perubahan beberapa sifat fisika-mekanika tanah akibat

10
JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878 Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 www.jim.unsyiah.ac.id/JFP Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 381 Perubahan Beberapa Sifat Fisika-Mekanika Tanah Akibat Penggunaan Bajak Tradisional Dan Pupuk Kompos Terhadap Pertumbuhan Serta Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa LINNAEUS.) (Alteration in Some Physical-Mechanic Properties of Soil Due to the Use of Traditional Plows and Compost Fertilizers on Growth and Production of Lettuce (Lactuca sativa LINNAEUS.)) Teuku Agung Muliawan 1 , Devianti 1 , Yuswar Yunus 1* 1 Program Studi Teknik Pertanian , Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala *Corresponding author: [email protected] Abstrak. Pengolahan tanah merupakan suatu bentuk kegiatan mekanik terhadap tanah yang dilakukan untuk mendapatkan keadaan tanah yang baik dan cocok untuk pertumbuhan tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan sifat fisika dan mekanika tanah akibat penggunaan bajak tradisional serta untuk mengetahui pengaruh pupuk kompos terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman selada. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental design yang ditata dalam bentuk rancangan acak terpisah (split plot design), menggunakan dua faktor (petak utama dan anak petak) dimana pengolahan tanah dengan langai sebagai Main Plot (Petak Utama) dan pupuk kompos sebagai Sub Plot (Anak Petak). Penggunaan bajak tradisional menggunakan langai dengan kedalaman saat membajak 20 cm (tanpa taraf) dan dosis pupuk kompos (5 ton/ha, 10 ton/ha dan 15 ton/ha) sehingga total kombinasi perlakuan adalah 9 plot percobaan. Adapun aspek analisis tanah terdiri atas sifat fisika tanah (tekstur, struktur, porositas, permeabilitas dan bulk density) dan sifat mekanika tanah (ketahanan penetrasi tanah). Variabel respon yang diamati di lapangan yang terdiri dari panjang akar, tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah berangkasan dan bobot kering berangkasan. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu unit bajak tradisional (langai), penetrometer, stopwatch, ring sample, parang, cangkul, meteran, patok (ajir), benih selada dan pupuk kompos. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan tanah dengan menggunakan bajak tradisional memberikan perubahan terhadap sifat fisika mekanika tanah sruktur tanah dan pengaruh yang nyata terhadap bobot isi tanah dan porositas tanah, tetapi tidak memberi pengaruh terhadap permeabilitas dan tahanan penetrasi tanah. Pemberian pupuk kompos dengan dosis tertentu memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap produksi tanaman selada. Perlakuan penggunaan bajak tradisional dan pemberian pupuk kompos memiliki hubungan yang erat terhadap sifat fisika mekanika tanah, perlakuan penggunaan bajak tradisional dan pemberian pupuk kompos juga memiliki hubungan yang erat terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman selada. Kata kunci : Pengolahan tanah, sifat fisika-mekanika tanah, pupuk kompos, selada. Abstract. Tillage is a form of mechanical activity carried out to get a good soil condition and suitable for plant growth. The purpose of this study was to determine changes in soil physical and mechanical properties due to the use of traditional plows and to determine the effect of compost on the growth and production of lettuce. The research method used was an experimental design arranged in the form of a separate random design (split plot design), using two factors (main plot and subplot) where tillage with langai as Mainplot and compost as Subplot. The use of traditional plows uses a gutter with depth when plowing 20 cm (without level) and a dose of compost (5 tons/ha, 10 tons/ha and 15 tons/ha) so that the total combination of treatments is 9 experimental plots. The aspects of soil analysis consist of soil physical properties (texture, structure, porosity, permeability and bulk density) and soil mechanical properties (soil penetration resistance). Response variables observed in the field consisted of root length, plant height, number of leaves, wet weight and dry weight. The instrument used in this study was a traditional brat plow (langai), penetrometer, stopwatch, ring sample, machete, hoe, gauge, stake, lettuce seed and compost fertilizer. The results showed that tillage using traditional plows had a change in the physical-mechanical properties of the soil the structure of the soil and the real influence on the weight of soil contents and soil porosity, but did not affect the permeability and resistance of soil penetration. Giving compost with a certain dose gives a very real effect on the production of lettuce. The treatment of the use of traditional plows and the application of compost have a close relationship with the physical properties of soil mechanics, the treatment of the use of traditional plows and the application of compost also have a close relationship with the growth and production of lettuce. Keywords: Tillage, physical-mechanic properties of soil, compost fertilizer, lettuce.

Upload: others

Post on 06-Nov-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perubahan Beberapa Sifat Fisika-Mekanika Tanah Akibat

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878

Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 www.jim.unsyiah.ac.id/JFP

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 381

Perubahan Beberapa Sifat Fisika-Mekanika Tanah Akibat Penggunaan Bajak

Tradisional Dan Pupuk Kompos Terhadap Pertumbuhan Serta Produksi

Tanaman Selada (Lactuca sativa LINNAEUS.) (Alteration in Some Physical-Mechanic Properties of Soil Due to the Use of Traditional Plows and

Compost Fertilizers on Growth and Production of Lettuce (Lactuca sativa LINNAEUS.))

