pertimbangan oklusi

3
A.8. Pertimbangan Oklusi dan periodontal dalam restorasi pasca endo Diawal abad ini, trauma dari oklusi (juga disebut trauma oklusal, traumatisme) dikenali sebagai sebuah perubahan patologi yang terjadi dalam periodonsium, tetapi dianggap sebagai sebuah kondisi terpisah dari periodontitis, bentuk umum penyakit periodontal yang destruktif kronis. Telah disepakati bahwa periodontitis murni sebagai penyakit inflamasi, dimana poket-poket periodontal dan kerusakan jaringan dihasilkan oleh inflamasi saja. Apabila trauma-dari- oklusai juga terjadi, ini dianggap tidak terkait dengan kerusakan, dan kehilangan gigi dikaitkan dengan inflamasi. Pemisahan periodontitis dan trauma-dari-oklusi sangat mempengaruhi perkembangan praktik periodontal. Ini mengarah pada banyaknya dokter yang meminimalisir signifikansi trauma akibat oklusi pada penyakit periodontal dan mempertanyakan manfaat pengobatan dengan koreksi oklusal. Ada dua hasil penelitian yang menimbulkan kesan bahwa trauma-dari-oklusi tidak harus menjadi hal yang serius dalam diagnosis dan pengobatan periodontal: (1) trauma dari oklusi tidak menyebabkan poket periodontal; dan (2) trauma dari oklusi merupakan perubahan jaringan yang dapat disembuhkan (reversibel). Kedua temuan ini cukup valid sejauh ini, tetapi diekstrapolasi untuk menjustifikasi kesimpulan-kesimpulan yang keliru. Karena trauma dari oklusi tidak menyebabkan poket periodontal, maka timbul kesalahan persepsi bahwa trauma

Upload: rizal-fachri

Post on 14-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Pertimbangan Oklusi dan periodontal dalam restorasi pasca endo

TRANSCRIPT

A.8. Pertimbangan Oklusi dan periodontal dalam restorasi pasca endoDiawal abad ini, trauma dari oklusi (juga disebut trauma oklusal, traumatisme) dikenali sebagai sebuah perubahan patologi yang terjadi dalam periodonsium, tetapi dianggap sebagai sebuah kondisi terpisah dari periodontitis, bentuk umum penyakit periodontal yang destruktif kronis. Telah disepakati bahwa periodontitis murni sebagai penyakit inflamasi, dimana poket-poket periodontal dan kerusakan jaringan dihasilkan oleh inflamasi saja. Apabila trauma-dari-oklusai juga terjadi, ini dianggap tidak terkait dengan kerusakan, dan kehilangan gigi dikaitkan dengan inflamasi. Pemisahan periodontitis dan trauma-dari-oklusi sangat mempengaruhi perkembangan praktik periodontal. Ini mengarah pada banyaknya dokter yang meminimalisir signifikansi trauma akibat oklusi pada penyakit periodontal dan mempertanyakan manfaat pengobatan dengan koreksi oklusal. Ada dua hasil penelitian yang menimbulkan kesan bahwa trauma-dari-oklusi tidak harus menjadi hal yang serius dalam diagnosis dan pengobatan periodontal: (1) trauma dari oklusi tidak menyebabkan poket periodontal; dan (2) trauma dari oklusi merupakan perubahan jaringan yang dapat disembuhkan (reversibel). Kedua temuan ini cukup valid sejauh ini, tetapi diekstrapolasi untuk menjustifikasi kesimpulan-kesimpulan yang keliru. Karena trauma dari oklusi tidak menyebabkan poket periodontal, maka timbul kesalahan persepsi bahwa trauma tersebut tidak mempengaruhi poket-poket periodontal yang disebabkan oleh faktor-faktor lain. Beberapa ahli menginterpretasi kemampuan trauma-dari-oklusi untuk bereparasi sendiri sebagai reparasi yang akan terjadi bahkan dengan adanya gaya-gaya oklusal abnormal yang terus menerus. Pada kenyataannya, penelitian dimana trauma-dari-oklusi ditunjukkan mampu bereparasi hanya pada hewan-hewan eksperimental dimana gigi yang cedera bisa menghindar dari gaya-gaya yang bersangkutan. Apabila gigi dicegah untuk bergerak, cedera kontinyu menghasilkan pelebaran ligamen periodontal dengan mengorbankan tulang, dan juga mobilitas gigi yang berlebihan. Keabsahan pemisahan antara trauma-dari-oklusi dan inflamasi dalam patologi periodontitis masih dipertanyakan. Oklusi sepertinya terlalu penting bagi eksistensi periodonsium untuk hilangnya pengaruhnya terhadap jaringan periodontal akibat inflamasi terjadi. Beberapa penelitian dilakukan di tahun 1961 yang mengarah pada konsep tentang etiologi dalam penyakit periodontal.1

A.9. Kegagalan perawatan endodontikHampir semua kegagalan perawatan endodontick saluran akara secara langsung atau tidak langsung di sebabkan bakteri yang ada di dalam system saluran akara. Secara umum penyakit paling sering dari kegagalan adalah :1. Kesalahan dalam penegakan diagnosis dan rencana perawatan 2. Kebocoran di korona3. Tidak adanya pemahaman mengenai anatomi pulpa 4. Debridement dan atau disinfeksi sistem saluran akar yang tidak adekuat (tidak cukup)5. Proteksi dan restorasi yang tidak adekuat 6. Kesalahan dalam pekerjaan7. Defesiensi atau kesalahan dalam obturasi8. Fraktur akar vertical2

Ref:1. Thomson,H.Oklusi.ed.2.Jakarta:EGC.20072. Drg. T. Ismail Zainul. Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut. Unsyiah. 2010