pertanian berkelanjutan

20
SUMBER DAYA ALAM PERTANIAN BERKELANJUTAN Oleh : Nama : Ekal Kurniawan. NIM : A. 1411129. Jurusan : Agroteknologi AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR 2016

Upload: ekal-kurniawan

Post on 15-Apr-2017

115 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

SUMBER DAYA ALAM

PERTANIAN BERKELANJUTAN

Oleh :

Nama : Ekal Kurniawan.

NIM : A. 1411129.

Jurusan : Agroteknologi

AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS DJUANDA

BOGOR

2016

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya

penulis dapat menyelesaikan penulisan paper mata kuliah Pertanian Berkelanjutan

ini yang berjudul “Sumber Daya Alam Pertanian Berkelanjutan “.

Penulis telah berusaha dengan semaksimal mungkin agar dapat

menyelesaikan penulisan paper ini dengan sebaik mungkin dan sebenar-benarnya.

Penulis menyadari penulisan paper ini jauh dari kesempurnaan baik materi,

penganalisaan, dan pembahasan. Semua hal ini dikarenakan keterbatasan

kemampuan dan pengalaman.

Penulis berharap paper ini dapat diterima oleh dosen mata kuliah Pertanian

Berkelanjutan dan dipahami bagi para pembaca. Dan penulis juga mengharapkan

saran dan kritik dari semua pihak terutama yang bersifat membangun, guna

terciptanya kesempurnaan penulisan paper ini. Dan bila didalamnya ada kesalahan

dan kekurangan mohon dimengerti dan dimaafkan. Akhir kata penulis ucapkan

terima kasih. Mudah-mudahan paper ini dapat berguna bagi semua pihak.

Bogor, 01 Mei 2016

( Penulis )

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3

1.3. Tujuan ....................................................................................................... 4

BAB II. PEMBAHASAN .................................................................................... 5

2.1. Pertanian Berkelanjutan ............................................................................. 5

A. Pengertian Pertanian Berkelanjutan .......................................................... 5

B. Makna Pertanian Berkelanjutan ................................................................ 5

2.2. Sumber Daya Alam ................................................................................... 8

A. Pengertian Sumber Daya Alam................................................................. 8

B. Sumber Daya Alam di Indonesia .............................................................. 8

C. Sumber Daya Alam dalam Pertanian Berkelanjutan ................................ 10

BAB III. PENUTUP .......................................................................................... 15

3.1. Kesimpulan ............................................................................................. 15

3.2. Saran ....................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 17

1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sebelum dasawarsa 1970-an berkat Revolusi Hijau yang menekankan

penggunaan masukan pupuk anorganik dan pestisida dalam jumlah besar, benih

unggul, pengolahan tanah, dan pengelolaan air (irigasi dan drainasi), seakan-

akan produksi pertanian akan mampu mencukupi kebutuhan bahan pangan

manusia secara tak terbatas (Brady, 1990). Akan tetapi, sejak awal 1980-an

bidang pertanian dalam arti luas (yang meliputi tanaman pangan, hortikultura,

perkebunan, peternakan, dan perikanan) menghadapi tantangan yang sangat berat

di dalam memelihara kesinambungan (sustainability) produksinya pada tingkat

yang dibutuhkan oleh manusia sejagat raya. Dari sisi permintaan, jumlah

penduduk dunia dan tingkat konsumsi per kapita yang terus meningkat

mengakibatkan kebutuhan akan bahan pangan (karbohidrat, protein, lemak,

mineral, dan vitamin) berl~pat ganda. Sementara itu, seiring dengan

berkurangnya areal lahan dan perairan yang sesuai (suitable) dan produktif untuk

budidaya tanaman dan hewan serta dinamika iklim global yang tidak menentu,

membuat produksi pertanian berkurang atau tidak dapat memenuhi jumlah yang

diperlukan oleh umat manusia. Oleh karena itu, tema pertanian berkelanjutan

(sustainable agriculture) menjadi agenda pembangunan yang semakin penting

dan strategis di hampir semua negara di dunia (Halwood, 1990).

