persepsi sensori

27
Otitis Media February 21, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Skenario 2 An. H berusia 1 tahun 2 bulan di bawa orang tuanya Tn. N ke poliklink THT RS. U. Tn. N mengatakan awalnya Tn. N membersihkan telinga An. H, pada saat dibersihkan An. H tiba-tiba menangis. Kemudian Tn. H mengeluarkan cairan berwarna kenuning-kuningan di kedua telinganya dan berbau. Tn. N menanyakan bagaimana penatalaksanaan agar cairan di telinga anaknya agar tidak keluar lagi. Tn. N juga menanyakan kepada Ners Yoko bagaimana cara membersihkan telinga yang benar. B. Analisa Kasus Langkah 1 : Klasifikasi/Identifikasi Istilah (clarify terms) Langkah 2 : Membuat Daftar Masalah 1. Bagaimana cara membersihkan telinga pada anak ? 2. Jelaskan Asuhan Keperawatan pada skenario? 3. Kenapa cairan yang keluar berwarna kekuningan dan berbau? 4. Bagaimana patofisiologi pada Kasus? 5. Apa saja etiologi pada skenario? 6. Bagaimana penatalkasanaan pada anak agar cairan tidak keluar lagi? 7. Apa saja klasifikasi pada penyakit? 8. Termasuk penyakit apakah di skenario? Kelompok 3 Page 1

Upload: ariefhidayat28

Post on 26-Nov-2015

83 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Otitis Media

TRANSCRIPT

Page 1: Persepsi Sensori

Otitis MediaFebruary 21,

2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Skenario 2

An. H berusia 1 tahun 2 bulan di bawa orang tuanya Tn. N ke poliklink THT RS.

U. Tn. N mengatakan awalnya Tn. N membersihkan telinga An. H, pada saat

dibersihkan An. H tiba-tiba menangis. Kemudian Tn. H mengeluarkan cairan berwarna

kenuning-kuningan di kedua telinganya dan berbau. Tn. N menanyakan bagaimana

penatalaksanaan agar cairan di telinga anaknya agar tidak keluar lagi. Tn. N juga

menanyakan kepada Ners Yoko bagaimana cara membersihkan telinga yang benar.

B. Analisa Kasus

Langkah 1 : Klasifikasi/Identifikasi Istilah (clarify terms)

Langkah 2 : Membuat Daftar Masalah

1. Bagaimana cara membersihkan telinga pada anak ?2. Jelaskan Asuhan Keperawatan pada skenario?3. Kenapa cairan yang keluar berwarna kekuningan dan berbau?4. Bagaimana patofisiologi pada Kasus?5. Apa saja etiologi pada skenario?6. Bagaimana penatalkasanaan pada anak agar cairan tidak keluar lagi?7. Apa saja klasifikasi pada penyakit?8. Termasuk penyakit apakah di skenario?9. Apakah lebih rentan pada anak atau orang dewasa, jelaskan!10. Apakah penyakit pada skenario menular, jelaskan!11. Apa saja komplikasi pada skenario?12. Apa saja pencegahan pada penyakit tersebut?13. Apa saja manifestasi klinis pada kasus?14. Apa saja pemeriksaan penunjang pada skenario?15. Apa saja diagnosa banding keperawatan pada skenaro?16. Apa saja faktor resiko pada skenario?

Langkah 3: Klarifikasi Masalah

1. Cara membersihkan telinga yang baik dan benar adalah Bersihkan dengan benar Ada banyak pendapat tentang boleh tidaknya membersihkan kotoran telinga anak

Kelompok 3 Page 1

Page 2: Persepsi Sensori

Otitis MediaFebruary 21,

2014

secara mandiri di rumah. Sebetulnya, secara umum kita dapat melakukannya dengan memperhatikan hal-hal berikut.

Bersihkan kotoran yang hanya di bagian paling luar liang telinga . Cotton buds hanya digunakan untuk membersihkan kotoran di daerah daun telinga .

Selain itu, kotoran telinganya lunak, dan dilakukan dengan cara yang benar dan hati-hati.

Jangan gunakan benda tajam , seperti jepit rambut atau tangkai bulu ayam. Teteskan baby oil ke dalam liang telinga secara rutin 2 kali seminggu, untuk mencegah

penumpukan kotoran telinga.

