pkm baterai
DESCRIPTION
mantap PKMTRANSCRIPT
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM :
“Pembuatan pembangkit listrik tenaga baterai sebagai penyupai listrik
dengan memanfaatkan dan daur ulang sampah elektronik yang sudah tidak
terpakai”
BIDANG KEGIATAN :
PKM Kewirausahaan ( PKMK )
Disusun Oleh :
Dwi Hermayantiningsih 05307141035
Wahyu Arief Budiman 04504241027
Brilian Prasetyo 07504241017
Junet Kistanto 04504241014
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2008
PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan :. “Pembuatan pembangkit listrik tenaga baterai sebagai penyupai listrik dengan memanfaatkan dan daur ulang sampah elektronik yang sudah tidak terpakai”
2. Bidang Kegiatan : PKM
Kewirausahaan
3. Ketua Pelaksana
a. Nama Lengkap : Junet Kistantob. NIM : 04504241014c. Fakultas/Jurusan : FT/Pendidikan Teknik Otomotifd. Universitas : Universitas Negeri Yogyakartae. Alamat Rumah dan No Telp. : seyegan, sleman, yogyakarta,
(085729057578)4. Anggota Pelaksana :3 orang
5. Dosen Pendamping : a. Nama Lengkap dan gelar : Bambang Sulistyo, S.Pdb. NIP : 132 300 106c. Alamat Rumah dan No Telp. :. Kronggahan I Rt.07 Rw.04, Trihanggo,
Gamping, Sleman, Yk 0813280259056. Biaya Kegiatan Total : Rp. 7.600.000,-
7. Dikti : Rp. 6.100.000,-
8. Sumber lain (pribadi) : Rp. 1.500.000,-(peralatan)
9. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 bulan
Yogyakarta, 12 September 2008
Mengetahui,Pembina UKM Penelitian UNY
Bambang Sulistyo, S.PdNIP. 132 300 106
Ketua Pelaksana Program
Junet KistantoNIM. 04504241014
Pembantu Rektor III
Prof. Dr. Herminarto SofyanNIP. 130 681 037
Dosen Pendamping
Bambang Sulistyo, S.PdNIP. 132 300 106
Program Kreatifitas Mahasiswa Kewirausahaan
(PKMK)
Judul :
“Pembuatan pembangkit listrik tenaga baterai sebagai penyupai listrik
dengan memanfaatkan dan daur ulang sampah elektronik yang sudah tidak
terpakai”
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Semenjak kenaikan harga BBM pada tahun 2008 mengakiatkan
banyak dampak yang merugikan. Salah satu dampak dari keniakan harga
BBM tersebut adalah membengkaknya biaya operaisonal pembangkit listrik
tenaga mesin (diesel) yang dikelola pemerintah melalui PLN (pelayanan listrik
negara). Dengan naiknya harga BBM tersebut maka PLN melakukan berbagai
kebijakan yang merugikan bagi masyarakat yang menggunakan fasilitas listrik
untuk beraktifitas sehari hari. Salah satu kebijakan PLN adalah dengan
melakukan pemadaman bergilir.
Pemadaman bergilir dilakukan PLN dengan alasan untuk memenuhi
kebutuhan listrik semua daerah tanpa mencapai beban maksimum. Menurut
PLN benan maksimum pada generator listrik akan memutuhkan banyak
sekalii konsumsi bahan bakar. Hal ini menyebabkan padamnya listrik di
daerah-aerah tertentu dalam kurun waktu yang tidak jelas, dapat hanya
beberapa menit dan dapat pula beberapa jam.
Pemadaman listrik yang beberapa jam akan sangan merugikan rumah
tangga atau usaha yang mmbutuhkan listrik. Padahal pada saat ini sudah
sangat banyak usaha yang mengandalkanlistrik sebagai pembantu atau modal
pokok berjalannya usaha mereka. Conntoh usaha yang sangat membutuhkan
listrik meliputi foto copy, warnet, laundry, dan masih abnyak lagi.