Teuku Agung Muliawan1, Devianti1, Yuswar Yunus1*

1Program Studi Teknik Pertanian , Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala *Corresponding author: [email protected]

Abstrak. Pengolahan tanah merupakan suatu bentuk kegiatan mekanik terhadap tanah yang dilakukan untuk

mendapatkan keadaan tanah yang baik dan cocok untuk pertumbuhan tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui perubahan sifat fisika dan mekanika tanah akibat penggunaan bajak tradisional serta untuk

mengetahui pengaruh pupuk kompos terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman selada. Metode penelitian yang

digunakan adalah eksperimental design yang ditata dalam bentuk rancangan acak terpisah (split plot design),

menggunakan dua faktor (petak utama dan anak petak) dimana pengolahan tanah dengan langai sebagai Main

Plot (Petak Utama) dan pupuk kompos sebagai Sub Plot (Anak Petak). Penggunaan bajak tradisional menggunakan

langai dengan kedalaman saat membajak 20 cm (tanpa taraf) dan dosis pupuk kompos (5 ton/ha, 10 ton/ha dan 15

ton/ha) sehingga total kombinasi perlakuan adalah 9 plot percobaan. Adapun aspek analisis tanah terdiri atas sifat

fisika tanah (tekstur, struktur, porositas, permeabilitas dan bulk density) dan sifat mekanika tanah (ketahanan

penetrasi tanah). Variabel respon yang diamati di lapangan yang terdiri dari panjang akar, tinggi tanaman, jumlah

daun, bobot basah berangkasan dan bobot kering berangkasan. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah

satu unit bajak tradisional (langai), penetrometer, stopwatch, ring sample, parang, cangkul, meteran, patok (ajir),

benih selada dan pupuk kompos. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan tanah dengan menggunakan

bajak tradisional memberikan perubahan terhadap sifat fisika mekanika tanah sruktur tanah dan pengaruh yang

nyata terhadap bobot isi tanah dan porositas tanah, tetapi tidak memberi pengaruh terhadap permeabilitas dan

tahanan penetrasi tanah. Pemberian pupuk kompos dengan dosis tertentu memberikan pengaruh yang sangat nyata

terhadap produksi tanaman selada. Perlakuan penggunaan bajak tradisional dan pemberian pupuk kompos

memiliki hubungan yang erat terhadap sifat fisika mekanika tanah, perlakuan penggunaan bajak tradisional dan

pemberian pupuk kompos juga memiliki hubungan yang erat terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman selada.

Kata kunci : Pengolahan tanah, sifat fisika-mekanika tanah, pupuk kompos, selada.

Abstract. Tillage is a form of mechanical activity carried out to get a good soil condition and suitable for plant

growth. The purpose of this study was to determine changes in soil physical and mechanical properties due to the

use of traditional plows and to determine the effect of compost on the growth and production of lettuce. The

research method used was an experimental design arranged in the form of a separate random design (split plot

design), using two factors (main plot and subplot) where tillage with langai as Mainplot and compost as Subplot.

The use of traditional plows uses a gutter with depth when plowing 20 cm (without level) and a dose of compost

(5 tons/ha, 10 tons/ha and 15 tons/ha) so that the total combination of treatments is 9 experimental plots. The

aspects of soil analysis consist of soil physical properties (texture, structure, porosity, permeability and bulk

density) and soil mechanical properties (soil penetration resistance). Response variables observed in the field

consisted of root length, plant height, number of leaves, wet weight and dry weight. The instrument used in this

study was a traditional brat plow (langai), penetrometer, stopwatch, ring sample, machete, hoe, gauge, stake,

lettuce seed and compost fertilizer. The results showed that tillage using traditional plows had a change in the

physical-mechanical properties of the soil the structure of the soil and the real influence on the weight of soil

contents and soil porosity, but did not affect the permeability and resistance of soil penetration. Giving compost

with a certain dose gives a very real effect on the production of lettuce. The treatment of the use of traditional

plows and the application of compost have a close relationship with the physical properties of soil mechanics, the

treatment of the use of traditional plows and the application of compost also have a close relationship with the

growth and production of lettuce.

Keywords: Tillage, physical-mechanic properties of soil, compost fertilizer, lettuce.

Page 2: Perubahan Beberapa Sifat Fisika-Mekanika Tanah Akibat

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878

Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 www.jim.unsyiah.ac.id/JFP

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 382

PENDAHULUAN

Pengolahan tanah awalnya dilakukan secara konvensional atau secara tradisional dengan

menggunakan tenaga hewan ternak (sapi, kerbau atau kuda). Bajak tradisional adalah jenis

bajak yang paling tua dan paling umum digunakan oleh petani untuk melakukan pengolahan

tanah. bajak jenis tradisional atau waluku pembuatannya sangat sederhana sehingga para petani

dapat membuatnya sendiri dan dapat menghemat pengeluaran biaya (Siregar et al, 1990).

