perwakilan provinsi lampung - bpkp.go.id · pdf fileperwakilan provinsi lampung i kata...
TRANSCRIPT
PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG
i
KATA PENGANTAR
Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja
Intansi Pemerintah mengamanatkan kepada setiap unit eselon II instansi
pemerintah untuk menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP), oleh sebab itu Perwakilan Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Lampung sebagai salah satu
unit eselon II mandiri di Lingkungan BPKP diwajibkan menyusun LAKIP.
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Lampung tahun 2013 ini merupakan
laporan tahun keempat pelaksanaan Rencana Strategik 2010-2014, yang
memuat kegiatan-kegiatan yang dianggap dominan dalam pencapaian tujuan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Perwakilan sebagaimana diatur dalam
Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2002 yang terakhir
diubah dengan KEP-955/K/SU/2011.
Penyusunan LAKIP dimaksudkan sebagai media bagi Perwakilan
BPKP Provinsi Lampung untuk menyampaikan pertanggungjawaban atas
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya kepada stakeholders, serta sarana
untuk evaluasi atas capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung baik
keberhasilan maupun kegagalannya selama tahun 2013
LAKIP sebagai media pertanggungjawaban, berisikan informasi
tentang Rencana Strategis (Renstra) dan Akuntabilitas Kinerja tahun 2013.
Bagian Renstra akan menguraikan mengenai rencana strategik 2010–
2014 yang meliputi pernyataan visi, misi, tujuan, indikator kinerja utama,
program dan kegiatan, penanggung jawab program dan kegiatan serta
rencana kinerja organisasi tahun 2013. Sedangkan Bagian Akuntabilitas
Kinerja akan menguraikan mengenai metodologi pengukuran capaian,
PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG
ii
capaian kinerja organisasi tahun 2013, analisis capaian organisasi tahun
2013 dan akuntabilitas keuangan.
Kami berharap LAKIP tahun 2013 ini dapat memberikan manfaat bagi
stakeholders dan seluruh pejabat struktural dan fungsional Perwakilan BPKP
Provinsi Lampung sebagai umpan balik dalam melaksanakan tugasnya di
masa yang akan datang dalam rangka meningkatkan kinerja Perwakilan
BPKP Provinsi Lampung yang lebih baik.
Kepala Perwakilan,
Iman Achmad Nugraha NIP 19590304 198101 1 001
PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... iii
RINGKASAN EKSEKUTIF ........................................................................................................iv
I. PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
A. TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG BPKP ..................................................................... 1
B. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI ...................................................................................... 2
C. KEGIATAN DAN LAYANAN PRODUK ORGANISASI .................................................. 4
D. STRUKTUR ORGANISASI..................................................................................................... 5
E. SISTEMATIKA PENYAJIAN ................................................................................................. 8
II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ............................................... 10
A. RENCANA STRATEGIS 2010 – 2014 .................................................................................. 11
1. Pernyataan Visi .................................................................................................................... 11
2. Pernyataan Misi ................................................................................................................... 11
3. Tujuan .................................................................................................................................. 17
4. Sasaran Strategis .................................................................................................................. 18
5. Indikator Kinerja Utama ...................................................................................................... 19
6. Program dan Kegiatan .......................................................................................................... 22
B. PERJANJIAN KINERJA 2013 .......................................................................................... 24
III. AKUNTABILITAS KINERJA ........................................................................................ 28
A. CAPAIAN KINERJA ............................................................................................................. 28
B. ANALISIS KINERJA ............................................................................................................. 35
Sasaran Strategis1.................................................................................................................... 35
Sasaran Strategis 2 ................................................................................................................... 42
Sasaran Strategis 3 ................................................................................................................... 45
Sasaran Strategis 4 ................................................................................................................... 49 Sasaran Strategis 5 ................................................................................................................... 56
Sasaran Strategis 6 ................................................................................................................... 59
Sasaran Strategis 7 ................................................................................................................... 61
Sasaran Strategis 8 ................................................................................................................... 71
IV. PENUTUP ................................................................................................................................. 73
LAMPIRAN
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
1
I. PENDAHULUAN
adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) merupakan
Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK) dengan tugas utama
membantu Presiden mengawasi pengelolaan dan pertanggungjawaban
keuangan negara dan pembangunan agar sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku sekaligus memberikan masukan bagi penyusunan kebijakan
yang terkait.
Tugas, fungsi, dan wewenang BPKP, aspek strategis organisasi, kegiatan dan
layanan produk BPKP, struktur organisasi dan komposisi pegawai, serta sistematika
penyajian Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2013 lebih lanjut
diuraikan sebagai berikut:
A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi
Berdasarkan pasal 52 Keputusan Presiden RI Nomor 103 tahun 2011
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden
Nomor 3 Tahun 2013 dinyatakan bahwa BPKP mempunyai tugas melaksanakan
tugas pemerintahan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam
melaksanakan tugas tersebut, BPKP menyelenggarakan fungsi:
1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan
keuangan dan pembangunan;
2. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan keuangan
dan pembangunan;
3. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPKP;
4. Pemantauan, pemberian bimbingan, serta pembinaan terhadap kegiatan
pengawasan keuangan dan pembangunan;
5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum,
ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan,
kearsipan, hukum, persandian, serta perlengkapan, dan rumah tangga.
B
BAB I. PENDAHULUAN
2 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut, BPKP mempunyai kewenangan:
1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidang pengawasan keuangan
dan pembangunan;
2. Perumusan kebijakan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan
untuk mendukung pembangunan secara makro;
3. Penetapan sistem informasi di bidang pengawasan keuangan dan
pembangunan;
4. Pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah yang
meliputi pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan dan supervisi di
bidang pengawasan keuangan dan pembangunan;
5. Penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi tenaga
profesional/ahli serta persyaratan jabatan di bidang pengawasan keuangan dan
pembangunan;
6. Kewenangan lain yang melekat dan telah dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu:
a. Memasuki semua kantor, bengkel, gudang, bangunan, tempat-tempat
penimbunan dan sebagainya.
b. Meneliti semua catatan, data elektronik, dokumen, buku perhitungan, surat-
surat bukti, notulen rapat direksi/komisaris/panitia dan sejenisnya, hasil
survey laporan-laporan pengelolaan, dan surat-surat lainnya yang di perlukan
dalam pengawasan;
c. Melakukan pengawasan kas, surat-surat berharga, gudang persediaan, dan
lain-lainnya;
d. Meminta keterangan tentang tindak lanjut hasil pengawasan baik hasil
pengawasan BPKP sendiri, maupun hasil pengawasan lembaga
pengawasan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
B. Aspek Strategis Organisasi
BPKP sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian,yang dibentuk dengan
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Departemen yang telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden
Nomor 3 Tahun 2013, telah mendapat mandat baru dengan diterbitkannya Peraturan
BAB I. PENDAHULUAN
| LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
3
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP).
Mandat baru bagi BPKP dimaksud adalah sebagai auditor Presiden yang
memiliki tugas melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan
negara dan sebagai pembina SPIP untuk seluruh instansi pemerintah. Peran sebagai
pembina SPIP berkaitan erat dengan peran pengawasan intern karena dengan
penguatan SPIP maka pengendalian pelaksanaan kegiatan pemerintahan menjadi
semakin terjaga dari penyimpangan dan penyalahgunaan.
Mandat baru tersebut telah ditindaklanjuti dengan reposisi dan revitalisasi
BPKP seperti dinyatakan oleh Kepala BPKP dalam Rapat Kerja BPKP pada bulan
Desember 2008. Perwakilan BPKP Provinsi Lampung harus dapat menunjukkan
paradigma barunya melalui unjuk kerja yang optimal sebagai Auditor Presiden di
daerah sehingga peran BPKP semakin nyata dalam membantu pemerintah
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Adapun strategi
penguatan (reposisi) BPKP ke depan adalah:
1. Product Differences
Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 49 PP Nomor 60 Tahun 2008, maka
penugasan-penugasan BPKP sebagai auditor Presiden akan bersifat spesifik
yaitu melakukan pengawasan atas pengelolaan keuangan negara agar tercapai
tujuan akuntabilitas Presiden yang menjalankan amanah rakyat, bersifat strategis,
makro, nasional (lintas sektoral).
2. Market Differences
BPKP perlu mengenali dengan baik siapa market nya, hal ini dimaksudkan agar
produk BPKP menjadi bernilai, memiliki pasar pengawasan yang jelas bagi
shareholders dan stakeholders entitas birokrasi baik eksekutif, legislatif, yudikatif,
organisasi pendidikan dan organisasi profesi di wilayah Provinsi Lampung.
3. Methodology Differences
Pengembangan metodologi pengawasan yang kontemporer, spesifik, dan
membawa manfaat misalnya program evaluations, policy analysis, forensic audit,
performance audit, internal control review perlu dikembangkan sejalan dengan
paradigma baru BPKP.
BAB I. PENDAHULUAN
4 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
Dengan semakin luasnya cakupan penugasan BPKP sebagaimana amanat
dari PP Nomor 60 Tahun 2008, yang meliputi pengawasan akuntabilitas keuangan
negara dan pembinaan SPIP, dan paradigma baru BPKP yang lebih mengedepankan
aspek pencegahan, dengan lebih menekankan membangun sistem yang mampu
mencegah kecurangan/penyimpangan atau memudahkan mendeteksi adanya
kecurangan/penyimpangan, telah mendorong dilakukannya perubahan visi BPKP.
Dua peran utama yang dapat dilakukan BPKP adalah peran assurance dan
consulting.
C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi
Dalam rangka mendukung meningkatkan tata kelola pemerintahan dan
menciptakan iklim pencegahan KKN Perwakilan BPKP Provinsi Lampung
memberikan layanan kepada pengguna sebagai berikut:
1. Pengawasan intern atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
2. Pengawasan intern atas kegiatan kebendaharaan umum negara (BUN);
3. Pengawasan intern atas kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden;
4. Melakukan audit investigatif atas kasus-kasus yang berindikasi terjadinya
kerugian keuangan negara dan memberikan bantuan perhitungan kerugian
keuangan negara kepada instansi penyidik;
5. Melakukan sosialisasi, asistensi dan bimbingan teknis dalam rangka
pembenahan manajemen pemerintah dan BUMN/D;
6. Melakukan kajian-kajian terkait dengan isu-isu aktual yang bersifat strategis,
berdampak luas dan menjadi sorotan publik dalam rangka memberi masukan
untuk pengambilan kebijakan pemerintah.
Pengawasan lintas sektoral yang dilakukan antara lain Audit Kinerja Program
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP), Audit Kinerja Program Gerakan
Nasional – Rehabilitasi Hutan dan Lahan/GERHAN, Optimalisasi Penerimaan Negara
dari Pajak dan PNBP, Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas),
Supervisi dan Monitoring Pengadaan Benih Bantuan Petani, Program yang dibiayai
dari Dana Dekonsentrasi pada Kementerian Sosial dan Perpustakaan Nasional, serta
audit kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
BAB I. PENDAHULUAN
| LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
5
Pengawasan atas kegiatan kebendaharaan umum negara meliputi audit atas proyek
yang dibiayai dari pinjaman/hibah luar negeri dan monitoring atas realisasi Dana
Alokasi Khusus (DAK).
Kegiatan pengawasan lainnya yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi
Lampung, dalam mendukung penugasan BPKP atas penugasan Presiden dilakukan
terhadap beberapa permasalahan yang menjadi atensi Presiden, antara lain kegiatan
lintas sektoral, BUN, permintaan presiden dan Bantuan Operasional Sekolah.
Dalam rangka mendukung pengelolaan pemerintahan yang baik dan bersih
(good and clean governance), Perwakilan BPKP Provinsi Lampung juga berupaya
membantu pemerintah untuk mewujudkan sasaran prioritas RPJMN 2010-2014
dalam pemberantasan tindak pidana korupsi dengan menerapkan strategi
preemtif/edukatif, preventif, dan represif. Kegiatan yang dilakukan seperti sosialisasi
program anti korupsi, konsultasi, koordinasi, sosialisasi Fraud Control Plan (FCP),
audit investigatif hambatan kelancaran pembangunan, klaim dan ekskalasi, audit
investigatif kasus berindikasi tindak pidana korupsi, bantuan audit investigatif dan
bantuan penghitungan kerugian keuangan negara kepada penyidik, dan pemberian
keterangan ahli dalam tahap penyidikan maupun dalam sidang perkara tindak pidana
korupsi.
Kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung berkaitan dengan upaya
meningkatkan tata kelola pemerintahan, melakukan kegiatan sosialisasi,
asistensi/bimbingan teknis sistem akuntansi, Good Corporate Governance (GCG) dan
Key Performance Indicators (KPI).
Terkait dengan pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern
pemerintah, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung berupaya meningkatkan kepedulian
pentingnya SPIP dan penerapannya kepada entitas pemerintah daerah dengan
melakukan sosialisasi, fasilitasi, asistensi.
D. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Lampung sesuai
Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001 sebagaimana telah
diubah beberapakali, terakhir dengan peraturan Kepala BPKP Nomor PER-
955/K/SU/2011, tampak sebagaimana berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
6 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
Gambar 1.1. Struktur Organisasi BPKP
Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dipimpin oleh seorang
Kepala Perwakilan yang membawahi 1 (satu) Bagian dan 4 (empat) Bidang,
sebagai berikut:
1. Bagian Tata Usaha
2. Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat
3. Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah
4. Bidang Akuntan Negara
5. Bidang Investigasi
Kepala Bagian Tata Usaha dibantu oleh 4 (empat) Kepala Sub Bagian,
yaitu Kepala Sub Bagian Umum, Kepala Sub Bagian Kepegawaian, Kepala Sub
Bagian Keuangan, dan Kepala Sub Bagian Program dan Pelaporan.
Tugas Pokok Bagian Tata Usaha dan Bidang-bidang adalah, sebagai berikut:
1. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana
dan program pengawasan, urusan kepegawaian, keuangan, persuratan,
urusan dalam, perlengkapan, rumah tangga, pengelolaan perpustakaan,
serta pelaporan hasil pengawasan.
2. Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan rencana program, pelaksanaan pengawasan
BAB I. PENDAHULUAN
| LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
7
instansi pemerintah pusat, pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima
pemerintah pusat, pengawasan penyelenggaraan akuntabilitas instansi
pemerintah pusat, serta evaluasi hasil pengawasan.
3. Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan rencana program, pengawasan instansi pemerintah daerah
atas permintaan daerah, pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan
akuntabilitas serta evaluasi hasil pengawasan.
4. Bidang Akuntan Negara mempunyai tugas melaksanakan penyusunan
rencana program, pelaksanaan audit, evaluasi pelaksanaan good corporate
governance dan laporan akuntabiltas kinerja badan usaha milik negara,
badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah,
BUMD atas permintaan daerah, serta evaluasi hasil pengawasan.
5. Bidang Investigasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana
program, pelaksanaan audit atas indikasi penyimpangan yang merugikan
keuangan Negara, BUMN dan badan-badan lain yang di dalamnya terdapat
kepentingan pemerintah, audit atas hambatan kelancaran pembangunan,
serta pemberian bantuan audit pada instansi penyidik dan instansi lainnya.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung
didukung oleh sumber daya manusia (SDM), yang terdiri atas:
Tabel 1.1.
Posisi Pegawai Menurut Golongan per 31 Desember 2012
No Uraian Posisi per
1 Januari 2013
Tambah Kurang Posisi per 31 Desember
2013
1 Golongan IV 14 5 2 17
2 Golongan III 84 0 9 75
3 Golongan II 53 3 2 54
4 Golongan I - - - -
Total 151 8 13 146
BAB I. PENDAHULUAN
8 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
Tabel 1.2. Data Pegawai Menurut Jabatan
No Uraian Posisi per
1 Januari 2013
Tambah Kurang Posisi per
31 Desember 2013
1 Pejabat Struktural
- Eselon II 1 - - 1
- Eselon III 5 - - 5
- Eselon IV 4 - - 4
2 Pejabat Fungsional 76 5 10 71
3 Staf 65 3 3 65
Total 151 8 13 146
E. Sistematika Penyajian
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Lampung Tahun 2013 melaporkan
pencapaian kinerja BPKP selama tahun 2013. Capaian kinerja 2013 diukur dan dinilai
berdasarkan Penetapan Kinerja (Tapkin) 2013 sebagai tolok ukur keberhasilan
tahunan organisasi. Tapkin sendiri merupakan penjabaran Renstra Perwakilan BPKP
Provinsi Lampung Tahun 2010-2014.
Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja tahun 2013
memungkinkan dilakukannya identifikasi atas sejumlah celah kinerja (performance
gap) sebagai masukan bagi perbaikan kinerja di masa datang. Dengan pola pikir
seperti ini, sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP
Provinsi Lampung Tahun 2013 dapat diilustrasikan dalam Gambar 1.2 berikut ini.
