persepsi sensori
DESCRIPTION
Otitis MediaTRANSCRIPT
Otitis MediaFebruary 21,
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Skenario 2
An. H berusia 1 tahun 2 bulan di bawa orang tuanya Tn. N ke poliklink THT RS.
U. Tn. N mengatakan awalnya Tn. N membersihkan telinga An. H, pada saat
dibersihkan An. H tiba-tiba menangis. Kemudian Tn. H mengeluarkan cairan berwarna
kenuning-kuningan di kedua telinganya dan berbau. Tn. N menanyakan bagaimana
penatalaksanaan agar cairan di telinga anaknya agar tidak keluar lagi. Tn. N juga
menanyakan kepada Ners Yoko bagaimana cara membersihkan telinga yang benar.
B. Analisa Kasus
Langkah 1 : Klasifikasi/Identifikasi Istilah (clarify terms)
Langkah 2 : Membuat Daftar Masalah
1. Bagaimana cara membersihkan telinga pada anak ?2. Jelaskan Asuhan Keperawatan pada skenario?3. Kenapa cairan yang keluar berwarna kekuningan dan berbau?4. Bagaimana patofisiologi pada Kasus?5. Apa saja etiologi pada skenario?6. Bagaimana penatalkasanaan pada anak agar cairan tidak keluar lagi?7. Apa saja klasifikasi pada penyakit?8. Termasuk penyakit apakah di skenario?9. Apakah lebih rentan pada anak atau orang dewasa, jelaskan!10. Apakah penyakit pada skenario menular, jelaskan!11. Apa saja komplikasi pada skenario?12. Apa saja pencegahan pada penyakit tersebut?13. Apa saja manifestasi klinis pada kasus?14. Apa saja pemeriksaan penunjang pada skenario?15. Apa saja diagnosa banding keperawatan pada skenaro?16. Apa saja faktor resiko pada skenario?
Langkah 3: Klarifikasi Masalah
1. Cara membersihkan telinga yang baik dan benar adalah Bersihkan dengan benar Ada banyak pendapat tentang boleh tidaknya membersihkan kotoran telinga anak
Kelompok 3 Page 1
Otitis MediaFebruary 21,
2014
secara mandiri di rumah. Sebetulnya, secara umum kita dapat melakukannya dengan memperhatikan hal-hal berikut.
Bersihkan kotoran yang hanya di bagian paling luar liang telinga . Cotton buds hanya digunakan untuk membersihkan kotoran di daerah daun telinga .
Selain itu, kotoran telinganya lunak, dan dilakukan dengan cara yang benar dan hati-hati.
Jangan gunakan benda tajam , seperti jepit rambut atau tangkai bulu ayam. Teteskan baby oil ke dalam liang telinga secara rutin 2 kali seminggu, untuk mencegah
penumpukan kotoran telinga.
4. Umumnya otitis media dari nasofaring yang kemudian mengenai telinga tengah,
kecuali pada kasus yang relatif jarang, yang mendapatkan infeksi bakteri yang
membocorkan membran timpani.Stadium awal komplikasi ini dimulai dengan hipertemi dan
edema pada mukosa tuba eusthacius bagian faring, yang kemudian lumennya dipersempit
oleh hiperplasi limfoid pada submukosa.
Gangguan ventilasi telinga tengah ini disertai oleh terkumpulnya cairan eksudat dan
transudat dalam telinga tengah, akibatnya telinga tengah menjadi sangat rentan terhadap
infeksi bakteri yang datang langsung dari nasofaring. Selanjutnya faktor ketahanan tubuh
pejamu dan virulensi bakteri akan menentukan progresivitas penyakit.
Otitis media akut dan kronis yang juga diketahui sebagai otitis media supuratif dan
purulent adalah sama dalam patofisiologisnya.
