persepsi siswa terhadap kemampuan guru...

68
PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU MENGELOLA KELAS DAN HUBUNGANNYA DENGAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA SISWA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh: Rosty Kaafiitriana 11140162000046 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Upload: others

Post on 02-Jan-2020

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU

MENGELOLA KELAS DAN HUBUNGANNYA

DENGAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR

KIMIA SISWA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh:

Rosty Kaafiitriana

11140162000046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Page 3: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,
Page 4: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,
Page 5: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

i

ABSTRAK

Pengeloaan kelas merupakan bagian integral dari kemampuan profesional

yang harus dimiliki oleh seorang guru. Keterampilan guru dalam mengelola kelas

mampu membangkitkan ketertarikan dan semangat siswa untuk mengikuti

pelajaran, khususnya pada pelajaran kimia. Siswa yang tinggi motivasinya,

umumnya tinggi pula perolehan belajarnya. Sebaliknya, siswa yang rendah

motivasinya, rendah pula perolehan belajarnya. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui hubungan kemampuan guru mengelola kelas, motivasi dan prestasi

belajar siswa pada mata pelajaran kimia. Metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah kuantitatif dengan metode korelasional. Subjek penelitian yaitu siswa-

siswi SMA kelas XII SMA Negeri 2 Kota Tangerang. Sampel diambil dengan

teknik purposive sampling dan jumlah keseluruhan siswa yaitu 167 siswa.

Instrumen yang digunakan yaitu angket yang menunjukan kemampuan guru

mengelola kelas dan motivasi siswa pada pelajaran kimia serta prestasi belajar

diambil dari nilai ujian akhir sekolah semester 1 tahun ajaran 2018/2019. Data

dianalisis dengan metode korelasi sederhana. Hasil penelitian menunjukan adanya

hubungan antara kemampuan guru mengelola kelas terhadap motivasi dan prestasi

belajar siswa pada pelajaran kimia di SMAN 2 Kota Tangerang. Hal ini

menandakan bahwa kemampuan guru dalam mengelola kelas memiliki kontribusi

terhadap menumbuhkan motivasi dan meningkatkan prestasi belajar siswa

khususnya pada pelajaran kimia.

Kata Kunci : Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi, Prestasi Belajar,

Mata Pelajaran Kimia

Page 6: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

ii

ABSTRACT

Management classroom is an integral part of the professional abilities that must

be possessed by a teacher. The teacher's skills in managing the class are able to

raise the interest and enthusiasm of students to take lessons, especially in

chemistry lessons. Students who are highly motivated, generally have high

learning gain. Otherwise, students who had low in motivation, will had low

learning gain. This study aims to determine the relationship between the ability of

teachers to manage classes, motivation and student achievement on chemistry

subjects. The method used in this study is quantitative with a correlational

method. The research subjects were high school students grade 12th of SMA

Negeri 2 Kota Tangerang. Samples were taken by purposive sampling technique

and the total number of students was 167 students. The instrument used is a

questionnaire that shows the ability of the teacher to manage the class and the

motivation of students on chemistry lessons and learning achievement taken from

the grades of the final semester of school year 2018/2019 academic year. Data

were analyzed by a simple correlation method. The results of the study show a

relationship between the ability of teachers to manage the class towards

motivation and student achievement in chemistry at SMAN 2 Kota Tangerang.

This indicates that the teacher's ability to manage the class has a contribution to

foster motivation and improve student achievement, especially in chemistry

lesson.

Keyword: Classroom management, Motivation,Student acheivement, Chemistry

Lesson

Page 7: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrohim

Alhamdulillahirabil‟alamin, Puji syukur kehadirat Allah Subhanahuu Wa Ta‟ala

yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Persepsi

Siswa Terhadap Kemampuan Guru Mengelola Kelas dan Hubungannya

dengan Motivasi dan Prestasi Belajar Kimia Siswa”. Sholawat serta salam

semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Sholallahu Alaihi

Wassalam beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Ucapan terima kasih penulis capkan kepada semua pihak yang telah memberikan

dukungan dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. Dengan tulus, ikhlas, dan

rendah hati penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dr. Sururin, M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

2. Burhanudin Milama, M.Pd., Selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

3. Dedi Irwandi, M.Si dan Dewi Murniati, M.Si., selaku dosen pembimbing

yang telah memberikan waktu, ilmu, motivasi, semangat, dukungan dan

bimbingan serta saran kepada penulis dengan penuh dengan penuh

kesabaran dalam penyusunan skripsi ini hingga akhir.

4. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan IPA, khususnya dosen Program Studi

Pendidikan Kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis selama penulis menjadi

mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Dadang, S.Pd selaku guru SMAN 2 Kota Tangerang yang telah

mengizinkan penulis untuk mengambil data di tempat tersebut

Page 8: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

iv

6. Kepada Ayah Triono, Mama Suprapti dan adek Hafadlah yang selalu

mendoakan dan mendukung dengan cinta dan kasih sayang keluarga

ditengah lelahnya pengerjaan skripsi

7. Kepada kosan pondok fitri terutama mba Anifah Tarlan, ka Shefa Tarlan,

ka Haryati Abdullah, Rohmah Adhawati, Ananda Rakhmatul, Ma‟rifah

Istiqomah, Effa Safirah yang selalu memberi dukungan, motivasi dan

kebahagiaan terbaiknya kepada penulis

8. Kepada sahabat INSANE yang selalu mendoakan dan memotivasi penulis

terutama Tiara Jasmine, Rohmah Adhawati, Daniyah Luthfiyyatillah,

Ananda Rakhmatul, Ma‟rifah Istiqomah, Effa Safirah, Indah Permatasari,

Ria Fariha, Khaerul Fikri, M. Aziz Fikri, Shofi Khaerul,Ernas Tiara, Tasya

Annisa, dll.

9. Teman teman pendidikan kimia angkatan 2014 yang selalu berbagi

semangat, motivasi, keluh kesah dan doa terbaik kepada penulis terutama

Ardelia Amanda, Endah Nurlita, Lizda Tri Wahyuni, Reni Novianti,

Syarifah Meutiah, Siti Nuraeni, Utawati, Andini, Ilham, Harum Ismi, dll.

10. Teman teman PSM UIN Jakarta, terutama Afriana Awdadi, Anggi

Maulina, Humairah, Agus Maulana, Syukron Amin, Muhamad Ihsan,

Harus Ar-rasyid, Delia Ulfah, dll

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan masih

banyak kekurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan masukan kritik, dan

saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi

ini memberikan manfaat bagi semua pihak yang menggunakannya.

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb

Jakarta, 29 Mei 2019

Penulis

Page 9: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .......................................... ii

ABSTRAK ............................................................................................................... i

ABSTRACT .............................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... ix

BAB I ....................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................................ 4

C. Rumusan Masalah ................................................................................................... 5

D. Pembatasan Masalah ............................................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 5

BAB II ...................................................................................................................... 7

KAJIAN TEORI ...................................................................................................... 7

A. Deskripsi Teori ........................................................................................................ 7

1. Hakikat Persepsi .................................................................................................. 7

2. Kompetensi Guru ................................................................................................. 8

3. Pengelolaan Kelas ............................................................................................... 8

4. Belajar ............................................................................................................... 17

5. Motivasi Belajar ................................................................................................ 18

6. Prestasi Belajar .................................................................................................. 23

Page 10: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

vi

B. Kerangka Berpikir ................................................................................................. 26

C. Hipotesis Penelitian .............................................................................................. 29

D. Penelitian yang Relevan ........................................................................................ 29

BAB III .................................................................................................................. 32

METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................. 32

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................... 32

B. Metode Penelitian ................................................................................................. 32

C. Populasi dan Sampel ............................................................................................. 33

D. Alur Penelitian ...................................................................................................... 34

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 36

F. Uji Coba Instumen ................................................................................................ 39

G. Teknik Analisis Data ............................................................................................. 40

H. Hipotesis Statistik ................................................................................................. 45

BAB IV .................................................................................................................. 46

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................................... 46

A. Hasil Penelitian ..................................................................................................... 46

1. Data Hasil Penelitian ......................................................................................... 46

2. Analisis Data ..................................................................................................... 49

B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................................ 54

1. Persepsi Siswa terhadap Kemampuan Guru Mengelola Kelas dan

Hubungannya dengan Motivasi Belajar Kimia Siswa ....................................... 54

2. Persepsi Siswa terhadap Kemampuan Guru Mengelola Kelas dan

Hubungannya dengan Prestasi Belajar Kimia Siswa ........................................ 57

BAB V .................................................................................................................... 62

KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 62

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 62

B. Saran ..................................................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 62

LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................... 69

Page 11: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Hasil Angket Kemampuan Guru Mengelola Kelas.............................. 46

Tabel 4. 2 Klasifikasi Kemampuan Guru Mengelola Kelas ................................. 47

Tabel 4. 3 Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa .................................................. 48

Tabel 4. 4 Klasifikasi Nilai Motivasi Siswa ......................................................... 48

Tabel 4. 5 Hasil Prestasi Belajar Kimia Siswa ...................................................... 49

Tabel 4. 6 Kategorisasi Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Kimia ........ 49

Tabel 4. 7 Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Guru Mengelola Kelas,

Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa ...................................................... 50

Tabel 4. 8 Uji Homogenitas pada Masing-masing Variabel ................................. 50

Tabel 4. 9 Hasil Uji Korelasi Data Kemampuan Guru Mengelola Kelas

Dengan Motivasi Belajar Siswa ........................................................... 53

Tabel 4. 10 Hasil Uji Korelasi Data Kemampuan Guru Mengelola Kelas

Dengan Prestasi Belajar Siswa ............................................................. 54

Page 12: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Bagan Kerangka Berfikir ................................................................. 28

Gambar 3. 1 Desain Penelitian .............................................................................. 33

Gambar 3. 2 skema prosedur penelitian ................................................................ 35

Page 13: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Responden dan Nilai UAS Siswa .............................................. 70

Lampiran 2. Kisi-Kisi Instrumen Mengelola Kelas ................................................ 75

Lampiran 3. Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Belajar ................................................ 78

Lampiran 4. Instrumen Penelitian ........................................................................... 82

Lampiran 5. Lembar Validasi Instrumen oleh Validator Ahli ............................... 90

Lampiran 6. Hasil Perhitungan Uji Validitas Angket Mengelola Kelas ............... 103

Lampiran 7. Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Belajar .................................... 114

Lampiran 8. Angket Mengelola Kelas yang Sudan di Isi ..................................... 126

Lampiran 9. Angket Motivasi Belajar yang Sudah di Isi ...................................... 129

Lampiran 10. Data Hasil Angekt Mengelola Kelas .............................................. 132

Lampiran 11. Data Hasil Angekt Motivasi Belajaar ............................................. 148

Lampiran 12. Lembar Hasil Uji Validitas Angket Mengelola Kelas dan

Motivasi Belajar ............................................................................. 162

Lampiran 13. Lembar Hasil Uji Reliabilitas Angket Mengelola Kelas dan

Motivasi Belajar ............................................................................. 164

Lampiran 14. Lembar Hasil Uji Normalitas Angket dan Nilai UAS Siswa ......... 170

Lampiran 15. Lembar Hasil Uji Homogenitas Angket dan Nilai UAS Siswa ...... 172

Lampiran 16. Lembar Hasil Uji Linearitas Angket dan Nilai UAS Siswa ........... 174

Lampiran 17. Lembar Hasil Uji Hipotesis Angket Kemampuan Guru

Mengelola Kelas, Motivasi dan Prestasi Belajar Kimia Siswa ...... 176

Lampiran 18. Lembar Uji Referensi .................................................................... 180

Lampiran 19. Surat Keterangan Telah Melakukan Validasi Instrumen ................ 192

Page 14: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan yang menjadi salah satu

bidang yang sangat strategis dalam membina manusia dan pembangunan

kebudayaan bangsa. Pendidikan mampu menciptakan masyarakat yang cerdas

untuk kemajuan bangsa dan negara. Kebutuhan pendidikan merupakan salah

satu bagian terpenting dari kehidupan manusia, dengan pendidikan yang lebih

tinggi diharapkan akan manghasilkan manusia-manusia yang lebih berkualitas.

