persepsi siswa terhadap peran guru teknologi informasi dan ... · dan informasi dalam berbagai cara...
TRANSCRIPT
i
Persepsi Siswa Terhadap Peran Guru Teknologi Informasi dan
Komunikasi di Kurikulum 2013
Artikel Ilmiah
Peneliti :
Trifena Yanis (702014033)
Adriyanto Juliastomo Gundo, S.Si., M.Pd.
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
September 2018
ii
iii
iv
v
vi
1
1. PENDAHULUAN
Kurikulum 2013 adalah pembaruan terbaru dari sistem kurikulum nasional,
dalam kurikulum 2013 dilakukan penyederhanaan beberapa mata pelajaran dan
digabungkan dengan mata pelajaran lainnya. Mata pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi yang sebelumnya ada dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di
ubah menjadi pembimbingan dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi atau
yang disebut dengan BK TIK. Dengan demikian secara otomatis peran guru
Teknologi Informasi dan Komunikasi juga berubah, yang sebelumnya sebagai
pengajar, menjadi pembimbing bagi para siswa [1].
Peran guru TIK dan KKPI menjadi lebih jelas di Kurikulum 2013 dengan
disahkannya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 68 Tahun 2014 Tentang Peran Guru TIK dan Guru KKPI dalam Implementasi
Kurikulum 2013. Selanjutnya Permendikbud tersebut diperbarui dengan
Permendikbud No. 45 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2014 tentang Peran Guru TIK dan
Guru KKPI dalam Implementasi Kurikulum 2013. Guru TIK berperan membimbing
peserta didik untuk mencari, mengolah, menyimpan, menyajikan, menyebarkan data
dan informasi dalam berbagai cara untuk mendukung kelancaran proses pembelajaran
[2].
Persepsi siswa terhadap peran Guru yang dilaksanakan di sekolah, yaitu
bagaimana pendapat siswa terhadap Guru TIK yang melaksanakan layanan dan
bimbingan kepada peserta didik untuk mencapai standar kompetensi bimbingan TIK.
Apakah guru telah melaksanakan peran dalam membimbing peserta didik untuk
mencari, mengolah, menyimpan, menyajikan, menyebarkan data guna mendukung
kelancaran proses pembelajaran. Pada penelitian ini, peneliti melihat kesesuaian
antara pelaksanaan peran oleh guru TIK dan pendapat atau persepsi siswa mengenai
peran yang sudah dilaksanakan. Peneliti melihat dari sisi persepsi siswa karena siswa
adalah subjek yang terlibat langsung dengan proses pembelajaran. Persepsi yang
terbentuk dengan merasakan secara langsung peran guru dapat mempengaruhi
tindakan atau perilaku siswa secara negatif maupun positif sehingga bisa diketahui
apakah siswa merasa guru telah melaksanakan perannya dalam membimbing siswa
atau guru belum melaksanakan perannya dalam membimbing siswa.
Penelitian ini difokuskan pada salah satu sekolah Negeri di Jayapura yang sudah
menggunakan kurikulum 2013. Aspek yang menjadi fokus penelitian ini adalah
kegiatan pelaksanaan BK TIK oleh guru TIK disekolah. Penelitian ini bertujuan untuk
: (1) Mengetahui bagaimana pendapat siswa tentang pembimbingan TIK terhadap
peserta didik yang dilaksanakan oleh guru TIK di sekolah. (2) Mendeskripsikan
sejauh mana peran guru TIK terlaksana, apakah sudah memenuhi standar atau syarat
yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68
Tahun 2014 tentang Peran Guru TIK dan Guru KKPI dalam Implementasi Kurikulum
2013.