Meskipun sistem pembajakan bukan hal utama penyebab meningkatnya hasil panen, tetapi bisa

menjadi salah satu penyebab kesuburan lahan pertanian selain juga akibat penggunaan pupuk

kimia atau pupuk organik.

Pemberian berbagai jenis dan takaran pupuk kompos dapat memperbaiki sifat fisik tanah,

yaitu menurunkan bobot isi serta meningkatkan porositas tanah dan laju permeabilitas. Maka

dengan meningkatnya porositas tanah, maka dapat menimbulkan rendahnya tingkat pemadatan

pada tanah, sehingga laju permeabilitas semakin meningkat dan memudahkan pertumbuhan

tanaman. Unsur dalam kompos variasinya cukup banyak walaupun kadarnya rendah seperti

nitrogen, fosfor, kalium, kalsium dan magnesium (Lingga dan Marsono. 2007).

Selada (Lactuca sativa LINNAEUS.) merupakan sayuran daun yang berumur semusim

dan termasuk dalam famili Compositae. Menurut jenisnya ada yang dapat membentuk krop dan

ada pula yang tidak. Jenis yang tidak membentuk krop daun-daunnya berbentuk "rosette".

Warna daun selada hijau terang sampai putih kekuningan. Selada tumbuh baik di dataran tinggi

(pegunungan). Di dataran rendah kropnya kecil-kecil dan cepat berbunga. Pertumbuhan optimal

pada tanah yang subur banyak mengandung humus, mengandung pasir atau lumpur. Suhu yang

optimal untuk tumbuhnya antara 15-20 0C, pH tanah antara 5-6,5. Waktu tanam terbaik adalah

pada akhir musim hujan. Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau dengan

pengairan atau penyiraman yang cukup (Sunarjono, 2014).

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu

Penelitian dilakukan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banda Aceh. Posisi

geografis terletak diantara 5033’40”LU dan 95020’41”BT pada ketinggian 1 meter diatas

permukaan laut (dpl). Tanah pada lahan penelitian ini termasuk dalam ordo Entisol. Analisis

tanah dilakukan di Laboratorium Fisika Tanah dan Lingkungan Fakultas Pertanian Universitas

Syiah Kuala. Penelitian dilaksanakan selama ± 3 bulan terhitung dari Maret sampai Mei 2019.

Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan di lapangan terdiri dari satu unit bajak singkal tradisional, sapi,

cangkul, ring sampel, soil penetrometer tipe SR-2, patok (ajir), alat hitung, meteran serta alat

pendukung lainnya. Sedangkan peralatan laboratorium yang digunakan adalah wadah (cawan),

timbangan digital dan alat pengujian untuk analisis sifat fisika dan mekanika tanah. Bahan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah benih tanaman selada keriting dan Pupuk yang digunakan

adalah pupuk kompos. Plot percobaan tanah masing-masing berukuran 3 m x 3 m dengan jarak

tanam 20 cm x 30 cm.

Metode Penelitian

Merupakan penelitian eksperimen yang ditata dalam bentuk rancangan petak terpisah

(Split Plot Design) dimana pengolahan tanah dengan langai sebagai Main Plot (Petak Utama)

dan pupuk kompos sebagai Sub Plot (Anak Petak). Penggunaan bajak tradisional menggunakan

langai dengan kedalaman saat membajak 20 cm (tanpa taraf).

Page 3: Perubahan Beberapa Sifat Fisika-Mekanika Tanah Akibat

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878

Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 www.jim.unsyiah.ac.id/JFP

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 383

a. Rancangan Percobaan

Perlakuan dalam penelitian ini terdiri dari dua faktor yaitu faktor langai (tanpa taraf) dan

dosis pupuk kompos (K) terdiri atas 3 (tiga) taraf yaitu:

1. K1 = 5 ton/ha (0.5x9=4.5 kg/plot) Pupuk Kompos

2. K2 = 10 ton/ha (1x9=9 kg/plot) Pupuk Kompos

3. K3 = 15 ton/ha (1.5x9=13.5 kg/plot) Pupuk Kompos

Jadi setiap kg/plot dikali dengan luas bedeng yaitu 3 m x 3 m = 9 m

Maka terdapat 3 perlakuan, masing-masing sebanyak 3 ulangan, sehingga diperoleh 9 unit

plot percobaan. Kombinasi perlakuan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Susunan Kombinasi Perlakuan

No Langai (L) Pupuk Kompos (K)

K0 K1 K2

1 L LK1 LK2 LK3

2 L LK1 LK2 LK3

3 L LK1 LK2 LK3

Keterangan: K0 = 5 ton/ha ; K1 = 10 ton/ha ; K2 = 15 ton/ha

b. Rancangan Analisis

Aspek analisis tanah sebelum dan setelah pengolahan tanah terdiri atas analisis sifat fisika

dan mekanika tanah. Aspek analisis tanah terdiri atas: sifat fisika tanah (tekstur, struktur,

porositas, permeabilitas dan bulk density) dan sifat mekanika tanah (ketahanan penetrasi tanah).

c. Rancangan Respon

Variabel respon yang diamati meliputi setelah perlakuan pengolahan tanah dengan

menggunakan langai terdiri atas pertumbuhan dan produksi tanaman selada. Adapun masing-

masing variabel respon tersebut terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun, luas tajuk tanaman,

bobot basah berangkas dan bobot kering berangkas serta panjang akar.

