pertambangan dan energi - kementerian … · web viewselain untuk keperluan industri, gas bumi dan...

120
PERTAMBANGAN DAN ENERGI

Upload: buinhi

Post on 20-May-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

PERTAMBANGAN DAN ENERGI

IX/1

Page 2: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

BAB IXPERTAMBANGAN DAN ENERGI

A. PERTAMBANGAN

1. Pendahuluan

Sasaran utama pembangunan sektor pertambangan dalam Repeli-ta III adalah pengembangan dan pengelolaan sumber-sumber daya mineral dan energi. Untuk mencapai sasaran tersebut, akan di-usahakan kelangsungan dan peningkatan produksi bahan tambang yang telah mempunyai pasaran internasional.

Sektor pertambangan, khususnya minyak dan gas bumi, dalam tahun ke tiga Repelita III ini masih tetap memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia, terutama sebagai sumber penerimaan negara untuk pembiayaan pembangunan nasional serta peranannya sebagai pendukung utama konsumsi energi nasional.

Resesi ekonomi yang melanda dunia sampai saat ini mengaki-batkan permintaan minyak bumi dunia cenderung menurun serta me-nimbulkan pula kesulitan pemasaran bahan-bahan tambang Indo- nesia lainnya. Di samping itu dengan adanya krisis energi, te- lah ditempuh berbagai kebijaksanaan energi nasional yang ber-landaskan pada azas bahwa sumber energi, terutama minyak bumi, harus digunakan sehemat mungkin.

Demikian pula pengembangan potensi dan peranan batubara te-tap terus ditingkatkan baik dalam rangka untuk memenuhi kebu-tuhan energi di dalam negeri maupun dalam rangka diversifikasi sumber energi.

Dalam tahun 1981/82 jumlah ekspor minyak dan gas bumi kita mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, namun demikian penerimaan di sektor ini menunjukkan angka kenaikan. Dalam pada itu peranan gas bumi semakin meningkat, baik sebagai sumber daya hidrokarbon untuk ekspor dalam bentuk LNG maupun sebagai pendukung sumber energi nasional di samping minyak bumi, serta untuk bahan baku pembuatan pupuk urea di dalam negeri.

Meningkatnya produksi timah Indonesia dalam tahun 1981 men-jadikan Indonesia sebagai produsen timah nomor dua di dunia se-sudah Malaysia. Hal ini dapat dicapai berkat dikembangkannya cara-cara penambangan timah yang baru serta telah dioperasikan-

IX/3

Page 3: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

nya Kapal Keruk yang baru.

Dalam tahun ketiga Repelita III hasil-hasil produksi di bi-dang pertambangan nasional secara keseluruhan mengalami kena-ikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, meskipun beberapa jenis bahan tambang menunjukkan penurunan produksi. Selanjut-nya, untuk menjamin kelangsungan produksi serta kemungkinan peningkatannya, kegiatan-kegiatan inventarisasi dan eksplorasi mineral, penyelidikan dan pemetaan geologi, serta penelitian-penelitian masih tetap terus dilakukan dan ditingkatkan.

Tabel IX - 1 menunjukkan beberapa hasil produksi tambang Indonesia dari tahun 1978/79 sampai dengan tahun 1981/82.

2. Perkembangan Hasil Pertambangan

a. Minyak Bumi

Produksi minyak bumi Indonesia pada tahun 1981/82 mencapai 570,5 juta barrel. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya jumlah produksi minyak bumi ini mengalami penurunan sebesar 10,6 juta barrel atau 1,8%, dan jika dibandingkan dengan angka proyeksi cahun ketiga Repelita III sebesar 604,0 juta barrel, maka pro-duksi riil adalah 5,5% lebih rendah. Dari produksi 570,5 juta barrel tersebut, 369,0 juta barrel berasal dari produksi da- ratan sedang sisanya sebesar 201,5 juta barrel adalah hasil produksi lepas pantai.

Pada Tabel IX-2 dan Grafik IX-1 dapat dilihat perkembangan produksi minyak bumi Indonesia dari tahun 1978/79 sampai dengan tahun 1981/82.

Selama tahun 1981/82 kegiatan eksplorasi minyak bumi menga-lami peningkatan yang menggembirakan dengan telah dibornya se-jumlah 247 sumur. Hal ini berarti kenaikan sebesar 50 sumur atau 25,3% dari jumlah pengeboran 197 sumur yang telah dicapai pada tahun sebelumnya. Survai seismik dalam tahun 1981/82 telah dapat menyelesaikan 67.184 Km lintasan, yang berarti kenaikan sebesar 34,4% dibandingkan 49.977 Km lintasan pada tahun 1980/81.

Sementara itu dalam rangka usaha peningkatan kegiatan eks-plorasi minyak bumi untuk meningkatkan produksi minyak bumi, telah dilaksanakan penanda tanganan kontrak-kontrak baru seba- nyak 9 (sembilan) kontrak dalam tahun 1981/82.

IX/4

Page 4: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

TABEL IX – 1PRODUKSI HASIL-HASIL PERTAMBANGAN,

1978/79 – 1981/82

*) Angka diperbaiki

Page 5: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

IX/5

Page 6: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

TABEL IX - 2PRODUKSI MINYAK BUMI (MENTAH)

1978/79 - 1981/82(juta barrel)

TABEL IX – 3PENGILANGAN MINYAK BUMI,

1978/79 – 1981/82(juta barrel)

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara

IX/6

Page 7: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

GRAFIK IX - 1 PRODUKSI MINYAK BUMU (MENTAH ),

1978/79 - 1981/82

Page 8: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

IX/7

IX/11

Page 9: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

GRAFIK IX – 2PENGILANGAN MINYAK BUMI,

1978/79 – 1981/82

IX/8

Page 10: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

Pengilangan

Kapasitas kilang dalam negeri yang terdiri dari kilang-kilang di Pangkalan Brandan, Sungai Ge)ong, Plaju, Balikpapan, Wonokromo, Cepu, Sungai Pakning, Dumai dan Cilacap adalah seki-tar 425.000 barrel per hari. Hasil BBM kilang dalam negeri da-lam tahun 1981/82 sebesar 115,0 juta barrel, sedangkan penjual-an BBM dalam tahun 1981/82 mencapai sekitar 158,6 juta barrel. Oleh karena itu dengan kapasitas kilang yang ada, kebutuhan BBM tidak dapat terpenuhi seluruhnya, sehingga tambahan pengadaan BBM masih tetap dilakukan dengan cara pengolahan di kilang luar negeri (Singapura dan Philipina), serta impor.

Dalam pada itu sebagai usaha untuk meningkatkan pengadaan BBM dalam negeri, pelaksanaan pembangunan perluasan kilang Balikpapan dan Cilacap dengan tambahan kapasitas masing-masing 200 ribu barrel perhari serta perluasan kilang Dumai unit Hy-drocracker dengan tambahan kapasitas 85 ribu barrel per hari semakin ditingkatkan kegiatannya, dan perluasan kilang-kilang ini diharapkan selesai pada akhir tahun 1983.

Hasil pengilangan minyak bumi dari tahun 1978/79 sampai de- ngan tahun 1981/82 terlihat pada Tabel IX - 3 dan Grafik IX-2.

E k s p o r

Keadaan pasaran minyak bumi internasional dalam tahun 1981/82 agak lesu dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, akibat negara-negara pembeli minyak bumi atau negara-negara Industri mulai mengurangi pembelian. Pada tanggal 10 September 1981, Pe-merintah telah mengadakan penyesuaian harga minyak bumi Indone-sia khusus untuk jenis minyak yang kurang mendapat pasaran.

Dalam tahun 1981/82, realisasi volume ekspor minyak bumi mengalami penurunan sebesar 6,4 juta barrel atau penurunan 1,7% dibandingkan tahun 1980/81, akan tetapi untuk nilai ekspornya dicapai kenaikan sebesar 5,6%. Untuk ekspor hasil-hasil minyak realisasinya dalam tahun 1981/82 mengalami penurunan baik untuk volume maupun nilai ekspornya, yaitu penurunan sebesar 9,1 juta barrel atau penurunan 15,0% untuk volume ekspor dan penurunan sebesar 12,7% untuk nilai ekspor dibandingkan dengan tahun 1980/81.

Realisasi volume ekspor minyak bumi dan hasil minyak dari tahun 1978/79 sampai dengan tahun 1981/82 adalah seperti pada Tabel IX-4 dan Grafik IX-3.

Page 11: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

IX/9

Page 12: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

Pemasaran Dalam Negeri

Sebagai konsekuensi dari peningkatan pembangunan nasional, maka pemasaran BBM terus meningkat dalam tahun 1981/82, khu-susnya di sektor industri dan perhubungan.

Dalam rangka usaha untuk mengurangi subsidi BBM, Pemerintah melalui Keppres No.1 Tahun 1982 tanggal 3 Januari 1982 telah melakukan penyesuaian harga BBM di dalam negeri terhitung tang-gal 4 Januari 1982.

Dalam tahun 1981/82 hasil penjualan BBM di dalam negeri tercatat sebesar 158,6 juta barrel, yang berarti terjadi kena- ikan sebesar 14,7 juta barrel atau kenaikan 10,2% dibandingkan dengan tahun 1980/81. Demikian pula untuk penjualan bahan pe-lumas, dalam tahun 1981/82 tercatat hasil penjualan sejumlah 991,0 ribu barrel. Jumlah tersebut menunjukkan kenaikan 79,0 ribu barrel atau kenaikan 8,7% dibandingkan dengan hasil pen-jualan sebesar 912,0 ribu barrel dalam tahun 1980/81.

