persepsi karyawan terhadap penggunaan pegadaian application system integrated online.docx

29
PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PENGGUNAAN PEGADAIAN APPLICATION SYSTEM INTEGRATED AND ONLINE (PASSION) DI PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG PANGLEGUR SUMENEP Oleh: REZA BASOFI 711.1.1.1653 UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Upload: rajagombal-tanpa-ekspresi

Post on 23-Jan-2016

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PENGGUNAAN PEGADAIAN APPLICATION SYSTEM INTEGRATED ONLINE.docx

PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PENGGUNAAN

PEGADAIAN APPLICATION SYSTEM INTEGRATED AND

ONLINE (PASSION)

DI PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG PANGLEGUR

SUMENEP

Oleh:

REZA BASOFI

711.1.1.1653

UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

TAHUN AKADEMIK 2014-2015

Page 2: PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PENGGUNAAN PEGADAIAN APPLICATION SYSTEM INTEGRATED ONLINE.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah berdirinya Pegadaian begitu panjang, bahkan sebelum Negara

ini lahir, pegadaian telah ada hingga kini tetap setia dalam memberikan layanan

gadai kepada masyarakat.Pegadaian merupakan sebuah lembaga BUMN yang

bergerak dibidang jasa perkreditan atas dasar hukum gadai. Menurut sejarah

berdirinya, Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda

(VOC) mendirikan Bank Van Leening, yaitu lembaga keuangan yang memberikan

kredit dengan sistem gadai. Lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia pada

tanggal 20 Agustus 1746.

Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda

(1811), Bank Van Leening dibubarkan, dan kepada masyarakat diberi keleluasaan

untuk mendirikan usaha Pegadaian dengan mendapat lisensi dari pemerintah di

daerah setempat. Metode ini dikenal dengan liecentie stelsel. Dalam perjalanannya,

metode tersebut banyak menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan masyarakat.

Banyak pemegang lisensi menjalankan praktek rentenir atau lintah darat yang tidak

saja membebani masyarakat, tapi juga dipandang kurang menguntungkan bagi

pemerintah berkuasa. Sehingga akhirnya metode liecentie stelsel diubah menjadi

metode pacth stelsel, yaitu pendirian Pegadaian diberikan kepada umum yang

mampu membayarkan pajak yang tinggi kepada pemerintah.

Pada saat Belanda berkuasa kembali, metode pacth stelsel tetap

dipertahankan. Namun menimbulkan dampak yang sama, di mana pemegang hak

ternyata banyak melakukan penyelewengan dalam menjalankan bisnisnya.

Selanjutnya pemerintah Hindia Belanda menerapkan metode baru yang disebut

dengan cultuur stelsel, di mana kegiatan Pegadaian ditangani sendiri oleh

pemerintah agar dapat memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih besar

bagi masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah Hindia Belanda

mengeluarkan Staatsblad (Stbl) No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur

bahwa usaha Pegadaian merupakan monopoli Pemerintah dan tanggal 1 April 1901

didirikan Pegadaian Negara pertama di Sukabumi (Jawa Barat). Selanjutnya setiap

tanggal 1 April diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Pegadaian.

Pada periode 1945-1949 Diwarnai ketidak stabilan negara karena

Republik Indonesia yang masih bayi masih harus mempertahankan kemerdekaan,

maka Pegadaian terpaksa harus mengungsi dan meninggalkan kantornya yang

tinggal puing-puing. Pengungsian dilakukan dengan memindahkan kantornya di

Kebumen, Magelang dan Yogyakarta. Akibatnya, pengaruh budaya Jawa sangat

Page 3: PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PENGGUNAAN PEGADAIAN APPLICATION SYSTEM INTEGRATED ONLINE.docx

kental sekali, pakaian kerja pegawai saat itu berupa kain jarik, beskap dan

blangkon. Struktur organisasi pasca perang tidak ada perubahan.

Periode 1960-an Jawatan Pegadaian berubah statusnya menjadi

Perusahaan Negara (PN) Pegadaian, tepatnya pada tahun 1961. BUMN pada waktu

itu tidak ada yang berjalan baik, termasuk Pegadaian. Manajemen sangat Birokratis,

berbau Feodal dan kurang Modal kerja. Pemasukan minimum, modal menipis, Gaji

diangsur, budaya Jawa kuat terpelihara dan hubungan atasan dengan bawahan

sengaja dibatasi karena atasan hendak menanamkam wibawa dengan menjaga

jarak, kalau ada kesalahan bisa-bisa dimutasi ke cabang pembuangan, dan terjadi

penekanan untuk patuh pada atasan, karena itu mereka tidak perlu pintar, kalau

pintar nanti bisa menentang.

Pada awal pembangunan orde baru, Pegadaian berubah menjadi

Perusahaan Jawatan (Perjan) pada tahun 1969 hal ini berdasarkan PP No 7/1969

yang ditandai dengan suntikan modal baru oleh pemerintah dan pergantian

beberapa pejabat. Data nasabah masih sulit teridentifikasi, maka pada

kepemimpinan Sidi Pramono (1968-1974) sebagai kepala Perjan menerbitkan buku

nasabah agar memudahkan administrasi data nasabah. Pada masa Drs. Hardjojo

(1974-1980), Jawatan mulai merekrut 13 Sarjana Ekonomi dan Hukum atau

setingkat sarjana muda, yang selama ini belum pernah dimiliki Pegadaian, untuk

dididik menjadi Kepala Kantor Daerah Pemeriksaan (KDP). Mulai terjadi kemajuan,

seperti mendapat gaji yang semestinya. Pada masa J. Muljosedono (1982-1989)

sempat memodernisasi gedung dan terjadi pemekaran KDP, KDP merupakan

kelanjutan dari jabatan Kontrolir pada jaman Belanda yang sangat ditakuti dan

disegani.