Cara masuk bakteri pada kebanyakan pasien kemungkinan melalui tuba eustachii
akibat kontaminasi secret dalam nasofaring. Agen infeksi masuk kedalam telinga tengah
menyebabkan peradangan dalam mukosa yang menimbulkan bengkak dan iritasi tulang atau
osikel ( tulang pendengaran pada telinga tengah ) proses ini diikuti dengan pembentukan
peradangan eksudat purulent. Serangan terjadi secara mendadak atau akut dengan durasi
yang relatif pendek sekitar 3 minggu atau kurang.
Otitis media kronik biasanya mengikuti kondisi akut yang berulang, berlangsung lebih
lama, dan dapat dihubungkan dengan morbiditas atau injuri yang lebih luas dalam struktur
Kelompok 3 Page 2
Otitis MediaFebruary 21,
2014
telinga tengah baikm akut maupun kronik. Tanda dan gejala penyakit ini disebabkan oleh
tekanan cairan pada rongga telinga tengah, tuba eustacheus dan proses infeksi. Kerusakan
tulang-tulang pada teelinga tengah berkembang menjadi perforasi membrane, jetuhnya
material terinfeksi ketelinga luar.Penyakit dan pengobatab menjadi lebih rumit dengan
adanya otitis eksterna. Faktor penyebab biasanya saling berkaitan.
Otitis media serosa dikarakteristikan oleh akumulasi cairan sterill dibelakang membran
timpani. Otitis media serosa dapat mendahului atau menjadi komplikasi jangka panjang
otitis media akut. Efusi cairan mungkin menetap pada telinga tengah mencapai beberapa
bulan. Ketika cairan menetap lebih lama dan mulai menebal akhirnya terjadi komplikasi
berupa otitis media adhesiva. Otitis media serosa dan kronik yang tidak diobati
menyebabkan penebalan dan perlukaan pada struktur telinga tengah dan tulang. Nekrosis
osikel mengakibatka destruksi struktur telinga tengah. Pembedahan osikel penting dilakukan
untuk mengatasi ketulian
5. Etiologi dari otitis media adalah Biasanya otitis media banyak disebabkan oleh hal-
hal berikut ini :
(A)Streptococcus.
(B) Stapilococcus.
(C) Diplococcus pneumonie.
(D)Hemopilus influens.
(E) Gram Positif : S. Pyogenes, S. Albus.
(F) Gram Negatif : Proteus spp, Psedomonas spp, E. Coli.
(G)Kuman anaerob : Alergi, diabetes melitus, TBC paru.
Penyebab otitis media dibagi menurut jenisnya yaitu :
1. Otitis media akut
Penyebab utama otitis media akut adalah masuknya bakteri patogenik ke dalam
telinga tengah yang normalnya adalah steril. Paling sering terjadi bila terdapat
disfungsi tuba eustachii seperti obstruksi yang disebabkan oleh infeksi saluran
pernafasan atas, inflamasi jaringan disekitarnya (eg : sinusitis, hipertrofi adenoid)
Kelompok 3 Page 3
Otitis MediaFebruary 21,
2014
atau reaksi alergik ( eg : rhinitis alergika). Bakteri yang umum ditemukan sebagai
organisme penyebab adalah Streptococcus peneumoniae, Hemophylus influenzae,
Streptococcus pyogenes, dan Moraxella catarrhalis.
2. Otitis media serosa
Cairan pada otitis media serosa sebagai akibat tekanan negative dalam telinga
tengah yang disebabkan oleh obstruksi tuba eustachii. Pada penyakit ini, tidak ada
agen penyebab definitive yang telah diidentifikasi, meskipun otitis media dengan
efusi lebih banyak terdapat pada anak yang telah sembuh dari otitis media akut dan
biasanya dikenal dengan “glue ear”. Bila terjadi pada orang dewasa, penyebab lain
yang mendasari terjadinya disfungsi tuba eustachii harus dicari. Efusi telinga
tengah sering terlihat pada pasien setelah mengalami radioterapi dan barotrauma
( ex : penyelam ) dan pada pasien dengan disfungsi tuba eustachii akibat infeksi
atau alergi saluran napas atas yang terjadi.