2
2. TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu oleh Erlina Kristi Nugrahanti dengan judul Persepsi
Siswa terhadap Kompetensi Mengajar Guru Bahasa Inggris dan Efikasi Diri
Akademik sebagai Prediktor Munculnya Motivasi Belajar Bahasa Inggris pada Siswa
SMP Kristen 1 di Kota Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi
siswa terhadap kompetensi mengajar guru Bahasa Inggris dan efikasi diri akademik
sebagai prediktor munculnya motivasi belajar pada siswa SMP Kristen 1 di Kota
Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengambilan
data stratified random sampling, Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
persepsi siswa terhadap komptensi belajar guru bisa berpengaruh terhadap motivasi
belajar [3];
Penelitian terdahulu yang berjudul Peran Guru TIK Dalam Pelaksanaan
Kurikulum 2013 di SMP oleh Marfath Dalouis Saekoko. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan peran guru TIK dalam pelaksanaan kurikulum 2013 pada dua
SMP di kota Salatiga yaitu SMP N 5 dan SMP N 2 Salatiga, dan untuk mengetahui
apakah peran tersebut sudah dilakukan oleh guru TIK dengan mengikuti deskripsi
peran yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 68 Tahun 2014. Penelitian ini
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan metode pengambilan sampel yang
digunakan adalah probability sampling dengan menggunakan teknik random
sampling yaitu sampel dipilih secara acak. Narasumber atau responden adalah guru
TIK, guru non TIK, siswa dan Tenaga Kependidikan. Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini adalah angket dan wawancara. Hasil dari penelitian menunjukkan
bahwa guru TIK di SMP N 5 dan SMP N 2 baru melakukan sebagian dari peran
mereka sebagai guru TIK sesuai yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 68
Tahun 2014 untuk membimbing sesama guru, siswa dan tenaga kependidikan [1].
Berdasarkan penelitian [1][3], maka peneliti mendapatkan ide untuk
melakukan penelitian dengan menganalisis bagaimana peran guru TIK dalam
melaksanakan pembimbingan terhadap siswa dilihat dari persepsi siswa yang
mengikuti kegiatan BK TIK disekolah. Pada penelitian [3] peneliti tertarik untuk
meneliti mengenai persepsi siswa. Melalui persepsi, siswa dapat melakukan penilaian
terhadap peran yang sudah dilaksanakan oleh guru. Pada penelitian [1]
mendeskripsikan peran guru TIK dalam melakukan pembimbingan terhadap peserta
didik, fasilitasi sesama guru dan tenaga kependidikan. Penelitian [1] mendeskripsikan
peran guru TIK secara keseluruhan di sekolah. Namun pada penelitian ini, penulis
membatasi masalah dengan mendeskripsikan peran guru TIK hanya pada
pembimbingan terhadap peserta didik.
Persepsi Siswa
Persepsi adalah pandangan atau pendapat mengenai sesuatu yang telah
dilihatnya (dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005). Menurut Walgito dalam
Sunaryo (2004) menyatakan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang di dahului
oleh proses penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui
alat indera atau juga di sebut proses sensori. Walgito (1994) menjelaskan bahwa
persepsi merupakan suatu proses yang didahului penginderaan, yaitu proses
diterimanya stimulus oleh individu melalui alat rerseptornya. Individu kemudian
melakukan pengorganisasian dan interpretasi terhadap stimulus yang di terima oleh
indra tersebut, sehingga dapat disadari dan di mengerti [4].
3
Walgito (2003) mengemukakan bahwa persepsi merupakan proses yang
terintegrasi dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Sehingga semua yang
ada dalam diri individu seperti pengalaman, emosi, kemampuan berfikir, serta aspek-
aspek lain yang ada dalam diri individu ikut berperan aktif dalam proses tersebut.
Proses yang terintegrasi tersebut menyebabkan stimulus yang sama dapat
dipersepsikan berbeda oleh individu yang berbeda pula [4]. Berdasarkan dari teori
para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah pandangan atau
pendapat mengenai sesuatu yang telah dilihat oleh individu, individu tersebut dalam
penelitian ini adalah siswa.
Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan pengembangan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006
yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan secara terpadu.
