perubahan beberapa sifat fisika-mekanika tanah akibat
TRANSCRIPT
JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878
Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 www.jim.unsyiah.ac.id/JFP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 381
Perubahan Beberapa Sifat Fisika-Mekanika Tanah Akibat Penggunaan Bajak
Tradisional Dan Pupuk Kompos Terhadap Pertumbuhan Serta Produksi
Tanaman Selada (Lactuca sativa LINNAEUS.) (Alteration in Some Physical-Mechanic Properties of Soil Due to the Use of Traditional Plows and
Compost Fertilizers on Growth and Production of Lettuce (Lactuca sativa LINNAEUS.))
Teuku Agung Muliawan1, Devianti1, Yuswar Yunus1*
1Program Studi Teknik Pertanian , Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala *Corresponding author: [email protected]
Abstrak. Pengolahan tanah merupakan suatu bentuk kegiatan mekanik terhadap tanah yang dilakukan untuk
mendapatkan keadaan tanah yang baik dan cocok untuk pertumbuhan tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui perubahan sifat fisika dan mekanika tanah akibat penggunaan bajak tradisional serta untuk
mengetahui pengaruh pupuk kompos terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman selada. Metode penelitian yang
digunakan adalah eksperimental design yang ditata dalam bentuk rancangan acak terpisah (split plot design),
menggunakan dua faktor (petak utama dan anak petak) dimana pengolahan tanah dengan langai sebagai Main
Plot (Petak Utama) dan pupuk kompos sebagai Sub Plot (Anak Petak). Penggunaan bajak tradisional menggunakan
langai dengan kedalaman saat membajak 20 cm (tanpa taraf) dan dosis pupuk kompos (5 ton/ha, 10 ton/ha dan 15
ton/ha) sehingga total kombinasi perlakuan adalah 9 plot percobaan. Adapun aspek analisis tanah terdiri atas sifat
fisika tanah (tekstur, struktur, porositas, permeabilitas dan bulk density) dan sifat mekanika tanah (ketahanan
penetrasi tanah). Variabel respon yang diamati di lapangan yang terdiri dari panjang akar, tinggi tanaman, jumlah
daun, bobot basah berangkasan dan bobot kering berangkasan. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
satu unit bajak tradisional (langai), penetrometer, stopwatch, ring sample, parang, cangkul, meteran, patok (ajir),
benih selada dan pupuk kompos. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan tanah dengan menggunakan
bajak tradisional memberikan perubahan terhadap sifat fisika mekanika tanah sruktur tanah dan pengaruh yang
nyata terhadap bobot isi tanah dan porositas tanah, tetapi tidak memberi pengaruh terhadap permeabilitas dan
tahanan penetrasi tanah. Pemberian pupuk kompos dengan dosis tertentu memberikan pengaruh yang sangat nyata
terhadap produksi tanaman selada. Perlakuan penggunaan bajak tradisional dan pemberian pupuk kompos
memiliki hubungan yang erat terhadap sifat fisika mekanika tanah, perlakuan penggunaan bajak tradisional dan
pemberian pupuk kompos juga memiliki hubungan yang erat terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman selada.
Kata kunci : Pengolahan tanah, sifat fisika-mekanika tanah, pupuk kompos, selada.
Abstract. Tillage is a form of mechanical activity carried out to get a good soil condition and suitable for plant
growth. The purpose of this study was to determine changes in soil physical and mechanical properties due to the
use of traditional plows and to determine the effect of compost on the growth and production of lettuce. The
research method used was an experimental design arranged in the form of a separate random design (split plot
design), using two factors (main plot and subplot) where tillage with langai as Mainplot and compost as Subplot.
The use of traditional plows uses a gutter with depth when plowing 20 cm (without level) and a dose of compost
(5 tons/ha, 10 tons/ha and 15 tons/ha) so that the total combination of treatments is 9 experimental plots. The
aspects of soil analysis consist of soil physical properties (texture, structure, porosity, permeability and bulk
density) and soil mechanical properties (soil penetration resistance). Response variables observed in the field
consisted of root length, plant height, number of leaves, wet weight and dry weight. The instrument used in this
study was a traditional brat plow (langai), penetrometer, stopwatch, ring sample, machete, hoe, gauge, stake,
lettuce seed and compost fertilizer. The results showed that tillage using traditional plows had a change in the
physical-mechanical properties of the soil the structure of the soil and the real influence on the weight of soil
contents and soil porosity, but did not affect the permeability and resistance of soil penetration. Giving compost
with a certain dose gives a very real effect on the production of lettuce. The treatment of the use of traditional
plows and the application of compost have a close relationship with the physical properties of soil mechanics, the
treatment of the use of traditional plows and the application of compost also have a close relationship with the
growth and production of lettuce.
