perubahan sosial.doc

7
PERUBAHAN SOSIAL A. Evolusi Sosial HERBERT SPENCER (1829 – 1903) 1). Adalah bentuk-bentuk dari suatu bagian keseluruhan evolusi. Masyarakat (selalu) memperlihatkan suatu integrasi 2). Perubahan dari homogenitas ke heteroginitas, dari kelompok kecil (tribe), belum beradab (uncivilised, kekuasaan dan fungsi sama, pembagian kerja seksual, monomorphik, dst) ke bangsa yang beradab (civilised nation) adalah penuh dengan ketaksamaan struktural dan fungsional. (Ingat: Teori Durkheim, besaran struktur, differensiasi, (kekhususan) fungsi, koherensi, dst. Differensi terus terjadi secara sambung- menyambung B. Tahap Perubahan Peradaban AUGUST COMTE (1798- 1857) 1). Perubahan peradan konstans, tak terrelakkan, setidaknya melalui 3 tahap: (1). Teologis (theological and military epoch) Proses, indikasi, cara dan ciri perubahan di seluruh dunia adalah sama; sebab struktur dan sifat-sifat alam secara universal sama. Hanya, cara manusia berpikir dan cara memandang (menandai) alam berkembang secara bertahap. http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/

Upload: ruslan-abdul-gani

Post on 14-Dec-2015

220 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERUBAHAN SOSIAL.doc

PERUBAHAN SOSIAL

A. Evolusi Sosial HERBERT SPENCER (1829 – 1903)

1). Adalah bentuk-bentuk dari suatu bagian keseluruhan evolusi. Masyarakat (selalu) memperlihatkan suatu integrasi

2). Perubahan dari homogenitas ke heteroginitas, dari kelompok kecil (tribe), belum beradab (uncivilised, kekuasaan dan fungsi sama, pembagian kerja seksual, monomorphik, dst) ke bangsa yang beradab (civilised nation) adalah penuh dengan ketaksamaan struktural dan fungsional. (Ingat: Teori Durkheim, besaran struktur, differensiasi, (kekhususan) fungsi, koherensi, dst.Differensi terus terjadi secara sambung-menyambung

B. Tahap Perubahan Peradaban AUGUST COMTE (1798-1857)

1). Perubahan peradan konstans, tak terrelakkan, setidaknya melalui 3 tahap:

(1). Teologis (theological and military epoch)Proses, indikasi, cara dan ciri perubahan di seluruh dunia adalah sama; sebab struktur dan sifat-sifat alam secara universal sama. Hanya, cara manusia berpikir dan cara memandang (menandai) alam berkembang secara bertahap.

Kemampuan berpikir masih terbatas, shg dalam memberikan penjelasan fenomena alam dengan bahasa agama. Manusia dipahami sebagai bagian dari alam (kosmos).

Pola berpikir: fetisysme dan animisme (alam dinilai berjiwa layaknya manusia dan dunia sebagai tempat bermukim para roh. Politeisme , berpikir lebih maju, klasifikasi fenomena alam yang sama berdasar kesamaan peristiwa (Dewa adalah simbolisasi dari roh pelindung desa yang jumlahnya banyak); dan akhirnya terbangunlah pemikiran satu TuhanMonoteisme, satu Tuhan yg berdaulat atas langit dan bumi

http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/

Page 2: PERUBAHAN SOSIAL.doc

(2). Metafisik (metaphysical and juridical epoch)Penjelasan fenomena alam mulai dilakukan dengan pendayagunaan akal budi, abstraksi dan konseptualisasi; tidak lagi kemutlakkan alamPenjelasan metafisika, adalah bersifat transisi, sehingga tidak akan menghasilkan pengetahuan baru: bersifat apriori (meski eksplanatif (logik), namun hanya dalam alam pikiran manusia, belum berdasar fakta: hipotetis dan bisa dikritisi

(3). Ilmu pengetahuan (science and industry), positivismePendayagunaan akal budi secara maksimal, eksplanasi pikiran berdasar fakta empiris sehingga dapat diamati, diuji dan dibukti kan. Dengannya, manusia dapat menguasai lingkungan.

Manusia terorganisasi karena mempunyai tujuan sama, yakni produksi dan industri. Dengan pola berpikir seperti inilah maka perubahan sosial bisa terjadi secara besar-besaran.