BAB I. PENDAHULUAN
| LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
9
Gambar 1.2.Sistematika Penyajian LAKIP Perwakilan BPKP
Provinsi Lampung Tahun 2013
Referensi Bab
PENDAHULUAN Bab I
Bab IV PENUTUP
RencanaStrategis
2010-2014
PerjanjianKinerja/Penetapan
Kinerja 2013 Bab II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Bab III AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
10
II. PERENCANAAN DAN
PERJANJIAN KINERJA
eningkatkan kualitas sistem akuntabilitas selalu menjadi perhatian
utama Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Peningkatan ini terlihat dari
penajaman program pada Renstra 2010–2014. Program pada Renstra
Perwakilan BPKP Provinsi Lampung periode 2010-2014 berbeda dari Renstra
periode sebelumnya yaitu diselaraskan dengan program yang direstrukturisasi
oleh Bappenas. Berdasarkan restrukturisasi program tersebut, program
Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dalam Renstra mencakup satu program
teknis yaitu Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan
Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, dan dua
program generik yaitu Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya BPKP, serta Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur Negara BPKP.
Dengan berjalannya waktu dan merujuk pada Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun
2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, BPKP melakukan penajaman tujuan
dan sasaran strategis dan merekonstruksi Indikator Kinerja Utama, sehingga
mulai tahun 2013 ini, dapat disajikan akuntabilitas pencapaian sasaran strategis.
Perubahan ini sekaligus menindaklanjuti Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi tentang Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, c.q. BPKP, tanggal 30 November 2012. Sasaran dalam
Renstra BPKP tahun 2010 – 2014 dimodifikasi dengan menambah secara
implisit jumlah anggaran dalam perspektif masing-masing indikator sasaran
strategis dengan maksud agar dapat melakukan penilaian terhadap pencapaian
tujuan dan sasaran strategis.
M
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
11
A. RENCANA STRATEGIS 2010-2014
Penyusunan Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Lampung merupakan
salah satu amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Renstra Perwakilan BPKP
Provinsi Lampung merupakan dokumen perencanaan yang memuat visi, misi,
tujuan, strategi, kebijakan, serta program dan kegiatan BPKP dalam rangka
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Renstra BPKP merupakan bagian
dari perencanaan nasional, sehingga harus sinkron dan mengacu kepada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) serta mendukung
pencapaian program-program prioritas Pemerintah.
1. Pernyataan Visi
Struktur Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Lampung Tahun 2010-2014
mengacu pada restrukturisasi program dan Pedoman Penyusunan Renstra
Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) Tahun 2010-2014 sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2010 yang
diterbitkan pada tanggal 11 Agustus 2010.
Rencana Strategis BPKP Tahun 2010-2014 yang disahkan oleh Kepala BPKP
berisi Visi sebagai berikut:
Terwujudnya visi merupakan tantangan sekaligus peluang yang harus dihadapi
oleh segenap jajaran BPKP baik di tingkat pusat maupun tingkat perwakilan.
Sebagai penjabaran dari visi tersebut, ditetapkanlah misi BPKP.
2. Pernyataan Misi
Misi BPKP berisi pernyataan tentang apa yang akan dilakukan oleh
seluruh unit untuk mencapai visi BPKP. Perumusan misi mengacu kepada tugas
Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan
Terpercaya untuk Mewujudkan Akuntabilitas
Keuangan Negara yang Berkualitas di Wilayah
Perwakilan BPKP Provinsi Lampung
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
12 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
dan kewenangan yang telah diberikan kepada BPKP. Tugas dan kewenangan
BPKP semula diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983 tentang
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, kemudian diperbarui dengan
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non-
Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 3 Tahun 2013. Selanjutnya, dengan terbitnya Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah, maka BPKP berperan penting dalam mendukung akuntabilitas
Presiden terutama dalam lingkup penyelenggaraan keuangan negara dan
pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).
Empat misi BPKP adalah sebagai berikut:
a. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan
negara yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN
di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.
b. Membina secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern
pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.
c. Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang
profesional dan kompeten di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.
d. Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal
bagi Presiden/Pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.
Penjelasan masing-masing misi adalah sebagai berikut:
Peran BPKP sebagai Auditor Presiden dalam melaksanakan pengawasan
intern atas akuntabilitas keuangan negara dilakukan untuk membantu Presiden
selaku shareholder BPKP dalam mendorong terwujudnya tata kepemerintahan
MISI 1
Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas
Keuangan Negara yang Mendukung Tata Kepemerintahan yang
Baik dan Bebas KKN di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi
Lampung
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
13
yang baik dan mendorong upaya pencegahan KKN. Fungsi utama BPKP
memberikan assurance terhadap penyelenggaraan akuntabilitas pengelolaan
keuangan negara serta memberikan fungsi consultancy yaitu pemberian umpan
balik sebagai bahan masukan bagi Presiden/Pemerintah untuk memastikan
tercapainya efektivitas kinerja pemerintah dan pengelolaan keuangan negara
berupa rekomendasi perbaikan tata kelola pemerintahan yang baik.
Mandat BPKP sebagai pengawas intern akuntabilitas keuangan negara
semakin jelas dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Dalam pasal 49 ayat (2)
dinyatakan bahwa BPKP melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas
keuangan negara atas kegiatan tertentu yang meliputi:
1) Kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
2) Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN); dan
3) Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.
Kegiatan yang bersifat lintas sektoral pada dasarnya merupakan kegiatan
yang dalam pelaksanaannya melibatkan dua atau lebih kementerian
negara/lembaga atau pemerintah daerah yang tidak dapat dilakukan
pengawasannya oleh APIP lain. Pengawasan kegiatan lintas sektoral diharapkan
dapat memberikan informasi yang bersifat makro dan komprehensif atas
pelaksanaan program/kegiatan pemerintah pusat maupun daerah, sehingga
bermanfaat bagi pengambilan keputusan atau penentuan kebijakan.
Pengawasan intern terhadap kegiatan kebendaharaan umum negara
diharapkan dapat memberi masukan dan feedback kepada Menteri Keuangan
selaku Bendahara Umum Negara (BUN) mengenai pengelolaan BUN yang
dilakukan oleh institusi di luar Kementerian Keuangan, yang secara hukum tidak
dapat diawasi oleh APIP selain BPKP. Peran BPKP dalam mengawasi kegiatan-
kegiatan BUN tersebut perlu didukung dengan penetapan Menteri Keuangan
selaku BUN, baik mengenai ruang lingkup maupun sasaran pengawasannya.
Pengawasan atas kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden
merupakan kegiatan BPKP dalam rangka merespon permasalahan-
permasalahan strategis yang mendesak untuk ditangani (current issues) sesuai
dengan perintah Presiden dan kabinetnya. Pelaksanaan penugasan tersebut
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
14 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
merupakan implementasi yang nyata dari peran BPKP sebagai Auditor
Presiden/Pemerintah.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, pada pasal 2
dinyatakan bahwa untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif,
efisien, transparan, dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan
bupati/walikota wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan
pemerintahan dengan berpedoman pada Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah seperti diatur dalam PP tersebut. Tanggung jawab atas efektifitas
penyelenggaraan SPI berada di tangan menteri/pimpinan lembaga, gubernur,
dan bupati/walikota di lingkungan masing-masing.
Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas SPI juga dilakukan
pembinaan penyelenggaraan SPI. Tugas pembinaan penyelenggaraan SPI
terhadap seluruh instansi pemerintah ini diamanatkan kepada BPKP sesuai
dengan pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008. Peran BPKP
dalam pembinaan SPIP tidak terlepas dari posisi strategis BPKP yang langsung
berada di bawah Presiden dan membantu Presiden untuk memastikan
tercapainya akuntabilitas kinerja Presiden.
Kegiatan pembinaan SPIP tersebut mencakup:
1) Penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP;
2) Sosialisasi SPIP;
3) Pendidikan dan pelatihan SPIP;
4) Pembimbingan dan konsultansi SPIP; serta
5) Peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern pemerintah.
Kegiatan pembinaan butir 1) sampai dengan butir 4) merupakan rangkaian
kegiatan dalam rangka membina seluruh instansi pemerintah agar dapat
menerapkan SPIP. Kegiatan-kegiatan tersebut termasuk dalam lingkup misi
kedua ini. Kegiatan pembinaan penyelenggaraan SPIP diawali dengan
MISI 2
Membina secara Efektif Penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
15
penyusunan pedoman-pedoman terkait dengan SPIP (pedoman umum dan
pedoman teknis) yang merupakan panduan untuk membangun SPIP di seluruh
instansi pemerintah. Pedoman tersebut selanjutnya disosialisasikan agar
diperoleh kesamaan persepsi dan pemahaman tentang SPIP. Pada tahap
penerapan SPIP, BPKP siap untuk membimbing dan memberikan konsultasi
kepada seluruh instansi pemerintah.
Kegiatan pada butir 5) lebih spesifik terkait pada peningkatan
kemampuan/ kompetensi auditor APIP yang menjadi bagian dari misi ketiga yaitu
mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan
kompeten.
Arahan Presiden untuk mewujudkan pengawasan yang terpadu, terarah,
dan memberikan nilai tambah yang dapat mendukung perwujudan
kepemerintahan yang baik, bersih dan kredibel, serta berorientasi pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat, dapat tercipta manakala terjadi kerja
sama yang sinergis antar-APIP. Lebih luas lagi, peningkatan kapasitas APIP
dilakukan melalui pengawasan secara bersinergi dengan APIP K/L/Pemda
bersama-sama dengan unit pengawasan di DPR RI dan Kepolisian, termasuk
menugaskan secara langsung personel BPKP di Inspektorat K/L/Pemda.
Efektivitas sinergi akan menjadi lebih besar jika pihak-pihak yang
bersinergi memiliki kemampuan yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan
fungsi masing-masing.
Penjabaran misi ini merupakan bentuk tanggung jawab BPKP sebagai
anggota komunitas pengawasan, untuk turut serta dalam mengembangkan
sistem pengawasan nasional yang terpadu. Pengembangan sistem pengawasan
nasional tentunya dilakukan bersama-sama, Inspektorat Jenderal Kementerian,
Unit Pengawasan LPNK, Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota, dan Satuan
Pengawasan Intern (SPI) BUMN/BUMD/BUL, maupun dengan Instansi
MISI 3
Mengembangkan Kapasitas Pengawasan Intern Pemerintah yang
Profesional dan Kompeten di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi
Lampung
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
16 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
Pemerintah lain yang mengoordinasikan kegiatan pengawasan seperti
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi serta
Kementerian Dalam Negeri, serta pihak-pihak lainnya yang berkepentingan.
Peran BPKP dalam mengembangkan kapasitas APIP (termasuk BPKP)
baik dari sisi SDM, organisasi maupun sistem dan prosedur mencakup:
1) Pembinaan kompetensi APIP, melalui pendidikan dan pelatihan auditor
(pasal 59 ayat 1 e PP Nomor 60 Tahun 2008);
2) Pembinaan jabatan fungsional auditor dan sertifikasi auditor (pasal 51 ayat 2
dan 3 PP Nomor 60 Tahun 2008);
3) Penelitian dan pengembangan sistem dan prosedur pengawasan;
4) Pengembangan kapasitas internal BPKP;
5) Pemeriksaan/pengawasan internal BPKP;
6) Pendukung/fasilitasi pengawasan;
7) Sinergi dengan APIP lain.
Misi ini merupakan aktualisasi peran BPKP sebagai Auditor Presiden
dalam rangka membangun sistem dukungan pengambilan keputusan
Presiden/Pemerintah yang efektif melalui suatu Sistem Akuntabilitas Presiden
(President Accountability Systems) atau yang dikenal sebagai PASs. Sistem ini
akan menjadi alat kendali (control) bagi Presiden terhadap implementasi
akuntabilitas Presiden dalam pengelolaan keuangan negara, yang berbasis web,
online, dengan data yang sedapat mungkin real-time, yang menampilkan
informasi secara utuh (integrated) terkait dengan implementasi akuntabilitas
Presiden. Dengan sistem seperti ini Presiden akan memperoleh informasi
mengenai capaian kinerjanya yang mendekati real-time sehingga dapat
melakukan tindakan korektif yang cepat jika terdapat perbedaan antara realisasi
dengan rencana pada saat tertentu.
MISI 4
Menyelenggarakan Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan
yang Andal bagi Presiden/Pemerintah di Wilayah Perwakilan
BPKP Provinsi Lampung
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
17
Dalam rangka mengembangkan pelaporan akuntabilitas di Indonesia,
masing-masing kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dituntut untuk
menyusun indikator capaian kinerja yang terukur sehingga dapat membantu
Presiden dalam menyampaikan akuntabilitasnya kepada rakyat sesuai dengan
amanah UUD. Terkait hal tersebut, BPKP mendorong dibangunnya PASs.
Tujuan dari PASs adalah memberikan solusi terhadap kebuntuan (missing link)
proses pelaporan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, menyinergikan
sumber daya informasi antar kementerian/lembaga (pusat dan daerah) sehingga
memungkinkan pertukaran data/informasi, serta memudahkan Presiden untuk
memonitor dan mengendalikan kemajuan (progress) masing-masing
program/agenda Pemerintah.
Pengembangan PASs sinkron dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60
Tahun 2008 khususnya pasal 54 yang mengamanatkan kepada BPKP untuk
menyusun dan menyampaikan ikhtisar laporan hasil pengawasan kepada
Presiden dengan tembusan kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi.
3. Tujuan
Tujuan merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah ditetapkan,
serta berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan merupakan
penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau
dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun. Dalam
penetapan tujuan, BPKP mengadopsi konsep Balanced Scorecard (BSC)
dengan beberapa modifikasi disesuaikan dengan karakteristik BPKP sebagai
organisasi publik. Berbeda dengan konsep BSC di sektor privat/bisnis yang
berorientasi kepada profit, BPKP memodifikasi Perspektif Keuangan menjadi
Perspektif Manfaat Bagi Stakeholder dan Perspektif Pelanggan menjadi
Perspektif Manfaat Bagi Auditan/Pengguna Jasa. Dengan menggunakan
pendekatan strategi berimbang (balanced scorecard) tersebut maka tujuan
utama dari perspektif manfaat bagi pihak stakeholder utama dan manfaat kepada
auditan/pengguna jasa diseimbangkan dengan tujuan pendukung yang berada
pada perspektif proses internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
yang berorientasi ke dalam. Tujuan utama BPKP tercermin dalam tujuan-tujuan
strategis sebagai berikut:
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
18 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
1) Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan Negara di Wilayah Perwakilan
BPKP Provinsi Lampung;
2) Meningkatnya tata pemerintahan yang baik di Wilayah Perwakilan BPKP
Provinsi Lampung;
3) Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan
pengungkapan kasus yang merugikan keuangan Negara di Wilayah
Perwakilan BPKP Provinsi Lampung;
4) Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern
pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung;
5) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang
profesional dan kompeten di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung;
6) Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi
Presiden/Pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.
4. Sasaran Strategis
Sasaran strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan, yang
dirumuskan secara spesifik dan terukur untuk dapat dicapai dalam kurun waktu
lebih pendek dari tujuan. Sebagaimana tujuan, sasaran strategis merupakan
kondisi yang diharapkan dalam kurun waktu tertentu; sasaran strategis
merupakan ukuran pencapaian dari tujuan. Dengan pengertian ini, dan dikaitkan
dengan tujuannya, sasaran strategis BPKP untuk tahun 2010-2014 adalah
sebagai berikut:
1) Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD;
2) Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%;
3) Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% Instansi
Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG)
pada 75% BUMN/BUMD;
4) Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam
Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%;
5) Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP 70% di K/L/ Pemda;
6) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang
profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda;
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
19
7) Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan
kualitas pengelolaan keuangan sebesar 100%;
8) Terselenggaranya satu sistem dukungan pengambilan keputusan bagi
pimpinan.
Dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis BPKP untuk tahun 2010-2014
adalah sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1.
5. Indikator Kinerja Utama
Indikator kinerja utama Perwakilan BPKP Provinsi Lampung merupakan
indikator kinerja yang berada pada perspektif manfaat bagi stakeholders yang
menunjukkan peran utama Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dalam
pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan
SPIP.
Indikator kinerja utama Perwakilan BPKP Provinsi Lampung merupakan
ukuran keberhasilan dari tujuan dan sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi
Lampung. IKU terbagi menjadi dua perspektif, yang pertama bersifat outward
looking yaitu perspektif manfaat langsung bagi stakeholders eksternal yang
menunjukkan peran utama Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dalam
pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan
SPIP. Perspektif kedua bersifat inward looking yang menunjukkan manfaat bagi
stakeholders internal Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Penetapan indikator
dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan dan sasaran strategis dan
kegiatan-kegiatan yang mendukung tujuan strategis. Indikator ini digunakan
untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis, sedangkan keberhasilan
kegiatan diukur dengan menggunakan indikator keluaran (output).