Keywords: Tillage, physical-mechanic properties of soil, compost fertilizer, lettuce.
JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878
Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 www.jim.unsyiah.ac.id/JFP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 382
PENDAHULUAN
Pengolahan tanah awalnya dilakukan secara konvensional atau secara tradisional dengan
menggunakan tenaga hewan ternak (sapi, kerbau atau kuda). Bajak tradisional adalah jenis
bajak yang paling tua dan paling umum digunakan oleh petani untuk melakukan pengolahan
tanah. bajak jenis tradisional atau waluku pembuatannya sangat sederhana sehingga para petani
dapat membuatnya sendiri dan dapat menghemat pengeluaran biaya (Siregar et al, 1990).
Meskipun sistem pembajakan bukan hal utama penyebab meningkatnya hasil panen, tetapi bisa
menjadi salah satu penyebab kesuburan lahan pertanian selain juga akibat penggunaan pupuk
kimia atau pupuk organik.
Pemberian berbagai jenis dan takaran pupuk kompos dapat memperbaiki sifat fisik tanah,
yaitu menurunkan bobot isi serta meningkatkan porositas tanah dan laju permeabilitas. Maka
dengan meningkatnya porositas tanah, maka dapat menimbulkan rendahnya tingkat pemadatan
pada tanah, sehingga laju permeabilitas semakin meningkat dan memudahkan pertumbuhan
tanaman. Unsur dalam kompos variasinya cukup banyak walaupun kadarnya rendah seperti
nitrogen, fosfor, kalium, kalsium dan magnesium (Lingga dan Marsono. 2007).
Selada (Lactuca sativa LINNAEUS.) merupakan sayuran daun yang berumur semusim
dan termasuk dalam famili Compositae. Menurut jenisnya ada yang dapat membentuk krop dan
ada pula yang tidak. Jenis yang tidak membentuk krop daun-daunnya berbentuk "rosette".
Warna daun selada hijau terang sampai putih kekuningan. Selada tumbuh baik di dataran tinggi
(pegunungan). Di dataran rendah kropnya kecil-kecil dan cepat berbunga. Pertumbuhan optimal
pada tanah yang subur banyak mengandung humus, mengandung pasir atau lumpur. Suhu yang
optimal untuk tumbuhnya antara 15-20 0C, pH tanah antara 5-6,5. Waktu tanam terbaik adalah
pada akhir musim hujan. Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau dengan
pengairan atau penyiraman yang cukup (Sunarjono, 2014).
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Penelitian dilakukan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banda Aceh. Posisi
geografis terletak diantara 5033’40”LU dan 95020’41”BT pada ketinggian 1 meter diatas
permukaan laut (dpl). Tanah pada lahan penelitian ini termasuk dalam ordo Entisol. Analisis
tanah dilakukan di Laboratorium Fisika Tanah dan Lingkungan Fakultas Pertanian Universitas
Syiah Kuala. Penelitian dilaksanakan selama ± 3 bulan terhitung dari Maret sampai Mei 2019.
Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan di lapangan terdiri dari satu unit bajak singkal tradisional, sapi,
cangkul, ring sampel, soil penetrometer tipe SR-2, patok (ajir), alat hitung, meteran serta alat
pendukung lainnya. Sedangkan peralatan laboratorium yang digunakan adalah wadah (cawan),
timbangan digital dan alat pengujian untuk analisis sifat fisika dan mekanika tanah. Bahan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah benih tanaman selada keriting dan Pupuk yang digunakan
adalah pupuk kompos. Plot percobaan tanah masing-masing berukuran 3 m x 3 m dengan jarak
tanam 20 cm x 30 cm.