Kebanyakan pelaku pembangunan pertanian di negara-negara berkembang

masih beranggapan, bahwa produktivitas dan keuntungan (profitability) dari

sistem usaha pertanian hanya dapat dicapai melalui pertanian

intensif/konvensional yang padat input pupuk organik dan pestisida dari luar

ekosistem pertanian, bukan melalui konsep pertanian berkelanjutan. Sistem

pertanian konvensional disamping menghasilkan produksi pemanenan yang

meningkat namun telah terbukti pula menimbulkan dampak negatif terhadap

ekosistem pertanian itu sendiri dan juga lingkungan lainnya. Keberhasilan yang

dicapai dalam sistem konvensional ini juga hanya bersifat sementara, karena

lambat laun ternyata tidak dapat dipertahankan akibat rusaknya habitat pertanian

2

itu sendiri. Oleh karena itu perlu ada upaya untuk memperbaiki sistem

konvensional ini dengan mengedepankan kaidah-kaidah ekosistem yang

berkelanjutan. Berbagai potensi alam dari aspek penyuburan tanah sampai

pengendalian hama dan penyakit belum termanfaatkan secara optimal karena tidak

giatnya penelitian dan pengembangan dari sisi ini. Udara yang sebagian besar

komponennya adalah gas nitrogen dan dapat difiksasi oleh sekelompok mikroba

sebagai biofertilizer masih belum termanfaatkan secara optimali. Fenomena

interaksi langsung tanaman - mikroba dalam bentuk nodul dan mikoriza juga

potensial untuk dikembangkan sebagai aspek penyuburan. Demikian juga bahan

organik dari bagian tanaman itu sendiri masih belum termanfaatkan dengan baik

dalam sistim budi daya berkelanjutan. Predator, antagonist dan pesaing alami

hama, penyakit dan gulma tanamanpun belum terkelola dengan optimal sehingga

pencemaran senyawa sida masih tinggi yang di satu sisi mengancam kehidupan

komponen ekosistem lain yang semestinya berperan dalam daur nutrien bagi

tanaman. Tanaman sendiri menghasilkan berbagai senyawa anti hama, penyakit

dan gulma namun belum termanfaatkan secara optimal. Dengan optimalisasi dan

memadukan potensi alam yang ada kita dapat mengurangi pemakaian pupuk

kimia namun tetap dapat menghasilkan panenan yang tinggi tanpa merusak

lingkungan. Tentunya upaya terpadu ini harus dibarengi dengan perubahan sikap

dari budaya instant ke budaya kesadaran jangka panjang.1

Paradigma pembangunan berkelanjutan mengandung makna bahwa

pengelolaan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan sekarang tidak boleh

mengurangi kemampuan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan generasi

yang akan datang. Konsep pembangunan berkelanjutan diharapkan dapat

menjembatani antara kepentingan ekonomi, lingkungan, dan sosial. Sehingga

terwujud keseimbangan meskipun kenyataannya masih jauh dari harapan.

Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pemanfaatan

sumber daya yang dapat diperbaharui (renewable resources) dan sumber daya

tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources) untuk proses produksi pertanian

1 Aryantha, I.P. 2002, Development of Sustainable Agricultural System, One Day Discussion on

The Minimization of Fertilizer Usage, Menristek-BPPT, 6th May 2002, Jakarta.. http://hayati.itb.ac.id/artikel/pertanianbermoral.pdf. 30 April 2016.

3

dengan menekan dampak negatif terhadap lingkungan seminimal mungkin.

Keberlanjutan yang dimaksud meliputi : penggunaan sumber daya, kualitas dan

kuantitas produksi, serta lingkungannya. Proses produksi pertanian yang

berkelanjutan akan lebih mengarah pada penggunaan produk hayati yang ramah

terhadap lingkungan (Kasumbogo Untung, 1997).

Pada dasarnya sistem pertanian berkelanjutan merupakan sistem dari

pertanian untuk mengatasi pengelolaan sumber daya alam untuk menunjang

kebutuhan manusia. Dalam hal ini pertanian berkelanjutan tentunya perlu daya

dukung lingkungan yang dapat termanfaatkan dengan baik. Kemampuan

lingkungan untuk mendukung perikehidupan semua makhluk hidup yang meliputi

ketersediaan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan dasar dan tersedianya

cukup ruang untuk hidup pada tingkat kestabilan sosial tertentu disebut daya

dukung lingkungan. Keberadaan sumber daya alam di bumi tidak tersebar merata

sehingga daya dukung lingkungan pada setiap daerah akan berbeda-beda. Oleh

karena itu, pemanfaatannya harus dijaga agar terus berkesinambungan dan

tindakan eksploitasi harus dihindari.

Dari beberapa urian diatas sangat jelas bahwa pentingnya sumber daya

alam untuk dapat dimanfaatkan dalam sistem pertanian berkelanjutan untuk

menunjang kehidupan saat ini dan kehidupan nanti.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka didapat beberapa rumusan

masalah yang menjadi pertanyaan, yaitu sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan sistem pertenian yang berkelanjutan?

2. Apa saja yang disebut sumber daya alam yang dapat diperbaharui ?

3. Bagaimana memanfaatkan sumber daya alam untuk pertanian

berkelanjutan ?

