persepsi masyarakat terhadap politik...
TRANSCRIPT
1
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP POLITIK UANG
DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA CEMAGA SELATAN
KECAMATAN BUNGURAN SELATAN KABUPATEN NATUNA
TAHUN 2013
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Jurusan Ilmu Pemerintahan
OLEH
SISWANDI
NIM: 110565201003
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2016
2
ABSTRAK
Politik uang merupakan suatu masalah yang mempengaruhi proses
penyelenggaraan pemilu yang baik dalam pemilihan Kepala Desa Cemaga
Selatan. Masyarakat menganggap politik uang adalah hal yang umum untuk
mempengaruhi suara kandidat yang tepat kepala desa rakyat. Bagaimana suatu
masalah yang telah dilarang oleh Undang-Undang bisa dianggap suatu masalah
yang biasa oleh masyarakat setempat. Penulis meneliti dengan judul “Persepsi
Masyarakat Terhadap Politik Uang Dalam Pemilihan Kepala Desa Cemaga
Selatan Kecamatan Bunguran Selatan Kabupaten Natuna. Penelitian ini adalah
penelitian kualitatif maka segala hasil wawancara dan observasi langsung
dituangkan dalam bentuk kalimat dan paragraf yang menjelaskan persepsi
mayarakat terhadap politik uang yang di jelaskan menurut indikator persepsi.
Tujuan penelitian ini Sebagai bahan pertimbangan dan masuk kepada pihak terkait
seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU) serta Badan Pengawas Pemilu
(BAWASLU) untuk menjaga, mengawasi, serta tegas dalam mengawal jalannya
penyelenggaraan pemilihan umum, agar tidak merusak nilai-nilai Demokrasi
dengan praktik politik uang yang sering tarjadi di Desa Cemaga Selatan
Kecamatan Bunguran Selatan, Kabupaten Natuna. Persepsi menurut Robbins
terbagi dua Positif dan Negatif masyarakat cemaga selatan ini tergolong dalam
persepsi positif, karna masyarakat memiliki pemikiran positif terhadap politik
uang yang dibagikan calon jika calon tersebut ingin mendapatkan dukungan dari
masyarakat, jika calon ingin menang uang merupakan faktor pertama mendukung
kemenangan calon, masyarakat juga cendrung melakukan dukungan terhadap
calon atau tim sukses yang membagikan uang kepada masyarakat.dengan alasan
jika calon tidak menggunakan uang untuk dibagikan kepada masyarakat maka
calon tersebut tidak akan menang dalam pemilu.
Kata kunci : Persepsi dan Politik uang
3
Latar Belakang Masalah
Politik Uang bukanlah hal baru di dunia politik, bukan yang pertama kali kita
dengar. Politik uang seakan-akan menjadi hal yang tidak penting untuk
dibicarakan. Politik juga bukanlah uang hibah dan juga bukan uang zakat ataupun
hadiah. Uang tersebut hanyalah sebuah media untuk memikat atau mempengaruhi
seseorang untuk memberikan suara maupun dukungan dan ini sangat tidak di
perbolehkan dalam suatu pemilihan umum.
Dengan kondisi masyarakat Indonesia dibawah rata dengan ekonomi lemah,
tidak sedikit para calon wakil rakyat dalam kampanye pemilihan kepala daerah
memberikan sedikit uang kepada rakyat supaya mereka terpilih, sehingga
menjadikan itu senjata ampuh untuk menarik simpatisan. Memang ada beberapa
alasan hal tersebut dilakukan misalnya untuk mengganti jam kerja, ada yang
bilang itu semua untuk sedekah akan tetapi yang namanya politik uang tetap saja
ada persaingan, mirisnya semakin banyak jumlah uang yang di berikan kepada
calon pemilih maka semakin besar pula kemungkinan terpilih, karena dengan
uang yang diberikan kepada masyarakat/calon pemilih akan menentukan siapa
yang mereka akan pilih kelak dalam pemilihan umum. Dari situlah Politik Uang
mulai berjalan yang seharusnya masyarakat itu mengetahui bahwa hal tersebut
tidak di perkenankan disuatu pilkada. Yang perlu digaris bawahi adalah sudahkah
masyarakat itu mengetahui uang itu sebenarnya darimana, kenapa,dan bagaimana
nantinya setelah uang itu diberikan. Mungkin kebanyakan orang menganggap
Politik Uang suatu hal yang biasa saja yang mungkin tidak menimbulkan dampak
4
apapun, tetapi dalam kenyataannya setelah kami mengkaji bahwa Politik Uang
sangat mempengaruhi daya pilih masyarakat terhadap para calon dalam pemilu.
Politik uang seharusnya tidak di jadikan sarana dalam menyukseskan
pimilihan umum baik di tingkat desa, kabupaten, provinsi, maupun nasional.