Prosedur Percobaan

Prosedur percobaan terdiri dari:

1. Persiapan lahan

2. Pengambilan sampel tanah awal

3. Pengolahan tanah dengan langai

4. Pengambilan sampel tanah terganggu

5. Penanaman Selada

6. Pemupukan

7. Pemeliharaan dan panen

Analisa Data

Pengujian hipotesa dilakukan dengan mengolah data yang diperoleh secara parametrik.

Untuk mengetahui pengaruh faktor perlakuan terhadap sifat fisika-mekanika tanah diuji dengan

sidik ragam (ANOVA) atau uji Fisher (F) pada probabilitas atau tingkat peluang 0,05 (Gomez

dan Gomes, 1995). Sedangkan untuk melihat perbedaan rata-rata respons perlakuan, jika

perlakuan berpengaruh nyata akan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT)pada α

0,05.

Model matematika yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Yijk = μ + αi + βj + (αβ)ij + k + ik + ∑ijk

Page 4: Perubahan Beberapa Sifat Fisika-Mekanika Tanah Akibat

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878

Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 www.jim.unsyiah.ac.id/JFP

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 384

(i=1,2,3,.....p; j=1,2,3,.....u) .......................................................... (1)

Keterangan:

Yijk = Nilai pengamatan pada kelompok ke-i, perlakuan ke-j dan perlakuan ke-k

μ = Nilai tengah umun

αi = Pengaruh langai taraf ke-i

βj = Pengaruh aditif pupuk taraf ke-j

k = Pengaruh aditif dari kelopok ke k

ik = Pengaruh galat yang muncul pada taraf ke-i dari faktor langai dan taraf ke-j dari faktor

pupuk

∑ijk = Pengaruh interaksi taraf ke-I faktor langai dan taraf ke-j faktor pupuk

Apabila uji F menunjukkan pengaruh yang nyata, maka akan dilanjutkan dengan uji

Beda Nyata Terkecil pada taraf 5% (BNT0,05) untuk membandingkan rata-rata perlakuan

(Hasanuddin et al., 2005). Rumus BNT adalah sebagai berikut:

BNT0,05 = t0,05 db galat √2KTgalat

n ......................................... (2)

Keterangan:

BNT0,05 = Beda nyata terkecil pada taraf 5%

t0,05 db galat = Nilai tabel T db galat pada taraf 5%

KT galat = Kuadrat tengah galat

n = Jumlah ulangan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Sifat Fisika dan Mekanika Tanah Sebelum Percobaan

Tekstur tanah dapat ditentukan dari hasil analisis kelas tekstur tanah didapatkan

persentase distribusi frasi tanah yaitu pasir 9%, debu 85% dan liat 6%, dan berdasarkan segitiga

tekstur USDA termasuk kelas debu.

Hasil analisis sifat fisika-mekanika tanah sebelum dilakukan pembajakan dengan bajak

tradisional dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil analisis sifat fisika dan mekanika tanah sebelum perlakuan

Perlakuan Struktur Tanah

Bulk Density

(gram/cm3)

Porositas

Total (%)

Permeabilitas

(cm/jam)

Tahanan

Penetrasi

Tanah

(kgf/cm2) Tipe Ukuran

L1K1 Gumpal Sedang 1,28 50,77 0,84 50,90

L2K1 Gumpal Sedang 1,13 56,54 1,32 60,30

L3K1 Gumpal Sedang 1,25 51,92 0,89 50,00

Rata-rata 1,22 53,08 1,02 53,73

L1K2 Gumpal Sedang 1,24 52,31 0,87 60,70

L2K2 Gumpal Sedang 1,14 56,15 1,28 50,90

L3K2 Gumpal Sedang 1,27 51,15 1,35 60,30

Rata-rata 1,22 53,20 1,17 57,30

Page 5: Perubahan Beberapa Sifat Fisika-Mekanika Tanah Akibat

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878

Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 www.jim.unsyiah.ac.id/JFP

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 385

L1K3 Gumpal Sedang 1,15 55,77 0,86 60,50

L2K3 Gumpal Sedang 1,24 52,31 0,91 60,80

L3K3 Gumpal Sedang 1,13 51,54 1,34 60,10

Rata-rata 1,17 53,21 1,04 60,47

Keterangan: K1 = Dosis Pupuk 5 ton/ha ; K2 = Dosis Pupuk 10 ton/ ha ; K3 = Dosis Pupuk 15ton/ ha

L1 = Kelompok 1 ; L2 = Kelompok 2 ; L3 = Kelompok 3 Sumber: Hasil Analisis Laboratorium Fisika Tanah dan Lingkungan Fakulatas Pertanian Unsyiah, 2019.