Hingga berdasarkan PP No 10/1990 (yang diperbaharui dengan PP No

103/2000) berubah lagi menjadi Perusahaan Umum (PERUM). Perubahan status

Perjan menjadi Perum, karena dengan status lama tidak leluasa mengambil

kebijakan kredit, kepegawaian, gaji, investasi, dan lain-lain. Sebagai Perjan status

karyawan adalah PNS, meskipun gaji dan kesejahteraan tidak dibayar dari APBN.

Rekruitmen, jabatan, karir dan pensiun masih sangat kaku di undang-undang

Kepegawaian.

Sehingga pada tahun 2011, berdasarkan Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 51 tahun 2011 Tanggal 13 Desember 2011, bentuk

badan hukum Pegadaian berubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) hingga

sekarang. Transformasi ini, dari yang semula berbentu Perusahaan Negara

menjadi jawatan menjadi perum hingga sekarang telah menjadi Persero, semua ini

dilakukan hanya untuk kepentingan masyarakat yang membutuhkan jasa keuangan.

Perubahan status ini juga sejalan dengan perluasan kantor-kator cabang

dan UPC hampir ke semua pelosok nusantara. Keberadaan PT Pegadaian sangat

dibutuhkan oleh masyarakat untuk membantu kesejahteraan mereka serta untuk

Page 4: PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PENGGUNAAN PEGADAIAN APPLICATION SYSTEM INTEGRATED ONLINE.docx

menghindari adanya praktek rentenir yang memanfaatkan kondisi mendesak

terhadap kebutuhan akan dana cepat. Sehingga PT Pegadaian (Persero) yang

merupakan BUMN yang bersinggungan langsung dengan masyarakat memiliki

tanggung jawab untuk mengatasi masalah tersebut. Tanggung jawab tersebut dapat

berupa pemberian pelayanan, yang optimal, cepat dan aman sehingga diharapkan

perekonomian akan tumbuh di masyarakat. Oleh sebab itu maka PT Pegadaian

(Persero) semakin memperbanyak cabang dan UPC yang ada di seluruh Nusantara.

Tidak hanya itu Pesatnya perkembangan teknologi informasi juga

dimanfaatkan oleh PT Pegadaian (Persero) guna meningkatkan pelayanan yang

ada. Dimana sebelumnya beberapa hal harus dilakukan secara manual dengan

pencatatan yang lebih rumit. Dengan teknologi ini menjadikan beberapa pekerjaan

tersebut menjadi jauh lebih rapi dan terpola sehingga meningkatkan efektivitas serta

efisiensi dari waktu, tenaga dan biaya. Peluang seperti ini dapat dimanfaatakan tiap

individu penggunanya baik dari skala individu hingga perusahaan sebagai peluang

untuk memperbesar usahanya dengan menerapakan teknologi sistem informasi

pada proses yang berlangsung pada perusahaannya.

Adanya perubahan maupun penambahan sistem informasi pada

pelayanan yang diberikan kepada nasabah dapat menambah nilai lebih pada

perusahaan tersebut. Semakin mudah dan prakstis pelayanan yang diberikan

kepada nasabah, semakin banyak nasabah yang tertarik untuk bekerja sama maka

semakin tinggi pendapatan yang diperoleh perusahaan. Hal ini menyebabkan

beberapa perusahaan fokus pada perkembangan sistem informasi dalam usahanya.

Kemudahan akses nasabah pada perusahaan menciptakan komunikasi

yang baik sehingga membangun kepercayaan nasabah terhadap perusahaan,

selain tentu saja mempermudah divisi marketing dalam pemasaran produknya dan

menurunkan cost pemasaran.

Peningkatan pelayanan terhadap nasabah ditingkatkan dengan

penggunaan teknologi yang terus berkembang dari tahun ke tahun hingga pada

tahun 2013 Pegadaian menggunakan teknologi informasi yang dikenal dengan

istilah Passion yang bertujuan untuk menganti sistem yang lama yaitu Siscadu.

Menurut Fahmi Ridho, General Manajer Pengembangan Teknologi Informasi selaku

pembicara dalam Seminar Bulanan PT Pegadaian (Persero) yang bertema

“Transformasi Pegadaian Demi Membangun Negeri”. Pada acara yang berlangsung

di gedung Langen Palikrama Rabu, 27 November 2013 menyatakan bahwa

Perubahan ini dilakukan karena Siscadu sudah dianggap habis masanya. Aplikasi

Siscadu yang merupakan aplikasi perangkat lunak offline dirasa belum cukup untuk

memenuhi kebutuhan dalam kegiatan pencatatan transaksi yang terjadi.

Perkembangan dan penyebaran informasi yang begitu cepat yang hampir

semuanya menggunakan jaringan online memang memungkinkan bahwa sistem

Page 5: PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PENGGUNAAN PEGADAIAN APPLICATION SYSTEM INTEGRATED ONLINE.docx

yang lama harus diganti dengan yang baru. Oleh karena itu Passion-lah yang

dianggap cocok saat ini.

Selain itu, hal ini dilakukan guna memberikan pelayanan yang sebaik

mungkin kepada para nasabah dan sentralisasi data sehingga mempermudah

manajemen dalam memonitoring dan mengevaluasi kerja yang terkait dengan

kegiatan operasional secara realtime. Pembuatan rencana kerjapun dapat dilakukan

dengan lebih tepat lantaran didukung oleh data yang akurat.

Lebih lanjut Fahmi menyatakan bahwa ada empat strategi yang

dilakukan terkait dengan peran teknologi informasi dalam menunjang proses

transformasi Pegadaian. Pertama, penguatan jaringan akses layanan yang meliputi

jaringan organik (kantor unit/cabang), unorganik (agen, mitra), dan chanel elektronik

(transaksi melalui ATM, SMS banking, EDC). Kedua, perubahan proses bisnis

sesuai dengan perkembangan teknologi informasi. Ketiga, otomatisasi kantor

dengan penggunaan dokumen elektronik (e-document), dan keempat, perubahan

pengukuran kinerja kelompok maupun individu berbasis data.

Sistem yang baik adalah sistem yang lengkap namun sederhana.