Menurut Viro, Fahmi dan Bakri (2015) dalam rangka mewujudkan

pendidikan yang bermutu tentu tidak terlepas dari peranan berbagai pihak,

salah satunya adalah peran tenaga kependidikan. Guru merupakan salah satu

komponen yang penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Penjelasan

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional

Pendidikan bahwa syarat dari profesionalitas guru adalah kualifikasi akademis

minimal DIV/ S1, menguasai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi profesi, dan kompetensi sosial. Kriteria profesionalisme guru

meliputi kemampuan: menguasai bahan, mengelola PBM, mengelola media

atau sumber, menguasai landasan kependidikan, mengenal interaksi belajar

mengajar, menilai prestasi siswa, mengenal fungsi dan program pelayanan BP,

dan mengenal administrasi sekolah (Yusutria, 2015) .

Baiq dan Sri (2017) mengatakan bahwa pengelolaan kelas dipandang

sebagai suatu usaha yang sangat penting dan harus mendapatkan prioritas oleh

seorang guru dalam berbagai macam aktivitas yang berkaitan dengan

kurikulum dan pengembangan siswa. Sebagai manajer, guru bertanggung

jawab memelihara lingkungan fisik agar senantiasa menyenangkan untuk

belajar dan mengarahkan atau membimbing proses-proses intelektual dan

sosial dalam kelas (Wahda, 2014). Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dapat

merencanakan secara rasional pelajaran siswa, menyiapkan bahan ajar dan

belajar lebih bijaksana, mengatur konten, menata kelas dan menetapkan

rutinitas sehari-hari (Iqbal et.al., 2012).

Page 15: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

2

Menurut Azlin et.al., (2012) kesuksesan mengelola kelas dapat berfokus

pada rasa memiliki siswa dalam konteks sekolah sehingga mendapatkan hasil

positif, termasuk motivasi akademik, optimisme, keinginan untuk sekolah,

dan emosional yang baik. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Orji (2014)

menyatakan bahwa kemampuan guru dalam mengelola kelas secara

signifikan mempengaruhi iklim, motivasi, dan pencapaian tujuan belajar di

kelas. Kesuksesan dalam mengelola kelas juga dapat muncul dari

keinginan/dorongan dan ketertarikan peserta didik dalam menerima pelajaran,

akan sulit untuk berhasil jika belajar tanpa motivasi (Ridha et.al., 2017).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Idah (2017) menemukan bahwa

banyak siswa yang membolos mata pelajaran tertentu, dan hal ini merupakan

wujud kurangnya sebuah motivasi belajar siswa. Bahkan dengan tetap

memakai pakaian seragam sekolah masih terdapat banyak siswa yang masih

berkeliaran di tempat-tempat umum. Pada saat ditanya dengan terkadang

mereka hanya menjawab bosan dengan mata pelajarannya. Menurut penelitian

Azlin et.al., (2012) penyebab rasa bosan yang dialami siswa saat belajar yaitu

tidak tertarik dengan materi yang dipresentasikan, hasilnya siswa cenderung

tidak antusias dengan materi yang dipelajarinya.

Pembelajaran sangat penting bagi kehidupan manusia, karena dengan

belajar manusia dapat lebih mengetahui ataupun memahami sesuatu ilmu

pengetahuan yang ada di lingkungan sosial. Namun terkadang suatu proses

belajar tidak dapat mencapai hasil maksimal disebabkan karena ketiadaan

kekuatan yang mendorong atau yang disebut sebagai motivasi.

Menurut Sitwat dan David (2012), Motivasi belajar adalah kunci dalam

mencapai keberhasilan belajar bagi peserta didik. Namun, setiap peseta didik

memiliki keinginan/dorongan dan ketertarikan yang tidak sama dalam

mengikuti proses belajar di kelas. Sukses atau tidaknya kegiatan belajar

bergantung pada keinginan/dorongan dan ketertarikan peseta didik dalam

menerima pembelajaran. Motivasi dipandang sebagai prasyarat dan elemen

penting untuk keterlibatan siswa dalam belajar. Keterlibatan siswa dalam

Page 16: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

3

belajar bukan hanya sebuah akhir dalam dirinya sendiri tetapi juga merupakan

sarana akhir siswa mencapai prestasi akademik yang baik. Sependapat dengan

Olusegun (2015) yang mengatakan bahwa siswa yang memiliki motivasi yang

rendah cenderung mencapai prestasi yang rendah.

Penelitian yang dilakukan Riswanto dan Sri (2017) menemukan bahwa

salah satu hal penting dari semua upaya pendidikan adalah untuk melihat

tercapainya prestasi belajar. Prestasi siswa dapat menggambarkan tingkat

pencapaian siswa dalam hal pengetahuan, keterampilan dan pengalaman

belajar yang dirumuskan oleh tujuan kurikulum pelajaran di sekolah.

Sependapat dengan penelitian Chawla (2016) yang mengatakan bahwa

prestasi mengacu pada derajat atau tingkat keberhasilan atau kemampuan yang

dicapai dalam beberapa mata pelajaran spesifik atau karya akademik.

Keberhasilan tersebut merupakan prestasi belajar peserta didik yang dapat

diukur dari nilai siswa yang diberikan oleh guru pada saat evaluasi

dilaksanakan. Keberhasilan pembelajaran di sekolah akan terwujud dari

keberhasilan belajar siswa. Jika siswa memperoleh prestasi belajar yang baik

maka dapat dikatakan siswa tersebut berhasil. Begitu pula sebaliknya, siswa

yang prestasi belajarnya rendah dapat dikatakan gagal.

Dalam penelitian yang dilakukan Kihwele (2014) menemukan bahwa

banyak siswa yang menganggap pelajaran sains ini sulit dan hanya untuk

beberapa siswa yang memiliki kecerdasan tinggi sehingga menyebabkan hasil

ulangan akhir mereka rendah. Oleh sebab itu, banyak siswa yang tidak tertarik

dan bahkan memilih berhenti dalam pelajaran sains khususnya Fisika dan

Kimia.

Pelajaran kimia sebagai disiplin akademik memainkan peran yang sangat

penting dalam menyatukan mata pelajaran sains lainnya. Bagi banyak siswa,

kimia dipandang sebagai subjek yang sulit, kompleks dan abstrak yang

membutuhkan bakat intelektual khusus dan terlalu banyak usaha untuk

mengerti (Francis et.al.,2017). hal ini sependapat dengan penelitian Gladys

(2017) yang menyatakan bahwa pelajaran kimia mengaitkan antara konten

dengan konteks sehingga memerlukan pengelolaan kelas yang dapat

Page 17: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

4

mendukung siswa untuk fokus konsentrasi. Materi kimia yang abstrak

membutuhkan ide atau pemikiran yang dikembangkan menjadi sifat yang

umum atau peristiwa dengan proses abstaksi. Konsekuensi tersebut yang

meningkatkan kemampuan kimia siswa. Oleh karena itu, pengajar

membutuhkan strategi pembelajaran yang memberi jangkauan luas dan

potensi pendidikan lanjutan yang akan membantu siswa untuk memperkaya

informasi, mengembangkan kemampuan mental, memperoleh keterampilan

proses sains dan melatih inovatif siswa dalam meraih prestasi. Pengelolaan

kelas pada pelajaran kimia menjadi hal yang penting karena memerlukan

kondisi kelas yang kondusif dan membuat siswa mampu berkonsentrasi.

Sehubungan dengan masalah tersebut peneliti tertarik untuk mencari tahu

bagaimana hubungan pengelolaan kelas, motivasi dan prestasi belajar siswa.

Jadi, dengan latar belakang inilah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

yang berjudul “Persepsi Siswa Terhadap Kemampuan Guru Mengelola

Kelas dan Hubungannya dengan Motivasi dan Prestasi Belajar Kimia

Siswa”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti

mengidentifikasi sebagai berikut :

1. Kurangnya kompetensi yang dimiliki guru dalam mengajar

membuat siswa sulit memahami materi kimia yang diajarkan

sehingga hasil belajar dalam mata pelajaran kimia kurang

maksimal.

2. Kurang perhatian guru terhadap interaksi belajar mengajar dapat

membuat siswa cenderung merasa bosan sehingga kurang

memotivasi siswa untuk belajar.

3. Keadaan kelas yang kurang kondusif sehingga mengakibatkan

siswa kurang berkonsentrasi.

4. Kurangnya guru dalam memiliki wawasan tentang pengelolaan

kelas khususnya pada pelajaran kimia

Page 18: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

5

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka masalah yang akan diteliti

dapat rumuskan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang

kemampuan guru mengelola kelas terhadap motivasi belajar siswa

dalam pelajaran kimia ?

2. Apakah terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang

kemampuan guru mengelola kelas terhadap prestasi belajar siswa

dalam pelajaran kimia ?

D. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini tidak menyimpang dari judul penelitian, maka masalah

yang akan diteliti hanya dibatasi pada :

1. Penelitian ini membatasi pada kemampuan yang harus dimiliki guru

dalam mengelola kelas yaitu keterampilan yang berhubungan dengan

penciptaan, pemeliharaan dan pengembangan kondisi belajar yang

optimal.

2. Motivasi siswa dalam penelitian kali ini yaitu motivasi instrinsik dan

ekstrinsik

3. Prestasi belajar kimia dilihat dari nilai UAS siswa pada mata pelajaran

kimia semester 1.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui persepsi siswa tentang

kemampuan guru mengelola kelas dan hubungannya terhadap motivasi dan

prestasi belajar siswa dalam pelajaran kimia.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan dan mengembangkan ilmu yang

telah diperoleh selama kuliah, sehingga penelitian ini merupakan bahan untuk

mengembangkan ilmu yang dimiliki penulis.

Page 19: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

6

2. Bagi akademisi, penelitian ini digunakan sebagai referensi atau bahan kajian

di bidang ilmu pengetahuan.

3. Bagi peneliti lebih lanjut, dapat dijadikan referensi dalam mengembangkan

pengetahuan tentang hubungan kemampuan guru mengelola kelas Terhadap

motivasi dan prestasi belajar siswa khususnya pada pelajaran kimia.

Page 20: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Hakikat Persepsi

a. Pengertian Persepsi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) persepsi

adalah proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca

inderanya (Departemen Pendidikan Nasional, 2002). Kata persepsi

berasal dari kata “perception” yang berarti penglihatan, tanggapan,

daya memahami atau menanggapi sesuatu yang diawali dengan

penginderaan yang kemudian ditransfer ke otak (Echols & Sadily,

1995).

Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang

dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang

lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan,

perasaan dan penciuman, menghasilkan suatu gambar yang unik

tentang kenyataan yang barang kali sangat berbeda dari kenyataan

(Thoha, 2015). Menurut Rakhmat (2008) persepsi memberikan

makna suatu gambaran stimulus indrawi (sensory stimuli), melalui

pengalaman mengenai objek, peristiwa atau hubungan yang

diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan

pesan.

Sementara itu menurut Slameto (2010) persepsi adalah

proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam

otak manusia yang meliputi kemampuan untuk membedakan,

mengelompokkan, memfokuskan dan sebabagainya itu dan

selanjutnya diinterpretasikan . Menurut Thoha (2015) kunci untuk

memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa

persepsi merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi,

dan bukannya suatu pencataan yang benar terhadap situasi.

Page 21: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

8

Berdasarkan definisi diatas, maka persepsi adalah proses

seseorang untuk menanggapi dan memahami informasi tentang

lingkungannya sehingga memberikan makna suatu gambaran

stimulus indrawi seperti penglihatan, pendengaran, penghayatan

dan perasaan.

