pkm gt 10 unsri desi pemanfaatan urin manusia

27
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMANFAATAN URIN MANUSIA SEBAGAI PUPUK CAIR YANG AMAN, MURAH, DAN BERKUALITAS UNTUK BERBAGAI TANAMAN PANGAN BIDANG KEGIATAN: PKM-GT Diusulkan Oleh : Desi Oktariana 04081001093 (2008) Mira Zulyati Ahfa 04091001034 (2009) UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG 2010 i

Upload: azkaparobi

Post on 25-Oct-2015

324 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PKM GT 10 UNSRI Desi Pemanfaatan Urin Manusia

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMANFAATAN URIN MANUSIA SEBAGAI PUPUK CAIR

YANG AMAN, MURAH, DAN BERKUALITAS UNTUK

BERBAGAI TANAMAN PANGAN

BIDANG KEGIATAN:

PKM-GT

Diusulkan Oleh :

Desi Oktariana 04081001093 (2008)

Mira Zulyati Ahfa 04091001034 (2009)

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PALEMBANG

2010

i

Page 2: PKM GT 10 UNSRI Desi Pemanfaatan Urin Manusia

HALAMAN PENGESAHAN USUL PKM-GT

1. Judul Kegiatan : Pemanfaatan Urin Manusia sebagai Pupuk Cair yang Aman, Murah, dan Berkualitas untuk Berbagai Tanaman Pangan

2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI ( √ ) PKM-GT3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Desi Oktarianab. NIM : 04081001093c. Jurusan : Pendidikan Dokter Umumd. Universitas/institut/politeknik : Universitas Sriwijayae. Alamat Rumah dan No. Tel./ HP : Jln. Netar Jaya No. 12 B RT 33 RW 12

Palembang/081377773831f. Alamat Email : [email protected]

4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : Dua (2) orang

5. Dosen Pendampinga. Nama Lengkap : dr. Mutiara Budi Azhar, SU., MMedScb. NIP : 19520107 198303 1 001c. Alamat Rumah dan No. Tel./HP : Jln. Musi 1 Blok B No. 6 Komplek

Wayhitam Palembang

Palembang, 23 Maret 2010

Menyetujui,

Pembantu Dekan III, Ketua Pelaksana Kegiatan,

(dr. Syarif Husin, MS) (Desi Oktariana) NIP. 19611209-199203 1 003 NIM. 04081001093

Rektor Universitas Sriwijaya , Dosen Pendamping,

(Prof. Dr. Hj. Badia Perizade, MBA) (dr. Mutiara Budi Azhar, SU., MMedScNIP. 19530707 197903 2 001 NIP. 19520107 198303 1 001

ii

Page 3: PKM GT 10 UNSRI Desi Pemanfaatan Urin Manusia

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Mahakuasa atas segala rahmat dan kasih-Nya kepada kita selama ini. Terlebih dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai mahasiswa, sehingga program kreativitas mahasiswa ini dapat terselesaikan dengan baik.

Program kreativitas mahasiswa ini disusun berdasarkan literatur yang ada, disamping itu diambil dalam berbagai situs internet. Program kreativitas mahasiswa ini memberikan suatu aspirasi bagi mahasiswa untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan khususnya tentang pemanfaatan urin manusia sebagai pupuk cair yang aman, murah, dan berkualitas untuk berbagai tanaman pangan. Di sisi lain, banyak manfaat yang dapat diperoleh pada setiap mahasiswa dalam melakukan tugas dan tanggung jawab sebagai harapan bangsa.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan program kreativitas mahasiswa ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan arahan dari seluruh dosen, khususnya dosen pembimbing, yaitu dr. Mutiara Budi Azhar, SU., MMedSc dan para dosen yang melakukan seleksi program kreativitas mahasiswa dalam penyempurnaan program kreativitas mahasiswa ini. Dengan tangan-tangan terbuka penulis menerima berbagai saran, kritik, dan arahan dari pembaca khususnya rekan-rekan mahasiswa.

Atas bantuan dan segala dukungan dari berbagai pihak baik secara moral maupun spiritual, penulis ucapkan terima kasih. Semoga program kreativitas mahasiswa gagasan tertulis ini dapat berguna bagi kita semua.

Palembang, Maret 2010

Penulis

iii

Page 4: PKM GT 10 UNSRI Desi Pemanfaatan Urin Manusia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... iLEMBAR PENGESAHAN.................................................................................... iiKATA PENGANTAR........................................................................................... iiiDAFTAR ISI.......................................................................................................... ivDAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... vRINGKASAN........................................................................................................ viPENDAHULUAN.................................................................................................. 1

Latar Belakang............................................................................................ 1Tujuan......................................................................................................... 2Manfaat....................................................................................................... 2

GAGASAN............................................................................................................. 3Masalah Penggunaan Pupuk Buatan di Indonesia...................................... 3

Kapasitas Produksi Pupuk yang Relatif Sulit Meningkat.................. 3Mahalnya Harga Pupuk………………….......................................... 4Pupuk Anorganik Dapat Merusak lingkungan................................... 4

Pemanfaatan Urin Manusia untuk Mengatasi Permasalahan Pupuk........... 5Kandungan dalam Urin Manusia yang Berperan sebagai Nutrien bagi Tanaman............................................................................................. 5Potensi Urin Manusia sebagai Pupuk Cair......................................... 6Cara Pembuatan Pupuk Cair dari Urin Manusia................................ 8Potensi Aplikasi Pupuk Cair dari Urin Manusia di Indonesia........... 9

KESIMPULAN..................................................................................................... 10DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 12DAFTAR RIWAYAT HIDUPLAMPIRAN

iv

Page 5: PKM GT 10 UNSRI Desi Pemanfaatan Urin Manusia

DAFTAR LAMPIRAN

Tabel 1. Perkiraan Kandungan Nutrien Tanaman dalam Urin Tabel 2. Tingkat Penggunaan Urin dalam Hubungannya dengan Kebutuhan

Nutrien TanamanTabel 3. Tanaman-Tanaman yang Diuji dengan Pupuk Cair dari Urin Manusia

Dibandingkan dengan Tanaman yang hanya Diberi AirGambar 1. Perbandingan Tanaman Jagung yang Diberi Pupuk Urin dengan yang

Tidak diberi Pupuk UrinGambar 2. Hasil Tanaman yang Menggunakan Pupuk Cair dari Urin ManusiaGambar 3. Contoh eco-toiletGambar 4.Contoh tampungan urin yang terpisah dari feses dalam sistem eco-toiletGambar 5. Contoh tampungan feses dalam sistem eco-toiletGambar 6. Contoh tangki penampungan seluruh urin yang telah dikumpulkan

v

Page 6: PKM GT 10 UNSRI Desi Pemanfaatan Urin Manusia

RINGKASAN

Seiring dengan pertambahan penduduk, kebutuhan akan pangan terus meningkat. Produksi pangan dapat ditingkatkan melalui pemupukan, disamping upaya intensifikasi lainnya. Pupuk anorganik lebih meluas dipakai karena praktis penggunaannya dan tahan lama dalam penyimpanan. Akan tetapi, penggunaan pupuk anorganik memiliki kendala, yaitu kapasitas produksinya yang relatif sulit ditingkatkan, biaya produksinya yang tinggi, dan harga jualnya yang tinggi. Disamping itu, pupuk jenis ini terbukti dapat menyebabkan pencemaran lingkungan hidup, termasuk merusak struktur tanah pertanian. Untuk mengatasi masalah itu, petani perlu diajak beralih ke pupuk organik yang dapat diproduksi dengan bahan baku yang dapat diperoleh dengan mudah dan murah. Disamping itu, pupuk organik bersifat alamiah sehingga lebih ramah lingkungan. Salah satu potensi yang dapat dikembangkan untuk menggantikan pupuk anorganik adalah pupuk organik cair dari urin manusia.