Dengan perubahan tersebut tentu akan semakin banyak fitur pelayanan yang

diberikan oleh PT Pegadaian (Persero) kepada pelanggannya. akan tetapi dengan

adanya perubahan sistem informasi yang digunakan oleh PT Pegadaian (Persero)

selain menimbulkan dampak posistif seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,

perubahan ini juga menimbulkan dampak lain yaitu bagi penggunanya dalam hal ini

adalah karyawan yang ada di dalamnya khususnya dalam masalah keperilakuan

terhadap penggunaan sistem tersebut. Sebaik apapapun sebuah sistem akan tetapi

jika penggunanya merasa bahwa sistem tersebut dirasa tidak membawa dampak

yang positif bagi dirinya maka pada akhirnya sistem tersebut akan mendapat

penolakan dari penggunanya

Menurut (Jogiyanto, 2007: 2) Sistem teknologi informasi yang dibangun

menjadi komponen dari organisasi bersama-sama dengan manusia. Manusia

berinteraksi menggunakan sistem teknologi informasi. Interaksi ini menimbulkan

masalah keperilakuan (behavioral). Sekarang masih banyak terdengar bahwa

sistem teknologi informasi gagal diterapkan karena manusianya menolak atau tidak

mau menggunakannya dengan banyak alasan.

Agar sistem teknologi informasi dapat diterima baik oleh pemakainya,

maka perilaku menolak perlu diubah atau sistem perlu dipersiapkan terlebih dahulu.

Mengubah suatu perilaku tidak dapat dilakukan secara langsung ke perilakunya,

tetapi harus dilakukan melalui penentu atau penyebab perilaku tersebut.

Pengidentifikasian faktor-faktor penentu penerimaan teknologi informasi menjadi hal

penting untuk pengembangan suatu sistem informasi sehingga investasi yang tinggi

terhadap teknologi informasi tersebut menjadi bermanfaat dan mampu menciptakan

nilai lebih bagi organisasi.

Page 6: PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PENGGUNAAN PEGADAIAN APPLICATION SYSTEM INTEGRATED ONLINE.docx

Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk memprediksi penerimaan

teknologi yaitu aplikasi Passion pada PT Pegadaian, dengan menggunakan

pendekatan Model Penerimaan Teknologi (Technology Acceptance Model atau

TAM). Judul dari penelitian ini adalah “PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP

PENGGUNAAN PEGADAIAN APPLICATION SYSTEM INTEGRATED AND

ONLINE (PASSION) DI PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG PANGLEGUR

SUMENEP”. Metode TAM ini pertama kali dikenalkan oleh davis pada tahun 1989.

TAM adalah terori sistem informasi yang membuat model tentang bagaimana

pengguna mau menerima dan menggunakan teknologi. Model ini mengusulkan

bahwa ketika pengguna ditawarkan untuk menggunakan suatu sistem yang baru,

sejumlah faktor mempengaruhi keputusan mereka tentang bagaimana dan kapan

akan menggunakan sistem tersebut, khususnya dalam hal usefulness (pengguna

yakin bahwa kinerjanya akan meningkat dengan menggunakan sistem ini), easy of

use (pengguna yakin bahwa penggunaan sistem ini akan membebaskan dari

kesulitan, dalam artian sistem ini mudah digunakan) (Eko Nugroho, 2008:188).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Apakah persepsi kegunaan (Perceived Usefulness) berpengaruh

terhadap sikap terhadap menggunakan teknologi (Attitude Towards

Using Technology) yaitu aplikasi Passion pada PT Pegadaian (Persero)

Cabang Panglegur Sumenep?

2. Apakah persepsi kegunaan (Perceived Usefulness) berpengaruh

terhadap niat perilaku menggunakan teknologi (Behavioral Intention to

Use) yaitu aplikasi Passion pada pada PT Pegadaian (Persero) Cabang

Panglegur Sumenep?

3. Apakah persepsi kegunaan (Perceived Usefulness) berpengaruh

terhadap penggunaan teknologi sesungguhnya (Actual Technology Use)

yaitu aplikasi Passion pada PT Pegadaian(Persero) Cabang Panglegur

Sumenep?

4. Apakah persepsi kemudahan penggunaan (Perceived Ease of Use)

berpengaruh terhadap persepsi kegunaan (Perceived Usefulness)

aplikasi Passion pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Panglegur

Sumenep?

5. Apakah persepsi kemudahan penggunaan (Perceived Ease of Use)

berpengaruh terhadap sikap terhadap menggunakan teknologi (Attitude

toward Using Technology) yaitu aplikasi Passion pada PT Pegadaian

(Persero) Cabang Panglegur Sumenep?

Page 7: PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PENGGUNAAN PEGADAIAN APPLICATION SYSTEM INTEGRATED ONLINE.docx

6. Apakah persepsi kemudahan penggunaan (Perceived Ease of Use)

berpengaruh terhadap niat menggunakan teknologi (Behavioral Intenton

to Use) yaitu aplikasi Passion pada PT Pegadaian(Persero) Cabang

Panglegur Sumenep?

7. Apakah persepsi kemudahan penggunaan (Perceived Ease of Use)

berpengaruh terhadap penggunaan teknologi sesungguhnya (Actual

Technology Use) yaitu aplikasi Passion pada PT Pegadaian (Persero)

Cabang Panglegur Sumenep?

8. Apakah Sikap terhadap menggunakan teknologi (Attitude toward Using

Technology) berpengaruh terhadap niat perilaku menggunakan teknologi

(Behavioral Intention to Use) yaitu aplikasi Passion pada PT Pegadaian

(Persero) Cabang Panglegur Sumenep?

9. Apakah niat menggunakan teknologi (Behavioral Intention to Use)

berpengaruh terhadap penggunaan teknologi sesungguhnya (Actual

Technology Use) aplikasi Passion pada PT Pegadaian (Persero)

Cabang Panglegur Sumenep?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui pengaruh persepsi kegunaan (Perceived Usefulness)

terhadap sikap terhadap menggunakan teknologi (Attitude Towards

Using Technology) yaitu aplikasi Passion pada PT Pegadaian (Persero)

Cabang Panglegur Sumenep.

