perspektif akuntansi atas aset pengetahuan

Upload: davit-pratama-putra-kusdiat

Post on 18-Jul-2015

146 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 5/16/2018 Perspektif Akuntansi Atas Aset Pengetahuan

    1/14

    J U R N A lA K U N T A N S l K O N T fM P O R E R , V O L 1 N O . 1 ,J A N U A R I 2 0 0 9 I I A L 5 9 n

    PERSPEKTIF AKUNTANSI ATAS ASET PENGETAHUAN(KNOWLEDGE ASSET)Agnes Utari WidyaningdyahUnika Widya Mandala [email protected]

    AbstractToday s economies shifted the dynamic business environment into in/ormation age wherepeople interact with knowledge. In this new economy, knowledge management andintellectual capital are emerging as the primary source of wealth. Some companies inEurope have already implemented various knowledge measurement techniques andprovide it inparticular report called knowledge and intellectual capital report. However,all 0/ those techniques and reports have limitations and many suffer from a lack 0/practical testing. They need to standardize in order to give a better perception/or theparticipant 0/ the organizations. This paper discusses at the nature 0/ knowledge,proposed alternative methods ofknowledge accounting and the prospects and possibilitiesfor knowledge accounting.Keywords: knowledge, knowledge assets, knowledge accounting, measuring, reporting

    PendahuluanRevolusi dalam bidang ekonomi membawa dampak perubahan yang cukup

    radikal dalam cara pengelolaan suatu bisnis dan penentuan strategi bersaing. Halini dipicu dengan munculnya virtual company dan bisnis dot com, dimanainformasi menjadi suatu -hal yang vital bagi kemajuan bisnis, yang kemudiandisebut oleh Toffler sebagai era informasi (information age). Para pelaku bisnismulai menyadari bahwa kemampuan bersaing tidak hanya terletak padakepemilikan mesin-mesin industri, tetapi lebih pada inovasi, informasi, danknowledge sumber daya manusia yang dimilikinya. Dengan perkataan lain, aktivatakberwujud (intangible assets) mendapat perhatian yang lebih serius jikadibandingkan dengan aktiva berwujud (tangible assets).Istilah-istilah seperti pengelolaan pengetahuan (knowledge management),intellectual capital, organisasi pengetahuan (knowledge organization), humancapital banyak bermunculan seiring dengan perubahan atas nilai ekonomis suatuorganisasi. Istilah-istilah tersebut juga mewakili perubahan paradigma ataskeunggulan kompetitif organisasi yang sekarang ini menitikberatkan padakemampuan individu dalam suatu organisasi. Berkembangnya teknologi informasijuga ikut memicu pertumbuhan organisasi yang berbasis knowledge, dimanaknowledge menjadi senjata untuk memenangkan persaingan bisnis.Organisasi semakin menyadari akan pentingnya knowledge asset sebagaisalah satu bentuk aset takberwujud. Standfield mengakui dampak yang sangatnyata atas aset takberwujudini, bahkan hasil studi tersebut menyimpulkan bahwaeksekutif mulai kehilangan .kepercayaan atas data historis laporan keuangan dan

    59

    mailto:[email protected]:[email protected]
  • 5/16/2018 Perspektif Akuntansi Atas Aset Pengetahuan

    2/14

    P E R P E R K T IF A K U N T A N S I A l A S M E T P E N G E T A H U A N ( K f { O W l E G D E A S S fT S ) O L E N : A G N E S U T A R I W I D Y A N I N G D Y A Hmulai menggunakan informasi tambahan untuk keperluan pengambilan keputusanstrategis. Dengan perkataan lain, akuntansi tradisional yang sudah 500 tahundigunakan sebagai dasar pembuatan laporan keuangan saat ini gagal dalammengadaptasi perubahan ekonomi yang eukup radikal (Edvinsson dan Malone,1997 dalam Stone dan Warsono, 2003).Kritik tajam atas keberadaan akuntansi tradisional sebenarnya berpangkalpada 2 hal, yaitu: mesin produktivitas di era ekonomi baru adalah knowledge,bukan kapital fisik, dan akuntansi keuangan dan manajemen terjebak olehmodel-model industri dimana kapital fisik sebagai pemampunya (Upton dalamStone dan Warsono, 2003). Namun demikian, bukanlah hal yang mudah untukmenggantipraktik yang sudah ratusan tahun berlangsung, di lain pihak adatuntutan untuk mengubah asumsi-asumsi yang mendasari akuntansi tradisional.Tulisan ini membahas pro maupun kontra tentang keberadaan akuntansitradisional dalam mengukur, mengakui, dan melaporkan know ledge ass et, diskusitent~1,?;model-model pengukural1 knowledge asse t dan prospek serta kemungkinanditerapkaW!ya knC?w~edge,!:ccountin~,

    , . r " ; ; . : Pembahasant y ' ... ~ .~

    ." - ~.. ' ', !"_..'~KnoWle tfg e. d anK.i1 d~ le dg e A sse t :'. .,.Pa~~, ' ,d~sarriya'~~l?oWle4geadalah sesuatu yang abstrak dan takberwujud(intQngibl'eJ;.~Me'nu~t Webster s New Co lleg ia te D ictio na ry, kn ow led ge adalah

    tingldr'p~iTIahamari~~S'eodrig: Informasi diartikan sebagai "know ledge ob ta inedfrom inv~spgdtid.*, s t , # d ~ o~t,{it~trucifon." (Holsapple et al., 2003). Definisiknowledge secara leksikal sulituntuk dipahami, karena tidak mampumendeskripsikan k11Owledge~ecaraje1as.Oleh karena itu, Holsapple e t a l. (2 00 3)mengumpulkan beberapa .perspektifpengetahuan dari beberapa ahli untukmem b antu mernaham ic.rn akna knowledge dengan leb ih jelas.. Perspektif sistem yang dikemukakan oleh Newell, melihat knowledgesebagai "sesuatu" yang diwujudkandalarn usable representat ion (tampilan yangbermanfaat) (Holsapple, 2003) Menurut Newell ada dua ide yang mendasariperspektif ini, yaitu representation dan usabili ty. Representat ion (tampilan) adalahbeberapa susunan dalam waktu atau ruang. Terdapat beberapa bentuk tampilan,seperti kata-kata dalam suatu pereakapan, diagram, foto, dan pola perilakuseseorang. Jadi, tampilan yang dimaksud ini dapat berupa obyek maupun proses.Ide dasar berikutnya adalah usability (kegunaan) yang berpandangan bahwapengetahuan tidak akan terpisah dengan pemrosesnya yang memiliki sebuahtampilan yang meneari bentuk kegunaannya. Tingkat kegunaan mungkin dapatditaksir dengan kecepatan, ketepatan, dan kepuasan pemroses dalam hubungannyadengan tindakan yang dilakukan. Kegunaan suatu tampilan tertentu dari suatupemroses dipengaruhi oleh kesesuaian antara tampilan dengan pemroses,tindakan/tugas yang diusahakan oleh pemroses, lingkungan dimana tindakandilakukan.