Adapun tujuan dari tulisan dalam rangka PKM-GT ini adalah untuk membahas potensi pemanfaatan urin manusia sebagai pupuk cair yang aman, murah, dan berkualitas untuk berbagai tanaman pangan, mendeskripsikan kemungkinan cara pembuatan pupuk cair dari urin manusia, menilai efektifitas dan efisiensi pupuk cair dari urin manusia, mengetahui kelebihan dan kekurangan pupuk cair dari urin manusia, serta mendeskripsikan perkiraan teknik implementasinya di Indonesia. Metode penulisan yang diambil dalam penyusunan PKM-GT ini yaitu dengan menentukan topik dan permasalahan yang akan dibahas sebagai titik awal. Kemudian, dilakukan pengkajian terhadap literatur yang berhubungan dengan pemanfaatan urin manusia sebagai pupuk cair yang aman, murah, dan berkualitas dengan cara studi internet dan studi kepustakaan.

Urin manusia mengandung unsur-unsur nitrogen, fosfor, potassium/kalium, sulfur, magnesium, dan kalsium, yang merupakan makronutrien penting yang dibutuhkan oleh tanaman. Untuk menghasilkan pupuk cair, diperlukan pengumpulan, penyimpanan, dan pengolahan yang baik. Urin dapat diencerkan dengan perbandingan 3:1 (air/urin) dalam 0,5 liter campuran. Uji coba urin manusia sebagai pupuk cair telah terbukti dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan di beberapa negara telah dijumpai pemanfaatan dari pupuk urin ini. Di Swedia telah ada situs pemisahan urin dan air yang mengalir ke limbah perkotaan, lalu di Ghana yang menggunakan eco-toilet di sejumlah desa untuk menampung sejumlah urin yang kemudian diolah untuk menjadi pupuk bagi tanaman. Teknik implementasi dengan menggunakan eco-toilet lebih mungkin untuk diterapkan di Indonesia karena teknik ini tidak membutuhkan biaya yang banyak. Teknik eco-toilet dapat diterapkan pada instansi pemerintahan, sekolah-sekolah, tempat-tempat umum, bahkan perumahan. Setelah terkumpul, urin ini kemudian dibawa oleh suatu kendaraan khusus, misalnya truk, yang mengambil urin dari sejumlah eco-toilet untuk dibawa ke instalasi pengolahan. Dalam hal ini, dukungan dari pemerintah sangat diperlukan baik itu berupa fasilitas pengolahan, sosialisasi sistem toilet baru, dan atau memberikan kemudahan kepada pihak swasta untuk berinvestasi dalam bidang ini. Dengan demikian, pemanfaatan urin manusia sebagai pupuk cair di Indonesia sangat layak untuk dipertimbangkan sebagai bagian dari upaya memperoleh metode pemupukan yang aman, murah dan berkualitas untuk berbagai tanaman pangan.

Page 7: PKM GT 10 UNSRI Desi Pemanfaatan Urin Manusia

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan akan bahan pangan terus meningkat seiring dengan pertambahan penduduk. Jumlah penduduk Indonesia kian bertambah bahkan kini telah mencapai 235 juta jiwa sedangkan jumlah ketersediaan pangan kita terancam berkurang karena lahan pertanian di Indonesia semakin menyusut setiap harinya. Badan Ketahanan Pangan Departemen Pertanian (Deptan) memperkirakan jumlah penduduk Indonesia tahun 2030 akan mencapai 286 juta orang. Angkapertambahan penduduk yang tinggi tersebut akan menimbulkan sejumlah masalah seperti kelaparan dan kekurangan gizi (Winangun, 2005). Hal ini merupakan tantangan tersendiri di bidang pertanian kita masa depan.

Dengan kemajuan teknologi, beberapa produksi pertanian masih dapatditingkatkan melalui upaya intensifikasi pertanian, yaitu suatu upaya untuk menaikkan hasil pertanian tanpa menambah areal lahan pertanian. Salah satu upaya intensifikasi pertanian yang penting, disamping pemilihan bibit unggul, pengirigasian yang baik, pencegahan terhadap serangan hama, dan pengolahan lahan pertanian, adalah pemupukan (Siregar, 1981).

Pupuk terbagi menjadi pupuk organik dan pupuk anorganik (pupuk buatan). Pupuk anorganik lebih disukai petani dibanding dengan pupuk organik karena pupuk anorganik sangat praktis dalam pemakaian, dapat disimpan lama,dan konsentrasinya akan zat-zat makanan bagi tumbuhan dan perkembangantanaman ternyata sangat tinggi (Sutejo, 2002). Pemakaian pupuk anorganik di dunia meningkat dengan cepat sekitar tahun 1948–1957, sedang kenaikan pemakaian pupuk di dunia kurang lebih 93.3%. Terutama di negara-negara yang sedang berkembang, kenaikan telah mencapai angka yang sangat tinggi, seperti di Asia kenaikannya mencapai 228.6%, di Afrika 187.3%, sedang negara-negara maju kenaikannya relatif kecil (Sutejo, 2002). Di indonesia, pemakaian pupuk anorganik juga terus mengalami peningkatan, sejalan dengan garis kebijaksanaan pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan di bidang pertanian.

Namun, realisasi program intensifikasi ini mengalami beberapa hambatan. Kemampuan pemerintah untuk memberikaan subsidi terhadap sarana produksi pertanian, terutama pupuk, relatif menurun. Disamping itu, dampak krisis ekonomi yang dialami oleh negara kita sampai saat ini juga dirasakan oleh para petani, yang terlihat dari menurunnya daya beli mereka dan ditambah lagi harga pupuk dan sarana produksi lain yang semakin tinggi. Masalah ini menyebabkan petani tidak selalu dapat menerapkan budidaya yang baik untuk meningkatkan produksinya. Selain itu, pupuk anorganik yang digunakan selama ini juga dapat menyebabkan rusaknya struktur tanah sehingga perkembangan akar tanamanmenjadi tidak sempurna. Hambatan dan masalah yang berkaitan dengan penggunaan pupuk anorganik tersebut membuat para ahli pertanian dan petani mulai tergerak untuk meningkatkan penggunaan pupuk organik (Sutanto, 2002).

Pupuk organik mempunyai efek jangka panjang yang baik bagi tanah, yaitu dapat memperbaiki struktur kandungan organik tanah dan selain itu juga menghasilkan produk pertanian yang aman bagi kesehatan. Oleh karena itu, sekarang ini penggunaan pupuk organik digalakkan pemakaiannya di kalangan petani (Syekhfani, 2002). Pupuk organik ada dua macam, yaitu pupuk organik

1

Page 8: PKM GT 10 UNSRI Desi Pemanfaatan Urin Manusia

padat dan pupuk organik cair. Salah satu bahan dasar yang dapat digunakan untuk membuat pupuk organik cair adalah urin manusia (Germer, 2006). Urin manusia kaya akan nutrisi yang penting bagi tanaman. Urin mengandung sejumlah besar nitrogen (kebanyakan seperti urea), serta jumlah yang signifikan dari fosfat dan potasium yang terlarut, makronutrien utama yang diperlukan oleh tanaman. Selain itu, urin manusia juga mengandung magnesium, kalsium, dan sulfur, yang merupakan nutrien sekunder yang penting bagi tanaman (Mas’ud, 1993).Berdasarkan penelitian yang dilakukan di beberapa negara, pupuk cair yang berasal dari urin manusia dapat diaplikasikan pada berbagai tanaman pangan seperti mentimun, tomat, terong, jagung, kubis, dan berbagai sayuran lainnya (Mayorga, Perez M, Gromoll J, 2007).

Banyak orang tidak menyadari bahwa limbah urin yang selama ini dibuang begitu saja dan dianggap mengganggu memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat dijadikan pupuk cair yang aman, murah, dan berkualitas untuk berbagai tanaman pangan di Indonesia.

