ph, pengukuran dan penggunaan (ekky)

9
I. TUJUAN Dapat memperkirakan harga pH suatu larutan dengan menggunakan indikator asam basa Dapat mengukur beberapa contoh larutan dengan pH – meter. Dapat menentukan konstanta disosiasi asam lemah. II. ALAT yang DIGUNAKAN pH meter Elektroda gelas kombinasi Gelas Kimia (50 ml,100 ml) Pipet seukuran Tabung reaksi III. BAHAN yang DIPAKAI Indikator Methyl Violet Indikator PP Indikator Bromphenol biru Indikator Bromocresol green Indikator Methylorange NaCl, 0,1 M NH 3 0,1 M HCl 0,1 M Na 2 CO 3 0,1 M HC 2 H 3 O 2 , 0,1 M

Upload: rezkinugroho

Post on 12-Aug-2015

110 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: pH, Pengukuran Dan Penggunaan (Ekky)

I. TUJUAN

Dapat memperkirakan harga pH suatu larutan dengan menggunakan

indikator asam basa

Dapat mengukur beberapa contoh larutan dengan pH – meter.

Dapat menentukan konstanta disosiasi asam lemah.

II. ALAT yang DIGUNAKAN

pH meter

Elektroda gelas kombinasi

Gelas Kimia (50 ml,100 ml)

Pipet seukuran

Tabung reaksi

III. BAHAN yang DIPAKAI

Indikator Methyl Violet

Indikator PP

Indikator Bromphenol biru

Indikator Bromocresol green

Indikator Methylorange

NaCl, 0,1 M

NH3 0,1 M

HCl 0,1 M

Na2CO3 0,1 M

HC2H3O2, 0,1 M

ZnCl2 0,1 M

Buffer pH 4, pH 7 dan pH 9

NaOH

Page 2: pH, Pengukuran Dan Penggunaan (Ekky)

IV. DASAR TEORI

Salah satu sifat yang terpenting dari suatu larutan dalam air

adalah konsentrasi ion hidrogen. Ion H+ atau H3O+ mempunyai pengaruh

yang besar terhadap kelarutan beberapa senyawa organik, anorganik,

kation kompleks logam yang terdapat dalam larutan dan beberapa

kecepatan reaksi kimia. Untuk mengetahui pengaruhnya terhadap sifat dari

suatu larutan. Kta harus mengetahui bagaimana cara menentukan

konsentrasi ion hidrogen. Untuk jelasnya konsentrasi ion+ dijabarkan

sebagai pH dari pada molaritas larutan. Penjabarannya adalah :

PH = - log (H+) ...................... 1

Jika (H+) adalah 1 X 10-4 mol/1, maka pH larutan adalah 4

Jika (H+) adalah 5 X10-2 MM, maka pH = 1,3

Larutan dalam air selalu mengikuti persamaan :

(H+) X (OH-) = Kw = 1 X 10-14 ....................... 2

Pada Suhu 25 C

Dalam Aquadest (H+) sebanding dengan (OH-). Dengan persamaan (2) (H+)

= 1 X10-7M. Oleh karena itu pH Aquadest = 7

Larutan di mana (H+) lebih besar dari (OH-). Di katakan bersifat asam dan

mempunyai pH kurang dari 7

Jika (H-) lebih kecil dari (OH-) dikatakan larutan bersifat asam dan

mempunyai pH lebih besar dari 7

Larutan dengan pH 10 akan mempunyai (H+) = 1 X 10-10 M Dan (OH-) = 1 X

10 -4 M

Kita dapat mengukur pH suatu larutan dengan cara : yaitu denagn indikator

yang seringkali di gunakan adalah kertas lakmus dan indikator

phenolpthalein dalam titrasi asam basa. Lakmus dalam suatu akan berubah

dari merah menjadi biru. Lakmus dalam pH larutan beruba dari 6 menjadi 8

Indikator dari suatu larutan yang pHnya di ketahui larutan yang pH-nya

tidak di ketahui (Unnown) dapat di tentukan / di ukur.