2. Untuk mengetahuipengaruh persepsi kegunaan (Perceived Usefulness)

terhadap niat perilaku menggunakan teknologi (Behavioral Intention to

Use) yaitu aplikasi Passion pada PT Pegadaian (Persero) Cabang

Panglegur Sumenep?

3. Untuk mengetahui pengaruh persepsi kegunaan (Perceived Usefulness)

terhadap penggunaan teknologi sesungguhnya (Actual Technology Use)

yaitu aplikasi Passion pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Panglegur

Sumenep?

4. Untuk mengetahui pengaruh persepsi kemudahan penggunaan

(Perceived Ease of Use) terhadap persepsi kegunaan (Perceived

Usefulness) aplikasi Passion pada PT Pegadaian (Persero) Cabang

Panglegur Sumenep?

5. Untuk mengetahui pengaruh persepsi kemudahan penggunaan

(Perceived Ease of Use) terhadap sikap terhadap menggunakan

teknologi (Attitude toward Using Technology) yaitu aplikasi Passion pada

PT Pegadaian(Persero) Cabang Panglegur Sumenep?

Page 8: PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PENGGUNAAN PEGADAIAN APPLICATION SYSTEM INTEGRATED ONLINE.docx

6. Untuk mengetahui pengaruh persepsi kemudahan penggunaan

(Perceived Ease of Use) terhadap niat menggunakan teknologi

(Behavioral Intenton to Use) yaitu aplikasi Passion pada PT Pegadaian

(Persero) Cabang Panglegur Sumenep?

7. Untuk mengetahui pengaruh persepsi kemudahan penggunaan

(Perceived Ease of Use) terhadap penggunaan teknologi sesungguhnya

(Actual Technology Use) yaitu aplikasi Passion pada PT Pegadaian

(Persero) Cabang Panglegur Sumenep?

8. Untuk mengetahui pengaruh Sikap terhadap menggunakan teknologi

(Attitude toward Using Technology) terhadap niat perilaku menggunakan

teknologi (Behavioral Intention to Use) yaitu aplikasi Passion pada PT

Pegadaian (Persero) Cabang Panglegur Sumenep?

9. Untuk mengetahui pengaruh niat menggunakan teknologi (Behavioral

Intention to Use) terhadap penggunaan teknologi sesungguhnya (Actual

Technology Use) aplikasi Passion pada PT Pegadaian (Persero)

Cabang Panglegur Sumenep?

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu

berupa kesempatan untuk menguji teori TAM.

2. Sedangkan bagi pihak terkait yaitu PT Pegadaian (Persero) cabang

Panglegur Sumenep yaitu dapat memberikan sumbangan pemikiran

dalam pengembangan sistem informasi yang dapat berdampak positif

pada peningkatan kinerja karyawan dan pelayanan.

Page 9: PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PENGGUNAAN PEGADAIAN APPLICATION SYSTEM INTEGRATED ONLINE.docx

Kegunaan Persepsian(Perceived Usefulness)

Kemudahan penggunaan Persepsian(Perceived Easy of Use)

Sikap terhadap Menggunakan Teknologi(Attitude towards Using Technology)

Minat Perilaku Menggunakan TeknologiBehavioral Intention to Use)

Penggunaan Teknologi Sesungguhnya(Actual Technology Use)

BAB II

KERANGKA DASAR TEORI

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Technology Acceptance Model (TAM)

2.1.2 Pengertian Technology Acceptance Model (TAM)

Salah satu teori tentang penggunaan sistem teknologi informasi yang

dianggap sangat berpengaruh dan umumnya digunakan untuk menjelaskan

penerimaan individual terhadap penggunaan sistem teknologi informasi adalah

model penerimaan teknologi (Technologi Acceptance Model atau TAM).Model

penerimaan teknologi (Technologi Acceptance Model atau TAM) merupakan suatu

model penerimaan sistem teknologi informasi yang akan digunakan oleh pemakai

(Jogiyanto, 2007:111). Model penerimaan teknologi atau Technology Acceptance

Model (TAM) dikembangkan oleh Davis et al. (1989) berdasarkan model TRA.TRA

(Theory of reasoned action) dikembangkan oleh Ajzen dan Fishbein (1980).

TAM menambahkan dua konstruk utama ke dalam model TRA. Dua

konstruk utama ini adalah kegunaan persepsian (perceived usefulness) dan

kemudahan penggunaan persepsian (perceived easy of use). TAM berargumentasi

bahwa penerimaan individu terhadap sistem teknologi informasi ditentukan oleh dua

konstruk tersebut.

Di bawah ini merupakan gambar model dari TAM.

Sumber: Jogiyanto (2007: 113)

Gambar 2.1 Technology Acceptance Model (TAM)

Page 10: PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PENGGUNAAN PEGADAIAN APPLICATION SYSTEM INTEGRATED ONLINE.docx

Berikut adalah uraian definisi variabel-variabel yang ada pada model

TAM.

1. Kegunaan Persepsian

Konstruk tambahan yang pertama di TAM adalah kegunaan persepsian

(perceived usefulness). Kegunaan persepsian didefinisikan sebagai sejauh mana

seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan

kinerja pekerjaannya (“as the extent to which a person believes that using a

technology will enhance her or his performance.”)

Dari definisinya, diketahui bahwa kegunaan persepsian (perceived

usefulness) merupakan suatu kepercayaan (belief) tentang proses pengambilan

keputusan. Dengan demikian jika seseorang merasa percaya bahwa sistem

informasi berguna maka dia akan menggunakannya. Sebaliknya jika seseorang

merasa percaya bahwa sistem informasi kurang berguna maka dia tidak akan

menggunakannya.

Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa konstruk

kegunaan persepsian (perceived usefulness) mempengaruhi secara positif dan

signifikan terhadap penggunaan sistem informasi (misalnya Davis, 1989; Chau,

1996; Igbaria et al., 1997; Sun, 2003) penelitan-penelitian sebelumnya juga

menunjukkan bahwa kegunaan persepsian (perceived usefulness) merupakan

konstruk yang paling banyak signifikan dan penting yang mempengaruhi sikap

(attitude), niat (behavioral intention), dan perilaku (behavior) di dalam menggunakan

teknologi dibandingkan dengan konstruk lainnya.

2. Kemudahan Penggunaan Persepsian

Konstruk tambahan kedua di TAM adalah kemudahan penggunaan

persepsian (perceived easy of use). Kemudahan penggunaan persepsian

(perceived easy of use) didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya

bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha (“is the extent to which

a person believes thet using a technology will be free of effort.”)

Dari definisinya, diketahui bahwa konstruk kemudahan penggunaan

persepsian (perceived easy of use) ini juga merupakan suatu kepercayaan (belief)

tentang proses pengambilan keputusan. Jika seseorang merasa percaya bahwa

sistem informasi mudah digunakan maka dia akan menggunakannya. Sebaliknya

jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi tidak mudah digunakan

maka dia tidak akan menggunakannya.

Penelitian-penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa konstruk

kemudahan penggunaan persepsian (perceived easy of use) mempengaruhi

kegunaan persepsian (perceived usefulness), sikap (attitude), niat (behavioral

intention), dan penggunaan sesungguhnya (behavior).

Page 11: PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PENGGUNAAN PEGADAIAN APPLICATION SYSTEM INTEGRATED ONLINE.docx

3. Sikap Terhadap Perilaku

Sikap terhadap perilaku (attitude towards behavior) didefinisikan oleh

Davis et al. (1989) sebagai perasaan-perasaan positif atau negatif dari seseorang

jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan (“an individual’s positive or

negative feeeling about performing the target behavior.”) Sikap terhadap perilaku

(attitude toward behavior) juga didefinisikan oleh Mathieson (1991) sebagai evaluasi

pemakai tentang ketertarikannya menggunakan sistem (“the user’s evaluation of the

desirability of his or her using the system”).

Hasil penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa sikap

(attitude) ini berpengaruh secara positif ke niat perilaku (behavioral intention).Akan

tetapi beberapa penelitian juga menujkkan bahwa siakp (attitude) ini tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan ke niat perilaku (behavioral intention).Oleh

karena itu beberapa penelitian yang menggunakan TAM tidak memasukkan

konstruk sikap (attitude) di dalam modelnya.

4. Niat Perilaku

Niat perilaku (behavioral intention) adalah suatu keinginan (niat)

seseorang untuk melakukan suatu perilaku yang tertentu. Seseorang akan

melakukan suatu perilaku (behavior) jika mempunyai keinginan atau niat (behavioral

intention) untuk melakukannya.

Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa niat perilaku

(behavioral intention) merupakan prediksi yang baik dari penggunaan teknologi oleh

pemakai sistem (misalnya penelitian-penelitian yang dilakukan oleh Davis et al.,

1989; Taylor dan Todd, 1995; Venkatesh dan Davis, 2000).

5. Perilaku

Perilaku (behavior) adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang.

Dalam konteks penggunaan sistem teknologi informasi, perilaku (behavior) adalah

penggunaan sesungguhnya (actual use) dari teknologi.

Karena penggunaan sesungguhnya tidak dapat diobservasi oleh peneliti

yang menggunakan daftar pertanyaan, maka penggunaan sesungguhnya ini banyak

diganti dengan nama pemakaian persepsian (perceived usage). Davis (1989)

menggunakan pengukuran pemakaian sesungguhnya (actual usage), dan Igbaria et

al. (1995) menggunakan pengukuran pemakaian persepsian (perceived usage)

yang diukur sebagai jumlah waktu yang digunakan untuk berinteraksi dengan suatu

teknologi dan frekuensi penggunanya. Szajna (1994) menyarankan menggunakan

penggunaan dilaporkan-sendiri (self-reported usage) sebagai pengganti

penggunaan sesungguhnya (actual usage).

2.1.3 Perbandingan TAM dengan model yang lain

Menurut Lee et al. (2003), sejak TAM dikembangkan sampai tahun 2000

saja, teori ini sudah dirujuk oleh 424 penelitian lainnya dan sampai dengan tahun

Page 12: PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PENGGUNAAN PEGADAIAN APPLICATION SYSTEM INTEGRATED ONLINE.docx

2003 sudah dirujuk oleh 698 penelitian seperti yang dilaporkan oleh Social Science

Citation Index (SSCI).

Davis et al. (1989) menemukan bahwa TAM lebih baik menjelaskan

keinginan untuk menerima teknologi dibandingkan dengan TRA.

Mathieson (1991) membandingkan Technology Acceptance Model

(TAM) dan Theory of Planned Behavior (TPB) dan menyimpulkan bahwa kedua

model menjelaskan niat perilaku dengan baik, tetapi TAM menjelaskan sikap

(attitude) lebih baik dari TPB. Model TAM lebih sederhana dibandingkan dengan

TPB.

Hubona dan Cheney (1994) membandingkan TAM dengan TPB dan

menemukan bahwa TAM lebih sederhana, mudah digunakan dan lebih baik untuk

menjelaskan penerimaan teknologi oleh pemakai dibandingkan dengan TPB.

2.2 Pegadaian Application System Integrated and Online (PASSION)

Pegadaian Application System Integrated and Online

(PASSION)merupakan nama dari sebuah aplikasi yang digunakan oleh PT

Pegadaian (Persero) sebagai sarana untuk mencatat seluruh kegiatan transaksi

Aplikasi ini merupakan aplikasi inti bisnis pegadaian.