4. Umumnya otitis media dari nasofaring yang kemudian mengenai telinga tengah,

kecuali pada kasus yang relatif jarang, yang mendapatkan infeksi bakteri yang

membocorkan membran timpani.Stadium awal komplikasi ini dimulai dengan hipertemi dan

edema pada mukosa tuba eusthacius bagian faring, yang kemudian lumennya dipersempit

oleh hiperplasi limfoid pada submukosa.

Gangguan ventilasi telinga tengah ini disertai oleh terkumpulnya cairan eksudat dan

transudat dalam telinga tengah, akibatnya telinga tengah menjadi sangat rentan terhadap

infeksi bakteri yang datang langsung dari nasofaring. Selanjutnya faktor ketahanan tubuh

pejamu dan virulensi bakteri akan menentukan progresivitas penyakit.

Otitis media akut dan kronis yang juga diketahui sebagai otitis media supuratif dan

purulent adalah sama dalam patofisiologisnya.

Cara masuk bakteri pada kebanyakan pasien kemungkinan melalui tuba eustachii

akibat kontaminasi secret dalam nasofaring. Agen infeksi masuk kedalam telinga tengah

menyebabkan peradangan dalam mukosa yang menimbulkan bengkak dan iritasi tulang atau

osikel ( tulang pendengaran pada telinga tengah ) proses ini diikuti dengan pembentukan

peradangan eksudat purulent. Serangan terjadi secara mendadak atau akut dengan durasi

yang relatif pendek sekitar 3 minggu atau kurang.

Otitis media kronik biasanya mengikuti kondisi akut yang berulang, berlangsung lebih

lama, dan dapat dihubungkan dengan morbiditas atau injuri yang lebih luas dalam struktur

Kelompok 3 Page 2

Page 3: Persepsi Sensori

Otitis MediaFebruary 21,

2014

telinga tengah baikm akut maupun kronik. Tanda dan gejala penyakit ini disebabkan oleh

tekanan cairan pada rongga telinga tengah, tuba eustacheus dan proses infeksi. Kerusakan

tulang-tulang pada teelinga tengah berkembang menjadi perforasi membrane, jetuhnya

material terinfeksi ketelinga luar.Penyakit dan pengobatab menjadi lebih rumit dengan

adanya otitis eksterna. Faktor penyebab biasanya saling berkaitan.

Otitis media serosa dikarakteristikan oleh akumulasi cairan sterill dibelakang membran

timpani. Otitis media serosa dapat mendahului atau menjadi komplikasi jangka panjang

otitis media akut. Efusi cairan mungkin menetap pada telinga tengah mencapai beberapa

bulan. Ketika cairan menetap lebih lama dan mulai menebal akhirnya terjadi komplikasi

berupa otitis media adhesiva. Otitis media serosa dan kronik yang tidak diobati

menyebabkan penebalan dan perlukaan pada struktur telinga tengah dan tulang. Nekrosis

osikel mengakibatka destruksi struktur telinga tengah. Pembedahan osikel penting dilakukan

untuk mengatasi ketulian

5. Etiologi dari otitis media adalah Biasanya otitis media banyak disebabkan oleh hal-

hal berikut ini :

(A)Streptococcus.

(B) Stapilococcus.

(C) Diplococcus pneumonie.

(D)Hemopilus influens.

(E) Gram Positif : S. Pyogenes, S. Albus.

(F) Gram Negatif : Proteus spp, Psedomonas spp, E. Coli.

(G)Kuman anaerob : Alergi, diabetes melitus, TBC paru.

Penyebab otitis media dibagi menurut jenisnya yaitu :

1. Otitis media akut

Penyebab utama otitis media akut adalah masuknya bakteri patogenik ke dalam

telinga tengah yang normalnya adalah steril. Paling sering terjadi bila terdapat

disfungsi tuba eustachii seperti obstruksi yang disebabkan oleh infeksi saluran

pernafasan atas, inflamasi jaringan disekitarnya (eg : sinusitis, hipertrofi adenoid)

Kelompok 3 Page 3

Page 4: Persepsi Sensori

Otitis MediaFebruary 21,

2014

atau reaksi alergik ( eg : rhinitis alergika). Bakteri yang umum ditemukan sebagai

organisme penyebab adalah Streptococcus peneumoniae, Hemophylus influenzae,

Streptococcus pyogenes, dan Moraxella catarrhalis.