4

1.3. Tujuan

Tujuan dari penulisan paper ini adalah:

1. Untuk mengetahui peran pertanian berkelanjutan.

2. Untuk menentukan bagaimana cara menstabilkan kelestarian alam.

3. Untuk menentukan bagaimana kualitas lingkungan hidup dan

produktivitas sumber daya alam oleh suatu generasi kepada generasi

selanjutnya.

5

BAB II. PEMBAHASAN

2.1. Pertanian Berkelanjutan

A. Pengertian Pertanian Berkelanjutan

Pertanian Berkelanjutan (Sustainable Agriculture) dapat didefinisikan

sebagai sistem pertanian yang dapat membuahkan manfaat atau kesejahteraan

bagi segenap umat manusia secara berkelanjutan (on a sustainable basis) melalui

penggunaan sumberdaya secara efisien, penerapan IPTEK yang ramah dan

sesuai dengan daya dukung lingkungan. Oleh karena itu, pertanian berkelanjutan

adalah suatu sistem pertanian yang memproduksi bahan pangan dan serat yang

secara sistematis dan terarah menuju tujuan-tujuan berikut (Pretty, 1996).

Dalam kepustakaan pembangunan pertanian, berbagai batasan atau

definisi telan digunakan untuk mendeskripsikan apa itu sistem pertania. Namun

demikian, tidak ada satu definisipun yang dianggap memuaskan secara

sempurna dan disepakati olen setiap pihak yang terlibat dalam usaha sistem

pertanian. Sistem pertanian dapat didefinisikan menurut berbagai kategori

(Pretty, 1996). Pertama atas dasar kemungkinan produksi (production

possibilities) produksi tinggi atau rendah, dan produksi pada lahan yang sesuai

atau yang marginal. Kedua menurut penggunaan (konsentrasi) teknologi revolusi

hijau (sistern pertanian monokultur) atau sistem pertanian yang kompleks dan

beragam. Ketiga berdasarkan pada kesiapannya untuk menerima teknologi baru

dari luar sistem pertanian modern atau tradisional. Keempat atas dasar kualitas

sumberdaya alam yang tersedia sistem pertanian pada lahan yang kaya akan

sumberdaya alam (subur) versus sistem pertanian pada lahan yang miskin

sumberdaya alam. Kelima rnenurut penggunaan input dari luar (eternal input),

penggunaan input luar tinggi versus rendah.

B. Makna Pertanian Berkelanjutan

Paradigma pembangunan berkelanjutan sebagai bagian integral dari

pembangunan ekonomi suatu bangsa atau masyarakat bangsa-bangsa dunia, maka

untuk dapat memahami makna dari pembangunan berkelanjutan, perlu mengenali

lebih dahulu konsep (paradigma) pembangunan berkelanjutan (sustainable

6

development). Sejak awal 1980-an bertepatan dengan dikeluarkannya dokumen

Strategi Konservasi Bumi (World Conservation Strategy) oleh IUCN

(international Union for the Conservation of Nature), telah banyak dimunculkan

berbagai definisi tentang pembangunan berkelanjutan oleh para pakar maupun

organisasi keilmuan. Namun, definisi yang secara umum diterima oleh

masyarakat internasional adalah definisi yang disusun oleh Brundtland

Commission, yakni: "Pembangunan Berkelanjutan adalah pembangunan untuk

memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa rnenurunkan atau merusak kemampuan

generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya" (WCED, 1987). Lain

halnya dengan kebanyakan definisi pembangunan berkelanjutan yang disusun

oleh sebagian besar kelompok ultra konservasionis (deep ecologists), definisi di

atas tidak melarang aktivitas pembangunan ekonomi, tetapi menganjurkannya

dengan persyaratan bahwa laju (tingkat) kegiatan pembangunan tidak

melampaui daya dukung (carrying capacity) lingkungan alam. Dengan demikian,

generasi mendatang tetap memiliki aset sumberdaya alam dan jasa-jasa

lingkungan (environmental services) yang sama, atau kalau dapat lebih baik dari

pada generasi yang hidup sekarang. Meskipun secara konsepsual definisi

Pembangunan Berkelanjutan dari Brudtland Commission sangat menarik, tetapi

menimbulkan pertanyaan atau kendala dalam penerapannya. Pengertian tentang

kebutuhan (needs) jelas berbeda antara satu individu atau kelompok masyarakat

(bangsa) dengan yang lainnya. Misalnya, bagi kaum miskin yang dimaksud

kebutuhan cukup hanya berupa makanan, sandang, perumahan, kesehatan, dan

pendidikan seadanya. Sedangkan, bagi kelas menengah ke atas, kebutuhan hidup

mereka tidak hanya mencakup lima kebutuhan dasar tersebut tetapi perlu

mobil, rumah mewah, dua televisi, telepon (termasuk hand phone), VCR dan

VCD, dan kebutuhan sekunder atau tersier lainnya. Dengan demikian sangat

wajar, jika kaum menengah ke atas yang jumlahnya kurang dari 20% dari total

penduduk dunia mengkonsumsi lebih dari 80% pendapatan dunia pada tahun 1995

(Serageldln, 1996).