Seharusnya para calon wakil rakyat bisa membuktikan bagaimana dedikasinya
sebagai calon wakil rakyat, tidak harus memberikan seikat uang untuk di iming-
imingkan kepada masyarakat. Seharusnya BAWASLU lebih jeli lagi dan
perspektif serta konsisten dalam mengembang tugasnya sebagai pengawas,
sehingga Politik Uang ini tidak menjadi pilihan sebagai sarana terpilihnya suatu
kandidat baik pemilihan tingkat desa, kabupaten, provinsi, maupun nasional
karena kekuasaan yang semestinya diberikan melalui suatu kebebasan telah dibeli
dengan uang. Dampaknya, pembangunan menjadi tidak lancar dan daerah yang di
pimpin tidak bisa bersaing dengan daerah lain yang proses lahirnya pemimpin
dengan baik atau tidak di pengaruhi oleh politik uang. Sehingga masyarakat
seharusnya berfikir dua kali jika menerima uang dari para kandidat yang
menginginkan dirinya agar bisa terpilih.
Selain itu di tingkat desa untuk pemilihan kepala desa di kenal dengan
Pilkades Desa dibentuk atas prakarsa masyarakat dengan memperhatikan asal usul
desa dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Sesuai dengan amanat
undang-undang terbaru mengenai pemerintahan Desa No.6 Tahun 2014 “Desa
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional
5
yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia”.
Persepsi adalah sebuah proses saat individu mengatur dan
menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti
bagi lingkungan mereka. Dalam kehidupan manusi sehari - hari pun tidak luput
dari persepsi dan Persepsi seseorang sangat mempengaruhi prilaku maupun etika
dan moral orang tersebut dalam kehidupan sehari - hari karena persepsi telah
menjadi suatu ciri bagi manusia.
Persepsi mempunyai sifat subjektif, karena bergantung pada kemampuan
dan keadaan dari masing-masing individu, sehingga akan ditafsirkan berbeda oleh
individu yang satu dengan yang lain. Dengan demikian persepsi merupakan proses
perlakuan individu yaitu pemberian tanggapan, arti, gambaran, atau
penginterprestasian terhadap apa yang dilihat, didengar, atau dirasakan oleh
indranya dalam bentuk sikap, pendapat, dan tingkah laku atau disebut sebagai
perilaku individu.dalam hal ini seorang yang ingin membuat persepsi atau yang
akan membentuk persepsi seseorang kelompok perlu mengatahui apa yang akan di
butuhkan oleh orang tersebut.
Persepsi masyarakat juga dapat di simpulkan bahwa sebuah proses dimana
sekelompok individu yang hidup dan tinggal bersama dalam wilayah tertentu,
memberikan tanggapan terhadap hal-hal yang dianggap menarik dari lingkungan
tempat tinggal mereka.
Salah satu pemilihan kepala desa di Kabupaten Natuna yang terjadi praktik
politik uang adalah di Desa Cemaga Selatan, Kecamatan Bunguran Selatan
6
Kabupaten Natuna, karna sebelum penilis menuntukan lokasi penelitian penulis sudah
melakukan pencarian informasi tentang keberadaan aktivitas politik uang tersebut
penulis sudah melakukan wawancara kepada masyarakat tentang aktivitas politik
uang ini seperti yang dikatakan bapak Sadri dan Ibnu hajar bahwa politik uang itu
benar – benar terjadi di daerah ini dapat di lihat dari hasil wawancara di bawah ini
pada taggal 06 Desember 2015 sehingga penulis tertarik untuk meneliti tentang
permasalahan ini.
Desa cemaga selatan ini merupakan salah satu Desa yang masih seumur
jagung di bandingkan dengan Desa yang lain Desa ini terbentuk pada akhir tahun
2008 yang kepemimpinan Kepala desanya baru berganti 2 kali atau dua priode
(sumber: Kantor Desa Cemaga Selatan).
Sebagaimana diketahui Desa Cemaga Selatan ini terdiri dari tiga kampung
yang di satukan dalam sebuah desa yaitu kampung Pian Padang, Setengar dan
teluk depih, dimana letak suatu kampung satu dengan kampung yang lain sangat
jauh ±10 Km dengan kondisi seperti itu maka timbulnya daya saing antar warga
kampung yang menyebabkan kurang keharmonisan antar warga dan untuk
mendapatkan dukungan suatu calon dalam proses pemilu sangat lah susah maka
timbulah politik uang itu sebagai pemersatu hak pilih masyarakat dan sebagai alat
yang menutupi ketidakharmonisan antar warga.