Indikator-indikator kinerja utama BPKP dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1.
Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Lampung
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
Tujuan 1: Meningkatkan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara
Sasaran strategis 1. 1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD
1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
20 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar
4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat
5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat
6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
Sasaran strategis 1. 2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
8 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
9 Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit
Tujuan 2. Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik
Sasaran strategis 2. 1. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI
12 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
Tujuan 3. Terciptanya Iklim yang mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara
Sasaran Strategis 3.1. Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80%
13 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.
14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.
16 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
17 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA
18 Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
21
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
19 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
Tujuan 4. Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sasaran Strategis 4.1. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
20 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
21 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008
22 Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern
Tujuan 5. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten
Sasaran Strategis 5.1 Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda
23 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
Sasaran Strategis 5.2. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%
24 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
25 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
26 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
27 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA
28 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur
29 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa
30 Persentase Pemanfaatan asset
31 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras
32 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
33 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas
34 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP
35 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
Tujuan 6. Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi Presiden/Pemerintah
Sasaran Strategis 6.1. Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan
36 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
22 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
6. Program dan Kegiatan
Untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran strategis di atas, BPKP
menyesuaikan program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh unit organisasi
BPKP dengan program yang ditetapkan oleh Bappenas.
Sesuai dengan Pedoman Restrukturisasi Program dan Kegiatan yang diterbitkan
oleh Bappenas dan Kementerian Keuangan, setiap Unit Eselon I pada
kementerian atau LPNK melaksanakan program teknis dan program generik.
Program teknis merupakan program yang menghasilkan pelayanan kepada
kelompok sasaran/masyarakat (pelayanan eksternal), sedangkan program
generik merupakan program yang bersifat pelayanan internal untuk mendukung
pelayanan aparatur dan/atau administrasi pemerintahan (pelayanan internal).
Program BPKP sesuai dengan restrukturisasi program yang dirancang oleh
Bappenas terdiri dari tiga program, yaitu:
� Program Teknis
Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dengan
anggaran sebesar Rp3.548.892.000,00
� Program Generik
1) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-
BPKP dengan anggaran sebesar Rp11.106.085.000,00
2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara-BPKP
dengan anggaran sebesar Rp1.176.500.000,00
Anggaran untuk kumpulan kegiatan dalam rangka mencapai sasaran yang
sama kemudian dialokasikan menurut indikator kinerja utama. Kumpulan
kegiatan ini identik juga dengan program menurut Peraturan Menteri PAN Nomor
PER/09/M.PAN/5/2007 tanggal 31 Mei 2007 tentang Pedoman Umum
Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah.
Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh BPKP dalam rangka
mendukung pencapaian sasaran strategis BPKP tahun 2012 secara ringkas
dapat dilihat pada Tabel 2.2.
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
23
Tabel 2.2. Program, Sasaran Strategis, dan Kegiatan
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
Program 1:Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sasaran strategis 1: Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD
1 Bimbingan teknis/asistensi penyusunan LKKL
2 Bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKPD
3 Pengawasan atas Proyek PHLN
4 Pengawasan lintas sektor
5 Pengawasan atas permintaan presiden
6 Pengawasan atas permintaan stakeholder
7 Bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKBUMD
Sasaran strategis 2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
8 Pengawasan BUN
9 Pengawasan Penerimaan Negara
Sasaran strategis 3: Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
10 Pengawasan atas kinerja pelayanan publik
11 Bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat
12 Pengawasan atas kinerja BUMD
Sasaran Strategis 4: Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80%
13 Sosialisasi masalah korupsi
14 Bimtek/asistensi implementasi FCP
15 Kajian pengawasan
16 Audit investigasi atas HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga
17 Audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik
18 Quality assurance penugasan investigasi
19 Telaahan pengaduan masyarakat
Sasaran Strategis 5: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
20 Pembinaan penyelenggaraan SPIP
21 Asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008 pada Pemerintah Daerah
22 Monitoring Sistem Pengendalian Intern pada Pemerintah Daerah
Program 2: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
24 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
Sasaran Strategis 6: Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda
23 Sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah
Sasaran Strategis 7: Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%
24 Monitoring realiasi penugasan dalam PKP2T
25 Reviu Penyusunan Laporan Keuangan Perwakilan
26 Survei kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
27 Monitoring Pagu Dana Diblokir dalam DIPA
28 Survey kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur
29 Publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa
30 Pemanfaatan asset
31 Survei kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras
32 Tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
33 Masukan topik penelitian kepada puslitbangwas
34 Sosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP
35 Survey kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
Sasaran Strategis 8: Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan
36 Pemanfaatan Dukungan Sistem Informasi BPKP
B. PERJANJIAN KINERJA 2013
Pengukuran pencapaian tujuan sebagaimana ditetapkan dalam Renstra
dilakukan melalui pengukuran pencapaian sasaran strategis dalam hal ini
pengukuran Indikator Kinerja Utama. Untuk menguatkan pencapaian sasaran
strategis ini di tahun 2013 disusun perjanjian kinerja atau penetapan kinerja.
Sebagai dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja
antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu, dokumen
penetapan kinerja memuat pernyataan dan lampiran formulir yang
mencantumkan sasaran strategis, indikator kinerja utama organisasi, beserta
target kinerja dan anggaran. Target kinerja menunjukkan komitmen dari pimpinan
dan seluruh anggota organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan dari setiap
sasaran strategis sesuai indikator kinerja utama yang bersifat outcome.
Pada tahun 2013, perjanjian kinerja disesuaikan dengan Renstra yang
telah dimodifikasi, perjanjian kinerja atau dokumen Penetapan Kinerja yang
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
25
memuat 36 indikator kinerja utama yang digunakan untuk mengukur tercapainya
delapan sasaran strategis dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3.
Perjanjian Kinerja BPKP Tahun 2013
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET
Tujuan 1: Meningkatkan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara
Sasaran strategis 1. 1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD
1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan
% 80,00
2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
% 85,00
3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar
% 82,00
4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat
% 73,75
5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat
% 68,00
6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
% 80,00
7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
% 100,00
Sasaran strategis 1. 2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
8 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
% 71,25
9 Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit
% 7,00
Tujuan 2. Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik
Sasaran strategis 2. 1. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
% 150,00
11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI
% 55,00
12 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
% 50,00
Tujuan 3. Terciptanya Iklim yang mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara
Sasaran Strategis 3.1. Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L,
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
26 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET
Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80%
13 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.
Kelompok Masyarakat
3,00
14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
Instansi 12,00
15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.
Instansi 6,00
16 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
% 84,00
17 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA
% 85,00
18 Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar
% 85,00
19 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
% 100,00
Tujuan 4. Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sasaran Strategis 4.1. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
20 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
% 50,00
21 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008
IPP/IPD 15,00
22 Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern
IPP/IPD 2,00
Tujuan 5. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten
Sasaran Strategis 5.1 Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda
23 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
% 33,33
Sasaran Strategis 5.2. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%
24 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
% 80,00
25 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
% 80,00
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
27
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET
26 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
Skala likert 1-10
7,60
27 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA
% 90,00
28 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur
Skala likert 1-10
8,00
29 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa
Jumlah berita
79,00
30 Persentase Pemanfaatan asset % 100,00
31 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras
Skala likert 1-10
7,90
32 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
% 74,00
33 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas
Jumlah Topik
1,00
34 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP
Instansi APIP
15,00
35 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
Skala likert 1-10
7,50
Tujuan 6. Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi Presiden/Pemerintah
Sasaran Strategis 6.1. Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan
36 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
% 61,00
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
28
III. AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA
engukuran capaian kinerja Tahun 2013 merupakan bagian dari
penyelenggaraan Akuntabilitas Kinerja Tahunan Perwakilan BPKP
Provinsi Lampung. Pengukuran dilakukan terhadap kinerja yang
diperjanjikan Tahun 2013 dan membandingkannya dengan target yang
diperjanjikan dalam dokumen penetapan kinerja Tahun 2013. Sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, yang menitikberatkan
pada pengukuran pencapaian tujuan/sasaran strategis, Perwakilan BPKP
Provinsi Lampung menyempurnakan rumusan sasaran strategis dengan memilih
indikator kinerja utama (IKU) yang dominan. IKU dominan tersebut dinilai
signifikan bagi Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dalam mempengaruhi
pencapaian tujuan/sasaran strategis secara langsung.
Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi identifikasi atas
realisasi IKU dominan dan membandingkan dengan targetnya. Analisis lebih
mendalam dilakukan terutama terhadap capaian yang di bawah target untuk
mengenali faktor penyebab sebagai bahan penetapan strategi peningkatan
kinerja di Tahun 2013 dan atau tahun-tahun selanjutnya (performance
improvement).
Sesuai dengan suplemen Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Lampung
Tahun 2010–2014, kinerja sasaran strategis merupakan resultante kinerja dari
berbagai Bidang/Bagian terkait.
Pengukuran pencapaian sasaran strategis, dihitung berdasarkan jumlah
IKU dominan yang tercapai dibagi dengan jumlah IKU dominan. Hal ini dilakukan
untuk menghindari distorsi perhitungan capaian kinerja sasaran strategis BPKP.
Capaian atas 36 IKU dan perbandingan dengan tahun sebelumnya yang
menunjukkan capaian tujuan dan sasaran strategis secara ringkas disajikan
PPP
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
29
menurut tujuan dan sasaran strategis sebagaimana terlihat pada Tabel 3.1 dan
3.2 berikut ini.
Tabel 3.1 Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama Target dan Realisasi Tahun 2013
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET REALISASI
% CAPAI
AN
Tujuan 1: Meningkatkan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara
Sasaran strategis 1. 1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD
1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan
% 80,00 146,15 182,69
2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
% 85,00 86,67 101,96
3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar
% 82,00 131,25 160,06
4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat
% 73,75 172,22 233,52
5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat
% 68,00 166,67 245,10
6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
% 80,00 400,00 500,00
7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
% 100,00 100,00 100,00
Sasaran strategis 1. 2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
8 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
% 71,25 350,00 491,23
9 Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit
% 7,00 12,19 174,11
Tujuan 2. Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik
Sasaran strategis 2. 1. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
% 150,00 222,22 148,15
11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI
% 55,00 550,00 1.000,00
12 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
% 50,00 125,00 250,00
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
30 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET REALISASI
% CAPAI
AN
Tujuan 3. Terciptanya Iklim yang mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara
Sasaran Strategis 3.1. Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80%
13 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.
Kelompok Masyarakat
3,00 3,00 100,00
14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
Instansi 12,00 5,00 41,67
15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.
Instansi 1,00 1,00 100,00
16 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
% 84,00 75,00 89,29
17 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA
% 85,00 241,94 284,64
18 Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar
% 85,00 100,00 117,65
19 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
% 100,00 100,00 100,00
Tujuan 4. Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sasaran Strategis 4.1. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
20 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
% 45,00 46,67 103,70
21 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008
IPP/IPD 15,00 9,00 60,00
22 Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern
IPP/IPD 2,00 7,00 350,00
Tujuan 5. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten
Sasaran Strategis 5.1 Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda
23 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
% 33,33 60,00 180,02
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
31
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET REALISASI
% CAPAI
AN
Sasaran Strategis 5.2. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%
24 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
% 80,00 97,94 122,42
25 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
% 80,00 80,00 100,00
26 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
Skala likert 1-10
7,60 9,65 126,93
27 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA
% 90,00 100,00 111,11
28 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur
Skala likert 1-10
8,00 8,93 111,64
29 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa
Jumlah berita
79,00 106,00 134,18
30 Persentase Pemanfaatan asset % 100,00 100,00 100,00
31 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras
Skala likert 1-10
7,90 7,06 89,39
32 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
% 74,00 82,75 111,82
33 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas
Jumlah Topik
1,00 1,00 100,00
34 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP
Instansi APIP
15,00 4,00 26,67
35 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
Skala likert 1-10
7,50 7,07 94,27
Tujuan 6. Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi Presiden/Pemerintah
Sasaran Strategis 6.1. Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan
36 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
% 61,00 100,00 163,93
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
32 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
Tabel 3.2 Ringkasan Perbandingan
Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2012 dan 2013
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA
UTAMA SATUAN
KINERJA
KENAIKAN/ PENURUNAN 2012 2013
Tujuan 1: Meningkatkan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara
Sasaran strategis 1. 1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD
1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan
% 104,55 146,15 41,61
2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
% 86,67 86,67 0,00
3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar
% 83,78 131,25 47,47
4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat
% 108,08 172,22 64,14
5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat
% 236,36 166,67 -69,70
6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
% 115,79 400,00 284,21
7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
% 36,67 100,00 63,33
Sasaran strategis 1. 2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
8 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
% 168,66 350,00 181,34
9 Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit
% 0,07 12,19 12,11
Tujuan 2. Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik
Sasaran strategis 2. 1. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
% 300,00 222,22 -77,78
11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI
% 266,67 550,00 283,33
12 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
% 100,00 125,00 25,00
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
33
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA
UTAMA SATUAN
KINERJA KENAIKAN/
PENURUNAN 2012 2013
Tujuan 3. Terciptanya Iklim yang mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara
Sasaran Strategis 3.1. Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80%
13 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.
Kelompok Masyarakat
3,00 3,00 0,00
14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
Instansi 9,00 5,00 -4,00
15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.
Instansi 1,00 1,00 0,00
16 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
% 75,00 75,00 0,00
17 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA
% 140,98 241,94 100,96
18 Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar
% 100,00 100,00 0,00
19 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
% 100,00 100,00 0,00
Tujuan 4. Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sasaran Strategis 4.1. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
20 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
% 46,67 46,67 0,00
21 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008
IPP/IPD 11,00 9,00 -2,00
22 Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern
IPP/IPD 4,00 7,00 3,00
Tujuan 5. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten
Sasaran Strategis 5.1 Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda
23 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
% 33,33 60,00 26,67
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
34 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA
UTAMA SATUAN
KINERJA KENAIKAN/
PENURUNAN 2012 2013
Sasaran Strategis 5.2. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%
24 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
% 96,13 97,94 1,80
25 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
% 100,00 100,00 0,00
26 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
Skala likert 1-10
7,50 9,65 2,15
27 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA
% 100,00 100,00 0,00
28 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur
Skala likert 1-10
7,50 8,93 1,43
29 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa
Jumlah berita
75,00 106,00 31,00
30 Persentase Pemanfaatan asset % 94,24 100,00 5,76
31 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras
Skala likert 1-10
6,33 7,06 0,73
32 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
% 33,33 82,75 49,41
33 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas
Jumlah Topik
1,00 1,00 0,00
34 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP
Instansi APIP
12,00 4,00 -8,00
35 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
Skala likert 1-10
7,07 7,07 0,00
Tujuan 6. Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi Presiden/Pemerintah
Sasaran Strategis 6.1. Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan
36 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
% 100,00 100,00 0,00
Uraian lebih lengkap tentang pencapaian kinerja sasaran strategis berserta
realisasi anggarannya dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 3.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
35
B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap capaian kinerja sasaran
strategis, khususnya terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU) dominan pada tiap-
tiap sasaran strategis. Analisis juga dilakukan terhadap IKU yang tidak secara
langsung mendukung capaian kinerja sasaran namun berpengaruh terhadap
perwujudan sasaran strategis serta mengaitkannya dengan kemungkinan
tercapainya sasaran tahun terakhir Renstra 2014, sebagaimana terinci dalam
Lampiran 3.
Analisis tentang delapan sasaran strategis yang ditetapkan oleh BPKP
sebagai alat untuk mewujudkan tujuan strategis pada akhir masa Renstra,
disajikan sebagai berikut:
Sasaran Strategis 1:
Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan
Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah
Meningkatnya kualitas laporan keuangan, kementerian/lembaga, dan
pemerintah daerah merupakan tekad Perwakilan BPKP Provinsi Lampung
sebagai perwujudan fungsi consulting. Upaya strategis yang dilaksanakan dalam
rangka menyukseskan tercapainya sasaran ini adalah pendekatan yang intensif
kepada para mitra kerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung sehingga
Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dapat melakukan pendampingan
penyusunan ataupun reviu atas Laporan Keuangan sebelum diterbitkan oleh
K/L/Pemda. Outcome yang diharapkan adalah laporan keuangan dapat sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang ditunjukkan dengan opini
yang diperoleh dari BPK RI minimal WDP.
Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan
Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah”
diindikasikan oleh tiga IKU dominan yang terkait langsung dengan kualitas
laporan keuangan Pemerintah Pusat, Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga,
dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Bersama tujuh IKU lainnya,
realisasi IKU sasaran strategis Tahun 2013 disajikan dalam Tabel 3.2 berikut ini:
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
36 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
Tabel 3.3
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 1
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA
UTAMA SATUAN TARGET
REALISASI
% CAPAI
AN
1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan
% 80,00 146,15 182,69
2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
% 85,00 86,67 101,96
3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar
% 82,00 131,25 160,06
4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat
% 73,75 172,22 233,52
5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat
% 68,00 166,67 245,10
6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
% 80,00 400,00 500,00
7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
% 100,00 100,00 100,00
Tabel 3.4
Capaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Strategis 1 Tahun 2012 & 2013
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA
UTAMA SATUAN
KINERJA
KENAIKAN/ PENURUNAN 2012 2013
1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan
% 104,55 146,15 41,61
2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
% 86,67 86,67 0,00
3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar
% 83,78 131,25 47,47
4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat
% 108,08 172,22 64,14
5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat
% 236,36 166,67 -69,70
6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
% 115,79 400,00 284,21
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
37
Dari kedua tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran terlihat
bahwa ketiga IKU dominan sasaran strategis Tahun 2013 tercapai di atas 100%
dibandingkan target Tahun 2013, dan jika dibandingkan dengan capaian Tahun
2012 terdapat peningkatan capaian dalam tujuh IKU. Secara keseluruhan,
dengan ketujuh IKU, rata-rata capaian sasarannya tahun 2013 di atas 100%.
Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
1. Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusun an laporan
keuangan
IKU tersebut menunjukkan IKU dominan dalam pencapaian sasaran strategis
pertama BPKP yaitu “Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD”
dengan target sebesar 80%. Dalam rangka mendukung IKU tersebut, BPKP
proaktif menjalin kerja sama melalui Memorandum of Understanding (MoU)
dengan instansi vertikal yang ada di daerah, untuk melakukan pendampingan
penyusunan laporan keuangan K/L untuk meningkatkan kemampuan IPP
menyusun laporan keuangan sesuai dengan SAP.
Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dengan membandingkan antara
jumlah instansi pemerintah yang mendapat pendampingan penyusunan
laporan keuangan dengan target dalam PKP2T.
Dalam Tahun 2013, jumlah Instansi Pemerintah yang mendapat
pendampingan penyusunan laporan keuangan sebanyak 19 Instansi
Pemerintah, sedangkan target dalam PKP2T sebanyak 13 Instansi
Pemerintah atau sebesar 146,15%. Bila dibandingkan dengan targetnya
sebesar 80%, maka capaian IKU ini tersebut adalah sebesar 182,69%, dan
apabila dibandingkan dengan capaian kinerja Tahun 2012 terdapat
peningkatan 41,61%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp171.138.000,00 atau 150,27% dari anggaran sebesar Rp113.889.000,00,
realisasi melebihi anggaran dikarenakan menggunakan dana mitra dan
dengan menggunakan SDM sebanyak 925 OH atau 96,25% dari rencana
sebanyak 961 OH.
7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
% 36,67 100,00 63,33
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
38 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
2. Persentase Instansi Pemerintah Daerah yang Laporan Keuangannya
Memperoleh Opini Minimal WDP
Selain IPP yang ada di daerah, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung juga
berupaya mendorong akuntabilitas keuangan Pemerintah Daerah
(Provinsi/Kabupaten/Kota) di Wilayah Provinsi Lampung ke arah yang lebih
baik dengan IKU “Persentase Instansi Pemerintah Daerah (IPD) yang
Laporan Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP” dari BPK RI.
Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dari realisasi jumlah LKPD yang
laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP dibandingkan dengan
jumlah Pemerintah Daerah yang ada di Wilayah Provinsi Lampung.
Dalam Tahun 2013, LKPD yang laporan keuangannya memperoleh opini
minimal WDP sebanyak 13 atau 86,67% dari 15 LKPD yang ada di Wilayah
Provinsi Lampung. Bila dibandingkan dengan target IKU sebesar 85%, maka
capaian indikator IKU tersebut sebesar 101,96% dan jika dibandingkan
dengan tingkat capain Tahun 2012 masih menunjukan tingkat capaian yang
sama sebesar 86,67%. Secara rinci perkembangan perolehan opini atas
LKPD diuraikan pada tabel 3.5 berikut:
Tabel 3.5
Perkembangan Opini BPK atas Laporan Keuanga n Pemerintah Daerah Per Pemda
Di Wilayah Provinsi Lampung
Tahun Anggaran 2011 dan 2012
No.
Nama Pemda
Opini BPK Atas LKPD
2011 2012
1. Provinsi Lampung WTP WTP
2. Kota Bandar Lampung WTP WTP
3. Kabupaten Lampung Selatan WTP WDP
4. Kabupaten Tanggamus WDP WDP
5. Kota Metro WTP WTP
6. Kabupaten Lampung Tengah WDP WTP
7. Kabupaten Lampung Timur TMP WDP
8. Kabupaten Lampung Utara WDP TW
9. Kabupaten Way Kanan WTP WTP
10. Kabupaten Tulang Bawang WDP WDP
11. Kabupaten Lampung Barat WTP WTP
12. Kabupaten Pesawaran WDP WDP
13. Kabupaten Mesuji TMP WDP
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
39
No.
Nama Pemda
Opini BPK Atas LKPD
2011 2012
14. Kabupaten Tulang Bawang Barat WTP WTP
15. Kabupaten Pringsewu WDP TMP
Jumlah 15 15
Sumber : Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPK Keterangan : WTP: Wajar Tanpa Pengecualian; WDP: Wajar Dengan Pengecualian; TMP: Tidak
Memberikan Pendapat; dan TW: Tidak Wajar.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp739.206.000,00 atau sebesar 497,07% dari anggaran sebesar
Rp148.712.000,00, realisasi melebihi anggaran dikarenakan menggunakan
dana mitra dan dengan menggunakan SDM sebanyak 2.296 OH atau
135,82% dari rencana sebanyak 1.689 OH.
3. Persentase Jumlah Laporan Audit atas Proyek PHLN y ang Memperoleh Opini dukungan Wajar
IKU “Persentase Jumlah Laporan Audit atas Proyek PHLN yang Memperoleh
Opini dukungan Wajar” merupakan IKU lainnya dalam pencapaian Sasaran
Strategis pertama. IKU ini diukur dari jumlah perolehan opini dukungan wajar
dibandingkan dengan jumlah seluruh laporan audit keuangan atas proyek
Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN).
Realisasi Tahun 2013 IKU ini adalah sebanyak 21 Laporan atau sebesar
131,25% dari target sebanyak 16 Laporan Hasil Audit. Dengan demikian
capaian IKU Tahun 2013 sebesar 160,06% dari target sebesar 82,00%. Jika
dibandingkan dengan capaian kinerja Tahun 2012 sebesar 83,73% maka
terdapat kenaikan capaian sebesar 47,47%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp314.114.000,00 atau 676,15% dari anggaran sebesar Rp46.456.000,00,
realisasi melebihi anggaran dikarenakan menggunakan dana mitra dan
dengan menggunakan SDM sebanyak 1.024 OH atau 102,61% dari rencana
sebanyak 998 OH.
4. Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang dis ampaikan ke Pusat
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), mandat yang diberikan kepada
BPKP antara lain melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
40 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
keuangan negara atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral. Dengan
Peraturan Pemerintah tersebut, BPKP mempunyai kewenangan yang lebih
luas dan juga keunggulan kompetensi dalam melakukan pengawasan intern
yang bersifat lintas sektoral dibandingkan dengan APIP lainnya, sehingga
pengawasan atas program/kegiatan yang melibatkan beberapa pihak dan
terkait dengan berbagai aspek dapat dilakukan oleh BPKP.
IKU “Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat”
diukur dengan menghitung perbandingan antara jumlah laporan lintas sektor
yang telah dikirim ke pusat dengan target Laporan yang harus dikirim ke
BPKP Pusat. Dalam Tahun 2013, jumlah laporan yang telah dikirim sebanyak
93 laporan atau sebesar 172,22% dari target laporan yang harus dikirim
sebanyak 54 laporan. Jika dibandingkan dengan targetnya sasaran outcome-
nya, maka capaian IKU ini adalah sebesar 233,52% dari target outcome
sebesar 73,75%. Bila diperbandingkan dengan capaian Tahun 2012, maka
terdapat peningkatan sebesar 56,73% dari sebelumnya sebesar 108,08%.
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai kinerja IKU ini menggunakan
dana sebesar Rp878.464.000,00 atau 151,88% dari anggaran sebesar
Rp578.395.000,00, realisasi melebihi anggaran dikarenakan menggunakan
dana mitra dan dengan menggunakan SDM sebanyak 3.178 OH atau 72,30%
dari rencana sebanyak 4.408 OH.
5. Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presid en yang
disampaikan ke Pusat
IKU “Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang
disampaikan ke Pusat” merupakan indikator pencapaian Sasaran Strategis
pertama dalam rangka pelaksanaan tugas BPKP melakukan pengawasan
intern melalui kegiatan pengawasan lainnya berdasarkan penugasan dari
Presiden, sesuai dengan amanat pasal 49 ayat 2 butir c PP 60 Tahun 2008
tentang SPIP.
Capaian IKU ini diukur dengan jumlah laporan yang dikirim ke Pusat
dibandingkan target laporan dari Pusat.
Realisasi laporan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat
Tahun 2013 sebanyak 40 laporan atau sebesar 166,67% dari target
sebanyak 24 Laporan. Jika dibandingkan dengan target outcome realisasi
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
41
capaian IKU ini sebesar 245,10% dari target sebesar 68,00%, serta apabila
dibandingkan dengan capaian Tahun 2012 terjadi penurunan sebesar
69,70% disebabkan penurunan target dalam PKP2T tahun 2013.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp232.779.000,00 atau 86,62% dari anggaran sebesar Rp268.726.000,00
dengan menggunakan SDM sebanyak 1.104 OH atau 72,11% dari rencana
sebanyak 1.531 OH.
6. Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang
Dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders
IKU “Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang
Dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders” merupakan IKU
lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis Pertama dengan target sebesar
80,00%. Capaian IKU ini diukur dengan menghitung persentase laporan
pengawasan atas permintaan stakeholder yang disampaikan tepat waktu
(sesuai RPL dalam KM4).
Realisasi laporan atas permintaan Stakeholders yang disampaikan ke Pusat
Tahun 2013 sebanyak 8 laporan atau sebesar 400,00% dari target sebanyak
2 Laporan. Jika dibandingkan dengan target outcome realisasi capaiannya
sebesar 500,00% dari target sebesar 80%, dan apabila dibandingkan juga
dengan capaian kinerja Tahun 2012 terdapat peningkatan sebesar 284,21%
dari realisasi tahun 2012 sebesar 115,79%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp16.498.000,00 atau 62,35% dari anggaran sebesar Rp26.460.000,00
dengan menggunakan SDM sebanyak 79 OH atau 73,15% dari rencana
sebanyak 108 OH.
7. Persentase BUMD yang mendapat Pendampingan Penyele nggaraan
Akuntansi
Sesuai dengan Undang-Undang Perbendaharaan Negara Nomor 1 Tahun
2004 Pasal 58 ayat 2, Kepala Daerah selaku pengguna anggaran/barang
wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan yang meliputi:
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan,
dilampiri dengan Laporan Keuangan BUMD pada Pemerintah Daerah.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
42 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
Dengan kondisi kemampuan Sumber Daya Manusia BUMD yang pada
umumnya masih belum memadai, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung
berperan aktif dalam pendampingan penyusunan Laporan Keuangan BUMD
di wilayah Provinsi Lampung agar sesuai dengan standar akuntansi yang
berlaku umum.Oleh karena itu pendampingan ini dianggap mendukung
pencapaian Sasaran Strategis 1 dengan IKU “Persentase BUMD yang
mendapat pendampingan penyelenggaraan Akuntansi”.
IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMD yang mendapat
pendampingan penyelenggaraan akuntansi dibagi dengan jumlah seluruh
BUMD di wilayah kerja perwakilan.
Realisasi jumlah BUMD yang mendapat pendampingan sebanyak 30 BUMD
atau sebesar 100% dari seluruh jumlah BUMD di Wilayah Provinsi Lampung
sebanyak 30 BUMD. Jika dibandingkan dengan target outcome realisasi
capaiannya sebesar 100% dari target sebesar 100%, dan apabila juga
dibandingkan dengan capaian kinerja Tahun 2012 terdapat kenaikan capaian
kinerja sebesar 63,33% dari capaian sebelumnya sebesar 36,67%.
Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp240.181.000,00 atau 198,90% dari anggaran sebesar Rp120.755.000,00
dengan menggunakan SDM sebanyak 1.334 OH atau 112,67% dari rencana
sebanyak 1.184 OH.
Sasaran Strategis 2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
Sasaran Strategis “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar
87,50%” memiliki dua IKU, namun IKU yang dominan untuk mengukur
keberhasilannya hanya satu yaitu Persentase hasil pengawasan BUN yang
disampaikan ke Pusat. Secara lengkap, dua IKU tersebut disajikan dalam Tabel
3.6.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
43
Tabel 3.6
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 2
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET REALI SASI
% CAPAI
AN
1 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
% 71,25 350,00 491,23
2 Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit
% 7,00 12,19 174,11
Tabel 3.7
Capaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Strategis 2 Tahun 2012 dan 2013
Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
1. Persentase Hasil Pengawasan BUN yang Disampaikan k e Pusat
Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah, pasal 49 ayat 2 butir b menegaskan bahwa
BPKP melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan
Negara atas kegiatan Kebendaharaan Umum Negara dengan tujuan untuk
memberikan masukan kepada Menteri Keuangan. Menindaklanjuti amanat
tersebut, dalam Renstranya, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung membentuk
IKU berupa “Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke
Pusat”.
Capaian IKU ini diukur berdasarkan persentase jumlah laporan yang dikirim ke
Pusat dibandingkan target laporan dari Pusat.
Realisasi laporan pengawasan BUN yang telah disampaikan kepada BPKP
Pusat selama Tahun 2013 sebanyak 196 laporan atau sebesar 350% dari
target sebanyak 56 laporan. Jika dibandingkan dengan target outcome
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA
UTAMA SATUAN
KINERJA KENAIKAN/
PENURUNAN 2012 2013
1 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
% 168,66 350,00 181,34
2 Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit
% 0,07 12,19 12,11
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
44 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
realisasi capaiannya sebesar 491,23% dari target sebesar 71,25%, dan
apabila dibandingkan juga dengan capaian kinerja Tahun 2012 terdapat
kenaikan capaian kinerja sebesar 181,34% dari capaian sebelumnya sebesar
168,66%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp552.352.000,00 atau 98,19% dari anggaran sebesar Rp562.515.000,00
dan menggunakan SDM sebanyak 1.599 OH atau 72,58% dari rencana
sebanyak 2.203 OH.
2. Persentase Penghematan Biaya ( cost saving ) Dibandingkan dengan
Nilai yang Diaudit
IKU “Persentase Penghematan Biaya (cost saving) dibandingkan dengan
Nilai yang Diaudit” dimaksudkan untuk mengukur manfaat pengawasan intern
yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dalam peningkatan
penerimaan negara yang berasal dari pendapatan BUMN atau pihak lainnya
yang terkait dengan BUMN.
Capaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah nilai rupiah koreksi audit
(penghematan) dibandingkan dengan nilai rupiah yang diaudit.
Selama Tahun 2013, kegiatan Optimalisasi Penerimaan Negara dari Sektor
Penerimaan Negara Bukan Pajak telah terlaksana namun sampai dengan
saat ini belum ada tindak lanjutnya. Kegiatan audit PNBP untuk Tahun
Anggaran 2013 dilakukan hanya pada dua kementerian/Lembaga yaitu
Kementerian Perhubungan dan Kejaksaan Agung dalam bentuk Audit
Operasional PNBP pada Ditjen Perhubungan Laut Kementrian Perhubungan,
dan Verifikasi dan Validasi Piutang PNBP pada Kejaksaan Tinggi Lampung.
Berdasarkan hasil audit tersebut dijumpai adanya kekurangan penyetoran
sebesar Rp158.543.308,18 atau sebesar 12,19% dari nilai PNBP yang telah
diterima sebesar Rp1.300.849.327,00. Apabila dibandingkan dengan target
outcome sebesar 7% maka tingkat capaian IKU tersebut sebesar 174,11%,
serta jika dibandingkan dengan capaian tahun 2012 maka terdapat
peningkatan sebesar 12,11% dari capaian sebesar 0,07%.