Untuk membumikan (mengoperasionalkan) paradigma Pembangunan

Berkelanjutan, Bank Dunia telah melakukan beberapa prakarsa. Sebagai langkah

pertamaa, Bank Dunia telah menjabarkan konsep Pembangunan Berkelanjutan

7

dalam bentuk kerangka segitiga Pembangunan Berkelanjutan (Environmentally

Sustainable development Triangle) seperti disajlkan pada Garnbar 1 (Serageldin

and Steer, 1994).

Apabila segitiga Pembangunan Berkelanjutan di atas dilihat dari

perspektif (kerangka pikir ekonomi), maka tujuan ekonomis dapat disederhanakan

menjadi pertumbuhan dan efisiensi ekonomi, tujuan ekologis menjadi

pengelolaan sumberdaya alam, dan tujuan sosial menjadi pengentasan

kemiskinan dan pemerataan hasil-hasil pemangunan.

Agar segenap tujuan Pembangunan berkelanjutan ini dapat tercapai,

maka dalam konteks hubungan antara tujuan ekonomis dan sosial diperlukan

kebijakan ekonomi yang meliputi: (l) intervensi pemerintah secara terarah

(targeted intewensions), (2) pemerataan pendapatan, (3) penciptaan kesempatan

kerja, dan (4) pemberian subsidi bagi kegiatan pembangunan yang

memerlukannya.

Dalam konteks hubungan antara tujuan ekonomis dan ekologis, diperlukan

kebijakan yang mencakup: (1) pengkajian lingkungan (environmental

A

Ekonomi - Pertumbuhan yang

berkesinambungan

- Efesiensi modal (capita)

C Sosial

- Pemerataan

- Mobilitas Sosial

- Partisipasi

- Pemberdayaan

B Ekologi

- Integritas ekosistem

- Sumber Daya Alam

- Keanekaragaman

hayati

- Daya dukung

Lingkungan

Gambar 1. Segitiga Konsep Pembangunan Berkelanjutan

8

assessrnenl) termasuk AMDAL bagi kegiatan-kegiatan pembangunan yang

diperkirakan akan menimbulkan dampak negatif penting terhadap lingkungan, (2)

valuasi ekonomi sumberdaya dan ekosistem alam (economic valuation of

natural resources), (3) internalisasi eksternalitas, (4) time and discount rates, (4)

ketidakpastian dan resiko, dan (5) perhitungan pendapatan nasional (national

income account).2

2.2. Sumber Daya Alam

A. Pengertian Sumber Daya Alam

Sumber daya alam yaitu segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat

digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, yang tergolong di

dalamnya tidak hanya komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan

mikroorganisme, tetapi juga komponen abiotik, seperti minyak bumi, gas alam,

berbagai jenis logam, air, dan tanah.

Sumber Daya Alam Menurut Suryanegara (1977) mengatakan bahwa

secara definisi sumber daya alam adalah unsur – unsur lingkungan alam, baik fisik

maupun hayati yang diperlukan manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna

meningkatkan kesejahteraan hidup.

Inovasi teknologi, kemajuan peradaban dan populasi manusia, serta

revolusi industri telah membawa manusia pada era eksploitasi sumber daya alam

sehingga persediaannya terus berkurang secara signifikan, terutama pada satu

abad belakangan ini. Sumber daya alam mutlak diperlukan untuk menunjang

kebutuhan manusia, tetapi sayangnya keberadaannya tidak tersebar merata.

B. Sumber Daya Alam di Indonesia

Indonesia merupakan negara dengan tingkat biodiversitas tertinggi kedua

di dunia setelah Brazil. Fakta tersebut menunjukkan tingginya keanekaragaman

sumber daya alam hayati yang dimiliki Indonesia dan hal ini, berdasarkan

Protokol Nagoya, akan menjadi tulang punggung perkembangan ekonomi yang

2 Jurnal. Volume 4 No.1. Dahuri R. PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN DALAM

PERSPEKTIF EKONOMI, SOSIAL DAN EKOLOGI. 1998. 1 Mei 2016 http://listpdf.com/pe/pembangunan-pertanian-berkelanjutan-pdf.html.