2. Kompetensi Guru

a. Pengertian Kompetensi Guru

“Standar kompetensi guru adalah suatu pernyataan tentang

kriteria yang dipersyaratkan, ditetapkan dan disepakati bersama dalam

bentuk penguasaan penegtahuan, keterampilan dan sikap bagi seorang

tenaga kependidikan sehingga layak disebut kompeten” (Pupuh dan

Suryana, 2012, hlm. 32). Tujuan standar kompetensi guru yaitu

sebagai jaminan dikuasainya tingkat kompetensi minimal oleh guru

untuk melakukan tugasnya secara efektif dan efisien serta dapat

melakukan proses pembelajaran dengan profesional sesuai dengan

bidang studinya (Pupuh dan Suryana, 2012, hlm. 33).

Sagala (2013, hlm. 31) menyebutkan terdapat sepuluh

kompetensi dasar guru yang harus dimiliki yaitu (1) kemampuan

menguasai bahan pelajaran yang disajikan; (2) kemampuan mengelola

program belajar mengajar; (3) kemampuan mengelola kelas; (4)

kemampuan menggunakan media/sumber belajar;(5) kemampuan

menguasai landasan-landasan kependidikan; (6) kemampuan

mengelola interaksi belajar mengajar; (7) kemampuan menilai prestasi

peserta didik untuk kependidikan pengajaran; (8) kemampuan

mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah; (10)

kemampuan memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil

penelitian pendidikan guna keperluan mengajar. Namun dalam

perjalanannya tidak ada satu institusipun yang melakukan evaluasi,

Page 22: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

8

apakah kesepuluh kompetensi guru ini betul-betul dipenuhi

oleh guru atau tidak. Kesepuluh kompetensi ini hanya ada sebagai

dokumen saja.

3. Pengelolaan Kelas

a. Pengertian Pengelolaan Kelas

Pupuh dan Sobry (2017, hlm. 103) mengatakan bahwa: “Pengelolaan

kelas mengarah pada peran guru untuk menata pembelajaran. Secara

kolektif atau klasikal dengan cara mengelola perbedaan-perbedaan kuat

individual menjadi sebuah aktivitas belajar bersama”. Sementara itu

menurut Johnson dan Bany (dalam Djamarah dan Aswan, 2010, hlm.

176) mengatakan bahwa: “pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan

penggunaan alat-alat yang tepat terhadap problema dan situasi kelas.

Dalam hal ini guru bertugas menciptakan, mempertahankan dan

memelihara sistem/organisasi kelas. Sehingga individu siswa dapat

memanfaatkan kemampuannya, bakatnya dan energinya pada tugas-tugas

individual”.

Berdasarkan penjelasan di atas, pengelolaan kelas dapat didefinisikan

sebagai proses seleksi terhadap situasi kelas yang dikendalikan oleh guru

untuk menata pembelajaran serta menciptakan dan memelihara sistem

dalam kelas.

b. Tujuan Pengelolaan Kelas

Sardiman (dalam Djamarah dan Aswan, 2017, hlm. 178)

mengatakan bahwa: “Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah

terkandung dalam tujuan pendidikan. Secara umum tujuan pengelolaan

kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar

siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas.

Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja,

tercipanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin,

perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi pada

siswa”.

Page 23: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

9

Menurut Pupuh dan Sobry (2017, hlm. 104), Tujuan Pengelolaan

kelas adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Mutu

pembelajaran akan tercapai, jika tercapainya tujuan pembelajaran.

Karakter kelas yang dihasilkan karena adanya proses pengelolaan kelas

yang baik akan memiliki sekurang-kurangnya tiga ciri, yakni:

1. Speed, artinya anak dapat belajar dalam percepatan proses dan

proggres, sehingga membutuhkan waktu yang relatif singkat.

2. Simple, artinya organisasi kelas dan materi menjadi sederhana,

mudah dicerna dan situasi kelas kondusif.

3. Self-confidence, artinya anak dapat belajar dengan penuh rasa

percaya diri atau menganggap dirinya mampu mengikuti pelajaran

dan belajar berprestasi.

Pengelolaan kelas yang efektif dapat menjadi pendukung yang kuat

pada hasil akademik dan juga motivasi serta minat belajar siswa.

(Johanna et.al., 2015)

c. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas

Djamarah dan Aswan (2017, hlm. 185-186) merangkum enam prinsip

pengelolaan kelas yang dapat dipergunakan. Keenam prinsip tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Hangat dan antusias

Guru yang sangat hangat dan akrab dengan anak didik selalu

menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktivitasnya akan

berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.

2. Tantangan

Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang

menentang akan meningkatkan gairah anak untuk belajar sehingga

mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang

menyimpang.

3. Bervariasi

Page 24: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

10

Penggunaan alat atau media, atau alat bantu, gaya mengajar guru,

pola interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi

munculnya gangguan, meningkatkan perhatian anak didik.

Kevariasian dalam penggunaan apa yang disebutkan diatas

merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif

dan menghindari kejenuhan.

4. Keluwesan

Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi

mengajarkannya dapat mencegah kemungkinan munculnya

gangguan anak didik serta menciptakan iklim belajar mengajar

yang efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya

gangguan seperti keributan anak didik, tidak ada perhatian, tidak

mengerjakan tugas, dan sebaginya.

5. Penekanan pada hal-hal yang positif

Pada dasarnya mengajar dan mendidik, guru harus

menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan

perhatian pada hal-hal yang negatif. Penekanan pada hal yang

positif, yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku

anak didik yang positif daripada mengomeli tingkah laku yang

negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian

penguatan yang positif, dan kesadaran guru untuk menghindari

kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proses belajar

mengajar.

6. Penanaman disiplin diri

Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat

mengembangkan disiplin diri sendiri. Karena itu, guru sebaiknya

selalu mendorong anak didik untuk melaksanakan disiplin diri

sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengenai

pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru

harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut

berdisiplin dalam segala hal.

Page 25: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

11

Harun et.al., (2015) menyatakan bahwa guru harus

memiliki radar internal dikelas kepada masing-masing siswa agar

terciptanya sebuah lingkungan belajar yang mampu membantu

seluruh siswa yang berada di kelas berpartisipasi pada

pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus memiliki pendekatan

positif dan proaktif pada masing-masing siswa di kelas.

Menggunakan managemen kelas yang baik membuat siswa

menjadi lebih menarik perhatian siswa pada harapan belajar siswa.

d. Komponen- Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas

Komponen-komponen keterampilan pengelolaan kelas ini pada

umumnya di bagi menjadi dua bagian, yaitu keterampilan yang

berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang

optimal (bersifat preventif) dan keterampilan yang berhubungan dengan

pengembangan kondisi belajar yang optimal.

1) Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan

pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventive).

Keterampilan ini berhubungan dengan kompetensi guru dalam

mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta aktivitas-

aktivitas pembelajaran sebagai berikut:

a. Sikap tanggap

Komponen ini menggambarkan ditunjukan oleh tingkah laku

bahwa ia hadir bersama mereka. Guru tahu kegiatan mereka,

tahu ada perhatian atau tidak ada perhatian, tahu apa yang

mereka kerjakan. Seolah-olah mata guru ada dibelakang

kepala, sehingga guru dapat menegur anak didik walaupun

guru sedang menulis dipapan tulis. Sikap ini dilakukan

dengan cara :

1. Memandang secara saksama

Page 26: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

12

Memandang secara saksama dapat mengundang dan

melibatkan anak didik kontak pandang dalam pendekatan

guru untuk bercakap-cakap, bekerja sama dan

menunjukkan rasa persahabatan.

2. Gerak mendekati

Gerak guru dalam posisi mendekati kelompok kecil atau

individu menandakan kesiagaan, minat dan perhatian guru

yang diberikan terhadap tugas serta aktivitas anak didik.

Gerak mendekati hendaklah dilakukan secara wajar, bukan

untuk menakut-nakuti, mengancam atau memberi kritikan

dan hukuman.

3. Memberi pernyataan

Pernyataan guru terhadap sesuatu yang dikemukakan oleh

anak didik sangat diperlukan, baik berupa tanggapan,

komentar ataupun yang lain. Akan tetapi, haruslah

dihindari hal-ha yang menunjukkan dominasi guru,

misalnya komentar atau pernyataan yang mengundnag

ancaman seperti: “saya tunggu sampai kalian diam!” atau

“siapa yang tidak senang dengan pelajaran saya, silahkan

keluar!”

4. Memberi reaksi terhadap gangguan dan ketakacuhan

Kelas tidak selamanya tenang pasti ada gangguan. Hal ini

perlu guru sadari dan jangan dibiarkan. Teguran perlu

dilakukan oleh guru untuk mengembalikan keadaan kelas.

Teguran guru merupakan tanda bahwa guru ada bersama

anak didikan.

b. Membagi perhatian

Pengelolaan kelas yang efektif terjadi bila guru mampu membagi

perhatiannya kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu

yang sama. Membagi perhatian dapat dilakukan dengan cara

1) Visual

Page 27: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

13

Guru dapat mengubah pandangannya dalam memperhatikan

kegiatan pertama sedemikian rupa sehingga dapat melirik

kegiatan kedua, tanpa kehilangan perhatian pada kegiatan

pertama. Kontak pandang ini bisa dilakukan terhadap

kelompok anak didik atau anak secara individual.

2) Verbal

Guru dapat memeberi komentar, penjelasan, pernayataan

dna sebagainya terhadap aktivitas anak didik pertama

sementar ia memimpin dan terlibat supervisi pada aktivitas

anak didik yang lain.

c. Pemusatan perhatian kelompok

Guru mengambil inisiatif dan mempertahankan perhatian anak

didik dan memberitahukan (dapat dengan tanda-tanda) bahwa ia

bekerja sama dengan kelompok atau subkelompok yang terdiri

dari tiga sampai empat orang .

d. Menegur, teguran verbal yang efektif harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut : (1) tegas, jelas tertuju kepada siswa

yang mengganggu dan tingkah laku yang harus dihentikan; (2)

menghindari peringatan yang kasar atau yang mengandung

penghinaan; (3) menghindari ocehan berkepanjangan.

e. Memberi penguatan, pemberian penguatan dapat dilakukan

kepada siswa yang suka mengganggu jika pada suatu saat

tertangkap melakukan perbuatan positif. (Djaramah dan Aswan,

2013, hlm. 186-189; Zainal Asril, 2017, hlm. 74)

2) Keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi

belajar yang optimal.

Zainal Asril (2017, hlm. 75-76) menjelaskan beberapa strategi yang

digunakan oleh guru dalam keterampilan sebagai berikut :

a. Modifikasi tingkah laku

Beberapa tingkah laku yang digunakan untuk mengorganisasikan

tingkah laku adalah: (1) merinci tingkah laku yang menimbulkan

Page 28: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

14

gangguan; (2) memilih norma yang realistis program remedial;

(3) bekerja sama dengan rekan atau konselor; (4) memilih tingkah

laku yang akan diperbaiki; dan (5) memvariasikan pola penguatan

yang tersedia misalnya dengan cara meningkatkan tingkah laku

yang diinginkan dengan teknik tertentu misalnya penghapusan

penguatan, memberi hukuman, membatalkan kesempatan, dan

mengurangi hak.

b. Pengelola kelompok

Pendekatan masalah kelompok dapat dikerjakan oleh guru

sebagai salah satu alternatif dalam mengatasi masalah-masalah

pengelolaan kelas.

c. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan

masalah.

Seperangkat cara dapat dikerjakan, menurut Marshall, adalah: (1)

pengabaian yang direncanakan; (2) campur tangan dengan isyarat;

(3) mengawasi dari dekat; (4) menguasai perasaan yang

mendasari terjadinya satu perbuatan negatif; (5) mengungkapkan

perasaan siswa; (6) memindahkan masaklah yang bersifat

mengganggu; (7) menyusun kembali rencana belajar; (8)

menghilangkan ketegangan dengan humor (9) memindahkan

penyebab gangguan; (10) pengekangan fisik; (11) pengasingan.