Untuk melaksanakan penugasan ini dengan realisasi anggaran pengawasan
sebesar Rp34.990.000,00 atau sebesar 130,21% dari anggaran sebesar
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
45
Rp26.873.000,00 dan menggunakan SDM sebanyak 117 OH atau 69,23%
dari rencana sebanyak 169 OH.
Sasaran Strategis 3:
Terselenggaranya SPM pada 60% Instansi Pemerintah Daerah
danTerselenggaranya Good Governance pada 75% Badan Usaha Milik
Negara/Badan Usaha Milik Daerah
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah, dijelaskan bahwa pemerintahan daerah mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah tersebut terdiri
atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib adalah urusan pemerintahan
yang berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar warga negara. Adapun urusan
pilihan adalah urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk menjamin akses dan mutu
pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata dalam rangka
penyelenggaraan urusan wajib, Pemerintah dan Pemerintahan Daerah
menyusun suatu standar yang disebut dengan Standar Pelayanan Minimal
(SPM).
Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG)
adalah struktur dan proses yang digunakan dan diterapkan organ perusahaan
(Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dewan komisaris dan direksi) untuk
meningkatkan pencapaian sasaran hasil usaha dan mengoptimalkan nilai
perusahaan bagi seluruh stakeholders, berlandaskan peraturan perundang-
undangan dan etika berusaha. BUMN/BUMD karena sebagian besar modalnya
merupakan milik pemerintah dan atau pemerintah daerah berkewajiban
menerapkan GCG secara konsisten dan berkelanjutan.
Sebagai auditor internal pemerintah, terkait dengan perannya dalam
meningkatkan akuntabilitas Pemda dan pengelolaan BUMN/BUMD, Perwakilan
BPKP Provinsi Lampung perlu mendorong pemerintah daerah untuk
menerapkan SPM yang telah ditetapkan Kementerian Teknis, dan mendorong
BUMN/BUMD untuk menerapkan GCG.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
46 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
Sasaran Strategis “Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan
terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD” diindikasikan oleh dua IKU
dominan yang terkait langsung dengan IPD yang melaksanakan pelayanan
sesuai Standar Pelayanan Minimal/Pelayanan Prima dan
BUMN/BUMD/BUL/BLUD yang GCG atau KPI mendapat skor baik.
Tabel 3.8
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 3
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA
UTAMA SATUAN TARGET
REALI SASI
% CAPAI
AN
1 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
% 150,00 222,22 148,15
2 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI
% 55,00 550,00 1.000,00
3 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
% 50,00 125,00 250,00
Tabel 3.9 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 3
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang
sama di Tabel 3.1 terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun
2013 tercapai diatas 100%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis
ini adalah sebagai berikut:
1. Persentase IPD yang Melaksanakan Pelayanan Sesuai Standar
Pelayanan Minimal
Dasar hukum pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah tahun 2010–2014, yang
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA
UTAMA SATUAN
KINERJA
KENAIKAN/ PENURUNAN 2012 2013
1 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
% 300,00 222,22 -77,78
2 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI
% 266,67 550,00 283,33
3 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
% 100,00 125,00 25,00
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
47
mewajibkan setiap Pemda untuk menerapkan Standar Pelayanan Minimal.
Selain itu juga terdapat Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 yang
mensyaratkan implementasi SPM dilakukan dengan menuangkan indikator
SPM pada dokumen perencanaan jangka menengah dan tahunan serta pada
dokumen penganggaran daerah. Selanjutnya Inpres Nomor 1 Tahun 2010
juga mengharuskan Pemda melakukan SPM yang ditetapkan oleh
kementerian teknis. Berdasarkan Peraturan Pemerintah 60 Tahun 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pasal 48 ayat 2 butir a dan
pasal 50 ayat 1 butir a, menyebutkan bahwa BPKP melakukan pengawasan
intern antara lain melalui audit kinerja.
Oleh karena itu, audit kinerja pelayanan pemda yang dilaksanakan BPKP
mendukung pencapaian Sasaran Strategis 3 dengan IKU “Presentase IPD
yang Melaksanakan Pelayanan Sesuai SPM/Pelayanan Prima”. IKU ini
dihitungberdasarkan jumlah IPD yang mencantumkan SPM dalam dokumen
perencanaan dibagi jumlah IPD yang diaudit kinerja pelayanan.
Dalam tahun 2013, IPD yang telah dilakukan audit pelayanan umum
sebanyak 40 IPD dari target sebanyak 18 IPD, sehingga realisasi IKU ini
pada tahun 2013 sebesar 222,22%. Jika dibandingkan dengan target
outcome realisasi capaiannya sebesar 148,15% dari target sebesar 150%,
dan apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2012 terdapat penurunan
capaian kinerja 77,78% dari capaian sebelumnya 300%.
Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp302.752.000,00 atau 159,29% dari anggaran sebesar Rp190.069.000,00
dengan menggunakan SDM sebanyak 1.366 OH atau 110,26% dari rencana
sebanyak 1.240 OH.
2. Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi /asistensi
GCG/KPI
BPKP berperan melakukan pengawasan intern melalui pemberian pelayanan
jasa manajemen kepada BUMN/BUMD/BUL/BLUD di bidang GCG dan KPI,
dengan harapan dapat memperbaiki kinerja BUMN/BUMD/BUL/BLUD.
Untuk mengukur manfaat, IKU ini diukur dengan menghitung jumlah
BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI
dibandingkan dengan target PKPT.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
48 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
Dalam tahun 2013, jumlah BUMN/D/BLU/D yang dilakukan
sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI sebanyak 22 BUMN/D/BLU/D atau
sebesar 550% dari target sebanyak 4 buah, sehingga realisasi IKU ini pada
tahun 2013 sebesar 1.000% dari target sebesar 55%, dan apabila
dibandingkan dengan capaian tahun 2012 terdapat kenaikan sebesar
283,33% dari capain sebelumnya 266,67%.
Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp144.985.000,00 atau 602,02% dari anggaran sebesar Rp24.083.000,00,
realisasi melebihi anggaran dikarenakan menggunakan dana mitra dan
dengan menggunakan SDM sebanyak 808 OH atau 114,12% dari rencana
sebanyak 708 OH.
3. Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
Penetapan IKU “Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja”,
dimaksudkan untuk mengukur tentang tingkat kesehatan BUMD sehingga
Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dapat lebih berperan dalam upaya
membantu meningkatkan kinerja BUMD.
IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMD yang diaudit kinerja
dibandingkan target PKPT.
Dalam tahun 2013, jumlah BUMD yang telah dilakukan audit kinerja sebanyak
15 BUMD atau sebesar 125% dari target sebanyak 12 BUMD. Jika
dibandingkan dengan target outcome realisasi capaiannya sebesar 250% dari
target sebesar 50%, dan apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2012
terdapat kenaikan sebesar 25,00% dari capain sebelumnya 100,00%.
Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp145.806.000,00 atau 138,74% dari anggaran sebesar Rp105.094.000,00
dengan menggunakan SDM sebanyak 508 OH atau 84,53% dari rencana
sebanyak 601 OH.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
49
Sasaran Strategis 4:
Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda,
BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi Menjadi 80%
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 menyatakan bahwa strategi
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi memiliki visi jangka panjang dan
menengah. Visi jangka panjang 2012-2025 adalah “Terwujudnya Kehidupan
Bangsa yang Bersih dari Korupsi dengan Didukung Nilai Budaya yang
Berintegritas”.
Dalam rangka mencapai visi jangka panjang, maka, untuk jangka
menengah pemerintah menetapkan visi jangka menengah 2012-2014 yaitu
“Terwujudnya Tata Kepemerintahan yang Bersih dari Korupsi dengan Didukung
Kapasitas Pencegahan dan Penindakan serta Nilai Budaya yang Berintegritas”.
Untuk mencapai visi tersebut, pemerintah merancang enam strategi yaitu:
1. Pencegahan tindak pidana korupsi;
2. Penegakan Hukum atas tindak pidana korupsi;
3. Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan;
4. Kerjasama Internasional dan Penyelamatan Aset Hasil Tipikor;
5. Pendidikan dan Budaya Antikorupsi;
6. Mekanisme Pelaporan Pelaksanaan Pemberantasan Korupsi.
Dalam kaitannya dengan strategi pencegahan dan pemberantasan
korupsi, BPKP perlu mengambil peran dalam mendukung enam strategi
pencegahan dan pemberantasan korupsi tersebut. Hal ini dapat dilakukan
dengan mendorong penerapan sistem pengendalian intern, atau Fraud Control
Plan (FCP). Berkaitan dengan penegakan hukum atas tindak pidana korupsi,
BPKP berperan dalam melakukan audit investigasi, perhitungan kerugian
keuangan Negara, serta sebagai pemberi keterangan ahli pada kasus tindak
pidana korupsi.
Sasaran “Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan
Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara/Badan
Usaha Milik Daerah Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi”
diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait langsung dengan kesadaran
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
50 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
dan keterlibatan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik
Negara/Badan Usaha Milik Daerah dalam upaya pencegahan dan
pemberantasan korupsi. Bersama tujuh IKU lainnya, realisasi IKU sasaran
strategis Tahun 2013 disajikan dalam Tabel 3.10.
Tabel 3.10
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 4
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA
UTAMA SATUAN TARGET
REALISASI
% CAPAI
AN
1 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.
Kelompok Masyarakat
3,00 3,00 100
2 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
Instansi 12,00 5,00 41,67
3 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.
Instansi 1,00 1,00 100,00
4 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
% 84,00 75,00 89,29
5 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA
% 85,00 241,94 284,64
6 Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar
% 85,00 100,00 117,65
7 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
% 100,00 100,00 100,00
Tabel 3.11
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 4
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA
UTAMA SATUAN
KINERJA KENAIKAN/
PENURUNAN 2012 2013
1 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.
Kelompok Masyarakat
3,00 3,00 0,00
2 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
Instansi 9,00 5,00 -4,00
3 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.
Instansi 1,00 1,00 0,00
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
51
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di
Tabel 3.1 terlihat bahwa satu IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 tercapai
100%. Secara keseluruhan, dengan tujuh IKU lainnya, rata-rata capaian sasaran
sebesar 100,00%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini
adalah sebagai berikut:
1. Kelompok Masyarakat yang Mendapatkan Sosialisasi P rogram Anti
Korupsi
Dalam rangka meningkatkan pemahaman mengenai praktik-praktik
penyelenggaraan good governance, BPKP menetapkan suatu IKU berupa
peningkatan pemahaman dan kepedulian publik terhadap permasalahan
korupsi.
Keberhasilan IKU diukur dari rata-rata pemahaman dan kepedulian atas
permasalahan korupsi yang dilakukan melalui survei dengan pengisian
kuesioner pada saat melakukan sosialisasi program anti korupsi, forum
koordinasi, penyamaan persepsi, koordinasi hasil pengawasan,
pembinaan/quality assurance.
Fokus BPKP dalam kegiatan Sosialisasi Program Anti Korupsi (Sos-PAK)
utamanya pada kelompok dunia pendidikan karena BPKP yakin bahwa dunia
pendidikan yang anti korupsi akan menghasilkan generasi muda yang baik
dan menjadi harapan masa depan bangsa Indonesia. Sementara itu, dengan
makin tingginya perhatian Pemerintah kepada dunia pendidikan yang ditandai
dengan kenaikan anggaran, berbagai macam bantuan bagi dunia pendidikan
membawa konsekuensi meningkatnya risiko terjadinya korupsi. Dengan
memberikan pemahaman dan edukasi, BPKP berharap korupsi bisa dicegah,
terutama di dunia pendidikan.
Jika dibandingkan dengan target output sebesar 7 kegiatan, maka capaian
output Sosialisasi Program Anti Korupsi (Sos-PAK) adalah 300% atau
4 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
% 75,00 75,00 0,00
5 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA
% 140,98 241,94 100,95
6 Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar
% 100,00 100,00 0,00
7 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
% 100,00 100,00 0,00
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
52 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
terealisasi sebanyak 21, sedangkan jumlah kelompok masyarakat yang
mendapat sosialisai sebanyak 3 kelompok masyarakat atau 100% dari target
outcome sebanyak 3 kelompok masyarakat. Ketiga kelompok masyarakat
tersebut yaitu; mahasiswa baru Universitas Lampung, praktisi kesehatan di
RSUD dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung dan RSUD A. Yani Kota
Metro, dan Kelompok Tani. Capaian tahun 2013, sama dengan capaian tahun
2012 yaitu tiga kelompok masyarakat (tercapai 100%)
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp124.135.000,00 atau 166,10% dari anggaran sebesar Rp74.735.000,00,
realisasi melebihi anggaran dikarenakan menggunakan dana mitra dan
dengan SDM sebanyak 250 OH atau 141,24% dari rencana sebanyak 177
OH.
2. IPP/IPD/BUMN/BUMD Berisiko Fraud yang Mendapatkan
Sosialisasi/DA/Asistensi/Evaluasi FCP
Sistem pengendalian yang baik akan memberikan jaminan terhadap kualitas
dan kinerja organisasi secara keseluruhan, sehingga penyelenggaraan
pemerintahan dan korporasi dapat memenuhi prinsip-prinsip Good
Governance.
FCP merupakan suatu pengendalian yang dirancang secara spesifik untuk
mencegah, menangkal, dan memudahkan pengungkapan kasus
penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara. FCP terdiri dari
atribut-atribut spesifik, yaitu Kebijakan Anti Fraud, Struktur
Pertanggungjawaban, Penilaian Risiko, Kepedulian Pegawai, Kepedulian
Pelanggan dan Masyarakat, Sistem Pelaporan Fraud, Perlindungan Pelapor,
Pengungkapan kepada pihak eksternal, Prosedur Investigasi serta Standar
Perilaku dan Disiplin.
IKU “IPP/IPD/BUMN/BUMD Berisiko Fraud yang Mendapatkan
Sosialisasi/DA/Asistensi/Evaluasi FCP” dalam upaya perbaikan
penyelenggaraan manajemen organisasi pemerintah melalui pemanfaatan
hasil pengawasan yang dilakukan oleh BPKP.
Realisasi IKU atas Implementasi FCP adalah 5 Instansi Pemerintah yaitu
Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, Balai Pemberdayaan Masyarakat
Desa, pembekalan personil Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Pesawaran,
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
53
RSUD dr. A. Dadi Tjokrodipo, dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Bandar Lampung, serta jika dibandingkan dengan target IKU sebanyak 12
instansi/BUMN/BUMD, maka capaian IKU tersebut adalah 41,67%, dana
sama dengan capaian tahun 2012.
Kegiatan untuk capaian IKU ini menggunakan dana sebesar Rp4.006.000,00
atau sebesar 18,64% dari anggaran sebesar Rp21.486.000,00 dengan
menggunakan SDM sebanyak 14 OH atau 12,28% dari rencana sebanyak
114 OH.
3. Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD yang dilakukan Kajian Per aturan yang
Berpotensi TPK
Upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern
akuntabilitas keuangan negara tidak terlepas dari adanya kebijakan yang
mendukung upaya pencegahan dan pemberantasan KKN. Indikator ini
dimaksudkan untuk mengukur instansi/BUMN/BUMD yang
membuat/mengoreksi kebijakan terkait dengan rekomendasi dari Perwakilan
BPKP Provinsi Lampung terhadap hasil kajian atas peraturan perundang-
undangan yang berindikasi menjadi penyebab terjadinya KKN.
Untuk merealisasikan IKU, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung
melaksanakan kegiatan kajian atas kebijakan/peraturan perundang-undangan
yang berindikasi KKN dan menyusun/menyempurnakan pedoman
pelaksanaan kegiatan.
Dalam tahun 2013 realisasi IKU sebanyak satu instansi membuat/mengoreksi
kebijakan. Jika dibandingkan dengan target IKU tahun 2013 sebanyak satu
Instansi, maka capaian IKU adalah sebesar 100%. Kegiatan kajian peraturan
yang dilaksanakan yaitu kajian atas Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun
2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa, sama dengan capaian
Tahun 2012.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp0,00 atau
sebesar 0% dari anggaran sebesar Rp8.611.000,00 dan dengan
menggunakan SDM sebanyak 46 OH atau 83,64% dari rencana sebanyak
55 OH.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
54 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
4. Persentase Pelaksanaan Penugasan HKP, Klaim dan Pe nyesuaian Harga
Kasus Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP), audit penyesuaian
harga, dan audit klaim merupakan bagian dari hambatan/kendala terhadap
peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas
keuangan negara. Tingkat keberhasilan penyelesaian kasus tersebut
berkorelasi terhadap pencapaian sasaran strategis. “Persentase pelaksanaan
penugasan HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga”.