Dari data yang penulis peroleh mengenai profesi masyarakat Desa Cemaga
Selatan yakni Petani 45%, Nelayan 30%, Pedagang 10%, Pegawai 5 %, Penjahit
5%, Pengusaha 3%, dan 2% Honorer. (Sumber: Data Kantor Desa Cemaga
Selatan Tahun 2015). Dalam hal ini Desa yang menjadi titik fokus penelitian
Penulis adalah Desa Cemaga Selatan, mayoritas masyarakat berprofesi sebagai
7
petani dan nelayan. Dari hasil bertani dan nelayan tersebut, mereka bisa
mendapatkan Rp. ±100.000,-/hari, bahkan jika hasil berkebun atau tangkapan ikan
tidak sesuai harapan mereka bisa sama sekali tidak mendapatkan penghasilan.
Belum ditambah dengan harga bahan-bahan pokok yang kian melambung,
semakin membuat pengeluaran besar. oleh karna itu dengan kondisi ekonomi
sosial masyarakat desa cemaga selatan seperti itu dengan adanya politik uang
tersebut menjadi peluang besar yang di mamfaatkan untuk menambahkan
penghasilan masyarakat. Sehingga tidak dapat di ungkiri lagi persepsi masyarakat
terhadap politik uang beragam, ada yang menolak dan tentu ada juga yang
menerima. Maka dari itulah penulis sangat tertarik sekali untuk meneliti lebih
dalam bagaimana persepsi masyarakat terhadap politik uang ini sehingga marak
sekali terjadi dan mengapa masyarakat beranggapan politik uang sesuatu hal yang
lazim dan bukankan telah dilarang oleh undang- undang, dan bagaimana suatu hal
yang dilarang dalam undang-undang marak sekali terjadi di daerah tersebut. Maka
berdasarkan hal-hal diatas penulis tertarik untuk meneliti dengan judul “Persepsi
Masyarakat Terhadap Politik Uang Dalam Pemilihan Kepala Desa Cemaga
Selatan, Kecamatan Bunguran Selatan, Kabupaten Natuna tahun 2013”.
Landasan Teori
1. Persepsi
Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi
kedalam otak manusia, melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan
8
hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu
indera pengelihat, pendengar, peraba, perasa, dan pencium Slameto (2010:102).
Persepsi di pengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya adalah faktor
internal dan faktor ekternal. Faktor internal berkaitan dengan kebutuhan
psikologis, latar belakang, alat indra syaraf atau pusat susunan syaraf,
keperibadian dan pengalaman penerimaan diri serta keadaan pada waktu
tertentu.sedangkan faktor ekternal; bedasarkan pada, intensitas perangsangan,
lingkungan, kekuatan rangsangan yang turut menentukan di dasari dan tidaknya
rangsangan tersebut (Walgito, 2007: 22). Jadi persepsi tidak terbentuk begitu saja,
melainkan di pengaruhi oleh faktor-faktor yang mendasarinya.. seperti
pengalaman yang di alami oleh individu, dari pengalaman tersebut, seorang
individu mampu mempersepsi suatu objek. Menurut Robbins (2002:14), bentuk
persepsi terbagi menjadi dua, yaitu persepsi positif, dan persepsi negatif. Persepsi
positif merupakan penilaian individu terhadap suatu objek atau informasi dengan
pandangan yang positif atau sesuai dengan yang diharapkan dari objek yang
dipersepsikan atau dari aturan yang ada. Sedangkan persepsi negatif merupakan
perserpsi individu terhadap objek atau informasi tertentu dengan pandangan yang
negatif, berlawanan dengan yang diharapkan dari objek yang dipersepsikan atau
dari suatu aturan yang ada.
2. Politik Uang
Salah satu tantangan dalam pemilu adalah maraknya praktek politik uang
(money politic) yang berlangsung hamper di seluruh tingkatan pemilihan umum.
9
“Politik uang dapat diartikan sebagai seni untuk memenangkan posisi yang
menguntungkan bersaranakan uang dalam rangka upaya merebutkan kekuasaan
dalam kehidupan bernegara”. (Sumartini, 2004: 123). Ari Dwipayana (2009:31)
menyebutkan bahwa “politik uang adalah salah satu faktor penyebab demokrasi
berbiaya tinggi”.
Sejauh mana politik uang mempengaruhi perilaku politik tidak dapat
diukur secara pasti. Perilaku politik masyarakat dapat berubah-ubah sesuai dengan
prefensi yang melatarinya. Kejadian itu sangat memungkinkan karena setiap
manusia dan masyarakat hidup dalam suatu ruang yang bergerak. Leo Agustino
(2009:45) menyebutkan berbagai perubahan perilaku politik masyarakat,
khususnya dalam konteks partisipasi politik, banyak ditunjukan oleh mereka
diantaranya disebabkan oleh perubahan system politik, tumbuhnya kesadaran
kelas, termasuk orang yang berpengaruh pada suatu partai politik, berkurangnya
tingkat ketergantungan seseorang, program yang ditawarkan pasangan calon, dan
masih banyak lagi.
