduduk di usia >15 tahun di perkotaan adalah 10,2% dan sebanyak 12 provinsi memiliki angka di atas angka prevalensi nasional. Tiiga daerah di Indonesia yang memiliki tingkat prevalensi DM diatas 1,5% yaitu Aceh, Jawa Timur, dan Sulawesi Utara. Rikesdas 2013 juga menunjukkan peningkatan prevalensi pada penderita DM yang diperoleh melalui wawancara, yaitu dari 1,1% pada 2007 menjadi 1,5% pada 2013. Sedangkan, prevalensi DM berdasarkan diagnosis dokter/gejala pada tahun 2013 sebesar 2,1% dengan prevalensi tertinggi yakni Sulawesi (3,7%) dan yang terendah adalah Jawa Barat (0,5%).

Prediksi meningkatnya prevalensi diabetes mellitus di Indonesia yang mencapai tiga kali lipat pada tahun 2030 nanti seharusnya saat ini menjadi peringatan keras bagi semua pihak, terutama praktisi kesehatan dan pemerintah untuk lebih serius dalam melakukan penanganan yang tepat terhadap penyakit ini. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa DM tipe 2 umum menyerang penderita berumum 30-60 tahun. Kisaran umur tersebut adalah

Page 4: Pkm Gt Bismillah

kriteria usia produktif masyarakat. Terlebih lagi, disebutkan pula oleh penelitian terkini bahwa penderita DM tipe 2 memiliki resiko lebih besar terhadap beberapa penyakit kronis lain. Dengan demikian, upaya penanganan terhadap penyakit ini dirasa sangat mendesak untuk dilakukan.

b. Obat Tradisional Diabetes Mellitus Tipe 2

Pengobatan DM secara umum dapat diberikan melalui dua cara yaitu terapi insulin (injeksi) dan terapi obat antidiabetik oral. Sediaan insulin eksogen biasanya diberikan pada penderita DM tipe 1, dan obat antidiabetik oral biasanya diberikan pada penderita DM tipe 2. Di samping menggunakan obat-obat kimiawi sintetik, terapi DM dapat dilakukan dengan memberikan obat ramuan tradisional melalui tanaman obat. Pengobatan tradisional telah diterima secara luas di hampir seluruh Negara di dunia. Faktor pendorong terjadinya peningkatan penggunaan obat herbal di negara maju adalah usia harapan hidup yang lebih panjang pada saat prevalensi penyakit kronik meningkat, adanya kegagalan pengobatan modern untuk penyakit tertentu, dan informasi mengenai obat herbal yang tersebar luas ke seluruh dunia (Sukandar, 2006 dalam Lusia, 2006). Obat-obat tradisional yang umum diterapkan dalam pengobatan DM tipe 2 berasal dari tanaman yang telah dibuktikan oleh banyak penelitian memiliki sifat antidiabetik.

Beberapa penelitian tentang aplikasi tanaman sebagai obat tradisional DM adalah sebagai berikut

No Judul Penelitian Peneliti / Tahun Hasil Penelitian1 Biji Duwet (Syzygium

cumini [Linn]. Skeels) Sebagai Alternatif Obat Diabetes Mellitus

Kusuma Wardhani Mas’udah, Istiqomah, Fikrotul Jannah / 2010

Diduga kandungan senyawa α-phytosterol dalam biji duwet mampu mencegah kelebihan kolesterol, kadar glukosa yang tinggi dalam darah penderita kencing manis.

2 Uji Antidiabetik Infusa Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn.) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Glukosa

Hanik Atiqoh, Ratih Sari Wardani, Wulandari Meikawati / 2011

Adanya pengaruh yang bermakna berbagai konsentrasi infusa kelopak bunga rosella terhadap penurunan kadar glukosa darah pada tikus putih jantan galur wistar.