Metode Penelitian
Merupakan penelitian eksperimen yang ditata dalam bentuk rancangan petak terpisah
(Split Plot Design) dimana pengolahan tanah dengan langai sebagai Main Plot (Petak Utama)
dan pupuk kompos sebagai Sub Plot (Anak Petak). Penggunaan bajak tradisional menggunakan
langai dengan kedalaman saat membajak 20 cm (tanpa taraf).
JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878
Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 www.jim.unsyiah.ac.id/JFP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 383
a. Rancangan Percobaan
Perlakuan dalam penelitian ini terdiri dari dua faktor yaitu faktor langai (tanpa taraf) dan
dosis pupuk kompos (K) terdiri atas 3 (tiga) taraf yaitu:
1. K1 = 5 ton/ha (0.5x9=4.5 kg/plot) Pupuk Kompos
2. K2 = 10 ton/ha (1x9=9 kg/plot) Pupuk Kompos
3. K3 = 15 ton/ha (1.5x9=13.5 kg/plot) Pupuk Kompos
Jadi setiap kg/plot dikali dengan luas bedeng yaitu 3 m x 3 m = 9 m
Maka terdapat 3 perlakuan, masing-masing sebanyak 3 ulangan, sehingga diperoleh 9 unit
plot percobaan. Kombinasi perlakuan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Susunan Kombinasi Perlakuan
No Langai (L) Pupuk Kompos (K)
K0 K1 K2
1 L LK1 LK2 LK3
2 L LK1 LK2 LK3
3 L LK1 LK2 LK3
Keterangan: K0 = 5 ton/ha ; K1 = 10 ton/ha ; K2 = 15 ton/ha
b. Rancangan Analisis
Aspek analisis tanah sebelum dan setelah pengolahan tanah terdiri atas analisis sifat fisika
dan mekanika tanah. Aspek analisis tanah terdiri atas: sifat fisika tanah (tekstur, struktur,
porositas, permeabilitas dan bulk density) dan sifat mekanika tanah (ketahanan penetrasi tanah).
c. Rancangan Respon
Variabel respon yang diamati meliputi setelah perlakuan pengolahan tanah dengan
menggunakan langai terdiri atas pertumbuhan dan produksi tanaman selada. Adapun masing-
masing variabel respon tersebut terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun, luas tajuk tanaman,
bobot basah berangkas dan bobot kering berangkas serta panjang akar.
Prosedur Percobaan
Prosedur percobaan terdiri dari:
1. Persiapan lahan
2. Pengambilan sampel tanah awal
3. Pengolahan tanah dengan langai
4. Pengambilan sampel tanah terganggu
5. Penanaman Selada
6. Pemupukan
7. Pemeliharaan dan panen
Analisa Data
Pengujian hipotesa dilakukan dengan mengolah data yang diperoleh secara parametrik.
Untuk mengetahui pengaruh faktor perlakuan terhadap sifat fisika-mekanika tanah diuji dengan
sidik ragam (ANOVA) atau uji Fisher (F) pada probabilitas atau tingkat peluang 0,05 (Gomez
dan Gomes, 1995). Sedangkan untuk melihat perbedaan rata-rata respons perlakuan, jika
perlakuan berpengaruh nyata akan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT)pada α
0,05.
Model matematika yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Yijk = μ + αi + βj + (αβ)ij + k + ik + ∑ijk
JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878
Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 www.jim.unsyiah.ac.id/JFP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 384
(i=1,2,3,.....p; j=1,2,3,.....u) .......................................................... (1)
Keterangan:
Yijk = Nilai pengamatan pada kelompok ke-i, perlakuan ke-j dan perlakuan ke-k
μ = Nilai tengah umun
αi = Pengaruh langai taraf ke-i
βj = Pengaruh aditif pupuk taraf ke-j
k = Pengaruh aditif dari kelopok ke k
ik = Pengaruh galat yang muncul pada taraf ke-i dari faktor langai dan taraf ke-j dari faktor
pupuk
∑ijk = Pengaruh interaksi taraf ke-I faktor langai dan taraf ke-j faktor pupuk
Apabila uji F menunjukkan pengaruh yang nyata, maka akan dilanjutkan dengan uji
Beda Nyata Terkecil pada taraf 5% (BNT0,05) untuk membandingkan rata-rata perlakuan
(Hasanuddin et al., 2005). Rumus BNT adalah sebagai berikut:
BNT0,05 = t0,05 db galat √2KTgalat
n ......................................... (2)
Keterangan:
BNT0,05 = Beda nyata terkecil pada taraf 5%
t0,05 db galat = Nilai tabel T db galat pada taraf 5%
KT galat = Kuadrat tengah galat
n = Jumlah ulangan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Sifat Fisika dan Mekanika Tanah Sebelum Percobaan
Tekstur tanah dapat ditentukan dari hasil analisis kelas tekstur tanah didapatkan
persentase distribusi frasi tanah yaitu pasir 9%, debu 85% dan liat 6%, dan berdasarkan segitiga
tekstur USDA termasuk kelas debu.