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan Afektif. Kurikulum 2013 juga memiliki tujuan agar warga negara
mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan
peradaban dunia (Triwiyanto, 2015) [5]. Latar belakang pembuatan kurikulum 2013
yaitu, kompetensi masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan,
pedagogi, dan fenomena negative yang mengemuka. Kurikulum 2013 dirancang
dengan karakteristik yaitu, mengembangkan keseimbangan antara pengembangan
sikap spiritual dan social, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan
intelektual dan psikomotorik. Mengembangkan sikap, pengetahuan, ketrampilan, dan
menerapkannya dalam berbagai situasi disekolah dan masyarakat [2].
Peran Guru TIK di Kurikulum 2013
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 68 Tahun 2014 Tentang Peran Guru TIK dan Guru KKPI dalam Implementasi
Kurikulum 2013 Bab 3 tentang peran, kewajiban, dan hak pada pasal 3 yaitu: (1) Guru
TIK dan guru KKPI dalam pelaksanaan kurikulum 2013 difungsikan menjadi Guru
TIK; (2) Guru TIK berperan sebagai berikut: membimbing peserta didik pada
SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau yang sederajat untuk mencapai standar
kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah. Pada pasal 4 Guru TIK
berkewajiban untuk membimbing peserta didik SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK,
atau yang sederajat untuk mencari, mengolah, menyimpan, menyajikan, menyebarkan
data dan informasi dalam berbagai cara untuk mendukung kelancaran proses
pembelajaran. Guru TIK mempunyai beban kerja membimbing paling sedikit 150
(seratus lima puluh) peserta didik per semester pada 1 (satu) atau lebih satuan
pendidikan pada jenjang yang sama dan/atau lintas jenjang. Pada Pasal 5 Guru TIK
melaksanakan bimbingan TIK kepada peserta didik pada SMP/MTs, SMA/MA,
SMK/MAK, atau yang sederajat dalam rangka mencari, mengolah, menyimpan,
menyajikan, serta menyebarkan data dan informasi untuk mendukung kelancaran
proses pembelajaran. Guru TIK juga beperan membimbing siswa untuk
pengembangan diri yang sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan
kepribadian peserta didik di sekolah/madrasah dengan memanfaatkan TIK sebagai
sarana untuk mengeksplorasi sumber belajar. Berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengenai peran guru TIK yang
telah diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa peran guru TIK dalam
4
membimbing siswa atau peserta didik adalah bimbingan yang diberikan kepada
peserta didik mencakup pemanfaatan TIK dalam pembelajaran dan pengembangan
bakat minat. Guru TIK membantu siswa dalam mencari, mengolah, menyimpan,
menyajikan, serta menyebarkan data untuk kelancaran proses pembelajaran. Bantuan
yang diberikan bisa seperti mencari gambar dan video untuk melengkapi tugas yang
diberikan. Sedangkan untuk pengembangan bakat minat, guru TIK harus
memfasilitasi siswa dengan menyediakan bimbingan belajar ekstra yang akan
meningkatkan bakat dan minat mereka [2].
3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian
deskriptif kualitatif. Jenis data yang diungkapkan dalam penelitian ini yaitu: (1)
rekaman audio wawancara terhadap responden. Responden dalam penelitan ini adalah
guru TIK, siswa, kepala sekolah, dan guru non TIK; (2) file dokumentasi berupa form
laporan bimbingan TIK dan form penilaian siswa yang mengikuti bimbingan TIK di
SMAN 4. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan purposive sampling untuk
menentukan informan. Narasumber dipilih berdasarkan kriteria: (1) siswa yang sudah
pernah mengikuti bimbingan TIK di sekolah; (2) Siswa dipilih berdasarkan
pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh peneliti di sekolah pada saat kegiatan
bimbingan TIK berlangsung.
Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif naratif. Berikut
penjabaran analisis data yang dilakukan [6]: (1) Data Collection, peneliti
mengumpulkan data pada tahap pertama dengan cara melakukan observasi atau
mengamati kegiatan bimbingan TIK yang dilaksanakan oleh guru TIK terhadap
peserta didik di sekolah. Observasi ini dilaksanakan dengan bantuan alat pengamatan
yang berupa daftar cek. Peneliti mengumpulkan data pada tahap kedua dengan cara
wawancara kepada narasumber yaitu, 10 orang siswa yang dipilih berdasarkan
kriteria, 1 orang guru TIK, 2 orang guru non TIK, dan 1 orang wakil kepala sekolah
bagian kurikulum. Pada tahap ketiga peneliti melakukan dokumentasi, yaitu
mengumpulkan data berupa form laporan bimbingan TIK di SMA N 4 , from
penilaian siswa yang mengikuti bimbingan TIK, dan dokumentasi setiap kegiatan
pengumpulan data yang dilakukan disekolah seperti pengambilan gambar atau foto;
(2) Data reduction, peneliti mereduksi data dengan merangkum data yang sudah
dikumpulkan dan memilah data mana saja yang dibutuhkan; (3) Data display, peneliti
menyajikan data wawancara dengan cara memuat hasil wawancara berupa audio
kedalam bentuk tulisan di Microsoft word agar mudah dipahami; (4) Conclusion
drawing peneliti membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisa data.
Dalam penelitian ini dilakukan pengecekan keabsahan data melalui
Kredibilitas. Untuk memeriksa keabsahan data dalam penelitian ini peneliti
menggunakan dua cara, yaitu [7]: (1) perpanjangan penelitian dengan melakukan
pengumpulan data selama satu minggu di SMA N 4 Jayapura; (2) melakukan
trianggulasi sumber atau informan. Dalam penelitian ini peneliti melakukan eksplorasi
untuk mengecek kebenaran data dari beragam sumber guna meningkatkan
kepercayaan penelitian. Peneliti menggali data dari siswa lalu trianggulasi terhadap
guru TIK untuk membandingkan pendapat siswa terhadap peran guru TIK selama
bimbingan TIK dilakukan dengan pernyataan dari guru TIK mengenai bimbingan
yang sudah dilaksanakannya. Trianggulasi juga dilakukan terhadap guru non TIK
untuk mengetahui bagaimana perkembangan peserta didik setelah melakukan
bimbingan TIK dan bagaimana peran guru TIK dalam membimbing peserta didik
5
menurut guru tersebut. Selanjutnya trianggulasi terakhir yaitu terhadap wakil kepala
sekolah bagian kurikulum SMA N 4 Jayapura. Wakasek kurikulum adalah
narasumber yang menerima laporan bimbingan TIK setiap semester, dan yang
mengevaluasi pelaksanaan kegiatan BK TIK di sekolah selama satu semester dengan
melihat perkembangan peserta didik berdasarkan laporan bimbingan TIK dan
penilaian siswa. Trianggulasi terhadap Wakasek kurikulum dilakukan untuk
mengetahui bagaimana peran guru TIK di sekolah, apakah sudah sesuai dengan
Permendikbud No. 45 Tahun 2015 tentang Peran Guru TIK dan Guru KKPI dalam
Implementasi Kurikulum 2013.
4. HASIL PENELITIAN
Persepsi siswa mengenai pelaksanaan BK TIK oleh guru TIK disekolah dapat
diketahui dari pengetahuan dan pengalaman siswa yang mengikuti bimbingan TIK,
sedangkan untuk mengetahui sejauh mana peran yang sudah dilakukan guru TIK
dalam pelaksanaan BK TIK dapat di ketahui dari Guru TIK yang melaksanakan BK
TIK dan Wakil kepala sekolah bagian kurikulum yang mengamati dan mengikuti
perkembangan pelaksanaan BK TIK disekolah. Bagaimana pendapat siswa mengenai
peran guru TIK dan bagaimana deskripsi peran guru TIK dalam membimbing siswa di
sekolah dapat di lihat pada tabel 1.