    Berbeda dengan Newell, Van Lohuizen (dalam Holsaple, 2003) berpandanganbahwa pengetahuan dapat diuraikan menjadi beberapa bentuk, yaitu data, informasi,60

  • 5/16/2018 Perspektif Akuntansi Atas Aset Pengetahuan

    3/14

    J U R N A l A K U N T A N S I K O I i T E M P D R E R , V O L 1 N O . 1 , J A N U A R I 2 0 0 9informasi yang terstruktur, insight, judgment, dan decision. Perspektif.yangdikemukakan oleh Van Lohuizen tersebut dinamakan knowledge states perspective.,Pada dasarnya karakteristik pengetahuan berbeda dengan aset organisasilainnya. Selama ini, pengetahuan diasumsikan sarna dengan kekayaan organisasiberupa intellectual property, seperti patent, copyrights, maupun trademarks, .namun Teece (2000) dalam Spender (2003) mengungkapkan bahwa walaupurrmasih terrnasuk ranah yang kompleks, intellectual property masih dapat secarakonkret terlihat dan tertangkap oleh hukum maupun akuntansi tradisional (sepertihukum yang mengatur tentang larangan pembajakan, dan pengukuran, pengakuan,dan pelaporan akuntansi tradisional atas aset takberwujud). Berbeda denganknowledge assets, aset ini lebih sulit untuk diukur dan tidak konkret, namundemikian, aset ini secara aktif digunakan sebagai alat stratejik untuk keunggulanbersaing. Spender (2003) dengan perspektif mikro ekonominya menyatakanbahwa terdapat dua karakteristik dasar yang membedakan knowledge assetsdengan aset organisasi lainnya, yaitu (1) karakteristik umum knowledge. Berbedadengan aset organisasi yang berwujud (tangible), knowledge tidakberkurangketika dikonsumsi dan sulit untuk menghitung tingkat kembalian atas investasipembentukan knowledge. Di sisi lain, knowledge justru akan hilang apabila tidakdikonsumsi karena akan menjadi usang dan knowledge barn akan menggantikannyakarena mempunyai kekuatanuntuk menjelaskan sesuatu dengan lebihbaik, dan.(2) kemudahan knowledge untuk dibagikan dan dikopibagi pihak-pihak yangingin memahaminya, sangat berbeda dengan aset berwujud yang sudah diketahuioleh banyak p ihak namun hanya dim il iki oleh satu pihak saja.Aspek Akuntansi Knowledge1. Pengukuran dan Penilaian KnowledgeKarakteristik knowledge dan peran pentingnya dalam strategi organisasitelah menjadi isu menarik untuk dibahas, tidak hanya pada literatur manajemenyang menitikberatkan pada pengelolaan knowledge organisasi, namun jugabidang akuntansi yang berfokus pada pengukuran, pengakuan, dan pelaporannya,Akuntansi tradisional sebenarnya sudah sejak lama mendapat kritik tajam atasketidakmampuannya menjelaskan fenomena yang terjadi saat ini karena asumsi.yang digunakan adalah nilai historis yang dianggap tidak relevan lagi.Standar akuntansi keuangan saat ini membedakan dengan tajam antara asetberwujud dan takberwujud. Aset berwujudJaset fisik seperti mesin dan peralatandinilai di neraca sebesar kas yang dibayarkan untuk memperolehnya, sedangkanaset takberwujud dibebankan pada saat terjadinya, Sebagai konsekuensinya, investasiatas pengetahuan yang dibeli dari pihak lain, seperti hardware dan software.dibukukan sebagai aset yang kemudian dibebankan sebagai biaya dalam laporanlaba rugi selama umur ekonomisnya. Di sisi lain, kos untuk membangun inisiatifknowledge management, seperti program sumber daya manusia, dibebankan padasaat terj adinya. Kritik atas hal ini disarnpaikan oleh Blair dan Wallman (2001)dalam Stone dan Warsono (2003) yaitu perlakuan akuntansi tradisional cenderunguntuk undervaluing (menilai lebih rendah) organisasi yang sebagian besar asetnyaterdiri atas aset takberwujud. Namun dari pihak yang mendukung akuntansi~..:~

    " j',

    61

  • 5/16/2018 Perspektif Akuntansi Atas Aset Pengetahuan

    4/14

    P E R P E R K T I F A K U N T A N S I A l A S A S E T P E N G E T A H U A N ( K N O W L f G D E A S 5 E 1 S ) O l E H : A G N E S U l A R I W I D Y A N IN G D Y A Htradisional mengungkapkan bahwa infonnasi yang andal juga harus dipertahankanselain keberpautannya untuk mempertahankan kualitas informasi akuntansi.

    Knowledge management yang sukses diimplementasikan akan meningkatkankinerja keuangan organisasi dengan meningkatkan penjualan, menunmkan biaya,ataupun keduanya. Masalah yang terjadi adalah jeda waktu antara penciptaanknowledgelinvestasi pada knowledge management dengan keuntungan keuangannyasangat lama. Hal ini mengakibatkan dalam jangka pendek, keuntungan dariinvestasi knowledge terlihat rendah dalam laporan keuangan dibandingkan denganinvestasi pada aset fisik (meningkatkan nilai aset dan sedikit mengurangikeuntungan dalam bentuk biaya penyusutan). Permasalahan tersebut menjadimenarik untuk didiskusikan seiring dengan semakin maraknya perkembanganvirtual organization dan organisasi jasa yang sebagian besamya asetnya terdiriatas knowledge.

    Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) 2 menyatakan bahwakarakteristik informasi akuntansi yang berkualitas hams memenuhi keberpautandan keterandalan (FASB, 1991). Keberpautan informasi ditentukan oleh ketepatanwaktu, mempunyai nilai balikan dan nilai prediksi sedangkan keterandalan dapatdihasilkan dengan menyajikan informasi yang tidak bias, lengkap, dan dapatdiverifikasi. Namun demikian terdapat trade-off di antara keduanya, yaitu jikaterlalu mempertahankan keberpautan maka informasi akuntansi menjadi kurangterandalkan, sebaliknyajika terlalu mempertahankan keterandalan, maim infonnasiakuntansi menjadi kurang berpaut. Hal ini kemudian menjadi dasar munculnyaknowledge accounting yang secara jelas mengkritik akuntansi keuangan danmanajemen yang lebih mengutamakan keterandalan informasi dibandingkankeberpautannya untuk keperluan pengambilan keputusan.

    Kegagalan akuntansi tradisional dalam mempertahankan keberpautannya mulaiterlihat di akhir tahun 1997, yaitu pada saat rasio market-to-book value perusahaanyang sarat akan aset knowledge, seperti perusahaan software dan bioteknologi, diatas 5 (Skyrme, 2008). Hal ini menunjukkan bahwa investor menilai lebih perusahaantersebut di atas nilai yang tercatat di laporan keuangan. Lebih laniut, Skyrme (2008)menjelaskan besamya rasio in i terutama disebabkan karena perusahaan tidak mencatataset knowledge (brand, reputasi, know how karyawan) di dalam laporan keuangan,padahal aset in i sebenamya mempunyai nilai riil,

    Sebelum membahas lebih lanjut tentang aset knowledge, berikut beberapatinjauan standar tentang pendefinisian aset. Financial Accounting Standard Board(FASB) mendefinisikan aset sebagai berikut (SFAC No.6): "Assets are probablefuture economic benefits obtained or controlled by a particular entity as a resultofpast transactions or events. "Dengan makna yang sarna,International AccountingStandard Commission (lASC) mendefinisikan aset sebagai "resource controlledby the enterprise as a result of past events andfrom whichfuture economic benefitsare expected toflow to the enterprise. JJ (IAI, 2007). Dari kedua definisi di atasterlihat perbedaan dalam memaknai aset, IASC memaknai manfaat ekonomik

    ,: . ~;:62

  • 5/16/2018 Perspektif Akuntansi Atas Aset Pengetahuan

    5/14

    J U R N A lA K U N T A N S I K O IU E M P O R E R , V O L 1 N O . l , J A N U A R I2 0 0 9

    masa datang bukansebagai potensijasa yang saat ini dikuasai badan usaha, tetapisebagai manfaat yang diharapkan mengalir ke badan usaha, sehingga dapatdiinterpresikan aliran masuk manfaat diakibatkan pertukaran dengan sumberekonomik yang sebelumnya dikuasai oleh badan usaha at au aliran masuk ,pendapatan. Definisi inilah yang dipakai sebagai stan dar pengakuan aset dalamPernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Oleh karena itu, maka asetmemiliki karakteristik manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti,dikuasai/dikendalikan oleh entitas, dan timbul akibat transaksi masa lalu(Suwardjono, 2005). Selain itu, dalam rerangka konseptual akuntansi, elemendapat diakui dalam suatu laporan keuangan apabila memenuhi syarat definisi,keterandalan, keberpautan, dan keterukuran.Jika ditinjau dari definisi aset maka terdapat tiga isupenting dalam pengakuanknowledge sebagai aset, yaitu tentang kepemilikan/penguasaan, pengukurancukup pasti dan aset yang berasal dari pembelian dibandingkan yang dihasilkansecara internal. Tacit knowledge saat ini masih menjadi perdebatan dikarenakanjenis knowledge ini melekat pada individu sumber daya manusia yang bekerjadi suatu organisasi. Perdebatan yang terjadi adalah apakah sebenamya knowledgeyang melekat pada sumber daya manusia dapat dimiliki atau dikontrol olehorganisasi. Hal ini tentu saja berbeda dengan explicit knowledge yang mungkintelah dikodifikasi dalam suatu artefak atau organization memory, yang tentu sajaorganisasi dapat memiliki maupun menguasainya baik dengan cara pembelian,pemberian, penemuan, maupun pertukaran. Sebenamya sejak tahun 1980-ansudah bermunculan model-model untukmenghitung nilai sumber daya manusiapada suatu organisasi, namun sampai saat ini, sumber daya manusia dan tacitknowledge yang melekat tidak dikategorikan sebagai aset maupun komponenneraca. Dari beberapa Iiteratur terungkap bahwa yang menjadi alasan tidakmasuknya suatu pos ke dalam kategori aset selain penguasaan adalah pengukuranyang tidak cukup pasti/keterandalan,

    Pengukuran yang 'dimaksud adalahpenentuan jumlah rupiah yang hamsdilekatkan pada suatu obyek pada saat terjadinya. Ini berbeda dengan penilaian,jika pengukuran merupakan pelekatannilai pada obyek pada saat perolehan,maka penilaian adalah pelekatan nilai pada obyek pada saat penyajian. Secaraakuntansi, obyek harus dapat direpresentasikan dalam jumlah rupiah sehinggahubungan antar obyek dapat bermakna sebagai informasi. Selain itu, hargayang dapat digunakansebagai dasar pengukuran obyek adalah harga sepakatandalam transaksi antar pihak independen karena nilai 'ini dianggap obyektif danterandalkan.Hal yang sarna juga diungkap dalam PSAK No.19 paragraf 20(IAI, 2007) (dimaksudkanagar pembahasan mengarah kepada pengelompokanknowledge sebagai as~t takberwujudj.aset takberwujud diakui jika dan hanyajika (a) kernungkinan besar perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomismasa depan aset tersebut, (b) biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secaraandal. Apabila dikaitkan dengan knowledge, maka knowledge hanya dapatdiakui sebagai aset apabila diperoleh dengan cara membeli (purchase) bukan