2. Otitis media serosa

Cairan pada otitis media serosa sebagai akibat tekanan negative dalam telinga

tengah yang disebabkan oleh obstruksi tuba eustachii. Pada penyakit ini, tidak ada

agen penyebab definitive yang telah diidentifikasi, meskipun otitis media dengan

efusi lebih banyak terdapat pada anak yang telah sembuh dari otitis media akut dan

biasanya dikenal dengan “glue ear”. Bila terjadi pada orang dewasa, penyebab lain

yang mendasari terjadinya disfungsi tuba eustachii harus dicari. Efusi telinga

tengah sering terlihat pada pasien setelah mengalami radioterapi dan barotrauma

( ex : penyelam ) dan pada pasien dengan disfungsi tuba eustachii akibat infeksi

atau alergi saluran napas atas yang terjadi.

3. Otitis media kronis, Disebabkan oleh :

(A)Terapi yang terlambat

(B) Terapi yang tidak adekuat

(C) Virulensi kuman tinggi

(D)Daya tahan tubuh rendah

(E) Kebersihan buruk

7. Klasifikasi yang termasuk otitis media adalah

1. Otitis Media AkutOtitis media akut adalah keadaan dimana terdapatnya cairan di dalam telinga

tengah dengan tanda dan gejala infeksi. Otitis media akut adalah peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum

telinga tengah (Kapita selekta kedokteran, 2002).Otitis media akut ialah radang akut telinga tengah yang terjadi terutama pada bayi

atau anak yang biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas (Schwartz 2004).

Otitis media akut Adalah peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum telinga tengah, yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Otitis media akut bisa terjadi pada semua usia, tetapi paling sering ditemukan pada anak-anak terutama usia 3 bulan – 3 tahun.

2. Otitis Media Serosa (Otitis media dengan efusi)

Kelompok 3 Page 4

Page 5: Persepsi Sensori

Otitis MediaFebruary 21,

2014

Otitis media serosa / efusi adalah keadaan terdapatnya cairan di dalam telinga tengah tanpa adanya tanda dan gejala infeksi aktif.Secara teori, cairan ini sebagai akibat tekanan negative dalam telinga tengah yang disebabkan oleh obstruksi tuba eustachii. Pada penyakit ini, tidak ada agen penyebab definitive yang telah diidentifikasi, meskipun otitis media dengan efusi lebih banyak terdapat pada anak yang telah sembuh dari otitis media akut dan biasanya dikenal dengan “glue ear”. Bila terjadi pada orang dewasa, penyebab lain yang mendasari terjadinya disfungsi tuba eustachii harus dicari. Efusi telinga tengah sering terlihat pada pasien setelah mengalami radioterapi dan barotrauma ( eg : penyelam ) dan pada pasien dengan disfungsi tuba eustachii akibat infeksi atau alergi saluran napas atas yang terjadi.

3. Otitis Media KronikOtitis media kronik sendiri adalah kondisi yang berhubungan dengan patologi jaringan

irreversible dan biasanya disebabkan oleh episode berulang otitis media akut yang tak tertangani.Sering berhubungan dengan perforasi menetap membrane timpani.Infeksi kronik telinga tengah tak hanya mengakibatkan kerusakan membrane timpani tetapi juga dapat menghancurkan osikulus dan hampir selalu melibatkan mastoid.Sebelum penemuan antibiotic, infeksi mastoid merupakan infeksi yang mengancam jiwa.Sekarang, penggunaan antibiotic yang bijaksana pada otitis media akut telah menyebabkan mastoiditis koalesens akut menjadi jarang.Kebanyakan kasus mastoiditis akut sekarang ditemukan pada pasien yang tidak mendapatkan perawatan telinga yang memadai dan mengalami infeksi telinga yang tak ditangani. Mastoiditis kronik lebih sering, dan beberapa dari infeksi kronik ini, dapat mengakibatkan pembentukan kolesteatoma, yang merupakan pertumbuhan kulit ke dalam ( epitel skuamosa ) dari lapisan luar membrane timpani ke telinga tengah. Kulit dari membrane timpani lateral membentuk kantong luar, yang akan berisi kulit yang telah rusak dan bahan sebaseus. Kantong dapat melekat ke struktur telinga tengah dan mastoid. Bila tidak ditangani, kolesteatoma dapat tumbuh terus dan menyebabkan paralysis nervus fasialis ( N. Cranial VII ), kehilangan pendengaran sensorineural dan/ atau gangguan keseimbangan (akibat erosi telinga dalam) dan abses otak.