Perkembangan pemasaran hasil minyak bumi di dalam negeri dari tahun 1978/79 sampai dengan tahun 1981/82 adalah seperti pada Tabel IX-5 dan Grafik IX-4.

Dengan adanya kenaikan kebutuhan BBM dari tahun ke tahun, maka disamping usaha penambahan kapasitas kilang dilakukan pula peningkatan penambahan sarana penyaluran/distribusi BBM yang meliputi penambahan pembangunan depot baru dan perluasan depot lama, pelabuhan BBM, tanki penimbunan, kapal tanker, truk tan-ki, kereta tanki, pipa penyalur, stasiun pompa BBM untuk umum dan lain-lain. Dalam tahun 1981/82 telah diselesaikan pemba-ngunan 10 buah base-depot dan sub-depot untuk wilayah Indonesia bagian Timur, yakni Bau-bau di Propinsi Sulawesi Tenggara, Dilli di Propinsi Timor Timur, Maumere dan Ende di Propinsi Nusa Tenggara Timur, Tual, Bula, Masehi dan Namlea di Propinsi Maluku, Gorontalo di Propinsi Sulawesi Utara dan Tolitoli di Propinsi Sulawesi Tengah.

b. Gas Bumi

Dalam tahun 1981/82, baik produksi gas bumi maupun pemanfa-atannya mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 1980/81. Produksi gas bumi tahun 1981/82 adalah sebesar. 1.136,2 milyar kaki kubi k, yaitu kenaikan sebesar 94,0 milyar kaki kubik atau kenaikan sebesar 9%.

Page 13: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

IX/10

Page 14: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

TABEL IX - 4EKSPOR MINYAK BUMI DAN HASIL MINYAK,

1978/79 - 1981/82(juta barrel)

*) Termasuk LPG

TABEL IX - 5PEMASARAN HASIL MINYAK BUMI DI DALAM NEGERI,

1978/79 - 1981/82(ribu barrel)

1) Angka diperbaiki2) Termasuk aviation Gasoline dan Bunker Oil

yang dijual utuk kapal terbang dan kapal laut asing yang berlabuh di pelabuhan Indonesia, serta pemakaian sendiri

IX/11GRAFIK IX – 3

EKSPOR MINYAK BUMI DAN HASIL MINYAK,

Page 15: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

1978/79 - 1981/82

IX/12GRAFIK IX – 4

PEMASARAN HASIL MINYAK BUMI DI DALAM NEGERI,1978/79 – 1981/82

Page 16: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

IX/13

Page 17: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

Dari jumlah 1.136,2 milyar kaki kubik produksi, gas bumi yang dimanfaatkan adalah sebesar 914,8 milyar kaki kubik, yang berarti terjadi peningkatan pemanfaatan sebesar 101,7 milyar kaki kubik atau 12,5% dibandingkan tahun 1980/81.

Peningkatan pemanfaatan gas bumi terjadi karena beberapa sebab, yaitu meningkatnya produksi LNG (gas alam cair) untuk ekspor, pembuatan pupuk urea, pemanfaatan gas bumi sebagai pengganti BBM antara lain untuk gas kota di Jakarta, Bogor, Cirebon dan sebagainya.

Perkembangan produksi dan pemanfaatan gas bumi dari tahun 1978/79 sampai dengan tahun 1981/82 adalah pada Tabel IX-6 dan Grafik IX-5.

Pemanfaatan gas bumi dalam bentuk LNG sebagai sumber daya hidrokarbon untuk diekspor, semakin meningkat peranannya dalam perekonomian Indonesia. Dalam tahun 1981/82 produksi dan ekspor LNG mengalami kenaikan dibandingkan tahun 1980/81. Masing-ma-sing jumlah produksi dan ekspornya adalah 474.296,8 ribu MMBTU dan 451.964,9 ribu MMBTU, yang berarti kenaikan sebesar 24.949,3 ribu MMBTU atau 5,6% untuk produksi dan kenaikan sebe-sar 5.203,3 ribu MMBTU atau 1,2% untuk ekspornya.

Perkembangan produksi dan ekspor LNG dari tahun 1978/79 sampai dengan tahun 1981/82 adalah seperti pada Tabel IX-7 dan Grafik IX-6.

c. Batubara

Penambangan batubara di Indonesia saat ini dilaksanakan oleh dua buah perusahaan, yaitu PT. (Persero) Tambang Batubara Bukit Asam dan PN. Tambang Batubara. Di eamping itu, dalam rangka pengembangan batubara telah ditanda tangani empat buah kontrak kerjasama pengembangan dengan perusahaan asing, di dae-rah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.

Secara keseluruhan produksi batubara tahun 1981/82 adalah sebesar 367,2 ribu ton. Jumlah produksi batubara tersebut me-nunjukkan kenaikan sebesar. 37,9 ribu ton atau 11,5% dibanding-kan dengan tahun 1980/81.

Kenaikan tersebut terutama diperoleh dari hasil penambangan PN. Tambang Batubara di daerah Ombilin, Sumatera Barat. Pening-

IX/14

Page 18: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

TABEL IX - 6PRODUKSI DAN PEMANFAATAN GAS BUMI,

1978/79 - 1981/82(milyar kaki kubik)

*) Angka diperbaiki

TABEL IX – 7PRODUKSI DAN EKSPOR LNG1),

1978/79 – 1981/82(ribu MM BTU)2)

1) Liquified Natural Gas2) Million British Thermal Unit3) Angka diperbaiki

IX/15GRAFIK IX – 5

Page 19: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

PRODUKSI DAN PEMANFAATAN GAS BUMI,1978/79 – 1981/82

IX/16

Page 20: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

GRAFIK IX – 6PRODUKSI DAN EKSPOR LNG,

1978/79 – 1981/82

IX/17

jgJ17

Page 21: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

katan produksi ini dapat dilaksanakan dengan adanya penambahan sarana penambangan dan peningkatan efisiensi kerja. Dalam tahun 1981/82, PN. Tambang Batubara Ombilin telah dapat menyelesaikan pembangunan unit pencucian batubara dengan kapasitas 150 ton per jam, sehingga kualitas batubara yang diproduksi sekarang jauh lebih baik dari hasil produksi sebelumnya.

Hasil penambangan batubara di Bukit Asam mengalami penurun-an, hal ini disebabkan adanya kesibukan penggeseran lokasi pe-nambangan dalam rangka usaha pengembangan batubara Bukit Asam. Tingkat produksi PT. Tambang Batubara Bukit Asam nantinya di-rencanakan sebesar 3,3 juta ton per tahun pada 1987 dan peng-gunaannya diarahkan untuk bahan bakar PLTU (pusat liStrik tena-ga uap) Suralaya di daerah Serang, Jawa Barat. Tabel IX-8 dan Grafik IX-7 menunjukkan perkembangan produksi batubara dari tahun 1978/79 sampai dengan tahun 1981/82.

d. T i m a h

Penambangan timah selain diusahakan oleh PT. Tambang Timah, juga dilakukan oleh perusahaan swaata nasional dalam rangka kontrak dengan PT. Tambang Timah dan perusahaan asing dalam rangka kontrak karya dengan Pemerintah. Penambangan dilaksanak-an di Pulau Bangka, Belitung, Singkep, Karimun dan Bangkinang.

Dalam usaha meningkatkan produksi, PT. Tambang Timah saat ini sedang membangun Kapal Keruk Singkep I dengan daya keruk sampai kedalaman 50 meter dengan kapasitas 750-1.000 m ton per tahun, serta melaksanakan pula sistem penambangan baru untuk tambang berar, tambang mekanis dan tambang amphibi.

Demikian pula dalam rangka diversifikasi usaha, PT. Tambang Timah saat ini sedang membangun pabrik pengolahan kaolin di Tanjung Pandan, Belitung dengan kapasitas 27.000 ton per tahun dengan memanfaatkan endapan kaolin yang terdapat di pulau Bang-ka dan Belitung. Di samping itu juga sedang dipersiapkan pem-bangunan pabrik Tin Plate di Kawasan Industri Cilegon, Jawa Barat, bekerjasama dengan PT. Krakatau Steel dan pihak Swasta PT. Nusambu.

Produksi

Jumlah produksi untuk tahun 1981/82 adalah aebesar 35,9 ribu ton bijih timah dan 33,0 ribu ton logam timah, yang berar-ti suatu kenaikan produksi bijih timah sebesar 2,3 ribu ton atau 6,8% dan 1,8 ribu ton atau 5,8% logam timah jika diban

Page 22: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

IX/18

Page 23: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

dingkan dengan produksi tahun sebelumnya. Dengan tingkat pro-duksi timah tersebut, Indonesia telah naik dari nomor tiga men-jadi negara produsen nomor dua terbesar di dunia sesudah Ma1ay-sia.

Produksi bijih timah dan logam timah Indonesia untuk 1978/79 - 1981/82 adalah seperti pada Tabel IX-9 dan Grafik IX-8.

E k s p o r

Dalam tahun 1981/82, jumlah ekspor logam timah Indonesia adalah sebesar 32,8 ribu ton, yang berarti meningkat sebesar 1,5 ribu ton atau kenaikan 4,8% dibandingkan dengan ekspor tahun 1980/81.

Di samping itu hasil penjualan logam timah di dalam negeri tahun 1981/82 tercatat sebesar 438,0 ton, yang berarti kenaikan sebesar 70,5 ton atau 19,2% dibandingkan dengan hasil penjualan tahun 1980/81.