Tujuan- Mengetahui potensi pemanfaatan urin manusia sebagai pupuk cair yang

aman, murah, dan berkualitas untuk berbagai tanaman pangan- Mendeskripsikan kemungkinan cara pembuatan pupuk cair yang berbahan

dasar urin manusia untuk berbagai tanaman pangan- Menilai efektifitas dan efisiensi pupuk cair yang berbahan dasar urin

manusia untuk berbagai tanaman pangan- Mengetahui kelebihan dan kekurangan pupuk cair berbahan dasar urin

manusia dibandingkan dengan pupuk organik dan anorganik lainnya yang sering dipakai di Indonesia

- Mendeskripsikan perkiraan teknik implementasi pupuk cair dari urin manusia di Indonesia

ManfaatHasil penulisan program kreativitas mahasiswa-gagasan tertulis inidiharapkan dapat bermanfaat bagi:1. Mahasiswa, dapat menyalurkan aspirasi dan kreativitasnya melalui

sebuah tulisan2. Masyarakat, dapat memelihara dan menjaga kebersihan lingkungan3. Para petani, dapat memiliki altenatif pupuk sehingga dapat meningkatkan

status ekonomi4. Pemerintah, mengurangi beban negara dalam hal subsidi pupuk dan

memelihara lingkungan hidup5. Pengembangan ilmu pengetahuan, meningkatkan kreativitas dan inovasi

terhadap isu-isu yang diterima selama ini sehingga didapat alternatif yang lebih baik.

6. Penelitian lebih lanjut mengenai pemanfaatan urin sebagai pupuk cair yang aman, murah, dan berkualitas untuk berbagai tanaman pangan, menjadi langkah dalam penerapan teknologi

2

Page 9: PKM GT 10 UNSRI Desi Pemanfaatan Urin Manusia

GAGASAN

Masalah Penggunaan Pupuk Buatan di Indonesia

Pupuk adalah susbtansi yang sangat penting dalam dunia pertanian dan perkebunan. Pupuk terbagi atas pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan, atau manusia seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos, baik yang berbentuk cair maupun padat. Sedangkan pupuk anorganik/buatan adalah pupuk hasil proses rekayasa secara kimia, fisik dan atau biologis dan merupakan hasil industri atau pabrik pembuat pupuk (Suriawiria, 2004). Telah dijelaskan sebelumnya bahwa pemakaian pupuk anorganik di kalangan petani sangat tinggi di Indonesia karena pupuk anorganik sangat praktis dalam pemakaian, artinya pemakaian dapat disesuaikan dengan perhitungan hasil penyelidikan akan defisiensi unsur hara yang tersedia dalam kandungan tanah. Selain itu, penyediaan pupuk anorganik bagi para pemakainya dapat meringankan ongkos-ongkos angkutan, mudah didapat, dapat disimpan lama, dan konsentrasinya akan zat-zat makanan bagi tumbuhan dan perkembangan tanaman ternyata sangat tinggi (Sutejo, 2002).Selain keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dengan pemanfaatan pupuk anorganik, tentu pula terdapat keburukan dan masalah-masalah yaitu dalam hal produksi, biaya, dan lingkungan hidup.

Kapasitas Produksi Pupuk yang Relatif Sulit Meningkat

Pupuk anorganik terbagi 4 macam, yaitu pupuk tunggal, campur, majemuk, dan majemuk khusus. Sifat pupuk ini pun sangat beragam sehingga pemilihan pupuk hendaknya mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI).Beberapa pupuk yang sering digunakan oleh para petani di Indonesia adalah pupuk urea, NPK, ZA, TSP, dan RP (Rinsema, 2006).

Produksi pupuk Urea pada tahun 2003 mencapai 5.733.121 ton dan tidak mengalami perubahan yang signifikan hingga tahun 2007. Penambahan kapasitas produksi pada tahun 2005 menyebabkan tingkat pemanfaatan produksinya menjadi 70,4% pada tahun 2006, menurun dari 76,3% pada tahun 2003. Produksi pupuk ZA meningkat cukup besar dari 479.281 ton pada tahun 2003 menjadi 625.000 ton pada tahun 2006, demikian pula dengan pupuk NPK mengalami peningkatan yang signifikan dari 113.842 ton pada tahun 2003 menjadi 412.663 ton pada tahun 2006.

Pemanfaatan kapasitas produksi NPK meningkat pesat dari 31,6% pada tahun 2003 menjadi 89,7% pada tahun 2006. Pada tahun 2007 produksi NPK meningkat kembali menjadi 746.347 ton karena bertambahnya kapasitas produksi NPK dari PT Petrokimia Gresik. Program penggalakan penggunaan pupuk NPK untuk meningkatkan produktivitas pertanian menjadi pendorong utama peningkatan ini. Tetapi, tingkat pemanfaatannya menurun menjadi 82,2%

Urea yang merupakan pupuk utama dalam sektor pertanian, dari tahun 2003 hingga 2007 produksinya masih didominasi oleh PT Pusri dan Pupuk Kaltim, dengan produksi yang relatif stabil setiap tahunnya. Produksi PT Pusri mencapai 2.020.760 ton pada tahun 2007 dan relatif tidak mengalami perubahan berarti dari produksi tahun 2003 yang mencapai 2.053.410 ton.

3

Page 10: PKM GT 10 UNSRI Desi Pemanfaatan Urin Manusia

Penambahan produksi Urea sebagian besar berasal dari produksi PT Pupuk Kujang yang sejak tahun 2006 bertambah produksinya sejak adanya penambahan kapasitas produksi baru dari pabrik pupuk Kujang 1B pada tahun 2005. Penurunan produksi terjadi pada PT PIM yang mengalami kesulitan pasokan gas sejak tahun 2003, hingga sempat terhenti produksinya dan mendapat swap gas dari pasokan gas untuk ke PT Pupuk Kaltim dari ExxonMobil. Sulitnya pasokan gas juga terjadi pada PT AAF, bahkan berakibat pada penghentian operasi sejak tahun 2003, hingga akhirnya dilikuidasi pada tahun 2006 (Indonesian Commersial Newsletter, 2008). Kondisi ini mengakibatkan perkembangan produksi cenderung stagnan.

Data produksi di atas menunjukkan bahwa untuk sementara ini, kebutuhan produksi pupuk masih dapat terpenuhi. Tetapi, untuk beberapa tahun kedepan diprediksi bahwa tingkat produksi pupuk anorganik tidak akan mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan pupuk seiring dengan upaya intensifikasi pertanian untuk tanaman pangan.

Mahalnya Harga Pupuk

Pengurangan subsidi dari pemerintah terhadap biaya produksi pupuk menyebabkan peningkatan harga pupuk yang cukup signifikan. Disamping itu, distribusi yang kacau semakin memperparah ketersediaan pupuk bagi petani. Untuk pupuk urea, seharusnya harga subsidi sekitar Rp 60 ribu per karung (isi 50 kg). Namun, ketika sampai ke tangan petani harganya bisa mencapai Rp l00 ribu, bahkan ada yang sampai Rp l50 ribu per karung. Kondisi yang sama juga terjadi pada pupuk NPK yang normalnya dijual seharga Rp l25 ribu per karung. Namun, karena panjangnya rantai pendistribusian, harga di petani bisa mencapai Rp 210 ribu per karung (Supriyana, 2009).

Mahalnya harga pupuk tersebut tidak sebanding dengan pendapatan petani dari hasil pertanian mereka.Terhambatnya produksi pupuk ini secara langsung berimbas pada petani. Selain itu, program pemerintah untuk menggalakkan penggunaan pupuk majemuk (NPK) yang memiliki harga lebih mahal cukup memberatkan petani sehingga para petani membutuhkan suatu solusi akan produksi pupuk yang murah dan memadai.