Tabel 2 menunjukkan bahwa struktur tanah sebelum pengolahan yaitu tipe gumpal dan

memiliki ukuran sedang, hasil dari bobot isi tanah (Bulk Density) sebelum dilakukan

pengolahan tanah memiliki rata-rata yaitu pada K1 1,22 gram/cm3, K2 1,22 gram/cm3 dan K3

1,17 gram/cm3, persentasi dari porositas total memiliki rata-rata yaitu pada K1 53,08 %, K2

53,20 % dan K3 53,21 %, permeabilitas memiliki rata-rata yaitu pada K1 1,02 cm/jam, K2 1,17

cm/jam dan K3 1,04 cm/jam serta tahanan penetrasi tanah memiliki rata-rata yaitu K1 53,73

kgf/cm2, K2 57,30 kgf/cm2 dan K3 60,47 kgf/cm2.

Pengaruh Bajak Tradisional Terhadap Sifat Fisika Mekanika Tanah Hasil analisis sifat fisika-mekanika tanah sesudah dilakukan pembajakan dengan langai

dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rata-Rata Hasil Analisis Sifat Fisika-Mekanika Setelah Perlakuan Bajak Tradisional

Perlakuan Struktur

Bobot Isi

Tanah

(g/cm3)

Porositas

Total (%)

Permeabilitas

(cm/jam)

Tahanan

Penetrasi Tanah

(kgf/cm2) Tipe Ukuran

K1 Granular Halus 1.230 52,69 0,28 33.90

K2 Granular Halus 1.217 53,20 0,33 57.17

K3 Granural Halus 1.233 52,56 0,35 50.47

BNT 0,05 % = 0,000916 1.347963 0.016229 1689,72

Keterangan: K1 = Dosis Pupuk 5 ton/ha ; K2 = Dosis Pupuk 10 ton/ha ; K3 = Dosis Pupuk 15ton/ ha

Sumber: Hasil Analisis Laboratorium Fisika Tanah dan Lingkungan Fakulatas Pertanian Unsyiah, 2019.

a. Struktur Tanah

Hasil yang didapatkan bahwa sampel tanah awal atau sampel tanah sebelum dilakukan

perlakuan dan pemberian pupuk kompos pada lahan peneltian memiliki nilai bobot yang

berbeda dengan sampel tanah setelah diberikan perlakuan atau pengolahan, Struktur tanah

sebelum dilakukan perlakuan yaitu dengan tipe gumpal dan memiliki ukuran sedang. Tabel 3

menunjukkan bahwa struktur tanah setelah pengolahan perlakuan bertipe granular dengan

ukuran halus. Analisis menunjukan bahwa struktur tanah dipengaruhi oleh perlakuan bajak

tradisional dan pupuk kompos.

b. Bobot Isi Tanah (Bulk Density)

Sebelum dilakukan pengolahan tanah, nilai bobot isi tanah adalah 1,20 gram/cm3. Setelah

dilakukan pengolahan tanah dengan bajak tradisional maka didapat nilai yang bervariasi. Hasil

analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pengaruh bajak tradisional berpengaruh nyata

terhadap bobot isi tanah. Rata-rata bobot isi tanah akibat perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 menunjukkan bahwa Bobot isi tanah terendah dapat dilihat pada perlakuan K2

yaitu sebesar 1,217 g/cm3, sedangkan nilai tertinggi bobot isi tanah dapat dilihat pada perlakuan

K3 dengan nilai 1,233 g/cm3. Dalam hal ini sesuai dengan pernyataan Hardjowigeno (2003)

Page 6: Perubahan Beberapa Sifat Fisika-Mekanika Tanah Akibat

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878

Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 www.jim.unsyiah.ac.id/JFP

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 386

pada umumnya bulk density berkisar dari 1,1-1,6 g/cc. Hal ini dikarenakan ruang pori yang

terdapat didalam tanah sedikit dan merupakan pori mikro.

c. Porositas

Porositas total tanah sebelum dilakukan perlakuan dengan bajak tradisional adalah

53,16%. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan dengan bajak tradisional

berpengaruh nyata terhadap porositas total. Rata-rata nilai porositas tanah akibat perlakuan

dengan bajak tradisional dapat dilihat pada Tabel 3.

Nilai porositas total terendah dapat dilihat pada perlakuan K3 yaitu sebesar 52,56%

sedangkan nilai porositas total tertinggi dapat dilihat pada perlakuan K2 yaitu sebesar 53,20%.