Menurut Abdul Majid (2011, hlm. 167-168) menjelaskan bahwa

lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh yang penting

terhadap hasil pembelajaran. Lingkungan fisik yang dimaksud meliputi:

1) Ruang tempat berlangsung proses belajar mengajar

Ruangan tempat belajar harus memungkinkan semua siswa

bergerak leluasa tidak berdesak-desakan dan saling mengganggu

antara siswa yang satu dengan yang lainnya pada saat melakukan

aktivitas belajar.

Page 29: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

15

2) Pengaturan tempat duduk

Dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah

memungkinkan terjadinya tatap muka, dengan demikian guru

dapat mengontrol tingkah laku siswa. Pengaturan tempat duduk

akan mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar.

3) Ventilasi dan pengaturan cahaya

Suhu, ventilasi dan penerangan adalah aset penting untuk

terciptanya suasana belajar yang nyaman. Oleh karena itu

ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa.

3) Pengaturan penyimpanan barang-barang

Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang

mudah dicapai bila diperlukan dan akan dipergunakan bagi

kepentingan belajar.

Suhaenah Suparno (dalam Abdul Majid, 2011, hlm. 168-169).

mengemukakan kriteria yang harus dipenuhi ketika melakukan penataan

fasilitas ruang kelas sebagai berikut.

1) Penataan ruangan dianggap baik apabila menunjang efektifitas

proses pembelajaran yang salah satu petunjuknya adalah bahwa

anak-anak belajar dengan aktif dan guru dapat mengelola kelas

dengan baik

2) Penataan tersebut bersifat fleksibel sehingga perubahan dari satu

tujuan ke tujuan lain dapat dilakukan sedemikian rupa sehingga

sesuai dengan sifat kegiatan yang dituntut oleh tujuan yang akan

dicapai pada waktu itu.

3) Ketika anak belajar belajar tentang suatu konsep, maka ada

fasilitas-fasilitas yang dapat memberikan bantuan untuk

memperjelas konsep-konsep yaitu berupa gambar-gambar atau

media lain sehingga konsep-konsep tersebut tidak bersifat

verbalitas.

Page 30: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

16

4) Penataan ruang dan fasilitas yang ada di kelas harus mampu

membantu siswa meningkatkan motivasi siswa untuk belajar

sehingga mereka merasa senang belajar

Menurut Chih-Lun dan Chih-Chieh (2014) Berdasarkan penelitian

pengolaan kelas oleh sarjana domestik dan asing selama 10 tahun

terakhir, menyebutkan 5 item yang menjadi mayoritas utama dalam

pengelolaan kelas (pengelolaan umum, kegiatan belajar, pengelolaan

lingkungan kelas, hubungan orangtua-guru-murid dan suasana kelas)

dibentuk menjadi tiga kategori untuk penyelidikan: kegiatan belajar,

suasana pembelajaran, dan pengelolaan lingkungan kelas.

a) Kegiatan belajar: melibatkan persiapan kelas, mengatur

kegiatan, perencanaan pembelajaran, penugasaan, variasi

metode mengajar, mengontrol perkembangan pelajaran,

efektif menggunakan pengelolaan kelas, memberikan

insentif kepada siswa untuk perilaku positif dan disiplin

mengelola kelas.

b) suasana pembelajaran : melibatkan interaksi antara guru

dengan murid, interaksi antar sesama murid, menciptakan

suasana pembelajaran dan melibatkan komunikasi guru

dengan orang tua melalui catatan, telfon, kunjungan,

pertemuan dan diskusi dengan orang tua

c) pengelolaan lingkungan kelas: melibatkan pengaturan

duduk, perencanaan ruang kelas dan pendidikan dekorasi

kelas

f. Masalah Pengelolaan Kelas

Djamarah dan Aswan (2013, hlm. 194-195) menjelaskan bahwa

pengelolaan kelas bukanlah hal yang mudah dan ringan. Gagalnya

seorang guru mencapai tujuan pengajaran sejalan dengan

ketidakmampuan guru mengelola kelas. Indikator kegagalan tersebut

antara lain prestasi siswa yang rendah, tidak sesuai dengan standar atau

batas ukuran yang ditentukan. Karena itu, pengelolaan kelas merupakan

Page 31: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

17

kompetensi guru yang sangat penting dikuasai oleh guru dalam

kerangka keberhasilan proses belajar mengajar.

Keanekaragaman masalah yang terjadi di dalam kelas menjadi

masalah dalam pengelolaan kelas. Menurut Made Piarta, masalah-

msalah pengelolaan kelas yang berhubungan dengan perilaku siswa

antara lain, (1) kurangnya kesatuan, dengan adanya kelompok-

kelompok, klik-klik, dan pertentangan jenis kelamin; (2) tidak ada

standar perilaku dalam bekerja kelompok, misalnya ribut, bercakap-

cakap, pergi ke sana ke mari, dan sebagainya; (3) reaksi negatif

terhadap anggota kelompok, misalnya ribut, permusuhan, mengucilkan,

merendahkan kelompok bodoh, dan sebagainya; (4) kelas mentoleransi

keliruan-keliruan temannya ialah menerima danmendorong perilaku

siswa yang keliru; (5) mudah mereaksi negatif/terganggu, misalnya bila

didatangi monitor, tamu-tamu, iklim berubah, dan sebagainya; (6)

moral rendah, permusuhan, agresif, misalnya dalam lembaga dengan

alat-alat belajar kurang, kekurangan uang, dan sebagainya; (7) tidak

mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah, seperti tugas-

tugas tambahan, anggota kelas yang baru, situasi baru, dan sebaginya.

4. Belajar

a. Pengertian Belajar

Djamarah (2011, hlm. 13) mengatakan: “Belajar adalah suatu

kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan

raga. Gerak raga yang ditunjukan harus sejalan dengan proses jiwa

untuk mendapatkan perubahan. Tentu saja perubahan yang didapatkan

itu bukan berupa fisik, tetapi perubahan jiwa dengan sebab masuk-nya

kesan-kesan yang baru. Oleh karenanya, perubahan jiwa yang

mempengaruhi tingkah laku seseorang. Maka dari itu, belajar

merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam

Page 32: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

18

interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif

dan psikomotor”.

Menurut Oemar Hamalik (2009, hlm. 154) “Belajar adalah

perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan

pengalaman. Belajar sesungguhnya adalah ciri khas manusia dan yang

membedakannya dengan binatang. Belajar yang dilakukan oleh

manusia merupakan bagian dari hidupnya, berlangsung seumur hidup,

kapan saja dan dimana saja, baik di sekolah, dikelas di jalanan dalam

waktu yang tak dapat ditentukan sebelumnya”.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah suatu kegiatan perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman individu dengan lingkungannya. Belajar dapat dilakukan

kapan dan dimanapun individu berada.

5. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

Sardiman (2011, hlm. 73) mengatakan bahwa : “Motivasi

berpangkal dari kata “motif”, yang dapat diartikan sebagai

daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk

melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu

tujuan, bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi

intern (kesiapsiagaan). Maka motivasi dapat diartikan sebagai

daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif

pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk

mencapai tujuan dirasakan atau mendesak”.

Menurut Pupuh dan Sobry (2017, hlm. 19) “Motivasi

merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang

untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi

dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam

diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan

Page 33: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

19

memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan

yang ada dapat tercapai”.

Berdasarkan berbagai definisi tentang motivasi di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah proses internal yang

mendorong seseorang melakukan kegiatan atau tugas tertentu

untuk mencapai tujuan dan terjadi dalam rentang waktu tertentu.

b. Fungsi Motivasi

Menurut Hamalik (dalam Pupuh dan Sobry, 2017, hlm. 20)

menyebutkan bahwa ada tiga fungsi motivasi yaitu :

1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak

atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini

merupakan langkah penggerak dari setiap kegiatan yang akan

dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak

dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberi arah dan

kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan

tujuannya.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-

perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai

tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak

bermanfaat bagi tujuan tersebut.

c. Aspek-Aspek Motivasi Belajar

Menurut Uno (2017, hlm. 23) motivasi dan belajar

merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Hakikat

Motivasi adalah dorongan internal dan ekternal pada siswa-

siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan

tingkah laku pada umumnya dengan beberapa indikator atau

unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar

dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator

motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut : (1)

adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan

Page 34: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

20

dan kebutuhan dalam belajar; (3) adanya harapan dan cita-

cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam belajar; (5)

adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (6) adanya

lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan

seseorang siswa dapat belajar dengan baik.

Martinis (2004, hlm. 85-86) menyatakan bahwa motivasi

belajar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :

1) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi Ekstrinsik merupakan kegiatan belajar

yang tumbuh dari dorongan dan kebutuhan

seseorang tidak secara mutlak berhubungan dengan

kegiatan belajarnya sendiri.

Beberapa bentuk motivasi belajar ekstrinsik

menurut Winkel diantaranya adalah ; (a) Belajar

demi memenuhi kewajiban; (b) belajar demi

menghindari hukuman yang diancamkan; (c)

belajar demi memperoleh hadiah material yang

disajikan; (d) belajar demi meningkatkan gengsi;

(e) belajar demi memperoleh pujian dari orang

yang penting seperti orang tua dan guru; (f) belajar

demi tuntutan jabatan yang dipegang.

2) Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik merupakan kegiatan belajar

dimulai dan diteruskan, berdasarkan penghayatan

sesuatu kebutuhan dan dorongan yang secara

mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Misalnya

belajar karena ingin memecahkan suatu

permasalahan, ingin menjadi seorang profesor, dan

ingin menjadi seorang yang ahli dalam bidang ilmu

pengetahuan tertentu.

Page 35: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

21

Menurut Elok et.al., (2016) terdapat empat (4) aspek

motivasi yang selanjutnya akan dirumuskan indikator-indikator

dari setiap aspek tersebut. Aspek motivasi yang pertama adalah

choice of tasks. Ketika siswa dihadapkan dengan berbagai

kegiatan atau tugas-tugas yang dapat dikerjakan, dan siswa

memutuskan untuk menentukan sebuah pilihan pada tugas

tertentu, maka pilihan siswa pada tugas itu mengindikasikan

bahwa siswa tersebut dalam keadaan termotivasi dengan tugas itu.

Siswa menunjukkan ketertarikan mereka pada tugas yang dipilih

dengan cara mengerjakan tugas itu baik di dalam atau di luar

sekolah, termasuk ketika mereka memiliki waktu senggang.

Siswa dapat memilih di antara berbagai kegiatan.

Aspek motivasi yang kedua adalah effort. Belajar sering

tidak mudah. Siswa yang termotivasi untuk belajar adalah siswa

yang mempunyai kecenderungan melakukan upaya untuk

berhasil. Upaya secara fisik diperlukan atas tugas-tugas motorik,

sedangkan upaya secara kognitif diperlukan untuk pembelajaran

akademik. Siswa yang termotivasi untuk belajar kemungkinan

besar mengeluarkan upaya mental lebih besar selama

pembelajaran dan menggunakan strategi-strategi kognitif mereka.

Strategi-strategi kognitif tersebut, misalnya: pengulangan

informasi, pengorganisasian, monitoring tingkat pemahaman, dan

penghubungan dengan materi baru untuk pengetahuan awal.

Siswa percaya bahwa penggunaan strategi-strategi kognitif akan

meningkatkan pembelajaran mereka.

Aspek motivasi yang ketiga adalah persistence. Aspek ini

terkait dengan waktu yang digunakan siswa untuk sebuah tugas.

Siswa yang termotivasi untuk belajar kemungkinan besar lebih

tekun, terutama ketika mereka menghadapi rintangan. Ketekunan

adalah penting karena banyak pembelajaran yang memerlukan

waktu dan kesuksesan tidak mungkin terjadi dalam waktu yang

Page 36: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

22

singkat. Ketekunan sebagian besar berarti selama pembelajaran

dan ketika siswa menghadapi rintangan. Siswa dengan ketekunan

tinggi akan bekerja lebih lama pada suatu tugas yang menantang

daripada siswa yang memiliki ketekunan rendah.