Pupuk Anorganik Dapat Merusak Lingkungan

Pemanfaatan teknologi pertanian dalam segala bidang diperlukan untuk meningkatkan produksi pertanian. Pemupukan, disamping pemilihan bibit unggul, pemberantasan hama penyakit, penyediaan air yang cukup, dan aplikasi bioteknologi, merupakan salah satu usaha penting untuk meningkatkan produksi, bahkan sampai sekarang dianggap sebagai faktor yang dominan dalam produksi pertanian. Sampai akhir abad XX, pemupukan merupakan faktor penting untuk meningkatkan produksi karena belum ada alternatif lain untuk menggantikannya (Rosmarkam, 2002). Penggunaan pupuk anorganik yang selalu meningkat dari tahun ke tahun, telah mencemaskan pakar lingkungan hidup karena dampak polusi yang ditimbulkannya.

Penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus menjadi penyebab menurunnya kesuburan lahan bila tidak diimbangi dengan penggunaan pupuk

4

Page 11: PKM GT 10 UNSRI Desi Pemanfaatan Urin Manusia

organik dan pupuk hayati (Hardjowigeno, 1992). Selama 20 tahun terakhir ini terjadi kenaikan kebutuhan pupuk anorganik hingga 500%, sementara itu produksi padi hanya meningkat 50% (Syekhfani, 2002). Banyaknya pabrik-pabrik yang mengolah berbagai pupuk anorganik yang pembuangan limbah industrinya (air dan cairan) tidak memperhatikan keadaan lingkungan dan tidak mau memelihara keadaan tanah di sekitarnya, akan menyebabkan tanah tidak berproduksi sebagaimana mestinya. Bahkan sering kali tidak produktif lagi. Ini disebabkan mikro-organisme dan unsur-unsur hara yang terkandung mengalami keracunan. Dalam kejadian seperti ini pemulihannya kembali akan memakan waktu yang cukup lama (Rismunandar, 1993).

Salah satu dampak negatif dari penggunaan pupuk anorganik yang sangat tinggi adalah semakin meluasnya lahan kritis. Data yang dipaparkan oleh Biro Pusat Statistik menunjukkan bahwa pada tahun 1996, luas lahan kritis di indonesia sudah mencapai 12,5 juta hektar, dengan perincian 8 juta berasal dari lahan pertanian dan sisanya 4,5 juta hektar berasal dari kawasan hutan (BPS, 1998). Kondisi ini akan lebih parah lagi karena diperkirakan setiap tahun lahan kritis bertambah 300.000 hingga 600.000 hektar jika penggunaan pupuk dan pestisida kimia tidak dikurangi (Djoyohadikusumo, 1999).

Pemanfaatan Urin Manusia untuk Mengatasi Permasalahan Pupuk

Kandungan dalam Urin Manusia yang Berperan sebagai Nutrien bagi Tanaman

Urin mengandung sejumlah besar makronutrien utama yang dibutuhkan oleh tanaman, seperti nitrogen (kebanyakan seperti urea), fosfat, dan potasium yang terlarut. Pada umumnya, manusia mengeluarkan urin sekitar 580 kg per tahun (untuk dewasa) -sekitar 1,5 liter per hari- dan ini mengandung banyak nutrisi yang berguna untuk pertumbuhan tanaman. Di Cina, Gao, Shen, dan Zheng (2002), secara laboratoris menunjukan bahwa urin mengandung 96,98% air, 0,53% (3,08 kg/thn) nitrogen (kebanyakan urea), 0,04% (0,23 kg/thn) fosfor, dan 0,14% ( 0,81 kg/thn) kalium. Dengan perbandingan 113,7 kg kotoran manusia yang dihasilkan per tahun yang mengandung 80,7% air, 1,16% (1,31 kg/thn) nitrogen, 0.26% (0,29 kg/thn) fosfor dan 0.03% (0.03 kg/thn) kalium (angka yang rendah untuk kalium dibandingkan dengan analisis lainnya). Jadi, urin menghasilkan 4,12 kg/thn NPK dibandingkan dengan kotoran yang menghasilkan 1,63 kg / thn. (lihat tabel 1 pada lampiran).

Urin manusia mengandung nitrogen, fosfor, potassium/kalium, sulfur, magnesium, dan kalsium (Kirchmann, 1995), yang memiliki manfaat sebagai berikut:

Nitrogen (N) adalah hara utama tanaman, merupakan komponen dari asam amino, asam nukleid, nudeotides, klorofil, enzim, dan hormon. Nitrogen mendorong pertumbuhan tanaman yang cepat dan memperbaiki tingkat produksi serta kualitas gabah melalui peningkatan jumlah anakan, pengembangan luas daun, pembentukan gabah, pengisian gabah, dan sintesis protein. Nitrogen sangat mobil di dalam tanaman dan tanahsehingga distribusi zat tersebut sangat merata bagi tanaman (Soepardi, 2003).

5

Page 12: PKM GT 10 UNSRI Desi Pemanfaatan Urin Manusia

Fosfat (P) adalah hara utama tanaman yang penting untuk perkembangan akar, anakan, berbunga awal, dan pematangan. Fosfat mobil dalam tanaman, tetapi tidak mobil dalam tanah (Rinsema, 2006).

Potasium/kalium adalah hara tanaman utama yang dibutuhkan untuk meningkatkan perkembangan akar dan vigor tanaman, ketahanan terhadap kerebahan dan hama/penyakit. Kalium mobil dalam tanaman dan sangat mobil di dalam tanah (Sutanto, 2002).

Belerang atau Sulfur (S) adalah hara utama penting yang diperlukan untuk produksi klorofil. Sulfur diperlukan untuk memproduksi asam amino (cystein, methionin, dan cystin) dalam tanaman yang berkaitan dengan nutrisi manusia. Sulfur sangat mobil dalam tanaman (walaupun lebih kurang mobil dibandingkan dengan nitrogen), namun hanya sebagian yang mobil dalam tanah (Thompson, 2005).

Magnesium dan kalsium adalah hara utama penting yang berfungsi sebagai aktifator berbagai jenis enzim tanaman, merangsang pembentukan senyawa lemak dan minyak, serta karbohidrat, membantu translokasi pati dan distribusi fosfor didalam tubuh tanaman, unsur pembentuk warna daun (Klorofil) sehingga tercipta hijau daun yang sempurna, menjaga tingkat ketersediaan unsur hara mikro sesuai kebutuhan tanaman, dan mampu menjaga keasaman tanah agar sesuai dengan pH yang diperlukan tanaman(Masjan, 2009).

Sebuah masalah yang dihadapi dengan urin bila digunakan sebagai pupukuntuk tanaman adalah bahwa urin memiliki proporsi nitrogen dan garam (Na Cl) yang sangat tinggi dibandingkan dengan fosfor dan potassium. Kebanyakan pupuk kebun untuk sayuran mengandung lebih banyak fosfor dari nitrogen. Fosforberguna untuk pertumbuhan akar, nitrogen untuk pertumbuhan vegetatif seperti daun, dan potasium membantu proses pematangan dan berbuah (Tidaker, 2007). Urin manusia memiliki sebuah potensi yang sangat besar sebagai pupuk tanaman pangan karena kandungan nitrogen yang tinggi ini sangat berguna untuk nutrisi sayuran yang memerlukan nitrogen tinggi. Pada tanaman, nitrogen diperlukan sekitar 45-160 kg per ha sehingga dibutuhkan 6,500-23,000 liter urin per ha atau 0.6-2.3 liter urin per m3 (William, 2006). Nilai ekonomis urin terletak pada ketersediaannya yang melimpah dan tidak memerlukan biaya untuk memproduksinya. (lihat tabel 2 pada lampiran).