3. Otitis media kronis, Disebabkan oleh :
(A)Terapi yang terlambat
(B) Terapi yang tidak adekuat
(C) Virulensi kuman tinggi
(D)Daya tahan tubuh rendah
(E) Kebersihan buruk
7. Klasifikasi yang termasuk otitis media adalah
1. Otitis Media AkutOtitis media akut adalah keadaan dimana terdapatnya cairan di dalam telinga
tengah dengan tanda dan gejala infeksi. Otitis media akut adalah peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum
telinga tengah (Kapita selekta kedokteran, 2002).Otitis media akut ialah radang akut telinga tengah yang terjadi terutama pada bayi
atau anak yang biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas (Schwartz 2004).
Otitis media akut Adalah peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum telinga tengah, yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Otitis media akut bisa terjadi pada semua usia, tetapi paling sering ditemukan pada anak-anak terutama usia 3 bulan – 3 tahun.
2. Otitis Media Serosa (Otitis media dengan efusi)
Kelompok 3 Page 4
Otitis MediaFebruary 21,
2014
Otitis media serosa / efusi adalah keadaan terdapatnya cairan di dalam telinga tengah tanpa adanya tanda dan gejala infeksi aktif.Secara teori, cairan ini sebagai akibat tekanan negative dalam telinga tengah yang disebabkan oleh obstruksi tuba eustachii. Pada penyakit ini, tidak ada agen penyebab definitive yang telah diidentifikasi, meskipun otitis media dengan efusi lebih banyak terdapat pada anak yang telah sembuh dari otitis media akut dan biasanya dikenal dengan “glue ear”. Bila terjadi pada orang dewasa, penyebab lain yang mendasari terjadinya disfungsi tuba eustachii harus dicari. Efusi telinga tengah sering terlihat pada pasien setelah mengalami radioterapi dan barotrauma ( eg : penyelam ) dan pada pasien dengan disfungsi tuba eustachii akibat infeksi atau alergi saluran napas atas yang terjadi.
3. Otitis Media KronikOtitis media kronik sendiri adalah kondisi yang berhubungan dengan patologi jaringan
irreversible dan biasanya disebabkan oleh episode berulang otitis media akut yang tak tertangani.Sering berhubungan dengan perforasi menetap membrane timpani.Infeksi kronik telinga tengah tak hanya mengakibatkan kerusakan membrane timpani tetapi juga dapat menghancurkan osikulus dan hampir selalu melibatkan mastoid.Sebelum penemuan antibiotic, infeksi mastoid merupakan infeksi yang mengancam jiwa.Sekarang, penggunaan antibiotic yang bijaksana pada otitis media akut telah menyebabkan mastoiditis koalesens akut menjadi jarang.Kebanyakan kasus mastoiditis akut sekarang ditemukan pada pasien yang tidak mendapatkan perawatan telinga yang memadai dan mengalami infeksi telinga yang tak ditangani. Mastoiditis kronik lebih sering, dan beberapa dari infeksi kronik ini, dapat mengakibatkan pembentukan kolesteatoma, yang merupakan pertumbuhan kulit ke dalam ( epitel skuamosa ) dari lapisan luar membrane timpani ke telinga tengah. Kulit dari membrane timpani lateral membentuk kantong luar, yang akan berisi kulit yang telah rusak dan bahan sebaseus. Kantong dapat melekat ke struktur telinga tengah dan mastoid. Bila tidak ditangani, kolesteatoma dapat tumbuh terus dan menyebabkan paralysis nervus fasialis ( N. Cranial VII ), kehilangan pendengaran sensorineural dan/ atau gangguan keseimbangan (akibat erosi telinga dalam) dan abses otak.
8. Penyakit pada scenario adalah otitis media karena kalau sesuai tanda dan gejala hamper mendekati dari otitits media tapi perlu pengkajian lebih lanjut untuk mengetahui penyakit ini.