Hasil analisis sifat fisika-mekanika tanah sebelum dilakukan pembajakan dengan bajak
tradisional dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil analisis sifat fisika dan mekanika tanah sebelum perlakuan
Perlakuan Struktur Tanah
Bulk Density
(gram/cm3)
Porositas
Total (%)
Permeabilitas
(cm/jam)
Tahanan
Penetrasi
Tanah
(kgf/cm2) Tipe Ukuran
L1K1 Gumpal Sedang 1,28 50,77 0,84 50,90
L2K1 Gumpal Sedang 1,13 56,54 1,32 60,30
L3K1 Gumpal Sedang 1,25 51,92 0,89 50,00
Rata-rata 1,22 53,08 1,02 53,73
L1K2 Gumpal Sedang 1,24 52,31 0,87 60,70
L2K2 Gumpal Sedang 1,14 56,15 1,28 50,90
L3K2 Gumpal Sedang 1,27 51,15 1,35 60,30
Rata-rata 1,22 53,20 1,17 57,30
JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878
Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 www.jim.unsyiah.ac.id/JFP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 385
L1K3 Gumpal Sedang 1,15 55,77 0,86 60,50
L2K3 Gumpal Sedang 1,24 52,31 0,91 60,80
L3K3 Gumpal Sedang 1,13 51,54 1,34 60,10
Rata-rata 1,17 53,21 1,04 60,47
Keterangan: K1 = Dosis Pupuk 5 ton/ha ; K2 = Dosis Pupuk 10 ton/ ha ; K3 = Dosis Pupuk 15ton/ ha
L1 = Kelompok 1 ; L2 = Kelompok 2 ; L3 = Kelompok 3 Sumber: Hasil Analisis Laboratorium Fisika Tanah dan Lingkungan Fakulatas Pertanian Unsyiah, 2019.
Tabel 2 menunjukkan bahwa struktur tanah sebelum pengolahan yaitu tipe gumpal dan
memiliki ukuran sedang, hasil dari bobot isi tanah (Bulk Density) sebelum dilakukan
pengolahan tanah memiliki rata-rata yaitu pada K1 1,22 gram/cm3, K2 1,22 gram/cm3 dan K3
1,17 gram/cm3, persentasi dari porositas total memiliki rata-rata yaitu pada K1 53,08 %, K2
53,20 % dan K3 53,21 %, permeabilitas memiliki rata-rata yaitu pada K1 1,02 cm/jam, K2 1,17
cm/jam dan K3 1,04 cm/jam serta tahanan penetrasi tanah memiliki rata-rata yaitu K1 53,73
kgf/cm2, K2 57,30 kgf/cm2 dan K3 60,47 kgf/cm2.
Pengaruh Bajak Tradisional Terhadap Sifat Fisika Mekanika Tanah Hasil analisis sifat fisika-mekanika tanah sesudah dilakukan pembajakan dengan langai
dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Rata-Rata Hasil Analisis Sifat Fisika-Mekanika Setelah Perlakuan Bajak Tradisional
Perlakuan Struktur
Bobot Isi
Tanah
(g/cm3)
Porositas
Total (%)
Permeabilitas
(cm/jam)
Tahanan
Penetrasi Tanah
(kgf/cm2) Tipe Ukuran
K1 Granular Halus 1.230 52,69 0,28 33.90
K2 Granular Halus 1.217 53,20 0,33 57.17
K3 Granural Halus 1.233 52,56 0,35 50.47
BNT 0,05 % = 0,000916 1.347963 0.016229 1689,72
Keterangan: K1 = Dosis Pupuk 5 ton/ha ; K2 = Dosis Pupuk 10 ton/ha ; K3 = Dosis Pupuk 15ton/ ha
Sumber: Hasil Analisis Laboratorium Fisika Tanah dan Lingkungan Fakulatas Pertanian Unsyiah, 2019.