Porositas tanah berbanding terbalik dengan bobot isi tanah, apabila porositas tanah tinggi maka

bobot isi cenderung rendah dan sebaliknya (Sumadi, 2009). Gaya yang diberikan oleh traktor

terhadap tanah akan memberikan perubahan kestabilan tanah tersebut, bila gaya-gaya dalam

tanah tidak dapat menahan gaya yang diberikan oleh kinerja traktor, maka akan menimbulkan

efek pada tanah tersebut seperti terjadinya kompaksi yang dapat menghilangkan kestabilan

ruang pori dalam tanah (Kepner et al., 1982).

d. Permeabilitas Permeabilitas sebelum dilakukan pengolahan tanah adalah 1,07 cm/jam. Analisis sidik

ragam menunjukkan bahwa penggunaan bajak tradisional tidak berpengaruh nyata terhadap

permeabilitas tanah. Rata-rata permeabilitas tanah akibat bajak tradisional dapat dilihat pada

Tabel 3.

Tabel 3 bahwa nilai permeabilitas tanah berkisar antara 0,28 cm/jam – 0,35 cm/jam. Nilai

terendah dapat dilihat pada perlakuan K1 yaitu 0,28 cm/jam, sedangkan nilai tertinggi dapat

dilihat pada perlakuan K3 yaitu 0,35 cm/jam. Berdasarkan hasil rata-rata dari nilai permeabilitas

tanah yaitu mengalami peningkatan seiring dengan perlakuan yang dilakukan. Hal ini diduga

dengan adanya pembajakan tanah yang akan menjadi gembur dan porositas tanah menjadi lebih

baik sehingga kemampuan tanah dalam meloloskan air menjadi tinggi. Sesuai dengan

pernyataan Susanto (2005) menyatakan bahwa nilai permeabilitas tanah sangat dipengauruhi

oleh nilai porositas tanah, secara umum proses pengolahan tanah menimbulkan efek pemadatan

tanah, kerusakan agregat tanah tanah sehingga akan mengganngu stabilitas agregat dan

porositas tanah. Hillel (1980) berpendapat bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi

permeabilitas tanah adalah porositas serta distibusi ukuran pori, stabilitas agregat dan struktur

tanah.

e. Tahanan Penetrasi Tanah

Tahanan penetrasi tanah sebelum pengolahan tanah adalah 57,17 kgf/cm2. Hasil analisis

sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pengolahan tanah tidak berpengaruh nyata terhadap

tahanan penetrasi tanah. Rata-rata nilai tahanan penetrasi tanah akibat perlakuan dapat dilihat

pada Tabel 3.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapat bahwa nilai tahanan penetrasi tanah

terendah dapat dilihat pada perlakuan K1 yaitu 33,90 kgf/cm2, sedangkan nilai tahanan penetrasi

tanah tertinggi dapat dilihat pada K2 yaitu 57,17 kgf/cm2. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan dapat dilihat bahwa pada setiap perlakuan memiliki nilai yang berbeda sehingga tidak

dapat dinyatakan bahwa semakin besar perlakuan maka tahanan penetrasi tanah semain besar

atau sebaliknya, hal ini diperngaruhi oleh faktor lain selain dari faktor pengolahan tanah. Dillon

dan Cassel (1982) mengungkapkan bahwa ketahanan penetrasi dipengaruhi oleh mineralogy

Page 7: Perubahan Beberapa Sifat Fisika-Mekanika Tanah Akibat

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878

Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 www.jim.unsyiah.ac.id/JFP

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 387

dan sifat fisika tanah antara lain kelembapan tanah, kandungan bahan kompos tanah bobot isi,

tekstur dan struktur.

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada

Parameter hasil tanaman selada yang diamati terdiri dari panjang akar, bobot basah

berangkasan basah dan bobot kering berangkasan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rata-Rata Parameter Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada

Perlakuan

Tinggi Tanaman Jumlah Helai Daun Panjang

Akar

Tanaman

(cm)

Bobot Basah

Berangkasan

(gram)

Bobot

Kering

Berangkasan

(gram)

10

HST

20

HST

30

HST

10

HST

20

HST

30

HST

K1 4.78 8.78 11.38 4.78 5.78 6.78 6.97 29.33 23.39

K2 6.57 10.57 14.07 5.42 7.42 9.42 8.03 40.22 31.89

K3 7.68 11.68 14.98 6.09 7.09 8.09 8.73 52.45 45.50

BNT

0,05 % 25.287 25.287 41.346 5.062 8.901 20.594 9.323 1574.969 1466.171

Keterangan: K1 = Dosis Pupuk 5 ton/ha ; K2 = Dosis Pupuk 10 ton/ha ; K3 = Dosis Pupuk 15ton/ ha

a. Tinggi Tanaman

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kompos berpengaruh

nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 10 HST dan 20 HST, sedangkan pemberian pupuk

kompos berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 30 HST. Rata-rata tinggi

tanaman pada umur 10 HST, 20 HST dan 30 HST dapat dilihat pada Tabel 4.