Akhirnya, aspek motivasi yang keempat adalah self-

confidence. Aspek ini terkait dengan apa yang sedang dipikirkan

dan dirasakan oleh siswa selama terlibat dalam suatu kegiatan

pembelajaran. Siswa yang merasa dirinya berkompeten akan

menikmati saat mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh

gurunya. Selain itu, siswa yang percaya bahwa dirinya memiliki

suatu kompetensi, siswa tersebut tidak pernah merasa khawatir

ketika harus menghadapi tes-tes yang akan datang.

d. Strategi Menumbuhkan Motivasi

Oemar Hamalik (2009, hlm. 156) menyatakan bahwa :

“motivasi belajar penting artinya dalam proses belajar siswa,

karena fungsinya yang mendorong, menggerakkan, dan

mengarahkan kegiatan belajar. Karena itu, prinsip-prinsip

penggerakan motivasi belajar sangat erat kaitannya dengan

prinsip-prinsip belajar itu sendiri.”

Pupuh dan Sobry (2017, hlm. 20) menjelaskan beberapa

strategi untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, yakni:

1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik

Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih

dahulu seorang guru menjelaskan mengenai tujuan yang

akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maka

makin besar pula motivasi dalam melaksanakan kegiatan

belajar.

2. Hadiah

Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan

memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat

Page 37: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

23

lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan

termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.

3. Saingan/kompetisi

Guru berusaha mengadakan persaingan diantara siswanya

untuk meningkatkan prestasi belajarnya, dan berusaha

memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.

4. Pujian

Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan

penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat

membangun.

5. Hukuman

Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan

pada proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan

dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan

berusaha memacu motivasi belajarnya.

6. Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk

belajar

Strateginya adalah dengan memberikan perhatian

maksimal kepada peserta didik.

7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik.

8. Membantu kesulitan belajar peserta didik, baik secara

individual maupun komunal (kelompok).

9. Menggunakan metode yang bervariasi

10. Menggunakan media yang baik serta harus sesuai dengan

tujuan pembelajaran.

6. Prestasi Belajar

a. Pengertian pretasi belajar

Arifin (2013, hlm. 12) menyatakan bahwa : “Kata

“prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie.

Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang

Page 38: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

24

berarti “hasil usaha”. Istilah “prestasi belajar” (achievement)

berbeda dengan “hasil belajar” (learning outcomes). Prestasi

belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan,

sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak

peserta didik. Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai

bidang dan kegiatan antara lain dalam kesenian, olah raga, dan

pendidikan, khususnya pembelajaran”.

Menurut Mulyasa (2006, hlm. 189), “Setiap kegiatan

belajar yang dilakukan peserta didik akan menghasilkan

prestasi belajar, berupa perubahan-perubahan perilaku, yang

oleh Bloom dan kawan-kawan dikelompokkan ke dalam

kawasan kognitif, afektif, dan psikomotor”.

Menurut Tirtonegoro (1993, hlm. 43), Prestasi ialah

penilaian hasil usaha kegiatan dalam belajar yang dinyatakan

dalam bentuk simbol atau angka, huruf atau kalimat yang

dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap

siswa dalam periode tertentu.

Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, dapat

disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil usaha yang

berkenaan dengan aspek pengetahuan yang dinilai dalam

bentuk angka atau huruf yang dicapai peserta didik dalam mata

pelajaran tertentu.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Mulyasa (2015, hlm. 191-195) menyebutkan beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang

dikelompokkan menjadi empat, yaitu : (a) Bahan atau materi

yang dipelajari, (b) Lingkungan, (c) Faktor instrumental, dan

(d) Kondisi peserta didik. Faktor-faktor tersebut baik secara

terpisah maupun bersama-sama memberikan kontribusi

tertentu terhadap prestasi belajar peserta didik. Selain itu,

faktor yang mempengaruhi lainnya adalah:

Page 39: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

25

1) Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar peserta disik dapat digolongkan ke dalam faktor

sosial dan nonsosial. Faktor sosial menyangkut

hubungan antaramanusia yang terjadi dalam berbagai

situasi sosial. Kedalam faktor ini termasuk lingkungan

keluarga, sekolah, teman dan masyarakat pada

umumnya. Faktor non-sosial adalah faktor-faktor

lingkungan yang bukan sosial seperti lingkungan alam

dan fisik; misalnya: keadaan rumah, ruang belajar,

fasilitas belajar, buku-buku sumber, dan sebagainya.

Proses pembelajaran, khususnya yang berlangsung di

kelas sebagian besar ditentukan oleh peranan guru.

Peran guru yang paling dominan adalah sebagai

designer, implementor, fasilitator, pengelola kelas,

demonstrator, mediator, dan evaluator.

Selain faktor guru, yang cukup memegang peranan

penting dalam pencapaian prestasi belajar peseta didik

juga kepemimpinan kepala sekolah, karena kepala

sekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam

mengatur, merancang dan mengendalikan

penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

2) Faktor Internal

Prestasi belajar sesorang akan ditentukan oleh faktor

diri (internal), baik secara fisiologis mauoun secara

psikologis, beserta usaha yang dilakukannya. Faktor

fisiologis berkaitan dengan kondisi jasmani atau fisik

seseorang, yang dapat dibedakan menjadi dua macam

yaitu kondisi jasmani pada umumnya dan kondisi yang

berkaitan dengan fungsi-fungsi jasmani tertentu

terutama panca indera, sedangkan faktor psikologis,

Page 40: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

26

berasal dari dalam diri seseorang seperti intelegensi,

minat, dan sikap.

Selain faktor-faktor di atas, prestasi belajar juga

dipengaruhi oleh waktu (time) dan kesempatan

(engagement). Waktu dan kesempatan yang dimiliki

oleh setiap individu berbeda sehingga akan

berpengaruh terhadap perbedaan kemampuan peserta

didik.

B. Kerangka Berpikir

Dalam pendidikan di Indonesia banyak hal yang perlu

diperhatikan. Salah satu komponen terpenting dalam proses belajar

mengajar adalah kompetensi guru terutama dalam mengelola kelas.

Pengelolaan kelas mengarah pada peran guru untuk menata pembelajaran.

Pengelolaan kelas meliputi efektifitas belajar dikelas dengan

mengintensifkan lingkungan belajar agar terciptanya proses belajar

mengajar yang nyaman dan efektif. Usaha menciptakan kelas yang efektif

memerlukan pendekatan yang mampu mewujudkan hubungan yang

harmonis antara guru dengan murid. Hubungan antara guru dengan murid

yang baik menjadi bagian penting dalam mewujudkan pengelolaan kelas

yang efektif untuk mengembangkan motivasi belajar siswa sehingga hasil

akademiknya sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Motivasi belajar merupakan daya penggerak dalam diri individu

dengan adanya usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan

belajarnya. Tujuan motivasi belajar ini adalah untuk penentu arah

perbuatan kearah tujuan yang hendak dicapai. Serta menentukan

perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai

tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat

bagi tujuan tersebut.

Motivasi belajar dapat mendukung hasil belajarnya disekolah.

Belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh

Page 41: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

27

suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu

dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif

dan psikomotor. Oleh karena itu, dengan adanya perubahan dalam diri

siswa maka yang semula tidak tahu menjadi tahu, tidak paham menjadi

paham dan tidak bisa menjadi bisa.

Dengan demikian, diduga terdapat hubungan antara kemampuan

guru mengelola kelas dengan motivasi dan prestasi belajar siswa

khususnya pada mata pelajaran kimia. Semakin baik dan efektif guru

mengelola kelasnya, maka motivasi siswa dalam pembelajaran semakin

tinggi dan terdapat hubungan pada prestasi belajar siswa khususnya pada

mata pelajar kimia. Sebaliknya, jika kemampuan guru mengelola kelas

yang kurang baik maka siswa cenderung bosan dengan pelajaran yang

bersangkutan dan membuat prestasi belajarnya menjadi rendah seperti

kasus yang telah dipaparkan di latar belakang. Sistematika kerangka

berpikir dalam penelitian ini terdapat pada gambar 2.1.

Page 42: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

28

Gambar 2. 1 Bagan Kerangka Berfikir

Semakin tinggi motivasi dan prestasi

belajar siswa pada mata pelajaran kimia

Guru memiliki keterampilan yang berhubungan

dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal

serta penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar

yang optimal (bersifat preventive).

Kurangnya kompetensi yang dimiliki guru kimia dalam mengelola

kelas sehingga siswa mudah bosan dan jenuh dengan materi pelajaran

kimia yang abstrak dan sulit dipahami

Rendahnya motivasi dan prestasi belajar

kimia siswa

Page 43: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

29

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berfikir di atas penulis mengajukan hipotesis dalam

penelitian ini adalah :

Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan guru

mengelola kelas terhadap motivasi dan prestasi belajar kimia siswa

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan guru

mengelola kelas terhadap motivasi dan prestasi belajar kimia siswa

D. Penelitian yang Relevan

1. Idah Maulidah, Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2017. Dengan

judul penelitian Hubungan Kemampuan Guru Mengelola Kelas dengan

Motivasi Belajar Siswa di SMK Citra Nusantara Panongan Kabupaten

Tangerang. Penelitian ini membahas mengelola kelas diseluruh sekolah

dengan sampel 63 siswa kelas XI. Dari hasil penelitian, terdapat

hubungan yang signifikan antara kemampuan guru mengelola kelas

dengan motivasi belajar siswa SMK Citra Nusantara Panongan dengan

kategori sedang atau cukup berada pada angka 0,40-0,70. Artinya antara

kemampuan guru mengelola kelas dengan motivasi belajar siswa

mempunyai hubungan yang cukup baik. Sebagian kecil motivasi belajar

siswa dipengaruhi oleh pengelolaan kelas yang baik.

2. Chih-Lun Hung. Dari Central Taiwan University of Science &

Technology, Taiwan. Dengan judul Perceived Classroom Management

and student Learning Motivation in Social Studies of Taiwan Junior High

School Student pada tahun 2014. Hasil dari penelitian ini menunjukan

bahwa managemen kelas berada di atas rata-rata. Dalam urutan tinggi ke

rendah, managemen kelas yang mempengaruhi adalah pengelolaan

lingkungan kelas dan suasana belajar di kelas. Sementara motivasi siwa

yng mempengaruhi adalah nilai-nilai kerja, self-efficasi dan penguatan

eksternal. Selain itu, manajemen ruang kelas yang dipelajari siswa dan

motivasi belajar siswa berkorelasi secara signifikan dan positif serta

Page 44: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

30

suasana belajar mendukung motivasi siswa untuk belajar secara

keseluruhan. Peneliti berspekulasi bahwa siswa mampu menilai

kemampuan belajar mereka sendiri. Dengan demikian, siswa

mengembangkan rasa ingin tahu dan minat, sehingga mendorong

semangat belajar.

3. Agustin Sa‟adah, Maisyaroh dan Ahmad Supriyanto. dari Universitas

Malang. Dengan judul Hubungan Pendekatan Manajemen Kelas dengan

Motivasi Belajar Siswa pada tahun 2013. Penelitian ini mengambil

sampel di SD Negeri Karangwidoro 01. Hasil penelitian ini menunjukan

bahwa sampel sudah melaksakan pendekatan dengan baik yaitu dapat

pengubahan tingkah laku, pendekatan penciptaan iklim sosio–emosional

dan pendekatan proses kelompok. Namun dari ketiga pendekatan tersebut

pendekatan pengubahan tingkah laku yang memiliki korelasi paling

tinggi dengan motivasi belajar siswa, disusul dengan pendekatan sosio-

emosional dan proses kelompok. Tingkat motivasi belajar siswa kelas II

sampai dengan kelas V di SD Negeri Karangwidoro 01 Malang adalah

sangat tinggi. Terdapat hubungan yang kuat antara pelaksanaan

pendekatan manajemen kelas dengan motivasi belajar siswa.