Dari beberapa penjelasan diatas dapat dilihat fenomena politik uang dalam
derajat tertentu dapat dianggap suatu pilihan rasional, baik dari kalkulasi para
caleg maupun rakyat pemilih. Hanya saja, akibat bagi proses demokratisasi perlu
dicermati. Salah satu yang paling mencolok adalah politik seakan seperti sebuah
usaha. Uang dikeluarkan agar terpilih ini dapat disamakan sebagai investasi.
Kapan pengembaliannya, yakni pada saat setelah seorang politisi terpilih. Jika ini
terjadi, dipastikan upaya menciptakan pemerintahan yang bersih dari korupsi,
kolusi dan nepotisme akan mengalami kesulitan besar dan ekonomi biaya tinggi
10
akan terus berlangsung di negeri ini. Fenomena politik uang mungkin dapat
diminimalkan jika tidak terjadi ketimpangan sosial - ekonomi dalam masyarakat
sehingga suara pemilih tidak dapat dibeli.
3. Pemilihan Kepala Desa
Desa merupakan satuan pemerintahan terkecil yang melaksanakan fungsi-
fungsi pelayanan kepada masyarakat, desa juga merupakan wadah partisipasi
rakyat dalam aktivitas politik dan pemerintahan. Menurut Haris (2004:1) “Desa
sebagai unit pemerintahan terendah yang berhadapan langsung dengan rakyat dan
diharapkan dibagun diatas format demokrasi”.
Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini Penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Metode ini
menggambarkan atau menjelaskan sesuatu hal kemudian diklasifikasikan
sehingga dapat diambil suatu kesimpulan. Adapun pengertian lain dari
metode penelitian deskriptif menurut Soehartono bahwa ”Penelitian ini
bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu
kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan
antara dua gejala atau lebih” (Soehartono, 2002:35).
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Cemaga Selatan, Kecamatan Bunguran
Selatan, Kabupaten Natuna.
11
3. Jenis Data
a. Data primer yaitu data yang didasarkan pada peninjauan secara
langsung pada objek serta lokasi penelitian untuk mendapatkan data
yang dibutuhkan.
b. Data sekunder yaitu dengan mencari sumber informasi dan data
melalui buku-buku, jurnal, internet dan lain-lain yang berkaitan dengan
kebutuhan penelitian penulis.
4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
a. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah dengan teknik
observasi tidak berperan serta, artinya peneliti hanya mengamati
subjek dan mencatat secara sistemik fenomena-fenomena yang
diselidiki, tanpa mengikuti aktifitas subjek penelitian. Dan dengan
menggunakan teknik wawancara (terstruktur maupun non-terstruktur)
yaitu dengan mekanisme pertanyaan yang sudah disusun dan bisa
keluar dari konsep jika berkaitan dengan yang diteliti terhadap
beberapa keterwakilan berdasarkan kategori penelitian namun
wawancara mendalam kepada key informant.
b. Alat Pengumpul Data
Alat yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah alat tulis
kantor (ATK), pedoman wawancara, telepon genggam dan alat
perekam suara.
5. Informan
12
Orang yang dimintai informasi dan keterangan untuk penelitian ini dipilih
berdasarkan kategori perwakilan sebagai orang yang mengetahui lebih dalam
mengenai kondisi masyarakat setempat.
Tabel 1.3
Daftar Informan
No. Informan jumlah keterangan
1. Masyarakat cemaga
selatan yang
mempunyai hak pilih
25 orang -
2. Timses calon kades 10 orang Satu calon diwakili 2
orang timses
3 RT/RW 6/3 orang berasal dari masing
masing kampung
4 Kepala dusun 4 orang -
5 Calon kades 5 orang -
6 Tokoh masyarakat 6 orang Dari 3 kampung
(Sumber Data Oleh Penulis, 2015)
Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini data yang diperoleh baik berupa dokumen tertulis
maupun hasil wawancara dianalisis dengan menggunakan model analisis
kualitatif. Analisis data dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data, kemudian mencatat data lapangan
2. Melakukan pemiliahan dan penyusunan klasifikasi data
3. Melakukan penyuntingan data dan pemberian kode data untyuk
membangun kinerja analisis data
4. Melakukan analisis data sesuai dengan pembahasan hasil penelitian
5. Mengidentifikasi tema secara umum dan membuat temuan-temuan
umum dari data yang terkumpul.