8. Penyakit pada scenario adalah otitis media karena kalau sesuai tanda dan gejala hamper mendekati dari otitits media tapi perlu pengkajian lebih lanjut untuk mengetahui penyakit ini.

11. Komplikasi otits media adalah Otitis media mempunyai potensi untuk menjadi serius karena komplikasinya yang sangat mengancam kesehatan dan dapat menyebabkan kematian. Tendensi otitis media mendapat komplikasi tergantung pada kelainan patologik yang menyebabkan ottore. Pemberian antibiotoka telah menurunkan insiden komplikasi, walaupun demikian organisme yang resisten dan kurang efektifnya pengobatan akan menimbulkan komplikasi.

Komplikasi intrakranial yang serius lebih sering terlihat pada ekserbasi akut dari otitis media berhubungan dengan kolesteatoma.

Komplikasi yang mungkin terjasi pada penderita otitis media adalah :

Komplikasi intrakranial meliputi:

Kelompok 3 Page 5

Page 6: Persepsi Sensori

Otitis MediaFebruary 21,

2014

Meningitis Abses subdural Abses ekstradural Trombosis sinus lateralis Abses otak Hidrosefalus otitis

Komplikasi intratemporal meliputi : Mastoiditis Labirintitis Paralisis fasialis Petrositis

12. Pencegahan untuk otits media adalah melalui yaitu :

1.mencegah ISPA pada bayi dan anak2.membrikan ASI3.Hindari susu botol4.pajanana asap rokok5.anjurkan anak untuk mencuci tangan6.hindari ruangan kecil pada anak yyang lagi sakit7.cek rutin agar tidak terjadi infeksi8.menghindari mengorek-orek telinga terlalu dalam

13. Manifestasi klinis untuk otitis media yaitu :

(A)Otitis Media AkutGejala otitis media dapat bervariasi menurut beratnya infeksi dan bisa sangat

ringan dan sementara atau sangat berat.Keadaan ini biasanya unilateral pada orang dewasa.

Membrane tymphani merah, sering menggelembung tanpa tonjolan tulang yang dapat dilihat, tidak bergerak pada otoskopi pneumatic ( pemberian tekanan positif atau negative pada telinga tengah dengan insulator balon yang dikaitkan ke otoskop ), dapat mengalami perforasi.

Otorrhea, bila terjadi rupture membrane tymphani Keluhan nyeri telinga (otalgia) Sakit telinga yang berat dan menetap. Terjadi gangguan pendengaran yang bersifat sementara . Pada anak-anak bisa mengalami muntah, diare dan demam sampai 40,5ºC Gendang telinga mengalami peradangan dan menonjol. Demam Anoreksia Limfadenopati servikal anterior(B) Otitis Media Serosa

Pasien mungkin mengeluh kehilangan pendengaran, rasa penuh atau gatal dalam telinga atau perasaan bendungan, atau bahkan suara letup atau berderik, yang terjadi

Kelompok 3 Page 6

Page 7: Persepsi Sensori

Otitis MediaFebruary 21,

2014

ketika tuba eustachii berusaha membuka.Membrane tymphani tampak kusam (warna kuning redup sampai abu-abu pada otoskopi pneumatik, dan dapat terlihat gelembung udara dalam telinga tengah.Audiogram biasanya menunjukkan adanya kehilangan pendengaran konduktif.