11. Komplikasi otits media adalah Otitis media mempunyai potensi untuk menjadi serius karena komplikasinya yang sangat mengancam kesehatan dan dapat menyebabkan kematian. Tendensi otitis media mendapat komplikasi tergantung pada kelainan patologik yang menyebabkan ottore. Pemberian antibiotoka telah menurunkan insiden komplikasi, walaupun demikian organisme yang resisten dan kurang efektifnya pengobatan akan menimbulkan komplikasi.
Komplikasi intrakranial yang serius lebih sering terlihat pada ekserbasi akut dari otitis media berhubungan dengan kolesteatoma.
Komplikasi yang mungkin terjasi pada penderita otitis media adalah :
Komplikasi intrakranial meliputi:
Kelompok 3 Page 5
Otitis MediaFebruary 21,
2014
Meningitis Abses subdural Abses ekstradural Trombosis sinus lateralis Abses otak Hidrosefalus otitis
Komplikasi intratemporal meliputi : Mastoiditis Labirintitis Paralisis fasialis Petrositis
12. Pencegahan untuk otits media adalah melalui yaitu :
1.mencegah ISPA pada bayi dan anak2.membrikan ASI3.Hindari susu botol4.pajanana asap rokok5.anjurkan anak untuk mencuci tangan6.hindari ruangan kecil pada anak yyang lagi sakit7.cek rutin agar tidak terjadi infeksi8.menghindari mengorek-orek telinga terlalu dalam
13. Manifestasi klinis untuk otitis media yaitu :
(A)Otitis Media AkutGejala otitis media dapat bervariasi menurut beratnya infeksi dan bisa sangat
ringan dan sementara atau sangat berat.Keadaan ini biasanya unilateral pada orang dewasa.
Membrane tymphani merah, sering menggelembung tanpa tonjolan tulang yang dapat dilihat, tidak bergerak pada otoskopi pneumatic ( pemberian tekanan positif atau negative pada telinga tengah dengan insulator balon yang dikaitkan ke otoskop ), dapat mengalami perforasi.
Otorrhea, bila terjadi rupture membrane tymphani Keluhan nyeri telinga (otalgia) Sakit telinga yang berat dan menetap. Terjadi gangguan pendengaran yang bersifat sementara . Pada anak-anak bisa mengalami muntah, diare dan demam sampai 40,5ºC Gendang telinga mengalami peradangan dan menonjol. Demam Anoreksia Limfadenopati servikal anterior(B) Otitis Media Serosa
Pasien mungkin mengeluh kehilangan pendengaran, rasa penuh atau gatal dalam telinga atau perasaan bendungan, atau bahkan suara letup atau berderik, yang terjadi
Kelompok 3 Page 6
Otitis MediaFebruary 21,
2014
ketika tuba eustachii berusaha membuka.Membrane tymphani tampak kusam (warna kuning redup sampai abu-abu pada otoskopi pneumatik, dan dapat terlihat gelembung udara dalam telinga tengah.Audiogram biasanya menunjukkan adanya kehilangan pendengaran konduktif.
(C) Otitis Media KronikGejala dapat minimal, dengan berbagai derajat kehilangan pendengaran dan terdapat
otorrhea intermitten atau persisten yang berbau busuk.Biasanya tidak ada nyeri kecuali pada kasus mastoiditis akut, dimana daerah post aurikuler menjadi nyeri tekan dan bahkan merah dan edema.Kolesteatoma, sendiri biasanya tidak menyebabkan nyeri.Evaluasi otoskopik membrane timpani memperlihatkan adanya perforasi, dan kolesteatoma dapat terlihat sebagai masa putih di belakang membrane timpani atau keluar ke kanalis eksterna melalui lubang perforasi.Kolesteatoma dapat juga tidak terlihat pada pemeriksaan oleh ahli otoskopi.Hasil audiometric pada kasus kolesteatoma sering memperlihatkan kehilangan pendengaran konduktif atau campuran.