4. Ratih Endang Palupi. Dengan judul Hubungan Keterampilan Guru

dalam Mengelola Kelas dengan Motivasi Belajar Siswa pada september

2014. Pada penelitian ini menggunakan metode korelasi dan populasi

yang diteliti adalah Sekolah Dasar Negeri Harapan Jaya XV. Dari hasil

perhitungan melalui SPSS didapat nilai rxy product momen sebesar

0,606 yang berarti H1 diterima dengan koefisien determinasi (R2) sebesar

36,7% menunjukkan angka kontribusi dari keterampilan guru dalam

mengelola kelas terhadap motivasi belajar siswa.Sedangkan 63,3%

dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

5. Sutha dan Shirlin. Dengan judul Clasroom Climate and Achievement

Motivation of Higher Secondary School Students in Kanyakumari

District pada tahun 2017. Penelitian ini menunjukkan bahwa adanya

hubungan antara suasana kelas dengan prestasi motivasi siswa sekolah

Page 45: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

31

menengah umum di Kanyakumari, India. Hubungan antara variabel

cukup signifikan. Sutha dan Shirlin menyatakan bahwa, suasana kelas

dan prestasi memiliki peran yang penting dalam proses pembelajaran.

Prestasi siswa di kelas tidak hanya dipengaruhi oleh motivasi guru tapi

juga dari suasana kelas yang positif.

6. Sefti, Yumansyah dan Diah. Dengan judul Hubungan Motivasi Belajar

dengan Prestasi Belajar Siswa SMP Negeri 1 Sukadana Kabupaten

Lampung Timur pada tahun 2018. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa adanya hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa

dari hasil analisis data menggunakan analisis korelasi product moment.

Dari hasil yang diperoleh nilai r hitung > r tabel yaitu 0,742 > 0,260 sehingga

Ho ditolak dan Ha diterima.

7. Orji Nna Sunday. Dengan judul Relationship between Science Teachers’

Classroom Management Effectiveness and Students’ Outcomes in

Chemistry pada tahun 2014. Penelitian ini menunjukkan adanya

hubungan antara manajemen kelas dengan hasil belajar siswa pada

pelajaran IPA khususnya pada pelajaran kimia. Manajemen kelas yang

positif akan berdampak pada kegiatan pembelajaran pada pelajaran IPA.

Penelitian ini melibatkan perumusan kebijakan, pelatihan guru mengelola

kelas dan pembelajaran IPA di kelas.

Page 46: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Mengengah Atas (SMA)

Negeri 2 Kota Tangerang pada bulan Januari 2019

B. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Menurut

Sugiyono (2016, hlm. 7) menjelaskan bahwa “Penelitian kuantitatif

merupakan suatu penelitian dimana data-data hasil penelitiannya disajikan

dalam bentuk angka- angka dan dianalisis menggunakan data statistik”.

Ada beberapa metode penelitian yang termasuk dalam penelitian

kuantitatif, salah satunya metode korelasi. “Penelitian Korelasional

menggambarkan suatu pendekatan umum untuk penelitian yang berfokus

pada penaksiran pada kovariasi diantara variabel yang muncul secara

alami. Tujuannya untuk mengidentifikasi hubungan prediktif dengan

menggunakan teknik korelasi atau teknik statistik yang lebih canggih”

(Emzir, 2008, hlm. 37).

Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas (independen)

dan variabel terikat (dependen). “Variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya

variabel terikat. Sementara variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”

(Sugiyono, 2016, hlm. 39).

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X) yaitu

kemampuan guru mengelola kelas dan yang menjadi varibel terikat (Y1)

adalah motivasi belajar kimia siswa dan variabel terikat (Y2) adalah

prestasi belajar kimia siswa.

Page 47: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

33

Desain penelitian variabel bebas (X) dan terikat (Y1) dan (Y2) ini

dijelaskan pada gambar 3.1.

Gambar 3. 1 Desain Penelitian

X = kemampuan guru mengelola kelas

Y1 = motivasi belajar kimia siswa

Y2 = prestasi belajar kimia siswa

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

“Populasi adalah keseluruhan subjek dalam penelitian” (Arikunto,

2010, hlm. 173-174). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa/siswi

SMA Negeri 2 Kota Tangerang.

2. Sampel Penelitian

“Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diselidiki atau dapat

juga dikatakan bahwa sampel adalah populasi dalam bentuk mini

(miniatur population)” (Arifin, 2011, hlm. 215). sampel dalam

penelitian ini adalah siswa-siswa kelas XII pada SMA Negeri 2 Kota

Tangerang jurusan IPA. Peneliti menggunakan teknik purposive

sampling dalam pengambilan sampel. Arifin (2011, hlm. 221)

menjelaskan bahwa purposive sampling adalah suatu cara

pengambilan sampel dengan pertimbangan atau tujuan tertentu serta

berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang sudah diketahui

sebelumnya.

X

Y2

Y1 r1

r2

Page 48: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

34

D. Alur Penelitian

Alur (langkah-langkah) yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain

sebagai berikut:

1. Tahap persiapan sebelum penelitian

Langkah yang dilakukan sebelum melaksanakan penelitian adalah:

a. Melakukan studi literatur.

b. Melakukan studi pendahuluan.

c. Merumuskan masalah.

d. Menentukan sampel penelitian.

e. Menetapkan alokasi waktu.

f. Menyusun instrumen penelitian.

g. Melakukan validasi instrumen kepada validator ahli.

h. Melakukan uji coba instrumen kepada siswa untuk

mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen.

2. Tahap pelaksanaan penelitian

Tahap pelaksanaan penelitian merupakan tahap kedua setelah tahap

persiapan. Adapun tahap pelaksanaan penelitian yaitu menyebarkan

instrumen penelitian kepada sampel untuk mengambil data.

3. Tahap penyelesaian penelitian

Tahap penyelesaian penelitian merupakan tahap terakhir, tahap ini

meliputi:

a. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian.

b. Menguji hipotesis penelitian.

c. Menarik kesimpulan.

Adapun bagan alur penelitian yang dilakukan yaitu :

Page 49: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

35

Angket siswa

Pengolahan dan analisis data

kesimpulan

Pengambilan data angket kemampuan guru

mengelola kelas dan motivasi belajar siswa

dan prestasi belajar siswa

Angket

Pengelolaan

kelas

Angket

motivasi

siswa

Analisis kebutuhan penelitian

Penyusunan Instrumen Penelitian

Revisi

Tidak

valid

Valid

TAHAP

PERENCANAAN

TAHAP

PELAKSANAAN

TAHAP

PENYELESAIAN

Gambar 3. 2 skema prosedur penelitian

Validitas dan

reliabilitas

Page 50: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

36

E. Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan menggunakan instrumen penelitian yang telah

dibuat sebelumnya. “Instrumen merupakan komponen kunci dalam suatu

penelitian. Mutu instrumen akan menentukan mutu data yang digunakan

dalam penelitian, sedangkan data merupakan dasar kebenaran empirik dari

penemuan atau kesimpulan penelitian” (Arifin, 2011, hlm. 225). Dalam

penelitian kali ini menggunakan beberapa instrumen penelitian, yaitu :

1. Angket kemampuan guru mengelola kelas

“Angket adalah instrumen penelitian yang berisi serangkaian

pertanyaan atau pernyataan untuk menjaring data atau informasi

yang harus dijawab responden secara bebas sesuai dengan

pendapatnya” (Arifin, 2011, hlm. 228). Pernyataan yang diberikan

menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yag

akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian

indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-

item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban diberikan skor

sebagai berikut :

Tabel 3. 1 Pemberian Skor Item Pernyataan Kemampuan Guru

Mengelola Kelas

No Alternatif Jawaban Skor item

1 Selalu 4

2 Sering 3

3 Kadang-kadang 2

4 Tidak pernah 1

(Sugiyono, 2011, hlm. 93)

Page 51: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

37

Adapun kisi-kisi instrumen penelitian lebih lanjut dalam penelitian adalah

sebagai berikut :

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Persepsi Siswa terhadap Kemampuan Guru Mengelola Kelas

pada Mata Pelajaran Kimia

Dimensi Indikator Nomor soal

Menciptakan dan

memelihara

kondisi belajar

Menunujukan sikap tanggap 1,2,3,4,5,6

Memberikan perhatian 7,8,9,10,11

Memusatkan perhatian

kelompok

12,13,14,1,16,17,18,19,

20

Menegur 21,22,23,24,25,26

Memberi penguatan 27,28,29,30,31,32,33

Pengembangan

kondisi belajar

Memodifikasi tingkah laku 34,35,36,37

Mengelola kelompok 38,39,40,41

Menggunakan strategi-

strategi kognitif dalam belajar

kimia

42,43

Menemukan dan

memecahkan tingkah laku

yang menimbulkan masalah

44,45,46

2. Angket motivasi belajar kimia siswa

Angket Motivasi menggunakan angket yang berisi seputar motivasi

siswa pada pelajaran kimia. Pilihan jawaban tersedia dalam model

likert dengan memberikan 4 alternatif jawaban yaitu seperti yang

ditunjukkan pada tabel berikut ini :

Tabel 3. 3 Pemberian Skor Item Penyataan Motivasi

No Alternatif Jawaban Skor item

1 Sangat Setuju (SS) 4

2 Setuju (S) 3

3 Tidak Setuju (TS) 2

4 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Page 52: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

38

Adapun kisi-kisi instrumen penelitian lebih lanjut dalam penelitian adalah

sebagai berikut :

Tabel 3. 4 Kisi-Kisi Motivasi Belajar Siswa Terhadap Mata Pelajaran

Kimia

Dimensi Indikator Nomor Soal

Pilihan atau

ketertarikan

terhadap

tugas/kegiatan

Tertarik untuk mengikuti

kegiatan belajar kimia 1,2,3,4,5,6,7,8,9

Kesegeraan dalam

mengerjakan tugas-tugas

kimia

10,11

Menggunakan waktu

senggang dengan

melakukan kegiatan yang

berhubungan dengan kimia

12,13

Usaha atau upaya

yang dilakukan

untuk sukses

Mempunyai

kecenderungan melakukan

upaya untuk berhasil.

14,15,16,17,18

Menggunakan strategi-

strategi kognitif dalam

belajar kimia

19,20,21,22,23,24

Ketekunan atau

kegigihan,

waktu yang

digunakan untuk

sebuah tugas

Tidak mudah putus asa

dalam belajar kimia

25,26,27

Bekerja lebih lama pada

kegiatan kimia 28,29,30,31

Rasa percaya diri

selama terlibat

kegiatan

Percaya bahwa dirinya

memiliki kemampuan

tentang kimia

32,33,34,35,36,37,38,

39,40

Menikmati saat

mengerjakan tugas-tugas

kimia

41,42,43,44,45

Tidak merasa khawatir

untuk menghadapi tes

kimia yang akan datang.

46,47

Page 53: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

39

3. Dokumen berupa Nilai Ujian Akhir Semester Siswa pada Mata Pelajaran

Kimia

“Dokumen artinya bahan-bahan tertulis” (Arifin, 2011, hlm. 243).

Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu nilai Ujian Akhir

Semester (UAS) siswa. Nilai UAS ini sebagai data prestasi belajar siswa

kelas X, XI dan XI selama satu semester.

F. Uji Coba Instumen

Uji coba instrumen ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kualitas

instrumen penelitian yang akan digunakan. Uji coba instrumen dilakukan

dengan menghitung validitas dan reliabilitas instrumen.

1. Uji Validitas

“Validitas adalah suatu derajat ketepatan instrumen (alat ukur),

maksudnya apakah instrumen yang digunakan betul-betul tepat

mengukur apa yang akan diukur” (Arifin, 2011, hlm. 245). Hasil

penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data terkumpul

dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid. “Valid berarti instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur” (Sugiyono, 2016, hlm. 121).