Pengukuran IKU dihitung berdasarkan jumlah dihitung jumlah laporan HKP,
klaim dan penyesuaian harga yang terbit dibagi dengan permintaan HKP,
klaim dan eskalasi yg memenuhi syarat (diterbitkan ST).
Dalam tahun 2013 ,jumlah penugasan HKP sebanyak 3 penugasan atau
sebesar 75% dari target yang ditetapkan sebanyak 4 penugasan. Jika
dibandingkan dengan target sebesar 84%, maka capaian IKU ini adalah
sebesar 89,29%.
Kegiatan mediasi dalam rangka penyelesaian hambatan kelancaran
pembangunan (debottlenecking) yaitu; Permasalahan sewa jaringan listrik
milik KLP Siwo Mego, pembangunan Puskesmas Pembantu Bumi Waras, dan
pembangunan Puskesmas Tanjung Baru.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp10.751.000,00 atau sebesar 27,75% dari anggaran sebesar
Rp38.744.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 207 OH atau
101,97% dari rencana sebanyak 203 OH.
5. Persentase Pelaksanaan Audit Investigasi/PKKN/PKA
Salah satu upaya pencapaian sasaran strategis peningkatan kualitas
penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara, antara
lain dengan tertanganinya kasus KKN. Penanganan kasus yang berindikasi
KKN yang dilaksanakan oleh BPKP menjadi lengkap setelah dilimpahkan
kepada instansi penegak hukum. Dengan demikian, “Persentase
Pelaksanaan Audit Investigasi/PKKN/PKA” menjadi salah satu IKU dominan
BPKP dalam upaya pencapaian sasaran strategis.
Pengukuran IKU dihitung berdasarkan jumlah laporan audit
investigasi/PKKN/PKA dibagi dengan target dalam PKP2T.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
55
Dalam tahun 2013, pelaksanaan audit insvestigasi/PKKN/PKA sebanyak
150 kegiatan atau sebesar 251,61% dari target yang ditetapkan sebanyak
62 kegiatan. Bila dibandingkan dengan targetnya sebesar 85%, maka
capaian IKU ini adalah sebesar 284,64%.
Kegiatan untuk IKU ini pada tahun 2013 menggunakan dana sebesar
Rp768.264.000,00 atau 113,49% dari anggaran sebesar Rp676.959.000,00
dengan menggunakan SDM sebanyak 3.752 OH atau 121,82% dari rencana
sebanyak 3.080 OH.
6. Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai sta ndar
Pengukuran IKU dihitung berdasarkan persentase jumlah laporan
keinvestigasian yang tidak dikembalikan pusat dibagi jumlah laporan
keinvestigasian yg disampaikan ke pusat.
Selama periode tahun 2013, laporan keinvestigasian dari Perwakilan BPKP
Provinsi Lampung sebanyak 156 laporan dan dari jumlah tersebut tidak ada
yang dikembalikan oleh BPKP Pusat, sehingga capaian untuk IKU
“Persentase Laporan Keinvestigasian yang Sesuai Standar” telah tercapai
100%. Jika dibandingkan dengan target IKU sebesar 85% maka realisasi
capain atas IKU tersebut sebesar 117,65%, dan apabila
7. Persentase Hasil Telaahan Pengaduan Masyarakat
Masyarakat dapat melakukan pengawasan secara tidak langsung terhadap
akuntabilitas keuangan negara, antara lain melalui mekanisme pelaporan dan
pengaduan. Pengaduan masyarakat dapat menjadi salah satu sumber data
bagi BPKP dalam melaksanakan fungsi pengawasan. Setiap surat
pengaduan atau tembusan surat pengaduan, baik yang diterima secara
langsung melalui Kepala BPKP atau Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dilakukan penelaahan untuk ditindaklanjuti. IKU dalam mencapai
sasaran strategis, Reviu Terhadap Laporan dan Pengaduan Masyarakat yang
Ditindaklanjuti.
Realisasi IKU dihitung berdasarkan persentase jumlah penugasan investigatif
untuk menindaklanjuti pengaduan masyarakat, dibandingkan dengan jumlah
surat pengaduan masuk yang diteruskan ke Perwakilan BPKP Provinsi
Lampung.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
56 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
Realisasi IKU tahun 2013, diukur dari jumlah surat pengaduan yang
ditindaklanjuti dengan penerbitan surat tugas sebanyak surat pengaduan atau
mencapai 100,00% dari seluruh pengaduan telah ditelaah jumlah surat
pengaduan yang diterima selama tahun 2013 sebanyak 11 buah dan
seluruhnya sebanyak 11 buah telah ditindaklanjuti atau ditelaah. Dengan IKU
sebesar 100%, maka capaian IKU pada tahun 2013 adalah 100,00%.
Sasaran Strategis 5:
Meningkatnya Kualitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah di 70% Kementerian/Lembaga/Pememerintah Daerah
Penyelenggaraan SPIP pada dasarnya merupakan tanggung jawab
masing-masing menteri/pimpinan lembaga, Gubernur, dan Bupati/Walikota.
BPKP sesuai pasal 59 PP Nomor 60 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah bertanggung jawab melakukan pembinaan. Pada prinsipnya,
pembinaan SPIP diarahkan agar instansi pemerintah dapat menyelenggarakan
SPIP dalam rangka mencapai tujuannya melalui kegiatan yang efektif dan
efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan.
Tabel 3.12 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 5
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA
UTAMA SATUAN TARGET
REALISASI
% CAPAI
AN
1 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
% 45,00 46,67 103,70
2 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008
IPP/IPD 15,00 9,00 60,00
3 Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern
IPP/IPD 2,00 7,00 350,00
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
57
Tabel 3.13 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 5
Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70%
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah” diindikasikan oleh tiga IKU
dominan yang terkait langsung dengan penyelenggaraan SPIP pada seluruh
K/L/Pemda. Semakin banyak K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, diharapkan akan semakin baik
kualitas pencapaian tujuan instansi pemerintah dan semakin berkualitasnya
birokrasi.
Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
1. Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesu ai Peraturan
Pemerintah Nomor 60/2008
Penyelenggaraan SPIP dinilai sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2008 melalui tingkat maturitas. Sebelum penilaian tingkat maturitas
penyelenggaraan SPIP dapat dilaksanakan, maka IKU “Persentase Pemda
yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008” diukur dengan
menghitung jumlah K/L/Pemda yang laporan keuangannya memperoleh opini
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI dibandingkan dengan jumlah
seluruh K/L/Pemda.Opini WTP atas laporan keuangan diyakini dapat
mewakili sistem pengendalian yang memadai sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, karena audit keuangan yang
dilaksanakan oleh BPK RI mencakup pengujian atas keandalan sistem
pengendalian K/L/Pemda.
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA
UTAMA SATUAN
KINERJA KENAIKAN/
PENURUNAN 2012 2013
1 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
% 46,67 46,67 0,00
2 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008
IPP/IPD 11,00 9,00 -2,00
3 Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern
IPP/IPD 4,00 7,00 3,00
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
58 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
IKU tersebut diukur dengan menghitung jumlah Pemda yanglaporan
keuangannya memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK-
RI dibandingkan dengan jumlah seluruh Pemda.
Dalam tahun 2013, Pemerintah Daerah di wilayah Provinsi Lampung yang
telah memperoleh opini WTP dari pemda sebanyak 7 Pemda dari
15 Pemerintah Daerah atau sebesar 46,67%. Jika dibandingkan dengan
target out come realisasi capaiannya sebesar 103,70% dari target 45%,
capaian tersebut sama dengan capaian kinerja tahun 2012 yaitu sebanyak 7
Pemerintah Daerah yang memperoleh opini WTP.
2. Jumlah Pemda yang Dilakukan Asistensi Penyelengg araan SPIP sesuai
PP No 60 tahun 2008
Penerapan SPIP di K/L/Pemda diawali dengan pembuatan rencana/desain
penyelenggaraan SPIP, yaitu dokumen yang berisi tahap-tahap
pengembangan detil SPIP yang akan dilakukan. Manfaat rencana/desain
adalah sebagai acuan dan alat untuk memantau perkembangan
penyelenggaraan SPIP. IKU ini dibentuk pada tahun 2012 sebagai tindak
lanjut atas terbitnya Pedoman Penyusunan Desain Penyelenggaraan SPIP
berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor PER–687/K/D4/2012 tanggal
25 Mei 2012. Di samping itu, juga sebagai wujud upaya BPKP dalam rangka
perbaikan sistem AKIP untuk mendukung pencapaian sasaran strategis
“Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah” dan tujuan“ Tercapainya efekfivitas penyelenggaraan
sistem pengendalian intern pemerintah”.
Jumlah pemerintah Daerah yang telah dilakukan asistensi penyelenggaraan
SPIP sebanyak 9 Pemerintah Daerah atau telah terealiasi sebanyak 60% dari
15 Pemerintah Daerah yang ada di Provinsi Lampung.
Kegiatan untuk mendukung IKU ini pada tahun 2013 menggunakan dana
sebesar Rp382.590.000,00 atau 157,70% dari anggaran sebesar
Rp242.612.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 1.387 OH atau
150,60% dari rencana sebanyak 921 OH.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
59
3. Jumlah Pemda yang Dilakukan Monitoring Sistem Pe ngendalian Intern
BPKP selaku pembina penyelenggaraan SPIP, berkewajiban memantau
perkembangan penyelenggaraan SPIP K/L/Pemda. Pelaksanaan monitoring
perbaikan SPI di lingkungan instansi pemerintah didasarkan pada Peraturan
Kepala BPKP Nomor PER-852/K/2011 tentang Pedoman Monitoring
Perbaikan SPI di Lingkungan Instansi Pemerintah Tahun Anggaran 2011.
Realisasi tahun 2013 IKU ini adalah sebanyak 7 Pemda yang telah
memperbaiki Sistem Pengendalian Intern atau sebesar 350% dari target
sebesar 2 Pemda.
Sasaran Strategis 6:
Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
yang Profesional dan Kompeten pada 80% K/L/Pemerintah Daerah
Pelaksanaan audit intern di lingkungan instansi pemerintah dilakukan oleh
pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah memenuhi
syarat kompetensi keahlian sebagai auditor. Setiap aparat pengawas intern
pemerintah (APIP) mengimplementasikan JFA sebagai konsekuensi adanya
fungsi dan peran pelaksanaan tugas pengawasan intern oleh auditor sesuai
dengan ketentuan tersebut.
Sebagai organisasi, salah satu faktor penentu keberhasilan APIP adalah
kompetensi dan profesionalitas sumber daya manusia (SDM), karena faktor
manusia yang mengatur dan menggerakkan jalan organisasi. SDM yang
kompeten adalah SDM yang memiliki penguasaan teoretis, didukung dengan
pengalaman, dan mendapat pengakuan keahlian spesifik berdasarkan standar
yang berlaku umum dalam lingkungan keahlian tersebut. SDM yang profesional
adalah SDM yang mampu melaksanakan tugas dengan baik, sesuai dengan
bidang keahliannya.
Sasaran “Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah
K/L/Pemda yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda” diindikasikan
oleh satu IKU dominan yang terkait langsung dengan penerapan JFA, yang
bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
60 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
instansi Pembina JFA dalam mewujudkan auditor yang profesional dan
kompeten di lingkungan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) non-BPKP.
Uraian capaian IKU sasaran strategis tersebut diuraikan dalam tabel 3.14
sebagai berikut:
Tabel 3.14
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 6
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA
UTAMA SATUAN TARGET
REALISASI
% CAPAI
AN
1 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
% 33,33 60,00 180,02
Tabel 3.15
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 6
Persentase Pemda yag Dilakukan Asistensi Penerapan JFA
Pelaksanaan audit intern di lingkungan instansi pemerintah dilakukan oleh
pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah memenuhi
syarat kompetensi keahlian sebagai auditor. Hal ini sesuai dengan Pasal 51
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP. Syarat kompetensi
keahlian sebagai auditor dipenuhi melalui keikutsertaan dan kelulusan dalam
program sertifikasi.
Berdasarkan Pasal 1 Butir 2 Permenpan 220/2008 tanggal 4 Juli 2008
tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, Auditor adalah jabatan
yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk
melakukan pengawasan intern pada instansi pemerintah, lembaga dan/atau
pihak lain, yang di dalamnya terdapat kepentingan negara sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil
dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang
berwenang.
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA
UTAMA SATUAN
KINERJA KENAIKAN/
PENURUNAN 2012 2013
1 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
% 33,33 60,00 26,67
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
61
Berdasarkan ketentuan tersebut, setiap APIP mengimplementasikan JFA
sebagai konsekuensi adanya fungsi dan peran pelaksanaan tugas pengawasan
intern oleh auditor sesuai dengan ketentuan tersebut.
Indikator sasaran atas tingkat penerapan Jabatan Fungsional Auditor
bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku
instansi Pembina JFA dalam mewujudkan auditor yang profesional dan
kompeten di lingkungan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) non-BPKP.
Penentuan tingkat capaian indikator sasaran ini adalah jumlah K/L (APIP Pusat)
dan Pemda (APIP Daerah) non-BPKP yang mengimplementasikan JFA sampai
dengan tahun berjalan.
Indikator kinerja sasaran ini dicapai melalui kegiatan pembinaan jabatan
fungsional auditor dan tata kelola APIP, yang didukung sub-sub kegiatan yaitu
kegiatan fasilitasi penerapan JFA APIP dan peningkatan jumlah sertifikasi
auditor.
Dalam periode sampai dengan tahun 2013, sebanyak 9 Pemerintah
Daerah atau 60% dari 15 Pemerintah Daerah di wilayah Provinsi Lampung telah
dilakukan aistensi penerapan JFA atau sebesar 60%. Bila dibandingkan dengan
targetnya sebesar 33,33%, maka capaian IKU ini adalah sebesar 180,02%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp56.094.000,00 atau 77,36% dari anggaran sebesar Rp20.247.000,00 ,dengan
menggunakan SDM sebanyak 147 OH atau 277,36% dari rencana sebanyak
53 OH.
Sasaran Strategis 7:
Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan
Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%
Perencanaan pengawasan berfungsi mengarahkan kegiatan pengawasan
agar sesuai dengan peran dan tujuan BPKP, sekaligus media untuk mengukur
tingkat keberhasilan kinerja teknis BPKP. Selain itu, perencanaan juga terkait
langsung dengan pengelolaan SDM, penyediaan sarana prasarana, dan
penganggaran. Seiring dengan gencarnya penyerapan anggaran berdasarkan
disbursement plan, semakin dirasakan pentingnya arti perencanaan yang baik
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
62 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
sehingga anggaran yang digunakan benar-benar menghasilkan kinerja yang
terbaik pula.
Dalam kerangka keuangan negara, BPKP sebagai lembaga pemerintah
mempunyai kewajiban menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai
dengan standar yang diatur dalam PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP). Keberhasilan fungsi dukungan dalam membina
satuan kerja terkait dengan kualitas pengelolaan keuangan, ditandai dengan
tingkat opini WTP terhadap laporan keuangan BPKP yang diperoleh dari BPK RI.
Sasaran “Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan
Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%” diindikasikan oleh dua IKU
dominan yang terkait langsung dengan efektivitas perencanaan pengawasan dan
kualitas pengelolaan keuangan. Bersama sebelas IKU lainnya, realisasi IKU
sasaran strategis tahun 2012 dikaitkan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.16.
Tabel 3.16
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 7
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA
UTAMA SATUAN TARGET
REALISASI
% CAPAI
AN
1 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
% 80,00 97,94 122,42
2 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
% 80,00 80,00 100,00
3 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
Skala likert 1-10
7,60 9,65 126,93
4 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA
% 90,00 100,00 111,11
5 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur
Skala likert 1-10
8,00 8,93 111,64
6 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa
Jumlah berita
79,00 106,00 134,18
7 Persentase Pemanfaatan asset % 100,00 100,00 100
8 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras
Skala likert 1-10
7,90 7,06 89,39
9 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
% 74,00 82,75 111,82
10 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas
Jumlah Topik
1,00 1,00 100,00
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
63
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA
UTAMA SATUAN TARGET
REALISASI
% CAPAI
AN
11 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP
Instansi APIP
15,00 4,00 26,67
12 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
Skala likert 1-10
7,50 7,07 94,27
Tabel 3.17 Capaian Indikator Utama Sasaran Strategis 7 Tahun 2012 dan 2013
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di
Tabel 3.1 terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2012
tercapai 100%. Secara keseluruhan, dengan dua belas IKU, rata-rata capaian
sasaran 96,29%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah
sebagai berikut:
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA
UTAMA SATUAN
KINERJA KENAIKAN/
PENURUNAN 2012 2013
1 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
% 96,13 97,94 1,80
2 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
% 100,00 100,00 0,00
3 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
Skala likert 1-10
7,50 9,65 2,15
4 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA
% 100,00 100,00 0,00
5 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur
Skala likert 1-10
7,50 8,93 1,43
6 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa
Jumlah berita
75,00 106,00 31,00
7 Persentase Pemanfaatan asset % 94,24 100,00 5,76
8 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras
Skala likert 1-10
6,33 7,06 0,73
9 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
% 33,33 82,75 49,41
10 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas
Jumlah Topik
1,00 1,00 0,00
11 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP
Instansi APIP
12,00 4,00 -8,00
12 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
Skala likert 1-10
7,07 7,07 0,00
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
64 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
1. Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yan g Terealisasi
IKU“Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi”
diukur dengan membandingkan realisasi penugasan pengawasan terhadap
rencana penugasan pengawasan yang ditetapkan, dengan target tahun 2013
sebesar 80%.