Pada Tabel 4 menunjukkan tinggi tanaman cenderung meningkat seiring dengan

intensitas pupuk yang diberikan. Hardjowigeno (2003) menyatakan bahwa jumlah pupuk yang

diberikan berhubungan dengan kebutuhan tanaman akan unsur hara yang terkandung didalam

tanah, serta kadar unsur hara yang terkandung dalam pupuk, sehingga apabila semuanya

terpenuhi maka tanaman akan dapat tumbuh dengan baik dan memberikan hasil yang lebih baik.

b. Jumlah Daun Tanaman

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberin pupuk kompos berpengaruh

nyata terhadap jumah helai daun pada umur 20 HST dan berpengaruh sangat nyata terhadap

jumlah helai daun pada umur 30 HST, sedangkan pemberian pupuk kompos tidak berpengaruh

nyata terhadap jumlah helai daun pada umur 10 HST. Rata-rata jumlah helai daun dapat dilihat

pada Tabel 4.

Pada Tabel 4 rata-rata jumlah daun tertinggi pada pengamatan umur 10 HST yaitu 6,09

terdapat pada pupuk K3, sementara pada pengamatan umur 20 HST yaitu 7,42 terdapat pada

perlakuan K2 dan pengamatan pada umur 30 HST yaitu 9,42 pada kombinasi perlakuan K2. Hal

ini dapat terjadi karena unsur hara yang tersedia tidak seimbang sehingga mempengaruhi proses

metabolisme pada jaringan tanaman. Yunus (2013) menyatakan bahwa struktur tanah sangat

mempengaruhi pertumbuhan tanaman lewat pengaruhnya terhadap absorbsi air dan respirasi.

Disamping itu struktur tanah juga berpengaruh terhadap pergerakan hara, pergerakan air dan

sirkulasi O2 dan CO2 di dalam tanah.

c. Panjang Akar

Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kompos dengan dosis yang

berbeda berpengaruh nyata terhadap panjang akar tanaman selada. Rata-rata panjang akar

tanaman dapat dilihat pada Tabel 4.

Page 8: Perubahan Beberapa Sifat Fisika-Mekanika Tanah Akibat

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878

Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 www.jim.unsyiah.ac.id/JFP

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 388

Tabel 4 menunjukkan bahwa panjang akar tanaman tertinggi dijumpai pada perlakuan

pupuk kompos dosisi 15ton/ ha. Sedangkan panjang akar terendah dijumpai pada perlakuan

dengan dosis pupuk 5 ton/ha. Hal ini diduga karena dengan adanya pemberian dosis pupuk 15

ton/ha akan memperbaiki struktur tanah karena terjadinya pemadatan tanah, sehingga

menjadikan tanah lebih baik dengan kandungan unsur hara dan air yang cukup yang dapat

diserap oleh akar tanaman. Menurut Hanum (2009) bahwa tanah merupakan faktor terpenting

dan mempunyai hubungan timbal balik yang sangat erat kaitannya dengan tanaman yang

tumbuh diatasnya.

d. Bobot Berangkasan Basah

Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kompos dengan dosis yang

berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap berat berangkasan basah. Rata-rata berat

berangkasan basah dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. menunjukkan bahwa rata-rata bobot berangkasan basah dengan berat tertinggi

dijumpai pada perlakuan dosis pupuk 15ton/ ha dan rata-rata bobot berangkasan basah dengan

berat terendah dijumpai pada perlakuan dengan pemberian dosis pupuk 5 ton/ha, Hal ini diduga

karena dengan pemberian dosis pupuk yang lebih tinggi memungkinkan pertumbuhan tanaman

selada menjadi lebih baik. Menurut Hadjowigeno (2003), jumlah pupuk yang diberikan

berhubungan dengan kebutuhan tanaman akan unsur hara yang terkandung dalam tanah, serta

kadar unsur hara yang terkandung dalam pupuk, sehingga apabila semua itu terpenuhi maka

tanaman pun akan tumbuh baik dan memberikan hasil yang baik.

e. Bobot Berangkasan Kering

Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang dengan dosis yang

berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap berat berangkasan kering. Rata-rata berat

berangkasan basah dapat dilihat pada Tabel 4.

Pada Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata bobot berangkasan kering dengan berat

tertinggi dapat dilihat pada perlakuan dengan pemberian dosis pupuk 15ton/ ha, sedangkan

bobot berangkasan kering terendah dapat dilihat pada perlakuan pemberian dosis pupuk 5

ton/ha. Hal ini diduga karena dengan pemberian dosis pupuk yang lebih tinggi membuat unsur

hara lebih tersedia serta memungkinkan pertumbuhan tanaman selada menjadi lebih baik.