Semisal dicontohkan dengan pengusaha warnet yang memiliki 20
box klien jika terjadi pemadaman listrik selama 6 jam maka pengusaha terseut
akan rugi sekitar Rp 360.000,- apabila harga per jam nya Rp 3000,-. Sungguh
merupakan kerugian yang cukup besar untuk dalam hitungan satu hari.
Untuk mengatsi hal ini kebanyakan para pemakai listrik akan
membeli genset untuk menyediakan listrik darurat ada saat listrik padam.
Pengguanaan genset ternyata belum memecahkan masalah pemadaman listrik
yang dilakukan oleh PLN tetapi malah menimbulkan masalah baru. Masalah
yang timbul dari adanya genset ini adalah harga BBM yang mahal sehingga
keuntungan bagi para pengsaha akan berkurang karena terpotong biaya BBM
untuk genset. Terlebih lagi sebuah genset memerlukan sebuah perawatan
berkala sehingga menambah anggaran untuk alat ini.
Pada saat listrik jarang terjadi pemadaman maka pengguanaan genset
akan menjadi terabaikan dan biasanya pera pemilik genset akan melupakan
perawatan terhadap genset tersebut. Pada saat listrik padam sering terjadi
permasalahan genset tidak mau menyala yang diakibatkan berbagai faktor
misalnya lupa mengisi BBM.
Kendala lain yang ada bagi pengusaha yang memiliki ruang usaha
yang kecil akan sangat terganggu dengan adanya sebuah genset karena
kebisingan suara yang dihasilkan. Jika genset diletakan ditempat yang jauh
maka juga akan memakan banyak biaya untuk instalasinya.
Dari permasalahan yang ditimbulkan dari pemadaman listrik dan
ketidak efektifan genset, maka penulis memiliki ide untuk mengatasi masalah
diatas dengan membuat usaha pembuatan alat penyupai/pembangkit listrik
bagi usaha dan rumah tangga berkapasita kecil sebab penulis merasa mereka
sangat membutuhkan. Sebab peralatan listrik sudah sangatlah menjadi bagian
kehidupan masyarakat indonesia sekarang ini.
Penulis juga menyadari akan daya beli masyarakat indonesia yang
menurut dengan dampak naiknya harga BBM, maka untuk membuat generator
tenaga baterai ini haruslah berharga murah agar masyarakat mampu
membelinya. Untuk mendapatkan harga produksi yang murah salah satu
jalannya adalah dengan memanfaatkan barang yang sudah tidak terpakai atau
bahkan barang yang masuk dalam kategori rongsokan.
Gambar 1. Tumpukan sampah elektronika yang tak termanfaatkan
Namun barang tersebut masih dalam kondisi masih bisa dipakai atau perlu
dilakukan proses seleksi dalam pemilihan bahan produksi.
Dengan adanya potensi yang ada pada daerah yogyakarta dengan
terjadinya pemadaman listrik dan banyak pengusaha begantung pada aliran
listrik. Bahan produksi yang tersedia melimpah di kota yogyakarta dan
sekitarnya. Maka usaha membuat generator tenaga baterai yang berharga
murah dengan target pengusaha kecil dan rumah tangga merupakan usaha
yang sangat menjanjikan akan keuntungan dimana kita memiliki keterampilan
dan pengetahuan akan elektronika.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana keunggulan genset tenaga baterai yang terbuat dari daur ulang
sampah elektronik dalam menghasilkan listrik?
2. Bagaimana agar masyarakat tertarik untuk menggunakan genset tenaga
baterai yang terbuat dari bahan daur ulang?
3. Bagaimana memasarkan genset tenaga baterai kepada masyarakat yang
membutuhkan listrik dengan cara yang cepat dan efisien?
C. TUJUAN PROGRAM
Tujuan yang hendak dicapai dalam program ini adalah:
1. Keunggulan genset tenaga baterai yang terbuat dari daur ulang sampah
elektronik
2. Agar masyarakat tertarik untuk menggunakan genset tenaga baterai yang
terbuat dari bahan daur ulang.
3. Memasarkan genset tenaga baterai kepada masyarakat yang membutuhkan
listrik dengan cara yang cepat dan efisien.
D. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Genset tenaga baterai merupakan pembangkit listrik mandiri yang
memiliki keunggulan dibandingkan genset motor dalam menyediakan listrik
disaat listrik padam dan genset dibuat dengan harga yang murah dan
menfaatkan bahan yang sudah terbuang..