Adapun perhitungan validitas ini dilakukan dengan menggunakan

rumus Pearson yang terdapat dalam program SPSS 22. Dalam

menentukan validitas instrumen penelitian ini menggunakan Product

Moment. Sebanyak 56 pernyataan persepsi siswa tentang kemampuan

guru mengelola kelas yang disiapkan, hanya 46 pernyataan saja yang

diketahui valid sementara 49 pernyataan motivasi belajar kimia siswa

hanya 47 pernyataan yang diketahui valid.

Page 54: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

40

2. Uji Reliabilitas

Arifin (2011, hlm. 248) menyatakan bahwa : “Reliabilitas adalah

derajat konsistensi instrumen yang bersangkutan atau melihat apakah

instrumen dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang ditetapkan

Instrumen dikatakan reliabel apabila dapat dipercaya sebagai alat

pengumpul data.” Uji reliabilitas menggunakan rumus dari

Chronbach’s Alpha yang diolah dengan menggunakan program SPSS

22.

Sebanyak 56 pernyataan persepsi siswa tentang kemampuan guru

mengelola kelas dan 49 pernyataan motivasi belajar kimia siswa yang

disiapkan, diketahui bahwa keseluruh pernyataan diketahui reliabel.

Disimpulkan berdasarkan uji validitas dan reliabilitas yang telah

dilakukan, hanya 46 pernyataan kemampuan guru mengelola kelas

dan 47 pernyataan motivasi belajar kimia siswa pada pelajaran kimia.

G. Teknik Analisis Data

1. Kategorisasi Data

Kategorisasi data dilakukan untuk mengkategorikan persepsi kemampuan

guru mengelola kelas dan motivasi belajar mata pelajaran kimia di SMA

Negeri 1 Kota Tangerang. Persepsi siswa tentang kemampuan guru

mengelola kelas dan motivasi belajar kimia siswa dikategorikan

berdasarkan skor/nilai rata-rata. Kategorisasi data yang digunakan terdiri

dari kategori sangat baik, baik, cukup baik, dan kurang baik. Menurut

Sya‟ban (2005), Tingkat kategori ini didasarkan atas perhitungan mean

ideal (Mi) dan standard deviasi ideal (SDi), yaitu:

Untuk Mi = 0,5 x (skor tertinggi + skor terendah)

SDi = 1/6 x (skor tertinggi – skor terendah)

Setelah perhitungan dilakukan, nilai Mi dan SDi yang telah diperoleh

dimasukkan ke dalam kategorisasi data. Dengan begitu, dapat ditentukan

interval skor dan kategori data. Interval skor dan kategori data terdapat

pada Tabel 3.5.

Page 55: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

41

Tabel 3. 5 Interval Skor dan Kategori Data

Interval Skor Kategori

>Mi + 1,5 Sdi Sangat Baik

Mi s.d. Mi + 1,5 Sdi Baik

Mi – 1,5 SDi s.d. < Mi Cukup Baik

<Mi – 1,5 Sdi Kurang Baik

(Sya‟ban, 2005)

2. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Kadir (2016, hlm. 143) menyatakan bahwa : “Uji normalitas

digunakan untuk uji pendahuluan yang menjadi syarat dalam pengujian

hipotesis. Dalam praktek, pengujian tentang asumsi ini menentukan jenis

teknik analisis atau statistik uji yang akan digunakan. Pengujian asumsi

berdistribusi normal bertujuan untuk mempelajari apakah distribusi sampel

yang terpilih berasal dari sebuah distribusi populasi normal atau tak

normal”. Uji normalitas pada penelitian ini dengan uji normalitas

Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan

program IBM SPSS Statistics 22.

Berikut langkah-langkah uji normalitas Kolmogorov-Smirnov

menurut Kadir (2016, hlm. 155-156):

1) Pada menu utama, pilih menu Analyze, kemudian klik Regression, pilih

Linear.

2) Muncul kotak dialog dengan nama Linear Regression, selanjutnya

masukkan variabel motivasi belajar kimia (Y1) ke Dependent, masukkan

variabel kemampuan guru mengelola kelas (X) ke kotak Independent (s),

lalu klik Save.

3) Pada bagian Residuals, klik Unstandardized, kemudian klik Continue dan

klik OK, maka akan muncul variabel baru dengan

nama RES_1.

4) Pada menu utama, pilih menu Analyze, kemudian pilih sub menu

Page 56: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

42

Nonparametric Test, pilih Legacy Dialogs, kemudian pilih 1-

Sample K-S.

5) Pada Test Variable List, masukkan variabel Unstandardized

Residual.

6) Pada Test Distribution, klik Normal, kemudian klik OK.

7) Menarik kesimpulan dari output uji normalitas Kolmogrov-Smirnov,

dengan ketentuan penerimaan atau penolakan H0 sebagai

berikut:

H0: Data berdistribusi normal.

H1: Data berdistribusi tidak normal.

Jika Sig. > α (0,05), maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Jika Sig. ≤ α (0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang

digunakan homogen atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan adalah

uji homogenitas Levene’s statistics. Uji homogenitas ini dilakukan dengan

menggunakan program IBM SPSS Statistics 22.

Berikut langkah-langkah uji homogenitas Levene’s statistics menurut

Kadir (2016, hlm. 167-169):

1) Masukkan data pada Data View, kolom 1 memuat data variabel yang akan

diuji dan kolom 2 memuat kelas siswa dengan pemberian kode: 1 yaitu

“MIPA 1”, 2 yaitu “MIPA 2”, 3 yaitu “MIPA 3”, 4 yaitu “MIPA 4”, dan 5

yaitu “MIPA 5”

2) Buka menu utama, pilih Analyze, klik General Linear Model, dan klik

Univariate.

3) Pindahkan variabel yang akan diuji ke dalam Dependent Variable dan

jenis siswa ke Fixed Factor (s), kemudian klik Options.

4) Selanjutnya masukkan data variabel yang akan diuji ke Display Means for,

pilih Homogeneity test, kemudian klik Continue lalu OK.

Page 57: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

43

5) Menentukan nilai Ftabel dengan cara: Ftabel (α ; k-1 ; n-k). Keterangan: k

= jumlah varians

6) Menarik kesimpulan dari output uji homogenitas Levene’s statistics,

dengan ketentuan penerimaan atau penolakan H0 sebagai berikut:

H0: Distribusi data mempunyai varians homogen.

H1: Distribusi data tidak homogen.

Jika Sig. > α (0,05), maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Jika Sig. ≤ α (0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

c. Uji Linieritas

Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas, selanjutnya adalah uji

linieritas. Uji linieritas merupakan persamaan regresi antara variabel

dependen (variabel terikat) dengan variabel independent (variabel bebas)

adalah mengikuti liniear atau garis lurus (Supriyadi, 2014, hlm. 60).

Berikut langkah-langkah Uji linieritas Compare Means menurut Widiarso

(2010) :

1) Pada menu utama, pilih menu Analyze, kemudian klik Compare

Means dan pilih Means.

2) Masukan variabel yang akan diuji kedalam kotan Dependent List dan

Independent List.

3) Pilih Options pada bagian “Statistics for first layer” pilih Test of

Liniearity kemudian klik continue lalu tekan OK

4) Maka akan muncul Output SPSS. Dalam hal ini cukup memperhatikan

pada tabel output “ANOVA Table” pada lampiran 15

d. Uji Hipotesis

1) Uji Korelasi Sederhana

Setelah melakukan pembuatan instrument, kemudian mengumpulkan data

dilapangan. Selanjutnya dilakukan analisis data dengan analisis korelasi

yang bertujuan untuk mengukur derajat hubungan dan bagaimana eratnya

hubungan itu (Arifin, 2011, hlm. 271). Dengan variabel X atau variabel

Page 58: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

44

yang mempengaruhi (independent variable) yaitu kemampuan guru

mengelola kelas (X) terhadap motivasi belajar kimia (Y1) dan prestasi

belajar kimia (Y2) variabel yang dipengaruhi (dependent variable).

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis korelasi

Product Moment. Sudijono (2015, hlm. 190) mengatakan bahwa :

“Product Moment Correlation adalah salah satu teknik yang kerap kali

digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel”. Uji korelasi

Product Moment ini dilakukan dengan menggunakan program IBM SPSS

Statistics 22.

Berikut langkah-langkah uji korelasi Product Moment menurut

Trihendradi (2010, hlm. 130-131):

a) Pada menu utama, pilih Analyze, lalu pilih Correlate, lalu klik Bivariate.

b) Masukkan variabel Kemampuan guru mengelola kelas dan motivasi

belajar kimia pada kotak Variables, kemudian pilih Pearson, lalu klik OK.

c) Menarik kesimpulan dari output uji korelasi Product Moment, dengan

ketentuan penerimaan atau penolakan Ha (hipotesis alternatif) sebagai

berikut:

Jika nilai Sig. < α (0.05), maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Jika nilai Sig. > α (0,05), maka Ha ditolak dan Ho diterima.

Selanjutnya, dalam memberikan interpretasi secara sederhana

terhadap nilai korelasi “r” Product Moment (rxy), Sudijono (2015, hlm.

193) mengemukakan pedoman yang umum digunakan. Pedoman tersebut

terdapat pada tabel 3.7.

Page 59: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

45

Tabel 3. 7 Interpretasi Nilai Korelasi “r” Product Moment

Besarnya “r”

Product Moment

(rxy)

Interpretasi

0,00 – 0,20

Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat

korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau

sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap

tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y).

0,20 – 0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang

lemah atau rendah.

0,40 – 0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang

sedang atau cukup.

0,70 – 0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang

kuat atau tinggi.

0,90 – 1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang

sangat kuat atau sangat tinggi.

2) Koefesien Determinasi

Selanjutnya, untuk mencari kontribusi variabel X terhadap variabel Y,

menurut Subana, Rahadi, dan Sudrajat (2000, hlm. 145) digunakan perhitungan

dengan rumus sebagai berikut :

Rumus koefesien determinan

KD = r2 x 100%

H. Hipotesis Statistik

Adapun hipotesis statistik yang akan diuji dalam rangka pengambilan

keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Ho : rxy = 0

2. Ha : rxy ≠ 0

Keterangan :

Ho = Tidak ada hubungan antara persepsi siswa terhadap kemampuan guru

mengelola kelas dengan motivasi belajar kimia atau Tidak ada

hubungan antara persepsi siswa terhadap kemampuan guru mengelola

kelas dengan prestasi belajar kimia di SMA Negeri 2 Kota Tangerang

Page 60: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

46

Ha = Ada hubungan antara persepsi siswa terhadap kemampuan guru

mengelola kelas dengan motivasi belajar kimia atau ada hubungan

antara persepsi siswa terhadap kemampuan guru mengelola kelas

dengan prestasi belajar kimia di SMA Negeri 2 Kota Tangerang

rxy = Nilai korelasi yang didapatkan setelah uji korelasi Product Moment.

Page 61: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan, maka

dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa terhadap kemampuan guru

mengelola kelas dan motivasi belajar siswa di SMAN 2 Kota Tangerang

dapat dikategorikan cukup baik sementara prestasi belajar siswa

dikategorikan sangat baik. Terdapat hubungan yang positif antara

kemampuan guru mengelola kelas terhadap motivasi dan prestasi belajar

siswa pada mata pelajaran kimia di SMAN 2 Kota Tangerang.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat peneliti

berikan antara lain:

1. Untuk peneliti selanjutnya, penelitian dapat dilakukan tidak hanya di

satu sekolah tetapi beberapa sekolah sehingga dapat mewakili suatu

wilayah dan penelitian tersebut dapat digeneralisasikan. Penelitian

selanjutnya dapat mempertimbangkan faktor lain yang berkaitan

dengan prestasi belajar seperti faktor eksternal maupun internal,

seperti IQ, minat, bakat, peran guru, peran orangtua, kondisi

lingkungan belajar, dan sebagainya. Selain itu, teknik pengumpulan

data dapat dilakukan dengan penambahan aktivitas observasi siswa

dan wawancara dengan guru dan siswa untuk lebih mengetahui

pengelolaan kelas yang efektif kepada siswa secara mendalam.