9

berkelanjutan (green economy). Protokol Nagoya sendiri merumuskan tentang

pemberian akses dan pembagian keuntungan secara adil dan merata antara pihak

pengelola dengan negara pemilik sumber daya alam hayati, serta memuat

penjelasan mengenai mekanisme pemanfaatan kekayaan sumber daya alam

tersebut. Kekayaan alam di Indonesia yang melimpah terbentuk oleh beberapa

faktor, antara lain:

- Dilihat dari sisi astronomi, Indonesia terletak pada daerah tropis yang

memiliki curah hujan yang tinggi sehingga banyak jenis tumbuhan yang

dapat hidup dan tumbuh dengan cepat.

- Dilihat dari sisi geologi, Indonesia terletak pada titik pergerakan lempeng

tektonik sehingga banyak terbentuk pegunungan yang kaya akan mineral.

- Daerah perairan di Indonesia kaya sumber makanan bagi berbagai jenis

tanaman dan hewan laut, serta mengandung juga berbagai jenis sumber

mineral.

Tingginya tingkat biodiversitas Indonesia ditunjukkan dengan adanya 10%

dari tanaman berbunga yang dikenal di dunia dapat ditemukan di Indonesia, 12%

dari mamalia, 16% dari hewan reptil, 17% dari burung, 18% dari jenis terumbu

karang, dan 25% dari hewan laut. Di bidang agrikultur, Indonesia juga terkenal

atas kekayaan tanaman perkebunannya, seperti biji coklat, karet, kelapa sawit,

cengkeh, dan bahkan kayu yang banyak diantaranya menempati urutan atas dari

segi produksinya di dunia.

Sumber daya alam di Indonesia tidak terbatas pada kekayaan hayatinya

saja. Berbagai daerah di Indonesia juga dikenal sebagai penghasil berbagai jenis

bahan tambang, seperti petroleum, timah, gas alam, nikel, tembaga, bauksit,

timah, batu bara, emas, dan perak. Di samping itu, Indonesia juga memiliki tanah

yang subur dan baik digunakan untuk berbagai jenis tanaman. Wilayah perairan

yang mencapai 7,9 juta km2 juga menyediakan potensi alam yang sangat besar.

3

3 Wikipedia. 2016. SUMBER DAYA ALAM. 01 Mei 2016. https://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_alam.

10

C. Sumber Daya Alam dalam Pertanian Berkelanjutan

Sumber daya alam memiliki peranan dalam pemenuhan kebutuhan

manusia. Untuk memudahkan pengkajiannya, pemanfaatan SDA dibagi

berdasarkan asalnya, yaitu SDA hayati dan nonhayati. Dalam konteks ini sumber

daya alam yang dapat menudukung pertanian berkelanjutan adalah sumber daya

alam yang dapat dan terus memenuhi kebutuhan generasi ke generasi.

a. Sumber Daya Alam Hayati

Sumber daya alam hayati adalah Sumber Daya Alam yang berasal

dari mahluk hidup, atau berhubungan dengan mahluk hidup. Sumber daya

alam hayati diantaranya yaitu:

- Tumbuhan

Tumbuhan merupakan sumber daya alam yang sangat beragam dan

melimpah. Organisme ini memiliki kemampuan untuk menghasilkan

oksigen dan pati melalui proses fotosintesis. Oleh karena itu,

tumbuhan merupakan produsen atau penyusun dasar rantai makanan.

Eksploitasi tumbuhan yang berlebihan dapat mengakibatkan

kerusakan bahkan kepunahan dan hal ini akan berdampak pada

rusaknya rantai makanan. Kerusakan yang terjadi karena punahnya

salah satu faktor dari rantai makanan akan berakibat punahnya

konsumen tingkat di atasnya. Pemanfaatan tumbuhan oleh manusia

diantaranya:

o Bahan makanan: padi, jagung,gandum,tebu

o Bahan bangungan: kayu jati, kayu mahoni

o Bahan bakar (biosolar): kelapa sawit

o Obat: jahe, daun binahong, kina, mahkota dewa

o Pupuk kompos.