Ekspor logam timah dan hasil penjualan logam timah di dalam negeri untuk tahun 1978/79-1981/82, masing-masing terlihat se- perti pada Tabel IX-10 dan Grafik IX-9 dan Tabel IX-11 dan Grafik IX-10.

e. N i k e l

Usaha penambangan nikel dilakukan oleh Unit Penambangan Nikel dari PT. Aneka Tambang di daerah Pomalaa, Sulawesi Tenggara dan di Pulau Gebe. Produksi bijih nikel selama tahun 1981/82 adalah 1.598,1 ribu ton, yang berarti menunjukkan ke-naikan sebesar 258,8 ribu ton atau 19,3% dibandingkan dengan tahun 1980/81. Sebaliknya realisasi ekspor bijih nikel untuk tahun 1981/82 sejumlah 1.207,5 ribu ton, dibandingkan dengan tahun 1980/81 mengalami penurunan sebesar 31,2 ribu ton atau 2,5% yang disebabkan karena berkurangnya permintaan.

Produksi dan ekspor bijih nikel selama tahun 1978/79 - 1981/82 tampak seperti dalam Tabel IX-12 dan Grafik IX-11.

Pabrik pengolahan bijih nikel menjadi ferronikel berkadar + 20% di Pomalaa, direncanakan diperluas dengan telah selesainya studi kelayakan perluasan pabrik ferronikel Pomalaa. Hal ini

IX/19

Page 24: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

TABEL IX - 8PRODUKSI BATUBARA,1978/79 - 1981/82

(ribu ton)

TABEL IX – 9PRODUKSI BIJIH DAN LOGAM TIMAH,

1978/79 – 1981/82(ribu ton)

Page 25: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

IX/20

Page 26: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

GRAFIK IX – 7PRODUKSI BATUBARA,1978/79 – 1981/82

Page 27: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

IX/21

Page 28: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

GRAFIK IX – 8PRODUKSI BIJIH DAN LOGAM TIMAH, 1978/79 – 1981/82

IX/22

Page 29: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

IX/25

Page 30: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

TABEL IX – 10EKSPOR LOGAM TIMAH,1978/79 – 1981/82

TABEL IX – 11PENJUALAN LOGAM TIMAH DI DALAM NEGERI,

1978/79 – 1981/82(ton)

IX/23

SZ/XI

Page 31: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

GRAFIK IX – 9EKSPOR LOGAM TIMAH,1978/79 – 1981/82

Page 32: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

IX/24

Page 33: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

GRAFIK IX – 10PENJUALAN LOGAM TIMAH DI DALAM NEGERI,

1978/79 – 1981/82

Page 34: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

IX/25TABEL IX – 12

PRODUKSI DAN EKSPOR BIJIH NIKEL,1978/79 – 1981/82

(ribu ton)

TABEL IX – 13PRODUKSI DAN EKSPOR NIKEL DALAM FERONIKEL,

1978/79 – 1981/82(ton)

Page 35: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

IX/26GRAFIK IX – 11

PRODUKSI DAN EKSPOR BIJIH NIKEL,1978/79 – 1981/82

Page 36: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

IX/27

Page 37: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

ditempuh sehubungan adanya kebijaksanaan pemerintah Jepang un- tuk mengurangi impor bijih nikel.

Dalam tahun 1981/82 produksi dan ekspor nikel dalam bentuk ferronikel mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 1980/81. Produksi mencapai 4.765,5 ton yang berarti kenaikan sebesar 259,1 ton atau 5,7%, sedang ekspor berjumlah 5.094,8 ton yaitu kenaikan sebesar 661,1 ton atau 14,9%.

Tabel IX-13 memperlihatkan perkembangan produksi dan ekspor nikel dalam ferronikel dari tahun 1978/79 sampai dengan 1981/82.

Dalam pada itu PT. Internasional Nickel Indonesia (PT. INCO) juga melaksanakan penambangan nikel di daerah Soroako, Sulawesi Selatan yaitu dengan mengolah nikel menjadi nikel matte yang berkadar + 75% Ni untuk diekspor.

Resesi ekonomi dunia yang masih berlangsung hingga saat ini menimbulkan kesulitan dalam pemasaran nikel dunia. Oleh karena itu PT. INCO untuk tahun 1982 telah menurunkan sasaran produk-sinya menjadi 10.260 ribu ton atau + 50% dari produksi tahun sebelumnya.

Produksi nikel matte tercatat sebesar 19.201 ton pada tahun 1981/82, yaitu kenaikan sebesar 1.374 ton atau 7,7% dibanding- kan dengan produksi tahun 1980/81. Ekspor nikel matte adalah sebesar 16.907 ton pada tahun 1981/82, yang berarti mengalami penurunan sebesar 2.989 ton atau 15,0% dibandingkan dengan ekspor tahun 1980/81.

Perkembangan produksi dan ekspor nikel matte dalam periode 1978/79 - 1981/82 adalah seperti pada Tabel IX-14 dan Grafik IX-12.

f. B a u k s i t

Pada saat ini penambangan bauksit dilakukan oleh Unit Pe-nambangan Bauksit, PT. Aneka Tambang di lima daerah, yaitu Kijang, Angkut, Tembiling, Kelong dan Koyang.

Dalam tahun 1981/82 produksi dan ekspor bauksit mengalami penurunan dibandingkan tahun 1980/81. Produksi bauksit berjum- lah 1.015,1 ribu ton, yang berarti penurunan produksi sebesar 254,8 ribu ton atau 20,1%. Sedangkan ekspor bauksit yang ber-

Page 38: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

IX/28

Page 39: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

TABEL IX - 14PRODUKSI DAN EKSPOR NIKEL MATTE,

1978/79 - 1981/82

TABEL IX - 15PRODUKSI DAN EKSPOR BAUKSIT,

1978/79 - 1981/82(ribu ton)

*) Angka diperbaiki

Page 40: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

IX/29

IX/29

Page 41: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

GRAFIK IX – 12PRODUKSI DAN EKSPOR NIKEL MATTE,

1978/79 – 1981/82

IX/30

Page 42: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

GRAFIK IX – 13PRODUKSI DAN EKSPOR BAUKSIT,

1978/79 – 1981/82

IX/31

Page 43: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

jumlah 885,1 ribu ton mengalami penurunan 312,8 ribu ton atau 26,1%.

Cadangan bauksit yang terdapat di Pulau Bintan (+ 60 juta ton) dan di Kalimantan Barat (+ 810 juts ton) adalah bauksit berkadar rendah. Hal ini tidak memungkinkan ekspor baukait da-lam bentuk bijih, sehingga terlebih dahulu harus diolah men-jadi alumina.

Dalam rangka pemanfaatan cadangan bauksit tersebut direnca-nakan akan dibangun tambang di Wacopek, Bintan dengan kapasitas produksi sebesar 1.750.000 ton bijih per tahun dan pembangunan pabrik alumina di Pulau Bintan dengan kapasitas 600.000 ton per tahun berupa "Sandy metallurgical grade alumina".

Pelaksanaan pembangunan akan dilakukan oleh PT. Aneka Tam-bang dan diharapkan penambangan akan mulai berproduksi awal tahun 1985, sedangkan pabrik alumina pada awal tahun 1986.

Pada Tabel IX-15 dan Grafik IX-13 menunjukkan angka-angka produksi dan ekspor baukait selama 1978/79-1981/82.

g. Pasir Besi

Penambangan pasir besi dilaksanakan di daerah pantai Ci-lacap dan Pelabuhan Ratu oleh Unit Penambangan Pasir Besi PT. Aneka Tambang. Pemasaran hasil produksi masih diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pabrik-pabrik semen di dalam negeri, yang jumlah pemakaiannya relatif kecil. Demikian pula untuk ekspor, pemasarannya masih terbatas.

Dalam rangka rencana pemanfaatan cadangan pasir besi di daerah pantai Selatan Yogyakarta untuk pembuatan pellet yang akan dipergunakan sebagai bahan baku pabrik besi PT. Krakatau Steel, saat ini sedang dilakukan studi kelayakannya. Penelitian dilakukan oleh team terpadu antar Departemen Pertambangan dan Energi, Perindustrian dan BPP Teknologi.

Tabel IX-16 dan Grafik IX-14 menunjukkan perkembangan pro-duksi dan ekspor pasir besi dalam periode 1978/79-1981/82.

h. Emas dan Perak

Unit Penambangan Emas PT. Aneka Tambang melaksanakan penam-bangan emas di daerah Cikotok, Jawa Barat. Eksploitasi penam

IX/32

Page 44: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

bangan yang semakin dalam menghasilkan bijih dengan kandungan unsur logam timbal dan seng yang semakin tinggi, sedangkan kan-dungan emas dan perak semakin rendah.

Penyempurnaan proses pengolahan juga dapat menghasilkan konsentrat timbal dan seng untuk kemudian diekspor dalam bentuk konsentrat. Dalam tahun 1981/82 produksi dan penjualan di dalam negeri baik emas maupun perak mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.

Produksi dan penjualan emas yang tercatat masing-masing adalah 172,6 kilogram dan 170,7 kilogram, yang berarti penurun- an sebesar 52,1 kilogram atau 23,2% untuk produksi dan penurun- an sebesar 75,4 kilogram atau 30,6% untuk penjualan. Sedangkan produksi dan penjualan logam perak di dalam negeri, tercatat masing-masing 1.940 kilogram dan 1.942 kilogram, yaitu penurun-an produksi sebesar 343 kilogram atau 15,0% dan penjualan mengalami penurunan sebesar 437 kilogram atau 18,4%.