a. Struktur Tanah
Hasil yang didapatkan bahwa sampel tanah awal atau sampel tanah sebelum dilakukan
perlakuan dan pemberian pupuk kompos pada lahan peneltian memiliki nilai bobot yang
berbeda dengan sampel tanah setelah diberikan perlakuan atau pengolahan, Struktur tanah
sebelum dilakukan perlakuan yaitu dengan tipe gumpal dan memiliki ukuran sedang. Tabel 3
menunjukkan bahwa struktur tanah setelah pengolahan perlakuan bertipe granular dengan
ukuran halus. Analisis menunjukan bahwa struktur tanah dipengaruhi oleh perlakuan bajak
tradisional dan pupuk kompos.
b. Bobot Isi Tanah (Bulk Density)
Sebelum dilakukan pengolahan tanah, nilai bobot isi tanah adalah 1,20 gram/cm3. Setelah
dilakukan pengolahan tanah dengan bajak tradisional maka didapat nilai yang bervariasi. Hasil
analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pengaruh bajak tradisional berpengaruh nyata
terhadap bobot isi tanah. Rata-rata bobot isi tanah akibat perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 menunjukkan bahwa Bobot isi tanah terendah dapat dilihat pada perlakuan K2
yaitu sebesar 1,217 g/cm3, sedangkan nilai tertinggi bobot isi tanah dapat dilihat pada perlakuan
K3 dengan nilai 1,233 g/cm3. Dalam hal ini sesuai dengan pernyataan Hardjowigeno (2003)
JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878
Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 www.jim.unsyiah.ac.id/JFP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 386
pada umumnya bulk density berkisar dari 1,1-1,6 g/cc. Hal ini dikarenakan ruang pori yang
terdapat didalam tanah sedikit dan merupakan pori mikro.
c. Porositas
Porositas total tanah sebelum dilakukan perlakuan dengan bajak tradisional adalah
53,16%. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan dengan bajak tradisional
berpengaruh nyata terhadap porositas total. Rata-rata nilai porositas tanah akibat perlakuan
dengan bajak tradisional dapat dilihat pada Tabel 3.
Nilai porositas total terendah dapat dilihat pada perlakuan K3 yaitu sebesar 52,56%
sedangkan nilai porositas total tertinggi dapat dilihat pada perlakuan K2 yaitu sebesar 53,20%.
Porositas tanah berbanding terbalik dengan bobot isi tanah, apabila porositas tanah tinggi maka
bobot isi cenderung rendah dan sebaliknya (Sumadi, 2009). Gaya yang diberikan oleh traktor
terhadap tanah akan memberikan perubahan kestabilan tanah tersebut, bila gaya-gaya dalam
tanah tidak dapat menahan gaya yang diberikan oleh kinerja traktor, maka akan menimbulkan
efek pada tanah tersebut seperti terjadinya kompaksi yang dapat menghilangkan kestabilan
ruang pori dalam tanah (Kepner et al., 1982).
d. Permeabilitas Permeabilitas sebelum dilakukan pengolahan tanah adalah 1,07 cm/jam. Analisis sidik
ragam menunjukkan bahwa penggunaan bajak tradisional tidak berpengaruh nyata terhadap
permeabilitas tanah. Rata-rata permeabilitas tanah akibat bajak tradisional dapat dilihat pada
Tabel 3.
Tabel 3 bahwa nilai permeabilitas tanah berkisar antara 0,28 cm/jam – 0,35 cm/jam. Nilai
terendah dapat dilihat pada perlakuan K1 yaitu 0,28 cm/jam, sedangkan nilai tertinggi dapat
dilihat pada perlakuan K3 yaitu 0,35 cm/jam. Berdasarkan hasil rata-rata dari nilai permeabilitas
tanah yaitu mengalami peningkatan seiring dengan perlakuan yang dilakukan. Hal ini diduga
dengan adanya pembajakan tanah yang akan menjadi gembur dan porositas tanah menjadi lebih
baik sehingga kemampuan tanah dalam meloloskan air menjadi tinggi. Sesuai dengan
pernyataan Susanto (2005) menyatakan bahwa nilai permeabilitas tanah sangat dipengauruhi
oleh nilai porositas tanah, secara umum proses pengolahan tanah menimbulkan efek pemadatan
tanah, kerusakan agregat tanah tanah sehingga akan mengganngu stabilitas agregat dan
porositas tanah. Hillel (1980) berpendapat bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi
permeabilitas tanah adalah porositas serta distibusi ukuran pori, stabilitas agregat dan struktur
tanah.