3 Efektivitas Daun Sirih Merah (Piper crocatum) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan (Rattus novergicus) Yang Diinduksi Aloksan

Yesy Febnica Dewi, Made Suma Anthara, A.A. Gde Oka Dharmayudha / 2014

Ekstrak daun sirih merah 2% pada dosis 50 mm / kg bb, maupun dosis 100 mm/kg bb dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus putih jantan dan ekstrak daun sirih merah 2% memiliki efek yang sebanding dengan glibenklamid sebagai

Page 5: Pkm Gt Bismillah

penurun glukosa darah.4 Pengaruh Pemberian

Ekstrak Jambu Biji (Psidium guajava L.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar Yang Diberi Beban Glukosa

Ari Kurniawan / 2011

Pemberian ekstrak jambu biji pada dosis 2,52gr / 200 rg BB, 5,04gr / 200gr BB, 10,08 gr / 200gr BB, dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus wistar yang diberi beban glukosa.

5 Pengaruh Pemberian Ekstrak Kacang Merag (Vigna Angularis) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar Jantan Yang Diberi Beban Glukosa

Farman S. / 2011 Pemberian ekstrak kacang merah (Vigna Angularis) pada dosis 0,063gr/200grBB; 0,126gr/200grBB; 0,252gr/200grBB dapat menurunkan kadarglukosa darah tikus wistar yang diberi beban glukosa.

6 Pengaruh Pemberian Infusa Herba Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) Terhadap Glinbenklamid Dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Yang Dibuat Diabetes

Diandra Andina Ratimanjari / 2011

Infusa herbal daun sambiloto 100 mg/200 gbb tikus memberikan pengaruh signifikan terhadap glibenklamid dalam menurunkan kadar glukosa darah tikus putih jantan setelah pemberian satu minggu.

7 Uji Aktivitas Antidiabetik Kombinasi Ekstrak Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) Dan Ekstrak Kloroform Daun Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth.) Pada Tikus Yang Diinduksi Aloksan

Laksmi Diah Ahmada /2012

Daun sambiloto mengandung senyawa andrografolia dan daun kumis kucing mengandung senyawa kumis kucing. Serta nilai AUC menunjukkan efektivitas kombinasi senyawa kedua tanaman tersebut sebagai antidiabetik.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya terdapat sangat banyak tanaman yang berpotensi menjadi obat DM yang mudah didapatkan masyarakat. Dengan catatan, peracikan tanaman tersebut harus sesuai dengan dosis yang aman yang telah dibuktikan melalui penelitian-penelitian termutakhir.

Semakin banyak ditemukannya potensi tanaman sebagai obat antidiabetik seharusnya dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintah dalam hal mengembangkan alternatif terapi penyakit diabetes mellitus, sebagai silent killer, yang akan melejit angka prevalensinya pada beberapa dekade mendatang, sehingga justru pada tahun 2030 diharapkan prevalensi DM tipe 2 di Indonesia dapat mengalami penurunan signifikan, bahkan tidak menutup kemungkinan Indonesia bebas diabetes.

Page 6: Pkm Gt Bismillah

1. Gagasan yang Pernah Ditawarkan oleh Pemerintah dalam Menangani Tingginya Angka Morbiditas Diabetes Mellitus tipe 2

2. Gagasan Baru yang Ditawarkan

Gagasan baru yang kami tawarkan adalah sebuah konsep pengobatan diabetes mellitus tipe 2 yang diimplementasikan di tingkat rukun tetangga / RT yang disebut Tambabetik (Taman Obat Antidiabetik). Konsep pembuatan taman obat ini didasari oleh stimulus untuk memicu kesadaran masyarakat bahwa kesehatan adalah milik kita bersama, serta kepedulian yang serius terhadap usaha menurunkan angka diabetes mellitus di Indonesia. Pembuatan Taman Obat Antidiabetik ini sangatlah ideal mengingat kondisi prevalensi diabetes mellitus yang kini kian meningkat, pengetahuan masyarakat akan obat tradisional untuk DM juga sangat terbatas di samping keraguan mereka dalam memilih, menanam, dan meracik sendiri tanaman obat tersebut.

Selain itu himbauan untuk membuat Taman Obat Antidiabetik di tingkat RT ini akan meningkatkan peran serta masyarakat secara langsung dalam upaya menurunkan angka kejadian DM, yang merupakan bentuk dari Primary Health Care. Dengan demikian, kepedulian masyarakat terhadap sesama untuk saling menjaga

3. Pihak-Pihak yang Dapat Mengimplementasikan Gagasan4. Strategi Penerapan Gagasan