    63

  • 5/16/2018 Perspektif Akuntansi Atas Aset Pengetahuan

    6/14

    P E R P E R K T I F A K U N T A N S I A l A S A S E T P E I I G E T A H U A N ( K N O W L E G D E A S S E T S ) D l E H : A G N E S U T A R I W I D Y A N IN G D Y A Hdihasilkan secara internal organisasi karena harga perolehan pada saat pembelian-lah yang dinilai andal, mengapa? Karena pembelian merupakan transaksi yangmelibatkan dua pihak yang independen, sehingga secara akuntansi dianggapandal.Bagaimana halnya dengan knowledge yang dibuat (create) secara internaloleh suatu organisasi? Dalam PSAK No.19 paragraf33 (IAI, 2007) mengungkapkanbahwa terdapat kesulitan dalam menentukan apakah suatu aset takberwujud(dalam hal ini knowledge) yang dihasilkan dalam perusahaan memenuhi kriteriauntuk diakui. Kesulitan tersebut terletak pada (a) menentukan saat timbulnyaaset yang dapat diidentifikasi yang akan menghasilkan manfaat ekonomis masadatang, (b) menentukanbiaya perolehan secara andal. Oleh sebab itu PSAKmenyarankan perusahaan untuk menggolongkan proses dihasilkannya asettakberwujud ke dalam dua tahapan, yaitu tahap riset dan pengembangan.Perusahaan tidak boleh mengakui aset takberwujud yang timbul dari riset, seluruhpengeluaran harus diakui sebagai biaya (expense) pada saat terjadinya. Salahsatu kegiatan riset adalah kegiatan yang ditujukan untuk memperoleh pengetahuanbam. Berbeda dengan riset, pada tahap pengembangan, pengakuan aset berdasarkanpada 6 pain kriteria yang salah sam poinnya adalah kemampuan perusahaanuntuk mengukur secara andal pengeluaran yang terkait dengan aset takberwujudselama masa pengembangannya. Berdasarkan PSAK tersebut makakegiatan/inisiatif knowledge management yang pertama kali yaitu knowledgecreation tidak dapat diakui secara akuntansi sebagai aset takberwujud, ditambahdengan ketidakmampuan perusahaan untuk melakukan pengukuran secara andalknowledge yang dikembangkan.

    Namun di sisi lain, infonnasi akuntansi yang berkualitas tidak semata-mataditentukan oleh definisi, keterukuran, dan keterandalan saja, keberpautan informasijuga merupakan kriteria yang penting yang hams dipertimbangkan dalam menyajikanlaporan keuangan. Jika inisiatif-inisiatif dalam knowledge management tidakdiukur, dinilai, dan disajikan dalam laporan keuangan, maka dapat terjadi organisasibisnis dinilai lebih rendah secara akuntansi tetapi lebih tinggi di ]?lasar.Lev dalamWeber (2008) seorang profesor akuntansi dan keuangan dari Amerika Serikatmenyatakan bahwa perusahaan-perusahaan besar diAmerika Serikat yang tergabungdalam Standard & Poor 500 mempunyai rata-rata nilai market-to-book ratio lebihbesar dari 6, ini berarti bahwa angka-angka dalam neraca yang merepresentasikanakuntansi tradisional hanya mewakili 10%-15% nilai perusahaan yang sesungguhnya,atau dengan kata lain, pasar menilai lebih tinggi suatu perusahaan dibandingkandengan nilai akuntansi. Lev beralasan nilai market-to-book value yang tinggi dipicuoleh penggunaan aset takberwujud yang semakin banyak, yang mencapai 67%dibandingkan aset berwujud dan nilai aset takberwujud yang tidak dapat diukurdengan andal tidak disajikan dalam laporan keuangan. Hal ini tentu saja dapatmenimbulkan kesalahan dalam pengambilan keputusan stakeholder karena lebihdari 50% data yang digunakan dalam mengambil keputusan adalah data akuntansi.Riset yang telah dilakukan Lev dalam Weber (2008) di hampir 1500 perusahaan64

  • 5/16/2018 Perspektif Akuntansi Atas Aset Pengetahuan

    7/14

    J U R N A L A K U N T A N S I K O N T E M P O R E R , V O L 1 N O . 1 , J A N U A R I2 0 0 9di Amerika Serikat yang mempunyai investasi pada riset dan pengembangan(research and developmentlR&D) yang signifikan, 25% adalah perusahaan yangtelah dinilai rendah oleh investor. Bahkan banyak diantaranya adalah perusahaansoftware, biotech dan komputer yang mempunyai niIai R&D yang signifikannamun laba di bawah rata-rata industri. Hal ini berarti cost of capital perusahaanjenis ini sangat besar sehingga mungkin saja dapat mengganggu pertumbuhanperusahaan, padahal nilai investasi R&D yang besar merupakan modal bagiperusahaan untuk mengembangkan inovasi produk yang tentu saja dapatmeningkatkan pendapatan perusahaan di masa yang akan datang.2. Aiternatif Solusi atas Pengukuran dan Penilaian KnowledgeBeberapa altematif solusi ditawarkan oleh pakar maupun lembaga konsultan,walaupun mungkin tidak sepenuhnya dapat menjawab permasalahan pengukurandan penilaian knowledge, namun alternatif solusi tersebut diharapkan dapatmembantu memperbaiki sistem akuntansi tradisional. Sebelum membahas lebihlanjut beberapa alternatif solusi, perlu diingat bahwa laporan keuangan yang saatini dipakai adalah berdasarkan nilai realisasi, bukan nilai penciptaan (valuecreation), sehingga pembahasan atas pengukuran knowledge ini mungkin sajamenjadi tidak berpaut dalam sistem akuntansi tradisional. Berikut adalahaltematif solusi atas pengukuran dan penilaian knowledge:- Kaplan's Balanced ScorecardKaplan telah memperkenalkan sebuah metode pengukuran berdasarkanpada penciptaan nilai di setiap aktivitas organisasi yang berpedoman pada strategiperusahaan. Tentu saja metode ini dapat digunakan untuk mengukur penciptaanniIai knowledge asset, karena selain kinerja keuangan, metode balanced scorecardjuga mengukur peianggan, proses internal, pembe1ajaran, dan pertumbuhan(MuIyadi, 2001).Pada dasamya dengan menggunakan metode ini maka akan tercipta sebuahbentuk laporan tambahan atas laporan keuangan yang sekarang ini sudah ada.Oleh karen a itu, sifat dari pelaporan metode balanced scorecard adalahmenyediakan informasi tentang aset takberwujud (termasuk knowledge asset)yang tidak dilaporkan secara detail pada laporan keuangan organisasi. Tetapiperlu diperhatikan, bahwa laporan dengan metode ini sangat unik untuk tiapindividu organisasi dikarenakan metode pengukuran balanced scorecardberpedoman pada strategi organisasi, sehingga laporan in i tidak dapat dibandingkandengan organisasi lain yang mempunyai strategi berbeda (Stone dan Warsono,2003).~Skandia NavigatorTeknik ini telah dipakai oleh Skandia; perusahaan asuransi yang berlokasidi Swedia, sejak tahun 1994. Selain Skandia, beberapa perusahaanjasa di Swediajuga menggunakan teknik ini. Skandia Navigator merupakan model perencanaanbisnis dengan mengidentifikasi area bisniskritis dan membangun pengukuranyang relevan atas area bisnis tersebut. Menurut navigator ini terdapat lima fokusarea yaitu: keuangan, pelanggan, manusia, proses, dan pembaharuan danpengembangan. Dari masing-masing fokus area ini akan ditentukan indikatorbeserta pengukurannya. Laporan Skandia dengan menggunakan navigator iniditujukan baik untuk internal maupun ekstemal perusahaan. Sebagai contoh adalah