13
6. Membuat kesimpulan.
ANALISA DATA
A. Persepsi positif
a. Memiliki padangan baik
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup, Pandangan hidup itu bersifat
kodrati Karena itu menentukan masa depan seseorang, Untuk itu perlu dijelaskan
apa arti pandangan hidup Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan
yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat
atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasaRkan
pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. Seseorang atau
kelompok yang memiliki pandangan yang baik terhadap sesuatu tentu setuju
terhadap apa yang di pandang baik tersebut. Dari hasil wawancara penulis terlihat
bahwa masyarakat setuju terhadap terjadinya politik uang itu sendiri, karna
dirinya menganggap mereka jika tidak menerima maka mereka akan rugi karna
setelah para calon itu jadi maka mereka akan lupa dengan orang yang pernah
memilihnya, lebih baik ambil uangnya untuk menambah pendapatan mereka.
Memiliki respon yang baik
Persepsi masyarakat dalam memilih calon pada saat pemilihan tentu ada
pertimbangan tertentu untuk proses memilih dan memilah untuk mencari sosok
pemimpin yang mana lebih baik dan buruk untuk memimpin daerahnya, namun
jika pertimbangan pertimbangan tersebut telah di pengaruhi oleh uang atau
kepentingan maka pertimbangan tersebut tidak akan melahirkan pertimbangan
yang mutlak lahir dari hasil pemikiran sipemilih.oleh karna itu penulis mencari
14
tahu bagai mana respon masyarakat Dese cemaga selatan terhadap politik uang
yang terjadi pada saat kampanye pemilihan Kades Desa Cemaga Selatan tahun
2013 lalu.
Dengan jawaban hasil wawancara di atas jelas sekali masyarakat
menganggap politik uang merupakan hal yang biasa di daerah tersebut miskipun
di dalam undang-undang telah melarang aktivitas tersebut terjadi, masyarakat juga
menjaga hal demikian agar tetap ada dengan tidak di laporkan ke pihak yang
berwenang dengan alasan mereka tidak mau dianggap pengkhianat di
lingkungannya dan tidak mendapatkan atau tidak di berikan uang lagi pada saat
pemilihan.
b. Sesuai dengan yang diharapkan pelaku persepsi
Untuk menyesuaikan harapan dan kenyataan memang memerlukan kinerja
dan usaha yang ektra lebih namun tidak pada politik uang yang terjadi di desa
Cemaga Selatan ini.
Dari hasil wawancara peneliti, masyarakat Desa Cemaga Selatan memang
berharap agar tidak banyak uang yang terbuang pada saat kampanye akan tetapi
jika harapan itu hanya timbul dari segelintir orang hasilnya akan sia – sia di
bandingkan kekuatan uang pada saat kampanye. karna uang merupakan kebutuhan
pertama dalam kehidupan sehari – hari. Oleh karna itu masyarakat tetap
mengambil uang yang di berikan para calon atau timses calon pada saat
kampanye. Masalah seperti ini merupakan masalah yang besar bagi masyarakat
15
setempat untuk melahirkan pemimpin yang benar – benar berkemampuan dan
berkeinginan untuk memajukan daerah setempat karna persepsi masarakat begitu
mengharapkan politik uang ini terjadi pada saat kampanye
Hasil wawancara tersebut nampak sekali betapa dominannya uang
menentukan kemenangan calon pada saat pemilihan didesa Cemaga Selatan ini.
Hal ini jelas sekali akan berpengaruh kepada sistem pemerintah dengan dilahirkan
pemimpin dengan proses politik uang yang marak terjadi di daerah ini karna
pemimpin yang di lahirkan belum tentu orang yang berkemampuan untuk
memajukan daerah yang di pimpinnya. Dan berdampak buruk bagi daerah dan
masyarakat setmpat dengan sistem pemerintah yang demikian rupa.
c. Cenderung melakukan dukungan
Seseorang yang setuju dengan sesuatu cendrung melakukan dukungan
terhadap apa yang di setujuinya namun bagaimana dengan politik uang yang
terjadi di Dese Cemaga Selatan ini, jika dilihat dari hasil wawancara sebelumnya
masyarat menganggap politik uang merupakan hal yang biasa terjadi dan
mendukung para calon melakukan aktivitas tersebut dikarnakan jika tidak
melakukan bagi- bagi uang atau barang tersebut maka masyarakat tidak akan
memilih calon tersebut. Dari jawaban hasil wawancara di atas terlihat jelas
bagaimana persepsi masyarakat terhadap politik uang yang melanda di daerah ini
sehingga masyarakat mempersepsikan politik uang merupukan hal yang biasa hal
yang lumrah di daerah ini, masyarakat menyetujui adanya politik uang yang
terjadi karna jika tidak melakukan hal demikian maka masyarakat tidak akan
memilih calon yang di dukung dan calon yang di dukung tidak akan menang pada
16
saat pemilihan sedangkan untuk melaporkan kepada pihak yang terkait begitu jauh
dari daerah seetempat masyarakat juga tukud di anggap penghianat dan tidak akan
mendapatkan uang lagi pada kampanye pemilihan berikutnya.