Tabel 1. Persepsi Siswa Terhadap Peran guru TIK
No Peran Guru TIK
Dalam PerMen
68 Tahun 2014
Temuan Pelaksanaan
Pembimbingan oleh Guru TIK
di Sekolah
Persepsi Siwa
1. Membimbing
siswa mencari data
untuk mendukung
kelancaran proses
pembelajaran
Guru TIK membimbing siswa
mencari data dan informasi lewat
mesin pencarian atau web browser
dengan terhubung melalui jaringan
internet, siswa dituntun mencari
data dan informasi menggunakan
kata kunci yang tepat dan
mengambil informasi dari sumber
yang bermutu.
Menurut siswa, guru TIK
sudah membimbing
siswa dalam mencari
data. Siswa merasa
pembimbingan yang
dilakukan bermanfaat
membantu siswa dalam
mencari informasi
mengenai materi
pelajaran di internet.
2. Membimbing
siswa mengolah
data untuk
mendukung
kelancaran proses
pembelajaran
Guru TIK membimbing dan
mengajarkan siswa bagaimana
mengolah data dan menghasilkan
informasi menggunakan aplikasi
Microsoft Excel.
Menurut siswa, guru TIK
sudah membimbing siswa
dalam mengolah data.
Dengan mengikuti
bimbingan TIK siswa
mengetahui cara
mengolah data dengan
menggunakan rumus-
rumus di Microsoft Excel.
3. Membimbing
siswa menyimpan
data untuk
mendukung
kelancaran proses
Guru TIK membimbing siswa
menyiapkan dan menyimpan data
dan informasi menggunakan
aplikasi Microsoft word
Menurut siswa, guru TIK
sudah melaksanakan
bimbingan kepada siswa
dalam menyiapkan dan
menyimpan data.
6
pembelajaran Bimbingan yang diikuti
membantu siswa untuk
memahami cara-cara
melakukan manajamen
file sehingga siswa bisa
menyimpan materi dalam
bentuk file dokumen dan
membuat folder untuk
setiap materi.
4. Membimbing
siswa menyajikan
data untuk
mendukung
kelancaran proses
pembelajaran
Guru TIK membimbing siswa
menyajikan data dan informasi
dengan menggunakan Microsoft
powerpoint.
Menurut siswa, guru TIK
sudah melaksanakan
bimbingan kepada siswa
dalam menyajikan data
dan informasi. Lewat
bimbingan yang diikuti
siswa bisa memahami
bagaimana cara
melakukan presentasi
yang baik dan benar.
Siswa juga memahami
bagaimana cara membuat
presentasi yang baik di
Microsoft powerpoint.
5. Membimbing
siswa
menyebarkan data
untuk mendukung
kelancaran proses
pembelajaran
Guru membimbing siswa
mendistribusikan data dan
informasi lewat media sosial, yaitu
penggunaan fasilitas web sekolah
seperti mengunggah informasi
berupa berita. Pendistribusian data
dan informasi juga dilakukan lewat
email dengan mengirimkan file
berisi data dan informasi
menggunakan email.
Guru membimbing siswa
menginformasikan data dan
informasi yaitu menulis
pengumuman di situs web sekolah.
Menurut siswa, guru TIK
sudah membimbing siswa
dalam menyebarkan data.
Dengan mengikuti
bimbingan TIK, siswa
bisa memahami
bagaimana cara
menyebarkan informasi
dengan menggunakan
email. Siswa merasa
penggunaan email sangat
membantu siswa dalam
menyebarkan materi
kepada teman-teman
lewat internet. Siswa juga
dapat mengumpulkan
tugas kepada guru
melalui email. Namun
untuk penggunaan situs
web sekolah, siswa jarang
menggunakan web
sekolah untuk berbagi
informasi. Biasanya
siswa membuka web
hanya untuk membaca
pengumuman mengenai
7
kegiatan sekolah.