Tabel IX-17 dan Grafik IX-15 dan Tabel IX-18 dan Grafik IX-16 masing-masing menunjukkan produksi dan penjualan di dalam negeri logam emas dan perak untuk 1978/79-1981/82.

i. T e m b a g a

Penambangan bijih tembaga dilakukan di daerah Tembagapura, Irian Jaya oleh Freeport Indonesia Inc. Pengaruh resesi ekonomi dunia menimbulkan kelesuan pada pasaran tembaga dunia, sehingga belum memungkinkan perusahaan ini untuk meningkatkan produksi- nya secara maksimal.

Sehubungan dengan itu pengembangan cadangan bijih di Gunung Bijih Timur masih dalam kegiatan persiapan produksi sambil me-nunggu membaiknya harga pasaran tembaga dunia. Produksi dan ekspor konsentrat tembaga dalam tahun 1981/82 adalah 196,9 ribu ton dan 209,7 ribu ton. Hal ini berarti menunjukkan kenaikan untuk produksi sebesar 18,2 ribu ton atau 10,2% dan ekspor se-besar 76,9 ribu ton atau 57,9% dibandingkan produksi dan ekspor pada tahun 1980/81.

Tabel IX-19 dan Grafik IX-17 memperlihatkan hasil produksi dan ekspor konsentrat tembaga dari tahun 1978/79 sampai dengan 1981/82.

j. G r a n i t

Penambangan batu granit dilaksanakan di daerah pulau

I

X/33

Page 45: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

TABEL IX - 16PRODUKSI DAN EKSPOR PASIR BESI,

1978/79 - 1981/82

*) Angka diperbaiki

TABEL IX – 17PRODUKSI DAN PENJUALAN LOGAM EMAS DI DALAM NEGERI,

1978/79 – 1981/82(kilogram)

*) Angka diperbaiki

IX/34

Page 46: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

GRAFIK IX - 14PRODUKSI DAN EKSPOR PASIR BESI,

1978/79 - 1981/82

IX/35

Page 47: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

GRAFIK IX – 15PRODUKSI DAN PENJUALAN LOGAM EMAS DI DALAM NEGERI,

1978/79 - 1981/82

IX/36

Page 48: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

TABEL IX - 18PRODUKSI DAN PENJUALAN LOGAM PERAK DI DALAM NEGERI,

1978/79 - 1981/82(kilogram)

*) Angka diperbaiki

TABEL IX – 19PRODUKSI DAN VOLUME EKSPOR KONSENTRAT TEMBAGA,

1978/79 –1981/82*)(ribu ton kering)

*) Seri tahun diperbaiki

IX/37

Page 49: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

GRAFIK IX – 16PRODUKSI DAN PENJUALAN LOGAM PERAK DI DALAM NEGERI ,

1978/79 - 1981/82

IX/38

Page 50: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

GRAFIK IX – 17PRODUKSI DAN VOLUME EKSPOR KONSENTRAT TEMBAGA,

1978 – 1981

IX/39

Page 51: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

Karimun oleh PT. Karimun Granit.

Dalam tahun 1981/82 produkai, ekspor, dan penjualan dalam negeri batu granit masing-masing adalah 1.810,9 ribu ton, 941,9 ribu ton dan 605,5 ribu ton. Hasil yang dicapai dalam tahun 1981/82 tersebut menunjukkan suatu peningkatan yang cukup besar.

Bila dibandingkan dengan hasil produksi, ekspor, dan pen-jualan dalam negeri batu granit pada tahun 1980/81, tampak ke-naikannya sebesar 884,9 ribu ton atau 95,6% untuk produksi, 423,0 ribu ton atau 81,5% untuk ekspor dan kenaikan 111,6 ribu ton atau 22,6% untuk penjualan dalam negeri.

Produksi, penjualan dalam negeri dan ekspor batu granit tahun 1978/79 - 1981/82 adalah seperti terlihat dalam Tabel IX-20.

k. Bahan-bahan tambang lain

Penambangan bahan-bahan tambang lain yang meliputi mangan, aspal, yodium, belerang, fosfat, asbes, kaolin, pasir kwarsa, marmer, gamping, lempung, feldspar, kalsit, yarosit, bentonit dan gips diusahakan oleh Badan Usaha Milik Negara, perusahaan milik Pemerintah Daerah dan perusahaan swasta nasional.

Sebagian besar produksi bahan-bahan tambang ini ditujukan untuk memenuhi konsumsi dalam negeri. Namun ada beberapa jenis bahan tambang yang diekspor, akan tetapi karena pemasarannya sangat terbatas, maka jumlah dan nilai ekspornya masih sangat kecil dan selalu bervariasi dari tahun ke tahun.

Di samping adanya keterbatasan pemasaran masih dijumpai keterbatasan dalam teknik penambangan yang dipergunakan, yang mengakibatkan hasil produksi berfluktuasi dengan menyolok.

Produksi, penjualan dalam negeri dan ekspor bahan-bahan tambang lain untuk 1978/79-1981/82 berturut-turut dapat dilihat pada Tabel IX-21, Tabel IX-22 dan Tabel IX-23.

3. Kegiatan PenunjangSebagai langkah usaha untuk mempertahankan hasil-hasil yang

telah dicapai di sub sektor,pertambangan selama ini, serta da- lam rangka menilai kemungkinan peningkatan dan pengembangan potensi pertambangan, kegiatan-kegiatan yang meliputi peneliti- an, pengembangan, pendidikan dan latihan serta penyediaan fasi-litas operasional terus ditingkatkan.

IX/40

Page 52: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

TABEL IX - 20PRODUKSI, EKSPOR DAN PENJUALAN DALAM NEGERI BATU GRANIT,

1978 – 1981(ribu ton)

TABEL IX - 21PRODUKSI BAHAN TAMBANG USAHA SWASTA NASIONAL,

PERUSAHAAN DAERAH, DAN LAINNYA,1978 – 1981

1) Angka diperbaiki2) Belum ada data

Page 53: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

IX/41

Page 54: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

TABEL IX - 22PENJUALAN DALAM NEGERI BAHAN TAMBANG USAHA SWASTA NASIONAL,

PERUSAHAAN DAERAH, DAN LAINNYA,1978 – 1981

1) Angka diperbaiki2) Belum ada data

TABEL IX – 23EKSPOR BAHAN TAMBANG USAHA SWASTA NASIONAL,

PERUSAHAAN DAERAH, DAN LAINNYA,1978 – 1981

*) Belum ada data

IX/42

Page 55: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

Dalam usaha meningkatkan pengembangan pertambangan di dae-rah, telah mulai dilaksanakan kegiatan-kegiatan pengembangan pertambangan dan energi di Propinsi Daerah Istimewa Aceh, Suma-tera Barat, Kalimantan Barat dan Nusa Tenggara, Barat. Dalam pada itu kegiatan pengembangan teknologi penambangan dan pengo-lahan bahan tambang serta pembangunan laboratorium tambang te-tap dilanjutkan.

Demikian pula kegiatan bimbingan dan pembinaan pertambangan sebagai usaha untuk meningkatkan pertumbuhan usaha pertambangan daerah, swasta nasional maupun rakyat lebih digiatkan. Di sam-ping itu telah dilakaanakan pula evaluasi potensi cadangan batubara di Ombilin, Sumatera Barat.

Sehubungan dengan usaha pengembangan pertambangan dilanjut-kan pula kegiatan pemetaan geologi, penelitian dan pengembangan kegiatan geologi, inventarisasi dan eksplorasi sumber-sumber daya mineral seperti mineral logam, mineral industri dan batu- bara.

Dalam rangka menunjang program diversifikasi sumber energi, survai dan pengujian potensi sumber panas bumi semakin giat dilaksanakan.

Masalah kelestarian lingkungan aemakin menonjol pula dengan meningkatnya kegiatan pembangunan. Dalam hubungannya dengan sektor pertambangan, dilakukan kegiatan-kegiatan penelitian berkenaan dengan tata lingkungan daerah penambangan, dan geo-logi tata lingkungan dalam hubungannya dengan tata kota dan tata daerah serta konservasi air tanah. Selain itu dalam rangka penanggulangan bahaya bencana alam, dilakukan kegiatan penyeli-dikan, pengamatan dan pemetaan geologi gunung api serta pengem-bangan dan pembangunan laboratorium gunung api.

Program pendidikan dan latihan yang diselenggarakan baik pada pusat pendidikan teknologi mineral di Bandung maupun untuk bidang minyak dan gas bumi di Cepu diharapkan mampu menghasil-kan tenaga-tenaga pertambangan yang trampil dan ahli dalam tugas-tugas teknik maupun non teknik. Oleh karena itu di sam- ping peningkatan program pendidikannya juga dilaksanakan per- baikan dan peningkatan sarana dan fasilitas pendidikannya.

B. E N E R G I

Dalam Repelita III, sasaran pokok kebijaksanaan energi ada

IX/43

Page 56: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

lah mengurangi ketergantungan dari minyak bumi dan secara ber-angsur-angsur beralih dari perekonomian mono-energi ke pereko-nomian poli-energi.

Sebagaimana dimaklumi, minyak bumi merupakan sumber energi yang tidak bisa diperbaharui, dan selain sebagai sumber energi utama, juga merupakan sumber devisa negara.