E. KEGUNAAN PROGRAM
Harapan dari pembuatan genset tenaga baterai yang terbuat dari sampah
elektronik antara lain:
1. Dapat memberikan bantuan terhadap masyarakat melalui penyediaan arus
listrik.
2. Dapat memanfaatkan dan mengurangi sampah elektronik yang selama ini
tidak terpakai..
3. Dapat menciptakan lapangan kerja baru, sehingga dapat mengurangi
pengangguran dan meningkatken perekonomian masyarakat.
G. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
Dalam memulai usaha yang berhubungan dengan perdagangan, tentunya
kita harus mengetahui motif-motif apa saja yang membuat pembeli tertarik untuk
membeli dagangan kita.
Motif pembelian adalah pertimbangan-ertimbangan dan pengaruh-
pengaruh yang mendorong orang untuk melakukan pembelian. Motif pembelian
dapat dibedakan antara motif pembelian terhadap barang, dan motif pembelian
terhadap tempat atau toko yanng menjualnya. Motif pembelian terhadap
barangnya disebut “product motives” sedangkan yang mengenai tempat/
penjualnya disebut “patronage motives”.
Produst motives terdiri atas dua golongan : emotional motives dan rational
motives.
Emotional product motives adalah sesuatu yang mendorong orang untuk
membeli sesuatu produk tanpa pertimbangan-pertimbangan dan alasan-alasan
rasional. Alasan pembelian disebabkan misalnya oleh sugesti, asosiasi pikiran,
gambaran khayal, menitru, menarik hati dan sebagainya.
Rational product motives adalah pertimbangan rasional yang mendorong
melakukan pembelian, misalnya karena pertimbangan ekonomis, lebih murah,
tahan lama, dapat dipercaya, mutu baik, tidak gampang rusak, pekoleh, dan
sebagainya.
Gunanya mengetahui motives ini adalah agar kita tahu apa alasan-alasan
orang melakukan pembelian, sehingga kita dapat melakukan kegiatan utnuk
menarik mereka membeli barang yang ditawarkan.
Patronage motives demikian pula, terdiri atas yang emotional dan yang
ratonal. Yang emotional misalnya : di toko yangmenjual barangitu ada sesuatu
yang menatik, orang-orang penting melakukan pembelian diksitu, orang
mengatakan tempat itu adalah tempat yang baik, dan sebagainya. Alasan yang
rational misalnya : di situ orang dapat memilih dengan bebas, harganya relatif
murah, servicenya baik, lokasinya pekoleh, dan sebagainya.
Setelah mengatahui motif-motif pembelian, maka kita juga perlu
menganalisis usaha kita terhadap kekuatan usaha yang dimiliki (strenght),
kelemahan (weakness), kesempatan yang bisa didapat (oportunities), dan ancaman
yang mungkin terjadi (treath). Semua analisis tersebut sering disebut analisis
SWOT.
Analisis SWOT
Sebelum melaksanakan suatu usaha baru kita perlu mengetahui
hal-hal/aspek-aspek yang berpengaruh terhadap usaha tersebut. Hal tersebut
diantaranya adalah aspek kekuatan(strenght), kelemahan(waekness),
kesempatan(opportunities), dan ancaman (threath). Dengan melakukan analisis
terhadap hal-hal tersebut diharapkan usaha akan berjalan lancar dan sukses.
Berikut adalah beberapa hal dari masing-masing aspek diatas:
a. Strenght
1). Beternak anak ayam
potong/pedaging tidak begitu sulit
2). Resiko merugi/kegagalan kecil
dengan modal yang relatif kecil.
3). Usaha ini mudah dilakukan dan
tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak.
b. Weakness
1). Bila anak ayam terserang penyakit
atau stres sulit untuk dipulihkan.
2). Sulit mendapatkan anak ayam yang
sehat dengan kualitas unggul.
c. Opportunities
1). Prospek atau peluangnya cukup
besar untuk dikembangkan
2). Permintaan pasar tiap tahunnya
selalu meningkat.