9. Kenapa pada anak lebih sering terkena penyakit otits media :
- Lebih sering terkena ISPA(karena daya tahan tubuh rendah)
- Saluran Eustacius lebih pendek
Kelompok 3 Page 7
Otitis MediaFebruary 21,
2014
Langkah 4 : Pohon Masalah (mendaftar semua poin 3 secara sistematis)
Kelompok 3 Page 8
Otitis MediaFebruary 21,
2014
Langkah 5 : Sasaran Belajar
1. Jelaskan Asuhan Keperawatan pada skenario?2. Kenapa cairan yang keluar berwarna kekuningan dan berbau?3. Bagaimana penatalkasanaan pada anak agar cairan tidak keluar lagi?4. Apakah penyakit pada skenario menular, jelaskan!5. Apa saja pemeriksaan penunjang pada skenario?6. Apa saja diagnosa banding keperawatan pada skenaro?7. Apa saja faktor resiko pada skenario? 8. Apakah otitis media bisa menyebabkan sinusitis dan campak?9. Terapi apa saja untuk otitis media?10. Jelaskan klasifikasi Supuratif?
Jawaban Sasaran Belajar
14. Pemeriksaan Diagnostik atau penunjang
- Otoskopi
- Uji sensitivitas
- Pengujian audiometrik
- Garpu tala
- Menggunakan jarum
- Pengajian penyakit
- Pemeriksaan kultur mikrobiologi
3. Tuba eustachius (meradang) sel darah putih melawan bakteri mokus (nanah)
kuningdan berbau
6. – Lokal = pembersihan telinga, bubuk antibiotika
- Bedah = Insisi, timpartusis = obat nyeri
16. Faktor resiko
- Umur
- Jenis kelamin
- Rokok
- Lingkungan tidak baik
Kelompok 3 Page 9
Otitis MediaFebruary 21,
2014
- Status kesehatan rendah
- Gangguan tuba eustachius
- Metaplansia
- Alergi
10. Otitis media tidakmenular, tetapi penyakit ISPA yang menulardan dilihat dari daya
tahan tubuh yang rendah
15. Diagnosa banding keperawatan tidak ada
Sasaran Belajar
1. * Supuratif a. Akut = Mendadak tetes hidung, antibiotic
b. Kronik
* Non Supuratif a. Serosa akut = lanjutan akut, pecah gendang telinga
b. Serosa kronik
2. -) Sinusitis bisa menyebabkan otitis media karena dekat dengan tuba eustachius
nasofaring, dari sinus bisa menjalar ketelinga dan membawa bakteri untuk menginfeksi.
-) OMA bisa menyebabkan campak? –Kuliah pakar
2. Askep
Nama : An. H
Ds : -
Do : -
Analisa Data
Data Masalah EtilogiDs : -- Mengeluarkan
Cairan Kekuningan di kudua telinganya dan berbau
Gangguan Rasa Nyaman Gejala terkait penyakit
Ds : - menanyakan bagaimana penatalaksanaan agar cairan di telinga anaknya tidak keluar lagi
Defisiensi Pengetahuan Kurang pajanan
Kelompok 3 Page 10
Otitis MediaFebruary 21,
2014
Intervensi
NO. NOC NIC Kontrol Nyeri
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, gangguan rasa nyaman teratasi dnegan kriteria hasil :
1. Klien tidak mengeluh lemas2. Klien tidak mengeluh merasa
pusing3. Klien dapat meningkatkan ADL
1.Relaxation Theraphy (6040)
1) Anjurkan klien untuk bernapas dalam ketika merasa tidak nyaman.
2) Anjurkan klien untuk beristirahat.1.Environtmental Management : Comfort (6482)
1) Kaji ketidaknyamanan yang dirasakan oleh klien.
2) Berikan posisi yang nyaman pada klien.
3) Batasi pengunjung saat klien beristirahat.