e. Tahanan Penetrasi Tanah
Tahanan penetrasi tanah sebelum pengolahan tanah adalah 57,17 kgf/cm2. Hasil analisis
sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pengolahan tanah tidak berpengaruh nyata terhadap
tahanan penetrasi tanah. Rata-rata nilai tahanan penetrasi tanah akibat perlakuan dapat dilihat
pada Tabel 3.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapat bahwa nilai tahanan penetrasi tanah
terendah dapat dilihat pada perlakuan K1 yaitu 33,90 kgf/cm2, sedangkan nilai tahanan penetrasi
tanah tertinggi dapat dilihat pada K2 yaitu 57,17 kgf/cm2. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan dapat dilihat bahwa pada setiap perlakuan memiliki nilai yang berbeda sehingga tidak
dapat dinyatakan bahwa semakin besar perlakuan maka tahanan penetrasi tanah semain besar
atau sebaliknya, hal ini diperngaruhi oleh faktor lain selain dari faktor pengolahan tanah. Dillon
dan Cassel (1982) mengungkapkan bahwa ketahanan penetrasi dipengaruhi oleh mineralogy
JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878
Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 www.jim.unsyiah.ac.id/JFP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 387
dan sifat fisika tanah antara lain kelembapan tanah, kandungan bahan kompos tanah bobot isi,
tekstur dan struktur.
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada
Parameter hasil tanaman selada yang diamati terdiri dari panjang akar, bobot basah
berangkasan basah dan bobot kering berangkasan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Rata-Rata Parameter Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada
Perlakuan
Tinggi Tanaman Jumlah Helai Daun Panjang
Akar
Tanaman
(cm)
Bobot Basah
Berangkasan
(gram)
Bobot
Kering
Berangkasan
(gram)
10
HST
20
HST
30
HST
10
HST
20
HST
30
HST
K1 4.78 8.78 11.38 4.78 5.78 6.78 6.97 29.33 23.39
K2 6.57 10.57 14.07 5.42 7.42 9.42 8.03 40.22 31.89
K3 7.68 11.68 14.98 6.09 7.09 8.09 8.73 52.45 45.50
BNT
0,05 % 25.287 25.287 41.346 5.062 8.901 20.594 9.323 1574.969 1466.171
Keterangan: K1 = Dosis Pupuk 5 ton/ha ; K2 = Dosis Pupuk 10 ton/ha ; K3 = Dosis Pupuk 15ton/ ha
a. Tinggi Tanaman
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kompos berpengaruh
nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 10 HST dan 20 HST, sedangkan pemberian pupuk
kompos berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 30 HST. Rata-rata tinggi
tanaman pada umur 10 HST, 20 HST dan 30 HST dapat dilihat pada Tabel 4.
Pada Tabel 4 menunjukkan tinggi tanaman cenderung meningkat seiring dengan
intensitas pupuk yang diberikan. Hardjowigeno (2003) menyatakan bahwa jumlah pupuk yang
diberikan berhubungan dengan kebutuhan tanaman akan unsur hara yang terkandung didalam
tanah, serta kadar unsur hara yang terkandung dalam pupuk, sehingga apabila semuanya
terpenuhi maka tanaman akan dapat tumbuh dengan baik dan memberikan hasil yang lebih baik.
b. Jumlah Daun Tanaman
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberin pupuk kompos berpengaruh
nyata terhadap jumah helai daun pada umur 20 HST dan berpengaruh sangat nyata terhadap
jumlah helai daun pada umur 30 HST, sedangkan pemberian pupuk kompos tidak berpengaruh
nyata terhadap jumlah helai daun pada umur 10 HST. Rata-rata jumlah helai daun dapat dilihat
pada Tabel 4.