(C) Otitis Media KronikGejala dapat minimal, dengan berbagai derajat kehilangan pendengaran dan terdapat

otorrhea intermitten atau persisten yang berbau busuk.Biasanya tidak ada nyeri kecuali pada kasus mastoiditis akut, dimana daerah post aurikuler menjadi nyeri tekan dan bahkan merah dan edema.Kolesteatoma, sendiri biasanya tidak menyebabkan nyeri.Evaluasi otoskopik membrane timpani memperlihatkan adanya perforasi, dan kolesteatoma dapat terlihat sebagai masa putih di belakang membrane timpani atau keluar ke kanalis eksterna melalui lubang perforasi.Kolesteatoma dapat juga tidak terlihat pada pemeriksaan oleh ahli otoskopi.Hasil audiometric pada kasus kolesteatoma sering memperlihatkan kehilangan pendengaran konduktif atau campuran.

9. Kenapa pada anak lebih sering terkena penyakit otits media :

- Lebih sering terkena ISPA(karena daya tahan tubuh rendah)

- Saluran Eustacius lebih pendek

Kelompok 3 Page 7

Page 8: Persepsi Sensori

Otitis MediaFebruary 21,

2014

Langkah 4 : Pohon Masalah (mendaftar semua poin 3 secara sistematis)

Kelompok 3 Page 8

Page 9: Persepsi Sensori

Otitis MediaFebruary 21,

2014

Langkah 5 : Sasaran Belajar

1. Jelaskan Asuhan Keperawatan pada skenario?2. Kenapa cairan yang keluar berwarna kekuningan dan berbau?3. Bagaimana penatalkasanaan pada anak agar cairan tidak keluar lagi?4. Apakah penyakit pada skenario menular, jelaskan!5. Apa saja pemeriksaan penunjang pada skenario?6. Apa saja diagnosa banding keperawatan pada skenaro?7. Apa saja faktor resiko pada skenario? 8. Apakah otitis media bisa menyebabkan sinusitis dan campak?9. Terapi apa saja untuk otitis media?10. Jelaskan klasifikasi Supuratif?

Jawaban Sasaran Belajar

14. Pemeriksaan Diagnostik atau penunjang

- Otoskopi

- Uji sensitivitas

- Pengujian audiometrik

- Garpu tala

- Menggunakan jarum

- Pengajian penyakit

- Pemeriksaan kultur mikrobiologi

3. Tuba eustachius (meradang) sel darah putih melawan bakteri mokus (nanah)

kuningdan berbau

6. – Lokal = pembersihan telinga, bubuk antibiotika

- Bedah = Insisi, timpartusis = obat nyeri

16. Faktor resiko

- Umur

- Jenis kelamin

- Rokok

- Lingkungan tidak baik

Kelompok 3 Page 9

Page 10: Persepsi Sensori

Otitis MediaFebruary 21,

2014

- Status kesehatan rendah

- Gangguan tuba eustachius

- Metaplansia

- Alergi

10. Otitis media tidakmenular, tetapi penyakit ISPA yang menulardan dilihat dari daya

tahan tubuh yang rendah

15. Diagnosa banding keperawatan tidak ada

Sasaran Belajar

1. * Supuratif a. Akut = Mendadak tetes hidung, antibiotic

b. Kronik

* Non Supuratif a. Serosa akut = lanjutan akut, pecah gendang telinga

b. Serosa kronik

2. -) Sinusitis bisa menyebabkan otitis media karena dekat dengan tuba eustachius

nasofaring, dari sinus bisa menjalar ketelinga dan membawa bakteri untuk menginfeksi.

-) OMA bisa menyebabkan campak? –Kuliah pakar

2. Askep

Nama : An. H

Ds : -

Do : -

Analisa Data

Data Masalah EtilogiDs : -- Mengeluarkan

Cairan Kekuningan di kudua telinganya dan berbau

Gangguan Rasa Nyaman Gejala terkait penyakit

Ds : - menanyakan bagaimana penatalaksanaan agar cairan di telinga anaknya tidak keluar lagi

Defisiensi Pengetahuan Kurang pajanan

Kelompok 3 Page 10

Page 11: Persepsi Sensori

Otitis MediaFebruary 21,

2014

Intervensi

NO. NOC NIC Kontrol Nyeri

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, gangguan rasa nyaman teratasi dnegan kriteria hasil :

1. Klien tidak mengeluh lemas2. Klien tidak mengeluh merasa

pusing3. Klien dapat meningkatkan ADL

1.Relaxation Theraphy (6040)

1) Anjurkan klien untuk bernapas dalam ketika merasa tidak nyaman.