B. Persepsi negatif
a. Memiliki pemikiran buruk terhadap sebuah objek
Seseorang menganggap suatu hal yang buruk untuk di lakukan tentu
memiliki sudut pandang dan penolakan untuk melakukan hal tersebut, namun hal
itu apakan bisa terjadi dalam proses politik uang yang terjadi di Desa Cemaga
Selatan ini pada saat pemilihan Kepala Desa tahun 2013 lalu karna politik uang
telah di larang oleh Undang –Undang jelas merupakan perbuatan buruk untuk di
lakukan, karna bisa berdampak pada hasil pemilihan dan pada pemimpin yang
akan memimpin.
Dari hasil wawancara terhadap beberapa informan jelas bahwa masyarakat
itu tau bahwa politik uang itu di larang oleh undang – undang, akan tetapi
masyarakat tidak mengganggap bahwa politik uang itu suatu hal yang buruk
mereka mengganggap hal itu melupakan hal yang biasa yang di lakukan bagi para
calon jika ingin menang, jika persepsi masyarakat seperti ini maka akan susah
untuk mengubahnya karna masyarakat berharap dan menunggu aktivitas politik
uang ini terjadi visi misi pendidikan, kemampuan merupakan hal yang kedua di
bandingkan dengan politik uang yang di lakukan para calon atau timses calon.
Jika hal seperti ini terus menurus terjadi maka akan lamban daerah ini untuk maju,
karna semakin besar uang yang di keluarkan para calon dalam proses
memenangkan pemilihan maka semakin besar pula peluang atau keinginan para
17
calon tersebut untuk melakukan korupsi sebagai cara cepat untuk balek modal
setelah terpilih nanti
b. Memiliki respon yang sentimen
Jika melihat masalah politik uang yang terjadi di desa cemaga selatan ini,
untuk melihat apakah masyarakat camaga selatan ini sentimen dengan aktivitas
dan isu – isu tentang politik uang dari wawancara di atas sudah jelas sekali bahwa
masyarakat menganggap hal yang lumrah terjadi di daerah ini dan pada saat
melakukan wawan cara masyarakat juga terlihat tidak terbebani dengan dampak
yang akan timbul akibatkan oleh politik uang itu sendiri masyarakat takut hal ini
di ketahui pihak yang terkait untuk mengatasi hal ini mereka bukan takut dengan
hukuman dari pelanggaran undang – undang yang melarangnya karna menurut
mereka menurut mereka semua masyarakat melakukannya semua pemilih para
calon melakukan nya karna perbuatan ini merupakan aktivitas masal bagi daerah
setemat miskipin mereka membagikannya tidak dalam keadaan orang yang ramai,
namun yang mereka takuti mereka dianggap penghianat oleh masyarakat
setempak dan mereka tidak akan mendapatkan uang yang di bagikan lagi pada
saat pemilihan yang akan datang.
Jawaban dan keterangan dari hasil wawacara menunjukan betapa besarnya
pengaruh uang dan betapa antusiasnya masyarakat menyambut hari – hari
menjelang pemilihan di karnakan politik uang, dari jawaban diatas dan wawancara
sebelumnya tidak nampak respon yang sentimen yang timbul dari ucapan maupun
raut muka masyarakat untuk mendapatkan wawancara secara terbuka kepada
informan di daerah ini dengan mencari tau masalah seperti ini sangat susah karna
18
perlu penjelasan yang lebih. Karna masyarakat menganggap bahwa kita akan
melaporkan mereka dan orang yang memberikan informasi akan dia anggap
seorang penghianat di lingkungan setempat.
c. Tidak sesuai dengan yang diharapkan pelaku persepsi
Dengan aktivitas politik uang yang terjadi di daerah Cemaga Selatan ini dan
bagai mana harapan masyarakat terhadap peristiwa seperti ini utuk mencari tahu
bagai mana harapan masyarakat, Dari jawaban di atas masyarakat setempat tidak
ada yang melarang hal demikian terjadi di daerah tersebut mereka terus menerus
mengambil uang yang di berikan oleh para calon maupun TIMSES calon selama
penulis melakukan wawancara penelitian penulis tidak menemukan perkataan atau
perbuatan masyarakat yang menolak aktivitas politik uang yang terjadi di daerah
Desa Cemaga Selatan ini.
d. Cenderung melakukan penolakan
Dari hasil wawancara penulis tidak menemukan penolakan dari masyarakat
tentang aktivitas politik uang yang terjadi di daerah tersebut bahkan masyarakat
di daerah ini mengharapkan mendapatkan uang pada saat kampanye berlangsung
karna politik uang di daerah ini merupakan suaru hal yang lumrah bagi para calon
jika ingin memengangkan suatu pemilihan. masyarakat akan terus menerima uang
yang di berikan para calon tampa ada penolakan dari masyarakat itu sendiri
bahkan banyak masyarakat menawarkan diri untuk menjadi tim sukses para calon
agar mendapatkan uang yang lebih banyak.