3). Memberikan keuntungan yang
cukup besar.
d. Threath
1). Banyak jenis usaha yang sama
sebagai pesaing.
2). Persaingan dalam pemasaran yang
semakin ketat.
Differensiasi diartikan sebagai proses menambahkan serangkaian
perbedaan yang penting dan bernilai guna membedakan tawaran perusahaan itu
dari tawaran pesaing. Produk – produk fisik berbeda potensi differensialnya.
Penjual banyak menghadapi parameter rancangan yang mencakup bentuk, fitur,
kinerja, kesesuaian mutu dengan standar, daya tahan, keandalan, kemudahan
untuk diperbaiki, gaya dan rancangan.
a. Bentuk
Produk dapat di defferensiasi berdasarkan bentuk, ukuran, model, atau
struktur fisik produk.
b. Fitur
Sebagian besar produk dapat ditawarkan dengan fitur yang berbeda – beda
yang melengkapi fungsi dasar produk.
c. Mutu kinerja
Mutu kinerja adalah level berlakunya karakteristik dasar produk. Sebagian
besar produk dibangun menurut salah satu dari empat level kinerja, yaitu :
rendah, rata – rata, tinggi, dan unggul.
d. Mutu kesesuaian
Mutu kesesuaian adalah tingkat kesesuaian dan pemenuhan semua unit yang
diproduksi terhadap spesifikasi sasaran yang dijanjikan.
e. Daya tahan
Daya tahan adalah ukuran usia yang diharapkan atas beroperasinya suatu
produk dalam kondisi normal dan / atau berat merupakan atribut yang
berharga untuk produk – produk teryentu.
f. Keandalan
Keandalan adalah ukuran probabilitas bahwa produk tertentu tidak akan rusak
atau gagal dalam periode waktu tertentu.
g. Mudah diperbaiki
Mudah diperbaiki adalah ukuran kemudahan untuk memperbaiki produk
ketika produk itu rusak atau gagal. Sifat mudah diperbaiki yang idela adalah
jika pemakia dapat membetulkan sendiri produk itu dengan biaya atau waktu
yang relative kecil.
h. Gaya
Gaya menggambarkan penampilan dan perasaan yang ditimbulkan oleh
produk itu bagi pembeli. Gaya memiliki keunggulan karena menciptakan
kekhasan yang sulit ditiru. Sisi negatifnya, gaya yang kuat tidak selalu berarti
kinerjanya tinggi.
Sedangkan strategi pemasaran yang diterapkan agar produk ini dapat
diterima di pasaran adalah dengan menggunakan acuan dari beberapa literature
dan observasi yang dilakukan di lapangan. Menurut Philip Khotler (2005), strategi
pemasaran adalah serangkaian tindakan terpadu menuju keunggulan kompetitif
yang berkelanjutan. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran adalah :
a. Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat,
b. Faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan
sosial/budaya.
Tujuan akhir dan konsep, kiat dan strategi pemasaran adalah kepuasan
pelanggan sepenuhnya (“Total Customer Statisfaction”). Kepuasan pelanggan
sepenuhnya bukan berarti memberikan kepada apa yang menurut kita keinginan
dari mereka, tetapi apa yang sesungguhnya mereka inginkan serta kapan dan
bagaimana mereka inginkan.
Perencanaan yang matang sangat diperlukan sebelum melakukan suatu
usaha, termasuk produksi batik dan pemasarannya. Salah satu hal yang harus
dilakukan adalah membuat analisis usahanya. Analisis usaha diperlukan untuk
mengetahui gambaran modal dan pendapatan suatu usaha. Dengan demikian
pengusaha dapat melihat usaha yang dijalankannya akan memberikan keuntungan
atau tidak. Pengusaha juga dapat melihat karakteristik keuntungan dari usaha yang
dijalani. Apakah usaha ini rentan dari penurunan harga jual atau rentan dengan
kenaikan bahan baku.