Kowlwdge : disease process Kowledge : health Behavior
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. pasien menunjukkan pengetahuan tentang proses penyakit dengankriteria hasil:- Pasien dan keluarga
menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan
- Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
- Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya
Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga
Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat
Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat
Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat
Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion
Kelompok 3 Page 11
Otitis MediaFebruary 21,
2014
dengan cara yang tepat atau diindikasikan
Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat
BAB II
PEMBAHASAN
A. ANATOMI DAN FISIOLOGI TELINGA
Telinga adalah organ pendengaran. Syaraf yang melayani indera ini adalah syaraf
cranial ke delapan atau nervus auditorius. Telinga terdiri dari 3 bagian, yaitu: telinga luar,
telinga tengah dan rongga telinga dalam.
1. Telinga Luar
Telinga luar, yang terdiri dari aurikula (pinna) dan kanalis auditorius eksternus,
dipisahkan dari telinga tengan oleh struktur seperti cakram yang dinamakan membrana
timpani (gendang telinga). Telinga terletak pada kedua sisi kepala kurang lebih setinggi
mata. Aurikulus melekat ke sisi kepala oleh kulit dan tersusun terutama oleh kartilago,
kecuali lemak dan jaringan bawah kulit pada lobus telinga. Aurikulus membantu
pengumpulan gelombang suara dan perjalanannya sepanjang kanalis auditorius eksternus.
Tepat di depan meatus auditorius eksternus adalah sendi temporal mandibular. Kaput
mandibula dapat dirasakan dengan meletakkan ujung jari di meatus auditorius eksternus
ketika membuka dan menutup mulut. Kanalis auditorius eksternus panjangnya sekitar 2,5
sentimeter. Sepertiga lateral mempunyai kerangka kartilago dan fibrosa padat di mana kulit
terlekat. Dua pertiga medial tersusun atas tulang yang dilapisi kulit tipis. Kanalis auditorius
eksternus berakhir pada membrana timpani. Kulit dalam kanal mengandung kelenjar khusus,
glandula seruminosa, yang mensekresi substansi seperti lilin yang disebut serumen.
Mekanisme pembersihan diri telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke bagian luar
tetinga. Serumen nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan memberikan perlindungan
bagi kulit.
Kelompok 3 Page 12
Otitis MediaFebruary 21,
2014
2. Telinga Tengah
Telinga tengah mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu malleus, inkus stapes.
Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh sendian, otot, dan ligamen, yang membantu
hantaran suara. Ada dua jendela kecil (jendela oval dan dinding medial telinga tengah, yang
memisahkan telinga tengah dengan telinga dalam. Bagian dataran kaki menjejak pada
jendela oval, di mana suara dihantar telinga tengah. Jendela bulat memberikan jalan ke
getaran suara. Jendela bulat ditutupi oleh membrana sangat tipis, dan dataran kaki stapes
ditahan oleh yang agak tipis, atau struktur berbentuk cincin. anulus jendela bulat maupun
jendela oval mudah mengalami robekan. Bila ini terjadi, cairan dari dalam dapat mengalami
kebocoran ke telinga tengah kondisi ini dinamakan fistula perilimfe.
Tuba eustachii yang lebarnya sekitar 1mm panjangnya sekitar 35 mm, menghubngkan
telingah ke nasofaring. Normalnya, tuba eustachii tertutup, namun dapat terbuka akibat
kontraksi otot palatum ketika melakukan manuver Valsalva atau menguap atau menelan.
Tuba berfungsi sebagai drainase untuk sekresi dan menyeimbangkan tekanan dalam telinga
tengah dengan tekanan atmosfer.
3. Telinga Dalam
Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ untuk
pendengaran (koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu juga kranial VII
(nervus fasialis) dan VIII (nervus koklea vestibularis) semuanya merupakan bagian dari
komplek anatomi. Koklea dan kanalis semisirkularis bersama menyusun tulang labirint.