Pemakaian minyak bumi sebagai sumber energi di dalam negeri cenderung meningkat, sehingga tentu saja ini akan mengurangi jumlah minyak bumi yang bisa diekspor. Berdasarkan hal ini, maka dalam Repelita III dilaksanakanlah usaha-usaha untuk me-ngembangkan pemanfaatan sumber-sumber energi selain minyak bumi, terutama untuk keperluan penyediaan energi di dalam ne-geri. Usaha yang dilakukan ini berdasar pada kenyataan bahwa selain minyak bumi, bumi Indonesia mempunyai bermacam-macam sumber energi, seperti batubara, gas bumi, air, panas bumi, biomass, biogas, dan sebagainya.

Gas bumi dan batubara sebagai sumber energi non minyak te- lah banyak dimanfaatkan, terutama untuk industri, seperti dalam industri semen, logam, pembakaran kapur, dan sebagainya. Selain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembang-kan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan salah satu konsumen minyak bumi yang besar. Pembangkit tenaga listrik yang saat ini sedang dibangun dan akan menggunakan gas bumi adalah pusat listrik tenaga uap Belawan di Medan, yang akan memanfaatkan gas bumi dari Sei Wampu; sedangkan pembangkit tenaga listrik yang akan menggunakan batubara adalah pusat lis-trik tenaga uap Suralaya di Serang (Jawa Barat), yang akan me-manfaatkan batubara dari Bukit Asam. Selain itu juga sedang dijajagi kemungkinan pemanfaatan batubara dari Kalimantan Timur untuk suatu pusat listrik tenaga uap di Paiton (Jawa Timur). Selanjutnya pemanfaatan gas bumi untuk keperluan rumah tangga juga terus dikembangkan.

Tenaga air merupakan salah satu sumber energi yang relatip murah, dan potensi tenaga air yang dahulu belum banyak diman-faatkan, kini semakin dikembangkan terutama untuk pembangkit tenaga listrik. Potensi tenaga air di Indonesia diperkirakan sebesar 31.000 MW dan beberapa pembangkit listrik yang telah beroperasi dengan menggunakan tenaga air antara lain pusat listrik tenaga air (PLTA) Jatiluhur di Jawa Barat, PLTA Karang-kates dan Wlingi di Jawa Timur, PLTA Riam Kanan di Kalimantan Selatan; sedangkan beberapa pusat listrik tenaga air yang kini sedang dibangun, antara lain PLTA Wonogiri di Jawa Tengah, PLTA Saguling di Jawa Barat, PLTA Lodoyo di Jawa Timur,PLTA Maninjau

IX/44

Page 57: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

di Sumatera Barat. Selanjutnya sedang dilakukan penelitian-pe-nelitian di beberapa lokasi lain, guna melihat kemungkinan pe-manfaatan tenaga air untuk pembangkit tenaga listrik baik yang berkapasitas besar maupun kecil.

Selain gas bumi, batubara, dan air, kini juga dikembangkan pemanfaatan potensi panas bumi untuk pembangkit listrik sebagai pengganti minyak bumi. Pusat pembangkit listrik dengan menggu-nakan tenaga panas bumi yang telah beroperasi adalah pusat lis- trik tenaga panas bumi Dieng di Jawa Tengah, dan pada saat ini juga sedang diselesaikan pusat listrik tenaga panas bumi di Kamojang (Jawa Barat). Selain di daerah tersebut, di lokasi lain sedang dilakukan penelitian kemungkinan pemanfaatan po- tensi panas bumi, seperti di daerah Kerinci (Jambi), Lahendong (Sulawesi Utara).

Selanjutnya saat ini juga sedang dilaksanakan pengembangan sumber energi non minyak yang lain, yaitu biogas dan biomass. Sumber energi biogas pada umumnya menggunakan kotoran hewan sebagai bahan bakunya, sehingga terutama dikembangkan di dae- rah-daerah yang ada usaha peternakan.

Kayu bakar, merupakan salah satu sumber energi biomass yang telah lama dipergunakan, baik untuk keperluan rumah tangga, maupun untuk industri, terutama di daerah pedesaan. Namun de-ngan penggunaan kayu bakar ini, dikhawatirkan akan terjadi ke-rusakan hutan karena adanya penebangan liar. Untuk ini, kini sedang dilanjutkan penelitian kemungkinan membangun kebun energi, untuk menyediakan kayu bakar, sehingga kerusakan hutan dapat dihindari.

Sejalan dengan usaha untuk mengembangkan penganeka-ragaman pemakaian energi, dilaksanakan juga kegiatan-kegiatan yang mengarah pada usaha penghematan energi.Kegiatan yang dilakukan dalam rangka usaha penghematan energi saat ini, berupa pene- rangan kepada masyarakat tentang pentingnya melakukan peng- hematan energi dalam arti menggunakan energi secara efisien. Di samping itu juga dengan memberikan penyuluhan tentang cara-cara melakukan penghematan energi. Penerangan dan penyuluhan terse- but diberikan melalui media massa, yaitu RRI, TVRI, dan surat kabar.

Selain kegiatan penerangan dan penyuluhan, dilanjutkan pula kerjasama dengan perguruan tinggi ataupun lembaga-lembaga ilmi- ah lainnya dalam rangka mengembangkan teknologi konservasi energi.

IX/45

Page 58: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

Tenaga Listrik

Pola dasar pembangunan kelistrikan dalam Repelita III dida-sarkan pada sasaran menunjang pembangunan sektor-sektor lain, terutama sektor industri, serta memenuhi kebutuhan masyarakat akan tenaga listrik.

Berdasarkan hal tersebut, maka dilaksanakan upaya untuk meningkatkan penyediaan tenaga listrik, baik secara kwalitatif maupun kwantitatif. Peningkatan dilaksanakan dengan merehabi-litasi sarana penyediaan tenaga listrik yang telah ada, ataupun dengan menambah sarana penyediaan tenaga listrik baru.

Selanjutnya kebijaksanaan pembangunan kelistrikan selalu dikaitkan dengan kebijaksanaan energi nasional, yang pada da-sarnya bertujuan untuk mengamankan fungsi minyak bumi sebagai sumber devisa negara. Adapun kebijaksanaan pembangunan tersebut berpegang pada pedoman: a) memperluas pemanfaatan potensi tena- ga air; b) memperluas penggunaan batubara dan gas alam; c) mem-perluas pemanfaatan tenaga panas bumi; d) memanfaatkan tenaga nuklir; e) memanfaatkan tenaga non konvensional.

Selain daripada itu, perencanaan dan pembangunan kelistrikan diarahkan pada pendekatan secara regional, agar tercapai suatu sistem interkoneksi regional, dari pembangkitan, jaringan tranamisi maupun jaringan distribusi.

Kegiatan pembangunan kelistrikan juga tidak meningkalkan azas pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air. Untuk ini, dilaksanakan program listrik masuk desa, yang dilakukan dengan membangun pusat listrik tenaga diesel (PLTD) yang berkapasitas kecil atau pusat listrik tenaga mikro hidro dengan memanfaatkan potensi tenaga air yang ada, ataupun dengan mengambil daya dari jaringan listrik yang melewati desa yang bersangkutan. Program listrik masuk desa ini sangat erat hu-bungannya dengan usaha peningkatan sektor industri di daerah pedesaan, sektor komunikasi, sektor pendidikan, serta sektor-sektor lainnya.

Dalam pada itu, pelaksanaan pembangunan kelistrikan terus ditingkatkan. Dalam tahun pertama Repelita III, telah dapat diselesaikan pembangunan beberapa pusat pembangkit tenaga lis- trik dengan kapasitas seluruhnya 435,494 MW, yaitu PLTG Pa- lembang (15 MW); PLTU Muara Karang Unit I, II dan 111 (3 x 100 MW); PLTU Semarang Unit I dan 11 (2 x 50 MW); PLTD yang ter-

IX/46

Page 59: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

sebar dengan jumlah kapasitas 20,284 MW; serta PLTM Wonodadi dengan kapasitas 210 KW.

Selain penyelesaian beberapa pusat pembangkit tenaga lis-trik, dalam tahun pertama Repelita III juga dapat diselesaikan perluasan jaringan listrik, baik jaringan transmisi maupun dis-tribusi. Jaringan transmisi yang dapat diselesaikan sepanjang 303,276 Kms, yaitu di Jawa Tengah (Solo-Madiun) 204,076 Kms, serta di daerah Jawa Barat dan Jakarta Raya sepanjang 99,200 Kms. Gardu induk yang dapat diselesaikan dengan jumlah kapasi- tas 517 MVA, adalah berupa pembangunan baru 3 buah yaitu di Sumatera Utara 1 buah/16 MVA, daerah Jawa Barat dan Jakarta Raya 2 buah/471 MVA, serta perluasan gardu induk yang telah ada di JawA Tengah 1 buah/30 MVA.

Jaringan distribusi yang diselesaikan dalam tahun pertama Repelita III, terdiri atas jaringan tegangan menengah sepanjang 1.957,256 Kms dan jaringan tegangan rendah sepanjang 1.396,146 Kms, serta gardu distribusi sebanyak 1.640 buah dengan kapasi- tas 190.131,5 KVA, dan perubahan tegangan rendah untuk 18.254 konsumen. Sedangkan untuk listrik pedesaan, telah dapat dise-diakan listrik untuk 297 desa yang mencakup 102.013 konsumen.

Dalam tahun kedua Repelita III, kegiatan pembangunan kelis-trikan ditekankan pada perluasan jaringan tranamisi dan distri-busi, guna menyalurkan penyediaan tenaga listrik yang ada.