Potensi Urin Manusia sebagai Pupuk Cair

Penggunaan urin dari hewan seperti sapi untuk menyuburkan tanaman telah dikenal sejak dulu. Tetapi, penggunaan urin sapi relatif jarang terjadi sekarang karena pengambilan dan pengukuran urin dari sapi relatif lebih susah(Lestari, 2008). Urin manusia bisa menjadi solusi untuk masalah ini karena pengambilan urin manusia relatif lebih mudah dibanding dengan urin sapi.

Urin adalah cairan yang diekskresikan oleh ginjal. Urin terdiri atas air yang membawa kelebihan zat dan produk limbah tubuh dalam bentuk larutan. Sebagian besar hasil sisa metabolisme oleh tubuh manusia diekskresikan melalui urin. Oleh karena itu, urin kaya akan nutrisi yang berharga bagi tanaman dan dapat dianggap sebagai pupuk cair. Dalam jangka waktu satu tahun, rata-rata

6

Page 13: PKM GT 10 UNSRI Desi Pemanfaatan Urin Manusia

orang mengeluarkan hampir 6 kg nutrisi tanaman murni melalui urin. Ini hampir setara dengan jumlah zat gizi yang terkandung dalam 15 kg NPK + pupuk majemuk (Mnkeni, 2008). Persis seperti nutrisi dalam pupuk kimia, nutrisi di urin dapat dengan mudah diambil oleh tanaman.

Dalam sebuah studi, Surendra K. Pradhan dan koleganya mengumpulkan urin manusia dari rumah-rumah pribadi dan menggunakannya untuk menyuburkan tanaman kubis. Kemudian mereka membandingkan tanaman yang menggunakan pupuk urin dengan tanaman yang tumbuh dengan pupuk industri konvensional dan tidak ada pupuk. Analisis menunjukkan bahwa pertumbuhan dan biomassa tanaman dengan urin manusia sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk konvensional. Tidak ada perbedaan dalam nilai gizi kubis. "Hasil kami menunjukkan bahwa urin manusia dapat digunakan sebagai pupuk untuk kubis dan tidak menimbulkan ancaman higienis signifikan atau meninggalkan suatu rasa yang berbeda dalam produk makanan" (Pradhan, 2007).

Menurut sebuah studi baru dari Finlandia, ternyata urin manusia juga bekerja sangat baik sebagai pupuk untuk tomat. Dari studi yang ditemukan, tanaman yang dipupuk dengan campuran urin manusia dapat memproduksi 4,2 kali lebih banyak buah dari tanaman tanpa urin manusia. Tomat dengan pupuk urin manusia memiliki lebih banyak beta-karoten daripada tomat yang tidak dipupuk dengan urin manusia, dan jauh lebih banyak protein dari tanaman dengan pupuk tradisional. Selain itu, tomat yang dihasilkan sama baiknya seperti yang tumbuh dengan pupuk tradisional, menurut sebuah panel dari 20 brave tasters(Pradhan, 2009).

Surendra K. Pradhan, K. Holopainen dan Helvi Heinonen-Tanski dari Universitas Kuopio di Finlandia mengumpulkan urin manusia selama musim dingin 2007-2008 dari beberapa eco-toilet di rumah-rumah pribadi. Urin disimpan selama sekitar enam bulan pada suhu 45 derajat F dan diuji untuk mikroba dan bakteri. Tim mencampur urin dengan air, dan menemukan bahwa campuran urin manusia sebaik - atau lebih baik dari - pupuk kimia konvensional.

Pada tes rasa, tomat yang dipupuk dengan urin manusia tidak memiliki rasa yang berbeda dari tomat-tomat lainnya. Menurut penelitian, semua sampel tomat dievaluasi dengan penilaian sama baik oleh tasters. Hasil terbaru dilaporkan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry. Tim yang sama sebelumnya telah menguji urin manusia sebagai pupuk untuk ketimun dan kubis, dan sebuah tim Afrika Selatan melaporkan tahun lalu bahwa urin dapat digunakan sebagai pupuk untuk tanaman jagung.

Penelitian lain dilakukan oleh Xiao Jun pada berbagai sayuran dan jagung menggunakan urin yang diencerkan dengan air pada perbandingan tiga bagian air ke satu bagian urin sebagai pakan cair (perbandingan 3:1). Bibit ditanam dalam kemasan, baik 10 liter ember semen atau 10 baskom dan diirigasi dengan air selama periode pertama (1-4 minggu) untuk penstabilan dalam lingkungan baru tanaman. Setelah ditanam, sayuran yang cepat tumbuh seperti selada, bayam, dan covo diiirigasi dengan air selama 1-2 minggu sebelum aplikasi urin dan tomat disiram untuk periode satu bulan sebelum aplikasi urin. Setelah itu, 0,5 liter dari 3:1 air/urin dicampurkan. Campuran 3:1 ini diterapkan setiap tiga kali per minggu diselingi dengan penyiraman rutin pada waktu lain untuk menjaga tanaman bagus dan sehat. Bibit muda tidak dapat mentolerir campuran 3:1 dengan baik dan perlu

7

Page 14: PKM GT 10 UNSRI Desi Pemanfaatan Urin Manusia

distabilkan sebelum campuran urin diterapkan. Bibit muda mentolerir campuran 5:1 dengan lebih baik.

Untuk uji coba jagung, dilakukan kebanyakan di baskom 10 liter semen, urin manusia diencerkan dalam kisaran 3:1, 5:1 dan 10:1 dengan air. Tanaman diberi pupuk dengan urin setiap 3 kali per minggu dengan campuran 3:1 (percobaan U1), sekali seminggu dengan campuran 3:1 (U2), sekali seminggu dengan campuran 5:1 (U3), sekali seminggu dengan campuran 10:1 atau dengan air saja. Tanaman yang diberi pupuk dengan campuran urin juga disiram dengan air secara teratur pada saat yang lain untuk menjaga tanaman sehat dan bagus(Mnkeni, 2008). Setelah masa pertumbuhan tertentu, tanaman itu dipanen dan ditimbang. (lihat tabel 3 pada lampiran, lihat pula gambar 1 dan 2 pada lampiran).

Penelitian tersebut menunjukan bahwa urin manusia sangat baik untuk diaplikasikan menjadi pupuk cair. Selain menunjukan hasil yang memuaskan, penggunaan urin sebagai pupuk cair juga tidak memerlukan biaya yang besar. Hal ini tentu dapat menjadi solusi bagi para petani dan masyarakat atas permasalahan keterbatasan penyediaan pupuk dan tingginya harga pupuk. Pembuatan pupuk cair ini pun relatif mudah dan dapat dilakukan oleh semua orang.

Cara Pembuatan Pupuk Cair dari Urin Manusia

Adapun langkah-langkah pembuatan pupuk cair dari urin manusia adalah sebagai berikut (Woods, 2009):

1. Pengumpulan urin. Urin yang dikumpulkan secara terpisah dari feses memungkinkan

penggunaannya sebagai pupuk cair. Dalam sistem waterless toilet pemisahan ini juga mengurangi bau dan meningkatkan jumlah patogen mati dalam feses. Dengan tergantung pada skala berbagai wadah plastik, pengumpulan urin lokal atau terpusat dan pemisahan toilet dapat digunakan. Secara umum, sistem waterless toilet lebih baik digunakan untuk mempermudah pengenceran dan pemindahan urin.

2. Penyimpanan.Penyimpanan urin dapat dilakukan pada suatu tangki yang besar. Hal ini

memungkinkan urin untuk dapat digunakan ketika nutrisi untuk tanaman sedang sangat dibutuhkan. Pada iklim tropis, urin harus disimpan selama sekitar tiga bulan sebelum aplikasi. Jika penyimpanan tidak memungkinkan, maka urin segar hanya boleh diterapkan pada tanaman yang tinggi dan tegak. Contoh tanaman tersebut adalah: pisang, pisang raja, pepaya, jeruk, alpukat dan mangga. (lihat gambar 3 pada lampiran)

3. Pengadukan.Selama penyimpanan, urin cenderung membentuk kristal dan terjadi

pengendapan garam ketika sedang berada pada temperatur ambien. Garam ini mungkin mengikat sejumlah proporsi yang signifikan dari total nutrisi, terutama fosfor. Oleh karena itu, urin yang disimpan kadang-kadang harus diaduk terlebih dahulu sebelum aplikasi lapangan.