Dari hasil penelitian penulis selama ini melakukan wawancara kepada
masyarakat di Desa Camaga Selatan untuk melihat bagaimana persepsi
19
masyarakat terhadap politik uang pada saat pemilihan kepala desa cemaga selatan
tahun 2016. Masyarakat Cemaga Selatan menganggap politik uang merupakan hal
yang biasa terjadi di daerah tersebut setiap pemilihan Kepala Desa, masyarakat
juga mengharapkan mendapatkan uang yang dibagikan para calon atau timses saat
menjelang pemilihan,masyarakat cemaga selatan tidak memandang politik uang
merupakan hal yang buruk untuk di lakukan, karna jika tidak melakukan hal
demikian maka para calon akan susah untuk memenangkan pemilihan tersebut.
Masyarakat cemaga selatan juga terus menerima uang yang diberikan oleh
para calon atau timses tampa ada penolakan atau respon yang kurang baik
terhadap politik uang maupun orang yang melakukan politik uang itu sendiri
karna masyarakat mengganggap jika tidak di ambil uangnya masyarakat merasa
rugi karna uang yang di berikan secara gratis.masyarakat mempersepsikan bahwa
memilih sesuai dengan hati nurani pun percuma karna pemilih – pemilih yang lain
memilih calon karna adanya proses politik uang yang menpengaruhi hak pilihnya.
Miskipun politik uang begitu dominan menentukan kemenangan para
calon Kepala Desa de Desa Cemaga Selatan ini keluarga dan teman dekat juga
berperan penting dalam menentuka kemenangan calon Kepala Desa. Masyarakat
di daerah Cemaga Selatan, miskipun ada sebagian masyarakat yang tidak
mengharapkan politik uang ini terjadi pada saat kampanye seperti yang dikatakan
bapak amirudin akan tetapi harapan itu akan sia- sia di bandingkan masyarakat
yang mengharapkan politik uang itu agar tetap ada karna masyarakat menganggap
jika tidak mengambil uang para calon maka mereka akan rugi karna setelah calon
itu menang maka calon Kepala Desa akan lupa pada pemilihnya dan hasil
20
kepemimpinan merekapun akan tetap sama tidak ada perubahan yang siknifikan
dalam memimpin. Hal demikin sangat berdampak buruk bagi sistem pemerintahan
karna proses melahirkan pemimpin di pengruhi oleh politik uang sehingga tidak
mempertimbangkan kemempuan dan pendidikan calon Kepala Desa untuk
memimpin dearah tersebut kedepannya. Dari penelitian penulis selama ini
terhadap masyrakat Desa Cemaga Selatan, tentang persepsi masyarakat terhadap
politik uang dari hasil tersebut penulis membahas dan menganalisa dengan teori
persepsi menurut Robbins dapat penulis simpulkan dengan jelas, bahwa persepsi
masyarakat Cemaga Selatan ini terhadap politik uang pada saat pemilihan kepala
desa tahun 2013 tergolong dalam Persepsi Positif.
A. Kesimpulan
Pada bagian ini akan di uraikan kesimpulan dari persepsi masyarakat Cemaga
Selatan terhadap politik uang pada saat pemilihan kepala Desa tahun 2013
kesimpulan di uraikan mengikuti bentuk persepsi menurut Robbins. Persepsi
masyarakat terhadap politik uang sangat mempengaruhi berjalannya proses
pemilu yang baik, persepsi positif maupun persepsi negatif masyarakat terhadap
politik uang juga sangat mempengaruhi lahirnya sosok pemimpin yang baik dari
sebuah pemilihan tersebut.
Dari wawancara penulis selama ini masyarakat Desa Cemaga Selatan ini
tergolong didalam persepsi positif terhadap politik uang pada saat pemilihan
Kepala Desa tahun 2013 dikarnakan mereka menganggap bahwa jika calon
maupun TIMSES calon tidak member uang kepada pemilih sangat kecil
kemungkinan calon tersebut untuk menang mereka mengangap bahwa semua
21
calon itu sama sispa yang menangpun hasilnya akan juga sama terhadap
kepemimpinan mereka. Penulis menyimpulkan masyarakat Desa Cemaga Selatan
ini kedalam persepsi posotif terhadap politik uang dikarnakan mereka memiliki
ciri – ciri :
a. Memiliki pemikiran positif terhadap politik uang
b. Memiliki respon yang baik
c. Sesuai dengan yang di harapkan pelaku persepsi
d. Cendrung melakukan dukungan
B. Saran
Setelah melakukan penelitian selama ini dengan berbagai temuan di
lapangan,maka penulis memberikan beberapa saran terkait dengan persepsi
masyarakat terhadap politik uang yakni :
1. Sebagai pemerintah daerah setempat harus memahami betul terhadap
bahayanya politik uang pada saat kampanye, adakan sosialisasi ke daerah –
daerah dan masyarakat yang rentan menjadi korban politik uang, karna
politik uang merupakan ancaman untuk kemajuan daerah yang dipimpin oleh
pemimpin yang proses lahirnya dipengaruhi oleh politik uang. Karna semakin
besar uang yang dikeluarkan oleh pelaku politik uang mak semakin besar
pula peluang untuk melakukan tindakan korupsi sebagai tindakan untuk balek
modal.