    65

  • 5/16/2018 Perspektif Akuntansi Atas Aset Pengetahuan

    8/14

    P E R P E R K T I F A K U N T A N S I A l A S A S E T P E I I G E T A H U A N ( K N O W l f G D E A S S E T S ) O l E H : A G N E S U T A R I W I D V A N I N G D V A Hnavigator yang digunakan oleh Skandial.ink, perusahaan jasa asuransi inimenitikberatkan pada kepuasaan pelanggan dengan indikator yang digunakanantara lain: indeks kepuasan pelanggan, jumlah penjualan produk baru, dan wakturespon pada call center.

    Garnbar 1Skandia NavigatorSumber: Bredahl-Ryden (2002)- Intangible Assets Monitor ModelMetode ini dikenalkan oleh Karl Sveiby dan digunakan dalam laporansebuah grup perusahaanjasa di Swedia pada tahun 1988 sebagai laporan tambahanatas laporan keuangannya (Whestpal, 2008). Metode ini menggunakan papannilai dengan multi indikator yang terbagi menjadi 3 kategori berbeda yaitu:struktur eksternal, struktur internal, dan kompetensi individu. Indikator-indikatordigunakan untuk mengukur pertumbuhan, pembaharuan, efisiensi, danstabilitas/resiko di setiap kategori.- Lev's Knowledge EarningsBaruch Lev adalah seorang profesor akuntansi dan keuangan di New YorkUniversity's Leonard N. Stern School of Business, ia menciptakan sebuah metodepengukuran kapital knowledge sebagai berikut:Knowledge Capital = (Normalized earnings - earnings from tangible andfinancial assets)I(Knowledge capital discount rate)Metode ini menggunakan pendekatan laba historis dan prediksi laba yangakan datang (Weber, 2008). Rata-rata 3 tahun laba historis dan 3 tahun Iabaprediksian dari para analis disebut Lev sebagai normalized earnings yang kemudianharus dikurangi dengan tingkat kembalian yang diharapkan aset yang dapatditukarkan yaitu aset berwujud/fisik dan aset moneter yang tercantum dalamneraca. Kontribusi/laba dari kapital knowledge dapat diperoleh apabila nilainormalized eanings lebih tinggi dibandingkan tingkat kembalian yang diharapkandari aset fisik dan moneter. Hasil ini kemudian disesuaikan dengan nilai sekarangdad diskonto kapital knowledge. Lebih lanjut Lev dalam Weber (2008) menyatakan66

  • 5/16/2018 Perspektif Akuntansi Atas Aset Pengetahuan

    9/14

    J U R N A L A K U N T A N S I K O N T E M P O R E R , V O L 1 N O . I , J A N U A R I2 0 0 9bahwa metode yang dia ciptakan ini bukan bertujuan untuk mengganti akuntansitradisional, melainkan untuk memperbaikinya karena akuntansi tradisional tetapdianggap masih efisien.- Strassman's Knowledge ValuationStrassman, seorang praktisi sekaligus akademisi di bidang teknologi daninformasi rnernbuat sebuah pengukuran atas aset knowledge yang disebut denganknowledge capital valuation dengan menggunakan pendekatan economics profit.Metode yang digunakan adalah sebagai berikut:Knowledge Capital = (Profits - Financial Capital "Rental'')/(interest ratecost of long term debt)Strassman (1999) berpendapat bahwa kapital knowledge dapat dihitungkaren a kapital ini mempunyai kontribusi penting dalam menghasilkan laba bagiorganisasi. Kapital ini harus dibedakan dengan kapital moneter (financial capital)karena pada dasarnya kapital moneter tidak dapat menciptakan kemakmuranbagi organisasi, melainkan efektivitas penggunakan kapital knowledge-lah yangberkontribusi pada kemakrnuran organisasi. Oleh karen a itu Strassman (1999)lebih lanjut menyatakan bahwa unsur laba yang berasal dari kapital moneterhams dikeluarkan terlebih dahulu dan untuk memberikan bobot pada nilai tambahkapital knowledge ini maka harus dibagi dengan tingkat bunga pinjaman jangkapanjang, karena tingkat bunga ini merupakan refleksi dari cost of capital yangditawarkan oleh pasar,3. Prospek Knowledge AccountingKeunikan karakteristik knowledge menyebabkan berbagai macarn solusiuntuk mengukur maupun melaporkan knowledge mempunyai banyak kelemahan.Namun dari berbagai metode pengukuran maupun bentuk pelaporan, dapatdisimpulkan bahwa sebagian besar metode tersebut tidak bertujuan untukmengganti sistem akuntansi tradisional yang selama 500 tahun telah dipakai.Metode akuntansi tradisional dianggap masih cukup efisien digunakan olehstakeholder. Narnun dernikian, kecukupan informasi masih hams ditarnbahkanagar laporan keuangan tradisional lebih berpaut apabila digunakan untukpengambilan keputusan.