Perubahan Sosial berdasar 3 Tahapan Berpikir

No Tahap berpikir

Tahap material

Tipologi sosial

Tipologi Orde

Sentimen Umum

1 Teologi Militer Keluarga Domestik Kasih sayang

2 Metafisika Legalistik Negara Kolektif Pemujaan

3 Positivisme industrial bangsa universal kebajikan

Berbeda dengan Spencer bahwa perubahan tak terelakkan (karena ekonomi bebas, leissez faire); Comte menyatakan kemajuan masyarakat bisa dipercepat dengan tindakan politik berdasarkan ilmu pengetahuan (positivisme)

C. OSWALD SPPENGLER (1856-1936)

Kebudayaan adalah organisme (organik), dan sejarah dunia ad biografi kolektif kebudayaan.Setiap budaya memiliki gaya dan etos tersendiri, yg berbeda dengan budaya lainnya. Budaya digambarkan sbg organisme, seperti halnya perkembangan individu melalui tahap anak2-remaja-dewasa dan tua.Peradaban (civilisation) merupakan perkembangan terakhir dari setiap kebudayaanSetiap kebudayaan akan berumur 1.000 tahun, kemudian akan (mendekati) mati karena pengaruh budaya kota.

http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/

2

Page 3: PERUBAHAN SOSIAL.doc

Kebudayaan itu, tak terelakkan, akan selalu bersifat progress, sekaligus regress.Fase perkembangan kebudayaan barat telah lewat, maka akan mendekati kehancurannya.

D. Teori Lingkaran tentang Perubahan Sosial, Vilfredo Federico Damaso Pareto (1848-1923)Terdapat indeks terhadap setiap aktifitas manusia. Dengan indeks bisa dibuat kelas terhadap para individu-indivisu yang berkualitas. Indeks teratas atas aktifitas individu disebut elit

Masyarakat terbagi ke dalam 2 strata: pertama, strata bawah (bukan elit), dan kedua strata atasan, yang dibagi ke dalam 2 katagori: (1) governing elit dan (2) non-governing elit.Elit yang pertama berperan bagaimana memanipulasikan kekuasaan politik. Ia memiliki residu, manifestasi psikis, sentimen dan naluri memperoleh kekuasaan dan memanipulasikannya.

Elit demikian mempunyai 2 kecenderungan: (1) specualators (melaku kan perubahan cepat) dan (2) rentiers lebih memilih perubahan secara perlahan (untuk) mengendalikan kekuasaan.

Elit berkuasa pada saat ttt akan akan begitu berkuasa karena terakumulasinya unsur-unsur superior (dan inferior pada yang tidak berkuasa). Namun, karena elit specualtor melakukan kesalahan, berarti membuka jalan bagi pengambil-alihan kekuasaan oleh kaum rentiers. Ketika rentiers berkuasa, ia akan mengalami hal yang sama sebagamana dialami specualtors sebelumnya (Ingat Ibnu Khaldun)

Teori Pareto tsb dikenal sebagai Teori SIKLUS atau PEREDARAN tentang perubahan sosial: ciri dominasi – sikap konservatif (progresif).

Teorinya banyak diminati para pengaji tentang fungsi kelas yang memerintah dan kelompok elit lainnya.

Sejarah adalah tanah untuk aristokrasi. Sistem sosial yang ditegakkan oleh para individu selalu mengarah pada keseimbangan: pemulihan dan pemeliharaan keseimbangan pasca terjadi pergolakaan.

Seluruh sejarah politik, khususnya sejarah revolusi, membuktikan bahwa revolusi dan politik TIDAK dibuat dan dikemudikan oleh rakyat biasa, tetapi hanya oleh segelintir elit. Karena itu, perubahan politik, perubahan haluan negara, atau perubahan yang terjadi ...

http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/

3

Page 4: PERUBAHAN SOSIAL.doc

sesungguhnya hanya pergantian elit yang berkuasa. Partisipasi rakyat dalam revolusi tak ubahnya bagai penggembira dan hura-hura saja.

Elit yang merebut kekuasaan dengan kekuatan fisik, adalah the Lions, hanyak mereka yg berkekuatan fisiklah yang mampu menjaga negara (secara represif). Karena itu, unsur kekuataan fisik menjadi determinan variabel untuk merebut kekuasaan (militer).

Ketika negara stabil, elit yang berkuasa adalah para intelektual, the Foxe. Namun, justru dengan kepandaiannyalah elit ini mengelabuhi rakyat.Ketika negara kacau, the Lions yang berkuasa, ketika negara stabil, the Foxes yang berkuasa, dst. Oleh karena itu, perjuangan politik hanyalah menyangkut masalah siapakah yang berkuasa; dan inilah yang selalu berulang, bersifat historis, mekanistik dan deterministik. Jika demikian, maka yang terjadi bukanlah perubahan, tetapi lebih pada pengulangan (siklus)

http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/

http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/

4