8

Page 15: PKM GT 10 UNSRI Desi Pemanfaatan Urin Manusia

4. Timing. Hindari aplikasi selama siang hari pada suhu tinggi. Sejumlah besar

nitrogen akan menguap ketika terjadi kontak antara urin dengan tanah panas. Pemupukan dengan urin, seperti dengan semua pupuk nitrogen lainnya, harus dilakukan pada suhu dingin, baik pada awal pagi atau sore. Pemupukan dengan urin secara ideal dilakukan pada curah hujan ringan. Hal ini akan memastikan bahwa nutrisi akan dicuci ke dalam tanah. Pada tanah yang sangat kering, nitrogen lebih banyak menguap dan dalam kasus hujan berat, nutrisi dicuci menjauh dari tanaman.

5. Aplikasi.Pemupukan dengan urin ini paling sering dilakukan dengan kaleng

penyiram tanaman. Ketika sejumlah besar urin harus diaplikasikan pada daerah yang luas, perangkat aplikasi seperti yang digunakan untuk pupuk cair lain akan sangat membantu. Untuk mengurangi hilangnya nitrogen, urin dapat bekerja di dalam tanah atau daerah terawat yang ditutupi dengan daun atau kompos. Pengenceran urin menggunakan air dengan perbandingan 3:1 (0,5 liter)

Potensi Aplikasi Pupuk Cair dari Urin Manusia di Indonesia

Di beberapa negara, telah ada pengolahan limbah urin untuk dijadikan nutrien bagi tanaman. Di Swedia, telah ada situs pemisahan urin dan air yang mengalir ke limbah perkotaan. Situs tersebut mengalirkan limbah urin ke lingkungan pertanian untuk dijadikan sumber nutrien bagi tanaman. Hal tersebut dapat mengurangi biaya dan intensivitas energi dari pengolahan limbah, dan konsekuensi ekologis seperti eutrofikasi, akibat dari masuknya limbah ke air atau ekosistem laut. Di Ghana, telah ada eco-toilet di sejumlah desa untuk menampung sejumlah urin yang kemudian diolah untuk menjadi pupuk bagi tanaman. Eco-toilet adalah suatu sistem toilet yang memisahkan pembuangan urin dan feses sehingga tidak terjadi pencampuran antara urin dan feses. Di bawah toilet tersebut terdapat dua tangki (satu tangki untuk urin dan satu tangki untuk feses) sehingga pengambilan limbah mudah dilakukan. Terdapat dua saluran yang terdiri dari saluran pipa plastik untuk urin dan saluran untuk feses dalam toilet yang sama. Saluran untuk urin diletakkan di bagian depan, sedangkan saluran untuk feses diletakkan di bagian belakang. (lihat gambar 4, 5, dan 6 pada lampiran).

Dibandingkan dengan situs pengaliran limbah urin yang ada di Swedia, sistem eco-toilet dari Ghana ini lebih praktis, mudah, dan ekonomis untuk dilakukan karena hanya perlu melakukan sedikit modifikasi pada toilet pada umumnya.

Mayoritas petani di Indonesia tinggal di pedesaan, sedangkan pasokan urin dalam jumlah besar lebih mungkin tersedia di kota. Dalam hal ini, teknik pengumpulan dan penyimpanan urin perlu diperhatikan. Sistem eco-toilet adalah suatu solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan pengumpulan urin. Sistem eco-toilet dapat diterapkan di beberapa tempat umum, sekolah, dan instansi di perkotaan, bahkan juga di perumahan. Hasil tampungan urin ini kemudian dibawa oleh suatu kendaraan khusus, misalnya truk, yang mengambil urin dari sejumlah eco-toilet. Wadah tampungan ini akan diganti pada saat pengambilan urin sehingga tidak mengganggu penampungan urin yang baru. Untuk itu, wadah

9

Page 16: PKM GT 10 UNSRI Desi Pemanfaatan Urin Manusia

tampungan ini didesain supaya praktis yang memudahkan pertukaran antara tampungan yang lama dan yang baru, serta menjamin tidak terjadinya kontaminasi mikro-organisme. Urin tersebut kemudian dibawa ke instalasi pengolahan. Setelah semua proses dilakukan, maka pupuk cair urin tersebut dapat dikemas di sejumlah botol bekas dan didistribusikan ke petani-petani yang ada di Indonesia. Bukan hanya itu, masyarakat pedesaan pun dapat melakukannya. Kepala desa dapat mengoordinir pengumpulan urin bagi masyarakat desanya. Pembuatan toilet sederhana yang memisahkan antara urin dan feses pun dapat dilakukan bersama. Sebelum toilet ini digunakan, maka perlu dilakukan sosialisasi ke masyarakat desa tentang penggunaan toilet ini. Setelah sejumlah urin berhasil ditampung, maka para petani dapat mengolahnya menjadi pupuk cair yang tentunya lebih ekonomis dibanding dengan pupuk anorganik.

Implementasi teknik ini memerlukan dukungan dari pemerintah berupa fasilitas yang mendukung berlangsungnya teknik pengolahan limbah urin menjadi pupuk cair, sosialisasi penggunaan sistem eco-toilet di perkotaan maupun pedesaan, dan atau memberikan kemudahan kepada pihak swasta untuk berinvestasi dalam bidang ini, baik itu berupa kredit modal usaha dengan bunga rendah disertai dengan tingkat pajak yang rendah. Dengan demikian, pemanfaatan urin manusia sebagai pupuk cair sangat berpotensi untuk diaplikasikan di Indonesia dan merupakan suatu solusi akan suatu metode pemupukan yang aman, murah dan berkualitas untuk berbagai tanaman pangan.

KESIMPULAN

Intensifikasi pertanian masih dapat meningkatkan beberapa produksi pertanian. Salah satu upaya intensifikasi pertanian yang penting adalah pupuk. Pupuk yang sering digunakan oleh masyarakat tani di Indonesia adalah pupuk anorganik. Tetapi, penggunaan pupuk anorganik tersebut memiliki beberapa masalah. Subsidi pemerintah terhadap pupuk relatif menurun dan proses pendistribusian yang tidak selalu mulus menyebabkan harga pupuk melonjak tinggi. Tingginya harga pupuk tersebut tidak sebanding dengan daya beli petani yang rendah. Selain itu, penggunaan pupuk anorganik juga menimbulkan masalah bagi lingkungan karena pupuk ini dapat menurunkan unsur hara tanah dan membuat tanah menjadi keras sehingga sulit diolah.

Dengan demikian, diperlukan pupuk alternatif untuk menjamin keberhasilan upaya untuk meningkatkan intensifikasi pertanian. Salah satu alternatif pupuk yang dapat digunakan adalah pupuk cair dari urin manusia. Urin manusia mengandung sejumlah nutrien yang sangat penting bagi tanaman, yaitu nitrogen, fosfor, potassium/kalium, sulfur, magnesium, dan kalsium. Pembuatan pupuk cair dari urin manusia ini juga relatif mudah dan tidak memerlukan banyak biaya sehingga dapat dilakukan semua orang.

Adapun cara pembuatan pupuk cair dari urin manusia ini yaitu dengan mengumpulkan urin dari individu yang sehat, kemudian urin ini disimpan dalam waktu tertentu. Pada saat akan menggunakan urin tersebut, maka urin terlebih dahulu diaduk untuk menghancurkan kristal yang mungkin dihasilkan dari pengendapan urin. Setelah itu, urin diencerkan dengan perbandingan 3:1 (air/urin)

10

Page 17: PKM GT 10 UNSRI Desi Pemanfaatan Urin Manusia

dalam 0,5 liter campuran. Campuran ini digunakan tiga kali dalam seminggu dengan menggunakan alat penyiram. Penyiraman lebih baik dilakukan pada suhu dingin, yaitu pada pagi atau malam hari untuk menghindari penguapan nitrogen.