    Permasalahan utama sehingga munculberbagai pengukuran atas intangibleassets khususnya knowledge adalah ketidakmampuan laporan akuntansi tradisionaLmemberikan informasi yang berpaut dalam pengambilan keputusan. Hal ini menjadipemicu rnunculnya knowledge accounting yaitu akuntansi untuk pengetahuan.Namun, knowledge accounting juga memiliki kelemahan dalam hal pengukuranyaitu keterandalan pengukuran knowledge dengan semua inisiatifuya. Dengandemikian solusi untuk knowledge accounting ini tidak pernah dapat sempurna.Selain itu, juga banyak kekuatan-kekuatan yang dapat rnenghalangi munculnyaknowledge accounting, antara lain kekuatan institusi, sosial, maupun politik,Sebagaimana diungkapkan oleh Baruch Lev dalarn artikel Weber (2008) kendaladalam penerapan pengukuran maupun pelaporan knowledge adalah berasal darimanajemen, akuntan, analis keuangan, maupun investor institusional. Manajemenmencintai sistem yang saat ini sudah berjalan,mereka tidak akan mau meletakkan

    67

  • 5/16/2018 Perspektif Akuntansi Atas Aset Pengetahuan

    10/14

    P E R P E R K f I F A K U U T A N S I A T A S A S E T P E N G E T A H U A N ( K N O W L f G D E A s sm ) O l E H : A G N E S U T A R I W I D Y A U IN G D V A Hsuatu informasi dalam laporan keuangan apabila hal tersebut tidakmenguntungkan bagi mereka. Demikian halnya dengan akuntan, mereka jugasangat menikmati sistern yang saat ini berjalan karena jika mereka tidakmenilai kapital knowledge maka kewajiban hukurn atas diri rnereka rnenjadiberkurang.Analis keuangan dan investor institusional rnenikrnati keberadaansistem saat ini karena rnerasa mereka mempunyai informasi privat berkaitandengan perusahaan, sehingga mereka tidak akan bersedia apabila informasiini harus dibagi dengan publik. Oleh sebab itu, dibutuhkan pihak-pihakyang mempunyai kemampuan dan kemauan dalam memperbaiki sistemakuntansi yang saat ini berjalan, serta rnerekonsiliasi konflik kepentinganyang terjadi.Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk. memperbaiki sistem akuntansisaat ini adalah dengan menambahkan informasi pengukuran kapital knowledgeyang dimiliki perusahaan sebagai Iaporan tarnbahan atas laporan keuangan. Saranini tentu saja ditujukan khususnya untuk perusahaan yang mempunyai nilaiknowledge maupun intangible assets lain yang eukup besar yang mungkin sajatidak tercantum dalam laporan keuangan karena masalah keterandalanpengukurannya. Melalui laporan tambahan ini diharapkan siapapun yangmembutuhkan informasi perusahaan dapat menggunakan data dalam laporan iniuntuk pengambilan keputusan yanglebih baik.Pada akhir tahun 2001, sebuah tim task force yang terdiri atas para akademisi,profesional, komunitas bisnis, dan badan pembuat standar di Arnerika Serikatmerekomendasikan dua hal penting yang berkaitan dengan kecukupan informasibagi investor seiring dengan perubahan Lingkungan ekonomi (Daum, 2001) yaitu(1) membuat suatu rerangka baru untuk Laporan tambahan aset takberwujud.Perlu adanya suatu rerangka untuk melaporkan aset takberwujud dan pengukuranoperasional perusahaan agar investor mampu menilai prospek perusahaan dimasa yang akan datang, (2) menciptakan suatu kondisi agar perusahaan mauberinovasi dalam pengungkapan atas laporan keuangan. Diharapkan peran aktifdari pemerintah untuk mendorong perusahaan berinovasi dalam rnembuatpengungkapan atas laporan keuangan dan membuat regulasi untuk. melindungiperusahaan atas usahanya tersebut. Perusahaan sebaiknya diijinkan untuk mernbuatinformasi yang mungkin bersifat spekulatif, dengan catatan perusahaan memberikanperingatan kepada investor dan secara eksplisit menjelaskan bagaimana informasitersebut diperoleh. Dua rekomendasi tersebut dapat dijadikan referensi dalammemperbaiki sistem akuntansi saat ini akibat dari dinamisme lingkungan ekonomi.

    Secara teknis Daum (2001) mengajukan proposal untuk. membuat formatlaporan laba rugi dan neraea yang dapat memberikan informasi lebih atas prospekperusahaan di masa yang akan datang. Laporan laba rugi yang saat ini digunakanberfokus pada kos atas produksi yang sebagian besar berasal dari bahan baku dantenaga kerja langsung, sehingga komposisi kos variabel menjadi lebih besar daripadakos tetap. Tentu saja hal ini berbeda dengan perusahaan yang sarat akan asettakberwujud, perusahaanjenis ini mempunyai kos tetap yang lebih besar, sehingga68

  • 5/16/2018 Perspektif Akuntansi Atas Aset Pengetahuan

    11/14

    J U R N A l A K U N T A N S I K O N T E M P O R E R , V O L 1 N O . I , J A N U A R I 2 U 0 9apabila investor masih menggunakan akuntansi tradisional dalam menilai perusahaanjenis ini dikhawatirkan mereka akan mengalami distorsi informasi.