Aplikasiini dibuat sebagai bentuk jawaban permintaan nasabah

pegadaian yang menginginkan agar aplikasi yang perusahaan gunakan merupakan

aplikasi online, sehingga nasabah dapat melakukan pembayaran dan kredit di

seluruh cabang dan UPC pegadaian.Selain itu PASSION dibuat dengan tujuan

menyajikan informasi ekonomi perusahaan kepada pihak-pihak yang

berkepentingan.Informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi berguna bagi

pihak-pihak di dalam organisasi itu sendiri (internal) maupun pihak-pihak di luar

organisasi (eksternal) secara Realtime.Pihak manajemen merupakan

contohpemakai informasi dari kalangan internal.Informasi akuntansi ini oleh

manajemen dimanfaatkan untuk Pembuatan rencana kerja dengan lebih tepat

lantaran didukung oleh data yang akurat.

Manfaat aplikasi PASSION, yaitu database terpusat, keamanan data

lebih kuat karena tiap karyawan memiliki password tersendiri, meningkatkan

layanan, mempercepat proses pengiriman data, mempercepat proses pelaporan

dari unit ke cabang. Pada aplikasi ini, terdapat istilah Proses Buka/Tutup Kantor,

dilakukan oleh user Pimpinan Cabang atau Pengelola Unit. Buka kantor dilakukan

sebelum transaksi operasional. Dan tutup kantor dilakukan sesudah transaksi

operasional.

Prosedur awal dengan melakukan LOGIN, halaman login merupakan

awal yang harus dilalui untuk mengetahui peran user yang akan melakukan

transaksi. Aktifitas yang dapat dilakukan oleh user pada halaman Login. Dengan

Page 13: PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PENGGUNAAN PEGADAIAN APPLICATION SYSTEM INTEGRATED ONLINE.docx

Kegunaan Persepsian(Perceived Usefulness)

Sikap terhadap Menggunakan Teknologi(Attitude towards Using Technology)

Minat Perilaku Menggunakan Teknologi(Behavioral Intention to Use)

Penggunaan Teknologi Sesungguhnya(Actual Technology Use)

H1H2 H3

H4H8 H9

memasukan User name sebanyak 6 digit, memasukan password, dan kode sesuai

jabatan.

2.3 Penelitian Terdahulu

Suryandini (2010) melakukan penelitian mengenai penerimaan teknologi

dalam penggunaan software audit oleh auditor. Hasil penelitiannya menunjukkan

bahwa ada hubungan positif antara perceived usefulness (PU) dan attitude terhadap

penggunaan audit software (ATT), antara perceived usefulness (PU) dan actual use

(AU), experience (EXP) dan perceived usefulness (PU), dan computer-self eficiacy

(CSE) dan perceived ease of use (PEOU). Ada 2 faktor yang memiliki pengaruh

signifikan baik secara langsung dan tidak langsung pada penerimaan auditor dari

perangkat lunak audit.Perceived usefulnes mempunyai pengaruh positif secara

langsung terhadap actual use (AU).

Muhammad (2010) melakukan penelitian mengenai analisis penerimaan

komputer mikro dengan menggunakan TAM pada KAP di Jawa Tengah, hasil

penelitian yang didapat yaitu (1) persepsi pengguna terhadap kemudahan

berpengaruh signifikan terhadap persepsi pengguna terhadap kegunaan. (2)

persepsi pengguna terhadap kegunaan berpengaruh signifikan terhadap sikap

pengguna terhadap penggunaan. (3) persepsi pengguna terhadap kemudahan

berpengaruh signifikan terhadap sikap pengguna terhadap penggunaan. (4)

persepsi pengguna terhadap kemudahan berpengaruh signifikan terhadap

penerimaan pengguna. (5) sikap pengguna terhadap penggunaan tidak

berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pengguna.

Wibowo (2010) melakukan penelitian mengenai perilaku pengguna

sistem informasi dengan pendekatan TAM, Hasil penelitian menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara kegunaan persepsi terhadap niat perilaku

dalam menggunakan sistem informasi.

2.4 Kerangka Pemikiran

Penelitian ini menggunakan kerangka pemikiran yang menggambarkan

antarvariabel yang diuji. Dengan demikian, kerangka pemikiran dalam penelitian ini

dapatdigambarkan sebagai berikut:

Page 14: PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PENGGUNAAN PEGADAIAN APPLICATION SYSTEM INTEGRATED ONLINE.docx

Gambar 2. Kerangka Pemikiran

2.5 Hipotesis

Beberapa hipotesis yang akan diuji pada peneltian dengan

menggunakan model ini adalah:

Hipotesis 1

H0 : Perceived Usefulness (PU) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

Attitude Towards Using PASSION (ATT).

H1 : Perceived Usefulness (PU) berpengaruh secara signifikan terhadap

Attitude Towards Using PASSION (ATT).

Hipotesis 2

H0 : Perceived Usefulness (PU) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

Behavioral Intention to Use PASSION (BI).

H1 : Perceived Usefulness (PU) berpengaruh secara signifikan terhadap

Behavioral Intention to Use PASSION (BI).

Hipotesis 3

H0 : Perceived Usefulness (PU) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

Actual Technology UsePASSION (ATT).

H1 : Perceived Usefulness (PU) berpengaruh secara signifikan terhadap Actual

Technology UsePASSION (ATT).

Hipotesis 4

H0 : Perceived Ease of Use (PEOU) tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap Perceived Usefulness (PU).

H1 : Perceived Ease of Use (PEOU) berpengaruh secara signifikan terhadap

Perceived Usefulness (PU).

Hipotesis 5

Page 15: PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PENGGUNAAN PEGADAIAN APPLICATION SYSTEM INTEGRATED ONLINE.docx

H0 : Perceived Ease of Use (PEOU) tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap Attitude Towards Using PASSION (ATT).

H1 : Perceived Ease of Use (PEOU) berpengaruh secara signifikan terhadap

Attitude Towards Using PASSION (ATT).

Hipotesis 6

H0 : Perceived Ease of Use (PEOU) tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap Behavioral Intention to Use PASSION (BI).