2. Sebagai BAWASLU harus mencari,menggali dan harus jeli terhadap daerah
– daerah yang di landa politik uang, karna sebagai lembaga pengawasan
22
pemilu harus menjaga dan mengwasi kegiatan – kegiatan yang merusak nilai
– nilai dalam proses berjalannya pemilu.
3. Pemerintah daerah perlu membuat sanksi yang tegas dan berat terhadap
pelaku politik uang pemberi maupun penerima, agar timbul efek jera untuk
melakukan aktifitas politik uang tersebut dalam pemilu berikutnya.
Mengingat dampak yang timbul sangat besar untuk kemajuan daerah yang
dipimpin oleh pemimpin yang terpilih.
23
DAFTAR PUSTAKA
Agustino, Leo. Pilkada dan Dinamika Politik Lokal, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2009
Budiardjo, Miriam. Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT.Gramedia Pustaka
Utama, 2009
Diamond, Larry. 2003. Developing Democracy Toward Consolidation.
Yogyakarta: IRE Pres
Haryatmoko. Demokrasi Penuh Muslihat. Grahamedia, Jakarta. 2010
Hidayat, Komaruddin dan Ignas Kleden. Pergulatan Partai Politik di Indonesia.
Jakarta: PT. Rajawali Perss, 2004.
John Markoff. 2002. Gelombang Demokrasi Dunia, Gerakan Sosial dan
Perubahan Politik. Yogyakarta: CCSS dan Pustaka Pelajar
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta
Waidi. 2006. Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek, Prestasi.
Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
Walgito, Bimo. 2007. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset
Sugiharto, Sri Tjahjorini. 2001. Persepsi Masyarakat Tentang Kebudayaan.
Jakarta: Bumi Aksara
Mulyana, Dedi. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bndung: Remaja
Rosdakarya
Nugroho, Heru. Uang, Retenir dan Hutang Piutang Di Jawa, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2001
24
Raga maran, Rafael. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Rineka Cipta. 2007
Rakhmat, Jalaludin. 2011. Psikologi Komunikasi. Bandung: Rosdakarya
Robbins, S.P. 2003. Perilaku Organisasi. Jilid I. Jakarta: PT INDEKS Kelompok
Garmedia.
Soehartono, Irawan. 2002. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Soemarsono. Komunikasi Politik. Jakarta: Rineka Cipta, 2002
Sorensen, Georg. 2003. Demokrasi dan demokratisasi.Yogyakarta: Pustaka
Pelajar bekerja sama dengan CCSS
Sumartini. Money Politik Dalam Pemilu. Jakarta: Badan Pembinaan Hukum
Nasional Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI 2004
Syamsudin, Haris. 2004. Demokrasi Desa, Perlukah Diatur?. Kertas Kerja LIPI
Walgito, Bimo. 2003. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset
Winardi. 2009. Politik Uang dalam Pemilihan Umum. Jurnal Konstitusi, Vol. II,
No. 1 Juni 2009
Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
25
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
Jurnal
Amanu, Mohamad. 2013. Politik Uang dalam Pemilihan Kepala Desa (Studi Kasus
di Desa Jatirejo Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri)
Dwipayana, Ari. Demokrasi Biaya Tinggi. Yogyakarta: Jurnal FISIPOL, UGM,
2009
Hamka, Muhammad. 2002. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan
Kerja dengan Motivasi Berprestasi. Skripsi. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Fakultas Psikologi. Tidak diterbitkan.
Kana, Nico L., “Strategi Pengelolaan Persaingan Politik Elit Desa di Wilayah
Kecamatan Suruh: Kasus Pemilihan Kepala Desa”, Jurnal Renai Tahun 1,
No.2, April-Mei 2001
Transkrip Diskusi Publik Terbatas “Politik Uang Dalam Pilkada”, Hotel Acacia -
Jakarta, 30 Juni 2005(diunduh dari ijrsh.files.wordpress.com/2008/06/politik
-uang-dalam-pilkada.pdf, 13 April 2016)