Ketiga kanalis semisi posterior, superior dan lateral erletak membentuk sudut 90 derajat satu
sama lain dan mengandung organ yang berhubungan dengan keseimbangan. Organ ahir
reseptor ini distimulasi oleh perubahan kecepatan dan arah gerakan seseorang.
Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm dengan dua
setengah lingkaran spiral dan mengandung organ akhir untuk pendengaran, dinamakan
organ Corti. Di dalam lulang labirin, namun tidak sem-purna mengisinya,Labirin
membranosa terendam dalam cairan yang dinamakan perilimfe, yang berhubungan langsung
dengan cairan serebrospinal dalam otak melalui aquaduktus koklearis. Labirin membranosa
Kelompok 3 Page 13
Otitis MediaFebruary 21,
2014
tersusun atas utrikulus, akulus, dan kanalis semisirkularis, duktus koklearis, dan organan
Corti.
(Anatomi dan Fisiologi untuk paramedic. Pearce, C Evelyn. 2002)
B. DEFINISI
Otitis media akut (OMA) adalah peradangan akut sebagian atau seluruh peroisteum
telinga tengah.
(Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I)
Otitis media akut adalah infeksi akut telinga tengah. Penyebab utamanya adalah
masuknya bakteri pathogenic ke dalam telinga tengah yang normalnya steril.
(Brunner & Suddart. Keperawatan Medikal Bedah. Vol 3)
Otitis media akut adalah peradangan pada telinga tengah yang bersifat akut atau tiba-
tiba. Telinga tengah adalah organ yang memiliki penghalang yang biasanya dalam keadaan
steril. Tetapi pada suatu keadaan jika terdapat infeksi bakteri pada nasofariong dan faring,
secara alamiah teradapat mekanisme pencegahan penjalaran bakteri memasuki telinga
tengah oleh ezim pelindung dan bulu-bulu halus yang dimiliki oleh tuba eustachii. Otitis
media akut ini terjadi akibat tidak berfungsingnya sistem pelindung tadi, sumbatan atau
peradangan pada tuba eustachii merupakan faktor utama terjadinya otitis media, pada anak-
anak semakin seringnya terserang infeksi saluran pernafasan atas, kemungkinan terjadi otitis
media akut juga semakin sering.
Pembagian stadium otitis media akut:
1. Stadium oklusi tuba eustachius
Terdapat gambaran retraksi embran timpani akibat tekanan negative di dalam telinga
tengah. Kadang berwarna normal atau keruh pucat. Efusi tidak dapat di deteksi.
2. Stadium hiperemis (presupurasi)
Tampak pembuluh darah yang melebar di membrane timpani atau seluruh membrane
timpani tampak hiperemis serta edema. Secret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat
eksudat serosa sehingga sukar terlihat.
3. Stadium supurasi
Kelompok 3 Page 14
Otitis MediaFebruary 21,
2014
Membrane timpani menonjol kearah telinga luar akibat edema yang hebat pada
mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superficial, serta terbentuknya eksudat
purulen di kavum timpani.
4. Stadium perforasi
Terjadi karena pemberian antibiotic yang terlambat atau virulensi kuman yang tinggi,
dapat terjadi rupture membrane timpani dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke
telinga luar.
5. Stadium resolusi
Bila membrane timpani tetap utuh, maka perlahan-lahan akan normal kembali. Bila
terjadi perforasi, maka secret akan berkurang dan mongering. Bila daya tahan tubuh baik
dan virulensi kuman rendah, maka resolusi dapat terjadi tanpa pengobatan.
(Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I)
C. ETIOLOGI
Otitis media akut disebabkan oleh bakteri patogenik seperti streptokokus hemolitycus,
staphilokokus aureus, pneumokokus, H. influenza, E. colli, S. anhemolitycus, P. vulgaris,
dan P. aeruginosa.
Factor predisposisi:
1. ISPA
2. Sumbatan tuba eustachii akibat alergi atau pembengkakan amandel
(Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I)
D. PATOFISIOLOGI
Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang
tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius.
Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran
tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran dan
datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh
bakteri dengan mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah
dalam telinga tengah. Selain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius
Kelompok 3 Page 15
Otitis MediaFebruary 21,
2014
menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang
gendang telinga.
Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena
gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ
pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang
dialami umumnya sekitar 24 desibel (bisikan halus).
Namun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran hingga
45 desibel (kisaran pembicaraan normal). Selain itu telinga juga akan terasa nyeri. Dan yang
paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek gendang telinga
karena tekanannya.
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Nyeri telinga
2. Keluar cairan dari telinga
3. Demam
4. Kehilangan pendengaran
5. Tinitus
(Brunner & Suddart. Keperawatan Medikal Bedah. Vol 3)
6. Pada anak terjadi nyeri telinga dan demam tinggi
7. Pada orang dewasa terjadi gangguan pendengaran berupa rasa penuh atau kurang
dengar.
8. Pada baayi dan anak kecil terjadi demam (>39,5ᴼC), gelisah, sulit tidur, tiba-tiba
menjerit saat tidur, diare dan kejang.
(Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I)
F. KOMPLIKASI
1. Abses subperiosteal
2. Abses otak
3. Meningitis
4. OMSK (Otitis Media Supuratif Kronik)
Kelompok 3 Page 16
Otitis MediaFebruary 21,
2014
(Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I)
G. PENCEGAHAN
Beberapa hal yang tampaknya dapat mengurangi risiko OMA adalah:
1. pencegahan ISPA pada bayi dan anak-anak.
2. pemberian ASI minimal selama 6 bulan.
3. penghindaran pemberian susu di botol saat anak berbaring.
4. dan penghindaran pajanan terhadap asap rokok.
5. Berenang kemungkinan besar tidak meningkatkan risiko OMA.
H. PENATALAKSAAN MEDIS
1. Pengobatan stadium awal di tujukan untuk mengobati infeksi saluran nafas dengan
pemberian antibiotic, dekongestan local atau sistemik dan antipireutik.
2. Pada anak di berikan ampisilin 4x50-100 mg/ kg BB, amoksisilin 4x40 mg/ kg BB/
hari, atau eritromisin 4x40 mg/ kg BB/ hari.
3. Berikan obat tetes HCL efedrin 0,5% (anak <12 tahun), HCL efedrin 1% dalam
larutan fisiologis (anak >12 tahun dan dewasa).
4. Lakukan miringotomi.
5. Berikan obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotic yang adekuat
sampai 3 minggu.
(Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I)
Kelompok 3 Page 17
Otitis MediaFebruary 21,
2014
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendengaran sebagai salah satu indera, memegang peranan yang sangat penting karena
perkembangan bicara sebagai komponen utama komunikasi pada manusia sangat tergantung
pada fungsi pendengaran. Apabila pendengaran mengalami gangguan pada telinga seperti
otitis media yang tekait dengan kasus ini.
B. Saran
Sebaiknya tidak mencoba pemindahan serumen telinga di rumah dengan cotton bud,
jepit rambut, pensil, atau peralatan lain apa pun. Tindakan seperti itu biasanya hanya
memasukkan lilin lebih banyak dan bisa merusakkan gendang pendengar dan akan
mengalami penyumbatan pada bagian telinga dalam.Sabun dan air di atas sehelai waslap
menyediakan higienis telinga eksternal yang memadai.
Kelompok 3 Page 18
Otitis MediaFebruary 21,
2014
DAFTAR PUSTAKA
1. Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. EGC. Jakarta.
2. George L, Adams. 1997. BOEIS : Buku ajar Penyakit THT. Edisi 6. EGC. Jakarta.
3. Pedoman Diagnosis dan Terapi, Lab/UPF Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan
Tenggorokan RSUD Dr Soetomo Surabaya
4. Rukmin, Sri; Herawati, Sri. 1999. Teknik Pemeriksaan THT. EGC. Jakarta
Kelompok 3 Page 19