Realisasi Penugasan Pengawasan (PP) PKP2T tahu 2013 sebanyak 332 PP
atau sebesar 97,94% dari target sebanyak 339 PP, apabila dibandingkan
dengan target capaian IKU sebesar 80% maka realisasi capaian atas IKU
tersebut sebesar 122,42%. Sedangkan apabila dibandingkan dengan
realisasi tahun 2012 realisasi Penugasan Pengawasan (PP) PKP2T
sebanyak 373 PP atau sebesar 96,13% dari target sebanyak 388 PP.
2. Persentase Kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP dengan
SAP
Salah satu bentuk akuntabilitas pengelolaaan keuangan yang baik adalah
tingkat kewajaran laporan keuangan yang menjadi opini BPK RI terhadap
penyajian laporan keuangan BPKP. IKU “Persentase Kesesuaian Laporan
Keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP” dibuat untuk mengukur tingkat
keberhasilan dalam membina satuan kerja terkait penyusunan laporan
keuangan sesuai dengan SAP.
Kinerja sasaran dinilai berdasarkan hasil reviu Inspektorat terhadap laporan
keuangan perwakilan, dengan nilai 100% apabila tidak ada catatan, dan 80%
apabila ada catatan. Keberhasilan kinerja IKU didukung oleh terlaksananya
kegiatan pengelolaan anggaran sesuai dengan sistem akuntansi pemerintah.
Realisasi tahun 2013 sebesar 80% karena berdasarkan hasil evaluai
Inspektorat BPKP masih terdapat catatan atas Laporan Keuangan Perwakilan
BPKP Provinsi Lampung, jika dibandingkan dengan target outcome nilai
capaiannya 100% karena target outcomenya juga 80%. Jika dibandingkan
dengan tahun 2012, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung berhasil
mempertahankan tingkat capaian tersebut.
3. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan terhadap Laya nan Kepegawaian
Persepsi kepuasan terhadap suatu pelayanan sangat bergantung pada suatu
keadaan ketika keinginan, harapan, dan kebutuhan para penerima layanan
dapat terpenuhi.Pernyataan kepuasan atau ketidakpuasan diperoleh melalui
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
65
survei kepada para penerima layanan, dengan metode skala Likert 1-
10.Perhitungan persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelolaan
kepegawaian dan organisasi dilaksanakan dengan metode penyebaran
kuesioner secara uji petik kepada para pegawai dari seluruh unit kerja
dilingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.
Target IKU “Persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelola kepegawaian
dan organisasi” pada tahun 2013 adalah sebesar 9,65 dari skala Likert 1-10
atau sebesar 126,93% dari target sebesar 7,60. Jika dibandingkan dengan
realisasi tahun 2012 sebesar 7,50 maka terdapat peningkatan yang cukup
siginifikan yaitu sebesar 2,15.
Tercapainya target kinerja tersebut, antara lain disebabkan oleh Pelayanan
kenaikan pangkat pegawai, kenaikan jabatan, gaji berkala, dan penyesuaian
gaji selalu dilaksanakan secara tepat waktu.
4. Persentase Pagu Dana yang Tidak Diblokir dalam DIP A
Ketersediaan dana yang memadai diperlukan untuk membiayai pelaksanaan
tugas dan fungsi BPKP melalui proses penyusunan anggaran, yang
menghasilkan dokumen anggaran berupa Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA). Pagu dana dalam DIPA dapat dilakukan pemblokiran/pemberian
tanda bintang oleh DPR untuk kegiatan dalam DIPA yang perlu dimintakan
persetujuan dari DPR terlebih dahulu, atau Direktorat Jenderal Anggaran
(DJA) untuk kegiatan pada saat penelaahan belum dilengkapi dengan data
dukung yang memadai/lengkap.
Realisasi diukur dengan membandingkan antara jumlah pagu dana yang tidak
diblokir/diberi tanda bintang dengan total pagu dana dalam DIPA.
Pagu dana DIPA BPKP Tahun 2013 sebesar Rp15.831.397.000,00 dan tidak
terdapat dana DIPA yang diblokir. Target IKU sebesar 90%, sedangkan
realisasi capiannya sebesar 100,00 maka tingkat capaian IKU sebesar
111,11%.
5. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencaira n Anggaran yang
Diajukan Sesuai Prosedur
Penyediaan dana yang memadai bagi terlaksananya tugas-tugas Perwakilan
BPKP Provinsi Lampung secara keseluruhan dengan pelayanan yang cepat,
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
66 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
tepat, dan ramah menjadi kata kunci yang harus senantiasa disadari oleh
para pengelola keuangan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, agar para
pengguna merasa puas dengan pelayanan keuangan yang mereka terima.
Untuk itu, pengelolaan dana yang tersedia dalam dokumen anggaran harus
dilaksanakan secara profesional dan akuntabel. Ketepatan jumlah dan waktu
penyediaan dana memerlukan kerja sama dari unit pengguna dalam
penyampaian berkas permintaan dan pertanggungjawaban dana sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Persepsi kepuasan pengguna atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai
dengan prosedur adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna
anggaran atas pelayanan yang diberikan dalam menyediakan uang untuk
membiayai kegiatan yang telah dianggarkan. Realisasi sasaran ini
diukurdengan hasil survei kepuasan pegawai perwakilan atas layanan
keuangan.
Realisasi IKU tersebut tahun 2013 sebesar 8,93 dari skala likert 1-10 atau
mencapai 111,64% dari target sebesar 8,00 dari skala likert 1-10. Jika
dibandingkan dengan realisasi tahun 2012 sebesar 7,50 maka terdapat
peningkatan sebesar 1,43.
6. Jumlah Publikasi Kegiatan Perwakilan BPKP di Media Masa
Eksistensi sebuah organisasi antara lain ditentukan oleh citra organisasi yang
terbentuk di lingkungannya. Demikian juga dengan eksistensi Perwakilan
BPKP Provinsi Lampung yang ditentukan juga oleh citranya di mata
publik.Oleh karena itu, persepsi publik terhadap BPKP menjadi salah satu
alat ukur yang relevan dalam menilai kinerja BPKP.
Kinerja IKU ini diukur denganjumlah berita tentang kegiatan perwakilan BPKP di
media massa.
Jumlah berita yang dipublikasikan selama tahun 2013 sebanyak 106 kegiatan
atau sebesar 134,18% dari target sebanyak 79 kegiatan. Jika dibandingkan
dengan tahun 2012, jumlah berita yang dipublikasikan sebanyak 75 kegiatan
maka terdapat peningkatan sebanyak 31 kegiatan pemberitaan.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
67
7. Persentase Pemanfaatan Asset
IKU “Indeks Efektivitas Pengelolaan Aset” merupakan indikator tambahan
untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 100,00%.
Indeks Efektivitas Pengelolaan Asset digunakan untuk mengukur
pengelolaan dan pengembangan kapasitas sarana dan prasarana di
Perwakilan BPKP Provinsi Lampung yangdilaksanakan melalui pengelolaan
Asset.
IKU ini diukur dengan cara total asset dikurangi asset kondisi baik/kurang
baik yang tidak digunakan dibandingkan total asset.
Realisasi IKU tersebut tahun 2013 sebesar 100,00%, jumlah aset yang
dimiliki oleh Perwakilan BPKP Provinsi Lampung sebesar
Rp29.315.739.815,00, dari jumlah tersebut seluruhnya atau 100% telah
dimanfaatkan dan merupakan aset dengan kondisi baik yang dapat
dimanfaatkan secar optimal guna mendukung pelaksanaan tugas Perwakilan
BPKP Provinsi Lampung. Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012
sebesar 94,24%%, maka terdapat peningkatan capaian sebesar 5,76%.
8. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakila terhadap Layan an Sarpras
Fungsi dukungan manajemen BPKP diantaranya dilaksanakan melalui
penyediaan dan pengelolaan sarpras sesuai dengan kebutuhan di lingkungan
Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.
IKU “Persepsi Kepuasan Terhadap Pelayanan Pengelola Sarpras”
merupakan indikator tambahan untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan
targetsebesar 7,90 dari skala likert 1-10.IKU ini diukur dari tingkat persepsi
kepuasan terhadap pelayanan pengelolaan sarpras yang dapat diberikan
oleh unit layanan yang bertanggung jawab atas pengelolaan sarpras.
Berdasarkan hasil survei atas persepsi penerima layanan tahun 2013,
capaian IKU atas pelaksanaan penyediaan dan pengelolaan sarpras sebesar
5 dari skala likert 1-10 atau 7,06 atau sebesar 89,39% dari target sebesar
7,90. Jika dibandingkan dengan hasil survei atas persepsi penerima layanan
tahun 2012, sebesar 6,33 maka terdapat peningkatan kepuasan sebesar
0,73.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
68 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Lampung terus berupaya untuk meningkatkan
kepuasan pegawai terhadap layanan sarana prasarana dengan terus
meningkatkan kenyamanan kantor, penyediaan kendaraan operasional, dan
pelayanan kebersihan.
9. Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit I nspektorat
Kegiatan pengawasan internal yang dilaksanakan Inspektorat BPKP antara
lain bertujuan memberikan jaminan mutu dan kepatuhan pada setiap
pelaksanaan kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Hasil kegiatan
pengawasan yang dilaksanakan Inspektorat merupakan bagian dari fungsi
early-warning dalam pengembangan dan perbaikan operasional untuk
mencapai dan meningkatkan kinerja BPKP.
IKU “Persentase Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Inspektorat BPKP”
merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target
sebesar 74,00. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah antara rekomendasi
yang telah ditindaklanjuti oleh satuan kerja yang dievaluasi/direviu/diaudit,
dibandingkan dengan jumlah rekomendasi dari Inspektorat yang tertuang
dalam Laporan Hasil Evaluasi/Reviu/Audit.
Dalam tahun 2013, jumlah rekomendasi yang ditindaklanjuti sebanyak senilai
Rp25.647.400,00 rekomendasi atau 82,75% dari nilai rekomendasi yang
harus ditindaklanjuti sebesar Rp30.995.563,00. Dibandingkan dengan target
IKU pada tahun 2013 sebesar 74%, maka capaian IKU sebesar 111,82%.
Jika dibandingkan dengan tahun 2012, dengan capaian 33,33% maka
terdapat peningkatan yang signifikan.
Untuk meningkatkan capaian Indikator Kinerja Utama ini perlu upaya terus-
menerus untuk mempercepat penyelesaian tindak lanjut, dengan
mengirimkan surat kepada semua pihak-pihak yang masih memiliki
tunggakan tindak lanjut atas rekomendasi tersebut.
10. Jumlah Masukan Topik Penelitian yang Disampaikan k e Puslitbangwas
IKU “Jumlah Masukan Topik Penelitian yang Disampaika ke Puslitbangwas”
merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7.IKU ini diukur
Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
69
Jumlah masukan kepada Puslitbangwas pada tahun 2013 sebanyak satu
masukan atau 100% dari target yang ditetapkan sebanyak satu masukan,
usulan tersebut disampaikan pada tahun 2012.
11. Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di- assesment
tata kelola APIP
Tugas dan fungsi Instansi Pembina berdasarkan Permenpan Nomor
PER/220/M.PAN/7/2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang JFA dan Angka
Kreditnya serta Peraturan Bersama Kepala BPKP dan Kepala BKN, Nomor
PER-1310/K/JF/2008; Nomor 24 Tahun 2008 tanggal 11 November 2008
tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor dan Angka
Kreditnya, memberi arah baru bagi BPKP sebagai Instansi Pembina JFA
menuju pada manajemen SDM berbasis kompetensi dan kinerja.
Terkait peran yang harus dilakukan oleh APIP, dalam pasal 48 Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP, dinyatakan bahwa
pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi
pemerintah dilakukan oleh APIP. Pengawasan intern tersebut mencakup
kegiatan yang berkaitan langsung dengan penjaminan kualitas (quality
assurance), yaitu audit, reviu, evaluasi, dan pemantauan,perlunya penerapan
tata kelola yang baik guna mendukung terselenggaranya pemerintahan yang
efektif, transparan, akuntabel, serta bersih dan bebas dari praktek KKNserta
kegiatan pengawasan lainnya yang berkaitan dengan bantuan saran
(consultancy), antara lain berupa sosialisasi mengenai pengawasan,
pendidikan dan pelatihan pengawasan, pembimbingan dan konsultasi,
pengelolaan hasil pengawasan serta pemaparan hasil pengawasan.
Dengan ketentuan tersebut, peran dan lingkup tugas pengawasan intern
semakin banyak dan kompleks sehingga berdampak pada kebutuhan SDM
auditor yang semakin meningkat, baik kuantitas maupun kualitas.
IKU “Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assesment
tata kelola APIP” merupakanIKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7
dengan target sebesar 90,00%.
Capaian IKU tahun 2013 sebesar 26,67% atau 4 Pemerintah Daerah dari 15
Pemerintah Daerah di Wilayah Provinsi Lampung, yaitu; Pemerintah
Kabupaten Way Kanan, Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah,
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
70 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
Pemerintah Kabupaten Lampung Timur dan Pemerintah Kota Bandar
Lampung.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2013 menggunakan dana
sebesar Rp13.266.000,00 atau 100,00% dari anggaran sebesar
Rp13.266.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 63 OH atau 100%
dari rencana sebanyak 63 OH. Jika dibandingkan dengan realisasi tahun
2012 sebesar 12 Pemerintah Daerah sehingga terdapat penurunan
sebanyak 8 Pemerintah Daerah.
12. Tingkat Persepsi Kepuasan Pemda atas Auditor Berse rtifikat
IKU “Tingkat Persepsi Kepuasan Instansi Pemerintah atas Auditor
Bersertifikat” merupakanIKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7,
dengan target sebesar 7,50 dari skala likert 1-10.IKU ini diukur dengan
pendekatan kepuasan pelanggan (customer satisfaction).
Pengukuran ditujukan kepada pimpinan/pejabat struktural di lingkungan
instansi pemerintah (BPKP, Inspektorat Kementerian/Lembaga Pemerintah
Non- Kementerian dan Inspektorat Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota).
IKU ini bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP
selaku instansi pembina JFA dalam mewujudkan auditor berkualitas yaitu
auditor yang profesional, efisien, dan efektif sehingga dapat meningkatkan
mutu pengawasan.
Dalam periode tahun 2013, tingkat kepuasan atas auditor bersertifikat
sebesar 7,07 atau sebesar 94,27% dari target sebesar 7,5 dari skala likert 1-
10.
Sasaran Strategis 8:
Terselenggaranya satu Sistem Dukungan Pengambilan KeputusanBagi
Pimpinan
Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis pada BPKP terutama
dengan terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008, menegaskan identitasBPKP
sebagai Auditor Presiden. Sehubungan dengan itu, Perwakilan BPKP Provinsi
Lampung, sebagai bagian dari integral BPKP juga dituntut untuk memberikan
informasi yang berharga bagi Presiden dan mampu memberikan solusi atas
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
71
permasalahan yang dihadapi pemerintah baik pusat maupun daerah. Selain itu,
Perwakilan BPKP Provinsi Lampung juga harus mampu memberikan informasi
untuk mendukung pengambilan keputusan internal BPKP.
Sasaran strategis ini memiliki satu IKU dominan yaitu “Jumlah Sistem
Informasi yang dimanfaatkan secara efektif”untuk mengukur keberhasilan
sasaran strategis. Realisasi IKU dominan tersebut pada tahun 2013 disajikan
dalamTabel 3.12 berikut ini:
Tabel 3.18
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 8
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA
UTAMA SATUAN TARGET REALISASI
% CAPAI
AN
1 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
% 61,00 100,00 163,93
Tabel 3.19
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 8
1. Jumlah Sistem Informasi yang Dimanfaatkan Secara E fektif
Jumlah sistem informasi yang diwajibkan oleh BPKP telah seluruhnya atau
100% telah secara efektif dimanfaatkan oleh Perwakilan BPKP Provinsi
Lampung. Sistem informasi yang wajib dimanfaatkan oleh Perwakilan BPKP
Provinsi Lampung meliputi; SIM HP, SIM RKT, SIM MonevRKT, SAKPA,
SIMAK BMN, RKAKL, SPM, SPPD, DMS, SIMPEG telah dimanfaatkan
secara optimal. Jika dibandingkan dengan target outcome sebesar 61% maka
realisasi capian untuk IKU tersebut sebesar 163,93% hal ini menunjukan
Perwakilan BPKP Provinsi Lampung telah berhasil mempertahankan sejak
dari tahun 2012.