6. Membimbing
siswa Memahami
ketentuan
penggunaan
teknologi
informasi dan
komunikasi
Guru TIK membimbing siswa
untuk memahami penerapan aturan
yang berkaitan dengan etika dan
moral , penerapan prinsip-prinsip
kesehatan dan keselamatan kerja,
dan Hak Atas Kekayaan
Intelektual (HAKI) dalam
Teknologi Informasi dan
Komunikasi.
Menurut siswa guru TIK
sudah melaksanakan
bimbingan mengenai
ketentuan penggunaan
teknologi informasi dan
komunikasi. Siswa bisa
memahami bagaimana
cara duduk yang baik saat
menggunakan komputer.
Siswa juga dapat
mengetahui setiap sanksi
yang terdapat dalam UU
pelanggaran HAKI.
Berdasarkan 6 indikator dari deskripsi peran guru TIK, siswa berpendapat bahwa
peran guru TIK dalam membimbing siswa di SMA N 4 sudah dilaksanakan dengan
baik. Siswa bisa mengikuti bimbingan yang dilakukan oleh guru TIK dan selama ini
bimbingan yang diikuti oleh siswa bermanfaat dalam membantu siswa melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Pendapat siswa sudah sesuai dengan tujuan dilaksanakannya
BK TIK yaitu untuk kelancaran proses pembelajaran. Dalam pelaksanaan kegiatan
BK TIK berdasarkan wawancara dengan guru TIK, hal pertama yang dilakukan
adalah mengenalkan kepada siswa bagaimana menggunakan komputer sebagai media
pembelajaran. Siswa harus menguasai penggunaan komputer dan aplikasi dasar.
Setelah siswa bisa mengoperasikan komputer, guru membimbing siswa ke tahap
selanjutnya yaitu pengenalan aplikasi pengolah angka, kata dan presentasi. Siswa
berpendapat bahwa lewat bimbingan yang diikuti siswa bisa membuat pamflet dengan
word dan menggunakan rumus excel dalam mengolah data. Menurut wawancara
dengan guru non TIK SMA N 4 jayapura, siswa yang mengikuti kegiatan BK TIK di
sekolah bisa memanfaatkan Microsoft power point sebagai media pembelajaran dalam
menyajikan suatu informasi. Siswa mencari materi yang diberikan oleh guru non TIK,
kemudian siswa membuat presentasi menggunakan Microsoft power point lalu
menyajikan materi kepada guru dan teman – teman di kelas.
Guru TIK membimbing siswa bagaimana mencari data dan informasi yang tepat
melalui internet dan bagaimana mendistribusikan data dan informasi lewat internet
dengan menggunakan email. Menurut wawancara dengan guru non TIK, melalui
bimbingan TIK, siswa dapat memahami penggunaan email dalam mendistribusikan
data. Dengan penggunaan email dapat membantu siswa untuk mengumpulkan tugas
tanpa harus bertemu dengan guru. Guru juga dapat melakukan koreksi langsung
kepada siswa melalui email dan siswa dapat bertanya mengenai materi dan tugas
lewat email.
Menurut wakil kepala sekolah bagian kurikulum, sejauh ini peran yang
dilaksanakan oleh guru TIK sudah bagus dan berjalan dengan baik. Peran guru TIK di
Sekolah sangat penting dan dibutuhkan dalam membimbing dan fasilitasi TIK karena
semua kelas terintegrasi dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Hasil dan
perkembangan bimbingan yang dilaksanakan oleh guru TIK setiap semester
dilaporkan dalam bentuk laporan bimbingan TIK yang di dalamnya memuat evaluasi
nilai akhir siswa. Wakasek kurikulum berpendapat bahwa sebagian besar siswa bisa
mengikuti bimbingan dengan baik dan mendapatkan predikat nilai rata-rata bagus.