2) Anjurkan klien untuk beristirahat.1.Environtmental Management : Comfort (6482)

1) Kaji ketidaknyamanan yang dirasakan oleh klien.

2) Berikan posisi yang nyaman pada klien.

3) Batasi pengunjung saat klien beristirahat.

Kowlwdge : disease process Kowledge : health Behavior

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. pasien menunjukkan pengetahuan tentang proses penyakit dengankriteria hasil:- Pasien dan keluarga

menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan

- Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar

- Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya

Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga

Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.

Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat

Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat

Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat

Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat

Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat

Diskusikan pilihan terapi atau penanganan

Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion

Kelompok 3 Page 11

Page 12: Persepsi Sensori

Otitis MediaFebruary 21,

2014

dengan cara yang tepat atau diindikasikan

Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat

BAB II

PEMBAHASAN

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI TELINGA

Telinga adalah organ pendengaran. Syaraf yang melayani indera ini adalah syaraf

cranial ke delapan atau nervus auditorius. Telinga terdiri dari 3 bagian, yaitu: telinga luar,

telinga tengah dan rongga telinga dalam.

1. Telinga Luar

Telinga luar, yang terdiri dari aurikula (pinna) dan kanalis auditorius eksternus,

dipisahkan dari telinga tengan oleh struktur seperti cakram yang dinamakan membrana

timpani (gendang telinga). Telinga terletak pada kedua sisi kepala kurang lebih setinggi

mata. Aurikulus melekat ke sisi kepala oleh kulit dan tersusun terutama oleh kartilago,

kecuali lemak dan jaringan bawah kulit pada lobus telinga. Aurikulus membantu

pengumpulan gelombang suara dan perjalanannya sepanjang kanalis auditorius eksternus.

Tepat di depan meatus auditorius eksternus adalah sendi temporal mandibular. Kaput

mandibula dapat dirasakan dengan meletakkan ujung jari di meatus auditorius eksternus

ketika membuka dan menutup mulut. Kanalis auditorius eksternus panjangnya sekitar 2,5

sentimeter. Sepertiga lateral mempunyai kerangka kartilago dan fibrosa padat di mana kulit

terlekat. Dua pertiga medial tersusun atas tulang yang dilapisi kulit tipis. Kanalis auditorius

eksternus berakhir pada membrana timpani. Kulit dalam kanal mengandung kelenjar khusus,

glandula seruminosa, yang mensekresi substansi seperti lilin yang disebut serumen.

Mekanisme pembersihan diri telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke bagian luar

tetinga. Serumen nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan memberikan perlindungan

bagi kulit.

Kelompok 3 Page 12

Page 13: Persepsi Sensori

Otitis MediaFebruary 21,

2014

2. Telinga Tengah

Telinga tengah mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu malleus, inkus stapes.

Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh sendian, otot, dan ligamen, yang membantu

hantaran suara. Ada dua jendela kecil (jendela oval dan dinding medial telinga tengah, yang

memisahkan telinga tengah dengan telinga dalam. Bagian dataran kaki menjejak pada

jendela oval, di mana suara dihantar telinga tengah. Jendela bulat memberikan jalan ke

getaran suara. Jendela bulat ditutupi oleh membrana sangat tipis, dan dataran kaki stapes

ditahan oleh yang agak tipis, atau struktur berbentuk cincin. anulus jendela bulat maupun

jendela oval mudah mengalami robekan. Bila ini terjadi, cairan dari dalam dapat mengalami

kebocoran ke telinga tengah kondisi ini dinamakan fistula perilimfe.

Tuba eustachii yang lebarnya sekitar 1mm panjangnya sekitar 35 mm, menghubngkan

telingah ke nasofaring. Normalnya, tuba eustachii tertutup, namun dapat terbuka akibat

kontraksi otot palatum ketika melakukan manuver Valsalva atau menguap atau menelan.

Tuba berfungsi sebagai drainase untuk sekresi dan menyeimbangkan tekanan dalam telinga

tengah dengan tekanan atmosfer.