- Hewan, peternakan, dan perikanan

Sumber daya alam hewan dapat berupa hewan liar maupun hewan

yang sudah dibudidayakan. Pemanfaatannya dapat sebagai pembantu

pekerjaan berat manusia, seperti kerbau dan kuda atau sebagai sumber

bahan pangan, seperti unggas dan sapi. Untuk menjaga

11

keberlanjutannya, terutama untuk satwa langka, pelestarian secara in

situ dan ex situ terkadang harus dilaksanakan. Pelestarian in situ

adalah pelestarian yang dilakukan di habitat asalnya, sedangkan

pelestarian exsitu adalah pelestarian dengan memindahkan hewan

tersebut dari habitatnya ke tempat lain. Untuk memaksimalkan

potensinya, manusia membangun sistem peternakan, dan juga

perikanan, untuk lebih memberdayakan sumber daya hewan.

b. Sumber Daya Alam Non-hayati

Ialah sumber daya alam yang dapat diusahakan kembali keberadaannya

dan dapat dimanfaatkan secara terus-menerus, contohnya: air, angin, sinar

matahari, dan hasil tambang.

- Air

Air merupakan salah satu kebutuhan utama makhluk hidup dan

bumi sendiri didominasi oleh wilayah perairan. Dari total wilayah

perairan yang ada, 97% merupakan air asin (wilayah laut, samudra,

dll.) dan hanya 3% yang merupakan air tawar (wilayah sungai, danau,

dll.). Seiring dengan pertumbuhan populasi manusia, kebutuhan akan

air, baik itu untuk keperluan domestik dan energi, terus meningkat.

Air juga digunakan untuk pengairan, bahan dasar industri minuman,

penambangan, dan aset rekreasi. Dalam pembangunan pertanian

berkelanjutan fungsi air sangat besar dalam mendukung pertumbuhan

tanaman. Di bidang energi, teknologi penggunaan air sebagai sumber

listrik sebagai pengganti dari minyak bumi telah dan akan terus

berkembang karena selain terbaharukan, energi yang dihasilkan dari

air cenderung tidak berpolusi dan hal ini akan mengurangi efek rumah

kaca.

- Tanah

Tanah adalah komponen penyusun permukaan bumi .Tanah

termasuk salah satu sumber daya alam nonhayati yang penting untuk

menunjang pertumbuhan penduduk dan sebagai sumber makanan bagi

berbagai jenis makhluk hidup. Pertumbuhan tanaman pertanian dan

perkebunan secara langsung terkait dengan tingkat kesuburan dan

12

kualitas tanah. Tanah tersusun atas beberapa komponen, seperti udara,

air, mineral, dan senyawa organik. Pengelolaan sumber daya

nonhayati ini menjadi sangat penting mengingat pesatnya

pertambahan penduduk dunia dan kondisi cemaran lingkungan yang

ada sekarang ini.

- Udara

Udara merujuk kepada campuran gas yang terdapat pada

permukaan bumi. Udara tidak tampak mata, tidak berbau, dan tidak

ada rasanya. Kehadiran udara hanya dapat dilihat dari adanya angin

yang menggerakan benda. Udara termasuk salah satu jenis sumber

daya alam karena memiliki banyak fungsi bagi makhluk hidup.

Kandungan elemen senyawa gas dan partikel dalam udara akan

berubah-ubah dengan ketinggian dari permukaan tanah. Demikian

juga massanya, akan berkurang seiring dengan ketinggian. Semakin

dekat dengan lapisan troposfer, maka udara semakin tipis, sehingga

melewati batas gravitasi bumi, maka udara akan hampa sama sekali.

Apabila makhluk hidup bernapas, kandungan oksigen berkurang,

sementara kandungan karbon dioksida bertambah. Ketika tumbuhan

menjalani sistem fotosintesa, oksigen kembali dibebaskan.

Udara terdiri dari 3 unsur utama, yaitu udara kering, uap air, dan

aerosol. Kandungan udara kering adalah 78% Nitrogen, 20% Oksigen,

0,93% Argon, 0,03% Karbon Dioksida, 0,003% gas-gas lain (Neon,

Helium, Metana, Kripton, Hidrogen, Xenon, Ozon, Radon). Uap air

yang ada pada udara berasal dari evaporasi (penguapan) pada laut,

sungai, danau, dan tempat berair lainnya. Aerosol adalah benda

berukuran kecil, seperti garam, karbon, sulfat, nitrat, kalium, kalsium,

serta partikel dari gunung berapi.

Dengan adanya udara, kita semua sebagai makhluk hidup dapat

bernapas, karena udara menghasilkan manfaat oksigen bagi manusia

hewan. Kemudian manfaat karbon dioksida yang dihasilkan,

digunakan oleh tumbuhan untuk melakukan proses respirasi.