Adapun hasil pelaksanaan pembangunan kelistrikan dalam ta-hun kedua Repelita III adalah pembangunan pembangkit tenaga listrik sebesar 10,485 MW yang terdiri atas beberapa PLTD yang tersebar serta sejumlah PLTM. Sedang tambahan jaringan trans-misi yang dapat diselesaikan sepanjang 1.112,513 Kms, yaitu di Sulawesi Utara (Sawangan-Bitung) 28,853 Kms, serta di daerah Jawa Barat dan Jakarta Raya 1.083,660 Kms. Gardu induk yang dapat diselesaikan sebanyak 7 buah, yang merupakan pembangunan baru seluruhnya dan dengan jumlah kapasitas 428 MVA, yaitu di Sumatera Selatan 1 buah/15 MVA, Kalimantan Selatan 3 buah/23 MVA, serta daerah Jawa Barat dan Jakarta Raya 3 buah/390 MVA.

Perluasan jaringan distribusi yang dapat diselesaikan dalam tahun kedua Repelita III adalah jaringan tegangan menengah se-panjang 3.096,511 Kms, jaringan tegangan rendah sepanjang 2.315,914 Kms, gardu distribusi sebanyak 2.339 buah dengan jum-lah kapasitas 269.260,5 KVA, serta pelaksanaan perubahan te-gangan rendah bagi 53.501 konsumen. Pelaksanaan program listrik pedesaan telah dapat memenuhi kebutuhan listrik 776 desa dengan 224.909 konsumen.

IX/47

Page 60: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

Dengan kegiatan pembangunan kelistrikan dalam tahun 1981/82 atau tahun ketiga Repelita III, telah dapat diselesaikan bebe-rapa pusat pembangkit tenaga listrik dengan kapasitas seluruh-nya sebesar 486,785 MW yang terdiri atas PLTA Wlingi Unit 11 (1 x 27 MW), PLTA Juanda (Jatiluhur) Unit VI (1 x 25 MW), PLTA Pangeran Noor (Riam Kanan) Unit 111 (1 x 10.000 KW), PLTA Tonsealama Unit 111 (1 x 5.000 KW), PLTU Gresik Unit I dan II (2 x 100 MW), PLTU Muara Karang Unit IV (1 x 200 MW), serta sejumlah PLTD yang tersebar dengan jumlah kapasitas 19,785 MW.

Selanjutnya dalam tahun ketiga Repelita III juga dapat di-selesaikan penambahan jaringan transmisi sepanjang 804,100 Kms, dan gardu induk sebanyak 13 buah dengan kapasitas 1.057 MVA. sedangkan perluasan jaringan distribusi terdiri atas jaringan tegangan menengah sepanjang 2.716,553 Kms dan jaringan tegangan rendah sepanjang 1.766,876 Kms, gardu distribusi sebanyak 2.380 buah dengan kapasitas 237.453 KVA dan pelaksanaan perubahan tegangan rendah 76.264 konsumen. Untuk listrik pedesaan, dapat disediakan listrik 852 desa dengan 122.075 konsumen.

Hasil-hasil pembangunan kelistrikan tahun pertama, kedua dan ketiga Repelita III sebagaimana diuraikan di atas, dapat dilihat pada Tabel IX-24 dan Grafik IX-18.

Di samping kegiatan-kegiatan pembangunan yang dapat disele-saikan tersebut di atas, dalam tahun ketiga Repelita III juga dilanjutkan pelaksanaan pembangunan pusat-pusat pembangkit te-naga listrik lainnya, antara lain PLTA Maninjau (4 x 17 MW), PLTA Saguling (4 x 175 MW), PLTA Garung (2 x 13.200 KW), PLTA Wonogiri (2 x 6.200 KW), PLTU Semarang Unit 111 (1 x 200 MW), PLTU Muara Karang Unit V (1 x 200 MW), PLTU Suralaya Unit I dan 11 (2 x 400 MW), PLTP Kamojang (1 x 30 MW), serta beberapa PLTD dan PLTM yang tersebar.

Selanjutnya perkembangan kegiatan pembangunan kelistrikan dalam tahun ketiga Repelita III secara regional, adalah seba-gaimana diuraikan berikut ini.

Pembangunan kelistrikan di Daerah Istimewa Aceh pada tahun 1981/82, telah dapat menyelesaikan perluasan jaringan diatribu-si termasuk untuk listrik pedesaan, terdiri atas jaringan te-gangan menengah sepanjang 88,421 Kms, jaringan tegangan rendah sepanjang 87,466 Kms, serta gardu distribusi sebanyak 21 buah/-2.230 KVA. Selain itu juga dapat dilistriki 34 desa yang menca-kup 1.456 konsumen. Sementara itu sedang dilaksanakan pemba-ngunan sejumlah PLTD yang tersebar baik untuk daerah perkotaan

IX/48

Page 61: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

maupun pedesaan dengan jumlah kapasitas 17.138 KW dan PLTM Angkup (378 KW). Selanjutnya, untuk tambahan penyediaan tenaga listrik diwaktu mendatang, penelitian untuk membangun PLTA Peusangan (50 MW), PLTA Takengon dan PLTU Banda Aceh (2 x 25 MW) terus ditingkatkan.

Mengenai pembangunan kelistrikan di daerah Sumatera Utara dalam tahun 1981/82, telah dapat diselesaikan perluasan jaring-an distribusi baik untuk daerah kota-kota maupun pedesaan de- ngan jaringan tegangan menengah dan jaringan tegangan rendah, masing-masing sepanjang 342,048 Kms dan 204,710 Kms, berikut 274 buah gardu distribusi dengan kapasitas 19.344 KVA, serta pelaksanaan perubahan tegangan rendah bagi 2.403 konsumen. Pro-gram listrik masuk desa telah dapat mencakup 119 desa dengan 15.778 konsumen. Sementara itu, sedang giat dilanjutkan pemba-ngunan PLTU Belawan Unit I dan 11 (2 x 65 MW), serta PLTD-PLTD yang tersebar dengan jumlah kapasitas 9.460 KW di kota-kota Tarutung, Penyabungan, Sidikalang, Tanjung Tiram, Padang Sidem-puan, Kota Nopan, Sibolga, Siborong-borong, Pangkalan Susu, dan beberapa daerah pedesaan. Disamping itu dilanjutkan pula pelak-sanaan pembangunan jaringan transmisi 150 KV yang menghubungkan PLTU Belawan - Paya Pasir - Medan Timur - Titi Kuning. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik dimasa mendatang, sedang dilaksanakan pula studi perluasan PLTU Belawan dan PLTA Asahan.

Di daerah Sumatera Barat dan Riau, pelaksanaan pembangunan kelistrikan dalam tahun ketiga Repelita III telah dapat menye-lesaikan pembangunan PLTD Bagan Siapi-api (2 x 530 KW), penam-bahan jaringan distribusi yang mencakup jaringan di daerah pe- desaan, yang terdiri atas jaringan tegangan menengah 85,479 Kms dan jaringan tegangan rendah 60,900 Kms berikut gardu distribu-si 37 buah/2.296 KVA, perubahan tegangan rendah untuk 15.590 konsumen, serta pelaksanaan listrik masuk desa yang meliputi 77 desa dengan 2.325 konsumen. Dalam pada itu sedang dilanjutkan pelaksanaan pembangunan beberapa pusat pembangkit tenaga lis-trik, yaitu PLTA Maninjau (4 x 17 MW), PLTA Batang Agam Unit IV (1 x 3.500 KW), sejumlah PLTD yang tersebar dengan kapasitas seluruhnya 13.000 KW antara lain di kota Padang dan Dumai, ser-ta beberapa PLTD untuk daerah pedesaan dengan jumlah kapasitas 1.000 KW. Selanjutnya, dalam rangka pengembangan sumber tenaga non minyak, dilanjutkan pula pelaksanaan studi kelayakan PLTA Singkarak (60 MW) dan PLTA Rokan.

Dalam rangka pembangunan kelistrikan di daerah Sumatera Se-latan, Jambi, Lampung dan Bengkulu, pada tahun 1981/82 telah diselesaikan pembangunan PLTD Lahat (1 x -530 KW), PLTD Baturaja

Page 62: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

IX/49

Page 63: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

(2 x 530 KW), PLTD Tanjung raja ( 2 x 530 KW), PLTD Kota Bumi (1 x 530 KW) dan PLTD Metro (1 x 530 KW). Selain itu juga telah dapat diselesaikan perluasan jaringan distribusi termasuk untuk daerah pedesaan berupa jaringan tegangan menengah 124,320 Kms, jaringan tegangan rendah 85,710 Kms, serta 60 buah gardu lis-trik distribusi dengan kapasitas 7.080 KVA. Selanjutnya dalam rangka liatrik masuk desa, dapat disediakan listrik untuk 69 desa yang mencakup 3.682 konsumen.

Pelaksanaan pembangunan kelistrikan di Kalimantan Barat da-lam tahun 1981/82, telah menyelesaikan pembangunan pusat lis-trik tenaga diesel di Ketapang (2 x 192 KW) dan Dangau (1 x 192 KW), serta penambahan jaringan distribusi termasuk jaringan untuk daerah pedesaan, yaitu jaringan tegangan menengah 34,370 Kms, jaringan tegangan rendah 25,370 Kms dan gardu distribusi 57 buah/4.830 KVA, sedang untuk pelaksanaan perubahan tegangan rendah telah dicakup 610 konsumen. Selanjutnya, di bidang lis-trik pedesaan telah dapat disediakan listrik untuk 14 desa de-ngan 1.447 konsumen. Sementara itu sedang dilaksanakan pula pembangunan PLTD Singkawang (2 x 1.000 KW), serta 11 buah PLTD dengan jumlah kapasitas 1.100 KW untuk menyediakan listrik bagi beberapa daerah pedesaan.