H1 : Perceived Ease of Use (PEOU) berpengaruh secara signifikan terhadap

Behavioral Intention to Use PASSION (BI).

Hipotesis 7

H0 : Perceived Ease of Use (PEOU) tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap Actual Technology UsePASSION (ATT).

H1 : Perceived Ease of Use (PEOU) berpengaruh secara signifikan terhadap

Actual Technology UsePASSION (ATT).

Hipotesis 8

H0 : Attitude Towards Using PASSION (ATT) tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap Behavioral Intention to Use PASSION (BI).

H1 : Attitude Towards Using PASSION (ATT) berpengaruh secara signifikan

terhadap Behavioral Intention to Use PASSION (BI).

Hipotesis 9

H0 : Behavioral Intention to Use PASSION (BI) tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap Actual Technology UsePASSION (ATT).

H1 : Behavioral Intention to Use PASSION(BI) berpengaruh secara signifikan

terhadap Actual Technology UsePASSION (ATT).

Page 16: PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PENGGUNAAN PEGADAIAN APPLICATION SYSTEM INTEGRATED ONLINE.docx

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.1.1 Kegunaan Persepsian

Konstruk yang pertama di TAM adalah persepsi kegunaan (perceived

uselfulness). Persepsi kegunaan didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang

percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja

pekerjaannya. Variabel ini dibentuk atau diukur dengan menggunakan enam

indikator. Masing-masing indikator tersebut diukur dengan menggunakan skala likert

dengan lima pilihan jawaban. Jawaban yang disediakan mulai dari sangat tidak

setuju (diberi poin 1), Tidak setuju (diberi poin 2), Netral (diberi poin 3), Setuju

(diberi poin 4),sampai dengan sangat setuju (diberi poin 5). Semakin tinggi poin

angka tersebut menunjukkan semakin tinggi kegunaan penggunaan sistem yang

dirasakan pemakai.

3.1.2 Kemudahan penggunaan persepsian

Konstruk tambahan yang kedua di TAM adalah persepsi kemudahan

penggunaan, didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa

menggunakan suatu teknologi akan mengurangi usaha. Variabel ini dibentuk atau

diukur dengan menggunakan enam indikator. Masing-masing indikator tersebut

diukur dengan menggunakan skala likert dengan lima pilihan jawaban. Jawaban

yang disediakan mulai dari sangat tidak setuju (diberi poin 1), tidak setuju (diberi

poin 2), netral (diberi poin 3), setuju (diberi poin 4), sampai dengan sangat setuju

(diberi poin 5).Semakin tinggi poin angka tersebut menunjukkan semakin tinggi

kemudahan penggunaan sistem yang dirasakan pemakai.

3.1.3 Sikap terhadap perilaku

Sikap terhadap perilaku merupakan sebagai perasaan-perasaan positif

atau negatif dari seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan

Sikap terhadap perilaku juga didefinisikansebagai evaluasi pemakai tentang

ketertarikannya menggunakan sistem

3.1.4 Niat Perilaku

Niat perilaku menggunakan adalah suatu keinginan seseorang untuk

melakukan suatu perilaku yang tertentu. Seseorang akan melakukan suatu perilaku

(behavior) jika mempunyai keinginan atau minat untuk melakukan. Variabel ini

dibentuk atau diukur dengan menggunakan lima indikator. Masing-masing indikator

tersebut diukur dengan menggunakan skala likert dengan lima pilihan jawaban.

Jawaban yang disediakan mulai dari sangat tidak setuju (diberi poin 1), tidak setuju

(diberi poin 2), netral (diberi poin 3), setuju (diberi poin 4), sampai dengan sangat

Page 17: PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PENGGUNAAN PEGADAIAN APPLICATION SYSTEM INTEGRATED ONLINE.docx

setuju (diberi poin 5).Semakin tinggi poin angka tersebut menunjukkan semakin

tinggi niat penggunaan sistem (aplikasi intans) tersebut.

3.1.5 Penggunaan

Variabel penggunaan sesungguhnya adalah kondisi nyata penggunaan

sistem.Dikonsepkan dalam bentuk pengukuran terhadap frekuensi dan durasi waktu

penggunaan teknologi. Seseorang akan puas menggunakan sistem jika mereka

meyakini bahwa sistem tersebut mudah digunakan dan akan meningkatkan

produktifitas dalam pekerjaannya, yang tercermin dari kondisi nyata penggunaan.

Semua indikator dalam variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert 1

sampai 5, dimana 1 berarti sangat tidak setuju, 2 berarti tidak setuju, 3 berarti netral,

4 berarti setuju dan 5 sangat setuju.

Nama Variabel Laten Simbol Indikator

1. Kegunaan Persepsian (Perceived Usefulness)

PU 1 PU 2 PU 3 PU 4 PU 5 PU 6

Pekerjaan lebih cepat Peningkatan kinerja Peningkatan produktivitas Peningkatan efektivitas Mempermudah pekerjaan Bermanfaat

2. Kemudahan Penggunaan Persepsi (Perceived easy of use)

PEOU 1 PEOU 2 PEOU 3 PEOU 4 PEOU 5 PEOU 6

Mudah dipelajari Kemudahan untuk berinteraksi Jelas dan dapat dimengerti Memperlancar pekerjaan Mudah menjadi terampil Mudah digunakan

3. Sikap Terhadap Perilaku (attitude towards Using)

ATU 1ATU 2ATU 3

Rasa senang dalam menggunaanMenimbulkan antusiasmeKeinginan untuk menggunakan secara mandiri

4. Niat Perilaku (Behavioral intention)

NM 1 NM 2 NM 3

Motivasi akan menggunakan Memotivasi orang lain untuk menggunakan Niat mendapatkan informasi perusahaan

5. Penggunaan (actual usage)

AU 1 AU 2 AU 3

Lama penggunaan Frekuansi penggunaan Kepuasaan penggunaan

Tabel 3.1 Indikator Variabel Laten

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat diadakan atau dilakukan penelitian.