Page 3: pH, Pengukuran Dan Penggunaan (Ekky)

Beberapa asam dan basa mengalami ionisasi dalam air secara

sempurna di katakan bersifat kuat. Yang mengalami ionisasi sebagian di

katakan bersifat lemah. Asam lemah mengalami ionisasi sesuai dengan

hukum tetapan kesetimbangan kimia seperti berikut :

HA(aq) H+(aq) + A- (aq) ............................. 3

Pada kesetimbangan :

Ka = ............................ 4

Ka adalah konstanta kesetimbangan Asam HA

Nilai konstanta ionisasi asam (Ka) dapat di peroleh secara

eksperimen dengan beberapa cara.

Jika larutan asam HA, dititrasi dengan NaOH , maka reaksinya dapat

di gambarkan seperti berikut :

OH -(aq) + HA (aq) A(aq) + H2O ............................ 5

Jumlah mol A- yang di hasilkan sebanding dengan jumlah mol HA.

Dengan demikian (HA), sebanding dengan (A-) dan dengan menggunakan

persamaan (4) di peroleh persamaan :

(H-) = Ka

pH dapat di tentukan dari (H) yang mempunyai niali setara dengan

Ka. Garam dapat terbentuk dengan mereaksikan asam kuat dan basa kuat.

Misalnya NaCL. KBr atau NaNO3 Yang terionisasi secara sempurna, tetapi

tidak bereaksi dengan air garam-garam tersebut membentuk larutan netral

dengan pH sekitar 7. di dalam percobaan ini kita akan mengukur pH larutan

unknown dan menghitung / menentukan Ka asam lemah

Tabel 1 : Tabel untuk memperkirakan harga pH secara kasar.

IndikatorRange pH

Perubahan warna0 1 2 3 4 5 6 7

Methyl

Violet* * * Kuning – Violet

Page 4: pH, Pengukuran Dan Penggunaan (Ekky)

Thymol Blue * * * Merah – Kuning

Methyl Orange * * * Merah – KuningBromophenol

Blue* * * Kuning – Biru

Bromoresol

Hijau* * * Kuning - Biru

V. PROSEDUR PENGERJAAN

A. Penentuan pH berbagai larutan dengan menggunakan indikator

asam basa

Disiapkan 10 buah tabung reaksi

Dimasukkan masing-masing 1 ml larutan unknown ke dalam 5 buah

tabung reaksi dan ml HCl untuk 5 buah yang masih tersisa.

Ditambahkan beberapa indikator yang tersedia kedalam larutan sampel

contoh dalam tabung reaksi.

Diamati perubahan warna yang terjadi, lalu perkirakan harga ph-nya

berdasarkan tabel yang ada.

B. Pengukuran pH berbagai larutan dengan pH-meter

Disiapkan 6 buah gelas kimia 100 ml

Dituangkan sebanyak 25 ml larutan di bawah ini dalam setiap gelas

kimia

NaCl (0,1 M) CH3COOH (0,1 M)

Na2CO3 (0,1 M) HCl (0,1 M)

NH3 (0,1 M) ZnCl2 (0,1 M)

Diukur pH nya dengan menggunakan pH meter

Untuk masing-masing larutan tulis persamaan ionisasinya

C. Menentukan Tetapan Dissosiasi asam lemah

Dituangkan 100 ml aquadest ke dalam erlenmeyer, lalu ditambahkan 50

ml larutan unknown dan di aduk dengan stirer.

Dituangkan setengah dari larutan tersebut ke dalam erlenmeyer lain,

sehingga volumenya menjadi sama (menjadi 2 bagian yang sama )

Page 5: pH, Pengukuran Dan Penggunaan (Ekky)

Ditambahkan indikator phenolpthalein, lalu dititrasi dengan NaOH (0,2

M) sampai terbentuk warna merah muda yang permanen

Dicampurkan larutan yang sudah dititrasi (netralisasi setengah) dengan

larutan yang belum dititrasi lainnya.