Tumbuhan memiliki hal yang unik, yaitu mereka dapat memasak

13

makanannya sendiri melalui proses yang dikenal dengan istilah

fotosintesis. Proses ini melibatkan manfaat matahari, klorofil dan juga

manfaat udara untuk mensuplai nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman

tersebut. Bayangkan apabila tanaman tidak dapat melakukan proses

fotosintesis, pastilah banyak tanaman akan mati. Kaitannya dengan

pertanian berkelanjutan udara juga memeang peran penting dalam

mendukung dalam keberlanjutannya pertanian.

2.3. Kualitas Lingkungan Sumber Daya Alam

Manusia hidup di bumi tidaklah sendirian, melainkan bersama mahluk lain

yaitu tumbuhan, hewan dan jasad renik. Mahluk hidup yang lain itu bukanlah

sekedar kawan hidup yang hidup bersama secara netral atau pasif terhadap

manusia, melainkan hidup manusia itu terkait erat pada mereka. Tanpa mereka

manusia tidaklah dapat hidup. Kenyataan ini dapat kita lihat dengan

mengandaikan di bumi ini tidak ada hewan dan tumbuhan. Dari manakah kita

mendapat oksigen dan makanan? Sebaliknya seandainya tidak ada manusia,

tumbuhan, hewan dan jasad renik akan dapat melangsungkan kehidupannya

seperti terlihat dari sejarah bumi sebelum ada manusia. Karena itu anggapan

bahwa manusia adalah mahluk yang paling berkuasa sebenarnya tidak benar.

Seharusnya kita menyadari bahwa kitalah yang membutuhkan mahluk

hidup yang lain untuk kelangsungan hidup kita dan bukannya mereka yang

membutuhkan kita untuk kelangsungan hidup mereka.

Secara sederhana kualitas lingkungan hidup diartikan sebagai keadaan

lingkungan yang dapat memberikan daya dukung yang optimal bagi kelangsungan

hidup manusia di suatu wilayah. Kualitas lingkungan itu dicirikan antara lain dari

suasana yang membuat orang betah tinggal ditempatnya sendiri. Berbagai

keperluan hidup terpenuhi dari kebutuhan dasar/fisik seperti makan minum,

perumahan sampai kebutuhan rohani/spiritual seperti pendidikan, rasa aman,

ibadah dan sebagainya.

Kualitas lingkungan hidup dibedakan berdasarkan biofisik, sosial

ekonomi, dan budaya yaitu :

14

- Lingkungan biofisik adalah lingkungan yang terdiri dari komponen

biotik dan abiotik yang berhubungan dan saling mempengaruhi satu

sama lain. Komponen biotik merupakan makhluk hidup seperti

hewan, tumbuhan dan manusia, sedangkan komponen abiotik terdiri

dari benda-benda mati seperti tanah, air, udara, cahaya matahari.

Kualitas lingkungan biofisik dikatakan baik jika interaksi antar

komponen berlangsung seimbang.

- Lingkungan sosial ekonomi, adalah lingkungan manusia dalam

hubungan dengan sesamanya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Standar kualitas lingkungan sosial ekonomi dikatakan baik jika

kehidupan manusia cukup sandang, pangan, papan, pendidikan dan

kebutuhan lainnya.

- Lingkungan budaya adalah segala kondisi, baik berupa materi (benda)

maupun nonmateri yang dihasilkan oleh manusia melalui aktifitas dan

kreatifitasnya. Lingkungan budaya dapat berupa bangunan, peralatan,

pakaian, senjata. Dan juga termasuk non materi seperti tata nilai,

norma, adat istiadat, kesenian, sistem politik dan sebagainya. Standar

kualitas lingkungan diartikan baik jika di lingkungan tersebut dapat

memberikan rasa aman, sejahtera bagi semua anggota masyarakatnya

dalam menjalankan dan mengembangkan sistem budayanya.

Sumber daya alam pemanfaatannya dalam pembangunan pertanian

berkelanjutan tentunya tidak boleh menyimpang dari sistem ekologis yang ada.

Keseimbangan adalah indikator adanya harmonisasi dari sistem ekologis yang

mekanismenya dikendalikan oleh alam. Kualitas lingkungan yang baik akan

mendukung perikehidupan semua makhluk hidup yang meliputi ketersediaan

sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan dasar dan tersedianya cukup ruang

untuk hidup pada tingkat kestabilan sosial.

15

BAB III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pembangunan pertanian berkelanjutan bertujuan untuk menjamin

keberlanjutan aspek ekonomi, ekologi, dan sosial dalam pembangunan. Namun

tidak jarang faktor lingkungan diabaikan untuk memperoleh keuntungan ekonomi

sesaat sehingga pembangunan berkelanjutan sulit terwujud. Keberlanjutan bisa

dianggap sebagai pendekatan ekosistem dalam pertanian. Praktek yang bisa

menyebabkan kerusakan jangka panjang terhadap tanah, termasuk pengolahan

tanah berlebih yang mampu memicu erosi, dan irigasi tanpa drainase yang cukup

yang mampu menyebabkan salinisasi tanah.