2. Untuk Kepala Sekolah sebagai manager sekolah hendaknya secara

intensif memberikan motiasi dan bimbingan kepada guru-guru untuk

selalu lebih meningkatkan managemen kelas atau pengelolaan kelas

Page 62: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

62

DAFTAR PUSTAKA

Adesoji, Francis, A. Nathaniel, A.O, dan Sakin, O.D. (2017). A Comparison of

Perceived and Actual; Students‟ Learning Difficulties in Physical

Chemistry. International Journal of Brain and Cognitive Sciences.

6(1): 1-8

Aengsutha, S., Wandee, R., Panwilai, C. Dan Toansakul, S. (2016). Associations

between Chemistry Laboratory Classroom Inventories toward Science

Related Attitudes and Learning Achievements of Students at the

Eleventh- Grade Level. Merit Research Journal of Education and

Review. Vol. 4(3) : 28-35.

Ahmad,I., Muhammad, R., Alam Z., Shafiqur, R., Wajid, K., Aqila, R., Farman,

A. (2012). Teachers‟ Perceptions of Classroom Management, Problems

and its Solutions: Case of Government Secondary Schools in Chitral,

Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan. International Journal of Business and

Social Science. 3(24):173-181

Anas Sudijono. (2010). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada

Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arifin, Zainal. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek

(Edisi Revisi). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Asril, Zainal. 2013. Micro Teaching : Disertai dengan Pedoman Pengalaman

Lapangan. Jakarta: Rajawali Pers.

Aulia,Resti dan Uep, T.S. (2018). Pengelolaan Kelas Sebagai Determinan

Terhadap Hasil Belajar. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran. 2

(1):9-17

B. Uno, Hamzah. (2008). Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta : Bumi

Aksara.

Page 63: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

63

Chawla, J. (2016). Achievement in Chemistry of IX Graders in Relation to Study

Habits. International Education & Research Journal, 2(1), 15-18.

Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Dhiu, Konstantius, D. (2017). Hubungan Motivasi Belajar terhadap Prestasi

Belajar IPS Siswa Kelas V SD Gugus VI Kecamatan Golewa Selatan

Tahun Ajaran 2016/2017. Jurnal Tunas Bangsa. 173-184

Dinda, V., Fahmi, R., dan Bakhri. (2015). Hubungan Persepsi Siswa Tentang

Kompetensi Profesional Guru dengan Hasil Belajar Konstruksi

Bangunan Siswa Kelas X di SMK Negeri 1 Bukit Tinggi. Jurnal

Pendidikan Teknik Bangunan. 3 (3): 827-835

Djamarah dan Aswan Zain. (2010). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rineka Cipta

Echols, J. M., & Sadily, H. (1995). Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Ejidike, I.P. dan Akeem, A.O. (2015). Factors Influencing Effective Teaching of

Chemistry: A Case Study of Some Selected High Schools in Buffalo

City Metropolitan Municipality, Eastern Cape Province, South Africa.

Int J Edu Sci, 8(3): 605-617 .

Emzir. (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif.

Jakarta : Rajawali Press.

Faturrohman, Pupuh dan Aa. S. (2012). Guru Profesional. Bandung : Refika

Aditama

Faturrohman, Pupuh dan Sobry Sutikno. (2007). Strategi Belajar Mengajar

Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami. Bandung: PT.

Refika Aditama

Gunadi, Chinia, L. Dan William, G. (2014). Hubungan Motivasi Akademik

dengan Prestasi Belajar Siswa SMA „X‟ di Jakarta Barat. Jurnal

NOETIC Psychology. 4 (1) : 23-42

Hamalik, Oemar. (2005). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan

Sistem. Jakarta : PT Bumi Aksara

Page 64: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

64

Harun, M. T., Maslawati, M. Dan Muhammad, A. Z. (2015). Effective Classroom

Management Skills in Physical Education at Institute of Teacher

Education. Education Journal. 4(2): 60-63

Hilali, E.H. (2012). Pentingnya Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran. Edu-

Bio. 3 : 129-136

Hung, C. dan Chih-Chieh, F. (2014). Perceived Classroom Management and

Student Learning Motivation in Social Studies of Taiwan Junior High

School Student. European Journal of Research in Social Sciences. 2

(3): 40-51

Jack, Gladys, U. (2017). The Effect of Learning Cycle Constructivist-Based

Approach on Students‟ Academic Achievement and Attitude Towards

Chemistry in Secondary Schools in North-Eastern Part of Nigeria.

Educational Research and Reviews. 12 (7):456-466

Kadir. (2015). Statistika Terapan: Konsep, Contoh, dan Analisis Data dengan

Program SPSS/Lisrel dalam Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Kihwele, Jimmy E. (2014). Students‟ Perception of Science Subject and Their

Attitude in Tanzanian Secondary Schools. World Journal of

Educational Research. 1(1): 1-8

Korpershoek, H., Truus, H., Hester, D.B., Mechteld, V.K., dan Simone, D.

(2016). A Meta-Analysis of the Effects of Classroom Management

Strategies and Classroom Management Programs on Students‟

Academic, Behavioral, Emotional, and Motivational Outcomes. Review

of Educational Research. 86 (3): 643– 680.

Lasker, G.A, Karolina, E.M., Melissa, L.M., Suzanne, M.N., dan Nancy, J.S.

(2017). Social and Environmental Justice in the Chemistry Classroom.

Journal of Chemical Education. 94: 983−987

Majid, Abdul. (2011). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Kompetensi.

Guru. Bandung :PT Remaja Rosda Karya

Page 65: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

65

Mansor, Azlin N., Wong, K.E., Mohamad, S.R., Izham, M.H. dan Aida, H.A.H.,

(2012). Effective Classroom Management. International Education

Studies. 5(5). 35-42

Manullang, Manahan. (2019). Hubungan Pengelolaan Kelas dengan Motivasi

Belajar PKn Siswa Kelas X SMA Nasrani 3 Medan Tahun 2017. Jurnal

Penelitian Fisikawan. 16 (1) : 20-25

Margono, S. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan: Komponen MKDK.

Jakarta : Riena Cipta

Maulidah, I. (2017). Hubungan Kemampuan Guru Mengelola Kelas dengan

Motivasi Belajar Siswa di SMK Citra Nusantara Panongan Kabupaten

Tangerang. Skripsi. Univeritas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Jakarta.

Mulyasana, Dedy. (2011) . Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Jakarta :

Rosdakarya

Oluwatomi, M. A dan Angela, C. O. (2014). A Comparative Study of Chemistry

Students‟ Learning Styles Preferences in Selected Public and Private

Schools in Lagos Metropolis. IOSR Journal of Research & Method in

Education (IOSR-JRME). 4 (1):45-53.

Orji, N. S. (2014). Relationship between science teachers‟ classroom management

effectiveness and students‟ outcomes in chemistry. International

Journal of Modern Education Research. 1 (1) :11-14

Palupi, Ratih, E. (2014). Hubungan Keterampilan Guru dalam Mengelola Kelas

dengan Motivasi Belajar Siswa. 2 (2): 39-46

Pramuningdita, Eki. (2010). Hubungan Persepsi Siswa tentang Pengelolaan Kelas

dengan Hasil Belajar Ekonomi di SMAN 4 Kota Tangerang Selatan.

Skripsi. Univeritas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Rakhmat, J. (2008). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Riswanto, A. dan Sri, A. (2017). Learning Motivation and Student Achievement:

Description Analysis and Relationships Both. International Journal of

Counseling and Education. 2(1) : 42-47

Page 66: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

66

Rohiyatun, B. dan Sri, M. (2017). Hubungan Prosedur Manajemen Kelas dengan

Kelancaran Proses Belajar Mengajar. Jurnal Pendidikan Mandala. 2

(2): 92-98

Sa‟adah, A., Maisyaroh dan Ahmad, S. (2013). Hubungan Pendekatan

Manajemen Kelas dengan Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Manajemen

Pendidikan. 24 (2) : 108-113

Sabrina, Ridha dan Fauzi, M.Y. (2017). Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya

Motivasi Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran Matematika di

Kelas V SD Negeri Garot Geuceu Aceh Besar. Jurnal Ilmiah

Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 2 (4) :108-118

Saeed, Sitwat dan David, Z. (2012). How Motivation Influences Student

Engagement: A Qualitative Case Study. Journal of Education and

Learning. 1 (2) : 252-267

Sagala, Syaiful. (2013) .Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga

Kependidikan. Bandung: Alfabeta

Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, Wina. (2013). Strategi Pembelajaran : Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media

Sardiman. (2012). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali

Pers.

Sari, Sefti F., Yumansyah dan Diah, U. (2018) . Hubungan Motivasi Belajar

dengan Prestasi Belajar Siswa SMP Negeri 1 Sukadana Kabupaten

Lampung Timur. FKIP Universitas Lampung

Seiza, Johanna, Thamar, V., Mareike, K. (2015). When Knowing is Not Enough –

the Relevance of Teachers‟ Cognitive and Emotional Resources for

Classroom Management. Frontline Learning Research. 3(1). 55 – 77.

Siahi, E. A., dan Maiyo, J. K. (2015). Study of the Relationship Between Study

Habits and Academic Achievement of Students: A Case of Spicer

Higher Secondary School, India. International Journal of Educational

Administration and Policy Studies, 7(7): 134-141.

Page 67: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

67

Siregar, Syofian. (2013). Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif :

dilengkapi dengan perhitungan manual dan aplikasi SPSS Versi 17.

Jakarta : PT. Bumi Aksara

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sogunro, Olusegun, A. (2015). Motivating Factors for Adult Learners in Higher

Education. International Journal of Higher Education. 4(1): 22-37

Sudibyo,E., Budi, J. Dan Wahono, W. (2016). Pengembangan Instrumen

Motivasi Belajar Fisika: Angket. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA. 1

(1): 13-21

Sudijono, Anas. (2005). Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada

Sudjana. (2011). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algensindo.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sulistyaningsih. (2012). Metodologi Penelitian Kebidanan Kuantitatif-Kualitatif.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Sunhaji. (2014). Konsep Manajemen Kelas dan Implikasi dalam Pembelajaran .

Jurnal Kependidikan. 2( 2) : 30-46

Sutha, M. Dan Shirlin. (2015). Clasroom Climate and Achievement Motivation of

Higher Secondary School Students in Kanyakumari District.

International Jornal of Research-Granthaalayah. 5(3) : 23-32

Sya‟ban, Ali. (2005). Teknik Analisis Data Penelitian: Aplikasi Program SPSS

dan Teknik Menghitungnya. Pelatihan Metode Penelitian Universitas

Prof. Dr. Hamka: 1-69.

Tenaw, Y. T. (2013). Students‟ attitude and achievement in Chemistry with

teacher classroom management. International Journal of Elementary

Education. 2(4): 27-31

Thoha, M. (2015). Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya (1 ed.).

Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Page 68: PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46529...khususnya pada pelajaran kimia. Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Motivasi,

68

Tirtonegoro, S. (1993). Anak-Anak Super Normal Dan Program Penelitiannya.

Bina Aksara: Jakarta.

Trihendradi, C. (2010). Step by Step SPSS 18: Analisis Data Statistik.

Yogyakarta: Penerbit Andi.

Tuan, H., Chi-Chin C., dan Shyang‐Horng, S.. (2013). The Development of a

Questionnaire to Measure Students' Motivation Towards Science

Learning. International Journal of Science Education. 27(6): 639-654

Usman, Husaini dan Purnomo Akbar. (2008). Pengantar Statistika. Jakarta: PT.

Bumi Aksara

Wahyudin, Wahda. (2014). Hubungan Mengelola Kelas dengan Motivasi Belajar

dalam Pembelajaran IPS Terpadu di Kelas VIII SMPN 7 Biromaru. E-

Journal Geo-Tadulako UNTAD.3-14

Yusutria. (2017). Profesionalisme Guru dalam Meningkatkan Kualitas

Sumberdaya Manusia. Jurnal Curricula. 2 (1) : 38-46