Diukur pH nya dengan menggunakan pH meter

Dihitung harga Ka-nya

D. Sifat-sifat Buffer

Dituangkan 25 ml larutan percobaan C (larutan buffer) ke dalam gelas

dan ditambahkan 5 tetes HCl 0,1 M

Diukur pH nya dengan menggunakan pH meter, dicatat hasilnya

Dituangkan 25 ml aquadest, ditambahkan 5 tetes HCl 0,1 M aduk dan

ukur pH nya

Masing-masing larutan di tambahkan dengan 5 tetes NaOH (0,1 M) dan

diaduk dengan sempurna dan diukur pH nya

VI. DATA PENGAMATAN

A. Penentuan pH dengan menggunakan Indikator Asam Basa

Indikator NaCl Na2CO3 NH3 CH3COOH HCl ZnCl2Methil Violet Violet Violet Violet Violet Biru Violet

Phenol Phetalin Kuning Biru Biru KuningMerah Muda

Kuning

Methil Orange Kuning Kuning KuningMerah Muda

Merah Muda

Kuning

Bromophenol Blue Violet Violet Kuning Violet Violet Violet

Bromocresol Hijau Hijau Biru Biru Orange Orange Biru

B. Pengukuran pH berbagai larutan

Data pengukuran pH larutan 0,1 M dari :

Sampel pHNaCl 5,05

CH3COOH 2,84Na2CO3 10,17

HCl 1,06NH3 10,25

Page 6: pH, Pengukuran Dan Penggunaan (Ekky)

ZnCl2 4,90

C. Penentuan Tetapan Disosiasi Asam Lemah

Volume Sampel Warna akhir titrasi25 ml Merah muda

pH larutan netralisasi setengah : pH 4,76

(H) dalam netralisasi setengah :

Ka dari larutan unknown :

D. Sifat-sifat dari HA Buffer

Sampel5 Tetes HCl

0,1 M5 Tetes NaOH

0,1 MBuffer CH3COOH 4,75 4,78Aquadest 3,33 5,80

IX. PEMBAHASAN HASIL PERCOBAAN

Ternyata menggunakan pH-meter harus terlebih dahulu dikalibrasikan

supaya kita dapat menentukan standar sebagai acuan untuk

menghitung pH dengan menggunakan larutan penyangga atau Buffer,

dan buffer yang paling pertama di pakai adalah pH 7 karena pH ini

netral, barulah digunakan pH 4.

Jika kita perhatikan perbandingan antara sampel yang kita teliti dengan

menambahkan Asam (HCl) dan Basa (NaOH) dengan contoh aquadest,

maka dapat kita tarik satu pemahaman bahwa sampel Unknown bersifat

lebih stabil karena dia merupakan larutan buffer dimana akan berusaha

untuk tetap mempertahankan keadaan pH awalnya, sedangkan

aquadest tidak termasuk dalam larutan penyangga sehingga jika

ditambahkan asam atau basa maka akan mengalami perubahan drastis.

Persamaan reksi yang terjadi untuk buffer dengan ion H+ adalah :

( CH3COOH & CH3COONa ) + HCl CH3COOH + CH3COONa + NaCl

Persamaan reksi yang terjadi untuk buffer dengan ion H+ adalah :

( CH3COOH & CH3COONa ) + NaOH CH3COOH + CH3COONa + H2O

Page 7: pH, Pengukuran Dan Penggunaan (Ekky)

Mungkin jika kita melihat reaksi yang terjadi maka kita dapat

mengasumsikan bahwa memang buffer cenderung berupaya agar pH

yang dimilikinya itu tetap terjaga atau hanya mengalami pergeseran pH

yang sedikit, buktinya dengan HCl, buffer akan menetralisir H+ dari HCl

dengan memakai garamnya sehingga hanya terjadi sedikit perubahan

nilai pH (hanya berubah 0,04), begitupun sebaliknya dengan

mereksikannya dengan NaOH, maka asam lemah yang terdapat dalam

buffer akan menetralisir ion OH- dari Basa tersebut, sehingga hanya

mengurangi kadar keasamannya sedikit saja, walaupun terjadi

pengenceran dengan terbentuknya air akibat reaksi tersebut.

X. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa sampel

yang kami periksa mempunyai range pH antara 3 – 4 ( sekitar 3,5 ).

Larutan buffer akan berupaya untuk mempertahankan pH yang dia

miliki, sehingga jika terjadi perubahan pH maka rage pergeserannya itu

tidak bergeser jauh.

XI. DAFTAR PUSTAKA

Buku Panduan Praktikum Analisis Instrumentasi, Politeknik Negeri Ujung

Pandang Tahun 2004 dari File PEDC Bandung.