Kegiatan pembangunan kelistrikan dalam tahun 1981/82 di daerah Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur, telah menyelesaikan pembangunan PLTA Pangeran Noor (Riam Kanan) unit 111 (1 x 10.000 KW) serta gardu induk 1 buah dengan kapasitas 18 MVA. Disamping itu telah diselesaikan pula per-luasan jaringan distribusi untuk daerah perkotaan dan pedesaan, berupa jaringan tegangan menengah 154,926 Kma; jaringan tega-ngan rendah 96,892 Kma, berikut 249 buah gardu diatribusi de-ngan kapasitas 11.650 KVA, dan untuk program listrik masuk de-sa, dapat dilistriki 46 desa dengan 2.180 konsumen. Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga listrik yang semakin meningkat, dilanjutkan pula pembangunan PLTD-PLTD di Tarakan, Banjarmaain dan Sampit dengan jumlah kapasitas 14.000 KW, serta 11 buah PLTD.yang lain untuk listrik pedesaan dengan jumlah ka-pasitas 1.540 KW. Selanjutnya dilaksanakan pula pembangunan ja-ringan tranamisi sirkit kedua antara Riam Kanan-Banjarmasin se-panjang 52 Kms dan transmisi Banjarmasin gardu induk Trisakti, serta perluasan gardu induk Cempaka dan gardu induk Banjarmasin masing-masing dengan kapasitas 6 MVA.

Dalam tahun 1981/82, pelaksanaan pembangunan kelistrikan di Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah telah dapat menyelesaikan pembangunan PLTA Tonsealama unit 111 (5.000 KW) aerta PLTD-PLTD

IX/50

Page 64: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

Tombatu (1 x 5.000 KW), Bitung (1 x 5.000 KW) dan Palu (2 x 1.100 KW). Selain itu dapat diselesaikan pula tambahan jaringan distribusi yang meliputi juga jaringan untuk pedesaan, terdiri atas jaringan tegangan menengah dan jaringan tegangan rendah masing-masing sepanjang 214,482 Kms dan 161,654 Kms serta gardu distribusi sebanyak 147 buah/6.724 KVA. Untuk pelaksanaan lis-trik masuk desa dapat dilistriki 79 desa yang mencakup 7.844 konsumen. Dalam pada itu, untuk menambah penyediaan daya terpa-sang, dilaksanakan juga pembangunan 21 buah PLTD dengan kapasi-tas 2.100 KW untuk daerah pedesaan, pekerjaan persiapan untuk pembangunan PLTA Tanggari (2 x 8.500 KW), serta pembangunan ja-ringan transmisi Telling-Tomohon sepanjang 16,5 Kms berikut gardu induk di Bitung, Sawangan, Ranomut dan Tonsealama.

Pembangunan kelistrikan dalam tahun ketiga Repelita III di daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara telah menyelesai- kan pembangunan PLTD di Bulukumba (1 x 530 KW) perluasan ja-ringan distribusi yang mencakup jaringan untuk listrik pedesaan yang terdiri atas jaringan tegangan menengah sepanjang 109,580 Kms, jaringan tegangan rendah 210,720 Kms beserta gardu distri-busi 127 buah/8.380 KVA. Pelaksanaan program listrik masuk desa juga ditingkatkan, dan telah dapat diliatriki lagi 19 desa yang meliputi 2.979 konsumen. Selanjutnya sedang dilaksanakan pem-bangunan beberapa PLTD yang tersebar di Sinjai dan Bulukumba dengan kapasitas 1.000 KW dan 33 buah PLTD dengan kapasitas 3.600 KW yang tersebar dibeberapa daerah pedesaan, serta pem-bangunan prasarana di Bakaru dalam rangka pembangunan pusat listrik tenaga air yang kini dalam tahap disain teknis.

Di daerah Maluku kegiatan pembangunan kelistrikan dalam tahun ketiga Repelita III telah menyelesaikan pembangunan PLTD Sanana (2 x 117 KW), jaringan distribusi termasuk untuk listrik pedesaan, terdiri atas jaringan tegangan menengah 5,400 Kms, jaringan tegangan rendah 1,500 Kms, serta gardu distribusi sebanyak 8 buah dengan kapasitas 1.945 KVA. Sementara itu untuk meningkatkan penyediaan tenaga listrik, sedang dilaksanakan pembangunan PLTD-PLTD yang tersebar dengan kapasitas seluruhnya sebesar 16,388 MW, antara lain di Ambon, Ternate dan Tidore.

Pelaksanaan pembangunan kelistrikan di Irian Jaya pada tahun 1981/82, telah menyelesaikan pembangunan pusat listrik tenaga diesel Nabire (1 x 75 KW). Selanjutnya dalam rangka pro-gram listrik masuk desa, telah dilistriki 2 desa yang mencakup 259 konsumen. Sementara itu pelaksanaan pembangunan pusat lis-trik tenaga air Sentani (4 x 13.500 KW) masih dalam tahap di- sain teknis.

IX/51

Page 65: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

Dalam tahun 1981/82, pembangunan kelistrikan untuk daerah Bali,Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Timor Timur, telah menyelesaikan pembangunan PLTD Mataram (1 x 5.000 KW) dan PLTD Dilli (1 x 1.050 KW), tambahan jaringan distribusi yang mencakup juga jaringan untuk daerah pedesaan yang terdiri atas jaringan tegangan menengah 48,500 Kms, jaringan tegangan rendah 61,400 Kms, berikut 43 buah gardu distribusi dengan jumlah ka-pasitas 12.688 KVA. Untuk listrik pedesaan dapat dilistriki sebanyak 11 desa dengan 4.318 konsumen. Dalam pada itu masih dalam pembangunan sejumlah PLTD yang tersebar antara lain di Ampenan, Kupang, Denpasar, dengan jumlah kapasitas 20,500 MW. Selanjutnya untuk menunjang program listrik masuk desa, sedang dilaksanakan pembangunan 25 buah PLTD dengan kapasitas seluruh- nya 2.500 KW dan khusus untuk daerah Timor Timur dibangun 13 buah PLTD dengan jumlah kapasitas 1.640 KW.

Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik, terutama dengan semakin berkembangnya sektor industri di daerah Jawa Timur, maka pelaksanaan pembangunan kelistrikan dalam tahun ketiga Repelita III telah dapat menyelesaikan pembangunan PLTA Wlingi unit 11 (1 x 27 MW), PLTU Gresik unit I dan 11 (2 x 100 MW) jaringan transmisi sepanjang 644,700 Kms berikut 7 buah gardu induk dengan kapasitas 409 MVA. Disamping itu, telah dapat di-selesaikan pula pembangunan jaringan diatribusi di daerah per-kotaan dan desa-desa, terdiri atas jaringan tegangan menengah sepanjang 527,344 Kms, jaringan tegangan rendah 278,,911 Kms, beserta gardu distribusinya sebanyak 603 buah/62.527 KVA. Se-lanjutnya untuk pelaksanaan program listrik masuk desa, dapat dilistriki 214 desa dengan 30.065 konsumen. Sementara itu, de- ngan memanfaatkan potensi tenaga air yang ada, sedang dilaksanakan pembangunan pusat listrik tenaga air di Lodoyo dengan kapasitas (1 x 4.500 KW). Selain itu juga sedang dibangun ja-ringan transmisi sepanjang 822 Kms berikut 9 buah gardu induk dengan kapasitas 357 MVA, guna menyalurkan tenaga listrik dan akhirnya nanti untuk interkoneksi dengan aistim kelistrikan Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Kegiatan pembangunan kelistrikan di daerah Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta dalam tahun 1981/82, telah dapat menyelesaikan pembangunan jaringan distribusi untuk daerah perkotaan dan desa-desa berupa jaringan tegangan menengah sepanjang 225,008 Kms dan jaringan tegangan rendah sepanjang 244,865 Kms, berikut 350 buah gardu distribusi dengan jumlah kapasitas 11.479 KVA. Pelaksanaan perubahan tegangan rendah yang dapat diselesaikan sebanyak 21.244 konsumen, sedang untuk listrik pedesaan dapat dilistriki 108 desa dengan 16.922 konsumen. Selanjutnya, guna

IX/52

Page 66: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

memenuhi permintaan akan tenaga listrik yang semakin mendesak, sedang giat dilaksanakan pembangunan PLTU Semarang unit III (1 x 100 MW), PLTA Garung (2 x 13.200 KW) dan PLTA Wonogiri (2 x 6.200 KW). Selain itu, persiapan pembangunan PLTA Mrica (3 x 60 MW) masih dalam tahap disain terperinci, sedang ke- giatan studi kemungkinan pembangunan PLTA Maung (2 x 95 MW) masih dilanjutkan. Dalam pada itu, guna menyalurkan tenaga listrik dan untuk persiapan interkoneksi sistim kelistrikan seluruh Jawa di daerah Jawa Tengah sedang dibangun jaringan transmisi 150 KV sepanjang 386,076 Kms.