Hubungan Antar Variabel Hasil analisis Regresi linear berganda antara variabel Produksi, Bobot isi, porositas,

peremeabilitas dan tahanan penetrasi tanah dapat dilihat dalam Lampiran 33. Hubungan antara

sifat fisika-mekanika tanah terhadap parameter produksi tanaman memiliki hubungan yang erat

(r = 0,792) dengan koefesien determinasi sebesar 0,627. Hasil analisis koefesien regresi (arah

regresi) menunjukkan bahwa hanya tiga variable yang nyata memberi konstribusi terhadap

keragaman produksi yaitu variabel X2 (tahanan penetrasi tanah P = 0,652), X3 (permeabilitas

P = -0,051), dan X4 (porositas P = -0,122). Oleh karena itu, variabel yang berdasarkan uji t

tersebut terbukti tidak nyata maka akan dikeluarkan dari model sehingga diperoleh model

regresi linier berganda baru yaitu :

Y = 134,147 + 0,990 X2 – 20,926 X3 -2,527 X4

Kontribusi pengaruh total ketiga faktor tersebut sebesar 62,7 % terhadap produksi

tanaman dan 37,3 % di pengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian. Diketahi pula bahwa

setiap koofesien regresi dari model diatas adalah bersifat nyata.

Page 9: Perubahan Beberapa Sifat Fisika-Mekanika Tanah Akibat

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878

Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 www.jim.unsyiah.ac.id/JFP

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 389

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan

yaitu sebagai berikut :

1. Pengolahan tanah dengan menggunakan bajak tradisional memberikan perubahan terhadap

sifat fisika mekanika tanah sruktur tanah dan pengaruh yang nyata terhadap bobot isi tanah

dan porositas tanah, tetapi tidak memberi pengaruh terhadap permeabilitas dan tahanan

penetrasi tanah.

2. Pemberian pupuk kompos dengan dosis 5 ton/ha, 10 ton/ha dan 15 ton/ha memberikan

pengaruh yang sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 10 HST, 20 HST, dan

jumlah helai daun yang dihasilkan pada umur 20 HST serta panjang akar, akan tetapi tidak

memberikan pengaruh terhadap jumlah helai daun pada umur 10 HST, bobot basah

berangkasan dan bobot kering berangkasan, pupuk kompos juga memberi berpengaruh

sangat nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah helai daun pada umur 30 HST.

3. Perlakuan penggunaan bajak tradisional dan pemeberian pupuk kompos 5 ton/ha dan 10

ton/ha memiliki hubungan yang sangat erat terhadap permeabilitas, pada perlakuan 15

ton/ha terhadap bobot isi tanah dan porositas total serta perlakuan 10 ton/ha terhadap

tahanan penetrasi tanah memiliki hubungan yang erat.

4. Perlakuan penggunaan bajak tradisional dan pemberian pupuk kompos memiliki hubungan

yang erat terhadap porositas total, permeabilitas, dan tahanan penetrasi tanah, tetapi tidak

memiliki hubugan yang nyata terhadap bobot isi tanah, perlakuan bajak tradisional dan

pemberian pupuk kompos memiliki hubungan yang erat terhadap pertumbuhan dan

produksi tanaman selada.

Saran

Perlu dilakukan perbandingan pengolahan tanah dengan menggunakan bajak singkal serta

menentukan kedalaman pengolahan tanah dan pemberian jenis pupuk organik lainnya dengan

ordo tanah yang berbeda agar memperkecil peluang pemadatan tanah akibat pengolahan tanah.

Page 10: Perubahan Beberapa Sifat Fisika-Mekanika Tanah Akibat

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878

Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 www.jim.unsyiah.ac.id/JFP

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 390

DAFTAR PUSTAKA

Dillon, H.C and Cassel, H. H. 1982. Dental Microbiology. Harper and Row. Philadelpia.

Gomez, K.A dan Gomez, A.A. 1995. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian. UI Press.

Jakarta.

Hanum, C. 2009. Ekologi Tanaman. Universitas Sumatra Utara Press. Medan.

Hardjowigeno, S.2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Penerbit Akademika Pressindo.

Jakarta.

Hillel, D. 1980. Fundemental of Soil Physic. Academik Press. New York.

Kepner, R.A., R. Bainer and E.L. Barger. 1982. Priciples of Farm Machinery, AVI Publishing

Co, Connecticut.

Lingga, P. dan Marsono. 2007. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penerbit Penebar Swadaya.

Jakarta.

Siregar, H. R. J., Abu, R., Wahyungsih., Galba, S., Saadah, S. 1990. Teknologi Pertanian

Tradisional Sebagai Tanggapan Aktif Masyarakat Terhadap Lingkungan Di Cianjur.

Depdikbud. Jakarta.

Sunarjono, H. 2014. Bertanam 36 Jenis sayur. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.

Susanto, R. H. dan Purnomo, Rahmad., H. 2005. Pengantar Fisika Tanah. Fakultas Pertanian,

Universitas Sriwijaya. Indralaya.

Yunus, Y. 2013. Dinamika Mesin serta Tanah dalam Pengoperasian Traktor. Penerbit Alfabeta.

Bandung.