8
5. DISKUSI
Berdasarkan hasil temuan didapatkan bahwa: (1) Pelaksanaan Bimbingan
Konseling TIK sudah berjalan sesuai dengan peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2014 Tentang Peran Guru TIK
yang berperan membimbing peserta didik untuk mencari data dan informasi lewat
mesin pencarian atau web browser dengan terhubung melalui jaringan internet,
mengolah data dan menghasilkan informasi menggunakan aplikasi Microsoft Excel,
menyiapkan dan menyimpan data informasi menggunakan aplikasi Microsoft word,
menyajikan data dan informasi dengan menggunakan Microsoft powerpoint,
menyebarkan data dan informasi dalam berbagai cara untuk mendukung kelancaran
proses pembelajaran, yaitu mendistribusikan data dan informasi lewat media sosial
seperti pendistribusian data dan informasi juga dilakukan lewat email dengan
mengirimkan file berisi data dan informasi menggunakan email; (2) Siswa
berpendapat bahwa guru TIK sudah melaksanakan perannya dengan baik. Lewat
bimbingan dari guru TIK siswa dapat mengembangkan kemampuan di bidang TIK.
Siswa juga dapat belajar mandiri dengan memutuskan dan mempertimbangkan
penggunaan teknologi informasi yang tepat guna mendukung kegiatan
mengembangkan sikap inisiatif untuk proses pembelajaran.
Dalam melaksanakan penelitian di sekolah peneliti mengalami beberapa
kendala, yaitu : (1) jarak antara rumah dan sekolah lumayan jauh, peneliti menempuh
perjalanan sekitar 30 menit untuk dapat sampai dilokasi penelitian; (2) proses
pengurusan ijin penelitian sangat lama, peneliti harus menunggu selama dua minggu
untuk mendapatkan konfirmasi dari pihak sekolah; (3) penyesuaian waktu saat
melakukan pengambilan data dengan responden cukup sulit karena waktu penelitian
bertepatan dengan penyelenggaraan UNBK dan kegiatan penamatan siswa kelas XII.
Evaluasi peneliti terhadap kendala yang dihadapi adalah : (1) pemilihan tempat
penelitian harus dipertimbangkan dengan baik dari segi waktu, jarak dan biaya yang
dikeluarkan; (2) Sebaiknya peneliti memiliki kerabat atau orang yang bisa bekerja
sama di sekolah atau instansi yang menjadi tempat penelitian. Hal ini bertujuan untuk
mempermudah pengurusan ijin penelitian; (3) peneliti harus mempertimbangkan
dengan baik pemilihan waktu penelitian agar tidak sulit dalam melakukan
pengambilan data.
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini dilakukan hanya disatu sekolah saja.
Bagi peneliti lain yang berminat untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang
persepsi siswa terhadap Peran guru TIK secara luas, dapat melakukan penelitian pada
beberapa sekolah sehingga bisa mendapatkan variasi data dan temuan yang mungkin
berbeda dengan temuan yg ada di SMA N 4 . Diharapkan dengan adanya hasil
penelitian ini dapat memberikan manfaat buat guru karena bisa di gunakan sebagai
bahan evaluasi dalam pelaksanaan BK TIK di sekolah.
9
6. DAFTAR PUSTAKA
[1] Saekoko, D Marfath. 2016. Peran Guru TIK Dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013.
Institutional Repository, Universitas Kristen Satya Wacana.
http://repository.uksw.edu/handle/123456789/10730.
[2] Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68
Tahun 2014. Peran Guru TIK dan Guru KKPI dalam Implementasi Kurikulum
2013. https://psma.kemdikbud.go.id/peraturan/index.php.
[3] Nugrahanti, Erlina Kristi. 2015. Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Mengajar
Guru Bahasa Inggris dan Efikasi Diri Akademik sebagai Prediktor Munculnya
Motivasi Belajar Bahasa Inggris pada Siswa SMP Kristen 1 di Kota Surakarta. Institutional Repository, Universitas Kristen Satya Wacana.
http://repository.uksw.edu/handle/123456789/9303.
[4] Walgito, Bimo. 2003.Psikologi Sosial suatu Pengantar. Jakarta : Andi, edisi 4.
[5] Triwiyanto, Teguh. 2015. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta :
Bumi Aksara.
[6] Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
[7] Satori dan Komariah. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.