3. Telinga Dalam

Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ untuk

pendengaran (koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu juga kranial VII

(nervus fasialis) dan VIII (nervus koklea vestibularis) semuanya merupakan bagian dari

komplek anatomi. Koklea dan kanalis semisirkularis bersama menyusun tulang labirint.

Ketiga kanalis semisi posterior, superior dan lateral erletak membentuk sudut 90 derajat satu

sama lain dan mengandung organ yang berhubungan dengan keseimbangan. Organ ahir

reseptor ini distimulasi oleh perubahan kecepatan dan arah gerakan seseorang.

Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm dengan dua

setengah lingkaran spiral dan mengandung organ akhir untuk pendengaran, dinamakan

organ Corti. Di dalam lulang labirin, namun tidak sem-purna mengisinya,Labirin

membranosa terendam dalam cairan yang dinamakan perilimfe, yang berhubungan langsung

dengan cairan serebrospinal dalam otak melalui aquaduktus koklearis. Labirin membranosa

Kelompok 3 Page 13

Page 14: Persepsi Sensori

Otitis MediaFebruary 21,

2014

tersusun atas utrikulus, akulus, dan kanalis semisirkularis, duktus koklearis, dan organan

Corti.

(Anatomi dan Fisiologi untuk paramedic. Pearce, C Evelyn. 2002)

B. DEFINISI

Otitis media akut (OMA) adalah peradangan akut sebagian atau seluruh peroisteum

telinga tengah.

(Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I)

Otitis media akut adalah infeksi akut telinga tengah. Penyebab utamanya adalah

masuknya bakteri pathogenic ke dalam telinga tengah yang normalnya steril.

(Brunner & Suddart. Keperawatan Medikal Bedah. Vol 3)

Otitis media akut adalah peradangan pada telinga tengah yang bersifat akut atau tiba-

tiba. Telinga tengah adalah organ yang memiliki penghalang yang biasanya dalam keadaan

steril. Tetapi pada suatu keadaan jika terdapat infeksi bakteri pada nasofariong dan faring,

secara alamiah teradapat mekanisme pencegahan penjalaran bakteri memasuki telinga

tengah oleh ezim pelindung dan bulu-bulu halus yang dimiliki oleh tuba eustachii. Otitis

media akut ini terjadi akibat tidak berfungsingnya sistem pelindung tadi, sumbatan atau

peradangan pada tuba eustachii merupakan faktor utama terjadinya otitis media, pada anak-

anak semakin seringnya terserang infeksi saluran pernafasan atas, kemungkinan terjadi otitis

media akut juga semakin sering.

Pembagian stadium otitis media akut:

1. Stadium oklusi tuba eustachius

Terdapat gambaran retraksi embran timpani akibat tekanan negative di dalam telinga

tengah. Kadang berwarna normal atau keruh pucat. Efusi tidak dapat di deteksi.

2. Stadium hiperemis (presupurasi)

Tampak pembuluh darah yang melebar di membrane timpani atau seluruh membrane

timpani tampak hiperemis serta edema. Secret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat

eksudat serosa sehingga sukar terlihat.

3. Stadium supurasi

Kelompok 3 Page 14

Page 15: Persepsi Sensori

Otitis MediaFebruary 21,

2014

Membrane timpani menonjol kearah telinga luar akibat edema yang hebat pada

mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superficial, serta terbentuknya eksudat

purulen di kavum timpani.

4. Stadium perforasi

Terjadi karena pemberian antibiotic yang terlambat atau virulensi kuman yang tinggi,

dapat terjadi rupture membrane timpani dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke

telinga luar.

5. Stadium resolusi

Bila membrane timpani tetap utuh, maka perlahan-lahan akan normal kembali. Bila

terjadi perforasi, maka secret akan berkurang dan mongering. Bila daya tahan tubuh baik

dan virulensi kuman rendah, maka resolusi dapat terjadi tanpa pengobatan.

(Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I)

C. ETIOLOGI

Otitis media akut disebabkan oleh bakteri patogenik seperti streptokokus hemolitycus,

staphilokokus aureus, pneumokokus, H. influenza, E. colli, S. anhemolitycus, P. vulgaris,

dan P. aeruginosa.

Factor predisposisi:

1. ISPA

2. Sumbatan tuba eustachii akibat alergi atau pembengkakan amandel

(Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I)

D. PATOFISIOLOGI

Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang

tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius.

Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran

tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran dan

datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh

bakteri dengan mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah

dalam telinga tengah. Selain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius

Kelompok 3 Page 15

Page 16: Persepsi Sensori

Otitis MediaFebruary 21,

2014

menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang

gendang telinga.

Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena

gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ

pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang

dialami umumnya sekitar 24 desibel (bisikan halus).

Namun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran hingga

45 desibel (kisaran pembicaraan normal). Selain itu telinga juga akan terasa nyeri. Dan yang

paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek gendang telinga

karena tekanannya.

E. MANIFESTASI KLINIS

1. Nyeri telinga

2. Keluar cairan dari telinga

3. Demam

4. Kehilangan pendengaran

5. Tinitus

(Brunner & Suddart. Keperawatan Medikal Bedah. Vol 3)

6. Pada anak terjadi nyeri telinga dan demam tinggi

7. Pada orang dewasa terjadi gangguan pendengaran berupa rasa penuh atau kurang

dengar.

8. Pada baayi dan anak kecil terjadi demam (>39,5ᴼC), gelisah, sulit tidur, tiba-tiba

menjerit saat tidur, diare dan kejang.

(Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I)

F. KOMPLIKASI

1. Abses subperiosteal

2. Abses otak

3. Meningitis

4. OMSK (Otitis Media Supuratif Kronik)

Kelompok 3 Page 16

Page 17: Persepsi Sensori

Otitis MediaFebruary 21,

2014

(Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I)

G. PENCEGAHAN

Beberapa hal yang tampaknya dapat mengurangi risiko OMA adalah:

1. pencegahan ISPA pada bayi dan anak-anak.

2. pemberian ASI minimal selama 6 bulan.

3. penghindaran pemberian susu di botol saat anak berbaring.

4. dan penghindaran pajanan terhadap asap rokok.

5. Berenang kemungkinan besar tidak meningkatkan risiko OMA.

H. PENATALAKSAAN MEDIS

1. Pengobatan stadium awal di tujukan untuk mengobati infeksi saluran nafas dengan

pemberian antibiotic, dekongestan local atau sistemik dan antipireutik.

2. Pada anak di berikan ampisilin 4x50-100 mg/ kg BB, amoksisilin 4x40 mg/ kg BB/

hari, atau eritromisin 4x40 mg/ kg BB/ hari.

3. Berikan obat tetes HCL efedrin 0,5% (anak <12 tahun), HCL efedrin 1% dalam

larutan fisiologis (anak >12 tahun dan dewasa).

4. Lakukan miringotomi.

5. Berikan obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotic yang adekuat

sampai 3 minggu.

(Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I)

Kelompok 3 Page 17

Page 18: Persepsi Sensori

Otitis MediaFebruary 21,

2014

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Pendengaran sebagai salah satu indera, memegang peranan yang sangat penting karena

perkembangan bicara sebagai komponen utama komunikasi pada manusia sangat tergantung

pada fungsi pendengaran. Apabila pendengaran mengalami gangguan pada telinga seperti

otitis media yang tekait dengan kasus ini.

B.     Saran

Sebaiknya tidak mencoba pemindahan serumen telinga di rumah dengan cotton bud,

jepit rambut, pensil, atau peralatan lain apa pun. Tindakan seperti itu biasanya hanya

memasukkan lilin lebih banyak dan bisa merusakkan gendang pendengar dan akan

mengalami penyumbatan pada bagian telinga dalam.Sabun dan air di atas sehelai waslap

menyediakan higienis telinga eksternal yang memadai.

Kelompok 3 Page 18

Page 19: Persepsi Sensori

Otitis MediaFebruary 21,

2014

DAFTAR PUSTAKA

1. Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. EGC. Jakarta.

2. George L, Adams. 1997. BOEIS : Buku ajar Penyakit THT. Edisi 6. EGC. Jakarta.

3. Pedoman Diagnosis dan Terapi, Lab/UPF Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan

Tenggorokan RSUD Dr Soetomo Surabaya

4. Rukmin, Sri; Herawati, Sri. 1999. Teknik Pemeriksaan THT. EGC. Jakarta

Kelompok 3 Page 19