Untuk mengaplikasikan pupuk cair urin ke lahan pertanian yang luas, maka diperlukan pasokan limbah urin dari perkotaan, dan untuk itu diperlukan teknik pengumpulan dan penyimpanan yang baik Salah satu teknik yang layak dipertimbangkan adalah teknik dengan sistem eco-toilet. Dengan sistem ini dimungkinkan pemisahan urin dan feses karena tersedia tangki penampungan yang berbeda untuk masing-masing urin dan feses. Setelah dikumpulkan, sejumlah besar limbah urin dapat disimpan dalam suatu tangki tersendiri. Setelah disimpan dalam jangka waktu tertentu, limbah urin diolah, dikemas, dan didistribusikan ke para petani. Dalam lingkup yang lebih kecil, misalnya dalam sebuah desa, kepala desa dapat mengkoordinir pengumpulan urin manusia, kemudian para petani dapat mengolahnya hingga menjadi pupuk cair. Dalam aplikasi teknik ini, dukungan pemerintah sangan diperlukan, baik itu berupa fasilitas, sosialisasi, maupun kemudahan akses bagi pihak swasta untuk dapat berinfestasi dalam bidang ini.

Pemanfaatan urin manusia sebagai pupuk cair berpotensi sangat besar untuk dapat diterapkan karena merupakan jawaban bagi kebutuhan akan suatu pupuk yang murah, aman, dan berkualitas untuk berbagai tanaman pangan. Dengan demikian, aplikasi pembuatan pupuk cair ini, disamping dapat memanfaatkan limbah menjadi sumber daya yang bermanfaat bagi manusia, juga dapat berkontribusi memelihara dan menjaga kebersihan lingkungan dari polusi udara berupa bau tidak sedap yang ditimbulkan dari limbah urin.

11

Page 18: PKM GT 10 UNSRI Desi Pemanfaatan Urin Manusia

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. Limbah. (http://en.wikipedia.org diakses 12 Maret 2010)Anonymous. Hara Tanaman (Nutrient Management).

(http://www.knowledgebank.irri.org diakses 12 Maret 2010)Anonymous. Urine. (http://en.wikipedia.org diakses 12 maret 2010)Abu, Rifai. 1990. Teknologi pertanian tradisional sebagai tanggapan aktif

masyarakat terhadap lingkungan di Cianjur. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya.

Boyle, Rebecca. 2009. Better Tomatoes Via a Fertilizer of Human Urine.(http://www.popsci.com diakses 13 Maret 2010)

Djoyodjohadikusuma, Sumirto. 1999. Sumber Daya Alam dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Germer, John, solomon, daniel. 2006. Fertilization with Human Urine. (https://www.uni-hohenheim.de diakses 13 Maret 2010)

Glendenning, J.S.,1986. Fertilizer Handbook. Australia: Australian Fertilizers Limited 213 Miller Street, North Sydney 2060.

Guzha, E., Nhapi, I., Rockstrom, J. 2005. An assessment of the effect of human faeces and urine on maize production and water productivity. Chem. Earth 30, 840– 845

Hadisuwito, Sukamto. Membuat Pupuk Kompos Cair. AgroMedia.Hardjowigeno, Sarwono. 1992. Ilmu Tanah. Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa.Heinonen-Tanski, H., Sj oblom, A., Fabritius, H., Karinen, P. 2007. Pure human

urine is a good fertilizer for cucumbers Bioresour. Technol 98, 214– 217Indonesian Commersial Newsletter. 2008. Laporan Market Intelligence

Perkembangan Industri Pupuk di indonesia. (http://www.datacon.co.iddiakses 13 Maret 2010)

Kirchmann, Pettersson. 1995. Human urine—chemical-composition and fertilizer use efficiency Fert. Res 40, 149– 154.

Kuopio, Finland. 2009. Urine, Wood Ash Potent Fertilizer. United Press International: Science News

Lestari, Dwi Endah. 2008. Pemanfaatan Urine Ternak Sapi Perah untuk Pembuatan Pupuk Organik Cair di Dusun Princi Desa Gadingkulon Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Malang: Universitas Negeri Malang.

Lingga, Pinus & Marsono. 2000. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta: Swadaya.Masjan, Hendra. 2009. Unsur Hara Kalsium (CaO) & Magnesium (MgO).

(http://pupukdsp.com diakses 13 Maret 2010)Mas’ud, Poerwowidod. 1993. Telaah Kesuburan Tanah. Bandung: AngkasaMayorga, Perez M, Gromoll J. 2007. Human Urine As A Safe, Inexpensive

Fertilizer For Food Crops. ScienceDaily 84:751–755.Morgan, Peter. 2008. Experiments using urine and humus derived from

ecological toilets as a source of nutrients for growing crops. (http://www.rsc.org diakses 13 Maret 2010)

Mnkeni, P. N. S., Kutu, F. R., Muchaonyerwa. 2008. Evaluation of human urine as a source of nutrients for selected vegetables and maize under tunnel house conditions in the Eastern Cape, South Africa Waste Manage. Res 26, 132– 139

12

Page 19: PKM GT 10 UNSRI Desi Pemanfaatan Urin Manusia

Pradhan, Surendra K., Helvi Heinonen, Paivi Karinen. 2009. Stored Human Urine Supplemented with Wood Ash as Fertilizer in Tomato (Solanum lycopersicum) Cultivation and Its Impacts on Fruit Yield and Quality. (http://pubs.acs.org diakses 13 Maret 2010)

Pradhan, Surendra K., Nerg, A.-M., Sj oblom, A.; Holopainen, J. K.; Heinonen-Tanski, H. 2007. Use of human urine fertilizer in cultivation of cabbage (Brassica oleracea)—impacts on chemical, microbial and flavor quality.Food Chem. 55, 8657– 8662

Rinsema, W.T. 2006. Pupuk dan cara pemupukan (Terjemahan H.M. Saleh dari Bemesting en Mest Stofen)Cetakan II. Jakarta: Bhara Karya Aksara.

Rismunandar. 1993. Tanah dan Seluk Beluknya bagi Pertanian. Bandung: Sinar Baru Alglesindo.

Rosmarkam, Afandie & Nasih Widya Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta: Kanisius.

Siregar, Hadrian. 1981. Budidaya tanaman padi di indonesia. Bogor: Sastra Hudaya.

Soepardi. G. 2003. Sifat dan ciri tanah.Bogor: Departemen Ilmu-ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, IInstitut Pertanian Bogor.

Sudibyo, BRA, M. 1998. Alam sumber kesehatan, manfaat dan kegunaan. Jakarta: Balai Pustaka.

Supriyana, Daniel, Wangsit. 2009. Belajar dari petani: kumpulan pengalaman bertani organik. Mitra Tani

Suriawiria, H Unus. 2004. Pupuk Organik Kompos dari Sampah. Bandung: Humaniora Utama Press.

Sutanto, Rachman. 2002. Penerapan pertanian organik: pemasyarakatan dan pengembangannya. Yogyakarta: Kanisius.

Sutanto, Rachman. 2003. Pertanian organik: menuju pertanian alternatif dan berkelanjutan. Yogyakarta: Kanisius.

Sutejo, Mulyani. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta.Syekhfani. 2002. Peran Bahan Organik Dalam Menunjang Pertanian

Berkelanjutan. Pelatihan Pembentukan Wirausaha Pupuk Bokashi, Pakan Ternak, dan Industri Batako Berbasis Pemanfaatan Sampah Kota. Malang, 29 Juni–10 Juli 2002.