    Bentuk laporan laba rugi yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akaninformasi perusahaan sarat aset takberwujud adalah laporan laba rugi berbasiskas seperti berikut:Pendapatan

    dikurangi kos pelayanan pelanggandikurangi kos untuk menghasilkan produkljasadikurangi kos untuk mengembangkan produk/jasadikurangi kos administrasiPendapatan sebelum pajak dan bungadikurangi pajakdikurangi Iditambah penyesuaian nonkasLaba kas

    Laporan laba rugi seperti ini mengganti laba yang dapat dimanipulasi denganbentuk kas yang dapat dengan mudah diverifikasi (misalnya dengan melihatlaporan kas dan bank). Laporan ini juga menitikberatkan pada operasionalperusahaan modern, seperti berfokus pada pelanggan (kos pelayanan, penjualandan pemasaran, dan pengangkutan), menghasilkan produk untuk dijual (kosmanufaktur/penyediaan jasa, bahan baku, dan peralatan), penawaran di masayang akan datang (kos peneiitian dan pengembangan, pembentukan knowledge),serta proksi efisiensi yaitu kos adrninistrasi.Selain laporan laba rugi, neraca juga mengalami perubahan fokus. Saat inineraea merupakan gambaran atas aset perusahaan dan dana yang dibutuhkanuntuk membiayai aset tersebut. Bagi perusahaan yang kegiatan operasionalnyamengalami outsourcing, maka modal kerjanya bisa menjadi negatif, oleh karenaitu terjadi pergeseran fokus neraca untuk perusahaan-perusahaan tersebut, yaitufokus pada investasi dan pendanaan. Jadi, neraca untuk perusahaan modemseperti ini bukan menitikberatkan pada aset, kewajiban, dan ekuitas, melainkanpada investasi dan pendanaan. Pada sisi investasi selain modal kerja, dapatdieantumkan aset tetap, dan aset takberwujud (seperti tenaga kerja berpengetahuan,hubungan dengan pelanggan, dan hubungan dengan relasi bisnis yangpengukurannya dapat menggunakan proksi yang sesuai sebagaimana dibahassebelumnya). Neraea ini memberikan informasi kepada pembacanya mengenaiinvestasi masa depan perusahaan.

    Laporan aliran kas juga sebaiknya dimodifikasi untuk mendapatkan informasiyang lebih berpaut, yaitu dengan berfokus pada aliran kas bebas yang merupakanselisih dari laba kas (yang diperoleh dari laporan laba rugi) dengan aktivitasinvestasi (modal kerja, aset tetap, dan aset takberwujud). .Dengan melakukanmodifikasi atas laporan keuangan diharapkan dapat memberikan informasi lebih

    ~~.-":.,69

  • 5/16/2018 Perspektif Akuntansi Atas Aset Pengetahuan

    12/14

    P E R P E R K T I F A K U N T A N S I A T A S A S E T P f I I G E T A H U A N ( K N D W l f G D E A S S E I J ) O L E H : A G N E S U T A R I W I I J Y A N I I I G D Y A Hkepada pengguna seiring dengan perkembangan perusahaan dan lingkunganekonomi di sekitamya.4. Bagaimana Pengelolaan Knowledge di Indonesia?Indonesia menyelenggarakan ajang pemberian penghargaan bagi perusahaan-perusahaan yang berhasil dalam pengelolaan knowledge yaitu MAKE (MostAdmired Knowledge Entreprise) Awards sejak 2005, dengan mengumpulkan datadari hasil riset Dunamis Organization Services. Pada tahun tersebut Indonesiatelah berhasil mengirimkan 3 peraih MAKE Awards ke ajang ASIAN MAKE.Sampai sekarang, ajang ini secara periodik terus dilaksanakan dengan jumlahpeserta dari waktu ke .waktu selalu mengalami peningkatan. Hal ini tentu sajamembuktikan bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia sudah banyak yangmerniliki kapital knowledge dan memerlukan perhatian dan pengelolaan. Salahsatu cara pengelolaan yaitu dengan cara mengukur, menilai, dan melaporkandalam Iaporan tahunan denganharapanpihak-pihak yang berkepentingan terhadapperusahaan dapat mengetahui kekayaan perusahaan berupa kapital knowledgeini dan bersama-sama perusahaan mengembangkan inisiatif-inisiatif knowledgeyang bertujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan,Dilihat dari Iaporan keuangan perusahaan, beberapa pemenang MAKEAwards 2007 memiliki nilai market to book value di atas 1, seperti terlihat ditabel 1 berikut:

    TabellMarket to book value Pemenang MAKE Awards 2007Nama pernsahaan Market to Book Value 200 6 M arket to Book Value 200 7

    Excelcomindo Pratama 0,018 0,020Unilever Indonesia 1,266 1,604United Tractors 4,065 5,421Astra Intemasional 2,841 4,099Sumber: www.idx.co.id, laporan keuangan XL, Unilever, United Tractors, Astra (2008)

    Dad data tersebut terlihat bahwa di Indonesia juga terjadi fenomena dimanainvestor memberikan nilai lebih kepada perusahaan-perusahaan modern yangmengelola knowledge dengan baik, yaitu dari sampe14 pemenang, 3 diantaranyamempunyai market to book value Iebih dari 1 dan mengalami peningkatan yangcukup signifikan pada tahun berikutnya. Hal ini seharusnya menjadi sinyal bahwanilai yang tercantum dalam laporan keuangan kurang berpaut dengan kondisiIingkungan ekonomi perusahaan. Pihak-pihak terkait seperti komunitas bisnis,akademisi, profesional, maupun badan standar hendaknya mulai memikirkanperkembangan ini dan diharapkan dapat memberikan rekomendasi berkaitandengan hal tersebut.Secara umum, perusahaan-perusahaan go public di Indonesia telahmengungkapkan beberapa infonnasi yang tidak dapat dicantumkan dalam laporankeuangan karena keterandalan pengukurannya. Walaupun sifat pengungkapanlaporan keuangan yang paling banyak dilakukan oleh perusahaan Indonesia adalahwajib, namun seiring dengan persaingan usaha dan keinginan untuk:mendapatkan',.,_-~;-

    70

    http://www.idx.co.id%2C/http://www.idx.co.id%2C/
  • 5/16/2018 Perspektif Akuntansi Atas Aset Pengetahuan