Pada Tabel 4 rata-rata jumlah daun tertinggi pada pengamatan umur 10 HST yaitu 6,09
terdapat pada pupuk K3, sementara pada pengamatan umur 20 HST yaitu 7,42 terdapat pada
perlakuan K2 dan pengamatan pada umur 30 HST yaitu 9,42 pada kombinasi perlakuan K2. Hal
ini dapat terjadi karena unsur hara yang tersedia tidak seimbang sehingga mempengaruhi proses
metabolisme pada jaringan tanaman. Yunus (2013) menyatakan bahwa struktur tanah sangat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman lewat pengaruhnya terhadap absorbsi air dan respirasi.
Disamping itu struktur tanah juga berpengaruh terhadap pergerakan hara, pergerakan air dan
sirkulasi O2 dan CO2 di dalam tanah.
c. Panjang Akar
Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kompos dengan dosis yang
berbeda berpengaruh nyata terhadap panjang akar tanaman selada. Rata-rata panjang akar
tanaman dapat dilihat pada Tabel 4.
JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878
Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 www.jim.unsyiah.ac.id/JFP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 388
Tabel 4 menunjukkan bahwa panjang akar tanaman tertinggi dijumpai pada perlakuan
pupuk kompos dosisi 15ton/ ha. Sedangkan panjang akar terendah dijumpai pada perlakuan
dengan dosis pupuk 5 ton/ha. Hal ini diduga karena dengan adanya pemberian dosis pupuk 15
ton/ha akan memperbaiki struktur tanah karena terjadinya pemadatan tanah, sehingga
menjadikan tanah lebih baik dengan kandungan unsur hara dan air yang cukup yang dapat
diserap oleh akar tanaman. Menurut Hanum (2009) bahwa tanah merupakan faktor terpenting
dan mempunyai hubungan timbal balik yang sangat erat kaitannya dengan tanaman yang
tumbuh diatasnya.
d. Bobot Berangkasan Basah
Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kompos dengan dosis yang
berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap berat berangkasan basah. Rata-rata berat
berangkasan basah dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. menunjukkan bahwa rata-rata bobot berangkasan basah dengan berat tertinggi
dijumpai pada perlakuan dosis pupuk 15ton/ ha dan rata-rata bobot berangkasan basah dengan
berat terendah dijumpai pada perlakuan dengan pemberian dosis pupuk 5 ton/ha, Hal ini diduga
karena dengan pemberian dosis pupuk yang lebih tinggi memungkinkan pertumbuhan tanaman
selada menjadi lebih baik. Menurut Hadjowigeno (2003), jumlah pupuk yang diberikan
berhubungan dengan kebutuhan tanaman akan unsur hara yang terkandung dalam tanah, serta
kadar unsur hara yang terkandung dalam pupuk, sehingga apabila semua itu terpenuhi maka
tanaman pun akan tumbuh baik dan memberikan hasil yang baik.
e. Bobot Berangkasan Kering
Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang dengan dosis yang
berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap berat berangkasan kering. Rata-rata berat
berangkasan basah dapat dilihat pada Tabel 4.
Pada Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata bobot berangkasan kering dengan berat
tertinggi dapat dilihat pada perlakuan dengan pemberian dosis pupuk 15ton/ ha, sedangkan
bobot berangkasan kering terendah dapat dilihat pada perlakuan pemberian dosis pupuk 5
ton/ha. Hal ini diduga karena dengan pemberian dosis pupuk yang lebih tinggi membuat unsur
hara lebih tersedia serta memungkinkan pertumbuhan tanaman selada menjadi lebih baik.
Hubungan Antar Variabel Hasil analisis Regresi linear berganda antara variabel Produksi, Bobot isi, porositas,
peremeabilitas dan tahanan penetrasi tanah dapat dilihat dalam Lampiran 33. Hubungan antara
sifat fisika-mekanika tanah terhadap parameter produksi tanaman memiliki hubungan yang erat
(r = 0,792) dengan koefesien determinasi sebesar 0,627. Hasil analisis koefesien regresi (arah
regresi) menunjukkan bahwa hanya tiga variable yang nyata memberi konstribusi terhadap
keragaman produksi yaitu variabel X2 (tahanan penetrasi tanah P = 0,652), X3 (permeabilitas
P = -0,051), dan X4 (porositas P = -0,122). Oleh karena itu, variabel yang berdasarkan uji t
tersebut terbukti tidak nyata maka akan dikeluarkan dari model sehingga diperoleh model
regresi linier berganda baru yaitu :
Y = 134,147 + 0,990 X2 – 20,926 X3 -2,527 X4
Kontribusi pengaruh total ketiga faktor tersebut sebesar 62,7 % terhadap produksi
tanaman dan 37,3 % di pengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian. Diketahi pula bahwa
setiap koofesien regresi dari model diatas adalah bersifat nyata.
JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878
Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 www.jim.unsyiah.ac.id/JFP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 389
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan
yaitu sebagai berikut :
1. Pengolahan tanah dengan menggunakan bajak tradisional memberikan perubahan terhadap
sifat fisika mekanika tanah sruktur tanah dan pengaruh yang nyata terhadap bobot isi tanah
dan porositas tanah, tetapi tidak memberi pengaruh terhadap permeabilitas dan tahanan
penetrasi tanah.
2. Pemberian pupuk kompos dengan dosis 5 ton/ha, 10 ton/ha dan 15 ton/ha memberikan
pengaruh yang sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 10 HST, 20 HST, dan
jumlah helai daun yang dihasilkan pada umur 20 HST serta panjang akar, akan tetapi tidak
memberikan pengaruh terhadap jumlah helai daun pada umur 10 HST, bobot basah
berangkasan dan bobot kering berangkasan, pupuk kompos juga memberi berpengaruh
sangat nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah helai daun pada umur 30 HST.
3. Perlakuan penggunaan bajak tradisional dan pemeberian pupuk kompos 5 ton/ha dan 10
ton/ha memiliki hubungan yang sangat erat terhadap permeabilitas, pada perlakuan 15
ton/ha terhadap bobot isi tanah dan porositas total serta perlakuan 10 ton/ha terhadap
tahanan penetrasi tanah memiliki hubungan yang erat.
4. Perlakuan penggunaan bajak tradisional dan pemberian pupuk kompos memiliki hubungan
yang erat terhadap porositas total, permeabilitas, dan tahanan penetrasi tanah, tetapi tidak
memiliki hubugan yang nyata terhadap bobot isi tanah, perlakuan bajak tradisional dan
pemberian pupuk kompos memiliki hubungan yang erat terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman selada.
Saran
Perlu dilakukan perbandingan pengolahan tanah dengan menggunakan bajak singkal serta
menentukan kedalaman pengolahan tanah dan pemberian jenis pupuk organik lainnya dengan
ordo tanah yang berbeda agar memperkecil peluang pemadatan tanah akibat pengolahan tanah.
JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878
Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 www.jim.unsyiah.ac.id/JFP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 390
DAFTAR PUSTAKA
Dillon, H.C and Cassel, H. H. 1982. Dental Microbiology. Harper and Row. Philadelpia.
Gomez, K.A dan Gomez, A.A. 1995. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian. UI Press.
Jakarta.
Hanum, C. 2009. Ekologi Tanaman. Universitas Sumatra Utara Press. Medan.
Hardjowigeno, S.2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Penerbit Akademika Pressindo.
Jakarta.
Hillel, D. 1980. Fundemental of Soil Physic. Academik Press. New York.
Kepner, R.A., R. Bainer and E.L. Barger. 1982. Priciples of Farm Machinery, AVI Publishing
Co, Connecticut.
Lingga, P. dan Marsono. 2007. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penerbit Penebar Swadaya.
Jakarta.
Siregar, H. R. J., Abu, R., Wahyungsih., Galba, S., Saadah, S. 1990. Teknologi Pertanian
Tradisional Sebagai Tanggapan Aktif Masyarakat Terhadap Lingkungan Di Cianjur.
Depdikbud. Jakarta.
Sunarjono, H. 2014. Bertanam 36 Jenis sayur. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.
Susanto, R. H. dan Purnomo, Rahmad., H. 2005. Pengantar Fisika Tanah. Fakultas Pertanian,
Universitas Sriwijaya. Indralaya.
Yunus, Y. 2013. Dinamika Mesin serta Tanah dalam Pengoperasian Traktor. Penerbit Alfabeta.
Bandung.