Selanjutnya dilakukan analisis ekonomi dilakukan untuk mengetahui nilai
jual produk ini. Untuk mengetahui nilai jual suatu produk, digunakan metode
yaitu penjumlahan seluruh biaya produksi dan ditambah dengan laba yang
diinginkan yaitu 50 % dari biaya produksi. Perhitungan pengembalian modal
(Break Even) yaitu untuk mengetahui pada volume berapa (penjualan/produksi)
agar biaya total sama dengan penghasilan total sehingga tidak mengalami laba
atau rugi. Rumus yang digunakan adalah perhitungan Break Even berdasarkan
unit sebagai berikut :
BEP (Q) =
BEP = Break Even Point
FC = Jumlah Total Biaya Operasional
P = Harga Jual Produk
VC = Biaya Produksi
H. METODE PELAKSANAAN1. Analisis Peluang Usaha
Analisis dilakukan utnuk memperkirakan proses selanjutnya
apakan usaha ini akan berjalan dengan lancar atau akan merugi. Hal hal
yang perlu dianalisis sebagai berikut.
a. SDM
b. Permodalan
c. Kesediaan Bahan
d. Konsumen
Komponen diatas adalah komponen yang sangat utama dalam menentukan
keberhasilan usaha pembuatan inverter listrik. Dari Segi SDM maka
haruslah dipilih orang yang memiliki kemampuan untuk menganalisa
komponen elektronik, kemampuan untuk komunikasi dalam pemasaran,
informasi dalam pengadaan barang, dan memiliki etos kerja yang tinggi.
Pada kenyataannya kelompok dari PKMK ini tiap orangnya tidak
memiliki kemampuan diatas. Namun dalam kelompok saling melengkapi
sehingga tertutuplah kekurangan dalamhal SDM. Dengan SDM yang baik
maka proses usaha dapat berjalan dengan lancer dan bahkan dapat
berkembang menjadi lebih baik.
Dari segi permodalan belum memiliki modal yang cukup sebab
modal yang telah dimiliki hanyalah berupa peralatannyasaja. Sedangkan
FC
P-VC
modal dalam bentuk uang untuk membeli bahan belum dimilikinya.
Namun hal ini dapat diatsi dengan pembiayaandari dikti maupun deengan
cara pre order bagi konsumen yang telah memesan.
Hasl penting lainnya adalah masalah ketersediaannya bahan
untuk membuat inverter ini. Bahan untuk membuat inverter ini bergantung
dari ketersediaan rongsokan barang elektronika. Untuk di daeah
yogyakarta denganmemiliki relasi bengkel service elektronik maupun
bengkel elektronik sangatlah berlimpah, sehingga sudah tidak menjadi
masalah lagi mengenai keberadaan bahan.
Setelah semuanya terpenuhi adalah apakah ada pembeli dari
produk ini. Sasaran konsumen adalah orang yang membutuhkan listrik.
Dengan demikian jumlah pengguna listrik di kota manapun sangatlah
banyak jadi mereka akan selalu membutuhkan alat ini jika pemadaman
bergilir terus berlangsung. Masalah yang akan timbul adalah bagaimana
daya beli konsumen terhadap alat ini. Sebab day abeli masyarakat
indonesia akhir-akhir ini terus menurun. Namun bagi pengusaha yang
membutuhkan listrik akan mempengaruhi pendapatannya jika tidak
menggunakan alat ini. Jadi bagi pengusaha pastilah memiliki daya beli
yang tinggi sebab berada pada pilihan yang sulit yaitu diantara
keberlangsugan pendapatan atau mengeluarkan dana untuk
keberlangsungan memperoleh keuntungan.
2. Strategi pemasaran dalam mencapai BEPDalam mencapai BEP yang cukup cepat dilakukan dengan cara
pendataan konsumen terlebih dahulu. Sebelum embuat alat ini terlebih
dahulu ditawarkan pada konsumen dan diyakinkan bahwa konsumen
tersebut akan membeli. Rencana dari biaya produksi adalah sekitar
Rp.700.000,- dan keuntungan yang akan dicapai tiap unit adalah 30%
maka harga jual tiap unit inverter ini adalah Rp.1.000.000,- dengan
keuntungan Rp.300.000,- tiap unitnya.
BEP terhadap Investasi peralatan yang senilai Rp. 1.500.000,- akan
kembali dengan syarat keuntungan penjualan mencapai angka diatas.