    13/14

    J U R N A L A K U N T A N S I K O N T E M P O R E R , V O L 1 N O . 1 , J A t l U A R I2 0 U 9penyandang dana, maka sifat pengungkapan mulai bergeser ke arah sukarela.Pergeseran ini hendaknya diikuti dengan respon positif dari profesional, badanstandar, maupun pemerintah dengan menerbitkan standar maupun regulasi yangmendorong pemsahaan untuk mengungkapkan informasi lebih transparan kepadapihak -pihak berkepentingan.Khusus bagi perusahaan-perusahaan yang sarat aset takberwujud, sepertiindustri teknologi, telekomunikasi, bioteknologi, dan farmasi di Indonesia masihmenggunakan bentuk laporan standar yang diwajibkan oleh pemerintah danbadan standar, namun laporan tambahan atas aset takberwujud yang dimilikiperusahaan masih sangat minim, bahkan sebagian besar perusahaan hanyamelaporkannya dalarn laporan tahunan berupa inforrnasi kualitatiftanpa rnelakukanperhitungan kuantitatif dan interpretasi.Pada akhirnya, semua tinjauan ini tentu saja kembali kepada rerangkakonseptual kualitas informasi alcuntansi, yaitu nilai manfaat harus lebih besardari kos untuk rnenyajikannya. Apabila dirasa rnanfaat yang akan dihasilkan darilaporan tambahan atas kapital knowledge lebih besar dari kos yang dikeluarkanrnaka perusahaan dapat rnenyajikannya baik secara kualitatif rnaupun kuantitatif.Manfaat dan kos sebaiknya tidak hanya yang bersifat moneter saja, tetapi nonrnoneter juga harus dipertimbangkan.

    SimpulanLingkunganbisnis terus mengalarni perkembangan, terutama denganbanyaknya perusahaan-perusahaan yang sarat akan aset takberwujud, khususnya

    knowledge. Perkembangan ini menyebabkan informasi yang tercantum dalamlaporan keuangan menjadi tidak berpaut karena inisiatif-inisiatif pengelolaandan penciptaan knowledge mempakan aset yang secara andal tidak dapat diukurdan dicanturnkan dalam laporan keuangan. Kelemahan akuntansi tradisionaldikhawatirkan akan rnendistorsi informasi yang diterima oleh pihak-pihak yangberkepentingan terhadap perusahaan. Kelemahan ini dapat diatasi denganmemperbaiki sisem akuntansi tradisional dan tidak mengganti sistem akuntansiyang ada saat ini karena dianggap banyak pihak masih efisien.Berbagai metode pengukuran dan penilaian atas knowledge dapat digunakansebagai tarnbahan informasi pada laporan keuangan dengan harapan penyandangdana, dan siapapun yang berkepentingan terhadap perusahaan dapat menilaiperusahaan lebih obyektif dan menentukan prospek perusahaan di masa yang akandatang dengan lebih baik. Knowledge accounting atau akuntansi pengetahuanmerupakan isu menarik yang seharusnya mendapat perhatian dad investor,pemerintah, profesionaI, maupun komunitas bisnis. Bagaimana membuat regulasidan standar yang marnpu mengadopsi knowledge accounting dan merekonsiliasikonflik kepentingan yang terjadi atas isu ini.

    Fenomena distorsi informasi akibat keusangan sistem akuntansi sudah terlihatdi pemsahaan modern Indonesia. Saat ini perusahaan-perusahaan terse but hanyamelaporkan kepada publik sekedar memenuhi tanggungjawab yang bersifat wajibsaja. Perlu ada dorongan dari pernerintah, badan standar, akademis, maupun71

  • 5/16/2018 Perspektif Akuntansi Atas Aset Pengetahuan

    14/14

    P E R P E R K T IF A K U N T A N S I A l A S A S IT P E I I G E T A H U A N ( K N O W l fG D f A S S E T S ) O lE H : A G N E S U T A R I W I D Y A N I I I G D Y A H .profesional agar perusahaan-perusahaan di Indonesia mau dan mampu melaporkan .infonnasi yang tidak tercantum daIam laporan keuangan standar ke daIam laporantambahan. Tentu saja untuk meIakukan hal tersebut hams diingat bahwa niIaimanfaat penyajiannya hams melebihi kosnya.

    Daftar RujukanBredahl dan Ryden. The Skandia Navigator. http://www.controlIer-forum.com2002/vortrlBredahl-Ryden.pdf. Diunduh tanggal 20 Juni 2008.Daum, Juergen. 2001. How Accounting gets More Radical Measuring WhatReally Matters to Investor. New Economy Analyst Report.Financial Accounting Standards Board (FASB). 1991. Statement of FinancialAccounting Concepts. Irwin. Homewood, Illinois.Holsapple, Clyde W. 2003. Knowledge and Its Attributes. Handbook onKnowledge

    Management I, Springer. JermanHolsapple, Clyde W, dan K.D Joshi. 2003. A Knowledge Management Ontology.Handbook on Knowledge Management I, Springer. JermanIkatan Akuntan Indonesia (IAI). 2007. Standar Akuntansi Keuangan. SalembaEmpat, Jakarta.Mulyadi. 200 I. Balance Scorecard: Ala! Manajemen Kontemporer untukPelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.Skyrme, David. Valuing Knowledge: Is It Worth It. http://www.skyrme.com/pubs/im0398:htm. Diunduh tanggal 12 Mei 2008Spender, J. C. 2003. Knowledge Field: Some Post 9/11 Thoughts AboutKnowledge-Based Theory of The Firm. Handbook on KnowledgeManagement I, Springer. Jerman.Stone, Dan N., dan S. Warsono. 2003. Does Accounting Account/or KnowledgeHandbook on Knowledge Management 1. Springer. Jerman.Strassman, Paul A. Calculating Knowledge Capital. http://www.strassman.com/pubs/cacl-km.htrnl. Diunduh tanggal 30 April 2008.Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. EdisiKetiga. Yogyakarta: BPFE.Weber, Alan M. New Math for A New Economy. http://www.fastcompany.com.magazine/3111ev.html. Diunduh tanggall 0 Juni 2008.Whestpal, Jeff. Known Knowledge Capital Valuation Techniques. http://www.Actkm.org/userfileslFile/articles/kresponse-Measurements-12-5-00.htm.Diunduh tanggal 4 Juni 2008.http://www.idx.com.

    72

    http://www.skyrme.com/http://www.strassman.com/http://www.fastcompany.com./http://www.idx.com./http://www.idx.com./http://www.fastcompany.com./http://www.strassman.com/http://www.skyrme.com/