Daerah Jawa Barat dan DKI Jakarta Raya, merupakan daerah yang padat industrinya, sehingga kebutuhan tenaga listriknya juga besar. Untuk itu kegiatan pembangunan kelistrikan terus ditingkatkan. Dalam tahun ketiga Repelita III, telah diselesai-kan pembangunan PLTU Muara Karang unit IV (1 x 200 MW) dan PLTA Juanda (Jatiluhur) unit VI (1 x 25 MW). Pembangunan jaringan transmisi yang diselesaikan adalah sepanjang 159,400 Kms beri- kut 5 buah gardu induk dengan kapasitas seluruhnya 630 MVA ser- ta pembangunan Area Control Centre (ACC) Cawang yang diperlukan untuk mengatur beban didaerah Jawa Barat. Sedangkan jaringan distribusi yang selesai dibangun meliputi daerah perkotaan dan pedesaan terdiri atas jaringan tegangan menengah 756,675 Kms, jaringan tegangan rendah 245,778 Kms, serta gardu distribusi 404 buah/96.150 KVA. Mengenai listrik pedesaan, telah dapat disediakan listrik untuk 60 desa dengan 32.332 konsumen, sedang perubahan tegangan rendah bagi 36.417 konsumen telah dapat di-selesaikan. Selanjutnya guna menambah penyediaan tenaga lis- trik, sedang dibangun beberapa pusat pembangkit tenaga listrik. Dengan adanya siatim interkoneksi, pada akhirnya nanti pusat- pusat pembangkit listrik di Jawa Barat dan DKI Jakarta Raya ini juga akan menyediakan tenaga listrik untuk lain daerah di selu- ruh Jawa. Salah satu pusat pembangkit tenaga listrik yang se- dang dibangun adalah PLTP Kamojang (1 x 30 MW) yang memanfaat- kan potensi panas bumi dan kini dalam tahap penyelesaian. Se-lanjutnya PLTU Muara Karang Unit V (1 x 200 MW), PLTU Suralaya unit I dan 11 (2 x 400 MW) yang nantinya akan menggunakan batu bara dari Bukit Asam, PLTA Saguling (4 x 175 MW) masih dalam tahap melaksanakan pekerjaan prasarana. Selain itu juga sedang dilaksanakan studi untuk kemungkinan membangun PLTA Cirata (500 MW). Dalam pada itu juga dilanjutkan pelaksanaan pembangunan jaringan transmisi ekatra tinggi dengan tegangan 500 KV, ja-ringan transmisi 150 KV sepanjang 1.515 Kms berikut 25 buah gardu induk dengan kapasitas 1.240 MVA, jaringan. distribusi untuk daerah perkotaan maupun desa-desa, dan khusus untuk dae-rah pedesaan pembangunan 4 buah PLTD dengan jumlah kapasitas 520 KW.

Page 67: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

IX/53

Page 68: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

TABEL IX - 24HASIL PELAKSANAAN PROYEK-PROYEK TENAGA LISTRIK,

1978/79 - 1981/82

1) Kms = Kilometer Sirkit2) MVA = Mega Volt Ampere3).KVA = Kilo Volt Ampere4) Angka diperbaiki5) Angka sementara

Page 69: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

IX/54

Page 70: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

GRAFIK IX – 18HASIL PELAKSANAAN PROYEK-PROYEK TENAGA LISTRIK,

1978/79 - 1981/82

IX/55

Page 71: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

(Lanjutan 1, Grafik IX - 18.)

IX/56

Page 72: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

1X/58

(Lanjutan 2, Grafik IX – 18)

IX/57

Page 73: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

Dengan meningkatnya pembangunan kelistrikan, maka bidang pengusahaan tenaga listrik juga mengalami kenaikan. Dalam tahun 1979/80, produksi tenaga listrik adalah 7.004.288 MWH, tenaga listrik yang terjual sebesar 5.343.000 MWH, dan daya tersambung sebesar 3.063.000 KVA. Untuk tahun 1980/81, produksi meningkat menjadi 8.421.449 MWH, penjualan tenaga listrik menjadi 6.473.026 MWH, dan daya tersambung mengalami kenaikan menjadi 3.744.236 KVA.

Dalam tahun 1981/82, pengusahaan tenaga listrik juga menga-lami peningkatan. Produksi tenaga listrik meningkat menjadi 10.125.263 MWH atau peningkatan sebesar 20,2% di bandingkan de-ngan tahun 1980/81, penjualan tenaga listrik mengalami kenaikan menjadi 7.862.151 MWH atau naik 21,5% dari tahun 1980/81, se-dangkan daya tersambung meningkat menjadi 4.484.614 KVA yaitu meningkat sebesar 19,8% dibandingkan dengan tahun 1980/81.

Peningkatan hasil pengusahaan tenaga listrik tersebut dapat dilihat pada Tabel IX-25 dan Grafik IX-19, serta Tabel IX-26 dan Grafik IX-20.

Selanjutnya dengan meningkatnya kegiatan pembangunan kelis-trikan maka disamping pembangunan fasilitas fisik yang jumlah-nya semakin besar, teknologi yang dipergunakanpun makin tinggi. Oleh karena itu, tenaga manusia yang diperlukan harus dapat di-sediakan dalam jumlah yang cukup, dengan kualifikasi yang se-suai, dan pada saat yang tepat. Untuk mempersiapkan tenaga ker-ja ini, maka dilakukanlah usaha peningkatan kemampuan teknis maupun administratif, yang dilaksanakan dengan berbagai macam pendidikan dan latihan oleh Pusat Pendidikan dan Latihan PLN melalui unit Pendidikan dan Latihan, ataupun lembaga-lembaga pendidikan di luar PLN.

Dalam tahun 1979/80. telah dilaksanakan pendidikan dan la-tihan untuk 1.168 orang, dalam tahun 1980/81 sebanyak 1.621 orang, dan tahun 1981/82 untuk 2.950 orang.

Gas Kota

Program pengembangan tenaga gas dalam Repelita III dititik beratkan pada usaha penyaluran gas bumi baik untuk keperluan industri maupun rumah tangga. Hal ini merupakan salah satu usa-ha dalam rangka mengadakan diversifikasi energi dan konservasi bahan bakar minyak di dalam negeri.

Usaha mengembangkan tenaga gas dilaksanakan dengan mengada-

IX/58

Page 74: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

TABEL IX - 25PENGUSAHAAN TENAGA LISTRIK,

1978/79 - 1981/82

1) Keadaan pada akhir tahun fiskal2) Angka diperbaiki3) Angka sementara

IX/59

Page 75: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

GRAFIK IX – 19PENGUSAHAAN TENAGA LISTRIK,

1978/79 - 1981/82

IX/60

Page 76: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

TABEL IX - 26PEODUKSI DAN DAYA TERPASANG TENAGA LISTRIK MENURUT WILAYAH,

1978/79 - 1981/82

1) Kit.J.J = Pembangkitan Jabar – JayaDis.Jabar = Distribusi Jawa BaratDis.Jaya = Distribusi Jakarta Raya

2) Daya terpasang pada akhir tahun fiskal3) Angka diperbaiki4) Angka sementar

IX/61

Page 77: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

GRAFIK IX - 20PRODUKSI DAN DAYA TERPASANG TENAGA LISTRIK,

1978/79 - 1981/82

IX/62

Page 78: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

TABEL IX – 27KAPASITAS TERPASANG DAN JARINGAN GAS KOTA,

1978/79 – 1981/821)

IX/63

Page 79: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

GRAFIK IX - 21KAPASITAS TGRPASANG DAN JARINGAN GAS KOTA

1978 – 1981

IX/64

Page 80: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

(Lanjutan Grafik IX - 21 )

Page 81: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

IX/65

Page 82: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

(Lanjutan Grafik IX - 21 )

IX/66

Page 83: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

TABEL IX – 28PENGUSAHAAN GAS KOTA,

1978 – 1981

1) anGKA DIPERBAIKI2) Angka sementara3) Produksi gas minyak thermis dan

minyak katalitis

IX/67

Page 84: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewSelain untuk keperluan industri, gas bumi dan batubara akan dikembangkan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik yang merupakan

kan rehabilitasi sarana penyediaan gas kota yang telah ada, maupun membangun jaringan baru terutama untuk menyalurkan gas bumi.

Kegiatan pengembangan tenaga gas pada tahun ketiga Repelita III, telah dapat menyelesaikan pembangunan jaringan tranamisi 32,36 Km dan jaringan dietribuai sepanjang 30,26 Km.

Selanjutnya pada tahun 1981/82, juga telah berhaeil disa-lurkan gas bumi untuk kota Bogor dan sekitarnya sehingga penye-diaan gas kota meningkat menjadi 2.831,44 ribu m3/hari. Adapun sebelum Bogor, pada tahun-tahun sebelumnya gas bumi juga telah disalurkan ke Jakarta, Cirebon dan Medan. Dalam pada itu sedang dilaksanakan kegiatan penelitian untuk menjajagi kemungkinan menyalurkan gas bumi sebagai gas kota untuk kota Bandung, Sema-rang dan Surabaya yang selama ini masih menggunakan gas buatan dengan bahan minyak residu.

Di bidang pengueahaan gas kota, dalam tahun 1981 telah dapat meningkatkan produkei gas kota menjadi 81.575 ribu m3 dari 71.831 ribu m3 pada tahun 1980. Penjualan gas kota naik menjadi 64.487 ribu m3 dari 62.622 ribu m3 pada tahun 1980 dan jumlah langganan meningkat menjadi 21.780 langganan dari 20.533 langganan pada tahun 1980 . Adapun kehilangan gas kota mening-kat dari 13,1% pada tahun 1980, menjadi 20,9% pada tahun 1981.

Kenaikan persentasi kehilangan gas kota ini, disebabkan karena penyaluran gas bumi memerlukan tekanan yang cukup besar, sehingga jaringan gas lama yang tadinya untuk menyalurkan gas buatan dengan tekanan yang relatif rendah, banyak yang bocor.

Hasil-hasil pengembangan gas kota dapat dilihat pada Tabel IX-27, sedang Tabel IX-28 memuat angka-angka pengusahaan gas kota.

IX/68