Penentuan lokasi merupakan hal yang penting dan perlu dipertimbangkan secara

matang dari proses awal, hal ini berhubungan dengan peneliti dalam memperoleh

informasi atau data yang diperlukan. Alasan dalam penentuan lokasi juga harus

didasarkan pada latar belakang atau alasan pemilihan atau penentuan secara

ilmiah.

Adapun yang menjadi tempat penelitian ini adalah pada PT Pegadaian

(Persero) Cabang Panglegur Sumenep yakni sebuah perusahaan yang bergerak di

bidang jasa kredit gadai, yang berlokasi di Kabupaten Sumenep. Adapun yang

menjadi dasar pertimbangan pemilihan lokasi ini, karena peneliti sendiri berada di

Page 18: PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PENGGUNAAN PEGADAIAN APPLICATION SYSTEM INTEGRATED ONLINE.docx

kabupaten Sumenep sehingga memudahkan bagi peneliti untuk berinteraksi dengan

para pegawai atau karyawan di Kantor PT Pegadaian (Persero) Cabang Panglegur

Sumenep.

3.3 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah menyangkut sumber-sumber

informasi yang dapat menambah informasi menganai hall-hal yang menjadi pusat

penelitian. Berdasarkan sumbernya dapat dibedakan yaitu:

a. Data Primer: data yang diperoleh peneliti langsung dari sumbernya

yaitu para pegawai atau karyawan yang menggunakan aplikasi

PASSION di kantor PT Pegadaia (Persero) Cabang Panglegur

Sumenep dan kantor-kantor UPC-nya.

b. Data Sekunder: data-data yang mendukung data primer yang biasanya

berupa laporan-laporan atau sumber dokumentasi serta data lain yang

berhubungan dengan penelitian.

3.4 Instrumen Penelitian

Menurut Sugiono (2014: 148) Karena pada prinsipnya meneliti adalah

melakukan pengukuran teradap fenomena sosial maupun alam, maka harus ada

alat ukur yang baik. Alat ukur yang dalam penelitian biasanya dinamakan instrument

penelitian.Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati.Secara spesifik semua fenomena ini

disebut variabel penelitian.

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2000:134), instrumen

pengumpulan data adalah alat bantu yangdipilih dan digunakan oleh peneliti dalam

kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebutmenjadi sistematis dan

dipermudah olehnya.

Dari pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian

adalah alatbantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi

kuantitatif tentang variable yang sedang diteliti.

Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan adalah angket

atau kuesioner yang disebarkan secara langsung di Kantor PT Pegadaian (Persero)

Cabang Panglegur Sumenep dan UPC-nya.

Observasi digunakan untuk mengamati keadaan responden yang tidak

secara mudah dapat ditangkap melalui metode wawancara atau angket. Instrumen

yang digunakan dalam kegiatan observasi yaitu panca indera dan video recorder

untuk mengamati keadaan responden.

Dokumentasi juga digunakan dalam penelitian ini dan instrumen yang

digunakan adalah kamera digital dan alat tulis untuk mencatat setiap bentuk

Page 19: PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PENGGUNAAN PEGADAIAN APPLICATION SYSTEM INTEGRATED ONLINE.docx

informasi yang dibuat secarar tertulis yang ada hubungannya dengan objek

penelitian.

3.5 Populasi dan Sampel

3.5.1. Populasi

Arikunto (2010: 173) berpendapat bahwa populasi adalah

keseluruhansubyek penelitian.Sedangkan menurut Sugiyono (2011: 119), populasi

dapatdidefinisikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau

subyekyang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

penelitiuntuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.Dari beberapa pendapat

di atas, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan atau pegawai

PT Pegadaian (Persero) Cabang Panglegur Sumenep yang berjumlah…….orang.

3.5.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2014: 118).Sedangkan menurut pendapat lainnya,

yang dimaksud sampel atau contoh adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Arikunto, 2010: 174).

Penentuan besarnya sampel dalam penelitian ini didasarkan pada

pendapatArikunto berikut:

“Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subyeknya kurang dari 100,lebih baik semua sehingga penelitiannya adalah penelitian populasi.Selanjutnya apabila subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.”

Berdasarkan konsep yang disebutkan di atas, karena populasi

jumlahnyakurang dari 100 maka peneliti mengambil sampel seluruhnya

sejumlah.Dengan sampel sejumlah itu diharapkan sudah memenuhi persyaratan

dalampengambilan sampel.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

a. Angket atau Kuesioner

Yaitu suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan

daftar pertanyaan kepada responden. Kuesioner diberikan secara

langsung kepada responden di Kantor PT Pegadaian (Persero)

Cabang Panglegur Sumenep dan Kantor UPC-nya.

b. Observasi

Suatu studi yang disengaja dan sitematis tentang

fenomena sosial dan gejala psikis dengan jalan pengamatan dan

pencatatan. Metode ini digunakan untuk mengamati keadaan

responden yang tidak secara mudah dapat diungkap melalui metode

Page 20: PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PENGGUNAAN PEGADAIAN APPLICATION SYSTEM INTEGRATED ONLINE.docx

wawancara dan kuesioner. Dari sini dapat diketahui keadaan

sebenarnya dari kegiatan-kegiatan sehari-hari responden.

c. Dokumentasi

Yaitu suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data

atau keterangan-keterangan yang diperlukan dengan cara mempelajari

setiap bentuk informasi yang dibuat secara tertulis yang ada

hubungannya dengan objek penelitian.

3.7 Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat analisis

kantitatif yang pengolahan datanya menggunakan statistik. Dan Teknik analisis data

penelitiannya adalah Analisis Regresi Linier Berganda, di mana pengolahan data

menggunakan bantuan program SPSS for Windows. Sebelumnya dilakukan

intervalisasi data untuk mentransformasi data ordinal (skor kuesioner) menjadi

data interval untuk dapat diolah menjadi analisis regresi. Teknik transformasinya

menggunakan method of successive interval (MSI).