Tidaker, P., Mattsson, B., Jansson, H. 2007. Environmental impact of wheat production using human urine and mineral fertilizers. a scenario study J. Cleaner Prod. 15, 52– 62

Thompson and Troeh. 2005. Soil and soil fertility. 3th Edition. Tata Mc graw Hill Publishing Company Ltd. New Delhi p.242-287.

Williams, J. 2006. Using Human Urine As A Liquid Fertilizer. (http://ezinearticles.com diakses 13 Maret 2010)

Winangun, Wartaya. 2005. Membangun karakter petani organik sukses dalam era globalisasi. Yogyakarta: Kanisius.

Wolff, John U. 1992. Indonesian Readings, G - Reference, Information and Interdisciplinary Subjects Series Edisi 3. SEAP Publications.

Woods, Michael.2009. Sustainable fertilizer: Urine and wood ash produce large harvest. (http://www.eurekalert.org diakses 13 Maret 2010)

13

Page 20: PKM GT 10 UNSRI Desi Pemanfaatan Urin Manusia

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Desi OktarianaNIM : 04081001093Asal Institusi : Fakultas Kedokteran Universitas SriwijayaAngkatan : 2008Tempat, tanggal lahir : Palembang, 13 Oktober 1990Alamat : Jln. Netar Jaya No. 12B RT 33 RW 12 Kelurahan

8 Ilir Kecamatan Ilir Timur II Palembang, 30114Agama : IslamHobi : Membaca, berpikir, dan menelitiNo telepon/HP : 081377773831Email : [email protected] Pendidikan : - TK Hana Wijaya Palembang

- SDN 148 Palembang- SMPN 10 Palembang- SMAN 6 Palembang- Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran

Universitas Sriwijaya

Karya-karya ilmiah : - Jus Mengkudu sebagai Obat Hipertensi- Potensi Sholat Tahajud dalam Mencerdaskan

Otak- Urine Manusia sebagai Alternatif Pengganti

Pestisida- Membentuk Mentalitas Masyarakat Kota

Palembang melalui Pemberdayaan Masyarakat Adat

- Penggunaan Teknologi DNA Microarray sebagai Alat Deteksi Dini Berbagai Kelainan Endokrin Reproduksi Wanita

Penghargaan-penghargaan ilmiah yang pernah diraih:1. Juara 2 Kompetisi Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa tingkat Nasional

Scientific Atmosphere tahun 20102. Juara 1 seleksi Penelitian Ilmiah Toyota Eco Youth Program tingkat SMA

se- Sumatera Selatan tahun 20083. Finalis Penelitian Ilmiah Toyota Eco Youth Program tingkat SMA se-

Indonesia tahun 20084. Juara harapan 2 Lomba Karya Tulis dan Diskusi yang diselenggarakan

oleh Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Selatan tahun 2007

Page 21: PKM GT 10 UNSRI Desi Pemanfaatan Urin Manusia

Prestasi-prestasi lainnya:1. Juara 1 dari kelas 1 SMP sampai dengan 3 SMP2. Juara 1 umum dari kelas 1 SMA sampai dengan 3 SMA3. Juara 2 Siswa Berprestasi tingkat SMA se-kota Palembang tahun 20074. Juara 1 MTQ tingkat SMA tahun 20075. Juara harapan I Lomba Browsing Internet Tingkat kota Palembang tahun

20086. Juara 3 Lomba Audisi Presenter PalTV tahun 2009

Pengalaman organisasi:1. Ketua departemen pendidikan profesi BEM FK UNSRI periode 2009-20102. Ketua divisi kajian ilmiah klub akademik FK UNSRI periode 2009-20103. Anggota divisi syiar dan dakwah BPPM Ibnu Sina FK UNSRI periode

2009-20104. Anggota lembaga jurnalistik Medifka FK UNSRI5. Anggota AMSA (Asian Medical Student Association)6. Ketua pelaksana Sriwijaya Medical Scientific Olympiade tingkat nasional

tahun 20107. Bendahara KIR (Kelompok Ilmiah Remaja) SMAN 6 Palembang periode

2007-20088. Penanggung jawab tarbiyah ROHIS SMAN 6 Palembang periode 2007-

2008

Page 22: PKM GT 10 UNSRI Desi Pemanfaatan Urin Manusia

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Mira Zulyati AhfaNIM : 04091001034Asal Institusi : Fakultas Kedokteran Universitas SriwijayaAngkatan : 2009Tempat, tanggal lahir : Palembang, 30 Juni 1991Alamat : Jl. Sapta Marga Komp Citra Damai 2 Blok F 21

Perumnas, Palembang.Agama : IslamRiwayat Pendidikan : TK Bina Kawan Palembang

SD Kartika II-2 PalembangSMP Negeri 9 PalembangSMA Negeri 6 PalembangPendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Karya-karya ilmiah : -Prestasi : Debat APBN Nasional Program Toyota Economic

Youth Olimpiade Biologi SMP Olimpiade Matematika SMA

Pengalaman Organisasi : Wakil Bendahara umum Osis tahun 2006-2007KA Ekskul Tari SMA

Page 23: PKM GT 10 UNSRI Desi Pemanfaatan Urin Manusia

LAMPIRAN

Tabel 1. Perkiraan Kandungan Nutrien Tanaman dalam Urin

Tabel 2. Tingkat Penggunaan Urin dalam Hubungannya dengan Kebutuhan Nutrien Tanaman

Page 24: PKM GT 10 UNSRI Desi Pemanfaatan Urin Manusia

Tabel 3.Tanaman-Tanaman yang Diuji yengan Pupuk Cair dari Urin Manusia dibandingkan dengan tanaman yang hanya diberi air. Terlihat bahwa tanaman yang diberi pupuk cair dari urin manusia mengalami peningkatan pertumbuhan yang signifikan dibandingkan tanaman yang hanya diberi air.

Page 25: PKM GT 10 UNSRI Desi Pemanfaatan Urin Manusia

Gambar 1. Perbandingan Tanaman Jagung yang Diberi Pupuk Urin dengan yang Tidak diberi Pupuk Urin. Tanaman jagung di sebelah kanan diberi pupuk cair

dengan campuran 3:1 air dan urin (0,5 liter) tiga kali per minggu. Jagung pada kiri adalah irigasi dengan air saja. Perbedaan mencolok pada warna daun dimana daun

pada tanaman yang diberi campuran urin tampak lebih hijau.

Gambar 2. Hasil Tanaman yang Menggunakan Pupuk Cair dari Urin Manusia. Di sebelah kiri, jagung diberi makan dengan 1750 ml urin per tanaman selama 3,5 bulan masa pertumbuhan, menghasilkan panen 954 gram. Sebuah hasil tanaman yang lebih kecil diberi makan dari input urin yang dikurangi (tengah). Tanaman

jagung di kanan diirigasi dengan air saja, menghasilkan hasil yang sangat miskin.

Page 26: PKM GT 10 UNSRI Desi Pemanfaatan Urin Manusia

.

Gambar 3. Contoh eco-toilet. Saluran pembuangan urin terletak di depan, sedangkan saluran pembuangan feses terletak di belakang. Urin akan melalui saluran depan yang kemudian masuk ke kontainer plastik 20 liter. Feses akan

jatuh ke bawah melalui saluran belakang yang kemudian akan masuk ke dalam suatu wadah plastik 20 liter.

Gambar 4. Contoh tampungan urin yang terpisah dari feses dalam sistem eco-toilet. Urin dikumpulkan dalam wadah kontainer plastik 20 liter.

Page 27: PKM GT 10 UNSRI Desi Pemanfaatan Urin Manusia

Gambar 5. Contoh tampungan feses dalam sistem eco-toilet. Tampungan ini mampu memuat 20 liter feses.

Gambar 6. Contoh tangki penampungan seluruh urin yang telah dikumpulkan