Pertanian berkelanjutan merupakan sistem pertanian yang dapat

membuahkan manfaat atau kesejahteraan bagi segenap umat manusia secara

berkelanjutan (on a sustainable basis) melalui penggunaan sumberdaya secara

efisien, penerapan IPTEK yang ramah dan sesuai dengan daya dukung

lingkungan.

Agar segenap tujuan Pembangunan berkelanjutan ini dapat tercapai,

maka dalam konteks hubungan antara tujuan menstabilkan alam perlu dilakukan

tahap-tahap yang dianggap penting. Pertama atas dasar kemungkinan produksi

(production possibilities) produksi tinggi atau rendah, dan produksi pada lahan

yang sesuai atau yang marginal. Kedua menurut penggunaan (konsentrasi)

teknologi revolusi hijau (sistern pertanian monokultur) atau sistem pertanian yang

kompleks dan beragam. Ketiga berdasarkan pada kesiapannya untuk menerima

teknologi baru dari luar sistem pertanian modern atau tradisional. Keempat atas

dasar kualitas sumberdaya alam yang tersedia sistem pertanian pada lahan yang

kaya akan sumberdaya alam (subur) versus sistem pertanian pada lahan yang

miskin sumberdaya alam. Kelima rnenurut penggunaan input dari luar (eternal

input), penggunaan input luar tinggi versus rendah.

Sumber daya alam memiliki peranan dalam pemenuhan kebutuhan

manusia. Sumber daya alam di Indonesia tidak terbatas pada kekayaan hayatinya

saja. Berbagai daerah di Indonesia juga dikenal sebagai penghasil berbagai jenis

16

bahan tambang, seperti petroleum, timah, gas alam, nikel, tembaga, bauksit,

timah, batu bara, emas, dan perak. Di samping itu, Indonesia juga memiliki tanah

yang subur dan baik digunakan untuk berbagai jenis tanaman. Wilayah perairan

yang mencapai 7,9 juta km2 juga menyediakan potensi alam yang sangat besar.

Produktivitas sumber daya alam Indonesia masi bisa menunjang kebutuhan

generasi masa sekarang dan masa yang akan datang. Namun, tidak menutup

kemungkinan sumber daya alam tidak akan tersedia bila manusia masih

mengeksploitasi kekayaan alam secara berlebihan.

3.2. Saran

Pertanian berkelanjutan adalah sistempertanian yang mementingkan

keadaan unutk memenuhi kebutuhan generasi ke generasi. Dalam konteks kali ini

penulis menyarankan bagi para pembaca agar memiliki kesadaran terhadap

lingkungan. Alam merupakan karunia Allah yang harus kita jaga kelestariannya.

Kita harus bisa menjaga kelestarian alam agar dapat dinikmati oleh generasi masa

depan. Mengekploitasi alam secara berlebihan dapat menyababkan rusaknya alam.

Sebagai seorang muslim, kita harus menghindari tindakan itu untuk tetap menjaga

kelestarian alam yang merupakan karunia Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya,

yang artinya: "tidaklah kami mengutusmu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi

sekian alam" (al-Anbiya: 107). Dan “Sayangilah yang ada di bumi niscaya semua

yang ada di langit akan menyayangi kalian”.

17

DAFTAR PUSTAKA

Salikin A. Karwan. 2003. SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN.

Yogyakarta : Kanisus. Hal 3 – 6.

Aryantha, I.P. 2002, Development of Sustainable Agricultural System, One Day

Discussion on The Minimization of Fertilizer Usage, Menristek-BPPT,

6th May 2002, Jakarta..

http://hayati.itb.ac.id/artikel/pertanianbermoral.pdf. 30 April 2016.

Jurnal. Volume 4 No.1. Dahuri R. PEMBANGUNAN PERTANIAN

BERKELANJUTAN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI, SOSIAL

DAN EKOLOGI. 1998. 1 Mei 2016

http://listpdf.com/pe/pembangunan-pertanian-berkelanjutan-pdf.html.

Wikipedia. 2016. SUMBER DAYA ALAM. 01 Mei 2016.

https://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_alam.

Raihan. 2015. MENJAGA KELESTARIAN ALAM MENURUT ISLAM. 1 Mei

2016. http://raihanrifkiansyah.blogspot.com/2014/05/menjaga-

kelestarian-alam-menurut-islam.html.