Angka diatas adalah dengan terjualnya inverter sebanyak 5 unit terlebih
dahulu. Harga Rp.1.000.000,- merupakan harga yang tinggi dan konsumen
yang telah memiliki kepercayaan tersendirilah. Konsumen tersebut berasal
dari relasi atau orang sekitar kita. Adapun target orang pertama untuk
mencapai BEP adalah sebagai berikut :
a. Rumah tangga kelas menengah atas (2 Calon pembeli)
Calon pembeli ini adalah seseorang yang bekerja menggunakan
peralatan listrik semacam komputer untuk menyelesaikan pekerjaan
kantor. Jumlah konsumen ini ada 2 orang yaitu bekerja sebagai jaksa
dan bekerja sebagai kepala sekolah.
b. Bidang Usaha (3 calon pembeli)
Calon pembeli dari sekotor usaha dibidik sebanyak 3 konsumen yang
berasal dalam usaha perhotelan, warnet dan mini market. Hotel kelas
melati membutuhkan penerangan berupa lampu jika listrik pada demi
kenyamanan pelangganya. Hotel yang dimaksud adalah hotel Rama
yang terletak di jalan gandekan (dekat malioboro) yogyakarta.
Sedangkan warnet sudah pasti sangat membutuhkan listrik jika listrik
padam. Pemadaman listrik akan sangat merugikan bagi pengusaha
warnet. Warnet yang akan menjadi calon pembeli adalah warnet
ZOOM net yang terletak di jalan kapulogo nologaten sleman
yogyakarta. Sedangakan usaha perdaganan adalah sebuah mini market
yang selama ini sering ditemui yaitu yang bersistem wara laba .
3. Keberlanjutan Usaha
Setelah tercapainya BEP maka proses selanjutnya adalah
melakukan produksi scara lebih banyak. Produksi dialakukan pembelian
bahan baku lebih banyak namun tidak termasuk baterai. Sehingga barang
selanjutmnya adalah barang setengah jadi. Maksud dari ini adalah produk
dibuat tanpa baterai namun siap pakai jika baterai ada.
Penjualan pada taraf ini dapat lebih murah dan keuntungan yang
dicapai akan lebih besar pula. Harga jual 1 unit tanpa baterai adalah
Rp.400.000,- dengan keuntungan Rp.200.000,- sungguh kuntungan yang
sangat besar. Hal ini dilakukan untuk mengenai masyarakat yang meiliki
daya beli lebih rendah. Jika ada konsumen yang ingin membeli siap pakai
maka konsumen diharapkan membayar pre order sebesar Rp500.000,- dan
akan dibelikan baterai kemudian dalam 1 hari akan di kirim ketempat
konsumen
Tabel 1. Target penjualan dan keuntungan sampai bulan ke 4
Bulan ke Target yang akan dicapai keuntungan
Bulan ke 1 Tercapainya BEP dengan terjual
5 unit
Rp. 0
Tertutupnya BEP
Bulan ke 2 Tercipta 10 unit setengah jadi
dan terjual 5 unit jadi dalam 1
bulan
Rp.1.500.000,-
Bertambahnya modal
awal pembelian bahan
Bulan ke 3 Terjual sisa 5 unit yang tersisa Rp.1.500.000,-
Bulan ke 4 Evaluasi program dan
pengeluaran varian produk yan
berbeda.
Total keuntungan bersih
Rp.3.000.000,-
Tabel diatas menerangkan bahwa keuntungan penjualan akan
diakumulasikan terhadap modal pembelian bahan pada bulan kedua
sehingga diperoleh jumlah produksi yang lebih banyak.