Realisasi output laporan dukungan manajemen terkait SI sejumlah
61 Laporan atau sebesar 148,78% dari target sejumlah 41 Laporan, dengan
NO URAIAN INDIKATOR
KINERJA UTAMA SATUAN
KINERJA
KENAIKAN/ PENURUNAN 2012 2013
1 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
% 100,00 100,00 0,00
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
72 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
realisasi anggaran sebesar Rp110.947.000,00 atau 46,19% dari anggaran
sebesar Rp240.205.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 2.263 OH
atau 199,21% dari rencana sebanyak 1.136 OH.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
73
IV. PENUTUP
Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah 60 Tahun 2008,
Perwakilan BPKP Provinsi Lampung melakukan pembinaan SPIP dan
pengawasan intern terhadap kegiatan lintas sektoral, kebendaharaan umum dan
kegiatan lain atas permintaan Presiden. Fungsi pengawasan intern dilakukan
melalui kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan
lainnya. Pengawasan intern terutama diarahkan untuk membantu Gubernur dan
Bupati/Walikota dalam rangka memperkuat dan menunjang efektivitas Sistem
Pengendalian Intern di Wilayah Provinsi Lampung.
Pertanggungjawaban pelaksanaan pengawasan intern dan pembinaan
SPIP disampaikan dalam LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Dalam
pelaporan kinerja ini disajikan informasi kinerja yang telah diperjanjikan disertai
evaluasi dan analisis yang memadai sehingga dapat dimanfaatkan untuk
perbaikan kinerja ke depan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung, di
samping merupakan pertanggungjawaban kinerja Perwakilan BPKP Provinsi
Lampung dalam mencapai tujuan/sasaran strategis tahun 2013, juga
mencerminkan sejauh mana Sistem AKIP telah diimplementasikan. Beberapa
perbaikan mendasar telah dilakukan terhadap seluruh komponen Sistem AKIP
yang meliputi perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja,
evaluasi kinerja, dan pencapaian sasaran organisasi.
Perbaikan dalam perencanaan kinerja berupa perbaikan kualitas dokumen
renstra, rencana kinerja tahunan, penetapan kinerja, dan indikator kinerja utama.
Terhadap Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Lampung 2010-2014 telah
ditambahkan sasaran strategis, IKU dan target tahunan diselaraskan dengan
RPJMN. Target-target kinerja jangka menengah dalam renstra telah dirinci dalam
target-target kinerja tahunan dalam rencana kinerja tahunan dan penetapan
kinerja, serta dimanfaatkan untuk mengukur keberhasilan. Sasaran strategis telah
berorientasi hasil, bukan proses/kegiatan, dan diukur dengan indikator-indikator
kinerja utama yang dominan. Kegiatan yang dirancang telah selaras dan memiliki
hubungan kausalitas dengan sasaran.
BAB IV. PENUTUP
74 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2013
Perbaikan dalam pengukuran kinerja berupa perbaikan mekanisme
pengumpulan data kinerja dengan menggunakan teknologi informasi, dan
melakukan pengukuran kinerja melalui pembandingan dengan target tahun
berjalan.
Upaya perbaikan dalam evaluasi kinerja berupa pemantauan mengenai
kemajuan pencapaian kinerja beserta hambatannya oleh pihak internal maupun
eksternal, dan melaksanakan tindak lanjut atas hasil evaluasi.
Pencapaian sasaran strategis sebagian besar telah memenuhi target dan
termasuk kategori “Memuaskan” dibandingkan target yang telah ditetapkan dalam
tahun 2013. Dari delapan sasaran strategis dengan keseluruhan 36 IKU, telah
dipilih 12 IKU dominan sebagai ukuran penilaian capaian sasaran. Realisasi tahun
2013, seluruh sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Lampung sebanyak
delapan sasaran strategis telah mencapai target 100%. Dari 12 IKU dominan
yang tercapai dapat dirinci sebagai berikut.
Sasaran 1: Dari 7 IKU dominan, tercapai 7 IKU, capaian 100%
Sasaran 2: Dari 2 IKU dominan, tercapai 1 IKU, capaian 100%
Sasaran 3: Dari 3 IKU dominan, tercapai 2 IKU, capaian 100%
Sasaran 4: Dari 7 IKU dominan, tercapai 5 IKU, capaian 100%
Sasaran 5: Dari 3 IKU dominan, tercapai 2 IKU, capaian 100%
Sasaran 6: Dari 1 IKU dominan, tercapai 1 IKU, capaian 100%
Sasaran 7: Dari 12 IKU dominan, tercapai 8 IKU, capaian 100 %
Sasaran 8: Dari 1 IKU dominan, tercapai 1 IKU, capaian 100%
Walau pencapaian kinerja kegiatan utama pada umumnya telah
menunjukkan capaian yang telah sesuai dengan target, namun langkah-langkah
strategi untuk peningkatan kinerja perlu dilakukan, sebagai berikut:
1. Melakukan pendekatan yang lebih efektif dan intensif dalam menjalin
kemitraan dengan pemerintah daerah di Wilayah Provinsi Lampung;
2. Mengoptimalkan pemrosesan basis data (database) hasil pengawasan secara
tepat waktu seperti realisasi dana penugasan dan alasan penyimpangan dari
RMP dan RPL;
3. Meningkatkan identifikasi hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan
pembangunan di Wilayah Provinsi Lampung;
BAB IV. PENUTUP
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013
75
4. Mengintensifkan pelaksanaan kegiatan tindak lanjut atas temuan hasil audit
yang belum ditindaklanjuti melalui kegiatan pemutakhiran tindak lanjut dan
kegiatan monitoring serta evaluasi tindaklanjut temuan hasil pengawasan;
5. Meningkatkan pengelolaan data kinerja yang mencakup pengumpulan,
rekonsiliasi, dan pelaporannya sehingga data lebih valid dan laporan kinerja
dapat disusun tepat waktu dan akurat.
Akhirnya dengan disusun LAKIP ini, diharapkan dapat memberikan
informasi secara transparan kepada seluruh pihak yang terkait mengenai tugas
fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Lampung, sehingga dapat memberikan umpan
balik guna peningkatan kinerja pada tahun-tahun mendatang. Secara internal
LAKIP ini telah menjadi motivator untuk lebih meningkatkan kinerja organisasi
terhadap perkembangan tuntutan stakeholders, sehingga kontribusi Perwakilan
BPKP Provinsi Lampung dalam pembangunan dapat lebih dirasakan.
---o0o---
DOKUMENTASI KEGIATAN PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG
Pelantikan Kepala BPKP Provinsi Lampung
Sinergisitas BPKP dan BPK Lampung
Koordinasi BPKP dengan Polda Lampung sebagai mitra kerja
Koordinasi BPKP dengan Kejati Provinsi Lampung sebagai mitra kerja
Pendatanganan MoU BPKP Lampung dengan RSUD Provinsi Lampung
Pendatanganan MoU BPKP Lampung dengan RSJD Provinsi Lampung
Lampiran 5/1
Audit Keuangan atas Proyek PHLN di Wilayah Provinsi Lampung Tahun 2012
No.
Nama Kegiatan
Simpulan
atas
Penyajian
LapKeu
1. Audit Keuangan PNPM Mandiri Perdesaan Loan 7505-ID PNPM II / Loan
7867-ID PNPM III / Loan 8079-ID PNPM IV / IFAD 755/ Grant 97410
PNPM Generasi pada Kabupaten Way Kanan Tahun 2011
Wajar
2. Audit Keuangan IBRD Grant Deutch 56841 PAUD Kab. Lampung Selatan Wajar
3. Audit Keuangan IBRD Loan 75910/TF-93613 BOS KITA Kabupaten
Mesuji Tahun 2011
Wajar
4. Audit Keuangan ADB Loan 1964-INO SF SCBD Sekda Kab. Lampung
Selatan
Wajar
5. Audit keuangan PNPM Mandiri Perdesaan Loan 7505-ID PNPM II / Loan
7867-ID PNPM III / Loan 8079-ID PNPM IV / IFAD 755/ Grant 97410
PNPM Generasi pada Kabupaten Lampung Selatan
Wajar
6. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan ADB
2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas SDA Kab.Lampung Timur
Wajar
7. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan ADB
2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas Pertanian Kab. Lampung
Timur
Ada Catatan
8. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan ADB
2064/2065,Grant GON No.4299 INO Bappeda Kab.Lampung Timur
Wajar
9. Istisna'a IDB IND-131/Loan IDB IND-132 Audit Keuangan atas PNPM
Mandiri Perkotaan Kota Bandar Lampung
Wajar
10. Audit Keuangan PNPM Mandiri Pedesaan Loan 7505-ID PNPM II / Loan
7867-ID PNPM III / Loan 8079-ID PNPM IV / IFAD 755/ Grant 97410
PNPM Generasi pada Kabupaten Mesuji Tahun 2011
Wajar
11. Audit Laporan Keuangan Satker BBWS Mesuji Sekampung IBRD Loan
No.7669 -ID DOISP pada Ditjen SDA Kementerian PU
Wajar
12. Audit Keuangan atas Laporan Keuangan Health Profesional Education
Quality Project Universitas Lampung (LOAN IBRD 7737-ID) Tahun 2011
Wajar
13. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan
ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas SDA
Kab.Lampung Selatan
Wajar
14. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan
ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas Pertanian Kab.
Wajar
Lampiran 5/2
No.
Nama Kegiatan
Simpulan
atas
Penyajian
LapKeu
Lampung Selatan
15. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan
ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Bappeda Kab.Lampung
Selatan
Ada Catatan
16. Audit Keuangan IBRD Loan 75910/TF-93613 BOS KITA
Kabupaten Pesawaran Tahun 2011
Wajar
17. Audit Keuangan PNPM Mandiri Pedesaan Loan 7505-ID PNPM II /
Loan 7867-ID PNPM III / Loan 8079-ID PNPM IV / IFAD 755/
Grant 97410 PNPM Generasi Kabupaten Lampung Utara
Wajar
18. Audit Keuangan IBRD Loan No. 4789 IND, IDA Credit 4077 IND
(IMHERE) Univ. Lampung
Wajar
19. Audit Keuangan IBRD 7737-ID Health Proff. Educ. Quality Proj.
Univ. Malahayati Lampung
Ada Catatan
20. Audit Keuangan PNPM Mandiri Pedesaan Loan 7505-ID PNPM II /
Loan 7867-ID PNPM III / Loan 8079-ID PNPM IV / IFAD 755/
Grant 97410 PNPM Generasi pada Prov. Lampung Tahun 2011
Wajar
21. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan
ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas SDA
Kab.Pesawaran
Wajar
22. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan
ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas Pertanian Kab.
Pesawaran
Wajar
23. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan
ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Bappeda
Kab.Pesawaran
Wajar
24. Audit Keuangan IBRD Loan 75910/TF-93613 BOS KITA
Kabupaten Way Kanan
Wajar
25 Audit Keuangan IBRD Loan 75910/TF-93613 BOS KITA
Kabupaten Pringsewu Tahun 2011
Wajar
26. Istisna'a IDB IND-131/Loan IDB IND-132 Audit Keuangan atas
PNPM Mandiri Perkotaan Prov. Lampung
Wajar
27. Istisna'a IDB IND-131/Loan IDB IND-132 Audit Keuangan atas Wajar
Lampiran 5/3
No.
Nama Kegiatan
Simpulan
atas
Penyajian
LapKeu
PNPM Mandiri Perkotaan Kota Metro
28. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan
ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas SDA
Prov.Lampung
Ada Catatan
29. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan
ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas Pertanian
Provinsi Lampung
Ada Catatan
30. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan
ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Bappeda Provinsi
Lampung
Ada Catatan
31. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan
ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas SDA
Kab.Lampung Tengah
Wajar
32. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan
ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas Pertanian Kab.
Lampung Tengah
Wajar
33. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan
ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Bappeda Kab.Lampung
Tengah
Wajar
34. Audit Keuangan IBRD Loan 75910/TF-93613 BOS KITA
Kabupaten Tanggamus Tahun 2011
Wajar
35. Audit Keuangan PNPM Mandiri Pedesaan Loan 7505-ID PNPM II /
Loan 7867-ID PNPM III / Loan 8079-ID PNPM IV / IFAD 755/
Grant 97410 PNPM Generasi pada Kabupaten Tanggamus Tahun
2011
Wajar
36. Audit Keuangan ADB Loan 2416-INO (SF) Indonesia Vocational
Education Strengthening Project (INVEST) SMKN Bandar
Lampung
Wajar
37. Audit Keuangan ADB Loan 2416-INO (SF) Indonesia Vocational
Education Strengthening Project (INVEST) SMKN 2 Metro Kota
Metro
Wajar
Lampiran 5/ 1 - 2
1 Meningkatnya Kualitas 1
LKPP, 95% LKKL, dan 95%
LKPD
Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan
LKKL
Laporan 34.00 90.00 (62.22)
Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan
LKPD
Laporan 57.00 44.00 29.55
Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN Laporan 21.00 38.00 (44.74)
Laporan hasil pengawasan lintas sektor Laporan 93.00 107.00 (13.08)
Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Laporan 40.00 26.00 53.85
Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder Laporan 8.00 22.00 (63.64)
Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan
LKBUMD
Laporan 30.00 21.00 42.86
2 Tercapainya Optimalisasi
Penerimaan Negara
sebesar 87,50%
Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara Laporan 2.00 2.00 0.00
Laporan hasil pengawasan BUN Laporan 196.00 113.00 73.45
3 Terselenggaranya SPM
pada 300 IPD dan
terselenggaranya GG pada
75% BUMN/BUMD
Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik Laporan 41.00 27.00 51.85
Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat Laporan 22.00 36.00 (38.89)
Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD Laporan 0.00 0.00 #DIV/0!
4 Meningkatkan Kesadaran
dan Keterlibatan K/L,
Pemda, BUMN/BUMD
Dalam Upaya Pencegahan
dan Pemberantasan
Korupsi Menjadi 80%
Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi Laporan 15.00 19.00 (21.05)
Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP Laporan 21.00 10.00 110.00
Laporan hasil kajian pengawasan Laporan 5.00 3.00 66.67
Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Klaim dan
Penyesuaian Harga
Laporan 1.00 9.00 (88.89)
Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian
negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan
Instansi Penyidik
Laporan 3.00 2.00 50.00
5 Meningkatnya Kualitas
Penerapan SPIP di 70%
K/L/Pemda
Laporan pembinaan penyelenggaraan SPIP Laporan 156.00 86.00 100.00
CAPAIAN KINERJA KEGIATAN
Perwakilan BPKP Provinsi Lampung
TAHUN 2013
No. SASARAN STRATEGIS Indikator Kinerja Output Satuan Realisasi
2013
2012
Realisasi
2012
2011
% Kenaikan
(Penurunan)
Lampiran 5/ 2 - 2
No. SASARAN STRATEGIS Indikator Kinerja Output Satuan Realisasi
2013
2012
Realisasi
2012
2011
% Kenaikan
(Penurunan)
6 Meningkatnya kapasitas
aparat pengawasan intern
pemerintah yang
profesional dan kompeten
pada 80% K/L/Pemda
Jumlah sosialisasi dan Bimtek Penerapan JFA APIP
Daerah
Kegiatan 5.00 0.00 #DIV/0!
7 Meningkatnya efektifitas
perencanaan pengawasan
sebesar 90% dan kualitas
pengelolaaan keuangan
sebesar 100%.
Laporan dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Laporan 77.00 30.00 156.67
Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP
Daerah
Kegiatan 9.00 2.00 100.00
Laporan Evaluasi Penerapan tata kelola APIP Daerah Laporan 19.00 51.00 (62.75)
8 Terselenggaranya 1 sistem
dukungan pengambilan
keputusan bagi pimpinan
Laporan dukungan Manajemen Perwakilan BPKP (Terkait
SI)
Laporan 2.00 15.00 100.00
Jumla
h
857.00 753.00 13.81
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG
Jalan Basuki Rahmat Nomor 33 Bandar Lampung Telepon (0721) 483129 Faksimile (0721) 481550
E-mail : [email protected] Website : www.bpkp.go.id