I. JADWAL PELAKSANAAN PROGRAM
No Rencana Kegiatan
Tahun 2009
Bulan ke 1 Bulan Ke 2 Bulan ke 3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembuatan proposal
2 Produksi 5 unit pertama
3 Penjualan dan produksi ke 2
4 Penjualan 5 unit kedua
5 Penjualan 5 unit ke tiga
6 Penyusunan laporan
J. Nama dan Biodata Ketua Serta Anggota Kelompok1. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Junet Kistanto
b. NIM : 04504241014
c. Fakultas/Program Studi : FT/ Pendidikan Teknik Otomotif
d. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta
e. Waktu Untuk Kegiatan PKM : 15 Jam/minggu
2. Anggota Pelaksana 1
a. Nama Lengkap : Wahyu Arief Budiman
b. NIM : 04504241027
c. Fakultas/Program Studi : FT/ Pendidikan Teknik Otomotif
d. Perguruan Tinggi : Universtas Negeri Yogyakarta
e. Waktu Untuk Kegiatan PKM : 12 Jam/ Minggu
3. Anggota Pelaksana 2
a. Nama Lengkap : Brilian Prasetyo
b. NIM : 07504241017
c. Fakultas/Program Studi : FT/ Pendidikan Teknik Otomotif
d. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta
e. Waktu Untuk Kegiatan PKM : 10 Jam / Minggu
4. Anggota Pelaksana 3
a. Nama Lengkap : Dwi Hermayantiningsih
b. NIM : 05307141035
c. Fakultas/Program Studi : FT/ Pendidikan Teknik Otomotif
d. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta
e. Waktu Untuk Kegiatan PKM : 10 Jam / Minggu
K. Nama dan biodata pendampinga. Nama Lengkap dan Gelar : Bambang Sulistyo. S.Pd
b. Golongan Pangkat dan NIP : III A , 132 300 106
c. Jabatan Fungsional : Dosen
d. Jabatan Struktural : Pembina UKM penelitian
e. Fakultas/.Program Studi : FT/ Pendidikan Teknik Otomotif
f. Perguruan Tinggi : Universtas Negeri Yogyakarta
g. Bidang Keahlian : Teknik Konversi Energi
h. Waktu Untuk Kegiatan PKM : 15 Jam/Minggu
L. BIAYANo. Keterangan Spesifikasi Jumlah Biaya
a. Persiapan Awal
1. Pembuatan Proposal
Isi tinta Black & color, foto copy, jilid
Tinta black 20 ml, tinta color 10ml, foto copy 6x, jilid 6x.
Rp. 225.000,00
2.Observasi Awal Pencarian Bahan
Transportasi, dan survey
Rp. 200.000,00
Pengadaan Bahan untuk 5 unit
1.UPS bekas atau
rangkaian inverter
Kapasitas 250 watt
hingga 1200 watt
Minimal 6 unit RP. 1.000.000,-
2.Casing komputer
pentium 1
Dibeli dalam satuan
Kg
5 unit 200000
3.
Komponen
elektronika penganti
kompenen yang
rusak
Transistor, resistor,
IC, dioda, dll
secukupnya Rp. 300.000,-
4. Baterai basah/ kering Kapsitas min 40AH 5 Unit Rp. 2.400.000,-
5.
Instrument
kelengkapan
Push buttom, VU
meter, Lampu,
Saklar, dll
@ 5 unit Rp. 500.000
Investasi Peralatan
6.Solder Blower adjustable
temperature
1 unit Rp. 475.000,-
7. Multi tester Heles 540 1 unit Rp. 100.000
8. Timah Φ 1mm, nancing 2 Gulung Rp. 75.000,-
9. Penghisap Timah 2 mm 1 buah 15.000,-
10 Penjepit Long nose 40mm 1 buah 30.000,-
11. Gunting kabel All in 1 purpose 1 buah 55.000,-
12. Obeng set 40 set screw driver 1 unit 70.000,-
13. Mini Drill Makita 10mm 1 buah 250.000,-
Pelaksanaan Pembuatan dan perakitan
1. transportasi 200.000
2. konsumsi Dikerjakan 3 orang @ 10.000 perhari 600.000
Pelaksanaan pemasaran
1.
Pemasangan iklan Media cetak
elektronik dan sales
man
350.000
2. Transportasi Pengiriman barang 50.000
3.Dana Cadangan
terhadap garansi
425.000
Hasil
1. Pembuatan Laporan
Isi tinta Black &
color, foto copy,
jilid, dokumentasi
Rp. 350.000,00
Total Rp. 7.600.000,00
Terbilang: Tujuh juta enam ratus ribu rupiah
M. LAMPIRAN
1. Kesediaan Dana